Kewenangan Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung Terhadap Kenaikan Nilai Jual Objek Pajak Bumi dan Bangunan
Universitas Lampung Kewenangan Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung Terhadap Kenaikan Nilai Jual Objek Pajak Bumi dan Bangunan Olla Meria Amalia, Nurmayani , Agus Triyono , S.H., M.H. , S.H., M.H.
Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro, No. 1, Bandar Lampung, 35154 Email: ollameria@yahoo.com
ABSTRAK
Pajak dan retribusi daerah sebagai sumber penerimaan daerah telah dipungut di Indonesia sejak awal kemerdekaan Indonesia. Sumber penerimaan ini terus dipertahankan sampai dengan era otonomi daerah dewasa ini. Kewenangan Pemerintah Kota Bandar Lampung tentang
Penetapan Nilai Jual Objek Pajak secara terperinci diatur dalam Pasal 70 Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 01 Tahun 2011 tentang pajak daerah yang menerangkan bahwa, kenaikan tarif nilai objek pajak dilakukan setiap tiga bulan dan dilakukan oleh Walikota. Selain itu dalam Pasal
7 Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 120 Tahun 2011 tentang Penentuan Klasifikasi dan Besarnya Nilai Objek Pajak sebagai dasar pengenaan pajak bumi dan bangunan di kota Bandar Lampung, menjelaskan Kepala Dinas Pendapatan atas nama Walikota menyusun klasifikasi dan besarnya nilai objek pajak atas permukaan bumi dan/atau bangunan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimanakah Kewenangan Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung terhadap kenaikan NJOP PBB P2? 2) Apa saja dampak kenaikan NJOP PBB P2 di Kota Bandar Lampung?Metode penelitian yang dipergunakan adalah dengan menggunakan pendekatan masalah secara yuridis dan empiris dengan data yang bersumber dari data primer dan data skunder. Selanjutnya prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan, setelah data terkumpul dilanjutkan dengan prosedur pengolahan data yang kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif.Hasil penelitian menunjukan 1)
Bahwa Kewenangan Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung dalam menaikan NJOP PBB P2 Kota Bandar Lampung dalam hal ini kewenangannya mengacu pada Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah dan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Pasal
69 Nomor 01 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah. 2) Dampak positif dan dampak negatif kenaikan NJOP PBB P2 bagi masyarakat sebagai berikut; Bahwa pengenaan PBB mencerminkan keikut sertaan dan kegotong royongan masyarakat dibidang pembiayaan pembangunan sehingga semua obyek pajak dikenakan pajak, secara presentasi pembayaran
Universitas Lampung
setelah kenaikan mengalami penurunan dalam pembayaran dibandingkan sebelum kenaikan NJOP PBB, kesadaran masyarakat membayar pajak mengalami penurunan setelah kenaikan NJOP PBB, dan banyaknya keluhan dari masyarakat dikarenakan kurangnya sosialisasi terhadap kenaikan PBB oleh pemerintah kota Bandar Lampung. Saran yang diberikan sebagai berikut: 1) Perlu adanya koordinasi dan sosialisasi antara pemerintah kota dengan masyarakat mengenai kenaikan NJOP PBB dan perlu adanya himbauan oleh pemerintah kota Bandar Lampung kepada masyarakat mengenai NJOP PBB. 2) Perlu adanya pemberian sanksi yang tegas terhadap pihak-pihak yang tidak taat pajak.
Kata kunci: Kewenangan, Pemda, Pajak. ABSTRACT
Taxes and levies as the sources oflocal revenues that have been collected since the beginning of Indonesian independence. This sources of revenues are maintained until today’s era of regional autonomy. The authority of Bandar Lampung government indetermination of Tax
Object Sale Value in detail under article 70 local regulation of Bandar Lampung number 01 year 2011 about local taxes explainsthat, the increasing of tax rateobject value is done every three months and conducted by Mayor. In addition, under a rticle 7 of mayor’s regulation of Bandar Lampung number 120 year 2011 about determination the value of tax object classification and its amount as the basic imposition of land and building tax in Bandar Lampung, explains that the Head of Department of Revenue on behalf of the Mayor composes the classification and amount of value of tax object on the surface of land and/or building. The problems in this reaserch are 1) How isthe authority of Bandar Lampung goverment towards the increasing ofNJOP PBB P2? 2) What are the effects of the increasing ofNJOP PBB P2 in Bandar Lampung? The research method is using juridical and empirical problem approach with the data derived from primary data and secondary data. Furthermore, it is analyzed by qualitative descriptive analysis. The results show 1) That the Regional Authority of Bandar Lampung in increasingNJOP PBB P2 Bandar Lampung in this case refers to the act number 28 year 2009 about local taxes and levies and local regulations of Bandar Lampung article 69 number 01 year 2011 about local taxes. 2) The positive and negative effects of the increasing ofNJOP PBB P2 for the society as follows: That the imposition of PBB reflects the mutual participation and community development in finance field so that all taxed objectsshould be
Universitas Lampung
compare to before the rise of the NJOP PBB, the public awareness to pay taxes decreases after the increasing of NJOP PBB, and there are number of complaints from societydue to lack of socialization of the increasing of PBB by the Government of Bandar Lampung. Suggestions are given as follows: 1) It is needed coordination and socialization between the city government with the society regarding the increasing of NJOP PBB and it is needed an urge by the city of Bandar Lampung to the society regarding NJOP PBB. 2) It is needed a strict sanctions for those who do not obey the tax .
Keywords: Authority, Local Government, Tax
melaksanakan otonomi dan tugas
I. PENDAHULUAN
pembantuan. Susunan dan tata cara Menurut Undang-undang Dasar 1945 penyelenggaraan pemerintah daerah diatur
Pasal 18 Negara Kesatuan Republik dalam undang-undang. Indonesia dibagi menjadi daerah-daerah Pemerintahan daerah provinsi, daerah Provinsi, daerah Provinsi itu dibagi lagi kabupaten, dan kota memiliki Dewan atas daerah kabupaten dan daearh kota.
Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota- Setiap daerah provinsi, daerah kabupaten anggotanya dipilih melalui pemilihan dan daerah kota mempunyai pemerintahan umum Gubernur, Bupati dan Walikota daerah yang diatur dengan undang-undang. masing-masing sebagai Kepala
Pemerintahan daerah provinsi, daerah Pemerintahan Daerah Provinsi, Kabupaten kabupaten dan kota mengatur dan dan Kota dipilih secara demokratis. mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
Pemerintahan Daerah dalam Pasal 1 pembantuan. Angka 2 UU Nomor 32 Tahun 2004 menyebutkan penyelenggaraan urusan
Pemerintah daerah menjalankan otonomi pemerintah oleh pemerintah daerah dan seluas-luasnya, kecuali urusan
DPRD menurut asas otonomi dan tugas pemerintahan yang oleh undang-undang pembantuan dengan prinsip otonomi ditentukan sebagai urusan pemerintah seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip pusat. Pemerintah daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk
Universitas Lampung
Negara Kesatuan Republik Indonesia Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan
1
sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945. Bangunan Di Kota Bandar Lampung: 1.
Penilaian objek pajak bumi dan bangunan dilakukan oleh dinas
II. METODE PENELITIAN
pendapatan atau pihak lain yang ditunjuk oleh walikota; Metode penelitian yang dipergunakan 2.
Penilaian sebagaimana dimaksud pada adalah dengan menggunakan pendekatan ayat (1) dilakukan dengan 2 (dua) masalah secara yuridis dan empiris dengan cara, yaitu: data yang bersumber dari data primer dan data skunder. Selanjutnya prosedur
a. massal (mass Penilaian pengumpulan data dilakukan dengan cara valuation), adalah proses penelitian kepustakaan dan penelitian penilaian yang sistematis lapangan, setelah data terkumpul terhadap sejumlah objek pajak dilanjutkan dengan prosedur pengolahan yang dilakukan pada saat data yang kemudian dianalisis secara tertentu secara bersamaan deskriptif kualitatif. dengan bantuan program computer; b. individual
Penilaian (individual valuation), adalah
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
suatu system penilaian A.
Kewenangan Pemerintah Daerah
terhadap objek pajak dengan
Kota Bandar Lampung dalam
cara menghitung seluruh
Menaikan NJOP PBB P2 Kota
karakteristik individu setiap Bandar Lampung. objek.
Menurut Pasal 3 Peraturan Wali Kota
3. Nilai jual objek pajak dapat Bandar Lampung Nomor 120 Tahun 2011 diperoleh dengan 3 (tiga) cara pendekatan tentang Penentuan Klasifikasi dan
: Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Sebagai a. 1 Pendekatan data pasar (market data
LihatPasal 1 UU No. 32 Tahun 2004 tentang
approach), adalah penilaian dengan
Pemerintahan Daerah
cara membandingkan objek yang akan
Universitas Lampung
dinilai dengan objek lain yang nilai jualnya sudah diketahui, dengan memperhatikan factor letak, kondisi fisik, waktu, fasilitas dan ingkungan. Pendekatan data pasar terutama diterapkan dalam penentuan NJOP tanah, tetapi tidak tertutup kemungkinan untuk penentuan NJOP Bangunan; b. Pendekatan biaya (cost approach), adalah penilaian dengan cara memperkirakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membuat bangunan yang dinilai, dikurangi penyusutan. Dengan memperhitungkan biaya rata- rata per-M2 setiap komponen bangunan dan material lainnya; c. Pendekatan pendapatan (income approach), adalah penilaian dengan cara menghitung/memproyeksikan seluruh pendapatan dari objek pajak tersebut dikurangi dengan biaya kekosongan dan biaya operasi, selanjutnya dikapitalisasi dengan suatu tingkat bunga pengembalian modal dan keuntungan. Pada umumnya pendekatam ini diterapkan untuk objek-objek komersil/objek pajak khusus. Menurut Undang-undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD), telah berlaku sejak disahkan oleh DPR pada 18 Agustus 2009.
Melalu UU PDRD, diharapkan dapat lebih mendorong peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan kemandirian daerah. Dalam UU tersebut, pajak daerah dan retribusi daerah menjadi salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai pelaksanaan pemerintahan daerah. Dalam UU PDRD 2009, pemerintah daerah diberikan kewenangan untuk menetapkan besaran tarif pajak daerah dalam batas tarif minimum dan maksimum sesuai koridor dalam Undang-Undang. Pemerintah daerah dapat tidak memungut jenis pajak dan retribusi yang tercantum dalam undang-undang sesuai kebijakan pemerintahan daerah.
Pemberian kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengadakan pemungutan PDRD dalam pelaksanaan otonomi selain mempertimbangkan kriteria-kriteria yang berlaku secara umum, juga harus mempertimbangkan ketepatan PDRD. PDRD yang baik sebagaimana dikemukakan oleh Richard M. Bird memiliki kriteria, yaitu:
1. Mudah dikelola oleh pemerintah daerah setempat (easy to administer
locally)
Universitas Lampung
2. Dipungut utamanya dari penduduk Lampung Nomor 01 Tahun 2011 sebagai lokal (imposed mainly on local dasar hukumnya yakni berikut ini:
resident) (1)
Objek pajak bumi dan bangunan
3. Tidak menimbulkan masalah perdesaan dan perkotaan adalah harmonisasi atau kompetisi antar bumi dan/atau bangunan yang pemerintah daerah atau antara dimiliki, dikuasai, dan/atau pemerintah daerah dengan dimanfaatkan oleh orang pribadi atau pemerintah pusat. badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha
Selain itu, Pemerintah Daerah dalam perkebunan,perhutanan dan melakukan pungutan pajak harus tetap pertambangan. menempatkan pajak sesuai dengan
(2) dalam pengertian Termasuk fungsinya. Adapun fungsi pajak antara bangunan adalah: lain: a.
Jalan lingkungan yang terletak 1. Fungsi budgeter yaitu bahwa pajak dalam satu kompleks bangunan sebagai alat untuk mengisi kas negara seperti hotel, pabrik, dan yang digunakan untuk membiayai emplasemennya, yang merupakan kegiatan pemerintahan dan suatu kesatuan dengan komplek pembangunan. bangunan tersebut; 2. Fungsi regulator yaitu bahwa pajak b.Jalan tol; dipergunakan sebagai alat mengatur c.
Kolam renang; untuk mencapai tujuan, misalnya: d.Pagar mewah; pajak ekspor dimaksudkan untuk e.
Tempat olahraga; mengekang pertumbuhan ekspor f.
Galangan kapal,dermaga; komoditi tertentu dalam rangka g.Taman mewah; menghindari kelangkaan produk h.Tempat penampungan/kilang
2 tersebut di dalam negeri.
minyak, air dan gas, pipa minyak; dan i.
Menara. Kewenangan pemerintah dalam kenaikan nilai jual objek pajak bumi dan bangunan
(3) Objek pajak yang tidak dikenakan
Berdasarkan Pasal 68 Perda Kota Bandar pajak bumi dan bangunan perdesaan
dan perkotaan adalah objek pajak
Diakses
Universitas Lampung
a. Digunakan oleh pemerintah Menurut Pasal 69 Peraturan Daerah Kota dan pemerintah daerah untuk Bandar Lampung nomor 01 Tahun 2011 penyelenggaraan pemerintah; tentang Pajak Daerah, sebagai berikut:
b. Digunakan semata-mata untuk (1)
Subjek pajak bumi dan bangunan melayani kepentingan umum perdesaan dan perkotaan adalah dibidang ibadah, sosial, orang pribadi atau badan yang secara kesehatan, pendidikan dan nyata mempunyai suatu hak atas kebudayaan nasional, yang bumi dan/atau memperoleh manfaat tidak dimaksudkan untuk atas bumi, dan/atau memiliki, memperoleh keuntungan; menguasai, dan/atau memperoleh
c. Digunakan untuk kuburan, manfaat atas bangunan. peninggalan purbakala, atau yang sejenis dengan itu; (2)
Wajib pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan adalah d. Merupakan hutan lindung, orang pribadi ataub badan yang hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan/atau memperoleh negara yang belum dibebani manfaat atas bumi, dan/atau suatu hak; e. Digunakan oleh perwakilan memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan. diplomatik dan konsulat berdasarkan asas perlakuan
Pada bagian kedua dalam Peraturan timbal balik;dan Daerah Kota Bandar Lampung nomor 01
f. Digunakan oleh badan, atau Tahun 2011 tentang Pajak Daerah dasar perwakilan lembaga pengenaan, tarif, dan cara penghitungan internasional yang ditetapkan pajak yakni sebagai berikut: dengan peraturan menteri keuangan.
Pasal 70 (1)
Dasar pengenaan pajak bumi dan (4)
Besarnya nilai jual objek pajak tidak bangunan perdesaan dan perkotaan kena pajak ditetapkan sebesar Rp adalah NJOP. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah)
(2) NJOP sebagaimana Besarnya untuk setiap wajib pajak.
Universitas Lampung
setiap 3 (tiga) tahun, kecuali untuk objek pajak tertentu dapat ditetapkan setiap tahun sesuai dengan perkembangan wilayah kota. (3)
Penetapan besarnya NJOP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh walikota.
Pasal 71 “Tarif pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan ditetapkan sebesar 0,2% (nol koma dua persen).”
Pasal 72 “Besaran pokok pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam pasal 71 dengan dasar pengenaan pajak sebagaimana dimaksud dalam pasal 70 setelah dikurangi NJOP tidak kena pajak sebagaimana dimaksud dalam pasal 68 ayat (4).” Berdasarkan Bagian ketiga pada saat terutang pajak dalam Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 01 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah, yakni Pasal 73: “Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan yang terutang terjadi pada saat keadaan objek pajak pada tanggal januari tahun berjalan.” Menurut Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah
Pasal 156 ayat 1 bahwa retribusi ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Menurut Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah Pasal 156 ayat 7 bahwa Peraturan Daerah untuk jenis Retribusi yang tergolong dalam Retribusi Perizinan Tertentu harus terlebih dahulu disosialisasikan dengan masyarakat sebelum ditetapkan dan menurut Undang- Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah Pasal 156 ayat 8 bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan mekanisme pelaksanaan penyebarluasan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (7) diatur dengan Peraturan Kepala Daerah. Berdasarkan Pasal 7 Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 120 Tahun 2011 tentang Penentuan Klasifikasi dan Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Sebagai Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Bandar Lampung sebagai berikut: (1) Kepala Dinas Pendapatan atas nama Walikota menyusun
Klasifikasi dan Besarnya Nilai Jual Objek Pajak atas permukaan
Universitas Lampung
bumi dan/atau bangunan dalam Lampiran V Peraturan sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ini. ayat (1) yang dirinci per Kelurahan, Kecamatan dan Kota
(2) Klasifikasi dan besarnya Nilai Bandar Lampung, dengan rincian
Jual Objek Pajak sebagaimana sebagai berikut: dimaksud pada ayat (1),
a) Klasifikasi dan besarnya Nilai dikirimkan oleh Kepala Dinas
Jual Objek Pajak atas Bumi Pendapatan untuk mendapat ditetapkan berdasarkan criteria persetujuan dari Walikota,
Blok, nama jalan, kode ZNT, selanjutnya ditetapkan dengan kelas bumi dan pengelompokan Keputusan Walikota. nilai jual bumi mengikuti
Alasan dikeluarkannya Peraturan contoh format sebagaimana Walikota Bandar Lampung Nomor 120 tercantum dalam Lampiran III Tahun 2011 tentang Penentuan peraturan ini. Klasifikasi dan Besarnya Nilai Jual Objek
b) Klasifikasi dan besarnya Nilai
Pajak Sebagai Dasar Pengenaan Pajak Jual Objek Pajak atas
Bumi dan Bangunan di Kota Bandar Bangunan ditetapkan
Lampung adalah untuk mengatur secara berdasarkan criteria komponen khusus mengenai Nilai Jual Objek Pajak jenis penggunaan bangunan, di wilayah Kota Bandar Lampung dan luas, type, volume, lebar sebagai acuan bagi Pemerintah Kota bentang, lantai, tinggi kolom Bandar Lampung itu sendiri untuk mengikuti contoh format mengatur tentang Nilai Jual Objek Pajak sebagaimana Daftar Biaya
Komponen Bangunan (DBKB) Hasil penelitian dalam penulisan skripsi yang tercantum dalam ini, mengenai Kewenangan Pemerintah Lampiran IV Peraturan ini.
Daerah Kota Bandar Lampung dalam
c) Klasifikasi dan Besarnya Nilai menaikan NJOP PBB P2 Kota Bandar
Jual Objek Pajak atas Bumi dan Lampung dalam hal ini kewenangannya
Bangunan dengan Nilai mengacu pada Undang-Undang Nomor 28 Individu mengikuti contoh
Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi format sebagaimana tercantum
Universitas Lampung
Lampung Nomor 01 tahun 2011 tentang Pajak Daerah dan Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 120 Tahun 2011 tentang Penentuan Klasifikasi dan Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Sebagai Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Bandar Lampung B.
Dampak Kenaikan NJOP PBB P2 Di Daerah Kota Bandar Lampung
Terdapat beberapa dampak dari kenaikan NJOP PBB P2 di Daerah Kota Bandar Lampung, yaitu dampak pada pemerintah, keuangan daerah, dan masyarakat.
Pada dasarnya NJOP tidak mengalami kenaikan melainakan hanya sebagai penyesuaian Nilai Objek Pajak nya saja. Adapun alasan kenaikan NJOP secara keseluruhan dikarenakan kenaiakan NJOP PBB terakhir pada tahun 2008 dan tidak mengalami kenaikan selama kurang lebih 5 (lima) sampai 6 (enam) tahun hingga terjadi kenaikan di tahun 2013.
Penerapan NJOP dalam suatu wilayah banyak terdapat distrosi dengan harga pasar mengingat dalam praktik penerapannya, terdapat beberapa factor yang dipertimbangkan oleh pemerintah dalam menaikkan NJOP PBB P2 antara lain sebagai berikut:
3 1.
Kemampuan masyarakat membayar, yang pada kenyataannya di lapangan sering timbul keluhan dari aparat pemda yang terbebani dengan target penerimaan PBB yang meningkat atau masyarakt yang sering keberatan jika kenaikan PBB atau efek pajak lainnya akibat jual beli jadi naik.
2. Kondisi sosial, politik dan keamanan suatu daerah misalnya kondisi rill dimasyarakat contohnya adanya pertimbangan pemda agar kenaikan PBB ditunda karena pilkada juga merupakan pertimbangan tidak dinaikkan PBB.
3. Kondisi perekonomian daerah.
Dengan adanya kondisi perekonomian yang belum ada peningkatan missal adanya bencana alam, krisis ekonomi, dan sebab ekonomi lainnya juga merupakan pertimbangan penilai dalam menentukan besarnya NJOP.
4. Faktor kebijaksanaan pemerintah faktor ini juga harus dipertimbangkan penilai dalam menentukan besarnya NJOP.
Diakses Tanggal 11
Universitas Lampung
Dampak kenaikan NJOP PBB P2 bagi pemerintah adalah sebagai berikut:
1. Akurasi data objek dan subjek PBB P2 dapat lebih ditingkatkan karena aparat pemerintah daerah lebih menguasai wilayahnya apabila dibandingkan dengan aparat pemerintah pusat sehingga dapat meminimalisir pengajuan keberatan dari para wajib pajak PBB P2.
2. Daerah memiliki kemampuan meningkatkan potensi PBB P2 dan penentuan NJOP selama ini oleh pemerintah pusat dinilai masih dibawah nilai pasar objek yang bersangkutan (optimalisasi NJOP).
3. Pemberdayaan kewenangan penuh daerah dalam penentuan tarif dan pengelolaan administrasi pemungutan untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas. Dampak kenaikan NJOP PBB P2 bagi keuangan daerah adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian pada dinas pendapatan daerah (dispenda) Kota Bandar Lampung dalam penulisan skripsi ini penulis mendapatkan data dari Kabid Dispenda yang mana terdapat tahun 2012 dan 2013 yakni, pada tahun 2012 target PBB adalah 51.500.000.000 sedangkan realisasi nya adalah 39.082.402.187. pada tahun 2013 target PBB adalah 80.000.000.000 sedangkan realisasinya hanya 43.386.892.278.
2. Berdasarkan hasil wawancara pada penelitian ini, narasumber menyatakan bahwa setelah kenaikan NJOP PBB P2 untuk pihak badan usaha seperti perkantoran, restoran, rumah sakit, dan lain lain pada dasarnya sudah taat pajak akan tetapi untuk pihak individu atau perorangan mengalami kurang taat nya membayar pajak dikarenakan penghasilan yang tidak menentu bagi golongan menengah kebawah.
3. Penggunaan tarif maksimum guna meningkatkan potensi PBB P2 apabila tidak hati-hati dan dikaji secara mendalam dapat menimbulkan gejolak masyarakat karena penggunaan tarif maksimum dapat menaikkan PBB P2 dan PBB P2 pemerintah daerah harus mengeluarkan biaya yang cukup mahal, baik untuk kemungkinan penambahan kantor dan pegawai baru maupun untuk
Universitas Lampung
melengkapi peralatan administrasi, komputerisasi dan pelatihan SDM.
4. Kesenjangan penerimaan PBB P2 antar daerah makin menonjol karena disparitas potensi penerimaan pajak daerah lainnya. Daerah yang memiliki potensi penerimaan pajak daerah lainnya atau mengandalkan bagi hasil lain dari pemerintah pusat, cenderung mengabaikan pemungutan PBB P2 (karena sulit dan kompleks bahkan tidak dipungut) dan sebaliknya daerah yang semata-mata mengandalkan penerimaan PBB P2 kemungkinan akan menerapkan tarif yang maksimal guna menggenjot penerimaannya.
PBB P2 mengakibatkan beragamnya kebijakan antara satu daerah dengan daerah lainnya, misalnya perbedaan tarif, NJOPTKP, dan NPOPTKP. Perbedaan tersebut dapat mengakibatkan ketidakadilan baik bagi masyarakat wajib pajak, pelaku bisnis, maupun masyarakat pada umumnya. Dampak positif dalam kenaikan NJOP PBB P2 bagi masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Bahwa pengenaan PBB mencerminkan keikutsertaan dan kegotongroyongan masyarakat dibidang pembiayaan pembangunan sehingga semua obyek pajak dikenakan pajak.
2. Hasil penerimaan pajak ini diarahkan kepada tujuan kepentingan masyarakat didaerah yang bersangkutan, maka sebagian besar hasil penerimaan pajak diserahkan kepada pemerintah daerah.
3. Penggunaan pajak yang demikian oleh daerah akan merangsang masyarakat untuk memenuhi kewajiban membayar pajak yang sekaligus mencerminkan sifat kegotongroyongan rakyat dalam pembiayaan pembangunan.
Dampak negatif dalam kenaikan NJOP PBB P2 bagi masyarakat adalah sebagai berikut:
5. Pendaerahan
1. Secara presentasi pembayaran setelah kenaikan mengalami penurunan dalam pembayaran dibandingkan sebelum kenaikan NJOP PBB.
2. Kesadaran masyarakat membayar pajak mengalami penurunan setelah kenaikan NJOP PBB.
3. Banyaknya keluhan dari masyarakat dikarenakan kurangnya sosialisasi terhadap kenaikan PBB oleh pemerintah kota Bandar Lampung.
Universitas Lampung
IV. PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Kewenangan Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung dalam menaikan NJOP PBB P2 Kota Bandar Lampung dalam hal ini kewenangannya mengacu pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah Pasal 1 Ayat 10 yang berisi Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.dan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Pasal 69 Nomor 01 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah yang berisi (1) Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah orang pribadi atau Badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas Bumi dan/atau memperoleh manfaat menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas Bangunan. (2) Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah orang pribadi atau Badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas Bumi dan/atau memperoleh manfaat atas Bumi, dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas Bangunan.
2. Dampak kenaikan NJOP PBB P2 bagi pemerintah adalah sebagai berikut: Akurasi data objek dan subjek PBB P2 dapat lebih ditingkatkan karena aparat pemerintah daerah lebih menguasai wilayahnya apabila dibandingkan dengan aparat pemerintah pusat sehingga dapat meminimalisir pengajuan keberatan dari para wajib pajak PBB P2. Dampak kenaikan NJOP PBB P2 bagi keuangan daerah adalah sebagai berikut: Berdasarkan hasil penelitian pada dinas pendapatan daerah (dispenda) Kota Bandar Lampung dalam penulisan skripsi ini penulis mendapatkan data dari Kabid Dispenda yang mana terdapat perbandingan jumlah total PBB tahun 2012 dan 2013 yakni, pada tahun 2012 target PBB adalah 51.500.000.000 sedangkan
Universitas Lampung
pada tahun 2013 target PBB adalah 80.000.000.000 sedangkan realisasinya hanya 43.386.892.278.
Dampak positif dalam kenaikan NJOP PBB P2 bagi masyarakat adalah sebagai berikut: Bahwa pengenaan PBB mencerminkan keikutsertaan dan kegotongroyongan masyarakat dibidang pembiayaan pembangunan sehingga semua obyek pajak dikenakan pajak.
Dampak negatif dalam kenaikan NJOP PBB P2 bagi masyarakat adalah sebagai berikut: Secara presentasi pembayaran setelah kenaikan mengalami penurunan dalam pembayaran dibandingkan sebelum kenaikan NJOP PBB.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penulisan skripsi ini, penulis memberikan saran atau pemikiran sebagai berikut:
1. Perlu adanaya koordiinasi dan sosialisasi antara pemerintah kota dengan masyarakat mengenai kenaikan NJOP PBB dan perlu adanya himbauan oleh pemerintah kota Bandar Lampung kepada masyarakat mengenai NJOP PBB.
2. Perlu adanya pemberian sanksi yang tegas terhadap pihak-pihak yang tidak taat pajak.
V. DAFTAR PUSTAKA
Pasal 1 UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
B. Saran
Diakses Tanggal 10 Desember 2013. Pukul 11.35 Diakses Tanggal 11 Desember 2013. Pukul 11.40