Hukum hukum perkembangan A docx

HUKUM – HUKUM PERKEMBANGAN
MAKALAH
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPU : DRS. YUSRAN ADENIN, MA

OLEH
NURHASANAH

PRODI / SEMESTER : PAI - IV A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
JAM’IYAH MAHMUDIYAH
TANJUNG PURA
LANGKAT
2017

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkat atas kehadirat Allah yang maha
Esa atas ridho dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

Makalah ini dengan penuh keyakinan serta usaha maksimal. Semoga dengan
terselesaikannya tugas ini dapat memberi pelajaran positif bagi kita semua.

Selanjutnya penulis juga ucapkan terima kasih kepada bapak dosen Drs.
Yusran Adenin, MA

mata kuliah Psikologi Pendidikan

yang telah

memberikan tugas Makalah ini kepada kami sehingga dapat memicu motifasi
kami untuk senantiasa belajar lebih giat dan menggali ilmu lebih dalam khususnya
mengenai “Hukum – Hukum perkembangan

” sehingga dengan ini kami dapat

menemukan hal-hal baru yang belum kami ketahui.

Terima kasih juga kami sampaikan atas petunjuk yang di berikan sehingga
penulis


dapat menyelasaikan tugas Makalah ini dengan usaha semaksimal

mungkin. Terima kasih pula atas dukungan para pihak yang turut membantu
terselesaikannya makalah ini, ayah bunda, teman-teman serta semua pihak yang
penuh kebaikan dan telah membantu penulis.

Terakhir kali sebagai seorang manusia biasa yang mencoba berusaha
sekuat tenaga dalam penyelesaian Makalah ini, tetapi tetap saja tak luput dari
sifat manusiawi yang penuh khilaf dan salah, oleh karena itu segenap saran
penulis harapkan dari semua pihak guna perbaikan tugas-tugas serupa di masa
datang.

1

Tanjung Pura,12 Juni 2017

Penyusun

Nurhasanah


DAFTAR IS

2

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan......................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Pengertian Hukum Perkembangan................................................................2
B. Hukum-hukum Perkembangan.....................................................................4
BAB III..................................................................................................................10
PENUTUP..............................................................................................................10
A. Kesimpulan.................................................................................................10
B. Saran............................................................................................................10

DAFTAR FUSTAKA.............................................................................................11

3

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada setiap makhluk hidup, sejak kelahiran dan dalam menjalani kehidupan
seterusnya, terdapat dasar dan pola kehidupan yang berlaku umum sesuai dengan
jenis dan spesiesnya. Selain itu, terdapat pula pola yang berlaku khusus sesuai
dengan sifat-sifat individualnya. Pola kehidupan yang dimaksudkan dapat
dijadikan acuan untuk mengenal karakteristik perkembangan anak-anak. Latar
belakang social budaya akan mempengaruhi pola pertumbuhan dan perkembangan
pribadi anak. Dengan demikian, akan terbentuk karakteristik-karakteristik yang
menjadi pola khusus. Diantara pola-pola khusus itu, bahkan antara pribadi dengan
pribadi, juga terdapat perbedaan tertentu. Perbedaan tersebut akan lebih jelas bila
dibandingkan secara keseluruhan pada pribadi setiap bangsa.

Berdasarkan persamaan dan perbedaan itulah diperoleh kecenderungan umum
dalam pertumbuhan dan perkembangan, yang selanjutnya dinamakan hukumhukum pertumbuhan dan hukum-hukum perkembangan.


B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan hukum perkembangan?

2. Apa

saja

dan

bagaimana

hukum-hukum

dalam

perkembangan?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk


mengetahui

yang

dimaksud

dengan

hukum

perkembangan?

2. Untuk mengetahui hukum-hukum dalam perkembangan?

1

2

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum Perkembangan
Istilah

perkembangan

(develpment)

dalam

psikologi

merupakan sebuah konsep yang cukup rumit dan kompleks. Di
dalamnya terkandung banyak dimensi. Oleh sebab itu, untuk
dapat memahami konsep perkembangan, perlu terlebih dahulu
memahami beberapa konsep lain yang terkandung di dalamnya,
di

antaranya


yaitu

pertumbuhan

(maturation), dan perubahan (changed).

(growth),

kematangan

1

Menurut Reni Akbar Hawadi perkembangan secara luas
menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang
dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat, dan
ciri-ciri yang baru. Dalam istilah perkembangan juga tercakup
konsep usia, yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir
kematian. Menurut F.J. Monks, dkk., pengertian perkembangan
menunjuk pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan
tidak dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada

perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.
Perkembangan juga dapat diartikan sebagai proses yang kekal
dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat
integrasi

yang

lebih

tinggi,

berdasarkan

pertumbuhan,

pematangan, dan belajar.

Kesimpulan umum yang dapat ditarik dari beberapa definisi di
atas


adalah

bahwa

perkembangan

tidak

terbatas

pada

pengertian pertumbuhan yang semakin memebesar, melainkan
di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang
1 Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2013) hlm 4.

3

berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap dari fungsifungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke
tahap kematangan melalui pertumbuhan, pematangan, dan

belajar. Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri
kemampuan baru yang berlangsung dari tahap aktivitas yang
sederhana ke tahap yang lebih tinggi. Perkembangan itu
bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu
bentuk/tahap ke bentuk/tahap berikutnya, yang kian hari kian
bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan berakhir
kematian.

Perkembangan manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah dipengaruhi oleh faktor kecerdasan, gen,
jenis kelamin, ras, kultur, dan sebagainya yang kesemuanya ini
dapat terlihat saat manusia itu mengalami proses perkembangan
mulai dari bayi hingga dewasa dan berakhir ketika ia mati.

Apabila diamati perbedaan pertumbuhan dan perkembangan
setiap manusia baik pada faktor jasmaniah maupun faktor
rohaniah dalam waktu yang sama maka akan melahirkan prinsipprinsip perkembangan, kemudian prinsip ini mengikuti hukumhukum perkembangan. Hukum perkembangan merupakan suatu
konsepsi yang biasanya bersifat deduktif, dan menunjukkan
adanya hubungan yang tetap (continue) serta dapat diramalkan
sebagai hukum perkembangan. Menurut definisi yang lain,
hukum perkembangan adalah prinsip-prinsip yang mendasari
perkembangan fisik maupun psikis individu. Sebagian ahli
psikologi ada yang lebih senang menggunakan prinsip-prinsip
perkemabngan

dan

tidak

menggunakan

istilah

hukum

perkembangan. Namun, yang lebih di kenal di Indonesia adalah
hukum perkembangan daripada prinsip perkembangan.

4

Proses perkembangan secara umum dapat diartikan sebagai
rentetan perubahan yang terjadi dalam perkembangan sesuatu.
Proses perkembangan merupakan suatu evolusi yang secara
tidak sama pada setiap anak. Namun demikian, perbedaanperbedaan individu dimungkinkan terjadi karena faktor-faktor
pembawaan, pengalaman-pengalaman dalam lingkungan dan
faktor-faktor lainnya, seperti iklim, sosiologis, ekonomis, dan
sebagainya.

Selama

hayatnya,

manusia

sebagai

individu

mengalami perkembangan yang berlangsung secara berangsurangsur perlahan tapi pasti, menjalani berbagai fase dan ada
kalanya diselingi oleh krisis yang datangnya pada waktu-waktu
tertentu.

Proses

perkembangan

yang

berkesinambungan,

beraturan, bergelombang naik dan turun, yang berjalan dengan
kelajuan cepat maupun lambat, semua itu menunjukkan betapa
perkembangan mengikuti patokan-patokan atau tunduk pada
hukum-hukum

tertentu

yang

disebut

dengan

“hukum

perkembangan”.2

Setiap

perkembangan

manusia

selalu

beraturan,

berkesinambungan dan ada kalanya cepat ataupun lambat.
Dalam proses perkembangan ini, disetiap tahapannya memiliki
kaidahnya masing-masing yang telah ditentukan oleh para ahli
psikologi melalui eksperimen terdahulu. Sehingga bisa dijadikan
patokan dalam melihat perkembangan manusia.

B. Hukum-hukum Perkembangan
Perkembangan fisik dan mental di samping dipengaruhi oleh faktor-faktor
tersebut di atas, juga perkembangan itu berlangsung menurut hukum-hukum
tertentu. Hukum-hukum perkembangan tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

2 Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta
Didik, (Jakarta : Sinar Grafindo Offset, 2005) hlm 12.

5

1.

Hukum Konvergensi
Pandangan pendidikan tradisional di masa lalu berpendapat bahwa hasil
pendidikan yang dicapai anak selalu dihubung-hubungkan dengan status
pendidikan orang tuanya. Menurut kenyataan yang ada sekarang ternyata
pendapat lama itu tidak sesuai dengan keadaan. Pandangan lama itu dikuasai
oleh aliran nativisme yang dipelopori oleh Skopen Hauer yang berpendapat
bahwa manusia adalah haisl bentukan dari pembawaannya. Sejak anak lahir ia
membawa bakat kesanggupan (potensi) untuk dikembangkan, dan sifat
bawaan terbentuk. Pembawaan itu akan dikembangkan sendiri, dalam hal ini
pendidikan yang menganut paham nativisme ini disebut aliran yang pesimis.3
Hukum konvergensi ini menekankan kepada pengaruh gabungan antara
pembawaan dan lingkungan. Tokoh yang berpendapat demikian adalah
William Stern yang menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan itu

adalah hasil pengaruh bersama kedua unsur pembawaan dan lingkungan.4
2.
Hukum Mempertahankan dan Mengembangkan Diri
Dalam kehidupan timbul dorongan dan hasrat untuk mempertahankan
diri. Dorongan yang pertama adalah dorongan mempertahankan diri,
kemudian disusul dengan dorongan mengembangkan diri. Dorongan
memepertahankan diri terwujud pada dorongan makan, dan menjaga
keselamatan diri sendiri. Anak menyatakan perasaan lapar, haus, dan sakit
dalam bentuk menangis. Ia mempertahankan dirinya dengan cara menangis.
Jika ibu-ibu mendengar anaknya menangis, tangisannya itu dianggap sebagai
dorongan untuk mempertahankan diri.
Dalam perkembangan jasmani dan rohani terlihat hasrat dasar untuk
mengembangkan pembawaan. Untuk anak-anak dorongan mengembangkan
diri ini berbentuk hasrat mengenai lingkungan, usaha belajar berjalan,
kegiatan bermain, dan lain-lain. Di kalangan remaja timbul rasa persaingan
dan perasaan belum puas terhadap apa yang telah tercapai. Hal ini dapat
dianggap sebagai dorongan untuk mengembangkan diri. Tidak seorang pun
manusia normal yang menghendaki kemundura perkembangan dirinya,
ataupun menghendaki kebodohan. Tapi sebaliknya setiap anak pasti
3Asmar Yetty Zein dan Eko Suryani, Psikologi Ibu Dan Anak, (Yogyakarta:Fitramarya
2005)hlm 67.
4Makmun Khairani, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2013)
hlm 7.
6

mengehendaki perkembangan diri ke arah suatu kemajuan dalam suatu
tingkat yang lebih tinggi dari tingkat sebelumnya.5
3.
Hukum Masa Peka
Masa peka adalah suatu masa yang paling tepat untuk berkembang suatu
fungsi kejiwaan atau fisik seorang anak. Istilah masa peka ini pertama kali
diperkenalkan oleh ahli biologi Belanda yaitu Prof. Hugo de Vries dengan
meneliti seekor lebah betina (lebah ratu) yang sedang mengalami masa peka.
Masa peka ialah suatu masa ketika fungsi-fungsi jiwa menonjolkan diri
keluar, dan peka akan pengaruh rangsangan yang datang. Ketika sang lebah
ratu peka, kemudian ia mendapatkan zat-zat makanan tertentu ia akan
berkembang biak dnegan cepat.
Masa peka diperkenalkan dalam dunia pendidikan oleh Dr. Maria
Montessori.

Menurut M.

Montessori

masa

peka

merupakan

masa

pertumbuhan ketika suatu fungsi jiwa mudah sekali dipengaruhi dan
dikembangkan. Usia 3 sampai 5 tahun adalah masa yang baik sekali utnuk
mempelajari bahasa ibu dan bahasa di daerahnya.6
4.
Hukum Kesatuan Organis
Yang dimaksud dengan hukum kesatuan organis adalah bahwa
berkembangnya fungsi fisik maupun mental psikologis pada dri manusia itu
tidak berkembang lepas satu sama lainnya tetapi merupakan suatu kesatuan.
Tiap-tiap anak itu terdiri dari organ-organ atau anggota tubuh, yang
merupakan satu kesatuan, diantara organ-organ tersebut fungsi dan bentuknya
tidak dapat dipisahkan berdiri integral. Contoh perkembangan kaki yang
semakin besar dan panjang pasti diiringi perkembangan otak, kepala, tangan,
dan lain-lain.7
5.
Hukum Rekapitulasi
Pengertian rekapitulasi merupakan pengulangan ringkasan dari kehidupan
suatu bangsa yang berlangsung secara lambat selama berabad-abad. Jika
dihubungkan dengan psikologi dapat diartikan bahwa rekapitulasi ini berarti
perkembangan anak mengalami ulangan ringkas dari sejarah kehidupan umat
manusia. Hukum rekpaitulasi dapat dibagi dalam beberapa masa.
5Ibid, hlm 69.
6 Zulkifli L, Psikologi Perkembangan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009) hlm
15.

7 Ibid, hlm 68.
7

a.

Masa memburu dan menyamun
Masa ini dialami ketika anak berusia sekitar 8 tahun. Tanda-tandanya
anak senang bermain kejar-kejaran, perang-peragan, memanah, dan

menangkap binatang.
b.
Masa menggembala
Masa ini dialami ketika anak berusia sekitar 10 tahun. Tanda-tandanya
anak senang memelihara binatang seperti ayam, kambing, kelinci,
c.

burung, dan sebagainya.
Masa becocok tanam
Masa ini diawali ketika anak berusia sekitar 12 tahun. Tanda-tandanya

d.

anak senang berkebun, menyirami bunga, dan lain-lain.
Masa berdagang
Dialami ketika anak berusia sekitar 14 tahun. Tanda-tandanya anak
senang bertukar menukar perangko dengan temannya, berkirim foto

6.

dengan sahabat pena, beramin jual-jualan, dan sebagainya.8
Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan
Tahapan perkembangan berlangsung secara berurutan, terus-menerus, dan
dalam tempo perkembangan yang relatif tetap serta berlaku umum. Perbedaan
waktu, mengenai cepat lambatnya suatu penahapan perkembangan atau suatu
masa perkembangan dijalani, menampilkan adanya perbedaan individual.
Semakin lambat masa-masa perkembangan disbanding dengan norma-norma
umum yang berlaku semakin menunjukkan adanya tanda-tanda gangguan
atau hambatan-hambatan dalam proses perkembangan. Hubungan antara satu
aspek dengan aspek lainnya saling mempengaruhi. Jika tidak, ada faktor
khusus yang mempengaruhi perkembangan itu. Oleh karena itu, setiap gejala
yang baru dapat dijelaskan berdasarkan perkembangan sebelumnya.
Secara umum, ada dua hal sebagai petunjuk keterlambatan pada

keseluruhan perkembangan mental, yaitu :9
a. Apabila perkembangan kemampuan fisik untuk berjalan sangat tertinggal
dari patokan umum, tanpa ada sebab khusus, fungsionalitas fisiknya
b.

terganggu.
Apabila

perkembangan

kemampuan

berbicara

sangat

terlambat

dibandingkan dengan anak lain pada masa perkembangan yang sama.
Seorang anak yang pada umur empat tahun, misalnya masih mengalami
8 Muzdalifah M Rahman, Psikologi Perkembangan, (Kudus: Nora Media Enterprise), 2011,
hlm 19-20.
9 Ibid, hlm, 22

8

kesulitan berbicara, mengemukakan sesuatu dan terbatas perbendaharaan
katanya, ia akan mengalami kelambatan pada seluruh aspek perkembangan
mentalnya.
Cepat atu lambatnya suatu masa perkembangan dilalui dan seluruh
perkembangan yang dicapai, selain berbeda antara perkembangan filogenetik
dengan onto-genetik, juga menunjukkan perbedaan secara perseorangan,
meskipun tingkat perbedaannya tersebut tidak terlalu besar. Cepat atau
lambatnya suatu masa perkembangan dilalui akan menjadi ciri yang menetap
sepanjang hidupnya jika tidak ada hal-hal yang bisa mempengaruhi proses
perkembangan secara hebat, misalnya pengalaman traumatic akibat
kecelakaan atau trauma fisik, sehingga proses perkembangan menjadi lambat
atau terhambat.
Ritme atau irama perkembangan akan semakin jelas tampak pada saat
kematangan fungsi-fungsi fisiknya. Pada saat ini terlihat adanya selingan
diantara cepat dan lambatnya perkembangan, yang kurang lebih konstan
sifatnya. Inilah yang dinamakan irama perkembangan.
Setiap tahap perkembangan tidak berlangsung secara melompat-lompat,
tetapi menurunkan suatu pola tertentu dengan tempo dan irama tertentu pula,
yang ditentukan oleh kekuatan-kekuatan dari dalam diri anak. Tidak banyak
yang dapat dilakukan oleh seorang guru atau orang tua untuk mengubah,
mempercepat atau memperlambat tempo dan irama perkembangan tersebut.10
7.
Hukum Predistinasi
Predestinasi, dalam teologi, adalah doktrin yang menyatakan bahwa
semua peristiwa di alam semesta ini telah dikehendaki (atau ditentukan) oleh
Allah, biasanya dikaitkan dengan nasib akhir (takdir) dari jiwa seseorang.
Predestinasi merupakan sebuah konsep religius, yang melibatkan hubungan
antara

Tuhan

dan

ciptaan-Nya.

Karakter

religius

predestinasi

membedakannya dari gagasan lain seperti determinisme dan kehendak bebas.

Tak dapat diingkari, bahwa perkembangan itu berpangkal pada kehidupan.
Sementara kehidupan itu penuh dengan ketentuan atau kodrat dari Allah, Dzat
yang maha pencipta dan pengatur . Hukum kodrat illahi yang Pertama
10Nung Fatimah, Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik), (Bandung:CV
Pustaka Setia, 2006)hlm 165 - 166.
9

mengenai hidup itu sendiri. Manusia, dalam kaitan ini, terikat oleh kodrat
Allah “ untuk hidup”. Maka, hiduplah ia. Tetapi, ia juga terikat oleh banyak
ketentuan yang lain. Ia terikat oleh ketentuan tentang: orang tua yang
melahirkan, hari kelahiran, tempat dilahirkan, wujud dirinya ketika lahir, dsb.
Yang dimaksud dengan hukum kodrat illahi adalah hukum yang sudah di
gariskan dan selalu menyertai anak manusia berupa potensi yang dibawa
sejak lahir. Hal ini dapat dicontohkan, ketika anak dilahirkan telah bersama
dengan kodratnya, maka bakat, pembawaan dan potensi yang akan
berkembang. Dengan demikian, arah perkembangan manusia telah di
tentukan oleh illahi melalui kodratnya, namun lingkungan juga memiliki
peran dalam perkembangan yang maksimal.

Kedua, terlihat pula adanya ketentuan ini, berkaitan dengan waktu-waktu
tertentu dimana seorang anak ” matang” untuk melakukan sesuatu. Misalnya:
umur 7 bulan, seorang anak bisa duduk dan merangkak. Ketiga, sebagaimana
sering terjadi, seorang anak sejak lahir telah memiliki bakat atau
keistimewaan tertentu, lebih dari kebanyakan anak yang lain. Tetapi juga
tidak mustahil, sementara ada pula yang ditakdirkan lahir dalam keadaan
cacat, lemah ingatan, kurang normal,dsb. Baik yang istimewa maupun yang
menyandang

kekurangan,

jelas

sama-sama

berpengaruh

bagi

jalan

perkembangannya.11

Hukum Kodrat menurut Thomas Aquinas, Gagasan dasarnya berbunyi:
Hiduplah sesuai dengan kodratmu! . Manusia hidup dengan baik apabila ia
hidup sesuai dengan kodratnya, buruk apabila tidak sesuai. Karena manusia
hanya dapat mengembangkan diri, hanya dapat mencapai tujuannya apabila ia
hidup seusai dengan kodratnya. Orang yang hidup berlawanan dengan
kodratnya tidak akan mencapai tujuannya, tidak akan mengembangkan dan
mengaktualisasikan seluruh potensinya. Karena itu, moralitas terdiri dalam
tindakan yang mengembangkan dan menyempurnakan kodratnya. Maka
jelaslah, hidup ini penuh dengan ketentuan illahi. Terutama tampak nyata,
11 Ibid, hlm, 167

10

pada awal kelahiran seseorang. Sebagian beruntung, karena memiliki
kecerdasan yang istimewa. Sementara yang lain, hidup dalam keadaan serba
kurang. Keduanya sama saja, punya akibat bagi jalan perkembangannya.
Tetapi apa hendak dikata, semua itu telah menjadi kodrat illahi. Walhasil,
perkembangan itu pada asalnya berpangkal pada kodrat illahi atas setiap
manusia. Karenanya, diatas kodrat itulah sesungguhnya perkembangan
berlangsung.

11

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hukum perkembangan merupakan suatu konsepsi yang biasanya bersifat
deduktif, dan menunjukkan adanya hubungan yang tetap (continue) serta
dapat diramalkan sebagai hukum perkembangan.

2. Hukum-hukum

perkembangan

meliputi,

Hukum

konvergensi,Hukum

mempertahanan dan mengembangkan diri,Hukum masa peka,Hukum
kesatuan

organis,Hukum

rekapitulasi,Hukum

tempo

dan

ritme

perkembangan,Hukum predistinasi (hukum kodrat Illahi). Kesemua hukum
ini merupan ciri dan perkembangan hukum yang ada pada manusia.

B. Saran
Setelah adanyanya pemaparan diatas hendaknya kita lebih bisa memahami
mengenai hukum hukum perkembangan pada diri manusia agar kita dapat
memahaminya nantinya dalam kehidupan sehai hari.

12

DAFTAR FUSTAKA
Desmita.2013.Psikologi Perkembangan, Bandung:PT. Remaja Rosdakarya,
Ali ,Mohammad dan Mohammad Asrori. 2005.Psikologi Remaja Perkembangan
Peserta Didik, Jakarta: Sinar Grafindo Offset

Zein ,Asmar Yetty dan Eko Suryani.2005. Psikologi Ibu Dan Anak, Yogyakart:
Fitramarya.

Khairani, Makmun . 2013.Psikologi Perkembangan, Yogyakarta: Aswaja
Pressindo.
Zulkifli.2009. Psikologi Perkembangan, Bandun: PT Remaja Rosdakarya.

Muzdalifah, M Rahman. 2011.Psikologi Perkembangan .Kudus: Nora Media
Enterprise,
Fatimah, Nung .2006. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik),
Bandung:CV Pustaka Seti.

13