SUKACITA KELUARGA sebagai institusi sos
SUKACITA KELUARGA
SUKACITA KELUARGA 1
Sukacita keluarga adalah sukacita Allah. Allah yang memulai keluarga pertama, memberkati dan memberi tujuantujuan Allah bagi keluarga yang dibentuk. Sukacita keluarga
dinyatakan melalui sukacita dalam hubungan dengan Allah,
dalam hubungan antar pribadi (sesama manusia/anggota keluarga), hubungan dengan alam semesta (lingkungan keluarga). Dalam mempermudah pemahaman dijelaskan dalam
empat bagian sederhana yakni penciptaan, pelanggaran, penebusan dan pemulihan.
A. Penciptaan
Sukacita keluarga pertama kali dinyatakan Adam kepada Hawa dalam ungkapan yang agung. "Lalu berkatalah
manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari
dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari
laki-laki." (Kejadian 2:23). Ungkapan ini mempunyai makna
sukacita Adam ketika Allah memberikan Hawa bagi dirinya.
Apa yang diungkapkan Adam kepada Hawa dapat menjadi
sukacita keluarga saat ini, bila makna kebenaran dari ungkapan tersebut menjadi realita kehidupan keluarga.
Prinsip sukacita keluarga yang dapat diambil dari ungkapan agung tersebut yakni: kesatuan, kesamaan, kesejajaran, kesediaan untuk menerima perbedaan dan kasih
(sukacita keluarga = 5k).
1. Kesatuan. Kesatuan sebagai prinsip dalam membangun
sukacita keluarga memiliki dua aspek yakni kesatuan dengan Allah dan kesatuan dengan pasangan.
1.1. Kesatuan dengan Allah. Kesatuan dengan Allah harus
menjadi prioritas dalam sukacita dengan keluarga. Sukacita
1Pdt. Yunus Laukapitang. Membawa pelajaran pada Ibadah ber-sama
Perkaryawan (Perkarya dan Perkauan) GKII Siloam Oebobo. Rabu. 14
Oktober 2015.
2
dalam kesatuan dengan Allah di dalam Alkitab digambarkan
dalam beberapa tipologi yakni:
1. Pokok dan ranting pada pohon anggur (Yohanis 15:1-8).
Kesatuan ini adalah kesatuan yang hidup yang memberi
dampak berbuah lebat.
2. Perjamuan Kudus (Yohanis 6:48-58) kesatuan yang
mistik (rohani) yang memberikan jaminan akan kehidupan kekal bersama dengan Kristus.
3. Kepala dan anggota tubuh (I Kor. 12). Kesatuan ini mempunyai makna fungsional. Kesatuan dengan Allah mempunyai dampak kehidupan yang aktif dalam pelayanan
bagi pembangunan tubuh Kristus sesuai dengan karunia
masing-masing.
4. Hubungan suami – istri (Efesus 5:31-32 ). Kesatuan ini
mempunyai makna hubungan pribadi yang intim. Hanya
maut yang memisahkan. Hubungan pribadi ini memberi
keyakinan akan kehidupan yang kekal (Yohani 17:32 ;
Yohanis 10:28-293; Roma 8:38-394)
Kesatuan dengan Allah adalah proses menerima Kristus dan
terus tetap ada di dalam kesatuan dengan Dia (Kolose 2:6-7).
Kesatuan ini perlu terus dijaga dalam sukacita keluarga melalui
doa, firman, ibadah, pelayanan dan kesaksian hidup keluarga
secara bersama-sama. Gambaran yang jelas mengenai rusaknya kesatuan dengan Allah memberi dampak yang jelas bagi
2Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya
Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.
3 10:28 dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka past
tdak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tdak akan merebut
mereka dari tangan-Ku. 10:29 Bapa-Ku, yang memberi-kan mereka kepada-Ku, lebih
besar dari pada siapa pun, dan seorang pun tdak dapat merebut mereka dari
tangan Bapa.
4 8:38 Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat,
maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan
datang, 8:39 atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun
sesuatu makhluk lain, tdak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada
dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
3
rusaknya hubungan sosial dalam masyarakat yang mempengaruhi sukacita keluarga (baca Roma 1:18-32).
1.2. Kesatuan dengan pasangan. Kesatuan dengan pasangan
bukan terbatas dalam kesatuan secara fisik, tetapi meliputi
kesatuan hati, pikiran, perasaan dan kehendak. Ini berbicara kesatuan dalam totalitas secara pribadi yang utuh.
Untuk membangun kesatuan dengan pasangan. Rasul
Paulus memberikan nasehat kepada jemaat di Filipi dapat
menjadi prinsip dalam membangun kesatuan antar pasangan yakni dalam Filipi 2:1-11. Ada dua sikap yang
disampaikan
yakni sikap yang perlu dihindari dan sikap yang perlu dikembangkan.
1.2.1. Sikap yang perlu dihindari yakni, sikap mementingkan
diri sendiri dan mencari puji-pujian yang sia-sia ( ay. 3a
bandingkan Yakobus 3:165)
1.2.2. Sikap yang perlu dikembangkan yakni, sikap mementingkan kepentingan bersama, sikap kerendahan hati
(ay.3-4). Ini juga berhubungan erat dengan keterbukaan dalam komunikasi dan kepercayaan terhadap
pasangan.
2. Kesamaan. Sukacita dalam keluarga dinyatakan pula dalam sikap kesamaan dalam membangun hubungan dalam
keluarga. Kesamaan lebih bermakna hakekat manusia (Laki-laki dan perempuan) sebagai gambar dan rupa Allah, objek kasih Allah dan tujuan dari rencana Allah. Rasul Paulus
menunjukkan bahwa dalam Kristus tidak lagi ada perbedaan jenis kelamin, tetapi satu di dalam Kristus (Galatia
3:28-296) Perbedaan jelas lebih kepada fungsi/peran masing-masing sebagai suami, istri dan anak-anak.
5 Sebab di mana ada iri hat dan mementngkan diri sendiri di situ ada
kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.
6 3:28 Dalam hal ini tdak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tdak ada
hamba atau orang merdeka, tdak ada laki-laki atau perempuan, karena
kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.
3:29 Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah
keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.
4
3. Kesejajaran.
Prinsip kesejajaran penting dalam membangun sukacita keluarga. Pandangan kebudayaan kenyataan dapat
merendahkan perempuan. Dalam kenyataan sering kali prilaku kasar diterima kaum perempuan karena kurangnya pemahaman terhadap prinsip ini. Rasul Paulus menunjukkan
bahwa dalam keluarga. Kesatuan laki-laki dan perempuan
sebagai satu tubuh menyebabkan penghargaan yang tulus
dari pihak perempuan dan laki-laki diperlukan dalam membangun sukacita keluarga (Efesus 5:22-33;I Petrus 3:77).
4. Kesediaan untuk menerima perbedaan.
Allah menciptakan laki-laki dan perempuan unik. Keunikan inilah untuk dapat saling melengkapi perbedaan
yang ada. Untuk saling melengkapi, sikap yang perlu dibangun adalah menerima perbedaan yang ada sebagai
kekayaan untuk membangun sukacita keluarga. Rasul
Paulus menulis prinsip ini juga dalam kehidupan bersama
dalam jemaat di Roma. Dengan menulis,Roma 15:5-78
5. Kasih.
Sukacita keluarga, dinyatakan dalam sikap kasih tanpa
syarat dalam keluarga. Rasul Paulus menunjuk-kan kebenaran mengenai kasih dalam I Korintus 13:1-13; Efesus
5:22-33. Kasih juga menjadi inti dari buah Roh Kudus (Galatia 5:22-23).
Jadi, Kehidupan Keluarga Kristen adalah suatu sukacita Allah yang ditandai oleh proses membangun ke7 Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan
isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatlah mereka se-bagai
teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan
terhalang.
8 15:5 Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan peng-hiburan,
mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus
Yesus,15:6 sehingga dengan satu hat dan satu suara kamu me-muliakan
Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus. 15:7 Sebab itu terimalah satu akan
yang lain, sama sepert Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan
Allah.
5
satuan, kesamaan, kesejajaran, kesediaan untuk menerima perbedaan dan kasih yang tulus antar anggota keluarga.
B. Pelanggaran.
Sukacita keluarga telah dirusak oleh strategi iblis yang
dasyat (kejadian 3). Dalam teks I Yohanis 2:15-17, juga menggambarkan strategi tersebut yakni:
1. Keinginan daging (buah itu - makan - Galatia 5:1921).
2. Keinginan mata (sedap kelihatannya).
3. Keangkuhan hidup (memberi pengertian - sama dengan
Allah). 3 ta (harta, taktha, wanita).
3. Penebusan.
Kristus datang membawa pemulihan hubungan antara
Allah dan manusia, manusia dengan manusia serta manusia
dengan lingkungan serta dirinya sendiri. Ini memberi dampak
pada kehadiran sukacita keluarga (Efesus 2:11-22; I Petrus
1:18-19).
5. Pemulihan
Menjalani kehidupan dalam sukacita keluarga hingga
maut yang memisahkan maka perlu diperhatikan:
1. Setiap anggota keluarga/keluarga lahir dari Allah (Yohanis
1:12-13; 3:3 ; I Yohanis 3:9; I Petrus 1:239; Titus 3:4-510)
9 Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi
dari benih yang tdak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.
10 3:4 Tetapi ketka nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya
kepada manusia, 3:5 pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan
karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya
oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan
oleh Roh Kudus,
6
2. Setiap anggota keluarga/keluarga hidup dipimpin dan dipenuhi oleh Roh Kudus (Roma 8:14; Galatia 5:25 11 ; Efesus
5:1812).
Sukacita keluarga, berhubungan erat dengan pola
hidup keluarga yang dibangun sebagai komitmen keluarga
dalam hidup bersama. Pada bagian tulisan dibawah ini adalah
kutipan yang dapat memberi masukan positif dalam membangun sukacita keluarga.
6 Hal penting yang mungkin absen dalam keluarga
Kita mungkin tidak mengalami tinggal serumah dengan
anggota keluarga yang belum kristen dan berbeda keyakinan.
Seluruh anggota keluarga kita mungkin semuanya adalah
kristen. Kita dibesarkan dalam keluarga kristen dan karena
itu kita merasa nyaman. Namun, apakah keluarga ini benarbenar adalah keluarga kristen, atau itu hanya identitas saja?
Ya, "kenyamanan" berada dalam keluarga kristen ini kadang
justru membuat kita lengah, sehingga kita melupakan nilai-nilai kristiani yang seharusnya seluruh anggota keluarga junjung
sebagai keluarga kristen. Coba periksa, jangan-jangan hal-hal
penting ini bawah ini sudah lama terlupakan.
1. Beribadah di gereja bersama-sama
Kapan terakhir kal kita dan seluruh isi rumah kita beribadah
di gereja bersama-sama? Jangan-jangan tiap-tiap anggota
keluarga sudah punya urusan masing-masing sehingga melupakan kebersamaan penting ini. Memang tidak diharuskan
untuk beribadah bersama-sa-ma, namun jika memungkinkan,
11 5:25 Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipim-pin oleh
Roh,
12 Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menim-bulkan
hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,
7
kenapa tidak mulai dibudayakan? Sehingga seluruh anggota
keluarga bisa bersama-sama bertumbuh dalam iman.
2. Membangun mezbah keluarga
Mezbah keluarga adalah waktu di mana seluruh anggota
keluarga berkumpul bersama mendekatkan diri kepada tuhan
secara bersama-sama. Entah itu dengan berdoa bersama,
memuji tuhan bersama, mendengarkan pembacaan Alkitab
bersama, merenungkan dan mendiskusikan ayat Alkitab
bersama, atau mendengar anggota keluarga lain menyampaikan pergumulannya kemudian saling mendoakan.
3. Antusiasme
Adakah antusiasme dan energi dalam mendukung hal-hal
yang penting bagi setiap anggota keluarga? Adakah reaksi
yang menyenangkan ketika mendengar adik/kakak diterima
kerja dengan kesejahteraan yang lebih baik, misalnya? Atau
justru reaksi kita datar saja dan terkesan tidak tertarik sama
sekali? Roma 12:15 berkata: "bersukacitalah dengan orang
yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!".
4. Waktu bagi keluarga.
Kapan terakhir kali kita menyediakan quality time bagi
anggota keluarga kita? Banya orang melupakan waktu penting ini dan lebih mengutamakan pekerjaan dan teman- teman.
Adakah waktu yang kita sisihkan (bukan sisakan) untuk kita
lewatkan bersama anggota keluarga lainnya. Sehingga kita
mempunyai waktu yang baik untuk berkomunikasi, bertukar
pikiran, bertukar perasaan dan lain sebagainya untuk semakin
meningkatkan tali kasih dan ikatan batin di antara anggota keluarga.
5. Memberi lebih
Percaya atau tidak, dalam beberapa keadaan, kita merasa
bahwa keluarga pasti akan bisa menerima kita apa adanya,
8
"ah andaikan aku lupa hari itu, dia pasti bisa memaklumi, dia
kan tahu betapa sibuknya aku akhir-akhir ini". Pola pikir seperti
ini kemudian menghalangi kita untuk kemudian memberi
/melakukan lebih dan bahkan yang terbaik bagi anggota
keluarga sendiri. Jika untuk orang lain saja kita diminta untuk
memberi lebih (matius 5:41), bukankah terlebih lagi seharusnya untuk keluarga sendiri?
6. Komunikasi yang hangat
Memang satu rumah, namun sering kali kita hanya berbicara saat ada kebutuhan saja. Anak berbicara ke-pada orang
tua saat hanya meminta uang saku atau ketika pamit ke
sekolah. Demikian juga orang tua tidak pernah bertanya apa
saja rencana anak dan apa saja yang ia lakukan seharian.
Suami berbicara kepada istri hanya saat butuh kopi, dan istri
berbicara pada suami hanya saat uang belanja habis.13
UNTUK DIDISKUSIKAN: SUKACITA KELUARGA.
Lingkari:
13 RH. Spirit, November 2013- Spirit handbook.bonus sprit edisi November
2013.
9
Jenis Kelamin : 1. Laki-laki; 2. Perempuan.
Status Keluarga : 1. Nikah; 2. Belum menikah; 3.
Duda; 4. Janda
Usia Perkawinan:
1. Apa yang menyebabkan tidak terwujudnya sukacita
dalam keluarga?
a. ____________________________________________
b.____________________________________________
c.____________________________________________
d.____________________________________________
e.____________________________________________
2 . Mengapa itu dapat terjadi sehingga tidak terwujud sukacita dalam keluarga?
a.____________________________________________
b.____________________________________________
c.____________________________________________
d.____________________________________________
e.____________________________________________
3.
Bagaimana sukacita keluarga dapat terwujud. Apa
yang dapat dilakukan?
a. ____________________________________________
b.____________________________________________
10
c.____________________________________________
d.____________________________________________
e.____________________________________________
11
SUKACITA KELUARGA 1
Sukacita keluarga adalah sukacita Allah. Allah yang memulai keluarga pertama, memberkati dan memberi tujuantujuan Allah bagi keluarga yang dibentuk. Sukacita keluarga
dinyatakan melalui sukacita dalam hubungan dengan Allah,
dalam hubungan antar pribadi (sesama manusia/anggota keluarga), hubungan dengan alam semesta (lingkungan keluarga). Dalam mempermudah pemahaman dijelaskan dalam
empat bagian sederhana yakni penciptaan, pelanggaran, penebusan dan pemulihan.
A. Penciptaan
Sukacita keluarga pertama kali dinyatakan Adam kepada Hawa dalam ungkapan yang agung. "Lalu berkatalah
manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari
dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari
laki-laki." (Kejadian 2:23). Ungkapan ini mempunyai makna
sukacita Adam ketika Allah memberikan Hawa bagi dirinya.
Apa yang diungkapkan Adam kepada Hawa dapat menjadi
sukacita keluarga saat ini, bila makna kebenaran dari ungkapan tersebut menjadi realita kehidupan keluarga.
Prinsip sukacita keluarga yang dapat diambil dari ungkapan agung tersebut yakni: kesatuan, kesamaan, kesejajaran, kesediaan untuk menerima perbedaan dan kasih
(sukacita keluarga = 5k).
1. Kesatuan. Kesatuan sebagai prinsip dalam membangun
sukacita keluarga memiliki dua aspek yakni kesatuan dengan Allah dan kesatuan dengan pasangan.
1.1. Kesatuan dengan Allah. Kesatuan dengan Allah harus
menjadi prioritas dalam sukacita dengan keluarga. Sukacita
1Pdt. Yunus Laukapitang. Membawa pelajaran pada Ibadah ber-sama
Perkaryawan (Perkarya dan Perkauan) GKII Siloam Oebobo. Rabu. 14
Oktober 2015.
2
dalam kesatuan dengan Allah di dalam Alkitab digambarkan
dalam beberapa tipologi yakni:
1. Pokok dan ranting pada pohon anggur (Yohanis 15:1-8).
Kesatuan ini adalah kesatuan yang hidup yang memberi
dampak berbuah lebat.
2. Perjamuan Kudus (Yohanis 6:48-58) kesatuan yang
mistik (rohani) yang memberikan jaminan akan kehidupan kekal bersama dengan Kristus.
3. Kepala dan anggota tubuh (I Kor. 12). Kesatuan ini mempunyai makna fungsional. Kesatuan dengan Allah mempunyai dampak kehidupan yang aktif dalam pelayanan
bagi pembangunan tubuh Kristus sesuai dengan karunia
masing-masing.
4. Hubungan suami – istri (Efesus 5:31-32 ). Kesatuan ini
mempunyai makna hubungan pribadi yang intim. Hanya
maut yang memisahkan. Hubungan pribadi ini memberi
keyakinan akan kehidupan yang kekal (Yohani 17:32 ;
Yohanis 10:28-293; Roma 8:38-394)
Kesatuan dengan Allah adalah proses menerima Kristus dan
terus tetap ada di dalam kesatuan dengan Dia (Kolose 2:6-7).
Kesatuan ini perlu terus dijaga dalam sukacita keluarga melalui
doa, firman, ibadah, pelayanan dan kesaksian hidup keluarga
secara bersama-sama. Gambaran yang jelas mengenai rusaknya kesatuan dengan Allah memberi dampak yang jelas bagi
2Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya
Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.
3 10:28 dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka past
tdak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tdak akan merebut
mereka dari tangan-Ku. 10:29 Bapa-Ku, yang memberi-kan mereka kepada-Ku, lebih
besar dari pada siapa pun, dan seorang pun tdak dapat merebut mereka dari
tangan Bapa.
4 8:38 Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat,
maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan
datang, 8:39 atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun
sesuatu makhluk lain, tdak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada
dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
3
rusaknya hubungan sosial dalam masyarakat yang mempengaruhi sukacita keluarga (baca Roma 1:18-32).
1.2. Kesatuan dengan pasangan. Kesatuan dengan pasangan
bukan terbatas dalam kesatuan secara fisik, tetapi meliputi
kesatuan hati, pikiran, perasaan dan kehendak. Ini berbicara kesatuan dalam totalitas secara pribadi yang utuh.
Untuk membangun kesatuan dengan pasangan. Rasul
Paulus memberikan nasehat kepada jemaat di Filipi dapat
menjadi prinsip dalam membangun kesatuan antar pasangan yakni dalam Filipi 2:1-11. Ada dua sikap yang
disampaikan
yakni sikap yang perlu dihindari dan sikap yang perlu dikembangkan.
1.2.1. Sikap yang perlu dihindari yakni, sikap mementingkan
diri sendiri dan mencari puji-pujian yang sia-sia ( ay. 3a
bandingkan Yakobus 3:165)
1.2.2. Sikap yang perlu dikembangkan yakni, sikap mementingkan kepentingan bersama, sikap kerendahan hati
(ay.3-4). Ini juga berhubungan erat dengan keterbukaan dalam komunikasi dan kepercayaan terhadap
pasangan.
2. Kesamaan. Sukacita dalam keluarga dinyatakan pula dalam sikap kesamaan dalam membangun hubungan dalam
keluarga. Kesamaan lebih bermakna hakekat manusia (Laki-laki dan perempuan) sebagai gambar dan rupa Allah, objek kasih Allah dan tujuan dari rencana Allah. Rasul Paulus
menunjukkan bahwa dalam Kristus tidak lagi ada perbedaan jenis kelamin, tetapi satu di dalam Kristus (Galatia
3:28-296) Perbedaan jelas lebih kepada fungsi/peran masing-masing sebagai suami, istri dan anak-anak.
5 Sebab di mana ada iri hat dan mementngkan diri sendiri di situ ada
kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.
6 3:28 Dalam hal ini tdak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tdak ada
hamba atau orang merdeka, tdak ada laki-laki atau perempuan, karena
kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.
3:29 Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah
keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.
4
3. Kesejajaran.
Prinsip kesejajaran penting dalam membangun sukacita keluarga. Pandangan kebudayaan kenyataan dapat
merendahkan perempuan. Dalam kenyataan sering kali prilaku kasar diterima kaum perempuan karena kurangnya pemahaman terhadap prinsip ini. Rasul Paulus menunjukkan
bahwa dalam keluarga. Kesatuan laki-laki dan perempuan
sebagai satu tubuh menyebabkan penghargaan yang tulus
dari pihak perempuan dan laki-laki diperlukan dalam membangun sukacita keluarga (Efesus 5:22-33;I Petrus 3:77).
4. Kesediaan untuk menerima perbedaan.
Allah menciptakan laki-laki dan perempuan unik. Keunikan inilah untuk dapat saling melengkapi perbedaan
yang ada. Untuk saling melengkapi, sikap yang perlu dibangun adalah menerima perbedaan yang ada sebagai
kekayaan untuk membangun sukacita keluarga. Rasul
Paulus menulis prinsip ini juga dalam kehidupan bersama
dalam jemaat di Roma. Dengan menulis,Roma 15:5-78
5. Kasih.
Sukacita keluarga, dinyatakan dalam sikap kasih tanpa
syarat dalam keluarga. Rasul Paulus menunjuk-kan kebenaran mengenai kasih dalam I Korintus 13:1-13; Efesus
5:22-33. Kasih juga menjadi inti dari buah Roh Kudus (Galatia 5:22-23).
Jadi, Kehidupan Keluarga Kristen adalah suatu sukacita Allah yang ditandai oleh proses membangun ke7 Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan
isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatlah mereka se-bagai
teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan
terhalang.
8 15:5 Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan peng-hiburan,
mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus
Yesus,15:6 sehingga dengan satu hat dan satu suara kamu me-muliakan
Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus. 15:7 Sebab itu terimalah satu akan
yang lain, sama sepert Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan
Allah.
5
satuan, kesamaan, kesejajaran, kesediaan untuk menerima perbedaan dan kasih yang tulus antar anggota keluarga.
B. Pelanggaran.
Sukacita keluarga telah dirusak oleh strategi iblis yang
dasyat (kejadian 3). Dalam teks I Yohanis 2:15-17, juga menggambarkan strategi tersebut yakni:
1. Keinginan daging (buah itu - makan - Galatia 5:1921).
2. Keinginan mata (sedap kelihatannya).
3. Keangkuhan hidup (memberi pengertian - sama dengan
Allah). 3 ta (harta, taktha, wanita).
3. Penebusan.
Kristus datang membawa pemulihan hubungan antara
Allah dan manusia, manusia dengan manusia serta manusia
dengan lingkungan serta dirinya sendiri. Ini memberi dampak
pada kehadiran sukacita keluarga (Efesus 2:11-22; I Petrus
1:18-19).
5. Pemulihan
Menjalani kehidupan dalam sukacita keluarga hingga
maut yang memisahkan maka perlu diperhatikan:
1. Setiap anggota keluarga/keluarga lahir dari Allah (Yohanis
1:12-13; 3:3 ; I Yohanis 3:9; I Petrus 1:239; Titus 3:4-510)
9 Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi
dari benih yang tdak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.
10 3:4 Tetapi ketka nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya
kepada manusia, 3:5 pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan
karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya
oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan
oleh Roh Kudus,
6
2. Setiap anggota keluarga/keluarga hidup dipimpin dan dipenuhi oleh Roh Kudus (Roma 8:14; Galatia 5:25 11 ; Efesus
5:1812).
Sukacita keluarga, berhubungan erat dengan pola
hidup keluarga yang dibangun sebagai komitmen keluarga
dalam hidup bersama. Pada bagian tulisan dibawah ini adalah
kutipan yang dapat memberi masukan positif dalam membangun sukacita keluarga.
6 Hal penting yang mungkin absen dalam keluarga
Kita mungkin tidak mengalami tinggal serumah dengan
anggota keluarga yang belum kristen dan berbeda keyakinan.
Seluruh anggota keluarga kita mungkin semuanya adalah
kristen. Kita dibesarkan dalam keluarga kristen dan karena
itu kita merasa nyaman. Namun, apakah keluarga ini benarbenar adalah keluarga kristen, atau itu hanya identitas saja?
Ya, "kenyamanan" berada dalam keluarga kristen ini kadang
justru membuat kita lengah, sehingga kita melupakan nilai-nilai kristiani yang seharusnya seluruh anggota keluarga junjung
sebagai keluarga kristen. Coba periksa, jangan-jangan hal-hal
penting ini bawah ini sudah lama terlupakan.
1. Beribadah di gereja bersama-sama
Kapan terakhir kal kita dan seluruh isi rumah kita beribadah
di gereja bersama-sama? Jangan-jangan tiap-tiap anggota
keluarga sudah punya urusan masing-masing sehingga melupakan kebersamaan penting ini. Memang tidak diharuskan
untuk beribadah bersama-sa-ma, namun jika memungkinkan,
11 5:25 Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipim-pin oleh
Roh,
12 Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menim-bulkan
hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,
7
kenapa tidak mulai dibudayakan? Sehingga seluruh anggota
keluarga bisa bersama-sama bertumbuh dalam iman.
2. Membangun mezbah keluarga
Mezbah keluarga adalah waktu di mana seluruh anggota
keluarga berkumpul bersama mendekatkan diri kepada tuhan
secara bersama-sama. Entah itu dengan berdoa bersama,
memuji tuhan bersama, mendengarkan pembacaan Alkitab
bersama, merenungkan dan mendiskusikan ayat Alkitab
bersama, atau mendengar anggota keluarga lain menyampaikan pergumulannya kemudian saling mendoakan.
3. Antusiasme
Adakah antusiasme dan energi dalam mendukung hal-hal
yang penting bagi setiap anggota keluarga? Adakah reaksi
yang menyenangkan ketika mendengar adik/kakak diterima
kerja dengan kesejahteraan yang lebih baik, misalnya? Atau
justru reaksi kita datar saja dan terkesan tidak tertarik sama
sekali? Roma 12:15 berkata: "bersukacitalah dengan orang
yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!".
4. Waktu bagi keluarga.
Kapan terakhir kali kita menyediakan quality time bagi
anggota keluarga kita? Banya orang melupakan waktu penting ini dan lebih mengutamakan pekerjaan dan teman- teman.
Adakah waktu yang kita sisihkan (bukan sisakan) untuk kita
lewatkan bersama anggota keluarga lainnya. Sehingga kita
mempunyai waktu yang baik untuk berkomunikasi, bertukar
pikiran, bertukar perasaan dan lain sebagainya untuk semakin
meningkatkan tali kasih dan ikatan batin di antara anggota keluarga.
5. Memberi lebih
Percaya atau tidak, dalam beberapa keadaan, kita merasa
bahwa keluarga pasti akan bisa menerima kita apa adanya,
8
"ah andaikan aku lupa hari itu, dia pasti bisa memaklumi, dia
kan tahu betapa sibuknya aku akhir-akhir ini". Pola pikir seperti
ini kemudian menghalangi kita untuk kemudian memberi
/melakukan lebih dan bahkan yang terbaik bagi anggota
keluarga sendiri. Jika untuk orang lain saja kita diminta untuk
memberi lebih (matius 5:41), bukankah terlebih lagi seharusnya untuk keluarga sendiri?
6. Komunikasi yang hangat
Memang satu rumah, namun sering kali kita hanya berbicara saat ada kebutuhan saja. Anak berbicara ke-pada orang
tua saat hanya meminta uang saku atau ketika pamit ke
sekolah. Demikian juga orang tua tidak pernah bertanya apa
saja rencana anak dan apa saja yang ia lakukan seharian.
Suami berbicara kepada istri hanya saat butuh kopi, dan istri
berbicara pada suami hanya saat uang belanja habis.13
UNTUK DIDISKUSIKAN: SUKACITA KELUARGA.
Lingkari:
13 RH. Spirit, November 2013- Spirit handbook.bonus sprit edisi November
2013.
9
Jenis Kelamin : 1. Laki-laki; 2. Perempuan.
Status Keluarga : 1. Nikah; 2. Belum menikah; 3.
Duda; 4. Janda
Usia Perkawinan:
1. Apa yang menyebabkan tidak terwujudnya sukacita
dalam keluarga?
a. ____________________________________________
b.____________________________________________
c.____________________________________________
d.____________________________________________
e.____________________________________________
2 . Mengapa itu dapat terjadi sehingga tidak terwujud sukacita dalam keluarga?
a.____________________________________________
b.____________________________________________
c.____________________________________________
d.____________________________________________
e.____________________________________________
3.
Bagaimana sukacita keluarga dapat terwujud. Apa
yang dapat dilakukan?
a. ____________________________________________
b.____________________________________________
10
c.____________________________________________
d.____________________________________________
e.____________________________________________
11