BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 PengertianKewirausahaan - Pengaruh Managerial Skill Terhadap Keberhasilan Usaha Industri Kreatif Di Kota Medan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

  2.1.1 PengertianKewirausahaan

  Kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup dan cara memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya(Suryana, 2013: 2). Kewirausahaan merupakan sebuah alat dari pandangan hidup seseorang yang menginginkan adanya kebebasan dalam ekonomi untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan menggunakan sumber daya yang ada. Untuk mencapai tersebut tentunya harus pandai memanfaatkan peluang-peluang melalui kesempatan bisnis, kemampuan manajemen pengambilan resiko yang tepat untuk mencapai kesempatan, dan melalui kemampuan komunikasi dan keahlian manajemen dalam menggerakkan manusia, keuangan dan sumber daya materi untuk menghasilkan proyek dengan baik (Ranto, 2007: 21).

  2.1.2 Pengertian Wirausaha

  Arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang selalu memberi keuntungan. Jiwa kewirausahaan mendorong minat seseorang untuk mendirikan dan mengelola usaha secara maksimal (Kasmir, 2006: 15).

  Machfoedz (2005:9) menyatakan bahwa seorang wirausahawan adalah pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, ia berani mengambil risiko untuk mulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba. Karena itu, ia lebih memilih menjadi pemimpin daripada menjadi pengikut, untuk itu seorang wirausahawan tantangan pada saat merintis usaha bisnis. Dalam menghadapi berbagai permasalahan, seorang wirausahawan senantiasa dituntut kreatif.

2.1.3 Sifat-sifat Wirausaha

  Percaya Diri 1.

  Berorientasi Masa Depan

  Sumber : (Hutagalung, 2010)

  3 Suka tantangan

  2 Mampu ambil risiko

  Berani Ambil Risiko

  Ketajaman persepsi

  1. Sifat pandangan ke depan 2.

  Ingin berprestasi 2. Berorientasi keuntungan 3. Teguh, tekun, dan kerja keras 4. Penuh semangat dan penuh energi

  Yakin dan Optimisme 2. Mandiri 3. Kepemimpinan dan Dinamis

Tabel 2.1 Sifat-sifatWirausaha

  Responsive terhadap saran dan kritik

  2. Komitmen 3.

  Sifat suka bergaul dengan orang lain

  Berorientasi Manusia 1.

  Kreatif 2. Inovatif 3. Inisiatif/proaktif

  Originalitas 1.

  Berorientasi Hasil Kerja 1.

2.1.4 Karakteristik Wirausaha

  Karakteristik seorang wirausaha pada umumnya dapat dilihat pada saat berkomunikasi dalam rangka mengumumkan informasi maupun pada waktu menjalankan usaha dan menjalin hubungan dengan para relasi bisnis. Untuk itu, dalam menjalin hubungan bisnis dengan seseorang kita harus mengetahui karakteristiknya. Karena tanpa kita perhatikan karakternya bisa-bisa kita akan rugi baik.

  Karakteristik adalah sesuatu yang berhubungan dengan watak, perilaku, tabiat, sikap seseorang terhadap perjuangan hidup untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin. Karakteristik seorang wirausaha yang baik akan membawa ke arah kebenaran, keselamatan, serta menaikkan derajat dan martabatnya.

  Menurut Meredith (2000 : 5-6) mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan seperti berikut : a. Percaya diri dan optimis

  Memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidaktergantungan terhadap orang lain, dan individualistis.

  b. Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, mempunyai dorongan kuat, energik, tekun dan tabah, tekad kerja keras, serta inisiatif.

  c. Berani mengambil resiko dan mempunyai tantangan d. Kepemimpinan Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan terbuka terhadap saran serta kritik.

  e. Keorisinilan Inovatif, kreatif dan fleksibel

  f. Berorientasi masa depan Pendapat lain diungkapkan oleh Zimmerer (2002:6-7), mengemukakan delapan karakteritik kewirausahaan sebagai berikut : a.

  Desire for responsibility, memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.

  b.

  Preference for moderate risk, lebih memilih resiko moderat, artinya selalu menghindari resiko, baik yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi.

  c.

  Confidence in their ability to success, memiliki kepercayaan diri untuk memperoleh kesuksesan.

  d.

  Desire for immediate feedback, selalu menghendaki umpan balik dengan segera.

  e.

  High level of energy, memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

  f.

  Future orientation, berorientasi serta memiliki perspektif dan wawasan jauh ke depan.

  g.

  Skill at organizing, memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah. h.

  Value of achievement over money, lebih menghargai prestasi daripada uang.

  Wirausaha selalu komitmen dalam melakukan tugasnya sampai berhasil. Ia tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya. Ia berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan artinya risiko yang di ambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi risiko yang didukung oleh komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus objektif dan merupakan umpan balik bagi kelancaran kegiatannya. Dengan semangat optimis yang tingggi karena ada hasil yang diperoleh, maka uang selalu dikelolah secara proaktif dan dipandang sebagai sumber daya.

  Dalam mencapai keberhasilannya, seorang wirausaha memiliki ciri-ciri tertentu pula. Dalam (Zimmerer,2002:5) dikemungkinan beberapa karakteristik kewirausahaan yang berhasil. Diantaranya memiliki ciri-ciri : a.

  Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas Berorientasi pada prestasi, yang tercermin dalam padangan dan bertindak terhadap peluang, orientasi efisiensi, mengutamakan kualitas pekerjaan, berencana, dan mengutamakan monitoring.

  b.

  Komitmen kepada orang lain, misalnya dalam mengadakan kontrak dan hubungan bisnis.

  c.

  Berpikir Kreatif dalam Kewirausahaan

  2.1.5 Membangun Kompetensi Kewirausahaan

  Wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi yaitu : seorang yang memiliki ilmu pengetahuan, skill dan sikap individu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan.

  Menurut Suryana, (2003:13) skill-skill yang harus dimiliki Kewirausahaan agar dapat berhasil yaitu : b. Conceptual skill

  c. Human skill (keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi dan berelasi) d.Decision making skill (keterampilan merumuskan masalah dan mengambil keputusan ).

  e. Time managerial skill (ketrampilan mengatur dan menggunakan waktu)

  2.1.6Managerial Skill

  Menurut Suryana (2003 : 15)Managerial skill atau keterampilan manajerial merupakan bekal yang harus dimiliki wirausaha. Seorang wirausahawan harus mampu menjalankan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan agar usaha yang dijalankannya dapat mencapai tujuan yangdiinginkan.Kemampuan menganalisis dan mengembangkan pasar, kemampuan mengelola sumber daya manusia, material, uang, fasilitas dan seluruh sumber daya perusahaan merupakan syarat mutlak untuk menjadi wirausaha sukses.Kemampuan Manajerial adalah kemampuan untuk mengelola usaha seperti perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengawasandan penilaian (Mulyanto, 2007).

  Kemampuan manajerial menurut Winardi dalam Setyanusa, (2009), menyatakan bahwa kemampuan manajerial adalah kesanggupan mengambil tindakan–tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Selain itu keterampilan manajerial adalah seluruh kemampuan yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, penyusunan kepegawaian dan pengawasan, termasuk anggaran terbatas (Gibson, 2006:130).

  Menurut Tangkilisan (2005: 10) kemampuanmanajerial yaitu kemampuan untuk memanfaatkan danmenggerakkan sumber daya agar dapatdigerakkan dandiarahkan bagi tercapainya tujuan melalui kegiatan oranglain.Untuk dapat mencapai tujuan yang telahditentukan maka pimpinan atau pengusaha sebuahperusahaan harus memiliki kemampuan dalammengimplementasikan prinsip-prinsip manajemen yangbiasa dikenal dengan sebutan kemampuan manajerial.

  Secara garis besar ada dua cara untuk menumbuhkan kemampuanmanajerial, yaitu melalui jalur formal dan informal. Jalur formal misalnya melalui jenjang lembaga pendidikan sekolah menengah kejuruan bisnis dan manajemen atau melalui pendidikan tinggi misalnya departemen administrasi niaga atau departemen manajemen yang tersebar berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta.Jalur informal, misalnya melalui seminar, pelatihan dan otodidak serta melalui pengalaman.

2.1.7 Keberhasilan Usaha

2.1.7.1 Definisi Keberhasilan Usaha

  Menurut Suyatno (2010;179) keberhasilan usaha industri kecil di pengaruhi oleh berbagai faktor. Kinerja usaha perusahaan merupakan salah satu tujuan dari setiap pengusaha. Kinerja usaha industri kecil dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan usaha suatu perusahaan dapat dilihat dari berbagai aspek, (2009:73), Wirausaha yang memiliki kemampuan mengambil keputusan yang superior akan dapat meningkatkan perfomansi usaha seperti peningkatan profit dan pertumbuhan usaha.

  Primiana (2009:49) mengemukakan bahwa keberhasilan usaha adalah permodalan sudah terpenuhi, penyaluran yang produktif dan tercapainya tujuan organisasi. Sedangkan Algifari (2003:118) berpendapat bahwa keberhasilan usaha dapat dilihat dari efisiensi proses produksi yang dikelompokkan berdasarkan efisiensi secara ekonomis. Pendapat lain diungkapkan oleh Moch. Kohar Mudzakar dalamAndari (2011:21b) , “ Keberhasilan usaha adalah sesuatu keadaan yang menggambarkan lebih daripada yang lainnya yang sederajat/sekelasnya.

  Noor (2007:397) mengemukakan bahwa Keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuanya, suatu bisnis dikatan berhasil bila mendapatkan laba, karena laba adalah tujuan dari seseorang melakukan bisnis. Menurut Albert Wijaya dalam Suryana(2011:168) yang mengemukakan bahwa faktor yang merupakan tujuan yang kritis dan menjadi ukuran dari keberhasilan suatu perusahaan adalah laba.

  Menurut Tambunan (2002:14) faktor-faktor yang mampengaruhi keberhasilan usaha dapat diketahui dari dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang diantaranya yaitu; kualitas sumber daya manusia, penguasaan organisasi, struktur organisasi, sistem manajemen, partisipasi, kultur/budaya bisnis, kekuatan modal, jaringan bisnis dengan pihak luar, dan tingkat entrepreneurship.. Faktor eksternal dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor ekonomi, birokrat, politik, dan tingkat demokrasi. Faktor non pemerintah yaitu; sistem perekonomian, sosio-kultur budaya masyarakat, sistem perburuhan dan konsidisi perburuhan, kondisi infrastrukur, tingkat pendidikan masyarakat, dan lingkungan global.

  Menurut Suyatno (2010:179) berkaitan dengan faktor penentu keberhasilan usaha industri kecil ini, hasil penelitiannya menemukan bahwa keberhasilan usaha kecil ditandai oleh inovasi, perilaku mau mengambil resiko. Begitu juga hasil penelitian Murphy dalam sumber yang sama menemukan bahwa keberhasilan usaha kecil disumbangkan oleh kerja keras, dedikasi, dan komitmen terhadap pelayanan dan kualitas. Berbagai faktor penentu keberhasilan usaha industri kecil hasil identifikasi penelitian tersebut pada dasarnya adalah cerminan dari kemampuan usaha (pengetahuan, sikap dan keterampilan), pengalaman yang relevan, motivasi kerja dan tingkat pendidikan seseorang pengusaha.Sehingga dapat diketahui bahwa keberhasilan usaha dapat dipengaruhi oleh kemampuan usaha yang tercermin diantarannya melalui pengetahuan, sikap, dan keterampilan dari pengusaha.

  Keberhasilan suatu usaha diidentikkan dengan laba atau penambahan material yang dihasilkan oleh pengusaha, tetapi pada dasarnya keberhasilan usaha tidak hanya dilihat dari hasil secara fisik tetapi keberhasilan usaha dirasakan oleh pengusaha dapat berupa panggilan pribadi atau kepuasaan batin Kriteria keberhasilan usaha kecil dalam Riyanti, (2003:73) tentang wirausaha kecil di Singapura menunjukan bahwa dari 85% responden yang menjawab, 70% keberhasilan usaha, disusul oleh laba penjualan (sales revenue growth, 61%) , laba setelah pajak (return on ivestment, 50%), dan pangsa pasar (market share, 48%). Selanjutnya, 38% dari wirausaha yang menggunakan kriteria keberhasilan laba bersih (net profit growth), berpendapat bahwa prstasi 6-10% pertumbuhan pertahun merupakan indicator keberhasilan usaha. Untuk mendukung uraian diatas, criteria keberhasilan usaha adalah usaha-usaha yang mengalami peningkatan 25% dari keadaan ketika perusahaan didirikan. Meskipun hanya 25%, karena yang dilihat adalah peningkatan dalam akumulasi modal, jumlah produksi, jumlah pelanggan, perluasan usaha dan perbaikan fisik maka kriteria tersebut dinilai cukup signifikan sebagai kriteria keberhasilan usaha (Riyanti, 2003).

2.1.7.2 Indikator Keberhasilan Usaha

  Beberapa indikator dalam menentukan keberhasilan usaha menurut Noor (2007:397) adalah :

  1. Produktivitas dan efisiensi.

  Besar kecilnya produktivitas usaha sangat menentukan besar kecilnya produksi. Hal ini mempengaruhi besar kecilnya penjualan dan menentukan pendapatan.

  2. Kompetensi dan Etika Usaha.

  Kompetensi merupakan akumulasi dari pengetahuan, hasil penelitian dan disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi agar perusahaan tetap dapat mempertahankan daya saingnya. Sedangkan etika bisnis adalah perilaku dalam melaksanakan bisnis yang secara garis besar dapat dirumuskan sebagai perilaku berbisnis tidak merugikan kepentingan orang lain baik secara individu, kelompok, maupun masyarakat luas

  3. Daya saing.

  Daya saing adalah kemampuan atau ketangguhan dalam bersaing untuk merebut perhatian dan loyalitas konsumen. Suatu bisnis dapat dikatakan berhasil apabila dapat mengalahkan pesaing atau paling tidak masih bisa bertahan menghadapi pesaing. Oleh karena itu, maka inti dari daya saing yang harus dimiliki perusahaan adalah kemampuan dalam berinovasi untuk menciptakan dan merebut pasar baru yang bermunculan di masyarakat.

  4. Terbangunnya Citra Baik Citra baik perusahaan terbagi menjadi dua yaitu, trust internal dan trust

  

external . Trust internal adalah kepercayaan atau trust dari segenap orang yang

  ada di perusahaan. Indikator tumbuhnya trust internal adalah rendahnya tingkat absensi karyawan, rendahnya turnover karyawan, meningkatnya produktivitas dan efisiensi perusahaan, dan sebagainya. Sedangkan trust external adalah timbulnya rasa percaya dari segenap stake holder perusahaan, baik itu konsumen, pemasok, pemerintah, maupun masyarakat luas, bahkan juga pesaing. Indikatornya adalah membangun image yang baik, meningkatnya penjualan, rendahnya complain, meningkatnya pesanan, dan sebagainya.

  Menurut Suryana (2013:108), faktor-faktor pendorong keberhasilan wirausaha adalah sebagai berikut: a. Kemampuan dan kemauan

  Orang yang tidak memiliki kemampuan,tetapi banyak kemauan dan orag yang memiliki kemauan, tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausahawan yang sukses. Sebaliknya, orang yang memiliki kemauan dan dilengkapi dengan kemampuan akan menjadi orang yang sukses. Kemauan saja tidak cukup bila tidak dilengkapi dengan kemampuan.

  b. Tekad yang kuat dan kerja keras Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat, tetapi memiliki kemauan untuk bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras, tetapi tidak memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirausahawan yang sukses.

  c. Kesempatan dan Peluang Ada solusi ada peluang, sebaliknya tidak ada solusi tidak akan ada peluang. Peluang ada jika kita menciptakan peluang itu sendiri, bukan mencari- cari atau menunggu peluang yang datang pada kita.

2.1.8 Industri Kreatif

  Menurut Hawkins dalam Nenny (2008:144) industri kreatif adalah kegiatan ekonomi dimana input dan outputnya adalah gagasan. Sedangkan menurut visi pemerintah, industri kreatifadalah industri-industri yang mengandalkan kreatifitas individu, keterampilan serta talenta yang memiliki kemampuan meningkatkan taraf hidup dan penciptaaan tenaga kerja melalui

  Definisi industri kreatif menurut Departemen Perdagangan RI yaitu industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan, serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.Industri kreatif dapat dikelompokkan menjadi 14 subsektor. Menurut Departemen Perdagangan Republik Indonesia dalam buku Pengembangan Industri Kreatif Menuju Visi Ekonomi Kreatif 2025, ke 14 subsektor industri kreatif Indonesia adalah :

1. Periklanan (advertising)

  Definisi periklanan menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut:

  1. Kegiatan kreatif yang berkaitan jasa periklanan (komunikasi satu arah dengan menggunakan medium tertentu), yang meliputi proses kreasi, produksi dan distribusi dari iklan yang dihasilkan, misalnya: perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan, promosi, kampanye relasi publik, tampilan iklan di media cetak (surat kabar, majalah) dan elektronik (televisi dan radio), pemasangan berbagai poster dan gambar, penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur dan reklame sejenis, distribusi dan delivery advertising materials atau samples, serta penyewaan kolom untuk iklan.

  2. segala bentuk pesan tentang suatu produk disampaikan melalui suatu media, dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat.

  3. deskripsi atau presentasi dari produk, ide ataupun organisasi untuk membujuk individu untuk membeli, mendukung atau sepakat atas suatu hal.

  Definisi jasa arsitektur menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2005 adalah jasa konsultasi arsitek, yaitu mencakup usaha seperti: desain bangunan, pengawasan konstruksi, perencanaan kota, dan sebagainya. Selain itu sub-sektor Arsitektur Yaitu kegiatan kreatif yang berkaitan dengan desain bangunan secara menyeluruh baik dari level makro (town planning, urban design,

  

landscape architecture ) sampai level mikro (detail konstruksi). Misalnya

  arsitektur taman, perencanaan kota, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, pengawasan konstruksi, perencanaan kota, konsultasi kegiatan teknik dan rekayasa seperti bangunan sipil dan rekayasa mekanika dan elektrikal.

  3. Pasar Barang Seni

  Yaitu kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan internet, meliputi barang-barang musik, percetakan, kerajinan, automobile, dan film

  4. Kerajinan (craft)

  Industri Kreatif subsektor kerajinan adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang dibuat dan dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian produknya, antara lain meliputi barang kerajinan yang terbuat dari: batu berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga, pernggu, besi) kayu, kaca, porselin, kain, marmer, tanah liat, dan kapur.

  1. Ceramic (seperti tanah liat, erathen ware, pottery, stoneware, porcelain)

  2. Logam (seperti emas, perak, perunggu, besi, tembaga)

  3. Natural fiber, serat alam (bambu, akar-akaran, rotan)

  4. Batu-batuan (seperti batu mulia, semi precious stone, jade)

  5. Tekstil (seperti cotton, sutra, linen)

  6. Kayu (termasuk kertas dan lacquer ware)

  5. Desain

  Yaitu kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan.

  6. Fesyen (fashion)

  Industri Kreatif Subsektor fesyen/mode adalah kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi produk fesyen.

  7. Video, Film dan Fotografi

  Industri Kreatif Subsektor film, video, dan fotografi adalah kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi, produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video, film dan hasil fotografi. Termasuk di dalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi film.

  8. Permainan Interaktif (game)

  berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Sub sektor permainan interaktif bukan didominasi sebagai hiburan semata-mata tetapi juga sebagai alat bantu pembelajaran atau edukasi. Menurut beberapa sumber, industri permainan interaktif didefinisikan sebagai permainan yang memiliki kriteria sebagai berikut:

  a. Berbasis elektronik baik berupa aplikasi software pada komputer (online maupun stand alone), console (Playstation, XBOX, Nitendo dll), mobile handset dan arcade.

  b. Bersifat menyenangkan (fun) dan memiliki unsur kompetisi (competition)

  c. Memberikan feedback/interaksi kepada pemain, baik antar pemain atau pemain dengan alat (device) d. Memiliki tujuan atau dapat membawa satu atau lebih konten atau muatan. Pesan yang disampaikan bervariasi misalnya unsur edukasi, entertainment, promosi produk (advertisement) sampai kepada pesan yang destruktif.

  9. Musik

  Industri Kreatif sub sektor musik adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi/komposisi, pertunjukan musik, reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara. Seiring dengan perkembangan industri musik ini yang tumbuh sedemikian pesatnya, maka Klasifikasi Baku Lapangan Indonesia 2005 (KBLI) perlu dikaji ulang, yaitu terkait dengan pemisahan lapangan usaha distribusi reproduksi media rekaman, manajemen-representasi-promosi (agensi) musik, jasa komposer, jasa pencipta lagu dan jasa penyanyi menjadi suatu kelompok lapangan

  10. Seni Pertunjukan (showbiz)

  Industri Kreatif kelompok seni pertunjukan meliputi kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha yang berkaitan dengan pengembangan konten, produksi pertunjukan, pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik-tradisional, musik-teater, opera, termasuk tur musik etnik, desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan.

  11. Penerbitan dan Percetakan

  Industri Kreatif subsektor penerbitan dan percetakan meliputi kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita.

  12. Layanan Komputer dan Piranti Lunak (software)

  Industri Kreatif sub sektor layanan komputer dan piranti lunak meliputi kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan komputer, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta desain portal.

  13. Televisi & Radio (broadcasting)

  Industri Kreatif kelompok televisi dan radio meliputi kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan, penyiaran, dan transmisi televisi dan radio.

  14. Riset dan Pengembangan (R&D)

  Industri Kreatif subsektor riset dan pengembangan meliputi kegiatan kreatif teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar. Akan tetapi, definisi riset dan pengembangan tersebut menurut masukan dari beberapa sumber dipandang belum cukup merefleksikan aktivitas riset dan pengembangan yang sesungguhnya.Definisi dari komoditi riset dan pengembangan mempunyai landasan regulasi sendiri yaitu UU No. 18 tahun 2002. Definisi riset dan pengembangan menurut UU No. 18/2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah: Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran suatu asumsi dan/atau hipotesis di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta menarik kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru.

  Dalam hal ini, perlu untuk melakukan penyamaan persepsi mengenai definisi ini.

2.2 Penelitian Terdahulu

  Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu yang beragam. Review atas penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.2.

  

Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Variabel Penelitian Hasil Penelitian

  1 Mulyanto (2007)

  Pengaruh Motivasi dan Kemampuan Manajerial Terhadap Kinerja Usaha Pedagang Kaki Lima Menetap

  Variabel Independen : motivasi dan kemampuan manajerial Variabel Dependen : kinerja usaha

  Motivasi dan emampuan manajerial memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja usaha

  2 Adhitya Nur Muhlisin(2010 )

  Pengaruh Perilaku Kewirausaha an dan Kemampuan Manajerial Terhadap Kinerja Usaha

  VariabelIndependen:per ilaku kewirausahaan dan kemampuan manajerial Dependen: kinerja usaha

  Perilaku kewirausahaan dan kemampuan manajerial memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja usaha

  3 Ibnu Hajar, M.S. Idrus, Ubud Salim, Solimun (2012)

  Pengaruh Kemampuan Manajerial dan Lingkungan Industri Terhadap Kemampuan Organisasi, Strategi Bersaing, dan Kinerja Perusahaan

  Variabel Independen: kemampuan manajerial dan lingkungan industri Variabel Dependen: kemampuan organisasi, strategi bersaing, dan kinerja perusahaan

  Kemampuan manajerial dan lingkungan industri berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kemampuan organiasi strategi bersaing dan kinerja perusahaan

  4 Wisda Apriana (2012)

  Analisis Pengaruh Motivasi, Kemampuan Manajerial, Kompetensi, dan Lingkungan Terhadap Kinerja Usaha Pedagang Kaki Lima Di Bekasi

  Variabel Independen: motivasi, kemampuan manajerial, kompetensi, dan lingkungan Dependen: kinerja usaha

  Motivasi, kemampuan manajerial, kompetensi, dan lingkungan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha

  5 Syofia Sofatunisa R.

  (2014) Pengaruh Kemampuan ManajerialT erhadap Keberhasilan Usaha

  Variabel Independen: kemampuan manajerial Variabel dependen: keberhasilan usah

  Kemampuan manajerial secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha

  6 Nurhasmansyah , Zulfadil,

  Pengaruh Latar

  Variabel Independen: latar belakang sosial, Latar belakang sosial, Machasin (2014)

  Belakang Sosial, Kemampuan Manajerial dan Pengalaman Terhadap Kinerja Usaha kemampuan manajerial, dan Pengalaman Variabel Dependen: kinerja usaha kemampuan manajerial dan pengalaman berpengaruh secara simultan terhadap kinerja usaha

  7 Inggrita Gusti Sari Nasution, Yasmin Chairunisa Muchtar, Frida Ramadini (2014)

  Impact of Motivation and Ability on Performance of Women Entrepreneu rs in Online Business Variabel Independen: motivation and ability Variabel Dependen: performance of women entrepreneurs

  The situational factors do not moderate the relationship between motivatiaon and ability on performance

  Sumber: Penelitian Terdahulu

2.3 Kerangka Konseptual

  Dalam penelitian kuantitatif, menurut Sugiyono (2012:60) kerangka berfikir adalah menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti, jadi secara teoritis perlu dijelaskan gubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

  Hasil analisisyang dilakukan Apriana (2012) menunjukan bahwa kompetensi wirausaha mempunyai pengaruh positifdan signifikan terhadap keberhasilan usaha.Hubungan antara managerial skill terhadap keberhasilan usaha dapat dilihat pada penelitian yang dilakukan oleh Muhlisin (2013) yang menjelaskan bahwa managerial skillcukup berpengaruh terhadap keberhasilan usaha.

  Hubungan antara managerial skill terhadap keberhasilan usaha dapat dilihat pada penelitian yang dilakukan olehIbnu Hajar, M.S. Idrus, Ubud Salim, Solimun (2012), yang menjelaskanmanajerial skill yang tinggi karena keahliankhusus dan nilai moral kepercayaan yang dimiliki para manajer perusahaan dalam upaya untukmeningkatkan kemampuan sumberdaya perusahaandalam merespon keinginan pelanggan, menciptakankualitas produk menciptakan sistemyang dapat mempercepat proses produksi, dan efisiensibiaya produksi dalam upaya untuk merumuskan danmelaksanakan strategi bersaing yang sesuai untukmeningkatkan hasil penjualan, laba, dan aset perusahaan. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Sofatunisa (2014), Kemampuan manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha.

  Managerial skill merupakan kemampuan yang harus dimiliki seorang

  wirausaha yang termasuk ke dalam kompetensi wirausaha. Untuk dapat menjalankan usaha yang akan memberikan keuntungan. Seorang pengusaha industri kreatif akan sangat membutuhkan managerial skill untuk mengelola sumber daya dan menjalankan usahanya.

  Adapun gambar kerangka konseptual pada penelitian ini sebagai berikut :

  

Managerial Skill Keberhasilan Usaha

  (Y) (X

  1 )

  H

  

1

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

Sumber : Suryana(2008),Apriana(2012), Muhlisin (2013), Ibnu Hajar, et al. (2012)diolah

2.4 Hipotesis

  Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pernyataan.Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka konseptual yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. (Sugiyono, 2005:96).

  Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah

  

managerial skill berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha

industri kreatif di kota Medan.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Managerial Skill Terhadap Keberhasilan Usaha Industri Kreatif Di Kota Medan

0 79 94

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Kreativitas - Pengaruh Kreativitas dan Keterampilan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Kerajinan Rotan di Medan

0 2 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Pengawasan - Pengaruh Pengawasan Terhadap Efisiensi Kerja Pada PT. Astra International Bagian Depo Amplas Medan

0 1 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekonomi Industri - Analisis Pengaruh Kredit Perbankan Terhadap Pertumbuhan Usaha Ekonomi Kreatif di Kota Medan

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Agency Theory - Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan yang Terdaftar Di LQ45

0 0 26

BAB II TI NJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kepemimpinan 2.1.1.1 Defenisi Kepemimpinan - Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Kecerdasan Emotional Terhadap Keberhasilan Usaha pada Studi Foto

0 0 35

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Teori Permintaan - Analisis Permintaan Kredit pada Bank SUMUT Cabang Utama Medan

0 0 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Citra - Pengaruh Citra Tokoh Politik Terhadap Minat Memilih Pada Pemilu Presiden 2014 di Medan

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kreativitas - Pengaruh Kreativitas dan Inovasi Terhadap Minat Beli Konsumen Lopian Kopi Kafe di Kota Medan

0 0 13

II. Petunjuk Pengisian - Pengaruh Managerial Skill Terhadap Keberhasilan Usaha Industri Kreatif Di Kota Medan

0 0 11