BAB II PEMBENTUKAN ASEAN SEBAGAI ORGANISASI INTERNASIONAL REGIONAL SE-ASIA TENGGARA A. Sejarah Terbentuknya ASEAN Sebagai Organisasi Internasional - Chapter II (206.2Kb)
akan dijelaskan bagaimana kerjasama internasional yang dijalin oleh ASEAN dengan subjek hukum internasional lainnya dalam upaya menanggulangi kejahatan transnasional berupa
drugs trafficking di wilayah golden triangle. Kerjasama – kerjasama itu meliputi kerjasama
regional ASEAN yang berupaya menanggulangi Drugs Trafficking. Kerjasama ASEAN-Cina (Tiongkok) dan juga Kerjasama ASEAN dengan PBB dalam upaya menanggulangi drugs trafficking di wilayah golden triangle.
Sebagai bab terakhir adalah bab V. Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran sebagai penutup dari skripsi ini.Pada Bab ini akan dirangkum inti sari dari penulisan skripsi dan penulisan saran terhadap permasalahan yang terdapat pada penulisan skripsi ini.
BAB II PEMBENTUKAN ASEAN SEBAGAI ORGANISASI INTERNASIONAL REGIONAL SE-ASIA TENGGARA A. Sejarah Terbentuknya ASEAN Sebagai Organisasi Internasional Secara geopolitik dan geoekonomi, kawasan Asia Tenggara memiliki nilai yang
sangat strategis. Hal ini tercermin dari adanya berbagai konflik di kawasan yang melibatkan kepentingan negara-negara besar pasca Perang Dunia II, sehingga Asia Tenggara pernah
dijuluki sebagai “Balkan-nya Asia”. Sebelum terbentuknya ASEAN negara-negara seperti Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina menjalin hubungan yang baik dengan negara barat. Malaysia dan Singapura terikat dengan kerjasama keamanan denganInggris bersama- sama dengan Australia dan Selandia Baru. Demikian juga dengan Thailand dan Philipina yang memiliki sejarah panjang dengan Amerika. Sebaliknya Indonesia, khususnya sebelum kudeta PKI, dikenal cenderung ke blok komunis karena kedekatan Sukarno dengan pimpinan
19 Cina dan Uni Soviet.
Dilatarbelakangi oleh hal itu, negara-negara Asia Tenggara menyadari perlunya dibentuk kerjasama untuk meredakan rasa saling curiga dan membangun rasa saling percaya, serta mendorong kerja sama pembangunan kawasan. Pada pembentukan organisasi regional awal dimulai pada tahun 1961 dengan dibentuknya Association of southeast Asia (ASA).
Namun konflik antara Filipina dan Malaysia menghancurkan upaya awal tersebut. Upaya kedua pun dilakukan dengan membentuk Maphilindo (Malaysia, Philipina dan Indonesia), tetapi tetap juga tidak bertahan lama karena Indonesia menentang pembentukan Malaysia melalui politik konfrontasi yang dilancarkan Soekarno. Selain kedua organisasi tersebut pernah juga terbentuk Souteast Asia treaty Organization (SEATO), yang merupakan organisasi atas prakarsa Amerika yang berupaya untuk membendung pengaruh komunis di kawasan Asia Tenggara. Selain itu pernah juga terbentuk Southeast Asian Minister of Education Organization (SEAMO) dan Asia and Pacific Council (ASPAC).
Berakhirnya konfrontasi Indonesia-Malaysia pasca jatuhnya rejim Soekarno tahun 1966 dan ketidakpastian masa depan perang Vietnam juga menjadi dorongan lain bagi negara-negara non-komunis untuk membentuk organisasi regional menjadi motivasi awal
pembentukan ASEAN pada tahun 1967. Upaya pembentukan organisasi kerjasama kawasan membuahkan hasil dengan ditandatanganinya Deklarasi ASEAN atau Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok oleh Wakil Perdana Menteri merangkap Menteri Luar Negeri Malaysia dan para Menteri Luar Negeri dari Indonesia, Philipina, Singapura dan Thailand. Deklarasi tersebut menandai bahwa telah didirikannya sebuah perhimpunan 19 bangsa-bangsa Asia Tenggara atau Association of Sout East Asian Nations (ASEAN).
Evelyn Colbert, Southeast Asian Regional Politics: Toward a Regional Order, New York, Columbia
Pada awal pembentukan, ASEAN beranggotakan lima negara. Lima negara itu adalah negara yang memprakarsai pembentukan ASEAN yakni; Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Philipina. Namun sesuai dengan pasal 4 Deklarasi Bangkok, keanggotaan ASEAN terbuka bagi seluruh negara-negara Asia Tenggara lainnya dengan syarat negara- negara calon anggota dapat menyetujui dasar-dasar dan tujuan organisasi ASEANseperti yang tercantum dalam deklarasi ASEAN dan semua traktak/persetujuan yang telah dibentuk oleh ASEAN. Proses perluasan keanggotaan ASEAN hingga tercapainya ASEAN-10 adalah
sebagai berikut.
1. Brunei Darussalam secara resmi diterima menjadi anggota ke-6 ASEAN pada tanggal 7 Januari 1984, dalam sidang Khusus menteri- menteri Luar Negeri ASEAN di Jakarta.
2. Vietnam diterima menjadi anggota ke-7 ASEAN dalam Pertemuan Para Menteri Luar Negeri (AMM) ke-28 pada tanggal 29-30 Juli 1995 di Bandar Seri Begawan.
3. Laos dan Myanmar diterima sebagai anggota penuh ASEAN melalui suatu upacara resmi pada tanggal 23 Juli 1997 dalam rangkaian Pertemuan Para Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) ke-30 di Subang Jaya, Malaysia, tanggal 23-28 Juli 1997.
4. Kamboja diterima sebagai anggota penuh ASEAN pada upacara penerimaan resmi di Hanoi tanggal 30 April 1999. Dengan diterimanya Kamboja sebagai anggota ke-10 ASEAN, cita-cita para pendiri
ASEAN yang mencakup sepuluh negara di kawasan Asia Tenggara (visi ASEAN-10) telah
tercapai Pada tanggal 15 desember 1997 dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN pada tahun 1997 di Kuala Lumpur,para petinggi ASEAN bersepakat mengembangkan kawasan ASEAN menjadi kawasan yang terintegrasi dengan membentuk komunitas negara- negara Asia Tenggara menjadi kawasan yang damai, stabil, sejahtera, dan saling peduli dalam ikatan kemitraan yang dinamis pada tahun 2020. Visi yang dituangkan dalam Visi ASEAN 21 2020 itu semakin diperkuat dengan dibentuknya Bali Concord II dalam Konferensi Tingkat
Dirjen kerjasama ASEAN kemenlu RI , Op cit hal. 3 Tinggi ke-9 ASEAN pada tahun 2003 sebagai wujud dari keseriusan ASEAN merealisasikan terbentuknya komunitas ASEAN (ASEAN Community). Upaya pembentukan ASEAN
Community semakin kuat setelah disahkannya Deklarasi Cebu pada tahun 2007 di Filipina.
Deklarasi Cebu yang dihasilkan dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-12 pada 13 Januari 2007 ini bahkan mempercepat pembentukan komunitas ASEAN menjadi tahun 2015 (Cebu Declaration on the Acceleration of the Establishment of an ASEAN Community by
2015 ).
Pada tahun yang sama lahirnya Deklarasi Cebu, para petinggi ASEAN pun berhasil menetapkan piagam ASEAN sebagai suatu anggaran dasar bagi organisasi regional Asia Tenggara ini. Piagam ASEAN ini baru terbentuk ketika usia organisasi ASEAN yang ke-40 tahun dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN yang ke-13 di Singapura bulan November tahun 2007. Piagam ASEAN ini secara resmi berlaku pada pada tanggal 18 desember 2008 setelah semua negara menyampaikan ratifikasinya secara resmi kepada Sekretaris Jenderal ASEAN. Indonesia secara resmi mensahkan pemberlakuan piagam ASEAN melalui Undang- Undang RI Nomor 38 Tahun 2008 tentang Pengesahan Piagam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Charter of The Association of Southeast Asian Nations).
Dalam piagam ASEAN tersebut tercantum mengenai ketetapan pembentukan ASEAN
Community 2015. Komunitas ASEAN terdiri dari 3 (tiga) pilar yaitu Komunitas Politik
Keamanan ASEAN, Komunitas Ekonomi ASEAN, dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN.Untuk mencapai terbentuknya Komunitas ASEAN 2015, ASEAN menyusun Cetak Biru (Blue Print) dari ketiga pilar tersebut sebagai pedoman arah pembentukan Komunitas ASEAN di tiga pilar. Untuk Cetak Biru Komunitas Ekonomi ASEAN disahkan pada KTT ASEAN ke-13 tahun 2007 di Singapura. Selanjutnya Cetak Biru Komunitas Politik
Keamanan ASEAN dan Cetak Biru Komunitas Sosial Budaya ASEAN disahkan pada KTT
ASEAN ke-14 tahun 2009 di Cha Am Hua Hin, Thailand.
B. Tujuan Asean Sebagai Organisasi Internasional
Tujuan dibentuknya ASEAN seperti yang tercantum dalam deklarasi Bangkok adalah
untuk : 1.
To accelerate the economic growth, social progress and cultural development in
the region through join endeavours in the spirit of equality and partnership in order to strengthen the foundation for a prosperous and peaceful community of Southeast Asian Nations . (Mempercepat pertumbuhan ekonomi , kemajuan sosial
serta pengembangan kebudayaan di kawasan ini melalui usaha bersama dalam semangat kesamaan dan persahabatan untuk memperkokoh landasan sebuah masyarakat bangsa-bangsa Asia Tenggara yang sejahtera dan damai) ; 2. To promote regional peace and stability through abiding respect for justice and
the rule of law in the relationship among countries of the region and adherence to the principles of the United Nations Charter. (Meningkatkan perdamaian dan
stabilitas regional dengan jalan menghormati keadilan dan tertib hukum di dalam hubungan antara negara-negara di kawasan ini serta mematuhi prinsip – prinsip piagam Perserikatan Bangsa – Bangsa); 3. To promote active collaboration and mutual assistance on matters of common interest in economic, social, cultural, technical and administrative fields.
(Meningkatkan kerjasama yang aktif dan saling membantu dalam masalah- masalah yang menjadi kepentingan bersama di bidang-bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi) ;
4. To provide assistance to each other in the form of training and research facilities
in the educational, professional, technical and administrative spheres. (Saling
memberikan bantuan dalam bentuk sarana-sarana pelatihan dan penelitian dalam bidang bidang pendidikan, profesi, teknik dan administrasi) ;
5. To collaborate more effectively for the greater utilization of their agriculture and
industries , the expansion of their trade, including the study of the problems of international commodity trade, the improvement of their transportation and communications facilities and raising of the living standarts of their peoples (Bekerjasama secara lebih efektif guna meningkatkan pemanfaatan
pertanian dan industri mereka , memperluas perdagangan dan pengkajian masalah- masalah komoditi internasional , memperbaiki sarana-sarana pengangkutan dan komunikasi, serta meningkatkan taraf hidup rakyat mereka) ; 6. To promote Southeast Asian studies. (Memajukan pengkajian mengenai Asia
Tenggara) ; 7. To maintain close and beneficial cooperation with existing international and
regional organizations with similar aims and purpose, and explore all avenues for even closer cooperation among themselves . (Memelihara kerjasama yang erat dan
berguna dengan berbagai organisasi internasional dan regional yang mempunyai tujuan serupa , dan untuk menjajagi segala kemungkinan untuk saling bekerjasama secara erat di antara mereka sendiri). Setelah ASEAN berhasil membentuk piagam ASEAN sebagai anggaran dasar dari bagi perhimpunan bangsa-bangsa Asia Tenggara, maka tujuan dari organisasi ini semakin diperluas. Adapun yang menjadi tujuan utama organisasi ASEAN yang tertuang dalam
:
1. Memelihara dan meningkatkan perdamaian, keamanan, dan stabilitas, serta lebih memperkuat nilai-nilai yang berorientasi pada perdamaian di kawasan.
2. Meningkatkan ketahanan kawasan dengan memajukan kerja sama politik, keamanan, ekonomi, dan sosial budaya yang lebih luas.
3. Mempertahankan Asia Tenggara sebagai Kawasan Bebas Senjata Nuklir dan bebas dari semua jenis senjata pemusnah massal.
4. Menjamin bahwa rakyat dan Negara-Negara Anggota ASEAN hidup damai dengan dunia secara keseluruhan di lingkungan yang adil, demokratis, dan harmonis.
5. Menciptakan pasar tunggal dan basis produksi yang stabil, makmur, sangat kompetitif, dan terintegrasi secara ekonomis melalui fasilitasi yang efektif untuk perdagangan dan investasi, yang di dalamnya terdapat arus lalu lintas barang, jasa-jasa dan investasi yang bebas; terfasilitasinya pergerakan pelaku usaha, pekerja profesional, pekerja berbakat dan buruh; dan arus modal yang lebih bebas.
6. Mengurangi kemiskinan dan mempersempit kesenjangan pembangunan di ASEAN melalui bantuan dan kerja sama timbal balik.
7. Memperkuat demokrasi, meningkatkan tata kepemerintahan yang baik dan aturan hukum, dan memajukan, serta melindungi hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan fundamental dengan memperhatikan hak dan kewajiban dari Negara-Negara Anggota ASEAN.
8. Menanggapi secara efektif, sesuai dengan prinsip keamanan menyeluruh, segala bentuk ancaman, kejahatan lintas-negara dan tantangan lintas-batas.
9. Memajukan pembangunan berkelanjutan untuk menjamin perlindungan lingkungan hidup di kawasan, sumber dayaalam yang berkelanjutan, pelestarian warisan budaya, dan kehidupan rakyat yang berkualitas tinggi.
10. Mengembangkan sumber daya manusia melalui kerja sama yang lebih erat di bidang pendidikan dan pembelajaran sepanjang hayat, serta di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk pemberdayaan rakyat ASEAN dan penguatan Komunitas ASEAN.
11. Meningkatkan kesejahteraan dan penghidupan yang layak bagi rakyat ASEAN melalui penyediaan akses yang setara terhadap peluang pembangunan sumber daya manusia, kesejahteraan sosial, dan keadilan.
12. Memperkuat kerja sama dalam membangun lingkungan yang aman dan terjamin bebas dari narkotika dan obat-obat terlarang bagi rakyat ASEAN.
13. Memajukan ASEAN yang berorientasi kepada rakyat yang di dalamnya seluruh lapisan masyarakat didorong untuk berpartisipasi dalam, dan memperoleh manfaat dari, proses integrasi dan pembangunan komunitas ASEAN.
14. Memajukan identitas ASEAN dengan meningkatkan kesadaran yang lebih tinggi akan keanekaragaman budaya dan warisan kawasan.
15. Mempertahankan sentralitas dan peran proaktif ASEAN sebagai kekuatan penggerak utama dalam berhubungan dan bekerja sama dengan para mitra eksternal dalam arsitektur kawasan yang terbuka, transparan, dan inklusif.
C. Norma dan Prinsip ASEAN Sebagai Organisasi Internasional
Menurut Amitav Acharya adapun yang menjadi landasan pembentukan norma organisasi regional seperti ASEAN, terdapat dua sumber nilai. Pertama, sebuah organisasi seperti ASEAN dapat belajar dari organisasi regional lain atau organisasi dunia yang ada.
Kedua, sumber juga bisa didapatkan dari nilai-nilai sosial, politik dan budaya setempat.
Perjanjian Persahabatan Dan Kerjasama (Treaty of Amity and Cooperation) yang ditandatangani pada pertemuan puncak ASEAN pertama di Bali tahun 1976 sering disebut sebagai wujud dari nilai-nilai global yang mendasari pembentukan organisasi regional. Dalam pertemuan tersebut negara-negara ASEAN sepakat untuk (1) saling menghormati kemerdekaan, kedaulatan, dan integritas wilayah semua bangsa, (2) setiap negara berhak memelihara keberadaannya dari campur tangan, subversi, kekerasan dari kekuatan luar, (3) tidak mencampuri urusan dalam negara lain, (4) menyelesaikan perbedaan pendapat dan
pertikaian dengan jalan damai, (5) menolak ancaman penggunaan kekerasan.
Kejelasan mengenai prinsip maupun norma ASEAN dalam mewujudkan tujuan organisasi regional ini, terlihat setelah berhasilnya dibentuk piagam ASEAN oleh para petinggi negara-negara anggota pada November tahun 2007silam. Pada pasal 2, piagam
ASEAN tercantum mengenai prinsi-prinsip ASEAN, yaitu : 1.
Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan, integritas wilayah, dan identitas nasional seluruh Negara-Negara Anggota ASEAN.
2. Memiliki bersama dan tanggung jawab kolektif dalam meningkatkan perdamaian, keamanan, dan kemakmuran di kawasan.
3. Menolak agresi dan ancaman atau penggunaan kekuatan atau tindakan-tindakan lainnya dalam bentuk apa pun yang bertentangan dengan hukum internasional;
4. Mengedepankan penyelesaian sengketa secara damai.
5. Memegang teguh prinsip tidak mencampuri urusan dalam negeri negara-negara Anggota ASEAN.
6. Menghormati hak setiap Negara Anggota untuk menjaga eksistensi nasionalnya bebas 27 dari campur tangan eksternal, subversi, dan paksaan.
Amitav Acharya, Constructing a security Community in South-East Asia: ASEAN and the problem of regional
order , London and New York, Routledge, 2001 , hal 45.7. Meningkatkan konsultasi mengenai hal-hal yang secara serius mempengaruhi kepentingan bersama ASEAN.
8. Memegang teguh pada aturan hukum, tata kepemerintahan yang baik, prinsip-prinsip demokrasi dan pemerintahan yang konstitusional.
9. Menghormati kebebasan fundamental, pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia, dan pemajuan keadilan sosial.
10. Menjunjung tinggi Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan hukum internasional, termasuk hukum humaniter internasional, yang disetujui oleh Negara-Negara Anggota ASEAN.
11. Memegang teguh prinsip tidak turut serta dalam kebijakan atau kegiatan apa pun, termasuk penggunaan wilayahnya, yang dilakukan oleh Negara Anggota ASEAN atau Negara non-ASEAN atau subjek non-negara mana pun, yang mengancam kedaulatan, integritas wilayah atau stabilitas politik dan ekonomi Negara-Negara Anggota ASEAN.
12. Menghormati perbedaan budaya, bahasa, dan agama yang dianut oleh rakyat ASEAN dengan menekankan nilai-nilai bersama dalam semangat persatuan dalam keanekaragaman.
13. Mengutamakan sentralitas ASEAN dalam hubungan eksternal di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya, dengan tetap berperan aktif, berpandangan ke luar, inklusif dan nondiskriminatif.
14. Memegang teguh prinsip berpegang teguh pada aturan perdagangan multilateral dan rezim yang didasarkan padaaturan ASEAN untuk melaksanakan komitmen ekonomi secara efektif dan mengurangi secara progresif ke arah penghapusan semua jenis hambatan menuju integrasi ekonomi kawasan dalam ekonomi yang digerakkan oleh pasar.
D. Hubungan Kerjasama ASEAN Sebagai Subjek hukum Internasional dengan Subjek Hukum Internasional Lainnya
ASEAN sebagai subjek hukum internasional mempunyai kemampuan untuk mengadakan hubungan dengan subjek hukum internasional lainnya. Suatu organisasi internasional dapat melakukan hubungan dengan negara anggotanya atau yang disebut dengan hubungan intern. Selain itu organisasi internasional dapat mengadakan hubungan dengan negara yang bukan anggota atau dengan organisasi lainnya yang disebut dengan
hubungan eksternal .
Pada Paragraf 7 Deklarasi Bangkok, ASEAN memiliki tujuan untuk memelihara kerja sama yang erat dan berguna dengan organisasi kawasan dan internasional yang mempunyai kesamaan tujuan. ASEAN sejak berdiri telah menunjukkan sikap berpandangan ke luar dan keinginan untuk aktif menjalin hubungan dengan pihak-pihak di luar ASEAN. Sesuai semangat tersebut, ASEAN telah menjalin hubungan dengan berbagai negara baik di kawasan
31 Asia, Pasifik, Amerika, dan Eropa.
Secara umum gambaran hubungan kerjasama ASEAN dibagi menjadi dua bidang, yaitu eksternal dan internal.
1. Hubungan eksternal
Sesuai dengan pasal 41 Piagam ASEAN pelaksanaan hubungan eksternal ASEAN bertujuan untuk mengembangkan hubungan yang bersahabat dan dialog,kerja sama, dan kemitraan yang saling menguntungkan dengan negara-negara,dan organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga sub-kawasan, kawasan, dan internasional dengan memegang teguh tujuan- tujuan serta prinsip sebagaimana dinyatakan dalam Piagam ASEAN. Dalam melaksanakan hubungan eksternal ASEAN, Pertemuan paraMenteri Luar Negeri ASEAN dapat memberikan suatu status formal kepadapihak eksternal sebagai Mitra Wicara, Mitra Wicara Sektoral, MitraPembangunan, Pengamat Khusus, Tamu, atau status lainnya yang
dapatditetapkan selanjutnya.
Mekanisme hubungan ASEAN dengan Mitra Wicara dilaksanakan melalui beberapa
tahapan, yaitu : a.
Pada tingkat Kepala Negara dilakukan melalui KTT ASEAN dan KTT terkait lainnya.
b.
Pada tingkat Menteri dilakukan melalui pertemuan tingkat menteri ASEAN (ASEAN Ministerial Meeting/AMM), pertemuan dengan mitra wicara (Post
Ministerial Conference/PMC ), dan pertemuan tingkat menteri di luar rangkaian PMC.
c.
Pada tingkat Pejabat Tinggi ASEAN (Senior Officials Meeting/SOM), mitra wicara, dan pertemuan di luar rangkaian SOM seperti Senior Officials 31 Consultations/SOC, Forum, dan Consultation among Senior Officials.
Sekretariat Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN edisi ke-19, Ibid, hal. 159 d.
Pada tingkat Direktur Jenderal seperti Working Group/WG, Joint Cooperation
Committee/JCC, Joint Planning Committee/JPC, dan Japan-ASEAN Integration Fund /JAIF Management Committee/JMC .
e.
Pada tingkat kelompok ahli f. Pada tingkat sektoral g.
Pada tingkat Komite Wakil Tetap (Committee of Permanent Representatives/CPR.
Dalam situs resmi ASEAN, adapun yang menjadi mitra wicara resmi ASEAN dalam
hubungan kerjasama eksternalnya, antara lain:
a. , Australia adalah negara pertama yang secara resmi menjadi mitra ASEAN-Australia wicara ASEAN yaitu sejak tahun 1974 dengan pembentukan ASEAN-Australia
Consultative Meetings (AACM). Hubungan kerjasama antara ASEAN-Australia meliputi
berbagai bidang. Pada bidang keamanan, ASEAN dan Australia sepakat untuk bekerjasama melawan terorisme melalui penandatanganan ASEAN-Australia Joint
Declaration on Counter Terrorism oleh kedua belah pihak. Aksesi Australia kedalam
Treaty of Amity Cooperation pada tahun 2005 juga menjadi tahapan penting kerjasama
ASEAN dengan Australia. Selain itu, ASEAN dan Australia juga menjalin kerjasama di bidang ekonomi. Kemajuan kerja sama ekonomi ASEAN-Australia ditandai dengan ditandatanganinya Persetujuan Pasar Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru atau
ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA) pada bulan Februari
2009 dan mulai berlaku sejak pada tanggal 1 Januari 2010.Berikut adalah persetujuan dan deklarasi yang sudah ditandatangani oleh ASEAN dan Australia;
1) Plan of Action to Implement the ASEAN-Australia Comprehensive Partnership (2015-2019) 2)
Agreement Establishing the ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area, Cha-am, Thailand, 27 February 2009
3)
Annexes to the Agreement Establishing the ASEAN-Australia-New Zealand
Free Trade Area, Cha-am, Thailand, 27 February 2009 4)
Implementing Arrangement for the ASEAN-Australia-Australia-New
Zealand Free Trade Area Economic Co-Operation Work Programme Pursuant to Chapter 12 (Economic Co-Operation) of the Agreement Establishing the ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area5)
Understanding on Article 1 (Reduction And/Or Elimination of Customs
Duties) of Chapter 2 (Trade in Goods) of the Agreement Establishing the ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area6)
MOU on ASEAN Australia Development Cooperation Program (AADCP) II
7)Plan of Action to Implement the Joint Declaration on ASEAN-Australia
Comprehensive Partnership 8)
Instrument of Accession to the Treaty of Amity and Cooperation in Southeast
Asia by Australia, Kuala Lumpur, 10 December 20059)
Instrument of Extension of the Treaty of Amity and Cooperation in Southeast
Asia by Australia, Kuala Lumpur, 10 December 2005 10)Declaration of Intention to Accede to the Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia by Australia, Vientiane, 28 July 2005 11) ASEAN Declaration of Consent to the Accession to the Treaty of Amity and
Cooperation in Southeast Asia by Australia, Vientiane, 28 July 2005 12) Co-Chairs Statement 19th ASEAN-Australia Forum Bandar Seri Begawan, 8-9 May 2003
13) Ministerial Declaration on the AFTA-CER Closer Economic Partnership, Bandar Seri Begawan, 14 September 2002 14)
15) Memorandum of Understanding between the Governments of the Member Countries of the Association of Southeast AsiaNations and the Government of Australia on the ASEAN-Australia Economic Cooperation Programme (AAECP) Phase IIIn Bangkok, Thailand, 27 July 1994
b. , Pertemuan formal ASEAN-Kanada pertama kali dilakukan pada ASEAN-Kanada
Februari 1977 melalui pertemuan ASEAN Standing Committee (ASC). Pada pertemuan itu Kanada menyampaikan komitmen untuk memberikan bantuan kepada ASEAN dalam program pembangunan. Untuk bidang politik dan keamanan ASEAN dan Kanada telah menjalin kesepakatan untuk memerangi terorisme internasional yang dituangkan dalam
ASEAN-Canada Joint Declaration for Cooperation to Combat International Terrorism
yang ditandatangani pada tanggal 28 Juli 2006 di Kuala Lumpur, Malaysia. Pada tahun 2007 bertepatan dengan 30 tahun hubungan ASEAN-Kanada ditandai dengan Pengesahan
2 Pada pertemuan ASEAN-Canada Joint Cooperation Workplan 2007-2010 (ACJCWP). ASEAN PMC ke-42 tanggal 22 Juli 2009 di Phuket, Thailand, telah diadopsi Joint
Declaration on ASEAN-Canada Enhanced Partnership. Pada pertemuan tersebut juga
disepakati bahwa penanda-tanganan aksesi TAC Kanada akan dilakukan pada pertemuan ASEAN PMC ke-43 dengan syarat Kanada menyertakan surat pernyataan resmi untuk menyetujui 3 Protocol Amendment . Berikut adalah kesepakatan-kesepakatan yang sudah ditandatangani ASEAN dan Kanada ;
1) ASEAN-Canada Joint Declaration for Cooperation to Combat International Terrorism, Kuala Lumpur, 28 July 2006 2)
Joint Declaration on the ASEAN-Canada Enhanced Partnership 3) Joint Declaration Between ASEAN and Canada on Trade and Investment, October 2012.
4) Plan of Action to Implement the Joint Declaration on ASEAN-Canada Enhanced Partnership 2010-2015 , c.
Hubungan kerja sama ASEAN-RRT telah ASEAN – Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dimulai secara informal pada tahun 1991. RRT dikukuhkan menjadi mitra wicara penuh
ASEAN pada ASEAN Ministerial Meeting ke-29 di Jakarta tahun 1996. Sebelas Bidang Prioritas Kerjasama ASEAN-RRT meliputi: pertanian, energi, informasi dan teknologi komunikasi (ICT), sumber daya manusia (SDM), mutual investment, Mekong
development , transportasi, budaya, pariwisata, kesehatan publik dan lingkungan
hidup. Beberapa deklarasi dan kesepakatan penting yang pernah disepakati oleh ASEAN maupun RRT, antara lain:
1) Memorandum of Understanding Between the Association of Southeast Asian Nations and the Government of the People's Republic of China on Strengthening Sanitary and Phytosanitary Cooperation, Singapore, 20 November 2007 2)
Declaration on The Conduct of Parties in The South China Sea 3) Memorandum of Understanding between the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Secretariat and the Ministry of Agriculture of the People's
Republic of China on Agricultural Cooperation, Cebu, Philippines, 14 January 2007 4) Plan of Action to Implement the Beijing Declaration on ASEAN-China ICT
Cooperative Partnership for Common Development, Cebu, Philippines, 14 January 2007 5) Agreement on Trade in Goods of the Framework Agreement on
Comprehensive Economic Co-operation between the Association of Southeast
Asian Nations and the People's Republic of China, Vientiane, 29 November 2004 6)
ANNEX I. Modality for Tariff Reduction and Elimination for Tariff Lines
Placed in the Normal Track 7)
ANNEX II. Modality for Tariff Reduction/ Elimination for Tariff Lines Placed
in the Sensitive Track8) ANNEX III. Rules of Origin for the ASEAN-China Free Trade Area 9)
Agreement on Dispute Settlement Mechanism of the Framework Agreement on
Comprehensive Economic Co-Operation Between the Association of Southeast Asian Nations and the People's Republic of China, Vientiane, 29 November 2004 10)
The Second Consultation Between The ASEAN Economic Ministers and The Minister of Commerce of The People's Republic of China (AEM-MOFCOM),
3 September 2003 Phnom Penh Cambodia 11) Protocol to Amend the Framework Agreement on Comprehensive Economic Co-Operation Between the Association of South East Asian Nations and the
People's Republic of China, Bali, 6 October 2003 12) Protocol to Amend The Framework Agreement on Comprehensive Economic Co-operation Between The Association of South East Asian Nations and The
People's Republic of China 13) Framework Agreement on Comprehensive Economic Co-Operation Between
ASEAN and the People's Republic of China, Phnom Penh, 4 November 2002
14)
Joint Declaration of ASEAN and China on Cooperation in the Field of Non-
Traditional Security Issues, Phnom Penh, 4 November 200215) Framework Agreement on Comprehensive Economic Co-Operation Between ASEAN and the People's Republic of China Phnom Penh, 4 November 2002 16)
Memorandum of Understanding Between the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Secretariat and the Ministry of Agriculture of the People’s Republic of China on Agricultural Cooperation 17)
Memorandum of Understanding Between The Association of Southeast Asian Nations and The People's Republic of China on Cooperation in information and Communications Technology
d. , India menjadi Mitra Wicara penuh ASEAN pada saat KTT ke-5 ASEAN – India
ASEAN di Bangkok tanggal 14-15 Desember 1995 setelah sebelumnya menjadi mitra wicara sektoral sejak 1992.ASEAN-India Partnership for Peace, Progress and Shared
Prosperity dan Plan of Action merupakan dua dokumen inti kemitraan ASEAN-
India.Pada bidang ekonomi, ASEAN dan India telah menandatangani ASEAN-India
Trade in Goods Agreement yang berlaku pada 1 Januari 2010 di Bangkok tanggal 13
Agustus 2009. Berikut adalah deklarasi dan kesepakatan yang pernah disepakati oleh ASEAN dan India;
1) Agreement on Investment under the Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation Between the Association of Southeast Asian Nations and The Republic of India.
2) Agreement on Trade in Services under the Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation Between the Association of Southeast Asian Nations and The Republic of India.
3) ASEAN-India Partnership for Peace, Progress and Shared Prosperity, Vientiane, 30 November 2004
4) The Second ASEAN Economic Ministers and The Minister of India Consultation (AEM-India), 3 September 2003, Phnom Penh, Cambodia 5)
Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation Between the Republic of India and the Association of Southeast Asian Nations, Bali, Indonesia, 8 October 2003 6)
ASEAN - India Joint Declaration for Cooperation to Combat International Terrorism, Bali, Indonesia, 8 October 2003 7) Plan of Action to Implement the ASEAN-India Partnership for Peace,
Progress and Shared Prosperity 8) Instrument of Accession to the Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia by India
9) ASEAN India Joint Declaration for Cooperation to Combat International Terrorism, Bali, Indonesia, October 2003 10)
Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation Between the Republic of India and the Association of Southeast Asian Nation, Ocotber 2003 e.
ASEAN – Jepang , mulai melakukan dialog informal pada tahun 1973 dan hubungan formal mulai terbentuk dengan terwujudnya Forum ASEAN-Jepang pada bulan Maret 1977 dimana pada awalnya hubungan kerjasama hanya ditekankan pada hubungan kerja sama ekonomi. Sampai saat ini ASEAN dan Jepang tercatat telah menjalin banyak hubungan kerjasama di berbagai bidang seperti : kemitraan ekonomi; lingkungan hidup dan perubahan iklim; penanganan bencana alam, kontra terorisme, kesehatan dan kesejahteraan; keamanan maritim termasuk penanganan pembajakan laut; dan pertukaran masyarakat. Berikut adalah beberapa deklarasi maupun instrument kesepakatan yang disepakati oleh ASEAN dan Jepang:
1) ASEAN-Japan Joint Declaration for Cooperation to Combat International Terrorism, Vientiane, 30 November 2004 2)
Instrument of Extension of the Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia by Japan, Jakarta, 2 July 2004 3) Instrument of Accession to the Treaty of Amity and Cooperation in Southest
Asia by Japan, Jakarta, 2 July 2004 4) Declaration on Accession to the Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia by Japan
5) ASEAN Declaration of Consent to the Accession to the Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia by Japan 6)
Tokyo Declaration for the Dynamic and Enduring ASEAN-Japan Partnership in the New Millenium, Tokyo, 12 December 2003 7) Framework for Comprehensive Economic Partnership Between the
Association of Southeast Asian Nations and Japan, Bali, 8 October 2003 8) Framework for Comprehensive Economic Partnership between the Association of Southeast Asian Nations and Japan, Bali, Indonesia, 8 October
2003 9) Joint Declaration of the Leaders of ASEAN and Japan on the Comprehensive Economic Partnership, Phnom Penh, 5 November 2002
10) ASEAN Declaration of Consent to The Accession to The Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia by Japan 11)
ASEAN Declaration of Consent to The Accession to The Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia by Japan
f.
ASEAN-Republik of Korea , Kemitraan ASEAN dan Republik Korea (ROK) pertama kali terjalin pada bulan November 1989. ROK selanjutnya menjadi mitra dialog penuh saat diselenggarakan ASEAN Ministerial Meeting (AMM) ke-24 bulan Juli 1991 di Kuala Lumpur. Arah kerja sama ASEAN-ROK saat ini berlandaskan pada Joint Declaration on
Comprehensive Cooperation Partnership yang disahkan melalui KTT ASEAN-ROK ke-8
di Vientiane, tanggal 30 November 2004.1) Protocol on the Accession of the Kingdom of Thailand to the Agreement on Trade in Services Under the Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation Among the Governments of the Member Countries of the ASEAN and the Republic of Korea 2)
Annexes to the Protocol on the Accession of the Kingdom of Thailand to the Agreement on Trade in Services Under the Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation Among the Governments of the Member Countries of the ASEAN and the ROK
3) Protocol on the Accession of the Kingdom of Thailand to the Agreement on Trade in Goods Under the Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation Among the Governments of the Member Countries of the ASEAN and the Republic of Korea 4)
Annexes to the Protocol on the Accession of the Kingdom of Thailand to the Agreement on Trade in Goods Under the Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation Among the Governments of the Member Countries of the ASEAN and the Republic of Korea
5) Annexes to the Protocol on the Accession of the Kingdom of Thailand to the Agreement on Trade in Goods Under the Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation Among the Governments of the Member Countries of the ASEAN and the Republic of Korea
6) Agreement on Trade in Goods Under the Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation Among the Governments of the Member Countries of the Association of Southeast Asian Nations and the Republic of Korea 7)
Agreement on Dispute Settlement Mechanism Under the Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation Among the Governments of the Member Countries of the Association of Southeast Asian
Nations and the Republic of Korea, Kuala Lumpur, 13 December
8) Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation Among the Governments of the Member Countries of the Association of Southeast Asian Nations and the Republic of Korea, Kuala Lumpur, 13 December 2005
9) Annex : Economic Cooperation 10) Joint Declaration on Comprehensive Cooperation Partnership between the
Association of Southeast Asian Nations and the Republic of Korea, Vientiane,
30 November 2004 11) ANNEX: Core Elements of the Framework Agreement for ASEAN-Korea Free Trade Area
12) Instrument of Extension of the Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia by Republic of Korea 13)
Instrument of Accession to the Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia by Republic of Korea
g. , Hubungan kerjasama antara ASEAN dengan ASEAN- Selandia Baru (New Zealand)
Selandia Baru mulai dijajaki sejak 1974. Pembentukan ASEAN-New Zealand Dialogue Relations pada tahun 1975 menjadi awal dimulainya hubungan kerjasama.
1)
2) Ministerial Declaration on the AFTA-CER Closer Economic Partnership, Bandar Seri Begawan, 14 September 2002 3)
Plan of Action to Implement the Joint Declaration on an ASEAN-New Zealand Comprehensive Partnership 2010-2015 ,
h. Kerja sama ASEAN-Rusia telah dimulai sejak tahun 1991. Rusia ASEAN – Russia secara resmi menjadi mitra wicara ASEAN pada pertemuan ke-29 AMM/PMC di Jakarta pada bulan Juli 1996.
1) Agreement between the Governments of the Member Countries of the Association of Southeast Asian Nations and the Government of the Russian Federation on Economic and Development Cooperation, Kuala Lumpur, 10 December 2005 2)
Joint Declaration of the Foreign Ministers of the Russian Federation and ASEAN on Partnership for Peace and Security, and Prosperity and Development in the Asia-Pacific Region 3)
Joint Declaration of the Heads of State/Government of the Member Countries of the Association of Southeast Asian Nations and the Head of State of the Russian Federation on Progressive and Comprehensive Partnership, Kuala Lumpur, 13 December 2005
i. , Kerja sama ASEAN dan Amerika Serikat (AS) dimulai sejak ASEAN-Amerika Serikat tahun 1977 yang pada perkembangannya kemudian mendasarkan diri pada Pernyataan
Visi Bersama Kemitraan ASEAN-AS yang Diperluas (Joint Vision Statement on ASEAN -
US Enhanced Partnership) dengan Rencana Aksi (Plan of Action 2006-2011) dan
Prioritas Kerja Sama yang telahdirevisi dalam Kerangka Kemitraan ASEAN-AS yang
Diperluas (Revised Priorities for Cooperation under the ASEAN-US Enhanced Partnership 2009).
1) ASEAN-United States of America Joint Declaration for Cooperation to Combat International Terrorism Bandar Seri Begawan, 1 August 2002 2)
ASEAN-United States of America Joint Declaration for Cooperation to Combat International Terrorism (2002) 3) Joint Vision Statement on the ASEAN-US Enhanced Partnership 4) Memorandum of Understanding Concerning Cooperation on Trade-Related
Standards and Conformance Issues (2001) 5) Exchange of Letters between the ASEAN Secretariat and the United States Department of Agriculture (USDA)
6) ASEAN SG's letter, 10 August 2000 7) USDA Secretary's letter, 16 November 2000 8) Memorandum of Understanding on ASEAN-US Project in Environmental
Improvement (1992) 9) Memorandum of Understanding on ASEAN-US Project in in Human Resources Development
10) Memorandum of Understanding between the Government of USA and the Governments of ASEAN (1990) j.
ASEAN-Pakistan, Pakistan resmi menjadi mitra wicara sektoral ASEAN pada Pertemuan Peresmian Pembentukan Hubungan Dialog ASEAN-Pakistan November 1997. Pada pertemuan tersebut disusun Terms of Reference tentang ASEAN-Pakistan Joint Sectoral
Cooperation Committee (APJSCC).
k.
ASEAN-Uni Eropa,Kemitraan ASEAN-European Union (EU) secara informal dimulai tahun 1972 dan memasukan kerja sama formal pada tahun 1977. Pelembagaan hubungan dengan European Economic Community (EEC) dilakukan melalui penandatangan the
EEC-ASEAN Cooperation Agreement pada pertemuan ASEAN-EEC Ministerial Meeting
ke-2 di Kuala Lumpur tanggal 7 Maret 1980. Melalui perjanjian ini disepakati pembentukan kerja sama pedagangan, ekonomi dan teknis, serta pembentukan Joint
Cooperation Committee (JCC) yang bertugas untuk mengawasi kerja sama tersebut.
1) Joint Declaration on EU-ASEAN Aviation Cooperation, The first EU-ASEAN Aviation Summit, Singapore, 11-12 February 2014 2)
Joint Press Release of the 20th Meeting of the ASEAN-EU Joint Cooperation Committee, 17 January 2013, Jakarta 3) Bandar Seri Begawan Plan of Action to Strengthen the ASEAN-EU Enhanced
Partnership (2013-2017), Bandar Seri Begawan, 26-27 April 2012
4) Cooperation Agreement between Member Countries of ASEAN and European Community, Kuala Lumpur, 7 March 19805) Financing Memorandum between the European Community and Government of Brunei Darussalam for the ASEAN-EC Management Center (1994) 6)
AEM-EU Trade Commissioner Consultations 7) Plan of Action to Implement the Nuremberg Declaration on an EU-ASEAN Enhanced Partnership, Singapore, 22 November 2007
8) Nuremberg Declaration on an EU-ASEAN Enhanced Partnership, Nuremberg, Germany, 15 March 2007 9)
14th ASEAN-EU Ministerial Meeting Brussels, 27-28 January 2003
10) Memorandum of Understanding between the European Community and the Secretariat of the ASEAN on Standards and Conformance, 27 December 1998l.
ASEAN Plus Three , Hubungan kerja sama ASEAN Plus Three (APT) mulai terbentuk sejak tahun 1997 yang melibatkan tiga negaraAsia Timur yakni Cina, Jepang, dan Korea.
KTT APT ke-1 diselenggarakan pada bulan Desember 1997 di Kuala Lumpur pada saat kawasan Asia sedang dilanda krisis ekonomi. Selama 10 (sepuluh) tahun pertama 1997- 2007 kerja sama APT didasarkan kepada Joint Statement on East Asia Cooperation, East
Asia Vision Group Report dan Report of the East Asia Study Group . Kerja sama APT
berdasar Joint Statement on East Asia Cooperation (1997) mencakup perdagangan, investasi, keuangan dan perbankan, transfer teknologi, teknologi telematika, e-commerce, industri, pertanian, usaha kecil dan menengah, pariwisata, pengembangan wilayah pertumbuhan, jejaring dunia usaha, dan iptek. Di bidang ekonomi dan moneter mencakup manajemen risiko makro ekonomi, monitoring aliran modal kawasan, memperkuat sistem keuangan dan perbankan, dan reformasi arsitektur keuangan internasional.
1) Kuala Lumpur Declaration on the ASEAN Plus Three Summit, Kuala Lumpur,
12 December 2005 2) Beijing Declaration on Revitalizing Tourism for ASEAN, China, Japan and Korea
3) The Fifth ASEAN Economic Ministers and The Ministers of People's Republic of China, Japan and Republic of Korea Consultation 14 September 2002 Bandar Seri Begawan Brunei Darussalam
4) The Sixth ASEAN Economic Ministers and The Ministers of People's Republic of China Japan and Republic of Korea Consultation (AEM+3), 3 September 2003 Phnom Penh Cambodia
m.