Iklim yang Lebih Kondusif

  September 2018

  NH Korindo Research Indonesia Market

Iklim yang Lebih Kondusif

  • – Ou2H17

Ringkasan:

  Pada Agustus pasar keuangan Indonesia mendapatkan tekanan akibat melebarnya defisit current account serta neraca perdagangan. Rupiah kembali melanjutkan pelemahan dan yield government bond terus menanjak. Namun, IHSG masih mampu melanjutkan penguatan. Sisi positifnya aliran dana investor asing mulai konsisten masuk ke pasar obligasi dan tekanan net sell asing yang masif di bursa saham mulai mereda.

  Memasuki September kami perkirakan pasar keuangan akan mulai kondusif. Ekspektasi terhadap perbaikan neraca perdagangan dan cadangan devisa akan semakin memberikan kepercayaan investor. Divergensi antara rupiah dan dollar index serta antara yield government bond Indonesia dan Amerika Serikat memberikan harapan bahwa rebound pada rupiah dan pasar obligasi dapat terjadi pada September. Ruang valuasi yang masih terbuka lebar serta siklus

  IHSG pada September memberikan peluang berlanjutnya rally IHSG pada September. Kami memilih saham BBNI, AALI, dan UNTR sebagai rekomendasi utama pada pasar saham. Market Recap August 2018

  : 6.018,46 (+1,38%)

  • IHSG

  : 14.710 (+2,05%)

  • USDIDR

  : 8,204 (+43,8 bps)

  • 10-year Government Bond Yield • Significant Factors Affecting Market in August 2018 :

  1. Indonesia 2Q18 GDP Growth of 5.27% 2. 2Q18 Current Account Deficit

  3. July Trade Deficit 4. 2019 State Budget

  5. Global Pressure from Turkey Crisis & Escalating US-China Trade War

  Jakarta Composite Index | Jul - Aug 2018 USDIDR & Government Bond Yield | Jul - Aug 2018 Akselerasi Pertumbuhan GDP

  • Pada 2Q18 pertumbuhan PDB Indonesia tercatat sebesar 5,27% y-y, yang merupakan pertumbuhan tertinggi sejak 4Q13. Konsumsi domestik merupakan faktor utama akselerasi PDB. Pertumbuhan konsumsi tercatat sebesar 5,14% y-y, tertinggi sejak 2Q14. Keberhasilan menjaga inflasi yang rendah dan stabil di tengah siklus konsumsi yang meningkat pada bulan Puasa dan Hari Raya Idul Fitri merupakan faktor krusial akselerasi konsumsi.
  • Di sisi lain, investasi yang merupakan booster pertumbuhan PDB pada kuartal-kuartal sebelumnya mengalami perlambatan yang signifikan. Pada 2Q18 pertumbuhan investasi tercatat sebesar 5,87% y-y, lebih rendah dari 7,95% pada 1Q18. Tekanan depresiasi rupiah sejak awal tahun serta berkurangnya jumlah hari kerja pada libur Idul Fitri menjadi penyebab utama perlambatan investasi.

  GDP Growth | 3Q13

GDP Consumption Growth & Inflation | 1Q15

  • – 2Q18
  • – 2Q18
Melebarnya Defisit Neraca Eksternal

  • Akselerasi pertumbuhan PDB pada 2Q18 memberikan efek negatif pada melebarnya kinerja defisit transaksi berjalan. Pada 2Q18 defisit transaksi berjalan tercatat sebesar USD8,0 miliar atau 3,04% dari PDB. Angka defisit ini merupakan yang tertinggi sejak 2Q14.
  • Melebarnya defisit transaksi berjalan sangat dipengaruhi oleh tingginya angka defisit neraca perdagangan terutama pada April dan Mei 2018 di tengah lonjakan impor dalam persiapan jelang bulan Puasa dan Hari Raya Idul Fitri.
  • Kondisi melebarnya defisit ini telah memaksa Pemerintah untuk menerapkan kebijakan pengetatan impor bukan hanya pada barang modal namun juga barang

    konsumsi. Di sisi lain, pemerintah mulai menerapkan aturan biodiesel B20. Dalam aturan ini, 20% kandungan bahan bakar harus berasal dari penyulingan CPO.

    Aturan ini bertujuan untuk menekan impor minyak.

  Current Account Deficit (USD mn) Trade Balance (USD mn), Export and Import Growth (y-y) Menjaga Konsistensi Tren Konsumsi Domestik

  • Berkaca pada keberhasilan akselerasi pertumbuhan PDB pada 2Q18 serta persiapan jelang tahun politik 2019, pemerintah menyiapkan rancangan APBN 2019 yang berfokus pada pengembangan SDM. Salah satu kebijakan krusial anggaran 2019 adalah menaikkan gaji pegawai negeri sipil.
  • Pada Juni 2018, yakni pada periode Hari Raya Idul Fitri, indikator indeks keyakinan konsumen melonjak ke posisi tertinggi yaitu 128,1. Bahkan indikator pertumbuhan penjualan ritel telah berhasil menunjukkan pemulihan. Pada Mei 2018 penjualan ritel mencapai 8,3%, lebih tinggi dibandingkan dengan 6,6% pada periode Hari Raya Idul Fitri 2017.
  • Terjaganya tren indikator daya beli serta komitmen stimulus pemerintah, diperkirakan akan menopang kestabilan akselerasi pertumbuhan PDB hingga 2019. Pemerintah menargetkan pertumbuhan PDB yang realistis yakni 5,3% pada 2019.

  Consumer Confidence Index Retail Sales Growth (y-y) Ekspektasi Rebound Rupiah di Tengah Tren Pelemahan Dollar

  • Rupiah mengalami depresiasi sebesar 2,05% dari posisi 14.414 pada Juli 2018 menjadi 14,710 pada Agustus 2018. Kinerja ini masih cukup baik mengingat adanya tekanan pada mata uang emerging countries imbas dari krisis di Turki. Depresiasi yang dialami Rupiah sangat kontras dengan depresiasi yang dialami beberapa negara lain.
  • Pada Agustus, Dollar mengalami pelemahan namun tidak berdampak langsung pada penguatan rupiah. Pada Agustus tekanan pada Rupiah masih terasa terutama dipicu faktor internal yakni melebarnya defisit current account. Divergensi antara pergerakan Dollar Index dan USDIDR memberikan potensi ruang penguatan bagi

  

Rupiah pada September terbuka lebar. Rilis data neraca perdagangan Agustus yang diharapkan mulai membaik akan mampu membalikkan tren pelemahan

Rupiah.

  USDIDR & Dollar Index Selected Currencies’ Depreciation against USD Menanti Rebound Cadangan Devisa

  • Efek penguatan Rupiah akibat kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia secara signifikan terjadi pada Mei-Juni 2018. Kala itu Bank Indonesia untuk pertama kalinya menaikkan suku bunga acuan setelah pada 2017 memangkas suku bunga secara agresif. Pada Mei-Juni 2018 Rupiah mampu bergerak menguat dari 14.200

  

ke 13.800. Masih berlanjutnya tren depresiasi hingga Agustus menandakan bahwa kebijakan kenaikan suku bunga hanya berdampak pada menghindari tren

depresiasi yang lebih besar seperti yang dialami oleh Argentina, Brazil, dan Turki.

  • Angka cadangan devisa saat ini menjadi faktor krusial bagi terhentinya tren depresiasi Rupiah. Pada Juli cadangan devisa tercatat sebesar USD118,3 juta, turun

USD1,5 juta dari USD119,8 pada Juni. Kebijakan masif pemerintah untuk menggenjot ekspor di tengah masih tingginya harga komoditas mineral dunia akan menopang rebound pada cadangan devisa mulai September

  USDIDR & Benchmark Rate USDIDR & Forex Reserve (USD mn) Kepercayaan Investor Asing pada Government Bond Indonesia

  • Sama halnya dengan pergerakan Rupiah dan Dollar Index, divergensi juga muncul antara pergerakan yield government bond Indonesia dengan Amerika Serikat sejak Agustus 2018. Yield government bond Amerika Serikat sudah mulai berhasil turun dari posisi kritis 3%. Sementara itu yield government bond Indonesia masih berkutat di sekitar 8%.Kondisi ini membuat gap antara yield government bond Indonesia dan Amerika Serikat berada di atas 5%, lebih tinggi dibandingkan rata-rata setahun terakhir sebesar 4,2%.
  • Kami perkirakan prospek yield government bond Indonesia mulai September akan membaik. Meskipun masih ada tekanan global, namun investor asing sudah membukukan posisi net buy pada government bond Indonesia pada Juli dan Agustus sebesar Rp9,1 triliun dan Rp7,9 triliun. Hal ini menandakan bahwa investor asing mulai berekspektasi akan adanya perbaikan fundamental Indonesia terutama dalam hal neraca eksternal.

  Foreign Net Buy (IDR tn) in Indonesia Government Bond Indonesia and US 10 year Gov’t Bond Yield Net Buy Investor Asing Menopang IHSG

  • Di tengah dinamika pasar saham global sepanjang Juli dan Agustus 2018, Indonesia menjadi salah satu pasar saham yang mampu membukukan kenaikan pada 2 bulan berturut-turut.
  • Rally IHSG sejalan dengan tren aktifitas investor asing. Tren net sell asing yang masif pada Februari hingga Juni sudah terhenti.

Foreign Net Buy (Sell) Position in JCI (IDR tn) Global Market Performance

  Rally Dipimpin Sektor Agri dan Finance • Dari 9 sektor IHSG, terdapat 5 sektor yang bergerak naik dan 4 sektor yang bergerak turun pada Agustus 2018.

  • Sektor Agriculture menjadi top gainer pada September didukung oleh rencana pemerintah untuk menerapkan kebijakan biodiesel B20 demi mengurangi impor minyak mentah. Kondisi ini akan memacu permintaan CPO.
  • Sektor Finance yang merupakan kontributor market cap terbesar IHSG konsisten membukukan rally pada 2 bulan terakhir. Rally ini dipicu oleh akselerasi pertumbuhan kredit perbankan Indonesia yang telah mencapai 11,34% y-y.

  Sector Performance Major Agriculture & Finance Stocks Performance Ruang Terbuka bagi Rally Selanjutnya

  • Valuasi forward P/E IHSG saat ini masih berada di bawah rata-rata 5 tahun sebesar 15,3x. Dengan estimasi bahwa valuasi dapat mencapai 15,3x, maka IHSG memiliki potensi untuk meningkat ke posisi 6.375 pada akhir 2018.
  • Melihat siklus pergerakan sepanjang September dalam 5 tahun terakhir, terlihat bahwa hanya pada 2015 saja IHSG mengalami koreksi yang dalam yaitu sebesar 6,3%.

  Dengan demikian, peluang koreksi yang masif pada September 2018 cukup rendah.

  • Rekomendasi utama untuk September : BBNI, AALI, dan UNTR

  Forward P/E JCI Seasonality Monthly Return in September Recommendation: Bank Negara Indonesia (BBNI

  • – Bank)

  Dec 2018 TP 9,675

  • Akselerasi Laba Bersih 2Q18

  Pada 2Q18, BBNI mencatatkan laba bersih sebesar Rp3,8 triliun yang tumbuh 19,0% y-y. Pertumbuhan ini Consensus Price

  9,136 lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan laba bersih 13,0% pada 1Q18. Akselerasi pertumbuhan

  TP to Consensus Price

  • 5.9%

  laba didorong oleh pertumbuhan interest income dan pertumbuhan net interest income masing-masing vs. Last Price +24.0% sebesar 16,3% dan 17,1% yang tertinggi sejak 4Q16.

  Last Price (IDR) 7,800

  Price date as of Aug 31, 2018

  • Pemulihan NIM

  52wk range (Hi/Lo) 10,175 / 6,750 Kinerja net interest income BBNI ditopang oleh net interest margin (NIM) sebesar 5,6% pada 2Q18. Angka

  Free Float (%)

  39.7 ini lebih tinggi dibandingkan dengan NIM sebesar 5,4% dan 5,5% pada 4Q17 dan 1Q18. BBNI mampu

  Outstanding sh. (mn) 18,649 menekan cost of deposit dari 3,0% menjadi 2,8% meskipun loan yield cenderung turun tipis dari 10,3%

  Market Cap (IDR bn) 145,460 menjadi 10,2%. Market Cap (USD mn) 9,756 Avg. Trd Vol

  • Perbaikan Kualitas Kredit

  25.83

  • – 3M (mn)

  Rasio non-performing loan (NPL) tercatat sebesar 2,16% pada 2Q18. Angka NPL konsisten turun sejak Avg. Trd Val 195.50

  • – 3M (bn)

  menyentuh titik tertinggi 3,12% pada 3Q16. Selain itu, angka NPL saat ini merupakan yang terendah sejak Foreign Ownership 19.1%

  NPL 2Q15 yang sebesar 2,15% . Di sisi lain, tren perlambatan pertumbuhan kredit telah mereda. BBNI

  Interest Income Breakdown:

  mencatatkan pertumbuhan kredit 11,1% pada 2Q18 (vs. 10,8% pada 1Q18). Rendahnya NPL dan Loan

  86.3% pemulihan kredit akan menjadi kunci pertumbuhan laba 2018-2019. Non-Loan 13.7%

  Net Profit Growth & NPL Ratio Share Price Performance

  IDR bn FY2016 FY2017 FY2018E FY2019E Int. Income

  43,768 48,178 55,837 64,525

  y-y 18.6% 10.1% 15.9% 15.6%

  Op. Rev.

  41,299 45,212 50,071 58,554 Net profit

  11,339 13,616 15,866 19,744 EPS (IDR) 608 730 851 1,059

  y-y 25.1% 20.1% 16.5% 24.4%

  NIM

  6.0% 5.4% 5.4% 5.5% Recommendation: Astra Agro Lestari (AALI

  • – CPO)

  Dec 2018 TP 16,925

  • Kinerja AALI Bergantung pada Harga CPO

  73% produksi CPO Indonesia diekspor; hal ini menjadikan harga CPO sangat bergantung pada pasar luar Consensus Price

  13,532 negeri. Meskipun Indonesia menguasai 57% pangsa pasar ekspor CPO di dunia, harga CPO mengalami

  TP to Consensus Price

  • 25.1%

  pelemahan sebesar 20% dari awal tahun 2017 hingga sekarang. Hal ini disebabkan oleh harga minyak vs. Last Price +25.4% nabati dunia yang juga sedang mengalami tekanan.

  Last Price (IDR) 13,500

  • Kebijakan B20: Tingkatkan Permintaan CPO

  Price date as of Aug 31, 2018 Kapasitas terpasang produsen biodiesel di Indonesia mencapai hampir 12 juta kilo liter (KL). Namun,

  52wk range (Hi/Lo) 15,575 / 10,125 hingga saat ini kapasitas yang terpakai sekitar 25%-30%. Mengamati potensi peningkatan produksi

  Free Float (%)

  20.3 biodiesel hingga 12 juta KL, kami memperkirakan bahwa feedstock CPO yang digunakan dapat mencapai

  Outstanding sh. (mn) 1,925

  11 juta ton CPO. Sebagai pembanding, total produksi CPO di Indonesia diperkirakan hampir mencapai 40 Market Cap (IDR bn) 25,983 juta ton dengan konsumsi domestik pada 2018 mencapai 10 juta ton pada 2018. Pemerintah berharap

  Market Cap (USD mn) 1,743 dengan asumsi level minyak mentah dikisaran USD100 per barrel, kebijakan bauran biodiesel dapat mengangkat harga sawit hingga Rp14.000/kg. Avg. Trd Vol

  1.35

  • – 3M (mn)
    • Menanti Kinerja Gemilang pada 2019

  Avg. Trd Val

  16.23

  • – 3M (bn)

  AALI mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 5,6% dari Rp8,5 triliun pada 1H17 menjadi Foreign Ownership 5.3%

  Rp9,0 triliun pada 1H18. Namun, laba bersih AALI menurun 25% dari Rp1,04 triliun pada 1H17 menjadi

  Sales Breakdown:

  Rp783 miliar pada 1H18. Penurunan ini disebabkan oleh laba kotor yang mengalami kontraksi dari 24% CPO

  85% pada 1H17 menjadi 18% pada 1H18. Kami memperkirakan bahwa AALI akan menunjukkan kinerja

  Palm Kernel 14% gemilang pada 2019 yang ditopang oleh implementasi kebijakan B20. Others

  1%

  Share Price Performance AALI CPO Sales Trend | 2014 - 2018

  IDR bn FY2016 FY2017 FY2018E FY2019E Sales 14,121 17,306 17,882 20,594

  y-y 8.1% 22.5% 3.3% 15.2%

  EBITDA 3,728 4,240 3,388 5,192 Net profit 2,007 2,010 1,624 2,462 EPS (IDR) 1,043 1,044 844 1,279

  y-y 224.2% 0.2% -19.2% 51.6%

  NPM 14.2% 11.6% 9.1% 12.0%

  Recommendation: United Tractors (UNTR

  • – Heavy Machinery & Mining Contracting)

  Dec 2018 TP 44,750

  • Laba Bersih 1H18: Efek Positif Pulihnya Harga Batu Bara UNTR mencatatkan laba bersih sebesar Rp5,74 triliun yang tumbuh sebesar 60% y-y dan 20% q-q.

  Consensus Price 45,383

  Pertumbuhan ini merupakan dampak positif dari pulihnya harga batu bara dunia. Permintaan alat berat TP to Consensus Price

  • 5.6%

  tumbuh 24% y-y dan mining contractor tumbuh 32% y-y. Volume penjualan Komatsu tumbuh 37% y-y vs. Last Price +30.1% yang naik dari 1.751 unit ke 2.400 unit. Komatsu menguasai 36% dari total penjualan alat berat di

  Last Price (IDR) 34,400 Indonesia, sedangkan PAMA menguasai 35% pangsa pasar.

  Price date as of Aug 31, 2018

  • Permintaan: Memanfaatkan Momentum

  52wk range (Hi/Lo) 40,500 / 29,500 Kami mengamati bahwa prospek permintaan alat berat dan mining contractor masih menjanjikan

  Free Float (%)

  40.5 didorong oleh beberapa katalis positif, yaitu : 1) Penambahan kuota produksi batu bara sebanyak 100 juta

  Outstanding sh. (mn) 3,730 ton oleh pemerintah, 2) Permintaan batu bara yang masih kuat oleh China dan India, 3) Cuaca yang lebih

  Market Cap (IDR bn) 128,317 kondusif, 4) Tren penguatan dollar terhadap rupiah, 5) Tren penguatan harga batu bara (estimasi kami

  Market Cap (USD mn) 8,634 rata-rata USD90-USD95/ton FY18E

  —FY19E) Avg. Trd Vol

  4.04

  • – 3M (mn)
    • Akuisisi Martabe: Mahar yang Setimpal

  Avg. Trd Val 138.32

  • – 3M (bn)

  Akuisisi Martabe berpotensi meningkatkan total asset UNTR sebesar 33,1% y-y dari Rp93,5 triliun FY18E Foreign Ownership 18.9% menjadi Rp124,3 triliun pada FY19E. Kami memperkirakan bahwa pada FY19E Martabe akan

  Revenue Breakdown:

  berkontribusi sebesar 7,5% terhadap revenue UNTR. Akhir 2017, cadangan emas tumbuh 46,8% y-y naik Mining Contracting 47.3% dari 3,2 juta ons menjadi 4,8juta ons emas dan cadangan perak tumbuh 36,1% y-y yang naik dari 27,2 juta

  Construction Machinery 35.7% ons ke 36 juta ons. Others

  17.0%

  Revenue Composition | 2015 - 2019E Share Price Performance

  IDR bn FY2016 FY2017 FY2018E FY2019E Sales 45,539 64,559 78,725 102,945

  y-y -7.7% 41.8% 21.9% 30.8%

  EBITDA 10,173 14,596 18,931 22,851

  Net profit 5,002 7,403 10,821 12,019 EPS (IDR) 1,384 1,984 2,900 3,222

  y-y 29.8% 47.9% 46.2% 11.1%

  NPM 11.0% 11.5% 13.7% 11.7%

  

Thank You

DISCLAIMER

This report and any electronic access hereto are restricted and intended only for the clients and related entities of PT NH Korindo Sekuritas Indonesia.

  This report is only for information and recipient use. It is not reproduced, copied, or made available for others. Under no circumstances is it considered as a selling offer or solicitation of securities buying. Any recommendation contained herein may not suitable for all investors. Although the information hereof is obtained from reliable sources, its accuracy and completeness cannot be guaranteed. PT NH Korindo Sekuritas Indonesia, its affiliated companies, employees, and agents are held harmless form any responsibility and liability for claims, proceedings, action, losses, expenses, damages, or costs filed against or suffered by any person as a result of acting pursuant to the contents hereof. Neither is PT NH Korindo Sekuritas Indonesia, its affiliated companies, employees, nor agents are liable for errors, omissions, misstatements, negligence, inaccuracy contained herein.

  All rights reserved by PT NH Korindo Sekuritas Indonesia