Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Berat Badan Lebih Rendah di RSUD Dr.Ibnu Soetowo Baturaja Suparno 2014

1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN
LAHIR RENDAH DI RSUD DR. IBNU SOETOWO BATURAJA
TAHUN 2014
SUPARNO, APP, M.Kes*
*(Dosen Poltekkes Palembang Prodi DIII Keperawatan Baturaja)

I. PENDAHULUAN
Latar belakang.
Salah satu indikator penting untuk menilai tinggi atau rendahnya derajat kesehatan masyarakat adalah
dilihat dari Angka Kematian Bayi (AKB). Bahkan dibanding dengan indikator lainnya seperti morbiditas,
AKB lebih sensitif karena AKB universal akan lebih tinggi pada negara yang kemajuan sosial ekonominya
rendah, sehingga sangat beralasan bila perhatian besar diberikan pemerintah untuk penanggulangan
kematian bayi (Sulaeman, 2009; Merzalia, 2012).
Target Millenium Development Goals (MDGs) sampai dengan tahun 2015 adalah mengurangi angka
kematian bayi dan balita sebesar dua per tiga dari tahun 1990 yaitu sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup.
Saat ini angka kematian bayi masih tinggi yaitu sebesar 67 per 1000 kelahiran hidup. Penyebab utama
tingginya angka kematian bayi, khususnya pada masa perinatal adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Bayi yang terlahir dengan BBLR berisiko kematian 35 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang berat
badan lahirnya diatas 2500 gram. BBLR dapat berakibat jangka panjang terhadap tumbuh kembang anak

dan memiliki risiko penyakit jantung dan diabetes di masa yang akan datang (Setyowati, 2001; Trihadrianti,
2011).
Diantara negara ASEAN, Indonesia merupakan negara dengan angka kematian ibu dan perinatal
tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan
yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu. Dengan perkiraan persalinan di Indonesia setiap tahunnya
sekitar 5.000.000 jiwa, dapat dijabarkan bahwa kematian bayi sebesar 40/10.000 menjadi sekitar 200.000
atau terjadi setiap 25-26 menit sekali. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia neonatorum 49-60%, infeksi
24-34%, prematuritas/ BBLR 15-20%, trauma persalinan 2-7 %, dan cacat bawaan 1-3% (Manuaba,2010).
Menurut Prawirohardjo (2010) kondisi selama kehamilan yang berisiko terjadinya persalinan preterm
dengan BBLR meliputi faktor janin dan plasenta yang meliputi Ketuban pecah dini (KPD) dan faktor ibu.
Sedangkan faktor penyebab persalinan preterm (prematur) atau BBLR lainnya salah satunya adalah fakrot

2

ibu yang terdiri dari gizi yang kurang, usia ibu, jarak hamil dan bersalin yang terlalu dekat dan penyakit
menahun ibu.
Kematian Perinatal pada bayi BBLR 8 kali lebih besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang
sama. Angka kematian yang tinggi terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan komplikasi
neonatal seperti asfiksia, aspirasi pneumonia, perdarahan intarakranial, dan hipoglikemia. (Mochtar, 2012).
BBLR adalah satu-satunya prediktor mortalitas yang paling kuat dalam beberapa bulan pertama

kehidupan dan merupakan penentu utama kematian, morbiditas dan kecacatan pada masa bayi dan anakanak dan juga memiliki dampak jangka panjang pada hasil kesehatan dalam kehidupan dewasa
(FAO/WHO,1992 dalam Amosu, Atumolah, Olanrewaju, et al., 2010 ;WHO 2011; Merzalia, 2012).
Proporsi bayi berat lahir rendah di Provinsi Sumatera Selatan dari 1000 kelahiran hidup pada tahun
2009 sebesar 0,41% dan proporsi bayi BBLR tertinggi terjadi di Kota Prabumulih 6,65% dan proporsi BBLR
sekitar 7,5%. Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi
menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7% (Profil Kesehatan Prov Sumsel tahun 2010).
Data yang diperoleh pada tahun 2012 terdapat 41,7% kasus BBLR yang berakhir dengan kematian
9,2% dan pada tahun 2013 terdapat 43,4% kasus BBLR yang berakhir dengan kematian 9,4% kasus.
Sedangkan berdasarkan data dari bulan januari- april 2014 terdapat 13,9 % kasus BBLR dari 539 ibu yang
bersalin di RSUD Dr. Ibnu Sutowo Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu.

II.

TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Faktor- faktor yang berhubungan dengan kejadian Berat Badan Lahir Rendah
di RSUD Ibnu Sutowo Baturaja tahun 2014.
2. Tujuan Khusus :
a. Belum diketahui hubungan Ketuban Pecah Dini (KPD) dengan kejadian Berat Badan Lahir
Rendah di RSUD Dr. Ibnu Sutowo Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2014.

b. Belum diketahui hubungan Usia Ibu dengan kejadian Berat Badan Lahir Rendah di RSUD Dr.
Ibnu Sutowo Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2014.
c. Belum diketahui hubungan jarak kehamilan dengan Kejadian Berat Badan lahir Rendah di
RSUD Dr. Ibnu Sutowo Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2014
d.

3

III. METODOLOGI
Jenis penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional, dimana
data yang menyangkut variable independent yaitu Ketuban Pecah Dini, Usia dan Jarak kehamilan serta
variable dependent yaitu kejadian Berat Badan Lahir Rendah yang dikumpulkan dalam waktu bersamaan.
Sample dalam penelitian ini adalah sebagian dari ibu yang bersalin di ruang VK RSUD Dr. Ibnu
Soetowo Baturaja yang terdata di rekam medis periode Januari-Mei Tahun 2014. Besaran sampel
ditentukan dengan rumus Notoatmojo berjumlah 230 orang, dan tehnik pengambilan sampel adalah
random sampling. Tehnik pengumpulan data menggunakan ceklist dari data rekam medic RSUD Ibnu
Soetowo Baturaja.
Data dianalisa dengan menggunakan analisa Univariat terhadap semua variable penelitian dalam
bentuk distribusi frekuensi dan persentase variable dependent (kejadian Berat Badan Lahir Rendah) dan
variable independen ( KPD, Usia ibu dan Jarak Kehamilan). Hubungan antara dua variabel yaitu varabel

Dependen dan independen dianalisa dengan menggunakan analisa Bivariat yaitu analisa yang dilakukan
untuk melihat hubungan variable independent (Ketuban Pecah Dini, Usia dan Jarak kehamilan) dengan
variable dependent ( kejadian Berat Badan Lahir Rendah), menggunakan uji statistik chi-square dengan
menggunakan sistem komputerisasi dengan batas kemaknaan 95% (α < 0,05 ), hubungan dikatakan
bernakna apabila nilai ρ value ≤ 0,05, dan jika kedua variable tersebut tidak ada hubungan bermakna
maka diperoleh nilai p value > 0,05 (Notoadmodjo, 2012).

IV. HASIL PENELITIAN
A. Analisa Univariat
1. Variabel Kejadian Berat Badan Lahir Rendah
Tabel .1:
Distribusi Frekuensi Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di RSUD Dr. Ibnu Sutowo Baturaja
Tahun 2014
No Berat Badan Lahir Rendah
Frekuensi
Persentase
1.
BBLR
104
45,2

2.
Tidak BBLR
126
54,8
Jumlah
230
100

4

Berdasarkan table di atas dapat dilihat bahwa dari 230 responden yang mengalami
Kejadian BBLR sebanyak 104 responden (45,2%) lebih sedikit dari yang tidak mengalami Kejadian
BBLR sebanyak 126 responden (54,8%).
2. Variabel Ketuban Pecah Dini (KPD)
Tabel 2 .:
Distribusi frekuensi Ketuban Pecah Dini di RSUD Dr. Ibnu Soetowo Baturaja Tahun 2014
No Ketuban Pecah Dini
Frekuensi
Persentase
1 Ya

2 Tidak
Jumlah

87
143
230

37,8
62,2
100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 230 responden yang mengalami Ketuban
Pecah Dini (KPD) sebanyak 87 responden (37,8%) lebih sedikit dari yang tidak mengalami
Ketuban Pecah Dini (KPD) sebanyak 143 responden (62,2%).
3. Variabel Usia Ibu
Table 3. :
Distribusi frekuensi Usia Ibu di RSUD Dr. Ibnu Soetowo Baturaja Tahun 2014
No Usia
Frekuensi
Persentase

1
Resiko
2
Tidak Beresiko
Jumlah

57
173
230

24,8
75,2
100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 230 responden yang usia beresiko 57 responden
(24,8%) lebih sedikit dari usia tidak beresiko sebanyak 173 responden (75,2%).
4. VariabelJarak kehamilan
Tabel 4. :
Distribusi frekuensi Jarak kehamilan di RSUD Dr. Ibnu Soetowo Baturaja Tahun 2014
No Jarak kehamilan

Frekuensi
Persentase
1
Tidak baik
99
43,0
2
Baik
131
57,0
Jumlah
230
100
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 230 responden yang jarak kehamilan tidak
baik sebanyak 99 responden (43,0%) lebih sedikit dari jarak kehamilan yang baik sebanyak 131
responden (57,0%).

5

B. Analisa Bivariat

1. Variabel Hubungan Ketuban Pecah Dini dengan Kejadian.BBLR
Tabel 5. :
Hubungan Ketuban Pecah Dini dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di RSUD Dr.
Ibnu Soetowo Baturaja Tahun 2014
Kemaknaan
BBLR
ρ value
Ketuban Pecah Dini
Jumlah
BBLR
Tidak BBLR
F
%
F
%
N
%
0,000
Ya
56 64,4

31
38,5 87
100
Tidak
48 33,6
95
61,2 143
100
Jumlah
104 45,2 126
54,8 230
100
Berdasarkan tabel 5. didapat bahwa dari 87 responden dengan KPD, sebanyak 56 responden
(64,4%) yang bayinya dengan BBLR dan sebanyak 31 responden (38,5%) bayi responden tidak
BBLR. Sedangkan dari 143 responden sebanyak 48 orang (33,6%) responden yang bayinya BBLR dan
sebanyak 95 responden (61,2%) bayinya dengan BBLR.
Hasil Uji statisktik chi-square diperoleh ρ value 0,000 dimana nilai α ≤ 0,05 artinya ada
hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian BBLR.
2. Variabel Hubungan Usia Ibu dengan kejadian BBLR
Tabel 6 .:

Hubungan Usia dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di RSUD Dr. Ibnu Sutowo
Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2014
Kemaknaan
No Usia
BBLR
Jumlah
ρ value
BBLR
Tidak BBLR
F
%
F
%
N
%
100 0,001
1
Resiko
37
64,9 20
35,1 57
100
2
Tidak Beresiko
67
38,7 106
61,3 173
100
Jumlah
104
45,2 126
54,8 230
Berdasarkan tabel 6 didapat bahwa dari 57 responden dengan usia resiko, sebanyak 37
responden (64,9%) bayi responden dengan BBLR dan 20 responden (35,1%) bayi responden tidak
BBLR. Sedangkan dari 173 responden dengan usia tidak beresiko, sebanyak 67 responden (38,7%)
bayi responden dengan BBLR dan 106 responden (61,3%) bayi responden tidak BBLR. Hasil Uji
statistik Chi square diperoleh ρ value 0,001, dimana nilai α ≤ 0,05 artinya ada hubungan yang
bermakna antara usia ibu dengan kejadian BBLR.
3.

Variabel Jarak kehamilan dengan kejadian BBLR
Tabel 7.
Hubungan Jarak kehamilan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di RSUD Dr. Ibnu
Soetowo Baturaja Tahun 2014
Kemaknaan
No Jarak
BBLR
Jumlah

6

kehamilan

BBLR
F
1
Tidak baik
55
2
Baik
49
Jumlah
104
Berdasarkan tabel 7 didapat

%
55,6
37,4
45,2
bahwa

ρ value
Tidak BBLR
F
%
N
%
100 0,009
44
44,4 99
100
82
62,6 131
100
126
54,8 230
dari 99 responden dengan jarak kehamilan tidak baik,

sebanyak 55 responden (55,6%) bayi responden BBLR, dan 44 responden (44,4%) bayi dengan tidak
BBLR. Sedangkan dari 131 responden, dengan jarak kehamilan yang baik sebanyak 49 responden
(37,4%) bayi responden BBLR dan 82 responden (62,6%) bayi responden tidak BBLR. Hasil Uji statistik chi
square diperoleh ρ value 0,009, dimana nilai α ≤ 0,05 artinya ada hubungan yang bermakna antara jarak
kehamilan dengan kejadian BBLR.
IV. PEMBAHASAN
1.

Variabel Hubungan Ketuban Pecah Dini dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah
Pada penelitian ini diketahui bahwa kejadian BBLR lebih banyak terdapat pada responden yang

mengalami Ketuban Pecah Dini yaitu sebanyak 56 responden (64,4%) sedangkan yang tidak mengalami
kejadian BBLR banyak terdapat pada responden yang umumnya tidak mengalami ketuban pecah dini yaitu
95 (61,2%). Hasil Uji statisktik chi-square diperoleh ρ value = 0,000 di ≤ 0,05, hal ini berarti ada hubungan
yang bermakna antara umur dengan kejadian Berat Badan Lahir Rendah. Maka, hipotesa yang
menyatakan bahwa ada hubungan antara Ketuban Pecah Dini dengan Kejadian BBLR terbukti
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti (2007) tentang
hubungan antara Ketuban Pecah Dini dengan kejadian persalinan prematur dengan analisa chi square
diperoleh hasil x²

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PHBS TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN LUBUK AMAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERUMNAS TAHUN 2013 Ns. YUNIKE ,S.Kep.M.Kes Dosen Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK - Hubungan PHBS terhadap Kejadian Diare pada

0 0 15

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA KELAS X DAN XI DI SMAN 2 KABUPATEN OKU TAHUN 2013 D. Eka Harsanto, S.Kp, M.Kes Poltekkes Palembang Prodi Keperawatan Baturaja ABSTRAK - FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKO

0 1 7

Faktor faktor yang berhubungan dengan status gizi balita di wilyaha kerja Puskesmas Tanjung Agung Gunardi Pome,S.Ag,. M.Kes

1 2 12

LATIHAN RELAKSASI MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RRI BEDAH RS IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2013 Ni Ketut Sujati Kestina, M.Kes Poltekkes Palembang prodi Keperawatan Baturaja ABSTRAK - LATIHAN RELAKSASI MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PASIEN

0 0 9

Faktor faktor yang berhubungan dengan penyakit tuberkulosis paru di RSUD TIPE D Martapura kabupaten OKU Timur tahun 2013. Gunardi Pome. Febri Triana P

0 0 11

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut atau ISPA Pada Balita di Kelurahan SUKARAYA Kecamatan BATURAJA Timur Kabupaten Ogan Komering ULU Tahun 2013

0 1 8

Hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian ASI selama 2 tahun di kelurahan sukaraya wilayah kerja puskesmas Sukaraya Gunardi Pome,. S.Ag,. M.Kes

0 1 6

PERBEDAAN NILAI GLASGOW COMA SCALE (GCS),TENSI,NADI DAN RESPIRASI PADA 72 JAM PASCA TRAUMA KEPALA PADA USIA MUDA DAN LANSIA DI RSUD Dr.IBNU SUTOWO Ni Ketut,. M.Kes

0 0 10

Hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian ASI selama 2 tahun di kelurahan sukaraya wilayah kerja Puskesmas Sukaraya tahun 2014. Gunardi, Pome, M.Kes

0 0 12

Hubungan usia dengan kejadian Benigna prostitis Hiperplasia (BPH) Di ruang rawat inap RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja tahun 2014. Gunardi Pome. M. Kes

0 0 7