Peranan Badan Investasi Dan Promosi Sumatera Utara (BAINPROM-SU) Dalam Menciptakan Iklim Kondusif Bagi Calon Investor Di SUmatera Utara

(1)

PERANAN BADAN INVESTASI DAN PROMOSI SUMATERA UTARA

(BAINPROM-SU) DALAM MENCIPTAKAN IKLIM KONDUSIF BAGI

CALON INVESTOR DI SUMATERA UTARA

SKRIPSI

OLEH :

MUHAMAD FAUZY

040903019

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh : Nama : Muhamad Fauzy

NIM : 040903019

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Peranan Badan Investasi dan Promosi Sumatera Utara (BAINPROM-SU) dalam Menciptakan Iklim Kondusif bagi Calon Investor di Sumatera Utara.

Medan, 24 juni 2008

Pembimbing Ketua Departemen

(Drs. Burahanuddin Harahap, MSI) (DR. Marlon Sihombing, MA) NIP. 131 460 521 NIP. 131 568 391

Dekan,

(Prof. DR. M. Arif Nasution, MA) NIP. 131 757 010


(3)

DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAK

BAB I. PENDAHULUAN ……… 1

I.1 Latar Belakang Masalah ……… 1

I.2 Perumusan Masalah ……… 6

I.3 Tujuan Penelitian ……… 7

I.4 Manfaat Penelitian ……… 7

I.5 Kerangka Teori ……… 8

I.5.1 Peranan ……… 8

I.5.2 Investasi ……… 9

I.5.2.1 Tujuan Investasi ……… 10

I.5.2.2 Regulasi Investasi ……… 11

I.5.3 Promosi ……… 18

I.5.4 Iklim Investasi yang Kondusif………. 19

I.5.5 Badan Investasi dan Promosi Sumatera Utara (BAINPROM-SU)……….. 21

I.6 Defenisi Konsep ……… 25

I.7 Defenisi Operasional ……… 26

I.8 Sistematika Penulisan ……… 27

BAB II. METODE PENELITIAN……… 28

II.1 Bentuk Penelitian ……… 28

II.2 Lokasi Penelitian ……… 28

II.3 Informan ……… 28

II.4 Teknik Pengumpulan Data ……… 29


(4)

BAB III. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN………. 31

III.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Badan Investasi dan Promosi Sumatera Utara (BAINPROM-SU) ……… 31

III.2 Kedudukan , Tugas Pokok, dan Fungsi BAINPROM-SU……… 32

III.3 Visi dan Misi BAINPROM-SU ……… 39

III.4 Personel BAINPROM-SU ……… 40

III.5 Sarana dan Prasarana BAINPROM-SU………... 42

BAB IV. PENYAJIAN DATA ……… 44

IV.1 Kemudahan Usaha ……… 44

IV.2 Ketertiban dan Kepastian Hukum Berusaha……… 50

IV.3 Insentif ……… 53

BAB V. ANALISA DATA ……… 55

V.1 Kemudahan Usaha ………... 56

V.2 Ketertiban dan Kepastian Hukum Berusaha……… 58

V.3 Insentif ………... 61

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN……….. 62

VI.1 Kesimpulan ………. 62

VI.2 Saran ………. .. 64


(5)

ABSTRAK

“Peranan Badan Investasi dan Promosi Sumatera Utara (BAINPROMSU) dalam Menciptakan Iklim Kondusif Bagi Calon Investor di Sumatera Utara”, oleh :

Nama : Muhammad Fauzy Nim : 040903019

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Pembimbing : Burhanuddin Harahap, M.Si

Investasi merupakan kegiatan yang sangat utama peranannya dalam usaha suatu bangsa ataupun pemerintah untuk memajukan kesejahteraan kehidupan masyarakatnya menuju ke tingkat yang selalu lebih tinggi. Hal tersebut sudah diterima sebagai suatu

diktum oleh banyak golongan dan negara. Suatu bangsa atau negara yang tidak mampu

memelihara tingkat dan laju pertumbuhan investasi tertentu, maka akan mengalami kemerosotan ekonomi.

Untuk menciptakan iklim investasi yang mampu memberikan keamanan dan kenayamanan bagi para calon investor untuk menanamkan modalnya di suatu wilayah, maka pemerintah mendelegasikan kewenangan untuk menjalankan tugas tersebut kepada suatu badan yang bernama Badan Investasi dan Promosi (BAINPROM) yang ada di masing-masing provinsi di Indonesia.

Badan Investasi dan Promosi Sumatera Utara sebagai salah satu lembaga teknis daerah di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mempunyai tugas untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif di wilayah Sumateta Utara sebagai upaya untuk menarik minat para calon investor dalam menanamkan modalnya di wilayah Sumatera Utara. Penciptaan iklim investasi yang kondusif tersebut meliputi insentif, kemudahan usaha, ketertiban dan kepastian hukum berusaha yang dituangkan dalam Peraturan Daerah tentang kebijakan investasi (penanaman modal).

Penelitian ini merupakan bentuk penelitian deskriptif dengan menggunakan analisa kualitatif dan informan kunci (key informan) sebagai sumber utama perolehan data dalam penelitian.

Hasil penelitian di lapangan yang menggunakan tenik wawancara dan dengan analisa kualitatif menunjukkan bahwasannya peranan Badan Investasi dan Promosi Sumatera Utara (BAINPROMSU) dalam menciptakan iklim yang kondusif bagi calon investor di Sumatera Utara juga belum maksimal mengingat masih banyaknya terdapat faktor-faktor yang menjadi penghambat masuknya investasi di Sumatera Utara, seperti masalah perizinan, pelayanan administrasi lainnya, promosi yang masih kurang intensif dilaksanakan, perda yang bermasalah, yang semuanya itu tergambar dalam tolok ukur kinerja yang dijadikan acuan, yaitu tidak bertambahnya secara signifikan nilai investasi di Sumatera Utara mengingat begitu besarnya potensi yang dimiliki oleh provinsi ini.

Kata kunci : BAINPROMSU, investasi, promosi, iklim usaha, investor, dan Sumatera Utara.


(6)

ABSTRAK

“Peranan Badan Investasi dan Promosi Sumatera Utara (BAINPROMSU) dalam Menciptakan Iklim Kondusif Bagi Calon Investor di Sumatera Utara”, oleh :

Nama : Muhammad Fauzy Nim : 040903019

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Pembimbing : Burhanuddin Harahap, M.Si

Investasi merupakan kegiatan yang sangat utama peranannya dalam usaha suatu bangsa ataupun pemerintah untuk memajukan kesejahteraan kehidupan masyarakatnya menuju ke tingkat yang selalu lebih tinggi. Hal tersebut sudah diterima sebagai suatu

diktum oleh banyak golongan dan negara. Suatu bangsa atau negara yang tidak mampu

memelihara tingkat dan laju pertumbuhan investasi tertentu, maka akan mengalami kemerosotan ekonomi.

Untuk menciptakan iklim investasi yang mampu memberikan keamanan dan kenayamanan bagi para calon investor untuk menanamkan modalnya di suatu wilayah, maka pemerintah mendelegasikan kewenangan untuk menjalankan tugas tersebut kepada suatu badan yang bernama Badan Investasi dan Promosi (BAINPROM) yang ada di masing-masing provinsi di Indonesia.

Badan Investasi dan Promosi Sumatera Utara sebagai salah satu lembaga teknis daerah di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mempunyai tugas untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif di wilayah Sumateta Utara sebagai upaya untuk menarik minat para calon investor dalam menanamkan modalnya di wilayah Sumatera Utara. Penciptaan iklim investasi yang kondusif tersebut meliputi insentif, kemudahan usaha, ketertiban dan kepastian hukum berusaha yang dituangkan dalam Peraturan Daerah tentang kebijakan investasi (penanaman modal).

Penelitian ini merupakan bentuk penelitian deskriptif dengan menggunakan analisa kualitatif dan informan kunci (key informan) sebagai sumber utama perolehan data dalam penelitian.

Hasil penelitian di lapangan yang menggunakan tenik wawancara dan dengan analisa kualitatif menunjukkan bahwasannya peranan Badan Investasi dan Promosi Sumatera Utara (BAINPROMSU) dalam menciptakan iklim yang kondusif bagi calon investor di Sumatera Utara juga belum maksimal mengingat masih banyaknya terdapat faktor-faktor yang menjadi penghambat masuknya investasi di Sumatera Utara, seperti masalah perizinan, pelayanan administrasi lainnya, promosi yang masih kurang intensif dilaksanakan, perda yang bermasalah, yang semuanya itu tergambar dalam tolok ukur kinerja yang dijadikan acuan, yaitu tidak bertambahnya secara signifikan nilai investasi di Sumatera Utara mengingat begitu besarnya potensi yang dimiliki oleh provinsi ini.

Kata kunci : BAINPROMSU, investasi, promosi, iklim usaha, investor, dan Sumatera Utara.


(7)

BAB I PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan pembentukan pemerintah negara adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Amanat tersebut antara lain telah dijabarkan dalam pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan merupakan amanat konstitusi yang mendasari kegiatan perekonomian di Indonesia. Konstitusi mengamanatkan agar pembangunan ekonomi nasional harus berdasarkan prinsip demokrasi yang mampu menciptakan terwujudnya kedaulatan ekonomi Indonesia.

Berkaitan dengan hal tersebut, investasi (penanaman modal) harus menjadi bagian dari penyelenggaraan perekonomian nasional dan ditempatkan sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan, meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional, mendorong pembangunan ekonomi kerakyatan, serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam suatu sistem perekonomian yang berdaya saing.

Investasi merupakan kegiatan yang sangat utama peranannya dalam usaha suatu bangsa ataupun pemerintah untuk memajukan kesejahteraan kehidupan masyarakatnya menuju ke tingkat yang selalu lebih tinggi. Hal tersebut sudah diterima sebagai suatu

diktum oleh banyak golongan dan negara. Suatu bangsa atau negara yang tidak mampu

memelihara tingkat dan laju pertumbuhan investasi tertentu, misalnya untuk menandingi laju pertumbuhan penduduknya, angkatan kerja, atau bahkan proses urbanisasi, lambat atau cepat akan mengalami stagnasi pada permulaan, dan kemudian kemerosotan ekonomi.


(8)

Dalam situasi seperti terakhir inilah, bangsa atau negara yang bersangkutan akan mengalami berbagai persoalan, bukan hanya tidak mampu melakukan berbagai kegiatan pembentukan modal, melainkan juga modal yang sudah ada pun dapat mengalami kemerosotan, karena tidak adanya pemeliharaan dan perbaikan; apalagi penggantian tekonologi yang sudah lusuh atau usang.1

Pengalaman empiris Bangsa Indonesia dalam menghadapi kesulitan ekonomi, sejak berlangsungnya Perang Dunia II (PD II), Perang Kemerdekaan, serta periode pergolakan politik dan konfrontasi serta di masa reformasi lalu, mengajarkan secara jelas akibat-akibat yang timbul dari tidak adanya penanaman modal, mulai di bidang prasarana ekonomi hingga ke bidang kegiatan pemeliharaan lahan pertanian oleh para petani, sehingga dapat disimpulkan bahwasannya investasi itu sangat penting dalam proses berjalannya roda perekonomian di suatu negara.

Kekosongan aktivitas penanaman modal di Indonesia pada saat itu dikarenakan iklim investasi pada saat itu yang sangat tidak kondusif, yaitu instabilitas kemananan dalam negeri, tidak adanya kepastian hukum yang jelas mengenai investasi di Indonesia, dan prosedur investasi yang sangat rumit. Hal tersebut membuat para calon investor lokal maupun asing enggan untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Oleh karena itu, tujuan penyelenggaraan penanaman modal hanya dapat tercapai apabila faktor penunjang yang menghambat iklim penanaman modal dapat diatasi, antara lain melalui perbaikan koordinasi antar instansi pemerintah pusat dan daerah, penciptaan birokrasi yang efisien, kepastian hukum di bidang penanaman modal, biaya ekonomi yang berdaya saing tinggi,

1 Dorodjatun Kuntjoro Jakti, Mau Kemana Pembangunan Ekonomi Indonesia. Prisma Pemikiran, 2003,


(9)

serta iklim usaha yang kondusif di bidang ketenaga kerjaan dan keamanan berusaha. Dengan perbaikan berbagai faktor penunjang tersebut, diharapkan realisasi penanaman modal akan membaik secara signifikan.2

Permasalahan mengenai investasi (penanaman modal) seperti yang dikemukakan sebelumnya di atas juga masih tetap menjadi isu yang hangat dalam dunia perekonomian di seluruh Indonesia saat ini, termasuk juga di Sumatera Utara sebagai salah satu provinsi yang berada di bagian barat wilayah Indonesia. Perekonomian di Sumatera Utara diperkirakan mengalami pertumbuhan negatif sebesar 0,97 persen disebabkan oleh penurunan pertumbuhan pada sebagian besar sektor ekonomi. Bank Indonesia (BI) menilai bahwasannya problem ekonomi tersebut terjadi karena perbaikan iklim investasi yang belum signifikan di Sumatera Utara. Demikian halnya dengan kemajuan yang dicapai dalam implementasi Inpres Nomor 3 Tahun 2006 tentang Paket Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi yang juga belum signifikan.3

Menurut Umar Juoro dari Center for Information and Development Studies (Cides), pemerintah seharusnya tidak sekadar mengeluarkan berbagai macam paket kebijakan, tapi lebih pada upaya menertibkan aparatnya dengan melakukan koordinasi antar instansi pemerintahan untuk mendukung terciptanya iklim investasi yang kondusif. Hal tersebut menekankan bahwasannya perbaikan di dalam lingkungan internal pemerintahan merupakan sebagai titik awal dari usaha untuk memperbaiki kondisi iklim investasi dari suatu wilayah. Apabila sudah banyak investor yang menanamkan modalnya di suatu

2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, bagian penjelasan

hal. 1.

3


(10)

wilayah, maka akan tercipta ekonomi dengan biaya ringan, sehingga produk-produk lebih kompetitif dari sisi harga dan terjangkau oleh masyarakat yang daya belinya menurun.4

Beberapa permasalahan yang terjadi yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan investasi di Sumatera Utara, yaitu :

1. Peraturan Daerah (Perda) sebagai payung hukum dari investasi tersebut banyak yang bermasalah (menyalahi aturan dan overlapping).5 Selain itu, rendahnya tingkat kepastian hukum di Sumatera Utara membuat perusahaan yang melakukan investasi rentan akan goncangan. Hal itu dapat terlihat dari banyaknya kebijakan investasi yang overlapping disebabkan belum mantapnya pelaksanaan asas desentralisasi.6 2. Sistem perpajakan dan Undang-Undang ketenaga kerjaan yang mendukung

investasi masih sangat tidak jelas dan berbelit-belit.7

3. Masalah keamanan dan ketertiban di lingkungan Provinsi Sumatera Utara, seperti maraknya kutipan tidak resmi (pungli) yang mengakibatkan belanja ekonomi berbiaya tinggi (high cost economy) bagi para investor.

4. Masalah perbankan, yaitu meliputi tingkat suku bunga kredit (pinjaman) yang tergolong tinggi dan agak menyulitkan bagi para investor.

5. Kurang gencarnya promosi investasi baik dalam konteks regional, nasional, maupun internasional.8

Untuk menciptakan iklim investasi yang mampu memberikan keamanan dan kenayamanan bagi para calon investor untuk menanamkan modalnya di suatu wilayah,

4

www.bainfokomsumut.go.id

5 Harian Analisa edisi 19 November 2006, hal.15. 6www.kompas.com edisi 26 November 2007. 7www.theindonesianinstitute.com

8


(11)

maka pemerintah mendelegasikan kewenangan untuk menjalankan tugas tersebut kepada suatu badan yang bernama Badan Investasi dan Promosi (BAINPROM) yang ada di masing-masing provinsi di Indonesia.

Badan Investasi dan Promosi Sumatera Utara sebagai salah satu lembaga teknis daerah di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mempunyai tugas untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif di wilayah Sumateta Utara sebagai upaya untuk menarik minat para calon investor dalam menanamkan modalnya di wilayah Sumatera Utara. Penciptaan iklim investasi yang kondusif tersebut meliputi insentif, kemudahan usaha, ketertiban dan kepastian hukum berusaha yang dituangkan dalam Peraturan Daerah tentang kebijakan investasi (penanaman modal). Selain itu, penciptaan iklim investasi ini selanjutnya juga bisa dilakukan dengan promosi yang intensif melalui berbagai media, sehingga bisa menggugah minat para calon investor untuk menanamkan modalnya di Sumatera Utara. Promosi itu sendiri bisa berupa pengenalan mengenai potensi yang dimiliki wilayah Sumatera Utara, baik dari segi kepemilikan fasilitas infrastruktur yang turut mempengaruhi nilai investasi, kualitas dan kuantitas sumber daya alam dan sumber daya manusianya, serta jaminan keamanan berusaha di Sumatera Utara ini.

Untuk menilai apakah penciptaan iklim investasi yang kondusif tersebut sudah berjalan dengan efektif, maka digunakanlah indikator kinerja sebagai tolok ukur dalam penilaian hasil kinerja sehingga dapat dilakukan evaluasi. Indikator kinerja dari penciptaan iklim investasi yang kondusif tersebut yaitu bertambahnya nilai investasi PMA/PMDN serta adanya prosedur investasi yang lebih efisien dan efektif.9

9


(12)

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Peranan Badan Investasi Dan Promosi Sumatera Utara (BAINPROM-SU) Dalam Menciptakan Iklim Kondusif Bagi Calon Investor Di Sumatera Utara.”

I. 2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: ”Bagaimana Peranan Badan Investasi Dan Promosi Sumatera Utara (BAINPROM-SU) Dalam Menciptakan Iklim Kondusif Bagi Calon Investor Di Sumatera Utara.”

I. 3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menggambarkan tugas-tugas yang dilaksanakan oleh Badan Investasi dan Promosi Sumatera Utara (BAINPROM-SU).

2. Untuk mengetahui dan menggambarkan kondisi iklim investasi di Sumatera Utara saat ini.

3. Untuk mengetahui peranan Badan Investasi dan Promosi Sumatera Utara (BAINPROM-SU) dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi calon investor di Sumatera Utara.


(13)

I. 4. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, penelitian ini merupakan usaha untuk meningkatkan kemampuan berpikir melalui penulisan karya ilmiah dan untuk menerapkan teori-teori yang telah diterima di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran kepada kemudahan usaha, ketertiban dan kepastian hukum berusaha dalam menciptakan iklim yang kondusif bagi calon investor di Sumatera Utara.

3. Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi ragam penelitian yang telah dibuat mahasiswa dan dapat menjadi bahan referensi bagi terciptanya suatu karya ilmiah.

I. 5. Kerangka Teori

Teori merupakan seperangkat proposisi yang menggambarkan suatu gejala yang terjadi. Proposisi-proposisi yang dikandung dan yang membentuk teori terdiri atas beberapa konsep yang terjalin dalam bentuk hubungan sebab akibat. Namun, di dalam teori juga terkandung konsep teoritis yang berfungsi menggambarkan realitas dunia sebagaimana yang dapat diobservasi.10

Berdasarkan pengertian di atas, maka teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan penelitian tesebut adalah sebagai berikut :

10


(14)

I. 5. 1. Peranan

Peranan merupakan suatu rangkaian perilaku dimana tujuan yang ditimbulkan karena suatu jabatan tertentu atau karena adanya suatu kantor yang mudah dikenali.11

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa peranan adalah sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama dalam terjadinya suatu peristiwa.12 Selanjutnya Moeliono menguraikan maksud peranan secara rinci, yaitu sebagai berikut :

1. Seperangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat.

2. Bagian dari tugas utama yang dilaksanakan.

3. Proses, cara, perbuatan memahami perilaku diharapkan dan dikaitkan dengan kedudukan seseorang.

Dari beberapa pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa peranan adalah seperangkat tingkat/perbuatan yang diharapkan dari BAINPROMSU sebagai unsur pelaksana pemerintahan Provinsi Sumatera Utara di Kota Medan dalam menciptakan iklim yang kondusif bagi calon investor.

11 Miftah Thoha, Kepemimpinan dan Manajemen. Suatu Pendekatan Perilaku, Bandung:Sinar Baru, 1990,

hal.25.

12


(15)

I. 5. 2. Investasi

Menurut Kamaruddin Ahmad, investasi adalah : menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut.13

Umumnya investasi dikategorikan dua jenis, yaitu aset riil (real assets) dan aset keuangan (financial assets). Aset riil adalah bersifat berwujud seperti gedung-gedung, kendaraan, dan sebagainya. Sedangkan aset keuangan merupakan dokumen (surat-surat) klaim tidak langsung pemegangnya terhadap aktiva riil pihak yang menerbitkan sekuritas tersebut.

Di antara sekian banyak perbedaan antara aktiva riil dengan aktiva keuangan, daya tariknya adalah likuiditas. Likuiditas diartikan mudahnya mengkonversi suatu aset menjadi uang, dan biaya transaksi cukup rendah. Riil aset secara umum kurang likuid dari pada aset keuangan, hal ini disebabkan sifat heterogennya dan khusus kegunaannya. Disamping itu, return aset riil biasanya sulit untuk diukur secara akurat, kepemilikan yang tidak luas, juga tidak tersedianya pasar yang aktif.

Bagi seseorang yang ingin melakukan investasi yang menguntungkan atau setidaknya untuk mengamankan kekayaan dan berbagai resiko yang mungkin terjadi, dia mempunyai banyak pilihan investasi.

I. 5. 2. 1. Tujuan Investasi

13


(16)

Ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain adalah :14

1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang. Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya bagaimana berusaha untuk mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.

2. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilihan perusahaan atau objek lain, seseorang dapat menghindarkan diri agar kekayaan atau harta miliknya tidak merosot nilainya karena digerogoti oleh inflasi.

3. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang sifatnya mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui fasilitas perpajakan yang diberikan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.

I. 5. 2. 2. Regulasi Investasi

Untuk melakukan investasi di suatu wilayah, maka diperlukan suatu peraturan yang mengatur tentang investasi tersebut. Berkenaan dengan berbagai peraturan mengenai investasi (penanaman modal), tentunya yang dijadikan acuan dasar adalah undang-undang. Undang-undang yang dimaksudkan tersebut adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman

14


(17)

Modal. Di dalam Undang-Undang ini terdapat kebijakan dasar penanaman modal yang menyatakan bahwasannya pemerintah menetapkan kebijakan dasar penanaman modal untuk mendorong terciptanya iklim usaha nasional yang kondusif bagi penanaman modal untuk penguatan daya saing perekonomian nasional dan mempercepat peningkatan penanaman modal. Dalam menetapkan kebijakan dasar sebagaimana dimaksud tersebut, maka pemerintah memberi perlakuan yang sama bagi penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional, menjamin kepastian hukum, kepastian berusaha, dan keamanan berusaha bagi penanam modal sejak proses pengurusan perizinan sampai dengan berakhirnya kegiatan penanaman modal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan juga membuka kesempatan bagi perkembangan dan memberikan perlindungan kepada usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi.

Kegiatan investasi itu sendiri bisa dilakukan dalam bentuk penanaman modal dalam negeri yaitu dalam bentuk badan usaha yang berbentuk badan hukum maupun tidak berbadan hukum atau usaha perseorangan sedangkan penanaman modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas (PT) berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh Undang-Undang.

Penanam modal (investor) dalam negeri dan asing yang melakukan penanaman modal dalam bentuk perseroan terbatas dilakukan dengan :

1. Mengambil bagian saham pada saat pendirian perseroan terbatas (PT). 2. Membeli saham.


(18)

3. Melakukan cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bidang Usaha

Semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan. Bidang usaha yang tertutup bagi penanam modal asing adalah :

1. Produksi senjata, mesiu, alat peledak, dan peralatan perang.

2. Bidang usaha yang secara eksplisit dinyatakan tertutup berdasarkan Undang-Undang.

Pemerintah berdasarkan Peraturan Presiden menetapkan bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal, baik asing maupun dalam negeri, dengan berdasarkan kriteria kesehatan, moral, kebudayaan, lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan nasional, serta kepentingan nasional lainnya. Sedangkan untuk bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan berdasarkan kriteria kepentingan nasional, yaitu perlindungan sumber daya alam, perlindungan dan pengembangan usaha kecil, menengah, dan koperasi (UKMK), pengawasan produksi dan distribusi, peningkatan kapasitas teknologi, partisipasi modal dalam negeri, serta kerja sama dengan badan usaha yang ditunjuk pemerintah.

Pemerintah wajib menetapkan bidang usaha yang dicadangkan untuk usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi serta bidang usaha yang terbuka untuk usaha besar dengan syarat harus bekerja sama dengan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi. Disamping itu, pemerintah melakukan pembinaan dan pengembangan


(19)

usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi melalui program kemitraan, peningkatan daya saing, pemberian dorongan inovasi dan perluasan pasar, serta penyebaran informasi yang seluas-luasnya.

Hak, Kewajiban, dan Tanggung Jawab Penanam Modal

Setiap penanam modal berhak mendapatkan : 1. Kepastian hak, hukum, dan perlindungan.

2. Informasi yang terbuka mengenai bidang usaha yang dijalankannya. 3. Hak pelayanan

4. Berbagai bentuk fasilitas kemudahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Setiap penanam modal berkewajiban :

1. Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate

Governance).

2. Melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

Responsibility), yaitu kewajiban untuk membuat piliha dan mengambil

tindakan yang akan memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan dan kepentingan masyarakat serta organisasi itu sendiri.15

3. Membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikannya kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) atau Badan Investasi dan Promosi (BAINPROM).

4. Mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan.

15


(20)

Setiap penanam modal bertanggung jawab :

1. Menjamin tersedianya modal yang berasal dari sumber yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Menanggung dan menyelesaikan segala kewajiban dan kerugian jika penanam modal menghentikan atau meninggalkan atau menelantarkan kegiatan usahanya secara sepihak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Menciptakan iklim usaha persaingan yang sehat, mencegah praktik monopoli, dan hal lain yang merugikan negara.

4. Menjaga kelestarian lingkungan hidup.

5. Menciptakan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kesejahteraan pekerja.

6. Mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan.

7. Penanam modal (investor) yang mengusahakan sumber daya alam yang tidak terbaharui (unrenewable natural resources) wajib mengalokasikan dana secara bertahap untuk pemulihan lokasi yang memenuhi standar kelayakan lingkungan hidup, yang pelaksanaannya diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pengesahan dan Perizinan Perusahaan

Perusahaan penanam modal yang akan melakukan kegiatan usaha waajib memperoleh izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dari instansi yang memiliki kewenangan, kecuali ditentukan lain dalam undang-undang.


(21)

Izin sebagaimana yang dimaksud adalah diperoleh melalui pelayanan terpadu satu pintu. Pelayanan terpadu satu pintu bertujuan membantu penanam modal dalam memperoleh kemudahan pelayanan, fasilitas fiskal, dan informasi mengenai penanaman modal. Pelayanan terpadu satu pintu tersebut dilakukan oleh lembaga atau instansi yang berwenang di bidang penanaman modal yang mendapat pendelegasian atau pelimpahan wewenang dari lembaga atau instansi yang berwenang mengeluarkan perizinan dan non perizinan di provinsi atau kabupaten/kota.

Penyelenggaraan Urusan Penanaman Modal

Pemerintah atau pemerintah daerah menjamin kepastian dan keamanan berusaha bagi pelaksanaan modal. Pemerintah daerah menyelenggarakan urusan penanaman modal yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan penyelenggaraan penanaman modal yang menjadi urusan pemerintah. Penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang penanaman modal yang merupakan urusan wajib pemerintah daerah didasarkan pada kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi pelaksanaan kegiatan penanaman modal.

Penyelenggaraan penanaman modal yang ruang lingkupnya lintas provinsi menjadi urusan pemerintah dan penyelenggaraan penanaman modal yang ruang lingkupnya lintas kabupaten/kota menjadi urusan pemerintah provinsi. Sedangkan penyelenggaraan penanaman modal yang ruang lingkupnya berada dalam satu kabupaten/kota menjadi urusan pemerintah kabupaten kota.


(22)

Dalam urusan pemerintahan di bidang penanaman modal, yang menjadi kewenangan pemerintah adalah :

1. Penanaman modal terkait dengan sumber daya alam yang tidak terbaharui (Unrenewable Natural Sources) dengan tingkat resiko kerusakan lingkungan yang tinggi.

2. Penanaman modal pada bidang industri yang merupakan prioritas yang tinggi pada skala nasional.

3. Penanaman modal yang terkait pada fungsi pemersatu dan penghubung antar wilayah atau ruang lingkupnya lintas provinsi.

4. Penanaman modal yang terkait pada pelaksanaan strategi pertahanan dan keamanan nasional.

5. Penanaman modal asing dan penanam modal yang menggunakan modal asing, yang berasal dari pemerintah negara lain yan didasarkan pada perjanjian yang dibuat oleh pemerintah dan pemerintah negara lain.

6. Bidang penanaman modal lain yang menjadi urusan pemerintah menurut Undang-Undang.

I. 5. 3. Promosi

Program promosi merupakan saluran komunikasi yang utama terhadap calon pembeli atau investor. Ia akan membantu kita merencanakan program promosi yang efektif, jika kita tinjau sebentar teori komunikasi dan kita tunjukkan penerapannya terhadap pengembangan strategi promosi.


(23)

Unsur dasar dari sistem komunikasi adalah source (sumber), message (pesan), dan destination (tujuan). Sumber itu bisa seseorang (misalnya wira-niaga) atau organisasi komunikasi (seperti televisi, surat kabar, atau majalah). Pesan itu bisa berupa kata-kata yang dicetak (seperti surat), suara (radi komersial), gambar, simbol, atau suatu isyarat lain yang dapat ditafsirkan maknanya. Tujuan (destination) bisa merupakan seseorang konsumen yang sedang mendengarkan, menonton, atau membaca; para anggota suatu kelompok.

Jika konsumen yang menerima pesan itu telah memahami arti pesan tersebut, ia mungkin bereaksi dalam berbagai cara. Artinya, ia mungkin menjadi pengirim pesan itu selanjutnya. Jika komunikasi itu adalah diantara seorang wiraniaga dengan seorang calon pembeli, kita perlu menambahkan unsur umpan balik (feed-back) ke dalam konsep kita. Sewaktu calon pembeli mendengarkan pesan si wiraniaga tersebut, ia akan menafsirkan arti pesan itu, dan memberikan tanggapannya. Unsur umpan balik ini memungkinkan wiraniaga itu menentukan apakah pesannya telah dipahami oleh calon pembeli, dan apakah pesan itu telah memberi efek yang dikehendakinya. Ia kemudian dapat menyesuaikan pesan-pesan yang berikutnya sesuai dengan itu. Dalam komunikasi massa, seperti halnya siaran televisi, tipe umpan balik seperti ini tidaklah mungkin, dan karena itu harus digantikan dengan tanggapan tidak langsung. Tentu saja, wawancara dengan para pemirsa dapat memberikan umpan balik yang penting yang dapat menunjukkan apakah pesan itu telah dipahami, dipercaya, dan telah mempengaruhi sikapnya terhadap produk tersebut.


(24)

I. 5. 4. Iklim Investasi Yang Kondusif

Untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja baru, peningkatan kuantitas devisa negara ataupun pendapatan asli daerah, maka diperlukan investasi berskala besar, baik yang berasal dari luar negeri (asing) ataupun dari dalam negeri (lokal). Oleh karena itu, dalam mengundang investasi langsung (direct investment) di suatu wilayah diperlukan usaha untuk

mempercantik diri, yaitu usaha untuk memberikan kepercayaan kepada para calon

investor (penanam modal) agar mau berinvestasi di wilayah tersebut. Usaha tersebut yaitu meliputi penciptaan iklim investasi yang dianggap kondusif bagi para calon investor hingga mereka merasa aman dan nyaman apabila menanamkan modalnya. Hal itu bisa dilakukan dengan mempermudah izin, memberi kepastian hukum, hingga insentif. Dan tentunya usaha tersebut juga bisa dilakukan seiring dengan gencarnya melakukan promosi yang intensif pada berbagai media yang bertujuan untuk memberikan kepercayaan kepada para calon investor tersebut. Tetapi tentu saja semua pemanis ini diberikan selama tidak bertentangan dengan peraturan yang sudah ada dan tidak merugikan kepentingan bangsa.16

Aktivitas penanaman modal penanaman sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi harus senantiasa didukung oleh adanya koordinasi yang jelas dari kebijakan penanaman modal itu sendiri untuk menciptakan iklim yang kondusif dalam rangka peningkatan jumlah investasi, baik koordinasi antar instansi pemerintah dengan Bank Indonesia, antara instansi pemerintah dengan pemerintah daerah, maupun antar pemerintah daerah karena tujuan penyelenggaraan penanaman

16


(25)

modal hanya dapat tercapai apabila faktor penunjang yang menghambat iklim penanaman modal dapat diatasi, antara lain melalui perbaikan koordinasi antar instansi pemerintah pusat dan daerah, penciptaan birokrasi yang efisien, kepastian hukum di bidang penanaman modal, biaya ekonomi yang berdaya saing tinggi, serta iklim usaha yang kondusif di bidang ketenaga kerjaan dan keamanan berusaha. Dengan perbaikan berbagai faktor penunjang tersebut, diharapkan realisasi penanaman modal akan membaik secara signifikan.17

Penciptaan iklim investasi yang kondusif yang menyangkut insentif, kemudahan usaha, ketertiban dan kepastian hukum berusaha biasanya dituangkan dalam suatu peraturan yang biasanya tidak sama antara satu daerah dengan daerah lainnya. Untuk menilai apakah penciptaan iklim investasi yang kondusif tersebut sudah berjalan dengan efektif, maka digunakanlah indikator kinerja sebagai tolok ukur dalam penilaian hasil kinerja sehingga dapat dilakukan evaluasi. Indikator kinerja dari penciptaan iklim investasi yang kondusif tersebut yaitu bertambahnya nilai investasi PMA/PMDN serta adanya prosedur investasi yang lebih efisien dan efektif.18

I. 5. 5. Badan Investasi dan Promosi Sumatera Utara (BAINPROM-SU)

BAINPROM-SU merupakan lembaga teknis daerah propinsi yang merupakan unsur penunjang pemerintah daerah yang mempunyai fungsi koordinasi dan perumusan kebijakan pelaksanaan serta fungsi pelayanan masyarakat. Badan ini

17 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, bagian penjelasan

hal. 1.

18


(26)

membantu gubernur dalam menentukan kebijaksanaan di bidang perencanaan penanaman modal dan promosi serta penilaian atas pelaksanaannya. Untuk menyelesaikan tugas tersebut BAINPROM-SU mempunyai fungsi :19

1. Menyusun rencana-rencana penanaman modal yang garis besarnya berisikan tujuan, susunan prioritas, strategi dan promosi penanaman modal.

2. Melakukan koordinasi dalam rangka pelayanan administrasi yang berhubungan dengan pelaksanaannya penanaman modal dan promosi.

3. Mengawasi persiapan dan perkembangan pelaksanaan penanaman modal dan promosi untuk kepentingan penilaian baik tentang pelaksanaan maupun tentang penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan.

4. Mengadakan penilaian mengenai permasalahan dan sumber-sumber potensi secara menyeluruh untuk kepentingan perencanaan penanaman modal dan promosi.

5. Menerbitkan Surat Persetujuan Penanaman Modal, pemberian fasilitas, dan perizinan pelaksanaan penanaman modal dalam rangka PMA dan PMDN. 6. Memonitor pelaksanaan pengelolaan penanaman modal dan promosi.

7. Menyampaikan laporan secara berkala tentang pelaksanaan kegiatan kepada Gubernur Sumatera Utara.

8. Melakukan kegiatan-kegiatan lain yang ditugaskan oleh Gubernur Sumatera Utara.

Untuk dapat terarahnya pelaksanaan kegiatan operasional, maka dalam menjalankan tugasnya Badan Investasi dan Promosi Sumatera Utara

19


(27)

SU) perlu melakukan analisis lingkungan terhadap faktor internal dan eksternal investasi dan promosi di Sumatera Utara, yaitu sebagai berikut :

FAKTOR INTERNAL 1. Faktor Kekuatan, meliputi :

a. Badan Investasi dan Promosi yang sudah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah No. 4 Tahun 2001 tentang Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Utara yang didukung oleh sumber daya aparatur yang memadai serta tersedianya peraturan perundangan ynag kondusif.

b. Letak geografis Sumatera Utara yang sangat strategis, yang memiliki aksesibilitas yang sangat tinggi terhadap kawasan Asia Pasifik, Timur Tengah, Afrika, dan Eropa, sehingga sangat mendukung kegiatan investasi. c. Sumber daya alam potensial Provinsi Sumatera Utara yang pemanfaatannya

masih dapat ditingkatkan an tersedianya sumber daya manusia serta sumber daya buatan yang memadai.

2. Faktor Kelemahan, meliputi :

a. Kualitas sumber daya aparatur masih terbatas khususnya dalam berbahasa asing dan terbatasnya kemampuan teknik analisa.

b. Belum diterbitkannya peraturan perundangan tentang penanaman modal yang baru secara naional.

c. Lemahnya koordinasi antar instansi terkait dalam penciptaan iklim investasi yang kondusif.


(28)

d. Keterbatasan kewenangan dalam menerbitkan surat persetujuan dan izin-izin turutan lainnya yang dibutuhkan oleh investor.

FAKTOR EKSTERNAL 1. Faktor Peluang, meliputi :

a. Telah adanya kerja sama ekonomi regional, seperti : ASEAN, APEC, dan sub regional, seperti : IMT-GT.

b. Berkembangnya ekonomi pasar secara global.

c. Telah adanya hubungan bilateral dengan luar negeri seperti sister province dan sisiter city.

d. Adanya perwakilan negara asing di Sumatera Utara. e. Telah tersedianya teknologi informasi.

f. Minat investor asing yang masih tetap tinggi untuk berinvestasi di Sumatera Utara.

2. Faktor Ancaman, meliputi :

a. Perkembangan yang pesat di bidang infrastruktur pada negara ASEAN lainnya yang merangsang kedatangan investor ke negara tersebut.

b. Pemberian insentif bagi investor di negara-negara ASEAN lainnya sangat mendukung pertumbuhan investasi.

c. Adanya persamaan potensi sumber daya alam pada negara ASEAN.

d. Stabilisasi keamanan dan ketertiban secara nasional yang belum mantap sehingga menimbulkan keraguan bagi invesor.


(29)

I. 6. Defenisi Konsep

Konsep merupakan istilah dan defenisi yang digunakan untuk mengambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat penelitian ilmu sosial.20 Berdasarkan pengertian tersebut, maka penulis mengemukakan defenisi dari beberapa konsep yang digunakan, yaitu sebagai berikut :

1. Peranan yaitu : seperangkat tingkat/perbuatan yang diharapkan dari tugas utama dalam proses cara yang dilaksanakan dan dikaitkan dengan kedudukan yang dimiliki oleh seseorang atau lembaga.21

2. Badan Investasi dan Promosi Sumatera Utara (BAINPROM-SU) yaitu : lembaga teknis daerah yang mempunyai fungsi koordinasi dan perumusan kebijakan pelaksanaan serta fungsi pelayanan masyarakat dalam menentukan kebijaksanaan di bidang perencanaan penanaman modal dan promosi serta penilaian atas pelaksanaannya di Sumatera Utara.

3. Iklim kondusif yaitu : iklim investasi yang dapat memberikan kemudahan usaha bagi calon investor di Sumatera Utara.

4. Calon investor yaitu : perseorangan atau badan usaha yang akan melakukan penanaman modal yang dapat berupa penanam modal dalam negeri ataupun penanam modal asing di Sumatera Utara.

20 Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survey, Jakarta:LP3ES, 1995, hal.33. 21


(30)

I. 7. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah unsur yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur variabel melalui indikator-indikatornya, yaitu :

Iklim kondusif bagi calon investor, indikatornya yaitu : I. Kemudahan Usaha, meliputi :

1. Prosedur investasi yang efisien dan efektif. 2. Adanya pusat jaringan informasi pasar.

3. Adanya informasi peluang usaha bagi berbagai industri. II. Ketertiban Dan Kepastian Hukum Berusaha, meliputi :

1. Keamanan dan kenyamanan dalam menjalankan usaha, baik dari tindak premanisme maupun gangguan-gangguan usaha lainnya.

2. Adanya Peraturan Daerah yang jelas yang mengatur mengenai investasi di Sumatera Utara

3. Adanya evaluasi hukum dan peraturan perundang-undangan secara berkala mengenai investasi dan promosi di Sumatera Utara yang disesuaikan dengan kondisi terkini.

III. Insentif, yaitu sebagai suatu sarana motivasi diberikan dengan sengaja, agar timbul semangat untuk berinvestasi (rangsangan), meliputi :

1. Bentuk pemberian insentif kepada calon investor di Sumatera Utara.

2. Tingkat keefektifan insentif tersebut dalam menarik minat calon investor di Sumatera Utara.


(31)

I. 8. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep, defenisi operasional, dan sistematika penulisan.

BAB II : METODE PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.

BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran atau karakteristik lokasi penelitian. BAB IV : PENYAJIAN DATA

Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan dokumentasi yang akan dianalisa.

BAB V : ANALISA DATA

Bab ini memuat pembahasan atau interpretasi dari data-data yang disajikan pada bab sebelumnya.

BAB VI : PENUTUP


(32)

BAB II

METODE PENELITIAN

II. 1. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian deskriptif dengan analisa kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai suatu variabel tanpa membuat perbandingan.22 Penelitian deskriptif ini memusatkan perhatian terhadap masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah yang aktual, kemudian menggambarkan fakta tentang masalah yang diselidiki tersebut sebagaimana adanya diiringi dengan interpretasi rasional yang akurat.23

II. 2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Badan Investasi dan Promosi Sumatera Utara (BAINPROM-SU) yang terletak di Jalan Imam Bonjol No.11 Medan.

II. 3. Informan

Pada penelitian ini hanya menggunakan informan sebagai sumber data penelitian, tidak menggunakan populasi atau sampel karena bentuk penelitiannya merupakan deskriptif dengan analisa kualitatif, sehinga untu memperoleh data yang dibutuhkan secara jelas, mendetil, akurat, dan terpercaya hanya bisa diperoleh melalui informan. Dalam penelitian

22 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Negara, Bandung:Alfabet, 2006, hal.12. 23


(33)

ini digunakan teknik informan kunci sebagai alat untuk memperoleh data penelitian di lapangan. Informan kunci (key informan) adalah orang yang secara jelas mengetahui permasalahan tertentu, yang mana dari dirinya dapat diperoleh informasi yang jelas, detil, akurat, dan terpercaya, baik berupa pernyataan ataupun informasi yang dapat membantu dalam memahami dan menjawab permasalahan penelitian.

Dalam penelitian ini, informan kunci ditentukan berdasarkan teknik purpossive

sampling yaitu penentuan informan berdasarkan atas suatu kebutuhan pada sebuah

penelitian, artinya orang yang dipilih menjadi seorang informan adalah orang yang dianggap memiliki kompetensi, relevansi, serta memahami secara baik mengenai permasalahan penelitian, sehingga berdasarkan informasi yang diberikannya akan menjawab permasalahan penelitian. Adapun informan kunci yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Kepala Badan Investasi dan Promosi Sumatera Utara 2. Kepala Bidang Bina Perencanaan

3. Kepala Bidang Bina Promosi dan Informasi 4. Kepala Sub-Bagian Organisasi dan Hukum

II. 4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua macam data menurut klasifikasi jenis dan sumbernya, yaitu :

1. pengumpulan data primer, adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer tersebut dilakukan dengan instrumen sebagai berikut :


(34)

a. Metode Wawancara, dalam penelitian akan dilakukan teknik wawancara secara mendalam (in-depth interview) kepada para key informan mengenai hal yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini.

b. Metode observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhadap fenomena-fenomena yang berkaitan dengan fokus penelitian.

2. Pengumpulan data sekunder, yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan dengan cara menelaah sejumlah buku, karya ilmiah, dan dokumen/arsip yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

II. 5. Tenik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa data kualitatif, yakni dengan menyajikan data-data yang diperoleh dari lapangan, lalu dilakukan analisis terhadap permasalahan yang telah diteliti sebelumnya berdasarkan kemampuan nalar peneliti dalam menghubungkan fakta, data, dan informasi, sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti kemudian diambil kesimpulan dari penelitian.24

24


(35)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

III. 1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Badan Investasi dan Promosi Sumatera Utara (BAINPROMSU)

Sesuai dengan Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Utara Nomor 4 Tahun 2001, BAINPROMSU adalah salah satu lembaga teknis daerah. Adapun yang dimaksud dengan lembaga teknis daerah adalah unsur penunjang pemerintah propinsi dalam rangka mendukung penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan daerah, yang terdiri dari badan dan kantor yang telah ada dan disempurnakan serta yang diintegrasikan dan dibentuk sesuai dengan kebutuhan daerah.

BAINPROM semula bernama Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sejak tahun 1967, kemudian pada tahun 1980 Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) diadakan di daerah Sumatera Utara, Aceh, dan Kalimantan melalui Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1980, lalu dalam rangka pengintegrasian vertikal menjadi perangkat daerah untuk melaksanakan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom perlu menetapkan pembentukan, kependudukan, tugas, fungsi, dan organisasi lembaga teknis daerah Provinsi Sumatera Utara. Pemerintah Daerah Sumatera Utara mengeluarkan peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2001 tanggal 31 Juli 2001 tentang Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Utara yang dikeluarkan oleh Gubernur Sumatera Utara.


(36)

III. 2. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi BAINPROM

Badan Investasi dan Promosi adalah unsur penunjang pemerintah provinsi yang dipimpin oleh seorang kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Badan ini mempunyai tugas membantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan investasi dan promosi termasuk dalam menentukan kebijaksanaan di bidang perencanaan penanaman modal dan promosi serta penilaian atas pelaksanaannya.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Badan Investasi dan Promosi menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1. Menyusun rencana-rencana penanaman modal yang garis besarnya berisikan tujuan, susunan prioritas, strategi, dan promosi penanaman modal.

2. Melakukan koordinasi dalam rangka pelayanan administrasi yang berhubungan dengan pelaksanaannya penanaman modal dan promosi.

3. Mengawasi persiapan dan perkembnagan pelaksanaan penanaman modal dan promosi untuk kepentingan penilaian, baik tentang pelaksanaan maupun tentang penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan.

4. Mengadakan penilaian mengenai permasalahan dan sumber-sumber potensi secara menyeluruh untuk kepentingan perencanaan penanaman modal dan promosi.

5. Menerbitkan surat persetujuan penanaman modal, pemberian fasilitas dan perizinan pelaksanaan penanaman modal dalam rangka PMA dan PMDN.

6. Memonitor pelaksanaan pengelolaan penanaman modal dan promosi.

7. Menyampaikan aporan secara berkala tentan pelaksanaan kegiatan kepada Gubernur Sumatera Utara.


(37)

KEPALA mempunyai tugas :

1. Membantu Gubernur Sumatera Utara di bidang penanaman modal dan promosi. 2. Memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan BAINPROMSU.

3. mengadakan hubungan dan kerja sama dan satuan-satuan organisasi dalam lingkungan instansi di pemerintahan Sumatera Utara, instansi vertikal, dan lembaga-lembaga lainnya sesuai dengan fungsi masing-masing untuk memperlancar tugasnya.

WAKIL KEPALA mempunyai tugas :

1. Mewakili kepala dan memimpin BAINPROMSU apabila kepala berhalangan. 2. Mewakili kepala memimpin kegiatan intern BAINPROMSU sehari-hari. 3. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala.

SEKRETARIAT

Sekretariat dipimpin oleh sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala. Sekretaris mempunyai tugas memberikan pelayanan administrasi dan ketatausahaan kepada seluruh satuan organisasi dalam lingkungan BAINPROMSU. Sekretariat terdiri dari :

1. Sub bagian umum yang mempunyai tugas : melakukan urusan surat menyurat dan kearsipan, kepegawaian, peningkatan kualitas sumber daya, rumah tangga, perjalanan dinas, pengelolaan barang-barang inventaris, pengendalian standar operasi prosedur surat menyurat, dan melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris.

2. Sub bagian keuangan yang mempunyai tugas : melakukan urusan perencanaan kebutuhan keuangan, penataan, pengawasan, dan verifikasi keuangan internal.


(38)

3. Sub bagian organisasi dan hukum yang mempunyai tugas : melakukan urusan penataan optimalisasi kinerja organisasi sesuai dengan kebutuhan, melakukan urusan examinasi terhadap produk hukum surat menyurat yang dikeluarkan oleh BAINPROMSU, evaluasi dan monitoring, serta evaluasi hukum dan perundang-undangan.

BIDANG BINA PERENCANAAN

Bidang bina perencanaan dipimpin oleh seorang kepala bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BAINPROMSU dan terdiri dari :

1. Sub bidang data dan statistik yang mempunyai tugas : melakukan survey potensi dan permasalahan di bidang penanaman modal serta sarana dan prasarana penunjangnya, melakukan kompilasi data tentang penanaman modal serta sarana dan prasarana penunjangnya.

2. Sub bidang analisa potensi yang mempunyai tugas : menyusun kebijakan-kebijakan dan program kegiatan penanaman modal serta sarana dan prasarana penunjangnya, merumuskan perencanaan dan program tahunan di bidang penanaman modal serta sarana dan prasarana penunjangnya.

3. Sub bidang pengembangan potensi yang mempunyai tugas : melakukan upaya-upaya pengembangan potensi dan penajaman prioritas tahunan serta sarana dan prasarana penunjangnya.


(39)

BIDANG BINA PROMOSI DAN INFORMASI

Bidang bina promosi dan informasi dipimpin oleh seorang kepala bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala BAINPROMSU. Badan ini terdiri dari 3 sub bidang, yaitu :

1. Sub bidang promosi industri mempunyai tugas : menyiapkan dan menyusun bahan promosi bidang industri, menyusun rencana kegiatan bidang promosi industri, melaksanakan promosi potensi biang indutri, menampung permasalahan yang menyangkut bidang promosi industri dan mengkoordinasikan penyelesaiannya, dan membuat laporan secara berkala tentang pelaksanaan promosi di bidang industri. 2. Sub bidang promosi pertanian mempunyai tugas : menyiapkan dan menyusun bahan

promosi bidang pertanian, menyusun rencana kegiatan bidang promosi pertanian, melaksanakan promosi potensi di bidang pertanian menampung permaslahan yang menyangkut bidang promosi pertanian dan mengkoordinasikan penyelesaiannya, serta membuat laporan secara berkala tentang pelaksanaan promosi bidang pertanian.

3. Sub bidang promosi jasa dan lain-lain mempunyai tugas : menyiapkan dan menyusun bahan promosi bidang jasa dan lain-lain, menyusun rencana kegiatan bidang promosi jasa dan lain-lain, menampung permasalahan yang menyangkut bidang promosi jasa dan lain-lain dan mengkoordinasikan penyelesaiannya, serta membuat laporan secara berkala tentang pelaksanaan promosi bidang jasa dan lain-lain.


(40)

BIDANG BINA PELAYANAN

Bidang bina pelayanan dipimpin oleh seorang kepala bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepala BAINPROMSU. Badan ini terdiri dari 3 sub bidang, yaitu sebagai berikut :

1. Sub bidang bina pelayanan administrasi industri bertugas : memberikan bimbingan dan pelayanan perizinan dan sejenisnya bagi calon investor dan investor yang bergerak di lapangan usaha industri, meneliti dan menilai serta memproses permohonan perizinan dan sejenisnya bagi perusahaan PMA dan PMDN yang bergerak di lapangan usaha industri, memproses pembatalan bagi semua surat perizinan dan sejenisnya yang melanggar ketentuan bagi perusahaan PMA/PMDN yang bergerak d lapangan usaha industri, serta memuat laporan bulanan secara berkala tentang surat persetujuan/izin dan sejenisnya yang diterbitkan.

2. Sub bidang bina pelayanan administrasi pertanian bertugas : memberikan bimbingan dan pelayanan perizinan dan sejenisnya bagi calon investor di investor yang bergerak di lapangan usaha pertanian, meneliti dan menilai serta memproses permohonan perizinan dan sejenisnya bagi perusahaan PMA dan PMDN yang bergerakdi lapangan usaha pertanian, memproses pembatalan bagi semua surat persetujuan/izin dan sejenisnya yang melanggar ketentuan bagi perusahaan PMA/PMDN yang bergerak di lapangan usaha pertanian, serta membuat laporan bulanan secara berkla tentang surat persetujuan/izin dan sejenisnya yang diterbitkan. 3. Sub bidang bina pelayanan administrasi jasa an lain-lain bertugas : memberikan bimbingan dan pelayanan perizinan bagi calon invesor dan investasi yang bergerak di lapangan usaha jasa dan lain-lain, meneliti dan menilai serta memproses


(41)

permohonan perizinan dan sejenisnya bagi perusahaan PMA dan PMDN yang bergerak di lapangan usaha jasa dan lain-lain, memproses pembatalan bagi semua surat persetujuan/izin dan sejenisnya yang melanggar ketentuan bagi perusahaan PMA/PMDN yang bergerak di lapangan usaha jasa dan lain-lain, serta membuat laporan bulanan secara berkala tentang surat persetujuan/izin dan sejenisnya yang diterbitkan.

BIDANG BINA PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Bidang bina pengawasan dan pengendalian dipimpin oleh seorang kepala bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala BAINPROMSU. Bidang ini terdiri dari 3 sub bidang yaitu sebagai berikut :

1. Sub bidang wasdal industri bertugas : melakukan monitoring, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi terhadap pelaksanaan penanaman modal yang bergerak di lapangan usaha industri, menampung masalah-masalah yang timbul menyangkut penanaman modal yang bergerak di lapangan usaha industri serta mengkoordinasikan upaya penyelesaiannya, mengawasi persiapan dan perkembangan pelaksanaan penanaman modal untuk kepentingan penilaian, baik tentang laju pelaksanaan maupun tentang penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan dalam proyek-proyek yang bergerak di lapangan usaha industri, serta membuat laporan secara berkala atas pelaksanaan kegiatan penanaman modal yang bergerak di lapangan usaha industri.

2. Sub bidang wasdal pertanian mempunyai tugas : melakukan monitoring, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi terhadap pelaksanaan penanaman modal


(42)

yang bergerak di lapangan usaha pertanian, menampung masalah-masalah yang timbul menyangkut penanaman modal yang bergerak di lapangan usaha pertanian serta mengkoordinasikan upaya penyelesaiannya, mengawasi persiapan dan perkembangan pelaksanaan penanaman modal untuk kepentingan penilaian, baik tentang laju pelaksanaan maupun tentang penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan dalam proyek-proyek yang bergerak di lapangan usaha pertanian, serta membuat laporan secara berkala atas pelaksanaan kegiatan penanaman modal yang bergerak di lapangan usaha pertanian.

3. Sub bidang wasdal jasa dan lain-lain bertugas : melakukan monitoring, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi terhadap pelaksanaan penanaman modal yang bergerak di lapangan usaha jasa dan lain-lain, menampung masalah-masalah yang timbul menyangkut penanaman modal yang bergerak di lapangan usaha jasa dan lain-lain serta mengkoordinasikan upaya penyelesaiannya, mengawasi persiapan dan perkembangan pelaksanaan penanaman modal untuk kepentingan penilaian, baik tentang laju pelaksanaan maupun tentang penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan dalam proyek-proyek yang bergerak di lapangan usaha jasa dan lain-lain, serta membuat laporan secara berkala atas pelaksanaan kegiatan penanaman modal yang bergerak di lapangan usaha jasa dan lain-lain.

III. 3. Visi dan Misi BAINPROMSU

Krisis multi dimensi yang melanda Indonesia menyebabkan pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara menjadi mengalami konstraksi yang ditandai dengan turunnya kegiatan investasi secara drastis, sedangkan potensi sumber daya alam (SDA), potensi sumber daya


(43)

manusia (SDM), serta potensi sumber daya buatan manusia (Man Made) masih sangat menjanjikan (potensial).

Untuk memacu pertumbuhan ekonomi demi kesejahteraan, masyarakat perlu meningkatkan kembali kegiatan investasi sehingga Badan Investasi dan Promosi Sumatera Utara mempunyai visi yaitu sebagai berikut :

“Mewujudkan Sumatera Utara Sebagai Kawasan Investasi Unggulan”

Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan di atas serta memberikan arah, tujuan, dan program yang akan dilaksanakan, maka BAINPROMSU mempunyai misi sebagai berikut :

1. Pelayanan yang prima

Pelayanan yang prima merupakan misi penting BAINPROMSU untuk menarik para calon investor melalui penyederhanaan birokrasi perizinan, tepat waktu, transparan, dan etos kerja yang profesional.

2. Tersedianya informasi yang akurat

Calon investor memerlukan informasi yang akurat tentang potensi dan peluang investasi, sehingga perlu penyediaan data (informasi) tentang sumber daya alam, sumber daya buatan, dan sumber daya manusia, peraturan perundang-undangan yang lengkap, mutakhir, dan terpercaya.

3. Promosi yang intensif

Agar calon investor mengetahui peluang investasi, peraturan perundang-undangan di bidang investasi dan faktor-faktor penunjang lainnya, maka perlu mengadakan promosi secara pro aktif melalui media elektronik, pameran, road show, dan temu usaha di dalam dan di luar negeri.


(44)

4. Iklim investasi yang kondusif

Penciptaan iklim investasi yang kondusif yang menyangkut insentif, kemudahan usaha, ketrtiban dan kepastian hukum berusaha akan diprioritaskan dengan mengadakan koordinasi dengan instansi terkait secara intensif, yaitu antara lain Kanwil imigrasi, Polda, Kanwil bea cukai, Dinas Perindag, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, serta PemKo/Kab.

III. 4. Personel BAINPROMSU

Adapun data personel/aparat kepegawaian BAINPROMSU disajikan melalui data berikut ini :

Tabel 3.1

Klasifikasi Personel BAINPROMSU Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Jumlah

1. Laki-laki 45

2. Perempuan 27

Total 72


(45)

Tabel 3.2

Klasifikasi Personel BAINPROMSU Berdasarkan Golongan No. Golongan Jumlah PNS Daerah Provinsi

1. IV/c 1

2. IV/b 7

3. IV/a 3

4. III/d 13

5. III/c 6

6. III/b 18

7. III/a 15

8. II/d 3

9. II/c 1

10. II/b 1

11. II/a 4


(46)

Tabel 3.2

Klasifikasi Personel BAINPROMSU Berdasarkan Kualifikasi/Tingkat Pendidikan No. Kualifikasi Pendidikan Jumlah

1. Sekolah Dasar (SD) 2

2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 4 3. Seolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) 29

4. Diploma III (D-III) 2

5. Sarjana (S-1) 27

6. Pasca Sarjana (S-2) 8

Total 72

Sumber : BAINPROMSU 2008.

III. 5. Sarana dan Prasarana BAINPROMSU

Berikut adalah sejumlah sarana dan prasarana yang ada di dalam kantor BAINPROMSU.


(47)

Tabel 3.3

Daftar Sarana dan Prasarana di Kantor BAINPROMSU

No. Nama Fasilitas Jumlah (dalam unit)

1. Kendaraan beroda empat (mobil dinas) 4 2. Kendaraan beroda dua (sepeda motor dinas) 11

3. Perangkat komputer 35

4. Perangkat fotokopi 1

5. Meja dan kursi 72

6. Kursi tamu 7

7. Display informasi 4

8. AC (Air Conditioner) 25

9. Lemari 11

10. Filing Cabinet 26

11. Telepon 4

12. PABX 15

13. Televisi 8

14. Mesin Faksimili 2


(48)

BAB IV PENYAJIAN DATA

Pada bab ini disajikan data yang diperoleh dari lapangan sewaktu melaksanakan penelitian. Hasil penelitian (data) tersebut berupa hasil wawancara mendalam (in-depth interview) yang dilakukan kepada ke-empat orang informan kunci yaitu :

1. Kepala Badan Investasi dan Promosi Sumatera Utara 2. Kepala Bidang Bina Perencanaan

3. Kepala Bidang Bina Promosi dan Informasi 4. Kepala Sub-Bagian Organisasi dan Hukum

Wawancara mendalam yang dilakukan tersebut dengan menggunakan pedoman pertanyaan yang berdasarkan pada defenisi operasional, sehingga tetap berstruktur dan menyentuh pada permasalahan penelitian. Berikut akan disajikan data yang diperoleh sewaktu penelitian dilaksanakan.

A. KEMUDAHAN USAHA

Kemudahan usaha disini diartikan sebagai suatu kondisi yang memberikan kemudahan bagi para calon investor untuk berusaha (menanamkan modalnya) di wilayah Sumatera Utara, dimulai dari adanya fasilitas prosedur yang menyangkut perizinan usaha yang efisien dan efektif, artinya yaitu dalam melakukan pengurusan tersebut tidak memakan waktu yang lama, tidak berbelit-belit, dan tidak memakan ongkos yang tinggi sampai kepada adanya pusat jaringan informasi pasar yang memberikan informasi mengenai peluang usaha di berbagai industri dan upaya promosi yang sudah dilaksanakan.


(49)

1. Prosedur investasi yang efisien dan efektif.

”Bagaimana prosedur dalam melakukan investasi di Sumatera Utara?”

Jawaban :

”Prosedur dalam melakukan investasi di Sumatera Utara berdasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 29 Tahun 200425.yaitu dimulai dari harus adanya persyaratan awal, seperti harus adanya akte pendirian perusahaan, adanya surat persetujuan presiden untuk penanaman modal, dan juga harus ada rekomendasi dari badan koordinasi penanaman modal. BAINPROMSU hanya memberi surat rekomendasi bahwasannya si calon investor ingin menanamkan modal (berinvestasi) di Sumatera Utara”

” Lalu, apa langkah selanjutnya setelah surat rekomendasi tersebut telah diterima?”

Jawaban :

”Surat tersebut diserahkan kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Pusat yang berada di Jakarta, bila sudah disetujui barulah dikeluarkan surat izin usaha. Disini, BAINPROMSU hanya memfasilitasi (perpanjangan tangan) sebab si calon investor tidak bisa langsung ke Jakarta harus ada surat rekomendasi dari BAINPROMSU.

”Mengapa masih melibatkan pusat di Jakarta dalam hal pengurusan izin usaha di wilayah provinsi?Kenapa kewenangan itu tidak diberikan kepada daerah saja sebagai penyelenggara penuh aktivitas investasi di wilayahnya dengan menggunakan kebijakan satu atap?”

Jawaban :

”Nah, hal itu lah yang menyebabkan timbulnya keluhan dari para calon investor disini. Rencananya memang kebijakan satu atap itu akan segera direalisasikan, tetapi belum tahu kapan waktunya secara pasti.”

”Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam mengurus suatu izin investasi di Sumatera Utara?”

Jawaban :

”Lamanya 21 hari kerja.”

”Berapa biaya yang dibutuhkan dalam melakukan pengurusan izin investasi tersebut?”

25


(50)

Jawaban :

”Biaya pengurusan izin ditentukan oleh Pusat di Jakarta”26

Berdasarkan kutipan wawancara tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwasannya prosedur dalam melaksanakan investasi di Sumatera Utara tersebut masih belum efisien dan efektif. Hal tersebut tergambar dari relatif lamanya waktu pengurusan suatu izin usaha, apalagi ternyata kewenangan pembuatan prosedur pengurusan tersebut tidak hanya berada pada BAINPROMSU saja, melainkan juga masih melibatkan Badan Koordinasi Penanaman Modal Pusat (BKPMP) yang berada di Jakarta, sehingga prinsip pelayanan satu atap yang menjadi dambaan para investor belum bisa terealisasi di Sumatera Utara ini. Hal ini turut menjadi keluhan bagi para investor. Disamping itu, masalah pembiayaan dari perizinan investasi ini juga masih turut ditentukan oleh pusat, sehingga efek asas desentralisasi dalam hal ini masih hanya sekedar wacana saja.

2. Adanya pusat jaringan informasi pasar.

”Bagaimana cara/usaha BAINPROMSU dalam mempromosikan peluang investasi di Sumatera Utara bagi para calon investor?

Jawaban :

”Banyak usaha yang dilakukan oleh BAINPROMSU dalam mempromosikan peluang usaha/investasi di Sumatera Utara, salah satu caranya yaitu dengan melakukan promosi melalui berbagai media, seperti media cetak dan elektronik, pameran usaha, fair, road show, ataupun temu usaha baik di dalam maupun di luar negeri. Disamping itu juga ada kebijakan-kebijakan yang dibuat dalam program, misalnya seperti IMT-GT, Indonesian Visit 2008 yang juga turut memberikan

26


(51)

kontribusi dalam mengenalkan potensi investasi di bidang pariwisata di Sumatera Utara.

”Sejauh mana upaya promosi tersebut dalam memberikan kontribusi bagi peningkatan nilai investasi di Sumatera Utara?”

Jawaban :

”Upaya promosi yang dilaksanakan tersebut memberikan kontribusi yang cukup signifikan, yaitu tersebarluaskannya data dan informasi tentang potensi dan peluang investasi serta perdagangan dan terjadinya hubungan dagang pengusaha Sumatera Utara dengan para pengusaha dalam dan luar negeri lainnya. Outcomesnya dapat terlihat dari adanya peningkatan dalam jumlah nilai investasi setiap tahunnya.”

”Lalu, apakah ada promosi mengenai hasil produk yang dihasilkan oleh industri di Sumatera Utara? Bagaimana bentuknya?”

Jawaban :

”Promosi mengenai hasil produk yang dihasilkan oleh berbagai industri di Sumatera Utara biasanya kita (BAINPROM, maksudnya) lakukan melalui pameran ataupun pekan raya Sumatera Utara yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya. Disamping itu juga, biasanya Sumatera Utara juga mengikuti Pekan Raya Jakarta (PRJ), Penang Fair, dan Pameran investasi Indonesia”

Dari hasil wawancara tersebut di atas dapat diketahui bahwasannya begitu gencarnya promosi usaha yang dilaksanakan oleh pihak BAINPROMSU untuk menarik minat para calon investor dalam menanamkan modalnya di wilayah Provinsi Sumatera Utara, dimulai dengan menggunakan media, baik cetak maupun elektronik hingga mengikuti event-event yang berskala lokal hingga internasional. Hasil dari upaya tersebut yaitu terealisasinya program ivestasi yang bernilai ratusan miliar rupiah yang berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) dan juga banyaknya serapan tenaga kerja yang mencapai tingkat ribuan orang. Hal itu dapat dilihat pada uraian berikut ini :

Realisasi investasi selama tahun 2007 berdasarkan izin usaha tetap (IUT), Lembaga Koordinasi Penanaman Modal (LKPM), dan pemantauan di lapangan.


(52)

Realisasi Investasi PMDN

• Realisasi investasi yang dikeluarkan oleh BKPM berdasarkan IUT PMDN pada periode Januari s/d Desember 2007 sebanyak4 proyek dengan realisasi investasi sebesar Rp. 778 Miliar dan berdasarkan laporan kegiatan penanaman modal serta pemantauan ke lokasi yang disampaikan terdapat 2 proyek dengan realisasi investasi sebesar Rp. 151 Miliar, sehingga total realisasi PMDN dari mulai Januari hingga Desember 2007 di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 6 proyek dengan realisasi investasi sebesar Rp. 929 Miliar.

• Realisasi penyerapan tenaga kerja selama tahun 2007 sebanyak 1370 orang. Realisasi Investasi PMA

• Realisasi investasi yang dikeluarkan oleh BKPM berdasarkan izin usaha tetap (IUT) PMA pada periode Januari samapai Desember 2007 sebanak 17 proyek dengan realisasi investasi sebesar US$. 141 Juta dan berdasarkan laporan kegiatan penanaman modal yang disampaikan sebnayak 4 proyek dengan realisasi investasi sebesar US$. 44 Juta, sehingga total realisasi investasi PMA dari mulai Januari hingga Desember 2007 sebanyak 21 proyek dengan realisasi investasi sebesar US$. 185 Juta.


(53)

3. Adanya informasi peluang usaha bagi berbagai industri.

“Apakah ada informasi yang diberikan kepada masyarakat luas mengenai peluang melakukan usaha di wilayah Sumatera Utara?Apa medianya?Efektifkah?”

Jawaban :

“Seperti yang sudah saya ungkapkan sebelumnya, yaitu bahwa banyak upaya yang kami lakukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas, hal itu merupakan bagian dari promosi usaha yang menjadi tugas kami, yaitu apakah melalui brosur-brosur, buku, booklet dan CD-ROM yang terbit dalam dwi lingual, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang diberikan secara bebas, iklan di media cetak dan elektronik, maupun melalui kerja sama dengan pemerintah kabupaten/kota se-Indonesia untuk turut membantu melakukan upaya promosi tersebut.”

Dari hasil petikan wawancara tersebut di atas, yaitu dapat diketahui bahwasannya BAINPROMSU berupaya secara terus menerus untuk meng-up date informasi peluang usaha kepada masyarakat luas, baik dalam bentuk media seperti buku, booklet, maupun CD-ROM dan juga media cetak dan elektronik lainnya. Disamping itu juga, kerja sama dengan pemerintahan kabupaten/kota kerap sekali dilaksanakan untuk membangun dan membina para pelaku usaha terutama di bidang usaha kecil menengah dan koperasi (UKMK).

B. KETERTIBAN DAN KEPASTIAN HUKUM BERUSAHA

Ketertiban dan kepastian hukum berusaha ini meliputi keamanan dan kenyamanan dalam melakukan usaha, adanya payung hukum yang digunakan sebagai landasan yuridis dalam pelaksanaan usaha, dan evaluasi hukum yang harus secara sustainable dilaksanakan demi terjaminnya kenyamanan para pengusaha dalam melaksanakan usaha di wilayah Provinsi Sumatera Utara dan juga untuk terciptanya iklim usaha yang kondusif.


(54)

1. Keamanan dan kenyamanan usaha.

“Bagaimana kondisi secara umum mengenai keamanan dan kenyamanan pengusaha dalam menjalankan usaha di Sumatera Utara?”

Jawaban :

“ Apabila dilihat secara umum, maka kondisi keamanan dan kenyamanan di Sumatera Utara ini cukup stabil, artinya tidak ada masalah yang begitu mengganggu dan memberikan pengaruh secara signifikan.”

“Bagaimana dengan realita pungli yang terkenal di wilayah Sumatera Utara, apakah hal tersebut tidak mengganggu?”

Jawaban :

“Pungutan liar (pungli) tersebut sepertinya memang masalah yang sudah terbiasa kita dengar di SUMUT ini, sehingga sampai ada celotehan yang mengartikan bahwa Semua Urusan Menggunakan Uang Tunai. Hal itu memang sedikit mengganggu stabilitas keamanan dan kenyamanan berusaha di Sumut ini, namun hal itu kan merupakan tanggung jawab pihak kepolisian untuk segera memberantasnya sehingga tidak menimbulkan keresahan lagi. Tapi, disamping itu juga, pengusaha yang menjadi korban pungli itu sebaiknya juga harus melaporkan kejadian kepada pihak kepolisian, jangan diam-diam saja, sehingga tidak berkelanjutan dan mata rantainya bisa diputuskan.”

“Selain pungli tersebut, apakah ada gangguan lainnya yang menyebabkan pengusaha merasakan ketidaknyamanan dalam melakukan usaha di wilayah Sumatera Utara?”

Jawaban :

“Gangguan usaha yang paling terkenal di Sumatera Utara ini adalah minimnya stok listrik dan gas, dan juga ada beberapa permasalahan di dalam bidang pembebasan tanah yang digunakan untuk usaha.”

“Bagaimana pihak BAINPROMSU menyikapinya?”

Jawaban :

“Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, maka pihak BAINPROMSU membentuk satuan tugas penanaman modal ynag menangani masalah-masalah yang dialami oleh investor untuk mencari solusinya. Kemudian mengajak kepada pihak/instansi terkait untuk turut bertanggung jawab dalam mengatasi permasalahan tersebut, misalnya dalam menangani minimnya stok arus listrik dan gas yang mengganggu kelancaran investor dalam berusaha maka BAINPROMSU mengajak PT.PLN dan PT.Pertamina untuk mencari solusi yang terbaik atas


(55)

permasalahan tersebut. Sedangkan untuk perihal masalah pembebasan tanah yang akan digunakan untuk usaha, maka hal itu menjadi kewenangan Badan Pertanahan Nasional untuk menyelesaikan urusannya langsung kepada pihak pengusaha, dalam hal ini BAINPROMSU hanya menjadi fasilitator.”

Secara umum memang kondisi keamanan di wilayah Suamtera Utara memang boleh dikatakan cukup stabil, artinya belum pernah terjadi gangguan keamanan dalam berusaha yang cukup signifikan di wilayah Sumatera Utara. Namun, realitas pungutan liar yang sering terjadi kini memberikan keresahan bagi para pelaku usaha karena apabila dikalkulasikan maka nilai pungutan liar tersebut mencapai angka yang cukup fantastis, sehingga menambah biaya investasi semakin membumbung tinggi. Sebagai solusi, seharusnya ada koordinasi yang baik dengan pihak kepolisian, sehingga masalah ini tidak berlarut-larut.

Gangguan usaha lainnya yang cukup memberikan kontribusi hambatan bagi berjalannya usaha di lingkungan Sumatera Utara yaitu minimnya stok listrik dan gas di Sumatera Utara, sehingga bagi investor yang usahanya bergerak di bidang industri, maka realitas ini sangat mengganggu sekali. Permasalahan lainnya yaitu ada menyangkut tentang pembebasan lahan yang terjadi di Sumatera Utara. Hal ini juga patut mendapat perhatian khusus dari Badan Pertanahan Nasional untukikut terkait dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, yaitu dengan mengeluarkan regulasi yang dapat secara mudah memberikan solusi bagi permasalahan yang kerap sekali dialami oleh para calon investor di Sumatera Utara.

2. Adanya peraturan daerah.

“Apakah terdapat payung hukum yang jelas yang mengatur mengenai investasi di Sumatera Utara?”


(56)

Jawaban :

“Ada. Perda tersebut mengatur tentang investasi (penanaman modal) dan segala hal yang berkaitan dengan investasi tersebut.”

“Efektifkah perda tersebut?, pernahkah ada keluhan yang terdengar mengenai perda tersebut?”

Jawaban :

“Efektif. Hal itu terbukti dengan tidak adanya keluhan-keluhan yang terdengar selama ini.”

3. Evaluasi hukum

“Apakah ada evaluasi yang dilakukan secara berkala mengenai perda tersebut yang disesuaikan dengan kondisi terbaru/terkini?”

Jawaban :

“Ya. Peraturan selalu direvisi berdasarkan dengan kondisi sekarang. Karena tidak mungkin kan kita berpedoman terus terhadap peraturan yang sudah usang. Oleh karena itu harus terus diadakan perbaikan-perbaikan secara berkelanjutan.”

“Apakah keluhan-keluhan dari investor/calon investor dijadikan sebagai acuan dalam mengevaluasi peraturan tersebut?”

Jawaban :

“Ya, evaluasi dari peraturan tersebut memang dilandaskan pada perubahan dan realita yang terjadi di lapangan, dan juga apa yang menjadi keresahan/keluhan dari para pengusaha.”

Evaluasi hukum tersebut terkait dengan bentuk keseriusan pemerintah dalam mengupayakan adanya regulasi yang jelas mengenai proses investasi di Provinsi Sumatera Utara secara legal formal. Evaluasi ini wajib dilaksanakan secara berkala karena harus disesuaikan dengan kondisi terkini yang terjadi. Selanjutnya, evaluasi ini juga merupakan wadah bagi penampungan keluhan-keluhan yang berasal dai investor di Sumatera Utara. Artinya, evaluasi harus dilaksanakan berdasarkan atau berpedoman kepada keluhan-keluhan yang dialami oleh para investor.


(57)

C. INSENTIF

Insentif merupakan sebagai suatu sarana motivasi yang diberikan dengan sengaja, agar timbul semangat untuk berinvestasi (rangsangan) bagi para calon investor. Insentif itu sendiri dibuat dengan tujuan utama yaitu untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif di Provinsi Sumatera Utara.

“Apakah yang dimaksud dengan insentif dalam usaha untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi calon investor?”

Jawaban :

“Yang dimaksud dengan insentif dalam hal ini adalah sebagai sebuah rangsangan untuk menarik minat para calon investor agar mau menanamkan modalnya di wilayah Provinsi Sumatera Utara”

“Dalam bentuk apa insentif tersebut diberikan?”

Jawaban :

“Insentif tersebut diberikan dalam bentuk pemberian fasilitas dan kemudahan dalam urusan yang menyangkut bidang finansial, misalnya memberikan pinjaman (sewa) lahan yang akan dijadikan wilayah berusaha maupun kredit berbiaya ringan.”

“Efektifkah pemberian insentif tersebut dalam menarik minat calon investor untuk berinvestasi di Sumatera Utara?”

Jawaban :

“Sejauh ini efektif. Terbukti dari semakin meningkatnya nilai investasi setiap tahunnya.”

“Dari manakah dana asal pemberian insentif tersebut?”

Jawaban :

“Dana tersebut berasal dari pemerintah dan juga pihak-pihak lainnya yang mendapatkan jaminan sekuritas dari pemerintah (pihak perbankan, misalnya).”


(58)

Dari hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwasannya pemberian insentif kepada para investor memberikan efek yang positif yaitu semakin bertambahnya nilai investasi di Sumatera Utara. Karena sebenarnya insentif itu sendiri merupakan upaya untuk mambantu menggugah minat para investor untuk menanamkan modalnya di wilayah Sumatera Utara.


(59)

BAB V ANALISA DATA

Pada bab ini disajikan pembahasan mengenai data-data yang sudah tersedia pada bab sebelumnya (bab IV). Pembahasan tersebut meliputi operasionalisasi variabel yang dbuktikan dengan menggunakan indikator sebagai alat ukurnya sehingga permasalahan yang sudah dirumuskan pada bab pendahuluan dapat terjawab dengan baik.

BAINPROMSU sebagai lembaga teknis daerah propinsi yang merupakan unsur penunjang pemerintah daerah yang mempunyai fungsi koordinasi dan perumusan kebijakan pelaksanaan serta fungsi pelayanan masyarakat bertugas membantu gubernur dalam menentukan kebijaksanaan di bidang perencanaan penanaman modal dan promosi serta penilaian atas pelaksanaannya.

BAINPROMSU mempunyai visi yaitu : “Mewujudkan Sumatera Utara Sebagai Kawasan Investasi Unggulan.” Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan di atas, dan memberikan arah, tujuan, serta program yang akan dilaksanakan, maka BAINPROMSU mempunyai misi yang salah satunya adalah menciptakan iklim usaha yang kondusif. Penciptaan iklim usaha yang kondusif tersebut menyangkut kemudahan usaha, ketertiban, dan kepastian hukum berusaha, serta insentif akan diprioritaskan dengan mengadakan koordinasi dengan instansi terkait secara intensif. Untuk menilai apakah penciptaan iklim yang kondusif tersebut sudah berjalan dengan efektif, maka digunakanlah indikator kinerja sebagai tolok ukur dalam penilaian hasil kinerja, sehingga dapat dilakukan evaluasi di kemudian hari yang berguna untuk penciptaan iklim yang lebih baik lagi.


(60)

V. 1. Kemudahan Usaha

Dalam aktivitas investasi, kemudahan dalam berusaha di suatu wilayah merupakan faktor yang sangat mempengaruhi minat para calon investor untuk menanamkan modalnya di wilayah tersebut. Kemudahan usaha tersebut meliputi adanya prosedur investasi yang efisien dan efektif, adanya pusat jaringan informasi pasar, dan informasi peluang usaha bagi berbagai industri.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilaksanakan dengan para key informan sewaktu penelitian, diperoleh informasi bahwasannya prosedur perizinan investasi di Sumatera Utara dilandaskan pada Keputusan Presiden Nomor 29 Tahun 2004 tentang prosedur penanaman modal. Dalam perihal ini BAINPROMSU hanya bersifat sebagai fasilitator atau perpanjangan tangan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal Pusat (BKPMP) yang berada di Jakarta. Jadi, sebenarnya yang berhak mengeluarkan izin diperbolehkannya seorang calon investor untuk menanamkan modalnya di Sumatera Utara adalah harus ada persetujuan dari BKPMP meskipun sebelumnya harus ada surat rekomendasi yang berasal dari BAINPROMSU.

Dari pernyataan tersebut di atas dapat dinilai bahwasannya masih adanya intervensi yang kuat dari pusat dalam mencampuri urusan investasi di daerah. Hal inilah yang turut memberikan keluhan bagi para calon investor untuk berinvestasi di wilayah Sumatera Utara karena sistem perizinannya yang belum bisa satu atap (one stop service) sehingga memakan biaya dan waktu yang tidak sedikit jumlahnya.

Adanya pusat jaringan informasi pasar juga turut mendukung tercapainya kemudahan dalam melakukan usaha. Dalam hal ini BAINPROMSU berupaya untuk mempromosikan peluang investasi di Sumatera Utara bagi para calon investor melalui


(1)

efektif manfaatnya dalam menggugah minat investor untuk menanamkan modalnya di wilayah Sumatera Utara.

Insentif yang diberikan berupa kemudahan dalam urusan finansial biasanya pemerintah mengadakan mitra kerja sama dengan pihak terkait, dalam hal ini biasanya dengan lembaga-lembaga perbankan maupun lembaga-lembaga keuangan lainnya yaitu seperti dalam bentuk kredit lunak berbunga rendah. Disamping itu bentuk pemberian insentif lainnya adalah dengan memberikan kemudahan pinjaman (sewa) lahan sebagai tempat mengadakan investasi.


(2)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

VI. 1. Kesimpulan

Berdasarkan analisa data yang telah dibuat pada bab sebelumnya (bab V), maka diperoleh kesimpulan yaitu sebagai berikut :

1. Badan Investasi dan Promosi Sumatera Utara (BAINPROMSU) sebagai lembaga teknis daerah propinsi yang merupakan unsur penunjang pemerintah daerah yang mempunyai fungsi koordinasi dan perumusan kebijakan pelaksanaan serta fungsi pelayanan masyarakat bertugas membantu gubernur dalam menentukan kebijaksanaan di bidang perencanaan penanaman modal dan promosi serta penilaian atas pelaksanaannya sudah melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik dimana menyangkut mulai dari perencanaan, koordinasi, promosi, dan mnerbitkan surat persetujuan penanaan modal, pemberian fasilitas, dan perizinan pelaksanaan penanaman modal dalam rangka PMA dan PMDN.

2. Iklim investasi di Sumatera Utara dirasakan masih kurang kondusif, hal tersebut tercermin dari belum terlaksana sepenuhnya faktor-faktor yang mendukung terciptanya iklim usaha yang kondusif tersebut, seperti tingkat kemudahan usaha yang dirasakan belum signifikan yaitu prosedur perizinan yang dirasakan masih kurang efektif dan efisien dengan efek red tape dan memakan waktu yang lama, keamananan dan kenyamanan berusaha yang juga belum terealisasi dengan baik, sehingga memberikan keengganan bagi calon investor untuk menanamkan


(3)

modalnya di Sumatera Utara. Hal tersebut tergambar dengan nilai investasi PMA dan PMDN yang belum signifikan jumlahnya apabila dibandingkan dengan kondisi kekayaan alam dan sumber daya manusia yang dimiliki di wilayah Sumatera Utara ini.

3. Peranan Badan Investasi dan Promosi Sumatera Utara (BAINPROMSU) dalam menciptakan iklim yang kondusif bagi calon investor di Sumatera Utara juga belum maksimal mengingat masih banyaknya terdapat faktor-faktor yang menjadi penghambat masuknya investasi di Sumatera Utara, seperti masalah perizinan, pelayanan administrasi lainnya, promosi yang masih kurang intensif dilaksanakan, perda yang bermasalah, yang semuanya itu tergambar dalam tolok ukur kinerja yang dijadikan acuan, yaitu tidak bertambahnya secara signifikan nilai investasi di Sumatera Utara mengingat begitu besarnya potensi yang dimiliki oleh provinsi ini.

VI. 2. Saran

1. Segera direalisasikan wacana kebijakan one stop service untuk memberikan kemudahan bagi para calon investor dalam mengurus izin usahanya di Sumatera Utara sehingga akan tercipta prosedur perizinan yang efektif dan efisien.

2. Antisipasi aktivitas premanisme dan pungutan-pungutan liar (pungli) yang kerap terjadi dalam dunia usaha di Sumatera Utara karena hal itu dapat memberikan dampak high cost economy bagi para calon investor ataupun investor yang memang sudah menanamkan modalnya di Sumatera Utara dengan mengaktifkan peran aparat kepolisian untuk menjaga stabilitas keamanan.


(4)

3. Evaluasi peraturan-peraturan daerah (perda) yang bermasalah sehingga dapat memberikan kepastian hukum bagi calon investor yang ingin menanamkan modalnya di wilayah Sumatera Utara.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Kamaruddin. 1996. Dasar-Dasar Manajemen Investasi. Jakarta : Rineka Cipta. Daft, Richard L. 2007. Manajemen. Jakarta : Salemba Empat.

Jakti, Dorodjatun Kuntjoro. 2003. Mau Kemana Pembangunan Ekonomi Indonesia. Prisma Pemikiran. Jakarta : Prenada.

Moeliono, Anton, dkk. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka : Jakarta. Nasution, M. Arif, dkk. 2001. Metode Penyusunan Proposal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial.

Medan : Monora.

Nawawi, Hadari. 1990. Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gadjah Mada Press. Rewoldt, Stewart, dkk. 1995. Strategi Promosi Pemasaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta : LP3ES.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi Negara. Bandung : Alfabet. Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial. Jakarta : Kencana.

Thoha, Miftah. 1990. Kepemimpinan dan Manajemen. Suatu Pendekatan Perilaku. Bandung : Sinar Baru.

REFERENSI LAIN :

Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.

Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor:061.292.K/Tahun 2002 Tentang Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Badan Investasi dan Promosi Sumatera Utara

Rencana Strategis Badan Investasi dan Promosi Sumatera Utara. Sastro Soenarto.indvest.watch@yahoo.com

www.yahoo.com/kajian ekonomi regional provinsi sumatera utara. www.bainfokomsumut.go.id


(6)

www.pemkomedan.go.id /26November 2007. www.kompas.com edisi 26 November 2007.

www.theindonesianinstitute.com edisi 26 November 2007. Harian ANALISA edisi 16 &19 November 2006.