BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah - Pengaruh Profitabilitas Dan Rasio Leverage Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Terbuka Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

  Dalam menghadapi perkembangan ekonomi global, setiap perusahaan dituntut agar dapat bersaing dengan baik dan optimal guna menjaga kelangsungan dan berkembangnya selain diluar tujuan utamanya untuk memperoleh keuntungan. Hal tersebut dapat berjalan sesuai apabila perusahaan dikelola dengan baik oleh manajemen perusahaan itu sendiri, sehingga apa yang menjadi tujuan dasar dari perusahaan itu dapat lebih terarah dan berjalan sesuai dengan apa yang menjadi tujuan utama dari perusahaan tersebut, sehingga perusahaan dapat berjalan sesuai arah tujuan yang sudah ditentukan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya diukur dari laba yang diperoleh saja, kelangsungan dan berkembangnya perusahaan juga menjadi suatu ukuran berhasil atau tidaknya perusahaan.

  Pasar modal adalah sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek (UUD pasar modal no 8 1995) dalam sejarah pasar modal indonesia kegiatan jual beli dimulai pada abad ke Sembilan belas, pada tanggal 14 desember 1936 Amsterdam effectenbueuers mendirikan cabang bursa efek di batavia, di tingkat asia bursa batavia tersebut merupakan yang tertua keempat setelah Bombay ,Hongkong dan Tokyo pada zaman penjajahan sekitar abad ke Sembilan belas terdapat tiga belas anggota bursa yang aktif pada saat itu efek yang sudah diperdagangkan adalah saham dan obligasi perusahaan/perkebunan belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi yang diterbitkan pemerintah, sertifikat perusahaan-perusahaan amerika yang diterbitkan oleh kantor administrasi di negeri belanda serta efek perusahaan belanda lainnya, pada saat zaman perang dunia kedua keadaan suhu politik di eropa menghangat dengan memuncaknya kekuasaan adolf hitler, melihat keadaan pada saat itu pemerintah Hindia Belanda mengambil kebijakan untukmemusatkan perdagangan efek-efeknya di Batavia serta menutup bursa efek di Surabaya dan di semarang namunsecara keseluruhan kegiatan perdagangan efek ditutup dan dikeluarkan peraturan yang menyatakan bahwa semua efek-efek harus disimpan dalam bank yang ditunjuk oleh Hindia belanda,penutupan ketiga bursa efek tersebut berdampak sangat mengganggu likuiditas efek,menyulitkan para pemilik efek dan berakibat pula pada penutupankantor-kantor pialang serta pemutusan hubungan kerja selain itu banyak perusahaan dan perseorangan yang enggan menanam di modal di Indonesia, pada saat zaman orde baru setahun setelah pemerintahan belanda mengakui kedaulatan RI, tepatnya pada tahun 1950, obligasi republic Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah, ini menandai mulai aktif kembali pasar modal di Indonesia, dengan diterbitkannya Undang-undang Darurat 1951, yang kelak ditetapkan sebagai undang-undang darurat no 13 tentang bursa efek, Pemerintah RI membuka kembali bursa efek di jakrata pada 31 juni 1952 setelah berhenti selama 12 tahun, sejak itu bursa efek berkembang sangat pesat meskipun efek yang diperdagangkan adalah efek yang dikeluarkan sebelum perang dunia dua, aktivitas ini semakin meningkat sejak bank industry Negara mengeluarkan pinjaman obligasi berturut-

turut pada tahun 1954, 1955 dan 1956, para pembeli obligasi banyak dari warga Negara belanda, namun keadaan ini hanya berlangsung sampai pada tahun 1958 karena pada saat itu terlihat kelesuan dan kemunduran perdagangan di bursa, hal tersebut diakibatkan politik konfrontasi yang dilancarkan pemerintah RI terhadap Belanda sehingga mengganggu hubungan ekonomi kedua Negara tersebut dan mengakibatkan banyak warga Negara belanda meninggalkan Indonesia, perkembangan tersebut makin parah sejalan dengan memburuknya hubungan RI dengan Belanda mengenai sengketa di irian jaya dan memuncaknya aksi pengambilalihan semua perusahaan belanda di Indonesia, sesuai dengan undang- undangnasioanalisasi perusahaan belanda pada tahun 1960, yaitu larangan bagi bursa efek Indonesia untuk memperdagangkan semua efekperusahaan belanda yang beroperasi di Indonesia, pada saat itu tingkat inflasi cukup tinggi sehingga mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap pasar uang dan pasar modal sehingga mata uang rupiah mencapai puncakknya pada tahun 1966, penurunan ini mengakibatkan nilai nominal saham dan obligasi menjadi rendah, sehingga tidak menarik para investor, langkah demi langkah pemerintahan orde baru menegembalikan kepercayaan rakyat terhadap nilai mata uang rupiah, di samping pengarahan dan dari masyarakat melalui tabungan dan deposito dan pemerintah terus membentuk pasar modal, pada era tahun 1977 sampai dengan 1987 yang merupakan periode suram bagi pasar modal Indonesia, karena dalam kurun waktu tersebut hanya masih terdapat dua puluh empat perusahaan yang menawarkan saham dan 3 perusahaan yang menawarkan obligasidengan jumlah dana hanya berkisar Rp 668,5M, pada tahun 1987 hingga 1990 dibukanya kesempatan bagi

investor asing untuk berpatisipasi di pasar modal Indonesia dengan pemilikan saham perusahaan hingga 40% dari saham yang tercatat di bursa, di era tahun 1991 hingga tahun 1995 pemerintah mengadakan perubahan secara fundamental yaitu dengan memisahkan fungsi BAPEPAM yang sebelumnya bertindak selaku pengawas dan sekaligus penyelenggara bursa efek hanya menjadi pengawas bursa efek, pada era tahun 1996 merupakan peristiwa penting yang sangat menetukan arah perjalananan pasarmodal di masa akan dating dan diberlakukan undang- undang pasar modal, pada era 1997, krisis moneter melanda negaara-negara asia termasuk Indonesia, krisisi moneter ini dimulai dari penurunan nilai mata uang negara terhadap dolar amerika, penurunan ini disebbkan karena spekulasi dari perdagangan valuta asing, kurang percayanya masyarakat terhadap nilai mata uang negaranya sendiri bahkan kurang kuatnya pondasi perokonomian pada era tahun 2000 pada era ini perdagangan tidak mengenal lagi saham dalam ujud fisik, karena semua saham tercatata dalam catatan elektronik yang disebut rekening efek, pada era tahun 2002 pada era ini BEI menerapkan perdagangan jarak jauh dengan host to host order routing interface system dimana BEI menyediakan aplikasi interface bagi anggota bursa, aplikasi ini akan menghubungkan BOFIS(Broekerage office information system) anggota bursa dengan system perdagangan BEI, pada era tahun 2006 setelah sempat jatuh ke sekitar 300 poin pada saat krisis, BEI mencatata rekor tertinggi baru pada tahun 2006 setelah mencapai 1500 poin dikeranakan adanya sentiment dilantiknya presiden baru, dan pada tahun 2007 bursa efek jakarta dan bursa efek Surabaya melakukan penggabungan usaha secara efektif dan mulai broperasi pada 1 desember 2007, di

era saat ini perkembangan pasar modal di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat pesat terutama setelah pemerintah melakukan berbagai regulasi di bidang keuangan dan perbankan termasuk pasar modal, para pelaku pasar modal telah menyadari bahwa perdagangan efek dapat memberikan return yang cukup baik bagi mereka, dan sekaligus memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian Negara Indonesia (Sri 2012).

  Melalui pasar modal, para investor bisa melakukan investatasi di beberapa perusahaan melalui pembelian surat berharga yang ditawarkan atau diperdagangkan di pasar modal. Sementara itu, perusahaan yang disebut sebagai emiten dapat memeperoleh dana yang dibutuhkan dengan menwarkan surat-surat berharga tersebut. Instrument yang ditawarkan melalui pasar modal adalah instrument yang berbentuk surat-surat berharaga securities atau efek. Instrument ini dibagi atas dua kelompok besar, yaitu instrument kepemilikan, seperti saham dan instrument hutang seperti obligasi perusahaan (Sri 2012). Portfolio adalah istilah keuangan yang menunjukan koleksi investasi yang dimiliki oleh perusahaan investasi, lembaga keuangan atau individu (Markowitz 1952).

  Investasi secara portofolio di pasar modal ada dua kepentingan, yaitu (1) Investasi dengan membeli instrumen-instrumen di pasar modal dan (2) Investasi secara langsung, yaitu terlibat langsung dalam proses pendirian perusahaan (Sri 2012), perusahaan yang sudah go public akan terdaftar di bursa efek, kemudian surat berhargayang sudah di daftar di bursa efek akan dijual kepada investor, perdagangan di bursa efek Indonesia terpusat di lantai perdagangan di jakarta

  stock exchange building jl jendral sudirman kav 52-53 jakarta 12190, instrument- instrumen yang diperdagangkan di Bursa efek Indonesia adalah saham, bukti

  

right , waran, obligasi, dan obligasi konversi (Sri, 2012). Sejak tahun 1995 sistem

  perdagangan di bursa efek Indonesia sudah menggunakan computer. System yang paling sangat tergolong modern dunia ini adalah the Jakarta Automated Trading

  Sytem (JATS) (www.idx.co.id)

  Pada tahun 2009 industri makanan dan minuman akan menurunkan harga produknya, karena pada saat itu harga bahan baku telah mencapai keseimbangan baru. Berdasarkan pengamatan GAPMMI (Gabungan Pengusahaa Makanan dan Minuman), penurunan harga masih berasal dari bahan baku dalam negeri, seperti ayam dan telur. Sementara bahan pangan impor AS meningkat tajam, terkait depresiasi rupiah. Sedangkan harga bahan baku yang berasal dari Australia, seperti susu dan daging, tidak melonjak signifikan (Ade-okezone).

  Industri makanan dan minuman di dalam negeri diperkirakan mengalami pertumbuhan 10 persen pada 2010. Pada tahun 2009, pertumbuhan industri tersebut hanya 6 persen hal ini disebabkan karena pada saat itu harga makanan dan minuman impor lebih murah dibandingkan dengan harga makan dan minuman dalam negeri. Walaupun d tahun 2010 implementasi perjanjian perdagangan bebas ASEAN-China (ASEAN-China Free Trade Agreement/ ACFTA) mulai berjalan, industri makanan dan minuman tetap optimistis akan tetap tumbuh, meningkatnya pertumbuhan industri makanan dan minuman tersebut didorong oleh meningkatnya daya beli masyarakat yang sempat menurut selama krisis global 2008-2009. Ditahun 2010 gaji pengawai negeri sipil (PNS) naik, sedangkan laju inflasi lebih kecil di bawah 6 persen, sehingga daya beli konsumen akan meningkat (Sandra Karina-okezone). Sementara itu, pendapatan per kapita tahun 2008 sebesar Rp 19.147,2 ribu, tahun 2009 sebesar Rp 20.962,2 ribu, dan untuk tahun 2010 menjadi sebesar 23.975,2 ribu atau ada kenaikan sekitar 14,4 persen terhadap tahun 2009 (BPS 2007-2010).

  Isu di tahun ini ekspor makanan dan minuman ke Amerika Serikat (AS) dan Eropa masih relatif kecil, namun krisis yang terjadi di dua wilayah itu tetap harus diwaspadai karena bisa mempengaruhi pertumbuhan industri. Pertumbuhan industri makanan dan minuman nasional pada tahun depan tidak akan melebihi 10 persen. Tetap ada pertumbuhan, tapi tidak sebesar tahun ini. Ekspor makanan dan minuman ke Eropa saat ini sekira USD200 juta. Sedangkan ke AS lebih besar dari itu. Ekspor ke Jepang juga relatif kecil, Saat ini, lanjutnya, produsen makanan dan minuman nasional tengah membidik pasar ekspor baru seperti Timur Tengah danAfrika. Untuk itu dibutuhkan adanya inovasi produk sehingga bisa memenuhi kebutuhan negara tujuan ekspor.Saat ini indonesia berupaya ekspor ke Timur Tengah dan Afrika. (Eko Budiono /Sindo/ade - okezone).

  Persamaan ketentuan-ketentuan hukum di berbagai negara bisa menjadi sebuah faktor, karena suatu negara akan mengikuti model negara lain hal ini berkaitan dengan institusi hukum baru agar mendapatkan akumulasi modal. Mengalirnya dana-dana ini diiringi dengan tuntutan suatu ketentuan pasar modal yang komprehensif (Bismar. 2006). Kinerja suatu perusahaan dapat dianalisis dengan menggunakan rasio keuangan rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas dan rasio leverage. Semakin besar profitabilitas.

  Semakin tinggi rasio profitabilitas maka semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Abdullah, 2005). Bagi para investor, informasi dari laporan keuangan bisa digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan, karena analisis fundamental menyimpulkan bahwa nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja dari perusahaan (anoraga 2003). Agar tujuan pasar modal bisa lebih efisien dan jujur adalah dengan cara melakukan keterbukaan, agar dapat memberi jaminan perlindungan terhadap investor (Bismar 2006). Pada penelitian ini untuk mengukur profitabilitas tersebut peneliti menggunakan rasio keuangan ROA (Return On Assets) Dan ROE (Return On

  

Equity) (horne,2001)). Investor tidak hanya melihat kemampuan perusahaan untuk

  memperoleh laba, tetapi banyaknya penggunaan hutang oleh perusahaan dan menjalankan aktivitasnya juga. Penggunaan hutang yang besar dan semakin tinggi pada perusahaan akan mempengaruhi terhadap tingkat keuntungan yang diperoleh oleh investor, karena semakin besar penggunaan hutang maka akan semakin besar juga beban bunga yang harus ditanggung sehingga mengurangi tingkat keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dan akan berdampak pada return yang diperoleh investor. Tingkat penggunaan hutang pada perusahaan disebut dengan isitilah Leverage. Rasio leverage ini adalah untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Pada penelitian menggunakan rasio keuangan DTA (Debt to Total Assets) .( Horne 2001)

  Berdasarkan uraian diatas dan adanya ketertarikan peneliti untuk melanjutkan penelitian sebelumnya yang bertujuan untuk melihat konsisten hasil padapenelitian terdahulu. Maka peneliti memilih judul: Pengaruh Profitabilitas

  

dan Rasio Leverage Keuangan terhadap Return Saham Pada Perusahaan

Makanan dan Minuman Terbuka Di Indonesia.

1.2 Perumusan Masalah

  Berdasar latar belakang masalah yg diuraikan diatas, maka peneliti dalam hal ini merumuskan masalah yang akan dibahas sebagai berikut: Apakah ada pengaruh yang signififikan dari ROA,ROE dan DTA terhadapa Return Saham pada perusahaan makanan dan minuman terbuka di Indonesia. Berikut adalah hubungan Rasio keuangan yang diindikasikan dengan ROA (X1), ROE (X2), DTA (X3) terhadap Return Saham(Y):

  • kenaikan 1% ROA tidak akan mendorong kenaikan return saham. Dengan asumsi variabel lain tetap (variabel sama dengan nol). Rasio ini digunakan sebagai pengukur efektivitas keseluruhan dalam menghasilkan laba melalui aktiva yang tersedia, daya untuk menghasilkan laba dari modal yang di investasikan (horne,2001)

  ROA tidak signifikan terhadap Return saham karena jika terjadi

  • sebesar 1%, maka return saham akan mengalami penurunan. Rasio ini digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri (horne,2001)

  ROE signifikan terhadap return saham karena jika ROE ditingkatkan

  • kenaikan 1% DTA akan mendorong kenaikan return saham. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva yang dibiayai perusahaan oleh hutang (Horne,2001)

  DTA tidak signifikan terhadap return saham karena jika terjadi

1.3 Tujuan penelitian

  Tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh

  

Return on Assets (ROA) , Return on Equity (ROE) dan Debt to Total Assets (DTA)

  terhadap Return Saham pada perusahaan makanan dan minuman terbuka di Indonesia..

1.4 Manfaat Penelitian

  1. Bagi Peneliti Penelitian ini berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan serta pola piker dalam menganalisis Return saham dan faktor yang mempengaruhinya.

  2. Bagi Perusahaan Penelitian ini memiliki manfaat sebagai masukan dan referensi dalam menganalisis kinerja perusahaan dan menentukan kebijakan keuangan perusahaan, khususnya sebagai masukan untuk meningkatkan performance perusahaan, karena dengan performance yang semakin bagus akan menarik minat investor terhadap saham perusahaan tersebut.

  3. Bagi Pihak Lain Penelitian ini guna memberikan pemikiran dan informasi bagi berbagai pihak yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai return saham dan factor yang mempengaruhinya.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Rasio Leverage Dan Size Terhadap Return Saham Perusahaan Makanan Dan Minuman Di Bursa Efek Indonesia

5 88 77

Pengaruh Profitabilitas Dan Rasio Leverage Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Terbuka Di Indonesia

9 128 109

Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia

1 61 104

Pengaruh Profitabilitas Dan Rasio Leverage Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Terbuka Di Indonesia

0 32 113

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Debt To Equity Ratio, Ukuran Perusahaan, Dan Leverage Operasi Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham - Analisis Pengaruh Rasio Leverage Dan Size Terhadap Return Saham Perusahaan Makanan Dan Minuman Di Bursa Efek Indonesia

1 1 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Rasio Leverage Dan Size Terhadap Return Saham Perusahaan Makanan Dan Minuman Di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Profitabilitas, Leverage Dan Makro Ekonomi Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap Abnormal Return Saham Dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 14

Pengaruh Profitabilitas Dan Rasio Leverage Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Terbuka Di Indonesia

0 1 13