Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN

DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh :

DENNY SUHAIMI MUCHLIS 100522170

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia ” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Januari 2014 Yang Membuat Pernyataan

Nama : Denny Suhaimi Muchlis NIM : 100522170


(3)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN

DI BURSA EFEK INDONESIA

Harga saham mencerminkan nilai dari suatu perusahaan. Jika perusahaan mencapai prestasi yang baik, maka saham perusahaan tersebut akan banyak diminati oleh para investor. Prestasi baik yang dicapai perusahan dapat dilihat di dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan (emiten).

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal yang bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2012. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan dari 15 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diperoleh 10 perusahaan sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menganalisis hubungan antara EPS, NPM, ROA, dan ROE. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linier berganda dan dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel EPS, NPM, ROA, dan ROE secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pengujian secara parsial menunjukkan bahwa hanya variabel EPS yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan variabel lainnya yaitu NPM, ROA, dan ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.


(4)

ABSTRACT

RATIO ANALYSIS OF PROFITABILITY OF PRICE IN STOCK FOOD AND DRINK

IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

The stock price reflects the value of a company . If the company achieve good performance , the company's stock will be much in demand by investors . Company achieved a good performance can be seen in the financial statements published by the company ( issuer ) .

This research is a kind of causal research replication of previous studies with the research population is food and beverage company listed in Indonesia Stock Exchange during the period 2008-2012 . The sample selection and purposive sampling of 15 companies listed in Indonesia Stock Exchange gained 10 sample firms . The data used are secondary data . This study analyzed the relationship between EPS , NPM , ROA , and ROE . The statistical method used is multiple linear regression and performed classical assumption first.

The results of this study indicate that the variable EPS , NPM , ROA , and ROE simultaneously significant effect on stock prices . Partial test showed that only the EPS variables that significantly influence the stock prices . While other variables that NPM , ROA , and ROE no significant effect on stock prices .


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT karena berkat rahmat dan ridho-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “ Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Di Bursa Efek Indonesia ”.

Penulisan skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar keserjanaan pada Fakultas Ekonomi Program Studi Strata-1 Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Selama perkuliahan sampai dengan tersusunnya skripsi ini, penulis menerima bimbingan dan dukungan yang tidak ternilai harganya dari orangtua tercinta ayah (Muchlis Chan) dan ibu (Zulhelmi). Terima kasih atas doa, kasih saying, kesabaran dan keikhlasan tiada tara dalam mendidik dan membesarkan adinda. Melalui tulisan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksun, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Ketua dan Sekretaris Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyusun skripsi ini. 5. Ibu Dra. Salbiah Msi, Ak selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah

memberikan waktu untuk membaca dan menilai skripsi ini.

6. Adik-adikku Rheza Firmansyah Muchlis, Hendra Wahyudi Muchlis, Rahmat Riski Muchlis dan Indah Budiarti Muchlis yang telah banyak memberikan


(6)

7. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Darmawira yang telah banyak memberikan dukungan, bantuan, semangat dan doa kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh karena itu dibutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya.

Medan, Januari 2014 Penulis

Denny Suhaimi Muchlis Nim : 100522170


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ……….……… i

ABSTRAK ………... ii

ABSTRACK ……… iii

KATA PENGANTAR ……… iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Tinjauan Teoritis ... 11

2.1.1Pengertian, Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan ... 11

2.1.1.1Pengertian Laporan Keuangan ... 11

2.1.1.2Tujuan Laporan Keuangan ... 15

2.1.1.3 Fungsi Laporan Keuangan ... 17

2.1.2Teknik Analisis Rasio Keuangan ... 20

2.1.3Rasio Profitabilitas ... 22

2.1.3.1Earning Per Share (EPS) ... 23

2.1.3.2Net Profit Margin (NPM) ... 24

2.1.3.3Return on Asset (ROA) ... 25

2.1.3.4Return on Equity (ROE) ... 25

2.1.4Pengertian dan Jenis Saham ... 26

2.1.5Harga Saham ... 31

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 35

2.3 Kerangka Konseptual ... 38

2.4 Hipotesis penelitian ... 41

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ... 43

3.1 Desain Penelitian ... 43

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 43

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 44

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 46

3.5 Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel ... 47

3.6 Metode Analisis Data ... 50


(8)

3.6.1.3Uji Heteroskedastisitas ... 52

3.6.1.4Uji Auto Korelasi ... 53

3.6.2 Pengujian Hipotesis ... 53

3.6.2.1 Pengujian Menyeluruh atau Simultan (Uji F) ... 54

3.6.2.2 Pengujian Individu atau parsial (Uji t) ... 55

3.6.2.3 Uji Koefisien Determinasi ... 56

3.7 Tempat dan Jadwal Penelitian ... 56

BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 57

4.1 Identifikasi dan Pengukuran Variabel ... 57

4.2 Statistik Deskriptif ... 57

4.3 Pengujian Asumsi Klasik ... 59

4.3.1 Uji Normalitas ... 59

4.3.2 Uji Multikolinieritas ... 65

4.3.3

Uji Heteroskedastisitas ... 67

4.3.4 Uji Autokorelasi ... 68

4.4 Pengujian Hipotesis ... 69

4.4.1Koefisien Determinasi ... 69

4.4.2Uji Statistik “F” ... 70

4.4.3Uji Statistik “t” ... 71

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 74

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

5.1 Kesimpulan ... 77

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 78

5.3 Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 35

3.1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria ... 46

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 49

4.1 Daftar Nama Perusahaan ... 57

4.2 Statistik Deskriptif ... 58

4.3 Hasil Uji Normalitas (1) ... 60

4.4 Hasil Uji Normalitas (2) ... 63

4.5 Hasil Uji Multikolinieritas ... 66

4.6 Hasil Uji Autokorelasi ... 69

4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 69

4.8 Uji Statistik “F” ... 70

4.9 Uji Statistik “t” ... 71


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 39

4.1 Histogram ... 61

4.2 Grafik Normal P-Plot ... 62

4.3 Histogram Setelah Transformasi ... 64

4.4 Grafik Normal P-Plot Setelah Transformasi ... 65


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman 1 Data Variabel Penelitian ... 83 2 Output SPSS ... 88


(12)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN

DI BURSA EFEK INDONESIA

Harga saham mencerminkan nilai dari suatu perusahaan. Jika perusahaan mencapai prestasi yang baik, maka saham perusahaan tersebut akan banyak diminati oleh para investor. Prestasi baik yang dicapai perusahan dapat dilihat di dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan (emiten).

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal yang bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2012. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan dari 15 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diperoleh 10 perusahaan sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menganalisis hubungan antara EPS, NPM, ROA, dan ROE. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linier berganda dan dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel EPS, NPM, ROA, dan ROE secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pengujian secara parsial menunjukkan bahwa hanya variabel EPS yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan variabel lainnya yaitu NPM, ROA, dan ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.


(13)

ABSTRACT

RATIO ANALYSIS OF PROFITABILITY OF PRICE IN STOCK FOOD AND DRINK

IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

The stock price reflects the value of a company . If the company achieve good performance , the company's stock will be much in demand by investors . Company achieved a good performance can be seen in the financial statements published by the company ( issuer ) .

This research is a kind of causal research replication of previous studies with the research population is food and beverage company listed in Indonesia Stock Exchange during the period 2008-2012 . The sample selection and purposive sampling of 15 companies listed in Indonesia Stock Exchange gained 10 sample firms . The data used are secondary data . This study analyzed the relationship between EPS , NPM , ROA , and ROE . The statistical method used is multiple linear regression and performed classical assumption first.

The results of this study indicate that the variable EPS , NPM , ROA , and ROE simultaneously significant effect on stock prices . Partial test showed that only the EPS variables that significantly influence the stock prices . While other variables that NPM , ROA , and ROE no significant effect on stock prices .


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejalan dengan perkembangan perekonomian yang didukung oleh peningkatan komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk mengembangkan usahanya dan melakukan kegiatan dalam rangka meraih dana untuk ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang lebih.

Pasar modal merupakan sarana yang paling efektif untuk para investor dalam menanamkan modalnya agar dapat memperoleh keuntungan. Pengembangan pasar modal sangat diperlukan dalam perekonomian indonesia saat ini. Pasar modal merupakan sarana bagi pihak yang mempunyai kelebihan dana untuk melakukan investasi dalam jangka menengah ataupun jangka panjang. Pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Pasar modal merupakan lembaga yang sangat berperan bagi perkembangan ekonomi dinegara-negara maju. Pasar modal juga mempunyai pengertian pasar yang terorganisir dimana efek-efek atau disebut juga sekuritas perdagangan. Instrument pasar modal terbagi atas dua kelompok besar yaitu instrument pemilikan (equity)


(15)

seperti saham dan instrument hutang seperti obligasi perusahaan, obligasi langgganan, obligasi yang dapat di konversikan menjadi saham dan sebagainya.

Pergerakan harga suatu saham tidak dapat diperkirakan secara pasti. Harga suatu saham ditentukan menurut hukum permintaan dan penawaran, semakin banyak orang yang membeli saham, maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak naik. Sebaliknya, semakin banyak orang menjual saham maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak turun. Dalam jangka panjang, kinerja emiten dan pergerakan harga saham umumnya bergerak searah. Namun demikian perlu diingat, tidak ada harga suatu saham yang terus-menerus naik demikian juga tidak ada harga suatu saham yang terus-menerus turun.

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham yaitu faktor mikro perusahaan dan faktor makro ekonomi. Faktor mikro (internal perusahaan) yang mempengaruhi harga saham antara lain: tingkat keuntungan yang diperoleh, tingkat resiko, kinerja perusahaan dan corporate action yang dilakukan perusahaan tersebut. Sedangkan faktor makro (eksternal perusahaan) adalah tingkat perkembangan inflasi, nilai tukar atau kurs rupiah, keadaan perekonomian, dan kondisi sosial politik negara yang bersangkutan.

Seorang investor dalam menentukan saham yang akan dibeli atau dijual akan mempertimbangkan informasi yang tersedia. Informasi ini berguna sebagai pertimbangan untuk menentukan tingkat keuntungan beserta resiko saham yang dibeli atau dijual.


(16)

Investor yang menginvestasikan dananya pada sekuritas, berkepentingan terhadap keuntungan saat ini dan keuntungan dimasa yang akan datang serta adanya stabilitas dari keuntungan yang akan diperoleh. Sebelum menginvestasikan dananya investor melakukan analisis terhadap kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan. Investor juga berkepentingan atas informasi yang berhubungan dengan kondisi atau kinerja keuangan perusahaan sebagai pedoman untuk melakukan investasi, agar dana yang diinvestasikan tersebut mampu menghasilkan nilai tambah dimasa mendatang dalam bentuk dividen atau capital gain. Investor juga berkepentingan untuk memilih perusahaan mana diantara begitu banyak sektor perusahaan yang dituju yang nantinya dapat memberikan keuntungan bagi investor itu sendiri, dengan melihat perolehan laba bersih tahunan perusahaan tersebut, guna untuk memperkecil resiko yang ditanggung.

Harga saham suatu perusahaan menunjukkan nilai penyertaan dalam perusahaan. Tinggi rendahnya harga saham suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kinerja perusahaan, resiko, dividen, tingkat suku bunga,penawaran, permintaan, laju inflasi, kebijaksanaan pemerintah dan kondisi perekonomiaan. Karena perubahan faktor-faktor di atas harga saham akan mengalami perubahan naik atau turun. Harga saham mencerminkan nilai perusahaan dimata masyarakat. Apabila harga saham suatu perusahaan tinggi, maka nilai perusahaan dimata masyarakat juga baik dan sebaliknya jika harga saham perusahaan rendah, nilai perusahaan di masyarakat menjadi kurang baik, maka harga saham merupakan hal yang penting bagi perusahaan.


(17)

Pada dasarnya investor mengukur kinerja perusahaan berdasarkan kemampuan beberapa perusahaan dalam mengelola sumber dana yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian kinerja perusahaan, karena laba merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya kepada para penyandang dana. Jika suatu perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik maka investor akan menanamkan modalnya, karena bisa dipastikan akan memperoleh keuntungan dari penanaman modal tersebut. Penilaian kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi yang akan dilakukan disebut sebagai rasio profitabilitas.

Analisis laporan keuangan yang meliputi perhitungan dan interpretasi rasio diperlukan untuk dapat memahami informasi tentang laporan keuangan. Rasio yang dimaksud adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Rasio keuangan dapat digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan, serta untuk membandingkan kinerja perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Dari sisi eksternal, rasio keuangan digunakan untuk menentukan pembelian atau penjualan saham suatu perusahaan, pemberian pinjaman serta untuk memprediksi kekuatan keuangan perusahaan di masa mendatang.

Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya untuk menilai kondisi keuangan suatu perusahaan. Pemakaian rasio keuangan dalam mewakili kinerja keuangan berdasarkan pada hasil penelitian terdahulu membuktikan bahwa terdapat pengaruh


(18)

dan hubungan yang kuat antara rasio keuangan dengan perubahan harga saham, dan kegunaan rasio keuangan dalam mengukur dan memprediksi kinerja keuangan.

Analisis rasio keuangan merupakan alternatif untuk menguji apakah informasi keuangan bermanfaat untuk melakukan klasifikasi atau prediksi terhadap harga saham. Analisis rasio keuangan didasarkan pada data keuangan historis yang tujuan utamanya memberikan suatu indikasi kinerja perusahaan yang akan datang. Rasio keuangan yang sering digunakan dan lebih sesuai dalam penelitian ini adalah rasio profitabillitas. Rasio profitabilitas perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui penjualan dan investasi. Rasio profitabilitas akan menunjukkan efektivitas operasional keseluruhan perusahaan. Rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi dan sering digunakan dalam menganalisis perubahan harga suatu saham adalah ROA (Return on Asset), ROE (Return on Equity), EPS (Earning per Share) dan NPM (Net Profit Margin).

Return on equity yang mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Dalam perhitungannya, Return on assets menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari semua aktiva yang dipergunakan. ROA diperoleh dari rasio antara Earning After Taxes dengan total aktiva. ROE merupakan perbandingan antara pendapatan sebelum pajak dengan modal sendiri. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang perusahaan, jika proporsi hutang semakin besar maka rasio ini juga akan makin tinggi, dan sebaliknya. EPS (Earning per Share) merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik. NPM (Net Profit


(19)

Margin) rasio yang menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang diperoleh dari bisnis setelah dikurangi dengan segala biaya-biayanya. Rasio ini mengindikasikan dua hal, yaitu pengendalian biaya dan volume bisnis. Nilai dari keempat rasio keuangan diatas sudah tercantum dalam setiap laporan keuangan perusahaan sehingga lebih mudah bagi investor dalam menganalisisnya untuk kemudian dijadikan dasar menentukan kebijakan portofolio.

Penelitian mengenai pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham sudah banyak dilakukan di Indonesia. Indah Nurmala Sari (2009) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara simultan ROI, ROE, NPM, EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial hanya variabel ROI dan EPS yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Junita Natasya (2010) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara serempak variabel Return on Asset (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Secara parsial variabel Return on Asset (ROA) memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan Net Profit Margin (NPM) tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham. Enika Diana Batubara (2011) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial hanya variabel EPS yang berpengaruh signifikan dengan harga saham sedangkan variabel GPM, NPM, ROA, ROE tidak berpengaruh secara signifikan. Syaidati Ifdari (2012) berdasarkan hasil pengujian dapat ditarik kesimpulan bahwa ROA dan EPS tidak berpengaruh positif terhadap harga saham. Sedangkan ROE dan EVAberpengaruh positif terhadap harga saham.


(20)

Saham Dengan Price Earning Ratio Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Periode penelitian 2006 sampai 2009 variabel independennya adalah GPM (X1), NPM (X2), ROA (X3), ROE (X4) dan EPS (X5), sedangkan variabel dependennya adalah harga saham (Y). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Enika Diana Batubara (2011) yaitu penelitian ini menggunakan 4 rasio profitabilitas yaitu EPS, NPM, ROA, dan ROE, dan penelitian ini tidak menggunakan variabel moderating, sedangkan penelitian ini dilakukan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2008-2012.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk kembali menganalisis pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Enika Diana Batubara (2011). Alasan peneliti untuk melakukan replikasi adalah untuk menguji kembali konsistensi hasil penelitian terdahulu. Peneliti memilih meneliti perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia karena perusahaan makanan dan minuman menyediakan barang-barang kebutuhan hidup sehari-hari para konsumen, sehingga selama konsumen masih ada, perusahaan ini masih sangat dibutuhkan, selain itu perusahaan makanan dan minuman akan survive dan paling tahan terhadap krisis dibandingkan dengan sektor lainnya, karena dalam kondisi krisis konsumen akan membatasi konsumsi-nya dan mengurangi barang sekunder. Melalui Bursa Efek Indonesia peneliti dapat memperoleh laporan keuangan dan data perusahaan yang diperlukan dalam penelitian, khususnya yang menjadi objek penelitian, secara lengkap. Peneliti menuangkannya dalam sebuah karya tulis ilmiah berbentuk skripsi


(21)

dengan judul “Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Di Bursa Efek Indonesia”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, masalah yang di identifikasi dalam penelitian ini terbatas pada :

1. Apakah Rasio Profitabilitas Earning Per Share (EPS), Net Profit Margin

(NPM), Return on Asset (ROA), dan Return on Equity (ROE) berpengaruh secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.?

2. Apakah Rasio Profitabilitas Earning Per Share (EPS), Net Profit Margin

(NPM), Return on Asset (ROA), dan Return on Equity (ROE) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menguji secara empiris pengaruh Earning Per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA), dan Return on Equity


(22)

2. Untuk menguji secara empiris pengaruh Earning Per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA), dan Return on Equity

(ROE)terhadap harga saham secara parsial.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis

Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan berpikir yang ilmiah khususnya dalam bidang keuangan dan pengetahuan tentang aktivitas perusahaan secara nyata.

2. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukan dan bahan perbandingan atas kinerja yang selama ini ditetapkan dan dipakai sebagai bahan pertimbangan perencanaan untuk masa yang akan datang. 3. Bagi investor

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk menanamkan dana di perusahaan tersebut.

4. Bagi pihak lain

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan refrensi yang nantinya bermanfaat unutk memberikan perbandingan dalam kegiatan penelitian selanjutnya di masa yang akan datang.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pengertian, Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan diperoleh dari proses berjalannya sistem akuntansi. Akuntansi merupakan bahasa bisnis yang dapat memberikan informasi tentang kondisi bisnis dan hasil usaha pada suatu waktu atau periode tertentu. Laporan keuangan yang dihasilkan dari sistem atau proses akuntansi tidak dapat dibuat secara mudah, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau standar yang berlaku. Hal ini perlu dilakukan agar laporan keuangan mudah dibaca dan dimengerti. Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan digunakan sebagai alat penguji dari pekerjaan pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan agar pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil suatu keputusan. Dalam penyusunan laporan keuangan haruslah berpedoman pada prinsip akuntansi yang telah diterima secara umum. Laporan keuangan ini memberikan gambaran keadaan perusahaan.


(24)

1. Menurut Harahap (2006:105), “laporan keungan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu”. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi bagi analisis dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana perusahaan dalam periode tertentu.

2. Menurut Halsey, Subramanyam dan Wild (2005:16), ”Analisis keuangan (financial analysis) merupakan penggunaan laporan keuangan untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan, dan untuk menilai kinerja keuangan di masa depan.”

3. Menurut Syahyunan (2004:22), “Laporan Keuangan adalah produk dari manajemen dalam rangka mempertanggungjawabkan (stewardship) penggunaan sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya.” Secara umum laporan keuangan ini menyediakan informasi tentang posisi keuangan pada saat tertentu, kinerja dan arus kas dalam suatu periode yang ditujukan bagi pengguna laporan keuangan di luar perusahaan untuk menilai dan mengambil keputusan yang bersagkutan dengan perusahaan. Ada 3 jenis laporan keuangan dasar yang biasa digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan dan kinerja perusahaan menurut Syahyunan (2004:24), yaitu:


(25)

1. Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan yang berupa aktiva, kewajiban, dan ekuitas suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Aktiva disajikan dalam kriteria lancar dan tidak lancar. Kewajiban disajikan sebagai kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh kewajiban perusahaan. Pengklasifikasian terhadap aktiva akan dilakukan berdasarkan asas likuiditas yang menurun, yaitu dimulai dengan kas yang paling likuid dan diakhiri dengan aktiva tidak lancar yang paling likuid. Dalam menyajikan neraca dapat dibagi dalam tiga bentuk, yaitu :

a) Bentuk neraca staffel (Report form)

Neraca dalam bentuk staffel disajikan atau dilaporkan dalam satu halaman vertikal. Disebelah atas dicantumkan total aktiva dan dibawahnya disajikan pos kewajiban dan pos modal.

b) Bentuk neraca skontro (Account form)

Bentuk yang menyajikan posisi keuangan (Financial position form) Dalam bentuk ini posisi keuangan tidak dilaporkan seperti dalam bentuk sebelumnya yang berpedoman pada persamaan akuntasi. Dalam bentuk ini pertama-tama dicantumkan aktiva lancar dikurangi hutang lancar dan hasil pengurangannya diketahui modal kerja. Modal kerja ditambah aktiva tetap dan aktiva lainnya kemudian dikurangi hutang jangka panjang maka akan diperoleh modal pemilik.


(26)

2. Laporan laba rugi

Laporan laba rugi adalah ringkasan mengenai pendapatan dan beban (biaya) serta laba atau rugi yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu. Perusahaan dapat mengklasifikasikan pendapatan dan beban atas dasar sifat atau fungsi dalam perusahaan. Berdasarkan sifat, berarti pendapatan dan beban dinamai dengan peruntukannya, misalnya pengeluaran untuk bahan baku dinamakan beban bahan baku, untuk gaji dan upah dinamakan beban pegawai dan seterusnya. Sedangkan fungsi pokok perusahaan biasanya terdiri dari: fungsi produksi, penelitian dan pengembangan, pemasaran dan administrasi maka beban tersebut dinamakan beban produksi, beban penelitian dan pengembangan, beban pemasaran serta beban administrasi dan umum.

3. Laporan arus kas

Laporan arus kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan perusahaan dalam memanfaatkan dana tersebut, yang diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Idealnya perusahaan memiliki kas bersih yang positif dari kegiatan operasi sehingga perusahaan tidak harus terlalu bergantung pada kegiatan investasi dan atau kegiatan pendanaan.

Pada dasarnya laporan arus kas suatu periode tertentu dapat dibuat dengan menggunakan angka-angka yang ada pada laporan laba rugi periode termaksud dan dua buah neraca, yaitu neraca periode tersebut serta neraca periode sebelumnya.


(27)

2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang telah disusun oleh perusahaan berguna sebagai media komunikasi finansial bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan untuk pengambilan keputusan keuangan. Menurut Accounting Principles Board Statement no 4, tujuan laporan keuangan adalah:

1. Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip- prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan, hasil operasi, dan perubahan-perubahan lainnya dalam posisi keuangan.

2. Tujuan umum dari laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai sumber daya ekonomi dan kewajiban perusahaan bisnis.

b. Untuk dapat memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai perubahan dalam sumber daya bersih dan aktivitas perusahaan bisnis yang diarahkan untuk memperoleh laba.

c. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk mengestimasi potensi penghasilan bagi perusahaan.

d. Untuk memberikan informasi lain yang dibutuhkan mengenai perubahan dalam sumber daya ekonomi dan kewajiban.

e. Untuk mengungkapkan informasi lain yang relevan terhadap kebutuhan pengguna laporan.


(28)

3. Tujuan kualitatif dari laporan keuangan adalah:

a. Relevansi, yang artinya pemilihan informasi yang memiliki kemungkinan paling besar untuk memberikan bantuan kepada para pengguna dalam keputusan ekonomi mereka.

b. Dapat dimengerti, yang artinya tidak hanya informasi tersebut harus jelas, tetapi para pengguna juga harus memahaminya.

c. Dapat diverifikasi, yang artinya hasil akuntansi dapat didukung oleh pengukuran-pengukuran yang independen, dengan menggunakan metode-metode pengukuran yang sama.

d. Netralitas, yang artinya informasi akuntansi ditujukan kepada kebutuhan umum dari pengguna, bukannya kebutuhan-kebutuhan tertentu dari pengguna-pengguna yang spesifik.

e. Ketepatan waktu, yang artinya komunikasi informasi secara lebih awal, untuk menghindari adanya keterlambatan atau penundaan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

f. Komparabilitas (daya banding), yang secara tidak langsung berarti perbedaan-perbedaan yang terjadi seharusnya bukan diakibatkan oleh perbedaan perlakuan akuntansi keuangan yang diterapkan.

g. Kelengkapan, yang artinya adalah telah dilaporkannya seluruh informasi yang secara wajar memenuhi persyaratan dari tujuan kualitatif lainnya.


(29)

2.1.1.3 Fungsi Laporan Keuangan

Menurut Syahyunan (2004:30), laporan keuangan memiliki fungsi yang berbeda menurut para pemakai laporan keuangan yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pemilik Perusahaan (Pemegang Saham)

Bagi pemilik/pemegang saham perusahaan laporan keuangan berfungsi untuk:

a. Menilai prestasi atau hasil yang diperoleh manajemen. b. Mengetahui hasil deviden yang akan diterima.

c. Menilai posisi keuangan perusahaan dan pertumbuhannya. d. Mengetahui nilai saham dan laba per lembar saham.

e. Sebagai dasar untuk memprediksi kondisi keuangan di masa datang. f. Sebagai dasar untuk mempertimbangkan menambah atau mengurangi

investasi.

2. Manajemen Perusahaan

Bagi manajemen perusahaan laporan keuangan berfungsi untuk:

a. Sebagai alat yang digunakan untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik atau pemegang saham.

b. Mengukur tingkat biaya dari setiap kegiatan operasi perusahaan, diivisi bagian atau segmen tertentu.

c. Untuk menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan perlu tidaknya di ambil kebijaksaan baru.


(30)

3. Investor

Bagi investor laporan keuangan berfungsi untuk:

a. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. b. Menilai kemungkinan menanamkan dana dalam perusahaan.

c. Menjadi dasar memprediksi kondisi keuangan perusahaan di masa mendatang.

4. Kreditur

Bagi kreditur laporan keuangan berfungsi untuk:

a. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.

b. Menilai kualitas jaminan kredit/investasi untuk menopang kredit yang akan diberikan.

c. Melihat dan memprediksi prospek keuangan yang mungkin diperoleh dari perusahaan atau menilai rate of return perusahaan.

d. Menilai kemampuan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas perusahaan sebagai dasar dalam pertimbangan keputusan kredit.

5. Pemerintah dan Regulator

Bagi pemerinah atau regulator laporan keuangan berfungsi untuk: a. Menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang harus dibayar. b. Sebagai dasar dalam penetapan- penetapan kebijaksanaan baru. c. Menilai apakah perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan lain.


(31)

6. Analisis Pasar Modal

Analisis pasar modal selalu melakukan analisis yang tajam dan lengkap terhadap laporan keuangan perusahaan yang go public maupun yang berpotensi masuk pasar modal. Analisis ingin mengetahui nilai perusahaan, kekuatan dan posisi keuangan perusahaan, apakah layak disarankan untuk dibeli sahamnya, dijual atau dipertahankan.

7. Peneliti/Akademis/Lembaga Peringkat

Laporan keuangan sangat penting sebagai data primer dalam melakukan penelitian terhadap topik tertentu yang berkaitan dengan laporan keuangan atau perusahaan. Laporan keuangan menjadi bahan dasar yang diolah untuk mengambil kesimpulan dari suatu hipotesis atau penelitian yang dilakukan.

2.1.2 Teknik Analisis Rasio Keuangan

Ada banyak cara ataupun teknik yang dapat dilakukan untuk menganalisis laporan keuangan, antara lain analisis komparatif, analisis trend, analisis common size, analisis sumber dan penggunaan modal kerja, analisis rasio keuangan, analisis break even, dan sebagainya. Tetapi hingga saat ini, metode yang paling populer digunakan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan posisi keuangan maupun kinerja keuangan dari suatu perusahaan yaitu metode analisis laporan keuangan.


(32)

lalu, saat ini, dan kemungkinannya di masa depan. Ada beberapa cara yang dapat digunakan di dalam menganalisa keadaan keuangan perusahaan, tetapi analisa dengan menggunakan rasio merupakan hal yang sangat umum dilakukan di mana hasilnya akan memberikan pengukuran relatif dari operasi perusahaan. Rasio keuangan dapat didefinisikan sebagai hubungan antara dua informasi flnancial kuantitatif individu yang terhubung satu sama lain dalam beberapa cara yang logis, dan koneksi ini, dianggap sebagai indikator keuangan bermakna yang dapat digunakan oleh pengguna informasi keuangan yang berbeda (Abdel Majed, Mukhled Said, Naim Firas, 2012: 115). Data pokok sebagai input dalam analisa rasio ini adalah laporan laba-rugi dan neraca perusahaan. Dengan kedua laporan ini akan dapat ditentukan sejumlah rasio dan selanjutnya rasio ini dapat digunakan untuk menilai beberapa aspek tertentu dari operasi perusahaan.

Pada umumnya ada tiga kelompok yang paling berkepentingan dengan rasio-rasio finansial, yaitu: para pemegang saham dan calon pemegang saham, kreditur dan calon kreditur serta manajemen perusahaan. Para pemegang saham dan calon pemegang saham menurut perhatian utama pada tingkat keuntungan, baik yang sekarang maupun kemungkinan tingkat keuntungan pada masa yang akan datang. Hal ini sangat penting bagi para pemegang dan calon pemegang saham karena tingkat keutungan ini akan mempengaruhi harga saham-saham yang mereka miliki. Di samping tingkat keuntungan, para pemegang dan calon pemegang saham juga berkepentingan dengan tingkat likuiditas, aktivitas serta leverage sebagai faktor lain dalam penilaian kelanjutan hidup perusahaan.


(33)

Para kreditur pada umumnya berkepentingan terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban finansial baik jangka pendek maupun jangka panjang. Kelompok ketiga yang juga berkepentingan dengan rasio finansial ini adalah manajemen perusahaan sendiri (the firm’s own management). Manajemen perusahaan merasa berkepentingan dengan seluruh keadaan keuangan perusahaan karena mereka menyadari bahwa hal-hal tersebutlah yang akan dinilai oleh para pemilik perusahaan maupun para kreditur. Jadi sudah tentu dalam hal ini manajemen perusahaan akan selalu berusaha/mempertahankan rasio-rasio yang dianggap baik oleh kedua kelompok lainnya.

2.1.3Rasio Profitabilitas

Menurut Jusuf (2005:50), rasio dapat dibagi menjadi lima golongan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Tetapi, rasio yang digunakan untuk mempengaruhi harga saham adalah rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas adalah alat yang digunakan untuk menganalisis kinerja manajemen. Tingkat profitabilitas akan menjelaskan posisi laba perusahaan. Para investor di pasar modal sangat prihatin tentang kemampuan perusahaan untuk menghasilkan dan meningkatkan keuntungan. Ini merupakan daya tarik bagi investor dalam membeli dan menjual saham, sehingga manajemen harus dapat memenuhi target yang ditetapkan (Hedwigis, Nani, Novena, 2013:881).

Profitabilitas dalam hubungannya dengan investasi adalah dimana kategori rasio-rasio profitabilitas ini mengukur besar kecilnya laba perusahaan dalam


(34)

tersebut. Menurut Kasmir (2008:196), “Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan”. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Kondisi kemampuan menghasilkan laba perusahaan merupakan informasi penting bagi berbagai pihak. Bagi para pekerja (karyawan dan buruh) merupakan gambaran besarnya kompensasi (gaji-upah) yang akan diterima. Sedangkan pihak pemegang saham berkepentingan guna mengetahui bagian laba yang menjadi hak pemegang saham. Dengan demikian pemilik perusahaan selalu berusaha meningkatkan laba perusahaan karena didasari sangat pentingnya laba yang ingin dicapai demi kelangsungan atau masa depan perusahaan.

Rasio profitabilitas terdiri atas dua jenis rasio yakni rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan kaitannya dengan investasi. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk dividen (Sartono, 2001:122). Rasio-rasio profitabilitas antara lain:


(35)

2.1.3.1Earning Per Share (EPS)

Earning per share adalah rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham. EPS menggambarkan profitabilitas perusahaan yang tergambar pada setiap lembar saham. Rasio EPS digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik perusahaan. Angka tersebut adalah jumlah yang disediakan bagi para pemegang saham umum setelah dilakukan pembayaran seluruh biaya dan pajak untuk periode akuntansi terkait. Jika rasio yang didapat rendah berarti perusahaan tidak menghasilkan kinerja yang baik dengan memperhatikan pendapatan. Pendapatan yang rendah karena penjualan yang tidak lancar atau berbiaya tinggi. Jika rasio yang didapat tinggi berarti perusahaan dapat dikatakan sudah mapan. (Harahap, 2007).

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

EPS = Laba Bersih Jumlah Saham Beredar

2.1.3.2Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin (NPM), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan, rasio ini akan menggambarkan penghasilan bersih perusahaan berdasarkan total penjualan. Rasio ini mengindikasikan dua hal, yaitu pengendalian biaya dan volume bisnis. Angka rasio ini semakin besar semakin baik. Namun demikian, rasio ini belum bisa dijadikan ukuran untuk menilai sukses atau tidaknya perusahaan. Karena laba


(36)

tanpa melihat berapa besar jumlah dana yang ditanam dalam perusahaan untuk memperoleh laba tersebut (Kasmir, 2008:200).

Besarnya laba bersih (setelah diperhitungkan pajak) yang didapat dibandingkan dengan pendapatan (hasil penjualan) merupakan petunjuk akan kemampulabaan perusahaan. Karena perbedaan antara nilai penjualan dengan laba bersih tidak lain adalah total beban/biaya, maka rasio ini juga merupakan alat untuk mengukur, sampai seberapa efektif perusahaan telah mengelola pengeluaran-pengeluarannya (Kasmir, 2008:200).

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

NPM = Laba Bersih Total Penjualan

2.1.3.3Return on Asset (ROA)

Return on Assets (ROA) merupakan penilaian profitabilitas atas total asset, dengan cara membandingkan laba setelah pajak dengan rata-rata total aktiva.

Return on Assets (ROA) menunjukkan efektivitas perusahaan dalam mengelola aktiva baik dari modal sendiri maupun dari modal pinjaman, investor akan melihat seberapa efektif suatu perusahaan dalam mengelola asset. Semakin tinggi tingkat Return on Assets (ROA) maka akan memberikan efek terhadap volume penjualan saham, artinya tinggi rendahnya Return on Assets (ROA) akan mempengaruhi minat investor dalam melakukan investasi sehingga akan mempengaruhi volume penjualan saham perusahaan begitu pula sebaliknya.(Kasmir, 2008:202)


(37)

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

ROA =Laba Bersih Total Asset

2.1.3.4Return on Equity (ROE)

Rasio ini menunjukkan besar pengembalian yang diperoleh pemilik bisnis (pemegang saham) atas modal yang dia setorkan untuk bisnis tersebut. Return on equity merupakan indikator yang tepat untuk mengukur keberhasilan bisnis dalam memperkaya pemegang sahamnya. Ekuitas adalah modal pemegang saham ditambah dengan laba yang ditahan.

Menurut Harahap (2007: 156) ROE digunakan untuk mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi para pemegang saham. Angka tersebut menunjukkan seberapa baik manajemen memanfaatkan investasi para pemegang saham. ROE diukur dalam satuan persen. Tingkat ROE memiliki hubungan yang positif dengan harga saham, sehingga semakin besar ROE semakin besar pula harga pasar, karena besarnya ROE memberikan indikasi bahwa pengembalian yang akan diterima investor akan tinggi sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut, dan hal itu menyebabkan harga pasar saham cendrung naik.

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

ROE = Laba Bersih Total Ekuitas


(38)

2.1.4 Pengertian dan Jenis Saham

Menurut Anoraga, Pakarti (2006:54) pengertian saham dapat diartikan sebagai tanda penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas dan memiliki manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividen merupakan bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham sedangkan

capital gain adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual dengan harga belinya.

Beberapa karakteristik yuridis kepemilikan saham suatu perusahaan, yaitu (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:7):

1. Limited Risk, artinya pemegang saham hanya bertanggung jawab sampai jumlah yang disetorkan ke dalam perusahaan.

2. Ultimate Control, artinya pemegang saham (secara kolektif) akan menentukan arah dan tujuan perusahaan.

3. Residual Claim, artinya pemegang saham merupakan pihak terakhir yang mendapat pembagian hasil usaha perusahaan (dalam bentuk dividen) dan sisa aset dalam proses likuidasi perusahaan. Pemegang saham memiliki posisi junior dibanding pemegang obligasi ataupun kreditur.

Saham merupakan surat berharga yang paling popular di masyarakat dan umumnya jenis saham yang dikenal di masyarakat adalah Saham Biasa (common stock). Ada bermacam-macam jenis saham, yaitu (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:7):


(39)

1. Ditinjau dari segi kemampuan hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas :

a. Saham Biasa (common stock), yaitu saham yang menempatkan pemiliknya paling junior dalam pembagian dividen dan hak atas harta perusahaan apabila dilikuidasi.

b. Saham Preferen (preferred stock), yaitu saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi) tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Saham preferen serupa dengan saham biasa karena mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo (seperti pada obligasi). Persamaan saham preferen dengan obligasi adalah adanya klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, dividen tetap selama masa berlakunya, memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa serta mempunyai pendapatan tetap.

2. Ditinjau dari segi peralihannya, maka saham terbagi atas :

a. Saham Atas Unjuk (bearer stock), artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya sehingga mudah dipindahtangankan, secara hukum siapa saja yang memegang saham tersebut, maka dialah yang diakui sebagai pemiliknya dan berhak ikut hadir dalam RUPS.

b. Saham Atas Nama (registered stock), merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara peralihannya dan prosedur peralihannya.


(40)

a. Blue-chip Stock, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.

b. Income Stock, yaitu saham yang memiliki kemampuan membayar dividen yang lebih tinggi dari rata- rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi pertumbuhan harga saham (P/E ratio).

c. Growth Stock (well-know), yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. Selain itu terdapat juga leader-known, yaitu saham yang tidak merupakan leader dari industri sejenisnya.

d. Speculative Stock, yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh pnghasilan dari tahun ke tahun tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti.

e. Counter Cyclical Stock, yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, dimana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi. Emiten seperti ini biasanya bergerak dalam produk yang sangat dan selalu dibutuhkan masyarakat seperti rokok maupun barang-barang konsumtif.


(41)

Saham yang popular di pasar modal adalah saham biasa. Adapun karakteristik saham biasa ini adalah sebagai berikut (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:10):

1. Deviden dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.

2. Memiliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (one share one vote).

3. Memiliki hak terakhir/junior dalam hak pembagian kekayaan perusahaan setelah pelunasan kewajiban bila perusahaan dilikuidasi.

4. Memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya.

5. Memiliki hak untuk mengalihkan sahamnya.

Selain saham biasa, dikenal juga Saham Preferen. Adapun karakteristik Saham Preferen adalah sebagai berikut (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:10):

1. Memiliki hak terlebih dahulu memperoleh dividen.

2. Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus perusahaan.

3. Memiliki hak pembayaran maksimum (sebesar nilai nominal saham) sebelum kreditor apabila perusahaan dilikuidasi.

4. Kemungkinan di samping penghasilan yang diterima secara tetap.

5. Dalam hal likuidasi, memiliki hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan di atas pemegang Saham Biasa setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.


(42)

2.1.5 Harga Saham

Harga pasar (market price) merupakan harga pada pasar rill dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penentuan (closing price) dari suatu saham (Anoraga, 2006:59). Sebuah harga saham adalah harga saham tunggal saham perusahaan. Harga saham di sebuah perusahaan publik ditentukan oleh penawaran dan permintaan pasar, harga saham stabil karena sangat tergantung pada harapan pembeli dan penjual (Placido, 2012:99). Setiap investor yang berinvestasi dalam saham, setiap hari, dari waktu ke waktu, mereka harus rajin memantau perkembangan terakhir dari kondisi emiten di mana mereka menginvestasikan uang dan mengamati pergerakan saham di bursa secara keseluruhan karena perkembangan kondisi emiten, baik positif maupun negatif, pasti berpengaruh pada harga saham yang diterbitkannya.

Perusahaan jika dalam laporan keuangannya menuliskan adanya laba bersih yang tinggi, kemudian hasil rapat umum pemegang saham tersebut akan dibagikan dalam bentuk deviden, maka sudah pasti secara otomatis harga saham tersebut akan melonjak tajam. Alasannya karena semua investor ingin kebagian deviden dengan memiliki saham tersebut. Disinilah hukum permintaan dan penawaran terjadi (Arifin, 2004 : 46).

Penentuan harga saham dapat dilakukan melalui analisis teknikal dan analisis fundamental. Pada analisis teknikal harga saham ditentukan berdasarkan catatan harga saham di waktu yang lalu, sedangkan dalam analisis fundamental harga saham ditentukan atas dasar faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya,


(43)

seperti laba dan dividen. Hal ini disebabkan karena nilai saham mewakili nilai perusahaan, tidak hanya nilai intrinsik suatu saat tetapi juga adalah harapan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Analisis fundamental mencoba untuk memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan: (1) mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan (2) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Analisis fundamental memiliki dua model penilaian saham yang sering digunakan para analisis sekuritas (Jogiyanto, 2000) yaitu:

a. Pendekatan Present value mencoba menaksir Present value, dengan menggunakan tingkat bunga tertentu, manfaat yang akan diterima oleh pemilik saham.

b. Pendekatan Price earning ratio, menaksir nilai saham dengan mengalikan laba perlembar saham dengan kelipatan tertentu.

Suatu informasi dikatakan relevan bagi investor jika informasi tersebut mampu mempengaruhi keputusan investor untuk melakukan transaksi di pasar modal yang tercermin pada perubahan harga. Harga saham adalah harga pasar yang tercatat setiap hari pada waktu penutupan (closing price) dari suatu saham. Dalam penelitian ini, harga saham yang dimaksud adalah rata-rata harga saham tahunan yang didapat dari jumlah rata-rata harga saham bulanan dibagi 12 pada periode pengamatan. Laporan keuangan dapat menyajikan informasi yang relevan dengan model keputusan yang digunakan oleh investor dalam membuat keputusan


(44)

berfluktuasi dari waktu ke waktu. Fluktuasi harga dari suatu saham tersebut akan ditentukan antara kekuatan penawaran dan permintaan. Jika jumlah penawaran lebih besar dari jumlah permintaan, pada umumnya kurs harga saham akan turun. Sebaliknya jika jumlah permintaan lebih besar dari jumlah penawaran terhadap suatu efek, maka harga saham cenderung akan naik. Menurut Nainggolan (2008), hal-hal penting yang merupakan faktor makro atau pasar yang dapat menyebabkan fluktuasi harga saham adalah tingkat inflasi dan suku bunga, kebijakan keuangan dan fiskal, situasi perekonomian dan situasi bisnis internasional.

Sedangkan faktor mikro perusahaan yang dapat menyebabkan fluktuasi harga saham adalah pendapatan perusahaan, dividen yang dibagikan, arus kas perusahaan, perubahan mendasar dalam industri atau perusahaan dan perubahan dalam perilaku investasi misalnya merubah investasinya dari saham menjadi obligasi. Kekuatan pasar dapat juga dilihat dari data mengenai sisa beli dan sisa jual. Bagi investor yang memerlukan investasi jangka panjang maupun jangka pendek perlu memperhatikan likuiditas suatu saham dan posisinya di pasar, apakah diminati masyarakat atau tidak. Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal dari internal dan eksternal perusahaan. Faktor internalnya adalah kinerja perusahaan, arus kas perusahaan, dividen, laba perusahaan dan penjulan, sedangkan faktor eksternalnya adalah tingkat suku bunga, laju inflasi, kebijakan pemerintah dan kondisi perekonomian. Menurut Halim (2005) analisis teknikal terdiri dari beberapa pendekatan diantaranya adalah:


(45)

a. Dow Theory

Teori Dow berupaya untuk menyelidiki bagaimana trend yang sedang terjadi di pasar saham, baik saham individual maupun keseluruhan. Pergeseran tersebut meliputi gerakan utama (primary movement) yaitu trend jangka panjang atas pasar modal, Pergerakan kedua (secondary movement) yaitu trend yang hanya terjadi beberapa bulan dan pergerakan ini tidak mengubah arah pergerakan pertama tetapi hanya mengoreksi harga-harga saham, Pergerakan ketiga (tertiary movement) yaitu trend yang menunjukkan fluktuasi harian dari harga-harga saham.

b. Grafik Batang

Dalam pendekatan ini digunakan 3 (tiga) tipe dasar diagram, yaitu diagram baris, diagram batang dan diagram gambar titik. Ketiganya menggunakan grafik batang (bar chart) yang menunjukkan volume saham yang diperdagangkan pada masing-masing perubahan harga.

c. Analisis Kekuatan Pasar

Analisis kekuatan pasar dilakukan dengan cara membandingkan jumlah saham yang mengalami kenaikan harga dengan jumlah saham yang mengalami penurunan harga, selanjutnya diakumulasikan.

d. Analisis Kekuatan Relatif

Analisis ini berupaya mengidentifikasikan saham yang memiliki kekuatan relatif terhadap saham lain. Harga saham yang memiliki kekuatan relatif akan meningkat lebih cepat dari harga saham lainnya.


(46)

e. Analisis Rata-rata Bergerak

Analisis ini memfokuskan pada harga rata-rata bergerak dengan cara mengamati perubahan harga yang terjadi pada beberapa hari terkahir pada saat penutupan harga.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu

No. Peneliti

(Tahun) Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 Indah Nurmala

Sari (2009)

Variabel Independen: ROI, ROE, NPM, dan EPS

Variabel Dependen: Harga Saham

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh antara ROI, ROE, NPM, EPS terhadap harga saham. Secara parsial hanya variabel ROI dan EPS yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan variabel lainnya ROE dan NPM tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

2 Junita Natasya

(2010)

Variabel Independen: ROA dan NPM

Variabel Dependen: Harga saham

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara serempak variabel

Return on Asset (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham. Secara parsial variabel Return on Asset (ROA) memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan

Net Profit Margin (NPM) tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham.

3 Enika Diana Batubara

(2011)

Variabel Independen:

GPM, NPM, ROA, ROE, dan EPS

Variabel Dependen: Harga Saham

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Secara parsial hanya variabel EPS yang berpengaruh signifikan dengan harga saham sedangkan variabel GPM, NPM, ROA, ROE tidak berpengaruh secara signifikan. Pengujian hipotesis kedua secara simultan dan parsial variabel price earning ratio (PER) bukan merupakan variabel moderating,


(47)

karena nilai koef isien parameternya tidak signifikan. 4 Syaidati

Ifdari (2012)

Variabel Independen: ROA, ROE, EPS, EVA

Variabel Dependen: Harga Saham

Berdasarkan hasil pengujian dapat ditarik kesimpulan bahwa Return on Assets dan Earning Per Share

tidak berpengaruh positif terhadap harga saham. Sedangkan Return on Equity dan Economic Value Added berpengaruh positif terhadap Harga Saham.

Indah Nurmala Sari (2009) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham emiten LQ45. Sampel diambil dari Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian dari tahun 2005-2008. Model statistik digunakan dalam penelitian ini untuk menguji tingkat signifikan rasio profitabilitas terhadap harga saham. Variabel independen di penelitian ini berjumlah 4 rasio sedangkan variabel dependennya berjumlah 1 yaitu harga saham. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa rasio profitabilitas yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham hanya ROA dan EPS.

Junita Natasya (2010) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh return on asset dan net profit margin terhadap harga saham. Sampel diambil dari perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel bebas (independent) yang digunakan berjumlah 2 rasio profitabilitas. Sampel dari penelitian ini adalah 9 perusahaan retail selama kurun waktu 2005-2009. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dan uji statistik menggunakan t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta f-statistik untuk menguji keberartian pengaruh secara bersama-sama dengan level of significance 5%. Hasil dari penelitian ini adalah Return on Asset dan Net Profit


(48)

Sementara secara parsial hanya variabel Return on Asset yang berpengaruh signifikan dan positif terhadap harga saham.

Enika Diana Batubara (2011) yang meneliti mengenai pengaruh profitabilitas terhadap harga saham dengan price earning ratio sebagai variabel moderating pada perusahaan industri barang konsumsi. Sampel terdiri dari 30 perusahaan dengan periode penelitian dari tahun 2006-2009. Variabel independen di penelitian ini berjumlah 5 rasio sedangkan variabel dependennya berjumlah 1 yaitu harga saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, variabel

Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Assets, Return On Equity, dan

Earning Per Share berpengaruh signifikan dengan harga saham. Secara parsial hanya variabel earning per share yang berpengaruh signifikan dengan harga saham sedangkan variabel Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Assets, Return On Equity tidak berpengaruh secara signifikan.

Syaidati Ifdari (2012) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh

economic value aded dan rasio profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah perusahaan yang digunakan sebanyak 14 perusahaan dalam kurun waktu 2009-2011. Variabel independen yang digunakan berjumlah 4 rasio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio Return on Asset, Return on Equity, Earning Per Share dan Economic Value Added secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil uji secara parsial menunjukkan bahwa variabel independen memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap harga saham, namun arah koefisiennya berbeda. ROA dan EPS berpengaruh secara Negatif sedangkan ROE dan EVA berpengaruh secara positif.


(49)

2.3 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah rasio profitabilitas yang terdiri dari Earning Per Share, Net Profit Margin, Return on Asset Return on Equity. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham. Berdasarkan latar belakang masalah, landasan teoritis, dan tinjauan penelitian terdahulu, maka dirumuskan kerangka konseptual penelitian pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2013

Kerangka konseptual menunjukkan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Harga Saham (Y) sedangkan variabel independen terdiri dari Earning Per Share (X1), Net Profit Margin (X2), Return On Assets (X3), dan Return On Equity (X4).

EPS adalah variabel pertama yang akan diteliti untuk mengetahui apakah hasil

Earning Per Share

Harga Saham Y Net Profit Margin

Return on Asset

Return on Equity

X2 X3 X4

X1 H1

H2

H3

H4


(50)

Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan.

NPM adalah variabel kedua yang akan diteliti untuk mengetahui apakah hasil dari NPM berpengaruh terhadap harga saham tiap perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. NPM adalah rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan, rasio ini akan menggambarkan penghasilan bersih perusahaan berdasarkan total penjualan. NPM merupakan sebuah alat analisis yang mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba. Selain sebagai bagian dari rasio profitabilitas perusahaan, NPM juga dapat mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dengan meminimalkan beban perusahaan dan memaksimalkan laba perusahaan. Dari kedua fungsi diatas, NPM dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang ditunjukan dengan harga saham pada perusahaan tersebut.

ROA adalah variabel ketiga yang akan diteliti untuk mengetahui apakah hasil dari nilai ROA pada perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berpengaruh terhadap harga saham tiap perusahaan. Hasil ROA akan diketahui dengan membandingkan hasilkan laba bersih setelah pajak terhadap total aktiva yang dimiliki suatu perusahaan. Kemudian hasil ROA perusahaan-perusahaan jasa berpengaruh terhadap harga saham masing-masing perusahaan tersebut. Selain itu, tingkat profitabilitas baik atau buruknya suatu perusahaan akan diketahui dengan hasil tinggi dan rendahnya hasil ROA perusahaan tersebut. Semakin tinggi tingkat ROA maka akan memberikan efek terhadap volume penjualan saham, artinya tinggi


(51)

rendahnya Return on Assets (ROA) akan mempengaruhi minat investor dalam melakukan investasi sehingga akan mempengaruhi volume penjualan saham perusahaan begitu pula sebaliknya.

ROE adalah variabel keempat yang akan diteliti untuk mengetahui apakah hasil dari nilai ROE berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Hasil ROE diketahui dengan membandingkan hasil laba bersih setelah pajak dengan ekuitas pemegang saham. Rasio ini menunjukkan daya untuk menghasilkan laba atas investasi berdasarkan nilai buku para pemegang saham. ROE yang tinggi sering kali mencerminkan penerimaan perusahaan atas peluang investasi yang baik dan manajemen biaya yang efektif. Tingkat ROE memiliki hubungan yang positif dengan harga saham, sehingga semakin besar ROE semakin besar pula harga pasar, karena besarnya ROE memberikan indikasi bahwa pengembalian yang akan diterima investor akan tinggi sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut, dan hal itu menyebabkan harga pasar saham cendrung naik.

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan pada bagian terdahulu maka hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: Earning Per Share secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(52)

H2: Net Profit Margin secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H3: Return on Asset secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H4: Return on Equity secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H5: Earning Per Share, Net Profit Margin, Return on Asset dan Return on Equity secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(53)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2004:11). Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah EPS, NPM, ROA dan ROE. Variabel dependennya adalah harga saham.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik. Sumber data penelitian ini merupakan data sekunder. Menurut Sugiyono (2007:129), ”sumber sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen”. Data sekunder dalam penelitian ini adalah berupa laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan dari Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012. Data yang dibutuhkan adalah informasi keuangan yang berhubungan dengan variabel penelitian,yaitu :

1. Informasi laba bersih dan penjualan.


(54)

Data penelitian ini merupakan pooled data yang bersifat kuantitatif. Menurut Jogiyanto (2006:54) “pooled data atau panel data adalah gabungan dari data yang melibatkan satu waktu tertentu dengan banyak sampel (cross sectional) dan data yang melibatkan urutan waktu (time series)”. Data penelitian didapatkan dari hasil publikasi laporan keuangan perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek

Indonesia melalui wesbsit

waktu (time series).

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2004:115) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008 sampai tahun 2012 yang berjumlah 15 perusahaan.

Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian (Nasution, 2007:103). Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan sebagian dari populasi untuk mewakili karakteristik populasi yang diambil guna keperluan penelitian. Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini adalah purposive sampling. Menurut Sumarni Murti (2006:77),

“ purposive sampling adalah teknik mengambil sampel dengan menyesuaikan diri berdasarkan kriteria atau tujuan tertentu (disengaja)”. Purposive sampling dalam


(55)

penelitian ini menggunakan judgement sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan beberapa kriteria tertentu. Beberapa kriteria yang ditentukan dalam penelitian ini adalah:

1. Perusahaan makanan dan minuman yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008-2012,

2. Perusahaan makanan dan minuman yang telah mempublikasikan laporan keuangannya secara lengkap di BEI dari tahun 2008-2012,

3. Perusahaan makanan dan minuman yang sahamnya aktif diperdagangkan di BEI dari tahun 2008-2012.

Berdasarkan kriteria pengambilan sampel tersebut maka sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 10 sampel perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 s/d 2012. Perusahaan makanan dan minuman yang terpilih sebagai sampel terdapat pada tabel berikut.


(56)

Tabel 3.1

Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria

No. Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel

1 2 3

1 ADES Akasha Wira International Tbk    1

2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Tbk    2

3 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk  X X

4 CEKA Cahaya Kalbar Tbk    3

5 DAVO Davomas Abadi Tbk  X X

6 DLTA Delta Djakarta Tbk    4

7 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk   X

8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk    5

9 MYOR Mayora Indah Tbk    6

10 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk   X

11 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk    7

12 ROTI Nippon Indosari Corpindo  X X

13 SKLT Sekar Laut Tbk    8

14 STTP Siantar Top Tbk    9

15 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk    10

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah teknik dokumentasi yaitu dengan cara mengumpulkan data berupa laporan keuangan setiap perusahaan sampel setiap periode penelitian (2008, 2009, 2010, 2011 dan 2012).


(57)

3.5 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel

Pada penelitian ini, definisi operasional untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut :

1. Earning Per Share adalah rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham. Rasio EPS digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik perusahaan. EPS dapat diukur dengan rumus laba bersih dibagi jumlah saham beredar. Nilai EPS akan diketahui dari laporan keuangan perusahaan (Neraca dan Laba Rugi). Variabel ini menggunakan skala pengukuran rasio.

2. Net Profit Margin adalah rasio yang mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dengan meminimalkan beban perusahaan dan memaksimalkan laba perusahaan. Rasio ini dapat dihitung dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan jumlah penjualan.

3. Return on Asset adalah rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba. ROA menggambarkan kinerja perusahaan dapat diukur dengan rumus laba setelah pajak dibagi total asset. Nilai ROA akan diketahui dari laporan keuangan perusahaan (Neraca dan Laba Rugi). Variabel ini menggunakan skala pengukuran rasio.

4. Return on Equity mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan atau untuk mengetahui


(58)

modal dari pemilik. Rasio ini dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka rasio ini juga akan makin besar.

5. Harga Saham adalah harga pasar yang tercatat setiap hari pada waktu penutupan (closing price) aktivitas di Bursa Efek Indonesia. Harga saham yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rata-rata harga saham tahunan yang diperoleh dari jumlah rata-rata harga saham bulanan dibagi 12.


(59)

Tabel 3.2

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Defenisi Variabel Parameter Skala

Earning Per Share

(X1)

Rasio yang menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua

pemegang saham perusahaan.

EPS = Laba Bersih

Jumlah Saham Beredar

Rasio

Net Profit Margin

(X2)

Rasio yang mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam menjalankan

kegiatan operasionalnya dengan meminimalkan beban perusahaan dan memaksimalkan

laba perusahaan.

NPM = Laba Bersih

Total Penjualan Rasio

Return on Asset

(X3)

Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari setiap asset yang digunakan.

ROA =Laba Bersih Total Asset

Rasio

Return on Equity

(X4)

Return on equity mengukur

kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia

bagi pemegang saham perusahaan atau untuk mengetahui besarnya kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik.

ROE = Laba Bersih

Total Ekuitas Rasio

Harga Saham (Y)

Harga Saham adalah harga pasar yang tercatat setiap hari pada waktu penutupan (closing price) aktivitas di Bursa Efek Indonesia. Harga saham yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rata-rata harga saham tahunan yang diperoleh dari jumlah rata-rata harga saham bulanan dibagi 12.

Jlh rata−rata harga saham bulanan 12

Rasio

3.6 Metode Analisis Data


(60)

dilakukan dengan analisis regresi setelah terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik.

3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik 3.6.1.1 Uji Normalitas Data

Tujuan uji normalitas menurut Erlina (2008:102) adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.

Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji analisis statistik.

1. Analisis grafik

Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik dan dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan kesimpulan sebagaimana dikemukakan Ghozali (2005:112):

a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.


(61)

2. Analisis statistik

Untuk menentukan uji ini didasarkan kepada Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test terhadap model yang diuji. Pedoman untuk pengambilan keputusannya didasarkan sebagaimana diungkapkan Ghozali (2005:114) “Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, maka distribusi data normal. Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka distribusi data tidak normal.”

3.6.1.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui apakah antar variabel independen mengandung korelasi atau tidak. Hasil pengujian multikolinieritas dapat dilihat berdasarkan nilai Variance Inflation Factor (VIF).

Dasar pengambilan keputusan:

1) VIF >10 Antar variabel independen (EPS, NPM, ROA dan ROE) terjadi korelasi/multikolinieritas.

2) VIF < 10 Antar variabel independen (EPS, NPM, ROA dan ROE) tidak terjadi korelasi/multikolinieritas.

3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Tujuan dari pengujian heterokedasitas ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu


(62)

(Erlina, 2008). Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sebaliknya jika varians berbeda, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan karena kebanyakan data

crosssection mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran.

Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan mengamati Grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot dengan dasar analisis:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,

2. jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005:105).

3.6.1.4 Uji Auto Korelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Konsekuensi dari adanya autokorelasi dalam model regresi adalah varian sampel tidak dapat menggambarkan varian populasinya. Diagnosa adanya autokorelasi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson (uji DW).


(63)

Dasar pengambilan keputusan: 1. DW < 1.21 Terjadi autokorelasi.

2. 1.21 < DW < 1.65 Tidak dapat tersimpulkan. 3. 1.65 < DW < 2.35 Tidak terjadi autokorelasi. 4. 2.35 < DW < 2.79 Tidak dapat tersimpulkan. 5. DW > 2.79 Terjadi autokorelasi.

3.6.2 Pengujian Hipotesis

Hipotesis diuji dengan analisis regresi linear berganda untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model regresi yang digunakan, yaitu:

� =�+�11+�22+�33+�44+� Dimana: Y = Variabel Harga Saham

a = Konstanta

�1,�2, �3, �4, = Koefisian Regresi

�1 = Variabel Earning Per Share (EPS)

�2 = Variabel Net Profit Margin (NPM)

�3 = Variabel Return on Asset (ROA)

�4 = Variabel Return on Equity (ROE) e = Error Term


(64)

3.6.2.1 Pengujian Menyeluruh atau Simultan (Uji F)

Untuk mengetahui bahwa variabel independen (EPS, NPM, ROA dan ROE) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (Harga saham).

Formulasi hipotesis:

1. �0: �1 = �2 = 0 Variabel independen (EPS, NPM, ROA dan ROE) secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham (variabel dependen)

2. �: �1 = �2 ≠0Variabel independen (EPS, NPM, ROA dan ROE) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham (variabel dependen)

Dasar pengambil keputusan:

1. Jika F hitung < F tabel pada α 0.05, maka � ditolak dan �0 diterima, 2. Jika F hitung > F tabel pada α 0.05, maka � diterima dan �0 ditolak. 3.6.2.2 Pengujian Individu atau Parsial (Uji t)

Untuk mengetahui bahwa variabel independen (EPS, NPM, ROA dan ROE) secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (Harga Saham).

Formulasi hipotesis:

1) Variabel EPS mempunyai pengaruh terhadap harga saham.

�0: �1 = 0 EPS tidak terdapat pengaruh terhadap harga saham.


(65)

2) Variabel NPM mempunyai pengaruh terhadap harga saham.

�0: �2 = 0 NPM tidak terdapat pengaruh terhadap harga saham.

��: �2 ≠0 NPM terdapat pengaruh terhadap harga saham. 3) Variabel ROA mempunyai pengaruh terhadap harga saham.

�0: �3 = 0 ROA tidak terdapat pengaruh terhadap harga saham.

��: �3 ≠0 ROA terdapat pengaruh terhadap harga saham. 4) Variabel ROE mempunyai pengaruh terhadap harga saham.

�0: �4 = 0 ROE tidak terdapat pengaruh terhadap harga saham.

��: �4 ≠0 ROE terdapat pengaruh terhadap harga saham.

Dasar pengambilan keputusan:

1. Jika t hitung < t tabel pada α 0.05,maka � ditolak dan �0 diterima, 2. Jika t hitung > t tabel pada α 0.05, maka �diterima dan �0 ditolak.

3.6.2.3 Uji Koefisien Determinasi (��)

Koefisien Determinasi (�2) mengukur seberapa jauh kemampuan model menerangkan variasi variabel independen (Ghozali, 2005: 83). Nilai koefisien determinasi dapat dilihat pada R Square. Nilai R Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 dan 1.


(66)

3.7 Tempat dan Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada lembaga keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jadwal Penelitian dimulai dari bulan Mei 2013 sampai dengan selesai.


(67)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Identifikasi dan Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari situs Bursa Efek

indonesia

publikasi yang sudah diaudit selama periode 2008-2012. Data emiten perusahaan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Daftar Nama Perusahaan

NO KODE NAMA PERUSAHAAN

1 ADES Akasha Wira International Tbk 2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Tbk 3 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 4 DLTA Delta Djakarta Tbk

5 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 6 MYOR Mayora Indah Tbk

7 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk 8 SKLT Sekar Laut Tbk

9 STTP Siantar Top Tbk 10 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk Sumber: Data diolah penulis

4.2 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksmum, nilai rata-rata, serta standar deviasi data yang digunakan dalam penelitian ini. Statistik data penelitian ini disajikan dalam tabel 4.2. berikut:


(68)

Tabel 4.2. Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

EPS 50 -25.78 9474.39 937.5848 2482.09008

NPM 50 -11.74 29.44 7.6256 7.24013

ROA 50 -16.56 46.70 18.6152 12.27056

ROE 50 -59.03 46.70 19.8410 15.87057

Harga.Saham 50 90.00 197000.00 11038.8414 34401.71597

Valid N (listwise) 50

Sumber: Data diolah penulis

Berdasarkan data dari tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa :

1. Variabel EPS memiliki nilai minimum -25.78 dan nilai maksimum 9474.39 dengan rata-rata EPS adalah 937.5848 dengan standar deviasi 2482.09008. 2. Variabel NPM memiliki nilai minimum -11.74 dan nilai maksimum 29.44

dengan rata-rata NPM adalah 7.6256 dengan standar deviasi 7.24013.

3. Variabel ROA pada bank lain memiliki nilai minimum -16.56 dan nilai maksimum 46.70 dengan rata-rata ROA adalah 18.6152 dengan standar deviasi 12.27056.

4. Variabel ROE memiliki nilai minimum -59.03 dan nilai maksimum 46.70 dengan rata-rata ROE adalah 19.8410 dengan standar deviasi 15.87057.

5. Variabel Harga Saham memiliki nilai minimum 90.00 dan nilai maksimum 197000.00 dengan rata-rata Harga Saham adalah 11038.8414 dengan standar deviasi 34401.71597.


(1)

(2)

Hasil Uji Normalitas (2)

Setelah Transformasi Dengan Logaritma Natural

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 49

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .56585807

Most Extreme Differences

Absolute .080

Positive .078

Negative -.080

Kolmogorov-Smirnov Z .560

Asymp. Sig. (2-tailed) .912

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(3)

(4)

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficients

a

Model

Collinearity Statistics

Tolerance

VIF

1

(Constant)

Ln_EPS .425 2.352

Ln_NPM .377 2.651

Ln_ROA .162 6.167

Ln_ROE .188 5.316

a. Dependent Variable: Ln_Harga.Saham


(5)

Hasil Uji Auto korelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .955a .913 .905 .59102 1.903

a. Predictors: (Constant), Ln_ROE, Ln_NPM, Ln_EPS, Ln_ROA b. Dependent Variable: Ln_Harga.Saham

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .955a .913 .905 .59102

a. Predictors: (Constant), Ln_ROE, Ln_NPM, Ln_EPS, Ln_ROA b. Dependent Variable: Ln_Harga.Saham

Hasil Uji-F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 160.719 4 40.180 115.028 .000a

Residual 15.369 44 .349

Total 176.088 48

a. Predictors: (Constant), Ln_ROE, Ln_NPM, Ln_EPS, Ln_ROA b. Dependent Variable: Ln_Harga.Saham


(6)

Hasil Uji-t

Coefficientsa Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.364 .368 9.152 .000

Ln_EPS .926 .065 .980 14.348 .000

Ln_NPM .089 .163 .039 .544 .589

Ln_ROA -.132 .270 -.054 -.490 .627

Ln_ROE -.109 .283 -.040 -.386 .702


Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 72 95

Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia

2 44 120

Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas terhadap Harga Saham pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 8 74

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 0 12

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 3 150

ANALISIS PENGARUH RASIO SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 0 126

ANALISIS PENGARUH VARIABEL PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

1 9 155

Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas terhadap Harga Saham pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

ANALISIS PENGARUH RASIO SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SKRIPSI

0 0 26

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 2 25