Pengaruh Profitabilitas Dan Rasio Leverage Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Terbuka Di Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PROFITABILITAS DAN RASIO LEVERAGE KEUANGAN

TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN

DAN MINUMAN TERBUKA DI INDONESIA

OLEH:

DANIEL ACHYAR

080503263

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul, “PENGARUH PROFITABILITAS DAN

RASIO LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM PADA

PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN TERBUKA DI

INDONESIA" adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai

tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 11 oktober 2013 Yang membuat pernyataan

NIM: 080503263 DANIEL ACHYAR


(3)

Puji dan Syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas dan Leverage Keuangan Terhadap Return Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman Terbuka di Indonesia” ini ditujukan sebagai salah satu syarat dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa terselesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dukungan, petunjuk, dan saran dari semua pihak. Untuk itu, penulis dengan segala kerendahan hati ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memeberikan kesempatan dalam penyelesaian skripsi ini dan banyak terima kasih kepada kedua orang tua saya yaitu Alm Prof Dr Dayan Dawood MA dan Cut Nurlela yang telah memeberikan doa dan kasih sayangnya kepada saya dan pihak-pihak pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini khususnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M. Ak selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Keulana Erwin, SE MSi Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bantuan berupa bimbingan dan arahan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak, selaku Dosen Pembaca dan Penilai yang telah membantu saya untuk memberikan penilaian terhadap hasil skripsi saya ini.

6. Pacar saya tercinta Drg. Syarifah Magfirah Almahdaly yang telah memeberi semangat dalam penyelesaian skripsi ini dan teman-teman saya dan seluruh Crew Team Sebu Tuning Racing Team yang telah mensupport saya dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan,11 Oktober 2013 Penulis

Nim: 080503263 DANIEL ACHYAR


(5)

ABSTRAK

PENGARUH PROFITABILITAS DAN RASIO LEVERAGE

KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN

MAKANAN DAN MINUMAN TERBUKA DI INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh rasio keuangan Profitabilitas dan Rasio Leverage Keuangan Terhadap Return Saham pada perusahaan makanan dan minuman terbuka di indonesia yaitu Pada variabel independen adalah Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE),dan Debt to Total Assets (DTA), dan pada variabel dependen nya adalah Return Saham.

Metode penelitian yang digunakan adalah asosiatif dengan metode pengambilan sampel dari 16 perusahaan makanan dan minuman sebagai objek penelitian selama 3 tahun. Data yang digunakan adalah data skunder yang diperoleh dari situs www.idx.co.id. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah uji asumsi klasik dan selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, uji t, dan uji F.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas dan Leverage tidak berpengaruh terhadap return saham baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan makanan dan minuman terbuka di indonesia. Nilai adjusted R square adalah -0,028 atau -2,8% variasi dari return saham yang dapat dijelaskan oleh variasi dari profitabilitas dan leverage dan sisanya sebesar 1,037% dijelaskan oleh faktor-faktor lain.

Kata Kunci : Profitabilitas, Leverage, Return Saham , Return on Assets,


(6)

ABSTRACT

EFFECT OF PROFITABILITY AND FINANCIAL LEVERAGE RATIOS AND STOCK RETURNS ON OPEN COMPANY FOOD AND

BEVERAGE IN INDONESIA

The purpose of this research is to find the effect of Profitability and Financial Leverage Ratios and Stock Return on food and beverage open company in indonesia,in the independent variable is the Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), and Debt to Total Assets (DTA), and in dependent variable is the return stock,

The reasearch method used in this reasearch is associative with the sampling method of 16 food and beverage companies as an object of research for 3 years. The data used are secondary data obtained from the site www.idx.co.id. The process of data analysis start with classical assumption and hypothesis test. Reasearch Hypothesis are tested using multiple linear regression analysis, t test, and F test

The results shows that the profitability and Leverage had no effect on stock return both partially or simultaneously on food and beverage open company in Indonesia. Adjusted R square value is -0.028 or -2.8% is the variation of stock returns can be explained by variation of profitability and leverage and the remaining 1.037% is explained by other factors.

Keywords: Profitability, Leverage, Stock Return, Return on Assets, Return on Equity, Debt to Total Assets.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis ... 11

2.1 Return Saham ... 11

2.1.1 teori kepemilikan saham ... 16

2.2 Rasio Keuangan ... 18

2.2.1 Analisis Rasio Keuangan ... 19

2.2.1.1 Rasio Liquiditas ... 20

2.2.1.2 Rasio Aktivitas ... 20

2.2.1.3 Rasio Profitabilitas ... 21

2.2.1.3.1 ROA ... 22

2.2.1.3.2 ROEl ... 22

2.2.1.4 Rasio Hutang ... 22

2.2.1.4.1 DTA ... 23

2.3 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 23

2.4 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 28

2.4.1 Kerangka Konseptual ... 28

2.4.2 Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2 Populasi dan Sampel ... 31

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 33

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 33


(8)

3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 36

3.6.1.1 Uji Normalitas ... 37

3.6.1.2 Uji Heterokasiditas ... 37

3.6.1.3 Uji Multikolinearlitas ... 37

3.6.1.4 Uji Autokorelasi ... 38

3.6.2 Pengujian Hipotesis ... 38

3.6.2.1 Uji Simultan ... 39

3.6.2.2 Uji parsial ... 39

3.7 Jadwal Penelitian ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Data Penelitian ... 41

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 46

4.2.1 Statistik Deskriptif ... 47

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 48

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 49

4.2.2.2 Uji Heterokedasitas ... 53

4.2.2.3 Uji Multikolinearitas ... 55

4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 57

4.3 Pengujian Hipotesis ... 58

4.3.1 Uji t (t-test) ... 59

4.3.2 Uji F (ANOVA) ... 64

4.4 Analisis Regresi ... 66

4.5 Hasil Penelitian ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 79

5.3 Saran ... 79


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 25

Tabel 3.1 Daftar Pemilihan Sampel ... 32

Tabel 3.2 Data Penelitian ... 33

Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel ... 35

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian ... 40

Tabel 4.1 Nilai Angka ... 41

Tabel 4.2 Statistic Deskriptif... 47

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas ... 50

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinieritas ... 56

Tabel 4.5 Model Summaryb ... 57

Tabel 4.6 Model Summaryb ... 58

Tabel 4.7 Uji t ... 60

Tabel 4.8 ANOVA ... 65


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nama Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 29 Gambar 4.1 Histogram ... 51 Gambar 4.2 Normal P-Plot of Regression Standardized Residual ... 52 Gambar 4.3 Scatterplot ...


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nama Judul Halaman

Lampiran I Daftar Pemilihan Sampel ... 84

Lampiran ii Data Penelitian ... 85

Lampiran iii Nilai Angka ... 86

Lampiran iv Deskriptif Statistik ... 88

Lampiran v Histogram ... 89

Lampiran vi Normal P-P Plot of Regression standardisized Residual ... 90

Lampiran vii One Sample Kolmogrov Smirnov Test ... 90

Lampiran viii Coefficient ... 91

Lampiran ix scatterplot ... 91

Lampiran x Model Summary ... 92

Lampiran xi ANOVA ... 92

Lampiran xii Uji t ... 93

Lampiran xiii Tabel t ... 94


(12)

ABSTRAK

PENGARUH PROFITABILITAS DAN RASIO LEVERAGE

KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN

MAKANAN DAN MINUMAN TERBUKA DI INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh rasio keuangan Profitabilitas dan Rasio Leverage Keuangan Terhadap Return Saham pada perusahaan makanan dan minuman terbuka di indonesia yaitu Pada variabel independen adalah Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE),dan Debt to Total Assets (DTA), dan pada variabel dependen nya adalah Return Saham.

Metode penelitian yang digunakan adalah asosiatif dengan metode pengambilan sampel dari 16 perusahaan makanan dan minuman sebagai objek penelitian selama 3 tahun. Data yang digunakan adalah data skunder yang diperoleh dari situs www.idx.co.id. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah uji asumsi klasik dan selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, uji t, dan uji F.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas dan Leverage tidak berpengaruh terhadap return saham baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan makanan dan minuman terbuka di indonesia. Nilai adjusted R square adalah -0,028 atau -2,8% variasi dari return saham yang dapat dijelaskan oleh variasi dari profitabilitas dan leverage dan sisanya sebesar 1,037% dijelaskan oleh faktor-faktor lain.

Kata Kunci : Profitabilitas, Leverage, Return Saham , Return on Assets,


(13)

ABSTRACT

EFFECT OF PROFITABILITY AND FINANCIAL LEVERAGE RATIOS AND STOCK RETURNS ON OPEN COMPANY FOOD AND

BEVERAGE IN INDONESIA

The purpose of this research is to find the effect of Profitability and Financial Leverage Ratios and Stock Return on food and beverage open company in indonesia,in the independent variable is the Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), and Debt to Total Assets (DTA), and in dependent variable is the return stock,

The reasearch method used in this reasearch is associative with the sampling method of 16 food and beverage companies as an object of research for 3 years. The data used are secondary data obtained from the site www.idx.co.id. The process of data analysis start with classical assumption and hypothesis test. Reasearch Hypothesis are tested using multiple linear regression analysis, t test, and F test

The results shows that the profitability and Leverage had no effect on stock return both partially or simultaneously on food and beverage open company in Indonesia. Adjusted R square value is -0.028 or -2.8% is the variation of stock returns can be explained by variation of profitability and leverage and the remaining 1.037% is explained by other factors.

Keywords: Profitability, Leverage, Stock Return, Return on Assets, Return on Equity, Debt to Total Assets.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar belakang masalah

Dalam menghadapi perkembangan ekonomi global, setiap perusahaan dituntut agar dapat bersaing dengan baik dan optimal guna menjaga kelangsungan dan berkembangnya selain diluar tujuan utamanya untuk memperoleh keuntungan. Hal tersebut dapat berjalan sesuai apabila perusahaan dikelola dengan baik oleh manajemen perusahaan itu sendiri, sehingga apa yang menjadi tujuan dasar dari perusahaan itu dapat lebih terarah dan berjalan sesuai dengan apa yang menjadi tujuan utama dari perusahaan tersebut, sehingga perusahaan dapat berjalan sesuai arah tujuan yang sudah ditentukan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya diukur dari laba yang diperoleh saja, kelangsungan dan berkembangnya perusahaan juga menjadi suatu ukuran berhasil atau tidaknya perusahaan.

Pasar modal adalah sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek (UUD pasar modal no 8 1995) dalam sejarah pasar modal indonesia kegiatan jual beli dimulai pada abad ke Sembilan belas, pada tanggal 14 desember 1936 Amsterdam effectenbueuers mendirikan cabang bursa efek di batavia, di tingkat asia bursa batavia tersebut merupakan yang tertua keempat setelah Bombay ,Hongkong dan Tokyo pada zaman penjajahan sekitar abad ke Sembilan belas terdapat tiga belas anggota bursa yang aktif pada saat itu efek yang sudah


(15)

diperdagangkan adalah saham dan obligasi perusahaan/perkebunan belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi yang diterbitkan pemerintah, sertifikat perusahaan-perusahaan amerika yang diterbitkan oleh kantor administrasi di negeri belanda serta efek perusahaan belanda lainnya, pada saat zaman perang dunia kedua keadaan suhu politik di eropa menghangat dengan memuncaknya kekuasaan adolf hitler, melihat keadaan pada saat itu pemerintah Hindia Belanda mengambil kebijakan untukmemusatkan perdagangan efek-efeknya di Batavia serta menutup bursa efek di Surabaya dan di semarang namunsecara keseluruhan kegiatan perdagangan efek ditutup dan dikeluarkan peraturan yang menyatakan bahwa semua efek-efek harus disimpan dalam bank yang ditunjuk oleh Hindia belanda,penutupan ketiga bursa efek tersebut berdampak sangat mengganggu likuiditas efek,menyulitkan para pemilik efek dan berakibat pula pada penutupankantor-kantor pialang serta pemutusan hubungan kerja selain itu banyak perusahaan dan perseorangan yang enggan menanam di modal di Indonesia, pada saat zaman orde baru setahun setelah pemerintahan belanda mengakui kedaulatan RI, tepatnya pada tahun 1950, obligasi republic Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah, ini menandai mulai aktif kembali pasar modal di Indonesia, dengan diterbitkannya Undang-undang Darurat 1951, yang kelak ditetapkan sebagai undang-undang darurat no 13 tentang bursa efek, Pemerintah RI membuka kembali bursa efek di jakrata pada 31 juni 1952 setelah berhenti selama 12 tahun, sejak itu bursa efek berkembang sangat pesat meskipun efek yang diperdagangkan adalah efek yang dikeluarkan sebelum perang dunia dua, aktivitas ini semakin


(16)

turut pada tahun 1954, 1955 dan 1956, para pembeli obligasi banyak dari warga Negara belanda, namun keadaan ini hanya berlangsung sampai pada tahun 1958 karena pada saat itu terlihat kelesuan dan kemunduran perdagangan di bursa, hal tersebut diakibatkan politik konfrontasi yang dilancarkan pemerintah RI terhadap Belanda sehingga mengganggu hubungan ekonomi kedua Negara tersebut dan mengakibatkan banyak warga Negara belanda meninggalkan Indonesia, perkembangan tersebut makin parah sejalan dengan memburuknya hubungan RI dengan Belanda mengenai sengketa di irian jaya dan memuncaknya aksi pengambilalihan semua perusahaan belanda di Indonesia, sesuai dengan undang-undangnasioanalisasi perusahaan belanda pada tahun 1960, yaitu larangan bagi bursa efek Indonesia untuk memperdagangkan semua efekperusahaan belanda yang beroperasi di Indonesia, pada saat itu tingkat inflasi cukup tinggi sehingga mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap pasar uang dan pasar modal sehingga mata uang rupiah mencapai puncakknya pada tahun 1966, penurunan ini mengakibatkan nilai nominal saham dan obligasi menjadi rendah, sehingga tidak menarik para investor, langkah demi langkah pemerintahan orde baru menegembalikan kepercayaan rakyat terhadap nilai mata uang rupiah, di samping pengarahan dan dari masyarakat melalui tabungan dan deposito dan pemerintah terus membentuk pasar modal, pada era tahun 1977 sampai dengan 1987 yang merupakan periode suram bagi pasar modal Indonesia, karena dalam kurun waktu tersebut hanya masih terdapat dua puluh empat perusahaan yang menawarkan saham dan 3 perusahaan yang menawarkan obligasidengan jumlah dana hanya berkisar Rp 668,5M, pada tahun 1987 hingga 1990 dibukanya kesempatan bagi


(17)

investor asing untuk berpatisipasi di pasar modal Indonesia dengan pemilikan saham perusahaan hingga 40% dari saham yang tercatat di bursa, di era tahun 1991 hingga tahun 1995 pemerintah mengadakan perubahan secara fundamental yaitu dengan memisahkan fungsi BAPEPAM yang sebelumnya bertindak selaku pengawas dan sekaligus penyelenggara bursa efek hanya menjadi pengawas bursa efek, pada era tahun 1996 merupakan peristiwa penting yang sangat menetukan arah perjalananan pasarmodal di masa akan dating dan diberlakukan undang-undang pasar modal, pada era 1997, krisis moneter melanda negaara-negara asia termasuk Indonesia, krisisi moneter ini dimulai dari penurunan nilai mata uang negara terhadap dolar amerika, penurunan ini disebbkan karena spekulasi dari perdagangan valuta asing, kurang percayanya masyarakat terhadap nilai mata uang negaranya sendiri bahkan kurang kuatnya pondasi perokonomian pada era tahun 2000 pada era ini perdagangan tidak mengenal lagi saham dalam ujud fisik, karena semua saham tercatata dalam catatan elektronik yang disebut rekening efek, pada era tahun 2002 pada era ini BEI menerapkan perdagangan jarak jauh dengan host to host order routing interface system dimana BEI menyediakan aplikasi interface bagi anggota bursa, aplikasi ini akan menghubungkan BOFIS(Broekerage office information system) anggota bursa dengan system perdagangan BEI, pada era tahun 2006 setelah sempat jatuh ke sekitar 300 poin pada saat krisis, BEI mencatata rekor tertinggi baru pada tahun 2006 setelah mencapai 1500 poin dikeranakan adanya sentiment dilantiknya presiden baru, dan pada tahun 2007 bursa efek jakarta dan bursa efek Surabaya melakukan


(18)

era saat ini perkembangan pasar modal di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat pesat terutama setelah pemerintah melakukan berbagai regulasi di bidang keuangan dan perbankan termasuk pasar modal, para pelaku pasar modal telah menyadari bahwa perdagangan efek dapat memberikan return yang cukup baik bagi mereka, dan sekaligus memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian Negara Indonesia (Sri 2012).

Melalui pasar modal, para investor bisa melakukan investatasi di beberapa perusahaan melalui pembelian surat berharga yang ditawarkan atau diperdagangkan di pasar modal. Sementara itu, perusahaan yang disebut sebagai emiten dapat memeperoleh dana yang dibutuhkan dengan menwarkan surat-surat berharga tersebut. Instrument yang ditawarkan melalui pasar modal adalah instrument yang berbentuk surat-surat berharaga securities atau efek. Instrument ini dibagi atas dua kelompok besar, yaitu instrument kepemilikan, seperti saham dan instrument hutang seperti obligasi perusahaan (Sri 2012). Portfolio adalah istilah keuangan yang menunjukan koleksi investasi yang dimiliki oleh perusahaan investasi, lembaga keuangan atau individu (Markowitz 1952). Investasi secara portofolio di pasar modal ada dua kepentingan, yaitu (1) Investasi dengan membeli instrumen-instrumen di pasar modal dan (2) Investasi secara langsung, yaitu terlibat langsung dalam proses pendirian perusahaan (Sri 2012), perusahaan yang sudah go public akan terdaftar di bursa efek, kemudian surat berhargayang sudah di daftar di bursa efek akan dijual kepada investor, perdagangan di bursa efek Indonesia terpusat di lantai perdagangan di jakarta stock exchange building jl jendral sudirman kav 52-53 jakarta 12190,


(19)

instrument-instrumen yang diperdagangkan di Bursa efek Indonesia adalah saham, bukti right, waran, obligasi, dan obligasi konversi (Sri, 2012). Sejak tahun 1995 sistem perdagangan di bursa efek Indonesia sudah menggunakan computer. System yang paling sangat tergolong modern dunia ini adalah the Jakarta Automated Trading Sytem (JATS) (www.idx.co.id)

Pada tahun 2009 industri makanan dan minuman akan menurunkan harga produknya, karena pada saat itu harga bahan baku telah mencapai keseimbangan baru. Berdasarkan pengamatan GAPMMI (Gabungan Pengusahaa Makanan dan Minuman), penurunan harga masih berasal dari bahan baku dalam negeri, seperti ayam dan telur. Sementara bahan pangan impor AS meningkat tajam, terkait depresiasi rupiah. Sedangkan harga bahan baku yang berasal dari Australia, seperti susu dan daging, tidak melonjak signifikan (Ade-okezone).

Industri makanan dan minuman di dalam negeri diperkirakan mengalami pertumbuhan 10 persen pada 2010. Pada tahun 2009, pertumbuhan industri tersebut hanya 6 persen hal ini disebabkan karena pada saat itu harga makanan dan minuman impor lebih murah dibandingkan dengan harga makan dan minuman dalam negeri. Walaupun d tahun 2010 implementasi perjanjian perdagangan bebas ASEAN-China (ASEAN-China Free Trade Agreement/ ACFTA) mulai berjalan, industri makanan dan minuman tetap optimistis akan tetap tumbuh, meningkatnya pertumbuhan industri makanan dan minuman tersebut didorong oleh meningkatnya daya beli masyarakat yang sempat menurut selama krisis global 2008-2009. Ditahun 2010 gaji pengawai negeri sipil (PNS) naik, sedangkan laju inflasi lebih kecil di bawah 6 persen, sehingga daya beli konsumen akan meningkat (Sandra Karina-okezone). Sementara itu, pendapatan per kapita tahun 2008 sebesar Rp 19.147,2 ribu, tahun 2009 sebesar Rp 20.962,2 ribu, dan untuk tahun 2010 menjadi sebesar 23.975,2 ribu atau ada kenaikan


(20)

Isu di tahun ini ekspor makanan dan minuman ke Amerika Serikat (AS) dan Eropa masih relatif kecil, namun krisis yang terjadi di dua wilayah itu tetap harus diwaspadai karena bisa mempengaruhi pertumbuhan industri. Pertumbuhan industri makanan dan minuman nasional pada tahun depan tidak akan melebihi 10 persen. Tetap ada pertumbuhan, tapi tidak sebesar tahun ini. Ekspor makanan dan minuman ke Eropa saat ini sekira USD200 juta. Sedangkan ke AS lebih besar dari itu. Ekspor ke Jepang juga relatif kecil, Saat ini, lanjutnya, produsen makanan dan minuman nasional tengah membidik pasar ekspor baru seperti Timur Tengah danAfrika. Untuk itu dibutuhkan adanya inovasi produk sehingga bisa memenuhi kebutuhan negara tujuan ekspor.Saat ini indonesia berupaya ekspor ke Timur Tengah dan Afrika. (Eko Budiono /Sindo/ade - okezone).

Persamaan ketentuan-ketentuan hukum di berbagai negara bisa menjadi sebuah faktor, karena suatu negara akan mengikuti model negara lain hal ini berkaitan dengan institusi hukum baru agar mendapatkan akumulasi modal. Mengalirnya dana-dana ini diiringi dengan tuntutan suatu ketentuan pasar modal yang komprehensif (Bismar. 2006). Kinerja suatu perusahaan dapat dianalisis dengan menggunakan rasio keuangan rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas dan rasio leverage. Semakin besar profitabilitas. Semakin tinggi rasio profitabilitas maka semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Abdullah, 2005). Bagi para investor, informasi dari laporan keuangan bisa digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan, karena analisis fundamental menyimpulkan bahwa nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja dari perusahaan (anoraga 2003). Agar tujuan pasar modal bisa lebih efisien dan jujur adalah dengan cara melakukan keterbukaan, agar dapat memberi jaminan perlindungan terhadap investor (Bismar 2006). Pada penelitian ini untuk mengukur profitabilitas tersebut peneliti menggunakan rasio keuangan ROA (Return On Assets) Dan ROE (Return On Equity) (horne,2001)). Investor tidak hanya melihat kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba, tetapi banyaknya penggunaan hutang oleh perusahaan dan


(21)

menjalankan aktivitasnya juga. Penggunaan hutang yang besar dan semakin tinggi pada perusahaan akan mempengaruhi terhadap tingkat keuntungan yang diperoleh oleh investor, karena semakin besar penggunaan hutang maka akan semakin besar juga beban bunga yang harus ditanggung sehingga mengurangi tingkat keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dan akan berdampak pada return yang diperoleh investor. Tingkat penggunaan hutang pada perusahaan disebut dengan isitilah Leverage. Rasio leverage ini adalah untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Pada penelitian menggunakan rasio keuangan DTA (Debt to Total Assets) .( Horne 2001)

Berdasarkan uraian diatas dan adanya ketertarikan peneliti untuk melanjutkan penelitian sebelumnya yang bertujuan untuk melihat konsisten hasil padapenelitian terdahulu. Maka peneliti memilih judul: Pengaruh Profitabilitas

dan Rasio Leverage Keuangan terhadap Return Saham Pada Perusahaan

Makanan dan Minuman Terbuka Di Indonesia.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasar latar belakang masalah yg diuraikan diatas, maka peneliti dalam hal ini merumuskan masalah yang akan dibahas sebagai berikut:

Apakah ada pengaruh yang signififikan dari ROA,ROE dan DTA terhadapa Return Saham pada perusahaan makanan dan minuman terbuka di Indonesia. Berikut adalah hubungan Rasio keuangan yang diindikasikan dengan ROA (X1), ROE (X2), DTA (X3) terhadap Return Saham(Y):


(22)

- ROA tidak signifikan terhadap Return saham karena jika terjadi kenaikan 1% ROA tidak akan mendorong kenaikan return saham. Dengan asumsi variabel lain tetap (variabel sama dengan nol). Rasio ini digunakan sebagai pengukur efektivitas keseluruhan dalam menghasilkan laba melalui aktiva yang tersedia, daya untuk menghasilkan laba dari modal yang di investasikan (horne,2001)

- ROE signifikan terhadap return saham karena jika ROE ditingkatkan sebesar 1%, maka return saham akan mengalami penurunan. Rasio ini digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri (horne,2001)

- DTA tidak signifikan terhadap return saham karena jika terjadi kenaikan 1% DTA akan mendorong kenaikan return saham. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva yang dibiayai perusahaan oleh hutang (Horne,2001)

1.3 Tujuan penelitian

Tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Return on Assets (ROA) , Return on Equity (ROE) dan Debt to Total Assets (DTA) terhadap Return Saham pada perusahaan makanan dan minuman terbuka di Indonesia..


(23)

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan serta pola piker dalam menganalisis Return saham dan faktor yang mempengaruhinya.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini memiliki manfaat sebagai masukan dan referensi dalam menganalisis kinerja perusahaan dan menentukan kebijakan keuangan perusahaan, khususnya sebagai masukan untuk meningkatkan performance perusahaan, karena dengan performance yang semakin bagus akan menarik minat investor terhadap saham perusahaan tersebut.

3. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini guna memberikan pemikiran dan informasi bagi berbagai pihak yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai return saham dan factor yang mempengaruhinya.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka teoritis

Di dalam kerangka teoritas ini berisi tentang penjelasan-penjelasan tentang landasan teori mengenai return saham,analisi fundamental dan teknikal, rasio keuangan, analisis rasio keuangan, jenis-jenis rasio keuangan, variabel penelitian yang mempengaruhi, literatur penelitian terdahulu yang mendukung, kerangka pemikiran yang melandasi proses penelitian, dan hipotesis penelitian yang dikemukakan.

2.1.1 Return saham

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan (Fakhruddin, 2001), saham dibagi atas 2 bagian (Fakhruddin 2001):

1. Saham biasa, saham biasa ini merupakan jenis efek yang mnempatkan pemiliknya paling akhir terhadap pembagian dividen, dan hak atas aharta kekayaan perusahaaan apabila perusahaaan tersebut dilikuidasi (Fakhruddin 2001)

2. Saham preferen, saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, diberikan hak untuk mendapatkan dividend an atau bagian kekayaan pada saat perusahaaan dilikuidasi lebih dahulu dari saham biasa (Fakhruddin 2001)


(25)

Jika kita ingin bermain saham yang benar, ada beberapa teknik yang harus diperhatikan yaitu (Sri 2012):

- Harus mempelajari dengan seksama pengelola saham dari suatu perusahaan yang akan kita beli agar kerugian dapat diminimalisir, ketika saham akan dijual

- Manfaat data-data keuangan yang sudah diaudit oleh Bapepam

- Pilih jenis saham yang blue chip, yaitu saham dari perusahaan besar yang memiliki pendapatan stabil dan libilitas dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Saham blue chip biasanya memberikan dividen secara regular.

Pada dasarnya membeli saham tidak ada batasan minimal jumlah dan yamg dibutuhkan. Dalam perdagangan saham, jumlah yang diperjualbelikan dilakukan dalam satuan perdagangan yang disebut lot, di Bursa efek satu lot sama dengan 500 lembar saham (Sunaryah 2000). Sebagai contoh Harga Saham PT Datara corp Tbk Rp 1000, maka dana minimal yang diperlukan untuk 1 lot saham tersebut sebesar Rp 1000x500 lembar+ Rp 500.000.

Dalam perdagangan saham terdapat beberapa komponen biaya yang harus ditanggung oleh pemodal, yaitu (Sunaryah 2000):

1. Nilai pemebelian saham + Komisi Pialang + PPn 10%

2. Nilai penjualan saham + komisi pialang + PPn 10% + pajak transaksi

3. Besarnya komosi pialang setinggitingginya adalahb 1% tetapi pada umumnya komisi pialang untyk beli sebesar 0,3% dan jual sebesar 0,4%


(26)

(untuk transaksi jual pemodal masih dikenakan PPH atas penjualan saham sebesar 0,1% dari nilai transaksi)

Di bursa efek Indonesia terdapat juga jakarta Islamic indeks yang merupakan saham yang memenuhi criteria syariah yang ditetapkan dewan syariah nasionaldalam prinsip syariah, penyertaan modal dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tidak melanggar prinsip-prinsip syariah, seperti bidang perjudian,riba, memproduksi makanan dan minuman haram dan sebagainya yang dilarang dalam ilmu islam syariah (djoko 2010). Jakarta Islamic index digunakan sebagai tolok ukur untuk mengukur kinerja suatu investasi pada saham berbasis syariah

Return Saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi. Return bisa berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang (Jogiyanto, 2003) Return saham dibagi menjadi dua yaitu

a. Return realisasi adalah return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data history. Return realisasi sangatlah penting karena digunakan sebagai alat pengukur kinerja perusahaan. Return history berguna sebagai dasar penetuan return ekspektasi dan risiko di masa mendatang. (jogiyanto, 2003)

b. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan oleh investor di masa mendatang. Beda dengan return realisasi yang bersifat sudah terjadi (jogiyanto, 2003)


(27)

Harga saham di bursa efek ditentukan oeh kekuatan permintaan dan penawaran, pada saat permintaan saham meningkat, maka harga saham tersebut akan meningkat. Dan sebaliknya apabila pada saat penawarn saham meningkat, maka harga saham akan menurun, market price merupkan harga pada harga riil dan merupakan harga yang paling mudah karena merupakan pasar saham yang berlangsung dan pasar yang yang sudah ditutup .( Debra C. Jeter and Paul K. Chaney 1992). Harga sebuah saham dapat berubah naik turun dalam waktu yang cepat, hal tersebut dapat berubah dalam hitungan menit atau pun dalam hitungan detik. Hal ini dimungkinkan banyaknya pesan yang masuk ke system JATS (Jakarta Automated Trading System). Di lantai bursa efek Indonesia terdapat lebih dari 400 terminal computer di mana para floor trade dapat memasukan pesanan yang diterimanya dari nasabah. Pada monitor-monitor yang memantau perdagangan saham tertera beberapa istilah harga saham yaitu (Darmadji,2006):

a. Previous price menunjukan harga pada penutupan hari sebelumnya.

b. Open atau opening price menunjukan harga pertama kali pada saat pembukaan sesi 1 perdagangan, yaitu jam 09.30 pagi.

c. High atau highestprice menunjukan harga tertinggi atas suatu saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut.

d. Low atau lowest price menunjukan harga terendah atas suatu saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut.

e. Last price menunjukan sselisih antara harga pembukaan dengan hraga terakhir yang terjadi.


(28)

f. Change menunjukan selisih antara harag pembukaan dengan harga terakhir yang terjadi.

g. Close atau closing price menunjukan harga penutupan suatu saham paad saat akhir sesi II yaitu jam 16.00 sore.

Analisis fundamental adalah Analisis usaha untuk memperkirakan kesehatan dan prospek, yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk bertumbuh dan menghasilkan laba di masa depan (suhartono 2009). Analisi Fundamental mencoba menghitung nilai intristik dari suatu saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan (Jogiyanto 2000).

Analisis teknikal adalah sebuah metode peramalan gerak saham, indeks atau instrument keuangan lainnya dengan menggunakan grafik berdasarkan data historis (masa lalu) (Fakhrudin, 2001). Tujuan dari analisis teknikal adalah sebagai berikut:

a. Memperhitungkan supply dan demand dari saham sehingga dapat diprediksi(Sri, 2012)

b. Untuk mendeteksi perilaku pasar yang dapat diidentifikasi karena pernah terjadi sebelumnya dan sesuai dengan indicator teknis yang digunakan untuk memprediksi harga yang akan dating dilakukan untuk saham-saham individual maupun untuk pasar ecara keseluruhan (Sri, 2012)


(29)

2.1.2 Teori Kepemilikan Saham

Apabila investor membeli saham,maka dia akan menjadi pemilik dan disebut sebagai pemegang saham perusahaan yang menerbitkan saham tersebut.( (Markowitz 1952). Berikut ini adalah keuntungan memiliki saham (Sri 2012):

a. Capital Gain

Capital gain adalah selisih positif antar harga jual dengan harga beli (Sri 2012), sebagai contoh Tuan Tommi makinen membeli saham di PT Sardana indah berlian Tbk pada harga Rp 5000 per lembar saham, kemudian pada bulan berikutnya saham tersebut dijual pada harga Rp 5500 per lembar saham. Dari penjualan saham tersebut tuan tommi makinen mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 per lembar saham (belum termasuk pajak dan komisi) (Sri 2012).

b. Dividen

Dividen adalah sebagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Jumlah dividen yang akan dibagikan diusulkan oleh dewan direksi dan disetujui di dalam di dalam rapat umum pemegang saham (Sri 2012), jenis-jenis dividen dapat dibagi menjadi 3 yaitu:

- Dividen tunai yaitu dividen yang dibagikan oeh perusahaan kepada pemegang saham dalam bentuk uang untuk setiap saham yang dimiliki (jusuf 2005)


(30)

- Dividen saham yaitu dividen yang dibagikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham dalam bentuk saham, dibayar dari laba tunai yang ditahan.(jusuf 2005)

- Dividen bonus yaitu dividen yang dibagikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham dalam bentuk saham dan dibayar dari agio saham (selisih positif antara harga jual terhadap harga nominal saham pada saat perusahaan melakukan penawaran umum di pasar perdana) (jusuf 2005).

Adapun factor non ekonomis yang bias diperoleh si pemegang saham yaitu lepemilikan hak suara dalam rapat umum pemegang saham dalam menentukan jalananya perusahaan dan jumlah lembar saham yang dimiliki investor akan menetukan seberapa besar suaranya dalam rapat umum pemegang saham (Eko 2004).

Saham juga dikenal dengan high risk high return yang artinya saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan yang tinggi, tetapi memiliki risiko yang tinggi juga. Adapun risiko kepemilikan saham (Sri 2012):

a. Tidak Mendapatkan Dividen

Jika suatu perusahaan tidak bisa menghasilkan keuntungan, maka perusahaan itu tidak akan membagikan dividen atau dalam rapat umum Pemegang saham akan memutuskan untuk tidak membagikan dividen kepada pemegang saham karena laba yang diperoleh akan digunakan untuk expansi dana usaha. (Sri 2012)


(31)

b. Capital Loss

capital loss adalah selisih negatif antara harga beli dengan harga jual. Capital loss akan terjadi dimana jika investor akan mengalami harga beli sahamlebih besar dari harga jual (Sri 2012)

c. Risiko Likuidasi

Jika perusahaan bangkrut, para pemegang saham memiliki hak klaim terakhir dari aktiva perusahaan setelah seluruh kewajiban perusahaan dibayar (Sri 2012)

d. Saham Delisting Dari Bursa

Saham dapat dihapus pencatatannya di bursa atau bisa disebut dengan delisting, sehinnga saham tersebut tidak bisa diperdagangkan. (Sri 2012)

2.2 Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah alat yang digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Kita menghitung berbagai rasio karena dengan cara ini kita bisa mendapat perbandingan yang mungkin akan berguna daripada berbagai angka mentahnya sendiri (Horne,2001). Dan dapat juga di definisikan rasio keuangan dihitung dengan menggabungkan angka-angka di neraca dengan/atau angka-angka pada laporan laba-rugi (Hanafi, 2004) Dari dua definisi tersebut dapat diketahui bahwa rasio keuangan merupakan kegiatan yang membandingkan angka-angka yang terdapat di laporan keuangan dengan membagi antara suatu angka dengan angka lainnya.


(32)

penganalisa, namun demikian angka rasio yang ada dapat digolongkan menjadi dua. Golongan yang pertama adalah berdasarkan sumber data keuangan yang merupakan unsur atau elemen dari angka rasio tersebut dan penggolongan yang kedua adalah berdasarkan pada tujuan penganalisa (Munawir, 2001).

2.2.1 Analisis rasio keuangan

Analisis rasio keuangan adalah suatu metode perhitungan dan interprestasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status perusahaan (Sjahrial, 2007). Analisis rasio dilakukan dengan melakukan perbandingan angka-angka yang yang terdapat di laporan keuangan dari perode yang berbeda, untuk mengetahui apakah target yang hendak dicapai sudah tercapai atau belum tercapai. Perbandingan ini menunjukan bagaimana kinerja manajemen dalam melaksanakan tugasnya, sehingga dapat dinilai apakah kinerja manajemen sudah efektif atau belum dalam memgelola perusahaan (Hanafi 2004).

Adapun keunggukan dari analisis rasio keuangan:

1. Rasio merupakan merupakn angka-angka statistic yang lebih mudah ditafsirkan

2. Merupakan pengganti yang lebih sedrhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rumit

3. Sagat bermanfaat untuk bahan dalam pengambilan keputusan 4. Menstadarisir size perusahaan

5. Lebih mudah membanding kan satu perusahaan dengan perusahaan yang lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik 6. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di


(33)

Dibalik keuntungan dari analisis rasio pasti ada kekurangannya juga:

1. kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan kepentingan si pemakai

2. sulit apabila data tidak sinkron

3. jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan dalam menghitung rasio.

Analisis rasio keuangan dibagi dalam 5 kategori yaitu liquidita, aktivitas, leverage, profitabilitas, dan nilai pasar (Horne 2001).

2.2.1.1 Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewjiban jangka pendeknya secara tepat waktu (horne 2001). Perusahaan yang berhubungan dengan pernyataan ini: apakah perusahaan akan dapat melunasi utang-utangnya pada saat jatuh tempo dalam waktu satu atau beberapa tahun kemudian (Bringham 2001), sebagai contoh sebuah perusahaan memeliki utang sebesar $200 juta yang harus dilunasi tahun depan, apakah perusahaan tersebut akan mendapat kesulitan untuk memenuhi kewjiban tersebut?.

2.2.1.2Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas menunjukan seberapa cepat aktiva lancar dapat dikonversikan kedalam kas (abdullah2005). Rasio aktivitas ini terdiri dari:


(34)

a. Rasio perputaran persediaan ada;ah berapa kali persedian terjual tahun yang terkait, memberikan pandangan mengenai likuiditas persediaan dan kecenderungan kelebihan persediaan (Horne 2001)

b. Rasio perputaran piutang memberikan gambaran menegenai kualitas piutang perusahaan dalam penagihan (Horne 2001)

c. Rasio perputaran aktiva tetap mengukur seberapa efektif perusahaan dalam menggunakan aktiva tetap (Horne 2001)

2.2.1.3 Rasio profitabilitas

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu (Hanafi, 2004). Penggunaan I rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. (Kasmir, 2008). Semakin tinggi rasio profitabilitas maka semakin besar pula kemampuan perusahaan dalaam menghasilkan laba (Abdullah, 2005). Profitabilitas mencakup seluruh pendapatan dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai penggunaan aktiva dan pasiva dalam suatu periode. Investor menggunakan profitabilitas untuk memprediksi seberapa besar penggunaan nilai atas saham yang dimiliki. Rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah ROA dan ROE (horne,2001).


(35)

2.2.1.3.1 Return on Assets (ROA)

Rasio ROA berfungsi untuk mengukur efektivitas keseluruhan dalam menghasilkan laba melalui aktiva yang tersedia, daya untuk menghasilkan laba dari modal yang diinvestasikan (Horne 2001). Semakin besar ROA menujukan kinerja yang semakin baik, maka akan semakin besar tingkat pengembalian (khasmir 2008), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai ROA maka akan seamkin efektif kinerja perusahaan, karena tingkat kembali semakin besar (Bringham 2001)

2.2.1.3.2 Return on equity(ROE)

Return on equity merupakan rasio yang mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukan bagaimana penggunaan modal sendiri secara efisien. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin baik yang akan berdampak semakin kuatnya posisi pemilik perusahaan. (horne,2001). Suatu angka ROE yang bagus akan membawa kebeehasilan bagi perusahaan, yang mengakibatkannya tingginya harga saham dan membuat perusahaan dapat dengan mudah menarik dana baru (walsh, 2004)

2.2.1.4 Rasio hutang (Leverage)

Leverage adalah penggunaan pembiayaan dengan hutang, nilai perusahaan independen dan tidak dipengaruhi apakah pendanaan usaha menggunakan modal atau hutang, sehingga perubahan struktur modal tidak akan berdampak terhadap nilai perusahaan (Bringham 2001). Rasio leverage keuangan menunjukkan


(36)

leverage keuangan yang perlu diperhitungkan oleh investor sebelum menanamkan dananya pada suatu perusahaan adalah Debt to Total Asset Ratio (DTA) (Syamsuddin, 2007).

2.2.1.4.1 Debt to Total Assets (DTA)

Debt to Total Asset Ratio (DTA) adalah rasio yang mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Karena semua hutang mengandung risiko maka semakin besar persentasinya, makin besar pula risiko yang ditanggung perusahaan. Aktiva didanai dari dua sumber, yaitu dari investor dan kreditor. Sebuah perusahaan harus membuat para investor senang dengan menghasilkan laba yang tinggi sehingga EPS meningkat. (Syamsuddin, 2007)

2.3Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berikut disajikan tinjauan penelitian terdahulu untuk mendukung kerangka konseprtual penelitian.

Pada penelitian Prayitno (2007) yang berjudul “Analisis Pengaruh Price Earning Ratio,Price to Book Value dan Return on Equity Terhadap Return Saham Pada Industry Real Estate dan Property di Bursa Efek Jakarta”. Dari hasil penelitian ini menyatakan bahwa price earning ratio (PER) berpengaruh negative dan signifikan terhadap return saham, sedangkan price to book value (PBV) berpengaruh positif dan signifikan terhdapa return saham, kemudian return on equity (ROE) tidak berprngaruh signifikan tehadap return saham.

Pada penelitian Ulupui(2007) yang berjudul “Analisisi Pengaruh Liquiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas terhadap Return Saham (Studi


(37)

pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di BEJ), Hasil penelitian ini menunjukan bahawa variable current ratio dan return on assets (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham sedangkan variable debt to equity ratio (DER) menunjukan hasil yang positif tetapi tidak signifikan, kemudian variable total assets turnover menunjukan hasil yang negative dan tidak signifikan terhadap return saham.

Pada penelitian Sunarto (2001) yang berjudul “pengaruh Rasio Profitabilitas dan Leverage terhadap Return saham Perusahaan Manufaktur di BEJ”, Hasil prnrlitian ini menyatakan bahwa rasio profitabilitas (ROA dan ROE) dan leverage (DTA) signifikan mempengaruhi return saham di BEJ untuk periode 1998/1999 dan 1999/2000. Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Return saham, sedangkan Debt to Total Assets (DTA) berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham pada periode 1998/1999. Kemudian pada periode 1999/2000 hanya variable ROA secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham, sedangkan ROE dan DTA berpengaruh tidak signofikan. Selama periode penelitian tersebut, variable yang paling dominan mempengaruhi Return saham adalah ROA.

Pada penelitian Gunawan (2003) yang berjudul “analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti di BEJ”,Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial hanya variable book value yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan property sedangkan ROA,ROE,DER, required rate dan risiko sistematik tidak


(38)

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama peneliti dan tahun

Judul penelitian Variabel Hasil penelitian 1 Prayitno

(2007)

Analisis

Pengaruh Price Earning

Ratio,Price to Book Value dan Return on Equity Terhadap Return Saham Pada Industry Real Estate dan Property di Bursa Efek Jakarta

Variabel Independen: - Price Earning Ratio (PER) - Price to Book Value (PBV) - return on equity (ROE) Variabel dependen: - Return Saham

Dari hasil penelitian ini menyatakan

bahwa price earning ratio (PER)

berpengaruh

negative dan signifikan

terhadap return saham,

sedangkan price to book value (PBV)

berpengaruh

positif dan signifikan

terhdapa return saham, kemudian return on equity (ROE) tidak berprngaruh

signifikan

tehadap return saham.

2 Ulupui (2007) Pengaruh Liquiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di Variabel Independen: - current ratio - return on assets (ROA) - debt to equity ratio (DER) - total assets turnover Variabel Dependen: - return saham

Hasil penelitian ini menunjukan bahawa variable current ratio dan return on assets (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham sedangkan variable debt to equity ratio (DER)


(39)

BEJ) yang positif tetapi tidak signifikan, kemudian

variable total assets turnover menunjukan hasil yang negative dan tidak signifikan

terhadap return saham.

3 Sunarto (2001)

Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Leverage terhadap Return saham Perusahaan Manufaktur di BEJ Variabel Independen: - Return on Assets (ROA) - Return on Equity (ROE) - Debt to Total Assets (DTA) Variabel Dependent: - Return saham

Hasil prnrlitian ini menyatakan bahwa rasio profitabilitas

(ROA dan ROE) dan leverage (DTA) signifikan mempengaruhi return saham di BEJ untuk periode

1998/1999 dan 1999/2000.

Return on Assets

(ROA) dan

Return on Equity (ROE) secara parsial

berpengaruh signifikan

terhadap Return saham,

sedangkan Debt to Total Assets (DTA)

berpengaruh

tidak signifikan terhadap return saham pada periode

1998/1999.


(40)

variable ROA secara parsial berpengaruh

tidak signifikan terhadap return saham,

sedangkan ROE

dan DTA

berpengaruh tidak signofikan. Selama periode penelitian tersebut, variable yang paling dominan mempengaruhi Return saham adalah ROA. 4 Gunawan

(2003) Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti di BEJ Variabel independen - Return on Assets (ROA) - Return on Equity (ROE) - debt to equity ratio (DER)

Variabel Dependen: - Harga Saham

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial hanya variable book value yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan property sedangkan ROA,ROE,DER, required rate dan risiko sistematik tidak

berpengaruh terhadap harga saham.


(41)

Berikut adalah perbedaan antara penelitian saya dengan penelitian terdahulu, perbedaan penelitian saya dengan penelitian Prayitno(2007) adalah terletak pada variabel independen, pada variabel independen saya tidak menggunakan variaberl PER dan PBV, perbedaan penelitian saya dengan penelitian Ulupui(2007) adalah variabel independent yang digunakan pada penelitian ini DER pada penelitian saya tidak menggunakan rasio DER, perbedaan penelitian saya dengan Sunarto(2001) adalah Penelitian saya menggunakan periode tahun 2008,2009,2010. Sedangkan pada penelitian terdahulu menggunakan periode tahun 1998,1999,2000, dan perbedaan penelitian saya dengan gunawan(2003) adalah variabel independent yang digunakan di penelitian terdahulu adalah DER dan depeneden menggunakan harga saham, sedangkan saya tidak menggunakan Variabel independen DER dan tidak menggunakan dependen harga saham

2.4 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian

Disini akan dijleskan tentang kerangka konseptual yang akan diperlihtkan di dalam gambar 2.1 dan hipotesis dalam penelitian ini

2.4.1 Kerangka konseptual

Berdasarkan uraian teori dan penelitian terdahulu yang telah dikeukakan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut:


(42)

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

Investasi yang dilakukan pada surat berharga oleh seorang pemodal diharapkan mendapatkan return akan tetapi, kemungkinan saja potensi keuntungan tersebut bisa berubah menjadi rugi yang tak terduga. Pasar modal memang tidak lepas dari dua sisi yaitu Risk dan return (Sri 2012). Investasi dalam bentuk saham memang banyak memeiliki risiko karena harga saham dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor eksternal maupun factor internal perusahaan. Di samping itu ada juga suatu prinsip yaitu high riskretur (Darmadji 2006) . Dalam hal ini menggambarkan semakin tinggi tingkat keuntungan (return) yang diharapkan investor maka semakin tinggi risiko yang harus dihadapi investor. Dalam hal ini investor sangat perlu melakukan analisis untuk menilai kinerja dari perusahaan ditempat investor ingin melakukan investasi (Sri 2012).

Dalam melakukan analisis untuk pengambilan keputusan dalam berinvestasi, investor perlu menganalisis risiko yang harus dihadapi dan keuntungan yang akan diperoleh. Salah satu alat analisis yang disebut analisis fundamental berupa laporan keuangan(Jogiyanto 2003). Semakin baik kinerja suatu perusahaan maka akan semakin besar return yang diterima oleh investor

ROA

Return Saham ROE


(43)

dan sebaliknya, apabila kinerja suatu perusahaan menurun maka akan semakin kecil return yang akan diterima investor (sri 2012).

Kinerja suatu perusahaan dapat dianalisis mengguna kan rasio keuangan. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas dan Leverage. Dalam penelitian ini, rasio profitabilitas diwakilkan oleh ROA dan ROE. Sebaliknya angka rasio leverage yang semakin besar menunjukan kinerja perusahaan yang tidak baik (Abdullah, 2005)

2.4.2 Hipotesis

Hipotesis adalah preposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Preposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. (Erlina ,2011)

Hipotesis atau jawaban untuk sementara atas permasalahan yang dikemukakan adalah sebagai berikut:

Hipotesis: Ada pengaruh yang signifikan baik secara parsial maupun simultan dari Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) dan Debt to Total Assets (DTA) terhadap Return Saham pada perusahaan makanan dan minuman terbuka di Indonesia.


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis pnelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih dalam bentuk hubungan kausal. Hubungan Kausal adalah hubungan sebab akibat antar variable independen dengan dependen (Rochaety 2007). Pada penelitian ini digunakan analisis rasio keuangan , dimana rasio profitabilitas diwakili oleh rasio Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), dan Rasio Leverage Diwakili oleh Debt to Total Assets (DTA).

3.2Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditasrik kesimulanya (Sugiyono, 2008). Populasi yang digunakan adalah perusahaan-perusahaaan makanan dan minuman yang terdaftar di di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010 yang data diperoleh melalui

website Bursa Efek Indonesi

minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Berjumlah 15 perusahaan.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (sugiyono, 2008). Metode pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu dengan pertimbangan (judgement sampling) (Jogiyanto,


(45)

2004). Adapun karakteristik penarikan sampel yang dilakukan oleh peneliti adalah:

a. Perusahaan termasuk dalam kategori industry maknan dan minuman selama periode 2008-2010

b. Perusahaan terus listing di bursa efek Indonesia selama periode 2008-2010 c. Perusahaan memiliki harga saham penutupan yang bergrak naik atau turun

setiap selama periode 2008-2010

Tabel berikut ini merupakan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.1

Daftar Pemilihan Sampel

No Nama Perusahaaan Tanggal Berdiri Tanggal listing 1 PT Ades Water Indonesia

Tbk

6 maret 1985 13 juni 1994 2 PT Aqua Mississipi Tbk 23 febuari 1968 1 maret 1990 3 PT Cahaya Kalbar Tbk 3 febuari 1968 9 juli 1996 4 PT DAvomas Abadi Tbk 14 maret 1968 9 juli 1996 5 PT Delta Djakarta Tbk 15 juni 1970 30 januari 1989 6 PT Fastfood Indonesia

Tbk

19 juni 1929 15 desember 1993 7 PT Indofood Sukses

Makmur Tbk

14 agustus 1990 14 juli 1994 8 PT Mayora Indah Tbk 17 febuari 1977 4 juli 1990

9 PT Multi Bintang

Indonesia Tbk

3 juni 1929 15 desember 1981 10 PT Prasidha Aneka

Niaga Tbk

16 april 1974 18 oktober 1994 11 PT Siantar TOP Tbk 12 mei 1987 16 deseber 1996 12 PT Sierad Produce Tbk 6 september 1985 27 Desember 1996 13 PT SAMART Tbk 18 juni 1963 20 november 1992 14 PT Tiga Pilar Sejahtera

Food Tbk

31 mei 1991 11 juni 1991

15 PT Tunnas Baru

Lampung Tbk

22 desember 1973 15 febuari 2000 16 PT Ultra Jaya Tbk 2 november 1971 2 juli 1990


(46)

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder , “Sumber sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpulan data, misalnya lewat orang lain atau dokumen (Sugiyono, 2008) . Data skunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2008,2009,2010.

3.4 Teknik Pengumpulan data

Teknik Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan teknik dokumentsi yaitu dengan cara mengumpulkan data skunder berupa laporan keuangan dari sampel perusahaan dalam periode penelitian (2008,2009,2010). Data diperoleh melalui Indonesiaan Capital Market Directory (ICMD) danSitus Bursa Efek Indonesia

3.5 Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini variabel independen dan dependen yang dipergunakan adalah:

3.5.1 Variabel Independen (Bebas)

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2008). Variabel independen dalam penelitian ini adalah profitabilitas dan leverage. Dalam penelitian ini profitabilitas diindikasikan dengan Return on


(47)

Assets (ROA) sebagai X1, Return on Equity (ROE) sebagai X2 dan leverage diindikasikan dengan Debt to Total Assets (DTA) sebagai X3.

Return on Assets (X1) Dalam penelitian ini berfungsi untuk mengukur efektivitas keseluruhan dalam menghasilkan laba melalui aktiva yang tersedia, daya untuk menghasilkan laba dari modal yang diinvestasikan secara matematis ROA dapat dirumauskan sebagai berikut (Horne, 2001):

Return on Assets (ROA) =

Return on Equity (X2) Dalam penelitian ini adalah bagaimana penggunaan modal sendiri secara efisien. Rumus yang digunakan untuk mengukur ROE adalah (horne,2001):

Return on Equity(ROE) =

Debt to Total Assets (X3) Dalam penelitian ini adalah mengukur berapa besar jumlah aktiva yang dibiayai perusahaan oleh hutang karena semakin besar persentasinya semakin besar juga risiko yang akan ditanggung oleh perusahaan. Rumus yang digunakan untuk menghitung DTA adalah (Horne,2001)

DTA= x 100%

3.5.2 Variabel Dependen (Terikat)

Variabel terkait merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat., karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2008) “ . Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return saham. Return Saham adalah hasil yang


(48)

atau return ekspektasi yang belum yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang (jogiyanto, 2003). Rumus untuk menghitung Return saham adalah sebagai berikut:

Re al.Re t.= Dimana:

Pt = harga saham pada periode ke-t Pt-1 = harga saham pada periode ke t-1

Apabila harga saham sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga saham periode terdahulu (Pt-1) maka akan terjadi keuntungan modal, dan sebaliknya apabila harag saham sekaramg (Pt) lebih rendah dari harga saham periode terdahulu (Pt-1) maka akan terjadi kerugian modal (jogiyanto, 2003).

Tabel 3.3

Definisi Operasional Varibel

variabel Definisi Rumus

Independen (X1)

Return on Assets (ROA)

Rasio ini berfungsi untuk mengukur efektivitas keseluruhan dalam menghasilkan laba melalui aktiva yang tersedia, daya untuk menghasilkan laba dari

modal yang diinvestasikan.

Return On Assets =

Independen (X2)

Return on Equity (ROE)

rasio yang mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukan bagaimana penggunaan modal sendiri secara efisien. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin baik


(49)

yang akan berdampak semakin kuatnya posisi pemilik perusahaan

Independen (X3)

Debt to Total Assets (DTA)

rasio yang mengukur berapa besar jumlah aktiva yang dibiayai perusahaan oleh hutang karena semakin besar persentasinya semakin besar juga risiko yang akan ditanggung oleh perusahaan

Debt to Total Assets = x 100%

Dependen (Y)

Return Saham

hasil yang diperoleh dari investasi. Return bisa berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang (jogiyanto, 2003:109)

Re al.Re t.=

3.6 Metode Analisis data

Data yang sudah dikumpulkan akan diolah dan dianalisis untuk mendapat jawaban dari permasalahan dalam penelitian inin penganalisisan dalam penelitian ini menggunakan program SPSS.

3.6.1 Pengujian Asumsi klasik

Karena data yang digunakan adalah data sekunder, maka untuk menentukan ketepatan model perlu digunakan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang mendasari model regresi. Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini melputi uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas,


(50)

3.6.1.1 Uji normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal ( Erlina, 2011). Jika terdapat normalitas”, maka residual akan terdistribusi secara normal dan independen. Model yang paling baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji ini dilakukan melalui anlisis grafik dan Kolmogorow Smirnov.

3.6.1.2 Uji Heterokedasitas

Pengujian gejala heterokedasitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamtan yang lain, maka disebut homoskedastisitas. Jika varian berbeda maka disebut heterokedasitas. Model regresi yang baik adalah homoskedasitas atau tidak terjadi Heterokedasitas (Erlina , 2011), Analisis ini dilakukan dengan menggunakan grafik scatter plot dan uji Glejser Test.

3.6.1.3 Uji Multikolinearlitas

Multilkolinearlitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Hubungan linear antara variabel independen inilah yang disebut dengan multikolinearlitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen (Erlina,


(51)

2011). Uji multikorelasi menggunakan criteria Variance Inflation Factor (VIF) dengan ketentuan bila VIF > 5 terjadi masalah multikolinearitas yang serius.

3.6.1.4 Uji Autokorelasi

Autokorelasi Dapat terjadi pada setiap penelitian dimana urutan pada pengamatan memiliki arti (Erlina 2011). Jika terjadi korelasi maka dikatakan pada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji auto korelasi menggunakan uji Run Test dan the Breusch Godfrey Test.

3.6.2 Pengujian Hipotesis

Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris (Erlina, 2001). Pengujian Hipotesis dilakukan dengan analisis linear berganda untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel independen tehadap variabel dependen. Untuk menguji apkah diterima atau tidaknya hipotesis, digunakan uji simultan (Uji-F) Dan uji parsial (Uji-t)

3.6.2.1 Analisis regresi berganda

Pengujian hipotesis dilakukan dengan ananlisis linier berganda untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan dependen.

Y = a + 1X1 + 2X2 + 3X3 + e Dimana:


(52)

X1 = Return on Asssets (ROA) X2 = Return on Assets (ROE) X3 = Debt to Total Assets (DTA)

1, 2, 3 = Koefisien regresi e = Variabel pengganggu

3.6.2.2 Uji Simultan (Uji-F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikan dari seluruh variabel bebas secara bersamaan terhadap variabel terikat.

Bentuk pengujiannya adalah:

H0:b1 = b2 = 0, artinya secara bersamaan, tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari ROA, ROE dan DTA Terhadap ReturnSaham.

Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara bersamaan, tidak dapat berpengaruh yang signifikan dari ROA, ROE, DTA Terhadap Return Saham.

Kriteria pengambilan keputusan:

Ho diterima jika F hitung ≤ F table Pada α= 5% Ha diterima jika F hitung > F table pada α =5%

3.6.2.3 Uji Parsial (uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara inividu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujianya:


(53)

Ho : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari ROA, ROE, dan DTA terhadap Return Saham.

Ha : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari ROA, ROE, dan DTA terhadap Return Saham.

Pengujian menggunakan Uji-t dengan tingkat pengujian (Level of Test) pada α = 5% dan derajad kebebasan (n-k)

Kriteria pengambilan keputusan:

Ho diterima jika : -t table ≤ t hitung ≤ t tabel Ha diterima jika : t hitung > t tabel

3.7. Jadwal Penelitian

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian

Tahapan Juli Sept okt Mei

Jun

Penelitian

Pengajuan

Judul

Pengajuan Proposal

Skripsi

Bimbingan Proposal

Skripsi

Penulisan dan

Bimbingan skripsi


(54)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Data Penelitian

Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008 – 2010. Perusahaan yang dijadikan sampel berjumlah enam belas perusahaan, dimana perusahaan-perusahaan tersebut telah memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.

Tabel 4.1 Nilai angka

Rasio Nama Perusahaan Nilai ROA

Tertinggi 2008

PT Aqua Mississipi Tbk 19.89

ROA Tertinggi 2009

PT Aqua Mississipi Tbk 10.03

ROA Tertinggi 2010

PT Aqua Mississipi Tbk 12.51

ROA Terendah 2008

PT Davomas Abadi Tbk -0.141

ROA Terendah


(55)

2009 ROA Terendah 2010

PT Davomas Abadi Tbk -0.009

ROE Tertinggi 2008

PT Multi Bintang Indonesia Tbk 64.59

ROE Tertinggi 2009

PT Multi Bintang Indonesia Tbk 323.59

ROE Tertinggi 2010

PT Multi Bintang Indonesia Tbk 93.99

ROE Terendah 2008

PT Davomas Abadi Tbk -75.79

ROE Terendah 2009

PT Davomas Abadi Tbk -50.73

ROE Terendah 2010

PT Ades Water Indonesia Tbk -29.3

DTA Tertinggi 2008

PT Davomas Abadi Tbk 0.814

DTA Tertinggi 2009

PT Multi Bintang Indonesia Tbk 0.894

DTA Tertinggi 2010


(56)

2008 DTA Terendah 2009

PT Mayora Indah Tbk 0.5

DTA Terendah 2010

PT Sierad Produce Tbk 0.4

Return Saham tertinggi 2008

PT Prasidha Aneka Niaga Tbk 4.72

Return Saham tertinggi 2009

PT Ades Water Indonesia Tbk 10.5

Return Saham tertinggi 2010

PT SMART Tbk 12.84

Return Saham terendah 2008

PT Ades Water Indonesia Tbk -1.56

Return Saham terendah 2009

PT Davomas Abadi Tbk -5.25

Return Saham terendah 2010


(57)

Pada Tahun 2008 ROA tertinggi dimiliki oleh PT Aqua Mississipi Tbk yang dilambangkan dengan AQUA yaitu sebesar 19.89, sedangkan yang memiliki nilai ROE terendah adalah PT Davo mas Abadi Tbk yang dilambangkan dengan DAVO yaitu sebesar -0.141. Pada Tahun 2009 ROA tertinggi dimiliki oleh PT Aqua Mississipi Tbk yang dilambangkan dengan AQUA yaitu sebesar 10.03, sedangkan yang memiliki nilai ROE terendah adalah PT Davo mas Abadi Tbk yang dilambangkan dengan DAVO yaitu sebesar -0.081. Pada Tahun 2010 ROA tertinggi dimiliki oleh PT Aqua Mississipi Tbk yang dilambangkan dengan AQUA yaitu sebesar 12.51, sedangkan yang memiliki nilai ROE terendah adalah PT Davo mas Abadi Tbk yang dilambangkan dengan DAVO yaitu sebesar -0.009. Perusahaan-perusahaan yang mengalami penurunan nilai ROA ini terjadi dikarenakan perusahaan tidak mampu mengelola aktiva yang semakin banyak, sehingga laba yang di dapat semakin berkurang, sedangkan perusahaan-perusahaan yang mengalamai kenaikan nilai ROA hal ini dikarenakan perusahaan-perusahaan mampu mengelola aktiva yang semakin berkurang. Sehingga laba yang diperoleh semakin bertambah.

Berikut ini adalah nilai angka ROE setiap tahun 2008,2009,2010:

Pada Tahun 2008 ROE tertinggi dimiliki oleh PT Multi Bintang Indonesia Tbk yang dilambangkan dengan MLBI yaitu sebesar 64.59, sedangkan yang memiliki nilai ROE terendah adalah PT Davo mas Abadi Tbk yang dilambangkan dengan DAVO yaitu sebesar -75.79. Pada Tahun 2009 ROE tertinggi dimiliki oleh PT Multi Bintang Indonesia Tbk yang dilambangkan dengan MLBI yaitu


(58)

mas Abadi Tbk yang dilambangkan dengan DAVO yaitu sebesar -50.73. Pada Tahun 2010 ROE tertinggi dimiliki oleh PT Multi Bintang Indonesia Tbk yang dilambangkan dengan MLBI yaitu sebesar 93.99, sedangkan yang memiliki nilai ROE terendah adalah PT Ades Water Indonesia Tbk yang dilambangkan dengan ADES yaitu sebesar -29.3. Perusahaan-perusahaan yang mengalami kenaikan nilai ROE,, Terjadi karena perusahaan mapu mengelola ekuitas yang seemakin meningkat, sehongga perusahaan mendapatkan laba, kemudia penurunan nilai ROE pada perusahaan hal ini disebabkan karena perusahaan tidak mampu mengelola ekuitas yang semakin bertambah, sehingga perusahaan mengalami kerugian.

Berikut adalah nilai angka DTA pada TAhun 2008,2009,2010

Pada Tahun 2008 DTA tertinggi dimiliki oleh PT Davomas Abadi Tbk yang dilambangkan dengan DAVO yaitu sebesar 0.814, sedangkan yang memiliki nilai DTA terendah adalah PT Siantar Top Tbk yang dilambangkan dengan STTP yaitu sebesar 0.42. Pada Tahun 2009 DTA tertinggi dimiliki oleh PT Multi Bintang Indonesia Tbk yang dilambangkan dengan MLBI yaitu sebesar 0.894, sedangkan yang memiliki nilai DTA terendah adalah PT Mayora Indah Tbk yang dilambangkan dengan MYOR yaitu sebesar 0.5. Pada Tahun 2010 DTA tertinggi dimiliki oleh PT Ades Water Indonesia Tbk yang dilambangkan dengan ADES yaitu sebesar 0.692, sedangkan yang memiliki nilai DTA terendah adalah PT Sierad Produce Tbk yang dilambangkan dengan SIPD yaitu sebesar 0.4. Perusahaan-perusahaan yang mengalami kenaikan nilai DTA hal ini terjadi dikarenakan kenaikan hutang lebih besar dibandingkan kenaikan nilai aktiva


(59)

perusahaan, dan juga sebaliknya jika perusahaan-perusahaan yang mengalami penurunan DTA hal ini disebakan dikarenakan kenaikan nilai aktiva lebih besar dibandingkan kenaikan nilai hutang perusahaan.

Berikut adalah nilai angka return saham setiap tahun 2008,2009,2010

Pada Tahun 2008 return saham tertinggi dimiliki oleh PT Prashida Aneka Niaga Tbk yang dilambangkan dengan PSDN yaitu sebesar 4.72, sedangkan yang memiliki nilai return saham terendah adalah PT Ades Water Indonesia Tbk yang dilambangkan dengan ADES yaitu sebesar -1.56. Pada Tahun 2009 return saham tertinggi dimiliki oleh PT Ades Water Indonesia Tbk yang dilambangkan dengan ADES yaitu sebesar 10.5, sedangkan yang memiliki nilai return saham terendah adalah PT Davomas Abadi Tbk yang dilambangkan dengan DAVO yaitu sebesar -5.25. Pada Tahun 2010 return saham tertinggi dimiliki oleh PT Smart Tbk yang dilambangkan dengan SMAR yaitu sebesar 12.84, sedangkan yang memiliki nilai return saham terendah adalah PT Davomas Abadi Tbk yang dilambangkan dengan SIPD yaitu sebesar -4.49. Perusahaan-perusahaan yang mengalami kenaikan nilai return saham hal ini terjadi dikarenakan kenaikan nilai saham lebih besar dan juga sebaliknya jika perusahaan-perusahaan yang mengalami penurunan Return saham hal ini disebakan dikarenakan penurunan Harga saham.

4.2 Analisis Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas dan variabel terikat, dimana variabel bebas dalam penelitian ini adalah Return on Assets (ROA), Return on


(60)

terikatnya adalah Return Saham. Di dalam analisi hasil penelitian ini akan menjelaskaan tentang statistic deskriptif dengan menggunakan tabel Deskcriptive statistics dan pengujian asumsi klasik.

4.2.1 Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif berikut ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata serta standar deviasi data yang digunakan dalam penelitian.

Tabel 4.2

Descriptive Statistics

N

Minimu m

Maximu

m Mean

Std. Deviation

ROA 48 -.141 19.890 .85531 3.314686

ROE 48 -75.790 323.590 18.92125 51.363452

DTA 48 .163 .894 .51292 .170315

Return_Saham 48 -5.250 12.840 2.11833 3.560536 Valid N

(listwise)

48


(61)

A. variabel Profitabilitas yang indikatornya ROA (X1) memiliki sampel (N) sebanyak 48, dengan nilai minimum (terkecil) -141, nilai maksimum (terbesar) 19.890 dan mean (nilai rata-rata) 855531, standart deviation(simpangan buku) variabel ini adalah 3.314686. Hal ini akan berdampak terjadinya peningkatan dalam pengelolaan asset perusahaan (Kuncoro. 2003).

B. variabel Profitabilitas yang indikatornya ROE (X2) memiliki sampel (N) sebanyak 48, dengan nilai minimum (terkecil) -75.790, nilai maksimum (terbesar) 323.590 dan mean (nilai rata-rata) 18.92125, standart deviation(simpangan buku) variabel ini adalah 51.363452. hal ini akan berdampak terjadinya penurunan ekuitas dikarenakan perusahaan tidak mampu menegelola ekuitas perusahaan (Kuncoro. 2003).

C. variabel leverage yang indikatornya DTA (X3) memiliki sampel (N) sebanyak 48, dengan nilai minimum (terkecil) 0.163, nilai maksimum (terbesar) 0.894 dan mean (nilai rata-rata) 0.51292, standart deviation(simpangan buku) variabel ini adalah 0.170315, hal ini berdampak perusahaan akan mengalami kenaikan dikarenakan perusahaan dimodalkan oleh hutang (Kuncoro. 2003)

.

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik


(62)

histogram pada gambar 4.1, uji heterokedasitas dengan menggunakan grafik scatterplot pada gambar 4.3, uji multikolinearitas dengan menggunakan tabel hasil uji multikolinieritas pada tabel 4.3, uji autokolerasi dengan menggunakan tabel model summarypada tabel 4.4, dan pengujian hipotesis dalam pengujian hipotesis secara statistic dilakukan dengan menggunakan uji t dan uji f.

4.2.2.1 Uji Normalitas

Uji data statistic dengan model Kolmogorov-smirnov dilakukan untuk mengetahui apakah data sudah terdistribusi secara normal atau tidak. Pengujian normalitas pada penelitian ini menggunakan uji statistic Kolmogorov-smirnov (K-S) dengan hipotesis berikut:

Ho: Data residual berdistribusi normal Ha: Data residual tidak berdistribusi normal

Dalam uji Kolmogorov smirnov, pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan adalah

1. jika nialai signifikan <0.05 maka distribusi data dikatakan tidak normal 2. jika nilai signifikan >0.05 maka distribusi data dikatakan normal.

Hasil uji normalitas dengan menggunakan model Kolmorov smirnov adalah seperti berikut


(63)

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual

N 48

Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation 3.49215201 Most Extreme

Differences

Absolute .104

Positive .104

Negative -.065

Kolmogorov-Smirnov Z .722

Asymp. Sig. (2-tailed) .675

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Output SPSS, dioalah penulis 2013

Hasil pengolahan data tersebut menunjukan besarnya nilai Kolgomorov-Smirnov adalah 0.722 dan signifikan pada 0.675 dari table diatas dapat diambil kesimpulan bahwa p = 0.722 > 0.05. Data telah terdistribusi secara normal atau telah memenuhi syarat uji normalitas.


(64)

secara normal, maka akan dilanjutka dengan pengujian asumsi klasik lainnya. Berikut adalah grafik histogram dan grafik plot data yang telah terdistribusi secara normal.

Gambar 4.1 Uji Normalitas Data

Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2013

Grafik histogram diatas menunujukan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Hal tersebut dapat dilihat dari grafik histogram yang menunjukan


(65)

distribusi data telah mengikuti garis diagonal. Hal ini juga didukung dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot sebagai berikut:

Gambar 4.2 Uji Normalitas Data

Sumber: output SPSS, diolah penulis, 2013

Uji normalitas dengan scatterplot diatas menunjukan bahwa data telah terdistribusi dengan normal. Hal ini tampak dengan dat (titik) yang menyebar data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal yang menunjukan bahwa data telah terdistribusi dengan normal. Hal tersebut sejalan dengan menggunakan histogram dan grafik normal plot bahwa data telah


(66)

4.2.2.2 Uji Heterokedasitas

Pengujian gejala heterokedasitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual dan pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain, maka disebut homokedasitas, dan jika berbeda disebut hetrokedasitas (Erlina, 105:2011). Model regresi dikatakan baik apabila tidak terjadi heterokedasitas. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heteroksidasi

Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heterokedasitas adalah dengan melihat grafik scatterplot yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroksidasitas (Ghozali 2005).

2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedasitas (Ghozali 2005).

Berikut ini grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi gejala heterokedasitas atau tidak dengan cara mengamati penyebaran titik-titik pada grafik.


(67)

Gambar 4.3 Hasil Uji Heterokedasitas

Sumber: output SPSS, diolah penulis 2013

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik tersebar secara acak dengan tidak adanya pola yang jelas serta tersebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal tersebut menunjukan bahwa tidak terjadi heterokedasitas, sehingga model ini layak digunakan untuk memprediksi Return saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan masyukan variabel independen yaitu profitabilitas dan leverage dengan indicator


(1)

Lampiran viii

MULTIKOL

Coefficientsa

Model Collinearity

Statistics Tolerance VIF

1 DTA .958 1.044

ROE .964 1.037

ROA .984 1.016

a. Dependent Variable: Return_Saham


(2)

Lampiran x

Model Summaryb

a. Predictors: (Constant), ROA, ROE, DTA b. Dependent Variable: Return_Saham

Lampiran xi

ANOVAb

Model Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 22.668 3 7.556 .580 .631a

Residual 573.171 44 13.027

Total 595.838 47

a. Predictors: (Constant), ROA, ROE, DTA b. Dependent Variable: Return_Saham

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error Of the Estimate

Durbin-Watson


(3)

Lampiran xii

Uji t Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.052 1.698 2.386 .021

DTA -3.976 3.159 -.190 -1.259 .215

ROE .006 .010 .092 .611 .545

ROA -.017 .160 -.016 -.106 .916


(4)

Lampiran xiii

Tabel t dengan signifikansi 5 % Df

t tabel df t

tabel df t

tabel df t tabel 1

12.705 26

2.056 51

2.008 76

1.992 2

4.303 27

2.052 52

2.007 77

1.991 3

3.182 28

2.048 53

2.006 78

1.991 4

2.776 29

2.045 54

2.005 79

1.991 5

2.571 30

2.042 55

2.004 80

1.990 6

2.447 31

2.040 56

2.003 81

1.990 7

2.365 32

2.037 57

2.003 82

1.989 8

2.306 33

2.035 58

2.002 83

1.989 9

2.262 34

2.032 59

2.001 84

1.989 10

2.228 35

2.030 60

2.003 85

1.988 11

2.201 36

2.028 61

2.000 86

1.988 12

2.179 37

2.026 62

1.999 87

1.988 13

2.160 38

2.024 63

1.998 88

1.987 14

2.145 39

2.023 64

1.998 89

1.987 15

2.131 40

2.021 65

1.997 90

1.987 16 41 66 91


(5)

2.120 2.020 1.997 1.986 17

2.110 42

2.018 67

1.996 92

1.986 18

2.101 43

2.017 68

1.996 93

1.986 19

2.093 44

2.015 69

1.995 94

1.986 20

2.086 45

2.014 70

1.994 95

1.985 21

2.080 46

2.013 71

1.994 96

1.985 22

2.074 47

2.012 72

1.994 97

1.985 23

2.069 48

2.011 73

1.993 98

1.985 24

2.064 49

2.010 74

1.993 99

1.984 25

2.060 50

2.009 75

1.992 100

1.984 Lampiran xiv

Tabel F dengan signifikansi 5 %

Df2 Df1

1 2 3

1 161.448 199.500 215.707 2 18.513 19.000 19.164 3 10.128 9.552 9.277 4 7.709 6.944 6.591 5 6.608 5.786 5.409 6 5.987 5.143 4.757 7 5.591 4.737 4.347 8 5.318 4.459 4.066 9 5.117 4.256 3.863 10 4.965 4.103 3.708 11 4.844 3.982 3.587 12 4.747 3.885 3.490 13 4.667 3.806 3.411 14 4.600 3.739 3.344 15 4.543 3.682 3.287 20 4.351 3.493 3.098 30 4.171 3.316 2.922 31 4.160 3.305 2.911 32 4.149 3.295 2.901


(6)

33 4.139 3.285 2.892 34 4.130 3.276 2.883 35 4.121 3.267 2.874 36 4.113 3.259 2.866 37 4.105 3.252 2.859 38 4.098 3.245 2.852 39 4.091 3.238 2.845 40 4.085 3.232 2.839 41 4.079 3.226 2.833 42 4.073 3.220 2.827 43 4.067 3.214 2.822 44 4.062 3.209 2.816 45 4.057 3.204 2.812 50 4.034 3.183 2.790 60 4.001 3.150 2.758 70 3.978 3.128 2.736 80 3.960 3.111 2.719

90 3.947 3.098 2.706


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Rasio Leverage Dan Size Terhadap Return Saham Perusahaan Makanan Dan Minuman Di Bursa Efek Indonesia

5 88 77

Pengaruh Profitabilitas Dan Rasio Leverage Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Terbuka Di Indonesia

0 32 113

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, LEVERAGE, DAN AKTIVITAS TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Listed di BEI)

0 14 7

Pengaruh profitablitas dan rasio leverage terhadap return saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 15 1

Analisis Pengaruh Rasio Leverage, Rasio Profitabilitas, Rasio Nilai Perusahaan, dan Firm Size Terhadap Return Saham pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015

8 35 106

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM (Study Empiris Pada Perusahaan Makanan dan Minuman di BEI).

0 1 9

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 6

Pengaruh Profitabilitas Dan Rasio Leverage Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Terbuka Di Indonesia

0 1 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah - Pengaruh Profitabilitas Dan Rasio Leverage Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Terbuka Di Indonesia

0 0 10

Pengaruh Profitabilitas Dan Rasio Leverage Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Terbuka Di Indonesia

0 0 11