BAB II TINJAUAN LITERATUR - Evaluasi Katalog Publik Perpustakaan Umum Kota Medan

BAB II TINJAUAN LITERATUR

2.1 Perpustakaan Umum

  2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum

Sejatinya perpustakaan umum adalah tempat dimana bahan pustaka disimpan

  dan di layankan kepada penggunaa tetapi para ahli memiliki definisi lain seperti menurut Reitz yang dikutip oleh Hasugian (2009; 77) menyatakan bahwa: “A library

  

or library system that provides unrestricted access to library resources and services

free of charge to all the resident of a given community, district, or geographic region,

supported wholly or in part by publics funds”.

  Sederhananya defenisi di atas menyatakan bahwa perpustakaan umum adalah sebuah perpustakaan atau sistem perpustakaan yang menyediakan akses yang tidak terbatas kepada sumber daya perpustakaan dan layanan gratis kepada warga masyarakat di daerah atau wilayah tertentu, yang didukung penuh atau sebagian dari dana masyarakat seperti pajak dan APBD seperti menurut :

  Sulistyo-Basuki (1991; 4) ”perpustakaan umum adalah perpustakaan yang didanai dari sumber yang berasal dari masyarakat seperti pajak dan retribusi, yang kemudian dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk layanan”.

  2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum

  Penyelengaraan/pembentukan setiap organisasi mempunyai tujuan yang akan dicapai. Dalam buku pengantar ilmu perpustakaan oleh Sulistyo–Basuki (1991; 46) dinyatakan bahwa perpustakaan umum mempunyai 4 tujuan utama, yaitu:

  1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka kearah yanglebih baik.

  2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat informasi mengenai topik yang berguna bagi merekadan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.

  3. Bertindak selaku agent cultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya, perpustakaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran buku, ceramah, pemutaran film, dan penyedia informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran, apresiasi masyarakat terhadap seni budaya.

  4. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka. Fungsi ini sering disebut sebagai fungsi pendidikan perpustakaan umum, dimana lebih tepatnya lagi disebut sebagai pendidikan berkesinambungan ataupun pendidikan seumur hidup. Pendidikan sejenis ini hanya dilakukan oleh perpustakaan umum, karena perpustakaan umum merupakan satu-satunya pranata kepustakawanan yang terbuka bagi umum, Perpustakaan Nasional juga terbuka langsung bagi perorangan, ada kalanya harus melalui perpustakaan lain.

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum

  Perpustakaan umum mempunyai peran atau fungsi yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat pengguna. Selain untuk memenuhi kebutuhan informasi, seperti hal nya di Inggris pembelian buku terbesar adalah perpustakaan umum. Perpustakaan umum menjadi tempat bertemunya para warga kota dan melalui perpustakaan umum ini mereka mengetahui banyak hal tentang kebijakan yang diambil oleh para pemimpin mereka. Fungsi perpustakaan umum sebagaimana tertuang dalam undang-undang perpustakaan Nomor: 43 Tahun 2007, perpustakaan umum mempunyai beberapa fungsi strategis dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat yaitu:

  1. Fungsi perpustakaan umum sebagai tempat pembelajaran seumur hidup (life-long learning). Perpustakaan umum tempat dimana semua lapisan masyarakat dari segala umur, dari balita sampai usia lanjut bisa terus belajar tanpa dibatasi usia dan ruang-ruang kelas. Banyak program pemerintah, seperti pemberantasan buta huruf dan wajib belajar, akan jauh lebih berhasil seandainya terintegrasi dengan perpustakaan umum. Bila di sekolah orang diajar agar tidak buta huruf dan memahami apa yang dibaca. Maka di perpustakaan umum, orang diajak untuk terbuka wawasannya, mampu berpikir kritis, mampu mencermati berbagai masalah bersama dan kemudian bersama-sama dengan anggota komunitas yang lain mencarikan solusinya. Tugas perpustakaan umum membangun lingkungan pembelajaran (learning environment) dimana anggota komunitas pemakainya termotivasi untuk terus belajar dan terdorong untuk berbagi pengetahuan. Dalam konsep manajemen modern, hal ini disebut dengan Knowledge Management.

  2. Fungsi perpustakaan umum sebagai katalisator perubahan budaya. Perubahan perilaku masyarakat pada hakikatnya adalah perubahan budaya masyarakat, perpustakaan umum merupakan tempat strategis untuk mempromosikan segala perilaku yang meningkatkan produktifitas masyarakat. Individu komunitas yang berpengetahuan akan membentuk kelompok komunitas berpengatahuan. Perubahan pada tingkat individu akan membawa perubahan pada tingkat masyarakat. Komunitas yang berbudaya adalah komunitas yang berpengetahuan dan produktif.

  Komunitas yang produktif mampu melakukan perubahan dan meningkatkan taraf hidupnya menjadi lebih baik.

  3. Fungsi perpustakaan umum sebagai agen perubahan sosial. Idealnya, perpustakaan umum adalah tempat dimana segala lapisan masyarakat bias bertemu dan berdiskusi tanpa dibatasi prasangka agama, ras, kepangkatan,strata, kesukuan, golongan, dan lain-lain. Perpustakaan umum sangat strategis dijadikan tempat anggota komunitas berkumpul dan mendiskusikan beragam masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, perpustakaan tidak hanya menyediakan ruang baca, tetapi juga menyediakan ruang publik bagi komunitasnya untuk melepas unek-uneknya dan kemudian berdiskusi bersama-sama mencari solusi yang terbaik. Tugas pustakawanlah untuk mendokumentasikan semua pengetahuan publik yang dihasilkan dan menyebarluaskan keanggota komunitas yang lain. seorang pustakawan dituntut tidak hanyamampu mengolah informasi, tetapi juga harus punya kepekaan sosial yang tinggi dan skill berkomunikasi yang baik.

  4. Fungsi perpustakaan umum sebagai jembatan komunikasi antara masyarakat dan pemerintah. Dari semua pengetahuan komunitas yang didokumentasikan di perpustakaan umum, fungsi perpustakaan berikutnya adalah melakukan kemas ulang informasi, kemudian memberikan kepada para pengambil keputusan sebagai masukan dari masyarakat. Dengan begini masyarakat akan punya posisi tawar yang lebih baik dalam memberikan masukan- masukan dalam pengambilan kebijakan publik.

  Untuk dapat melaksanakan peran dan fungsi di atas perpustakaan umum tidak dapat berjalan sendiri tanpa ada dukungan dari berbagai pihak, baik masyarakat umum maupun pemerintah daerah setempat, hal ini sesuai dengan amanat undang-undang Perpustakaan Nomor : 43 Tahun 2007 Pasal 8 huruf a s/d f yang berbunyi sebagai berikut : Pemerintah Propinsi dan Pemerintah kabupaten/kota berkewajiban:

  a) Menjamin penyelenggaraan dan pengembangan perpustakaan di daerah b) Menjamin ketersediaan layanan perpustakaan secara merata di wilayah masing-masing c)

  Menjamin kelangsungan penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar masyarakat d)

  Menggalakkan promosi gemar membaca dengan memanfaatkan Perpustakaan

  e) Memfasilitasi penyelenggaraan perpustakaan di daerah dan

  f) Menyelenggarakan dan mengembangkan perpustakaan umum daerah berdasar kekhasan daerah sebagai pusat penelitian dan rujukan tentang kekayaan budaya daerah di wilayahnya.

  Dari uraian di atas kita ketahui bahwa peran pemerintah daerah sangat besar terhadap perkembangan perpustakaan umum di daerahnya, selain adanya dukungan yang kuat dari masyarakatnya. Hal inilah kiranya yang dapat mendorong perlunya pemikiran oleh masyarakat dan Pemerintah kota untuk dikembangkan, agar perpustakaan umum berkembang sesuai dengan standar Perpustakaan Nasional, yang akhirnya perpustakaan umum dapat berkiprah sebagai wahana pembelajaran sepanjang hayat yang mampu mengembangkan potensi masyarakat serta mampu sebagai pusat pelestarian kekayaan budaya bangsa.

2.1.4 Tugas Perpustakaan Umum

  Perpustakaan umum berada di tiga tingkatan pemerintahan yakni (1) perpustakaan umum kabupaten dan kota di seluruh Indonesia, (2) perpustakaan umum kecamatan baru sebagian kecil, sekitar 33 unit, (3) perpustakaan umum desa/kelurahan. Perpustakaan tersebut milik pemerintah daerah dan dikelola oleh pemerintah daerah yang bersangkutan. Sumber dana pembiayaan dari dana umum, yang berasal dari masyarakat, (4) Taman bacaan, rumah baca, pondok baca dan sebagainya, baik yang diselengarakan oleh masyarakat mampu perorangan. Adapun tugas dari perpustakaan umum adalah:

  1. Memberikan layanan kepada seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan tingkatan pendidikan dan latar belakang suku, agama dan kebudayaan

  2. Memberikan pelayanan berupa informasi

  3. Memberikan bimbingan belajar melalui koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan

  4. Memberikan pelayanan berupa rekreasi, yaitu sebagai tempat rekreasi bacaan.

  5. Melestarikan koleksi bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan tersebut.

  6. Menyediakan berbagai macam informasi yang dapat digunakan sebagai tempat penelitian.

2.1.5 Struktur Organisasi Perpustakaan Umum

  Untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan dan koordinasi, perpustakaan umum harus melakukan pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab serta pengaturan hubungan antara bagian-bagian yang ada di perpustakaan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Soeatminah (1992; 54) bahwa :

  “Setiap perpustakaan perlu diatur dan ditata dengan baik, sehingga pelaksanaan kegiatan kerjanya dapat berjalan dengan efisien dan efektif. Pengetahuan tentang seluk beluk susunan, pelaksanaan, dan teknik kepustakawanan disebut organisasi dan administrasi perpustakaan”.

  Sedangkan menurut T. Hani Handoko (2003; 167) kata “organisasi” mempunyai dua pengertian umum : “Pengertian pertama menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional, seperti organisasi perpusahaan, rumah sakit, perwakilan pemerintah atau suatu perkumpulan olahraga, dan pengertian kedua berkenaan dengan proses pengorganisasian, sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien”. Teori tentang struktur organisasi dewasa ini oleh para peneliti dapat dijadikan panduan dalam menyusun struktur organisasi perpustakaan secara baik, salah satunya yang dikemukakan oleh T. Hani Handoko (2003; 169) bahwa :

  “Struktur organisasi (desain organisasi) dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam satu organisasi”.

  Pendapat lain tentang struktur organisasi dikemukakan oleh Mauled Mulyono (1993; 62) yang menyatakan bahwa: “Struktur organisasi merupakan kesatuan kerangka organisasi yang ditetapkan untuk proses manajerial, sistem, dan pola tingkah laku yang muncul dan terjadi didalam praktek penyelenggaraan organisasi dan manajemen”.

  Berdasarkan beberapa pendapat diatas, diperoleh gambaran bahwa struktur organisasi perpustakaan umum berguna untuk memperlihatkan pembagian kerja antara pimpinan dan bawahan. Hal tersebut dapat dilihat dalam kerangka dan susunan perwujudan pola hubungan-hubungan antara fungsi, bagian, kedudukan, wewenang tugas, dan tanggung jawab setiap bagian.

  Perpustakaan umum sebagai salah satu unit lembaga tehnis daerah kabupaten/kota, merupakan wadah penyedia sumber informasi pada satuan kabupaten/kota. Struktur organisasi perpustakaan secara makro akan menggambarkan kedudukan perpustakaan pada organisasi pemerintahan kabupaten/kota, sehingga kegiatan kerja sebuah perpustakaan umum tidak diatur semata-mata untuk kepentingan perpustakaan umum itu sendiri, namun juga untuk mendukung rencana kerja lembaga induk dari perpustakaan umum.

  Yusuf (1996; 37) menyatakan bahwa : “Perpustakaan umum di Indonesia diselenggarakan oleh pemerintah (Depdagri) dengan jajarannya yaitu Pemda Tk. II (Kabupaten/Kota), kecamatan dan kelurahan,bekerjasama dengan masyarakat sebagai mitra kerja dalam pelaksanaannya. Selain itu, berdasarkan SK Mendagri nomor 56 tahun 1992 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja perpustakaan umum ditetapkan bahwa, perpustakaan umum diselenggarakan Pemda Dati II dan kecamatan sebagai cabangnya”. Struktur organisasi perpustakaan umum di Indonesia dapat dilihat pada gambar berikut:

  

Gambar - 1 : Struktur Organisasi Perpustakaan Umum

Sumber : Yusuf (1996; 38)

  Dari uraian dan skema di atas, dapat disimpulkan bahwa organis2asi perpustakaan secara luas membutuhkan wadah dan diorganisasikan secara baik agar berjalan dengan teratur. Dengan demikian perpustakaan umum membentuk struktur organisasi yang seimbang dan sesuai dengan perencanaan operasional kerja.

  Selain struktur organisasi makro yang menjelaskan kedudukan perpustakaan pada struktur organisasi kabupaten/kota, perpustakaan umum memiliki struktur organisasi mikro yang menunjukkan pengelompokan pekerjaan dan pembagian tugas yang dilaksanakan perpustakaan umum.Sebagaimana dikemukakan oleh Sutarno (2006; 56–57) bahwa: “Struktur organisasi tersebut dapat mewadahi dan menampung seluruh aktivitas perpustakaan dalam menjalankan misi dan mewujudkan visinya”.

  Pengertian struktur organisasi mikro menurut Depdikbud Proyek Pengembangan Perpustakaan (1986; 9) adalah :

  “Menggambarkan kedudukan unit-unit kerja dalam keseluruhan organisasi perpustakaan umum. Pada perpustakaan umum minimalnya terdiri dari seorang kepala perpustakaan, unit pelayanan teknis, unit pelayanan pengguna, dan unit pelayanan administrasi di samping unit- unit layanan lainnya”. Menurut Siregar, Belling (2002; 2) struktur organisasi mikro sebuah perpustaakaan diuraikan sebagai berikut :

  1. Pelayanan teknis, terdiri dari : a. Pembinaan/pengembangan koleksi.

  b. Katalogisasi dan klasifikasi (pengolahan).

  c. Pemeliharaan.

  2. Pelayanan pengguna, terdiri dari :

  a. Pelayanan sirkulasi

  b. Pelayanan berkala

  c. Pelayanan referensi

  d. Penelusuran informasi

  e. Bimbingan pengguna

  f. Pelayanan audio visual

  g. Pelayanan anak 3. Pelayanan administrasi.

  a. Umum dan perlengkapan

  b. Kepegawaian

  c. Keuangan Bagian-bagian dalam struktur organisasi mikro perpustakaan umum dalam pelaksanaan kegiatan/aktifitas pelayananan pengguna perpustakaan, saling berhubungan satu dengan lainnya.

2.2 Perangkat Lunak Aplikasi Perpustakaan

  Perangkat lunak adalah istilah umum untuk data yang diformat dan disimpan secara digital, termasuk program komputer, dokumentasinya, dan berbagai informasi yang bisa dibaca dan ditulis oleh komputer. Dengan kata lain, bagian sistem komputer yang tidak berwujud. Istilah ini menonjolkan perbedaan dengan perangkat keras komputer dan perangkat lunak yang dibutuhkan dalam pengaksesan katalog publik perpustakaan umum kota medan adalah perangkat lunak browser atau penjelajah situs web antara lain sebagai berikut :

  1. Mozilla Firefox

  2. Internet Explorer

  3. Opera

  4. Google Chrome

  5. Safari

  6. Maxthon

  7. dll Dari berbagai jenis perangkat lunak penjelalah situs web tersebut yang manapun boleh digunakan asal sesuai dengan spesifikasi komputer dan perangkat lunak tersebut telah telah terinstal dengan baik pada sistem computer

2.3 Katalog Perpustakaan

2.3.1 Pengertian Katalog Perpustakaan

  Katalog Publik atau sering dikatakan OPAC adalah bentuk penyempurnaan secara teknologi dari jenis-jenis katalog terdahulu yang ada di setiap perpustakaan.Secara global katalog adalah pengorganisasian koleksi bahan pustaka di perpustakaan yang biasanya ada dalam bentuk buku,kartu dan database elektronik

  Menurut Gates dalam Hasugian (2001; 1) : “Katalog perpustakaan adalah suatu daftar yang sistematis dari buku atau bahan-bahan lain dalam suatu perpustakaan dengan informasi deskriptif mengenai pengarang, judul, buku, tahun terbit, bentuk fisik, ciri khas bahan dan tempatnya”.

  Menurut Horgan (1994; 1) menyatakan bahwa : “OPAC adalah suatu sistem temu balik informasi, dengan satu sisi masukan (input) yang menggabungkan pembuatan file yang tercantum dan indeks. Pengguna dapat menggunakan OPAC untuk menjawab permintaan atau pertanyaan tertentu dan menjadi salah satu sarana atau alat bantu untuk menelusuri informasi di perpustakaan yang menggunakan sistem komputer yang terpasang jaringan LAN (Local

  Area Network)” .

  Menurut Feather (1997; 330) menyatakan bahwa: “OPAC adalah suatu pangkatan data dengan cantuman bibliografi yang biasanya menggambarkan koleksi perpustakaan tertentu. OPAC menawarkan akses secara online ke koleksi perpustakaan mealui terminal komputer. Pengguna dapat melakukan penelusuran melalui pengarang, judul, subyek, kata kunci, dan sebagainya. Misalnya Giant ingin mencari buku tentang metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Dia tidak perlu repot-repot mencari satu per satu buku di rak yang belum tentu dapat ditemukan, tetapi dengan OPAC, dia hanya perlu menuliskan nama pengarangnya yaitu W.Lawrence Neuman atau judul bukunya Social Reserach Methods (Qualitative

  and Quantitative Approaches)” .

  Jadi, Secara umum OPAC adalah sistem temu kembali informasi berbasis komputer yang digunakan oleh pengguna untuk menelusur koleksi suatu perpustakaan atau informasi lainnya yang berhubungan dengan bahan pustaka pada perpustakaan tersebut.

2.3.2 Sejarah Perkembangan OPAC

  OPAC mempunyai sejarah yang panjang oleh karena itu sejarah perkembangannya dibagi menjadi 5 bagian besar pada tahun-tahun tertentu yaitu sebagai berikut: 1.

  Pada Tahun 1960 dan Awal Tahun 1970 Pada tahun 1960-an, komputer digunakan di berbagai perpustakaan umum dan perguruan tinggi untuk membantu membuat kalatog. Pada saat itu, pengoperasian sistem komputer masih berada pada model atau cara yang sangat variatif sehingga kemungkinan penelusuran informasi dengan katalog terpasang (online) dianggap masih jauh dari kenyataan. Pada awal 1970-an, sejumlah perpustakaan mulai menggunakan sistem komputer induk untuk mengembangkan sistem lokal. Sistem lokal ini didesain dan dirancang oleh staf dari pusat komputer.

  2. Pada Pertengahan Tahun 1970-an Pada masa tersebut, komputer mulai menggunakan proses pengawasan sirkulasi di perpustakaan. Sistem komputer digunakan untuk tujuan pengumpulan data, khususnya pencatatan peminjaman. COM (Computer Output on Microfilm) menjadi metode yang terkenal digunakan untuk menghasilkan katalog. Perkembangan teknologi komunikasi masa kini juga ditandai dengan munculnya sistem kerjasama pengatalogan dan pemanfaatan bersama diberbagai perpustakaan. Misalnya, di Inggris LASER (London and South Eastern Library Region), dan di Amerika Utara OCLC (Ohio Collehe Library Centre). Sistem kerjasama ini menghasilkan cantuman kalatog pada komputer untuk sejumlah pepustakaan yang berpartisipasi, baik dalam bentuk COM atau kartu katalog.

  3. Pada Akhir Tahun 1970-an dan Awal tahun 1980-an Pengenalan komputer mikro (microcomputer) di era ini, mendorong berbagai perpustakaan semakin mandiri untuk menggunakan fasilitas komputer yang diperoleh dari perusahaan sebagai pelanggannya dan pengembangan serta perancangan sistem sendiri (in-house system). Penggunaan komputer mikro menjadi terkenal karena menyediakan fasilitas untuk melakukan akses secara terpasang (online) terhadap berbagai simpanan (file) dalam sistem sirkulasi. Sistem komputer yang digunakan pada masa itu di perpustakaan mampu menelusuri cantuman bibiliografi secara online, sehingga sistem itu disebut sebagai sistem OPAC. Munculnya sistem OPAC di sejumlah perpustakaan tertentu, merupakan perkembangan utama yang terjadi dalam automasi perpustakaan sampai awal tahun 1980-an.

  4. Pada Pertengahan Sampai Akhir Tahun 1980-an Pada masa ini, perpustakaan menggunakan sistem OPAC makin meningkat. Mereka mulai menyediakan sistem yang terintegrasi untuk manajemen perpustakaan, mencakup modul atau sub-sistem yang berbeda, seperti pengatalogan, akuisisi, sirkulasi, pengawasan serial, layanan antar perpustakaan dan juga OPAC. Banyak perpusatkaan yang menyediakan anggaran khusus untuk pengembangan sistem OPAC. Misalnya, tahun 1985 The Britih Library Reserach and Development menyediakan anggaran sejumlah 317.395 found untuk setiap proyek penelitian sistem OPAC.

  5.Pada Tahun 1990-an

  Pada tahun 1990-an, terlihat perubahan besar pada sitem manajemen perpustakaan dengan menawarkn kecenderungan dari sistem milik sendri

  (proprietary systems

  ) bergerak ke arah sistem terbuka. Sejumlah permasalahan yang ditemui pada pengoperasian sistem di masa sebelumnya diinvetarisir dan ditemukan bahwa sejumlah besar sistem yang ada diperpustakaan pada thaun 1980-an hanya bisa dijalankan pada perangkat keras (hardware) seperti DOBIS/LIBID, Geac, LIBERTAS dan URICA.

2.3.3. Tujuan dan Fungsi OPAC

  Tentunya OPAC dibuat memiliki tujuan dan fungsi yang lebih rinci selain dari memaksimalkan pelayanan dalam perpustakaan sehingga lebih cepat dalam pencarian informasi tentang bahan pustaka di perpustakaan. Menurut Sulistyo-Basuki (1991; 316) tujuan katalog ialah :

  1.Memungkinkan seseorang menemukan sebuah buku yang diketahui berdasarkan: a. Pengarang b. Judulnya, atau

  c. Subjeknya

  2.Menunjukkan sebuah buku yang dimiliki oleh perpustakaan

  d. Oleh pengarang tertentu

  e. Berdasarkan subjek tertentu,atau

  f. Dalam jenis literature tertentu

  3.Membantu dalam pemilihan buku

  g. Berdasarkan edisi,atau

  h. Berdasarkan karakternya (sastra ataukah topik) Pernyataan Sulistyo diatas menjelaskan bahwa segala jenis katalog sangat berguna dalam membantu penelusuran informasi tentang bahan pustaka pada perpustakaan baik melalui pengarang,judul,maupun subjeknya. Katalog juga mempunyai tujuan untuk mengetahui daftar bahan pustaka yang telah dimiliki oleh perpustakaan. Selain itu katalog juga membantu dalam pemilihan bahan pustaka baik berdasarkan edisi ataupun karakternya yang tentunya sesuai dengan kebutuhan informasi pencarinya.

  Menurut Yusuf (1995; 76) fungsi katalog secara umum adalah sebagai berikut:

  1. Menunjukkan tempat suatu buku atau bahan lain dengan menggunakan lambang-lambang angka klasifikasi dalam bentuk nomor panggil (Call Number) 2. Mendaftarkan semua buku dan bahan lain dengan susunan alfabetis nama pengarang,judul buku,atau subjek buku yang bersangkutan,kedalam suatu tempat khusus di perpustakaan untuk memudahkan pencarian entri-entri atau informasi yang dibutuhkan.

  3. Memberikan kemudahan untuk mencari suatu buku atau bahan lain di perpustakaan dengan hanya mengetahui salah satu daftar kelengkapan buku yang bersangkutan.

  Berdasarkan ketiga fungsi katalog menurut Yusuf diatas dapat di simpulkan katalog sangat berfungsi bagi pengguna maupun pustakawan dalam mencari informasi atau membantu dalam pelaksanaan tugas pelayanan perpustakaan seperti menjadi sitem temu balik informasi bahan pustaka baik status maupun letaknya di perpustakaan.

2.3.4. Unsur-Unsur Katalog Publik Online (OPAC)

  Menurut Yusuf (1995; 75) Katalog adalah daftar buku atau media lain dengan segala keterangan kelengkapan (data bibliografis) buku atau media yang didaftarnya. Sebagai alat bantu penelusuran informasi bibliografi, katalog secara lengkap memuat seluruh keterangan kondisi fisik buku sehingga isi yang dibahas dalam buku itu bisa diketahui dengan jelas. Di perpustakaan, Katalog adalah daftar sistematis dari sejumlah buku atau bahan lain yang ada di perpustakaan dengan dilengkapi keterangan judul, pengarang, edisi, penerbit, tahun terbit, tempat terbit, penampilan fisik, bidang subjek, ciri-ciri khusus, dan tempat buku atau bahan tersebut disimpan. Unsur- unsur yang perlu diperhatikan dalam memuat katalog khusunya karya monografi menurut Sulistiyo-Basuki (1991; 335) antara lain adalah :

1. Daerah judul dan pengarang

  Judul pengarang

  • Judul sejajar,judul lain,atau anak judul, (yang terdiri atas judul tambahan
  • atau keterangan judul)

  Pernyataan kepengarangan - 2. Daerah edisi

  Pernyataan edisi

  • Pernyataan keperngarangan sehubungan dengan edisi
  • 3.

  Daerah Impresum Tempat terbit atau tempat cetak

  • Nama penerbit atau nama percetakan atau pencetak
  • Tahun terbit atau tahun pencetakan
  • 4.

  Daerah kolasi

  Jumlah halaman dan/atau jumlah jilid

  • Pernyataan ilustrasi - Ukuran -
  • 5.

  Lampiran dan tambahan

  Daerah serin Pernyataan seri

  • Pernyataan anak seri (Sub Seri)
  • Nomor seri
  • Seri disertasi
  • Standart internasional terbitan berseri
  • 6.

  Daerah catatan 7. Daerah ISBN dan harga

  Berdasarkan unsur-unsur diatas penggunan dapat menelusur informasi yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan diadakannya katalog. Secara umum pengguna dapat menelusur informasi dengan beberapa pilihan pencarian misalnya dengan menggunakan nama pengarang, judul buku, subjek dan lainnya.

2.3.5. Katalog Publik Online (OPAC) Sebagai Sarana Temu Kembali

  Informasi akan benar-benar bermanfaat bagi penggunanya apabila dapat dengan mudah ditemukan dengan cepat pada saat yang tepat, oleh, atau untuk orang yang tepat. Perpustakaan menyediakan berbagai sarana temu kembali informasi

seperti katalog baik dalam bentuk kartu, katalog tercetak berupa buku, Katalog Publik

  Online (OPAC), dan beberapa aplikasi CD-ROM. Katalog merupakan keterangan

  singkat atau wakil dari suatu dokumen, demikian pula katalog elektronis dari sistem perpustakaan yang terotomasi seperti Katalog Publik Online (OPAC), yaitu suatu pangkalan data koleksi perpustakaan tertentu. Katalog Publik Online (OPAC) menyediakan akses secara online tentang koleksi perpustakaan melalui terminal komputer. Pengguna dapat melakukan penelusuran melalui pengarang, judul, subjek, kata kunci sebagaimana biasa dilakukan pada katalog normal. Melalui OPAC, pengguna akan bisa mengetahui seberapa banyak judul,subjek, eksemplar, dan sebagainya dari koleksi suatu perpustakaan.

  

Menurut Sulistyo-Basuki (1992; 132) tentang OPAC bahwa: “Temu balik

informasi merupakan istilah generik yang mengacu pada temu balik dokumen atau sumber atau data yang telah dimiliki unit Informasi” .

  Menurut Guincat (1983; 101) : “Temu balik informasi meliputi sejumlah kegiatan yang mempunyai tujuan menyediakan informasi bagi pengguna sebagai jawaban atas pencarian atau penelusuran berdasarkan informasi yang menjadi kebutuhannya”. Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan temu

balik adalah untuk menampilkan informasi yang telah di input sebelumnya dan

tersimpan datanya pada pangkalan data dan ditelusur dengan sarana penelurusan

informasi.Saat ini perpustakaan sangat mengandalkan sistemasi Katalog Publik

  Online (OPAC) dalam temu balik bahan pustaka karena sangat dinikmati dan memudahkan pengguna dalam pencarianya akan informasi bahan pustaka.

2.4 Perangkat Keras

  Perangkat keras komputer adalah semua bagian fisik komputer, dan dibedakan dengan data yang berada di dalamnya atau yang beroperasi di dalamnya, dan dibedakan dengan perangkat lunak (software) yang menyediakan instruksi untuk perangkat keras dalam menyelesaikan tugasnya.

  Perangkat keras yang harus ada antara lain:

  a. Monitor

  b. Motherboard

  c. RAM

  d. Hard Disk

  e. Kartu Suara

  f. Mouse

  g. Keyboard

  Perangkat keras tersebut harus telah siap digunakan dalam arti semua komponen telah terinstal dengan baik dan bisa digunakan.

2.5 Sistem Operasi

  Sistem operasi (operating system) adalah seperangkat program yang mengelola sumber daya perangkat keras komputer atau hardware, dan menyediakan layanan umum untuk aplikasi perangkat lunak. Sistem operasi adalah jenis yang paling penting dari perangkat lunak sistem dalam sistem komputer. Tanpa sistem operasi, pengguna tidak dapat menjalankan program aplikasi pada komputer mereka, kecuali program aplikasi booting dan contoh sistem operasi adalah :

  1.Windows XP, 7, 8

  2.Ubuntu

  3.Linux

  4.MAC

  5.Dll

2.6 Jaringan Internet

  Jaringan internet adalah sekumpulan komputer, serta perangkat-perangkat lain pendukung komputer yang saling terhubung dalam suatu kesatuan. Media jaringan komputer dapat melalui kabel-kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling melakukan pertukaran informasi, seperti dokumen dan data, dapat juga melakukan pencetakan pada printer yang sama dan bersama-sama memakai perangkat keras dan perangkat lunak yang terhubung dengan jaringan. Setiap komputer, ataupun perangkat-perangkat yang terhubung dalam suatu jaringan disebut dengan node. Dalam sebuah jaringan komputer dapat mempunyai dua, puluhan, ribuan atau bahkan jutaan node. Komputer dapat tersambung ke internet dengan banyak cara, mulai dengan menggunakan hardware WLAN PCI Card, WLAN PC Card, USB Modem, Kabel

  UTP

  . Internet pun bisa diakses setelah semua komponen tersambung dengan baik, berikut gambaran bagaimana setiap komputer mengakses internet:

  Gambar 2: Akses intenet oleh setiap komputer