PROSIDING. Lokakarya Penyusunan Desain besar

KERANGKA ACUAN KEGIATAN WORKSHOP PENYUSUNAN GRAND DESAIN PERTANIAN KOTA PROVINSI DKI JAKARTA JAKARTA, 9 – 10 AGUSTUS 2017

A. LATAR BELAKANG

Pada tahun 2017 ini, Kota Jakarta telah menginjak usia 490 tahun, atau hampir 5 abad. Usia sebuah kota yang bisa dikatakan tidak lagi muda dan tentunya sudah mengalami banyak perubahan zaman yang juga berpengaruh pada kondisi Kota Jakarta saat ini, salah satunya ialah pertambahan jumlah penduduk. Pada tahun 2015, penduduk DKI Jakarta telah mencapai 10.177.924 jiwa. Dibandingkan dengan tahun 2010, penduduk DKI Jakarta telah mengalami peningkatan sebesar 1,09%. Proses urbanisasi telah menambah secara cepat jumlah penduduk di DKI Jakarta. Sebagai salah satu dampaknya ialah banyak pemukiman kumuh bermunculan, yaitu sekitar 20% dari seluruh luas permukiman yang ada di Kota Jakarta.

Kota Jakarta saat ini juga sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim dan bencana karena kerusakan alam. Risiko terkait perubahan iklim dan bencana terbesar yang dihadapi Jakarta adalah banjir dengan dampak buruk sangat besar bagi perekonomian dan masyarakat Jakarta. Data BNPB menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2011-2016, ada 144 kali kejadian banjir yang mengakibatkan 104 meninggal, 149 terluka, 694.652 menderita, 209.918 mengungsi, dan 77 Ha lahan pertanian rusak. Di sisi lain, sekitar 40 persen wilayah Jakarta berupa dataran yang permukaan tanahnya berada 1 - 1,5 meter di bawah muka laut pasang.

pesisir laut dan aliran sungai sehingga mereka rentan cedera fisik dan kehilangan tempat tinggal. Mereka juga sangat rentan dari sisi ekonomi karena sumber penghidupan mereka sebagian besar berada di daerah yang sama. Ancaman dampak perubahan iklim, bencana, dan kerusakan lingkungan secara nyata dirasakan pertama kali oleh masyarakat miskin Jakarta.

Selain ancaman banjir karena beberapa faktor di atas, kenaikan suhu udara juga dirasakan di Jakarta. Studi yang dilakukan oleh Manik dan Syaukat (2015) dengan beberapa sampel di wilayah DKI Jakarta, tercatat terjadi kenaikan suhu udara menjadi 30-31°C pada tahun 2013 dibandingkan dengan 28°C di tahun 2002. Hal ini juga merupakan salah satu dampak perubahan iklim yang secara langsung dirasakan oleh penduduk Jakarta.

Melihat berbagai masalah yang dihadapi oleh Kota Jakarta di atas, pada tahun 2016, Jakarta terpilih sebagai salah satu kota untuk mengikuti program Resilient Cities (Kota Tangguh) yang bekerjasama dengan The Rockefeller Foundation. Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat dan pemerintahan Kota Jakarta dalam menghadapi risiko dampak bencana, perubahan iklim, dan juga kerusakan lingkungan. Kerangka Kerja Kota Tangguh yang dikembangkan oleh The Rockefeller Foundation dan Arup International Development pada tahun 2014 dan diperbaharui pada Desember 2015 menyebutkan ada 12 Tujuan utama Kota Tangguh. Di antara Tujuan tersebut ialah minimalnya kerentanan manusia, sumber penghidupan yang beragam, kolektifitas komunitas yang kuat, dan rencana pembangunan yang terintegrasi.

Sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan Tujuan Jakarta sebagai Kota Tangguh, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyusun rencana besar yang disebut Grand Desain untuk Pertanian Kota. Pertanian Kota dipilih karena dapat menyediakan sumber makanan segar dengan harga lebih murah bagi masyarakat sebagai bagian dari ketahanan pangan, menumbuhkan pekerjaan bagi banyak orang sehingga bisa mengurangi angka kemiskinan, mendaur-ulang sampah untuk mengurangi volume sampah, dan menambah tutupan hijau

C. HASIL YANG DIHARAPKAN

Pada akhir workshop, hasil yang diharapkan ialah:

1. Terdapat masukan dan kesepakatan untuk Tujuan dan Target Pertanian Kota pada tahun 2030

2. Terdapat rincian rumusan isu penting, strategi, dan capaian output untuk seluruh komponen Pertanian Kota

3. Terdapat usulan rencana aksi untuk seluruh komponen Pertanian Kota

4. Terdapat usulan platform koordinasi pelaksanaan Grand Desain Pertanian Kota

D. PELAKSANA

Workshop ini dilaksanakan atas kerjasama antara Pemerintah DKI Jakarta, KARINA, dan CARE International Indonesia dalam program Partners for Resilience – Strategic Partnership.

E. PESERTA

Keseluruhan peserta workshop ialah sekitar 25 orang yang berasal dari:

1. BAPPEDA DKI Jakarta

2. Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (DKPKP) DKI Jakarta

3. Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta

4. Dinas Pendidikan DKI Jakarta

5. Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan (DCKTRP) DKI Jakarta

6. Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DPPAPP) DKI Jakarta

7. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta

8. Dinas Sumberdaya Air DKI Jakarta

9. Dinas Koperasi dan UMKM DKI Jakarta

Co-Fasilitator

1. Diah Meidiantie (DKPKP)

2. Yus Rusila Noor / Susan (Wetlands International Indonesia)

3. Kartika (CARE International Indonesia)

4. Yohan Rahmat Santosa (KARINA)

5. Diyah Perwitosari (KARINA)

G. WAKTU DAN TEMPAT

Waktu :

9 – 10 Agustus 2017

Tempat : Kantor Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Jl. Gunung Sahari Raya No. 11 Jakarta Pusat 10720

H. AGENDA ACARA

Workshop ini dilaksanakan selama dua hari dengan rincian agenda kegiatan sebagai berikut:

WAKTU KEGIATAN

HASIL

PENANGGUNG- JAWAB

HARI PERTAMA: 09.00 – 09.15

Pembukaan oleh Deputi MC: Mayerni Gubernur DKI Jakarta 09.15 – 10.30

Sesi 1:

Moderator: Diskusi pengantar:

Peserta memahami

Pemprov DKI Deputi Gubernur (arah

apa arah

Notulen: Phoebe pembangunan DKI Jakarta ke

pembangunan

Pertanian Kota di

depan)

DKI Jakarta

10.30 – 10.45 Coffee break 10.30 – 10.45 Coffee break

HARI KEDUA:

09.00 – 09.15 Review hasil hari pertama Fasilitator: Diyah 09.15 – 10.00

Sesi 4: Fasilitator: Chasan Presentasi hasil diskusi

A kelompok – lanjutan 10.00 – 10.15

Coffee break

10.15 – 12.00 Sesi 5: Fasilitator: Chasan Diskusi rencana aksi untuk

A masing-masing komponen Pertanian Kota

12.00 – 13.00 Istirahat makan siang 13.00 – 13.15

Energizer Fasilitator 13.15 – 15.00

Sesi 6: Fasilitator: Chasan Diskusi platform koordinasi

A pelaksanaan Grand Desain 15.00 – 15.15

Coffee break

15.15 – 15.45 Sesi 7: Fasilitator: Chasan Rencana Tindak Lanjut

A 15.45 – 16.00

Penutupan oleh Dinas KPKP MC: Pemprov DKI DKI Jakarta 16.00 – 16.30

Press conference

I. KONTAK PERSON

Untuk informasi lebih lanjut terkait pelaksanaan kegiatan ini, bisa menghubungi: Nama

: Mayerni Sidabalok

No. kontak

RINGKASAN HASIL WORKSHOP GRAND DESIGN PERTANIAN KOTA JAKARTA, GEDUNG DKPKP

9 – 10 AGUSTUS 2017

Ringkasan Hasil Workshop Grand Design Pertanian Kota

Jakarta 9 – 10 Agustus 2017

Berangkat dari keinginan pemerintah untuk memenuhi sebagian kebutuhan warga DKI Jakarta akan bahan pangan sehingga mengurangi ketergantungan supply dari luar Jakarta maka kegiatan pertanian kota telah menjadi salah satu indikator kerja unit di DKPKP. Strategi pemenuhan kebutuhan pangan di DKI Jakarta yang dilakukan secara internal adalah dengan cara:  Intensifikasi lahan yang sudah ada  Peningkatan pertanian kota di banyak ruang Usaha yang telah dilakukan pemerintah DKI Jakarta adalah implementasi kegiatan pertanian kota pada tahun 2016 dengan total kegiatan yang dilakukan ada 160 kegiatan. Namun tantangan yang dihadapi adalah keberlanjutan dari kegiatan tersebut.

Untuk merealisasikan pertanian kota yang lebih baik dan berkelanjutan maka diselenggarakan Workshop Grand Design Pertanian Kota di DKPKP Jakarta. Grand Design Pertanian Kota yang akan disusun ini akan mencakup segala aspek dan diharapkan dapat menjadi contoh pengelolaan pertanian kota metropolitan. Grand Design Pertanian Kota ini akan mendetailkan Rencana Pembangungan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005 – 2025 dan selanjutnya diimplementasikan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2018 – 2022, 2022 – 2027, 2028 – 2030. Grand Design yang disusun ini akan bersifat living document dimana dokumen bisa diperbaharui kapan saja sesuai dengan kebutuhan.

I. Latar Belakang Dikembangkannya Grand Design Pertanian Kota

Penyusunan Grand Design Pertanian Kota Jakarta berangkat dari fakta yang terjadi saat ini di DKI Jakarta:  Terjadi penurunan luasan lahan pertanian (padi) sebesar 79% sejak tahun 2003 hingga

2016 (Figur 1. Sumber Kementan, BPS dalam angka 2016, DKPKP DKI Jakarta).

 Jumlah rumah tangga pertanian berkurang dari 52.200 pada tahun 2003 menjadi 12.300 pada tahun 2013. (Sumber BPS).

 Sektor pertanian baru berkontribusi sebesar 0.1% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jakarta. Walaupun hanya 0.1% namun dalam nominal adalah sebesar Rp. 1,76 Trilyun dan mampu menghidupi 12.000 keluarga lebih. (Sumber Statistik Jakarta 2015).

 Persoalan keamanan pangan terkait dengan banyak sektor & pelaku dan perlu diatasi secara jangka panjang.

 Ada risiko ancaman bencana dan perubahan iklim terhadap keamanan pangan secara jangka panjang. Catatan: telah terjadi peningkatan suhu udara di DKI Jakarta dari 28 ⁰C pada tahun 2002 menjadi 30 ⁰ – 31⁰C pada tahun 2013.

Figur 1. Luas Lahan Pertanian 2003 – 2016 (Sumber Kementan, BPS dalam angka 2016, DKPKP DKI Jakarta)

Figur 3. Produksi Sayur Mayur 2009 – 2015 (Sumber BPS Jakarta)

II. Kebijakan yang Mendukung Penyusunan Grand Design Pertanian Kota

Grand Design Pertanian Kota ini sejalan dengan Prioritas Pembangunan RPJPD DKI Jakarta 2005-2025 khususnya Misi 1, 2 dan 4.

Misi 1: Meningkatkan Kapasitas dan Kualitas Prasarana dan Sarana Wilayah (termasuk penanggulangan banjir, pengelolaan sampah)

Misi 2: Meningkatkan Perekonomian yang Kuat dan Berkualitas (termasuk masyarakat yang produktif, ketahanan pangan)

III. Analisa SWOT, Tujuan dan Target dari Grand Design Pertanian Kota

Berangkat dari fakta pada bagian I di atas dan adanya kebijakan pemerintah pendukung maka diadakan serangkaian diskusi dalam beberapa bulan terakhir dan 2 hari workshop pada tanggal 9-10 Agustus 2017 untuk mengembangkan Grand Design Pertanian Kota. Pengembangan Grand Design Pertanian Kota melibatkan pemerintah dan juga pihak non pemerintah. Pihak pemerintah: DKPKP, Bappeda, Biro Hukum, Biro TAPEM, DCKTRP, BPBD, Biro PLH, BPTP, DPPAPP, DSDA, DPGP, Dinas Sosial, Dinas Kehutanan, Dinas Pendidikan, Diskominfotik, Biro Perekonomian, PD Pasar Jaya, DLH, Biro KDH, Biro KLN. Pihak non- pemerintah: Partners for Resilience, Care, Karina KWI, Muria, Trubus, CIS Timor, UCLG Aspac dan Koalisi Perempuan.

III.1 Analisa Kekuatan Kelemahan Peluang dan Tantangan (SWOT Analysis)

Analisa SWOT dari pertanian kota dapat dilihat dalam figur 4 di bawah ini:

Figur 4. Analisa SWOT Pertanian Kota (Sumber Presentasi Dr. Ir. Oswar M Mungkasa)

III.3 Target Grand Design Pertanian Kota:

Sedangkan target dari Grand Design Pertanian Kota yang dirumuskan dalam beberapa diskusi sebelum pelaksanaan Workshop Grand Design Pertanian Kota dan juga disepakati dalam workshop ini adalah:

 Peningkatan pemanfaatan ruang untuk pertanian (Rusun, RPTRA, kantor, sekolah dan lahan tidur)

 Peningkatan produksi pertanian (kangkung, bayam, sawi, cabe dan bawang merah)  Peningkatan kontribusi pertanian dalam PDRB (masih akan didiskusikan lagi)

Untuk jenis produksi pertanian tidak terbatas pada kangkung, bayam, sawi, cabe dan bawang merah saja. Kangkung, bayam dan sawi dipilih karena usianya yang pendek sehingga bisa memberikan penghasilan rutin secara cepat. Cabe dan bawang merah dipilih karena kedua komoditi ini ikut berperan dalam inflasi.

IV. Kelompok Kerja dan Isu Strategis dalam Penyusunan Grand Design Pertanian Kota

Grand Disain Pertanian Kota ini terdiri dari 6 bidang dan masing-masing bidang menetapkan isu strategis yang akan ditangani dalam Periode 2018 – 2030 (Figur 5. Ruang Lingkup Pertanian Kota). Berikut adalah ke 6 bidang dan isu strategis mereka:

1. Kebijakan dan Regulasi dengan isu strategis perlunya payung hukum atau kebijakan dalam hal:

 Pertanian Kota  Pemanfaatan Lahan dan Ruang,  Pengelolaan Air dan Sampah Domestik,  Pelaku Pertanian  Pendidikan Sekolah

5. Kerjasama Multipihak dengan isu strategis:  Mekanisme Kerjasama Multi Pihak  Sistem yang Terintegrasi atas Data Dasar Pelaku Pertanian Kota

6. Monitoring, Evaluasi dan Pengelolaan Pengetahuan dengan isu strategis:  Tidak Tersedianya Mekanisme Pelaksanaan Monitoring Evaluasi & Pengelolaan

Pengetahuan  Tidak Tersedianya Sistem Informasi, Edukasi & Komunikasi Hasil Monitoring Evaluasi

Figur 5. Ruang Lingkup Pertanian Kota (Sumber Presentasi Bapak Chasan Ascholani)

V. Capaian Hingga 2030 dan Target Output dalam RPJMD

Grand Design Pertanian Kota ini mentargetkan capaian-capaian dari isu-isu strategis di atas

Isu Strategis dan Capaian 2030 Kelompok Kerja 1 - Kebijakan dan Regulasi

Potensial Isu Strategis

Belum adanya Peraturan

Pemetaan

Pergub Pertanian

Rapat koordinasi

Biro

kebijakan Gubernur

peraturan-

Kota

penyusunan draft

Perekonomian

payung di tentang

peraturan

pergub

daerah untuk Pertanian Kota

terkait

Pemetaan peraturan

Biro Hukum

kegiatan

terkait

pertanian kota Kebijakan

Konflik pemanfaatan

 Rapat koordinasi

BPAD (Badan

antara lahan dan

pengelolaan

asset daerah

Gubernur

penyusunan Instruksi

Pengelola Aset

swasta dan ruang

lahan tidur

pengelola 15 pertanian

lahan milik

jika tidak

dikelola  Kebijakan

swasta dan

OPD DKI

internal peruntukan fasum

 Sudah ada SK

 Rapat koordinasi

Dinas CKPRT &

penyusunan Instruksi

utk pertanian

tambahan

 Instruksi

dan Gedung

fasum untuk

Green Building

lahan pinggir

pertanian

di seluruh

sungai untuk

wilayah (tidak

pertanian

 Kerja sama

hanya lokasi

dengan team

atap rusun

untuk

dan

memasukan

Potensial Isu Strategis

isu pertanian

utk pertanian

kota dalam

(Green Building)

 penggunaan

atap

Kebijakan  Kebijakan

Instruksi

 Rapat koordinasi

OPD yang

pengelolaan pengelolaan

Gubernur untuk

penyusunan Instruksi

bersangkutan

air dan ketersediaan

penyediaan air

Gubernur

terkait dengan

sampah air untuk

layak pertanian

lokasi

domestik pertanian di

di lokasi

pertanian kota

rusun

pertanian kota. Hal ini bisa

16  Kebijakan

melalui : PDAM,

 Rapat koordinasi

DLH

pengelolaan

air hujan,

penyusunan Instruksi

sampah

pengolahan air

Gubernur

seperti: di

limbah, air

rusun dan

sungai, air tanah

lingkungan sekitar untuk pertanian

Kebijakan  Kebijakan

 Instruksi

 Rapat koordinasi

 BPKD & Biro

terkait pelaku kerjasama

Gubernur

penyusunan Instruksi

TAPEM

pertanian antar pelaku

untuk insentif

Gubernur

untuk

dan disinsentif

pertanian

bagi pelaku

kota

pertanian kota.

 Kebijakan

 Mekanisme

 Rapat koordinasi

 Walikota

insentif bagi

konflik untuk

Potensial Isu Strategis

pertanian kota

penyelesaian konflik

 Rapat Koordinasi

Penyusunan Kurikulum

 Dinas

terkait

dimasukkan ke

Gubernur

Pertanian Kota di

Pendidikan

pendidikan

dalam Pergub

sekolah dan ruang

sekolah

publik

Isu Strategis dan Capaian 2030 Kelompok Kerja 2 – Pelaksanaan Pertanian

RPJMD

RPJMD RPJMD

Penanggung

Isu Strategis Capaian 2030

Strategi

Berdasarkan Output

Luas lahan Pelaksanaan

Sosialisasi dan pembuatan

DKPKP,

dengan

tentang teknologi

informasi teknologi pertanian

DISKOMINFO

pertanian

masyarakat dan

tepat guna sesuai

tepat guna yang berbasis

dengan teknik

berbagai pihak

dengan target

ruang.

tepat guna

untuk

capaian pada tahun

Bekerjasama dengan

DKPKP, DLH,

menerapkan

masyarakat, kelompok

DPRKP, DISDIK,

teknik tepat

komunitas, sekolah, wilayah

DPPAPP

guna.

pemerintah/swasta dan lembaga sosial untuk melaksanakan teknologi

18 pertanian tepat guna.

Mengusulkan adanya Pergub

DKPKP, Biro

tentang pemanfaatan

Perkonomian,

lahan/ruang untuk pertanian

Biro Hukum

kota.

Kesulitan Meningkatnya

  akses modal

Kerjasama

Fasilitas kredit bunga

Identifikasi usaha pertanian

D.UKM, Biro

akses modal

dengan lembaga

rendah, untuk

kota skala kecil dan menengah

Perekonomian

dana dari

keuangan

pertanian kota, dari

yang membutuhkan modal.

lembaga

pemerintah

lembaga keuangan

keuangan dan

  CSR kepada

swasta dan CSR.

dan bantuan dari

Fasilitasi komunikasi dan

DKPKP,

CSR.

kerjasama antar pelaku

D.UKM

pelaku

pertanian kota skala kecil dan

pertanian kota

menengah untuk memperoleh

skala kecil dan

peminjaman modal.

menengah. Pertanian

  masih bersifat

Meningkatnya

Pendampingan

Meningkatnya jumlah Identifikasi potensi

DKPK, DPPAPP,

pertanian kota

kelompok-

kelompok pengelola

pembentukan kelompok

DPRKP

individu yang dikelola

kelompok yang

pertanian skala kecil

pengelola pertanian skala kecil

oleh kelompok

akan mengelola

dan menengah yang

dan menengah.

RPJMD

RPJMD RPJMD

Penanggung

Isu Strategis Capaian 2030

Strategi

Berdasarkan Output

skala kecil dan

pertanian skala

terorganisir dengan

Fasilitasi pembentukan

DKPK, DPPAPP,

kecil dan

baik.

kelompok untuk mengelola

DPRKP

menengah

pertanian skala kecil dan menegah.

Pendampingan kepada

DKPKP,

kelompok secara rutin melalui

DPPAPP,

kerjasama dengan lembaga

DPRKP

sosial/pihak terkait lainnya.

Ketersediaan Tersedianya air

  air

Bekerjasama

Terpenuhi kebutuhan Membangun komunikasi dan

DSDA, DKPKP,

untuk pertanian

dengan Dinas

air untuk pertanian

kerjasama

PAM JAYA,

Membuat embung sumur

DSDA, DLH

resapan.

Isu Strategis dan Capaian 2030 Kelompok Kerja 3 – Pemasaran Produk

RPJMD

RPJMD RPJMD

Penanggung

Isu Strategis Capaian 2030

Strategi

Berdasarkan Output

Jaminan mutu Terwujudnya

Sertifikasi

Tersedianya produk

Sosialisasi keamanan pangan

DKPKP

produk jaminan mutu

  produk untuk

produk

hasil pertanian yang

Penerapan GAP

DKPKP

  pertanian

berkualitas (mutu

Penerapan GHP

DKPKP

yang baik)

Penerapan GMP

DKPKP

Pendampingan terhadap

DKPKP

masyarakat tentang sertifikasi produk

  informasi

Publikasi dan Terbukanya

akses pasar

media promosi

transaksi pemasaran

KOMINFO

(termasuk langsung dari

  supply dan

melalui pusat

hasil produk

Sistem informasi pemasaran

DKPKP,

20 KOMINFO demand, akses

petani kota

informasi pasar

pertanian

berbasis web

  pasar)

langsung kepada

Temu usaha (buyers meet

Kontinuitas Menjaga

Membentuk

Terwujudnya kerja

Pembinaan pelaku usaha

sama antara

UMKM

produk produk yang

komunitas

produsen itu sendiri.

konsisten

antar produsen.

Isu Strategis dan Capaian 2030 Kelompok Kerja 4 – Peningkatan Kapasitas

RPJMD

RPJMD RPJMD

Penanggung

Isu Strategis Capaian 2013

Kurangnya Adanya tenaga

 Merekrut tenaga

 Setiap

* PNS

tenaga penyuluh yang

 penyuluh

penyuluh PNS

kecamatan

Mengusulkan penyuluh

memiliki 1 (satu)

pertanian baru ke

mendampingi

mekanisme

penyuluh PNS

Kementrian Pertanian

pelaku utama

 pertanian kota

regular

Pelatihan berjenjang bagi

Kementrian &

penyuluh PNS

DKPKP

 Melibatkan

 Setiap kelurahan

* Swadaya

“petani maju”

memiliki minimal

Mengidentifikasi petani

SUDIN KPKP

sebagai penyuluh

1 (satu) penyuluh maju di kelurahan

swadaya

swadaya

Melibatkan PKK kelurahan

SUDIN KPKP,

Pelatihan teknis tugas-

KPKP

tugas penyuluh swadaya

  sedikitnya

Masih Bertambahnya

 Mempromosikan

30% warga DKI

Mewajibkan pelaku terkait

DKPKP

pelaku utama

keberhasilan

melakukan

untuk melaksanakan

PELAKU pertanian kota

petanian kota

pertanian kota

pertanian kota

  pertanian kota

UTAMA

melalui media

Mengidentifikasi contoh

DKPKP

informasi

sukses/baik pelaku utama

 Memanfaatkan

pertanian kota.

fasum sebagai

keberhasilan/contoh sukses

KOMINFO

pertanian kota

melalui media

 Memperkenalkan

Berkoordinasikan dengan

SUDIN KPKP

praktek

kelurahan &PAPP

pertanian kota

&PRIVATE SECTOR untuk

dimulai dari

memanfaatkan fasum (termasuk RPTRA) sebagai contoh pertanian kota

RPJMD

RPJMD RPJMD

Penanggung

Isu Strategis Capaian 2013

siswa paling

Berkoordinasi dari dinas

SUDIN KPKP

Menyusun kerangka acuan

SUDIN KPKP

private sector

kerja lomba pertanian kota;

dalam

Melakukan seleksi

memanfaatkan

berjenjang

fasum untuk kegiatan yang bersifat pertanian kota

 Lomba pertanian kota secara berjenjang mulai tingkat kelurahan 22 sampai tingkat propinsi

  terbatasnya

Masih Meningkatkan

 Pendampingan

 Tersedianya

Gelar teknologi pertanian

BPTP & DKPKP

pengetahuan keterampilan

Pembuatan demplot

Sudin KPKP

  keterampilan

pelaku sesuai

Private Sector

  pelaku

perkembangan

penyuluh/pen-

pendamping

Diklat

DKPKP & BPTP

teknologi

damping

terampil yang

Studi Banding

SMK

RPJMD

RPJMD RPJMD

Penanggung

Isu Strategis Capaian 2013

pertanian kota

 Menyusun buku

mampu

Pendistribusian buku

Sudin KPKP

teknologi pertanian kota

penyuluh,

pertanian kota

dengan teknologi

pihak lain yang

kemampuan

dapat digunakan

petani dalam

untuk studi

menerapkan

banding/magang

budidaya berbagai komoditas

Isu Strategis dan Capaian 2030 Kelompok Kerja 5 – Kerjasama Multipihak

RPJMD

RPJMD RPJMD

Penanggung-

Isu Strategis Capaian 2030

Mekanisme Tercapainya

Membangun/

Data terpadu

Inventarisasi pemangku

Biro

kerjasama mekanisme

mengoptimalkan pemangku

kepentingan, kegiatan usaha,

Perekonomian

multipihak kerjasama. (B-B,

forum

kepentingan,

lokasi pertanian kota

G-G, B-G)

komunikasi

kegiatan/usaha,

multipihak

kerjasama

lokasi pertanian kota

dalam pertanian

multipihak yang

yang bisa diakses

kota guna

ada

banyak pihak

mencapai tujuan Sustainable Development Goal/SDG (1,2,3,

24 dan 17) B – Business

G – Government

Mendorong

Draft format bentuk

Identifikasi bentuk kerjasama.

Biro Tapem

munculnya

kerjasama multipihak

kebijakan untuk

pertanian kota

membangun/op- timalisasi forum komunikasi multipihak

Model/business

Pembuatan dan testing model

model multipihak

kolaborasi & benchmarking.

dengan skema insentif -> Analisa usaha tani yang jelas.

RPJMD

RPJMD RPJMD

Penanggung-

Isu Strategis Capaian 2030

Sistem yang Tercapainya/ter-

  terintegrasi

Informasi & data

Inventarisasi/identifikasi

Diskominfotik

bentuknya

dokumen pertanian

sistem informasi data,

atas data sistem web data

kota Jakarta.

penanggungjawab,

dasar pelaku & informasi

mekanisme pengumpulan

pertanian pertanian kota

data.

kota. Jakarta

Kebijakan tentang

Pelatihan sinkronisasi data.

Diskominfotik

kolaborasi multipihak & pengelolaan datanya. Platform web

Pembentukan & penguatan

DKPKP

informasi terintegrasi forum komunikasi multipihak. multipihak.

Isu Strategis dan Capaian 2030 Kelompok Kerja 6 – Monitoring Evaluasi dan Pengelolaan Pengetahuan

RPJMD

RPJMD RPJMD

Penanggung-

Isu Strategis Capaian 2030

Tidak Mekanisme

Penyusunan

Mekanisme

Peningkatan kapasitas

Biro

tersedianya monev untuk 6

mekanisme

pengukuran

multipihak dalam

Perekonomian

mekanisme komponen

secara

keberhasilan

mengembangkan alat

pelaksanaan pertanian kota

  monitoring

partisipatif dan

Data dasar dan data

Pengembangan alat monev

Biro

integratif

akhir pelaksanaan

Perekonomian

dan evaluasi

komponen pertanian kota per RPJMD Dokumentasi hasil

Pembentukan Forum Monev

Biro

monev

untuk pelaksanaan komponen

Perekonomian

pertanian kota Pelaksanaan hasil evaluasi (2

Biro

kali dalam setahun)

Perekonomian

Pendokumentasian hasil

Pemutakhiran data secara

Biro

berkala mengenai

Perekonomian

pelaksanaan komponen pertanian kota (2 kali dalam setahun)

Tidak Publikasi

Pengembangan

Tersedianya web

Pengembangan konsep

Diskominfotik

tersedianya pembelajaran

portal

based data dan

struktur data dan informasi

Sistem atas praktik

pembelajaran

informasi

pertanian kota

Informasi, pertanian kota

sebagai basis

pelaksanaan 6

Edukasi, dan dapat dengan

data, informasi,

komponen pertanian

Komunikasi mudah diakses

edukasi dan

kota

hasil monev oleh multipihak

komunikasi

Tersedianya peta

Pembuatan web based data

Diskominfotik

untuk pertanian

pelaku dan kegiatan

dan informasi pertanian kota

kota

6 komponen pertanian kota

RPJMD

RPJMD RPJMD

Penanggung-

Isu Strategis Capaian 2030

Tim pengelola data

Pembentukan tim pengelola

Diskominfotik

dan informasi

web based data dan informasi

pertanian kota Replikasi

Konsultasi web based data

Diskominfotik

pembelajaran

dan informasi kepada para pelaku pertanian kota Pemetaan pelaku dan

Diskominfotik

kegiatan pertanian kota yang diintegrasikan dengan web based data dan informasi Launching web based data

Diskominfotik

dan informasi pertanian kota

VI. Tindak Lanjut dan Koordinasi Pihak DKPKP menyatakan bahwa Grand Design Pertanian Kota ini bisa menjadi produk

unggulan DKI Jakarta dan akan diberlakukan setelah disahkannya Peraturan Gubernur. Peraturan Gubernur yang akan menjadi payung hukum akan digarap di minggu setelah Workshop Grand Design Pertanian Kota ini diadakan dan prosesnya difasilitasi oleh Deputi Gubernur dan dari Biro Perekonomian.

DKPKP akan menjadi leading dan membentuk tim kecil untuk memfinalkan dokumen Grand Design Pertanian Kota. Tim finalisasi akan melibatkan berbagai pihak termasuk organisasi non-pemerintah yang logonya ada di Backdrop acara Workshop Grand Design Pertanian Kota yaitu PfR, Muria, Care dan Karina KWI. Grand Design ini harus selesai pada bulan September karena Peraturan Gubernur akan disahkan sebelum Oktober 2017.

Legalisasi Grand Design Pertanian Kota akan disampaikan ke gubernur terpilih dan diharapkan dimasukkan ke dalam RPJMD yang sedang disusun sekarang lalu selanjutnya akan diimplementasikan tahun depan - 2018. Sebagai catatan: Pertanian kota ini sejalan dengan visi misi dari gubernur terpilih – yaitu misi nomor 18.

Mengenai hal koordinasi terkait Grand Design ini akan dituangkan dalam Peraturan Gubernur yang akan disahkan. Pergub akan mencakup tugas dan tanggung jawab serta mekanisme koordinasi antar pemangku kepentingan yang terlibat dalam pertanian kota. Pola koordinasi yang ada dalam Peraturan Gubernur akan digunakan menjadi pola koordinasi berikutnya.

VI. Beberapa Poin Menarik dari Sesi Diskusi Kelompok dan Pleno

Ada beberapa poin menarik yang cukup lama didiskusikan dalam workshop. Poin-poin itu ada yang sudah dimasukkan ke dalam Tabel Isu Strategis dan Capaian masing-masing kelompok kerja, namun sebagian belum termasuk di dalamnya. Berikut poin-poin tersebut:

Yang Berkaitan dengan Kelompok Kerja 1 – Kebijakan dan Regulasi

Yang Berkaitan dengan Kelompok Kerja 2 – Pelaksanaan Pertanian

DKI Jakarta ini merupakan daerah konsumen, bukan produsen. Karena itu Grand Design harus memperhatikan hal ini. Grand Design perlu mencakup kegiatan untuk menentukan terlebih dulu komoditas apa yang akan dikembangkan, seberapa besar kebutuhan Jakarta dan berapa banyak yang akan dipenuhi oleh DKI Jakarta dan berapa luas lahan yang dibutuhkan.

Yang Berkaitan dengan Kelompok Kerja 3 – Pemasaran Produk

1. Sama seperti Kelompok Kerja 2 yaitu perlunya baseline (data dasar) mengenai komoditas apa yang dikonsumsi oleh masyarakat Jakarta. Apa dan berapa banyak yang diproduksi Jakarta dan apa yang diproduksi dari luar Jakarta. Informasi semacam ini diperlukan karena akan dikaitkan stabilisasi produksi pertanian di Jakarta.

2. Distribusi dan stabilisasi harga bahan pangan bisa merupakan capaian yang dipertimbangkan dalam Grand Design.

3. Hal yang perlu ditambahkan adalah pemetaan jenis usaha. Banyak sekali jenis usaha yang terlibat dalam pertanian kota, baik koperasi, perseorangan, swasta dan lain sebagainya.

Yang Berkaitan dengan Kelompok Kerja 4 – Peningkatan Kapasitas

Dalam kelompok terjadi diskusi bahwa modul-modul teknis yang diperlukan untuk pertanian kota telah tersedia sehingga penyusunan modul tidak masuk ke dalam kegiatan Kelompok Kerja 4. Namun perlu dilihat kembali jenis-jenis modul yang tersedia tersebut.

Yang Berkaitan dengan Kelompok Kerja 5 – Kerjasama Multipihak

1. Grand Design Pertanian Kota harus mampu untuk mempertemukan apa yang telah dilakukan oleh pemerintah dan lembaga-lembaga non-pemerintah dalam hal pertanian kota. Karena itu keterlibatan pihak-pihak non-pemerintah diperlukan. Selain itu dari sisi pemerintah, masih ada beberapa dinas terkait yang belum diundang. Misalnya Dinas Lingkungan Hidup dan dinas pemerintah yang berhubungan dengan sampah dan pengurangan emisi karbon. Kerja sama dengan pemerintah daerah di luar Jakarta pun perlu dijajaki untuk memperkuat hasil dari pertanian kota yang dilakukan di Jakarta. Selain

Yang Berkaitan dengan Kelompok Kerja 6 – Monitoring Evaluasi dan Pengelolaan Pengetahuan

Kegiatan monitoring evaluasi dan pengelolaan pengetahuan pertanian kota dilakukan terhadap 6 komponen pertanian kota lainnya. Karena itu maka forum monitoring evaluasi, kegiatan penyusunan alat, peningkatan kapasitas pemangku kepentingan dalam hal monitoring evaluasi dan pengelolaan pengetahuan harus melibatkan pihak-pihak lain yang terlibat dalam 6 komponen pertanian kota.

Yang Berkaitan dengan Capaian dan Target Pertanian Kota

1. Sesuai dengan presentasi dari Bapak Dr. Ir. Oswar M Mungkasa mengenai pokok-pokok beriktu:  Kontribusi pertanian kota terhadap PDRB, apakah Grand Design Pertanian Kota ini

akan mentargetkan peningkatan kontribusi pertanian kota terhadap PDRB atau tidak.  Kontribusi pertanian kota terhadap penurunan suhu udara di Jakarta. Walaupun

sepertinya sulit tetapi hal ini perlu dipikirkan dan didiskusikan lebih lanjut.  Pertanian kota di Jakarta diharapkan bisa menjadi Centre of Excellence (Pusat Layanan Unggulan) dimana capaiannya tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat Jakarta tetapi

masyarakat di daerah lain juga bisa belajar pertanian kota ini dari Jakarta.

2. Masukan lain dari peserta workshop adalah mengenai sinkronisasi capaian dan target yang akan diraih dalam Grand Design Pertanian Kota dengan capaian dan target dari Bappeda serta OPM-OPM yang lain. Sinkronisasi ini dilakukan baik untuk capaian dan target Bappeda dan masing-masing OPM dalam RPJPD hingga tahun 2030 dan untuk RPJMD.

Lampiran 1 DAFTAR PESERTA WORKSHOP PENYUSUNAN GRAND DESAIN PERTANIAN KOTA

JAKARTA, 9 – 10 AGUSTUS 2017

NO KELOMPOK

PESERTA

1 Kebijakan dan Regulasi Koord: BAPPEDA (Abas – Kabid. Perekonomian) Anggota:  Biro Hukum  Biro TAPEM (Nuruning – Bid. Otonomi Daerah)  DCKTRP (Gentur – Bid. Perencanaan dan

Pemanfaatan Ruang Kota)  DKPKP

- Sekretariat - Bidang Pertanian (cq. Kepala Seksi Pertanian

Perkotaan) - Sudin KPKP Kota Administrasi Jakarta Barat (Ibu

Hanim , Bp. Edi Sukria) - Koordinator Penyuluh Provinsi (Didi Setiabudi)

 BPBD (Rahmat Mangendar – Bid. Kesiapsiagaan)  Biro PLH (…………

2 Pelaksanaan Pertanian Koord: DKPKP (Kepala Bidang Pertanian)

Anggota:  DKPKP

- Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (cq. Kep. Seksi Penganekaragaman Konsumsi,

NO KELOMPOK

PESERTA

 PD Pasar Jaya (………..  DKPKP

- Bidang Pertanian (cq. Kepala Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian). - Balai Pusat Promosi dan Sertifikasi Hasil Pertanian - Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (cq.

Kepala Seksi Ketersediaan Pangan) - Sudin KPKP Kota Administrasi Jakarta Selatan

(Bpk. Yoga)

4 Peningkatan Kapasitas Koord: Dinas Pendidikan DKI Jakarta

Anggota:  Dinas Pendidikan (Bpk. Komar – Bid. SMK)  DLH ( Bpk. Her Panatas)  DKPKP

- Sudin KPKP Kep. Seribu (Bpk. Solihin) - Penyuluh Pertanian Provinsi (Ibu Sri

Suhersusiwati)  BPTP (Ibu Nurmalinda dan Ibu Ana)

5 Kerjasama Multipihak Koord: Biro TAPEM (Anang Yuda – Bid. Kerjasama Lembaga) Anggota:

 Biro KDH dan KLN (……….  DKPKP

- Pusat Pengembangan Benih dan Proteksi

Tanaman - Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (cq.

PROCEEDING

Prosiding Rekaman Proses Notula Minutes of Meeting

Workshop Penyusunan Grand Design Pertanian Kota Provinsi DKI Jakarta

Hari Pertama. Rabu, 9 Agustus 2017

Pembukaan

Mayerni Sidabalok (Pembawa acara)

Selamat pagi. bapak dan ibu seluruh hadirin yang hadir di tempat ini. Salam sejahtera buat kita semua.

1. Yang kami hormati Bapak Dr. Ir. Oswar M. Mungkasa, Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup

2. Yang kami hormati Bapak Blessianda, Asisten Deputi Gubernur untuk Tata Ruang dan Lingkungan Hidup

3. Yang kami hormati juga Bapak Darjamuni, Kepala Dinas KPKP (Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian) dan seluruh tim DKPKP yang hadir di tempat ini

4. Yang kami hormati bapak dan ibu yang mewakili SKPD terkait, dari BAPPEDA, BPBD, dan yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.

5. Teman-teman dari CSO dan mitra PfR yang sudah hadir di tempat ini. Terima kasih atas kehadirannya.

Acara hari ini adalah Workshop Penyusunan Grand Design Pertanian Kota Provinsi DKI Jakarta. Acara ini akan dilakukan 2 hari, dimulai hari ini tanggal 9 Agustus 2017 dan akan berakhir besok pagi tanggal 10 Agustus 2017. Mohon partisipasi kita semua supaya acara ini bisa berjalan dengan baik dan bisa menghasilkan suatu grand design untuk pertanian kota di Provinsi DKI Jakarta dengan baik. Oleh karena itu, kita akan lanjut ke acara selanjutnya, kita akan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Oleh karena itu, bapak dan ibu saya undang untuk berdiri.

Menyanyikan Lagu ‘Indonesia Raya’

Indonesia, kebangsaanku Bangsa dan tanah airku Marilah kita berseru

“Indonesia bersatu!”

Hiduplah tanahku, hiduplah negeriku Bangsaku, rakyatku, semuanya Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya Untuk Indonesia raya

Chorus: Indonesia Raya, merdeka, merdeka! Tanahku, negeriku yang kucinta Indonesia raya, merdeka, merdeka! Hiduplah Indonesia Raya!

Indonesia Raya, merdeka, merdeka! Tanahku, negeriku yang kucinta Indonesia raya, merdeka, merdeka! Hiduplah Indonesia Raya!

Sambutan Direktur Eksekutif KARINA

Romo Adrianus Suyadi, SJ (Direktur Eksekutif KARINA)

Assalamu ’alaikum warrahmatullohi wabarakatuh, shalom, salam damai sejahtera bagi kita semua.

Yang kami hormati:

1. Bapak Dr. Ir. Oswar M. Mungkasa, Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup

2. Bapak Blessianda, Asisten Deputi Gubernur Tata Ruang dan Lingkungan Hidup

3. Bapak Darjamuni, Kepala Dinas KPKP (Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian)

4. Ibu Dyah Meidiantie, Kepala Bidang Pertanian

5. Bapak / Ibu Kepala BAPPEDA Pemprov DKI Jakarta

6. Bapak / Ibu BPBD DKI Jakarta

7. Bapak / Ibu para Kepala Dinas Pemprov DKI Jakarta atau yang mewakili

8. Bapak / Ibu Kepala Biro Tata Pemerintahan Setda Provinsi DKI Jakarta atau yang mewakili 8. Bapak / Ibu Kepala Biro Tata Pemerintahan Setda Provinsi DKI Jakarta atau yang mewakili

Dalam kesempatan yang baik ini kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran Pemprov DKI Jakarta, para mitra kerja sama dari MURIA, Care Indonesia, Wetlands Internasional Indonesia, American Red Cross, Palang Merah Indonesia dan para mitra kerja sama lain dan seluruh peserta lokakarya yang telah hadir dan bekerja sama dalam upaya untuk mempromosikan ketahanan dan kedaulatan pangan lewat pertanian kota.

Dunia pertanian sering diidentikkan dengan dunia di wilayah pedesaan yang masih tersedia tanah cukup luas. Kita seringkali lupa bahwa di tengah-tengah kota metropolitan seperti Jakarta ini pun usaha pertanian itu mungkin. Kota-kota besar di dunia seperti Thailand, Jepang, Amerika Serikat, Inggris, Belanda, dan lain-lain telah mengembangkan pertanian perkotaan ini. Jadi pertanian bukan hanya menjadi peluang masyarakat pedesaan, tetapi juga perkotaan. Kita tentu menyambut baik inisitif

Pemprov DKI Jakarta untuk mengembangkan “Grand Design Pertanian Perkotaan di wilayah Pemprov DKI Jakarta ini”. Untuk menyusun grand design ini, tentu diperlukan

kerangka perencanaan mesti dirancang dari berbagai macam aspek seperti regulasi, implementasi lapangan, peningkatan kapasitas, jaringan pemasaran, kerja sama multipihak, monitoring dan evaluasi.

KARINA-Caritas Indonesia, yang mempunyai arah program untuk mengembangkan ketangguhan warga rentan dalam menghadapi berbagai ancaman, merasa sejalan dengan program Pemprov DKI ini. Sebagai lembaga kemanusiaan milik konferensi Waligereja Indonesia (KWI), KARINA terbuka untuk bekerja sama dengan pihak manapun yang mempunyai tujuan yang sama. Sebagai lembaga animasi, koordinasi dan fasilitator mitra kerja Caritas-Caritas di 37 wilayah di Indonesia, KARINA telah menjalankan berbagai macam proyek yang bersentuhan dengan masalah ketahanan pangan dan pertanian. Sejak tahun 2010, KARINA bersama dengan KARINA-Yogya dan KARINA-Caritas Indonesia, yang mempunyai arah program untuk mengembangkan ketangguhan warga rentan dalam menghadapi berbagai ancaman, merasa sejalan dengan program Pemprov DKI ini. Sebagai lembaga kemanusiaan milik konferensi Waligereja Indonesia (KWI), KARINA terbuka untuk bekerja sama dengan pihak manapun yang mempunyai tujuan yang sama. Sebagai lembaga animasi, koordinasi dan fasilitator mitra kerja Caritas-Caritas di 37 wilayah di Indonesia, KARINA telah menjalankan berbagai macam proyek yang bersentuhan dengan masalah ketahanan pangan dan pertanian. Sejak tahun 2010, KARINA bersama dengan KARINA-Yogya dan

Dan meski kami sebagai lembaga kemanusiaan Katolik, kami tidak memandang latar belakang agama, suku, ras, atau latar belakang lainnya. Misi kami adalah menyebarkan kasih dan belarasa bagi sesama manusia. Kami ingin belajar bagaimana kedaulatan pertanian dan ketahanan pangan bisa disokong lewat pertanian perkotaan. Maka dalam 2-3 tahun terakhir ini kita melakukan sesuatu yang tidak besar, hanya kecil sebagai praktik pembelajaran dengan partner di Marunda. Dan harapannya. praktik baik yang kami kerjakan bersama bisa berkembang demi kesejahteraan warga masyarakat kita terutama untuk yang miskin dan rentan.

Akhir kata, kami sadar bahwa penyelenggaraan acara lokakarya ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami atas nama KARINA menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Selamat mengikuti lokakarya, semoga bermanfaat untuk kemajuan kita semua. Wassalamualaikum warrohmatullohi wabarokatuh, salam damai sejahtera bagi kita semua.

Mayerni Sidabalok (Pembawa acara)

Terima kasih Romo Suyadi buat kata sambutannya mewakili KARINA dan Aliansi PfR. Acara selanjutnya, kita akan mendengarkan sambutan dari Bapak Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian, Bapak Darjamuni. Waktu dan tempat kami persilahkan kepada bapak.

Sambutan Kepala Dinas KPKP, Provinsi DKI Jakarta

Bapak Darjamuni (Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian)

Assalamu ’alaikum warrohmatullohi wabarokatuh. Selamat pagi, semoga keselamatan dan berkah senantiasa dilimpahkan kepada kita semua.

1. Bapak Dr. Ir. Oswar M. Mungkasa, Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup yang kami hormati, 2. Bapak Blessianda, Asisten Deputi Gubernur untuk Tata Ruang dan Lingkungan Hidup yang kami hormati, 3. Bapak Pimpinan KARINA, Bapak Romo Suyadi yang kami hormati, 4. Rekan – rekan Kepala Bidang, kepala UPT dan peserta lokakarya yang saya banggakan.

Pertama-tama marilah kita panjatkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena pagi ini kita dapat bertemu di sini, silaturahmi dan sekaligus kita akan melakukan lokakarya tentang penyusunan Grand Design Pertanian Perkotaan yang ada di DKI Jakarta. Tentu hal ini yang sudah diinisiasi oleh bapak Deputi, saya mengucap terimakasih banyak karena ini betul-betul merupakan suatu kebutuhan kami di Jakarta. Dan juga kepada KARINA kami ucapkan terima kasih.

untuk memenuhi kebutuhan warga Jakarta itu kayaknya masih jauh. Tetapi saya sangat berharap karena sudah ada beberapa contoh yang kita lakukan, minimal apa yang kita kembangkan di Jakarta ini bisa memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari sehingga mengurangi ketergantungan suplai dari luar daerah. Itu yang kami harapkan.

Memang tadi saya dapat pengarahan dari Pak Deputi, banyak sebenarnya yang bisa kita kembangkan di rumah susun, di gang-gang, di pekarangan, supaya ini betul-betul bisa dimanfaatkan secara optimal. Saking kami menganggap ini adalah hal yang sangat penting, tahun 2016 sebenarnya pengembangan pertanian perkotaan ini kami jadikan indikator kinerja unit kami di DKPKP ini. Waktu itu kita sempat melakukan penghijauan di 150 gang di Jakarta, di 25 setiap wilayah, dan alhamdulilah cukup berhasil. Tetapi keberlanjutannya belum sepenuhnya bisa kita lanjutkan karena kesadaran masyarakat juga sangat kurang, sehingga kalau sudah ada grand design nanti yang kita kembangkan, ini akan membuat suatu perencanaan secara menyeluruh. Itulah mungkin yang akan menjadi pegangan kami untuk mengembangkan pertanian perkotaan ke depan.

Jadi kepada teman-teman saya khususnya dan semuanya, mari kita manfaatkan 2 hari sampai besok ini. Kita manfaatkan bantuan pemikiran, bantu kami semua bagaimana kira-kira kita bisa mengembangkan pertanian perkotaan di Jakarta ke depan. Disini sudah hadir beberapa narasumber, kita bisa diskusi tukar pemikiran sehingga nanti bisa tercipta suatu grand design dan ini akan kita jadikan pegangan untuk mengembangkan pertanian di perkotaan di Jakarta ke depan.

Saya kira itu mungkin hal-hal yang ingin saya tekankan. Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Deputi, KARINA, dan teman-teman semua atas partisipasi yang telah dilakukan pada hari ini. Akhirnya nanti kami mohon kepada Pak Deputi untuk bisa membuka dan memberikan arahan pada acara ini.

Terima kasih. Saya akhiri. Wassalamualaikum warrohmatullohi wabarokatuh.

“Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim, syukur kami panjatkan kehadiratMu atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayahMu. Pagi hari ini kami hadir

untuk memohon ridho, rahmat, dan keberkahan dalam acara workshop penyusunan Grand Design Pertanian Kota di provinsi DKI Jakarta. Kiranya Engkau berikan kemudahan dan kelancaran dalam acara ini sehingga pertemuan ini membawa manfaat untuk kami dalam melaksanakan kegiatan- kegiatan pembangunan pertanian untuk kesejahteraan masyarakat Jakarta.

Ya Allah, Ya Hayyu, Ya Qayyum, workshop penyusunan Grand Design Pertanian Kota di provinsi DKI Jakarta sebagai langkah strategis dalam merumuskan kegiatan-kegiatan pertanian perkotaan yang akan kami laksanakan ke depan. Untuk itu Ya Ilahi, kami mohon kepadaMu ya Allah, berikanlah petunjukMu agar kami mampu merumuskan model pertanian kota di DKI Jakarta dalam rangka menjamin eksistensi pembangunan pertanian untuk mewujudkan masyarakat Jakarta yang sejahtera.

Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim, bila ada kebijakan kami yang salah, keputusan kami yang keliru, dan tugas-tugas kami yang kebablasan, kami mohon ampunan dan petunjukMu. Ampunan juga kami mohonkan untuk kedua orang tua kami, para pemimpin pendahulu kami, serta para pejuang kemerdekaan bangsa Indonesia. Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami bahwa yang benar itu adalah benar adanya. Berikanlah kemampuan kepada kami untuk selalu mengikuti kebenaran itu, dan tunjukkanlah kepada kami bahwa yang salah adalah tetap salah. Dan berikanlah kemampuan kepada kami untuk selalu menjauhi kesalahan itu.

Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim, tiada yang mudah kecuali Kau mudahkan, dan kesusahan itu menjadi mudah jika Engkau menghendakinya mudah. Kabulkan doa dan permohonan kami. Amin ya rabal alamin ”

Sambutan Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup

Bapak Dr. Ir. Oswar M. Mungkasa (Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup)

1. Yang terhormat Bapak Kepala Dinas, Bapak Darjamuni; 2. Yang terhormat Bapak Pimpinan Karina, Romo Suyadi; 3. Yang terhormat Bapak Bless; 4. Yang terhormat Ibu Mei; 5. Yang terhormat Bapak ibu dari teman-teman SKPD; 6. Yang terhormat teman-teman dari luar pemerintah yang banyak juga kami undang yang tidak bisa kami sebut satu persatu; 7. Yang terhormat panitia yang telah bekerja keras untuk melaksanakan kegiatan ini.

Assalamu ’alaikum warrohmatullohi wabarokatuh, selamat pagi, salam sejahtera.

Yang pertama, saya sangat senang sekali acara ini kita laksanakan di sini. Ini menunjukkan bahwa teman-teman SKPD ownership-nya sudah ada. Dari dulu sebenarnya sudah ada, cuman teman-teman itu sangat sibuk. Semua dikerjakan. Sehingga, menurut kami, keDeputian lah yang membantu menyusun grand design-nya.

bisa lihat dalam waktu 5 tahun ke depan, ternyata produk pertanian kita di PDB meningkat. Itu artinya grand design kita berhasil. Kalau tidak, ya balik lagi kita hanya bisa menunjukkan foto-foto tetapi kontribusinya terhadap PBD tidak kelihatan. Kita sekarang menyusun ada sekitar 7 Grand Design. Green Building sudah selesai, sampah sudah selesai. Terus ada air tanah, sudah kita serahkan. Kemarin diteruskan oleh Asisten Perekonomian. Kemudian ada lagi grand design untuk disaster.

Nah mengapa ini kita lakukan, karena menurut kita Jakarta ini apa saja ada. Mulai hal yang bagus sampai hal yang buruk. Saya kalau ke luar negeri, saya bilang sama teman- teman di luar negeri, “Jakarta itu mau nanya apa saja saya bisa jawab”. Mulai dari yang paling bagus sampai yang paling jelek, ada. Kejahatan apa saja ada di Jakarta. Tetapi hal yang paling bagus ada juga di Jakarta”. Tetapi kemudian ketika kita mau berbuat baik.

Di Jakarta ini saya lihat jarang punya grand design. Semua punya semangat kerja tetapi tidak ada patokan yang jelas. Teman-teman semangat kerjanya tetapi bingung juga. Kemarin saya presentasi mengenai urban farming di Art Amerika (pusat kebudayaan di Amerika), Ternyata yang namanya urban farming itu di luar itu sudah banyak. Tetapi teman-teman di luar pemerintah itu bingung. Baru tahu kalau ternyata urban farming di DKI itu banyak. Jadi tidak nyambung antara teman luar pemerintah dengan pemerintah, tidak ketemu.

Jadi menurut saya, grand design ini lah tempat bagaimana kita berbicara menemukan antara kerjanya pemerintah dan kerjanya non pemerintahan. Karena salah satu kelemahan urban farming ini masyarakat tidak mendapatkan nilai tambah dari kegiatan ini. Kalau tidak hanya sekedar tanaman hias, ya hanya untuk memenuhi kebutuhan dia sendiri yang notabene kata mereka, “Pak, upaya kita untuk menanam ini jauh lebih besar dibanding dapatnya. Kalau mau beli cabe saja paling berapa langsung dapat”. Jadi, harusnya mereka mendapatkan nilai tambah dari kegiatan ini.

Nah saya ingin kembali lagi menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak karena

Pengantar Diskusi dan Pembukaan Acara oleh Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup

Outline presentasi:

1. Kondisi Pertanian Kota DKI Jakarta saat ini

2. Tantangan Pelaksanaan Pertanian Kota DKI Jakarta

3. Posisi Grand Design dalam Perencanaan Pembangunan DKI Jakarta

4. Grand Design Pertanian Kota 2030

Jadi kembali lagi saya ingin menyampaikan penghargaan kita, semoga kita bisa menyelesaikan ini dalam waktu yang memadai karena kita berharap sebelum pergantian pemerintah, hasilnya sudah kita sampaikan. Dan kemudian, hasilnya akan menjadi masukan untuk RPJMD. Masukan kita riil, ada. Ini adalah hasil upaya proses yang panjang. Nah saya akan masuk ke bahan presentasi.

Luasan lahan Sawah di DKI Jakarta

Produksi Padi di DKI Jakarta

Tetapi kemudian ada dampak yang lain juga, ternyata produksi padi kita menurun 43%. Ini yang kita mulai was-was terutama ketika kita berbicara mengenai ketahanan sebuah kota. Kita tidak kebayang kalau tiba-tiba Jakarta ada apa-apa, kita tidak punya makanan. Kebutuhan kita tergantung dari daerah lain. Mulai dari beras, bahkan air bergantung sama Tangerang.

Produksi Sayuran di DKI Jakarta

Jumlah Rumah Tangga Pertanian di DKI Jakarta

Sementara jumlah rumah tangga pertanian di DKI Jakarta juga saya lihat berkurang sangat banyak. Dari 52 ribu menjadi hanya 12.300. Pertanyaannya adalah, apakah ini tanda-tanda yang menunjukkan bahwa pertanian di Jakarta bukan merupakan sesuatu yang menarik lagi, atau cara kita menangani pertanian yang kurang tepat.

Kalau menurut saya sebenarnya masalah kita hanya satu, pertanian masih dalam konteks ekstensifikasi. Kita bertani itu masih mikir tambah luas areal. Kita berpikir horizontal, tidak berpikir vertikal sehingga yang terjadi ketika kemudian tanah digunakan untuk penggunaan selain sawah, kita jadi gamang. Kalau di Jepang itu kantor-kantor itu ruang lobinya isinya tanaman sayur. Bahkan beberapa lantai digunakan untuk sawah. Di sana sawahnya bertingkat. Jadi, perubahan paradigma bahwa sawah adalah secara horizontal kita rubah bahwa sawah atau pertanian itu harusnya sifatnya bisa ke atas.

Pertanian secara ekonomi:

Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2014 memang hanya 0,1%. Akan tetapi,

Kebijakan dan Kegiatan yang Mendukung

Aspek Kebijakan: Aspek Pelaksanaan Kegiatan:  Instruksi Gubernur No. 131 Tahun