Proses Pembentukan Bumi docx (1)
Proses Pembentukan Bumi
1.Teori oleh Georges-Louis Leclerc
Pada tahun 1778 ahli ilmu alam Perancis Georges-Louis Leclerc, Comte de
Buffon, mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara
matahari dengan sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa
matahari terpental ke luar. Massa yang terpental inilah yang menjadi planet.
2.Teori Laplace
Seorang ahli Matematika dan astronomi Perancis Pierre Simon Marquis de
Laplace 1796 mengemukakan Bumi terbentuk dari gugusan gas panas yang
berputar pada sumbunya, kemudian terbentuk cincin - cincin. Sebagian
cincin gas tersebut, terlempar ke luar dan tetap terus berputar. Cincin gas
yang berputar akan mengalami pendinginan, sehingga terbentuklah
gumpalan - gumpalan bola yang menjadi planet - planet, termasuk Bumi.
3.Teori Planetisimal Hypothesis
Di kemukakan oleh, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika
bersama rekannya T.C Chamberlain, seorang ahli geologi, yang
mengatakan matahari terdiri dari massa gas bermassa besar sekali, pada
suatu saat didekati oleh sebuah bintang lain yang melintas dengan
kecepatan tinggi di dekat matahari. Pada waktu bintang melintas di dekat
matahari dan jarak keduanya relatif dekat, maka sebagian massa gas
matahari ada yang tertarik ke luar akibat adanya gravitasi dari bintang yang
melintas tersebut. Sebagian dari massa gas yang tertarik ke luar ada yang
pada lintasan bintang dan sebagian lagi ada yang berputar mengelilingi
matahari karena gravitasi matahari. Setelah bintang melintas berlalu, massa
gas yang berputar mengelilingi matahari menjadi dingin dan terbentuklah
cincin yang lama-kelamaan menjadi padat dan disebut planetisimal.
Beberapa planetisimal yang terbentuk akan saling tarik - menarik dan
bergabung menjadi satu dan pada akhirnya membentuk planet, termasuk
Bumi.
4.Teori Tidal (pasang surut gas)
Dua orang ilmuwan Inggris, James Jeans dan Harold Jeffreys, pada tahun
1918 mengemukakan teori tidal. Mereka mengatakan pada saat bintang
melintas di dekat matahari, sebagian massa matahari tertarik ke luar
sehingga membentuk semacam [cerutu].Bagian yang membentuk cerutu ini
akan mengalami pendinginan dan membentuk planet - planet, yaitu
Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
5.Teori Weizsäcker
Pada tahun 1940, Carl Friedrich von Weizsäcker, seorang ahli astronomi
Jerman mengemukakan tata surya pada mulanya terdiri atas matahari yang
dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian besar massa kabut gas ini terdiri
atas unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Karena panas matahari yang
sangat tinggi, maka unsur ringan tersebut menguap ke angkasa tata surya,
sedangkan unsur yang lebih berat tertinggal dan menggumpal. ini akan
menarik unsur - unsur lain yang ada di angkasa tata surya dan selanjutnya
berevolusi membentuk planet - planet, termasuk Bumi.
6.Teori Kuiper
Gerald P. Kuiper mengemukakan bahwa pada mulanya ada nebula besar
berbentuk piringan cakram. Pusat piringan adalah protomatahari,
sedangkan massa gas yang berputar mengelilingi protomatahari adalah
protoplanet. Dalam teorinya, dia juga memasukkan unsur - unsur ringan,
yaitu hidrogen dan helium. Pusat piringan yang merupakan protomatahari
menjadi sangat panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur ringan
tersebut menguap dan mulai menggumpal menjadi planet - planet.
7.Teori Whipple
Fred L. Whipple, seorang ahli astronom Amerika mengemukakan pada
mulanya tata surya terdiri dari gas dan kabut debu aneh yang mengandung
nitrogen yang sedikit kosmis yang berotasi membentuk semacam piringan.
Debu dan gas yang berotasi menyebabkan terjadinya pemekatan massa dan
akhirnya menggumpal menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang menguap
ke angkasa. Gumpalan yang padat saling bertabrakan dan kemudian
membentuk planet - planet.
8.Teori Big Bang
Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari
puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut
raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran tersebut memungkinkan
bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar
berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan
kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian
membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang
4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu
galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian
membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar
ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalangumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan
itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara
bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses
pembentukan bumi, yaitu:
1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami
perlapisan atau perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya
diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam,
sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel
dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses
secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini.
• Lapisan Inti :
cairan kental bersuhu di atas 4.500° C dan bertekanan tinggi, mengandung
mineral cairan Besi dan Nikel (disebut juga lapisan Nife).
• Lapisan Astenosfer :
merupakan lapisan kedua yang melapisi lapisan inti dengan suhu antara
2.000-4.000° C dan tekanan terus menurun, mengandung mineral Silicium
dan Magnesium (disebut juga lapisan Sima).
• Lapisan Litosfer :
merupakan lapisan lebih kental dengan suhu < 2.000° C dan tekanan terus
turun. Lapisan ini disebut juga lapisan mantel bumi.
• Kerak Bumi :
padat dan keras, menempel pada mantel bumi, mengandung mineral
Silicium dan Aluminium (disebut juga lapisan Sial)
Proses alam Endogen dan Eksogen
Proses alam endogen adalah tenaga Bumi yang berasal dari dalam Bumi.
Tenaga alam endogen bersifat membangun permukaan Bumi ini. Tenaga
alam eksogen berasal dari luar Bumi dan bersifat merusak. Jadi kedua
tenaga itulah yang membuat berbagai macam relief di muka Bumi ini
seperti yang kita tahu bahwa permukaan Bumi yang kita huni ini terdiri
atas berbagai bentukan seperti gunung, lembah, bukit, danau, sungai, dsb.
Adanya bentukan-bentukan tersebut, menyebabkan permukaan Bumi
menjadi tidak rata. Bentukan-bentukan tersebut dikenal sebagai relief
Bumi.
Endogen
Kita telah mengetahui bahwa kulit bumi itu padat, dingin, dan terapung di
atas mantel bumi. Kerak bumi yang membentuk dasar samudera disebut
lempeng samudera. Kerak bumi yang membentuk dasar benua disebut
lempeng benua. Lempeng samudera dan lempeng benua terletak di atas
lapisan mantel. Kita juga telah belajar bahwa lapisan mantel mendapat
pemanasan terus-menerus dari lapisan Sima. Pemanasan ini menyebabkan
terjadinya gerakan cairan dengan arah vertikal (konveksi) pada lapisan
mantel.
Akibatnya, arus konveksi ini menumbuk kulit bumi yang terapung di
atasnya. Karena tumbukan lempeng samudera dan lempeng benua, salah
satu lempeng akan menujam ke bawah. Padahal, makin ke dalam suhu
makin panas. Akibatnya, bagian kulit bumi yang padat dan dingin yang
menujam ke bawah akan meleleh dan berubah menjadi magma serta
mengeluarkan energi.
Karena tumbukan terjadi terus-menerus, akan terkumpul tumpukan magma
dan tumpukan energi. Penumpukan ini akan menyebabkan terjadinya halhal berikut :
(1) Tekanan ke atas dari magma, gerak lempeng, dan energi yang
terkumpul akan mampu menekan lapisan kulit bumi sehingga terjadi
perubahan letak atau pergeseran kulit bumi. Akibatnya, kulit bumi bisa
melengkung (disebut lipatan) atau patah (disebut patahan). Gejala ini
disebut tektonisme.
(2) Magma akan menerobos lempeng benua di atasnya melalui celah atau
retakan atau patahan dan terbentuklah gunung api. Gejala ini disebut
vulkanisme.
(3) Bila tumpukan energi di daerah penujaman demikian besar, energi
tersebut akan mampu menggoyang atau menggetarkan lempeng benua dan
lempeng samudera di sekitarnya. Goyangan atau getaran ini disebut gempa
bumi. Gejala ini disebut seisme
Eksogen
Tenaga eksogen ialah tenaga yang berasal dari luar bumi yang berpengaruh
terhadap permukaan bumi. Tenaga eksogen dapat menyebabkan relief
permukaan bumi berubah. Proses perubahan muka bumi dapat berlangsung
secara mekanis, biologis, maupun secara kimiawi. Tenaga eksogen ini
menyebabkan terjadinya pelapukan, erosi, gerak massa batuan, dan
sedimentasi yang bersifat merusak bentuk permukaan bumi Bumi tempat
segenap makhluk hidup termasuk manusia telah terbentuk kira-kira 4.600
000.000 tahun lalu bersamaan dengan planet-planet lain yang membentuk
tata surya dengan matahari sebagai pusatnya. Sejarah kehidupan di bumi
baru dimulai sekitar 3.500.000.000 tahun lalu dengan munculnya microorganisma sederhana yaitu bakteri dan ganggang. Kemudian pada
1.000.000.000 tahun lalu baru muncul organisme bersel banyak. Pada
sekitar 540.000.000 tahun lalu secara bertahap kehidupan yang lebih
komplek mulai berevolusi.
Sejarah Perbentuknya Bumi
Pengetahuan tentang bumi member simpulan bahwa di masa lampau bumi
pernah mengalami fase cair pijar. Bagian terluar menglami pengkristalan
menjadi kulit bumi dan sewaktu-waktu mengalami retak, magma dapat
menerobos ke permukaan bumi.
Menurut Rittmann (1960), sekitar 4,6 milyar tahun yang lampau awan,debu
dan gas yang mengapung diruang angkasa mulai mengecil. Materi pada
pusat awan itu mengumpul menjadi matahari. Kira-kira 100 juta tahun yang
lalu ,sisa gas dan debunya memipih menjadi awan berbentu cakram di
sekitar matahari. Butiran debu dalam awan itu saling melekat dan
membentuk planet-planet kecil dengan diameter
beberapa kilo meter. Benda-benda ini bertabrakan dan bergabung
membentuk planet.
Proses Urutan Kelahiran Bumi Menurut Rittman
1.Bumi mulai terbentuk ketika butir-butir debu dalam cakram awan di
sekitar matahari saling melekat,partikel-partikel ini
menggumpal menjadi badan yang lebih besar, kemudian badan badan itu
bertumbukan dan membentuk benda-benda berukuran planet.
2.Sisa-sisa dari awan asli berjatuhan, energy dari bahan yang jatuh ini,
bersama dengan pemanasan yang terjadi akibat dari pelapukan radioaktif
menyebabkan melelehnya bumi.
3.Akibat dari pelelehan ini bahan-bahan yang mampat terutama besi
tenggelam ke pusat planet dan menjadi intinya.seluruh permukaan bumi
tertutup oleh lautan batuan yang meleleh, bahan-bahan yang lebih ringan
seperti uap air dan karbondioksida beralih keluar dan membentuk atmosfer
purba.
4.Akibat aliran cepatdari partikel partikel bermuatan dari matahari
menyapu bersih sisa-sisa awan asli dari tata surya sehingga benturannya ke
bumi berkurang, planet itu mendingin dan uap air membentuk awan tebal
di atmosfer.
5.Awan pun mendingin, uap airnya mengembun dan hujan deras
membanjiri bumi sehingga hujan ini mendinginkan batuan di bumi.
6.Limpahan air dari badai itu menyatu di tempat yang rendah sehingga
terjadi awan, karbodioksida dari udara mulai larut dalam genangan air
sehingga planet ini semakin dingin.
7.Kira-kira 2,5 milyar tahun yang lalu,sebuah bumi yang biru telah muncul,
awan menghilang dan matahari menyinari dunia yang sangat mirip dengan
dunia kita sekarang.
TEORI APUNGAN BENUA
Teori Apungan Benua
Sudah sejak lama para ahli kebumian mengetahui bahwa daratan-daratan
yang ada di muka bumi ini sebenarnya tidaklah tetap di tempatnya, tetapi
secara berlahan daratan-daratan tersebut bermigrasi di sepanjang bola
bumi. Terpisahnya bagian daratan dari asalnya dapat membentuk suatu
lautan yang baru dan dapat juga berakibat pada terjadinya proses daur
ulang lantai samudera kedalam interior bumi. Sifat mobilitas kerak bumi
ditandai dengan adanya gempa bumi, aktivitas gunung api dan
pembentukan pegunungan (orogenesa). Berdasarkan ilmu pengetahuan
kebumian, teori yang menjelaskan mengenai bumi yang dinamis (mobil)
dikenal dengan teori Tektonik Lempeng.
Hipotesa Pengapungan Benua (Continental Drift)
Revolusi dalam ilmu pengetahuan kebumian sudah dimulai sejak awal abad
ke 19, yaitu ketika munculnya suatu pemikiran yang bersifat radikal pada
kala itu dengan mengajukan hipotesa tentang benua-benua yang bersifat
mobil yang ada di permukaan bumi. Sebenarnya teori tektonik lempeng
sudah muncul ketika gagasan mengenai hipotesa Pengapungan Benua
(Continental Drift) diperkenalkan pertama kalinya oleh Alfred Wegener
(1915) dalam bukunya “The Origins of Oceans and Continents”.
Pada hakekatnya hipotesa pengapungan benua adalah suatu hipotesa yang
menganggap bahwa benua-benua yang ada saat ini dahulunya bersatu yang
dikenal sebagai super-kontinen yang bernama Pangaea. Super-kontinen
Pangea ini diduga terbentuk pada 200 juta tahun yang lalu yang kemudian
terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yang kemudian
bermigrasi (drifted) ke posisi seperti saat ini.
TEORI PERGESERAN BENUA
Teori gerakan benua salah satunya disampaikan oleh Alfred Lothar
Wegener (1880-1930)
la mengemukakan teori yang disebut Apungan dan Pergeseran Benuabenua. mengungkapkan teori tersebut pada tahun 1912 di hadapan
perhimpunan ahli geologi di Frankfurt, Jerman. Teori tersebut diungkapkan
pertama kalinya di dalam bentuk buku pada tahun 1915 yang berjudul Die
Enstehung der Kontinente und Ozeane (Asal Usul Benua dan Lautan).
Buku tersebut menimbulkan kontroversi besar di lingkungan ahli-ahli
geologi. Kontroversi itu aru mereda tahun enampuluhan setelah teori
apungan Benua Wegener ini makin banyak mendapat penganut di
lingkungan ahli ilmu pengetahuan.
Adapun titik tolak teori Wegener tersebut adalah:
1. Adanya persamaan yang mencolok antara garis kontur pantai timur
Benua Amerika Utara dan Selatan dengan garis kontur pantai barat
Eropa dan Afrika. Kedua garis yang sama tersebut sebenamya dahulu
adalah daratan yang berimpitan. Itulah sebabnya formasi geologi di
bagian-bagian yang bertemu itu sama. Keadaan ini telah dibuktikan
kebenarannya. Formasi geologi di sepanjang pantai Afrika Barat dari
Sierra Leone sampai Tanjung Afrika Selatan sama dengan apa yang
ada di pantai Timur Amerika, dari Peru sampai Bahia Blanca.
2. Daerah Greenland sekarang ini bergerak menjauhi daratan Eropa
dengan kecepatan 36 meter /tahun, sedangkan Kepulauan
Madagaskar menjauhi Afrika Selatan dengan kecepatan 9
meter/tahun. Menurut Wegener, benua-benua yang sekarang ini,
dahulunya adalah satu benua yang disebut Benua Pangea. Benua
tunggal itu mulai memecah karena gerakan benua besar di selatan
baik ke arah barat maupun ke utara menuju khatulistiwa. Dengan
peristiwa tersebut maka terjadilah hal-hal sebagai berikut.
3. Bentangan-bentangan samudera dan benua-benua mengapung
sendiri-sendiri.
4. Samudera Atlantik menjadi semakin luas karena Benua Amerika
masih terus melangsungkan gerakannya ke arah barat. Dengan
demikian terjadi lipatan-lipatan kulit bumi yang menjadi jajaran
pegunungan utara-selatan, yang terdapat di sepanjang pantai
Amerika Utara Selatan.
5. Adanya kegiatan seismik yang luar biasa di sepanjang Patahan St.
Andreas, dekat pantai barat Amerika Serikat.
6. Batas Samudera Hindia makin mendesak ke utara. Anak Benua India
semula di duga agak panjang, tetapi karena gerakannya ke utara
maka India makin menyempit dan makin mendekat ke Benua
Eurasia. Proses tersebut menimbulkan lipatan Pegunungan
Himalaya. Benua-benua sekarang ini pun masih terus bergerak.
Gerakan itu dapat dibuktikan dengan makin melebarnya celah yang
terdapat di alur-alur dalam samudera.
Pembentukan kepulauan Indonesia
Proses terbentuknya pulau-pulau di negara kita tercinta, Indonesia. “Negeri
1000 pulau” atau yang sering kita sebut pula “Zamrut Khatulistiwa”
1. Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, sampai kepulauan di
provinsi NTT dan NTB : Pulau-pulau tersebut terbentuk. Karena
adanya aktivitas vulkanisme di bawah permukaan bumi, maka hasil
yang dapat dirasakan di permukaan Bumi adalah adanya lava. Lama
kelamaan lava tersebut memadat bertambah besar membentuk
sebuah gunung > deretan pegunungan > busur pulau. Proses seperti
ini kita kenal sebagai Island Arc dalam istilah geologi.
2. Pulau Sulawesi : Pulau Sulawesi terbentuk akibat pertemuan
lempeng Filipina, Indo-Australia, Eurasia dan lempeng mikro lain di
daerah tersebut. Oleh karenanya, pulau Sulawesi bentuknya aneh
kayak gitu. Hehehe^^
3. Pulau Irian Jaya dan Kalimantan : Keduanya memilki kesamaan
proses terbentuknya, mereka terbentuk dari pecahan super benua
pada awal terbentuknya permukaan bumi, sesuai teori Plate
Tectonicyang menyebutkan bahwa dahulu seluruh daratab di muka
bumi ini adalah satu daratan yang maha luas bernama Pangea lalu
terpecah menjadi dua yaitu Godwana(di Selatan) dan Laurasia(di
Utara). Seiring waktu berjalan kedua lempeng besar tersebut
terpecah-pecah kembali menjadi pecahan benua-benua seperti
sekarang ini, Asia, Afrika, Amerika, Australia, dulunya adalah satu
pualu besar.
4. Pulau-pulau kecil, contonhnya Kep. Seribu dll : Proses
terbentuknya pulau-pulau ini, sangat sederhana dibanding yang lain.
Mereka berasal dari endapan pecahan kerang, koral dan binatang laut
lainnya. Semakin lama semakin besar, dan akhirnya terbentuklah
sebuah pulau baru.
1.Teori oleh Georges-Louis Leclerc
Pada tahun 1778 ahli ilmu alam Perancis Georges-Louis Leclerc, Comte de
Buffon, mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara
matahari dengan sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa
matahari terpental ke luar. Massa yang terpental inilah yang menjadi planet.
2.Teori Laplace
Seorang ahli Matematika dan astronomi Perancis Pierre Simon Marquis de
Laplace 1796 mengemukakan Bumi terbentuk dari gugusan gas panas yang
berputar pada sumbunya, kemudian terbentuk cincin - cincin. Sebagian
cincin gas tersebut, terlempar ke luar dan tetap terus berputar. Cincin gas
yang berputar akan mengalami pendinginan, sehingga terbentuklah
gumpalan - gumpalan bola yang menjadi planet - planet, termasuk Bumi.
3.Teori Planetisimal Hypothesis
Di kemukakan oleh, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika
bersama rekannya T.C Chamberlain, seorang ahli geologi, yang
mengatakan matahari terdiri dari massa gas bermassa besar sekali, pada
suatu saat didekati oleh sebuah bintang lain yang melintas dengan
kecepatan tinggi di dekat matahari. Pada waktu bintang melintas di dekat
matahari dan jarak keduanya relatif dekat, maka sebagian massa gas
matahari ada yang tertarik ke luar akibat adanya gravitasi dari bintang yang
melintas tersebut. Sebagian dari massa gas yang tertarik ke luar ada yang
pada lintasan bintang dan sebagian lagi ada yang berputar mengelilingi
matahari karena gravitasi matahari. Setelah bintang melintas berlalu, massa
gas yang berputar mengelilingi matahari menjadi dingin dan terbentuklah
cincin yang lama-kelamaan menjadi padat dan disebut planetisimal.
Beberapa planetisimal yang terbentuk akan saling tarik - menarik dan
bergabung menjadi satu dan pada akhirnya membentuk planet, termasuk
Bumi.
4.Teori Tidal (pasang surut gas)
Dua orang ilmuwan Inggris, James Jeans dan Harold Jeffreys, pada tahun
1918 mengemukakan teori tidal. Mereka mengatakan pada saat bintang
melintas di dekat matahari, sebagian massa matahari tertarik ke luar
sehingga membentuk semacam [cerutu].Bagian yang membentuk cerutu ini
akan mengalami pendinginan dan membentuk planet - planet, yaitu
Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
5.Teori Weizsäcker
Pada tahun 1940, Carl Friedrich von Weizsäcker, seorang ahli astronomi
Jerman mengemukakan tata surya pada mulanya terdiri atas matahari yang
dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian besar massa kabut gas ini terdiri
atas unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Karena panas matahari yang
sangat tinggi, maka unsur ringan tersebut menguap ke angkasa tata surya,
sedangkan unsur yang lebih berat tertinggal dan menggumpal. ini akan
menarik unsur - unsur lain yang ada di angkasa tata surya dan selanjutnya
berevolusi membentuk planet - planet, termasuk Bumi.
6.Teori Kuiper
Gerald P. Kuiper mengemukakan bahwa pada mulanya ada nebula besar
berbentuk piringan cakram. Pusat piringan adalah protomatahari,
sedangkan massa gas yang berputar mengelilingi protomatahari adalah
protoplanet. Dalam teorinya, dia juga memasukkan unsur - unsur ringan,
yaitu hidrogen dan helium. Pusat piringan yang merupakan protomatahari
menjadi sangat panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur ringan
tersebut menguap dan mulai menggumpal menjadi planet - planet.
7.Teori Whipple
Fred L. Whipple, seorang ahli astronom Amerika mengemukakan pada
mulanya tata surya terdiri dari gas dan kabut debu aneh yang mengandung
nitrogen yang sedikit kosmis yang berotasi membentuk semacam piringan.
Debu dan gas yang berotasi menyebabkan terjadinya pemekatan massa dan
akhirnya menggumpal menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang menguap
ke angkasa. Gumpalan yang padat saling bertabrakan dan kemudian
membentuk planet - planet.
8.Teori Big Bang
Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari
puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut
raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran tersebut memungkinkan
bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar
berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan
kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian
membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang
4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu
galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian
membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar
ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalangumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan
itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara
bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses
pembentukan bumi, yaitu:
1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami
perlapisan atau perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya
diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam,
sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel
dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses
secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini.
• Lapisan Inti :
cairan kental bersuhu di atas 4.500° C dan bertekanan tinggi, mengandung
mineral cairan Besi dan Nikel (disebut juga lapisan Nife).
• Lapisan Astenosfer :
merupakan lapisan kedua yang melapisi lapisan inti dengan suhu antara
2.000-4.000° C dan tekanan terus menurun, mengandung mineral Silicium
dan Magnesium (disebut juga lapisan Sima).
• Lapisan Litosfer :
merupakan lapisan lebih kental dengan suhu < 2.000° C dan tekanan terus
turun. Lapisan ini disebut juga lapisan mantel bumi.
• Kerak Bumi :
padat dan keras, menempel pada mantel bumi, mengandung mineral
Silicium dan Aluminium (disebut juga lapisan Sial)
Proses alam Endogen dan Eksogen
Proses alam endogen adalah tenaga Bumi yang berasal dari dalam Bumi.
Tenaga alam endogen bersifat membangun permukaan Bumi ini. Tenaga
alam eksogen berasal dari luar Bumi dan bersifat merusak. Jadi kedua
tenaga itulah yang membuat berbagai macam relief di muka Bumi ini
seperti yang kita tahu bahwa permukaan Bumi yang kita huni ini terdiri
atas berbagai bentukan seperti gunung, lembah, bukit, danau, sungai, dsb.
Adanya bentukan-bentukan tersebut, menyebabkan permukaan Bumi
menjadi tidak rata. Bentukan-bentukan tersebut dikenal sebagai relief
Bumi.
Endogen
Kita telah mengetahui bahwa kulit bumi itu padat, dingin, dan terapung di
atas mantel bumi. Kerak bumi yang membentuk dasar samudera disebut
lempeng samudera. Kerak bumi yang membentuk dasar benua disebut
lempeng benua. Lempeng samudera dan lempeng benua terletak di atas
lapisan mantel. Kita juga telah belajar bahwa lapisan mantel mendapat
pemanasan terus-menerus dari lapisan Sima. Pemanasan ini menyebabkan
terjadinya gerakan cairan dengan arah vertikal (konveksi) pada lapisan
mantel.
Akibatnya, arus konveksi ini menumbuk kulit bumi yang terapung di
atasnya. Karena tumbukan lempeng samudera dan lempeng benua, salah
satu lempeng akan menujam ke bawah. Padahal, makin ke dalam suhu
makin panas. Akibatnya, bagian kulit bumi yang padat dan dingin yang
menujam ke bawah akan meleleh dan berubah menjadi magma serta
mengeluarkan energi.
Karena tumbukan terjadi terus-menerus, akan terkumpul tumpukan magma
dan tumpukan energi. Penumpukan ini akan menyebabkan terjadinya halhal berikut :
(1) Tekanan ke atas dari magma, gerak lempeng, dan energi yang
terkumpul akan mampu menekan lapisan kulit bumi sehingga terjadi
perubahan letak atau pergeseran kulit bumi. Akibatnya, kulit bumi bisa
melengkung (disebut lipatan) atau patah (disebut patahan). Gejala ini
disebut tektonisme.
(2) Magma akan menerobos lempeng benua di atasnya melalui celah atau
retakan atau patahan dan terbentuklah gunung api. Gejala ini disebut
vulkanisme.
(3) Bila tumpukan energi di daerah penujaman demikian besar, energi
tersebut akan mampu menggoyang atau menggetarkan lempeng benua dan
lempeng samudera di sekitarnya. Goyangan atau getaran ini disebut gempa
bumi. Gejala ini disebut seisme
Eksogen
Tenaga eksogen ialah tenaga yang berasal dari luar bumi yang berpengaruh
terhadap permukaan bumi. Tenaga eksogen dapat menyebabkan relief
permukaan bumi berubah. Proses perubahan muka bumi dapat berlangsung
secara mekanis, biologis, maupun secara kimiawi. Tenaga eksogen ini
menyebabkan terjadinya pelapukan, erosi, gerak massa batuan, dan
sedimentasi yang bersifat merusak bentuk permukaan bumi Bumi tempat
segenap makhluk hidup termasuk manusia telah terbentuk kira-kira 4.600
000.000 tahun lalu bersamaan dengan planet-planet lain yang membentuk
tata surya dengan matahari sebagai pusatnya. Sejarah kehidupan di bumi
baru dimulai sekitar 3.500.000.000 tahun lalu dengan munculnya microorganisma sederhana yaitu bakteri dan ganggang. Kemudian pada
1.000.000.000 tahun lalu baru muncul organisme bersel banyak. Pada
sekitar 540.000.000 tahun lalu secara bertahap kehidupan yang lebih
komplek mulai berevolusi.
Sejarah Perbentuknya Bumi
Pengetahuan tentang bumi member simpulan bahwa di masa lampau bumi
pernah mengalami fase cair pijar. Bagian terluar menglami pengkristalan
menjadi kulit bumi dan sewaktu-waktu mengalami retak, magma dapat
menerobos ke permukaan bumi.
Menurut Rittmann (1960), sekitar 4,6 milyar tahun yang lampau awan,debu
dan gas yang mengapung diruang angkasa mulai mengecil. Materi pada
pusat awan itu mengumpul menjadi matahari. Kira-kira 100 juta tahun yang
lalu ,sisa gas dan debunya memipih menjadi awan berbentu cakram di
sekitar matahari. Butiran debu dalam awan itu saling melekat dan
membentuk planet-planet kecil dengan diameter
beberapa kilo meter. Benda-benda ini bertabrakan dan bergabung
membentuk planet.
Proses Urutan Kelahiran Bumi Menurut Rittman
1.Bumi mulai terbentuk ketika butir-butir debu dalam cakram awan di
sekitar matahari saling melekat,partikel-partikel ini
menggumpal menjadi badan yang lebih besar, kemudian badan badan itu
bertumbukan dan membentuk benda-benda berukuran planet.
2.Sisa-sisa dari awan asli berjatuhan, energy dari bahan yang jatuh ini,
bersama dengan pemanasan yang terjadi akibat dari pelapukan radioaktif
menyebabkan melelehnya bumi.
3.Akibat dari pelelehan ini bahan-bahan yang mampat terutama besi
tenggelam ke pusat planet dan menjadi intinya.seluruh permukaan bumi
tertutup oleh lautan batuan yang meleleh, bahan-bahan yang lebih ringan
seperti uap air dan karbondioksida beralih keluar dan membentuk atmosfer
purba.
4.Akibat aliran cepatdari partikel partikel bermuatan dari matahari
menyapu bersih sisa-sisa awan asli dari tata surya sehingga benturannya ke
bumi berkurang, planet itu mendingin dan uap air membentuk awan tebal
di atmosfer.
5.Awan pun mendingin, uap airnya mengembun dan hujan deras
membanjiri bumi sehingga hujan ini mendinginkan batuan di bumi.
6.Limpahan air dari badai itu menyatu di tempat yang rendah sehingga
terjadi awan, karbodioksida dari udara mulai larut dalam genangan air
sehingga planet ini semakin dingin.
7.Kira-kira 2,5 milyar tahun yang lalu,sebuah bumi yang biru telah muncul,
awan menghilang dan matahari menyinari dunia yang sangat mirip dengan
dunia kita sekarang.
TEORI APUNGAN BENUA
Teori Apungan Benua
Sudah sejak lama para ahli kebumian mengetahui bahwa daratan-daratan
yang ada di muka bumi ini sebenarnya tidaklah tetap di tempatnya, tetapi
secara berlahan daratan-daratan tersebut bermigrasi di sepanjang bola
bumi. Terpisahnya bagian daratan dari asalnya dapat membentuk suatu
lautan yang baru dan dapat juga berakibat pada terjadinya proses daur
ulang lantai samudera kedalam interior bumi. Sifat mobilitas kerak bumi
ditandai dengan adanya gempa bumi, aktivitas gunung api dan
pembentukan pegunungan (orogenesa). Berdasarkan ilmu pengetahuan
kebumian, teori yang menjelaskan mengenai bumi yang dinamis (mobil)
dikenal dengan teori Tektonik Lempeng.
Hipotesa Pengapungan Benua (Continental Drift)
Revolusi dalam ilmu pengetahuan kebumian sudah dimulai sejak awal abad
ke 19, yaitu ketika munculnya suatu pemikiran yang bersifat radikal pada
kala itu dengan mengajukan hipotesa tentang benua-benua yang bersifat
mobil yang ada di permukaan bumi. Sebenarnya teori tektonik lempeng
sudah muncul ketika gagasan mengenai hipotesa Pengapungan Benua
(Continental Drift) diperkenalkan pertama kalinya oleh Alfred Wegener
(1915) dalam bukunya “The Origins of Oceans and Continents”.
Pada hakekatnya hipotesa pengapungan benua adalah suatu hipotesa yang
menganggap bahwa benua-benua yang ada saat ini dahulunya bersatu yang
dikenal sebagai super-kontinen yang bernama Pangaea. Super-kontinen
Pangea ini diduga terbentuk pada 200 juta tahun yang lalu yang kemudian
terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yang kemudian
bermigrasi (drifted) ke posisi seperti saat ini.
TEORI PERGESERAN BENUA
Teori gerakan benua salah satunya disampaikan oleh Alfred Lothar
Wegener (1880-1930)
la mengemukakan teori yang disebut Apungan dan Pergeseran Benuabenua. mengungkapkan teori tersebut pada tahun 1912 di hadapan
perhimpunan ahli geologi di Frankfurt, Jerman. Teori tersebut diungkapkan
pertama kalinya di dalam bentuk buku pada tahun 1915 yang berjudul Die
Enstehung der Kontinente und Ozeane (Asal Usul Benua dan Lautan).
Buku tersebut menimbulkan kontroversi besar di lingkungan ahli-ahli
geologi. Kontroversi itu aru mereda tahun enampuluhan setelah teori
apungan Benua Wegener ini makin banyak mendapat penganut di
lingkungan ahli ilmu pengetahuan.
Adapun titik tolak teori Wegener tersebut adalah:
1. Adanya persamaan yang mencolok antara garis kontur pantai timur
Benua Amerika Utara dan Selatan dengan garis kontur pantai barat
Eropa dan Afrika. Kedua garis yang sama tersebut sebenamya dahulu
adalah daratan yang berimpitan. Itulah sebabnya formasi geologi di
bagian-bagian yang bertemu itu sama. Keadaan ini telah dibuktikan
kebenarannya. Formasi geologi di sepanjang pantai Afrika Barat dari
Sierra Leone sampai Tanjung Afrika Selatan sama dengan apa yang
ada di pantai Timur Amerika, dari Peru sampai Bahia Blanca.
2. Daerah Greenland sekarang ini bergerak menjauhi daratan Eropa
dengan kecepatan 36 meter /tahun, sedangkan Kepulauan
Madagaskar menjauhi Afrika Selatan dengan kecepatan 9
meter/tahun. Menurut Wegener, benua-benua yang sekarang ini,
dahulunya adalah satu benua yang disebut Benua Pangea. Benua
tunggal itu mulai memecah karena gerakan benua besar di selatan
baik ke arah barat maupun ke utara menuju khatulistiwa. Dengan
peristiwa tersebut maka terjadilah hal-hal sebagai berikut.
3. Bentangan-bentangan samudera dan benua-benua mengapung
sendiri-sendiri.
4. Samudera Atlantik menjadi semakin luas karena Benua Amerika
masih terus melangsungkan gerakannya ke arah barat. Dengan
demikian terjadi lipatan-lipatan kulit bumi yang menjadi jajaran
pegunungan utara-selatan, yang terdapat di sepanjang pantai
Amerika Utara Selatan.
5. Adanya kegiatan seismik yang luar biasa di sepanjang Patahan St.
Andreas, dekat pantai barat Amerika Serikat.
6. Batas Samudera Hindia makin mendesak ke utara. Anak Benua India
semula di duga agak panjang, tetapi karena gerakannya ke utara
maka India makin menyempit dan makin mendekat ke Benua
Eurasia. Proses tersebut menimbulkan lipatan Pegunungan
Himalaya. Benua-benua sekarang ini pun masih terus bergerak.
Gerakan itu dapat dibuktikan dengan makin melebarnya celah yang
terdapat di alur-alur dalam samudera.
Pembentukan kepulauan Indonesia
Proses terbentuknya pulau-pulau di negara kita tercinta, Indonesia. “Negeri
1000 pulau” atau yang sering kita sebut pula “Zamrut Khatulistiwa”
1. Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, sampai kepulauan di
provinsi NTT dan NTB : Pulau-pulau tersebut terbentuk. Karena
adanya aktivitas vulkanisme di bawah permukaan bumi, maka hasil
yang dapat dirasakan di permukaan Bumi adalah adanya lava. Lama
kelamaan lava tersebut memadat bertambah besar membentuk
sebuah gunung > deretan pegunungan > busur pulau. Proses seperti
ini kita kenal sebagai Island Arc dalam istilah geologi.
2. Pulau Sulawesi : Pulau Sulawesi terbentuk akibat pertemuan
lempeng Filipina, Indo-Australia, Eurasia dan lempeng mikro lain di
daerah tersebut. Oleh karenanya, pulau Sulawesi bentuknya aneh
kayak gitu. Hehehe^^
3. Pulau Irian Jaya dan Kalimantan : Keduanya memilki kesamaan
proses terbentuknya, mereka terbentuk dari pecahan super benua
pada awal terbentuknya permukaan bumi, sesuai teori Plate
Tectonicyang menyebutkan bahwa dahulu seluruh daratab di muka
bumi ini adalah satu daratan yang maha luas bernama Pangea lalu
terpecah menjadi dua yaitu Godwana(di Selatan) dan Laurasia(di
Utara). Seiring waktu berjalan kedua lempeng besar tersebut
terpecah-pecah kembali menjadi pecahan benua-benua seperti
sekarang ini, Asia, Afrika, Amerika, Australia, dulunya adalah satu
pualu besar.
4. Pulau-pulau kecil, contonhnya Kep. Seribu dll : Proses
terbentuknya pulau-pulau ini, sangat sederhana dibanding yang lain.
Mereka berasal dari endapan pecahan kerang, koral dan binatang laut
lainnya. Semakin lama semakin besar, dan akhirnya terbentuklah
sebuah pulau baru.