Survey Lapangan BRI Syariah Kantor Caban

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan yang dibuat oleh Tim yaitu sebagai laporan dari study lapangan dan
juga dokumentasi atas observasi yang dilakukan untuk tim.
Tujuan diadakannya tugas study lapangan oleh dosen Pembina mata kuliah yaitu agar
mahasiswa dapat secara langsung mengetahui sistem yang terjadi di Bank Syariah dan
perbedaannya dengan Bank Konvensional. Dengan melakukan study lapangan, mahasiswa dapat
mengamati secara langsung dan lebih mengerti, karena tidak hanya teori saja, tetapi juga sambil
mempraktekkan.
Selain tujuan yang tersebutkan diatas, adanya laporan study lapangan ini merupakan
sumber informasi yang terlengkap mengenai bank Syariah yang bisa didapatkan oleh Tim dari
pihak yang berbaik hati memberikan seluruh informasi secara akurat, mulai dari pengertian,
produk-produk, sampai sistem pembagian hasil keuntungan bank.

1.3 Rumusan Masalah
- Apa itu Bank Syariah dan yang membedakannya dengan Bank Konvensional?
- Bagaimana sistem pendanaan dan pembiayaan di bank syariah?
- Produk-produk seperti apakah yang menjadi keunggulan bank Syariah khususnya BRI

-

Syariah?
Kapan BRI Syariah dapat melakukan pembagian hasil keuntungan?

1.4 Metode Penulisan
Metode yang tim lakukan untuk dapat menyusun laporan ini yaitu metode study lapangan
atau observasi langsung. Metode ini dilakukan dengan cara mendatangi langsung tempat yang
menjadi sumber informasi, lalu melakukan wawancara dengan narasumber.
1

Observasi dilakukan dengan cara, Tim kami terdiri dari 6 anggota kelompok dengan
tugas tanggung jawabnya

masing-masing. Tanggung jawab tersebut, antara lain : pencari

informasi tempat tujuan, pewawancara/juru bicara, recording (perekam informasi), notulis
(penulis informasi yang diberikan), dan dokumentasi.

2


BAB II
BANK BRI SYARIAH KANTOR CABANG MANADO

2.1 Pengantar Bank Syariah

2.1.1 Definisi Bank Syariah
Bank Syariah adalah jenis Bank yang melayani simpan pinjam uang seperti bank
lainnya akan tetapi dalam implementasinya, Bank Syariah menetapkan nilai yang berbeda, dari
segi prinsip syariah (apakah uang yang ditransaksikan nasabah halal atau tidak), dan juga dari
segi pembagian hasil, Bank Syariah tidak seperti bank konvensional yang biasanya
meningkatkan nilai uang nasabah dengan memberikan bunga, tetapi Bank Syariah membagi
hasil keuntungan perusahaan dengan nasabah.
Nasabah yang bertransaksi simpan pinjam di syariah memiliki tujuan yang jelas misalnya
untuk membeli tanah, tabungan untuk nikah, atau untuk naik haji/umroh. Kita mungkin pernah
mendengar pengertian Bank Syariah sebagai bank yang melayani dengan menjalankan aktivitas
yang sesuai dengan syariat islam, namun dalam pelaksanaan, sebenarnya Bank Syariah tidak
mengkhususkan / mempersyaratkan nasabahnya harus beragama muslim.
Bank Syariah terbuka bagi semua agama, dengan syarat uang hasil nasabah yang akan
dititipkan ke Bank Syariah adalah halal. Bukan dari hasil usaha penjualan minuman keras, hasil

judi, trafficking, apalagi uang hasil curian. Pihak Bank Syariah akan melakukan proses
identifikasi yang ketat untuk memastikan bahwa uang nasabah tidak mengandung hal- hal yang
bersifat melenceng dari nilai keagamaan.

2.1.2 Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

3

BANK KONVENSIONAL
Memberikan bunga kepada

BANK SYARIAH
Membagi hasil keuntungan perusahaan dengan nasabah

nasabah
Uang nasabah dapat bertambah

Uang nasabah dipastikan jumlahnya sama ketika nasabah

dan berkurang dengan adanya


menyetor dana, sampai ketika nasabah ingin mengambil.

bunga dan administrasi

Anggaran dari tahun ke tahun tetap.

penarikan uang/ transfer ke

Uang tidak akan dikenakan administrasi lain-lain yang

bank lain

menyebabkan perubahan nilai, kecuali jika perusahaan

Bank Konvensional menerima

membagi hasil keuntungan dengan nasabah.
Bank Syariah memberikan kepastian dalam berinvestasi,


uang nasabah, terlepas dari

jugakepastian dari sumber dana. Segala sesuatunya harus jelas

apapun tujuan mereka.
Melayani nasabah dan uangnya

tujuan dan latar belakangnya.
Melayani nasabah dengan mempertimbangkan sumber dana

yang dari sumber dana

nasabah tersebut halal atau tidak.

manapun
Proses identifikasi identitas

Proses identifikasi identitas nasabah yang ketat, mulai dari

nasabah lebih toleran


mana asal uang nasabah, apa pekerjaan nasabah, apakah

nasabah baik- baik saja dengan hal- hal terkait pajak.
Selain itu, Bank Syariah juga memiliki sistem dan produk yang berbeda dari bank
konvensional yang akan dibahas dalam poin selanjutnya.

2.2 Bank BRI Syariah Kantor Cabang Manado

2.2.1 Berdirinya Kantor Cabang BRI Syariah di Manado
BRI Syariah di kota Manado ada di stand yang beralamatkan di Kawasan Manado Town
Square (Mantos) Jl. Piere Tendean Kec. Sario Manado. Stand ini dibangun pada bulan April 2013
dan resmi dibuka pada tanggal 1 Mei 2013. Jadi, sampai saat ini, BRI Syariah di Manado telah
melayani transaksi nasabah dengan prinsip Syariah selama 3 tahun.
2.2.2 Produk-produk yang Ditawarkan di BRI Syariah
Produk Pendanaan :
4




Tabungan Simpel (Simpanan Pelajar), yang dikhususkan bagi pelajar, bahkan
anak yang masih belajar di Taman Kanak-kanak pun sudah

diperbolehkan

membuka tabungan, lewat tabungan simple ini, dengan setoran awal Rp 1000,dan tidak dikenakan biaya, namun batas penarikan Rp 500.000,-/hari. Biasanya
bank konvensional jarang menawarkan produk seperti ini karena dinilai kurang


profitable.
Tabungan Haji, bahkan anak-anak di bawah umur 17 tahun pun sudah



diperbolehkan membuka tabungan.
Internet Banking BRIS, yaitu fasilitas layanan transaksi perbankan melalui
jaringan internet yang dapat diakses 24 jam, kapan dan dimanapun nasabah




berada menggunakan Personal Computer, Laptob, Notebook, dan media lainnya.
Kartu BRIS, yang menyediakan layanan transaksi gratis dan mudah di semua
mesin ATM.

Produk pembiayaan:


KPR BRISyariah iB, yang membantu nasabah memenuhi keperluannya seperti



pembelian rumah,apartemen, ruko, tanah, pembangunan, serta renovasi.
KKB iB, yang membantu nasabah memenuhi keperluannya akan kendaraan baru



maupun bekas pakai, dengan bebas menentukan pilihan merk.
Kepemilikan Multiguna Purna BRISyariah iB, yaitu produk pembiayaan
dengan prinsip Syariah yang diberikan kepada pensiunan dengan menggunakan
akad murabahah (jual beli) dengan angsuran tetap sampai akhir masa




pembiayaan.
Giro iB, yang memudahkan transaksi perbankan bagi nasabah pebisnis dalam
melakukan bisnis (transaksi bisnis).

2.2.3 Sistem Transaksi Syariah dan Keuntungan Bank

2.2.3.1 Aktivitas Akat dan Pembiayaan di BRI Syariah
Bank Syariah menyediakan layanan pembiayaan, dengan syarat, nasabah wajib berumur
21 tahun., atau di bawah 21 tahun tetapi sudah menikah. Mengenai pembiayaan, Bank BRI
5

Syariah membedakan menjadi dua jenis yaitu pembiayaan yang bersifat produktif dan
pembiayaan yang bersifat konsumtif:


Pembiayaan bersifat produktif, berupa pembiayaan modal kerja dan investasi.
Contoh dari pembiayaan modal kerja ini sendiri,misalnya, nasabah memiliki

usaha sembako dan ingin menambah stok barang.
Contoh dari pembiayaan produktif bersifat investasi, misalnya, nasabah telah
memiliki stok yang banyak, namun ia membutuhkan mesin atau kendaraan untuk



pendistribusian barang.
Pembiayaan bersifat konsumtif, berada diluar pembiayaan yang sifatnya
produktif, yaitu ketika nasabah ingin membelanjakan sesuatu yang tidak
menghasilkan biaya atau profit dari objek yang dibelanjakan tersebut.
Contohnya, nasabah memerlukan pembiayaan untuk biaya pernikahan, membeli
rumah,mobil, dan sejenisnya.

Bank BRI Syariah khususnya mengharuskan nasabah memiliki tujuan yang jelas dalam
mengelola dananya. Perjanjian awal yang berisi tujuan nasabah inilah yang disebut dengan akat.
Akat harus jelas.
Contohnya, nasabah dari awal melakukan pembiayaan untuk investasi membeli mesin merk
Fruel Package yang harganya 100 juta, maka dari awal, pihak bank telah menetapkan skema
untuk pembelian mesin dengan harga 100 juta, dengan spesifikasi merk mesin (tujuan jelas), jadi
pembiayaannya 100 juta, dengan catatan, tidak kurang maupun lebih dari 100 juta itu.

2.2.3.2 Segmentasi Pembiayaan
1) Segmentasi pembiayaan mikro (pembiayaan < Rp 500.000.000)
2) Segmentasi pembiayaan riitel (pembiayaan Rp 500 juta – Rp 5 milyar)
3) Segmentasi pembiayaan komersil (pembiayaan Rp 5 milyar – batas maksimum
pemberian kredit)
Catatan : Batas maksimum pemberian kredit adalah hasil perumusan nilai dari suatu
bank.
Contohnya, batas maksimum pemberian kredit di BRI Syariah = 100 milyar, namun ada
beberapa proyek nasional yang membutuhkan dana 300 milyar dan akhirnya melibatkan
beberapa bank (pembiayaan sindikasi) karena suatu bank punya batas maksimum
pemberian kredit tersendiri.
6

2.2.3.3 Angsuran Dana Oleh Nasabah dan Keuntungan Bank
Angsuran adalah istilah biaya yang dicicil oleh nasabah untuk mencapai jumlah/tujuan
tertentu, dengan menyetor dana secara periodik terhadap pihak bank. Angsuran biaya ditetapkan
di awal, dan tidak mendukung terjadinya floating (mengikuti suku bunga).
Angsuran dilakukan ketika nasabah ingin membeli rumah kepada pihak Developer, dengan
diwakilkan oleh bank. Jadi, nasabah tidak dapat langsung membeli rumah tanpa rumah itu
menjadi

milik bank terlebih dahulu, dan

bank tidak mungkin menjadi developer

yang

menyediakan stok perumahan sendiri yang akan dijual ke nasabah yang ingin membeli rumah.
Jadi, bank bekerja sama dengan perusahaan real estate, lalu ada nasabah yang ingin membeli
rumah, setelah rumah tersebut diwakilkan untuk membeli rumah tersebut menjadi milik bank,
lalu bank berjual beli dengan nasabah.

Dijual ke

Dibeli oleh

Rumah

Bank

Nasabah

Catatan : dari aktivitas jual beli seperti ini, Bank mendapatkan keuntungan yang disebut margin,
dengan menjadi pihak diantara developer yang menjual dan nasabah yang membeli.
Sebagai Contoh, KPR ingin membeli rumah di GPI dengan harga 200 juta, angsurannya adalah
Rp 3.500.000,-

selama

se-tahun. Artinya, dari awal sampai 15 tahun yang akan datang,

pembayaran angsurannya tetap Rp 3.500.000,- ,

tidak mengikuti suku bunga, karena di

perbankan syariah tidak mengacu kepada kebijakan suku bunga oleh Bank Indonesia.
Jika di Bank Konvensional biaya angsuran selalu berubah mengikuti perubahan suku bunga,
lain halnya dengan perbankan Syariah yang menetapkan margin (keuntungan Bank).
Contoh, telah disebutkan pada akat di awal, bahwa biaya rumah 200 juta, margin/keuntungan
bank = 75 juta. sehingga, harga jual = 200 juta + 75 juta = 275 juta. Kalau nasabah menyetujui,
7

nasabah dapat menandatangai surat perjanjian (dilampirkan di halaman lampiran). Setelah ini,
pihak bank dapat berjual beli dengan pihak nasabah.
Hal penting mengapa perbankan Syariah, khususnya BRI Syariah melakukan sistem jual beli
seperti ini, yaitu kejelasan/kepastian nilai angsuran, karena perbankan Syariah menganut nilai
sah tidaknya suatu transaksi itu dilakukan. Perubahan pada nilai angsuran, contohnya meminta
nasabah membayar lebih karena setelah tahun ke-3 dana pembelian rumah jadi berkurang karena
dikenakan bunga, transaksi jual beli itu menjadi transaksi yang tidak sah.
Bagaimana jika terjadi biaya angsuran yang berubah, ketika transaksi itu tidak lagi sah? Ketika
terjadi seperti ini, keuntungan yang didapatkan bank dari hasil transaksi yang tidak sah itu, tidak
diperkenankan untuk menjadi milik bank. Jadi kemana uang itu akan dipergunakan? Dana itu
akan disalurkan ke dana CSR (Corporate Social Responsibility/ kegiatan social, mis.donor
darah).
Alasan kenapa dana itu tidak dapat menjadi milik perusahaan, karena :



Dari aspek syariah, tidak memperbolehkan terjadinya transaksi yang tidak sah
Dari aspek audit, mendeteksi sesuatu yang salah telah terjadi, dan pasti ada pihak
yang dapat dipersalahkan dalam proses transaksi tersebut.

2.2.4 Sistem Bagi Hasil yang Dilakukan BRI Syariah dan Keuntungan Bank
Bank memiliki 2 operasional yang penting, yaitu pendanaan dan pembiayaan. Pendanaan, Bank
menghimpun dana (cost of fund) dari pihak surplus (masyarakat yang punya dana) yang
nantinya bank akan membagi hasil dengan masyarakat tersebut. Dana yang terkumpul tersebut
disalurkan bank ke pembiayaan.
Contohnya, nilai bagi hasil yang kita berikan ke masyarakat itu 6 %. Penyaluran ke pembiayaan
adalah 12%. Jadi, Bank memiliki keuntungan, paling tidak 6%. Dikurangi dengan biaya
overhead cost (biaya tenaga kerja, biaya listrik).
Catatan : lembaga bank syariah mendapatkan keuntungan dari hasil pembiayaan yang
dilakukan. Semua bank pasti melakukan hal tersebut karena bank adalah lembaga bisnis.

8

2.2.5 Pihak yang mengawasi jalannya aktivitas Bank BRI Syariah
Ada 2 badan pengawas utama yang mengawasi aktivitas dan kinerja Bank Syariah:




Dewan Pengawas Syariah
Pihak yang mengatur pengawasan dari sisi operasional bank Syariah dan aturan
regulator.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Badan pengawas keuangan Bank Syariah maupun Konvensional.

Selain itu, pihak-pihak yang mempunyai fungsi pengawasan aliran dana dan penyelesaian kasus
mencurigakan, ada :


Pusat Informasi Kajian Transaksi Keuangan (PIKTK)
Pihak yang mengawasi transaksi keuangan yang terjadi. Pihak PIKTK dapat
mendeteksi suatu transaksi yang mencurigakan walaupun sedikit saja, karena
pusat informasi dapat melacar aliran dana yang terjadi.
Contohnya, seorang PNS yang memiliki uang milyaran rupiah sedangkan ia tidak
memiliki usaha besar manapun selain profesinya sebagi PNS. Kasus seperti ini
memiliki berbagai macam latar belakang yang patut untuk dicurigai.



Suspicious Transaction
Ketika terjadi suatu kasus mencurigakan yang dilacak oleh PIKTK, disinilah
peran pihak Suspicious Transaction, yaitu untuk memproses dan menanyakan
kepastian dari berbagai pihak terkait, untuk penyelesaian masalah.

2.2.6 Syarat menjadi nasabah di Bank BRI Syariah
Masyarakat yang ingin membuka rekening, harus memiliki KTP dan NPWP. Untuk dapat
melakukan layanan pembiayaan dari bank, syaratnya adalah nasabah sudah berusia 21 tahun,
atau dibawah 21 tahun dan sudah menikah, dan memiliki surat legalitas usaha.

9

Nasabah yang ingin mendapat layanan pembiayaan dari bank harus memiliki jaminan, yang
menjamin ia dapat meng-cover ansurannya, atau second way out (jalan keluar kedua) ketika
yang bersangkutan tidak dapat lagi menagih surat angsurannya. Jaminan itu berfungsi untuk
meyakinkan bank memberikan pembiayaan, sebab bank harus selektif agar tidak merugikan
pihak bank sendiri maupun menjadi bermasalah dengan hukum.
Contohnya, nasabah ingin melakukan pembelian rumah, pihak bank harus menganalisis apakah
melalui identitas dan latar belakang sumber dana nasabah (membuka les privat), kemampuan
membayar, dan surat jaminan. Setelah melalui proses analisis oleh pihak bank, ternyata
permintaan nasabah ditolak. Secara kapasitas, angsuran nasabah Rp 3.500.000,-, penghasilan
nasabah Rp 3.600.000,-. Secara nilai, nasabah dapat melunasi angsuran per periode, tetapi pihak
bank mengkhawatirkan biaya-biaya lain yang perlu untuk digunakan oleh nasabah, dan akhirnya
berujung pada, nasabah tidak bisa meng-cover angsurannya.
Ketika nasabah pembiayaan tidak memenuhi syarat, proses pembagian hasil kepada nasabah
pendanaan akan terhambat. Karena itulah pihak bank harus selektif dan ketat dalam menilai
nasabah.
Nasabah yang ingin menyimpan uangnya di bank juga tidak serta- merta diterima oleh pihak
bank Syariah. Pihak bank akan meneliti dari mana asal dananya, apakah profesi nasabah
memungkinkan ia mencapai dana dengan suatu nilai tertentu, apakah usaha yang dilakukan
nasabah halal atau tidak.
Contohnya, nasabah ingin menyimpan uang di bank senilai 7 milyar, dan diketahui ternyata
dana itu memang dihasilkan

dari usaha nasabah. Setelah diteliti lagi, ternyata uang itu

merupakan hasil dari usaha penjualan minuman keras. Maka pihak bank tidak bisa menerima
permintaan nasabah untuk menyimpan uangnya di Bank Syariah.
Bank Syariah bersifat universal, yang menerima nasabah dengan latar

belakang agama

manapun, namun Bank Syariah memiliki prinsip Syariah, salah satunya adalah menghimpun
dana dari sektor-sektor usaha yang bertentangan dengan nilai yang menjadi prinsip Syariah. Jika
pihak pengawas bank Syariah menemukan adanya pelanggaran nilai Syariah, maka pihak bank
yang terkait akan dikenakan konsekuensi, konsekuensi dengan Yang Maha Kuasa, juga
konsekuensi dengan pihak pengawas.
10

2.2.7 Program-program yang Dilakukan BRI Syariah

2.2.7.1 Program Sosialisasi dan Cabang BRI Syariah lainnya di Manado
BRI Syariah selalu melakukan sosialisasi, biasanya dilakukan di akhir pekan (sabtu/minggu).
Salah satu contoh sosialisasi yang dilakukan baru-baru ini, sabtu, 27 Agustus 2016, pengenalan
produk yang berkaitan dengan naik haji.
Program lainnya yang dilakukan BRI Syariah adalah Sosialisasi produk, misalnya Mobile
Banking, yaitu fasilitas layanan transaksi perbankan melalui media mobile, PC, Labtob, Note
Book atau PDA.
Pegawai Bank BRI Syariah telah menyelenggarakan produk “Tabungan Simple” di beberapa SD
di Bailang, Tuminting, dan beberapa daerah lainnya di Sulawesi Utara. Menurut pihak Bank
Syariah, Manado merupakan daerah yang potensial untuk prospek Bank Syariah.
Bank BRI Syariah sendiri memiliki cabang di daerah Bitung, dalam posisi Outlet (pembiayaan
non mikro).

2.2.7.2 Standar/aturan Kepegawaian
Secara substansial, pegawai yang bekerja di kantor BRI Syariah memiliki
standar/aturan/acuan kesopanan. Dalam hal berbusana, pegawai harus menggunakan pakaian
yang formal,rapid an sopan. Perempuan diwajibkan memakai celana atau rok yang panjang, dan
perempuan yang muslim dianjurkan berhijab.
Pegawai yang bekerja di bank harus terampil dan ahli, yakni memiliki ketelitian dan
analisis yang ketat dalam menilai nasabah, meliputi kepastian identitas, latar belakang, dan
tujuan nasabah melakukan transaksi keuangan.

11

Contoh 1, seorang mahasiswa memiliki uang 100 juta yang ingin disimpan di bank. Pihak bank
akan menanyakan dari mana asalnya uang dengan jumlah tersebut. Ternyata, uang itu adalah
hasil penjualan tanah dari orang tuanya yang kemudian diberikan kepada anak-anaknya. berarti,
ada alasan yang masuk akal.
Contoh 2, tiba-tiba saja uang itu ingin diambil kembali semuanya. Costumer Service akan
meminta nasabah bersangkutan untuk menandatangi suatu dokumen. Costumer Service akan
meneliti ulang tanda tangan yang pernah beberapa kali ditandatangani dan terlihat sama. Ketika
ternyata, terdeteksi adanya perbadaan/kejanggalan pada garis/tarikan tertentu pada tanda tangan,
nasabah akan ditanyai. Ketika diinterogasi dan nasabah tidak dapat menjawab, berarti memang
harus dicurigai.
Tidak hanya teliti dan ketat terhadap hal- hal mencurigakan, seorang pegawai bank
Syariah harus peka dengan tujuan nasabah.
Contohnya, ketika form tujuan yang diberikan Costumer Service untuk diisi oleh nasabah,
tertulis : “untuk transaksi bisnis ke luar negeri”. Berarti ada potensi untuk ditawarkan
pembiayaan. Data inilah yang kemudian CS berikan ke bagian marketing (ada bagian
operasional, bisnis, dan support)

2.2.8 Permasalahan Nasabah yang biasanya terjadi di Bank BRI Syariah Manado
Dalam hal pemilihan bank :


Nasabah yang ingin kepastian akan cenderung memilih menabung di Bank



Syariah
Biasanya ada nasabah yang kemudian beralih ke Bank Syariah ketika angsuran di
Bank Konvensional menjadi lebih mahal. Contohnya: Produk KPR (seperti
penjelasan sebelumnya)

Masalah yang berkaitan dengan layanan :




Jaringan ATM error karena maintenance akhir bulan
Penolakan akses tabungan yang terjadi pada suatu rekening milik nasabah
Tidak dapat mengakses mobile banking
12

Masalah Pendanaan dan Pembiayaan:



Legalitas palsu (KTP yang bukan milik nasabah)
Kesalahan prosedur (karena lupa dan sebagainya) yang memiliki konsekuensi
hukum tertentu

13

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bank Syariah bersifat universal, yang menerima nasabah dengan latar belakang agama
manapun, namun Bank Syariah memiliki prinsip Syariah, salah satunya adalah menghimpun
dana dari sektor-sektor usaha yang bertentangan dengan nilai yang menjadi prinsip Syariah. Jika
pihak pengawas bank Syariah menemukan adanya pelanggaran nilai Syariah, maka pihak bank
yang terkait akan dikenakan konsekuensi, konsekuensi dengan Yang Maha Kuasa, juga
konsekuensi dengan pihak pengawas.
Bank Syariah BRI memiliki 2 operasional yang penting, yaitu pendanaan dan
pembiayaan. Pendanaan, Bank menghimpun dana (cost of fund) dari pihak surplus (masyarakat
yang punya dana) yang nantinya bank akan membagi hasil dengan masyarakat tersebut. Dana
yang terkumpul tersebut disalurkan bank ke pembiayaan.
Nasabah yang berada diposisi pendanaan, tidak mendapatkan bunga bank, melainkan
pembagian hasil yang diberikan oleh pihak bank dari keuntungan yang didapatkan perusahaan.
Sistem ini memberikan kepastian jumlah, waktu, dan tujuan yang tidak berubah-ubah seperti
halnya bank Konvensional yang mengalami naik turun nominal seiring dengan berubahnya suku
bunga kebijakan BI. Bank Syariah tidak tergantung pada kebijakan Bank Indonesia.
Keuntungan bagi pihak bank, didapatkan dari pembiayaan nasabah. Ketika nasabah
menggunakan suatu produk bank untuk suatu tujuan tertentu, nasabah akan menyetor angsuran
secara rutin per periode, dimana angsuran tersebut telah termasuk dengan margin (keuntungan
bagi bank) yang telah ditetapkan perusahaan. Jadi, kedua pihak baik nasabah dan bank tetap
diuntungkan dengan adanya kepastian jumlah bagi kenyamanan nasabah, dan kepastian margin
(keuntungan) yang didapatkan oleh pihak bank.
Produk-produk BRI Syariah terdiri dari produk pendanaan dan pembiayaan, antara lain,
tabungan simple, tabungan haji, internet banking BRIS, kartu BRIS, Giro iB, Kepemilikan
Multiguna Purna BRISyariah iB, KKB iB, KPR BRISyariah iB, Kartu BRIS, Internet Banking
BRIS.
14

3.2 Saran

15

LAMPIRAN

Gambar 1. Produk BRISyariah

16

Gambar 2. Bentuk Aplikasi/Form Pengisian nasabah dalam melakukan transaksi
pendanaan/pembiayaan

17

18

19

20

21