Apresiasi Sastra di S D

Apresiasi Sastra di SD
Pengembangan Apresiasi sastra dalam bentuk bacaan untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam menikmati, menghayati, dan memahami karya sastra

Annisa Fajriati (1815162933)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018

Pengembangan Apresiasi sastra dalam bentuk bacaan untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam menikmati, menghayati, dan memahami karya sastra
Annisa fajriati
PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta
e-mail : [email protected]

Abstrak
Aspek psikologis anak berkembang melalui tahapan tertentu sesuai dengan tingkat usia mereka.
Anak-anak melalui tahapan perkembangan intelektual, moral dan emosional, tahapan
perkembangan kepribadian dan bahasa, dan tahapan dalam pertumbuhan konsep mereka tentang

cerita. Setiap jenis pengembangan dibagi menjadi tahap-tahap tertentu. Piaget membagi
perkembangan intelektual anak-anak ke dalam empat tahap: tahap operasi motorik sensorik, praoperasional, konkret, dan formal.Tahapan tersebut dalam setiap anak berbeda-beda sesuai
dengan tingkat usia setiap anak. Setiap tahap memiliki karakteristik yang membedakannya dari
tahap lainnya. Perbedaan karakteristik secara logis mengimplikasikan perbedaan dalam respons
anak terhadap materi bacaan. Akibatnya, dalam memilih bahan bacaan untuk anak-anak, guru
ataupun orang tua harus mempertimbangkan usia anak untuk membuat seleksi sesuai
perkembangan psikologis anak, pada tingkat usia tertentu akan membuat materi bacaan menjadi
tidak komunikatif karena terlalu sulit bagi anak atau membuatnya tidak menarik dan
membosankan bagi anak-anak karena terlalu mudah atau terlalu sederhana.
Kata Kunci

: aspek psikologis, perkembangan intelektual, pemilihan materi bacaan

Abstract

:

The psychological aspect of the child develops through certain stages according to their age
level. Children go through the stages of intellectual, moral and emotional development, the
stages of personality and language development, and the stages in the growth of their concept of

the story. Each type of development is divided into specific stages. Piaget divides children’s
intellectual development into four stages: the sensory-motor, pre-operational, concrete

operational, and formal operational stages. The stages in each child vary according to the age
level of each child. Each stage has characteristics that distinguish it from other stages.
Characteristic differences imply differences in the child's response to reading material. As a
result, in choosing reading materials for children, teachers or parents should consider the age of
the child to make selection according to the child's psychological development, at a certain age
level will make reading material non-communicative because it is too difficult for the child or
makes it unattractive and boring for children because it is too easy or too simple.
Keywords
material

: psychological aspects, intellectual development, selection of reading

PENGANTAR

Setiap manusia memiliki rasa ingin tahu, begitupun anak-anak, mereka juga memiliki
rasa ingin tahu untuk mengenal dunia di sekelilingnya. Pemuasan rasa ingin tahu seorang anak
dapat dipenuhi lewat berbagai cara, dan salah satunya adalah lewat bacaan. Bacaan anak itu

sendiri amat beragam, contohnya adalah cerita lucu, berbagai cerita tradisional, fiksi, puisi,
komik, dan lain-lain sampai dengan bacaan yang berbicara tentang berbagai informasi faktual
Hal itu tidak berbeda halnya dengan kebutuhan informasi yang dibutuhkan orang dewasa yang
juga dapat diperoleh lewat berbagai bacaan yang berisi tentang berbagai hal. Orang dewasa
tinggal memilih bacaan apa dan atau informasi apa yang diinginkannya. Baik orang dewasa
maupun anak sama-sama membutuhkan informasi yang memperkaya pengalaman jiwanya,
sedang yang membedakan adalah buku apa atau informasi apa yang dibutuhkan itu.selain itu
disini penulis ingin membahas sedikit tentang apresiasi, Secara leksikal, appreciation ‘apresiasi’
mengacu pada pengertian pemahaman dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian dan
pernyataan yang memberikan penilaian. Apresiasi sastra ialah kegiatan menggauli karya sastra
dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan
kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra (Suminto A. Sayuti, 1996:2).
Dengan kata lain, apresiasi sastra adalah upaya memahami karya sastra, yaitu upaya
bagaimanakah caranya untuk mengerti sebuah karya sastra yang kita baca, baik fiksi maupun
puisi, mengerti maknanya, baik yang intensional maupun yang aktual, dan mengerti seluk beluk
strukturnya. Pendek kata, apresiasi sastra itu merupakan upaya “merebut makna” karya sastra
(Suminto A. Sayuti, 1996:2). Dalam konteks yang lebih luas, istilah apresiasi mengandung
makna (1) pengenalan melalui perasaan atau kepekaan (2) pemahaman serta pengakuan terhadap
nilai-nilai keindahan yang diungkapkan pengarang.Terdapat tiga unsur inti apresiasi, yakni (1)
aspek kognitif, (2) Aspek emotif, dan aspek evaluatif. Aspek kognitif berkaitan dengan unsur

intrinsik dan ekstrinsik. Aspek emotif berkaitan dengan unsur emosi dalam upaya menghayati
unsur keindahan sastra yang dihadapi. Aspek evaluatif berkaitan dengan penilaian baik buruk,
indah tidak indah, sesuai tidak sesuai dan sebagainya (Aminuddin, 2002: 34). Kata apresiasi
mengandung pengertian memahami, menikmati, dan menghargai atau menilai. Apresiasi sastra
meliputi tiga kegiatan atau langkah yaitu langkah pertama keterlibatan jiwa, langkah

keduatingkatan penghayatan yang tepat, dan langkah ketiga pembaca dapat merelevansikan
pengalaman yang ia dapat dari karya sastra dengan pengalaman kehidupan nyata yang di hadapi
(Sumardjo dan Saini, 1997:174-175)

Apresiasi adalah kesadaran untuk mengenal, memahami, mengakui, menilai, menghargai,
dan mengindahkan nilai-nilai seni, budaya, dan keindahan. Sastra adalah hasil kegiatan kreatif
atau karya seni berupa tulisan atau teks yang menggunakan medium bahasa untuk
mengungkapkan atau menggambarkan kehidupan, kemanusiaan atau kenyataan. Bahasa yang
digunakan dalam sastra merupakan bahasa yang indah, menggetarkan jiwa, memiliki keaslian
dan keartistikan. Apresiasi sastra adalah kegiatan mengakrabi, menafsirkan kualitas, dan menilai
karya sastra melalui proses pengenalan, pemahaman, penghayatan, penikmatan, dan penerapan
terhadap pengalaman hidup yang terkandung dalam karya sastra tersebut..

KAJIAN MATERI


Membaca merupakan salah satu kemampuan dasar yang hendaknya ditindaklanjuti,
karena membaca adalah salah satu kemampuan berbahasa. Membaca menduduki posisi serta
peran yang sangat penting dalam konteks kehidupan umat manusia terlebih pada era informasi
dan komunikasi sekarang ini. Membaca juga merupakan jembatan bagi siapa saja dan di mana
saja yang berkeinginan maju dan sukses, baik di lingkungan sekolahmaupun dunia pekerjaan.
Mengingat pentingnya membaca dalam kehidupan, maka membaca wajar diajarkan di sekolahsekolah dengan berpijak pada tujuan pembelajaran membaca.
Nurhadi (1987:56) mengemukakan bahwa pengalaman selama ini menunjukan bahwa
pengajaran membaca lanjut di sekolah-sekolah menengah cenderung diabaikan. Faktor yang
melatarbelakangi adalah anggapan yang salah tentang membaca itu sendiri. Kebanyakan kita
sepakat bahwa pengajaran membaca telah berakhir ketika seorang anak didik telah dapat
membaca dan menulis, yaitu ketika selesainya pengajaran membaca dan menulis permulaan,
sekitar kelas tiga sekolah dasar. Pada jenjang yang lebih tinggi, pengajaran membaca lanjut tidak
mendapat perhatian. Akibatnya, kebiasaan buruk terus berkembang sampai anakmenjadi dewasa.
Memahami isi bacaan adalah salah satu cara yang diitempuh oleh seorang siswa untuk
menemukan kalimat utama pada tiap-tiap paragraf. Pemahaman bacaan juga berbeda-beda antara
orang yang satu dengan yang lainnya, tergantung bagaimana orang tersebut dapat memahami dan
menjelaskan arti pada masing- masing kata dan kalimat
Bacaan anak atau sastra anak (bahasa Inggris: children's literature) adalah genre sastra
yang ditulis dan diterbitkan untuk anak-anak. Walaupun demikian, bacaan anak bisa saja disukai

serta dibaca remaja dan orang dewasa. Selain itu, sejumlah cerita yang sekarang dianggap klasik,
dulunya ditulis untuk orang dewasa.
Menurut definisi Asosiasi Perpustakaan Amerika, buku anak adalah buku yang sesuai
dengan tingkat kemampuan membaca dan minat anak-anak dari kelompok umur tertentu atau
tingkatan pendidikan, mulai prasekolah hingga kelas enam sekolah dasar. Buku secara khusus

ditulis dan diberi ilustrasi untuk anak hingga berusia 12-13 tahun. Termasuk ke dalam kategori
ini adalah buku nonfiksi dan novel untuk remaja, buku karton tebal (board book), buku lagu
anak, buku mengenal alfabet, belajar berhitung, buku bergambar untuk belajar membaca, buku
bergambar untuk belajar konsep (picture book), dan buku cerita bergambar (picture story book).

Bacaan yang menarik minat
Nancy Anderson,mengelompokkan bacaan anak menjadi enam kategori:
1. buku bergambar prasekolah (pengenalan konsep seperti huruf, angka, warna dan

sebagainya, buku dengan kalimat yang berirama dan berulang, buku bergambar tanpa
kata-kata)
2. sastra tradisional (mitos, dongeng, cerita rakyat, legenda, sajak)
3. fiksi (fantasi, fiksi modern, fiksi sejarah)
4. biografi dan autobiografi

5. ilmu pengetahuan
6. puisi dan syair.

Bacaan anak umumnya ditulis dengan kalimat yang singkat, serta pilihan kosakata dan
tata bahasa yang lebih sederhana dibandingkan sastra dewasa. Selain dibaca di dalam hati,
teks dimaksudkan agar bisa dibaca keras-keras oleh anak. Buku juga dibacakan keras-keras
oleh orang dewasa untuk anak yang belum bisa membaca.
Ilustrasi sangat penting dalam bacaan anak dan merupakan kesatuan dengan cerita. Anak
yang belum bisa membaca terutama sangat memperhatikan gambar-gambar dalam buku.
Selain itu, bacaan anak bisa hanya berisi gambar dan tanpa kata-kata. Jumlah ilustrasi dalam
buku anak juga lebih banyak dibandingkan ilustrasi buku sastra dewasa. Semakin muda
target pembaca, maka semakin banyak pula ilustrasi yang diberikan.
Membahas tentang masalah bacaan yang menarik minat sebenarnya menjadi kendala
tersendiri baik bagi pengajar maupun orang tua karena masuknya teknologi yang begitu

pesat, menjadikan anak-anak lebih memilih untuk bermain dengan gadget ketimbang dengan
membaca buku.
Saya juga memperhatikan buku seperti apa yang senang dibaca siswa. Perspektif buku
menarik tidak sama antara anak kelas 1 sampai kelas 6. Setidaknya dari pengamatan saya,
dapat disimpulkan ada dua kelompok. Pertama, buku menarik untuk anak kelas kecil (1-3

SD) tentu yang tidak tebal. Bisa berupa dongeng, cerita legenda, atau fabel. Namun dengan
konten yang full colour dan banyak gambar.
Lalu yang kedua, kelompok anak kelas besar (4-6) sudah bisa tertarik pada buku yang
agak tebal, dan banyak berisi tulisan dan sedikit gambar namun dengan genre novel atau
kumpulan cerpen anak. Sebagai contoh adalah buku seri KKPK atau Fantasteen.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, orang tua silakan menyesuaikan jenis buku yang
menarik tersebut ketika akan menyediakan bahan bacaan di rumah untuk anak
Dengan membiasakan anak membaca buku sejak dini, maka harapannya ketika beranjak
dewasa dia dengan kesadaran sendiri akan memilih baca buku sebagai hobinya.

Berikut ini adalah contoh cerita bergambar,
Muh. Nur Mustakim (2005:32) mengemukakan bahwa buku bergambar adalah buku yang
memuat suatu cerita melalui gabungan antara teks dan ilustrasi.Tarigan (1985:209)
mengemukakan bahwa pemilihan gambar haruslah tepat, menarik dan dapat merangsang anak

untuk belajar. Media gambar yang menarik, akan menarik perhatian anak dan menjadikan
anakmemberikan respon awal terhadap proses
pembelajaran. Media gambar yang digunakan dalam pembelajaran akan diingat lebih lama oleh
anakkarena bentuknya yang konkrit dan tidak bersifat abstrak.
Gambar adalah suatu bentuk ekspresi komunikasi universal yang dikenal khalayak luas.

Buku bergambar (picture books) menunjuk pada pengertian buku yang menyampaikan pesan
lewat dua cara, yaitu lewat lustrasi dan tulisan (Huck, dkk dalam Burhan Nurgiyantoro,
2005:153). Hal yang tidak berbeda juga dikemukakan Mitchell (Burhan Nurgiyantoro, 2005:153)
bahwa buku cerita bergambar adalah buku yang menampilkan gambar dan teks dan keduanya
saling menjalin. Baik gambar maupun teks secara mandiri belum cukup untuk mengungkapkan
cerita secara lebih mengesankan, dan keduanya saling membutuhkan untuk saling mengisi dan
melengkapi. Dengan demikian, pembacaan terhadap buku cerita bacaan tersebut akan terasa
lebih lengkap dan konkret jika dilakukan dengan melihat.
Selain itu beberapa penunjang lain dalam bacaan yang menarik adalah bahasa yang
komunikatif .bahasa yang komunikatif menjadikan anak lebih mudah memahami, maksud dari
komunikatifnya sendiri pun, bahasa tersebut tidak kaku dan mudah dipahami.

KESIMPULAN

Perkembangan anak untuk mencapai tingkat kedewasaan sesuai dengan yang
diinginkan tidak akan terjadi dengan sendirinya tanpa diusahakan dengan pemberian
bantuan secara sadar dan terencanaoleh guru maupun oleh orangtua. Salah satu bantuan
yang diberikan kepada anak adalah dengan menyediakan bacaan sastra yang sesuai
dengan tingkat perkembangan jiwa anak. Ketepatan penyediaan bacaan bagi anak akan
berdampak positif bagi perkembangan anak selanjutnya secara komprehensif. Salah satu

dampak itu adalah kesadaran pentingnya membaca oleh anak untuk selanjutnya dapat
menikmati, menghayati, dan memahami karya sastra. Dengan adanya kesadaran itu dapat
diharapkan setelah menjadi manusia dewasa kelak anak-anak itu tetap mau membaca
untuk mengembangkan kepribadian dan wawasan hidup. Oleh karena itu, penyediaan
bacaan kesastraan bagi anakanak harus menjadi salah satu hal yang menjadi prioritas kita.
Selain itu penunjang dari anak menjadi gemar membaca adalah bacaan yang menarik
minat, bacaan yang menarik minat sendiri ada berbagai macam seperti buku bergambar,
erat akan imajinasi, bahasa yang komunikatif.

DAFTAR PUSTAKA

Adams, Marilyn McCord (1994). Beginning to read: thinking and learning about print.
Cambridge
Aminuddin, (1995).Penikmatan Bacaan Sastra Bagi Anak Usia Sekolah Dasar. Malang:IKIP
Malang.
Anderson, Nancy (2006). Elementary Children’s Literature. Boston: Pearson Education.
Brady, Laure. 1991. “Children and Their Books: The Right Book for The Right Child 1”,
dalamMaurice Saxby & Gordon Winch (eds). Give Them Wings, The Experience of Children’s
Literature, Melbourne: The Macmillan Company, hlm. 26-38.
Brown, Douglas H. 2000. Principles of Language Learning and Teaching. New York: Addison

Wesly Longman.
Common Sense Media, 2011, 2013; Wartella, Rideout, Lauricella, & Connell, 2013; Rideout,
2014
Edwards, Patricia A. 2004. Children’s Literary Development, Boston: Pearson.
Faridah idah. 2005. Pendekatan Komunikatif Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI.
Grant, August E. & Jennifer Meadows. (2010). Communication Technology update and
fundamentals (12th ed.). USA: Elsevier Inc.
Huck, Charlotte S, Susan Hepler, dan Janet Hickman. 1987. Children’s Literature in The
Elementary School. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Maryanne Wolf (2016). Tales of Literacy for the 21st Century: The Literary Agenda. OUP
Oxford. ISBN 978-0-19-103613-2.
Mila Roysa. 2017. Analisis Buku Bacaan Anak “Belajar Sambil Berternak Ayam” Berdasarkan
Pendekatan Stuktural. Vol. 1 No. 1.
Mitchell, Diana. 2003. Children’s Literature, an Invitation to the World. Boston: Ablongman.
Saxby, Maurice dan Gordon Winch (eds). 1991. Give Them Wings, The Experience of
Children’s Literature, Melbourne: The Mac- millan Company
Nita Wahyu Tyasititi, dan Nugraheni Eko Wardani. 2014. Pelaksanaan Pembelajaran Apresiasi
Sastra Kelas Vii Smp Akselerasi. Volume I Nomor 3.
Nurgiyantoro Burhan.(2008).Tahapan Perkembangan Anak Dan Pemilihan Bacaan Sastra Anak
Nurgiyantoro, Burhan. 2015. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Prasetiawan brian.(2007).Mendekatkan Anak Pada Bahan Bacaan yang Menarik
Puryanto, Edi. 2008. Konsumsi Anak dalam Teks Sastra di Sekolah. Makalah dalam Konferensi
Internasional Kesusasteraan XIX HISKI.
Reitz, Joan M. "children's book". ODLIS — Online Dictionary for Library and Information
Science. Diakses tanggal 16 Juni 2008.
Resmini, Novi(2008). Pembelajaran Apresiasi Sastra Di Sekolah Dasar Melalui Implementasi
Strategi Directedreading Activity:Jakarta.
Rideout, Victoria and VJR Consulting, Inc.(2014).Children, Teens, and Reading. San
Fransisco:Common Sense Media
S. Mahayana maman. 2008. Apresiasi Sastra Indonesia Apresiasi Sastra Indonesia Apresiasi
Sastra Indonesia Apresiasi Sastra Indonesia di Sekolah. Vol. 13. No. 3.
Samfundslitteratur.The ALA Glossary of Library and Information Science. American Library
Association. 1983. hlmn. 41–42
Sayuti, S. A. (1998). MencariModelPengajaran SastrayangApresiatif: Beberapa Pertimbangan.
Maka1ah padaPertemuanIlmiah Bahasa dan SastraIndonesia(PIBSI) se-DIYdanJawaTengah7-8
Oktober 1998 di PPPG Kesenian Yogyakarta.
Semi, Atar. 1993. Rancangan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Angkasa.
Straubhaar, Joseph, Robert La Rose, & Lucinda Davenport. (2012). Media Now: Understanding
Media,culture, and technolog (7th ed.). USA: Wadsworth

Teeuw, A. (1984). Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.
Tompkins, G.E. (2011). Literacy in the early grades: A successful start for prek-4 readers (3rd
edition), Boston, Pearson. pp. 5, 7.
Weinreich, Torben (2000). Children's Literature: Art Or Pedagogy?. Forlaget
What is Reading Comprehension? Reading Worksheets, Spelling, Grammar, Comprehension,
Lesson Plans (dalam bahasa Inggris). 2008-05-29. Diakses tanggal 2018-03-09.
Wiyatmi dan Kastam Syamsi. 2002. Peningkatan Apresiasi Sastra Siswasltp Dengan Pendekatan
Resepsi Sastra.