Sejarah Pemikiran Ekonomi aliran Praklasik

Sejarah Pemikiran Ekonomi Praklasik

Pada masa praklasik pemikiran-pemikiran ekonomi dapat dikelompokkan menjadi
masa Yunani Kuno, pemikiran-pemikiran ekonomi skolastik, merkantilismem dan masa
fisiokrat.
A. Pemikiran-pemikiran Ekonomi Zaman Yunani Kuno
Sesungguhya persoalan ekonomi sama tuanya dengan keberadaan manusia itu sendiri.
Tetapi, bukti-bukti konkretnya yang bisa di telusuri hanya sampai pada masa yunani kuno.
Pada zaman ini terdapat beberapa tokoh yang ikut berperan dalam pemikiran ekonomi
seperti Plato, Aristoteles, Xenophon.
1. Plato (427-347 SM)
Gagasan Plato tentang ekonomi timbul dari pemikirannya tentang keadilan dalam sebuah
negara ideal. Kata Plato, dalam sebuah negara ideal, kemajuan tergantung pada pembagian
kerja yang dimaksudkan untuk pembangunan kualitas kemanusiaan. Plato dapat dikatakan
sebagai orang yang sangat mengecam kekayaan dan kemewahan. Agar tiap orang bisa hidup
sejahtera secara merata, maka manusia perlu dan berkewajiban mengendalikan nafsu
keserakahannya untuk memenuhi semua keinginan yang melebihi kewajaran. Kalau nafsu
keserakahan ini tidak bisa dikendalikan, maka sebagian orang akan hidup berkemewahan,
sedang yang lain akan hidup dalam kesengsaraan & kehinaan. Ternyata gagasan Plato
tersebut hampir sama dengan gagasan yang dibuat oleh Adam Smith. Tetapi, terdapat
perbedaan dalam hal ini yaitu, division of labor oleh smith dimaksudkan untuk memacu

pertumbuhan output dan pembangunan ekonomi sedangkan oleh Plato dimaksudkan untuk
pembangunan kulaitas kemanusiaan.
Pada masa ini Plato juga mengamati bahwa naluri manusia untuk memperoleh barangbarang dan jasa sangat besar jauh melebihi kebutuhan sewajarnya. Besarnya nafsu untuk
memperoleh dan menguasai barang-barang dan jasa ini dipandang sebagai tantangan utama
menuju suatu masyarakat yang adil dan makmur secara merata. Oleh sebab itu, nafsu ini
harus di kekang.
Dalam bukunya, Politika, Plato menjelaskan bahwa selain sebagai alat tukar, uang juga
berfungsi sebagai alat pengukur nilai dan alat untuk menimbun kekayaan
2. Aristoteles (384-322 SM)
Menurut Aristoteles, ekonomi merupakan suatu bidang tersendiri, yang pembahasannya
harus dipisahkan dengan bidang lain. Beliau juga orang yang meletakkan pemikiran dasar

tentang teori nilai (nilai) & harga (price). Pertukaran barang (exchange of commodities) dan
kegunaan uang dalam pertukaran barang tersebut. Aristoteles membedakan proses ekonomi
ke dalam dua cabang, yaitu kegunaan (use) dan keuntungan (gain). Lebih spesifik ia
membedakan oeconomic dan chrematistik. Oeconomic atau limu ekonomi di definisikan
sebagai “the art of house-hold management, the administrations of one’s patrimony, the
careful hasbanding of resources. Sedangkan chrematistik mengimplikasikan penggunaan
sumber daya alam atau keterampilan manusia untuk tujuan-tujuan yang bersifat acquisitive
dalam chrematistic.

3. Xenophon (440-355)
Menurut
Xenophon
kata
ekonomi
berasal
dari
bahasa
Yunani
yaitu Oikos dan Nomos yang berarti pengaturan atau pengelolaan rumah tangga. Karya
utamanya adalah On The Means of Improving The Revenue of The State of Athens. Dalam
buku tersebut, Xenophon menguraikan bahwa negara Athena yang mempunyai beberapa
kelebihan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan negara.
B. Pemikiran Ekonomi Skolastik
Pemikiran kaum skolastik menekankan pada kuatnya hubungan ekonomi dengan
masalah etika, serta besarnya perhatian pada masalah keadilan. Hal ini disebabkan karena
tokoh-tokoh aliran tersebut dipengaruhi dengan kuat oleh ajaran gereja. Pada zaman
pertengahan, ajaran-ajaran gereja memang jauh lebih dominan disbanding ekonomi. Begitu
juga kontribusi khusus penulis-penulis abad pertengahan terhadap teknik teori ekonomi
lemah. Asumsi yang dipakai adalah kepentingan ekonomi adalah sub-ordinat dari

pengorbanan, serta perilaku ekonomi adalah salah satu aspek perilaku abadi yang terikat
dengan aturan-aturan moralitas. Orang di jaman itu menganggap kekayaan materi perlu sebab
tanpa materi tidak bias menghidupi diri sendiri, apalagi menolong orang lain. Bagaimanapun
juga, motif ekonomi sangat dikecam, digambarkan dengan kalimat “the merchant can scarely
or never be pleased to God”. Tokoh-tokoh yang dari aliran ini antara lai Peter Abaelardus, St.
Albertus Magnus, St. Thomas Aquinas, William Ockham, dan Nicolas Cusasus.
Peran filsafat skolastik dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan sains
Pada saat itu, pendidikan diserahkan pada tokoh-tokoh gereja yang dikenal dengan
"The Scholastics", sehingga periode ini disebut dengan masa skolastik. Para filosof aliran
skolastik menerima doktrin gereja sebagai dasar pandangan filosofisnya. Mereka berupaya
memberikan pembenaran apa yang telahditerima dari gereja secara rasional.
Diantara filosof skolastik yang terkenal adalah Augustinus (354-430). Menurutnya,
dibalik keteraturan dan ketertiban alam semesta ini pasti ada yang mengendalikan, yaitu
Tuhan.Kebenaran mutlak ada pada ajaran agama. Kebenaran berpangkal pada aksioma bahwa
segalasesuatu diciptakan oleh Allah dari yang tidak ada (creatio ex nihilo). Kehidupan yang

terbaik adalah kehidupan bertapa, dan yang terpenting adalah cinta pada Tuhan.Menghadapi
abad XII, Eropa membuka kembali kebebasan berpikir yang dipelopori olehPeter Abelardus
(1079-1142). Ia menginginkan kebebasan berpikir dengan membalik diktumAugustinusAnselmuscredo ut intelligam dan merumuskan pandangannya sendiri menjadi intelligo ut
credom (saya paham supaya saya percaya). Peter Abelardus memberikan status yanglebih

tinggi kepada penalaran dari pada iman.
Puncak kejayaan masa skolastik dicapai melalui pemikiran Thomas Aquinas (12251274). Ia mendapat gelar "The Angelic Doctor", karena banyak pikirannya, terutama
dalam"Summa Theologia" menjadi bagian yang tak terpisahkan dari gereja. Menurutnya,
pengetahuan berbeda dengan kepercayaan. Pengetahuan didapat melalui indera dan diolah
akal. Namun, akal tidak mampu mencapai realitas tertinggi yang ada pada daerah adikodrati.
Ini merupakan masalah keagamaan yang harus diselesaikan dengan kepercayaan. Dalil-dalil
akal
atau
filsafat
harus dikembangkan dalam upaya memperkuat dalil
dalil agama dan mengabdi kepadaTuhan.
1. Peter Abaelardus (1079-1180)
Ia termasuk orang konseptualisme dan sarjana terkenal dalam sastra romantik, sekaligus
sebagai rasionalistik, artinya peranan akal dapat menundukkan kekuatan iman. Iman harus
mau didahului oleh akal. Yang harus dipercaya adalah apa yang telah disetujui atau dapat
diterima oleh akal. Abaelardus berpendapat bahwa berpikir itu berada di luar iman(di luar
kepercayaan). Karena itu berpikir merupakan sesuatu yang berdiri sendiri.
2. Albertus Magnus (1206-1280)
Albertus Magnus adalah seorang filsuf Jerman yang berpendapat bahwa harga suatu
barang seharusnya sama dengan biaya dan tenaga yang dikorbankan untuk menciptakan

barang tersebut. Pendapat itu dikenal dengan istilah “harga yang adil dan pantas”.
Dengan berpatokan pada harga yang adil dan pantas, unsure etika harus disertakan
dalam aktivitas tukar menukar barang. Kalau seeorang menetapkan harga jauh melebihi
biaya-biaya dan pengorbanan tenaga yang dibutuhkan untuk enciptakan barang tersebut,
berarti dia telah melanggar etika dan tidak pantas dihormati.
3. Thomas Aquinas (1225-1274)
Thomas Aquinas (1225, Aquino, Italia – Fossanova, Italia, 7 Maret 1274), kadangkala
juga disebut Thomas dari Aquino (bahasa Italia: Tommaso d’Aquino) adalah seorang filsuf
dan ahli teologi ternama dari Italia. Ia terutama menjadi terkenal karena dapat membuat
sintesis dari filsafat Aristoteles dan ajaran Gereja Kristen. Sintesisnya ini termuat dalam
karya utamanya: Summa Theologiae (1273). Ia disebut sebagai "Ahli teologi utama orang
Kristen." Bahkan ia dianggap sebagai orang suci oleh Gereja Katholik dan memiliki gelar

santo. Selain itu juga merupakan merupakan pengikut Albertus Magnus yang juga seorang
teolog dan filsuf dari Italia.selain sebagai pengikut Albertus Magnus, pandangan Tomhas
Aquinas banyak dipengaruhi oleh pandangan Aristoteles serta ajaran Injil.
Dalam bukunya yang berjudul Summa Theologica, Thomas Aquinas berpendapat
bahwa memungut bunga dari uang yang dipinjamkan adalah tidak adil karena sama saja
dengan menjual sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Pandangan tersebut sama dengan apa
yang dilontarkan oleh Aristoteles yang mengutuk penarikan bunga, sebab bunga adalah

keuntungan dari sesuatu yang dilakukan tanpa usaha an biaya.
Pandangan Thomas Aquinas ini sudah tidak berlaku lagi sekarang. Dengan
meminjamkan uang kepada orang lain, si pemilik uang tidak akan mendapat manfaat saat ini
dari uang yang dimilikinya. Jika seseorang meminjamkan uangnya kepada orang lain dan
kemudian orang itu memanfaatkan uang tersebut untuk kegiatan usaha yang menguntungkan,
maka sudah wajar jika si pemberi pinjaman diberi kompensasi atas kesempatan untuk
mendapat untung (oppotunity cost) yang telah diberikan kepada sipeminjam, disamping
kemungkinan bahwa si peminjam tidak dapat mengembalikan pinjamannya. Melihat adanya
kebenaran dalam pendapat Thomas Aquinas tersebut, maka pendapat itu selanjutnya
dikembangkan dan disempurnakan sehingga menjadi suatu pembenaran dalam penetapan
beban bunga atas transaksi pinjam meminjam uang.
Kehidupan Thomas Aquinas Aquinas merupakan teolog skolastik yang terbesar. Ia
adalah murid Albertus Magnus. Albertus mengajarkan kepadanya filsafat Aristoteles sehingga
ia sangat mahir dalam filsafat itu. Pandangan-pandangan filsafat Aristoteles diselaraskannya
dengan pandangan-pandangan Alkitab. Ialah yang sangat berhasil menyelaraskan keduanya
sehingga filsafat Aristoteles tidak menjadi unsur yang berbahaya bagi iman Kristen. Pada
tahun 1879, ajaran-ajarannya dijadikan sebagai ajaran yang sah dalam Gereja Katolik Roma
oleh Paus Leo XIII.
Thomas dilahirkan di Roccasecca, dekat Aquino, Italia, tahun 1225. Ayahnya ialah
Pangeran Landulf dari Aquino. Orang tuanya adalah orang Kristen Katolik yang saleh. Itulah

sebabnya anaknya, Thomas, pada umur lima tahun diserahkan ke biara Benedictus di Monte
Cassino untuk dibina agar kelak menjadi seorang biarawan. Setelah sepuluh tahun Thomas
berada di Monte Cassino, ia dipindahkan ke Naples untuk menyelesaikan pendidikan
bahasanya. Selama di sana, ia mulai tertarik kepada pekerjaan kerasulan gereja, dan ia
berusaha untuk pindah ke Ordo Dominikan, suatu ordo yang sangat berperanan pada abad itu.
Keinginannya tidak direstui oleh orang tuanya sehingga ia harus tinggal di Roccasecca
setahun lebih lamanya. Namun, tekadnya sudah bulat sehingga orang tuanya menyerah

kepada keinginan anaknya. Pada tahun 1245, Thomas resmi menjadi anggota Ordo
Dominikan.
Sebagai anggota Ordo Dominikan, Thomas dikirim belajar pada Universitas Paris,
sebuah universitas yang sangat terkemuka pada masa itu. Ia belajar di sana selama tiga tahun
(1245 -- 1248). Di sinilah ia berkenalan dengan Albertus Magnus yang memperkenalkan
filsafat Aristoteles kepadanya. Ia menemani Albertus Magnus memberikan kuliah di Studium
Generale di Cologne, Perancis, pada tahun 1248 - 1252.
Pada tahun 1252, ia kembali ke Paris dan mulai memberi kuliah Biblika (1252-1254)
dan Sentences, karangan Petrus Abelardus (1254-1256) di Konven St. Jacques, Paris.
Kecakapan Thomas sangat terkenal sehingga ia ditugaskan untuk memberikan kuliah-kuliah
dalam bidang filsafat dan teologia di beberapa kota di Italia, seperti di Anagni, Orvieto,
Roma, dan Viterbo, selama sepuluh tahun lamanya. Pada tahun 1269, Thomas dipanggil

kembali ke Paris. Ia hanya tiga tahun berada di sana karena pada tahun 1272 ia ditugaskan
untuk membuka sebuah sekolah Dominikan di Naples.
Dalam perjalanan menuju ke Konsili Lyons, tiba-tiba Thomas sakit dan meninggal di
biara Fossanuova, 7 Maret 1274. Paus Yohanes XXII mengangkat Thomas sebagai orang
kudus pada tahun 1323.
4. William Ockham (1285-1349 M)
Ia merupakan ahli pikir inggris yang beraliran skolastik. Menurut pendapatnya,
pikiran manusia hanya dapat mengetahui barang-barang atau kejadian-kejadian individual.
Konsep-konsep atau kesimpulan-kesimpulan umum tentang alam hanya merupakan abstaksi
buatan tanpa kenyataan. Pemikiran yang demikian ini, dapat dilalui hanya lewat instuisi,
bukan lewat logika. Disamping itu, ia membantah anggapan skolastik bahwa logika dapat
membuktikan doktrin teologis.
5. Nicolas Cusasus
Ia merupakan tokoh pemikir yang berada paling akhir masa skolastik. Menurut
pendapatnya, terdapat tiga cara untuk mengenal, yaitu lewat indra, akal, instuisi. Dengan
indra kita akan mendapatkan pengetahuan tentang benda-benda berjasad, yang sifatnya tidak
sempurna. Dengan akal kita akan mendapatkan bentuk-bentuk pengertian yang abstrak
berdasar pada sajian atau tangkapan indra. Dengan instuisi kita dapat mendapatkan
pengetahuan yang lebih tinggi. Hanya dengan instuisi inilah kita akan dapat mempersatukan
apa yang oleh akal tidak dapat dipersatukan.


Tokoh lain dalam aliran ini adalah Johanes Scotus Eriugena (810-877), Anselmus dari
Canterbury (1033-1109), , Ibn Sina (980-1037) orang Arab dengan nama latin Avicenna, Ibn
Rushd (1126-1198) juga orang Arab dengan nama latin Averroes,Moses Maimodes (11351204) orang Yahudi, Bonaventura (1221-1274).
C. Pemikiran Zaman Merkantilisme
Istilah merkantilisme berasal dari kata merchant yang berarti pedagang. Menurut paham
merkantilisme, tiap negara yang berkeinginan untuk maju harus melakukan perdagangan
denagn negara lain. Paham merkantilisme banyak dianut di negara-negara Eropa pada abad
ke-16, antara lain Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis dan Belanda. Masa merkantilisme
ditandai sebagai periode dimana setiap orang masing-masing menjadi ahli ekonomi bagi
dirinya sendiri.
1. JEAN BODIN (1530-1596)
Jean Bodin adalah seorang ilmuwan berbangsa Perancis, yang dapat dikatakan sebagai orang
pertama yang secara sistematis menyajikan teori tentang uang dan harga. Menurutnya,
bertambahnya uang yang diperoleh dari perdagangan luar negeri dapat menyebabkan naiknya
harga barang-barang. Selain itu, kenaikan harga-harga barang juga dapat disebabkan oleh
praktik monopoli dan pola hidup mewah dari kaum bangsawan dan raja. Dalam praktik
tersebut, biasanya rakyat menjadi korban, sehingga sangat dikecam pada saat itu.
Dalam bukunya yang berjudul Reponse Aux Paradoxes de Malestroit (1568), dikemukakan
oleh bodin, naiknya harga-harga barang secara umum disebabkan oleh 5 faktor, yakni :

1.

Bertambahnya logam mulia seperti perak dan emas.

2.

Praktek momopoli yang dilakukan oleh dunia swasta paupun peran Negara.

3.

Jumlah barang di dalam negeri menjadi langka oleh karena sebagian hasil produksi di

ekspor.
4.

Pola hidup mewah kalangan bangsawan dan raja-raja.

5.

Menurunnya nilai mata uang logam karena isi karat yang terkandung di dalamnya


dikurangi atau dipermainkan.
Bodin sependapat dengan Machiavelli bahwa Negara mempunyai kekuasaan yang mutlak
terhadap warga Negara, karena Negara berada di atas hukum. Sebenarnya teori yang
dikemukakan

oleh

bodin

ini

agak

berlebihan,

akan

tetapi

teori

ini

mencerminkan kebutuhan Negara-negara nasional yang sedang tumbuh akan kekuasaan
untuk menjaga kestabilan ekonomi dan menciptakan kemakmuran bagi setiap rakyatnya.
Menanggapi perilaku mewah-mewahan yang dilakukan oleh para kaum bangsawan, Jean
Bodin menekankan apabila jumlah cadangan yang berupa persediaan emas tersebut lebih baik

disimpan terlebih dahulu, dan pengeluaran dilakukan secara hemat dan berhati-hati yang akan
berujung pada terkendalinya inflasi.
Teori Jean Bodin tentang nilai uang dinilai sangat maju, maka dari itu dalam selang waktu
sekitar setangah abad, Irving Fisher menggunakannya sebagai dasar teorinya yakni teori
kuantitas uang.
2.

Thomas Mun (1571-1641)

Thomas Mun adalah seorang saudagar kaya yang berasal dari Inggris. Dia banyak menulis
tentang perdagangan luar negeri. Buku yang ditulisnya dan sempat menjadi karya yang
terkenal berjudul England’s Treasure by Foreign Trade adalah salah satu sumbangan besar
terhadap teori perdagangan luar negeri. Thomas Mun mengecam kaum bullion yang
melarang mengalirnya emas keluar negeri.
Menurut Mun, untuk meningkatkan kekayaan Negara, cara yang biasa dilakukan adalah lewat
perdagangan. Dia berpedoman bahwa nilai ekspor keluar negeri harus lebih besar
dibandingkan dengan yang di impor oleh Negara itu. Menurutnya pula, perdagangan masih
tetap akan menguntungkan sekalipun tidak memiliki emas dan perak, dengan cara melakukan
transaksi pembayaran lewat bank. Yang digunakan sebagai jaminan kredit adalah komoditi
yang sedang diperjual-belikan itu(barter mungkin).
Suatu Negara yang memiliki terlalu banyak uang justru tidak baik karena menaikkan hargaharga, dan meskipun kenaikan tersebut akan meningkatkan pendapatan para pengusaha,
namum kenaikan tersebut secara umum langsung merugikan dan mengurangi volume
perdagangan, karena harga yang tinggi akan mengurangi konsumsi dan permintaan.
3.

Jean Baptis Colbert (1619-1683)

J. B. Colber adalah seorang pejabat Negara Perancis dengan kedudukan sebagai Menteri
Utama di Bidang Ekonomi dan keuangan dalam pemerintahan Louis XIV. Tujuan yang dibuat
olehnya lebih mengarah pada kekuasaan dan kejayaan Negara daripada untuk meningkatkan
kekayaan orang-perorang.
Ia mendorong usaha dalam sector kerajinan dan perdagangan dengan menekankan pengenaan
pabea impor, dengan tujuan memberikan subsidi kepada kapal-kapal pengangkut Perancis,
memperluas daerah jajahan Perancis, memperbaiki sisitem transportasi dalam negeri. Untuk
mendukung kebijakan tersebut dibutuhkan tenaga kerja yang banyak dan murah, maka tenaga
kerja Perancis dilarang keluar negeri, sedangkan imigran dari luar negeri di dorong masuk ke
dalam Negara.

J. B. Colbert menjamin hak monopoli yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan guna
mendorong timbulnya perusahaan baru khususnya untuk perdagangan antar Negara. Ia
melakukan rangsangan terhadap penemuan-penemuan baru serta membangun industryindustri percontohan. Ia juga mendorong pengembangan ilmu pengetahuan dengan
mendirikan akademi-akademi, perpustakaan, dan memberikan subsidi ke setiap sector
ekonomi.
Dalam praktik ekonomi, banyak terjadi aliansi antara para saudagar dengan penguasa. Kaum
saudagar disini memperkuat dan mendukung kedudukan dari penguasa. Penguasa pun
member bantuan dan perlindungan berupa monopoli, proteksi, dan keistimewaankeistimewaan lainnya. Pada abad tersebut, eropa dianggap sebagai kapitalisme komersial,
yang kadangkala disbut sbeagai kapitalisme saudagar karena kaum saudagarlah yang
memegang kendali perekonomian.
4.

Sir William Petty (1623-1687)

Sebagai ahli akademisi yang mengajar di Oxford Universty, Sir William banyak menuliskan
tentang buku ekonomi politik. Selain itu, Petty juga dikenal sebagai inonator, ahli bahasa,
dokter, ahli usik, pelaut, dan wakil direktur di suatu akademi.
Dalam karyanya yang berjudul A treatise of Taxes and Contributions (1662), yang berisi
tentang teori yang menyatakan bahwa bukanlah jumlah hari kerja yang menentukan nilai
suati barang, melainkan biaya yang diperlukan agar para pekerja tersebut dapat tetap bekerja.
Dalam hal uang, menurutnya uang diperluka dalam jumlah secukupnya, tetapi lebih atau
kurang dari yang diperlukan dapat mendatangkan kemhudaratan. Harga untuk uang adalah
bunga modal, dengan demikian, semakin besar jumlah uang beredar, maka bunga modal
turun, hal ini akan mendorong kegiatan usaha. Ia juga berpendapat bahwa tingkat harga yang
bervariasi proporsionalnya dengan jumlah uang yang beredar. Teori inilah yang juga
dikembangkan oleh Irving Fisher untuk Teori Kuantitas Uang nya.
Karya

yang

lainnya

adalah Political

Arithmetic (1676),

dalam

karyanya

ini,

ia

menggambarkan bidang metodologi ekonomi. Dengan terbitnya buku ini maka studi statsitika
semakin berkembang di Inggris. Dialah yang mengemukakan pertama kali tentang nilai
tenaga kerja yang kurang dimengerti oleh ahli-ahli berikutnya sampai tokoh kaum klasik
yang bernama David Ricardo.
5.

Sir Dudley North (1641-1691)

North adalah salah satu tokoh yang mendukung adanya perdagangan bebas tanpa adanya
campur tangan dan intervensi dari pemerintah melalui perundang-undangan dan segala

peraturannya. Ia juga menekankan bahwa pemerintah tidak perlu lagi mencegah larinya emas
keluar negeri selama emas tersebut digunakan sebagai keperluan perdagangan.
Dalam pernyataanya, fungsi uang dalam perekonomian suatu Negara adalah sebagai alat
untuk memajukan perdagangan dan bukan untuk symbol kekayaan Negara. Negara akan jatuh
miskin apabila uangnya digunakan untuk peperangan dan kepentingan pembayaran untuk
Negara lain. Menurutnya, bunga uang yang rendah akan mendorong perdagangan dan
kemudian akan memperkaya Negara.
6.

David Hume (1711-1776)

Dalam teorinya, hume sangat memperhatikan factor keadilan, dan beranggapan bahwa
ketidekadilan akan memperlemah suatu Negara. Setiap warga Negara harus menikmati hasil
kerjanya sesuai dengan kesempatan yang diperolehnya.
Jika tidak terjadi keadilan, maka kekayaan yang dimiliki oleh kaum kaya akan di
distribusikan lagi bagi kaum miskin. Dengan cara itu, maka dapat terlaksanakan keadilan
yang diinginkan oleh Hume tersebut.
Berikut ini adalah teori Hume yang terkenal :
“Price Specie-flow Mechanism”, David Hume presented areasonably complete description of the
interrelationship between a country’s balance of trade, the quantity of money, and the general level of
prices. In international trade theory this has becaome known as the price specie-flow mechanism.

Dalam teorinya ini, Hume membahas tentang hubungan antara neraca perdagangan dengan
jumlah uang dan tingkat harga barang-barang umum pada suatu Negara (Teguh Sihono,
2008).
D. Mazhab Fisiokrat
Kaum fisiokrat menganggap bahwa sumber kekayaan adalah sumber daya alam.
Aliran ini dinamai aliran physiocratism, yaitu penggabungan dari dua kata physic (alam) dan
cratain atau cratos (kekuasaan), yang berarti mereka yang percaya pada hukum alam
(believers in the rule of nature). Hukum alam yang penuh dengan keselarasan dan
keharmonisan berlaku kapan saja dimana saja dan dalam situasi apapun (bersifat kosmopolit).
Sistem perekonomian dianggap mirip dengan alam yang penuh harmoni. Setiap
tindakan manusia dalam memenuhui kebutuhan masing-masing akan selaras dengan
kemakmuran masyarakat banyak. Tidak ada campur tangan pemerintah dan alam mengatur
semua pihak untuk itu muncullah doktrin laissez faire-laissez passer yang kira-kira artinya
biarkan semua terjadi, biarkan semua berlalu (let do, let pass). Tanpa andanya intervensi atau
campur tangan dari pemerintah, maka semua tindakan manusia akan berjalan secara harmnis,
otomatis, dan bersifat self regulating.

Tokoh utama aliran fisiokrat adalah Francis Quessnay (1694-1774). Profesi awal
Quessnay adalah sebagai dokter dan ahli bedah. Kemudian ia diangkat sebagai
anggota “Academie des Sciences”, sebuah lembaga ilmiah tertinggi pada masa itu di Prancis.
Pada tahun 1758 Quessnay menulis buku Tableau Economique. Dalam buku tersebut
Quessnay menggambarkan sistem perekonomian suatu negara seperti layaknya kehidupan
biologis tubuh manusia. Antara satu bagian tubuh dengan bagian lain membentuk suatu
kesatuan yang harmonis. Begitu pula proses dan gejala kehidupan ekonomi jika dilihat dalam
hubngan antara bagian yang asatu dengan yang lain membentuk suatu keseluruhan dengan
hukum-hukum tersembunyi. Masyarakat dibagi kedalam empat golongan:
1. kelas masyarakat produktif,yaitu masyarakat yang aktif mengolah tanah seperti pertanian dan
pertambangan.
2. Kelas tuan tanah
3. Kelas yang tidak produktif atau kelas steril, terdiri dari saudagar dan pengrajin
4. Kelas masyarakat buruh atau labor yang menerima upah dan gaji dari tenaganya
Hukum alam ini menjadikan alam, dalam hal ini tanah sebagai satu-satunya sumber
kemakmuran masyarakat termasuk pula kegiatan pertanian, peternakan dan pertambangan.
Kelas tuan tanah dianggap sebagai penghisap karna memperoleh hasil tidak mempengaruhi
kerja. Kegiatan industri dan perdagangan di nilai tidak produktif karena hanya merubah
bentuk atau sifat barang. Kegiatan perdagangan juga di anggap tidak produktif karena hanya
memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat lain.
Quesnay menganjurkan agar kebijaksanaan – kebijaksanaan yang diambil oleh
pemerintah harus ditujukan terutama untuk meningkatkan taraf hidup petani, bukan memberi
hak – hak khusus kepada pemilik tanah dan para saudagar selama ini dinikmati dibawah
pemerintahan merkantilisme. Kaum fisiokrat mengkritik kaum merkantilis yang menciptakan
berbagai regulasi perdagangan ketika seharusnya dibebaskan dari kontrol. Kaum merkantilis
dianggap membuat barang – barang menjadi lebih mahal dengan menetapkan pajak yang
tinggi.
Fisiokrat menerapkan single tax, yaitu pajak yang hanya dikenakan kepada pemilik tanah.
Pajak yang dianjurkan tinggi supaya orang tidak mempunyai keinginan untuk menguasai
tanah berlebihan.
Dibandingkan dengan pemikiran – pemikiran ekonomi yang sudah disebutkan
terdahulu, pemikiran Quesnay jauh lebih maju. Pola dan garis pemikiran yang dikemukakan
oleh Quesnay sudah tersusun dalam suatu kerangka dasar analisis tertentu mengenai gejalagejala, peristiwa-peristiwa, dan masalah-masalah ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat.