Perkembangan islam di eropa BAHAN KLIPIN
bagaimana Perkembangan Islam di Eropa ?
Agama Islam paling tinggi tingkat Pertumbuhannya di
negara-negara barat.
Hal ini didukung oleh data statistik yang ada.
Jumlah penduduk dunia (2013) adalah 7.021.836.029. Sebaran menurut agama adalah: Islam
22.43%, Kristen Katolik 16.83%, Kristen Protestan 6.08%, Orthodok 4.03%, Anglikan
1.26%, Hindu 13.78%, Buddhist 7.13%, Sikh 0.36%, Jewish 0.21%, Baha’i 0.11%, Lainnya
11.17%, Non Agama 9.42%, dan Atheists 2.04% (www.30 days.net).
Bahkan dikatakan bahwa jumlah pemeluk Islam pada 2012 adalah 2.1 milyar. Sedangkan
jumlah pemeluk Kristen dan Protestan adalah 2 milyar . Sehingga Islam saat ini, kendati
dibandingkan dengan pemeluk Kristen dan Protestan sekalipun, sudah menjadi agama
terbesar di dunia (www.religiouspopulation). Subhanallah.
Penduduk dunia (2011) tumbuh 137% dalam satu dekade terakhir, di mana Kristen tumbuh
sebanyak hanya 46%, sebaliknya, Islam tumbuh sebanyak 5 kali lipatnya: 235%. (The
Almanac Book of Facts, 2011). Dikatakan, bila tren pertumbuhan ini terus berlangsung,
diperkirakan pada tahun 2030, 1 dari 3 penduduk dunia adalah orang Islam.
(www.muslimpopulation.com).
Dilihat per benua, menurut data UN (2012), sejak tahun 1989 sampai tahun 2012,
perkembangan jumlah pemeluk agama Islam yang paling cepat terjadi di Australia dan
Oceania/Pacific 257.01%; kemudian berturut-turut diikuti oleh Eropa 142.35%; Amerika
25%; Asia 12.57%; Afrika 2.15%; dan Amerika Latin 4.73% (www.30-days.net).
Menurut The Almanac Book of Facts (2011), dalam sepuluh tahun terakhir, penduduk dunia
bertambah sebanyak 137%. Di mana pemeluk agama Kristen bertambah sebanyak 46%.
Sedangkan pemeluk agama Islam bertambah sebanyak 235% (www.geocities.com).
Sehingga disimpulkan bahwa Islam adalah agama dengan pertumbuhan pemeluk yang
tertinggi di dunia, setiap tahunnya. Antara 1990 sampai 2000, diperkiraan sekitar 12.5 juta
orang dari berbagai agama, pindah ke agama Islam. (Guinness Book of World Records,2011).
Perkembangan Islam di Eropa yang sangat cepat ini disebabkan oleh dua faktor penting.
Pertama, oleh tingkat kelahiran (fertility rate) yang tinggi di negara-negara Barat
dengan mayoritas penduduk Muslim
Kedua, oleh jumlah mualaf (orang-orang yang pindah dari agama lain ke agama
Islam) yang juga tinggi, terutama di Amerika, Eropa dan Australia dalam 20 tahun
terakhir (The Almanac Book of Facts, 2011).
Menurut hasil poll (2012) di Amerika, diketahui sekitar 200.000 orang setiap tahunnya
pindah dari agama Kristen ke agama Islam. (www.usislam.org)
Sebuah studi oleh Faith Matters (2011) di Inggris, diketahui bahwa dalam 10 tahun terakhir,
diperkirakan jumlah orang Inggris yang pindah dari agama lain (Kristen) menjadi pemeluk
agama Islam adalah sebanyak 5.000 orang setiap tahun (http://insideislam.wisc.edu).
Terkait dengan perkembangan Islam di negara Eropa dan Amerika yang cepat ini, karena
pemeluk Kristen di barat semakin tidak meyakini kebenaran ajaran agama mereka yang
penuh dengan dogma tak masuk akal. Semakin tinggi tingkat pendidikan warga sebuah
negara, semakin banyak pemeluk kristen yang menolak isi ajaran "kitab suci" BIBLE yang
bertentangan dengan akal dan logika. Mereka berpaling mencari agama baru (Islam, Budha)
atau memilih menjadi penganut atheis/agnostik. Sebaliknya pemeluk Islam, walaupun
agamanya difitnah dan dihujat, keyakinan terhadap kebenaran agama mereka semakin
meningkat saat hidup di lingkungan yang mayoritas non muslim.
http://mygodisone.blogspot.com/2014/12/perkembangan-islam-eropa-amerikapaling-tinggi.html
ISLAM DI EROPA
Perkembangan agama Islam tidak terbatas hanya di Asia saja, tetapi merata ke seluruh dunia
termasuk ke benua Eropa.
Sudah tentu perkembangan Islam di benua Eropa tidak seperti di Asia dan Afrika, karena
sulitnya berdakwah terhadap masyarakat Eropa yang umumnya beragama Kristen dan
penganut paham sekularisme. Namun berkat keteguhan dan kesungguhan para Mubalig Islam
dalam berdakwah, agama Islam di Benua Eropa makin bertambah, baik dari segi kuantitas
maupun kualitas.
1. Spanyol (Andalusia)
Spanyol (Andalusia) pernah diperintah oleh penguasa – penguasa Islam, selama kurang lebih
8 abad, yaitu dari semenjak Thariq bin Ziad membebaskan Spanyol tahun 711 M sampai
dengan penguasa Islam terakhir dari Dinasti Bani Umayyah II yakni Abu Abdullah menyerah
dan terpaksa takluk kepada pasukan Kristen pada tahun 1492 M.
Selama umat Islam berkuasa di Spanyol banyak kemajuan yang telah dicapai antara lain
sebagai berikut.
o Di bidang ilmu pengetahuan
Dalam bidang ilmu pengetahuan agama, banyak bermunculan ulama besar, misalnya dalam
ilmu hadist, ilmu fiqih, ilmu kalam, dan ilmu tasawuf. Imam Al-Auzai seorang ulama besar
dalam ilmu fiqih, Ibnu Arabi ulama besar dalam bidang tasawuf, Ubnu Rusyd, Ibnu Bajah
dan Ibnu Ibnu Tufail dalam bidang filsafat.
Dalam bidang ilmu pengetahuan umum banyak pula bermunculan kaum cendikiawan,
misalnya dalam bidang ilmu tumbuh – tumbuhan, kedokteran, kesusastraan, dan astronomi.
Sebagai contoh ahli astronomi terkenal pada saat itu seperti, nama Al-Majriti dari Cordoba,
Al-Larqali dari Toledo, dan Ibnu Aflah dari Seville.
Sumbangan besar lainnya dari umat Islam di Spanyol ialah didirikannya banyak universitas,
misalnya Universitas Cordoba, Sevilla, Malaga, dan Granada.
o Di bidang arsitektur
Dalam bidang arsitektur umat Islam telah mewariskan bangunan – bangunan yang indah dan
megah yang masih dapat disaksikan sampai sekarang, misalnya, istana Al-Hambra yang
terletak di Granada dan Masjid Raya Cordoba yang didirikan oleh Abdurrahman II Addakhil.
Tempat didirikannya masjid ini dahulunya adalah tempat berdirinya gereja kecil. Atas
persetujuan umat Kristen, gereja itu dipindahkan. Masjid ini dapat menampung jamaah
sebanyak 80.000 orang. Setelah Spanyol dikuasai umat Kristen, masjid ini dijadikan gereja
dengan nama MOSQUITA.
Pada masa pemerintahan Yusuf Ibn Yakub (1163 – 1184 M) di Seville didirikan masjid yang
sangat indah. Setelah Spanyol dikuasai umat Kristen masjid ini juga di ubah menjadi gereja
Santa de La Sade.
Selain itu, ada pula bangunan – bangunan megah lainnya peninggalan umat Islam antara lain
sebagai berikut.
? Darul Khalifah yaitu istana yang terletak di pusat kota Cordoba dan di dalamnya terdapat
340 buah rumah yang indah – indah.
? Jembatan di Sungai TAAG. Jembatan ini mempunyai lengkungan hanya satu yang
menunjukkan kehebatan arsitek muslim. Jembatan itu sampai sekarang disebut QANTARA
(dari bahasa Arab yang berarti jembatan).
Setelah umat Islam tidak berkuasa lagi di Spanyol bukan berarti agama Islam lenyap sama
sekali dari bumi Spanyol.
Pada tahun 1975 sekelompok pemuda Spanyol ramai – ramai menyatakan diri masuk Islam di
Inggris, kemudian setelah kembali ke negaranya, Spanyol, mereka mendirikan masyarakat
muslim Cordoba.
Pada tahu 1978 mereka dapat melaksanakan salat Idul Adha di Katedral (bekas gereja),
setelah mereka mengajukan permohonan kepada Uskup Cordoba Monseigneur Infantes
Floredo.
Di Spanyol terbentuk dua organisasi Islam yang mempunyai mahasiswa – mahasiswa Islam
yang berpusat di semua kota besar. Di Al-Bayun, masyarakat muslim telah mempergunakan
peraturan – peraturan Islam dibawah pimpinan Muhammad del Pazo Lopez, memiliki rumah
adat Arab dan madrasah yang dikelola oleh Dr. Umar Faruq Abdullah. Madrasah ini
mengajarkan bahasa Arab, Alquran, Tafsir, Fiqih, Hadist, dan lain – lain.
2. Yugoslavia
Kegiatan dakwah Islam di Yugoslavia dilaksanakan oleh majlis ulama, yang diketuai oleh
Prof. Dr. Ahmad Smajlovic. Sasaran dakwah terutama adalah masyarakat yang masih
menganut atheisme dan sekularisme.
Majelis ulama Yugoslavia telah melakukan kegiatan – kegiatan dakwah dengan berbagai cara
antara lain :
o Membangun lebih kurang 700 buah masjid,
o Menerbitkan majalah dakwah yang tersebar ke seluruh wilayah Yugoslavia yang bernama
“AL-HALAGH” dan yang berbahasa Arab bernama “ATS-TSAQAFAH ISLAMIYAH”
(kebudayaan Islam),
o Menerbitkan majalah tengah bulanan dengan nama “AL-BA’TSUL ISLAM” (kebangkitan
Islam) beroplag 10.000 eksemplar, dan
o Mendirikan lembaga – lemabag pendidikan Islam antara lain Madrasah dakwah di Sarvino,
Ma’had Islami di Scotland, dan perguruan Islam di Brisna.
3. Belanda
Di negeri Belanda jumlah umat Islam sebanyak 800.000 jiwa lebih. Umat Islam di negeri
Belanda terbanyak berasal dari Maroko dan Turki.
Di kota Amelo telah didirikan sebuah masjid yang megah dan indah. Juga telah terbentuk
organisasi – organisasi Islam yang bergabung menjadi satu federasi organisasi Islam yang
dipimpin oleh orang Belanda asli yang bernama Abdul Wahid Van Bommel. Salah satu usaha
organisasi ini ialah memperjuangkan kaum muslimin agar diberi kesempatan salat sewaktu
bekerja.
Drs. B.J. Bothe kepala direktorat kesejahteraan minorotas di Belanda pada tanggal 14
Oktober 1983 telah memulai membangun masjid untuk masyarakat Islam Maluku di kota
“RIDDERKER”. Masjid ini dapat menampung lebih kurang 500 jamaah, dan dilengkapi
dengan ruang diskusi, ruang tamu, ruang mengambil air wudhu, dan lain – lain. Biaya
pembangunan masjid ini seluruhnya dari pemerintah Belanda.
4. Inggris
Umat Islam di Inggris kebanyakan berasal dari Pakistan dan Bangladesh. Jumlah umat Islam
di Inggris diperkirakan 1,5 juta jiwa lebih.
Di Wales yaitu di kota Cardiff, duta besar republik Yaman Ahmad Daifullah pada tanggal 29
januari 1984 telah meresmikan masjid dan Islamic Center yang mempu menampung 27.999
kaum muslimin.
Di Inggris terdapat organisasi muslim Bengali yang bernama Dakwatul Islam, yang
kegiatannya antara lain :
o Mengadakan pengajian terutama tafsir di beberapa masjid,
o Mengadakan pendidikan agama tingkat elementer untuk anak – anak,
o Mendirikan took – took buku yang menyediakan berbagai litelatur Islam dalam bahasa
Bengali dan Inggris,
o Membangun pusat Training Imam dan Da’I di Aldgate (Inggris Timur), dan
o Membangun sebuah masjid megah dengan biaya 3 juta poundsterling.
5. Belgia
Di Belgia terdapat umat Islam lebih dari 186.387 orang. Mereka umumnya berasal dari
Aljazair, Maroko, Tunisia, dan Turki.
Pusat kegiatan dakwah islam ada di gedung Islamic center. Pelajaran membaca alquran dan
pendidikan agama diajarkan pada sekolah – sekolah mulai dari tingkat dasar sampai
perguruan tinggi. Pada tahun 1980 di Brusel telah diadakan mu’tamar Islam Eropa.
6. Jerman Barat
Umat Islam di Jerman Barat ada 620.000 jiwa (1 % dari jumlah penduduk). Di Jerman Barat
telah berdiri sebuah organisasi Islam bernama “Islamic Chezentum.” Organisasi ini
beranggotakan 100.000 orang, memiliki dana yang cukup besar dan memiliki murid yang
belajar alquran sebanyak 11.000 orang.
Demikianlah secara kilas telah ditemukan keadaan agama Islam di 6 negara Eropa. Adapun di
negara – negara Eropa lainnya seperti Austria, Prancis, Norwegia, Swedia, Yunani, dan
Albania sudah ada umat Islam dan mereka pun giat melakukan usaha dakwah Islam.
https://fixguy.wordpress.com/islam-di-eropa/
Belgia, Negara Eropa Seribu Masjid
Nov 11
Posted by senyumislam
SUBHANALLAH, dikatakan di sebuah Headline Harian Belgia, bahwa Prancis, Inggris, atau
Jerman dikatakan menjadi ‘rumah’ bagi umat Islam di Eropa, tapi untuk masalah rumah Allah
alias masjid Bulgaria jawaranya.
Meskipun negara ini bekas komunis, Belgia memiliki jumlah masjid terbanyak di Eropa,
mencapai 1..200 unit. Jumlahnya hampir menyamai negara-negara di Timur Tengah.
Bulgaria juga tercatat sebagai negara dengan jumlah pelajar muslim terbesar di Eropa. Lebih
dari tiga ribu siswa menempuh pendidikan di sekolah Islam setiap tahunnya. Hebatnya, di
sekolah umum juga diberikan kurikulum Islam.
Dari data statistik Mufti Bulgaria menyebutkan sebanyak 3.372 siswa mengikuti kelas agama
Islam pada 2011. Jumlah itu meningkat enam kali lipat ketimbang tahun lalu.
Kepala Departemen Agama Bulgaria, Emil Velinov mengatakan meski antusiasme keluarga
muslim menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah Islam sangat tinggi, tapi hal itu tidak
dibarengi dengan kualitas lembaga pendidikan itu sendiri.
“Itu terasa ketika mereka memilih menjadi imam. Akreditasi mereka dipertanyakan,” ujarnya
menerangkan
Dewan Tertinggi Institut Agama Islam mengungkap masih banyak lembaga pendidikan tinggi
Islam belum memenuhi kriteria akreditasi.
Pada 2005 silam, anggota parlemen dari komite Hak Asasi Manusia (HAM) menyatakan
lembaga pendidikan Islam terutama yang berada di desa-desa tidak terdaftar secara resmi
meski berada dalam kordinasi kepala mufti.
Semasa era komunis, Muslim Bulgaria kesulitan mendapatkan akses pendidikan. Mereka
tidak memiliki hak berbicara di publik, pelarangan memakai jilbab dan sunat bagi laki-laki.
Berbagai tekanan tersebut mendekati masa kejatuhan pada 1985 ketika 310 ribu etnis Turki
dipaksa mengganti nama muslim mereka. Protes muncul dimana-mana.
Pada Agustus 1989, saat komunisme mulai pecah di timur Eropa, Bulgaria memaksa 360 ribu
etnis Turki menyeberang ke tanah leluhurnya.
Setelah komunis runtuh, umat Islam kembali bangkit. Hal itu ditandai dengan difungsikannya
Masjid Banya Bashi sebagai tempat beribadah umat Islam yang bermukim di Kota Sofia,
sampai hari ini.
Kini, ada sekitar satu juta umat Muslim yang tinggal di negara yang pernah menjadi bagian
dari Kesultanan Utsmaniyah selama lima abad itu.
dari sini
Sekilas Tentang Islam Di Belgia
Oleh: Muslim Abdullah
Letak Geografis
Belgia salah satu negara kerajaan di Eropa Barat. Di sebelah utara berbatasan dengan
Belanda, dan di timur berbatasan dengan Jerman dan Luksemburg, sedang di selatan
berbatasan dengan Perancis. Luas wilayahnya 20.507 kilometer persegi. Jumlah penduduknya
9.840.000 jiwa. Negara itu beribukota Brussell, dan merupakan negara paling kecil di benua
Eropa.
Islam dan kaum Muslimin di Belgia
Menurut sensus tahun 1989 jumlah kaum Muslimin Belgia mencapai 234.815 jiwa. Kaum
muslimin Belgia umumnya tinggal di kota-kota besar seperti Brussell, Charleroi dan lain-lain.
Mayoritas kaum muslimin Belgia adalah kaum emigran dari beberapa negara Islam dan Arab.
Menurut hasil penelitian setiap seribu warga muslim terdapat tiga atau empat muslim asli
Belgia. Diperkirakan kaum muslimin pertama datang ke Belgia setelah Perang Dunia II.
Struktur Komunitas Muslim Belgia
Hampir 90 % muslimin Belgia sebagai pekerja imegran (asing). Hanya 5 % yang berstatus
sebagai mahasiswa. Selebihnya, 60 % rata-rata usia mereka berkisar 25 tahun kebawah.
Kondisi ekonomi mereka cukup baik, jika dibanding dengan saudara mereka di negaeri
asalnya. Pendapatan mereka rata-rata perbulan antara 1300 s/d 1600 dollar US (sekitar empat
juta rupiah). Jumlah pendapatan itu belum termasuk tunjangan keluarga, tunjangan pensiun
dan lain-lainnya. Fenomena pengangguran di sebagian kalangan kaum muda di negeri itu,
sering dijadikan alasan kelompok rasialis untuk memusuhi Islam dan kaum muslimin.
Kedudukan Islam dalam UU Belgia
Pada tanggal 24/4/1984 M, pihak Kerajaan mengeluarkan satu keputusan yang mengakui
Islam sebagai salah satu dari tiga agama resmi di Belgia. Dari surat keputusan tersebut warga
muslim Belgia mendapatkan beberapa hal positif diantaranya:
1. Islam sebagai salah satu bidang studi resmi yang diajarkan di sekolah -Sekolah milik
Pemerintah Belgia.
2. Pihak Pemerintah berkewajiban menyiapkan dana dan tenaga pengajar Agama Islam pada
setiap sekolah yang ada pelajar muslimnya.
3. Kaum muslimin diperbolehkan membangun tempat peribadatan berupa masjid, musholla
atau Islamic Centre. Jumlah masjid dan Islamic Centre yang bertebaran di berbagai kota di
Belgia sekitar 300 buah (di kota Broxelle saja terdapat 40 buah masjid, musolla dan Islamic
Centre ).
4. Kaum muslimah diperbolehkan menggunakan foto berjilbab pada kartu tanda pendudu
(ktp), passport dan surat surat resmi lainnya.
5. Kaum muslimin dibenarkan melaksanakan pemakaman jenazah secara Islam. Namn,
hingga sekarang belum disediakan tanah khusus buat pekuburan Islam. Akibatnya, tidak
sedikit warga Muslim yang meninggal langsung diterbangkan ke negara asalnya untuk
dimakamkan ).
Yayasan Sosial dan Lembaga-lembaga Islam di Belgia
Di antara yayasan sosial dan lembaga keIslaman atau rganisasi-organisasi pelajar dan
mahasiswa yang terkenal di Belgia adalah:
1. Persatuan Pelajar dan Pemuda Muslim Eropa.
2. Persatuan Pelajar Muslim Eropa (Muslim Student Union)
3. Jamaah Dakwah dan Tablig.
4. Haiatul Igostah Al-Islamiyah (Islamic Relief Organisation)
5. Islamic Centre Brussel.
6. Lembaga Para Imam Mesjid (Dibawah naungan Rabitah Alam Islamy) .
7. Persatuan Mesjid Belgia.
Tantangan dan hambatan yang dihadapi Komunitas Muslim Belgia
Pertama, tantangan yang paling berat yang dihadapi muslim Belgia adalah adanya kebijakan
politik rasial. Ini merupakan tantangan besar bagi kaum muslimin Belgia. Masalah jilbab,
terlepas dari pengakuan resmi pihak kerajaan , masih menjadi masalah di kalangan siswi
muslimah. Sebab, masih sering mendapat perlakuan tidak adil di sekolah maupun tempat
kuliah. Para orang tua dan wali murid sering mengajukan protes dan demonstrasi ke pihak
sekolah dan university yang melakukan tindakan diskriminatif terhadap para siswi muslimah.
Kedua, jumlah sekolah milik pemerintah yang mengajarkan bidang studi agama Islam
(menurut data tahun 1993) sebanyak 468 buah sekolah dengan jumlah tenaga pengajar sekitar
348 orang guru. Sedangkan jumlah siswanya mencapai 24.051 siswa/i. Pada awalnya pihak
Islamic Centre dan Yayasan Dakwah dipercayakan untuk mendatangkan tenaga guru agama
dari negara -negara Arab dan Islam, khususnya mereka yang telah menyelesaikan studinya di
S1 pada jurusan agama, tapi sekarang izin itu telah dicabut dan mengharuskan tenaga
pengajar agama dari kaum muslimin warga Belgia atau mereka yang telah memiliki izin
tinggal resmi (ressident permit) dari Kerajaan .Sementara kemampuan mereka dalam
mengajaar agama Islam belum memadai .
Ketiga, minimnya pengetahuan agama yang dimiliki para Imam masjid serta sempitnya
wawasan keIslaman yang ada pada sebagian para da’i, terutama yang menyangkut fiqh
realitas (Fiqhul Waaqi’), yang sering menimbulkan kesalah pahaman antara pihak penguasa
dan komunitas Islam berkaitan dengan konsep politik pembauran yang dicanangkan pihak
Kerajaan,
Keempat, Tiadak adanya yayasan resmi yang mewakili kaum muslimin di pemerintahan dan
tidak memiliki wakil kaum muslimin di parlemen yang dapat menyuarakan hak mereka.
(Diambil dari Voice of Europe Vol : IV/Jun 96)
https://senyumislam.wordpress.com/2013/11/11/belgia-negara-eropa-seribumasjid/
Detik-detik Kematian Kristen di Eropa
09.34 mediabilhikmah 3 comments
Di Jerman, perkembangan Islam meningkat pesat. Surat kabar ‘Field’ seperti
yang dikutipnya dari sebuah penelitian yang dilakukan Pusat Kajian Arsip Islam
menjelaskan, masjid yang memiliki menara dan kubah meningkat jumlahnya di
Jerman dan ratusan masjid lainnya masih dalam tahap pembangunan. Demikian
seperti
yang
dilansir
kantor
berita
Jerman
(DBA).
Dari penelitian ‘Bank Dresdn’ memperkirakan jumlah gereja terus berkurangdi
Jerman selama beberapa tahun ke depan. Ritual yang disebut ‘Penyucian
Agama’ di 96 gereja dari total 350 gereja di bawah kekardinalan ‘Eshen’ saja
tinggal menunggu waktu untuk dihentikan. Demikian pula, sejumlah
bangunan gereja telah dialih fungsikan untuk tujuan lain. Hal itu disebabkan
berkurangnya jumlah pengunjung gereja-gereja dan merosotnya pendapatan
yang
dihasilkan.
Sementara itu muslimin di Belanda sedang berjuang mewujudkan Masjid anNashr di kota Routerdam dalam penampilan barunya setelah diumumkan adanya
sebuah proyek besar untuk renovasi bangunan yang asalnya adalah sebuah
gereja yang berhasil dibeli oleh minoritas muslim dari pengurus gereja.
Panitia pembaharuan masjid berkeinginan untuk menjadikan masjid tersebut
sebagai masjid terbesar di benua Eropa, serta ingin menambahkan bangunanbangunan lain untuk penyempurnaan fungsi masjid sebagai lembaga sosial dan
kebudayaan
di
samping
fungsinya
sebagai
tempat
peribadatan.
Ali at-Tasyi, Direktur Yayasan Masjid an-Nashr menjelaskan bahwa masjid akan
mengalami pembaharuan dalam penampilan dan pelebarannya setelah
beberapa pihak tertentu pada tahun-tahun terakhir ini menutup sebagian lokasi
masjid
karena
bekas
gereja
rapuh
dan
hampir
runtuh.
At-Tasyi menambahkan: “25 tahun yang lalu kami mampu membeli bangunan
tersebut seharga setengah juta Euro, dan bangunan masjid ini dulunya adalah
sebuah gereja, lalu kaum muslimin membelinya pada tahun 1982.”
Demikianlah telah diumumkan bahwa sejumlah LSM mengunjungi masjid
tersebut tentang persiapannya untuk saling membantu dan bekerja sama
dengan yayasan masjid dalam renovasi dan perluasan yang keduanya akan
memakan
biaya
lebih
dari
sepuluh
juta
Euro.
Pemusatan kaum muslimin Belanda terhadap urgensi fungsi masjid dalam
kehidupan minoritas muslim, serta sebagai penopang hubungan dengan
komunitas lain, datang setelah keputusan pemerintah Belanda untuk
mewajibkan pelarangan pemakaian cadar secara merata di seluruh tempat
umum. Yang demikian menjadikan Belanda adalah Negara Eropa pertama kali
yang mengambil keputusan seperti ini, dengan klaim bahwa penutup wajah
membentuk sebuah ancaman teroris, atau dengan kata lain identik dengan
teroris.
Demikian juga perkembangan di Perancis, Inggris, Belgia dan beberapa negara
Eropa. Kejayaan gereja detik demi detik menuju kematiannya. Sedangkan
perkembangan
Islam
sangat
menggembirakan.
Perlu disebutkan bahwa sebuah harian nasional milik umat Kristiani
menyebutkan dengan terang-terangan bahwa Eropa baru telah muncul, dan
seolah-olah ia mencampakkan orang-orang Nasrani. Gereja-gereja kosong dan
roboh mengubur dirinya. Gedung-gedung yang bersejarah dijual dengan harga
yang sangat murah untuk dirubah menjadi apartemen tempat tinggal, restoran,
dan fungsi ibadah agama selain Nasrani.
http://mediabilhikmah.blogspot.com/2011/12/detik-detik-kematian-kristen-dieropa.html
Julius : Mualaf Menjadi Cendikiawan Muslim Disegani di
Eropa
Nama Abdul-Karim Germanus mungkin sangat asing di telinga kita,
padahal ia ada salah satu tokoh cendikiawan Muslim Eropa yang menghabiskan hampir
separuh hidupnya untuk membela Islam lewat buku-buku dan karya-karya tulisnya tentang
Islam. Sebelum memeluk Islam, Germanus yang bernama asli Julius Germanus adalah
seorang Kristiani. Ia menyebut perpindahan agamanya dari Kristen ke Islam sebagai “momen
pencerahan” dalam hidupnya.
Germanus lahir di Budapest, ibukota Hungaria pada tahun 1884 dari keluarga Kristen. Ia
menjalani masa anak-anak dan remajanya dengan sulit karena selalu dililit berbagai persoalan
dan mengalami penindasan. Namun ia bisa melewati masa-masa kelam itu dan berhasil
menyelesaikanya kuliahnya di Universitas Budapest. Setelah lulus kuliah, Germanus
memutuskan untuk menekuni bidang bahasa Turki. Untuk itu, pada tahun 1903, ia berangkat
ke Turki dan kuliah lagi di jurusan bahasa Turki di Universitas Istanbul. Dalam dua tahun,
Germanus meraih gelar master di bidang bahasa Turki, ia bisa berbicara, membaca dan
menulis bahasa Turki dengan sempurna.
Saat kuliah di Istanbul itulah awal ketertarikan Germanus pada Islam. Karena kuliah di
jurusan bahasa, ia mempelajari al-Quran dengan terjemahan bahasa Turki yang
memudahkannya memahami ajaran Islam. Germanus terus menggali informasi tentang Islam
dan melakukan perbandingan dengan ajaran Kristen, agama yang dianutnya sejak lahir. Ia
membandingkan apa yang ditulis Kristen tentang Islam dan apa yang ditulis Quran dan
Sunnah tentang Islam. Tentu saja, Germanus mau tidak mau juga harus mempelajari hadisthadist Rasulullah Muhammad Saw yang diterjemahkan dalam bahasa Turki.
Ketika kembali ke Hungaria, Germanus melihat banyak mantan profesornya yang dikenal
orientalis, salah dalam memahami Islam. Tak jarang Germanus harus adu argumentasi dengan
para profesor itu soal karakter Rasulullah Muhammad Saw dan hadist-hadistnya. Karena
seringnya beradu pendapat soal Islam dengan profesornya, Germanus memutuskan belajar
bahasa Arab bahkan Persia. Dan dengan mudah, Germanus berhasil menguasai kedua bahasa
tersebut dengan baik sehingga pada tahun 1912 ia ditunjuk sebagai profesor bidang bahasa
Turki, Arab, Persia dan sejarah Islam di Hungarian Royal Academy di Budapest. Ia kemudian
ditunjuk untuk mengepalai Departemen Studi Oriental di Universitas Ilmu Ekonomi
Budapest. Germanus juga sempat mengabid di Universitas Budapest, tapi tidak lama.
Tahun 1928, setelah keluar dari Universitas Budapest,
Germanus diundang Gurudev Rabindranath Tagore dari India untuk mengepalai departemen
studi Islam di Universitas Visva-Bharati di Shantiniketan, Bengal. Germanus menetap di
India selama beberapa tahun dan di India pula, tepatnya di Mesjid Raya Delhi, Germanus
memutuskan menjadi seorang Muslim dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Germanus
mengubah namanya Julius dengan nama Islam, Abdul Karim dan ia diberi hak istimewa
untuk memberikan khutbah Jumat di masjid itu.
Perhatian Germanus yang sangat besar pada Islam dan Muslim, membuka jalan baginya
untuk berkenalan dengan penyair Muslim terkenal pada masa itu, Muhammad Iqbal, asal
Pakistan. Germanus dan Iqbal sering terlibat pembicaraan serius tentang Islam dan isu-isu
penting yang menjadi tantangan umat Islam seperti pandangan-pandangan dari para
orientaslis dan aktivitas para misionaris Kristen.
Dalam hal misionaris Kristen, Germanus dan Iqbal beda pendapat. Menurut Germanus,
propaganda yang disebarkan kalangan misionaris Kristen dari Eropa adalah persoalan serius
yang mengancam umat Islam. Tapi Iqbal meyakini bahwa persoalan itu timbul karena
kesalahan umat Islam sendiri yang kurang mengutamakan persatuan untuk melawan agenda
pada misionari.
Selain dengan Iqbal, Germanus juga menjalin hubungan erat dengan penulis asal Mesir,
Mahmoud Timour. Dalam sebuah bukunya, Timour menulis tentang perjalanan hidup
Germanus menjadi seorang mualaf. Dalam buku itu, Timour mengutip pernyataan Germanus
ketika ditanya soal awal mulanya ia memeluk Islam
“Saat itu adalah masa pencerahan bagi saya, karena Islam adalah agama yang benar. Satu hal
yang membuat saya tertarik pada Islam karena Islam adalah esensi dari seluruh aspek
kehidupan,” kata Germanus.
Setelah mempelajari bahasa Arab klasik di Kairo, Mesir. Germanus kembali mengajar di
Universitas Budapest dan ia mengabdi di universitas itu selama lebih dari 40 tahun sebagai
profesor bidang sejarah dan peradaban. Dalam tulisan hasil risetnya, Germanus menyerukan
dunia Arab agar menjaga kelestarian bahasa Arab klasik yang hampir punah. Germanus ingin
suatu hari nanti seluruh negara-negara Arab menggunakan bahasa Arab yang sama yang akan
menjadi pengikat persatuan negara-negara Arab yang kaya akan warisan budaya dan
sejarahnya.
Melawan Pemikiran Orientalis
Selama karir akademisnya, Germanus selalu berseberangan dengan para pemikir orientalis
Eropa yang mendukung kolonialisme. Karena seringnya terlibat pertikaian dengan kaum
orientalis, Germanus dipecat dari universitas dengan alasan sebagai profesor sikapnya dia
sudah bersikap tidak pantas. Di tengah banyaknya tekanan terhadap Germanus, sejumlah
mahasiswanya tetap memberikan dukungan dan memuji ide-ide Germanus yang telah banyak
mempengaruhi pemikiran kalangan akademisi baik di Barat dan dunia Islam. Berkat
dukungan itu, Germanus bisa kembali bekerja di universitas meski diprotes koleganya yang
berpikiran orientalis.
Tahun 1962, Organisasi Cendikiawan Muslim Irak memilih Germanus sebagai anggota
kehormatan dari luar Irak. Pada tahun yang sama, ia juga dipilih sebagai anggota akademisi
bidang bahasa Arab di Kairo dan Damaskus. Di Hungaria, Germanus berusaha menyatukan
seluruh Muslim di negaranya yang ketika itu berjumlah antara 1.000-2.000 orang ke dalam
satu wadah organisasi dan berhasil meyakinkan pemerintah Hungaria untuk menerima Islam
sebagai salah satu agama resmi negara itu.
Tahun 1935, Germanus menunaikan ibadah haji ke tanah suci dan menjadi salah satu dari
sedikit Muslim Eropa yang bisa pergi haji pada masa itu. Ia menuliskan pengalaman hajinya
ke dalam memoarnya berjudul “Allahu Akbar” yang kemudian diterjemahkan dalam berbagai
bahasa.
Dalam berbagai artikel yang diterbitkan di beberapa media Eropa, Germanus menulis,”Saya
seorang lelaki Eropa yang tidak menemukan rumah sendiri di negara saya yang sudah
diperbudak oleh emas, kekuasaan dan dominasi. Kesederhaan Islam dan penghormatan kaum
Muslimin terhadap Islam telah mempengaruhi hidup saya … Dunia Islam akan tetap menjaga
esensi kebenarannya lewat spiritualitas dan teladan yang baik. Dan Islam akan tetap bertahan
dengan dasar-dasar ajarannya tentan kebebasan, persaudaraan dan persamaan derajat seluruh
umat manusia.”
Dalam artikel lain Germanus menulis, “Islam memiliki kelebihan yang mampu mengangkat
derajat manusia dari sikap kebinatangan ke peradaban yang sangat mulia. Saya berharap,
Islam sekali lagi bisa mencapai mukjizat itu di saat kegelapan menyelubungi kita.”
Beberapa buku yang ditulis Germanus antara lain, The Greek, Arabic Literature in Hungarian,
Lights of the East, Uncovering the Arabian Peninsula, Between Intellectuals, The History of
Arabic Literature, The History of the Arabs, Modern Movements in Islam, Studies in the
Grammatical Structure of the Arabic Language, Journeys of Arabs, Pre-Islamic Poetry, Great
Arabic Literature, Guidance From the Light of the Crescent (a personal memoir), An
Adventure in the Desert, Arab Nationalism, Allahu Akbar, Mahmoud Timour and Modern
Arabic Literature, The Great Arab Poets dan The Rise of Arab Culture.
Germanus wafat pada 7 November 1979 setelah hampir selama 50 tahun mengabdikan diri
untuk kemajuan Islam dan Muslim di Eropa lewat pemikiran dan karya-karya tulisnya.
(ln/readislam)
http://www.eramuslim.com/dakwah-mancanegara/abdul-karim-germanus-darimualaf-menjadi-cendikiawan-muslim-yang-disegani-di-eropa.htm#.VVyWIlLK1uU
Agama Islam paling tinggi tingkat Pertumbuhannya di
negara-negara barat.
Hal ini didukung oleh data statistik yang ada.
Jumlah penduduk dunia (2013) adalah 7.021.836.029. Sebaran menurut agama adalah: Islam
22.43%, Kristen Katolik 16.83%, Kristen Protestan 6.08%, Orthodok 4.03%, Anglikan
1.26%, Hindu 13.78%, Buddhist 7.13%, Sikh 0.36%, Jewish 0.21%, Baha’i 0.11%, Lainnya
11.17%, Non Agama 9.42%, dan Atheists 2.04% (www.30 days.net).
Bahkan dikatakan bahwa jumlah pemeluk Islam pada 2012 adalah 2.1 milyar. Sedangkan
jumlah pemeluk Kristen dan Protestan adalah 2 milyar . Sehingga Islam saat ini, kendati
dibandingkan dengan pemeluk Kristen dan Protestan sekalipun, sudah menjadi agama
terbesar di dunia (www.religiouspopulation). Subhanallah.
Penduduk dunia (2011) tumbuh 137% dalam satu dekade terakhir, di mana Kristen tumbuh
sebanyak hanya 46%, sebaliknya, Islam tumbuh sebanyak 5 kali lipatnya: 235%. (The
Almanac Book of Facts, 2011). Dikatakan, bila tren pertumbuhan ini terus berlangsung,
diperkirakan pada tahun 2030, 1 dari 3 penduduk dunia adalah orang Islam.
(www.muslimpopulation.com).
Dilihat per benua, menurut data UN (2012), sejak tahun 1989 sampai tahun 2012,
perkembangan jumlah pemeluk agama Islam yang paling cepat terjadi di Australia dan
Oceania/Pacific 257.01%; kemudian berturut-turut diikuti oleh Eropa 142.35%; Amerika
25%; Asia 12.57%; Afrika 2.15%; dan Amerika Latin 4.73% (www.30-days.net).
Menurut The Almanac Book of Facts (2011), dalam sepuluh tahun terakhir, penduduk dunia
bertambah sebanyak 137%. Di mana pemeluk agama Kristen bertambah sebanyak 46%.
Sedangkan pemeluk agama Islam bertambah sebanyak 235% (www.geocities.com).
Sehingga disimpulkan bahwa Islam adalah agama dengan pertumbuhan pemeluk yang
tertinggi di dunia, setiap tahunnya. Antara 1990 sampai 2000, diperkiraan sekitar 12.5 juta
orang dari berbagai agama, pindah ke agama Islam. (Guinness Book of World Records,2011).
Perkembangan Islam di Eropa yang sangat cepat ini disebabkan oleh dua faktor penting.
Pertama, oleh tingkat kelahiran (fertility rate) yang tinggi di negara-negara Barat
dengan mayoritas penduduk Muslim
Kedua, oleh jumlah mualaf (orang-orang yang pindah dari agama lain ke agama
Islam) yang juga tinggi, terutama di Amerika, Eropa dan Australia dalam 20 tahun
terakhir (The Almanac Book of Facts, 2011).
Menurut hasil poll (2012) di Amerika, diketahui sekitar 200.000 orang setiap tahunnya
pindah dari agama Kristen ke agama Islam. (www.usislam.org)
Sebuah studi oleh Faith Matters (2011) di Inggris, diketahui bahwa dalam 10 tahun terakhir,
diperkirakan jumlah orang Inggris yang pindah dari agama lain (Kristen) menjadi pemeluk
agama Islam adalah sebanyak 5.000 orang setiap tahun (http://insideislam.wisc.edu).
Terkait dengan perkembangan Islam di negara Eropa dan Amerika yang cepat ini, karena
pemeluk Kristen di barat semakin tidak meyakini kebenaran ajaran agama mereka yang
penuh dengan dogma tak masuk akal. Semakin tinggi tingkat pendidikan warga sebuah
negara, semakin banyak pemeluk kristen yang menolak isi ajaran "kitab suci" BIBLE yang
bertentangan dengan akal dan logika. Mereka berpaling mencari agama baru (Islam, Budha)
atau memilih menjadi penganut atheis/agnostik. Sebaliknya pemeluk Islam, walaupun
agamanya difitnah dan dihujat, keyakinan terhadap kebenaran agama mereka semakin
meningkat saat hidup di lingkungan yang mayoritas non muslim.
http://mygodisone.blogspot.com/2014/12/perkembangan-islam-eropa-amerikapaling-tinggi.html
ISLAM DI EROPA
Perkembangan agama Islam tidak terbatas hanya di Asia saja, tetapi merata ke seluruh dunia
termasuk ke benua Eropa.
Sudah tentu perkembangan Islam di benua Eropa tidak seperti di Asia dan Afrika, karena
sulitnya berdakwah terhadap masyarakat Eropa yang umumnya beragama Kristen dan
penganut paham sekularisme. Namun berkat keteguhan dan kesungguhan para Mubalig Islam
dalam berdakwah, agama Islam di Benua Eropa makin bertambah, baik dari segi kuantitas
maupun kualitas.
1. Spanyol (Andalusia)
Spanyol (Andalusia) pernah diperintah oleh penguasa – penguasa Islam, selama kurang lebih
8 abad, yaitu dari semenjak Thariq bin Ziad membebaskan Spanyol tahun 711 M sampai
dengan penguasa Islam terakhir dari Dinasti Bani Umayyah II yakni Abu Abdullah menyerah
dan terpaksa takluk kepada pasukan Kristen pada tahun 1492 M.
Selama umat Islam berkuasa di Spanyol banyak kemajuan yang telah dicapai antara lain
sebagai berikut.
o Di bidang ilmu pengetahuan
Dalam bidang ilmu pengetahuan agama, banyak bermunculan ulama besar, misalnya dalam
ilmu hadist, ilmu fiqih, ilmu kalam, dan ilmu tasawuf. Imam Al-Auzai seorang ulama besar
dalam ilmu fiqih, Ibnu Arabi ulama besar dalam bidang tasawuf, Ubnu Rusyd, Ibnu Bajah
dan Ibnu Ibnu Tufail dalam bidang filsafat.
Dalam bidang ilmu pengetahuan umum banyak pula bermunculan kaum cendikiawan,
misalnya dalam bidang ilmu tumbuh – tumbuhan, kedokteran, kesusastraan, dan astronomi.
Sebagai contoh ahli astronomi terkenal pada saat itu seperti, nama Al-Majriti dari Cordoba,
Al-Larqali dari Toledo, dan Ibnu Aflah dari Seville.
Sumbangan besar lainnya dari umat Islam di Spanyol ialah didirikannya banyak universitas,
misalnya Universitas Cordoba, Sevilla, Malaga, dan Granada.
o Di bidang arsitektur
Dalam bidang arsitektur umat Islam telah mewariskan bangunan – bangunan yang indah dan
megah yang masih dapat disaksikan sampai sekarang, misalnya, istana Al-Hambra yang
terletak di Granada dan Masjid Raya Cordoba yang didirikan oleh Abdurrahman II Addakhil.
Tempat didirikannya masjid ini dahulunya adalah tempat berdirinya gereja kecil. Atas
persetujuan umat Kristen, gereja itu dipindahkan. Masjid ini dapat menampung jamaah
sebanyak 80.000 orang. Setelah Spanyol dikuasai umat Kristen, masjid ini dijadikan gereja
dengan nama MOSQUITA.
Pada masa pemerintahan Yusuf Ibn Yakub (1163 – 1184 M) di Seville didirikan masjid yang
sangat indah. Setelah Spanyol dikuasai umat Kristen masjid ini juga di ubah menjadi gereja
Santa de La Sade.
Selain itu, ada pula bangunan – bangunan megah lainnya peninggalan umat Islam antara lain
sebagai berikut.
? Darul Khalifah yaitu istana yang terletak di pusat kota Cordoba dan di dalamnya terdapat
340 buah rumah yang indah – indah.
? Jembatan di Sungai TAAG. Jembatan ini mempunyai lengkungan hanya satu yang
menunjukkan kehebatan arsitek muslim. Jembatan itu sampai sekarang disebut QANTARA
(dari bahasa Arab yang berarti jembatan).
Setelah umat Islam tidak berkuasa lagi di Spanyol bukan berarti agama Islam lenyap sama
sekali dari bumi Spanyol.
Pada tahun 1975 sekelompok pemuda Spanyol ramai – ramai menyatakan diri masuk Islam di
Inggris, kemudian setelah kembali ke negaranya, Spanyol, mereka mendirikan masyarakat
muslim Cordoba.
Pada tahu 1978 mereka dapat melaksanakan salat Idul Adha di Katedral (bekas gereja),
setelah mereka mengajukan permohonan kepada Uskup Cordoba Monseigneur Infantes
Floredo.
Di Spanyol terbentuk dua organisasi Islam yang mempunyai mahasiswa – mahasiswa Islam
yang berpusat di semua kota besar. Di Al-Bayun, masyarakat muslim telah mempergunakan
peraturan – peraturan Islam dibawah pimpinan Muhammad del Pazo Lopez, memiliki rumah
adat Arab dan madrasah yang dikelola oleh Dr. Umar Faruq Abdullah. Madrasah ini
mengajarkan bahasa Arab, Alquran, Tafsir, Fiqih, Hadist, dan lain – lain.
2. Yugoslavia
Kegiatan dakwah Islam di Yugoslavia dilaksanakan oleh majlis ulama, yang diketuai oleh
Prof. Dr. Ahmad Smajlovic. Sasaran dakwah terutama adalah masyarakat yang masih
menganut atheisme dan sekularisme.
Majelis ulama Yugoslavia telah melakukan kegiatan – kegiatan dakwah dengan berbagai cara
antara lain :
o Membangun lebih kurang 700 buah masjid,
o Menerbitkan majalah dakwah yang tersebar ke seluruh wilayah Yugoslavia yang bernama
“AL-HALAGH” dan yang berbahasa Arab bernama “ATS-TSAQAFAH ISLAMIYAH”
(kebudayaan Islam),
o Menerbitkan majalah tengah bulanan dengan nama “AL-BA’TSUL ISLAM” (kebangkitan
Islam) beroplag 10.000 eksemplar, dan
o Mendirikan lembaga – lemabag pendidikan Islam antara lain Madrasah dakwah di Sarvino,
Ma’had Islami di Scotland, dan perguruan Islam di Brisna.
3. Belanda
Di negeri Belanda jumlah umat Islam sebanyak 800.000 jiwa lebih. Umat Islam di negeri
Belanda terbanyak berasal dari Maroko dan Turki.
Di kota Amelo telah didirikan sebuah masjid yang megah dan indah. Juga telah terbentuk
organisasi – organisasi Islam yang bergabung menjadi satu federasi organisasi Islam yang
dipimpin oleh orang Belanda asli yang bernama Abdul Wahid Van Bommel. Salah satu usaha
organisasi ini ialah memperjuangkan kaum muslimin agar diberi kesempatan salat sewaktu
bekerja.
Drs. B.J. Bothe kepala direktorat kesejahteraan minorotas di Belanda pada tanggal 14
Oktober 1983 telah memulai membangun masjid untuk masyarakat Islam Maluku di kota
“RIDDERKER”. Masjid ini dapat menampung lebih kurang 500 jamaah, dan dilengkapi
dengan ruang diskusi, ruang tamu, ruang mengambil air wudhu, dan lain – lain. Biaya
pembangunan masjid ini seluruhnya dari pemerintah Belanda.
4. Inggris
Umat Islam di Inggris kebanyakan berasal dari Pakistan dan Bangladesh. Jumlah umat Islam
di Inggris diperkirakan 1,5 juta jiwa lebih.
Di Wales yaitu di kota Cardiff, duta besar republik Yaman Ahmad Daifullah pada tanggal 29
januari 1984 telah meresmikan masjid dan Islamic Center yang mempu menampung 27.999
kaum muslimin.
Di Inggris terdapat organisasi muslim Bengali yang bernama Dakwatul Islam, yang
kegiatannya antara lain :
o Mengadakan pengajian terutama tafsir di beberapa masjid,
o Mengadakan pendidikan agama tingkat elementer untuk anak – anak,
o Mendirikan took – took buku yang menyediakan berbagai litelatur Islam dalam bahasa
Bengali dan Inggris,
o Membangun pusat Training Imam dan Da’I di Aldgate (Inggris Timur), dan
o Membangun sebuah masjid megah dengan biaya 3 juta poundsterling.
5. Belgia
Di Belgia terdapat umat Islam lebih dari 186.387 orang. Mereka umumnya berasal dari
Aljazair, Maroko, Tunisia, dan Turki.
Pusat kegiatan dakwah islam ada di gedung Islamic center. Pelajaran membaca alquran dan
pendidikan agama diajarkan pada sekolah – sekolah mulai dari tingkat dasar sampai
perguruan tinggi. Pada tahun 1980 di Brusel telah diadakan mu’tamar Islam Eropa.
6. Jerman Barat
Umat Islam di Jerman Barat ada 620.000 jiwa (1 % dari jumlah penduduk). Di Jerman Barat
telah berdiri sebuah organisasi Islam bernama “Islamic Chezentum.” Organisasi ini
beranggotakan 100.000 orang, memiliki dana yang cukup besar dan memiliki murid yang
belajar alquran sebanyak 11.000 orang.
Demikianlah secara kilas telah ditemukan keadaan agama Islam di 6 negara Eropa. Adapun di
negara – negara Eropa lainnya seperti Austria, Prancis, Norwegia, Swedia, Yunani, dan
Albania sudah ada umat Islam dan mereka pun giat melakukan usaha dakwah Islam.
https://fixguy.wordpress.com/islam-di-eropa/
Belgia, Negara Eropa Seribu Masjid
Nov 11
Posted by senyumislam
SUBHANALLAH, dikatakan di sebuah Headline Harian Belgia, bahwa Prancis, Inggris, atau
Jerman dikatakan menjadi ‘rumah’ bagi umat Islam di Eropa, tapi untuk masalah rumah Allah
alias masjid Bulgaria jawaranya.
Meskipun negara ini bekas komunis, Belgia memiliki jumlah masjid terbanyak di Eropa,
mencapai 1..200 unit. Jumlahnya hampir menyamai negara-negara di Timur Tengah.
Bulgaria juga tercatat sebagai negara dengan jumlah pelajar muslim terbesar di Eropa. Lebih
dari tiga ribu siswa menempuh pendidikan di sekolah Islam setiap tahunnya. Hebatnya, di
sekolah umum juga diberikan kurikulum Islam.
Dari data statistik Mufti Bulgaria menyebutkan sebanyak 3.372 siswa mengikuti kelas agama
Islam pada 2011. Jumlah itu meningkat enam kali lipat ketimbang tahun lalu.
Kepala Departemen Agama Bulgaria, Emil Velinov mengatakan meski antusiasme keluarga
muslim menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah Islam sangat tinggi, tapi hal itu tidak
dibarengi dengan kualitas lembaga pendidikan itu sendiri.
“Itu terasa ketika mereka memilih menjadi imam. Akreditasi mereka dipertanyakan,” ujarnya
menerangkan
Dewan Tertinggi Institut Agama Islam mengungkap masih banyak lembaga pendidikan tinggi
Islam belum memenuhi kriteria akreditasi.
Pada 2005 silam, anggota parlemen dari komite Hak Asasi Manusia (HAM) menyatakan
lembaga pendidikan Islam terutama yang berada di desa-desa tidak terdaftar secara resmi
meski berada dalam kordinasi kepala mufti.
Semasa era komunis, Muslim Bulgaria kesulitan mendapatkan akses pendidikan. Mereka
tidak memiliki hak berbicara di publik, pelarangan memakai jilbab dan sunat bagi laki-laki.
Berbagai tekanan tersebut mendekati masa kejatuhan pada 1985 ketika 310 ribu etnis Turki
dipaksa mengganti nama muslim mereka. Protes muncul dimana-mana.
Pada Agustus 1989, saat komunisme mulai pecah di timur Eropa, Bulgaria memaksa 360 ribu
etnis Turki menyeberang ke tanah leluhurnya.
Setelah komunis runtuh, umat Islam kembali bangkit. Hal itu ditandai dengan difungsikannya
Masjid Banya Bashi sebagai tempat beribadah umat Islam yang bermukim di Kota Sofia,
sampai hari ini.
Kini, ada sekitar satu juta umat Muslim yang tinggal di negara yang pernah menjadi bagian
dari Kesultanan Utsmaniyah selama lima abad itu.
dari sini
Sekilas Tentang Islam Di Belgia
Oleh: Muslim Abdullah
Letak Geografis
Belgia salah satu negara kerajaan di Eropa Barat. Di sebelah utara berbatasan dengan
Belanda, dan di timur berbatasan dengan Jerman dan Luksemburg, sedang di selatan
berbatasan dengan Perancis. Luas wilayahnya 20.507 kilometer persegi. Jumlah penduduknya
9.840.000 jiwa. Negara itu beribukota Brussell, dan merupakan negara paling kecil di benua
Eropa.
Islam dan kaum Muslimin di Belgia
Menurut sensus tahun 1989 jumlah kaum Muslimin Belgia mencapai 234.815 jiwa. Kaum
muslimin Belgia umumnya tinggal di kota-kota besar seperti Brussell, Charleroi dan lain-lain.
Mayoritas kaum muslimin Belgia adalah kaum emigran dari beberapa negara Islam dan Arab.
Menurut hasil penelitian setiap seribu warga muslim terdapat tiga atau empat muslim asli
Belgia. Diperkirakan kaum muslimin pertama datang ke Belgia setelah Perang Dunia II.
Struktur Komunitas Muslim Belgia
Hampir 90 % muslimin Belgia sebagai pekerja imegran (asing). Hanya 5 % yang berstatus
sebagai mahasiswa. Selebihnya, 60 % rata-rata usia mereka berkisar 25 tahun kebawah.
Kondisi ekonomi mereka cukup baik, jika dibanding dengan saudara mereka di negaeri
asalnya. Pendapatan mereka rata-rata perbulan antara 1300 s/d 1600 dollar US (sekitar empat
juta rupiah). Jumlah pendapatan itu belum termasuk tunjangan keluarga, tunjangan pensiun
dan lain-lainnya. Fenomena pengangguran di sebagian kalangan kaum muda di negeri itu,
sering dijadikan alasan kelompok rasialis untuk memusuhi Islam dan kaum muslimin.
Kedudukan Islam dalam UU Belgia
Pada tanggal 24/4/1984 M, pihak Kerajaan mengeluarkan satu keputusan yang mengakui
Islam sebagai salah satu dari tiga agama resmi di Belgia. Dari surat keputusan tersebut warga
muslim Belgia mendapatkan beberapa hal positif diantaranya:
1. Islam sebagai salah satu bidang studi resmi yang diajarkan di sekolah -Sekolah milik
Pemerintah Belgia.
2. Pihak Pemerintah berkewajiban menyiapkan dana dan tenaga pengajar Agama Islam pada
setiap sekolah yang ada pelajar muslimnya.
3. Kaum muslimin diperbolehkan membangun tempat peribadatan berupa masjid, musholla
atau Islamic Centre. Jumlah masjid dan Islamic Centre yang bertebaran di berbagai kota di
Belgia sekitar 300 buah (di kota Broxelle saja terdapat 40 buah masjid, musolla dan Islamic
Centre ).
4. Kaum muslimah diperbolehkan menggunakan foto berjilbab pada kartu tanda pendudu
(ktp), passport dan surat surat resmi lainnya.
5. Kaum muslimin dibenarkan melaksanakan pemakaman jenazah secara Islam. Namn,
hingga sekarang belum disediakan tanah khusus buat pekuburan Islam. Akibatnya, tidak
sedikit warga Muslim yang meninggal langsung diterbangkan ke negara asalnya untuk
dimakamkan ).
Yayasan Sosial dan Lembaga-lembaga Islam di Belgia
Di antara yayasan sosial dan lembaga keIslaman atau rganisasi-organisasi pelajar dan
mahasiswa yang terkenal di Belgia adalah:
1. Persatuan Pelajar dan Pemuda Muslim Eropa.
2. Persatuan Pelajar Muslim Eropa (Muslim Student Union)
3. Jamaah Dakwah dan Tablig.
4. Haiatul Igostah Al-Islamiyah (Islamic Relief Organisation)
5. Islamic Centre Brussel.
6. Lembaga Para Imam Mesjid (Dibawah naungan Rabitah Alam Islamy) .
7. Persatuan Mesjid Belgia.
Tantangan dan hambatan yang dihadapi Komunitas Muslim Belgia
Pertama, tantangan yang paling berat yang dihadapi muslim Belgia adalah adanya kebijakan
politik rasial. Ini merupakan tantangan besar bagi kaum muslimin Belgia. Masalah jilbab,
terlepas dari pengakuan resmi pihak kerajaan , masih menjadi masalah di kalangan siswi
muslimah. Sebab, masih sering mendapat perlakuan tidak adil di sekolah maupun tempat
kuliah. Para orang tua dan wali murid sering mengajukan protes dan demonstrasi ke pihak
sekolah dan university yang melakukan tindakan diskriminatif terhadap para siswi muslimah.
Kedua, jumlah sekolah milik pemerintah yang mengajarkan bidang studi agama Islam
(menurut data tahun 1993) sebanyak 468 buah sekolah dengan jumlah tenaga pengajar sekitar
348 orang guru. Sedangkan jumlah siswanya mencapai 24.051 siswa/i. Pada awalnya pihak
Islamic Centre dan Yayasan Dakwah dipercayakan untuk mendatangkan tenaga guru agama
dari negara -negara Arab dan Islam, khususnya mereka yang telah menyelesaikan studinya di
S1 pada jurusan agama, tapi sekarang izin itu telah dicabut dan mengharuskan tenaga
pengajar agama dari kaum muslimin warga Belgia atau mereka yang telah memiliki izin
tinggal resmi (ressident permit) dari Kerajaan .Sementara kemampuan mereka dalam
mengajaar agama Islam belum memadai .
Ketiga, minimnya pengetahuan agama yang dimiliki para Imam masjid serta sempitnya
wawasan keIslaman yang ada pada sebagian para da’i, terutama yang menyangkut fiqh
realitas (Fiqhul Waaqi’), yang sering menimbulkan kesalah pahaman antara pihak penguasa
dan komunitas Islam berkaitan dengan konsep politik pembauran yang dicanangkan pihak
Kerajaan,
Keempat, Tiadak adanya yayasan resmi yang mewakili kaum muslimin di pemerintahan dan
tidak memiliki wakil kaum muslimin di parlemen yang dapat menyuarakan hak mereka.
(Diambil dari Voice of Europe Vol : IV/Jun 96)
https://senyumislam.wordpress.com/2013/11/11/belgia-negara-eropa-seribumasjid/
Detik-detik Kematian Kristen di Eropa
09.34 mediabilhikmah 3 comments
Di Jerman, perkembangan Islam meningkat pesat. Surat kabar ‘Field’ seperti
yang dikutipnya dari sebuah penelitian yang dilakukan Pusat Kajian Arsip Islam
menjelaskan, masjid yang memiliki menara dan kubah meningkat jumlahnya di
Jerman dan ratusan masjid lainnya masih dalam tahap pembangunan. Demikian
seperti
yang
dilansir
kantor
berita
Jerman
(DBA).
Dari penelitian ‘Bank Dresdn’ memperkirakan jumlah gereja terus berkurangdi
Jerman selama beberapa tahun ke depan. Ritual yang disebut ‘Penyucian
Agama’ di 96 gereja dari total 350 gereja di bawah kekardinalan ‘Eshen’ saja
tinggal menunggu waktu untuk dihentikan. Demikian pula, sejumlah
bangunan gereja telah dialih fungsikan untuk tujuan lain. Hal itu disebabkan
berkurangnya jumlah pengunjung gereja-gereja dan merosotnya pendapatan
yang
dihasilkan.
Sementara itu muslimin di Belanda sedang berjuang mewujudkan Masjid anNashr di kota Routerdam dalam penampilan barunya setelah diumumkan adanya
sebuah proyek besar untuk renovasi bangunan yang asalnya adalah sebuah
gereja yang berhasil dibeli oleh minoritas muslim dari pengurus gereja.
Panitia pembaharuan masjid berkeinginan untuk menjadikan masjid tersebut
sebagai masjid terbesar di benua Eropa, serta ingin menambahkan bangunanbangunan lain untuk penyempurnaan fungsi masjid sebagai lembaga sosial dan
kebudayaan
di
samping
fungsinya
sebagai
tempat
peribadatan.
Ali at-Tasyi, Direktur Yayasan Masjid an-Nashr menjelaskan bahwa masjid akan
mengalami pembaharuan dalam penampilan dan pelebarannya setelah
beberapa pihak tertentu pada tahun-tahun terakhir ini menutup sebagian lokasi
masjid
karena
bekas
gereja
rapuh
dan
hampir
runtuh.
At-Tasyi menambahkan: “25 tahun yang lalu kami mampu membeli bangunan
tersebut seharga setengah juta Euro, dan bangunan masjid ini dulunya adalah
sebuah gereja, lalu kaum muslimin membelinya pada tahun 1982.”
Demikianlah telah diumumkan bahwa sejumlah LSM mengunjungi masjid
tersebut tentang persiapannya untuk saling membantu dan bekerja sama
dengan yayasan masjid dalam renovasi dan perluasan yang keduanya akan
memakan
biaya
lebih
dari
sepuluh
juta
Euro.
Pemusatan kaum muslimin Belanda terhadap urgensi fungsi masjid dalam
kehidupan minoritas muslim, serta sebagai penopang hubungan dengan
komunitas lain, datang setelah keputusan pemerintah Belanda untuk
mewajibkan pelarangan pemakaian cadar secara merata di seluruh tempat
umum. Yang demikian menjadikan Belanda adalah Negara Eropa pertama kali
yang mengambil keputusan seperti ini, dengan klaim bahwa penutup wajah
membentuk sebuah ancaman teroris, atau dengan kata lain identik dengan
teroris.
Demikian juga perkembangan di Perancis, Inggris, Belgia dan beberapa negara
Eropa. Kejayaan gereja detik demi detik menuju kematiannya. Sedangkan
perkembangan
Islam
sangat
menggembirakan.
Perlu disebutkan bahwa sebuah harian nasional milik umat Kristiani
menyebutkan dengan terang-terangan bahwa Eropa baru telah muncul, dan
seolah-olah ia mencampakkan orang-orang Nasrani. Gereja-gereja kosong dan
roboh mengubur dirinya. Gedung-gedung yang bersejarah dijual dengan harga
yang sangat murah untuk dirubah menjadi apartemen tempat tinggal, restoran,
dan fungsi ibadah agama selain Nasrani.
http://mediabilhikmah.blogspot.com/2011/12/detik-detik-kematian-kristen-dieropa.html
Julius : Mualaf Menjadi Cendikiawan Muslim Disegani di
Eropa
Nama Abdul-Karim Germanus mungkin sangat asing di telinga kita,
padahal ia ada salah satu tokoh cendikiawan Muslim Eropa yang menghabiskan hampir
separuh hidupnya untuk membela Islam lewat buku-buku dan karya-karya tulisnya tentang
Islam. Sebelum memeluk Islam, Germanus yang bernama asli Julius Germanus adalah
seorang Kristiani. Ia menyebut perpindahan agamanya dari Kristen ke Islam sebagai “momen
pencerahan” dalam hidupnya.
Germanus lahir di Budapest, ibukota Hungaria pada tahun 1884 dari keluarga Kristen. Ia
menjalani masa anak-anak dan remajanya dengan sulit karena selalu dililit berbagai persoalan
dan mengalami penindasan. Namun ia bisa melewati masa-masa kelam itu dan berhasil
menyelesaikanya kuliahnya di Universitas Budapest. Setelah lulus kuliah, Germanus
memutuskan untuk menekuni bidang bahasa Turki. Untuk itu, pada tahun 1903, ia berangkat
ke Turki dan kuliah lagi di jurusan bahasa Turki di Universitas Istanbul. Dalam dua tahun,
Germanus meraih gelar master di bidang bahasa Turki, ia bisa berbicara, membaca dan
menulis bahasa Turki dengan sempurna.
Saat kuliah di Istanbul itulah awal ketertarikan Germanus pada Islam. Karena kuliah di
jurusan bahasa, ia mempelajari al-Quran dengan terjemahan bahasa Turki yang
memudahkannya memahami ajaran Islam. Germanus terus menggali informasi tentang Islam
dan melakukan perbandingan dengan ajaran Kristen, agama yang dianutnya sejak lahir. Ia
membandingkan apa yang ditulis Kristen tentang Islam dan apa yang ditulis Quran dan
Sunnah tentang Islam. Tentu saja, Germanus mau tidak mau juga harus mempelajari hadisthadist Rasulullah Muhammad Saw yang diterjemahkan dalam bahasa Turki.
Ketika kembali ke Hungaria, Germanus melihat banyak mantan profesornya yang dikenal
orientalis, salah dalam memahami Islam. Tak jarang Germanus harus adu argumentasi dengan
para profesor itu soal karakter Rasulullah Muhammad Saw dan hadist-hadistnya. Karena
seringnya beradu pendapat soal Islam dengan profesornya, Germanus memutuskan belajar
bahasa Arab bahkan Persia. Dan dengan mudah, Germanus berhasil menguasai kedua bahasa
tersebut dengan baik sehingga pada tahun 1912 ia ditunjuk sebagai profesor bidang bahasa
Turki, Arab, Persia dan sejarah Islam di Hungarian Royal Academy di Budapest. Ia kemudian
ditunjuk untuk mengepalai Departemen Studi Oriental di Universitas Ilmu Ekonomi
Budapest. Germanus juga sempat mengabid di Universitas Budapest, tapi tidak lama.
Tahun 1928, setelah keluar dari Universitas Budapest,
Germanus diundang Gurudev Rabindranath Tagore dari India untuk mengepalai departemen
studi Islam di Universitas Visva-Bharati di Shantiniketan, Bengal. Germanus menetap di
India selama beberapa tahun dan di India pula, tepatnya di Mesjid Raya Delhi, Germanus
memutuskan menjadi seorang Muslim dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Germanus
mengubah namanya Julius dengan nama Islam, Abdul Karim dan ia diberi hak istimewa
untuk memberikan khutbah Jumat di masjid itu.
Perhatian Germanus yang sangat besar pada Islam dan Muslim, membuka jalan baginya
untuk berkenalan dengan penyair Muslim terkenal pada masa itu, Muhammad Iqbal, asal
Pakistan. Germanus dan Iqbal sering terlibat pembicaraan serius tentang Islam dan isu-isu
penting yang menjadi tantangan umat Islam seperti pandangan-pandangan dari para
orientaslis dan aktivitas para misionaris Kristen.
Dalam hal misionaris Kristen, Germanus dan Iqbal beda pendapat. Menurut Germanus,
propaganda yang disebarkan kalangan misionaris Kristen dari Eropa adalah persoalan serius
yang mengancam umat Islam. Tapi Iqbal meyakini bahwa persoalan itu timbul karena
kesalahan umat Islam sendiri yang kurang mengutamakan persatuan untuk melawan agenda
pada misionari.
Selain dengan Iqbal, Germanus juga menjalin hubungan erat dengan penulis asal Mesir,
Mahmoud Timour. Dalam sebuah bukunya, Timour menulis tentang perjalanan hidup
Germanus menjadi seorang mualaf. Dalam buku itu, Timour mengutip pernyataan Germanus
ketika ditanya soal awal mulanya ia memeluk Islam
“Saat itu adalah masa pencerahan bagi saya, karena Islam adalah agama yang benar. Satu hal
yang membuat saya tertarik pada Islam karena Islam adalah esensi dari seluruh aspek
kehidupan,” kata Germanus.
Setelah mempelajari bahasa Arab klasik di Kairo, Mesir. Germanus kembali mengajar di
Universitas Budapest dan ia mengabdi di universitas itu selama lebih dari 40 tahun sebagai
profesor bidang sejarah dan peradaban. Dalam tulisan hasil risetnya, Germanus menyerukan
dunia Arab agar menjaga kelestarian bahasa Arab klasik yang hampir punah. Germanus ingin
suatu hari nanti seluruh negara-negara Arab menggunakan bahasa Arab yang sama yang akan
menjadi pengikat persatuan negara-negara Arab yang kaya akan warisan budaya dan
sejarahnya.
Melawan Pemikiran Orientalis
Selama karir akademisnya, Germanus selalu berseberangan dengan para pemikir orientalis
Eropa yang mendukung kolonialisme. Karena seringnya terlibat pertikaian dengan kaum
orientalis, Germanus dipecat dari universitas dengan alasan sebagai profesor sikapnya dia
sudah bersikap tidak pantas. Di tengah banyaknya tekanan terhadap Germanus, sejumlah
mahasiswanya tetap memberikan dukungan dan memuji ide-ide Germanus yang telah banyak
mempengaruhi pemikiran kalangan akademisi baik di Barat dan dunia Islam. Berkat
dukungan itu, Germanus bisa kembali bekerja di universitas meski diprotes koleganya yang
berpikiran orientalis.
Tahun 1962, Organisasi Cendikiawan Muslim Irak memilih Germanus sebagai anggota
kehormatan dari luar Irak. Pada tahun yang sama, ia juga dipilih sebagai anggota akademisi
bidang bahasa Arab di Kairo dan Damaskus. Di Hungaria, Germanus berusaha menyatukan
seluruh Muslim di negaranya yang ketika itu berjumlah antara 1.000-2.000 orang ke dalam
satu wadah organisasi dan berhasil meyakinkan pemerintah Hungaria untuk menerima Islam
sebagai salah satu agama resmi negara itu.
Tahun 1935, Germanus menunaikan ibadah haji ke tanah suci dan menjadi salah satu dari
sedikit Muslim Eropa yang bisa pergi haji pada masa itu. Ia menuliskan pengalaman hajinya
ke dalam memoarnya berjudul “Allahu Akbar” yang kemudian diterjemahkan dalam berbagai
bahasa.
Dalam berbagai artikel yang diterbitkan di beberapa media Eropa, Germanus menulis,”Saya
seorang lelaki Eropa yang tidak menemukan rumah sendiri di negara saya yang sudah
diperbudak oleh emas, kekuasaan dan dominasi. Kesederhaan Islam dan penghormatan kaum
Muslimin terhadap Islam telah mempengaruhi hidup saya … Dunia Islam akan tetap menjaga
esensi kebenarannya lewat spiritualitas dan teladan yang baik. Dan Islam akan tetap bertahan
dengan dasar-dasar ajarannya tentan kebebasan, persaudaraan dan persamaan derajat seluruh
umat manusia.”
Dalam artikel lain Germanus menulis, “Islam memiliki kelebihan yang mampu mengangkat
derajat manusia dari sikap kebinatangan ke peradaban yang sangat mulia. Saya berharap,
Islam sekali lagi bisa mencapai mukjizat itu di saat kegelapan menyelubungi kita.”
Beberapa buku yang ditulis Germanus antara lain, The Greek, Arabic Literature in Hungarian,
Lights of the East, Uncovering the Arabian Peninsula, Between Intellectuals, The History of
Arabic Literature, The History of the Arabs, Modern Movements in Islam, Studies in the
Grammatical Structure of the Arabic Language, Journeys of Arabs, Pre-Islamic Poetry, Great
Arabic Literature, Guidance From the Light of the Crescent (a personal memoir), An
Adventure in the Desert, Arab Nationalism, Allahu Akbar, Mahmoud Timour and Modern
Arabic Literature, The Great Arab Poets dan The Rise of Arab Culture.
Germanus wafat pada 7 November 1979 setelah hampir selama 50 tahun mengabdikan diri
untuk kemajuan Islam dan Muslim di Eropa lewat pemikiran dan karya-karya tulisnya.
(ln/readislam)
http://www.eramuslim.com/dakwah-mancanegara/abdul-karim-germanus-darimualaf-menjadi-cendikiawan-muslim-yang-disegani-di-eropa.htm#.VVyWIlLK1uU