S KOR 0906627 Chapter3

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Pendekatan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang akan dibahas oleh peneliti, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan penelitian dilakukan untuk memahami subjek secara mendalam, maka dari itu penelitian kualitatif ini meneliti kondisi objektif tertentu, dan peneliti berperan sebagai intsrumen penelitian.

Penelitian kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya yang dapat menghasilkan data deskriptif, yakni berupa pernyataan tertulis. Menurut Moleong (2010: 6) mengatakan bahwa

penelitian kulitatif merupakan penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, presepsi, motivasi, tindakan dan lain secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Dari pendapat di atas dapat dianalisis bahwa penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Melalui pendekatan kualitatif ini diharapkan peneliti dapat melakukan kajian secara komprehensif berkaitan dengan masalah penelitian. Lebih lanjut Sugiyono (2012: 15) menjelaskan bahwa “penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen)”. Artinya dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara proposive dan snowball, teknik pengumpulan data dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari generalisasi.


(2)

Seiring dengan pendapat Bogdan dan Taylor (dalam Basrowi dan Suwandi, 2008: 1) mengemukakan pengertian pendekatan kualitatif, sebagai berikut:

penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Pendekatan kualitatif diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik yang utuh.

Dari uraian di atas bahwa penelitian kualitatif bersifat natural yang mengahasilkan data berupa kata-kata deskriptif. Penelitian kualititatif menurut Moleong (2010: 7) berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif, mengandalkan analisis data, secara induktif mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori dari dasar, bersifat deskriptif lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya bersifat sementara dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak antar peneliti dan subjek penelitian.

Penelitian kualitatif dirasa sangat tepat untuk digunakan dalam penelitian yang akan penulis lakukan, karena penelitian ini sangat memberikan kesempatan yang luas kepada peneliti untuk memungkinkan peneliti fokus ke dalam permasalahan yang akan penulis teliti secara mendalam. Sejalan dengan hal tersebut, Bogdan dan Taylor (dalam Suwandi dan Basrowi, 2008: 22) mengungkapkan harapan dari pendekatan kualitatif, sebagai berikut:

pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok,masyarakat dan atau suatu organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik.

Dari uraian di atas bahwa penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Melalui penelitian kualitatif peneliti dapat mengenali subjek, merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2012: 15) “instrumennya adalah orang atau human instrumen, yaitu peneliti itu sendiri. Untuk dapat mejadi instrumen, maka peneliti harus memiliki bekal teori


(3)

dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkontruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna”. Sejalan dengan pendapat Moleong (2010: 132) dalam “penelitian kualitatif manusia adalah instrumen utama karena ia menjadi segala bagi keseluruhan proses penelitian, ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpulan data, analisis data, analisis penafsiran dan pada akhirnya ia menjadi pelopor hasil penelitiannya.”

Peneliti kualitatif pergi ke lapangan dan mengamati dan terlibat secara intensif sampai ia menemukan secara utuh apa yang dimaksudnya. Peneliti kualitatif yang ingin mengetahui tentang penyelenggaraan sekolah yang efektif, ia akan tinggal, berpartisipasi, merekam, memotret, mencatat, berkonsultasi dan melakukan dialog untuk menemukan konsep tentang sekolah efektif, langkah-langkah yang ditempuh sekolah dalam melaksanakan sekolah efektif, kegiatan guru, siswa, laporan.

B.Metode Penelitian

Sesuai dengan masalah yang akan dibahas oleh peneliti, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan penelitian dilakukan untuk memahami subjek secara mendalam, maka dari itu penelitian kualitatif ini meneliti kondisi objektif tertentu, dan peneliti berperan sebagai instrumen penelitian. Hakikat penelitian kualitatif menurut Moleong (2010: 6) adalah:

penelitian kulitatif merupakan penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, presepsi, motivasi, tindakan dan lain secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian kualitatif sangat tepat untuk digunakan dalam penelitian yang akan penulis lakukan, karena penelitian ini sangat memberikan kesempatan yang luas kepada peneliti untuk memungkinkan peneliti fokus ke dalam permasalahan yang akan penulis teliti secara mendalam.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Metode ini dilakukan untuk meneliti suatu objek, suatu kondisi yang


(4)

bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, secara sistematis terhadap masalah yang sedang dikaji.

Peneliti memandang metode ini sangat tepat untuk digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan. Dengan menggunakan metode ini peneliti dapat menggambarkan secara luas fakta-fakta yang ditemukan di lapangan dan menyatukannya menjadi padu mengenai apa yang menjadi suatu permasalahan.

C.Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam kualitatif itu sendiri menggunakan peneliti sebagai alat untuk mengungkap data dari sumber. Instrumen penelitian adalah alat pengumpulan data. Menurut Arikunto (2013: 149) “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik”. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Sebelum angket disebarkan angket terlebih dahulu diuji validitasnya. Adapun kisi-kisi uji validitas dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Angket Uji Validitas Variabel X

Variabel Sub Variabel Indikator No Soal

(+) (-)

1.Penyampaian pesan untuk mengubah perilaku sikap

1. Penyampaian pesan 2. Bertukar pikiran 3. Verbal dan non

verbal 1,2 4,6,7 8 3,5 9,10 2.Membangun kepercayaan, opini, dan umpan balik 1. Menciptakan kepercayaan 2. Membuat opini 3. Respon 11,12 14,15 17 13 16 3.Berupa isyarat

fisik, mendengar 4.Terciptanya 1. Isyarat 2. Mendengar 3. Prasangka 18 19 21 20 22


(5)

prasangka

5.Terciptanya hubungan yang harmonis

1. Saling menghargai 2. Tidak ada

pertikaian/konflik

23 25,26

24

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Angket Uji Validitas Variabel Y

Variabel Sub Variabel Indikator No Soal

(+) (-)

1. Unsur-unsur kerjaama

1.Sikap kekeluargaan 2.Selalu berbagi 3.Percaya terhadap

rekan 4.Selalu

memperlakukan setiap orang secara adil 27 30 31,32 34 28 29 33 2. Faktor-faktor kerjasama

1. Selalu mengunjungi tim demi terciptanya kerjasama yang baik 2. Selalu memikirkan

kerjasama tim dari pada individu 3. Selalu berkomunikasi 35 38 39,40 36 37

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2012: 144). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Cara yang dipakai dalam menguji tingkat validitas adalah dengan variabel internal, yaitu menguji apakah terdapat kesesuaian antara bagian instrumen secara keseluruhan. Untuk mengukurnya menggunakan analisis butir. Pengukuran pada analisis butir yaitu dengan cara skor-skor yang ada kemudian dikorelasikan dengan


(6)

menggunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam Arikunto (2012: 146) sebagai berikut :

 

2 2 2 2

) ( ) ( ) ( ) ( ) )( ( ) ( Y Y n X X n Y X XY n rxy dengan pengertian

rxy : koefisien korelasi antara x dan y N : Jumlah Subyek

X : Skor item Y : Skor total

∑X : Jumlah skor items ∑Y : Jumlah skor total ∑X2 :

Jumlah kuadrat skor item ∑Y2 :

Jumlah kuadrat skor total ( Suharsimi Arikunto, 2012 : 146 )

Kesesuaian harga rxy diperoleh dari perhitungan dengan

menggunakan rumus diatas dikonsultasikan dengan tabel harga regresi moment dengan korelasi harga rxy lebih besar atau sama dengan regresi tabel,

maka butir instrumen tersebut valid dan jika rxy lebih kecil dari regresi tabel

maka butir instrumen tersebut tidak valid. Selanjutnya agar kisi-kisi angket dianggap valid maka peneliti mengujikan intrsumen angket tersebut kepada ektrakurikuler bola basket yang ada di SMK Pasundan 3 Bandung. Adapun hasil uji instrument angket dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas

Butir Soal rXY t hitung t tabel Keterangan

1 0.772 4.378 1.771 Valid

2 0.5641 2.4633 1.771 Valid

3 0.29 1.091 1.771 Tidak Valid

4 0.589 2.63 1.771 Valid

5 0.413 1.634 1.771 Tidak Valid

6 0.5322 2.2663 1.771 Valid

7 0.851 5.839 1.771 Valid

8 0.307 1.163 1.771 Tidak Valid

9 0.513 2.154 1.771 Valid

10 -0.064 -0.233 1.771 Tidak Valid


(7)

12 0.52 2.196 1.771 Valid

13 0.168 0.613 1.771 Tidak Valid

14 0.851 5.839 1.771 Valid

15 0.8508 5.8388 1.771 Valid

16 0.8 4.806 1.771 Valid

17 0.851 5.839 1.771 Valid

18 0.876 6.539 1.771 Valid

19 0.851 5.839 1.771 Valid

20 0.472 1.932 1.771 Valid

21 0.6428 3.0255 1.771 Valid

22 0.6368 2.978 1.771 Valid

23 0.604 2.732 1.771 Valid

24 0.604 2.732 1.771 Valid

25 0.699 2.072 1.771 Valid

26 0.707 3.524 1.771 Valid

27 0.772 3.607 1.771 Valid

28 0.78 4.373 1.771 Valid

29 0.78 4.493 1.771 Valid

30 0.783 4.545 1.771 Valid

31 0.6693 3.2478 1.771 Valid

32 0.7503 4.0926 1.771 Valid

33 0.813 5.028 1.771 Valid

34 0.711 3.645 1.771 Valid

35 0.7966 4.7513 1.771 Valid

36 0.803 4.862 1.771 Valid

37 0.718 3.715 1.771 Valid

38 0.689 3.429 1.771 Valid

39 0.681 3.352 1.771 Valid

40 0.71 3.635 1.771 Valid

Dari hasil uji validitas di atas jumlah butir soal yang valid berjumlah 35 sedangkan jumlah butir soal yang tidak valid berjumlah lima butir yaitu butir no 3, 5, 8,10,13. Sehingga instrument angket yang digunakan penulis untuk melihat efektivitas komunikasi terhadap kerjasama tim dalam permainan bola basket berjumlah 35 butir soal. Adapun butir soal tersebut dapat dilihat dalam kisi-kisi angket dan instrumen sebagai berikut:


(8)

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Angket Komunikasi Variabel X

Variabel Sub Variabel Indikator No Soal

(+) (-)

X 1. Penyampaian

pesan untuk mengubah perilaku sikap

1. Penyampaian pesan 2. Bertukar pikiran 3. Verbal dan non

verbal

1,2

3,4,5 6

2. Membangun kepercayaan, opini, dan umpan balik 4. Menciptakan kepercayaan 5. Membuat opini 6. Respon 7,8 9,10 12 11 3. Berupa isyarat fisik, mendengar 4. Terciptanya prasangka 7. Isyarat 8. Mendengar 9. Prasangka 13 14 17 15 16 5. Terciptanya hubungan yang harmonis

10. Saling menghargai 11. Tidak ada

pertikaian/konflik

18 20,21

19

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Angket Kerjasama Variabel Y

Variabel Sub Variabel Indikator No Soal

(+) (-)

Y 1. Unsur-unsur kerjaama

1. Sikap kekeluargaan 2. Selalu berbagi 3. Percaya terhadap

rekan 4. Selalu

memperlakukan setiap orang secara adil 22 25 36,27 29 23 24 28


(9)

Tabel 3.6

Instrumen Angket Penelitian Variabel X (Komunikasi)

No Pernyataan SS S RR TS STS

1 Kami berkomunikasi dengan sesama rekan satu tim ketika latihan maupun

menghadapi pertandingan

2 Biasanya dalam pertandingan kami sering mengeluarkan kode-kode melalui kedipan atau kata-kata unik untur mengatur strategi 3 Jika ada rekan yang kesulitan dalam satu

teknik kami biasanya langsung memberi tahu teknik yang benar untuk diperbaiki 4 Kaptem tim kami selalu mengingatkan

kami untuk saling melengkapi kekurangan dari masing-masing pemain itulah yang membuat tim ini semakin solid

5 Kami membicarakan kesalahan-kesalahan ketika latihan maupun pertandingan untuk bahan evaluasi tim bola basket

6 Terkadang kami hanya focus pada teknik kami sendiri tanpa memperdulikan pendapat dari rekan satu tim

7 Tanpa adanya masalah antar individu dalam tim membuat komunikasi berjalan dengan baik

8 Saat merasa terpuruk kata-kata pelatihlah yang mampu membuat kami kembali bersemangat

9 Tim adalah individu yang berbeda karakter tanpa adanya kepercayaan dan saling menghargai kami bukanlah siapa-siapa 10 Keyakinan antar individu untuk menjadi

juara membuat tim kami semakin tangguh 11 Kemenangan yang diraih terkadang

membuat kami menjadi sombong

kerjasama tim demi terciptanya kerjasama yang baik 2. Selalu memikirkan

kerjasama tim dari pada individu

3. Selalu berkomunikasi

33

34,35


(10)

12 Saling support antar rekan dalam tim membuat kami semakin bersemangat untuk berlatih ataupun bertanding

13 Senyuman kapten tim kami menghadapi lawan menunjukan bahwa tim siap untuk bertanding

14 Tim kami akan lebih baik ketika saling terbuka untuk menyampaikan pendapat 15 Terkadang saat berlatih para pemain tidak

lengkap kehadirannya sehingga kebersamaan dinilai tidak penting lagi untuk tim

16 Kami sering berbicara terbuka sehingga ketika ada masalah muncul bisa

diselesaikan dengan kekeluargaan 17 Terkadang ketika belum mampu

melakukan satu teknik tertentu saya merasa diasingkan

18 Diakui sebagai anggota tim membuat saya merasa dihargai

19 Puji-pujian kecil saat berlatih ataupun bertanding membuat kami bersemangat 20 Kami hanya berfikir bahwa kebersamaan

dalam berlatih dapat membangun rasa saling memiliki

21 Kami senang apabila kami lebih sering bersama untuk menghabiskan waktu baik ketika bermain, dan ketika latihan

Tabel 3.7

Instrumen Angket Penelitian Variabel Y (Kerjasama Tim)

No Pernyataan SS S RR TS STS

22 Kami sering berhubungan dan saling menanyakan kabar masing-masing saat sedang tidak bersamaan

23 Keklaahan yang kami raih bukan lah kesalahan tim tetapi kesalahan perorangan

24 Biasanya pemain yang sudah handal kemampuan tidak perlu berlatih lagi 25 Tim yang baik adalah tim yang selalu


(11)

2. Observasi

Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan, dimana peneliti mengamati fenomena-fenomena yang terjadi yang berkaitan dengan penelitian saat penelitian dilakukan. Nasution dalam Sugiyono (2012: 64) menyatakan bahwa:

bersamaan

26 Modal utama untuk membangun kerjasama adalah kepercayaan terhadap rekan satu tim 27 Kami yakin kemampuan setiap

individu dalam tim memiliki

kemampuan yang sama ketika dalam pertandingan

28 Saya tidak mau membagi bola untuk teman yang tidak mampu menguasasi bola dalam pertandingan

29 Dalam pertandingan kami sering berkunjung dan berjumpa dengan teman satu tim

30 Mementingkan kepentingan tim, saling menghargai keputusan satu sama lain saya yakin tidak aka nada konflik di dalam tim

31 Tidak ada tujuan yang jelas membuat kami berlatih hanya untuk bersenang-senang saja

32 Kepentingan kami sering berbenturan dengan kepentingan tim sehingga kepentingan tim harus di

kesampingkan

33 Kenyamanan bersama tim membuat kami berlatih dengan serius dan masing-masing menyimpan tujuan yang sama

34 Kapanpun selama kami memiliki waktu luang kebersamaan untuk sekedar berbincang menjadi hal yang mengasikan bersama tim

35 Semkin sering kita berkumpul, bercanda membahas semua masalah bersama terus melakukan komunikasi antar sesame rekan tim membuat tim semakin kuat


(12)

observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan seiring dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehngga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.

Sejalan dengan pendapat Basrowi dan Suwandi (2008: 94) yang menyatakan bahwa “observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data di mana peneliti mengamati secara visual sehingga validitas data sangat tergantung pada kemampuan observer”. Oleh karena itu objektifitas seorang peneliti dalam hal kegiatan observasi ini sangat diutamakan. Lebih lanjut Basrowi dan Suwandi (2008: 94) mengemukakan bahwa

observasi ini dilakukan dengan melibatkan diri secara aktif dengan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat yakni tinggal di lokasi penelitian dalam waktu yang relatif cukup lama, sehingga mengetahui secara langsung aktivitas dan interaksi masyarakat dalam hal yang diteliti.

Merujuk pada pendapat di atas, melalui observasi, penulis mempunyai kesempatan untuk mengumpulkan data lebih mendalam, sehingga data yang diperlukan dapat terkumpul secara menyeluruh. Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan melakukan pengamatan yang berkaitan dengan proses terjadinya kegiatan.

Dalam konteks penelitian kualitatif, observasi tidak untuk menguji kebenaran tetapi untuk mengetahui kebenaran yang berhubungan dengan aspek atau kategori sebagai aspek studi yang dikembangkan peneliti. Observasi ialah kunjungan ke tempat kegiatan secara langsung, sehingga semua kegiatan yang sedang berlangsung atau objek yang ada tidak luput dari perhatian dan dapat dilihat secara nyata.

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung dengan maksud melakukan pengamatan terhadap segala proses yang terjadi secara langsung di lapangan. Observasi langsung juga dapat disebut dengan observasi partisipatif, artinya peneliti terjun secara langsung ke dalam situasi dan kondisi


(13)

dari subjek penelitian. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2012: 310) yang mengatakan bahwa:

dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak.

Pengamatan langsung dilakukan pada Pembina ekstrakurikuler basket, guru olahraga, anggota ekstrakurikuler basket.

3. Wawancara

Wawancara adalah kegiatan berdialog yang dilakukan oleh peneliti kepada sumber data, ini dilakukan untuk mendapatkan data secara langsung dari sumber data. Menurut Moleong (2010: 186) “wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu”. Sedangkan menurut Esterberg dalam Sugiyono (2012: 72) menjelaskan wawancara adalah “merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu”.

Dengan wawancara ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya. Dengan wawancara terstruktur ini pula pengumpulan data dapat menggunakan beberapa pewawancara sebagai pengumpul data. Stainback dalam Sugiyono (2012: 318) mengemukakan bahwa dengan “wawancara peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi. Jadi dengan wawancara maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.

Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Sugiyono (2012: 72) yang mengemukakan bahwa “wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan


(14)

permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam”.

Wawancara adalah kegiatan dialog atau percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara sebagai pihak yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara sebagai pihak yang memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang pewawancara ajukan. Maksud mengadakan wawancara seperti yang ditegaskan oleh Lincoln dan Guba dalam Moleong (2010: 186), antara lain:

mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan; mengkonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu; memproyeksikan kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia (triangulasi).

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tak terstruktur, dengan maksud untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari narasumber dan mendalam. Pembina ekstrakurikuler basket, guru olahraga, dan anggota ekstrakurikuler suatu keorganisasian dapat menyampaikan pernyataan-pernyataan secara leluasa atas pertanyaan yang diajukan oleh peneliti sesuai dengan kasus yang dialaminya, demikian pula sumber data yang lainnya. Adapun instrument wawancara tidak terstrukutr dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 3.8

Instrumen Wawancara

No Rumusan

Masalah

Pertanyaan Sumber Data

1 Bagaimana hubungan

komunikasi antar individu tim bola basket?

1. Bagaimana peran anggota dalam menjaga kerjasama tim? 2. Faktor-faktor apa saja yang

mendukung dalam menjaga kerjasama dan kekompakan tim ?

3. Faktor-faktor apa saja yang menghambat dalam menjaga kerjasama dan kekompakan tim ?

4. Bagaiamana sikap anggota tim

 Pembina Bola Basket

 Ketua Bola Basket  Anggota

Ekstrakurikuler Bola Basket


(15)

bola basket dalam membangun kerjasama dan kekompakan

2 Bagaimana kendala guru dalam

meningkatkan efektivitas komunikasi tim bola basket SMP N 1 Ciledug?

1.Kendala apa saja yang dihadapi guru dalam membangun

komunikasi tim bola basket? 2.Permasalahan apa yang muncul

dalam tim bola asket smpn 1 cildedug?

3.Bagaimana fasilitas sekolah dalam mendukung tim bola basket?

 Pembina Bola Basket

 Ketua Bola Basket  Anggota

Ekstrakurikuler Bola Basket

3 Bagaimana upaya

guru dalam

meningkatkan efektivitas

komunikasi tim bola basket SMP N 1 Ciledug?

1.Upaya apa saja yang dihadapi dalam meningkatkan

komunikasi tim bola basket?? 2.Solusi alternative apa yang

dapat digunakan untuk

meningkatkan komunikasi tim bola basket?

3.Pihak-pihak mana saja yang harus mendukung dalam meningkatkan komunikasi tim bola basket?

 Pembina Bola Basket

 Ketua Bola Basket  Anggota

Ekstrakurikuler Bola Basket

Wanancara merupakan salah satu metode untuk mendapatkan informasi seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2012: 321) “dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden”.

4. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi digunakan untuk mempelajari dokumen seperti daftar nama dan jumlah siswa, daftar hadir siswa, daftar nilai siswa dan lain-lain. Studi dokumentasi digunakan untuk melengkapi data dari teknik pengumpulan data yang lain. Guba dan Lincoln dalam Moleong (2010: 216) memaknai dokumen

sebagai “setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record (bukti tertulis) yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik”. dokumen bisa


(16)

bermacam-macam bentuknya, seperti yang dikemukakan oleh Sogiyono (2012: 82):

dokumen bisa berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain.

Studi Dokumentasi adalah berupa kegiatan mengumpulkan berbagai hal yang berhubungan dengan rumusan masalah, baik itu catatan, buku, agenda dan photo. Menurut Guba dan Lincoln dalam Moleong (2010: 217) dokumen sering digunakan dalam penelitian karena alasan-alasan yang dapat dipertanggungjawabkan seperti berikut ini:

1) Dokumen dan record digunakan karena merupakan sumber yang stabil, kaya, dan mendorong; 2) Berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian; 3) Keduanya berguna dan sesuai dengan penelitian kualitatif karena sifatnya yang alamiah, sesuai dengan konteks, lahir dan berada dalam konteks; 4)

Recod relatif murah dan tidak sukar diperoleh, tetapi dokumen harus dicari

dan ditemukan; 5) keduanya tidak reaktif sehingga sukar ditemukan dengan teknik kajian isi; 6) Hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas tubuh pengetahuan terhadap suatu yang diselidiki.

Dokumentasi adalah kegiatan mencari data mengenai hal-hal yang berhubungan dengan rumusan masalah, baik berupa catatan, agenda, photo, surat kabar dan sebagainya. Studi dokumentasi dalam penelitian ini adalah melakukan pencatatan tentang bukti fisik peranan komunikasi antara anggota dalam organisasi ektrskurikuler basket.

D. Subjek Penelitian

Sebuah penelitian memerlukan data dan informasi dari berbagai sumber yang dapat memberikan data dan informasi yang akurat sesuai dengan tujuan dari penelitian. Oleh karena itu harus ditentukan subjek penelitian yang dapat dijadikan sumber data dan informasi tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 50) bahwa:

dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan


(17)

ke tempat lain pada kasus yang dipelajari. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif, juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori. Dalam penelitian ini, penulis menentukan subjek penelitian sesuai dengan tujuan dari penelitian ini dilakukan. Berdasarkan pada hal tersebut, maka yang dijadikan subjek penelitian dalam penelitian ini adalah :

Tabel 3.9 Subjek Penelitian

No. Subjek Penelitian Jumlah

1 Pembina Ektrakurikuler Basket 1 Orang

2 Ketua Ekstrakurikuler Basket 1 Orang

3 Anggota ekstrakurikuler basket 25 Orang

Jumlah 27 Orang

Sumber : Diolah oleh peneliti 2016

E.Tahap Analisis Data

Analisis adalah suatu usaha untuk menguraikan suatu masalah atau fokus kajian menjadi bagian-bagian (decomposition) sehingga susunan/tatanan bentuk sesuatu yang diurai itu tampak dengan jelas dan karenanya bisa secara lebih terang ditangkap maknanya atau lebih jernih dimengerti duduk perkaranya. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2010: 248):


(18)

analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mengsintetisnya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Kegiatan analisis ini dilakukan oleh penulis setelah data yang diperlukan terkumpul. Pada tahap ini penulis berusaha mengorganisasikan data yang terlah dihimpun dalam bentuk catatan lapangan dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama penelitian berlangsung dan setelah selesai di lapangan. Namun Sugiyono (2012: 336) analisis lebih difokuskan selama proses dilapangan, bersamaan dengan pengumpulan data.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi (Miles dan Huberman, 2007: 16-18). Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan terus menerus. Secara jelas teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan di bawah ini :

Gambar 3.1 Komponen Analisis Data

Sumber: Miles dan Huberman (2007: 20)

Pengumpulan data

Reduksi data

Penarikan kesimpulan/verifikasi

penyajian data


(19)

Bagan di atas dapat dijelaskan bahwa tiga jenis kegiatan utama analisis data merupakan proses siklus dan interaktif. Peneliti harus siap bergerak di antara empat “sumbu” kumparan itu selama pengumpulan data, selanjutnya bergerak bolak balik di antara kegiatan reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

a. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

Data yang diperoleh dari lapangan di tulis dalam bentuk uraian yang terinci. Laporan tersebut harus direduksi terlebih dahulu, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema atau pola untuk memudahkan. Data yang direduksi akan memberi gambaran yang tajam dan akurat tentang hasil pengamatan di lapangan, dimana dapat dicari kembali bila peneliti memerlukannya. Menurut Sugiyono (2012: 338) mengatakan bahwa:

reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu. Data yang penulis dapatkan dari lapangan diteliti dan dirinci, karena seiring dengan waktu yang penulis habiskan untuk menghimpun data, data yang terhimpun akan lebih banyak.

Oleh karena itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan merinci, serta akan memudahkan penulis untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

Dalam Penelitian ini, reduksi data dilakukan dengan memfokuskan hasil penelitian pada hal-hal yang dianggap penting oleh peneliti. Penelitian difokuskan pada tanggapan pembina ekstrakurikuler basket, guru olahraga, dan anggota basket.


(20)

Dalam langkah ini, peneliti membuat semacam matrik, grafik, network, dan chart yang berguna bagi peneliti dalam memberikan gambaran keseluruhan data yang diperoleh dan juga memudahkan dalam mengambil keputusan. Menurut Sugiyono (2012: 341) “dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya”. Penyajian data kualitatif paling sering menggunakan teks yang bersifat naratif. Lebih lanjut Sugiyono (2012: 341) menjelaskan bahwa “dalam mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut”. Berkaitan dengan metode penelitian yang penulis pilih yaitu deskriptif analitis, maka display data yang dilakukan oleh penulis lebih banyak dituangkan dalam bentuk uraian singkat.

Display data adalah sekumpulan informasi yang akan memberikan gambaran penelitian secara menyeluruh. Dengan kata lain menyajikan data secara terperinci dan menyeluruh dengan mencari pola hubungannya.

c. Kesimpulan/Verifikasi

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verivikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 345) bahwa “rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan”.

Penarikan kesimpulan ini dimaksudkan untuk mencari makna dari data yang dikumpulkan. Agar mendapatkan suatu kesimpulan yang sahih (valid), kesimpulan tersebut senantiasa diverifikasi selama penelitian berlangsung, untuk menjamin validitas penelitian dan dapat dirumuskan dalam kesimpulan akhir yang akurat.

Kesimpulan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan tujuan mencari arti, makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data yang telah dianalisis dengan mencari hal-hal penting. Dengan demikian, secara umum proses pengolahan data


(21)

dimulai dengan pencatatan data lapangan (data mentah), kemudian ditulis kembali dalam bentuk unifikasi dan kategorisasi data, setelah data dirangkum, direduksi, dan disesuaikan dengan fokus masalah penelitian. Selanjutnya data dianalisis dan diperiksa keabsahannya melalui beberapa teknik, sebagaimana dikemukakan oleh Moleong (2000: 192), yaitu :

a) Data yang diperoleh disesuaikan dengan data pendukung lainnya untuk mengungkap permasalahan secara tepat.

b) Data yang terkumpul setelah dideskripsikan kemudian didiskusikan, dikritik ataupun dibandingkan dengan pendapat orang lain.

c) Data yang diperoleh kemudian difokuskan pada subtantif fokus penelitian.

Demikian prosedur pengolahan dan analisis data yang akan dilakukan penulis dalam penelitian ini.

F. Pengujian Keabsahan Data

Hasil penelitian harus memiliki derajat kepercayaan yang dilakukan dengan pengujian keabsahan data. Keabsahan yang dimaksud adalah data-data yang diperoleh dari nara sumber yaitu dari Pembina ekstrakurikuler basket, guru olahraga, anggota ekstrakurikuler basket. Sejalan dengan pendapat Sugiyono (2012: 366) “uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (Validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reabilitas), dan confirmability (objektivitas)”.

1. Credibility (Validitas internal)

Sugiyono (2012: 368) mengemukakan “uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan

member check”. Serangkaian aktivitas uji kredibilitas data tersebut penulis

terapkan dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Memperpanjang pengamatan

Perpanjangan pengamatan penulis lakukan guna memperoleh data yang akurat dari sumber data dengan cara meningkatkan intensitas pertemuan


(22)

dan interaksi dengan sumber data. Sugiyono (2012: 369) menegaskan bahwa “dengan perpanjangan pangamatan ini berarti hubungan peneliti dengan nara sumber akan semakin terbentuk rapport, semakin akrab, semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi”.

b. Meningkatkan ketekunan dalam penelitian

Kondisi fisik dan mental peneliti tidak selalu dalam kondisi prima, oleh karena itu terkadang peneliti didera rasa malas sehingga kurang dapat berkonsentrasi pada saat melakukan penelitian. Oleh karena itu peneliti harus meningkatkan ketekunan dalam penelitian, ini dapat di tempuh dengan cara membulatkan tekad dan niat dari peneliti tersendiri serta didorong oleh motivasi yang diberikan oleh orang-orang terdekat. Sugiyono (2012: 371) mengungkapkan “meningkatkan ketekunan dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati”.

c. Triangulasi data

Menurut Wiliam Wiersma dalam Sugiyono (2012: 372) “triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu”. Dalam penelitian ini triangulasi dilakukan terhadap informasi yang diberikan pada Pembina ekstrakurikuler basket, guru olahraga, anggota ekstrakurikuler basket.

1) Triangulasi sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

Bagan 3.1

Triangulasi dengan Tiga Sumber Data

Ketua Ekstrakurikuler

Bola Basket Pembina Eskul


(23)

Sumber: Sugiyono (2012: 372) 2) Triangulasi teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Bagan 3.2

Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data

Sumber: Sugiyono (2012:37) 3) Triangluasi waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat nara sumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.

Bagan 3.3

Triangulasi dengan tiga waktu pengumpulan data

Sumber: Sugiyono (2012: 373) Anggota Ekstrakurikuler basket

November 2015 Agustus

2015

Desember 2015

Observasi Wawancara


(24)

d. Analisis kasus negatif

Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dnegan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya. Tetapi bila peneliti masih mendapatkan data-data yang bertentangan dengan data yang ditemukan, maka peneliti mungkin akan merubah temuannya Sugiyono (2012: 374).

e. Menggunakan referensi yang cukup

Yang dimaksud dengan bahan referensi yang cukup disini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara. Data tentang interaksi manusia, atau gambaran suatu keadaan perlu didukung oleh foto-foto Sugiyono (2012: 375).

f. Member check

Member check adalah, proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti data tersebut valid, sehingga semakin kredibel/dipercaya, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data, dan apabila perbedaannya tajam, maka peneliti harus merubah temuannya, dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan pemberi data menurut Sugiyono (2012: 376).

2. Transferability (Validitas eksternal)

Transferability ini merupakan validitas eksternal dalam penelitian


(25)

diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut diambil. Nilai transfer berkenaan dengan pertanyaan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain Sugiyono (2012: 376).

Oleh karena itu, supaya orang lain dapat memahmai hasil penelitian kualitatif yang penulis lakukan sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian ini, maka penulis membuat laporan dalam bentuk uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Dengan demikian penulis menyimpan harapan bahwa pembaca akan dapat memahami hasil penelitian ini dengan mudah dan mendapatkan penjelasan yang seutuhnya.

3. Dependability (Reabilitas)

Dalam penelitian kuantitatif, dependability disebut reabilitas. Suatu penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain dapat mengulangi atau mereplikasi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji

dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan

proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi bisa memberikan data. Penelitian seperti ini perlu diuji dependabilitynya Sugiyono (2012: 377).

Sehubungan dengan uji dependability, penulis melakukannya dengan cara bekerja sama dengan pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian mulai dari menentukan masalah/fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan harus dapat ditunjukan oleh peneliti.

4. Confirmability (Objektivitas)

Pengujian confirmability dalam penelitian kuantitatif disebut dengan uji objektivitas penelitian. Penelitian dikatakan objektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji confirmability mirip dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji confirmability berarti menguji hasil penelitian,


(26)

dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability. Dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada, tetapi hasilnya ada Sugiyono (2012: 377).

Berkaitan dengan uji confirmability peneliti menguji hasil penelitian dengan mengaitkannya dengan proses penelitian dan melakukan evaluasi terhadap hasil penelitian, apakah hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan atau bukan.

G. Tahap-tahap Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian harus melalui bebrapa tahapan-tahapan penelitian terlebih dahulu, berikut adalah tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan oleh penulis:

1. Tahap Pra Penelitian

Dalam tahap pra penelitian penulis melakukan persiapan penelitian yang diperlukan sebelum terjun ke dalam kegiatan penelitian. Penyusunan rancnagan penelitian, pertimbangan masalah yang menjadi fokus penelitian, dan mengurus perijinan merupakan kegiatan tahap pra penelitian ini.

Setelah itu penulis memilih masalah serta menentukan judul dan lokasi penelitian yang merupakan kegiatan pertama dalam tahap pra penelitian. Setelah masalah dan judul penelitian dinilai telah mencukup dan disetujui oleh pembimbing maka penulis melakukan studi lapangan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai subjek yang akan dijadikan objek penelitian. Setelah diperoleh gambaran awal mengenai kondisi subjek penelitian secara umum, langkah selanjutnya adalah menyusun proposal penelitian dan instrument penelitian yang terdiri dari perangkat pedoman angket, wawancara, format observasi dan format studi dokumentasi yang disesuaikan dengan fokus penelitian.

Sebelum pelaksanaan penelitian dilakukan, terlebih dahulu penulis menempuh proses perijinan sebagai berikut:


(27)

a. Mengajukan surat permohonan ijin untuk mengadakan penelitian kepada Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga untuk mendapatkan surat rekomendasinya untuk disampaikan kepada Dekan FPOK UPI.

b. Mengajukan surat permohonan ijin untuk mengadakan penelitian kepada Pembantu Dekan 1 atas nama Dekan FPOK untuk mendapatkan surat rekomendasi yang kemudian disampaikan kepada Rektor UPI.

c. Pembantu Rektor 1 atas nama Rektor UPI mengeluarkan surat permohonan ijin penelitian untuk disampaikan kepada SMPN 1 Ciledug.

d. Setelah itu penulis menyerahkan surat ijin penelitian dari UPI kepada bagian kurikulum SMP N 1 Ciledug, Pembina ekstrakurikuler basket, ketua bola basket, dan anggota ekstrakurikuler basket.

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah tahap persiapan penelitian selesai ditempuh, dan persiapan yang menunjang berjalannya penelitian telah lengkap, maka penulis langsung terjun ke lapangan untuk melaksanakan penelitian. Dalam melaksanakan penelitian, penulis sebagai instrument utama dibantu oleh pedoman angket, observasi dan wawancara antara penulis dan nara sumber atau responden.

Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mendapatkan informasi yang diperlukan agar dapat menjawab permasalahan yang belum penulis ketahui sebelumnya. Setiap selesai melakukan penelitian di lapangan, penulis menuliskan kembali data-data yang telah dihimpun kedalam catatan lapangan, dengan tujuan agar dapat mengungkapkan data secara utuh.

3. Tahap Analisis Data

Tahap terakhir adalah analisis data. Kegiatan analisis data dilakukan setelah data yang diperlukan terkumpul. Pada tahap analisis ini


(28)

penulis berusaha mengorganisasikan data yang diperoleh dalam bentuk catatan dan dokumentasi. Demikian serangkaian tahap penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam mengolah dan menganalisis data serta informasi yang diperoleh dalam penelitian mengenai efektifitas komunikasi terhadap kerjasama tim dalam cabang olahraga permainan bola basket.

4. Penafsiran Persentase

Tahap-tahap pengolahan data hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Pemerikasaanakan kelengkapan jawaban. Pada tahap ini data yang

diperoleh diperiksa kembali untuk mencari jawaban dari kuesioner yang tidak lengkap.

b. Tally, yaitu menghitung jumlah atau frekuensi dari masing-masing

jawaban dalam kuesioner.

c. Menghitung persentase jawaban responden dalam bentuk tabel tunggal melalui distribusi frekuensi dan persentase. dengan menggunakan rumus :

P = f/N x 100% Keterangan P : Persentase f. : Frekuensi data

N : Jumlah sampel yang diolah (Warsito, 1992:59)

5. Penafsiran data

Penafsiran data dilakukan agar data yang diperoleh dapat menggambarkan permasalahan yang dikemukakan. Hal ini berdasarkan presentase terbanyak dari alternative jawaban setiap pertanyaan. Menurut Suharsimi Arikunto (2012: 226) untuk data yang bersifat kuantitatif


(29)

kadang-kadang sesudah sampai ke prosentase lalu ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat kualitatif, maka penafsiran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.10

Interpretasi Penafsiran Hasil Data

100 % Seluruhnya

90-99 % Sebagian Besar

51-89% Lebih dari setengahnya

50 % Setengahnya

25-49 % Kurang dari setengahnya

0-24 % Sebagian kecil

Sumber : Suharsimi Arikunto (2012: 226) 6. Uji Hipotesis

Menurut Suharismi Arikunto (2012: 55) hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitiannya. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian. Dengan kedudukannya itu maka hipotesis dapat berubah menjadi kebenaran, akan tetapi juga dapat tumbang sebagai kebenaran.

Tujuan peneliti mengajukan hipotesis adalah agar dalam kegiatan penelitiannya, perhatian peneliti terfokus hanya pada informasi atau data yang diperlukan bagi pengujian hipotesis. Menurut Borg dan Gall dalam Suharsimi Arikunto (2012: 50) ada empat persyaratan bagi hipotesis yang baik, yaitu :

1. Harus menggambarkan hubungan dua atau lebih variabel 2. Dirumuskan sesuai dengan dasar yang kuat

3. Dapat diuji

4. Dinyatakan dalam rumusan yang singkat dan padat.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan hubungan dua variabel yaitu variabel X adalah Komunikasi dan variabel Y adalah Kerjasama.


(30)

Sedangkan jenis hipotesisi yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis hipotesis alternatif. Hipotesis alternatif menurut Suharsimi Arikunto (2012: 47) yaitu hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antar variabel. Dalam notasi, hipotesis ini dituliskan dengan “Ha”. Sedangkan hipotesis nol ditulis Ho adalah hipotesis yang menyatakan ketidakadanya hubungan antar variabel. Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ho : Tidak ada hubungan antara efektifitas komunikasi terhadap kerjasama tim

Ha : Terdapat hubungan antara antara efektifitas komunikasi terhadap kerjasama tim.

7. Uji Korelasi

Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan antar variabel yang dianalisis. Analisis korelasi yang digunakan adalah rumus korelasi product moment :

 

2 2 2 2

) ( ) ( ) ( ) (

) )( ( ) (

Y Y

n X X

n

Y X XY

n rxy

Untuk mengetahui kadar hubungan antara variabel X dan Y. Adapun tabel kuat lemahnya korelasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.11

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval koefisien Klasifikasi

0,00-0,199 0,20-0399 0,40-0,599

Sangat Rendah Rendah


(31)

0.60-0,799 0,80-1,000

Kuat Sangat Kuat

Sumber : (Sugiyono, 2012: 184)

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kadar pengaruhnya nilai r di atas adalah untuk mengetahui kuat atau tinggi maupun lemah ata rendahnya pengaruh variabel X terhadap Y. Kuat lemahnya korelasi ditentukan oleh besarnya r.taksiran mengenai besarnya korelasi pada tabel tersebut.


(1)

dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability. Dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada, tetapi hasilnya ada Sugiyono (2012: 377).

Berkaitan dengan uji confirmability peneliti menguji hasil penelitian dengan mengaitkannya dengan proses penelitian dan melakukan evaluasi terhadap hasil penelitian, apakah hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan atau bukan.

G. Tahap-tahap Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian harus melalui bebrapa tahapan-tahapan penelitian terlebih dahulu, berikut adalah tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan oleh penulis:

1. Tahap Pra Penelitian

Dalam tahap pra penelitian penulis melakukan persiapan penelitian yang diperlukan sebelum terjun ke dalam kegiatan penelitian. Penyusunan rancnagan penelitian, pertimbangan masalah yang menjadi fokus penelitian, dan mengurus perijinan merupakan kegiatan tahap pra penelitian ini.

Setelah itu penulis memilih masalah serta menentukan judul dan lokasi penelitian yang merupakan kegiatan pertama dalam tahap pra penelitian. Setelah masalah dan judul penelitian dinilai telah mencukup dan disetujui oleh pembimbing maka penulis melakukan studi lapangan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai subjek yang akan dijadikan objek penelitian. Setelah diperoleh gambaran awal mengenai kondisi subjek penelitian secara umum, langkah selanjutnya adalah menyusun proposal penelitian dan instrument penelitian yang terdiri dari perangkat pedoman angket, wawancara, format observasi dan format studi dokumentasi yang disesuaikan dengan fokus penelitian.

Sebelum pelaksanaan penelitian dilakukan, terlebih dahulu penulis menempuh proses perijinan sebagai berikut:


(2)

a. Mengajukan surat permohonan ijin untuk mengadakan penelitian kepada Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga untuk mendapatkan surat rekomendasinya untuk disampaikan kepada Dekan FPOK UPI.

b. Mengajukan surat permohonan ijin untuk mengadakan penelitian kepada Pembantu Dekan 1 atas nama Dekan FPOK untuk mendapatkan surat rekomendasi yang kemudian disampaikan kepada Rektor UPI.

c. Pembantu Rektor 1 atas nama Rektor UPI mengeluarkan surat

permohonan ijin penelitian untuk disampaikan kepada SMPN 1 Ciledug.

d. Setelah itu penulis menyerahkan surat ijin penelitian dari UPI kepada bagian kurikulum SMP N 1 Ciledug, Pembina ekstrakurikuler basket, ketua bola basket, dan anggota ekstrakurikuler basket.

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah tahap persiapan penelitian selesai ditempuh, dan persiapan yang menunjang berjalannya penelitian telah lengkap, maka penulis langsung terjun ke lapangan untuk melaksanakan penelitian. Dalam melaksanakan penelitian, penulis sebagai instrument utama dibantu oleh pedoman angket, observasi dan wawancara antara penulis dan nara sumber atau responden.

Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mendapatkan informasi yang diperlukan agar dapat menjawab permasalahan yang belum penulis ketahui sebelumnya. Setiap selesai melakukan penelitian di lapangan, penulis menuliskan kembali data-data yang telah dihimpun kedalam catatan lapangan, dengan tujuan agar dapat mengungkapkan data secara utuh.

3. Tahap Analisis Data

Tahap terakhir adalah analisis data. Kegiatan analisis data dilakukan setelah data yang diperlukan terkumpul. Pada tahap analisis ini


(3)

penulis berusaha mengorganisasikan data yang diperoleh dalam bentuk catatan dan dokumentasi. Demikian serangkaian tahap penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam mengolah dan menganalisis data serta informasi yang diperoleh dalam penelitian mengenai efektifitas komunikasi terhadap kerjasama tim dalam cabang olahraga permainan bola basket.

4. Penafsiran Persentase

Tahap-tahap pengolahan data hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Pemerikasaanakan kelengkapan jawaban. Pada tahap ini data yang

diperoleh diperiksa kembali untuk mencari jawaban dari kuesioner yang tidak lengkap.

b. Tally, yaitu menghitung jumlah atau frekuensi dari masing-masing jawaban dalam kuesioner.

c. Menghitung persentase jawaban responden dalam bentuk tabel

tunggal melalui distribusi frekuensi dan persentase. dengan menggunakan rumus :

P = f/N x 100% Keterangan P : Persentase f. : Frekuensi data

N : Jumlah sampel yang diolah (Warsito, 1992:59)

5. Penafsiran data

Penafsiran data dilakukan agar data yang diperoleh dapat menggambarkan permasalahan yang dikemukakan. Hal ini berdasarkan presentase terbanyak dari alternative jawaban setiap pertanyaan. Menurut Suharsimi Arikunto (2012: 226) untuk data yang bersifat kuantitatif


(4)

kadang-kadang sesudah sampai ke prosentase lalu ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat kualitatif, maka penafsiran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.10

Interpretasi Penafsiran Hasil Data

100 % Seluruhnya

90-99 % Sebagian Besar

51-89% Lebih dari setengahnya

50 % Setengahnya

25-49 % Kurang dari setengahnya

0-24 % Sebagian kecil

Sumber : Suharsimi Arikunto (2012: 226) 6. Uji Hipotesis

Menurut Suharismi Arikunto (2012: 55) hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitiannya. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian. Dengan kedudukannya itu maka hipotesis dapat berubah menjadi kebenaran, akan tetapi juga dapat tumbang sebagai kebenaran.

Tujuan peneliti mengajukan hipotesis adalah agar dalam kegiatan penelitiannya, perhatian peneliti terfokus hanya pada informasi atau data yang diperlukan bagi pengujian hipotesis. Menurut Borg dan Gall dalam Suharsimi Arikunto (2012: 50) ada empat persyaratan bagi hipotesis yang baik, yaitu :

1. Harus menggambarkan hubungan dua atau lebih variabel

2. Dirumuskan sesuai dengan dasar yang kuat 3. Dapat diuji

4. Dinyatakan dalam rumusan yang singkat dan padat.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan hubungan dua variabel yaitu variabel X adalah Komunikasi dan variabel Y adalah Kerjasama.


(5)

Sedangkan jenis hipotesisi yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis hipotesis alternatif. Hipotesis alternatif menurut Suharsimi Arikunto (2012: 47) yaitu hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antar variabel. Dalam notasi, hipotesis ini dituliskan dengan

“Ha”. Sedangkan hipotesis nol ditulis Ho adalah hipotesis yang menyatakan ketidakadanya hubungan antar variabel. Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ho : Tidak ada hubungan antara efektifitas komunikasi terhadap kerjasama tim

Ha : Terdapat hubungan antara antara efektifitas komunikasi terhadap kerjasama tim.

7. Uji Korelasi

Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan antar variabel yang dianalisis. Analisis korelasi yang digunakan adalah rumus korelasi product moment :

 

2 2 2 2

) ( ) ( ) ( ) ( ) )( ( ) ( Y Y n X X n Y X XY n rxy

Untuk mengetahui kadar hubungan antara variabel X dan Y. Adapun tabel kuat lemahnya korelasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.11

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval koefisien Klasifikasi 0,00-0,199 0,20-0399 0,40-0,599 Sangat Rendah Rendah Sedang


(6)

0.60-0,799 0,80-1,000

Kuat Sangat Kuat

Sumber : (Sugiyono, 2012: 184)

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kadar pengaruhnya nilai r di atas adalah untuk mengetahui kuat atau tinggi maupun lemah ata rendahnya pengaruh variabel X terhadap Y. Kuat lemahnya korelasi ditentukan oleh besarnya r.taksiran mengenai besarnya korelasi pada tabel tersebut.