T FIS 1302850 Chapter3
32 Marlis, 2015
PENGARUH PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHAD AP KONSISTENSI KONSEPSI D AN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUID A STATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu. Metode eksperimen semu dapat memberikan informasi yang merupakan perkiraan terhadap informasi yang dapat diperoleh melalui eksperimen sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang relevan. Metode ini digunakan untuk menentukan peningkatan pemahaman konsep dan profil konsistensi konsepsi siswa. Desain penelitian adalah desain kelompok kontrol pretes dan postes nonekuivalen (nonequivalent pretest and posttest control group design). Menurut Creswell (2013) dalam desain ini kelas eksperimen dan kelas kontrol diseleksi tanpa prosedur penempatan acak, dan hanya kelas eksperimen saja yang mendapatkan perlakuan. Secara lebih jelas desain yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Nonequivalent P retest and P osttest Control Group Design
Kelompok pre test Perlakuan post test
Kelas Eksperimen O1 X O1,O2
Kelas Kontrol O1 Y O1,O2
Creswell (2013) Keterangan:
O1: pretest -posttest untuk mengukur peningkatan pemahaman konsep
O2: posttest untuk menentukan konsistensi konsepsi siswa
X : pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing Y : pembelajaran konvensional
Berdasarkan Tabel 3.1 dapat dilihat, bahwa dalam penelitian ini menggunakan dua kelas, yaitu kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing dan kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran konvensional. P retest
(2)
Marlis, 2015
PENGARUH PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHAD AP KONSISTENSI KONSEPSI D AN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUID A STATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pemahaman konsep diberikan pada kedua kelas, hal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa tentang konsep fluida statis. Setelah itu kedua kelas diberi perlakuan, kemudian diberikan posttest pemahaman konsep dan konsistensi konsepsi pada kedua kelas, hal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan akhir kedua kelas setelah mendapatkan pembelajaran, untuk kemudian melihat konsistensi konsepsi siswa dan peningkatan pemahaman konsep.
B. Subyek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIA di SMA N 1 Tilatang kamang Sumatera Barat yang terdaftar pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Pengambilan sampel kelas tidak ditentukan secara random, namun ditentukan dengan teknik penunjukan, mengikuti saran guru bidang studi yang bersangkutan. Sampel yang digunakan adalah kelas X1 dan X2, dengan pertimbangan pada kedua kelas,
pembelajaran dilakukan tiga jam pelajaran tanpa jeda, sehingga pembelajaran dapat lebih efektif. Dari kedua kelas yang disarankan tersebut kemudian ditentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan teknik undian. Jumlah siswa yang terlibat dalam penelitian ini adalah sebanyak 56 siswa, 28 siswa untuk kelas eksperimen dan 28 siswa untuk kelas kontrol.
C. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1) Studi pendahuluan
Studi pendahuluan meliputi survei lapangan dan studi literatur. Survei lapangan melihat kondisi siswa, proses pembelajaran fisika yang berlangsung, dan permasalahan fisika yang terjadi di lapangan. Studi literatur meliputi kajian teori tentang model, strategi, metode pembelajaran, dan penelitian-penelitian yang relevan.
(3)
Marlis, 2015
PENGARUH PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHAD AP KONSISTENSI KONSEPSI D AN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUID A STATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil-hasil yang diperoleh dari studi literatur dan pendahuluan, digunakan untuk pembuatan produk awal (draft). Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), dan kemudian mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan masukan sehingga dapat mengimplementasikan pembelajaran di kelas dengan baik. Dan terakhir adalah membuat instrumen penelitian. Instrumen pemahaman konsep dan konsistensi konsepsi dibuat berupa tes tertulis jenis pilihan ganda. Setelah dilakukan penyusunan instrumen maka dilakukan judgment oleh pakar untuk mengetahui validitas isi dari instrumen yang digunakan dalam penelitian.
3) Uji Coba Instrumen Penelitian
Uji coba instrumen dilaksanakan sebelum instrumen digunakan pada proses penelitian. Uji coba yang dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui uji reliabilitas, uji daya pembeda, dan uji tingkat kemudahan instrumen yang digunakan. Pengujian instrumen penelitian dilaksanakan kepada siswa disekolah lain, yang telah mendapatkan pembelajaran fluida statis. Dari hasil uji coba, soal dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu soal yang bisa digunakan dan tidak digunakan.
4) Tahap Pelaksanaan
Setelah melakukan uji coba dan analisis hasil uji coba semua instrumen, maka dilakukan tahap pelaksanaan. Tahap pelaksanaan meliputi pretest, implementasi model pembelajaran inkuiri terbimbing dan pembelajaran konvensional, serta pelaksanaan posttest .
5) Tahap Pengolahan Data dan Pelaporan
Tahap pengolahan data dan pelaporan meliputi pengolahan data pretest-posttest pemahaman konsep dan posttest konsistensi konsepsi siswa. Alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 3.1.
(4)
Marlis, 2015
PENGARUH PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHAD AP KONSISTENSI KONSEPSI D AN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUID A STATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian
D. Instrumen Penelitian 1) Tes Konsistensi Konsepsi
Tes ini disusun dalam bentuk tes obyektif model pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban, yang terdiri dari dua atau lebih soal yang menguji konsep yang sama namun disajikan dalam konteks yang berbeda. Tes ini dilakukan satu kali, yaitu pada saat posttest.
Tes konsistensi konsepsi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 11 buah, semua soal didapat setelah dilakukan validasi, uji coba dan analisis hasil uji coba. Selengkapnya bentuk soal tes konsistensi konsepsi dapat dilihat pada Lampiran B.1 dan B.2, sedangkan rekapitulasi distribusi tes konsistensi konsepsi dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Distribusi Soal Tes Konsistensi Konsepsi
Konsep
Sub Konsep
Jumlah Soal Tekanan
Hidrostatis
Hukum Pascal
Hukum Archimedes
(5)
Marlis, 2015
PENGARUH PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHAD AP KONSISTENSI KONSEPSI D AN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUID A STATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Fluida statis 3 3 5 11
2) Tes Pemahaman Konsep
Tes ini disusun dalam bentuk tes obyektif model pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban. Setiap soal dibuat untuk menguji pemahaman siswa terhadap konsep-konsep pada materi fluida statis. Tes ini dilakukan dua kali, yaitu pada saat pretest dan posttest. Pertanyaan tes berpedoman pada indikator pemahaman konsep revisi Anderson dan Krathwohl yang dibatasi pada kemampuan, menafsirkan, mencontohkan, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan.
Tes pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 buah, semua soal didapat setelah dilakukan validasi, uji coba dan analisis hasil uji coba. Selengkapnya bentuk soal tes pemahaman konsep dapat dilihat pada Lampiran B.3 dan B.4, sedangkan rekapitulasi distribusi tes pemahaman konsep dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3
Distribusi Soal Tes Pemahaman Konsep
No. Indikator kemampuan
Sub Konsep
Jumlah Soal Tekanan
Hidrostatis
Hukum Pascal
Hukum Archimedes
1. Menafsirkan 1 1 1 3
2. Mencontohkan 1 1 1 3
3. Menyimpulkan 1 1 1 3
4. Membandingkan 2 1 2 5
5. Menjelaskan 2 2 2 6
Jumlah Soal 7 6 7 20
3) Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran digunakan untuk mengukur sejauh mana tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing yang telah direncanakan terlaksana dalam proses belajar mengajar. Instrumen keterlaksanaan model pembelajaran ini berbentuk rating scale yang memuat kolom ya dan tidak, dimana observer hanya memberikan tanda
(6)
Marlis, 2015
PENGARUH PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHAD AP KONSISTENSI KONSEPSI D AN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUID A STATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ceklis () pada kolom yang sesuai dengan aktivitas guru yang diobservasi mengenai keterlaksanaan pembelajaran. Pada lembar ini juga terdapat kolom catatan keterangan untuk mencatat hal-hal yang terjadi dalam setiap fase pembelajaran. Lembar keterlaksanaan model pembelajaran selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.1.
E. Analisis Instrumen
Tes yang baik diperlukan untuk mendapatkan data yang dapat dipercaya. Oleh karena itu untuk mendapatkan tes yang baik, tes tersebut harus diujicobakan terlebih dahulu. Berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis instrumen penelitian adalah:
1) Validitas
Validitas berhubungan dengan ketepatan suatu tes dalam mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mengetahui valid atau tidaknya tes dapat dianalisis dengan validitas isi (content validity). Menurut Arikunto (2008) “Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan”. Oleh sebab itu validitas tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dengan cara meminta pertimbangan (judgment) kepada kelompok ahli untuk mengetahui kesesuaian antara soal dengan indikator serta kunci jawaban dan bahasa penyajian soal.
2) Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu ukuran apakah tes yang digunakan dapat dipercaya. Menurut Arikunto (2008) “Reliabilitas tes berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Walaupun terjadi perubahan hasil, namun perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.
Pengujian reliabilitas tes dilakukan setelah soal yang tidak digunakan dibuang berdasarkan hasil analisis daya beda, tingkat kemudahan. Untuk tes konsistensi konsepsi
(7)
Marlis, 2015
PENGARUH PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHAD AP KONSISTENSI KONSEPSI D AN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUID A STATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan rumus K-R.21, hal ini karena jumlah soal ganjil, yaitu sebanyak 11 buah. Persamaan yang digunakan adalah:
r
11=
(
(3.1)
dengan: M (3.2)
S2 =
(3.3)
Keterangan:
r1 1 = reliabilitas tes secara keseluruhan n = jumlah butir soal
M = rata – rata skor tes N = jumlah pengikut tes S2 = variansi soal
Sedangkan pengujian reliabilitas tes pemahaman konsep dalam penelitian ini menggunakan metode belah dua (split-half method). Dalam menggunakan metode ini peneliti hanya menggunakan sebuah tes yang diujikan satu kali. Metode ini dianggap tepat digunakan karena jenis soal tes banyak mengungkapkan pengetahuan dan pemahaman, selain itu jumlah soal yang digunakan genap yaitu sebanyak 20 buah. Langkah pertama yang dilakukan adalah membelah skor soal ganjil dan genap, menghitung reliabilitas separo tes dengan menggunakan teknik korelasi product moment.
r
xy =
√ (3.4)
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi
X = skor tes pertama (genap) Y = skor tes kedua (ganjil)
(8)
Marlis, 2015
PENGARUH PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHAD AP KONSISTENSI KONSEPSI D AN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUID A STATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
N = jumlah subyek
Setelah mendapatkan harga reliabilitas separo (rxy) yang sering disebut juga dengan
istilah r1/21/2, maka langkah selanjutnya adalah menghitung reliabilitas seluruh tes dengan
menggunakan rumus Spearman-Brown.
r
11=
(3.5)
Kategori reliabilitas tes dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4
Kategori Reliabilitas Tes
No Indeks Reliabilitas Klasifikasi
1 0,00 0,20 Sangat Rendah
2 0,20 0,40 Rendah
3 0,40 0,60 Cukup
4 0,60 0,80 Tinggi
5 0,80 1,00 Sangat Tinggi
Arikunto (2008)
3) Tingkat kemudahan item Soal
Tingkat kemudahan adalah bilangan yang menunjukkan mudah atau sukarnya suatu soal. Indeks kemudahan diberi simbol P (proporsi) yang dihitung dengan rumus (Arikunto,2008)
P =
(3.6)
Keterangan:
P = tingkat kemudahan soal
(9)
Marlis, 2015
PENGARUH PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHAD AP KONSISTENSI KONSEPSI D AN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUID A STATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Js = jumlah seluruh peserta tes
Kategori penafsiran tingkat kemudahan item soal disajikan dalam Tabel 3.5. Tabel 3.5
Kategori Tingkat Kemudahan Item Soal
Arikunto (2008)
4) Daya Pembeda Item Soal
Daya beda soal merupakan suatu indikator untuk membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Cara menghitung daya beda menurut Arikunto (2008) sesuai dengan penelitian ini menggunakan kelompok kecil kurang dari 100 adalah “Seluruh pengikut tes dibagi menjadi dua kelompok yang sama besar, 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah. Seluruh pengikut tes dideretkan mulai dari skor teratas sampai skor terbawah, lalu dibagi dua”. Rumus yang digunakan untuk menghitung daya beda yang dikemukakan Arikunto (2008) :
D = - (3.7)
Keterangan:
D = daya pembeda
Ba = jumlah anggota kelompok atas yang menjawab benar
Bb = jumlah kelompok bawah yang menjawab benar Ja = jumlah peserta kelompok atas
Jb = jumlah peserta kelompok bawah
Kategori daya pembeda item soal disajikan pada Tabel 3.6. Tabel 3.6
Kategori daya Pembeda Item Soal
No Tingkat Kesukaran Klasifikasi
1 0,00 0,30 Sukar
2 0,30 0,70 Sedang
(10)
Marlis, 2015
PENGARUH PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHAD AP KONSISTENSI KONSEPSI D AN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUID A STATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Batasan Klasifkasi
1 Minus Jelek Sekali
2 0,00 0,20 Jelek
3 0,20 0,40 Cukup
4 0,40 0,70 Baik
5 0,70 1,00 Baik Sekali
Arikunto ( 2008)
F. Hasil Validitas dan Uji Coba Instrumen
Validitas instumen yang dilakukan adalah berupa validitas isi dengan cara meminta pertimbangan dari kelompok ahli, dan uji coba dilakukan kepada 24 orang siswa kelas X di salah satu SMA kota Bandung yang telah mempelajari konsep fluida statis. Analisis uji coba menggunakan microsoft office excel 2007.
1) Hasil Validitas Instrumen
Hasil validitas isi yang telah dilakukan dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran B.6 dan B.7, sedangkan rekapitulasi saran perbaikan dari para ahli untuk soal konsistensi konsepsi dan pemahaman konsep dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7
Rekapitulasi Saran Perbaikan dari Ahli
No Validator Saran Perbaikan
A. Tes Konsistensi Konsepsi
Validator 1 Soal sudah cukup baik, perbaiki redaksi, perjelas gambar. Validator 2 Perbaiki redaksi soal, perbaiki beberapa option.
Validator 3 Perbaiki redaksi soal, gunakan kalimat yang jelas dan tidak berbelit-belit, option pengecoh diperbaiki.
B. Tes Pemahaman Konsep
1 Validator 1 Soal sudah cukup baik, beberapa soal perlu dikoreksi sesuai dengan masukan yang diberikan.
2 Validator 2 Perbaiki teks soal (gunakan bahasa yang mudah dipahami), perbaiki satuan yang digunakan (masuk akal), Hilangkan bagian-bagian yang tidak penting dalam soal.
(11)
Marlis, 2015
PENGARUH PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHAD AP KONSISTENSI KONSEPSI D AN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUID A STATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Validator Saran Perbaikan
A. Tes Konsistensi Konsepsi
Validator 1 Soal sudah cukup baik, perbaiki redaksi, perjelas gambar. Validator 2 Perbaiki redaksi soal, perbaiki beberapa option.
Validator 3 Perbaiki redaksi soal, gunakan kalimat yang jelas dan tidak berbelit-belit, option pengecoh diperbaiki.
3 Validator 3 Perbaiki redaksi soal, perbaiki beberapa option pengecoh, perjelas gambar, gunakan satuan yang masuk akal.
Berdasarkan saran perbaikan dari tenaga ahli yang diminta pertimbangan (judgement), maka diperoleh kesimpulan bahwa instrumen konsistensi konsepsi dan pemahaman konsep yang disusun sudah memenuhi validitas isi dan dapat digunakan untuk keperluan penelitian. Soal konsistensi konsepsi yang divalidasi berjumlah 18 buah dan setelah divalidasi soal yang digunakan menjadi 14 buah, sedangkan soal pemahaman konsep yang divalidasi berjumlah 30 buah dan setelah divalidasi soal yang dapat digunakan adalah 30 buah.
2) Hasil Uji Coba Instrumen a. Konsistensi Konsepsi
Instrumen konsitensi konsepsi yang diujikan terdiri dari 14 soal berbentuk pilihan ganda. Rincian analisis hasil uji coba instrumen tes konsistensi konsepsi selengkapnya dapat dilihat Lampiran B.8, sedangkan rekapitulasi perhitungan daya beda dan tingkat kemudahan soal konsistensi konsepsi dapat dilihat pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8
(12)
Marlis, 2015
PENGARUH PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHAD AP KONSISTENSI KONSEPSI D AN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUID A STATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Batas Atas
Batas Bawah
Daya
Beda Kriteria
Tingkat
Kemudahan Kriteria Keterangan
1 8 5 0.25 Cukup 0.54 Sedang Digunakan
2 10 6 0.33 Cukup 0.67 Sedang Digunakan
3 11 11 0.00 Jelek 0.92 Mudah Tidak digunakan
4 7 2 0.42 Baik 0.38 Sedang Digunakan
5 6 2 0.33 Cukup 0.33 Sedang Digunakan
6 6 4 0.17 Jelek 0.42 Sedang Tidak digunakan
7 6 2 0.33 Cukup 0.33 Sedang Digunakan
8 10 3 0.58 Baik 0.54 Sedang Digunakan
9 7 1 0.50 baik 0.33 Sedang Digunakan
10 10 7 0.25 Cukup 0.71 Sedang Digunakan
11 8 4 0.33 Cukup 0.50 Sedang Digunakan
12 7 1 0.50 Baik 0.33 Sedang Digunakan
13 7 4 0.25 Cukup 0.46 Sedang Digunakan
14 4 3 0.08 Jelek 0.29 Sukar Tidak digunakan
Berdasarkan Tabel 3.8, maka jumlah soal konsistensi konsepsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 11 soal. Setelah mendapatkan 11 soal tersebut, selanjutnya dilakukan perhitungan reliabilitas soal dengan menggunakan rumus KR-21. Berdasarkan perhitungan didapatkan bahwa reliabilitas soal konsistensi konsepsi sebesar 0.66 termasuk kedalam kategori tinggi.
b. Pemahaman Konsep
Instrumen pemahaman konsep yang diujikan terdiri dari 30 soal berbentuk pilihan ganda. Rincian analisis hasil uji coba instrumen tes pemahaman konsep selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B.9, sedangkan rekapitulasi perhitungan daya beda dan tingkat kemudahan soal pemahaman konsep dapat dilihat pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Pemahaman Konsep
No Batas Atas
Batas Bawah
Daya
Beda Kriteria
Tingkat
Kemudahan Kriteria Keterangan
(13)
Marlis, 2015
PENGARUH PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHAD AP KONSISTENSI KONSEPSI D AN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUID A STATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Batas Atas
Batas Bawah
Daya
Beda Kriteria
Tingkat
Kemudahan Kriteria Keterangan
2 10 8 0.16 Jelek 0.75 Mudah Tidak digunakan
3 11 9 0.16 Jelek 0.83 Mudah Tidak digunakan
4 10 5 0.41 Baik 0.62 Sedang Digunakan
5 3 1 0.16 Jelek 0.16 Sukar Tidak digunakan
6 8 3 0.41 Baik 0.45 Sedang Digunakan
7 7 2 0.41 Baik 0.37 Sedang Digunakan
8 9 4 0.41 Baik 0.54 Sedang Digunakan
9 12 4 0.66 Baik 0.66 Sedang Digunakan
10 9 1 0.66 Baik 0.66 Sedang Digunakan
11 11 5 0.50 Baik 0.66 Sedang Digunakan
12 3 1 0.16 Jelek 0.16 Sukar Tidak digunakan
13 12 10 0.16 Jelek 0.91 Mudah Tidak digunakan
14 10 4 0.50 Baik 0.58 Sedang Digunakan
15 10 5 0.41 Baik 0.62 Sedang Digunakan
16 9 7 0.16 Jelek 0.66 Sedang Tidak digunakan
17 5 3 0.16 Jelek 0.33 Sedang Tidak digunakan
18 9 2 0.58 Baik 0.45 Sedang Digunakan
19 10 5 0.41 Baik 0.62 Sedang Digunakan
20 6 3 0.25 Cukup 0.37 Sedang Digunakan
21 7 4 0.25 Cukup 0.45 Sedang Digunakan
22 1 0 0.08 Jelek 0.04 Sukar Tidak digunakan
23 12 10 0.16 Jelek 0.91 Mudah Tidak digunakan
24 12 7 0.41 Baik 0.79 Mudah Digunakan
25 11 10 0.08 Jelek 0.87 Mudah Tidak digunakan
26 9 4 0.41 Baik 0.54 Sedang Digunakan
27 8 2 0.50 Baik 0.41 Sedang Digunakan
28 11 6 0.41 Baik 0.70 Mudah Digunakan
29 8 3 0.41 Baik 0.45 Sedang Digunakan
30 9 4 0.41 Baik 0.54 Sedang Digunakan
Berdasarkan Tabel 3.9, dapat dilihat jumlah soal pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 20 soal. Setelah mendapatkan 20 soal tersebut, selanjutnya dilakukan perhitungan reliabilitas soal pemahaman konsep dengan
(14)
Marlis, 2015
PENGARUH PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHAD AP KONSISTENSI KONSEPSI D AN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUID A STATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan metode belah dua. Berdasarkan perhitungan didapatkan bahwa reliabilitas soal pemahaman konsep sebesar 0.85 termasuk kedalam kategori sangat tinggi.
G. Teknik Analisis Data
Ada beberapa jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu : data posttest konsistensi konsepsi siswa, pretest-posttest pemahaman konsep, dan keterlaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing. Langkah-langkah analisis data penelitian ini dilakukan sebagai berikut:
1. Data Tes Konsistensi Konsepsi Siswa
Data hasil tes konsistensi konsepsi siswa dianalisis menggunakan model analisis, dengan langkah- langkah sebagai berikut (Tongchai dkk. 2011):
a. Jawaban siswa dikategorikan sebagai: model konsepsi yang tepat secara ilmiah (model A), model konsepsi yang miskonsepsi (model B), dan model konsepsi yang asal menebak/keliru (model C). Disajikan sebagai :
1) artinya jumlah jawaban siswa ke-k yang termasuk Model (A) 2) artinya jumlah jawaban siswa ke-k yang termasuk Model (B) 3) artinya jumlah jawaban siswa ke-k yang termasuk Model (C)
Dimana . Dengan m = jumlah soal dalam satu seri pertanyaan terkait satu konsep/topik yang sama.
b. Dengan menggunakan dan , disusun sebuah matriks (3x3):
(3.8) c. Seluruh matriks setiap siswa kemudian dijumlahkan untuk menghasilkan sebuah
(15)
Marlis, 2015
PENGARUH PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHAD AP KONSISTENSI KONSEPSI D AN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUID A STATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(3.9) Matriks di atas menyatakan informasi mengenai keadaan konsepsi (model states) masing- masing siswa dan seluruh siswa dalam kelas, dengan penjelasan:
1) Elemen diagonal utama menyatakan penggunaan model konsepsi (A), (B), dan (C) seluruh siswa secara konsisten. Jika seluruh nilai elemen non-diagonal utama dari matriks tersebut bernilai 0 maka masing-masing siswa atau seluruh siswa dalam kelas tersebut menggunakan satu model konsepsi secara konsisten, misalnya:
(a) (
)
, maka masing-masing siswa atau seluruh siswa dalam kelas tersebut dapat dikatakan menggunakan model konsepsi (A) secara konsisten. Artinya seluruh siswa memahami konsep dengan tepat.
(b) (
), maka masing-masing siswa atau seluruh siswa dalam kelas
tersebut menggunakan model konsepsi yang berbeda secara konsisten. Artinya siswa dapat dengan tepat dikelompokkan menjadi :
(1) kelompok siswa yang memahami konsep dengan benar (siswa dengan model konsepsi (A)
(2) kelompok siswa yang mengalami miskonsepsi (siswa dengan model konsepsi (B), dan
(3) kelompok siswa yang menjawab pertanyaan dengan cara asal menebak, atau dapat pula dikatakan tidak memahami konsep (siswa dengan model konsepsi (C).
(16)
Marlis, 2015
PENGARUH PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHAD AP KONSISTENSI KONSEPSI D AN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUID A STATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Elemen non-diagonal utama menyatakan penggunaan beberapa model konsepsi secara bersamaan, artinya siswa mengalami inkonsistensi konsepsi, misalnya:
(
)
, maka masing-masing siswa atau seluruh siswa dalam kelas tersebut menggunakan ketiga model konsepsi secara bersamaan dan inkonsisten. Artinya tidak seluruh siswa dapat dikelompokkan secara tepat sebagai kelompok model konsepsi tertentu. Namun, model konsepsi (A) lebih mendominasi dasar jawaban siswa.
2. Data Tes Pemahaman Konsep
Analisa data yang digunakan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep, adalah :
a. Memberi skor pada hasil pretest dan posttest
Sebelum di lakukan pengolahan data, semua jawaban pretest dan posttest siswa diperiksa dan di beri skor. Jawaban benar diberi nilai satu dan jawaban salah atau tidak dijawab diberi nilai nol. Pemberian skor dihitung dengan rumus :
S
R
(3.10)Keterangan:
S= skor yang diperoleh siswa R= jawaban siswa yang benar
b. Menghitung skor gain yang dinormalisasi (N-Gain)
Gain yang dinormalisasi merupakan perbandingan antara skor gain yang diperoleh siswa dengan skor gain maksimum yang dapat diperoleh (Hake, 1999), secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
S S
g
S S
post pre m ideal pre
(3.11)
(17)
Marlis, 2015
PENGARUH PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHAD AP KONSISTENSI KONSEPSI D AN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUID A STATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
g = gain yang dinormalisasi
Spost = skor tes akhir yang diperoleh siswa Spre = skor tes awal yang diperoleh siswa Sm idea l= skor maksimum ideal
c. Menentukan skor rata-rata gain yang dinormalisasi
Untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa pada materi fluida statis digunakan data skor rata-rata gain yang dinormalisasi yang diolah dengan menggunakan persamaan yang dikembangkan oleh Hake (1999), yaitu sebagai berikut.
<S S
<g>
S S
post pre m ideal pre
(3.12)
Keterangan:
<g> = skor rata-rata gain yang dinormalisasi
<Spost>= skor rata-rata tes akhir yang diperoleh siswa <Spre> = skor rata-rata tes awal yang diperoleh siswa Sm idea l = skor maksimum ideal
Kategori N-gain disajikan pada Tabel 3.10. Tabel 3.10 Kategori N-gain
Kategori Perolehan N-gain Keterangan N-gain > 0,70 Tinggi 0,30 Ngain0,70 Sedang
N-gain < 0,30 Rendah
Pengolahan data dan análisis data dengan menggunakan uji statistik dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
(18)
Marlis, 2015
PENGARUH PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHAD AP KONSISTENSI KONSEPSI D AN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUID A STATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Data berdistribusi normal apabila data akan mengikuti bentuk distribusi normal. Dimana data memusat pada nilai rata-rata atau dikenal dengan median. Selain itu data yang terdistribusi normal bila jumlah data yang di atas dan di bawah rata-rata adalah sama, begitupula dengan simpangan bakunya.
Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test melalui SPSS 22 dengan taraf signifikansi α = 0.05, penggunaan ini dikarenakan jumlah sampel < 30 orang. Bentuk hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:
H0: data berasal dari populasi yang terdistribusi normal
H1: data berasal dari populasi yang tidak terdistribusi normal
Dalam pengujian hipotesis, kriteria penerimaan H0, jika sig α, sedangkan jika sig <
α maka H0 ditolak.
2) Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari kedua kelompok memiliki kesamaan varians atau tidak. Pada penelitian ini uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan Uji Levene melalui SP SS 22 dengan taraf signifikansi α = 0.05. Hipotesis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut :
H0 : σ12 = σ22
H1 : σ12≠ σ22
dengan H0 adalah skor kedua kelompok memiliki variansi homogen dan H1 adalah skor
kedua kelompok memiliki variansi tidak homogen. Dasar pengambilan keputusan, jika sig > α maka H0 diterima sedangkan jika sig < α maka H0 ditolak, α = 0.05. Namun jika
seandainya data yang didapat tidak terdistribusi normal maka uji homogenitas antara kedua kelompok tidak perlu ditentukan.
(19)
Marlis, 2015
PENGARUH PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHAD AP KONSISTENSI KONSEPSI D AN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUID A STATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji hipotesis atau uji rerata bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh mengalami peningkatan yang signifikan atau tidak. Jika data berdistribusi normal maka dilakukan uji hipotesis parametrik. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t satu pihak. Uji-t ini menggunakan softwareSP SS Statistics 22.0 dengan Independent-sample t-test.
Uji-t menggunakan SP SS Statistics 22.0 mempunyai dua keluaran. Jika syarat kedua varians sama besar (equal variances assumed) terpenuhi, maka kita menggunakan hasil independent-sample t-test dengan asumsi kedua varians sama (equal variances assumed) dengan hipotesis H0 : µ1 ≤ µ2 terhadap H1 : µ1 > µ2. Jika kedua varians sama besar tidak
terpenuhi (equal variances not assumed), maka kita menggunakan hasil independent-sample t-test dengan asumsi kedua varians tidak sama besar (equal variances not assumed) dengan hipotesis H0 : µ1 ≤ µ2 terhadap H1 : µ1 > µ2.
Pada hasil uji tes ini terdapat keluran nilai t dan p-value sehingga untuk mengetahui hasil hipotesis dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama dengam membandingkan nilai thitung dengan tT abel. Jika thitung < tT abel maka H0 diterima, H1 ditolak, begitupun
sebaliknya. Cara kedua dengan membandingkan p-value (signifikansi/sig.) dengan tingkat kepercayaan yang digunakan yaitu . Signifikansi yang dihasilkan merupakan uji dua sisi, sehingga hasil signifikansi tersebut harus dibagi dua dan dibandingkan dengan tingkat kepercayaan yang kita gunakan . Jika sig/2 > 0,05 maka H0 diterima dan
H1 ditolak, begitu juga sebaliknya.
Jika data tidak terdistribusi normal maka uji hipotesis yang dilakukan adalah uji nonparametrik. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji Mann-Whitney (uji-U) satu pihak. Uji-U ini menggunakan software SP SS Statistics 22.0. Nilai signifikansi yang diperoleh dari keluaran SP SS Statistics 22.0 adalah untuk uji dua sisi (two-tailed), sehingga untuk uji satu sisi membagi dua menjadi sig./2 dan hasilnya dibandingkan dengan nilai kepercayaan
= 0,05. Jika sig./2 > 0,05 maka H0 diterima atau H1 ditolak, begitu juga sebaliknya.
(20)
Marlis, 2015
PENGARUH PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHAD AP KONSISTENSI KONSEPSI D AN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUID A STATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data observasi keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dianalisis dengan menggunakan persentase keterlaksanaan. Pengolahan data diambil dari banyaknya skor yang diperoleh dari setiap poin keterlaksanaan aktivitas guru kemudian diambil persentase keterlaksanaan aktivitas secara keseluruhan dengan menggunakan perhitungan dibawah ini (Priyanto,2006).
(3.13) Kategori keterlaksanaan aktivitas lihat Tabel 3.11.
Tabel 3.11
Interpretasi Keterlaksanaan Aktivitas
Persentase (%) Kategori
80-100 Sangat baik
60-79 Baik
40-59 Cukup
20-39 Kurang
0-19 Sangat kurang
(1)
Marlis, 2015
PENGARUH PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHAD AP KONSISTENSI KONSEPSI D AN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUID A STATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(3.9) Matriks di atas menyatakan informasi mengenai keadaan konsepsi (model states)
masing- masing siswa dan seluruh siswa dalam kelas, dengan penjelasan:
1) Elemen diagonal utama menyatakan penggunaan model konsepsi (A), (B), dan (C) seluruh siswa secara konsisten. Jika seluruh nilai elemen non-diagonal utama dari matriks tersebut bernilai 0 maka masing-masing siswa atau seluruh siswa dalam kelas tersebut menggunakan satu model konsepsi secara konsisten, misalnya:
(a) (
)
, maka masing-masing siswa atau seluruh siswa dalam kelas tersebut dapat dikatakan menggunakan model konsepsi (A) secara konsisten. Artinya seluruh siswa memahami konsep dengan tepat.
(b) (
), maka masing-masing siswa atau seluruh siswa dalam kelas
tersebut menggunakan model konsepsi yang berbeda secara konsisten. Artinya siswa dapat dengan tepat dikelompokkan menjadi :
(1) kelompok siswa yang memahami konsep dengan benar (siswa dengan model konsepsi (A)
(2) kelompok siswa yang mengalami miskonsepsi (siswa dengan model konsepsi (B), dan
(3) kelompok siswa yang menjawab pertanyaan dengan cara asal menebak, atau dapat pula dikatakan tidak memahami konsep (siswa dengan model konsepsi (C).
(2)
Marlis, 2015
PENGARUH PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHAD AP KONSISTENSI KONSEPSI D AN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUID A STATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Elemen non-diagonal utama menyatakan penggunaan beberapa model konsepsi secara bersamaan, artinya siswa mengalami inkonsistensi konsepsi, misalnya:
( )
, maka masing-masing siswa atau seluruh siswa dalam kelas tersebut menggunakan ketiga model konsepsi secara bersamaan dan inkonsisten. Artinya tidak seluruh siswa dapat dikelompokkan secara tepat sebagai kelompok model konsepsi tertentu. Namun, model konsepsi (A) lebih mendominasi dasar jawaban siswa.
2. Data Tes Pemahaman Konsep
Analisa data yang digunakan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep, adalah :
a. Memberi skor pada hasil pretest dan posttest
Sebelum di lakukan pengolahan data, semua jawaban pretest dan posttest siswa diperiksa dan di beri skor. Jawaban benar diberi nilai satu dan jawaban salah atau tidak dijawab diberi nilai nol. Pemberian skor dihitung dengan rumus :
S
R
(3.10)Keterangan:
S= skor yang diperoleh siswa R= jawaban siswa yang benar
b. Menghitung skor gain yang dinormalisasi (N-Gain)
Gain yang dinormalisasi merupakan perbandingan antara skor gain yang diperoleh siswa dengan skor gain maksimum yang dapat diperoleh (Hake, 1999), secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
S S
g
S S
post pre
m ideal pre
(3.11)
(3)
Marlis, 2015
PENGARUH PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHAD AP KONSISTENSI KONSEPSI D AN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUID A STATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu g = gain yang dinormalisasi
Spost = skor tes akhir yang diperoleh siswa Spre = skor tes awal yang diperoleh siswa Sm idea l= skor maksimum ideal
c. Menentukan skor rata-rata gain yang dinormalisasi
Untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa pada materi fluida statis digunakan data skor rata-rata gain yang dinormalisasi yang diolah dengan menggunakan persamaan yang dikembangkan oleh Hake (1999), yaitu sebagai berikut.
<S S
<g>
S S
post pre m ideal pre
(3.12)
Keterangan:
<g> = skor rata-rata gain yang dinormalisasi
<Spost>= skor rata-rata tes akhir yang diperoleh siswa <Spre> = skor rata-rata tes awal yang diperoleh siswa Sm idea l = skor maksimum ideal
Kategori N-gain disajikan pada Tabel 3.10. Tabel 3.10 Kategori N-gain
Kategori Perolehan N-gain Keterangan
N-gain > 0,70 Tinggi
0,30 Ngain0,70 Sedang
N-gain < 0,30 Rendah
Pengolahan data dan análisis data dengan menggunakan uji statistik dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
(4)
Marlis, 2015
PENGARUH PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHAD AP KONSISTENSI KONSEPSI D AN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUID A STATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Data berdistribusi normal apabila data akan mengikuti bentuk distribusi normal. Dimana data memusat pada nilai rata-rata atau dikenal dengan median. Selain itu data yang terdistribusi normal bila jumlah data yang di atas dan di bawah rata-rata adalah sama, begitupula dengan simpangan bakunya.
Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test melalui SPSS 22 dengan taraf signifikansi α = 0.05, penggunaan ini dikarenakan jumlah sampel < 30 orang. Bentuk hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:
H0: data berasal dari populasi yang terdistribusi normal
H1: data berasal dari populasi yang tidak terdistribusi normal
Dalam pengujian hipotesis, kriteria penerimaan H0, jika sig α, sedangkan jika sig <
α maka H0 ditolak.
2) Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari kedua kelompok memiliki kesamaan varians atau tidak. Pada penelitian ini uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan Uji Levene melalui SP SS 22 dengan taraf signifikansi α = 0.05. Hipotesis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut :
H0 : σ12 = σ22
H1 : σ12≠ σ22
dengan H0 adalah skor kedua kelompok memiliki variansi homogen dan H1 adalah skor
kedua kelompok memiliki variansi tidak homogen. Dasar pengambilan keputusan, jika sig > α maka H0 diterima sedangkan jika sig < α maka H0 ditolak, α = 0.05. Namun jika
seandainya data yang didapat tidak terdistribusi normal maka uji homogenitas antara kedua kelompok tidak perlu ditentukan.
(5)
Marlis, 2015
PENGARUH PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHAD AP KONSISTENSI KONSEPSI D AN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUID A STATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji hipotesis atau uji rerata bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh mengalami peningkatan yang signifikan atau tidak. Jika data berdistribusi normal maka dilakukan uji hipotesis parametrik. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t satu pihak. Uji-t ini menggunakan softwareSP SS Statistics 22.0 dengan Independent-sample t-test.
Uji-t menggunakan SP SS Statistics 22.0 mempunyai dua keluaran. Jika syarat kedua varians sama besar (equal variances assumed) terpenuhi, maka kita menggunakan hasil
independent-sample t-test dengan asumsi kedua varians sama (equal variances assumed) dengan hipotesis H0 : µ1 ≤ µ2 terhadap H1 : µ1 > µ2. Jika kedua varians sama besar tidak
terpenuhi (equal variances not assumed), maka kita menggunakan hasil independent-sample t-test dengan asumsi kedua varians tidak sama besar (equal variances not assumed) dengan hipotesis H0 : µ1 ≤ µ2 terhadap H1 : µ1 > µ2.
Pada hasil uji tes ini terdapat keluran nilai t dan p-value sehingga untuk mengetahui hasil hipotesis dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama dengam membandingkan nilai thitung dengan tT abel. Jika thitung < tT abel maka H0 diterima, H1 ditolak, begitupun
sebaliknya. Cara kedua dengan membandingkan p-value (signifikansi/sig.) dengan tingkat kepercayaan yang digunakan yaitu . Signifikansi yang dihasilkan merupakan uji dua sisi, sehingga hasil signifikansi tersebut harus dibagi dua dan dibandingkan dengan tingkat kepercayaan yang kita gunakan . Jika sig/2 > 0,05 maka H0 diterima dan
H1 ditolak, begitu juga sebaliknya.
Jika data tidak terdistribusi normal maka uji hipotesis yang dilakukan adalah uji nonparametrik. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji Mann-Whitney (uji-U) satu pihak. Uji-U ini menggunakan software SP SS Statistics 22.0. Nilai signifikansi yang diperoleh dari keluaran SP SS Statistics 22.0 adalah untuk uji dua sisi (two-tailed), sehingga untuk uji satu sisi membagi dua menjadi sig./2 dan hasilnya dibandingkan dengan nilai kepercayaan
= 0,05. Jika sig./2 > 0,05 maka H0 diterima atau H1 ditolak, begitu juga sebaliknya.
(6)
Marlis, 2015
PENGARUH PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHAD AP KONSISTENSI KONSEPSI D AN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUID A STATIS SISWA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data observasi keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dianalisis dengan menggunakan persentase keterlaksanaan. Pengolahan data diambil dari banyaknya skor yang diperoleh dari setiap poin keterlaksanaan aktivitas guru kemudian diambil persentase keterlaksanaan aktivitas secara keseluruhan dengan menggunakan perhitungan dibawah ini (Priyanto,2006).
(3.13) Kategori keterlaksanaan aktivitas lihat Tabel 3.11.
Tabel 3.11
Interpretasi Keterlaksanaan Aktivitas Persentase (%) Kategori
80-100 Sangat baik
60-79 Baik
40-59 Cukup
20-39 Kurang
0-19 Sangat kurang