02. PKP Sosnas NSUP.ppt 02. PKP Sosnas NSUP
Perencanaan dan Pemrograman Pembangunan
Permukiman untuk Perkotaan Berkelanjutan
Direktur Permukiman dan Perumahan,
Kementerian PPN/Bappenas
Jakarta, 27 April 2016
Kebutuhan Dasar
Dalam Amanat Konstitusi Uud 1945
PENDIDIKAN
KESEHATAN
AMANAH KONSTITUSI
Pasal 31 Ayat 1
Setiap warga negara berhak
mendapat pendidikan
REALITA
Memperoleh sekurangkurangnya 20% APBN dan
APBD untuk penyelenggaraan
pendidikan
Pasal 28 H Ayat 1
Setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan batin ,
bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup
yang baik dan sehat, dan
pelayanan kesehatan
Pasal 34 Ayat 3
Negara bertanggungjawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan
Diupayakan memperoleh
kesehatan....”
alokasi sebesar 5% dari
total APBN 2016 atau
kurang lebih Rp100 Triliun
PERUMAHAN
DAN PERMUKIMAN
Pasal 28 H Ayat 1
Setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan
mendapatkan
lingkungan hidup yang
baik dan sehat .....
Perumahan hanya
mendapatkan kurang
dari 1% APBN
maupun APBD
2
Menuju Pencapaian Target
Sustainable Development Goals (SDGs)
2005
2015
2020
2025
2030
SDGs
RPJMN 20152019
100
%
0%
Akses Air Minum
Kumuh Perkotaan
100%Akses Sanitasi
RPJPN 20052025
KOTA TANPA KUMUH
2025
Penyelenggaraan
pembangunan perumahan
yang berkelanjutan, memadai,
layak, dan terjangkau oleh
daya beli masyarakat serta
didukung oleh prasarana dan
sarana permukiman yang
mencukupi dan berkualitas
yang dikelola secara
profesional, kredibel, mandiri,
dan efisien;
Perumahan dan pelayanan
dasar layak, aman, dan
terjangkau untuk semua,
termausuk peningkatan kualitas
permukiman kumuh.
Manajemen perencanaan
permukiman yang inklusif,
terintegrasi, dan berkelanjutan
dengan mengedepankan
partsipasi masyarakat;
Akses universal dan
pemerataan terhadap air
minum yang terjangkau.
Akses universal dan
pemerataan terhadap sanitasi
layak, bebas BABS, dengan
Jalan Menuju 100-0-100 (2019)
70,97%
62,14%
38.431 Ha
3,4 Juta
Target yang Perlu
ditangani
menuju
100-0-100 (2019)
AKSES AIR MINUM LAYAK
AKSES SANITASI LAYAK
Air Minum:
95,6 Juta
Jiwa
Sanitasi:
117 Juta Jiwa
KUMUH PERKOTAAN
Kumuh:
38.431 Ha
RUMAH TANGGA TINGGAL DI
RUMAH TIDAK LAYAK HUNI
(RTLH)
Sumber Data: BPS 2014, MDGs 2015, dan berbagai
publikasi
RTLH:
3,4 Juta Jiwa
Potret Kekumuhan
Jakarta
Sumber: http://www.antaranews.com/berita/394765/kementerian-pu-tangani171-kawasan-kumuh-2013
Banjarmasin
Sumber:https://hasanzainuddin.wordpress.com/2012/09/07/banjarbakulasolusi-atasi-keruwetan-kota-banjarmasin/
Permukiman kumuh merupakan
gejala dari:
a. Ketimpangan desa dan kota,
mengakibatkan terjadinya
urbanisasi dari Unskilled Labor
b. Kurangnya akses MBR terhadap
ruang/lahan/rumah yang layak &
terjangkau (sewa/milik)
c. Ketidakmampuan penyediaan
infrastruktur dasar
d. Ketidakpahaman/ketidakpatuhan
pada standar
e. Lemahnya Perilaku Hidup Bersih &
Sehat
f. Lemahnya penegakan hukum
g. Pembiaran dalam jangka waktu
lama
Kekumuhan adalah
akumulasi faktorfaktor di atas, bukan
Aceh
Sumber:http://rri.co.id/post/berita/225092/daerah/tahun_2019_provi
si_aceh_ditargetkan_bebas_dari_kawasan_kumuh.html
Palembang
Sumber:http://p2kp-sumsel.blogspot.co.id/2015/10/kelurahan-kemang-agungmenjadi-icon.html
Contoh Penataan Pekumuhan
Kelurahan Sukun, kota
Malang
Kampung Deret, Jakarta
Karangwaru, Kota
Yogyakarta
Kelurahan Lapulu,
Kendari
Intervensi Fisik Perbaikan visual yang langsung
terlihat hasilnya
Intervensi Non-Fisik Keberlanjutan kondisi bebas
LESSON
LEARNED
Kunci Keberhasilan
Penanganan Kumuh
(UN-HABITAT)
Memberdayakan partisipasi multi-stakeholder dalam
penyediaan rumah layak dan terjangkau bagi
masyarakat berpenghasilan rendah
1
Mengatasi kondisi eksisting seperti penanganan
permukiman kumuh eksisting dan penguatan
perencanaan yang dapat merespon kebutuhan
pembangunan
2
Mencegah permukiman kumuh dengan memperkuat
integrasi pembangunan spasial dan sosial-ekonomi
3
Mengidentifikasi dan menangani persoalan lahan yang
menjadi penghambat dalam penyediaan rumah layak dan
terjangkau bagi masyarakat di perkotaan
4
Menguatkan institusi terkait penanganan permukiman
kumuh untuk menjamin keberlanjutan penanganan
5
Tantangan Pengentasan Kumuh
1
Komitmen politik jangka panjang terhadap penanganan kumuh
2
Reformasi kebijakan terhadap lahan dan pembangunan perumahan
yang pro-poor
3
4
5
Integrasi housing markets, housing production, dan land supply
Penguatan Kemitraan dengan berbagai stakeholders
Penguatan kapasitas stakeholders dalam perencanaan,
implementasi dan manajemen
6
Penguatan mekanisme koordinasi, perencanaan, dan manajemen.
7
Penyediaan dan pembiayaan layanan dasar secara bertahap namun
berkelanjutan
8
Penguatan mekanisme tabungan perumahan dan tabungan
komunitas untuk perumahan
Prinsip Dasar Pengentasan Permukiman Kumuh
Pemerintah Daerah sebagai “Nakhoda”
Pemda bertanggung jawab dalam perencanaan dan pelaksanaan program penanganan
permukiman kumuh
Pemerintah Pusat berperan sebagai pendamping Daerah dan menciptakan kondisi yang kondusif
Partisipasi Masyarakat
Terintegrasi dengan Sistem Kota
Pelibatan masyarakat melalui proses
partisipatif mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, hingga proses pengawasan
Kolaborasi dan Komprehensif
Menyelesaikan berbagai persoalan kumuh dari
berbagai sektor, baik fisik maupun non-fisik
melalui kolaborasi antar para pemangku
kepentingan dalam perencanaan yang terpadu.
(Tidak bisa diselesaikan sendirian oleh
satu pihak)
FOKUS PADA KESEHATAN PUBLIK
(LAHIR DAN BATIN)
•
•
Keterpaduan rencana penanganan kumuh
dengan rencana pembangunan kota
Keterpaduan prasarana kota dan kawasan
permukiman
Menjamin Keamanan Bermukim
Perumahan merupakan hak dasar manusia,
dan penduduk yang tinggal dan menghuni
rumah, baik legal maupun ilegal, memperoleh
perlindungan dari penggusuran yang
sewenang-wenang
BERHIMPITAN TAPI SEHAT,
AMAN DAN NYAMAN
Kebijakan Nasional Pengentasan Permukiman Kumuh
Strategi Pokok
Arah Kebijakan
• Menciptakan lingkungan
yang memampukan
(enabling environment)
• Meningkatkan kualitas
lingkungan permukiman
kumuh
• Mencegah pembentukan
kumuh baru atau
kembali kumuh
• Mengalokasikan ruang dan lahan
perumahan untuk MBR
• Meningkatkan kapasitas Pemerintah
Daerah
• Fasilitasi pembangunan perumahan
swadaya
• Menangani permukiman kumuh yang
komprehensif dan terpadu dengan
Rencana Kota
• Memperluas akses pembiayaan
perumahan bagi MBR
Target 0% Permukiman Kumuh
2015
2016
38.431 Ha
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024 2025
RPJMN Transisi
0 Ha
menuju 0 Ha
2019
2020-2024
Daerah Tipologi 1
Sudah melaksanakan
seluruh program
penanganan kumuh
Daerah Tipologi 2
Sedang melaksanakan
seluruh program
penanganan kumuh
Penyelesaian
Pelaksanaan
Daerah Tipologi 3
Selesai menyusun
perencanaan
Pelaksanaan
2025
Pemeliharaan dan
Penguatan
CITIES
WITHOUT
SLUM 2025
PLATFORM PROGRAM NASIONAL SEBAGAI PENDEKATAN
Implementasi
Pilot
Menyelur
uh
Dana Desa
APBD
Masyarakat
APBN
DAK
CSR
Program Nasional
Perncanaan
0%
Cakupan (Area)/Coverage
100%
BUSINESS PROCESS PROGRAM NASIONAL PENANGANAN
KUMUH
(Kerja Sama Program Pusat-Daerah)
Pelaksanaan dilakukan
berdasarkan perencanaan
daerah sebagai wujud Pemda
sebagai “Nakhoda”
Pendampingan
dan Pelatihan
Penyusunan
Sosialisasi
Enabling Skema Program Prov dan
Nasional
Kab/Kota
AgencyPusat
Provinsi
Mainstreaming
target nasional
ke dalam
RPJMD
Penyusunan
Program 5
Tahun dan
Tahunan
Kab/Kota
Mainstreaming Penyusunan
Rencana
target
Penanganan
nasional ke
dalam RPJMD Kumuh Skala
Kab/Kota
Channelling Pelaksanaan
Fund (APBD,
DAK, CSR,
dll)
Persiapan
Sosialisasi K/L dan pihak terkait
di lingkup pusat
Channelling Fund (APBN,
DAK, CSR, DLL)
Ilustrasi Penanganan Multi Sektor, Multi
Aktor
(Pemda sebagai Nakhoda)
APBD
Capacity
Building
Housing
PHLN
Komitmen
Pimpinan
Daerah
•Visi Misi
•Mandat
•Political
Supports
•Tupoksi
•Dukungan
Dana
•RPJMD
Pokja PKP
Daerah
Strategi
Pengentasa
n Kumuh
Kab/Kota
Minimum requirements:
1. Dari,oleh, dan untuk
kota ybs.
2. Berdasarkan strategi
pembangunan kota
3. Skala kota dengan
kejelasan prioritas
penanganan
4. Demand responsive
CSR
Land
Consolidation
Water &
Bank/
LKNB
Dan
a
Desa
Sanitation
Urban
Renewal
DAK
APB
N
Swada
ya
Strategi Pengentasan Kumuh
Kab/Kota
Visi Misi
Kab/Kota
Visi Misi
Permukiman
dan
Perumahan
Permasalahan
Mendesak
Permukiman dan perumahan harus
menjadi bagian dari visi misi kota,
tertuang dalam dokumen resmi
perencanaan daerah.
Visi Misi Pengentasan
Kumuh
Tujuan
Sasaran
Strategi
Indikasi
Program
Indikasi
Kegiatan
Kegiatan harus mampu menyelesaikan permasalahan,
terutama menangani hal-hal yang menyebabkan tumbuhnya
Organisasi Pengendali Pelaksana Program
(Kolaborasi Vertikal-Horizontal)
• Menetapkan arah
kebijakan dan strategi
pemberdayaan
• Sikronisasi anggaran di
masing-masing level
Pokja PKP Nasional/Tim
Pengendali Nasional
Central Collaboration Management
Unit (CCMU)
• Mengelola dan
melaksanakan program
• Mengkolaborasikan pelaku
di tingkat nasional
Pokja PKP Provinsi/Tim
Pengendali Provinsi
Sekretariat Pokja PKP Provinsi sbg
Provincial Collaboration
Management Unit (PCMU)
• Membentuk dan menguatkan
kelembagaan
• Konsolidasi perencanaan,
pendanaan, dan pendataan
Pokja PKP Kota/Kab/Tim
Pengendali Kota/Kab
Sekretariat Pokja PKP Kota/Kab sbg
Local Collaboration Management
Unit (LCMU)
Melaksanakan perencanaan, pendataan, hingga
penanganan yang bersifat konvensional dengan
pendampingan fasiilitaor/tenaga ahli dari pem
kab/kota
Lembaga Masyarakat/Dewan
Amanah/BKM/LKM
•
•
Pelaksanaan program di
tingka kab/kota
Konsolidasi perencanaan,
hingga penanganan
TERIMA KASIH
Permukiman untuk Perkotaan Berkelanjutan
Direktur Permukiman dan Perumahan,
Kementerian PPN/Bappenas
Jakarta, 27 April 2016
Kebutuhan Dasar
Dalam Amanat Konstitusi Uud 1945
PENDIDIKAN
KESEHATAN
AMANAH KONSTITUSI
Pasal 31 Ayat 1
Setiap warga negara berhak
mendapat pendidikan
REALITA
Memperoleh sekurangkurangnya 20% APBN dan
APBD untuk penyelenggaraan
pendidikan
Pasal 28 H Ayat 1
Setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan batin ,
bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup
yang baik dan sehat, dan
pelayanan kesehatan
Pasal 34 Ayat 3
Negara bertanggungjawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan
Diupayakan memperoleh
kesehatan....”
alokasi sebesar 5% dari
total APBN 2016 atau
kurang lebih Rp100 Triliun
PERUMAHAN
DAN PERMUKIMAN
Pasal 28 H Ayat 1
Setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan
mendapatkan
lingkungan hidup yang
baik dan sehat .....
Perumahan hanya
mendapatkan kurang
dari 1% APBN
maupun APBD
2
Menuju Pencapaian Target
Sustainable Development Goals (SDGs)
2005
2015
2020
2025
2030
SDGs
RPJMN 20152019
100
%
0%
Akses Air Minum
Kumuh Perkotaan
100%Akses Sanitasi
RPJPN 20052025
KOTA TANPA KUMUH
2025
Penyelenggaraan
pembangunan perumahan
yang berkelanjutan, memadai,
layak, dan terjangkau oleh
daya beli masyarakat serta
didukung oleh prasarana dan
sarana permukiman yang
mencukupi dan berkualitas
yang dikelola secara
profesional, kredibel, mandiri,
dan efisien;
Perumahan dan pelayanan
dasar layak, aman, dan
terjangkau untuk semua,
termausuk peningkatan kualitas
permukiman kumuh.
Manajemen perencanaan
permukiman yang inklusif,
terintegrasi, dan berkelanjutan
dengan mengedepankan
partsipasi masyarakat;
Akses universal dan
pemerataan terhadap air
minum yang terjangkau.
Akses universal dan
pemerataan terhadap sanitasi
layak, bebas BABS, dengan
Jalan Menuju 100-0-100 (2019)
70,97%
62,14%
38.431 Ha
3,4 Juta
Target yang Perlu
ditangani
menuju
100-0-100 (2019)
AKSES AIR MINUM LAYAK
AKSES SANITASI LAYAK
Air Minum:
95,6 Juta
Jiwa
Sanitasi:
117 Juta Jiwa
KUMUH PERKOTAAN
Kumuh:
38.431 Ha
RUMAH TANGGA TINGGAL DI
RUMAH TIDAK LAYAK HUNI
(RTLH)
Sumber Data: BPS 2014, MDGs 2015, dan berbagai
publikasi
RTLH:
3,4 Juta Jiwa
Potret Kekumuhan
Jakarta
Sumber: http://www.antaranews.com/berita/394765/kementerian-pu-tangani171-kawasan-kumuh-2013
Banjarmasin
Sumber:https://hasanzainuddin.wordpress.com/2012/09/07/banjarbakulasolusi-atasi-keruwetan-kota-banjarmasin/
Permukiman kumuh merupakan
gejala dari:
a. Ketimpangan desa dan kota,
mengakibatkan terjadinya
urbanisasi dari Unskilled Labor
b. Kurangnya akses MBR terhadap
ruang/lahan/rumah yang layak &
terjangkau (sewa/milik)
c. Ketidakmampuan penyediaan
infrastruktur dasar
d. Ketidakpahaman/ketidakpatuhan
pada standar
e. Lemahnya Perilaku Hidup Bersih &
Sehat
f. Lemahnya penegakan hukum
g. Pembiaran dalam jangka waktu
lama
Kekumuhan adalah
akumulasi faktorfaktor di atas, bukan
Aceh
Sumber:http://rri.co.id/post/berita/225092/daerah/tahun_2019_provi
si_aceh_ditargetkan_bebas_dari_kawasan_kumuh.html
Palembang
Sumber:http://p2kp-sumsel.blogspot.co.id/2015/10/kelurahan-kemang-agungmenjadi-icon.html
Contoh Penataan Pekumuhan
Kelurahan Sukun, kota
Malang
Kampung Deret, Jakarta
Karangwaru, Kota
Yogyakarta
Kelurahan Lapulu,
Kendari
Intervensi Fisik Perbaikan visual yang langsung
terlihat hasilnya
Intervensi Non-Fisik Keberlanjutan kondisi bebas
LESSON
LEARNED
Kunci Keberhasilan
Penanganan Kumuh
(UN-HABITAT)
Memberdayakan partisipasi multi-stakeholder dalam
penyediaan rumah layak dan terjangkau bagi
masyarakat berpenghasilan rendah
1
Mengatasi kondisi eksisting seperti penanganan
permukiman kumuh eksisting dan penguatan
perencanaan yang dapat merespon kebutuhan
pembangunan
2
Mencegah permukiman kumuh dengan memperkuat
integrasi pembangunan spasial dan sosial-ekonomi
3
Mengidentifikasi dan menangani persoalan lahan yang
menjadi penghambat dalam penyediaan rumah layak dan
terjangkau bagi masyarakat di perkotaan
4
Menguatkan institusi terkait penanganan permukiman
kumuh untuk menjamin keberlanjutan penanganan
5
Tantangan Pengentasan Kumuh
1
Komitmen politik jangka panjang terhadap penanganan kumuh
2
Reformasi kebijakan terhadap lahan dan pembangunan perumahan
yang pro-poor
3
4
5
Integrasi housing markets, housing production, dan land supply
Penguatan Kemitraan dengan berbagai stakeholders
Penguatan kapasitas stakeholders dalam perencanaan,
implementasi dan manajemen
6
Penguatan mekanisme koordinasi, perencanaan, dan manajemen.
7
Penyediaan dan pembiayaan layanan dasar secara bertahap namun
berkelanjutan
8
Penguatan mekanisme tabungan perumahan dan tabungan
komunitas untuk perumahan
Prinsip Dasar Pengentasan Permukiman Kumuh
Pemerintah Daerah sebagai “Nakhoda”
Pemda bertanggung jawab dalam perencanaan dan pelaksanaan program penanganan
permukiman kumuh
Pemerintah Pusat berperan sebagai pendamping Daerah dan menciptakan kondisi yang kondusif
Partisipasi Masyarakat
Terintegrasi dengan Sistem Kota
Pelibatan masyarakat melalui proses
partisipatif mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, hingga proses pengawasan
Kolaborasi dan Komprehensif
Menyelesaikan berbagai persoalan kumuh dari
berbagai sektor, baik fisik maupun non-fisik
melalui kolaborasi antar para pemangku
kepentingan dalam perencanaan yang terpadu.
(Tidak bisa diselesaikan sendirian oleh
satu pihak)
FOKUS PADA KESEHATAN PUBLIK
(LAHIR DAN BATIN)
•
•
Keterpaduan rencana penanganan kumuh
dengan rencana pembangunan kota
Keterpaduan prasarana kota dan kawasan
permukiman
Menjamin Keamanan Bermukim
Perumahan merupakan hak dasar manusia,
dan penduduk yang tinggal dan menghuni
rumah, baik legal maupun ilegal, memperoleh
perlindungan dari penggusuran yang
sewenang-wenang
BERHIMPITAN TAPI SEHAT,
AMAN DAN NYAMAN
Kebijakan Nasional Pengentasan Permukiman Kumuh
Strategi Pokok
Arah Kebijakan
• Menciptakan lingkungan
yang memampukan
(enabling environment)
• Meningkatkan kualitas
lingkungan permukiman
kumuh
• Mencegah pembentukan
kumuh baru atau
kembali kumuh
• Mengalokasikan ruang dan lahan
perumahan untuk MBR
• Meningkatkan kapasitas Pemerintah
Daerah
• Fasilitasi pembangunan perumahan
swadaya
• Menangani permukiman kumuh yang
komprehensif dan terpadu dengan
Rencana Kota
• Memperluas akses pembiayaan
perumahan bagi MBR
Target 0% Permukiman Kumuh
2015
2016
38.431 Ha
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024 2025
RPJMN Transisi
0 Ha
menuju 0 Ha
2019
2020-2024
Daerah Tipologi 1
Sudah melaksanakan
seluruh program
penanganan kumuh
Daerah Tipologi 2
Sedang melaksanakan
seluruh program
penanganan kumuh
Penyelesaian
Pelaksanaan
Daerah Tipologi 3
Selesai menyusun
perencanaan
Pelaksanaan
2025
Pemeliharaan dan
Penguatan
CITIES
WITHOUT
SLUM 2025
PLATFORM PROGRAM NASIONAL SEBAGAI PENDEKATAN
Implementasi
Pilot
Menyelur
uh
Dana Desa
APBD
Masyarakat
APBN
DAK
CSR
Program Nasional
Perncanaan
0%
Cakupan (Area)/Coverage
100%
BUSINESS PROCESS PROGRAM NASIONAL PENANGANAN
KUMUH
(Kerja Sama Program Pusat-Daerah)
Pelaksanaan dilakukan
berdasarkan perencanaan
daerah sebagai wujud Pemda
sebagai “Nakhoda”
Pendampingan
dan Pelatihan
Penyusunan
Sosialisasi
Enabling Skema Program Prov dan
Nasional
Kab/Kota
AgencyPusat
Provinsi
Mainstreaming
target nasional
ke dalam
RPJMD
Penyusunan
Program 5
Tahun dan
Tahunan
Kab/Kota
Mainstreaming Penyusunan
Rencana
target
Penanganan
nasional ke
dalam RPJMD Kumuh Skala
Kab/Kota
Channelling Pelaksanaan
Fund (APBD,
DAK, CSR,
dll)
Persiapan
Sosialisasi K/L dan pihak terkait
di lingkup pusat
Channelling Fund (APBN,
DAK, CSR, DLL)
Ilustrasi Penanganan Multi Sektor, Multi
Aktor
(Pemda sebagai Nakhoda)
APBD
Capacity
Building
Housing
PHLN
Komitmen
Pimpinan
Daerah
•Visi Misi
•Mandat
•Political
Supports
•Tupoksi
•Dukungan
Dana
•RPJMD
Pokja PKP
Daerah
Strategi
Pengentasa
n Kumuh
Kab/Kota
Minimum requirements:
1. Dari,oleh, dan untuk
kota ybs.
2. Berdasarkan strategi
pembangunan kota
3. Skala kota dengan
kejelasan prioritas
penanganan
4. Demand responsive
CSR
Land
Consolidation
Water &
Bank/
LKNB
Dan
a
Desa
Sanitation
Urban
Renewal
DAK
APB
N
Swada
ya
Strategi Pengentasan Kumuh
Kab/Kota
Visi Misi
Kab/Kota
Visi Misi
Permukiman
dan
Perumahan
Permasalahan
Mendesak
Permukiman dan perumahan harus
menjadi bagian dari visi misi kota,
tertuang dalam dokumen resmi
perencanaan daerah.
Visi Misi Pengentasan
Kumuh
Tujuan
Sasaran
Strategi
Indikasi
Program
Indikasi
Kegiatan
Kegiatan harus mampu menyelesaikan permasalahan,
terutama menangani hal-hal yang menyebabkan tumbuhnya
Organisasi Pengendali Pelaksana Program
(Kolaborasi Vertikal-Horizontal)
• Menetapkan arah
kebijakan dan strategi
pemberdayaan
• Sikronisasi anggaran di
masing-masing level
Pokja PKP Nasional/Tim
Pengendali Nasional
Central Collaboration Management
Unit (CCMU)
• Mengelola dan
melaksanakan program
• Mengkolaborasikan pelaku
di tingkat nasional
Pokja PKP Provinsi/Tim
Pengendali Provinsi
Sekretariat Pokja PKP Provinsi sbg
Provincial Collaboration
Management Unit (PCMU)
• Membentuk dan menguatkan
kelembagaan
• Konsolidasi perencanaan,
pendanaan, dan pendataan
Pokja PKP Kota/Kab/Tim
Pengendali Kota/Kab
Sekretariat Pokja PKP Kota/Kab sbg
Local Collaboration Management
Unit (LCMU)
Melaksanakan perencanaan, pendataan, hingga
penanganan yang bersifat konvensional dengan
pendampingan fasiilitaor/tenaga ahli dari pem
kab/kota
Lembaga Masyarakat/Dewan
Amanah/BKM/LKM
•
•
Pelaksanaan program di
tingka kab/kota
Konsolidasi perencanaan,
hingga penanganan
TERIMA KASIH