5. bab 2 Evaluasi RKPD_hal 339
Faktor Pendorong Keberhasilan Capaian Kinerja SKPD
dengan triwulan IV tahun 2013 sebagai berikut:
sampai
1. Pengendalian internal oleh Kepala SKPD yang dilaksanakan secara
intensif;
2. Menjadikan Dokumen Rencana Kerja Operasional (RKO) masingmasing Program dan Kegiatan sebagai pedoman pelaksanaan
kegiatan sehingga terlaksana sesuai jadwal yang direncanakan;
3. Koordinasi pelaksanaan kegiatan terlaksana secara optimal, baik
dengan SKPD terkait maupun Instansi Vertikal (Provinsi dan
Kementerian).
Di sisi yang lain, Faktor penghambat pencapaian kinerja dan
anggaran RKPD tahun 2013 dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Beberapa kegiatan SKPD yang bersumber dari DAK progres kinerja
kegiatannya lambat atau tidak dapat dilaksanakan karena
keterlambatan penerbitan Juklak dan juknis dari Kementerian;
2. Beberapa kegiatan tidak terlaksana sesuai jadwal karena terkendala
proses pengadaan barang/jasa (tender) yang terlambat.
3. Teknis
pelaksanaan
beberapa
kegiatan
terkendala
mengharuskan menunggu penetapan APBD Perubahan.
4. Lamanya
proses
Pekerjaan Umum.
penyusunan
gambar
dan
DED
pada
karena
Dinas
5. Pencairan
kegiatan terkendala proses terkait penerbitan SP2D
(pencairan) yang memakan waktu lama.
6. Rendahnya pengendalian internal di beberapa SKPD.
7. Keterbatasan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di SKPD.
Berdasarkan pencermatan atas hasil pencapaian Renstra SKPD
sampai dengan tahun 2013, beberapa kegiatan yang perlu diprioritaskan
untuk pelaksanaan RKPD tahun 2015 yaitu:
a. Urusan Wajib
1) Pendidikan
a. Peningkatan sarana prasarana pendidikan sesuai SNP terutama
pembangunan/rehab sekolah, dan pengembangan fasilitas sekolah
ramah anak.
b. Peningkatan mutu pendidikan melalui:
Pengembangan materi dan metode pembelajaran menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi
Peningkatan pendidikan vokasi
Peningkatan kerjasama SMK dengan dunia usaha dan industri.
Peningkatan kompetensi guru.
c. Peningkatan akses keluarga miskin memperoleh pendidikan dalam
bentuk Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.
II- 338
d. Peningkatan kerjasama dengan pihak swasta dalam penyediaan
(Corporate
Social
Responsibility /CSR)
untuk
pendanaan
pendidikan.
2) Kesehatan
a. Peningkatan akses pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin
melalui:
Pelayanan kesehatan penduduk miskin di puskesmas dan
jaringannya
Penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dari keluarga kurang
mampu (kelas ibu hamil)
b. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan :
Penerapan standar pelayanan publik pelayanan RSUD dan
Puskesmas.
Peningkatan pemenuhan sumberdaya kesehatan, meliputi :
tenaga medis/dokter.
Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan.
Pemenuhan obat-obatan RSUD dan Puskesmas.
c. Peningkatan pola hidup bersih dan sehat masyarakat.
d. Pencegahan penyakit menular, terutama HIV/AIDs dan DBD.
3) Pekerjaan Umum
a. Pembangunan/rehabilitasi jalan berkondisi rusak
b. Pencegahan banjir melalui Pembangunan dan rehabilitasi saluran
drainase perkotaan, dan pembersihan/pengerukan sungai.
c. Peningkatan infrastruktur dan ruang publik bagi pejalan kaki.
4) Perumahan
a. Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan masyarakat
kurang mampu (Rehabilitasi RTLH).
b. Pembangunan Sarana Air Bersih, Pembangunan Sarana Sanitasi
Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM)
c. Relokasi rumah di bantaran sungai sertifikat hak milik.
d. Peningkatan penanganan kebakaran.
5) Penataan Ruang
a. Peningkatan ketaatan terhadap rencana tata ruang :
Pendataan dan penertiban PKL dan bangunan tak berijin.
Peningkatan perizinan terkait dengan penataan ruang seperti
reklame, IMB, izin usaha dan lainnya.
b. Peningkatan luas dan kondisi ruang terbuka hijau
6) Perencanaan Pembangunan
a. Penyusunan RKPD, Musrenbang dan Penetapan RKPD
b. Penyusunan RPJMD, Musrenbang dan Penetapan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
c. Pendampingan penyusunan dokumen Renstra SKPD.
d. Bimbingan teknis tentang perencanaan pembangunan daerah
7) Perhubungan
a. Peningkatan prasarana dan fasilitas perhubungan, dan terminal
angkutan umum.
II- 339
b. Perbaikan manajemen rekayasa lalu lintas untuk mengurangi
kemacetan
c. Peningkatan uji kelayakan sarana transportasi
d. Pengadaan rambu-rambu lalu lintas dan marka jalan pada titik
rawan kecelakaan.
8) Lingkungan Hidup
a. Peningkatan Pemeriksaan dan pengawasan AMDAL, UKL-UPL,
SPPL dan izin lingkungan
b. Peningkatan Pemantauan Kualitas Lingkungan
c. Pembangunan tempat pembuangan benda padat/cair yang
menimbulkan polusi (IPAL) secara komunal.
d. Peningkatan prasarana dan sarana pengelolaan sampah, dan
sistem pengelolaan persampahan terpadu.
9) Pertanahan
a. Pensertifikasian Tanah Pemerintah Kota Surakarta dengan adanya
kejelasan status kepemilikan tanah aset Pemerintah Kota
Surakarta.
b. Fasilitasi penyelesaian konflik/permasalahan pertanahan di
masyarakat.
10) Kependudukan dan Catatan Sipil
a. Peningkatan pelayanan dokumen administrasi kependudukan dan
catatan sipil
11) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
a. Optimalisasi perwujudan Kota Layak Anak melalui peningkatan
sarana-prasarana layak anak, seperti sekolah layak anak, taman
pintar, taman bermain, dsb.
b. Peningkatan penanganan korban KDRT.
12) Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
a. Peningkatan pelayanan KB untuk pengurangan Unmeet Need KB
melalui: Pengadaan alat kontrasepsi, dan Pelayanan pemasangan
kontrasepsi KB.
13) Sosial
a. Peningkatan kualitas pelayanan, sarana dan prasarana rehabilitasi
kesejahteraan sosial bagi PMKS
b. Pelayanan dan perlindungan sosial, hukum bagi korban
eksploitasi, perdagangan perempuan dan anak.
14) Ketenagakerjaan
a. Pengurangan pengangguran melalui Pendidikan dan pelatihan
keterampilan bagi pencari kerja, dan Penyebarluasan informasi
bursa kerja dan JMF.
b. Pelatihan wirausaha bagi calon tenaga kerja.
15) Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
a. Pengembangan produk unggulan dan diversifikasi usaha.
b. Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha UMKM dan
perluasan pemasaran produk UMKM.
II- 340
16) Penanaman Modal
a. Pemantapan pelayanan perijinan dan iklim investasi: pengukuran
indeks
kepuasan
masyarakat,
peningkatan
sarana
dan
manajemen.
b. Peningkatan promosi dengan keikutsertaan dalam pameran
investasi Dalam Negeri dan Luar Negeri.
c. Pemetaan potensi dan peluang investasi Kota Surakarta.
17) Kebudayaan
a. Pelestarian dan penataan cagar budaya, revitalisasi dan penataan
aset budaya.
b. Fasilitasi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kekayaan
budaya.
c. Promosi wisata budaya lokal ke dunia internasional.
18) Kepemudaan dan Olahraga
a. Peningkatan pembinaan Organisasi kepemudaan
b. Pelatihan kewirausahaan bagi pemuda
c. Penyelenggaraan kompetisi olahraga (POPDA)
d. Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana olahraga.
19) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
a. Pengendalian keamanan (pengamanan PILKADA).
b. Pencegahan kriminalitas.
20) Urusan Otonomi daerah Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian.
a. Pemantapan pelayanan publik yang berkualitas.
b. Optimalisasi implementasi 15 bidang Standar Pelayanan Minimal
(SPM) oleh SKPD.
c. Mempertahankan capaian LHP BPK atas kinerja laporan
keuangan.
21) Ketahanan Pangan
a. Peningkatan pemanfaatan perkarangan untuk pengembangan
sumber pangan alternatif.
b. Penyediaan stok cadangan pangan pemerintah daerah.
22) Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
a. Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Pedesaan
(LPM)
b. Pemberian dana stimulan pembangunan bagi masyarakat.
23) Statistik
a. Penyusunan buku statistik daerah (PDRB, Surakarta Dalam
Angka).
24) Kearsipan
a. Pendataan dan penataan dokumen/arsip daerah
b. Penduplikatan dokumen/arsip daerah dalam bentuk informatika
c. Pemeliharaan rutin/berkala arsip daerah
d. Penyediaan sarana layanan informasi arsip
25) Komunikasi dan Informatika
a. Peningkatan sarana hardware dan software teknologi informasi
pada SKPD pemerintah daerah.
II- 341
26) Perpustakaan
a. Penyediaan sarana dan prasarana perpustakaan daerah (gedung,
sistem manajemen perpustakaan digital, buku/bahan bacaan, dll).
b. Supervisi, pembinaan dan stimulasi pada perpustakaan umum,
perpustakaan khusus, perpustakaan sekolah dan perpustakaan
masyarakat
c. Pemasyaraktan minat dan kebiasaan membaca untuk mendorong
terwujudnya masyarakat pembelajar.
b. Urusan Pilihan
Pertanian
a. Penyediaan sarana produksi pertanian
b. Promosi atas hasil produksi pertanian unggul daerah
c. Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak
Energi dan Sumberdaya Mineral
a. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan distribusi LPG.
Pariwisata
a. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana, dan pengembangan
obyek wisata.
b. Peningkatan promosi dan kemitraan pariwisata di dalam dan luar
negeri.
c. Pengembangan jenis dan paket wisata unggulan.
Perikanan
a. Pembinaan dan pengembangan perikanan
b. Pengembangan bibit ikan unggul
c. Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan
Perdagangan
a. Pengembangan dan peningkatan ekspor daerah melalui: promosi
dan penguatan sentra produk unggulan daerah.
b. Penataan tempat berusaha bagi pedagang kaki lima.
c. Peningkatan sarana dan prasarana pasar dan perbaikan
manajemen pengelolaan pasar tradisional.
d. Pengembangan jejaring dan kemitraan perdagangan.
Perindustrian
a. Pembinaan kemampuan teknologi industri
b. Pembinaan dan penguatan kelembagaan industri kecil dan
menengah produksi unggulan daerah.
Transmigrasi
a. Penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana sosial dan
ekonomi bagi transmigran.
2. Hasil Evaluasi Capaian MDG’s
Berdasarkan hasil evaluasi pencapaian target MGD’s, sebanyak 28
indikator diketahui berstatus telah mencapai target MDG’s tahun 2015,
selanjutnya sebanyak 13 indikator berstatus akan tercapai, dan sejumlah
13 indikator berstatus perlu perhatian. Indikator MGD’s yang posisinya
sudah mencapai target yaitu:
1) Indeks kedalaman kemiskinan (P1)
II- 342
2) Laju pertumbuhan PDB per tenaga kerja
3) Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas
4) Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas
keluarga terhadap total kesempatan kerja
5) Prevalensi balita gizi buruk
6) Prevalensi balita gizi kurang
7) Proporsi penduduk dengan asupan kalori < 2.400 Kkal/kapita/hari
8) Angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun perempuan dan lakilaki
9) Rasio APM perempuan/laki-laki di SMP/MTs
10) Kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non
pertanian
11) Proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPRD
12) AKB per 1.000 kelahiran hidup
13) AKI per 100.000 kelahiran hidup
14) Proporsi kelahiran yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih
15) Angka pemakaian kontrasepsi (CPR) bagi perempuan menikah usia
15-49 tahun
16) Cakupan pelayanan K1
17) Penggunaan kondom pada hubungan seks beresiko tinggi
18) Proporsi penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan
komprehensif tentang HIV dan AIDS
19) Angka penemuan kasus tuberkulosis (insiden semua kasus/100.000
penduduk/tahun)
20) Tingkat prevalensi tuberkulosis (per 100.000 penduduk)
21) Proporsi jumlah kasus tuberkulosis dalam program DOTS (Cure rate)
22) Proporsi kasus Tuberkuloasis yang berhasil diobati dalam program
DOTS
23) Angka penemuan kasus Malaria per 1.000 penduduk
24) Angka Kesakitan DBD (per 100.000 penduduk)
25) Rasio luas kawasan konservasi hutan kota
26) Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air
minum layak, perkotaan dan perdesaan
27) Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi
dasar, perkotaan dan perdesaan
28) Proporsi rumahtangga kumuh perkotaan
Indikator MDG’s yang kemungkinan bisa mencapai target pada
tahun 2015 (sesuai dengan waktu) adalah:
1) Proporsi murid kelas 1 yang berhasil menamatkan SD/MI
2) Rasio APM perempuan/laki-laki di SD/MI
3) Proporsi anak berusia 1 tahun diimunisasi campak
4) Cakupan pelayanan K4
5) Prevalensi HIV
6) Rasio luas kawasan tertutup pepohonan berdasarkan hasil pemotretan
citra satelit dan survei foto udara terhadap luas daratan
II- 343
Indikator MDG’s yang memerlukan perhatian khusus karena
capaiannya masih jauh dari target yang ditetapkan:
1) Tingkat kemiskinan berdasarkan garis kemiskinan nasional.
2) Angka partisipasi murni (APM) SD/MI
3) Rasio APM perempuan/laki-laki di SMA/SMK/MA
4) Rasio APM perempuan/laki-laki di perguruan tinggi
5) Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki pada kelompok usia
15-24 tahun
6) AKBA per 1.000 kelahiran hidup
7) Unmetneed KB
8) Proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat
obatan antiretroviral
9) Jumlah emisi karbon dioksida (CO2)
10) Jumlah konsumsi bahan perusak ozon (BPO) dalam metrik ton
Secara rinci pencapaian target kinerja indikator MDG’s dapat dilihat
pada Tabel berikut:
II- 344
Tabel 2.1.
Hasil Ev aluasi MDG’ s Kota Surakarta Tahun 2011-2013
TUJUAN DAN
TARGET
1
Target 1 A :
Menurunkan hingga
setengahnya proporsi
pendudukan dengan
tingkat pendapatan
kurang dari USD
1,00 (PPP) per hari
dalam kurun waktu
1990-2015
1.
2.
3.
4.
Target 1 B :
Menciptakan
kesempatan kerja
penuh dan produktif
dan pekerjaan yang
layak untuk semua,
termasuk perempuan
dan kaum muda
1.
2.
INDIKATOR CAPAIAN YANG
CAPAIAN TARGET
DIMONITOR
NASIONAL
DAERAH
2011
2012
2013
2
3
4
5
6
TUJUAN 1 : Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan
Proporsi
penduduk dengan
pendapatan
kurang dari US$
1,00 (PPP) per
kapita per hari
1. Tingkat
Tingkat
kemiskinan
Kemiskinan
berdasarkan
12,90
12,01
na
berdasarkan garis
garis kemiskinan
kemiskinan
nasional
nasional
Persentase
penduduk dengan
pendapatan
2. Indeks
Indeks
kedalaman
1,89
1,29
na
kedalaman
kemiskinan
kemiskinan
1. Laju
Laju
Pertumbuhan
Pertumbuhan
1,05
1,08
na
PDB per tenaga
PDB per tenaga
kerja
kerja
Rasio kesempatan 2. Rasio
kesempatan
kerja terhadap
kerja terhadap
64,62
66,21
na
penduduk usia 15
penduduk usia
tahun ke atas
15 tahun ke atas
TARGET
2015
STATUS
7
8
10,6
Perlu
perhatian
2,63
Telah
Tercapai
meningkat
Telah
Tercapai
meningkat
Akan
tercapai
II- 345
INDIKATOR CAPAIAN YANG
DIMONITOR
NASIONAL
DAERAH
1
2
3
3. Proporsi tenaga
3. Proporsi tenaga
kerja yang
kerja yang
berusaha sendiri
berusaha sendiri
dan pekerja
dan pekerja
keluarga
keluarga terhadap
terhadap total
total kesempatan
kesempatan
kerja
kerja
1. Prevalensi balita
Target 1 C :
1. Prevalensi balita
dengan berat
dengan berat
Menurunkan hingga
badan rendah/
badan rendah/
setengahnya proporsi
kekurangan gizi
kekurangan gizi
penduduk yang
menderita kelaparan
a. Prevalensi Balita
a. Prevalensi
dalam kurun waktu
Gizi Buruk
Balita Gizi
1990-2015
Buruk
b. Prevalensi Balita
b. Prevalensi
Gizi Kurang
Balita Gizi
Kurang
2. Proporsi penduduk Proporsi penduduk
dengan asupan
dengan asupan
kalori di bawah
kalori di bawah
tingkat konsumsi
tingkat konsumsi
minimum
minimum
a. < 1.400 Kkal/hari
a. < 1.400
Kkal/hari
b. < 2.000 Kkal/hari
b. < 2.000
Kkal/hari
TUJUAN DAN
TARGET
CAPAIAN TARGET
TARGET
2015
STATUS
7
8
2011
4
2012
5
2013
6
27,11
26,16
na
menurun
Telah
Tercapai
0
0
0
0
Telah
Tercapai
5,78
3,79
3,72
4,05
Telah
Tercapai
2,62
3,15
Na
1,15
Telah
Tercapai
9,4
11,47
Na
12,38
Telah
Tercapai
II- 346
INDIKATOR CAPAIAN YANG
CAPAIAN TARGET
TARGET
DIMONITOR
2015
NASIONAL
DAERAH
2011
2012
2013
1
2
3
4
5
6
7
TUJUAN 2 : Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua
Target 2A: Menjamin 1. Angka Partisipasi
1. APM SD/MI
pada 2015 semua
sederajat (%)
Murni (APM) SD
92,75
95,24
107,54
100%
anak-anak, laki-laki
pada tahun 2015
maupun perempuan
sebesar 100 persen
dimanapun dapat
2. Angka melek huruf 2. APK SMP/MTs
menyelesaikan
sederajat (%)
penduduk usia 15pendidikan dasar
24 tahun, laki-laki
91,44
98,82
131,71
100%
dan perempuan
pada tahun 2015
sebesar 100 persen
3. Proporsi murid
3. Proporsi murid
kelas 1 tamat SD
kelas 1 yang
berhasil
100,00
100,00
100%
menamatkan SD
pada tahun 2015
sebesar 100 persen
TUJUAN 3: Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan
1. Rasio
Target 3 A :
1. Rasio perempuan
perempuan
terhadap laki-laki
Menghilangkan
terhadap lakidi tingkat
ketimpangan gender
laki di tingkat
pendidikan dasar,
di tingkat pendidikan
pendidikan
menengah dan
dasar dan tujuan
dasar, menengah
tinggi
tahun 2005 dan di
dan tinggi
semua jenjang
pendidikan tidak
a. Rasio APM
lebih dari tahun 2015
perempuan/la
101,01
98,34
Na
1 100%
ki-laki di SD
TUJUAN DAN
TARGET
STATUS
8
Telah
Tercapai
Telah
Tercapai
Telah
Tercapai
Akan
tercapai
II- 347
TUJUAN DAN
TARGET
1
INDIKATOR CAPAIAN YANG
CAPAIAN TARGET
DIMONITOR
NASIONAL
DAERAH
2011
2012
2013
2
3
4
5
6
b. Rasio APM
perempuan/la
102,42
100,14
Na
ki-laki di SMP
c. Rasio APM
perempuan/la
97,23
64,35
Na
ki-laki di SMA
d. Rasio APM
perempuan/la
ki-laki di
Perguruan
Tinggi
2. Rasio melek
huruf
perempuan
98,78
109,26
Na
terhadap lakilaki pada
kelompok usia
15-24 tahun
3. Kontribusi
2. Kontribusi
perempuan
perempuan dalam
dalam pekerjaan
99,81
99,85
Na
pekerjaan upahan
upahan di sektor
di sektor non
non pertanian
pertanian
4. Proporsi kursi
3. Proporsi kursi
diduduki
diduduki
27,5
27,50
Na
perempuan di
perempuan di DPR
DPR
TUJUAN 4: Menurunkan Angka Kematian Anak
TARGET
2015
STATUS
7
8
100%
Telah
tercapai
100%
Perlu
perhatian
100%
100%
Telah
tercapai
Meningkat
Telah
Tercapai
Meningkat
Akan
tercapai
II- 348
TUJUAN DAN
TARGET
1
Target 4 A :
Menurunkan Angka
Kematian Balita
(AKBA) hingga dua
per tiga dalam kurun
waktu 1990-2015
Target 5A.
Menurunkan Angka
Kematian Ibu hingga
tiga per empat dalam
kurun waktu 19902015
Target 5B.
Mewujudkan akses
kesehatan reproduksi
bagi semua pada
tahun 2015
INDIKATOR CAPAIAN YANG
DIMONITOR
NASIONAL
DAERAH
2
3
1. Angka Kematian 1. Angka Kematian
Balita per 1.000
Balita per 1000
kelahiran hidup
kelahiran hidup
CAPAIAN TARGET
TARGET
2015
STATUS
7
8
2011
4
2012
5
2013
6
0,64
0,59
1,21
7,82
Telah
Tercapai
3,22
1,35
Perlu
perhatian
95,6
100
Akan
tercapai
30,21
82,12
Telah
Tercapai
100
100
Telah
Tercapai
Na
Meningkat
Telah
Tercapai
2. Angka Kematian 2. Angka Kematian
Bayi (AKB) per
Bayi (AKB) per
3,74
6,02
1.000 kelahiran
1000 kelahiran
hidup
hidup
3. Persentase anak 3. Persentase anak
usia 1 tahun yang
usia 1 tahun
99,1
97,0
diimunisasi
yang diimunisasi
campak
campak
TUJUAN 5: Meningkatkan Kesehatan Ibu
1. Angka Kematian
1. Angka Kematian
Ibu per 100.000
Ibu per 100.000
39,88
59,2
kelahiran hidup
kelahiran hidup
2. Proporsi kelahiran 2. Proporsi
yang ditolong
kelahiran yang
tenaga kesehatan
ditolong tenaga
100
100
terlatih
kesehatan
terlatih
1. Angka pemakaian 1. Angka
kontrasepsi /CPR
pemakaian
pada perempuan
kontrasepsi
menikah usia 15/CPR pada
79,41
80,13
49 tahun
perempuan
menikah usia
15-49 tahun
II- 349
TUJUAN DAN
TARGET
1
INDIKATOR CAPAIAN YANG
DIMONITOR
NASIONAL
DAERAH
2
3
2. Angka kelahiran
2. Angka kelahiran
remaja
remaja
(perempuan usia
(perempuan usia
15-19 tahun)
15-19 tahun)
3. Cakupan
3. Cakupan
pelayanan Ante
pelayanan Ante
Natal (K4)
Natal (K4)
1 kunjungan
4 kunjungan
Target 6A :
Mengendalikan
penyebaran dan
mulai menurunkan
jumlah kasus baru
HIV/AIDS hingga
tahun 2015
CAPAIAN TARGET
TARGET
2015
STATUS
7
8
2011
4
2012
5
2013
6
na
na
Na
-
-
99,96
100,00
100,00
100%
96,08
97,62
97,73
100%
Telah
Tercapai
Akan
tercapai
4. Unmet Need
4. Unmet Need
(kebutuhan KB
(kebutuhan KB
0%
20,59
10,23
Na
yang tidak
yang tidak
terpenuhi)
terpenuhi)
TUJUAN 6: Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan Penyakit Menular Lainny a
1. Prevalensi HIV
1. Prevalensi HIV
pada penduduk
pada penduduk
0,13
0,16
0,38
Menurun
usia 15-24 tahun
usia 15-24
tahun
2. Penggunaan
2. Penggunaan
kondom pada
kondom pada
hubungan seks
124.672 112.310 179.987 Meningkat
hubungan seks
berisiko tinggi
berisiko tinggi
terakhir
terakhir
3. Proporsi jumlah
3. Proporsi jumlah
penduduk usia
penduduk usia
14,11
22,59
22,57
Meningkat
15-24 tahun yang
15-24 tahun
memiliki
yang memiliki
Perlu
perhatian
Perlu
perhatian
Telah
Tercapai
Telah
Tercapai
II- 350
TUJUAN DAN
TARGET
1
Target 6B :
Mewujudkan akses
terhadap pengobatan
HIV dan AIDS bagi
semua yang
membutuhkan
sampai dengan tahun
2010
Target 6C :
Mengendalikan
penyebaran dan
mulai menurunkan
jumlah kasus baru
Malaria dan penyakit
utama lainnya hingga
tahun 2015
INDIKATOR CAPAIAN YANG
DIMONITOR
NASIONAL
DAERAH
2
3
pengetahuan
pengetahuan
komprehensif
komprehensif
tentang HIV dan
tentang HIV dan
AIDS
AIDS
Proporsi penduduk
1. Proporsi
terinfeksi HIV
penduduk
lanjut yang
terinfeksi HIV
memiliki akses
lanjut yang
pada obat-obatan
memiliki akses
pada obat-obatan antiretroviral
antiretroviral
1. Angka kejadian
1. Angka
tuberkulosis
penemuan kasus
(insiden semua
tuberkulosis
kasus/100.000
(insiden semua
penduduk/tahun)
kasus/100.000
penduduk/tahu
n)
2. Tingkat prevalensi 2. Tingkat
tuberkulosis (per
prevalensi
100.000
tuberkulosis (per
penduduk)
100.000
penduduk)
3. Tingkat kematian 3. Tingkat
kematian karena
karena
tuberkulosis (per
tuberkulosis (per
100.000
100.000
penduduk)
penduduk)
CAPAIAN TARGET
TARGET
2015
STATUS
7
8
2011
4
2012
5
2013
6
87,56
88,00
36,48
100%
Perlu
perhatian
80,1
93,2
118
Meningkat
Telah
Tercapai
114
102
121,4
Menurun
Perlu
perhatian
0,6
1,2
1,4
Menurun
Perlu
perhatian
II- 351
TUJUAN DAN
TARGET
1
Target 7A.
Memadukan prinsipprinsip
pembangunan yang
berkesinambungan
dengan kebijakan
dan program
nasional serta
INDIKATOR CAPAIAN YANG
CAPAIAN TARGET
DIMONITOR
NASIONAL
DAERAH
2011
2012
2013
2
3
4
5
6
4. Proporsi jumlah
4. Proporsi jumlah
kasus
kasus
74,8
92,6
91
tuberkulosis
tuberkulosis
dalam program
dalam program
DOTS (Cure rate)
DOTS (Cure rate)
5. Proporsi kasus
5. Proporsi kasus
Tuberkulosis
Tuberkulosis yang
yang berhasil
berhasil diobati
96,73
94,58
91,13
diobati dalam
dalam program
program DOTS
DOTS (succes
(succes rate )
rate)
6. Angka
penemuan kasus
0
0
0
Malaria per
1.000 penduduk
Angka kesakitan
DBD (per 100.000
19,00
6,00
52,60
penduduk)
Angka kematian
1,05
6,67
2,60
DBD
TUJUAN 7 : Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup
1. Rasio luas
1. Rasio luas
kawasan tertutup
kawasan
pepohonan
tertutup
berdasarkan hasil
pepohonan
18,23
18,23
Na
pemotretan citra
berdasarkan
satelit dan survei
hasil pemotretan
foto udara
citra satelit dan
terhadap luas
survei foto udara
TARGET
2015
STATUS
7
8
Meningkat
Akan
tercapai
meningkat
Perlu
perhatian
menurun
Telah
Tercapai
menurun
Perlu
perhatian
menurun
Telah
Tercapai
meningkat
Akan
tercapai
II- 352
TUJUAN DAN
TARGET
1
mengembalikan
sumberdaya
lingkungan yang
hilang
Target 7 B.
Menanggulangi
kerusakan
keanekaragaman
hayati dan mencapai
penurunan tingkat
kerusakan yang
signifikan
Target 7C.
Menurunkan hingga
setengahnya proporsi
rumah tangga tanpa
akses berkelanjutan
terhadap air minum
INDIKATOR CAPAIAN YANG
DIMONITOR
NASIONAL
DAERAH
2
3
daratan
terhadap luas
daratan
2. Jumlah emisi
2. Jumlah emisi
karbon dioksida
karbon dioksida
(CO2)
(CO2)
3. Jumlah konsumsi 3. Jumlah
bahan perusak
konsumsi bahan
ozon (BPO) dalam
perusak ozon
metrik ton
(BPO) dalam
metrik ton
1. Rasio luas kawasan1. Rasio luas
kawasan lindung
lindung untuk
untuk menjaga
menjaga
kelestarian
kelestarian
keanekaragaman
keanekaragaman
hayati terhadap
hayati terhadap
total luas
total luas kawasan
kawasan hutan
hutan (Rasio luas
kawasan
konservasi hutan
kota)
1. Proporsi rumah
1. Proporsi rumah
tangga dengan
tangga dengan
akses
akses
berkelanjutan
berkelanjutan
terhadap air
terhadap air
minum layak
minum layak
CAPAIAN TARGET
2011
4
2012
5
2013
6
na
na
na
TARGET
2015
STATUS
7
8
menurun
Perlu
perhatian
Perlu
perhatian
na
na
na
menurun
17,80
17,80
na
Tetap
Telah
Tercapai
57,12
77,23
na
68,32
Telah
Tercapai
II- 353
TUJUAN DAN
TARGET
1
layak dan sanitasi
dasar hingga tahun
2015
INDIKATOR CAPAIAN YANG
DIMONITOR
NASIONAL
DAERAH
2
3
(perkotaan dan
(perkotaan dan
perdesaan)
perdesaan)
2. Proporsi rumah
tangga dengan
akses
berkelanjutan
terhadap sanitasi
dasar yang layak
(perkotaan dan
perdesaan)
Target 7D: Mencapai
peningkatan yang
signifikan dalam
kehidupan penduduk
miskin di
permukiman kumuh
pada tahun 2020
1. Proporsi rumah
tangga kumuh
perkotaan
2. Proporsi rumah
tangga dengan
akses
berkelanjutan
terhadap
sanitasi dasar
yang layak
(perkotaan dan
perdesaan)
1. Proporsi rumah
tangga kumuh
perkotaan
CAPAIAN TARGET
TARGET
2015
STATUS
7
8
2011
4
2012
5
2013
6
13,45
13,62
na
Meningkat
Telah
Tercapai
6.612
4.700
na
Menurun
Telah
Tercapai
II- 354
D.
Permasalahan Pembangunan
1. Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Daerah
Permasalahan
pada
bagian
ini
merupakan
permasalahan
pembangunan yang dibuat tiap urusan pemerintah untuk bekerjanya
fungsi-fungsi yang menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan dan/atau
susunan pemerintah untuk mengatur dan mengurus fungsi-fungsi yang
menjadi kewenangannya dalam melindungi, melayani, memberdayakan
dan mensejahterakan masyarakat. Input utama dari perumusan
permasalahan tiap urusan ini adalah hasil analisis kondisi daerah, dan
hasil Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD dan Realisasi RPJMD
sampai dengan Tahun 2014.
a. Urusan Wajib
1) Pendidikan
Beberapa capaian indikator penting pada urusan pendidikan
digambarkan pada beberapa grafik berikut ini.
10.6
10.49
10.5
10.4
10.32
10.32
10.34
10.3
10.2
10.15
10.1
10
9.9
2008
2009
2010
2011
2012
Gambar 2.11 Rata-rata Lama Sekolah Kota Surakarta Tahun 2008-2012
130
109.25
110
100
90
120.92
116.18
120
91.79
91.65 94.5
111.15
107.54
111.46
104.97
95.42
97.23
89.89
80
70
76.97
79.08
APM SD/MI (% )
APM SMP/MTs
(%)
APM
SMA/SMK/MA
(%)
60
50
2009
2010
2011
2012
2013
Gambar 2.12 Perkembangan APM jenjang Pendidikan Dasar dan
Menengah di Kota Surakarta Tahun 2009-2013
II- 355
210
193.05
190
170
148.07 140.47
150
127.79128.18
130
110
90
Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD)
161.97
158.76
108.67
137.3 134.79
111.74
107.09
104.66
133.26
126.46
APK SMP/MTs (% )
APK
SMA/SMK/MA (% )
79.00
70
APK SD/MI (% )
63.52
54.00
50
2009
2010
2011
2012
2013
Gambar 2.13 Perkembangan APK jenjang PAUD, Pendidikan Dasar dan
Menengah di Kota Surakarta Tahun 2009-2013
2.00
1.80
1.60
1.40
1.20
Angka Putus
Sekolah
(APS) SD/MI
1.00
0.80
0.60
0.71
0.34
0.58
0.40
0.20
-
0.51
0.04
2012
0.03
2013
Gambar 2.14 Perkembangan Angka Putus Sekolah jenjang Pendidikan
Dasar dan Menengah di Kota Surakarta Tahun 2009-2013
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan pendidikan
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.2.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Pendidikan
No
1
Data Makro
Analisis
Indikator yang memiliki kinerja
kurang optimal yaitu
APK
Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) 63,52 %
Indikator yang memiliki kinerja
kurang optimal: Angka Putus
Sekolah (APS) SMP/MTs 0,34
%, dan Angka Putus Sekolah
Permasalahan
Belum optimalnya
rata-rata
lama
sekolah penduduk
Kota Surakarta.
Masih
adanya
siswa yang putus
sekolah.
Isu Strategis
Akses
dan
partisipasi
pendidikan
yang
belum
merata,
dan
kualitas
pendidikan
yang
belum
II- 356
No
2
Pokok
Pikiran
DPRD
3
Isu
Musrenbang
Analisis
(APS) SMA/SMK/MA 0,51% .
Sekolah plus dan fasilitasnya
agar berpihak dan melekat
pada siswa miskin.
Implementasi grand design
pendidikan secara bertahap
(tindak lanjut regrouping dan
masterplan pembangunan
sekolah untuk mencapai
Standart Pendidikan Nasional
(SPN))
Segera dilakukan
penyempurnaan BPMKS agar
mekanismenya sederhana,
efektif, dan efisien dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Perlu adanya evaluasi
terhadap kerja dan kinerja guru
bersertifikasi sehingga
berdampak signifikan terhadap
mutu pendidikan dengan
pemanfaatan IT.
Transparasi dana-dana yang
diperoleh sekolah dari berbagai
sumber baik dari APBD
maupun non APBD.
Kontribusi sekolah swasta
penerima bantuan/hibah
dalam peningkatan pelayanan
pendidikan bagi siswa miskin.
Mewujudkan Wajardikdas 12
(duabelas) tahun yakni SD,
SMP dan SMA/SMK
Optimalisasi Pusat Layanan
Autis dan Sekolah Inklusi
Angka melanjutkan ke jenjang
pendidikan tinggi masih
kurang.
Masih kurangnya kuantitas
dan kualitas sarana dan
prasarana pendidikan
Kualitas, kapabilitas dan
kuantitas tenaga pendidik perlu
ditingkatkan
Permasalahan
Isu Strategis
Sarana
dan optimal,
ditandai
prasarana
dengan:
pendidikan
sekolah
belum - Belum
optimal
optimalnya
Kualitas,
rata-rata
kapabilitas
dan
lama sekolah.
kuantitas
tenaga - Angka
pendidik
yang
Partisipasi
belum optimal.
Murni
(APM)
mencapai
prosentase
lebih
tinggi
pada
jenjang
pendidikan
yang rendah.
Semakin tinggi
jenjang
pendidikan,
capaian APM
lebih
rendah
prosentasenya
2) Kesehatan
Beberapa capaian indikator penting pada urusan kesehatan
digambarkan pada beberapa grafik berikut ini.
II- 357
153.82
90.15
59.2
30.21
39.4
2009
2010
2011
2012
2013
Gambar 2.15 Perkembangan AKI di Kota Surakarta Tahun 2009-2013
7
6
5
4
3
2
1
0
6.02
3.74
3.22
0.59
0.64
2011
1.21
2012
2013
AKABA
AKB
Gambar 2.16 Perkembangan AKB dan AKABA di Kota Surakarta Tahun
2011-2013
0.08
7.54%
0.07
5.86%
0.06
Persentase balita
gizi buruk
0.05
0.04
3.72%
3.46%
0.03
0.02
0.01
0
0
2010
0
2011
0
0
2012
2013
Prevalensi balita
gizi kurang
(persen)
Gambar 2.17 Prevalensi Gizi Buruk dan Gizi Kurang di Kota Surakarta
Tahun 2010-2013
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan kesehatan
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
II- 358
Tabel 2.3.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Kesehatan
No
1
2
Data Makro
Pokok
Pikiran
DPRD
Analisis
Indikator yang memiliki kinerja
kurang: Persentase Bayi 0-6 bulan
mendapat ASI Eksklusif; Cakupan
pemberian makanan pendamping
ASI pada anak usia 6 - 24 bulan
keluarga miskin; Cakupan Kualitas
Air minum yang memenuhi syarat
kesehatan; Proporsi penduduk usia
15-24
tahun
yang
memiliki
pengetahuan komprehensif tentang
HIV dan AIDS; Proporsi penduduk yg
terinfeksi HIV lanjut yang memiliki
akses pd obat antiretroviral; dan
Tingkat pemanfaatan Puskesmas.
Indikator memiliki kinerja perlu
dioptimalkan:
Persentase
Balita
ditimbang berat badannya (D/S);
Cakupan Rumah Sehat; Angka
kejadian tuberkulosis (insiden semua
kasus/ 100.000 penduduk/ tahun);
Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari
total populasi usia 15-49 tahun;
Angka kesakitan Demam Berdarah
Dengue (DBD); Jumlah Kasus diare;
BOR (Bed Occupancy Ratio); AVLOS
(Average Length of Stay = Rata-rata
lamanya pasien dirawat); TOI (Turn
Over Interval); dan BTO (Bed Turn
Over = Angka perputaran tempat
tidur).
Program PKMS segera disesuaikan
mengikuti
Jaminan
Kesehatan
Nasional (JKN)/BPJS.
Peningkatan
dan
optimalisasi
pelayanan RSUD dengan model
BLUD.
Peningkatan pelayanan di masingmasing
Puskesmas
agar
pengobatan
berjenjang
bisa
berjalan dengan baik.
Upaya
peningkatan
promotif
kesehatan
masyarakat
untuk
menekan penularan penyakit.
Sigap dan tanggap dalam mengatasi
penularan wabah penyakit seperti
Demam berdarah, TB, Hepatitis,
HIV/ AIDS.
Peningkatan
derajat
kesehatan
masyarakat
dan
pengurangan
angka kematian ibu melahirkan
dan bayi.
Permasalahan
a. Masih
ditemukannya
kematian ibu
b. Masih
ditemukannya
kematian bayi
c. Masih
ditemukannya
kematian
balita
Meningkatnya
kasus demam
berdarah
d. Masih
ditemukannya
kematian
demam
berdarah
e. Masih
rendahnya
penemuan
kasus
HIV/AIDS
f. Angka
penemuan
penderita TB
paru
masih
rendah.
g. Angka
kesembuhan
penyakit
TB
paru
masih
kurang
h. Masih
ditemukannya
kasus
gizi
kurang pada
balita
Isu Strategis
Akses
layanan
kesehatan yang
belum
merata
dan
kualitas
pelayanan
kesehatan yang
belum optimal,
ditandai dengan:
- Masih adanya
kasus
kematian Ibu,
Bayi
dan
Balita.
- Rendahnya
rasio
posyandu per
satuan balita.
- Rendahnya
rasio tenaga
medis
per
satuan
penduduk.
- Meningkatnya
jumlah
penderita
HIV/
AIDS,
dan penderita
HIV/AIDS
yang
meninggal.
- Belum
optimalnya
penemuan
kasus
tuberkulosis.
- Meningkatnya
tingkat
prevalensi
tuberkulosis
- Masih
tingginya
Angka
Kematian
DBD
II- 359
No
3
Isu
Musrenbang
Analisis
Masih ditemukannya kematian ibu
(Angka
kematian
ibu
30,21/100.000 KLH)
Masih ditemukannya kematian bayi
(Angka kematian bayi 63,22/1000
KLH)
Masih
ditemukannya
kematian
balita
(Angka
kematian
balita
1.21;/ 1000 KLH)
Meningkatnya
kasus
demam
berdarah (Angka kesakitan kasus
demam berdarah 5,26/ 10.000
penduduk)
Masih
ditemukannya
kematian
demam berdarah (Angka kematian
demam berdarah 2,66 % )
Masih rendahnya penemuan kasus
HIV/AIDS
(Penemuan
kasus
HIV/AIDS Penduduk Surakarta 57
(0.01%))
Angka penemuan penderita TB
paru masih rendah (81,11%)
Angka kesembuhan penyakit TB
paru masih kurang (90,96%)
Masih ditemukannya kasus gizi
kurang pada balita (3,72%) dan ibu
hamil KEK (4,30% )
Permasalahan
Isu Strategis
3) Pekerjaan Umum
Beberapa capaian indikator penting pada urusan pekerjaan umum
digambarkan pada grafik berikut ini.
100.00
95.00
90.00
85.00
93.75
87.00
86.50
Panjang jalan
Kota dalam
kondisi baik
80.00
75.00
70.00
69.00
65.00
Rumah Tangga
berSanitasi
60.00
55.00
50.00
2012
2013
Gambar 2.18 Persentase Panjang Jalan dan Rumah Tangga bersanitasi
di Kota Surakarta Tahun 2010-2013
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan pekerjaan
umum dapat dilihat pada tabel berikut ini.
II- 360
Tabel 2.4.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Pekerjaan
Umum
No
1
Data Makro
2
Pokok
Pikiran
DPRD
3
Isu
Musrenbang
Analisis
Indikator yang memiliki kinerja
kurang yaitu Panjang jalan
Kota dalam kondisi baik.
Peningkatan/Rehabilitasi/
pemeliharaan jalan, jembatan,
saluran drainase dan talud
secara tersistem dengan baik.
Sosialisasi dan antisipasi
terhadap kerawanan bencana
banjir dan permasalahan yang
ditimbulkan kepada
masyarakat di daerah-daerah
rawan banjir.
Pembangunan Infrastruktur
yang berkelanjutan melalui
pembangunan yang terintegral
dengan memperhatikan
rencana tata ruang wilayah
melalui peningkatan kapabilitas
dan aksesibiltas wilayah.
Kurangnya anggaran
pembangunan/ peningkatan/
pemeliharan jalan dan
infrastruktur dibanding dengan
laju perkembangan kota
Perlunya peningkatan kualitas
sarana dan prasarana jalan
strategis
Terbatasnya sumberdaya air
perkotaan
Pelayanan bahaya banjir dan
kebakaran belum optimal
Permasalahan
a. Laju
perkembangan
kota yang pesat
yang
memerlukan
pembangunan/
peningkatan/
pemeliharan
jalan
dan
infrastruktur
lainnya.
b. Masih
terbatasnya
sarana
dan
prasarana jalan
strategis.
c. Terbatasnya
sumberdaya air
perkotaan
d. Belum
optimalnya
penyediaan
infrastruktur
penanganan
banjir.
Isu Strategis
Besarnya
persentase
jalan
kota
berkondisi
rusak.
4) Perumahan
Beberapa capaian indikator penting pada urusan perumahan
digambarkan pada grafik berikut ini.
100.00
95.34
95.00
90.00
95.00
85.00
80.97
80.00
75.00
Rumah
tangga
pengguna air
bersih
Rumah layak
huni
70.00
2012
2013
Gambar 2.19 Persentase Rumah Layak Huni dan Rumah Tangga
Pengguna Air Bersih di Kota Surakarta Tahun 2010-2013
II- 361
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan perumahan
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.5.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Perumahan
No
1
2
3
Analisis
Data Makro Indikator
yang
memiliki
kinerja
perlu ditingkatkan
yaitu
Rumah
tangga
pengguna
air bersih.
Pokok
Pikiran
DPRD
Isu
Program Rumah
Musrenbang Tidak Layak Huni
yang tidak linear
dengan
pengurangan
kawasan kumuh
Permasalahan
a. Masih banyaknya
rumah
penduduk
yang tidak layak
huni
b. Belum optimalnya
pelayanan
kebakaran.
c. Masih
kurangnya
cakupan
rumah
tangga yang dapat
mengakakses
air
minum layak.
Isu Strategis
Masih
banyaknya
Rumah Tidak
Layak
Huni
(RTLH)
yang
perlu
direhabilitasi.
Masih
kurangnya
cakupan
rumah tangga
yang
dapat
mengakakses
air
minum
layak
5) Penataan Ruang
Beberapa capaian indikator penting pada urusan penataan ruang
digambarkan pada grafik berikut ini.
12.80
12.63
12.60
12.40
12.20
12.00
11.80
11.90
11.60
11.40
2012
Gambar 2.20
2013
Ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber
HPL/HGB Tahun 2012-2013
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan penataan
ruang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
II- 362
Tabel 2.6.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan
Penataan Ruang
No
1
Data Makro
2
Pokok
Pikiran
DPRD
3
Isu
Musrenbang
Analisis
Indikator yang berkinerja kurang
baik: Ruang terbuka hijau per
satuan luas wilayah ber HPL/HGB.
Perencanaan, pengembangan,
dan penataan kawasan dalam
pembangunan untuk
pengembangan Kota Surakarta
yang terkondisi dengan baik.
Pengelolaan, pelestarian,
pengembangan, dan
perlindungan cagar budaya.
Perencanaan pembangunan
Infrastruktur yang berkelanjutan
yang terintegral dengan
memperhatikan rencana tata
ruang wilayah melalui
peningkatan kapabilitas dan
aksesibiltas wilayah.
1. RDTRK perlu
ditindaklanjuti
dengan Survey dan pemetaan
dengan
foto
udara
untuk
implementasinya.
2. Pengendalian
pemanfaatan
ruang (IMB) belum optimal
Permasalahan
a. Meningkatnya
alih fungsi lahan
b. Masih
rendahnya
kesadaran
masyarakat
dalam perizinan
terkait dengan
penataan ruang
seperti reklame,
IMB, izin usaha
dan lainnya.
Isu Strategis
Masih
rendahnya
kesadaran
masyarakat
dalam
perizinan
terkait
dengan
penataan
ruang seperti
reklame, IMB,
izin
usaha
dan lainnya.
6) Perencanaan Pembangunan
Beberapa capaian indikator penting pada urusan perencanaan
pembangunan digambarkan pada grafik berikut ini.
85.00
80.00
82.80
75.00
72.69
70.00
65.00
2012
2013
Gambar 2.21 Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD Kota
Surakarta Tahun 2012-2013
Perumusan
permasalahan
pembangunan
pada
urusan
perencanaan pembangunan dapat dilihat pada tabel berikut.
II- 363
Tabel 2.7.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan
Perencanaan Pembangunan
No
1
Data Makro
2
Pokok
Pikiran
DPRD
3
Isu
Musrenbang
Analisis
Indikator
yang
capaiannya
masih
kurang yaitu: Penjabaran Program
RPJMD kedalam RKPD
Peningkatan koordinasi antar SKPD
dalam perencanaan pembangunan
dan bekerja secara terintegritas dan
tepat
sasaran,
sehingga
pembangunan kota dapat berjalan
secara baik, merata dan menyeluruh.
Perencanaan pembangunan Kota
Surakarta
secara
menyeluruh
melalui peningkatan infrastruktur.
Tahun 2015 adalah tahun terakhir
masa jabatan Walikota periode 20102015, sehingga harus segera disusun
RPMJD 2015-2020 sebagai pedoman
perencanaan pembangunan 5 tahun
ke depan
PPlS Tahun 2014 sebagai database
dasar
Penduduk
Miskin
perlu
ditindaklanjuti
dengan
validasi
lapangan .
Sumber daya perencanaan tiap SKPD
masih
timpang,
untuk
mengimplementasi
perencanaan
pembangunan
yang
rasional
(berbasis
data
dan
ilmu
pengetahuan)
Permasalahan
a. Terbatasnya
kapasitas dan
kapabilitas
perencana di
SKPD
dalam
penyusunan
dokumen
perencanaan
dan pelaporan
pembangunan
daerah.
b. Belum
optimalnya
kualitas
dokumen
perencanaan
pembangunan
daerah.
Isu Strategis
Kualitas
dokumen
perencanaan
pembangunan
daerah yang
belum optimal
7) Perhubungan
Beberapa capaian indikator penting pada urusan perhubungan
digambarkan pada beberapa grafik berikut ini.
250
200
205
205
150
140
100
50
0
2011
2012
2013
Gambar 2.22 Jumlah kasus pelanggaran lalu lintas
II- 364
18,400,000
18,331,299
18,200,000
17,963,961
18,000,000
17,800,000
17,600,000
17,633,503 17,633,503
17,400,000
17,200,000
2010
2011
2012
2013
Gambar 2.23 Jumlah orang melalui terminal per tahun
90.00%
85.40%
80.00%
70.00%
60.00%
80.60% 81.20%
74.20%
50.00%
43.97%
40.00%
30%
30.00%
27.51%
20.00%
10.00%
73.73%
Kepemilikan
KIR angkutan
umum
11.72%
25%
0.00%
2010
2011
2012
2013
Tersedianya
halte pada
setiap
Kabupaten/K
ota yang telah
dilayani
angkutan
umum dalam
trayek.
Gambar 2.24 Kepemilikan KIR, Ketersediaan Rambu Lalu Lintas
dan Ketersediaan Halte di Kota Surakarta tahun 2010-2013
Perumusan
permasalahan
pembangunan
Perhubungan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
pada
urusan
Tabel 2.8.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan
Perhubungan
No
1
Data Makro
Analisis
Indikator
yang
capaian
kinerjanya
kurang
baik:
Jumlah kasus pelanggaran
lalu lintas; dan Tersedianya
halte
pada
setiap
Kabupaten/Kota yang telah
dilayani angkutan umum
dalam trayek. Terdapat pula
capaian
indikator
yang
termasuk
pada
kategori
sedang,
sehingga
perlu
dioptimalkan,
yaitu:
Ketersediaan rambu-rambu
lalu
lintas;
Tersedianya
fasilitas perlengkapan jalan
(rambu,
marka,
dan
guardrill) dan penerangan
jalan umum (PJU) pada
jalan Kabupaten/Kota.
Permasalahan
a. Menurunnya
jumlah
arus
penumpang
angkutan
umum
yang masuk/keluar
daerah
b. Meningkatnya
kendaraan bermotor
yang berakibat pada
banyaknya korban
kecelakaan,
kemacetan,
tingginya emisi gas
buang,
ruang
satuan parkir yang
tidak
bisa
menampung
kendaraan.
c. Rendahnya
Isu Strategis
Meningkatnya
ancaman
kemacetan
jalan
akibat
peningkatan
jumlah
kendaraan.
Menurunnya
jumlah
arus
penumpang
angkutan
umum
yang
masuk/keluar
daerah
II- 365
No
2
Analisis
Pokok
Pikiran
DPRD
Isu
Musrenbang
3
Permasalahan
pelayanan terminal
tirtonadi,
kurang
menjamin
keamanan
dan
kenyamanan
penumpang.
d. Masih
rendahnya
kesadaran
masyarakat
akan
tertib berlalu lintas.
e. Terbatasnya ramburambu lalu lintas
dan
sarana
dan
prasarana jalan.
f. Masih
adanya
angkutan
yang
belum
melakukan
uji
kelayakan
kendaraan
bermotor.
-
1. Bertambahnya
jumlah
kendaraan
bermotor
yang
berakibat
pada
banyaknya
korban
kecelakaan, kemacetan,
tingginya
emisi
gas
buang, ruang satuan
parkir yang tidak bisa
menampung kendaraan.
2. Rendahnya
pelayanan
terminal
tirtonadi,
kurang
menjamin
keamanan
dan
kenyamanan
penumpang.
Isu Strategis
8) Lingkungan Hidup
Beberapa capaian indikator penting pada urusan lingkungan
hidup digambarkan pada grafik berikut ini.
100
80
86
84
84
84
Persentase
Penanganan Sampah
60
40
20
0
Luas RTHK Perkotaan
Publik (%)
18.23
0
2010
11.9
12.02
0
0
0
2012
2013
2011
12.03
Gambar 2.25 Persentase Penanganan Sampah, Luas RTHK Perkotaan
Publik, dan luasan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa yang
telah ditetapkan dan diinformasikan status kerusakannya
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan lingkungan
hidup dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.9.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Lingkungan
Hidup
No
1
Data
Makro
Analisis
Permasalahan
Indikator dengan capaian
a. Meningkatnya
kinerja kurang: Rasio cakupan
pencemaran
air
pengawasan terhadap
yang disebabkan
pelaksanaan AMDAL; Jumlah
limbah
industri
luasan lahan dan/atau tanah
dan domestik.
untuk produksi biomassa
b. Masih
adanya
Isu Strategis
Belum
optimalnya
penanganan
limbah/
sampah
perkotaan
II- 366
No
2
3
Analisis
yang telah ditetapkan dan
diinformasikan status
kerusakannya; Pemenuhan
Sarana Monitoring Polusi; dan
Luas RTHK Perkotaan Publik
(%).
Indikator dengan kinerja perlu
dioptimalkan: Persentase
Penanganan Sampah;
Ketersediaan Tempat
Pembuangan Sampah (TPS)
per satuan penduduk; Rasio
Tempat Pembuangan Sampah
(TPS) per satuan penduduk;
Tersedianya sistem
penanganan sampah
diperkotaan; dan Jumlah
usaha dan/atau kegiatan yang
mentaati persyaratan
administrasi dan teknis
pencegahan pencemaran air.
Pokok
Meningkatkan dan
Pikiran
mempercepat kawasan
DPRD
konservasi alam, baik yang
menyangkut penghijauan
maupun tersedianya lahan
untuk resapan air dan
menuju Ruang Terbuka
Hijau (RTH) minimal 30% .
Peningkatan Pembangunan
Kota Surakarta sebagai
Kota Ekobudaya sehingga
dapat meningkatkan
kesejahteraan bagi
masyarakat Kota Surakarta.
Peningkatan kebersihan
kota dan peningkatan
pelayanan dengan
menambah sarana dan
prasarana yang berkaitan
dengan masalah
persampahan.
Segera melaksanakan
pengelolaan sampah dari
hulu ke hilir yang
berwawasan lingkungan
untuk kesehatan
masyarakat Kota Surakarta.
Menjaga dan memelihara
terhadap taman-taman di
Kota Surakarta
Isu
Meningkatnya pencemaran
Musrenbang
air yang disebabkan limbah
industri dan domestik.
Semakin rendahnya tingkat
peresapan air tanah dan
semakin tingginya potensi
banjir karena terus
berkembangnya bangunan
penutup lahan
Masih kurangnya
kemampuan industri kecil
untuk mengolah limbahnya
Permasalahan
usaha dan/atau
kegiatan
yang
belum mentaati
persyaratan
administrasi dan
teknis
pencegahan
pencemaran air.
c. Belum
optimalnya
cakupan
pengawasan
terhadap
pelaksanaan
AMDAL.
d. Terbatasnya
ketersediaan
ruang
terbuka
hijau.
e. Ketersediaan
sarana
monitoring polusi
belum
sesuai
kebutuhan.
f. Belum
optimalnya
sistem
penanganan/
pengelolaan
sampah di TPA
Perkotaan (Puteri
Cempo)
dan
cakupan
pengelolaan
sampah.
g. Rasio
tempat
pembuangan
sampah
per
penduduk belum
ideal.
Isu Strategis
Menurunnya
rasio
TPS/satuan
penduduk
Masih
terbatasnya
jumlah ruang
terbuka hijau
II- 367
No
Analisis
dan meningkatnya
pencemaran air akibat
industri kecil.
Masih rendahnya
pengetahuan dan
kesadaran masyarakat
dalam mengelola sampah
rumah tangga dengan
prinsip 3R (Reduse, Reuse
dan Recycle).
Kurang terpeliharanya
taman-taman yang
dibangun BLH.
Masih banyak
usaha/kegiatan yang belum
mempunyai dokumen
lingkungan
Permasalahan
Isu Strategis
7) Pertanahan
Beberapa capaian indikator penting pada urusan pertanahan
digambarkan pada beberapa grafik berikut ini.
90.00%
80.00%
70.00%
81.41%
76.05%
77.21%
60.00%
50.00%
Luas lahan
bersertifikat
53.84%
40.00%
Penyelesaian
Kasus Tanah
Negara
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
2012
2013
Gambar 2.26 Persentase Luas Lahan bersertifikat dan Penyelesaian
Kasus Tanah Negara Kota Surakarta Tahun 2012-2013
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan pertanahan
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.10.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Pertanahan
No
Analisis
1
Data Makro
2
Pokok
Pikiran
Permasalahan
Indikator
dengan
capaian a. Konflik sengketa
kinerja kurang: Penyelesian
tanah yang masih
Ijin Lokasi, dan indikator
tinggi
berkinerja sedang yaitu Luas b. Belum optimalnya
lahan
bersertifikat,
dan
pengamanan asetPenyelesaian Kasus Tanah
aset tanah
Negara.
Pemerintah Kota.
Menyelesaikan kasus-kasus
tanah
yang
menjadi
Isu
Strategis
Masih
dijumpainya
konflikkonflik
pertanahan
dan
pemanfaatan
tanah
aset
daerah.
II- 368
No
Analisis
DPRD
3
Isu
Musrenbang
Permasalahan
Isu
Strategis
sengketa dengan pihak lain.
Melakukan penyertifikatan
terhadap tanah tanah yang
sudah
menjadi
hak
Pemerintah Kota.
Mengamankan
aset-aset
milik Pemerintah Kota.
Mengoptimalkan
lahanlahan milik Pemerintah kota.
Melakukan
monitoring
terhadap lahan-lahan yang
mengalami perubahan alih
fungsi.
Konflik sengketa tanah yang
masih tinggi
Pengamanan aset-aset tanah
Pemerintah
Kota
belum
optimal
8) Kependudukan Dan Catatan Sipil
Beberapa capaian indikator penting pada urusan Kependudukan
Dan Catatan Sipil digambarkan pada grafik berikut ini.
120
100
94.5
100
100
100
80
60
69
69.47 69.55
69.61
Rasio
penduduk ber
KTP
Kepemilikan
akta kelahiran
40
20
0
2010
2011
2012
2013
Gambar 2.27 Rasio Penduduk ber KTP dan Kepemilikan Akta Kelahiran
Kota Surakarta Tahun 2010-2013
Perumusan
permasalahan
pembangunan
pada
urusan
Kependudukan Dan Catatan Sipil digambarkan dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 2.11.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan
Kependudukan Dan Catatan Sipil
No
1
2
Data Makro
Pokok
Pikiran
DPRD
Analisis
Permasalahan
Indikator
dengan
capaian a. Masih
rendahnya
kurang yaitu: Kepemilikan akta
cakupan kepemilikan
kelahiran
akta kelahiran
b. Belum
optimalnya
Tersedianya sarana dan
integrasi pemanfaatan
prasarana yang representatif
data
kependudukan
untuk meningkatkan
untuk aplikasi lain.
pelayanan kepada masyarakat
c. Keterbatasan sarana
dengan transparan.
dan
prasarana
Meningkatkan pelayanan
Isu Strategis
Belum
optimalnya
pelayanan
administrasi
kependudukan
dan
catatan
sipil
II- 369
No
3
Analisis
administrasi kependudukan
dan tersedianya data base
kependudukan
Isu
1. Cakupan
kepemilikan
Musrenbang
dokumen
kependudukan
belum optimal
2. Belum optimalnya integrasi
pemanfaatan
data
kependudukan untuk aplikasi
lain.
3. Belum optimalnya dukungan
sarana dan prasarana /
anggaran
yang
memadai
untuk
melaksanakan
pelayanan
pendaftaran
penduduk secara aktif sesuai
dengan
Undang–Undang
Nomor 24 Tahun 2013.
Permasalahan
pelayanan
pendaftaran
penduduk
dan
catatan sipil seperti:
perangkat pelayanan
mobile (Mobil, alat
perekaman,
modem
pelayanan),
dan
Komputer yang sudah
usang
serta
spesifikasi
yang
dimiliki tidak sesuai
lagi dengan spesifikasi
dengan aplikasi SIAK
On Line Versi 3.0 dan
4.0.
Isu Strategis
9) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Beberapa capaian indikator penting pada urusan Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak digambarkan pada grafik berikut
ini.
Gambar 2.28 Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah dan Partisipasi
angkatan kerja perempuan Kota Surakarta Tahun 2012-2013
70.00%
61.74%
60.00%
50.00%
57.55%
Partisipasi
perempuan di
lembaga
pemerintah
40.00%
30.00%
28.21%
20.00%
10.00%
Partisipasi
angkatan kerja
perempuan
6.69%
0.00%
2012
2013
Perumusan
permasalahan
pembangunan
pada
urusan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 2.12.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
No
1
Data Makro
Analisis
Indikator
yang
capaiannya
perlu
dioptimalkan yaitu:
Partisipasi
perempuan
di
lembaga
pemerintah,
dan
Partisipasi
Permasalahan
a. Belum optimalnya
coverage
layanan
dan perlindungan
terhadap
perempuan
dan
anak
korban
kekerasan.
b. Masih
rendahnya
Isu Strategis
Belum
optimalnya
perwujudan
Kota
Layak
Anak.
II- 370
No
Analisis
angkatan
perempuan.
-
2
Pokok
Pikiran
DPRD
3
Isu
Musrenbang
kerja
Permasalahan
peran perempuan
dalam kehidupan
sosial politik dan
ekonomi.
c. Belum optimalnya
pemenuhan
hak
anak
Isu Strategis
Pencapaian Kota
Surakarta
sebagai
Kota
Layak
Anak
ditargetkan
terpenuhi tahun
2015.
10) Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Beberapa capaian indikator penting pada urusan Keluarga
Berencana dan Keluarga Sejahtera digambarkan pada grafik berikut
ini.
85.00%
80.13%
80.00%
79.59%
75.00%
70.00%
65.00%
60.00%
55.00%
50.00%
2012
2013
Gambar 2.29 Persentase KB aktif Kota Surakarta Tahun 2012-2013
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan Kel
dengan triwulan IV tahun 2013 sebagai berikut:
sampai
1. Pengendalian internal oleh Kepala SKPD yang dilaksanakan secara
intensif;
2. Menjadikan Dokumen Rencana Kerja Operasional (RKO) masingmasing Program dan Kegiatan sebagai pedoman pelaksanaan
kegiatan sehingga terlaksana sesuai jadwal yang direncanakan;
3. Koordinasi pelaksanaan kegiatan terlaksana secara optimal, baik
dengan SKPD terkait maupun Instansi Vertikal (Provinsi dan
Kementerian).
Di sisi yang lain, Faktor penghambat pencapaian kinerja dan
anggaran RKPD tahun 2013 dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Beberapa kegiatan SKPD yang bersumber dari DAK progres kinerja
kegiatannya lambat atau tidak dapat dilaksanakan karena
keterlambatan penerbitan Juklak dan juknis dari Kementerian;
2. Beberapa kegiatan tidak terlaksana sesuai jadwal karena terkendala
proses pengadaan barang/jasa (tender) yang terlambat.
3. Teknis
pelaksanaan
beberapa
kegiatan
terkendala
mengharuskan menunggu penetapan APBD Perubahan.
4. Lamanya
proses
Pekerjaan Umum.
penyusunan
gambar
dan
DED
pada
karena
Dinas
5. Pencairan
kegiatan terkendala proses terkait penerbitan SP2D
(pencairan) yang memakan waktu lama.
6. Rendahnya pengendalian internal di beberapa SKPD.
7. Keterbatasan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di SKPD.
Berdasarkan pencermatan atas hasil pencapaian Renstra SKPD
sampai dengan tahun 2013, beberapa kegiatan yang perlu diprioritaskan
untuk pelaksanaan RKPD tahun 2015 yaitu:
a. Urusan Wajib
1) Pendidikan
a. Peningkatan sarana prasarana pendidikan sesuai SNP terutama
pembangunan/rehab sekolah, dan pengembangan fasilitas sekolah
ramah anak.
b. Peningkatan mutu pendidikan melalui:
Pengembangan materi dan metode pembelajaran menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi
Peningkatan pendidikan vokasi
Peningkatan kerjasama SMK dengan dunia usaha dan industri.
Peningkatan kompetensi guru.
c. Peningkatan akses keluarga miskin memperoleh pendidikan dalam
bentuk Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.
II- 338
d. Peningkatan kerjasama dengan pihak swasta dalam penyediaan
(Corporate
Social
Responsibility /CSR)
untuk
pendanaan
pendidikan.
2) Kesehatan
a. Peningkatan akses pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin
melalui:
Pelayanan kesehatan penduduk miskin di puskesmas dan
jaringannya
Penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dari keluarga kurang
mampu (kelas ibu hamil)
b. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan :
Penerapan standar pelayanan publik pelayanan RSUD dan
Puskesmas.
Peningkatan pemenuhan sumberdaya kesehatan, meliputi :
tenaga medis/dokter.
Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan.
Pemenuhan obat-obatan RSUD dan Puskesmas.
c. Peningkatan pola hidup bersih dan sehat masyarakat.
d. Pencegahan penyakit menular, terutama HIV/AIDs dan DBD.
3) Pekerjaan Umum
a. Pembangunan/rehabilitasi jalan berkondisi rusak
b. Pencegahan banjir melalui Pembangunan dan rehabilitasi saluran
drainase perkotaan, dan pembersihan/pengerukan sungai.
c. Peningkatan infrastruktur dan ruang publik bagi pejalan kaki.
4) Perumahan
a. Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan masyarakat
kurang mampu (Rehabilitasi RTLH).
b. Pembangunan Sarana Air Bersih, Pembangunan Sarana Sanitasi
Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM)
c. Relokasi rumah di bantaran sungai sertifikat hak milik.
d. Peningkatan penanganan kebakaran.
5) Penataan Ruang
a. Peningkatan ketaatan terhadap rencana tata ruang :
Pendataan dan penertiban PKL dan bangunan tak berijin.
Peningkatan perizinan terkait dengan penataan ruang seperti
reklame, IMB, izin usaha dan lainnya.
b. Peningkatan luas dan kondisi ruang terbuka hijau
6) Perencanaan Pembangunan
a. Penyusunan RKPD, Musrenbang dan Penetapan RKPD
b. Penyusunan RPJMD, Musrenbang dan Penetapan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
c. Pendampingan penyusunan dokumen Renstra SKPD.
d. Bimbingan teknis tentang perencanaan pembangunan daerah
7) Perhubungan
a. Peningkatan prasarana dan fasilitas perhubungan, dan terminal
angkutan umum.
II- 339
b. Perbaikan manajemen rekayasa lalu lintas untuk mengurangi
kemacetan
c. Peningkatan uji kelayakan sarana transportasi
d. Pengadaan rambu-rambu lalu lintas dan marka jalan pada titik
rawan kecelakaan.
8) Lingkungan Hidup
a. Peningkatan Pemeriksaan dan pengawasan AMDAL, UKL-UPL,
SPPL dan izin lingkungan
b. Peningkatan Pemantauan Kualitas Lingkungan
c. Pembangunan tempat pembuangan benda padat/cair yang
menimbulkan polusi (IPAL) secara komunal.
d. Peningkatan prasarana dan sarana pengelolaan sampah, dan
sistem pengelolaan persampahan terpadu.
9) Pertanahan
a. Pensertifikasian Tanah Pemerintah Kota Surakarta dengan adanya
kejelasan status kepemilikan tanah aset Pemerintah Kota
Surakarta.
b. Fasilitasi penyelesaian konflik/permasalahan pertanahan di
masyarakat.
10) Kependudukan dan Catatan Sipil
a. Peningkatan pelayanan dokumen administrasi kependudukan dan
catatan sipil
11) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
a. Optimalisasi perwujudan Kota Layak Anak melalui peningkatan
sarana-prasarana layak anak, seperti sekolah layak anak, taman
pintar, taman bermain, dsb.
b. Peningkatan penanganan korban KDRT.
12) Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
a. Peningkatan pelayanan KB untuk pengurangan Unmeet Need KB
melalui: Pengadaan alat kontrasepsi, dan Pelayanan pemasangan
kontrasepsi KB.
13) Sosial
a. Peningkatan kualitas pelayanan, sarana dan prasarana rehabilitasi
kesejahteraan sosial bagi PMKS
b. Pelayanan dan perlindungan sosial, hukum bagi korban
eksploitasi, perdagangan perempuan dan anak.
14) Ketenagakerjaan
a. Pengurangan pengangguran melalui Pendidikan dan pelatihan
keterampilan bagi pencari kerja, dan Penyebarluasan informasi
bursa kerja dan JMF.
b. Pelatihan wirausaha bagi calon tenaga kerja.
15) Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
a. Pengembangan produk unggulan dan diversifikasi usaha.
b. Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha UMKM dan
perluasan pemasaran produk UMKM.
II- 340
16) Penanaman Modal
a. Pemantapan pelayanan perijinan dan iklim investasi: pengukuran
indeks
kepuasan
masyarakat,
peningkatan
sarana
dan
manajemen.
b. Peningkatan promosi dengan keikutsertaan dalam pameran
investasi Dalam Negeri dan Luar Negeri.
c. Pemetaan potensi dan peluang investasi Kota Surakarta.
17) Kebudayaan
a. Pelestarian dan penataan cagar budaya, revitalisasi dan penataan
aset budaya.
b. Fasilitasi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kekayaan
budaya.
c. Promosi wisata budaya lokal ke dunia internasional.
18) Kepemudaan dan Olahraga
a. Peningkatan pembinaan Organisasi kepemudaan
b. Pelatihan kewirausahaan bagi pemuda
c. Penyelenggaraan kompetisi olahraga (POPDA)
d. Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana olahraga.
19) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
a. Pengendalian keamanan (pengamanan PILKADA).
b. Pencegahan kriminalitas.
20) Urusan Otonomi daerah Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian.
a. Pemantapan pelayanan publik yang berkualitas.
b. Optimalisasi implementasi 15 bidang Standar Pelayanan Minimal
(SPM) oleh SKPD.
c. Mempertahankan capaian LHP BPK atas kinerja laporan
keuangan.
21) Ketahanan Pangan
a. Peningkatan pemanfaatan perkarangan untuk pengembangan
sumber pangan alternatif.
b. Penyediaan stok cadangan pangan pemerintah daerah.
22) Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
a. Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Pedesaan
(LPM)
b. Pemberian dana stimulan pembangunan bagi masyarakat.
23) Statistik
a. Penyusunan buku statistik daerah (PDRB, Surakarta Dalam
Angka).
24) Kearsipan
a. Pendataan dan penataan dokumen/arsip daerah
b. Penduplikatan dokumen/arsip daerah dalam bentuk informatika
c. Pemeliharaan rutin/berkala arsip daerah
d. Penyediaan sarana layanan informasi arsip
25) Komunikasi dan Informatika
a. Peningkatan sarana hardware dan software teknologi informasi
pada SKPD pemerintah daerah.
II- 341
26) Perpustakaan
a. Penyediaan sarana dan prasarana perpustakaan daerah (gedung,
sistem manajemen perpustakaan digital, buku/bahan bacaan, dll).
b. Supervisi, pembinaan dan stimulasi pada perpustakaan umum,
perpustakaan khusus, perpustakaan sekolah dan perpustakaan
masyarakat
c. Pemasyaraktan minat dan kebiasaan membaca untuk mendorong
terwujudnya masyarakat pembelajar.
b. Urusan Pilihan
Pertanian
a. Penyediaan sarana produksi pertanian
b. Promosi atas hasil produksi pertanian unggul daerah
c. Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak
Energi dan Sumberdaya Mineral
a. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan distribusi LPG.
Pariwisata
a. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana, dan pengembangan
obyek wisata.
b. Peningkatan promosi dan kemitraan pariwisata di dalam dan luar
negeri.
c. Pengembangan jenis dan paket wisata unggulan.
Perikanan
a. Pembinaan dan pengembangan perikanan
b. Pengembangan bibit ikan unggul
c. Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan
Perdagangan
a. Pengembangan dan peningkatan ekspor daerah melalui: promosi
dan penguatan sentra produk unggulan daerah.
b. Penataan tempat berusaha bagi pedagang kaki lima.
c. Peningkatan sarana dan prasarana pasar dan perbaikan
manajemen pengelolaan pasar tradisional.
d. Pengembangan jejaring dan kemitraan perdagangan.
Perindustrian
a. Pembinaan kemampuan teknologi industri
b. Pembinaan dan penguatan kelembagaan industri kecil dan
menengah produksi unggulan daerah.
Transmigrasi
a. Penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana sosial dan
ekonomi bagi transmigran.
2. Hasil Evaluasi Capaian MDG’s
Berdasarkan hasil evaluasi pencapaian target MGD’s, sebanyak 28
indikator diketahui berstatus telah mencapai target MDG’s tahun 2015,
selanjutnya sebanyak 13 indikator berstatus akan tercapai, dan sejumlah
13 indikator berstatus perlu perhatian. Indikator MGD’s yang posisinya
sudah mencapai target yaitu:
1) Indeks kedalaman kemiskinan (P1)
II- 342
2) Laju pertumbuhan PDB per tenaga kerja
3) Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas
4) Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas
keluarga terhadap total kesempatan kerja
5) Prevalensi balita gizi buruk
6) Prevalensi balita gizi kurang
7) Proporsi penduduk dengan asupan kalori < 2.400 Kkal/kapita/hari
8) Angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun perempuan dan lakilaki
9) Rasio APM perempuan/laki-laki di SMP/MTs
10) Kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non
pertanian
11) Proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPRD
12) AKB per 1.000 kelahiran hidup
13) AKI per 100.000 kelahiran hidup
14) Proporsi kelahiran yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih
15) Angka pemakaian kontrasepsi (CPR) bagi perempuan menikah usia
15-49 tahun
16) Cakupan pelayanan K1
17) Penggunaan kondom pada hubungan seks beresiko tinggi
18) Proporsi penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan
komprehensif tentang HIV dan AIDS
19) Angka penemuan kasus tuberkulosis (insiden semua kasus/100.000
penduduk/tahun)
20) Tingkat prevalensi tuberkulosis (per 100.000 penduduk)
21) Proporsi jumlah kasus tuberkulosis dalam program DOTS (Cure rate)
22) Proporsi kasus Tuberkuloasis yang berhasil diobati dalam program
DOTS
23) Angka penemuan kasus Malaria per 1.000 penduduk
24) Angka Kesakitan DBD (per 100.000 penduduk)
25) Rasio luas kawasan konservasi hutan kota
26) Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air
minum layak, perkotaan dan perdesaan
27) Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi
dasar, perkotaan dan perdesaan
28) Proporsi rumahtangga kumuh perkotaan
Indikator MDG’s yang kemungkinan bisa mencapai target pada
tahun 2015 (sesuai dengan waktu) adalah:
1) Proporsi murid kelas 1 yang berhasil menamatkan SD/MI
2) Rasio APM perempuan/laki-laki di SD/MI
3) Proporsi anak berusia 1 tahun diimunisasi campak
4) Cakupan pelayanan K4
5) Prevalensi HIV
6) Rasio luas kawasan tertutup pepohonan berdasarkan hasil pemotretan
citra satelit dan survei foto udara terhadap luas daratan
II- 343
Indikator MDG’s yang memerlukan perhatian khusus karena
capaiannya masih jauh dari target yang ditetapkan:
1) Tingkat kemiskinan berdasarkan garis kemiskinan nasional.
2) Angka partisipasi murni (APM) SD/MI
3) Rasio APM perempuan/laki-laki di SMA/SMK/MA
4) Rasio APM perempuan/laki-laki di perguruan tinggi
5) Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki pada kelompok usia
15-24 tahun
6) AKBA per 1.000 kelahiran hidup
7) Unmetneed KB
8) Proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat
obatan antiretroviral
9) Jumlah emisi karbon dioksida (CO2)
10) Jumlah konsumsi bahan perusak ozon (BPO) dalam metrik ton
Secara rinci pencapaian target kinerja indikator MDG’s dapat dilihat
pada Tabel berikut:
II- 344
Tabel 2.1.
Hasil Ev aluasi MDG’ s Kota Surakarta Tahun 2011-2013
TUJUAN DAN
TARGET
1
Target 1 A :
Menurunkan hingga
setengahnya proporsi
pendudukan dengan
tingkat pendapatan
kurang dari USD
1,00 (PPP) per hari
dalam kurun waktu
1990-2015
1.
2.
3.
4.
Target 1 B :
Menciptakan
kesempatan kerja
penuh dan produktif
dan pekerjaan yang
layak untuk semua,
termasuk perempuan
dan kaum muda
1.
2.
INDIKATOR CAPAIAN YANG
CAPAIAN TARGET
DIMONITOR
NASIONAL
DAERAH
2011
2012
2013
2
3
4
5
6
TUJUAN 1 : Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan
Proporsi
penduduk dengan
pendapatan
kurang dari US$
1,00 (PPP) per
kapita per hari
1. Tingkat
Tingkat
kemiskinan
Kemiskinan
berdasarkan
12,90
12,01
na
berdasarkan garis
garis kemiskinan
kemiskinan
nasional
nasional
Persentase
penduduk dengan
pendapatan
2. Indeks
Indeks
kedalaman
1,89
1,29
na
kedalaman
kemiskinan
kemiskinan
1. Laju
Laju
Pertumbuhan
Pertumbuhan
1,05
1,08
na
PDB per tenaga
PDB per tenaga
kerja
kerja
Rasio kesempatan 2. Rasio
kesempatan
kerja terhadap
kerja terhadap
64,62
66,21
na
penduduk usia 15
penduduk usia
tahun ke atas
15 tahun ke atas
TARGET
2015
STATUS
7
8
10,6
Perlu
perhatian
2,63
Telah
Tercapai
meningkat
Telah
Tercapai
meningkat
Akan
tercapai
II- 345
INDIKATOR CAPAIAN YANG
DIMONITOR
NASIONAL
DAERAH
1
2
3
3. Proporsi tenaga
3. Proporsi tenaga
kerja yang
kerja yang
berusaha sendiri
berusaha sendiri
dan pekerja
dan pekerja
keluarga
keluarga terhadap
terhadap total
total kesempatan
kesempatan
kerja
kerja
1. Prevalensi balita
Target 1 C :
1. Prevalensi balita
dengan berat
dengan berat
Menurunkan hingga
badan rendah/
badan rendah/
setengahnya proporsi
kekurangan gizi
kekurangan gizi
penduduk yang
menderita kelaparan
a. Prevalensi Balita
a. Prevalensi
dalam kurun waktu
Gizi Buruk
Balita Gizi
1990-2015
Buruk
b. Prevalensi Balita
b. Prevalensi
Gizi Kurang
Balita Gizi
Kurang
2. Proporsi penduduk Proporsi penduduk
dengan asupan
dengan asupan
kalori di bawah
kalori di bawah
tingkat konsumsi
tingkat konsumsi
minimum
minimum
a. < 1.400 Kkal/hari
a. < 1.400
Kkal/hari
b. < 2.000 Kkal/hari
b. < 2.000
Kkal/hari
TUJUAN DAN
TARGET
CAPAIAN TARGET
TARGET
2015
STATUS
7
8
2011
4
2012
5
2013
6
27,11
26,16
na
menurun
Telah
Tercapai
0
0
0
0
Telah
Tercapai
5,78
3,79
3,72
4,05
Telah
Tercapai
2,62
3,15
Na
1,15
Telah
Tercapai
9,4
11,47
Na
12,38
Telah
Tercapai
II- 346
INDIKATOR CAPAIAN YANG
CAPAIAN TARGET
TARGET
DIMONITOR
2015
NASIONAL
DAERAH
2011
2012
2013
1
2
3
4
5
6
7
TUJUAN 2 : Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua
Target 2A: Menjamin 1. Angka Partisipasi
1. APM SD/MI
pada 2015 semua
sederajat (%)
Murni (APM) SD
92,75
95,24
107,54
100%
anak-anak, laki-laki
pada tahun 2015
maupun perempuan
sebesar 100 persen
dimanapun dapat
2. Angka melek huruf 2. APK SMP/MTs
menyelesaikan
sederajat (%)
penduduk usia 15pendidikan dasar
24 tahun, laki-laki
91,44
98,82
131,71
100%
dan perempuan
pada tahun 2015
sebesar 100 persen
3. Proporsi murid
3. Proporsi murid
kelas 1 tamat SD
kelas 1 yang
berhasil
100,00
100,00
100%
menamatkan SD
pada tahun 2015
sebesar 100 persen
TUJUAN 3: Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan
1. Rasio
Target 3 A :
1. Rasio perempuan
perempuan
terhadap laki-laki
Menghilangkan
terhadap lakidi tingkat
ketimpangan gender
laki di tingkat
pendidikan dasar,
di tingkat pendidikan
pendidikan
menengah dan
dasar dan tujuan
dasar, menengah
tinggi
tahun 2005 dan di
dan tinggi
semua jenjang
pendidikan tidak
a. Rasio APM
lebih dari tahun 2015
perempuan/la
101,01
98,34
Na
1 100%
ki-laki di SD
TUJUAN DAN
TARGET
STATUS
8
Telah
Tercapai
Telah
Tercapai
Telah
Tercapai
Akan
tercapai
II- 347
TUJUAN DAN
TARGET
1
INDIKATOR CAPAIAN YANG
CAPAIAN TARGET
DIMONITOR
NASIONAL
DAERAH
2011
2012
2013
2
3
4
5
6
b. Rasio APM
perempuan/la
102,42
100,14
Na
ki-laki di SMP
c. Rasio APM
perempuan/la
97,23
64,35
Na
ki-laki di SMA
d. Rasio APM
perempuan/la
ki-laki di
Perguruan
Tinggi
2. Rasio melek
huruf
perempuan
98,78
109,26
Na
terhadap lakilaki pada
kelompok usia
15-24 tahun
3. Kontribusi
2. Kontribusi
perempuan
perempuan dalam
dalam pekerjaan
99,81
99,85
Na
pekerjaan upahan
upahan di sektor
di sektor non
non pertanian
pertanian
4. Proporsi kursi
3. Proporsi kursi
diduduki
diduduki
27,5
27,50
Na
perempuan di
perempuan di DPR
DPR
TUJUAN 4: Menurunkan Angka Kematian Anak
TARGET
2015
STATUS
7
8
100%
Telah
tercapai
100%
Perlu
perhatian
100%
100%
Telah
tercapai
Meningkat
Telah
Tercapai
Meningkat
Akan
tercapai
II- 348
TUJUAN DAN
TARGET
1
Target 4 A :
Menurunkan Angka
Kematian Balita
(AKBA) hingga dua
per tiga dalam kurun
waktu 1990-2015
Target 5A.
Menurunkan Angka
Kematian Ibu hingga
tiga per empat dalam
kurun waktu 19902015
Target 5B.
Mewujudkan akses
kesehatan reproduksi
bagi semua pada
tahun 2015
INDIKATOR CAPAIAN YANG
DIMONITOR
NASIONAL
DAERAH
2
3
1. Angka Kematian 1. Angka Kematian
Balita per 1.000
Balita per 1000
kelahiran hidup
kelahiran hidup
CAPAIAN TARGET
TARGET
2015
STATUS
7
8
2011
4
2012
5
2013
6
0,64
0,59
1,21
7,82
Telah
Tercapai
3,22
1,35
Perlu
perhatian
95,6
100
Akan
tercapai
30,21
82,12
Telah
Tercapai
100
100
Telah
Tercapai
Na
Meningkat
Telah
Tercapai
2. Angka Kematian 2. Angka Kematian
Bayi (AKB) per
Bayi (AKB) per
3,74
6,02
1.000 kelahiran
1000 kelahiran
hidup
hidup
3. Persentase anak 3. Persentase anak
usia 1 tahun yang
usia 1 tahun
99,1
97,0
diimunisasi
yang diimunisasi
campak
campak
TUJUAN 5: Meningkatkan Kesehatan Ibu
1. Angka Kematian
1. Angka Kematian
Ibu per 100.000
Ibu per 100.000
39,88
59,2
kelahiran hidup
kelahiran hidup
2. Proporsi kelahiran 2. Proporsi
yang ditolong
kelahiran yang
tenaga kesehatan
ditolong tenaga
100
100
terlatih
kesehatan
terlatih
1. Angka pemakaian 1. Angka
kontrasepsi /CPR
pemakaian
pada perempuan
kontrasepsi
menikah usia 15/CPR pada
79,41
80,13
49 tahun
perempuan
menikah usia
15-49 tahun
II- 349
TUJUAN DAN
TARGET
1
INDIKATOR CAPAIAN YANG
DIMONITOR
NASIONAL
DAERAH
2
3
2. Angka kelahiran
2. Angka kelahiran
remaja
remaja
(perempuan usia
(perempuan usia
15-19 tahun)
15-19 tahun)
3. Cakupan
3. Cakupan
pelayanan Ante
pelayanan Ante
Natal (K4)
Natal (K4)
1 kunjungan
4 kunjungan
Target 6A :
Mengendalikan
penyebaran dan
mulai menurunkan
jumlah kasus baru
HIV/AIDS hingga
tahun 2015
CAPAIAN TARGET
TARGET
2015
STATUS
7
8
2011
4
2012
5
2013
6
na
na
Na
-
-
99,96
100,00
100,00
100%
96,08
97,62
97,73
100%
Telah
Tercapai
Akan
tercapai
4. Unmet Need
4. Unmet Need
(kebutuhan KB
(kebutuhan KB
0%
20,59
10,23
Na
yang tidak
yang tidak
terpenuhi)
terpenuhi)
TUJUAN 6: Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan Penyakit Menular Lainny a
1. Prevalensi HIV
1. Prevalensi HIV
pada penduduk
pada penduduk
0,13
0,16
0,38
Menurun
usia 15-24 tahun
usia 15-24
tahun
2. Penggunaan
2. Penggunaan
kondom pada
kondom pada
hubungan seks
124.672 112.310 179.987 Meningkat
hubungan seks
berisiko tinggi
berisiko tinggi
terakhir
terakhir
3. Proporsi jumlah
3. Proporsi jumlah
penduduk usia
penduduk usia
14,11
22,59
22,57
Meningkat
15-24 tahun yang
15-24 tahun
memiliki
yang memiliki
Perlu
perhatian
Perlu
perhatian
Telah
Tercapai
Telah
Tercapai
II- 350
TUJUAN DAN
TARGET
1
Target 6B :
Mewujudkan akses
terhadap pengobatan
HIV dan AIDS bagi
semua yang
membutuhkan
sampai dengan tahun
2010
Target 6C :
Mengendalikan
penyebaran dan
mulai menurunkan
jumlah kasus baru
Malaria dan penyakit
utama lainnya hingga
tahun 2015
INDIKATOR CAPAIAN YANG
DIMONITOR
NASIONAL
DAERAH
2
3
pengetahuan
pengetahuan
komprehensif
komprehensif
tentang HIV dan
tentang HIV dan
AIDS
AIDS
Proporsi penduduk
1. Proporsi
terinfeksi HIV
penduduk
lanjut yang
terinfeksi HIV
memiliki akses
lanjut yang
pada obat-obatan
memiliki akses
pada obat-obatan antiretroviral
antiretroviral
1. Angka kejadian
1. Angka
tuberkulosis
penemuan kasus
(insiden semua
tuberkulosis
kasus/100.000
(insiden semua
penduduk/tahun)
kasus/100.000
penduduk/tahu
n)
2. Tingkat prevalensi 2. Tingkat
tuberkulosis (per
prevalensi
100.000
tuberkulosis (per
penduduk)
100.000
penduduk)
3. Tingkat kematian 3. Tingkat
kematian karena
karena
tuberkulosis (per
tuberkulosis (per
100.000
100.000
penduduk)
penduduk)
CAPAIAN TARGET
TARGET
2015
STATUS
7
8
2011
4
2012
5
2013
6
87,56
88,00
36,48
100%
Perlu
perhatian
80,1
93,2
118
Meningkat
Telah
Tercapai
114
102
121,4
Menurun
Perlu
perhatian
0,6
1,2
1,4
Menurun
Perlu
perhatian
II- 351
TUJUAN DAN
TARGET
1
Target 7A.
Memadukan prinsipprinsip
pembangunan yang
berkesinambungan
dengan kebijakan
dan program
nasional serta
INDIKATOR CAPAIAN YANG
CAPAIAN TARGET
DIMONITOR
NASIONAL
DAERAH
2011
2012
2013
2
3
4
5
6
4. Proporsi jumlah
4. Proporsi jumlah
kasus
kasus
74,8
92,6
91
tuberkulosis
tuberkulosis
dalam program
dalam program
DOTS (Cure rate)
DOTS (Cure rate)
5. Proporsi kasus
5. Proporsi kasus
Tuberkulosis
Tuberkulosis yang
yang berhasil
berhasil diobati
96,73
94,58
91,13
diobati dalam
dalam program
program DOTS
DOTS (succes
(succes rate )
rate)
6. Angka
penemuan kasus
0
0
0
Malaria per
1.000 penduduk
Angka kesakitan
DBD (per 100.000
19,00
6,00
52,60
penduduk)
Angka kematian
1,05
6,67
2,60
DBD
TUJUAN 7 : Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup
1. Rasio luas
1. Rasio luas
kawasan tertutup
kawasan
pepohonan
tertutup
berdasarkan hasil
pepohonan
18,23
18,23
Na
pemotretan citra
berdasarkan
satelit dan survei
hasil pemotretan
foto udara
citra satelit dan
terhadap luas
survei foto udara
TARGET
2015
STATUS
7
8
Meningkat
Akan
tercapai
meningkat
Perlu
perhatian
menurun
Telah
Tercapai
menurun
Perlu
perhatian
menurun
Telah
Tercapai
meningkat
Akan
tercapai
II- 352
TUJUAN DAN
TARGET
1
mengembalikan
sumberdaya
lingkungan yang
hilang
Target 7 B.
Menanggulangi
kerusakan
keanekaragaman
hayati dan mencapai
penurunan tingkat
kerusakan yang
signifikan
Target 7C.
Menurunkan hingga
setengahnya proporsi
rumah tangga tanpa
akses berkelanjutan
terhadap air minum
INDIKATOR CAPAIAN YANG
DIMONITOR
NASIONAL
DAERAH
2
3
daratan
terhadap luas
daratan
2. Jumlah emisi
2. Jumlah emisi
karbon dioksida
karbon dioksida
(CO2)
(CO2)
3. Jumlah konsumsi 3. Jumlah
bahan perusak
konsumsi bahan
ozon (BPO) dalam
perusak ozon
metrik ton
(BPO) dalam
metrik ton
1. Rasio luas kawasan1. Rasio luas
kawasan lindung
lindung untuk
untuk menjaga
menjaga
kelestarian
kelestarian
keanekaragaman
keanekaragaman
hayati terhadap
hayati terhadap
total luas
total luas kawasan
kawasan hutan
hutan (Rasio luas
kawasan
konservasi hutan
kota)
1. Proporsi rumah
1. Proporsi rumah
tangga dengan
tangga dengan
akses
akses
berkelanjutan
berkelanjutan
terhadap air
terhadap air
minum layak
minum layak
CAPAIAN TARGET
2011
4
2012
5
2013
6
na
na
na
TARGET
2015
STATUS
7
8
menurun
Perlu
perhatian
Perlu
perhatian
na
na
na
menurun
17,80
17,80
na
Tetap
Telah
Tercapai
57,12
77,23
na
68,32
Telah
Tercapai
II- 353
TUJUAN DAN
TARGET
1
layak dan sanitasi
dasar hingga tahun
2015
INDIKATOR CAPAIAN YANG
DIMONITOR
NASIONAL
DAERAH
2
3
(perkotaan dan
(perkotaan dan
perdesaan)
perdesaan)
2. Proporsi rumah
tangga dengan
akses
berkelanjutan
terhadap sanitasi
dasar yang layak
(perkotaan dan
perdesaan)
Target 7D: Mencapai
peningkatan yang
signifikan dalam
kehidupan penduduk
miskin di
permukiman kumuh
pada tahun 2020
1. Proporsi rumah
tangga kumuh
perkotaan
2. Proporsi rumah
tangga dengan
akses
berkelanjutan
terhadap
sanitasi dasar
yang layak
(perkotaan dan
perdesaan)
1. Proporsi rumah
tangga kumuh
perkotaan
CAPAIAN TARGET
TARGET
2015
STATUS
7
8
2011
4
2012
5
2013
6
13,45
13,62
na
Meningkat
Telah
Tercapai
6.612
4.700
na
Menurun
Telah
Tercapai
II- 354
D.
Permasalahan Pembangunan
1. Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Daerah
Permasalahan
pada
bagian
ini
merupakan
permasalahan
pembangunan yang dibuat tiap urusan pemerintah untuk bekerjanya
fungsi-fungsi yang menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan dan/atau
susunan pemerintah untuk mengatur dan mengurus fungsi-fungsi yang
menjadi kewenangannya dalam melindungi, melayani, memberdayakan
dan mensejahterakan masyarakat. Input utama dari perumusan
permasalahan tiap urusan ini adalah hasil analisis kondisi daerah, dan
hasil Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD dan Realisasi RPJMD
sampai dengan Tahun 2014.
a. Urusan Wajib
1) Pendidikan
Beberapa capaian indikator penting pada urusan pendidikan
digambarkan pada beberapa grafik berikut ini.
10.6
10.49
10.5
10.4
10.32
10.32
10.34
10.3
10.2
10.15
10.1
10
9.9
2008
2009
2010
2011
2012
Gambar 2.11 Rata-rata Lama Sekolah Kota Surakarta Tahun 2008-2012
130
109.25
110
100
90
120.92
116.18
120
91.79
91.65 94.5
111.15
107.54
111.46
104.97
95.42
97.23
89.89
80
70
76.97
79.08
APM SD/MI (% )
APM SMP/MTs
(%)
APM
SMA/SMK/MA
(%)
60
50
2009
2010
2011
2012
2013
Gambar 2.12 Perkembangan APM jenjang Pendidikan Dasar dan
Menengah di Kota Surakarta Tahun 2009-2013
II- 355
210
193.05
190
170
148.07 140.47
150
127.79128.18
130
110
90
Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD)
161.97
158.76
108.67
137.3 134.79
111.74
107.09
104.66
133.26
126.46
APK SMP/MTs (% )
APK
SMA/SMK/MA (% )
79.00
70
APK SD/MI (% )
63.52
54.00
50
2009
2010
2011
2012
2013
Gambar 2.13 Perkembangan APK jenjang PAUD, Pendidikan Dasar dan
Menengah di Kota Surakarta Tahun 2009-2013
2.00
1.80
1.60
1.40
1.20
Angka Putus
Sekolah
(APS) SD/MI
1.00
0.80
0.60
0.71
0.34
0.58
0.40
0.20
-
0.51
0.04
2012
0.03
2013
Gambar 2.14 Perkembangan Angka Putus Sekolah jenjang Pendidikan
Dasar dan Menengah di Kota Surakarta Tahun 2009-2013
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan pendidikan
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.2.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Pendidikan
No
1
Data Makro
Analisis
Indikator yang memiliki kinerja
kurang optimal yaitu
APK
Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) 63,52 %
Indikator yang memiliki kinerja
kurang optimal: Angka Putus
Sekolah (APS) SMP/MTs 0,34
%, dan Angka Putus Sekolah
Permasalahan
Belum optimalnya
rata-rata
lama
sekolah penduduk
Kota Surakarta.
Masih
adanya
siswa yang putus
sekolah.
Isu Strategis
Akses
dan
partisipasi
pendidikan
yang
belum
merata,
dan
kualitas
pendidikan
yang
belum
II- 356
No
2
Pokok
Pikiran
DPRD
3
Isu
Musrenbang
Analisis
(APS) SMA/SMK/MA 0,51% .
Sekolah plus dan fasilitasnya
agar berpihak dan melekat
pada siswa miskin.
Implementasi grand design
pendidikan secara bertahap
(tindak lanjut regrouping dan
masterplan pembangunan
sekolah untuk mencapai
Standart Pendidikan Nasional
(SPN))
Segera dilakukan
penyempurnaan BPMKS agar
mekanismenya sederhana,
efektif, dan efisien dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Perlu adanya evaluasi
terhadap kerja dan kinerja guru
bersertifikasi sehingga
berdampak signifikan terhadap
mutu pendidikan dengan
pemanfaatan IT.
Transparasi dana-dana yang
diperoleh sekolah dari berbagai
sumber baik dari APBD
maupun non APBD.
Kontribusi sekolah swasta
penerima bantuan/hibah
dalam peningkatan pelayanan
pendidikan bagi siswa miskin.
Mewujudkan Wajardikdas 12
(duabelas) tahun yakni SD,
SMP dan SMA/SMK
Optimalisasi Pusat Layanan
Autis dan Sekolah Inklusi
Angka melanjutkan ke jenjang
pendidikan tinggi masih
kurang.
Masih kurangnya kuantitas
dan kualitas sarana dan
prasarana pendidikan
Kualitas, kapabilitas dan
kuantitas tenaga pendidik perlu
ditingkatkan
Permasalahan
Isu Strategis
Sarana
dan optimal,
ditandai
prasarana
dengan:
pendidikan
sekolah
belum - Belum
optimal
optimalnya
Kualitas,
rata-rata
kapabilitas
dan
lama sekolah.
kuantitas
tenaga - Angka
pendidik
yang
Partisipasi
belum optimal.
Murni
(APM)
mencapai
prosentase
lebih
tinggi
pada
jenjang
pendidikan
yang rendah.
Semakin tinggi
jenjang
pendidikan,
capaian APM
lebih
rendah
prosentasenya
2) Kesehatan
Beberapa capaian indikator penting pada urusan kesehatan
digambarkan pada beberapa grafik berikut ini.
II- 357
153.82
90.15
59.2
30.21
39.4
2009
2010
2011
2012
2013
Gambar 2.15 Perkembangan AKI di Kota Surakarta Tahun 2009-2013
7
6
5
4
3
2
1
0
6.02
3.74
3.22
0.59
0.64
2011
1.21
2012
2013
AKABA
AKB
Gambar 2.16 Perkembangan AKB dan AKABA di Kota Surakarta Tahun
2011-2013
0.08
7.54%
0.07
5.86%
0.06
Persentase balita
gizi buruk
0.05
0.04
3.72%
3.46%
0.03
0.02
0.01
0
0
2010
0
2011
0
0
2012
2013
Prevalensi balita
gizi kurang
(persen)
Gambar 2.17 Prevalensi Gizi Buruk dan Gizi Kurang di Kota Surakarta
Tahun 2010-2013
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan kesehatan
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
II- 358
Tabel 2.3.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Kesehatan
No
1
2
Data Makro
Pokok
Pikiran
DPRD
Analisis
Indikator yang memiliki kinerja
kurang: Persentase Bayi 0-6 bulan
mendapat ASI Eksklusif; Cakupan
pemberian makanan pendamping
ASI pada anak usia 6 - 24 bulan
keluarga miskin; Cakupan Kualitas
Air minum yang memenuhi syarat
kesehatan; Proporsi penduduk usia
15-24
tahun
yang
memiliki
pengetahuan komprehensif tentang
HIV dan AIDS; Proporsi penduduk yg
terinfeksi HIV lanjut yang memiliki
akses pd obat antiretroviral; dan
Tingkat pemanfaatan Puskesmas.
Indikator memiliki kinerja perlu
dioptimalkan:
Persentase
Balita
ditimbang berat badannya (D/S);
Cakupan Rumah Sehat; Angka
kejadian tuberkulosis (insiden semua
kasus/ 100.000 penduduk/ tahun);
Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari
total populasi usia 15-49 tahun;
Angka kesakitan Demam Berdarah
Dengue (DBD); Jumlah Kasus diare;
BOR (Bed Occupancy Ratio); AVLOS
(Average Length of Stay = Rata-rata
lamanya pasien dirawat); TOI (Turn
Over Interval); dan BTO (Bed Turn
Over = Angka perputaran tempat
tidur).
Program PKMS segera disesuaikan
mengikuti
Jaminan
Kesehatan
Nasional (JKN)/BPJS.
Peningkatan
dan
optimalisasi
pelayanan RSUD dengan model
BLUD.
Peningkatan pelayanan di masingmasing
Puskesmas
agar
pengobatan
berjenjang
bisa
berjalan dengan baik.
Upaya
peningkatan
promotif
kesehatan
masyarakat
untuk
menekan penularan penyakit.
Sigap dan tanggap dalam mengatasi
penularan wabah penyakit seperti
Demam berdarah, TB, Hepatitis,
HIV/ AIDS.
Peningkatan
derajat
kesehatan
masyarakat
dan
pengurangan
angka kematian ibu melahirkan
dan bayi.
Permasalahan
a. Masih
ditemukannya
kematian ibu
b. Masih
ditemukannya
kematian bayi
c. Masih
ditemukannya
kematian
balita
Meningkatnya
kasus demam
berdarah
d. Masih
ditemukannya
kematian
demam
berdarah
e. Masih
rendahnya
penemuan
kasus
HIV/AIDS
f. Angka
penemuan
penderita TB
paru
masih
rendah.
g. Angka
kesembuhan
penyakit
TB
paru
masih
kurang
h. Masih
ditemukannya
kasus
gizi
kurang pada
balita
Isu Strategis
Akses
layanan
kesehatan yang
belum
merata
dan
kualitas
pelayanan
kesehatan yang
belum optimal,
ditandai dengan:
- Masih adanya
kasus
kematian Ibu,
Bayi
dan
Balita.
- Rendahnya
rasio
posyandu per
satuan balita.
- Rendahnya
rasio tenaga
medis
per
satuan
penduduk.
- Meningkatnya
jumlah
penderita
HIV/
AIDS,
dan penderita
HIV/AIDS
yang
meninggal.
- Belum
optimalnya
penemuan
kasus
tuberkulosis.
- Meningkatnya
tingkat
prevalensi
tuberkulosis
- Masih
tingginya
Angka
Kematian
DBD
II- 359
No
3
Isu
Musrenbang
Analisis
Masih ditemukannya kematian ibu
(Angka
kematian
ibu
30,21/100.000 KLH)
Masih ditemukannya kematian bayi
(Angka kematian bayi 63,22/1000
KLH)
Masih
ditemukannya
kematian
balita
(Angka
kematian
balita
1.21;/ 1000 KLH)
Meningkatnya
kasus
demam
berdarah (Angka kesakitan kasus
demam berdarah 5,26/ 10.000
penduduk)
Masih
ditemukannya
kematian
demam berdarah (Angka kematian
demam berdarah 2,66 % )
Masih rendahnya penemuan kasus
HIV/AIDS
(Penemuan
kasus
HIV/AIDS Penduduk Surakarta 57
(0.01%))
Angka penemuan penderita TB
paru masih rendah (81,11%)
Angka kesembuhan penyakit TB
paru masih kurang (90,96%)
Masih ditemukannya kasus gizi
kurang pada balita (3,72%) dan ibu
hamil KEK (4,30% )
Permasalahan
Isu Strategis
3) Pekerjaan Umum
Beberapa capaian indikator penting pada urusan pekerjaan umum
digambarkan pada grafik berikut ini.
100.00
95.00
90.00
85.00
93.75
87.00
86.50
Panjang jalan
Kota dalam
kondisi baik
80.00
75.00
70.00
69.00
65.00
Rumah Tangga
berSanitasi
60.00
55.00
50.00
2012
2013
Gambar 2.18 Persentase Panjang Jalan dan Rumah Tangga bersanitasi
di Kota Surakarta Tahun 2010-2013
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan pekerjaan
umum dapat dilihat pada tabel berikut ini.
II- 360
Tabel 2.4.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Pekerjaan
Umum
No
1
Data Makro
2
Pokok
Pikiran
DPRD
3
Isu
Musrenbang
Analisis
Indikator yang memiliki kinerja
kurang yaitu Panjang jalan
Kota dalam kondisi baik.
Peningkatan/Rehabilitasi/
pemeliharaan jalan, jembatan,
saluran drainase dan talud
secara tersistem dengan baik.
Sosialisasi dan antisipasi
terhadap kerawanan bencana
banjir dan permasalahan yang
ditimbulkan kepada
masyarakat di daerah-daerah
rawan banjir.
Pembangunan Infrastruktur
yang berkelanjutan melalui
pembangunan yang terintegral
dengan memperhatikan
rencana tata ruang wilayah
melalui peningkatan kapabilitas
dan aksesibiltas wilayah.
Kurangnya anggaran
pembangunan/ peningkatan/
pemeliharan jalan dan
infrastruktur dibanding dengan
laju perkembangan kota
Perlunya peningkatan kualitas
sarana dan prasarana jalan
strategis
Terbatasnya sumberdaya air
perkotaan
Pelayanan bahaya banjir dan
kebakaran belum optimal
Permasalahan
a. Laju
perkembangan
kota yang pesat
yang
memerlukan
pembangunan/
peningkatan/
pemeliharan
jalan
dan
infrastruktur
lainnya.
b. Masih
terbatasnya
sarana
dan
prasarana jalan
strategis.
c. Terbatasnya
sumberdaya air
perkotaan
d. Belum
optimalnya
penyediaan
infrastruktur
penanganan
banjir.
Isu Strategis
Besarnya
persentase
jalan
kota
berkondisi
rusak.
4) Perumahan
Beberapa capaian indikator penting pada urusan perumahan
digambarkan pada grafik berikut ini.
100.00
95.34
95.00
90.00
95.00
85.00
80.97
80.00
75.00
Rumah
tangga
pengguna air
bersih
Rumah layak
huni
70.00
2012
2013
Gambar 2.19 Persentase Rumah Layak Huni dan Rumah Tangga
Pengguna Air Bersih di Kota Surakarta Tahun 2010-2013
II- 361
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan perumahan
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.5.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Perumahan
No
1
2
3
Analisis
Data Makro Indikator
yang
memiliki
kinerja
perlu ditingkatkan
yaitu
Rumah
tangga
pengguna
air bersih.
Pokok
Pikiran
DPRD
Isu
Program Rumah
Musrenbang Tidak Layak Huni
yang tidak linear
dengan
pengurangan
kawasan kumuh
Permasalahan
a. Masih banyaknya
rumah
penduduk
yang tidak layak
huni
b. Belum optimalnya
pelayanan
kebakaran.
c. Masih
kurangnya
cakupan
rumah
tangga yang dapat
mengakakses
air
minum layak.
Isu Strategis
Masih
banyaknya
Rumah Tidak
Layak
Huni
(RTLH)
yang
perlu
direhabilitasi.
Masih
kurangnya
cakupan
rumah tangga
yang
dapat
mengakakses
air
minum
layak
5) Penataan Ruang
Beberapa capaian indikator penting pada urusan penataan ruang
digambarkan pada grafik berikut ini.
12.80
12.63
12.60
12.40
12.20
12.00
11.80
11.90
11.60
11.40
2012
Gambar 2.20
2013
Ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber
HPL/HGB Tahun 2012-2013
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan penataan
ruang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
II- 362
Tabel 2.6.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan
Penataan Ruang
No
1
Data Makro
2
Pokok
Pikiran
DPRD
3
Isu
Musrenbang
Analisis
Indikator yang berkinerja kurang
baik: Ruang terbuka hijau per
satuan luas wilayah ber HPL/HGB.
Perencanaan, pengembangan,
dan penataan kawasan dalam
pembangunan untuk
pengembangan Kota Surakarta
yang terkondisi dengan baik.
Pengelolaan, pelestarian,
pengembangan, dan
perlindungan cagar budaya.
Perencanaan pembangunan
Infrastruktur yang berkelanjutan
yang terintegral dengan
memperhatikan rencana tata
ruang wilayah melalui
peningkatan kapabilitas dan
aksesibiltas wilayah.
1. RDTRK perlu
ditindaklanjuti
dengan Survey dan pemetaan
dengan
foto
udara
untuk
implementasinya.
2. Pengendalian
pemanfaatan
ruang (IMB) belum optimal
Permasalahan
a. Meningkatnya
alih fungsi lahan
b. Masih
rendahnya
kesadaran
masyarakat
dalam perizinan
terkait dengan
penataan ruang
seperti reklame,
IMB, izin usaha
dan lainnya.
Isu Strategis
Masih
rendahnya
kesadaran
masyarakat
dalam
perizinan
terkait
dengan
penataan
ruang seperti
reklame, IMB,
izin
usaha
dan lainnya.
6) Perencanaan Pembangunan
Beberapa capaian indikator penting pada urusan perencanaan
pembangunan digambarkan pada grafik berikut ini.
85.00
80.00
82.80
75.00
72.69
70.00
65.00
2012
2013
Gambar 2.21 Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD Kota
Surakarta Tahun 2012-2013
Perumusan
permasalahan
pembangunan
pada
urusan
perencanaan pembangunan dapat dilihat pada tabel berikut.
II- 363
Tabel 2.7.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan
Perencanaan Pembangunan
No
1
Data Makro
2
Pokok
Pikiran
DPRD
3
Isu
Musrenbang
Analisis
Indikator
yang
capaiannya
masih
kurang yaitu: Penjabaran Program
RPJMD kedalam RKPD
Peningkatan koordinasi antar SKPD
dalam perencanaan pembangunan
dan bekerja secara terintegritas dan
tepat
sasaran,
sehingga
pembangunan kota dapat berjalan
secara baik, merata dan menyeluruh.
Perencanaan pembangunan Kota
Surakarta
secara
menyeluruh
melalui peningkatan infrastruktur.
Tahun 2015 adalah tahun terakhir
masa jabatan Walikota periode 20102015, sehingga harus segera disusun
RPMJD 2015-2020 sebagai pedoman
perencanaan pembangunan 5 tahun
ke depan
PPlS Tahun 2014 sebagai database
dasar
Penduduk
Miskin
perlu
ditindaklanjuti
dengan
validasi
lapangan .
Sumber daya perencanaan tiap SKPD
masih
timpang,
untuk
mengimplementasi
perencanaan
pembangunan
yang
rasional
(berbasis
data
dan
ilmu
pengetahuan)
Permasalahan
a. Terbatasnya
kapasitas dan
kapabilitas
perencana di
SKPD
dalam
penyusunan
dokumen
perencanaan
dan pelaporan
pembangunan
daerah.
b. Belum
optimalnya
kualitas
dokumen
perencanaan
pembangunan
daerah.
Isu Strategis
Kualitas
dokumen
perencanaan
pembangunan
daerah yang
belum optimal
7) Perhubungan
Beberapa capaian indikator penting pada urusan perhubungan
digambarkan pada beberapa grafik berikut ini.
250
200
205
205
150
140
100
50
0
2011
2012
2013
Gambar 2.22 Jumlah kasus pelanggaran lalu lintas
II- 364
18,400,000
18,331,299
18,200,000
17,963,961
18,000,000
17,800,000
17,600,000
17,633,503 17,633,503
17,400,000
17,200,000
2010
2011
2012
2013
Gambar 2.23 Jumlah orang melalui terminal per tahun
90.00%
85.40%
80.00%
70.00%
60.00%
80.60% 81.20%
74.20%
50.00%
43.97%
40.00%
30%
30.00%
27.51%
20.00%
10.00%
73.73%
Kepemilikan
KIR angkutan
umum
11.72%
25%
0.00%
2010
2011
2012
2013
Tersedianya
halte pada
setiap
Kabupaten/K
ota yang telah
dilayani
angkutan
umum dalam
trayek.
Gambar 2.24 Kepemilikan KIR, Ketersediaan Rambu Lalu Lintas
dan Ketersediaan Halte di Kota Surakarta tahun 2010-2013
Perumusan
permasalahan
pembangunan
Perhubungan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
pada
urusan
Tabel 2.8.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan
Perhubungan
No
1
Data Makro
Analisis
Indikator
yang
capaian
kinerjanya
kurang
baik:
Jumlah kasus pelanggaran
lalu lintas; dan Tersedianya
halte
pada
setiap
Kabupaten/Kota yang telah
dilayani angkutan umum
dalam trayek. Terdapat pula
capaian
indikator
yang
termasuk
pada
kategori
sedang,
sehingga
perlu
dioptimalkan,
yaitu:
Ketersediaan rambu-rambu
lalu
lintas;
Tersedianya
fasilitas perlengkapan jalan
(rambu,
marka,
dan
guardrill) dan penerangan
jalan umum (PJU) pada
jalan Kabupaten/Kota.
Permasalahan
a. Menurunnya
jumlah
arus
penumpang
angkutan
umum
yang masuk/keluar
daerah
b. Meningkatnya
kendaraan bermotor
yang berakibat pada
banyaknya korban
kecelakaan,
kemacetan,
tingginya emisi gas
buang,
ruang
satuan parkir yang
tidak
bisa
menampung
kendaraan.
c. Rendahnya
Isu Strategis
Meningkatnya
ancaman
kemacetan
jalan
akibat
peningkatan
jumlah
kendaraan.
Menurunnya
jumlah
arus
penumpang
angkutan
umum
yang
masuk/keluar
daerah
II- 365
No
2
Analisis
Pokok
Pikiran
DPRD
Isu
Musrenbang
3
Permasalahan
pelayanan terminal
tirtonadi,
kurang
menjamin
keamanan
dan
kenyamanan
penumpang.
d. Masih
rendahnya
kesadaran
masyarakat
akan
tertib berlalu lintas.
e. Terbatasnya ramburambu lalu lintas
dan
sarana
dan
prasarana jalan.
f. Masih
adanya
angkutan
yang
belum
melakukan
uji
kelayakan
kendaraan
bermotor.
-
1. Bertambahnya
jumlah
kendaraan
bermotor
yang
berakibat
pada
banyaknya
korban
kecelakaan, kemacetan,
tingginya
emisi
gas
buang, ruang satuan
parkir yang tidak bisa
menampung kendaraan.
2. Rendahnya
pelayanan
terminal
tirtonadi,
kurang
menjamin
keamanan
dan
kenyamanan
penumpang.
Isu Strategis
8) Lingkungan Hidup
Beberapa capaian indikator penting pada urusan lingkungan
hidup digambarkan pada grafik berikut ini.
100
80
86
84
84
84
Persentase
Penanganan Sampah
60
40
20
0
Luas RTHK Perkotaan
Publik (%)
18.23
0
2010
11.9
12.02
0
0
0
2012
2013
2011
12.03
Gambar 2.25 Persentase Penanganan Sampah, Luas RTHK Perkotaan
Publik, dan luasan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa yang
telah ditetapkan dan diinformasikan status kerusakannya
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan lingkungan
hidup dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.9.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Lingkungan
Hidup
No
1
Data
Makro
Analisis
Permasalahan
Indikator dengan capaian
a. Meningkatnya
kinerja kurang: Rasio cakupan
pencemaran
air
pengawasan terhadap
yang disebabkan
pelaksanaan AMDAL; Jumlah
limbah
industri
luasan lahan dan/atau tanah
dan domestik.
untuk produksi biomassa
b. Masih
adanya
Isu Strategis
Belum
optimalnya
penanganan
limbah/
sampah
perkotaan
II- 366
No
2
3
Analisis
yang telah ditetapkan dan
diinformasikan status
kerusakannya; Pemenuhan
Sarana Monitoring Polusi; dan
Luas RTHK Perkotaan Publik
(%).
Indikator dengan kinerja perlu
dioptimalkan: Persentase
Penanganan Sampah;
Ketersediaan Tempat
Pembuangan Sampah (TPS)
per satuan penduduk; Rasio
Tempat Pembuangan Sampah
(TPS) per satuan penduduk;
Tersedianya sistem
penanganan sampah
diperkotaan; dan Jumlah
usaha dan/atau kegiatan yang
mentaati persyaratan
administrasi dan teknis
pencegahan pencemaran air.
Pokok
Meningkatkan dan
Pikiran
mempercepat kawasan
DPRD
konservasi alam, baik yang
menyangkut penghijauan
maupun tersedianya lahan
untuk resapan air dan
menuju Ruang Terbuka
Hijau (RTH) minimal 30% .
Peningkatan Pembangunan
Kota Surakarta sebagai
Kota Ekobudaya sehingga
dapat meningkatkan
kesejahteraan bagi
masyarakat Kota Surakarta.
Peningkatan kebersihan
kota dan peningkatan
pelayanan dengan
menambah sarana dan
prasarana yang berkaitan
dengan masalah
persampahan.
Segera melaksanakan
pengelolaan sampah dari
hulu ke hilir yang
berwawasan lingkungan
untuk kesehatan
masyarakat Kota Surakarta.
Menjaga dan memelihara
terhadap taman-taman di
Kota Surakarta
Isu
Meningkatnya pencemaran
Musrenbang
air yang disebabkan limbah
industri dan domestik.
Semakin rendahnya tingkat
peresapan air tanah dan
semakin tingginya potensi
banjir karena terus
berkembangnya bangunan
penutup lahan
Masih kurangnya
kemampuan industri kecil
untuk mengolah limbahnya
Permasalahan
usaha dan/atau
kegiatan
yang
belum mentaati
persyaratan
administrasi dan
teknis
pencegahan
pencemaran air.
c. Belum
optimalnya
cakupan
pengawasan
terhadap
pelaksanaan
AMDAL.
d. Terbatasnya
ketersediaan
ruang
terbuka
hijau.
e. Ketersediaan
sarana
monitoring polusi
belum
sesuai
kebutuhan.
f. Belum
optimalnya
sistem
penanganan/
pengelolaan
sampah di TPA
Perkotaan (Puteri
Cempo)
dan
cakupan
pengelolaan
sampah.
g. Rasio
tempat
pembuangan
sampah
per
penduduk belum
ideal.
Isu Strategis
Menurunnya
rasio
TPS/satuan
penduduk
Masih
terbatasnya
jumlah ruang
terbuka hijau
II- 367
No
Analisis
dan meningkatnya
pencemaran air akibat
industri kecil.
Masih rendahnya
pengetahuan dan
kesadaran masyarakat
dalam mengelola sampah
rumah tangga dengan
prinsip 3R (Reduse, Reuse
dan Recycle).
Kurang terpeliharanya
taman-taman yang
dibangun BLH.
Masih banyak
usaha/kegiatan yang belum
mempunyai dokumen
lingkungan
Permasalahan
Isu Strategis
7) Pertanahan
Beberapa capaian indikator penting pada urusan pertanahan
digambarkan pada beberapa grafik berikut ini.
90.00%
80.00%
70.00%
81.41%
76.05%
77.21%
60.00%
50.00%
Luas lahan
bersertifikat
53.84%
40.00%
Penyelesaian
Kasus Tanah
Negara
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
2012
2013
Gambar 2.26 Persentase Luas Lahan bersertifikat dan Penyelesaian
Kasus Tanah Negara Kota Surakarta Tahun 2012-2013
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan pertanahan
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.10.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Pertanahan
No
Analisis
1
Data Makro
2
Pokok
Pikiran
Permasalahan
Indikator
dengan
capaian a. Konflik sengketa
kinerja kurang: Penyelesian
tanah yang masih
Ijin Lokasi, dan indikator
tinggi
berkinerja sedang yaitu Luas b. Belum optimalnya
lahan
bersertifikat,
dan
pengamanan asetPenyelesaian Kasus Tanah
aset tanah
Negara.
Pemerintah Kota.
Menyelesaikan kasus-kasus
tanah
yang
menjadi
Isu
Strategis
Masih
dijumpainya
konflikkonflik
pertanahan
dan
pemanfaatan
tanah
aset
daerah.
II- 368
No
Analisis
DPRD
3
Isu
Musrenbang
Permasalahan
Isu
Strategis
sengketa dengan pihak lain.
Melakukan penyertifikatan
terhadap tanah tanah yang
sudah
menjadi
hak
Pemerintah Kota.
Mengamankan
aset-aset
milik Pemerintah Kota.
Mengoptimalkan
lahanlahan milik Pemerintah kota.
Melakukan
monitoring
terhadap lahan-lahan yang
mengalami perubahan alih
fungsi.
Konflik sengketa tanah yang
masih tinggi
Pengamanan aset-aset tanah
Pemerintah
Kota
belum
optimal
8) Kependudukan Dan Catatan Sipil
Beberapa capaian indikator penting pada urusan Kependudukan
Dan Catatan Sipil digambarkan pada grafik berikut ini.
120
100
94.5
100
100
100
80
60
69
69.47 69.55
69.61
Rasio
penduduk ber
KTP
Kepemilikan
akta kelahiran
40
20
0
2010
2011
2012
2013
Gambar 2.27 Rasio Penduduk ber KTP dan Kepemilikan Akta Kelahiran
Kota Surakarta Tahun 2010-2013
Perumusan
permasalahan
pembangunan
pada
urusan
Kependudukan Dan Catatan Sipil digambarkan dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 2.11.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan
Kependudukan Dan Catatan Sipil
No
1
2
Data Makro
Pokok
Pikiran
DPRD
Analisis
Permasalahan
Indikator
dengan
capaian a. Masih
rendahnya
kurang yaitu: Kepemilikan akta
cakupan kepemilikan
kelahiran
akta kelahiran
b. Belum
optimalnya
Tersedianya sarana dan
integrasi pemanfaatan
prasarana yang representatif
data
kependudukan
untuk meningkatkan
untuk aplikasi lain.
pelayanan kepada masyarakat
c. Keterbatasan sarana
dengan transparan.
dan
prasarana
Meningkatkan pelayanan
Isu Strategis
Belum
optimalnya
pelayanan
administrasi
kependudukan
dan
catatan
sipil
II- 369
No
3
Analisis
administrasi kependudukan
dan tersedianya data base
kependudukan
Isu
1. Cakupan
kepemilikan
Musrenbang
dokumen
kependudukan
belum optimal
2. Belum optimalnya integrasi
pemanfaatan
data
kependudukan untuk aplikasi
lain.
3. Belum optimalnya dukungan
sarana dan prasarana /
anggaran
yang
memadai
untuk
melaksanakan
pelayanan
pendaftaran
penduduk secara aktif sesuai
dengan
Undang–Undang
Nomor 24 Tahun 2013.
Permasalahan
pelayanan
pendaftaran
penduduk
dan
catatan sipil seperti:
perangkat pelayanan
mobile (Mobil, alat
perekaman,
modem
pelayanan),
dan
Komputer yang sudah
usang
serta
spesifikasi
yang
dimiliki tidak sesuai
lagi dengan spesifikasi
dengan aplikasi SIAK
On Line Versi 3.0 dan
4.0.
Isu Strategis
9) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Beberapa capaian indikator penting pada urusan Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak digambarkan pada grafik berikut
ini.
Gambar 2.28 Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah dan Partisipasi
angkatan kerja perempuan Kota Surakarta Tahun 2012-2013
70.00%
61.74%
60.00%
50.00%
57.55%
Partisipasi
perempuan di
lembaga
pemerintah
40.00%
30.00%
28.21%
20.00%
10.00%
Partisipasi
angkatan kerja
perempuan
6.69%
0.00%
2012
2013
Perumusan
permasalahan
pembangunan
pada
urusan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 2.12.
Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
No
1
Data Makro
Analisis
Indikator
yang
capaiannya
perlu
dioptimalkan yaitu:
Partisipasi
perempuan
di
lembaga
pemerintah,
dan
Partisipasi
Permasalahan
a. Belum optimalnya
coverage
layanan
dan perlindungan
terhadap
perempuan
dan
anak
korban
kekerasan.
b. Masih
rendahnya
Isu Strategis
Belum
optimalnya
perwujudan
Kota
Layak
Anak.
II- 370
No
Analisis
angkatan
perempuan.
-
2
Pokok
Pikiran
DPRD
3
Isu
Musrenbang
kerja
Permasalahan
peran perempuan
dalam kehidupan
sosial politik dan
ekonomi.
c. Belum optimalnya
pemenuhan
hak
anak
Isu Strategis
Pencapaian Kota
Surakarta
sebagai
Kota
Layak
Anak
ditargetkan
terpenuhi tahun
2015.
10) Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Beberapa capaian indikator penting pada urusan Keluarga
Berencana dan Keluarga Sejahtera digambarkan pada grafik berikut
ini.
85.00%
80.13%
80.00%
79.59%
75.00%
70.00%
65.00%
60.00%
55.00%
50.00%
2012
2013
Gambar 2.29 Persentase KB aktif Kota Surakarta Tahun 2012-2013
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan Kel