7. Bab 2 Evaluasi 2
C.
Hasil Evaluasi MDG’s Sampai Dengan Tahun 2014
Berdasarkan hasil evaluasi pencapaian target MGD’s, sebanyak 28
indikator diketahui berstatus telah mencapai target MDG
’
s tahun 2015,
selanjutnya sebanyak 13 indikator berstatus akan tercapai, dan sejumlah
13 indikator berstatus perlu perhatian. Indikator
MGD’s
yang posisinya
sudah mencapai target yaitu:
1.
Indeks kedalaman kemiskinan (P1)
2.
Laju pertumbuhan PDB per tenaga kerja
3.
Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas
4.
Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas
keluarga terhadap total kesempatan kerja
5.
Prevalensi balita gizi buruk
6.
Prevalensi balita gizi kurang
7.
Proporsi penduduk dengan asupan kalori < 2.400 Kkal/kapita/hari
8.
Angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun perempuan dan
laki-laki
9.
Rasio APM perempuan/laki-laki di SMP/MTs
10.
Kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non
pertanian
11.
Proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPRD
12.
AKB per 1.000 kelahiran hidup
13.
AKI per 100.000 kelahiran hidup
14.
Proporsi kelahiran yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih
15.
Angka pemakaian kontrasepsi (CPR) bagi perempuan menikah usia
15-49 tahun
16.
Cakupan pelayanan K1
17.
Penggunaan kondom pada hubungan seks beresiko tinggi
18.
Proporsi penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan
komprehensif tentang HIV dan AIDS
19.
Angka penemuan kasus tuberkulosis (insiden semua kasus/
100.000 penduduk/tahun)
20.
Tingkat prevalensi tuberkulosis (per 100.000 penduduk)
21.
Proporsi jumlah kasus tuberkulosis dalam program DOTS (
Cure
rate
)
22.
Proporsi kasus Tuberkuloasis yang berhasil diobati dalam program
DOTS
23.
Angka penemuan kasus Malaria per 1.000 penduduk
24.
Angka Kesakitan DBD (per 100.000 penduduk)
25.
Rasio luas kawasan konservasi hutan kota
26.
Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air
minum layak, perkotaan dan perdesaan
27.
Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap
sanitasi dasar, perkotaan dan perdesaan
(2)
Indikator MDG
’
s yang kemungkinan bisa mencapai target pada tahun
2015 (sesuai dengan waktu) adalah:
1.
Proporsi murid kelas 1 yang berhasil menamatkan SD/MI
2.
Rasio APM perempuan/laki-laki di SD/MI
3.
Proporsi anak berusia 1 tahun diimunisasi campak
4.
Cakupan pelayanan K4
5.
Prevalensi HIV
6.
Rasio luas kawasan tertutup pepohonan berdasarkan hasil
pemotretan citra satelit dan survei foto udara terhadap luas daratan
Indikator
MDG’s
yang memerlukan perhatian khusus karena
capaiannya masih jauh dari target yang ditetapkan:
1.
Tingkat kemiskinan berdasarkan garis kemiskinan nasional.
2.
Angka partisipasi murni (APM) SD/MI
3.
Rasio APM perempuan/laki-laki di SMA/SMK/MA
4.
Rasio APM perempuan/laki-laki di perguruan tinggi
5.
Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki pada kelompok
usia 15-24 tahun
6.
AKBA per 1.000 kelahiran hidup
7.
Unmetneed KB
8.
Proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada
obat obatan antiretroviral
9.
Jumlah emisi karbon dioksida (CO2)
10.
Jumlah konsumsi bahan perusak ozon (BPO) dalam metrik ton
Secara rinci pencapaian target kinerja indikator MDG’s dapat dilihat
pada Tabel berikut:
(3)
Tabel 2.47. Hasil Evaluasi MDG’s Kota Surakarta
Indikator Acuan
Dasar
Kondisi Saat Ini (2014)
Target MDGs
2015
Status Sumber Data Tujuan 1. Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan
Target 1A: Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk dengan tingkat pendapatan kurang dari USD 1 (PPP) per hari dalam kurun waktu 1990-2015
1.1 Tingkat kemiskinan berdasarkan garis
kemiskinan nasional (%)
15,00 (2003)
11,74 10,6 BPS
1.2 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
3,73 (2003)
1,63 2,63 BPS Target 1B: Mewujudkan kesempatan kerja penuh dan dan pekerjaan yang layak untuk semua, termasuk perempuan dan kaum muda
1.4
Laju Pertumbuhan PDRB per tenaga kerja (%)
1,25 (2003)
1,1 (2013)
meningkat BPS
1.5
Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas (%)
54,63 (2003)
67,36 (2013)
meningkat BPS
1.7
Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja (%)
30,28 (2003)
27,16 (2012)
menurun BPS
Target 1C: Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita kelaparan dalam kurun waktu 1990-2015
1.8 Prevalensi balita dengan berat badan rendah/kekurangan gizi (%) 1.8
a
Prevalensi balita gizi buruk (%)
0,04%
(2008) 0 0
BPS 1.8
b
Prevalensi balita gizi kurang (%)
7,09%
(2008) 3,83 4,05
BPS
1.9 Proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum: < 1.400 Kkal/kapita/
hari
1,63 (2003)
3,15
(2012) 1,15
BPS < 2.000 Kkal/kapita/
hari
17.51 (2003)
11,47
(2012) 12,38
BPS Tujuan 2 : Mencapai Pendidikan Dasar Untuk semua
Target 2 A : Menjamin pada 2015 semua anak-anak, laki-laki maupun perempuan di manapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar
(4)
Indikator Acuan Dasar
Kondisi Saat Ini (2014)
Target MDGs
2015
Status Sumber Data 2.1 Angka Partisipasi Murni
(APM) SD/ MI
78,34 (2005)
96,84 (2013)
100% Dikpora
2.3 Proporsi murid kelas 1 yang berhasil
menamatkan SD/ MI
100 % (2005)
94,56 (2013)
100% Dikpora
2.3 Angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun, perempuan dan laki-laki
98,5% (2008)
100,00 (2013)
100% Dikpora
Tujuan 3 : Mendorong kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Target 3 A : Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada tahun 2005, dan di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015.
3.1 Rasio Perempuan terhadap laki-laki ditingkat pendidikan dasar menengah dan tinggi
- Rasio APM
perempuan/ laki-laki di SD/ MI
97,35% (2008)
98,34 (2013)
1100% Dikpora
- Rasio APM
perempuan/ laki-laki di SMP
102,06% (2008)
100,14 (2013)
100% Dikpora
- Rasio APM
perempuan/ laki-laki di SMA
110,30% (2008)
64,35 (2013)
100% Dikpora
- Rasio APM
perempuan/ laki-laki di Perguruan Tinggi
90,35% (2008)
na 100% -
3.1a Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki pada kelompok usia 15-24 tahun
100% 109,26 (2013)
100% Dikpora
3.2 Kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non pertanian
99,58% (2008)
na Meningkat -
3.3 Proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPRD
0% (1999)
17,8 Meningkat Sekretari at DPRD
(5)
Indikator Acuan Dasar
Kondisi Saat Ini (2014)
Target MDGs
2015
Status Sumber Data Tujuan 4: Menurunkan Angka Kematian Anak
Target 4 A : Mengurangi 2/3 angka kematian balita dalam kurun waktu 1990 dan 2015 4.1
Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup
18,24
(1998) 5,25 7,82
DKK
4.2
Angka Kematian Balita (AKABA) per 1.000 kelahiran hidup
3,16
(1998) 0,55 1,35 DKK
4.3
Proporsi anak anak berusia 1 tahun diimunisasi campak
95,54
(1998) 80,99 100 DKK
Tujuan 5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu
Target 5 A : Menurunkan Angka Kematian Ibu hingga tiga perempat dalam kurun waktu 1990 – 2015
5.1
Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup
109,5 (1998)
82,83 82,12 DKK
5.2
Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga
kesehatan terlatih (%)
82,92 (1998)
70,91 100 DKK
Target 5B : Mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015
5.3
Angka pemakaian kontrasepsi /CPR bagi perempuan menikah usia 15-49, semua cara
77,28 (1998)
79,1 Meningkat Bapermas PP, PA &
KB
5.5
Angka kelahiran remaja (perempuan usia 15-19 tahun) per 1000
perempuan usia 15-19 tahun
na na na - -
Cakupan pelayanan Ante Natal (sedikitnya satu kali kunjungan dan empat kali kunjungan)
1 kunjungan 94%
(1998)
78,61 100% DKK
4 kunjungan 84%
(1998)
73,73 100% DKK
5.6
Unmet Need (kebutuhan
KB yang tidak terpenuhi)
21.26% (2009)
10,81 0% Bapermas
PP, PA & KB
(6)
Indikator Acuan Dasar
Kondisi Saat Ini (2014)
Target MDGs
2015
Status Sumber Data Tujuan 6 : Memerangi HIV dan AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya Target 6 A : Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru HIV/AIDS pada tahun 2015
6.1
Prevalensi HIV 0,009 % (2006)
8,82 Menurun
DKK
6.2
Penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi
2.172 (2006)
179.987 (2013)
Meningkat
DKK
6.3
Proporsi penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV dan AIDS
14,11 (2011)
20,43 Meningkat
DKK
Target 6 B : Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV/AIDS bagi semua yang membutuhkan sampai dengan tahun 2015
6.4
Proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat obatan antiretroviral
10,86 (2006)
88,94 100%
DKK
Target 6 C : Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru Malaria dan penyakit utama lainnya (Tuberculosis) hingga tahun 2015
6.5. Angka penemuan kasus tuberkulosis (insiden semua kasus/100.000 penduduk/tahun)
26,13 (1998)
61,05 Meningkat
DKK
6.6. Tingkat prevalensi tuberkulosis (per 100.000 penduduk)
108,3 (2006)
46,88 Menurun
DKK 6.7. Tingkat kematian
karena tuberkulosis (per 100.000 penduduk)
0,97 (1998)
0 Menurun
DKK 6.8. Proporsi jumlah kasus
tuberkulosis dalam program DOTS (Cure rate)
0,35 (2006)
87,81 Meningkat
DKK
6.9. Proporsi kasus Tuberkuloasis yang berhasil diobati dalam program DOTS
0,35 (DKK, 2006)
93,55 meningkat
DKK
(7)
Indikator Acuan Dasar
Kondisi Saat Ini (2014)
Target MDGs
2015
Status Sumber Data 0. Malaria per 1.000
penduduk 6.1
1.
Angka Kesakitan DBD (per 100.000 penduduk)
32,52 (1998)
44,31 menurun
DKK 6.1
2.
Angka Kematian DBD 0,95 (2006)
1,33 menurun DKK
Tujuan 7 : Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup
Target 7A: memadukan prinsip-prinsip pembangunan yang berkesinambungan dengan kebijakan dan program nasional serta mengembalikan sumberdaya lingkungan yang hilang
7.1 Rasio luas kawasan tertutup pepohonan berdasarkan hasil pemotretan citra satelit dan survei foto udara terhadap luas daratan
18,23 (2011)
18,23 meningkat
BLH
7.2 Jumlah emisi karbon dioksida (CO2)
594.086 ton CO2e
(2007)
1.383.28 4 ton CO2e (2012)
menurun
BLH
7.3 Jumlah konsumsi bahan perusak ozon (BPO) dalam metrik ton
na na menurun
BLH Target 7B : menanggulangi kerusakan keanekaragaman hayati dan mencapai
penurunan tingkat kerusakan yang siginfikan pada tahun 2010 7.5 Rasio luas kawasan
konservasi hutan kota
17,8 (2009)
17,8 tetap BLH
Target 7C : menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi dasar hingga tahun 2015.
7.7 Proporsi rumah tangga dengan akses
berkelanjutan terhadap air minum layak,
perkotaan dan perdesaan
57,23 (2009)
82,37 68,32
DPU/ PDAM
7.8 Proporsi rumah tangga dengan akses
berkelanjutan terhadap sanitasi dasar,
perkotaan dan perdesaan
13,45 (2011)
20,31 Meningkat
DPU/ PDAM
(8)
Indikator Acuan Dasar
Kondisi Saat Ini (2014)
Target MDGs
2015
Status Sumber Data Target 7D : Mencapai peningkatan yang signifikan dalam kehidupan penduduk miskin
di permukiman kumuh pada tahun 2020 7.9 Proporsi rumahtangga
kumuh perkotaan
6.612 unit (2011)
4.700 unit (2012)
Menurun
Bappeda Keterangan : Sudah tercapai Akan tercapai Perlu perhatian khusus
D.
Permasalahan Pembangunan
1.
Identifikasi
Permasalahan
Penyelenggaraan
Urusan
Pemerintahan Daerah
Permasalahan pada bagian ini merupakan permasalahan
pembangunan yang dibuat tiap urusan pemerintah untuk
bekerjanya fungsi-fungsi yang menjadi hak dan kewajiban setiap
tingkatan dan/atau susunan pemerintah untuk mengatur dan
mengurus fungsi-fungsi yang menjadi kewenangannya dalam
melindungi, melayani, memberdayakan dan mensejahterakan
masyarakat. Input utama dari perumusan permasalahan tiap urusan
ini adalah hasil analisis kondisi daerah, dan hasil Pelaksanaan
Program dan Kegiatan RKPD dan Realisasi RPJMD sampai dengan
Tahun 2014.
a.
Urusan Wajib
1)
Pendidikan
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan
pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.48. Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Pendidikan
No Analisis Permasalahan
1 Data Makro Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD pada tahun 2014 tercatat sebesar 72%
Angka Putus Sekolah pada tahun 2014 pada jenjang pendidikan SD/MI sebesar 0,03%
Angka Putus Sekolah SMP/MTs pada tahun 2014 sebesar 0,35% lebih tinggi dibandingkan tahun 2013 sebesar 0,34%
Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs pada tahun 2014 baru mencapai
1. APK pada jenjang PAUD masih kurang 2. Masih ada siswa
putus sekolah jenjang SD/MI dan SMP/MTs/sederajat 3. Kualitas tenaga
pendidik pada jenjang Sekolah Dasar/sederajat yang belum memenuhi
(9)
No Analisis Permasalahan sebesar 89,46%
Rata-Rata nilai UASBN SD sederajat tahun 2014 sebesar 5,3. Rata-rata nilai Ujian Nasional (UN)
SMP Sederajat sebesar 5,61. Prosentase Guru SD/MI yang
memenuhi kualifikasi S1/D-IV sebesar 77,62%
Prosentase Guru SMP/MTs yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV sebesar 82,10%
Angka Putus Sekolah (APS) SMA/ SMK/MA pada tahun 2014 sebesar 0,50%
Rata-rata nilai UN SMA/MA sebesar 6,58
Rata-RATA nilai UN SMK sebesar 6,76
Guru SMA/SMK/MA yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV pada tahun 2014 sebesar 85,99%.
kualifikasi D4/S1 masih tinggi
4. Belum optimalnya pendidikan vokasi. 5. Implementasi
Standart Pendidikan Nasional (SPN) belum optimal.
2 Pokok Pikiran DPRD
Implementasi grand design pendidikan secara bertahap (tindak lanjut regrouping dan masterplan pembangunan sekolah untuk mencapai Standart Pendidikan Nasional (SPN)).
Pelaksanaan BPMKS masih seperti yang lalu, belum ada perkembangan yang signifikan sehingga masih sangat perlu
penyempurnaan agar
mekanismenya sederhana, efektif dan efisien serta tidak terjadi keterlambatan.
Perlu adanya evaluasi terhadap kerja dan kinerja guru bersertifikasi sehingga berdampak signifikan terhadap mutu pendidikan dengan pemanfaatan IT.
Transparasi dana-dana yang diperoleh sekolah dari berbagai sumber baik dari APBD maupun non APBD.
Kontribusi sekolah swasta penerima bantuan/hibah dalam peningkatan pelayanan
(10)
No Analisis Permasalahan pendidikan bagi siswa miskin
3 Isu
Musrenbang
Masih perlunya peningkatan sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka mendukung tercapainya penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun.
Masih perlunya peningkatan kompetensi pendidik dalam rangka mendukung tercapainya penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun yang lebih baik.
2)
Kesehatan
Perumusan
permasalahan
pembangunan
pada
urusan
kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.49. Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Kesehatan
No Analisis Permasalahan
1 Data Makro Angka kematian ibu pada tahun 2014 terjadi peningkatan menjadi 71,35 per 100.000 kelahiran hidup
Angka Kematian Bayi (AKB) Kota Surakarta bayi 4,79 (47 kasus)/1000 kelahiran hidup. Jumlah kasus DBD di Kota
Surakarta pada tahun 2014 tergolong banyak, pemantauan jentik-jentik nyamuk Aedes Aegypti pada permukiman dengan capaian angka bebas jentik aedes sebesar 94,11%. Proporsi penduduk yang
memiliki pengetahuan tentang HIV AIDs pada tahun 2014 sebesar 40%.
Prevalensi balita gizi kurang sebesar 2,58%
Capaian indikator Cakupan Rumah Sehat sebesar 71,38% Cakupan Kualitas Air minum
yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 65,8%
Cakupan jamban keluarga yang memenuhi syarat sebesar 90,81%
1. Perlunya peningkatan kepatuhan ibu dalam menjaga kesehatan kehamilan.
2. Masih tingginya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular seperti Demam Berdarah, Tb Paru dan HIV/AIDS. 3. Belum optimalnya
mutu dan standar pelayanan kesehatan dasar dan kesehatan rujukan.
(11)
No Analisis Permasalahan Prosentase rumah tangga
berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebesar 91,31%. 2 Pokok
Pikiran DPRD
Penyesuaian program PKMS menuju Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/BPJS
Peningkatan dan optimalisasi pelayanan RSUD dengan model BLUD
Peningkatan pelayanan di masing-masing Puskesmas dengan model BLUD agar pengobatan berjenjang bisa berjalan dengan baik.
Upaya peningkatan promotif kesehatan masyarakat untuk menekan penularan penyakit. Sigap dan tanggap dalam
mengatasi penularan wabah penyakit seperti Demam berdarah, TBC, Hepatitis, HIV/AIDS.
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan pengurangan angka kematian ibu melahirkan dan bayi.
3 Isu
Musrenbang
Angka kesakitan kasus demam berdarah 5,04/10.000, Target Jateng: 2, Target Nasional : 2 Angka kematian demam
berdarah 1,56% ; Target Jateng ≤ 1, Nasional ≤ 1
Penemuan TB 62,58%, Target Jateng 70%, Nasional 90%
Penemuan kasus HIV/AIDS Penduduk Surakarta 65 (0.01%) Target Jateng : < 0.5%
Angka kematian ibu 71,35 (7 bumil)/100.000 KLH, Target Jateng: 102/100.000 KLH, Target Nasional: 118/100.000 KLH Angka kematian bayi 4,79 (47
kasus)/1000 KLH; Target Jateng : 9,8; Target Nasional : 23
Angka kematian balita 0,51 (5 kasus)/1000 KLH; Target Jateng : 12 ; Target Nasional : 32
(12)
No Analisis Permasalahan kurang pada balita 2,58%; Target
Nasional : <20 %
Masih ditemukannya kasus bumil KEK 2,82%; Target Jateng :< 20%
3)
Pekerjaan Umum
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan
pekerjaan umum dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.50. Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Pekerjaan Umum
No Analisis Permasalahan
Data Makro
Prosentase jalan kota dalam kondisi baik pada tahun 2014 sebesar 72,00% (Kondisi Jalan Rusak 28%) Proporsi Drainase dalam kondisi
baik/pembuangan aliran air tidak tersumbat 60% (Kondisi kurang baik 40%)
Pembangunan/rehabilitasi turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor lingkup kewenangan kota sebesar 60% (kondisi kurang baik 40%)
Cakupan Air Minum Perkotaan sebesar 93,23%
Cakupan Sanitasi sebesar 97,00%
1) Belum optimalnya Peningkatan/Rehabilitasi /pemeliharaan jalan, jembatan, saluran drainase dan talud.
2) Kondisi lingkungan pada kawasan kumuh yang memerlukan penanganan. 3) Akses sanitasi dan air bersih perlu ditingkatkan.
2 Pokok Pikiran DPRD
Peningkatan/Rehabilitasi/
pemeliharaan jalan, jembatan, saluran drainase dan talud secara tersistem dengan baik.
Mendata kerusakan jalan dan saluran/drainase kota serta menindaklanjutinya dengan perbaikan berdasarkan skala prioritas.
Pembangunan Infrastruktur yang berkelanjutan melalui pembangunan yang terintegral dengan memperhatikan rencana tata ruang wilayah melalui peningkatan kapabilitas dan aksesibiltas wilayah. Sosialisasi dan antisipasi terhadap
kerawanan bencana banjir dan permasalahan yang ditimbulkan kepada masyarakat di
(13)
daerah-No Analisis Permasalahan daerah rawan banjir.
Segera merealisasikan masterplan drainase.
Segera menyelesaikan pembangunan dan penataan jalan Kapten Mulyadi. Menjaga dan memelihara
taman-taman di Kota Surakarta.
Melakukan Efisiensi dan Meterisasi Pengelolaan Penerangan Jalan Umum.
Peningkatan mutu dan layanan air bersih yang layak pakai untuk masyarakat.
Menjalin kerjasama dengan Pemerintah Daerah sekitar untuk memenuhi kebutuhan air yang layak bagi masyarakat kota Surakarta. Menekan tingkat kebocoran air. Peningkatan profesionalisme dalam
mengelola perusahaan maupun melayani masyarakat.
Pemerintah Kota Surakarta dan PDAM Kota Surakarta sesegera mungkin mendesak Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat agar proyek pengadaan air bersih yang terpusat di Waduk “gajah Mungkur” Wonogiri segera dapat terealisasi
3 Isu Musren bang
Proporsi Drainase dalam kondisi baik/pembuangan aliran air tidak tersumbat 60% (Kondisi kurang baik 40%)
Proporsi Panjang jalan kota dalam kondisi baik Tahun 2014 sebesar 72% (Kondisi Jalan Rusak 28%) Proporsi Panjang Jembatan kota
dalam kondisi baik Tahun 2014 sebesar 87% (Kondisi kurang baik 13%)
Pembangunan/rehabilitasi turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor lingkup kewenangan kota 60% (kondisi kurang baik 40%)
(14)
4)
Perumahan
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan
perumahan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.51. Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Perumahan
No Analisis Permasalahan
1 Data Makro Cakupan rumah layak huni di Kota Surakarta pada tahun 2014 mencapai 96,03%
Rasio Tempat Pemakaman Umum per satuan penduduk sebesar 42. Pelaksanaan Perda No 10 Tahun 2011 tentang Pemakaman belum efektif, khususnya pasal 21 yang mengatur tentang Makam tumpuk dan pasal 17 dan pasal 18 yang mengatur tentang ijin penggunaan tanah makam
Masih ditemukan masalah dalam hal:
a. Rumah Tidak Layak Huni (RTLH);
b.kawasan yang kurang layak huni;
c. permukiman pada kawasan yang tidak sesuai dengan peruntukannya; d.terbatasnya lahan
untuk penyerapan air pada waktu terjadi genangan dan pemenuhan sumur-sumur resapan pada kawasan padat permukiman
e. sanitasi dan air bersih; dan
f. IPAL komunal kawasan padat
Dari sisi penyediaan rumah:
a. kekurangan jumlah rumah;
b. persentase rumah sehat.
2 Pokok Pikiran DPRD
Menginventarisasi TPU dan mengamankan lahan tersebut dengan memindahkan hunian tak berijin serta memagari lahan tersebut.
3 Isu
Musrenbang
Kawasan kumuh Kota Surakarta 6%
5)
Penataan Ruang
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan
penataan ruang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.52. Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Penataan Ruang
No Analisis Permasalahan
1 Data Makro Dalam kurun waktu 2011-2014 penataan koridor utama dan kawasan strategis di Kota Surakarta belum maksimal Perencanaan dan pemanfaatan
1) Belum optimalnya penataan Kawasan Strategis tertinggal wilayah Utara.
(15)
No Analisis Permasalahan ruang serta pembangunan
prasarana antara Solo wilayah Utara dan Solo Selatan belum optimal.
Banyak bangunan yang tidak berijin dan tidak sesuai peruntukan.
Kondisi beberapa dokumen perencanaan tidak seimbang
dengan dinamika
perkembangan kota, yang sudah tersusun adalah RTBL sebanyak 4 kawasan
perencanaan tata ruang kota dan turunannya (RTRW, RDRTK, RTBL) belum operasional sebagai dasar perijinan
pemanfaatan ruang (IPR).
3) Terjadi alih fungsi lahan dari pertanian ke peruntukan lain. 2 Pokok
Pikiran DPRD
Perencanaan, pengembangan dan penataan kawasan dalam pembangunan untuk
pengembangan Kota Surakarta yang terkondisi dengan baik. Perencanaan pembangunan
Infrastruktur yang
berkelanjutan yang terintegral dengan memperhatikan
rencana tata ruang wilayah melalui peningkatan
kapabilitas dan aksesibilitas wilayah.
Mengoptimalkan penataan ruang wilayah dalam kaitannya dengan perencanaan
pembnagunan infrastruktur yang berkelanjutan.
Segera merealisasikan
masterplan penataan reklame. 3 Isu
Musrenbang
Penataan koridor utama dan kawasan strategis belum maksimal
Perencanaan dan pemanfaatan ruang serta pembangunan prasarana di wilayah Solo Utara dan Solo Selatan belum merata Sistem data dan inventarisasi
data masih terbatas
Dokumen perencanaan tidak seimbang dengan dinamika perkembangan kota
Pelestarian Kawasan dan Bangunan Cagar Budaya belum maksimal terlaksana
(16)
6)
Perencanaan Pembangunan
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan
perencanaan pembangunan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.53. Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada UrusanPerencanaan Pembangunan
No Analisis Permasalahan
1 Data Makro Kebijakan dan regulasi perencanaan pembangunan daerah mengalami beberapa perubahan seiring dengan penetapan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Terdapat perubahan nomenklatur dan kewenangan yang dimiliki pada
masing-masing urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah. Pemenuhan beberapa dokumen
perencanaan pembangunan daerah seiring dengan pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Surakarta yang dilaksanakan pada akhir tahun 2015. Diperlukan penyusunan dokumen RPJMD Kota Surakarta, dan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) SKPD sebagai dokumen perencanaan jangka menengah. Belum meratanya kapasitas
aparatur perencana SKPD dalam rangka perencanaan pembangunan. Beberapa perencanaan
sektoral/multi sektor juga perlu disusun karena masa berlakunya telah berakhir, seperti Strategi
Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD).
Pemenuhan beberapa dokumen perencanaan pembangunan daerah seiring dengan pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Surakarta yang dilaksanakan pada akhir tahun 2015.
Belum meratanya kapasitas
aparatur
perencana SKPD dalam rangka perencanaan pembangunan. Beberapa
perencanaan sektoral/multi sektor juga perlu disusun karena masa berlakunya telah berakhir.
2 Pokok Pikiran DPRD
Peningkatan koordinasi antar SKPD dalam perencanaan pembangunan dan bekerja secara terintegritas dan tepat sasaran, sehingga pembangunan kota dapat berjalan secara baik, merata dan menyeluruh.
Perencanaan pembangunan Kota Surakarta secara menyeluruh melalui peningkatan infrastruktur 3 Isu
Musrenbang
Akurasi database perencanaan dan evaluasi hasil kinerja perencanaan pembangunan
(17)
7)
Perhubungan
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan
Perhubungan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.54. Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Perhubungan
No Analisis Permasalahan
1 Data Makro Sistem transportasi di Kota
Surakarta menghadapi
permasalahan kenaikan jumlah kendaraan bermotor plat AD Kota Surakarta yang sangat tinggi. Lalu lintas harian rata-rata total sebesar 2.500.000 kendaraan bermotor setiap hari.
Kepadatan lalu lintas di setiap simpang, lokasi CBD, perlintasan sebidang dan jalan kota kemungkinan akan bertambah atau antrian menjadi panjang
On street parking (parkir di tepi jalan umum) sudah tidak tertampung mengakibatkan beberapa kendaraan parkir di tempat larangan
Polusi udara akibat emisi kendaraan bermotor juga sudah diambang batas
Angkutan umum massal yang aman dan nyaman menjadi salah satu solusi untuk mengurangi jumlah kendaraan yang melaju di jalan Ketersediaan halte BST di kota
surakarta baru mencapai sebesar 40%
Prosentase kendaraan umum yang memenuhi ambang batas emisi gas buang (Lulus uji emisi) sebesar 80% Beberapa titik masih rawan
kecelakaan sehingga diperlukan penyediaan rambu maupun marka jalan
a. kenaikan jumlah kendaraan
bermotor plat AD Kota Surakarta yang sangat tinggi menyebabkan kemacetan di setiap simpang, lokasi CBD, perlintasan
sebidang dan jalan kota.
b. Kurangnya
kapasitas ruang parkir;
c. Belum optimalnya kinerja
transportasi massal.
d. Polusi udara akibat emisi kendaraan
bermotor juga sudah diambang batas.
2 Pokok Pikiran DPRD
Memaksimalkan moda transportasi umum.
Kajian managemen lalu lintas secara menyeluruh dan periodik berdasar pada perkembangan kendaraan bermotor dan perkembangan kota.
(18)
No Analisis Permasalahan Penataan Manajemen Rekayasa
Lalu lintas yang komprehensip sehingga untuk menghadapi semakin ruwetnya kemacetan di Kota Surakarta.
Pengurangan emisi gas buang. Penataan dan penertiban parkir. Memaksimalkan pemanfaatan
terminal Tirtonadi 3 Isu
Musrenbang
Kemacetan
Perlintasan sebidang Kecelakaan
Uji Emisi Kendaraan Kesadaran berlalu-lintas
8)
Lingkungan Hidup
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan
lingkungan hidup dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.55. Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Lingkungan Hidup
No Analisis Permasalahan
1 Data Makro Volume sampah yang mampu terkelola atau terangkut ke TPA baru mencapai 96%
Panjang jalan di Kota Surakarta 183.57 Km, terdiri dari 46 ruas jalan, sebanyak 26 ruas jalan diantaranya (56%) belum ada petugas kebersihan yang menangani
Kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) saat ini masih Open Dumping, tidak sesuai dengan Undang-Undang No.18 tahun 2008 tentang Pengelolaan sampah, seharusnya dikembangkan menjadi Sanitary landfill.
Jumlah PNS DKP sebanyak 421 orang dan Tenaga Harian Lepas (THL) sebanyak 157 orang masih jauh dari jumlah ideal yaitu sebanyak 834 orang Beberapa fasilitas tong sampah
terpilah di kawasan taman kota dan fasilitas umum lainnya juga belum memadai
Diperlukan peningkatan kesadaran pelaku usaha dalam pemenuhan persyaratan administrasi dan teknis
1) Pengelolaan
Persampahan belum optimal karena: (a) terbatasnya daya tampung Tempat Pembungan Akhir (TPA) Putri Cempo; (b) pelembagaan pengelolaan
persampahan kota menuju konsep Zero waste; (c)
pemahaman masyarakat akan pengelolaan sampah berbasis 3 R (reduce, reuse dan recycling) masih terbatas. 2) Meningkatnya
pencemaran air dan menurunnya
kualitas air
permukaan karena terbatasnya
(19)
No Analisis Permasalahan pencegahan pencemaran air, dan
peningkatan pengawasan terhadap pelaksanaan dokumen lingkungan (AMDAL dan UKL/UPL)
Percontohan kampung iklim sebanyak 1 kelurahan
Ketersediaan ruang terbuka hijau (RTH) yang baru 12,03% dari 30% yang dipersyaratkan
kecil untuk
mengolah limbahnya dengan standar pengolahan waste water treatment. 3) Belum ditegakkan
regulasi lingkungan seperti AMDAL (Analisis mengenai Dampak
Lingkungan), UKL dan UPL.
4) Terbatasnya
ketersediaan ruang terbuka hijau (RTH) di wilayah
perkotaan. 2 Pokok
Pikiran DPRD
Meningkatkan dan mempercepat kawasan konservasi alam, baik yang menyangkut penghijauan maupun tersedianya lahan untuk resapan air dan menuju Ruang Terbuka Hijau (RTH) minimal 30% secara kongkrit dan disertai progres report per tahun. Peningkatan pelayanan kebersihan
kota dengan menambah sarana dan prasarana yang berkaitan dengan masalah persampahan.
Segera melaksanakan pengelolaan sampah dari hulu ke hilir yang berwawasan lingkungan untuk kesehatan masyarakat Kota Surakarta. Segera merealisasikan lelang
pengelolaan sampah TPA Putri Cempo. Merealisasikan bantuan atau fasilitasi pengelolaan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL).
Segera mengembangkan Kampung Iklim secara bertahap dan kongkrit. Implementasi pengurangan emisi gas
buang 3 Isu
Musrenbang
Meningkatnya Potensi pencemaran udara ambient Perkotaan karena tingginya laju transportasi.
Meningkatnya pencemaran air akibat limbah industri dan domestik yang belum dapat dikelola dengan baik . Kurangnya pengetahuan, kesadaran
dan ketrampilan masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan prinsip 3 R (Reuse, Reduce, dan Recycle)
Kurangnya kemampuan pengusaha industri kecil dan menengah dalam mengolah limbahnya
Masih kurang tersedianya ruang terbuka hijau.
(20)
No Analisis Permasalahan Semakin rendahnya tingkat
peresapan air tanah dan tingginya potensi banjir akibat lahan yang tertutup bangunan/perumahan.
Semakin meningkat kasus aduan masyarakat terkait dengan pencemaran lingkungan hidup
Meningkatnya dampak perubahan iklim yang ditandai meningkatnya temperatur, angin kencang, bencana alam.
9)
Pertanahan
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan
pertanahan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.56. Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Pertanahan
No Analisis Permasalahan
1 Data Makro 1) Beberapa lahan yang sudah menjadi hak Pemerintah Kota belum bersertifikat.
2) Terjadinya beberapa kasus-kasus tanah yang menjadi sengketa dengan pihak lain
1) Beberapa lahan yang sudah menjadi hak Pemerintah Kota belum bersertifikat.
2) Terjadinya beberapa kasus-kasus tanah yang menjadi sengketa dengan pihak lain
2 Pokok Pikiran DPRD
1) Menyelesaikan kasus-kasus tanah yang menjadi sengketa dengan pihak lain.
2) Melakukan penyertifikatan terhadap tanah yang sudah menjadi hak Pemerintah Kota. 3) Mengamankan aset–aset milik
Pemerintah Kota 3 Isu
Musrenbang
N/A
10)
Kependudukan Dan Catatan Sipil
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan
Kependudukan Dan Catatan Sipil digambarkan dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
(21)
Tabel 2.57. Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Kependudukan Dan Catatan Sipil
No Analisis Permasalahan
1 Data Makro Pelayanan administrasi
kependudukan belum optimal meliputi pelayanan pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), akte
kelahiran, akta perkawinan, akta perceraian, akta pengangkatan anak, akta kutipan kelahiran dan akta legalisasi. Cakupan
Penerbitan Kutipan Akta Kematian sebesar 50% (capaiannya masih rendah).
1) Cakupan dan kualitas layanan administrasi
kependudukan dan pencatatan sipil belum optimal. 2) Validitas dan
penyebarluasan data kependudukan masih kurang. 3) Kesadaran
masyarakat
terhadap tertib administrasi
kependudukan masih kurang. 2 Pokok
Pikiran DPRD
Tersedianya sarana dan prasarana yang representatif untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
Meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan Tersediaanya data base
kependudukan
Tersedianya sarana dan prasarana bagi difabel
Menambah Mobil Keliling untuk pelayanan masyarakat.
Meningkatkan kinerja SDM petugasnya
3 Isu
Musrenbang
Kurangnya pemahaman
perubahan UU 23/2006 ke UU 24 /2013 oleh masyarakat belum 100% kepemilikan akta-akta, kurangnya pengetahuan tentang pencatatan sipil dan pengesahan pernikahan, pencatatan
pernikahan Agama Budha, kurangnya kesadaran tentang pentingnya Kartu Identitas Diri, kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang Kartu Insentif Anak (KIA), banyaknya
permasalahan kepemilikan KK di lingkungan YPAC, dispinsasi nikah, kurangnya pemahaman pencatatan pinggir dalam proses adopsi anak.
Kualitas pelayanan dalam bidang kependudukan belum optimal.
(22)
No Analisis Permasalahan Kurang ter-update-nya data
kependudukan, kurang terpeliharanya aplikasi SIAK, kurangnya sarana dan prasarana KTP-el dan kurangnya operator KTP-el.
Kebutuhan masyarakat terhadap informasi/data kependudukan dan jaringan online kependudukan Guna output pelayanan yang
efektif, efisien, tepat, cepat dan akurat maka dibutuhkan sarana sistem teknologi yang memadai dan terintegrasi
Belum tersusun dan tersimpan dengan baik data register dan berkas permohonan akta-akta catatan sipil dan kependudukan secara manual maupun digital, serta pemeliharaan dengan baik juga penyimpanan arsip.
Kurangnya koordinasi/konsultasi antar aparat pelaksana
kependudukan di pusat, kota, kecamatan dan kelurahan serta kurangnya kopetensi aparat pelaksana
Kurangnya fasilitas dalam pelayanan adminduk sehingga berdampak kenyamanan dan kepuasan masyarakat dalam pelayanan berkurang.
11)
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Perumusan
permasalahan
pembangunan
pada
urusan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 2.58. Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
No Analisis Permasalahan
1 Data Makro Cakupan layanan bimbingan rohani yang diberikan oleh petugas bimbingan rohani terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu sebesar 50%
Cakupan perempuan dan anak
1) Belum optimal kualitas hidup perempuan dan
anak yang
ditunjukkan oleh adanya disparitas antara laki-laki
(23)
No Analisis Permasalahan korban kekerasan yang
mendapatkan layanan bantuan hukum sebesar 80%
Cakupan layanan rehabilitasi social yang diberikan oleh petugas rehabilitasi sosial terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu sebesar 60%.
dan perempuan (IPM sebesar 78,6 sedangkan IPG 76,76)
2) Masih rendahnya partisipasi
perempuan di lembaga
pemerintahan dan partisipasi
angkatan kerja perempuan dalam dunia kerja.
3) Perlindungan bagi perempuan dan anak terhadap berbagai tindak kekerasan belum optimal.
4) Belum tersedianya data dan sistem informasi gender dan anak.
2 Pokok Pikiran DPRD
Peningkatan pemberdayaan perempuan
Menguatkan program Kota Layak Anak di seluruh kelurahan
Memberikan pelatihan kemandirian dan Bantuan modal bagi korban KDRT dan ALYA. 3 Isu
Musrenbang
Jumlah KK perempuan di kadipiro masih tinggi (750 KK)
Peningkatan jumlah penderita HIV AIDS, yait HIV: 84; AIDs: 203; jumlah: 287 pada tahun 2013 menjadi HIV: 88; AIDs: 204; jumlah: 292.
Hasil dari pemetaan kuantitatif dan kualitatif th. 2014 di 10 kelurahan (385 ibu rumah tangga ) terdapat 38% masyarakat positif IMS (Infeksi Menular eksual) dan 4 % positif IVA (Infeksi Visual dengan Asam Asetat) dan ada 2 kelurahan yang 95-98% positif IMS;
Belum tercapainya peringkat KLA, sekarang peringkat Ninyda
12)
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 2.59. Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
No Analisis Permasalahan
1 Data Makro Penyediaan alat alat dan obat Kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat
capaiannya masih kecil, hanya sebesar 9% pada tahun 2014.
1) Belum optimalnya pemasangan alat kontrasepsi jangka panjang (MKJP). 2) Penyediaan alat-alat
(24)
No Analisis Permasalahan PUS yang tidak ingin punya
anak dan ingin anak ditunda (unmeetneed) pada tahun 2014 sebesar 11,02%.
dan obat Kontrasepsi untuk memenuhi permintaan
masyarakat belum optimal.
3) Cakupan unmet need dan Cakupan Angka pemakaian
kontrasepsi (Contraceptive Prevalence
Rate/CPR);
4) Rasio Petugas Lapangan
KB/Penyuluh KB di setiap kelurahan masih kurang. 2 Pokok
Pikiran DPRD
N/A
3 Isu
Musrenbang
Belum optimalnya pemasangan alat kontrasepsi jangka
panjang (MKJP). Th 2014 : 78%
13)
Sosial
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan Sosial
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.60. Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Sosial
No Analisis Permasalahan
1 Data Makro Banyaknya Penyandang Masalah kesejahteraan sosial, seperti Lansia terlantar sebanyak 317 orang, Bekas Napi sebanyak 203 orang, Anak terlantar sebanyak 115 orang, Pengemis dan gelandangan 107 orang.
Persentase penyandang cacat baik fisik dan mental, serta lanjut usia yang tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial pada tahun 2014 sebesar 3,38%. PMKS yg memperoleh bantuan
sosial hanya sebesar 17% pada tahun 2014.
Persentase PMKS skala Kota yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar sebesar 11%.
1) Banyaknya
Penyandang Masalah kesejahteraan sosial yang memerlukan penanganan.
2) Rendahnya cakupan penanganan PMKS dalam pemenuhan kebutuhan dasar, dan jaminan sosial.
3) Terbatasnya daya tampung dan
ketersediaan sarana dan prasarana panti sosial.
4) Belum optimalnya kemitraan lintas sektoral dalam penanganan PMKS. 2 Pokok
Pikiran DPRD
Program yang lebih bermanfaat untuk mengentaskan para
penyandang cacat dari kemiskinan. 3 Isu Banyak masyarakat difabel dan
(25)
No Analisis Permasalahan Musrenbang penyandang penyakit kronis yang
membutuhkan alat bantu gerak bantuan peralatan dari pemerintah untuk memberdayakan diffabel. Banyaknya wanita rawan sosial
yang perlu dilatih untuk kemandiriannya.
Penyandang cacat dan eks trauma kurang percaya diri dilingkungan masyarakat dan mandiri.
PMKS perlu mendapatkan pelayanan yang optimal untuk kesejahteraan ybs.
14)
Ketenagakerjaan
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan
ketenagakerjaan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.61. Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Ketenagakerjaan
No Analisis Permasalahan
1 Data Makro Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota Surakarta pada tahun 2013 sebesar 7,18%
Kinerja penempatan tenaga kerja pada tahun 2014 sebesar 28,90%
Keselamatan dan perlindungan sebesar 70,62%
Besaran Kasus yang
diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB) sebesar 75% Besaran pekerja/buruh yang
menjadi peserta program Jamsostek sebesar 72,32% Besaran Pemeriksaan
Perusahaan sebesar 63,08% Besaran Pengujian Peralatan di
Perusahaan sebesar 11,15%.
Masih tingginya angka pengangguran Kesempatan kerja
yang ada belum mampu menampung seluruh pencari kerja Pencari tenaga kerja
belum kompetitif, sehingga perlu difasilitasi. Pemenuhan hak
dasar tenaga kerja dan penyelesaian kasus hubungan industrial belum optimal.
2 Pokok Pikiran DPRD
Meningkatkan pelatihan untuk menjadikan tenaga kerja siap pakai dan mandiri berbasis kebutuhan masyarakat dan lapangan kerja
Mencetak dan menyalurkan tenaga kerja terampil
(26)
No Analisis Permasalahan daerah di bidang
ketenagakerjaan dan transmigrasi
3 Isu
Musrenbang
Banyaknya kasus bekerja ke luar negeri kurang informasi tentang prosedur penempatan luar negeri.
Kurangnya kompetensi sumber daya manusia dalam rangka memasuki Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) dan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
15)
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan
Koperasi dan UKM dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.62. Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Koperasi dan UKM
No Analisis Permasalahan
1 Data Makro Persentase koperasi aktif sebesar 93,42%
Persentase koperasi sehat sebesar 86,6%
Persentase usaha mikro dan kecil di Kota Surakarta mencapai sebesar 99,29%
Capaian prosentase UMKM yang mengikuti pameran promosi produk pada tahun 2014 sebesar 11,00%.
1) Masih kurangnya jumlah koperasi aktif, rendahnya kualitas kesehatan koperasi, kurangnya SDM koperasi sesuai dengan standar keahlian teknis. 2) Masih rendahnya
aplikasi IPTEKS dalam sistem produksi UMKM sehingga kurang mendukung daya saingnya
3) Keberlanjutan efektifitas pasar rakyat, seperti night
market Ngarsopuro.
4) Masih kurangnya kualitas SDM dan daya saing
pemasaran (promosi) produk UMKM, baik pada bidang sandang, pangan, kerajinan, dan jasa
5) Masih rendahnya 2 Pokok
Pikiran DPRD
Peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui Koperasi dan UMKM.
Pengawasan dan pembinaan bagi pelaku koperasi dan UMKM. 3 Isu
Musrenbang
Peningkatan pemberdayaan koperasi dan UMKM melalui keterpaduan program dan koordinasi lintas antar SKPD. Peningkatan daya saing produk
UMKM melalui fasilitas kegiatan pelatihan untuk mendorong kualitas, produktifitas dan pemasaran.
(27)
No Analisis Permasalahan Koperasi dan UMKM.
Peningkatan akses pemasaran UMKM dengan mengikutsertakan UMKM pada pameran skala lokal dan nasional.
Peningkatan fasilitas akses permodalan bagi UMKM dan Koperasi melalui kredit dana bergulir, LPDB/CSR/PKBL/KUR.
ketersediaan dan aksesibilitas UMKMK terhadap permodalan lembaga keuangan/ pembiayaan mikro.
16)
Penanaman Modal
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan
Penanaman Modal dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.63. Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Penanaman Modal
No Analisis Permasalahan
1 Data Makro Penanaman modal di Kota Surakarta mengalami penurunan pada tahun 2014 dengan nilai investasi sebesar Rp1.453.189.067.318.
Pada tahun 2014 ada 151 perusahaan yang menanamkan modalnya di Kota Surakarta sedangkan pada tahun 2013 terdapat 270 perusahaan.
Beberapa indikator yang capaian kinerjanya perlu ditingkatkan agar dapat menyerap tenaga kerja yang banyak adalah jumlah PMA, jumlah investasi, Jumlah TDP, SIUP,
penerbitan UIJK, dan indeks kepuasan masyarakat, fasilitasi pemerintah daerah dalam rangka kerjasama kemitraan antara UMKMK kota dengan pengusaha nasional/asing, promosi peluang penanaman modal kota, sosialisasi kebijakan penanaman modal kepada masyarakat dunia usaha.
1) Ketersediaan regulasi dan implementasinya terkait
kemudahan pengurusan perijinan yang terintegrasi antar SKPD berbasis tehnologi
informasi masih kurang.
2) Belum optimalnya
realisasi investasi (masih
didominasi oleh PMDN) dan kurangnya kemampuan kompetisi modal, barang, dan jasa. 3) Keterbatasan dan
kekurangan SDM yang kompeten mengelola
investasi daerah menghadapi MEA (termasuk BUMD) 4) Ketersediaan
fasilitas dan infrastruktur 2 Pokok
Pikiran DPRD
N/A
3 Isu
Musrenbang
Potensi Unggulan daerah belum tergali secara optimal.
Informasi Peluang usaha
sektor/bidang usaha unggulan. Perkembangan regulasi terkait
(28)
No Analisis Permasalahan dengan PTSP dan perkembangan
teknologi informasi sebagai
penunjang dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan dan investasi. Pemeliharaan rutin terhadap sistem
informasi, beserta jaringan dan sumber daya pendukung lainya. Belum maximalnya investor dalam
berinvestasi di kota surakarta.
Penyelenggaraan Pameran Investasi di Kota Surakarta.
Pemetaan dan informasi penanaman modal yang belum sempurna
Pengembangan sistem informasi Penanaman Modal.
daerah untuk penunjang
peningkatan daya tarik investasi dan mendukung operasional investasi di daerah masih terbatas.
17)
Kebudayaan
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan
Kebudayaan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.64. Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Kebudayaan
No Analisis Permasalahan
1 Data Makro Jumlah aset budaya yang terinventarisasi selama kurun waktu lima tahun sebanyak 75 unit
Cagar Budaya yang
dilestarikan sebesar 38,9% Cakupan Sumber Daya
Manusia Kesenian sebesar 43% Cakupan Organisasi seni
sebesar 33%,
Cakupan Tempat umum sebesar 6%
Cakupan Gelar Seni sebesar 75%
1) Belum optimalnya inventarisasi, pengelolaan, pelestarian, pengembangan, cagar budaya dan bangunan
bersejarah.
2) Belum optimalnya partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan
kekayaan budaya. 3) Penyelenggaraan
festival budaya daerah masih kurang. 2 Pokok Pikiran
DPRD
Pengelolaan, pelestarian,
pengembangan dan perlindungan cagar budaya.
3 Isu
Musrenbang
Pengelolaan, pelestarian, pengembangan, dan
perlindungan cagar budaya dan bangunan bersejarah.
(29)
18)
Kepemudaan dan Olah Raga
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan
Kepemudaan dan Olahraga dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.65. Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada UrusanKepemudaan dan Olahraga
No Analisis Permasalahan
1 Data Makro Pembinaan keolahragaan di Kota Surakarta diarahkan untuk menumbuhkan budaya dan kecintaan berolahraga guna meningkatkan kesehatan dan prestasi
Pemantapan kapasitas dan kualitas organisasi kepemudaan dan kegiatan olah raga perlu ditingkatkan melalui penguatan kelembagaan organisasi
kepemudaan, pembinaan dan pemasyarakatan olah raga serta peningkatan fasilitas sarana dan prasarana kepemudaan dan olah raga
1. Rendahnya rasio gedung olah raga, dan kurangnya kompetisi SDM, pemberian
penghargaan dan pembinaan olah raga yang masih kurang sehingga berimbas pada minimnya prestasi olah raga.
2. Masih rendahnya kapasitas dan kualitas kelembagaan pemuda. 2 Pokok
Pikiran DPRD
Peningkatan pemanfaatan elemen organisasi pemuda (OSIS,
PRAMUKA, dll) dalam rangka peningkatan nilai kesetiakawanan dan semangat terhadap keutuhan NKRI.
Peningkatan prestasi akademik, olah raga dan seni budaya di kalangan pelajar dan pemberian penghargaan/beasiswa.
Mengoptimalkan keberadaan KONI dalam rangka pembinaan olah raga bagi masyarakat Surakarta serta peningkatan prestasi olah raga.
Peningkatan pengelolaan komplek stadion Manahan dan Sriwedari. Pemisahan urusan Pemuda Olah
raga dari Dinas Pendidikan 3 Isu
Musrenbang
Perlu ditingkatkannya pencapaian prestasi di bidang keolahragaan. Kompetisi yang baik dan
pemberian penghargaan yang memadai adalah salah satu kunci keberhasilan peningkatan prestasi di bidang keolahragaan.
(30)
19)
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 2.66. Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
No Analisis Permasalahan
1 Data Makro Peningkatan kesadaran wawasan kebangsaan pada Ormas, LSM dan OKP, dengan capaian pada tahun 2014 sebanyak 800 orang (29,5%) pengurus Ormas, LSM dan OKP Angka kriminalitas di Kota
Surakarta tercatat pada tahun 2014 sebanyak 216 kasus, dan Angka kriminalitas yang
tertangani pada tahun 2013 sebanyak 87 kasus
Cakupan patroli petugas Satpol PP sebanyak 1.355 kali pada tahun 2014.
Capaian Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 pada tahun 2014 sebesar 100%.
Rasio linmas per 100.000
penduduk tercatat sebesar 35,2 per 10.000 penduduk dan rasio Satpol PP per 10.000 penduduk sebesar 1,4. Kondisi ini
menunjukkan bahwa jumlah linmas dan satpol PP di Kota Surakarta relatif terbatas.
Kondusifitas kota masih perlu ditingkatkan ditandai tingginya angka kriminalitas, banyaknya masyarakat kurang memahami peraturan hukum, kurangnya personil Satpol PP.
Adanya gesekan
dikalangan masyarakat karena perbedaan agama, ekonomi dan politik
Masih minimnya pengetahuan akan arti pentingnya pembauran bagi perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Tumbuhnya sifat
individualisme di dalam masyarakat.
Maraknya Gerakan ISIS di Surakarta pada khususnya.
2 Pokok Pikiran DPRD
Meningkatkan pembinaan, penertiban terhadap hunian di tanah negara, pendagang kaki lima, pengamen dan
gelandangan.
Terselenggaranya operasi yustisi.
Meningkatkan peran Linmas untuk menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat.
Meningkatkan kegiatan – kegiatan dalam rangka
penegakan Peraturan Daerah. Meningkatkan koordinasi
dengan instansi terkait Tersedianya sarana dan
(31)
No Analisis Permasalahan prasarana yang representatif
Meningkatkan kerukunan hidup beragama
Meningkatkan peran lembaga/ steakholders dalam rangka mengantisipasi/ mengatasi gejolak dalam kehidupan kerukunan umat beragama. Menjaga kondisifitas antar
partai politik di Kota Surakarta. Mengadakan sosialisai tentang
peran dan fungsi partai politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3 Isu
Musrenbang
Adanya gesekan dikalangan masyarakat karena perbedaan agama, ekonomi dan politik Tingginya gesekan masyarakat
berkaitan dengan perijinan rumah ibadah
Masih minimnya pengetahuan akan arti pentingnya
pembauran bagi perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
Tumbuhnya sifat
individualisme di dalam masyarakat.
Maraknya Gerakan ISIS di Surakarta pada khususnya.
20)
Otonomi
Daerah,
Pemerintahan
Umum,
Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.67. Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
No Analisis Permasalahan
1 Data Makro Belanja langsung terhadap total APBD mencapai sebesar 43,07%
Besaran PAD terhadap
1) Manajemen Kepegawaian dan Penataan
(32)
No Analisis Permasalahan seluruh pendapatan dalam
APBD mencapai sebesar 21,91%.
Rasio realisasi belanja terhadap anggaran belanja sebesar 88,25%.
Rasio SILPA terhadap total pendapatan sebesar 12%. Rasio temuan BPK RI yang
ditindaklanjuti pada tahun 2013 mencapai 88%.
optimal.
2) Belum terpenuhinya Standar Pelayan Publik dan maklumat pelayanan publik pada Unit Pelayanan Publik. 3) Sistem inovasi
daerah belum optimal
pengembangannya, padahal kota
Surakarta memiliki Solo Techno Park (STP) sebagai modal pengembangan inovasi daerah. 4) Masalah database
obyek dan subyek pajak yang belum optimal, termasuk ketertiban daftar pembayar Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB). 5) Belum optimalnya
pengawasan dalam pengelolaan keuangan daerah. 6) Penyusunan, Implementasi dan Penegakan Regulasi Daerah belum optimal. 7) Keterbukaan informasi, akuntabilitas publik, dan penguatan partisipasi masyarakat dalam tata kelola pemerintahan belum optimal. 8) Kerjasama antar
daerah dan dunia usaha (Private Sector) masih 2 Pokok
Pikiran DPRD
Meningkatkan peran
kelembagaan kelurahan dan kecamatan dalam rangka partisipasi pembangunan. Peningkatan anggaran
bantuan ke kelurahan (DPK). Terpenuhinya sumber daya
manusia sesuai dengan bidangnya di kecamatan dan di kelurahan.
Tersedianya sarana dan prasarana di Kecamatan dan Kelurahan sehingga dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Terselenggaranya sosialisasi Peraturan Daerah.
Tersedianya data base tentang Produk-produk Hukum baik Peraturan daerah dan
Perwalinya.
Menyelesaikan Pembahasan/ Penyusunan Raperda
termasuk NA sesuai dengan rencana kerja.
Menverifikasi Peraturan Daerah yang tidak sesuai lagi dengan peraturan perundang undangan atau Peraturan daerah yang sudah tidak sesuai dengan tuntutan masyarakat.
Terpenuhinya sumber daya manusia.
Meningkatkan pelayanan administrasi kepegawaian dengan memanfaatkan
(33)
No Analisis Permasalahan teknologi informasi.
Meningkatkan kinerja dan kesejahteraan pegawai
Terselenggaranya pendidikan dan latihan untuk
meningkatkan kwalitas PNS Penerapan sistem Reward dan
punishment secara konsisten Menempatkan Pegawai sesuai
dengan pangkat, golongan, pendidikan dan keahliannya Meningkatkan pelayanan
masyarakat dengan memanfaatkan teknologi informasi.
Menyediakan pelayanan perijinan secara online Meningkatkan kinerja
pelayanan terhadap
masyarakat dan memberikan perijinan sesuai perda yang berlaku.
Meningkatkan koordinasi dengan instasi terkait Melaksanakan evaluasi dan
monitoring di sektor Pendapatan Asli Daerah. Kajian potensi riil PAD dan
peningkatan implementasi dari hasil kajian tersebut secara transparan yang dilakukan oleh Tim Independen.
Sistem Pendapatan dari Sektor Pajak Hotel dan Restoran diupayakan secara online.
Koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk
mendapatkan solusi apabila regulasi tentang penghapusan PBB dan BPHTB jadi
dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat.
Evaluasi dan laporan hasil PAD dan penggunaan secara periodik (per Triwulan) kepada DPRD.
kurang.
9) Kerjasama internal penyelenggara pemerintahan dan DPRD perlu
ditingkatkan. 10) Berkurangnya
aktivitas persandian.
(34)
No Analisis Permasalahan Peningkatan perbaikan
kinerja pengelolaan PD. BKK Pasar Kliwon.
Peningkatan perbaikan
kinerja pengelolaan PD. Bank Solo agar lebih profesional dalam melayani masyarakat umum.
3 Isu
Musrenbang N/A
21)
Ketahanan Pangan
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan
Ketahanan Pangan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.68. Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Ketahanan Pangan
No Analisis Permasalahan
1 Data Makro Upaya peningkatan ketahanan pangan diwujudkan melalui Pengembangan Cadangan Pangan Daerah (Raskinda) dengan capaian tahun 2014 sebesar 100%,
Penguatan Cadangan Pangan di sebanyak 51 kelurahan
1) Ketergantungan bahan pangan dari luar daerah yang sangat besar dan sangat rentan terhadap
perubahan harga. 2) Belum optimalnya pencapaian skor pola pangan harapan.
3) Masih rendahnya pemanfaatan pekarangan dan konsumsi pangan berbasis lokal yang sehat dan aman. 2 Pokok
Pikiran DPRD
Peningkatan pemantauan harga sembako untuk menjamin
tersedianya kebutuhan makanan pokok
3 Isu
Musrenbang
Analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan Pemanfaatan pekarangan untuk
pengembangan pangan
Pemantauan dan analisis harga pangan pokok
Pengembangan cadangan pangan daerah
Peningkatan mutu dan keamanan pangan
Penyuluhan sumber pangan alternatif
(35)
22)
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 2.69. Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
No Analisis Permasalahan
1 Data Makro Kelembagaan masyarakat yang ada di Kota Surakarta antara lain Posyandu sebanyak 594 buah, dengan tingkat keaktifan sebesar 100%.
Terdapat pula Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat tingkat kelurahan sebanyak 51 LPM, dengan jumlah LPM berprestasi sebanyak 5 LPM
Belum optimalnya pemanfaatan
teknologi tepat guna dan teknologi
informasi dalam pengembangan usaha perdesaan. Pembinaan
kelompok pembangunan kelurahan perlu ditingkatkan. 2 Pokok
Pikiran DPRD
Penyelesaian program relokasi bantaran sungai
Peningkatan standar dan pelayanan rumah aman 3 Isu
Musrenbang
Pengembangan lembaga ekonomi Peningkatan keberdayaan
masyarakat
Perbaikan perumahan akibat bencana alam/sosial
Mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat Peningkatan partisipasi
masyarakat dalam membangun
23)
Statistik
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan
Statistik dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.70. Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Statistik
No Analisis Permasalahan
1 Data Makro Kegiatan penyusunan data statistik oleh pemerintah Kota Surakarta bekerjasama dengan BPS setiap tahun adalah
1.Kota Surakarta Dalam Angka, 2.Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Kota Surakarta, 3.Indeks Harga Konsumen 4.Inflasi di Kota Surakarta
Belum optimalnya ketersediaan data statistik untuk perencanaan dan evaluasi kinerja pembangunan daerah.
(36)
No Analisis Permasalahan 2 Pokok
Pikiran DPRD
Peningkatan koordinasi antar SKPD dalam perencanaan pembangunan dan bekerja secara terintegritas dan tepat sasaran, sehingga
pembangunan kota dapat berjalan secara baik, merata dan
menyeluruh.
Perencanaan pembangunan Kota Surakarta secara menyeluruh melalui peningkatan infrastruktur.
3 Isu
Musrenbang N/A
24)
Kearsipan
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan
Kearsipan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.71. Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Kearsipan
No Analisis Permasalahan
1 Data Makro Arsip SKPD/UPTD terakuisisi dan tersimpan sebanyak 10.200 berkas Database arsip SKPD/UPTD
terakuisisi sebanyak 120 SKPD/UPTD
Arsip SKPD/UPTD tertib sebanyak 60 SKPD
Arsip/dokumen daerah dapat dilestarikan sejumlah 40000 bahan pustaka
Belum optimalnya akuisisi dan
penyimpanan arsip SKPD/UPTD. Belum optimalnya
Penyediaan arsip aktif dan inaktif.
2 Pokok Pikiran DPRD
Perbaikan program kearsipan khususnya di setiap SKPD. Optimalisasi dalam pemanfaatan
dan pelayanan gedung arsip. 3 Isu
Musrenbang
Penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah
Peningkatan kualitas pelayanan informasi
Pemeliharan rutin/berkala sarana dan prasarana kearsipan Perbaikan sistem administrasi
(37)
25)
Komunikasi dan Informatika
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan
Komunikasi dan Informatika dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.72. Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada UrusanKomunikasi dan Informatika
No Analisis Permasalahan
1 Data Makro Jumlah jaringan komunikasi sebanyak 11 unit
Web site milik pemerintah daerah
sebanyak 9 unit
Prosentase SKPD telah memiliki website sebesar 10%
Cakupan layanan SST sebanyak 381.000 unit
Media interpersonal seperti sarasehan, ceramah/diskusi dan lokakarya sebanyak 18 kali Media luar ruang seperti media
buletin, leaflet, booklet, brosur,spanduk, dan baliho Pameran/Expo sebanyak 3 kali Frekuensi Penyebarluasan informasi
melalui Media elektronik/Cetak sebanyak 59 kali
Penyediaan informasi bagi tamu sebanyak 500 kali
Ketersediaan website dan jaringan internet bagi seluruh unit kerja di lingkungan kota Surakarta masih kurang. Konten website
pemerintah kota yang perliu ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya sesuai kebutuhan
masyarakat.
2 Pokok Pikiran DPRD
Lebih meningkatkan promosi Kota Surakarta di Tingkat Internasional. Memperluas jaringan website Kota
Surakarta agar mudah diakses baik secara nasional maupun
internasional.
Melakukan evaluasi konten website agar selalu up to date.
Segera merealisasikan Tower Bersama sebagaimana amanat Perda
3 Isu
Musrenbang
Pemanfaatan tehnologi informasi dan komunikasi dalam tata kelola pemerintahan.
Keterbukaan informatka publik melalui pemberdayaan masyarakat.
26)
Perpustakaan
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan
Perpustakaan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
(38)
Tabel 2.73. Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Perpustakaan
No Analisis Permasalahan
1 Data Makro Tingkat kunjungan perpustakaan daerah cenderung meningkat dari sebesar 23.500 pada tahun 2013 menjadi sebesar 23.383 pada tahun 2014.
Jumlah koleksi perpustakaan daerah tercatat sebanyak 36.719 judul, 42.840 eksemplar.
Tingkat kunjungan ke perpustakaan keliling non lingkungan sekolah dari sebesar 50.500 pengunjung pada tahun 2011 menjadi 90.000 pengunjung
Jumlah perpustakaan kampung pada tahun 2014 sebanyak 18 buah, dengan Tingkat Koleksi yang
tersedia perpustakaan kampung sebanyak 52.309 eksemplar.
Jumlah Perpustakaan Pojok Baca pada tahun 2014 sebanyak 39 buah, dengan Tingkat Koleksi yang tersedia perpustakaan Pojok baca sebanyak 5.100 eksemplar
Belum optimalnya tingkat kunjungan dan koleksi perpustakaan daerah.
Koleksi buku perpustakaan yang perlu ditingkatkan sesuai minat dan kebutuhan masyarakat. Minat baca
masyarakat yang masih kurang. Perkembangan
perpustakaan masyarakat dan perpustakaan sekolah belum optimal.
2 Pokok Pikiran DPRD
Menciptakan budaya gemar
membaca dan gemar perpustakaan bagi segenap warga masyarakat. Penyempurnaan pembangunan
perpustakaan yang lengkap dan nyaman
Optimalisasi dan peningkatan pelayanan perpustakaan. 3 Isu
Musrenbang
Membina dan Mengembangkan perpustakaan masyarakat dan sekolah
Mengembangkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perpustakaan yang memadai Meningkatkan minat masyarakat
untuk gemar membaca
Pemanfaatan koleksi buku sebagai sarana edukatif inspiratif dan rekreatif
(39)
b.
Urusan Kewenangan Pilihan
1)
Pertanian
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan
Pertanian dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.74. Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Pertanian
No Analisis Permasalahan
1 Data Makro Produksi padi pada tahun 2013 mencapai 12.874 Kw, meningkat daripada tahun 2012 yang hanya mencapai 10.304 Kw. Produktivitas padi mencapai sebesar 78,36 kw/ha.
Sementara itu tanaman buah yang paling banyak dihasilkan pada tahun 2013 di Kota Surakarta adalah sawo sebanyak 15.120 Kw, berikutnya adalah mangga dengan jumlah produksi mencapai 7.234 Kw, melinjo dengan produksi total sebanyak 1.875Kw, dan belimbing dengan produksi 1.768 Kw.
Produksi perkebunan yang ada di Kota Surakarta hanya kelapa sebanyak 45.220 butir pada tahun 2013
Panjang Jaringan irigasi dalam kondisi baik hanya sebesar 1,97%
Persentase kelompok tani menerapkan teknologi pertanian/perkebunan
capaiannya perlu ditingkatkan karena baru mencapai 20% Pemasaran Produksi hasil
pertanian juga mengalami penurunan pada tahun 2013 sebesar 6,70%.
Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB tahun 2013 sebesar 0,05%, turun dari tahun 2012 sebesar 0,06% Angka prevalensi penyakit
hewan ternak sebesar 1%
1) Belum optimalnya produksi dan produktivitas serta pemasaran hasil pertanian
(perkebunan/ peternakan/perikan an) karena alih fungsi lahan.
2) Belum optimalnya penerapan teknologi pertanian dan pemanfaatan
pekarangan dalam mendukung
ketahanan pangan. 3) Pemantauan
kesehatan hewan yang dikonsumsi masyarakat belum optimal.
(1)
No Analisis Permasalahan 3 Isu
Musrenbang
Banyaknya IKM Solo dengan KTP luar Solo.
Pemahaman terhadap Pentingnya SNI.
Banyak yang berminat Sertifikasi Halal untuk warung makan/ restoran.
Belum optimalnya pembinaan dan pengembangan kemampuan teknis IKM di Kota Surakarta.
Terbatasnya peralatan kerja/
peralatan produksi klaster industri. 7)Ketransmigrasian
Perumusan permasalahan pembangunan pada urusan Transmigrasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.80. Hasil Perumusan Permasalahan Pembangunan pada Urusan Transmigrasi
No Analisis Permasalahan
1 Data Makro Jumlah transmigran yang diberangkatkan pada tahun 2014 hanya 5 KK, dalam kurun waktu lima tahun tertinggi tahun 2012 sebanyak 15 KK.
Rendahnya pemberangkatan transmigran. 2 Pokok Pikiran
DPRD
Peningkatan kerjasama antar daerah di bidang transmigrasi
3 Isu
Musrenbang
N/A
2. Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan Prioritas dan Sasaran Pembangunan (Isu strategis Kota)
Isu strategis Kota yang perlu ditangani pada RKPD Kota Tahun 2016 diuraikan sebagai berikut:
a. Tata Kelola Pemerintahan (Governance): Bersih, Transparan, Kolaboratif, Demokratis dan Akuntabel
Beberapa permasalahan utama yang harus diselesaikan pada bidang pemerintahan umum yaitu penyediaan regulasi dan pengendalian implementasinya terkait penataan organisasi perangkat daerah dan kepegawaian (rekruitmen, penetapan, mutasi maupun promosi) supaya mendukung gerakan anti korupsi dan budaya kerja, serta kualitas pelayanan publik. Kemitraan dan partisipasi masyarakat dalam pengawasan penyelenggaraan pelayanan publik dan pembangunan daerah juga
(2)
perlu ditingkatkan. Optimalisasi peran DPRD dalam menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan masyarakat menjadi jembatan di antara fungsi regulasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan.
Berkaitan dengan pengelolaan keuangan, kemampuan Pengelolaan Aset dan Keuangan Daerah secara efisien dan akuntabel perlu ditingkatkan. Berkaitan dengan komunikasi dan informatika, Transparansi Informasi dan Akuntabilitas Publik Berbasis Akurasi Data dan Tehnologi Informasi; Pendataan dan Informasi Pembangunan Kota; Kecukupan infrastruktur penunjang usaha dan kecukupan pemanfaatan jaringan tehnologi komunikasi informasi; dan Mengoptimalkan semua fungsi media komunikasi (berbasis tehnologi informasi maupun tradisional) untuk memasarkan daya saing kota perlu ditingkatkan.
Terkait dengan kependudukan, perencanaan pembangunan berbasis data kependudukan terkendala oleh rendahnya kesadaran masyarakat dan aparat dalam tertib data administrasi kependudukan. Berkaitan dengan pelayanan perpustakaan, jaringan perpustakaan yang mampu menjalin interkoneksi dengan perpustakaan lain baik di dalam maupun luar negeri belum terbangun. Di bidang kearsipan, perubahan pengelolaan kearsipan di lingkungan pemerintah dalam bentuk E-government menjadi kebutuhan bagi tata kelola pemerintahan.
b.Peningkatan daya saing daerah : meraih keunggulan
Permasalahan utama yang harus diselesaikan dalam peningkatan daya saing ekonomi daerah antara lain sulitnya mendapatkan sertifikat SNI, dan sulitnya pengurusan HKI untuk merk. Selain itu kepemilikan sertifikasi halal juga masih kurang, dari 200 IKM makanan dan minuman belum semua mempunyai sertifikasi halal. Disisi yang lain daya saing produk masih lemah, dan tidak ada keberanian/kemampuan bagi UKM mengikuti pameran secara mandiri baik berskala nasional maupun internasional.
Berkaitan dengan industri, kemitraan Stakeholders untuk pengembangan industri kreatif di Kota Surakarta masih kurang; dan standarisasi dan perluasan pemasaran sektor industri pengolahan (makanan, obat, jamu, kosmetik herbal/agro, tekstil dan produk tekstil) di seluruh wilayah di Kota Surakarta yang belum optimal. Permasalahan lainnya yaitu masih terdapat pasar tradisional yang kurang representatif dalam menghadapi MEA, dan belum tertatanya PKL dari jumlah 5.817 masih tersisa 1.500 PKL
(3)
yang harus ditata sesuai tata ruang kota. Di bidang pariwisata permasalahan utama yang dihadapi yaitu kurangnya destinasi wisata unggulan.
Terkait investasi, permasalahan utama yang dihadapi yaitu belum maximalnya investor dalam berinvestasi di kota Surakarta. Faktor yang mempengaruhi antara lain Potensi Unggulan daerah belum tergali secara optimal, dan perkembangan regulasi terkait dengan PTSP dan perkembangan teknologi informasi sebagai penunjang dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan dan investasi. Sementara itu terkait daya saing tenaga kerja, diperlukan penyelenggaraan pendidikan vokasi yang mengacu pada sertifikasi atau standrisasi nasional untuk menghasilkan angkatan kerja yang kompetitif di pasar tenaga kerja.
Isu karakter dan identitas kota. Penguatan karakter budaya kawasan dengan cara mengintegrasikan pembangunan karakter fisik lingkungan dengan pengembangan ekonomi wilayah dan pengembangan pariwisata budaya berbasis lokalitas. Karakter kota Surakarta sebagai Kota Budaya, masih banyak tantangan terkait penguatan karakter budaya kawasan melalui penetapan kawasan dan bangunan bersejarah serta penguatan distrik yang beridentitas dan berkarakter budaya.
c.Kesejahteraan masyarakat : mapan, aman, nyaman
Isu strategis pada bidang pendidikan mencakup implementasi penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun baik bagi laki-laki dan perempuan secara adil dan setara; akses warga miskin untuk mendapatkan pendidikan tinggi; dan keaksaraan fungsional. Permasalahan yang dihadapi yaitu masih perlunya peningkatan sarana dan prasarana PAUD dalam rangka mendukung tercapainya penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun; masih perlunya peningkatan sarana dan prasarana pendidikan dasar untuk tercapainya penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun; dan masih perlunya peningkatan kompetensi pendidik dalam rangka mendukung tercapainya penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun yang lebih baik.
Isu strategis terkait lingkungan hidup meliputi isu sampah, Ruang Terbuka Hijau (RTH), limbah, air bersih, dan sanitasi. Berkaitan dengan kesehatan, isu strategis yang harus ditangani yaitu Pengurangan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA); pencegahan dan penanggulangan penyakit menular (Demam Berdarah, Tb Paru dan HIV/AIDS) ; peningkatan mutu dan standar pelayanan
(4)
kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan rujukan yang dapat dijangkau masyarakat tidak mampu. Capaian Angka kesakitan kasus demam berdarah 5,04/10.000, Target Jateng: 2, Target Nasional 2; Angka kematian demam berdarah 1,56%; Target
Jateng ≤ 1, Nasional ≤ 1; Penemuan TB 62,58%, Target Jateng
70%, Nasional 90%; Penemuan kasus HIV/AIDS Penduduk Surakarta 65 (0.01%) Target Jateng: < 0.5%, Angka kematian ibu 71,35 (7 bumil)/100.000 KLH, Target Jateng: 102/100.000 KLH, Target Nasional: 118/100.000 KLH; Angka kematian bayi 4,79(47 kasus)/1000 KLH; Target Jateng: 9,8; Target Nasional: 23; Angka kematian balita 0,51(5 kasus)/1000 KLH ; Target Jateng: 12 ; Target Nasional: 32; Masih ditemukannya kasus gizi kurang pada balita 2,58%; Target Nasional<20 %; dan Masih ditemukannya kasus bumil KEK 2,82%; Target Jateng:< 20%.
Isu strategis terkait fisik meliputi kawasan kumuh, rumah, lahan, dan infrastruktur. Permasalahan utama yang dihadapi meliputi: kemiskinan Kota (urban Poverty) diantaranya ditandai oleh adanya permukiman yang tidak layak huni (slums) dan permukiman informal (squatter settlements) dan terbatasnya akses terhadap pemenuhan lahan hunian, rumah yang layak dan sehat, infrastruktur dan sarana-prasaraan kota; Akses terhadap pemenuhan lahan dan perumahan (access to affordable housing) juga merupakan target penurunan kemiskinan. Hal ini terkait erat dengan masih adanya pemukiman pada lahan yang tidak sesuai peruntukannya untuk perumahan menurut RTRW yaitu di bantaran Sungai, bantaran KA dan lahan-lahan pemerintah; Akses sanitasi dan air bersih; dan Ketersediaan lahan pemakaman.
d.Lingkungan hidup: sehat, selamat, bermartabat
Permasalahan utama terkait sampah yang dihadapi yaitu belum optimalnya kebersihan kota, panjang jalan di Kota Surakarta: 183.57 Km, terdiri dari 46 ruas jalan, 26 ruas jalan (56%) belum ada petugas kebersihan. Fasilitas tong sampah terpilah di kawasan taman kota dan fasilitas umum lainnya juga masih kurang. Pengelolaan sampah TPA secara Open Dumping sejak tahun 1987 sudah tidak sesuai dengan Undang-Undang No.18 tahun 2008 tentang Pengelolaan sampah, juga perlu diubah dengan sistem Sanitary landfill. Selain itu pengetahuan, kesadaran dan ketrampilan masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan prinsip 3 R (Reuse, Reduce, dan Recycle) juga masih kurang.
Berkaitan dengan RTH, permasalahan utama yang dihadapi yaitu pengelolaan taman kota sebanyak 69 taman. Pemenuhan
(5)
RTH baru tercapai 12,2 persen, tanaman belum sesuai dengan estetika, karakter Surakarta tahan terhadap musim. Selain itu, ketersediaan ruang terbuka hijau di wilayah perkotaan juga masih kurang dari 30 persen.
Permasalahan utama terkait dengan limbah meliputi: Meningkatnya pencemaran air akibat limbah industri dan domestik yang belum dapat dikelola dengan baik; Kurangnya kemampuan pengusaha industri kecil dan menengah dalam mengolah limbahnya; dan meningkatnya potensi pencemaran udara ambient perkotaan karena tingginya laju transportasi.
e. Kesenjangan wilayah: Koneksitas & pemerataan yang berkeadilan
Isu kesenjangan wilayah meliputi isu prasarana, perencanaan dan pemanfaatan ruang, transportasi, infastruktur. Permasalahan utama yang dihadapi meliputi: Kesenjangan wilayah yang cukup tinggi antara wilayah Selatan dan wilayah utara; Penyusunan RDTRK dan Dokumen RTBL sampai pada tingkat kedetilan tertentu sehingga bisa menjadi acuan perijinan pemanfaatan ruang, terutama beberapa Kawasan dengan perkembangan cepat tumbuh; dan Penataan bangunan dalam rangka mendukung city branding (pencitraan kota) melalui Pengembangan karakter kampong-kampung kota berbasis ekonomi lokal menjadi peluang dan potensi untuk mengintegrasikan pembangunan karakter fisik lingkungan dengan pengembangan ekonomi wilayah dan ekonomi masyarakat dan pengembangan pariwisata buaya berbasis lokalitas.
Isu Transportasi dan Konektivitas Kawasan yang harus ditangani kota surakarta meliputi: Konektivitas dan pengembangan antar moda transportasi yang terintegrasi (lokal, massal, dan antar wilayah); kurangnya pengembangan aksesibilitas perhubungan menuju ke arah utara; Lalu lintas regional yang masih memasuki kawasan tengah kota, sehingga menambah kepadatan, kemacetan dan kerawanan lalu lintas; dan 9 (sembilan) perlintasan sebidang antara jalan Kereta Api dengan Jalan Raya, hal ini mengakibatkan terjadinya kemacetan lalu lintas, meningkatnya pencemaran udara akibat emisi gas buang serta mengakibatkan terjadinya pemborosan energi; dan Terbatasnya ruang parkir umum untuk menunjang kegiatan sosial ekonomi kota, dan lebih banyak menggunakan ruang parkir jalan, sehingga menambah permasalahan transportasi kota.
(6)
Terkait infrastruktur, proporsi Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat 60% (Kondisi kurang baik 40%); Proporsi Panjang jalan kota dalam kondisi baik Tahun 2014 sebesar 72% (Kondisi Jalan Rusak 28%); Proporsi Panjang Jembatan kota dalam kondisi baik Tahun 2014 sebesar 87% (Kondisi kurang baik 13%); Pembangunan/rehabilitasi turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor lingkup kewenangan kota 60% (kondisi kurang baik 40%). Terkait kawasan kumuh, luas kawasan kumuh Kota Surakarta sebesar 6%.