S PGSD 1205657 Chapter3

(1)

Hana Fauziah, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM PAIR SOLO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN D AN HASIL BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau Classroom Action Reasearch. Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan salah satu upaya guru untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

Ada berbagai macam desain model PTK yaitu Kurt Lewin, Kemmis dan Mc Taggart, dan Elliot. Desain Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan adalah model penelitian dari Kemmis dan Mc. Taggart. Model PTK yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart merupakan model pengembangan dari model Kurt Lewin. Tahapan-tahapan yang terdapat pada PTK model Kemmis dan Mc Taggart (dalam Arikunto, 2012, hlm. 16), diantaranya:

1. Perencanaan

Dalam penelitian tindakan kelas tahapan yang pertama perencanan, pada tahapan ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Biasanya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut peneliti harus mempersiapkan pembelajaran (RPP), instrumen pembelajaran, media pembelajaran, bahan ajar, dan aspek-aspek lain yang sekiranya diperlukan.

2. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan adalah kegiatan mengimplementasikan atau menerapkan perencanaan yang telah dibuat, peneliti harus mentaati apa yang telah dirumuskan tahap perencanaan agar hasil yang diperoleh sesuai dengan apa yang diharapkan.

3. Observasi

Dalam tahap observasi yang melakukannya adalah pengamat, kegiatan berlangsung bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan. Tahapan ini adalah mengamati bagaimana proses pelaksanaan berlangsung, serta mengetahui dampak apakah yang dihasilkan dari proses pelaksanaan.

4. Refleksi

Tahapan refleksi ini adalah tahapan kita dapat mengetahui kelemahan apa saja yang terjadi dari proses pelaksanaan, hingga akhirnya dapat diperbaiki pada siklus selanjutnya, apabila proses siklus sudah selesai maka tahapan ini bisa dijadikan tahapan untuk menarik kesimpulan dari keseluruhan kegiatan.

Berikut adalah desain PTK menurut Kemmis dan Mc Taggart:


(2)

Hana Fauziah, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM PAIR SOLO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN D AN HASIL BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Partisipan dan Tempat Penelitian

1. Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini terdiri dari guru dan siswa kelas 3 SD S Bandung Semester II tahun ajaran 2015/2016. Jumlah siswa sebanyak 37 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan. Kelas dibagi ke dalam enam kelompok secara heterogen.

2. Tempat Penelitian

SIKLUS I Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

SIKLUS III

Gambar 3.1


(3)

Hana Fauziah, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM PAIR SOLO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN D AN HASIL BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian dilakukan di salah satu Sekolah Dasar di Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Sekolah ini dijadikan tempat penelitian karena sekolah ini merupakan tempat penulis melaksanakan PLP.

C. Prosedur Administratif Penelitian

Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk pengkajian siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Rencana pelaksanaan tindakan nya terdiri dari 3 siklus dilakukan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauh mana peningkatan keaktifan dan hasil belajar dilakukan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Tahap tindakan penelitian yang akan dilaksanakan dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Tahap pra penelitian

a. Menentukan sekolah dan kelas yang akan dijadikan tempat penelitian.

b. Menghubungi pihak sekolah tempat akan dilaksanakannya penelitian untuk mengurus surat perizinan pelaksanaan penelitian.

c. Melakukan studi pendahuluan dengan mengobservasi pelaksanaan pembelajaran untuk menentukan masalah yang akan dikaji.

d. Melakukan observasi.

e. Melakukan studi literatur untuk memperoleh dukungan teori mengenai strategi/model yang sesuai.

f. Melakukan studi kurikulum mengenai pokok bahasan yang dijadikan penelitian. g. Menyusun proposal penelitian.

2. Perencanaan tindakan

Hal-hal yang dilakukankan pada tahap perencanaan pada setiap siklus adalah sebagai berikut:

a. Menyesuaikan rancangan penelitian dengan pokok bahasan b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


(4)

Hana Fauziah, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM PAIR SOLO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN D AN HASIL BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Mempersiapkan proses kegiatan pembelajaran team pair solo

d. Mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran team pair solo, yaitu: teks materi diskusi, LKS kelompok, pasangan, dan individu, soal sebagai evalusi hasil belajar siswa.

e. Mempersiapkan alat-alat untuk dokumentasi kegiatan pembelajaran f. Membuat instrumen atau lembar observasi aktivitas guru dan siswa

3. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan berupa pertemuan di kelas. Tindakan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Sesuai dengan cara pemecahan masalah yang dipilih, yaitu penggunaan model team pair solo, maka secara umum, sintaks pembelajaran adalah sebagai berikut.

a. Guru memberikan orientasi mengenai pokok bahasan yang akan dipelajari. Guru juga menegaskan bahwa pembelajaran akan dilakukan dengan metode team pair solo.

b. Guru membagi siswa ke dalam 9 kelompok secara heterogen yang terdiri dari 4-5 orang.

c. Guru membagikan soal/LKS untuk didiskusikan dan dikerjakan secara berkelompok.

d. Setelah selesai berdiskusi, masing-masing kelompok mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan bersama.

e. Mengubah susunan kelompok menjadi berpasangan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran team pair solo

f. Setiap pasangan akan diberikan soal/LKS yang harus dikerjakan. g. Perwakilan siswa kedepan untuk membahas hasil kerja kelompoknya.

h. Mengubah susunan kelompok menjadi individu/solo sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran team pair solo

i. Memberikan soal/LKS kepada setiap siswa untuk dikerjakan secara individu. j. Mengumpulkan LKS siswa.


(5)

Hana Fauziah, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM PAIR SOLO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN D AN HASIL BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

k. Dalam mengerjakan setiap soal terjadi interaksi antar siswa, kecuali pada saat tugas mandiri.

Pelaksanaan pada siklus II, dan siklus III disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus sebelumnya. Sehingga pelaksanaan pembelajaran selalu mengalami perbaikan pada setiap siklusnya.

4. Tahap Observasi Tindakan

Observasi atau pemantauan dilakukan dalam rangka mengumpulkan data yang berkaitan dengan keaktifan belajar siswa selama siklus berlangsung. Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran, pengamat melakukan kolaborasi dalam pelaksanaannya. Merekam kegiatan yang berlangsung dan melakukan pencatatan data setelah kegiatan pembelajaran.

5. Tahap Refleksi Tindakan

Refleksi adalah peninjauan terhadap kinerja siklus, kekuatan, dan kelemahan yang masih ada. Sebelum dilakukan refleksi dilakukan analisis terhadap data yang telah dikumpulkan berupa temuan siklus yang digunakan sebagai bahan melakukan refleksi. Hasil refleksi berupa rekomendasi apakah permasalahan telah dapat ditanggulangi atau diperlukan siklus lanjutan. Refleksi dilakukan untuk mengevaluasi kekurangan dan kelebihan proses belajar mengajar pada siklus I. Kekurangan dapat diperbaiki pada siklus berikutnya. Perencanaan, pelaksanaaan, dan refleksi pada siklus II dapat dilakukan atas hasil evaluasi dari siklus I. Apabila pada siklus II belum juga mengarah kepada perubahan proses pembelajaran dan hasil belajar maka dapat dilakukan siklus III.

Penelitian dilaksanakan kurang lebih 4 bulan dimulai dari bulan februari sampai dengan Mei, agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar maka penelitian ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan belajar mengajar. Adapun jadwal administratif penelitian dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.


(6)

Hana Fauziah, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM PAIR SOLO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN D AN HASIL BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1

Jadwal Penelitian

No Jenis Kegiatan

Bulan Pelaksanaan

Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Observasi

2 Penyusunan proposal 3 Pengajuan

proposal 4 Penyusunan

Instrumen 5 Pelaksanaan

penelitian 6 Pengambilan

data 7 Pengolahan

data 8 Penyusunan

skripsi

D. Prosedur Subtantif Penelitian 1. Pengumpulan Data

a. Pedoman observasi siswa digunakan untuk mengetahui sikap-sikap atau respon seorang siswa dalam kegiatan pembelajaran. Meliputi tindakan siswa yang berhubungan dengan keaktifan belajar siswa selama pembelajaran. Peneliti dibantu oleh guru kelas dan teman sejawat sebagai observer selama proses pembelajaran.

b. Catatan lapangan (field note) digunakan untuk membuat catatan-catatan kecil selama proses pembelajaran menerapkan model team pair solo.

c. Tes digunakan untuk mengungkap data hasil, melalui tes berupa lembar soal untuk mendapatkan data hasil belajar siswa dengan menerapkan butir-butir soal yang mengukur hasil belajar kognitif siswa.


(7)

Hana Fauziah, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM PAIR SOLO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN D AN HASIL BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Pengolahan Data

a. Analisis data kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari hasil pengukuran maupun diperoleh dengan cara mengubah data kuantitatif menjadi data kualitatif. Data kuantitaif dapat dianalisis secara deskriptif. Data yang dianalisis yaitu peolehan rata-rata nilai kelas dan presentase ketuntasan belajar. Penghitungan data kuantitatif dalam penelitian ini meliputi:

1) Keaktifan belajar siswa

Observasi keaktifan belajar siswa dilakukan dengan cara menuliskan setiap aktivitas dalam pembelajaran yang menuntut adanya keaktifan belajar dari siswa kemudian dihitung jumlah siswa yang banyak aktif baik dalam kegiatan individu maupun kelompok pada setiap kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

a) Mengemukakan pendapat atau komentarnya terhadap suatu permasalahan yang harus dipecahkan ketika diskusi kelompok dan berpasangan

b) Merespon pertanyaan dari guru atau teman yang berkaitan dengan materi pembelajaran

c) Bertanya kepada guru atau teman seputar materi pembelajaran d) Mengamati video

e) Ikut serta dalam diskusi baik secara berkelompok maupun secara berpasangan f) Mengerjakan LKS kelompok, pasangan, dan individu

Menghitung Rata-rata Aktivitas Siswa

Secara sederhana untuk menghitung presentase rata-rata aktivitas siswa yaitu:

Keterangan:


(8)

Hana Fauziah, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM PAIR SOLO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN D AN HASIL BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

∑ = jumlah persentase siswa aktif n = banyaknya aktivitas

2) Pengolahan data hasil belajar

Data hasil tes dianalisis menggunakan analisis data kuantitatif. Langkah-langkah dalam menganalisis data kuantitatif adalah sebagai berikut:

a) Penskoran terhadap jawaban siswa

Bentuk tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa adalah tes uraian bebas dengan skor maksimal yang dapat diperoleh siswa adalah 100. b) Mencari rata-rata nilai yang diperoleh siswa melalui rumus yang diadaptasi dari

Sudjana, N. (2012, hlm. 109)

Keterangan:

R = nilai rata-rata siswa

∑x = jumlah skor siswa

∑y = jumlah siswa

Tabel 3.2

Kriteria Penilaian Rata-rata Kelas

Kriteria Nilai

Baik Sekali 85 – 100

Baik 70 – 84

Cukup 60 – 69

Kurang 50 – 59

Kurang Sekali  50

(Sumber: Depdiknas, 2006)

c) Mengitung persentase ketuntasan belajar siswa yang lulus di kelas III dengan rumus:


(9)

Hana Fauziah, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM PAIR SOLO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN D AN HASIL BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:

P = persentase siswa yang lulus

∑P = jumlah siswa yang lulus

∑N = jumlah seluruh siswa b. Analisis data kualitatif

Data kualitatif ini diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan jurnal reflektif kemudian diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek yang dijadikan fokus analisis. Data ini kemudian dideskripsikan keberhasilan dalam penerapan model team pair solo, yang ditandai dengan meningkatnya keaktifan belajar siswa serta hasil belajar yang menyertainya.

1) Reduksi data, merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan serta kedalaman wawasan yang tinggi (Sugyiono, 2009 hlm 339). Pada tahap ini peneliti memilih data, menggolongkan, dan membuang data yang tidak diperlukan. Kemudian mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhirnya dapat ditarik. Peneliti dalam hal ini mencatat dan merekam ujaran, sikap serta pembicaraan antara guru dan murid yang terjadi selama proses pembelajaran.

2) Klasifikasi Data, Klasifikasi data merupakan usaha menggolongkan, mengelompokkan, dan memilah data berdasarkan pada klasifikasi tertentu yang telah dibuat dan ditentukan peneliti.

3) Komponen selanjutnya sajian data (display data), merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan kesimpulan peneliti dapat dilakukan. Sajian ini merupakan rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis. Sajian data ini harus mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan sebagai pertanyaan penelitian, sehingga narasi yang tersaji merupakan deskripsi mengenai kondisi yang rinci untuk menceritakan dan menjawab setiap permasalahan yang ada.

Melalui sajian data yang telah terkumpul dikelompokkan dalam beberapa bagian sesuai dengan jenis permasalahannya supaya mudah dilihat dan


(10)

Hana Fauziah, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM PAIR SOLO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN D AN HASIL BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dimengerti, sehingga mudah dianalisis. Langkah ini mencakup dan memasuki analisis data. Data yang ada dianalisis dan ditafsirkan kemudian dibandingkan antara data yang satu dengan data yang lain untuk menemukan persamaan dan perbedaan. Berbagai macam data penelitian tindakan yang telah direduksi perlu dibeberkan dalam bentuk narasi. Pembeberan data dilakukan dengan sistematik, interaktif, dan inventif serta mantap sehingga memudahkan pemahaman terhadap apa yang terjadi. Dengan demikian, penarikan kesimpulan dan penentuan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya akan mudah.

4) Komponen terakhir yaitu conclution drawing verifikasi, merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memantapkan simpulan dari tampilan data agar benar-benar dapat dipertanggunggjawabkan. Seluruh hasil analisis yang terdapat dalam reduksi data maupun sajian data diambil suatu kesimpulan. Penarikan kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara, yang ditarik pada akhir siklus I, ke kesimpulan terevisi pada akhir siklus II dan seterusnya, dan simpulan terakhir pada akhir siklus terakhir yaitu siklus III. Kesimpulan yang pertama sampai dengan yang terakhir saling terkait dengan simpulan pertama sebagai pijakan.


(1)

Hana Fauziah, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM PAIR SOLO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN D AN HASIL BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

k. Dalam mengerjakan setiap soal terjadi interaksi antar siswa, kecuali pada saat tugas mandiri.

Pelaksanaan pada siklus II, dan siklus III disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus sebelumnya. Sehingga pelaksanaan pembelajaran selalu mengalami perbaikan pada setiap siklusnya.

4. Tahap Observasi Tindakan

Observasi atau pemantauan dilakukan dalam rangka mengumpulkan data yang berkaitan dengan keaktifan belajar siswa selama siklus berlangsung. Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran, pengamat melakukan kolaborasi dalam pelaksanaannya. Merekam kegiatan yang berlangsung dan melakukan pencatatan data setelah kegiatan pembelajaran.

5. Tahap Refleksi Tindakan

Refleksi adalah peninjauan terhadap kinerja siklus, kekuatan, dan kelemahan yang masih ada. Sebelum dilakukan refleksi dilakukan analisis terhadap data yang telah dikumpulkan berupa temuan siklus yang digunakan sebagai bahan melakukan refleksi. Hasil refleksi berupa rekomendasi apakah permasalahan telah dapat ditanggulangi atau diperlukan siklus lanjutan. Refleksi dilakukan untuk mengevaluasi kekurangan dan kelebihan proses belajar mengajar pada siklus I. Kekurangan dapat diperbaiki pada siklus berikutnya. Perencanaan, pelaksanaaan, dan refleksi pada siklus II dapat dilakukan atas hasil evaluasi dari siklus I. Apabila pada siklus II belum juga mengarah kepada perubahan proses pembelajaran dan hasil belajar maka dapat dilakukan siklus III.

Penelitian dilaksanakan kurang lebih 4 bulan dimulai dari bulan februari sampai dengan Mei, agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar maka penelitian ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan belajar mengajar. Adapun jadwal administratif penelitian dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.


(2)

Hana Fauziah, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM PAIR SOLO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN D AN HASIL BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1

Jadwal Penelitian

No Jenis

Kegiatan

Bulan Pelaksanaan

Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Observasi

2 Penyusunan proposal 3 Pengajuan

proposal 4 Penyusunan

Instrumen 5 Pelaksanaan

penelitian 6 Pengambilan

data 7 Pengolahan

data 8 Penyusunan

skripsi

D. Prosedur Subtantif Penelitian 1. Pengumpulan Data

a. Pedoman observasi siswa digunakan untuk mengetahui sikap-sikap atau respon seorang siswa dalam kegiatan pembelajaran. Meliputi tindakan siswa yang berhubungan dengan keaktifan belajar siswa selama pembelajaran. Peneliti dibantu oleh guru kelas dan teman sejawat sebagai observer selama proses pembelajaran.

b. Catatan lapangan (field note) digunakan untuk membuat catatan-catatan kecil selama proses pembelajaran menerapkan model team pair solo.

c. Tes digunakan untuk mengungkap data hasil, melalui tes berupa lembar soal untuk mendapatkan data hasil belajar siswa dengan menerapkan butir-butir soal yang mengukur hasil belajar kognitif siswa.


(3)

Hana Fauziah, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM PAIR SOLO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN D AN HASIL BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Pengolahan Data

a. Analisis data kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari hasil pengukuran maupun diperoleh dengan cara mengubah data kuantitatif menjadi data kualitatif. Data kuantitaif dapat dianalisis secara deskriptif. Data yang dianalisis yaitu peolehan rata-rata nilai kelas dan presentase ketuntasan belajar. Penghitungan data kuantitatif dalam penelitian ini meliputi:

1) Keaktifan belajar siswa

Observasi keaktifan belajar siswa dilakukan dengan cara menuliskan setiap aktivitas dalam pembelajaran yang menuntut adanya keaktifan belajar dari siswa kemudian dihitung jumlah siswa yang banyak aktif baik dalam kegiatan individu maupun kelompok pada setiap kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

a) Mengemukakan pendapat atau komentarnya terhadap suatu permasalahan yang harus dipecahkan ketika diskusi kelompok dan berpasangan

b) Merespon pertanyaan dari guru atau teman yang berkaitan dengan materi pembelajaran

c) Bertanya kepada guru atau teman seputar materi pembelajaran d) Mengamati video

e) Ikut serta dalam diskusi baik secara berkelompok maupun secara berpasangan f) Mengerjakan LKS kelompok, pasangan, dan individu

Menghitung Rata-rata Aktivitas Siswa

Secara sederhana untuk menghitung presentase rata-rata aktivitas siswa yaitu:

Keterangan:


(4)

Hana Fauziah, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM PAIR SOLO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN D AN HASIL BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ∑ = jumlah persentase siswa aktif

n = banyaknya aktivitas

2) Pengolahan data hasil belajar

Data hasil tes dianalisis menggunakan analisis data kuantitatif. Langkah-langkah dalam menganalisis data kuantitatif adalah sebagai berikut:

a) Penskoran terhadap jawaban siswa

Bentuk tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa adalah tes uraian bebas dengan skor maksimal yang dapat diperoleh siswa adalah 100. b) Mencari rata-rata nilai yang diperoleh siswa melalui rumus yang diadaptasi dari

Sudjana, N. (2012, hlm. 109)

Keterangan:

R = nilai rata-rata siswa ∑x = jumlah skor siswa ∑y = jumlah siswa

Tabel 3.2

Kriteria Penilaian Rata-rata Kelas

Kriteria Nilai

Baik Sekali 85 – 100

Baik 70 – 84

Cukup 60 – 69

Kurang 50 – 59

Kurang Sekali  50

(Sumber: Depdiknas, 2006)

c) Mengitung persentase ketuntasan belajar siswa yang lulus di kelas III dengan rumus:


(5)

Hana Fauziah, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM PAIR SOLO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN D AN HASIL BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:

P = persentase siswa yang lulus ∑P = jumlah siswa yang lulus ∑N = jumlah seluruh siswa b. Analisis data kualitatif

Data kualitatif ini diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan jurnal reflektif kemudian diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek yang dijadikan fokus analisis. Data ini kemudian dideskripsikan keberhasilan dalam penerapan model team pair solo, yang ditandai dengan meningkatnya keaktifan belajar siswa serta hasil belajar yang menyertainya.

1) Reduksi data, merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan serta kedalaman wawasan yang tinggi (Sugyiono, 2009 hlm 339). Pada tahap ini peneliti memilih data, menggolongkan, dan membuang data yang tidak diperlukan. Kemudian mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhirnya dapat ditarik. Peneliti dalam hal ini mencatat dan merekam ujaran, sikap serta pembicaraan antara guru dan murid yang terjadi selama proses pembelajaran.

2) Klasifikasi Data, Klasifikasi data merupakan usaha menggolongkan, mengelompokkan, dan memilah data berdasarkan pada klasifikasi tertentu yang telah dibuat dan ditentukan peneliti.

3) Komponen selanjutnya sajian data (display data), merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan kesimpulan peneliti dapat dilakukan. Sajian ini merupakan rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis. Sajian data ini harus mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan sebagai pertanyaan penelitian, sehingga narasi yang tersaji merupakan deskripsi mengenai kondisi yang rinci untuk menceritakan dan menjawab setiap permasalahan yang ada.

Melalui sajian data yang telah terkumpul dikelompokkan dalam beberapa bagian sesuai dengan jenis permasalahannya supaya mudah dilihat dan


(6)

Hana Fauziah, 2016

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM PAIR SOLO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN D AN HASIL BELAJAR SISWA SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dimengerti, sehingga mudah dianalisis. Langkah ini mencakup dan memasuki analisis data. Data yang ada dianalisis dan ditafsirkan kemudian dibandingkan antara data yang satu dengan data yang lain untuk menemukan persamaan dan perbedaan. Berbagai macam data penelitian tindakan yang telah direduksi perlu dibeberkan dalam bentuk narasi. Pembeberan data dilakukan dengan sistematik, interaktif, dan inventif serta mantap sehingga memudahkan pemahaman terhadap apa yang terjadi. Dengan demikian, penarikan kesimpulan dan penentuan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya akan mudah.

4) Komponen terakhir yaitu conclution drawing verifikasi, merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memantapkan simpulan dari tampilan data agar benar-benar dapat dipertanggunggjawabkan. Seluruh hasil analisis yang terdapat dalam reduksi data maupun sajian data diambil suatu kesimpulan. Penarikan kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara, yang ditarik pada akhir siklus I, ke kesimpulan terevisi pada akhir siklus II dan seterusnya, dan simpulan terakhir pada akhir siklus terakhir yaitu siklus III. Kesimpulan yang pertama sampai dengan yang terakhir saling terkait dengan simpulan pertama sebagai pijakan.