BAB III Arah Kebijakan

BAB III
Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan
Keuangan Daerah
3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia di prediksikan Word Bank di tahun 2016 berada
pada angka

5,5 - 6 persen secara global. Kondisi di Indonesia pasca pergantian

kepemimpinan membawa nuansa baru dalam perkembangan dan pertumbuhan ekonomi
secara makro. Keadaan ekonomi Indonesia di tahun 2016 akan menghadapi banyak
tantangan seperti stabilitas ekonomi, percepatan pertumbuhan ekonomi, percepatan
pengurangan kemiskinan dan pengangguran. Pembangunan yang tertuang dalam RPJMN
2015-2019 ditujukan untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai
bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian yang
berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berkualitas
serta

kemampuan

pembangunan


IPTEK

Indonesia

yang

terus

dalam

meningkat.

periode

Berdasarkan

2015-2019

hal


diarahkan

tersebut

untuk

maka

mencapai

“Perekonomian yang Kuat, Inklusif, dan berkelanjutan”. Dengan metode pendekatan
pembangunan wilayah, yakni dengan memperhatikan keunggulan dan atau kekhasan tiaptiap daerah akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada masing- masing daerah.
3.1.1.

Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2014 dan Perkiraan Kondisi Ekonomi

Tahun 2015
Untuk Kabupaten Musi Rawas pada Tahun 2016 optimis pertumbuhan ekonomi akan
dipacu oleh semua sektor ekonomi pembentuk struktur ekonomi daerah. Strategi dan arah

kebijakan pembangunan Kabupaten Musi Rawas yang diimplementasikan ke dalam
program

dan

kegiatan

SKPD

Tahun

Anggaran

2016,

diperkirakan

dapat

mampu


menggerakkan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Musi Rawas 5,63 %. Meski demikian
sektor ekonomi primer baik pertanian maupun pertambangan diperkirakan masih
mendominasi struktur ekonomi Kabupaten Musi Rawas, namun sektor primer ini
diupayakan tidak hanya bertumpu pada sektor pertanian, akan tetapi sektor pertambangan
lebih dapat dimaksimalkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan
masyarakat. Pengembangan kawasan agropolitan sebagai salah satu Misi pembangunan
Kabupaten Musi Rawas adalah salah satu upaya menggerakkan perekonomian daerah
dalam rangka memacu percepatan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Musi Rawas.
Tahun 2016

adalah tahun awal pelaksanaan RPJMD Tahun 2015 -2020 Kabupaten

Musi Rawas. Hasil yang telah dicapai pada RPJMD tahun lalu selama kurun waktu lima
tahun terakhir, terutama dalam memacu laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Musi Rawas
adalah ukuran keberhasilan daerah dalam menggerakkan roda perekonomian masyarakat.

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

III.1


Gambar Grafik . 3.1.
PDRB Kabupaten Musi Rawas Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2010-2016 (Rp. Juta)
12,000,000
10,000,000
8,000,000

Sumber : BPS Kabupaten Musi Rawas 2014 ( Data Diolah )
* ) Asumsi
Capaian
6,000,000
**) Proyeksi Capaian Pertumbuhan 5,63 %
4,000,000
2,000,000

Tabel. 3.1.
PDRB
Kabupaten Musi Rawas Atas Dasar Harga Konstan
2010


2011

2012

2013

2014

Tahun 2013-2016 (Rp. Juta)

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

2015*

2016**

III.2

Sektor


Sum
BPS

1. Pertanian
2.Pertamba
ngan dan

2010

2011

2012

2013

2014*

2015**


2016**

1.489.3

1.613.1

1.736.3

1,431,7

1,962,1

2,116,1

2.235.3

61

87


21

02

50

79

19

1.256.3
38

1.278.8
52

1.285.8
30

865,24


1,536,0

1,628,8

1.720.5

0

34

11

13

283.89
1

301.09
3


320.521

298,99

1,390,3

1,467,9

1.550.6

1

93

77

24

3.051

3.298

3.579

2,792

345,23

364,56

385.08

1

4

8

4,105

4,410

4.658

132,47

212,00

231,83

244.88

0

7

0

2

20,172

187,36

197,72

208.86

8

9

1

ber :

Penggalia
n
3. Industri
Pengolaha
n
4. Listrik.
Gas dan
Air Bersih
5.
Bangunan
6.
Perdagan

148.72
0

162.09
0

181.411

156.28
9

168.09
6

182.520

18.834

21.447

24.316

140,68
9

gan. Hotel
dan
Restoran
7.Pengangk
utan dan
Komunika
si
8.

60.076

65.389

71.272

53,844

26,088

28,736

30.353

232.178

250.01
6

2.698.8

209,21

73,935

78,571

83.294

64

8

3.648.
738

3.863.
468

4.075.
634

3,155,

4,650,

4,977,

5.257.

118

107

181

396

2.494.
058

2.494.
058

2.911.
308

2,352,

3,259,

3,509,

3.706.

886

713

204

772

Keuangan.
Persewaa
n dan Jasa
Perusahaa
n
9. Jasa-jasa
PDRB
DENGAN
MIGAS
PDRB
TANPA
MIGAS

Kabupaten Musi Rawas Tahun 2014 ( Data Diolah )
**) Proyeksi Capaian Pertumbuhan 5,63 %
Struktur Ekonomi suatu daerah menjadi indikator penentu apakah daerah tersebut
didominasi oleh sektor primer, sekunder ataupun tersier. Sektor primer adalah sektor yang
masih banyak mengandalkan peran sumberdaya alam dalam proses produksi, yaitu : sektor
pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian. Sektor sekunder adalah sektor yang
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

III.3

sudah tidak terlalu mengandalkan peran sumber daya alam lagi, tapi lebih banyak
mengandalkan kemajuan teknologi dan peran sumber daya manusia, yaitu sektor industri
pengolahan, listrik, dan air, serta kontruksi. Sedangkan sektor tersier adalah adalah sektor
yang bisa dikatakan sudah tidak mengandalkan sumber daya alam lagi, yaitu sektor
perdagangan, pangangkutan dan telekomunikasi, bank dan lembaga keuangan lain, dan
sektor jasa-jasa.
Struktur ekonomi di Kabupaten Musi Rawas masih bertumpu pada sektor pertanian
yang menjadi leading sektor di PDRB namun pertumbuhan di sektor pertanian khususnya
produksi karet akhir-akhir ini sedikit melambat akibat harga karet dunia yang turun
sehingga para petani mengurangi produksinya, untuk tahun 2016 diperkirakan sektor
pertanian akan tumbuh sebesar 7% - 8% . Sektor Pertambangan di harapkan sektor yang
dapat di maksimalkan untuk menopang PDRB di tahun 2016 apabila sektor pertanian yang
diharapkan melambat, sektor pertambangan yang merupakan sektor ke-2 yang dapat
memberikan kontribusi besar harus mampu tumbuh dalam kondisi perekonomian global
akhir-akhir ini sektor pertambangan diproyeksikan akan tumbuh sebesar 6% -7 %. Sektor
yang masih akan tumbuh secara pesat yaitu komunikasi dan angkutan yang diproyeksikan
masih tumbuh pada level 10%.
Tabel 3.2.
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Musi Rawas
Tahun 2011 – 2016
No

Lapangan Usaha

2010

2011

Laju Pertumbuhan Ekonomi
2012
2013 2014**

2015*

2016**

*
1

Pertanian

2

Pertambangan

3

dan Penggalian
Industri

4

Pengolahan
Listrik, Gas dan

5

Air Bersih
Bangunan

6

Perdagangan,

8,28

7,46

7,68

2,95

3,45

1,98

1,60

0,30

1,28

5,26

5,76

5% -7%

4,53

6,37

6,71

6,76

7,07

7,57

7% -9%

7,16

8,18

8,53

8,09

7,77

8,27

8% -9%

6,57

8,99

11,92

12,12

7,94

8,44

5,33

7,75

8,53

8,26

12,95

13,46

13,08

12,76

12,62

13,12

12-14%

Persewaan dan

7,26

8,83

8,98

8,76

6,91

7,41

7% -9%

Jasa Perusahaan
Jasa-jasa

7,53

7,67

7,92

7,43

7,94

7% -8%

Hotel dan
7

Restoran
Angkutan dan

8

Komunikasi
Keuangan,

9

3 % -5

7,42

PDRB
DENGAN

5,30

6,00

5,54

5,89

6,93

8,05

7,84

7,77

MIGAS
PDRB TANPA

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

12,2
7

7,44

5,0
1
5,0

12,77

%

8%10%
10
-13%

5,51 5%-7%
5,52 5%-7%
III.4

No

Lapangan Usaha

2010

2011

Laju Pertumbuhan Ekonomi
2012
2013 2014**

2015*

2016**

*

MIGAS
Sumber : (Data diolah BPS)

2

*) Tahun 2016 Angka Proyeksi **) Asumsi Capaian
***) Angka Setelah Pemekaran Muratara
Mengacu fluktuasi harga berbagai komoditas akhir-akhir ini,

tingkat inflasi pada

tahun 2015 diperkirakan akan mencapai 6%- 7%. Inflasi ini diakibatkan efek dari kebijakan
yang diarahkan untuk meningkatkan infrastruktur, pertumbuhan ekonomi nasional dan
menjaga kestabilan keuangan negara, Inflasi ini terjadi karena Pengurangan dan pengalihan
subsidi pada BBM ke sektor-sektor produktif seperti infrastruktur, nilai tukar rupiah yang
terdepresiasi, stabilisasi harga pangan, Kenaikan biaya transportasi.
Grafik 3.2
Perkembangan dan Proyeksi Inflasi Kabupaten Musi Rawas
Tahun 2012-2016

Grafik Perkembangan Inflasi Tahun 2013-2016
9
8
7

Inflasi Provinsi
Inflasi Nasional
Inflasi Musirawas

INFLASI

6
5
4
3
2
1
0
2013

2014

2015

2016

Sumber : Diolah dari data BPS, RPJP, dan RPJMN
*) Angka Proyeksi
Penetapan berbagai asumsi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Musi Rawas ditujukan
untuk memberikan suatu dorongan (stimulus) dan sekaligus peluang bagi para pelaku
usaha untuk melakukan investasi baru dan mengembangkan usaha. Dengan bertambahnya
investasi dan meningkatnya skala usaha, pertumbuhan ekonomi diharapkan mendorong
perluasan

lapangan

kerja,

peningkatan

pendapatan

masyarakat

dan

pengurangan

kemiskinan.
Rencana Pembanguan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas
Tahun 2010-2015 berakhir pada tahun 2015, sedangkan RPJMD Kabupaten Musi Rawas
Tahun 2015-2020 belum di tetapkan, maka perencanaan pembangunan tahun 2016
disusun dengan mendasarkan pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2005-2025. Sesuai Tahapan RPJPD, Tahun
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

III.5

2016 merupakan tahun ditujukan untuk mencapai kemandirian masyarakat Musi Rawas
dlam segala bidang sehinga tingkat ketergantungan terhadap pihak eksternal dapat
direduksi. Selain itu pencapaian kemandirian juga dimaksudkan untuk meningkatkan
kontribusi Musi Rawas terhadap pembangunan nasional.
Kebijakan ekonomi Kabupaten Musi Rawas di Tahun 2016 juga akan di sinergikan
untuk memperkuat pelaksanaan berbagai kebijakan Pemerintah Pusat dan Provinsi Tahun
2016 yang berdasarkan nawacita dan trisakti sehingga terwujudnya “Indonesia yang
berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong” antara lain :


Meningkatnya mutu sumber daya manusia



Meningkatnya efisiensi dan efektifitas program dan kegiatan penanggulangan
kemiskinan



Terbangunnya infrastruktur



Meningkatnya produksi dan produktivitas, nilai tambah dan pendapatan dari kegiatan
pertanian , perkebunan, perternakan, dan perikanan serta pariwisata.



Meningkatnya produktifitas, nilai tambah dan pendapatan industri pengolh hasil
pertanian dan pertambangan.



Berkembangnya

usaha

mikro,

kecil,

menengah

dan

koperasi

terutama

dari

meningkatnya akses permodalan, manajemen usaha, tekhnologi produksi, informasi
dan pemasaran.


Berkembangnya

pusat-pusat

inovasi

dan

bisnis

inovatif

dalam

menghasilkan

keunggulan daerah.


Meningkatnya kerjasama riset unggulan.

3.1.2.

Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2016

Permasalahan dan tantangan pokok yang akan dihadapi pada periode 2015-2019
adalah sebagai berikut:
1. Penguatan struktur ekonomi, berupa penguatan sektor primer, sekunder dan tersier
secara

menyeluruh.

Dengan

tujuan

sektor

lain

selain

sektor

primer

dapat

memberikan kontribusi terhadap PDRB. Pertumbuhan sektor sekunder dan tersier ini
harus diupayakan secepat mungkin agar tidak selalu tertumpu pada sektor primer
dalam memberikan kontribusi terhadap PDRB kabupaten Musi Rawas. Penguatan
ekonomi juga di arahkan mewujudkan perekonomian daerah dengan leading sektor
pertanian dalam arti luas serta pertambangan dan energi. Upaya yang akan dilakukan
yaitu peningkatan industri hulu dan hilir, Optimalisasi promosi peluang investasi dan
penyediaan kawasan industri.
2. Ketersediaan

infrastruktur

untuk

mendukung

peningkatan

kemajuan

ekonomi

terbatas dan harus dapat ditingkatkan. Keterbatasan ketersediaan infrastruktur
selama ini merupakan hambatan utama untuk memanfaatkan peluang dalam
peningkatan investasi serta menyebabkan mahalnya biaya logistik.
3.

Penerapan dan penguasaan teknologi juga masih sangat terbatas. Hal ini
mengakibatkan ongkos untuk menghasilkan suatu produk menjadi mahal dan kualitas

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

III.6

barang serta produk inovatif yang dihasilkan sangat terbatas, sehingga daya saing
usaha tidak seperti yang diharapkan.
4.

Kemampuan untuk membiayai pembangunan masih terbatas. Hal ini terkait dengan
upaya untuk menggali sumber-sumber penerimaan masih belum optimal. Menggali
sumber-sumber penerimaan dan mengefektif dan mengefisienkan pengeluaran
pembangunan menjadi tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan.

3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah Kabupaten Musi Rawas
Arah kebijakan keuangan daerah Kabupaten Musi Rawas tahun 2015 mencakup arah
dan kebijakan pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah.

3.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah
Keuangan daerah merupakan komponen yang sangat penting dalam perencanaan
pembangunan, sehingga analisis mengenai kondisi dan proyeksi keuangan daerah perlu
dilakukan untuk mengetahui kemampuan daerah dalam mendanai rencana pembangunan
dan kesadaran untuk secara efektif memberikan perhatian kepada isu dan permasalahan
strategis secara tepat. Rencana

pendapatan daerah yang dituangkan dalam APBD

merupakan perkiraan yang terukur, rasional serta memiliki kepastian dasar hukum
penerimaannya. Upaya yang digunakan untuk memenuhi target pendapatan dilakukan
antara lain, penelitian potensi pendapatan daerah, pembebasan dan penyerderhanaan
prosedur pajak dan non pajak, pembebasan sanksi adminiterasi berupa denda dan bung,
operasionalisasi penagihan pajak daerah door to door.
Dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor
23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, untuk meningkatkan penerimaan daerah,
maka perlu adanya usaha untuk meningkatkan penerimaan daerah yang berasal dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan yaitu laba atas penyertaan modal pada Perusahaan Milik
Daerah/BUMD serta lain-lain PAD yang sah, serta penerimaan dari sektor Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) yang merupakan penopang bagi penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan di daerah.
Pendapatan

daerah

bersumber

dari

Pendapatan

Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan daerah yang Sah.

asli

daerah

(PAD),

Dana

Sesuai dengan Pasal 285 UU

nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 5 UU nomor 33 tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,
Pendapatan Daerah terdiri atas:
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu; (1) Hasil Pajak Daerah, (2) Hasil Retribusi
Daerah, (3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan (4) Lain-lain PAD
yang syah;
b. Dana Perimbangan/Pendapatan Transfer;
c. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah.

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

III.7

Untuk penganggaran Pendapatan daerah yang bersumber dari PAD memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a.

Dalam merencanakan target PAD mempertimbangkan kondisi perekonomian yang
terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, perkiraan pertumbuhan ekonomi pada Tahun
2016 dan realisasi penerimaan PAD tahun sebelumnya, serta ketentuan peraturan
perundang-undangan terkait.

b. Peraturan daerah tentang pajak daerah dan retribusi daerah berpedoman pada
Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan retribusi Daerah,
sehingga dilarang menganggarkan penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah
yang peraturan daerahnya bertentangan dengan Undang- Undang Nomor 28 Tahun
2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan atau telah dibatalkan.
c.

Kebijakan penganggaran tidak memberatkan masyarakat dan dunia usaha.

d. Hasil Pendapatan

BLUD Rumah Sakit dan BLUD SPAM termasuk dalam lain-lain

Pendapatan Asli Daerah yang sah.
2. Dana Perimbangan
a.

Perhitungan alokasi Dana Alokasi Umum (DAU) didasarkan pada alokasi DAU Tahun
Anggaran 2015 dengan memperhatikan realisasi Tahun Anggaran 2014.

b.

Perhitungan alokasi Dana Bagi Hasil (DBH) mempertimbangkan besaran alokasi
DBH yang tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 62 thun 2014, dengan
mengantisipasi

kemungkinan

tidak

stabilnya

harga

hasil

produksi

minyak/gas/pertambangan lainnya Tahun 2014 dan/atau tidak tercapainya hasil
produksi minya/gas/pertambangan lainnya Tahun 2014, serta memperhatikan
realisasi DBH Tahun Anggaran 2014.
c.

Alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK), dapat dianggarkan sebagai pendapatan daerah,
sepanjang telah ditetapkan dalam APBN Tahun Anggaran 2016. Dalam hal
Pemerintah Kabupaten Musi Rawas akan memperoleh DAK Tahun Anggaran 2016
setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2016 ditetapkan, maka
Pemerintah Kabupaten Musi Rawas menganggarkan DAK dimaksud dengan cara
terlebih dahulu melakukan perubahan Peraturan Bupati Musi Rawas tentang
penjabaran APBD Tahun Anggaran 2016 dengan pemberitahuan kepada Pimpinan
DPRD, selanjutnya DAK dimaksud ditampung dalam Peraturan Daerah tentang
Perubahan APBD Tahun Anggaran 2015.

3.

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Penetapan target penerimaan hibah yang bersumber dari APBN, pemerintah daerah
lainnya atau sumbangan pihak ketiga, baik dari badan, lembaga, organisasi swasta
dalam/luar negeri yang tidak mengikat dan tidak mempunyai konsekuensi
pengeluaran atau pengurangan kewajiban pihak ketiga atau pemberi sumbangan
dianggarkan dalam APBD pada kelompok Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah,
setelah adanya kepastian penerimaan dimaksud.

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

III.8

Gambar 3.1. Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

11.06%

7.08%

Pendapatan Asli Daerah
(PAD)
Dana Perimbangan
Lain-lain Pendapatan
Daerah Yang Sah
81.86%

Gambar 3.2 Proyeksi Struktur Pendapatan Asli Daerah Musi Rawas Tahun 2016

Pajak Daerah; 37.16%
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah; 54.93%
Retribusi Daerah; 3.15%
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang dipisahkan; 4.76%

Gambar 3.3. Proyeksi Struktur Dana Perimbangan Tahun 2016

Dana Alokasi Khusus ; 4.18%
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak; 48.16%
Dana Alokasi Umum ; 47.67%

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

III.9

Gambar 3.4 Proyeksi Struktur Lain-lain pendapatan daerah yang sah

Bantuan Keuangan dari Pemerintah Pusat; 15.69% Pendapatan Hibah; 1.17%
 Bantuan keuangan daribagi
provinsi
daerah
lainnya; 4.27%
hasil atau
pajakpemerintahan
dari provinsi dan
pemerintah
daerah lainnya; 17.61%

Dana Penyusuaian dan Otonomi Khusus; 61.27%

Tabel 3.3
Struktur Pendapatan Daerah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2015
dan proyeksi Tahun 2016

URAIAN

A. PENDAPATAN DAERAH
1. PENDAPATAN ASLI
DAERAH
Pajak Daerah
-

Retribusi Daerah

Hasil
Pengelolaan
Kekayaan Daerah yg
Dipisahkan
Lain-lain
Pendapatan
Asli Daerah yang sah
2.
PENDAPATAN
TRANSFER
2.
Bagi Hasil Pajak/Bagi
1.
Hasil Bukan Pajak
Pendapatan Bagi Hasil

REALISASI
TAHUN 2014

JUMLAH (Rp.)
PERKIRAAN
TAHUN
BERJALAN 2015

113.073.212.370
,19
45.848.837.779,00

100.030.860.821
,00
39.030.601.765,00

3.121.948.390,00

3.304.359.562,00

453.024.345,00

5.000.000.000,00

63.649.401.856,19

52.695.899.494,00

1.005.660.563.2
09,19
934.130.063.861
,00
118.485.568.408,0

1.087.675.598.0
33,00
1.087.675.598.0
33,00
101.443.648.952,0

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

PROYEKSI /
TARGET PADA
TAHUN
RENCANA 2016
105.070.860.821
,00
39.03
0.601.765
3.34
4.359.562
5.00
0.000.000
57.69
5.899.494
1.428.367.104.0
00,00
1.428.367.104.0
00,00
151.47

III.10

-

Pajak
Pendapatan Bagi Hasil
Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum

-

Dana Alokasi Khusus

-

2.
2

Transfer
Dari
Pemerintah
Pusat
Lainnya
Dana Otonomi Khusus
Dana Penyesuaian
2.
Tranfer Pemerintah
3
Provinsi
Pendapatan Bagi Hasil
Pajak
Pendapatan Bagi Hasil
Lainnya
3. LAIN-LAIN PENDAPATAN
DAERAH YANG SAH
Pendapatan Hibah
Pendapatan
Dana
Darurat
Pendapatan Lainnya
JUMLAH PENDAPATAN

B. BELANJA DAERAH
1. BELANJA OPERASIONAL
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Jasa
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah

dan

Belanja Bantuan Sosial
Belanja
Bantuan
Keuangan
2. BELANJA MODAL
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung
dan
Bangunan
Jalan,
Irigasi
dan
Jaringan
Aset Tetap Lainnya
3.
BELANJA
TIDAK
TERDUGA
Belanja Tidak Terduga
JUMLAH BELANJA

0
312.250.869.453,0
0
420.562.346.000,0
0
82.831.280.000,00

0
356.714.840.081,0
0
578.786.009.000,0
0
50.731.100.000,00

49.538.104.000,
00

0,00

2.427.000
260.07
5.144.000
641.78
9.648.000
375.02
9.885.000
0,00

0
49.538.104.000,00
21.992.395.348,
19
21.992.395.348,19

0
0,00
0,00

0,00

0,00

0
15.778.028.247,
00

164.082.133.054
,00

158.664.102.860
,00

474.230.000,00

1.914.610.000,00

2.650.000.00
0,00

1.134.511.803.8
26,38

162.167.523.054,0
0
1.351.788.591.9
08,00

156.014.102
.860
1.692.102.067.6
81,00

802.780.024.713
,00
512.178.650.546,0
0
246.279.659.407,0
0
0
0
10.627.243.5
00
1.785.000.000,00
31.909.471.260,00

935.409.121.439
,00
573.850.745.077,0
0
276.722.705.868,0
0
0
0
24.075.000
.000
1.860.000.000,00
58.900.670.494,00

1.242.332.730.4
93,00
712.433.449.025

413.464.154.971
,89
5.743.952.642,00
23.057.358.425,00
72.912.078.649,59

446.460.701.704
,00
8.675.520.000,00
34.958.864.042,00
90.634.000.000,00

501.811.873.870
,00
49.905.000.000
59.574.374.749
113.922.447.000

309.121.019.758,3
0
2.629.745.497,00
42.513.302,00

309.125.808
.788
3.066.508.874,00
1.000.000.000,0
0
1.000.000.000,00
1.382.869.823.1
43,00

223.713.098.168

0
15.303.798.247,00

42.513.302,00
1.216.286.692.9
86,89

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

370.581.856.168
0
0
11.013.502.000

148.303.923.300

54.696.953.953
1.000.000.000,0
0
1.000.000.000
1.745.144.604.3
63,00

III.11

4. TRANSFER
4.1
Transfer Bagi Hasil
Ke Desa
Bagi Hasil Pajak
Bagi Hasil Retribusi
Bagi Hasil Pendapatan
Lainnya
SURPLUS/(DEFISIT)

C. PEMBIAYAAN
1. PENERIMAAN DAERAH
Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran
Tahun
Anggaran Sebelumnya
Pencairan
Dana
Cadangan
Hasil
Penjualan
Kekayaan
Daerah
yang Dipisahkan
Penerimaan Pinjaman
Daerah
Penerimaan
Kembali
Pemberiaan Pinjaman
Daerah
Penerimaan
Piutang
Daerah
Jumlah
Penerimaan
Pembiayaan
2. PENGELUARAN DAERAH
Pembentukan
Dana
Cadangan
Penyertaan
Modal
(investasi) Pemerintah
Daerah
Pembayaran
Pokok
Utang
Pemberian
Pinjaman
Daerah
Pembayaran Kegiatan
Lanjutan
Jumlah
Pengeluaran
Pembiayaan
Pembiayaan Netto
SISA LEBIH PEMBIAYAAN
ANGGARAN (SILPA)

474.133.512,00

0,00

0,00

474.133.512,00
0
0

0,00
0
0

82.249.022.672,
51

31.081.231.235,
00

53.042.536.682,
00

188.503.560.588,6
4

38.503.560.588,00

39.539.550.757

32.743.014.647,00

28.693.922.620

71.246.575.235,
00

68.233.473.377,
00

40.165.344.000,00

15.190.936.695

40.165.344.000,
00
31.081.231.235,
00
0,00

15.190.936.695,
00
53.042.536.682,
00
0,00

0
0

0
29.055.100,00

0
188.532.615.688
,64
0
0

52.554.302.430,00
0
0
52.554.302.430,
00
135.978.313.258
,64
53.729.290.586,
13

Sumber : Dinas PPKAD
3.2.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah
Belanja daerah disusun untuk mendanai pelaksanaan urusan pemerintah daerah
yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Penyusunan belanja untuk pelaksanaan

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

III.12

urusan wajib dimaksud berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah
ditetapkan. Belanja daerah di arahkan untuk dapat mendukung pencapaian visi dan misi
pembangunan daerah 5 tahun kedepan. Sesuai dengan visi pembangunan yang telah
ditetapkan, belanja daerah dapat digunakan sebagai instrument pencapaian visi tersebut.
Pengelolaam belanja sejak proses perencaaan, pelaksanaan, penata usahaan, pelaporan
hingga pertanggungjawaban harus memperhatikan aspek efektifitas, efisiensi, transparan
dan akuntabel. Arah pengelolaan belanja daerah adalah sebagai berikut:
a. Efisiensi dan Efektifitas Anggaran
Anggaran yang tersedia dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat meningkatkan
pelayanan

pada

masyarakat

dengan

harapan

selanjutnya

adalah

peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kualitas pelayanan masyarakat dapat diwujudkan
dengan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia aparatur daerah, terutama yang
berhubungan langsung dengan kepentingan masyarakat.
b. Prioritas Anggaran
Penggunaan anggaran diprioritaskan untuk mendanai kegiatan di bidang pendidikan,
kesehatan, pengembangan dan pembangunan wilayah, penciptaan lapangan kerja,
peningkatan
pertumbuhan

infrastruktur
ekonomi

guna

serta

mendukung

diarahkan

ekonomi

untuk

kerakyatan

penanggulangan

dan

pemerataan

kemiskinan

secara

berkelanjutan dan terarah.
Tabel 3.4
Proyeksi Penganggaran Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 Berdasarkan
Misi RPJPD Kabupaten Musi Rawas 2005-2025
NO
1.

AGENDA UTAMA PEMBANGUNAN TAHUN 2016
SESUAI DENGAN
2 MISI RPJPD

1

Mewujudkan Daya Saing

2

PROYEKSI
PENGANGGARAN
3

%
4

95.489.506.753

10,56

Mewujudkan Pembangunan yang lebih Merata dan
Berkeadilan

348.680.493.365

38,55

3

Mewujudkan Kabupaten Musi Rawas yang asri dan
lestari

98.329.774.857

10,87

4

Mewujudkan Good Governance

172.378.564.320

19,06

5

Mewujudkan Masyarakat yang religius
TOTAL

189.538.534.743
904.416.874.038

20,96
100,00

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

III.13

Tabel 3.5
Proyeksi Penganggaran Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 Berdasarkan
Prioritas Pembangunan Kabupaten Musi Rawas
NO
.
1

PRIORITAS PEMBANGUNAN
2

PROYEKSI PAGU
ANGGARAN TAHUN
3

%
4

1

Peningkatan Infrastruktur, konektivitas, dan daya
dukung pusat-pusat pertumbuhan (Agropolitan Centre
dan Agropolitan District).

510.730.049.420

56,47

2

Peningkatan akses dan mutu layanan dasar

174.205.220.000

19,26

3

Peningkatan ketahanan pangan dan daya saing
ekonomi

62.806.693.000

6,94

4

Pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi
lingkungan hidup serta penanganan bencana

41.358.797.316

4,57

5

Peningkatan kapasitas birokrasi dan tata kelola
pemerintahan.

51.167.399.000

5,66

6

Pengembangan sumber daya manusia melalui
penguatan nilai-nilai kearifan lokal

64.148.715.302

7,09

904.416.874.038

100,00

TOTAL

c. Pengoptimalan belanja langsung
Belanja langsung diupayakan dengan tujuan pembangunan secara efisien dan efektif.
Belanja langsung disusun atas dasar kebutuhan nyata masyarakat, sesuai strategi
pembangunan
1. Belanja Tidak Langsung
Penganggaran belanja tidak langsung memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Belanja Pegawai :
a. Besarnya penganggaran untuk gaji pokok dan tunjangan PNSD disesuaikan dengan
hasil rekonsiliasi jumlah pegawai dan belanja pegawai yang sudah dilakukan dalam
rangka perhitungan DAU Tahun Anggaran 2016 serta memperhitungkan rencana
kenaikan gaji pokok dan tunjangan PNSD dan pemberian gaji ketiga belas;
b. Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan pengangkatan Calon PNSD sesuai
formasi pegawai tahun 2016;
c. Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan kenaikan gaji berkala, kenaikan
pangkat, tunjangan keluarga, mutasi dan penambahan PNSD memperhitungkan
acress yang besarnya maksimum 2,5 % dari jumlah belanja pegawai (gaji pokok dan
tunjangan);
d. Tunjangan Beras dihitung berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Kementerian Keuangan RI Nomor PER-3/PB/2015 berlaku bulan Januari tentang

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

III.14

Tunjangan Beras Dalam Bentuk Natura dan Uang, bahwa pemberian tunjangan beras
dalam bentuk uang kepada PNS ditetapkan sebesar Rp. 8.047,00 per kilogram;
e. Penganggaran untuk Tunjangan Jabatan Fungsional agar dirinci secara jelas sesuai
dengan klasifikasi dan jabatan fungsional yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati;
2. Penganggaran penghasilan dan penerimaan lain Pimpinan dan Anggota DPRD serta
belanja penunjang kegiatan didasarkan pada:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan
Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007;
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pengelompokan
Kemampuan

Keuangan

Daerah,

Penganggaran

dan

Pertanggungjawaban

Penggunaan Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD serta tata cara
Pengembalian Tunjangan Komunikasi Intensif dan Dana Operasional.
3. Belanja Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah mempedomani ketentuan:
a. Penganggaran Belanja Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah didasarkan pada
Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
b. Biaya penunjang operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 ditetapkan berdasarkan klasifikasi
Pendapatan Asli Daerah.
5. Belanja Hibah :
Sehubungan telah diterbitkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011
tanggal 27 Juli 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber
dari APBD sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39
Tahun 2012 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011
Tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD, maka
penganggaran hibah berupa uang kepada organisasi kemasyarakatan dicantumkan dalam
RKA-PPKD, sedangkan untuk pemberian hibah berupa barang atau jasa dicantumkan dalam
RKA-SKPD. Setiap pemberian hibah dituangkan dalam Naskah Perjanjian Hibah Daerah yang
ditandatangani bersama oleh Bupati dan penerima hibah.
Tabel 3.6
Proyeksi Belanja Hibah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016
JUMLAH (Rp.)
URAIAN

BELANJA HIBAH
Belanja Hibah Kepada
Badan/Lembaga/
Organisasi
Belanja Hibah Kepada

15.050.000.000,00
12.215.000.000,00

2.506.590.000.000,00
21.170.000.000,00

PROYEKSI /
TARGET PADA
TAHUN RENCANA
2016
11.200.000.000,00
7.600.000.000,00

500.000.000,00

420.000.000,00

500.000.000,00

TAHUN 2014

PERKIRAAN
TAHUN
BERJALAN 2015

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

III.15

Kelompok/Anggota
Masyarakat
Belanja Hibah Dana BOS

2.335.000.000,00

2.485.000.000.000,00

3.100.000.000,00

6. Belanja Bantuan Sosial :
Dalam rangka menjalankan dan memelihara fungsi pemerintahan daerah dibidang
kemasyarakatan dan kesejahteraan masyarakat, Pemerintah Kabupaten Musi Rawas
memberikan bantuan sosial kepada kelompok/anggota masyarakat namun tetap secara
selektif/tidak mengikat, memiliki identitas yang jelas, sesuai dengan tujuan penggunaan
dan berdomisili dalam wilayah administrasi Pemerintah Kabupaten Musi Rawas dan
jumlahnya dibatasi dan dalam mekanismenya berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tanggal 27 Juli 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah dan
Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial
yang bersumber dari APBD.

7. Belanja Tidak Terduga :
Penetapan

anggaran

belanja

tidak

terduga

dilakukan

secara

rasional

dengan

mempertimbangkan realisasi Tahun Anggaran 2014 dan kemungkinan adanya kegiatankegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi sebelumnya, diluar kendali dan pengaruh
pemerintah daerah.
4. Belanja Langsung
Berkaitan dengan penganggaran belanja langsung dalam rangka melaksanakan
program dan kegiatan pemerintah daerah Tahun Anggaran 2015, Pemerintah Kabupaten
Musi Rawas memperhatikan hal - hal sebagai berikut:
1) Alokasi belanja langsung dalam APBD untuk setiap kegiatan dilakukan sesuai
dengan skala prioritas serta analisis kegiatan biaya yang dikaitkan dengan output
yang dihasilkan dari satu kegiatan. Oleh karena itu, untuk menghindari adanya
pemborosan, program dan kegiatan yang direncanakan didasarkan pada kebutuhan
riil.
2) Terhadap kegiatan pembangunan yang bersifat fisik, proporsi belanja modal
diupayakan lebih besar dibanding dengan belanja pegawai atau belanja barang dan
jasa. Untuk itu, diberikan batasan jumlah belanja pegawai dan belanja barang dan
jasa yang terkait dengan pelaksanan kegiatan pembangunan fisik dan diatur dalam
peraturan kepala daerah.
3) Belanja Pegawai :
a. Pemberian honorarium bagi PNSD dan Non PNSD dibatasi dan hanya didasarkan
pada pertimbangan bahwa keberadaan PNSD dan Non PNSD dalam kegiatan
benar-benar

memiliki

peranan

dan

kontribusi

nyata

terhadap

efektifitas

pelaksanaan kegiatan Besaran honorarium bagi PNSD dan Non PNSD dalam
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

III.16

kegiatan

ditetapkan

dengan

keputusan

kepala

daerah.Dalam

rangka

meningkatkan efisiensi anggaran daerah, penganggaran honorarium bagi PNSD
dan Non PNSD memperhatikan asas kepatutan, kewajaran dan rasionalitas dalam
pencapaian sasaran program dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan waktu
pelaksanaan kegiatan dalam rangka mencapai target kinerja kegiatan dimaksud.
b. Uang lembur dianggarkan sesuai dengan kebutuhan SKPD masing-masing.

4) Barang Belanja dan Jasa :
a) Dengan ditetapkannya Peraturan Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007, pada jenis
belanja barang/jasa ditambahkan obyek belanja pemeliharaan, jasa konsultasi,
dan lain-lain pengadaan barang/jasa, dan belanja lainnya yang sejenis. Sehingga
terhadap penganggaran upah tenaga kerja dan tenaga lainnya yang terkait
dengan jasa pemeliharaan atau jasa konsultasi baik yang dilakukan secara
swakelola maupun pihak ketiga dianggarkan pada belanja barang dan jasa
dimaksud.
b) Dalam menetapkan jumlah anggaran untuk belanja barang pakai habis disesuaikan
dengan kebutuhan riil yang didasarkan atas pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD,
jumlah pegawai dan volume pekerjaan serta memperhitungkan sisa barang
persediaan Tahun Anggaran 2015.
c) Dalam menetapkan anggaran untuk pengadaan barang inventaris dilakukan secara
selektif sesuai kebutuhan masing-masing SKPD. Oleh karena itu sebelum
merencanakan anggaran terlebih dahulu dilakukan evaluasi dan pengkajian
terhadap barang-barang inventaris yang tersedia baik dari segi kondisi maupun
umur ekonomisnya;
d) Penganggaran belanja perjalanan dinas dalam rangka kunjungan kerja dan studi
banding, baik perjalanan dinas dalam negeri maupun perjalanan dinas luar
negeri dilakukan secara selektif, frekuensi dan jumlah harinya dibatasi serta
memperhatikan target kinerja dari perjalanan dinas dimaksud sehingga relevan
dengan substansi kebijakan Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. Penganggaran
perjalanan dinas luar negeri berpedoman pada Permenkeu No. 53/PMK.02/2014
tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2015. Dalam rangka memenuhi
kaidah-kaidah pengelolaan keuangan daerah, Pemerintah Kabupaten Musi Rawas
telah menerapkan penganggaran dan pelaksanaan perjalanan dinas berdasarkan
prinsip kebutuhan nyata

(at cost).

Standar satuan harga perjalanan dinas

selanjutnya akan ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.
e) Penganggaran untuk menghadiri pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis atau
sejenisnya

yang

terkait

dengan

pengembangan

SDM

yang

tempat

penyelenggaraannya di luar daerah, sangat selektif dengan mempertimbangkan
aspek-aspek urgensi dan kompetensi serta manfaat yang akan diperoleh dari
kehadiran dalam pelatihan/bimbingan teknis dalam rangka pencapaian efektifitas
penggunaan anggaran daerah.
RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

III.17

f)

Penganggaran untuk penyelenggaraan kegiatan diprioritaskan menggunakan
fasilitas aset daerah, seperti ruang rapat atau aula yang sudah tersedia milik
pemerintah daerah.

g) Dalam

merencanakan

belanja

pemeliharaan

barang

inventaris

kantor

disesuaikan dengan kondisi fisik barang yang akan dipelihara dan lebih
diprioritaskan untuk mempertahankan kembali fungsi barang inventaris yang
bersangkutan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

No 27

tahun 2014.
h) Penganggaran untuk pengadaan barang (termasuk berupa aset tetap) yang akan
diserahkan atau dijual kepada pihak ketiga/masyarakat pada Tahun Anggaran
2016, dianggarkan pada jenis belanja barang dan jasa.
5) Belanja Modal :
a) Pengadaan kebutuhan barang milik daerah, menggunakan dasar perencanaan
kebutuhan barang milik daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Barang Milik Daerah dan memperhatikan standar barang berdasarkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan
Prasarana Kerja Pemerintah Daerah, sebagaimana diubah dengan Peraturan
Menteri

Dalam

Negeri

Nomor

11

Tahun

2007

tentang

Perubahan

Atas

Permendagri Nomor 7 Tahun 2006.
b) Kemudian dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun
2007, maka untuk penganggaran belanja modal tidak hanya sebesar harga
beli/bangun aset tetapi harus ditambah seluruh belanja yang terkait dengan
pengadaan/pembangunan aset sampai aset tersebut siap digunakan.

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

III.18