PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2014 2015 | Qurnia Styaji | Jurnal Pendidikan Bisnis dan Eko

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN PENDEKATAN
SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL
BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO
TAHUN AJARAN 2014/2015

Danu Qurnia Styaji1, Sunarto2,Muhammad Sabandi3
*Pendidikan Ekonomi-BKK PTN , FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
Email : danustyaji@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk aktivitas dan hasil belajar siswa di
SMK Negeri 1 Sukoharjo tahun ajaran 2014/2015 melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dengan pendekatan Saintifik
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian ini adalah
peserta didik kelas XI Pemasaran 3 SMK Negeri 1 Sukoharjo tahun ajaran
2014/2015. Sumber data berasal dari guru dan peserta didik. Prosedur penelitian
meliputi tahap (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) observasi, (d) refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian, proses pembelajaran dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dengan pendekatan Saintifik

dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dari hasil
penelitian yang mengalami peningkatan setelah dilakukan tindakan siklus I dan siklus
II. Aktivitas siswa untuk aspek visual activities mengalami peningkatan yaitu 52,95%
pada pratindakan, 73,53% pada siklus I dan mencapai 88,24% pada siklus II. Untuk
aspek oral activities yaitu 44,11% pada pratindakan, 79,41% pada siklus I dan
mencapai 85,29% pada siklus II. Selanjutnya untuk aspek listening activities yaitu
41,17% pada pratindakan, 67,65% pada siklus I dan mencapai 79,41% pada siklus II.
Kemudian untuk aspek writing activities yaitu 58,83% pada pratindakan, 83,35%
pada siklus I dan mencapai 91,18% pada siklus II. Peningkatan hasil belajar juga
dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran Numbered Heads
Together dengan pendekatan Saintifik. Sebelum penerapan model pembelajaran
model pembelajaran Numbered Heads Together dengan pendekatan Saintifik nilai
rata- rata kelas 74,17 (persentase ketuntasan 55,88%). Pada siklus I mengalami

peningkatan rata- rata kelas menjadi 77,35 (presentase ketuntasan 76,47%) Kemudian
pada siklus II rata- rata kelas mengalami peningkatan menjadi 83,11 (presentase
ketutasan 88,24%).
Kata kunci : Numbered Heads Together, aktivitas belajar siswa, hasil
belajar
ABSTRACT

The objective of this study was to improve the learning activities and
learning achievements of the students in Grade XI Marketing Class 3 of State
Vocational High School 1 Sukoharjo in the academic year 2014/2015 through the
application of cooperative learning model Numbered Heads Together with Scientific
approach. This research is a Classroom Action Research (CAR). The subjects were
students in Grade XI Marketing Class 3 of State Vocational High School 1 Sukoharjo
in the academic year 2014/2015. Research procedure includes the step (a) planning,
(b) measures, (c) observation, (d) reflection.
Based on this research, the learning process with the application of
cooperative learning model Numbered Heads Together with Scientific approach can
improve students’s learning activities and achievements outcomes. It is shown from
the results that have increased after the act of the first cycle and the second cycle.
Student activity to the visual aspects of the activities has risen 52.95% in pre-cycle,
73.53% in the first cycle and reached 88.24% in the second cycle. To aspects that oral
activities on pre-cycle 44.11%, 79.41% in the first cycle and reached 85.29% in the
second cycle. The next aspect is listening activities on pre-cycle 41.17%, 67.65% in
the first cycle and reached 79.41% in the second cycle. Then for aspects of writing
activities on pre-cycle 58.83%, 83.35% in the first cycle and reached 91.18% in the
second cycle. Improved learning achievements can also be improved through the
application of learning model Numbered Heads Together with Scientific approach.

Before the application of learning models learning model Numbered Heads Together
with Scientific approach the value of the average grade 74.17 (percentage of
completeness as much as 55.88%). In the first cycle has increased an average of 77.35
(percentage of the class into mastery 76.47%). In the second cycle of the average
grade has increased to 83.11 (percentage of 88.24% completeness)
Keywords: Numbered Heads Together, student learning activities, learning
achievements

Oleh

PENDAHULUAN
Pendidikan

memegang

karena

memerlukan

peranan penting dalam menciptakan


sesuai

manusia- manusia yang berkualitas.

pengetahuan

itu

pendidikan

inovasi- inovasi yang

dengan
dan

kemajuan

ilmu


teknologi

tanpa

mengabaikan nilai- nilai kemanusiaan.

merupakan

Berbagai

dalam

upaya

telah

dilakukan

kegiatan


proses

paling

pokok

pendidikan.

Dengan

pemerintah untuk melakukan inovasi

demikian berhasil tidaknya pencapaian

dalam

tujuan pendidikan dipengaruhi oleh

dunia


pendidikan.

Sejalan

perkembangan dunia pendidikan yang

keberhasilan

semakin

lembaga

dasarnya tingkat keberhasilan belajar

pendidikan untuk dapat menyesuaikan

mengajar dipengaruhi banyak faktor

dengan


yang diantaranya kemampuan guru,

pesat

menuntut

perkembangan

ilmu

proses

kemampuan

mendukung pembangunan di masa

pembelajaran, materi, sarana prasarana,

mendatang adalah pendidikan yang


motivasi,

mampu

potensi

serta lingkunghan sekolah yang mana

peserta didik, sehingga peserta didik

merupakan satu kesatuan yang saling

memiliki

berkaitan

kemampuan

dalam


memecahkan masalah pendidikan yang

kreatifitas, alat

secara

untuk

survei

yang

telah

dilakukan peneliti saat melaksanakan

untuk

PPL di SMK N 1 Sukoharjo terhadap


kualitas

pendidikan,

mata pelajaran Pemasaran Barang dan

pembaruan

kurikulum,

Jasa XI Pemasaran 1 menunjukkan

proses belajar mengajar, peningkatan

bahwa pembelajaran masih bersifat

kualitas

buku

konvensional yaitu pembelajaran yang

pelajaran, sarana belajar mengajar,

berpusat pada guru (teacher centered).

penyempurnaan sistem penilaian dan

Banyak

lain

memperhatikan

dilakukan

oleh

memperbaiki
diantaranya

pemerintah

guru,

pengadaan

sebagainya.

peningkatan

yang

evaluasi,

terpadu

Berdasarkan
usaha

model

tercapainya tujuan yang ingin dicapai.

dihadapi.
Banyak

siswa,

Pada

pengetahuan. Pendidikan yang mampu

mengembangkan

dasar

belajar.

mutu

Dalam

upaya

pendidikan

apalagi

siswa

yang
penjelasan

mencatat

materi

tidak
guru
yang

khususnya dalam meningkatkan hasil

diberikan. Selain itu juga hasil ulangan

pendidikan yang harus dikembangkan

tengah semester siswa masih banyak

terletak pada proses belajar yang

yang belum mencapai KKM, yaitu

Pembelajaran

dengan

sebesar 55,88% siswa yang memenuhi

pendekatan saintifik adalah proses

KKM

pembelajaran
Rendahnya partisipasi siswa

yang

sedemikian rupa agar

peserta didik

dalam pembelajaran disebabkan oleh

secara

model yang kurang menarik dan masih

hukum atau prinsip melalui tahapan-

bersifat

tahapan

konvensional,

sehingga

aktif

dirancang

mengonstruk

mengamati

partisipasi siswa dalam belajar kurang

mengidentifikasi

dan berakibat lebih lanjut pada hasil

masalah),

belajar yang kurang optimal.

mengajukan

Untuk
masalah

atau

atau

masalah,
merumuskan

hipotesis, mengumpulkan data dengan

diperlukan

berbagai teknik, menganalisis data,
menarik

yang sesuai agar terjadi interaksi antara

mengomunikasikan

guru dengan siswa maupun siswa

atau

dengan

Pendekatan

pada

menemukan

merumuskan

pendekatan dan model pembelajaran

siswa

(untuk

masalah-

mengatasi

tersebut

konsep,

saat

proses

kesimpulan

prinsip

dan

konsep,

hukum

yang

“ditemukan”.

saintifik

dimaksudkan

pembelajaran. Penggunaan pendekatan

untuk memberikan pemahaman kepada

dan model pembelajaran yang sesuai

peserta

diharapkan

memahami

berbagai

materi

kerjasama antar siswa dalam sebuah

menggunakan

pendekatan

ilmiah,

kelompok, agar tercipta minat dan

bahwa informasi bisa berasal dari

perhatian siswa sehingga pembelajaran

mana

dapat berjalan dengan baik dimana

bergantung pada informasi searah dari

siswa ikut aktif. Pendekatan yang

guru.

dapat digunakan adalah Pendekatan

pembelajaran yang diharapkan tercipta

Saintifik

akan

dan

pembelajaran
Together.

menimbulkan

didik

saja,

Oleh

dalam

kapan

karena

mengenal,

saja,

itu

tidak

kondisi

dengan

model

diarahkan untuk mendorong peserta

Numbered

Heads

didik dalam mencari tahu dari berbagai
sumber

melalui observasi, dan bukan

hanya diberi tahu.

Sedangkan
Numbered

pembelajaran

Pembelajaran yang dilakukan

model
Heads

dengan

Numbered

model

Heads

Together digunakan penulis sebagai

Together

dapat

solusi yang ada di SMK Negeri 1

kesempatan

kepada

Sukoharjo karena dengan model ini

berpartisipasi

diharapkan siswa menjadi lebih aktif

kelompok.

dalam

meningkatkan aktivitas siswa dalam

mengikuti

proses

belajar

karena

siswa

dapat

mengajar

aktif

memberikan
siswa
dalam

untuk
diskusi

Sehingga

pembelajaran.

Melalui

dapat

model

ini,

melakukan diskusi kelompok serta

aktivitas dapat ditingkatkan dengan

mengemukakan

pembelajaran

pendapat

mereka.

yang

dilakukan

Dengan model ini tidak hanya guru

dengan cara mengadakan kegiatan

yang aktif tetapi juga peran siswa

diskusi kelompok guna menyelesaikan

sehingga kondisi kelas menjadi lebih

persoalan yang diberikan guru dan

hidup.

presentasi
Adanya

kelompok

ini

kegiatan

dari

masing-masing

diskusi

kelompok serta pemberian soal-soal

dapat

evaluasi sacara individu pada setiap

diharapkan

meningkatkan aktivitas siswa dalam

pertemuan.

mengikuti kegiatan belajar mengajar

pembelajaran

yang diselenggarakan oleh sekolah.

mendengarkan penjelasan dari guru

Siswa akan lebih termotivasi dalam

tetapi menyangkut kegiatan diskusi

mengemukakan pendapat, mengajukan

kelompok serta latihan soal di setiap

pertanyaan dan menjawab pertanyaan

pertemuan. Penggunaan model ini juga

pada saat dilakukan diskusi kelompok.

sesuai dengan materi pembelajaran

Kegiatan

ini

Pemasaran Barang dan Jasa, sehingga

menumbuhkan

antara meteri yang dipelajari dengan

diharapkan

diskusi
dapat

kelompok

keberanian dalam diri siswa pada

model

saat

kesesuaian.

menjelaskan

hasil

kelompok di depan kelas.

diskusi

Dengan
tidak

yang

Saintifik
Numbered

demikian

diterapkan
Dengan

dan

terdapat

pendekatan

karakteristik

Head

hanya

Together

model
yaitu

penunjukkan salah satu nomer siswa

individu dalam perubahan tingkah laku

untuk

baik melalui latihan dan pengalaman

melakukan

presentasi

hasil

diskusi kelompok, diharapkan dapat

yang

meningkaktan aktivitas pembelajaran

kognitif,

yang meliputi visual activities, oral

untuk memperoleh tujuan tertentu”.

activities,

dan

Slameto (2003: 2) menyatakan bahwa

writing activitis. Selain peningkatan

“Belajar adalah suatu proses usaha

aktivitas siswa, penerapan model ini

yang

juga diharapkan dapat meningkatkan

memperoleh perubahan tingkah laku

pemahaman materi oleh siswa serta

yang baru secara menyeluruh sebagai

hasil belajar siswa.

hasil pengalamannya sendiri dalam

listening

activities

Berdasarkan latar belakang
maalah yang disampaikan di atas
maka

penulis

tertarik

menyangkut
afektif

dilakukan

Menurut
(2008)

Model

kombinasi yang

Tipe

Numbered

Heads

Together

psikomotorik

seseorang

untuk

Pembelajaran

penelitian dengan judul : “Penerapan
Kooperatif

dan

aspek

interaksi dengan lingkungannya”.

melakukan

Pembelajaran

aspek-

Oemar

pembelajaran

unsur-unsur

Hamalik

adalah

tersusun

manusiawi,

suatu

meliputi
material,

(NHT) Dengan Pendekatan Saintifik

fasilitas, perlengkapan, dan prosedur

Untuk Meningkatkan Aktivitas dan

yang

Hasil Belajar Siswa Di SMK Negeri

mencapai tujuan. Muhammad Surya

1

dalam

Sukoharjo

Tahun

Ajaran

saling

mempengaruhi

Abdul

mengemukakan

2014/2015”.

Majid

untuk

(2013:

maksud

4)
dari

“Pembelajaran merupakan suatu proses
TINJAUAN PUSTAKA

yang

Hakekat belajar

memperoleh suatu perubahan perilaku

Menurut
dalam

Abdillah

Aunurrahman

(2002)

(2010:

35)

dilakukan

individu

untuk

yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil dari pengalam individu sendiri

manyatakan bahwa “Belajar adalah

dalam

interaksi

suatu usaha sadar yang dilakukan oleh

lingkungannya”.

dengan

Tujuan
mengacu

pembelajaran

pada

kemampuan

dikembangkan.
Sehingga
untuk melihat ke dua aspek ini
perlu dikembangkan suatu
perangkat pembelajaran untuk
suatu topik tertentu yang
sesuai
dengan
model
pembelajaran
yang
dikembangkan. Selain itu
dikembangkan pula instrumen
peneltian yang sesuai dengan
tujuan yang diinginkan.

atau

kompetensi yang diharapkan dapat
dimiliki

siswa

pembelajaran.

setelah
Tujuan

mengikuti

pembelajaran

dapat dioptimalkan selama kegiatan
pembelajaran

yang

mengacu

penggunaan

pendekatan,

pada

strategi,

metode, teknik dan media dalam
rangka membangun proses belajar.
Sehingga

penggunaan

pendekatan,

strategi, metode, teknik, dan media
dalam

pembelajaran

dengan

benar

harus
agar

dipilih
dapat

mengoptimalkan tujuan pembelajaran.
Model Pembelajaran
Dalam
penggunaan
pembelajaran,

Menurut Trianto (2007: 9)
“Dalam

Khabibah

suatu pokok

bahasan tertentu harus dipilih model
pembelajaran

yang

paling

sesuai

dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh
karena itu, dalam memilih suatu model
pembelajaran

harus

memiliki

pertimbangan – pertimbangan”.
menentukan

suatu

mengajarkan

model
(Trianto,

2007: 8) mengungkapkan:
Untuk
melihat
tingkat
kelayakan
suatu
model
pembelajaran untuk aspek
validitas dibutuhkan ahli dan
praktisi untuk memvalidasi
model pembelajaran
yang
dikembangkan.
Sedangkan
untuk aspek kepraktisan dan
efektivitas diperlukan suatu
perangkat pembelajaran untuk
melaksanakan
model
pembelajaran
yang

Winaputra dalam Sugiyanto
(2007: 3) menyatakan bahwa “Model
pembelajaran

adalah

kerangka

konseptual yang melukiskan prosedur
yang

sistematis

mengorganisasikan

dalam
pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu

dan

berfungsi

sebagai

pedoman bagi perancang pembelajaran
dan para pengajar dalam merencanakan
aktivitas

pembelajaran”.

menggunakan

model

Dengan

pembelajaran

yang sesuai dengan materi pembelajran

pembelajaran kooperatif merupakan

diharapkan

pembelajaran

aktivitas

belajar

siswa

membuat

model

dapat meningkat. Guru dituntut untuk

penggunaan sistem kelompok sehingga

dapat

siswa di sini akan belajar secara aktif

menentukan

model

pembelajaran yang dapat digunakan

dalam

sesuai materi yang diajarkan.

memecahkan masalah-masalah. Peserta

Model Pembelajaran Kooperatif

didik mencari permasalahan yang ada

Tujuan pembelajaran jangka
panjang

kegiatan

pembelajaran

adalah membantu
kemampuan

siswa mencapai

secara

optimal

untuk

dapat belajar lebih mudah dan efektif

mencari

masalah

dan

mengenai bab yang diajarkan dan
kemudian mencari data, materi atau
sumber-

sumber

memecahkan

referensi

untuk

permasalahan

yang

muncul.

dimasa dating. Untuk mencapai hal

Setiap

model

pembelajaran

tersebut perlu kerangka pembelajaran

memberikan penekanan pada aspek

secara konseptual yang menentukan

tertentu

tercapainya

pembelajaran.

pembelajaran lainnya. Oleh karena itu,

Model pembelajaran adalah kerangka

setiap pengajar dapat memilih model

konseptual yang melukiskan prosedur

pembelajaran tertentu sesuai dengan

yang

tujuan

tujuan

sistematis

mengorganisasikan

dalam
pengalaman

dibandingkan

pembelajaran

yang

model

ingin

dicapai. Terdapat banyak model atau

belajar untuk mencapai tujuan belajar

strategi

tertentu,

sebagai

dikembangkan oleh para ahli dalam

perancang

mengoptimalkan hasil belajar siswa.

pembelajran dan para pengajar dalam

Salah satunya adalah pembelajaran

merencanakan

Kooperatif

dan

pedoman

berfungsi

bagi

para

dan

melaksanakan

aktivitas belajar (Winaputra: 2001).

Aligrah

(2014:

yang

yang

mengedepankan

kerjasama antar siswa dalam kegiatan

Menurut Wina Wijaya dalam
Frank

pembelajaran

50),

pembelajaran.

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

diberikan.

Hal tersebutlah yang akan

Numbered Heads Together

membantu dan mendorong motivasi

pembelajaran

siswa untuk saling membantu dalam

kooperatif yang menarik dan dapat

belajar. Dengan demikian mereka akan

diterapka

mempersiapkan

Salah

satu

untuk

aktivitas

meningkatkan

pembelajaran

pembelajaran

adalah

kooperatif

tipe

dirinya

masing-

masing dengan memahami materi yang
didiskusikan

sehingga

akan

Numbered Heads Together. Menurut

meningkatkan aktivitas pembelajaran

Trianto (2010: 82), “Numered Heads

siswa.

Together pertama kali dikembangkan

Menurut Anita Lie (2008: 59),

oleh Spacer Kagen (1993) untuk

“Teknik

melibatkan lebih banyak siswa dalam

bernomor (number heads) memberikan

menelaah materi yang tercakup dalam

kesempatan kepada siswa untuk saling

suatu

membagikan

pelajaran

pemahaman

dan

terhadap

mengecek

isi

pelajaran

tersebut”.
pembelajaran

koperatif model

digunakan

mengajar

ide-

mempertimbangkan

ide
jawaban

kepala

dan
yang

paling tepat”. Pembelajaran dengan

Model

Together

belajar

model ini siswa saling bertukar pikiran

Numbered

Heads

untuk mendapatkan

baik

untuk

paling

sangat
dalam

meningkatkan

tepat

jawaban
sehingga

yang
dapat

meningkatkan semangat kerja sama

aktivitas pembelajaran, karena siswa

antar

dituntut untuk menanggung tanggung

kelompok mempunyai tanggung jawab

jawab baik secara individu maupun

untuk

secara

kelompoknya.

kelompok.

Dengan

adanya

penomoran pada siswa, maka setiap

anggota.

dirinya

Setiap

sendiri

anggota

maupun

Teknik belajar dalam model

siswa memiliki kemungkinan untuk

pembelajaran

ditunjuk guru untuk membacakan hasil

Together (NHT) dilakukan dengan cara

diskusi

setiap siswa diberi nomer dan dibuat

menjawab

kelompok
pertanyaan

maupun
yang

Numbered

Heads

proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa
agar peserta didik secara aktif
mengkontruksi
konsep,
hukum atau prinsip melalui
tahapan-tahapan mengamati
(untuk mengidentifikasi atau
merumuskan
masalah),
merumuskan
masalah,
mengajukan atau merumuskan
hipotesis,
mengumpulkan
data
dengan
berbagai
teknik, manganalisis data,
menarik
kesimpulan
dan
mengkomunikasikan konsep,
hukum atau prinsip yang
ditemukan.

suatu kelompok, kemudian sacara acak
memanggil nomor dari siswa. Menurut
Hamdani (2011: 90) langkah langkah
pembelajaran dengan model ini adalah
sebagai berikut:
a. Siswa dibagi dalam
kelompok dan setiap siswa
dalam setiap nomor
kelompok mendapat
nomor.
b. Guru memberikan tugas
dan tiap- tiap kelompok
disuruh untuk
mengerjakannya.
c. Kelompok mendiskusikan
jawaban yang benar dan
memastikan bahwa setiap
anggota kelompok dapat
mengerjakannya.
d. Guru memanggil salah satu
nomor siswa dan siswa
yang nomornya dipanggil
melaporkan hasil kerja
kelompoknya.
e. Siswa lain diminta untuk
memberi tanggapan,
kemudian guru
menununjuk nomor lain.
f. Kesimpulan

Menurut Hudson dan Rudoloh
scientific

metode

diperkenalkan
Amerika

ke

pada

pertama
ilmu

akhir

sebagai penekanan
laboratorium
mengarah

kali

pendidikan
abad

pada

formalistik

ke-19,
metode
yang

pada fakta-fakta ilmiah

(Atsnan, 2013).
Pendekatan yang dimaksud
disini

adalah

untuk

Pendekatan Saintifik (Scientific

pemahaman

Approach)

dalam mengenal, memahami berbegai

Menurut Daryanto (2014: 51)

materi

kepada

memberikan

menggunakan

peserta

didik

pendekatan

konsep pembelajaran saintifik adalah

ilmiah, bahwa nformasi bisa berasal

sebagai berikut:

dari mana saja, kapan saja, tidak

Pembelajaran
dengan
pendekatan saintifik adalah

tergantung pada informasi dari guru
saja.

Menurut Maria Varelas dan

mengemukakan

bahwa

“Aktivitas

Michael Ford dalam Atsnan (2013)

belajar adalah aktivitas yang bersifat

Pendekatan saintifik ini memudahkan

fisik maupun mental. Jadi, selama

guru

kegiatan

atau

belajar

kedua

aktivitas

pengembang

kurikulum

memperbaiki

proses

tersebut harus saling terkait, sehingga

pembelajaran, yaitu dengan memecah

akan menghasilkan aktivitas belajar

proses ke dalam langkah-langkah atau

yang optimal”.

untuk

tahapan-tahapan secara terperinci yang
memuat

instruksi

untuk

Dalam proses pembelajaran

siswa

siswa dituntut untuk selalu aktif, agar

melaksanakan kegiatan pembelajaran.

siswa dapat belajar secara optimal.

Hal inilah yang menjadi dasar dari

Sardiman

pengembangan kurikulum 2013 di

bahwa “Pada prinsipnya belajar adalah

Indonesia. Pendekatan Saintifik dalam

berbuat.

pembelajaran sebagaimana dimaksud

tingkah laku, jadi melakukan kegiatan.

meliputi

menanya,

Tidak ada belajar tidak ada aktivitas.

menalar, mencoba, membentuk jejaring

Itulah sebabnya aktivitas merupakan

untuk semua mata pelajaran.

Untuk

prinsip

atau

scientific

penting

di dalam interaksi belajar-

mengamati,

memperkuat

pendekatan

(2011:

Berbuat

95)

menyatakan

untuk

asas

mengubah

yang

diperlukan adanya penalaran dan sikap

mengajar”.

kritis

Indikator Aktivitas Belajar

siswa dalam rangka pencarian

(penemuan).

Aktivitas belajar siswa dalam
proses

Aktivitas Belajar
Aktivitas

belajar

menurut

pembelajaran

dalam

didefinisikan

mengungkapkan

sebagai

yang

“Berbagai

diberikan

pembelajar

dalam

mengajar”.

Sardiman

situasi
(2011:

pada
belajar
100)

terdiri

dari

berbagai macam, Paul B. Diedrich

Oemar Hamalik (2009: 179) dapat

aktivitas

sangat

Sardiman

(2011:101)
macam-macam

aktivitas belajar yang dapat dilakukan
oleh siswa di sekolah antara lain:
1) Visual Activities, misalnya:
membaca materi dan

memperhatikan
penjelasan guru maupun
teman.
2) Oral Activities, seperti:
bertanya,
menjawab
pertanyaan, memberikan
saran,
mengeluarkan
pendapat, dan berdiskusi.
3)
Listening
Activities,
sebagai
contoh:
mendengarkan penjelasan
yang disampaikan guru
maupun teman.
4) Writing Activities, seperti;
menulis cerita, karangan,
laporan, menyalin.
Drawing
Activities,
misalnya: menggambar,
membuat
grafik, peta,
dan diagram.
6) Motor Activities, yang
termasuk di dalamnya
antara lain: melakukan
percobaan dan bermain
peran.
7) Mental Activities, sebagai
contoh:
menanggapi,
mengingat, memecahkan
soal,
menganalisis,
melihat hubungan, dan
pengambilan keputusan.
8)
Emotoinal Activities,
seperti
misalnya:
menaruh minat, merasa
senang,
bersemangat,
bergairah, berani, dan
tenang.
5)

Berdasarkan
aktivitas

tersebut,

jenis

visual

aktivities

(memperhatikan

pelajaran), oral

activities

(bertanya,

mengeluarkan

pendapat,

diskusi),

listening

activities

(mendengarkan

uraian materi, presentasi) dan writing
activities(

menulis

materi,

bahan

diskusi, membuat laporan). Aktivitas
tersebut dipilih karena kondisi kelas
saat pembelajaran yang kurang aktif.
Rendahnya aktivitas siswa tersebut
dapat dilihat dari rendahnya siswa yang
memperhatikan

pelajaran,

mengeluarkan pendapat, mendengarkan
penjelasan materi maupun menulis
materi yang diberikan guru.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk dalam
penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek
dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah siswa kelas XI Pemasaran 3
SMK Negeri 1 Sukoharjo tahun ajaran
2014/2015. Objek penelitian adalah
berbagai

kegiatan

yang

terjadi

di

dalam kelas selama berlangsungnya
proses belajar mengajar yang terdiri
dari: 1) Penerapan model Numbered

berbagai

Heads Together dengan Pendekatan

aktivitas

Saintifik

yang diamati dalam penelitian adalah

pembelajaran.

dalam
2)

Aktivitas

kegiatan
Belajar

siswa dan hasil belajar siswa. Sumber

Oral Activities, Listening Activities dan

data yang digunakan dalam penelitian

Writing Activities . Sedangkan untuk

ini

hasil

adalah

data primer

dan

data

belajar

yaitu

75%

siswa

sekunder. Data primer

yang akan

memempoleh hasil belajar di atas

diperoleh dari

wawancara

KKM.

dengan

hasil

guru dan siswa, aktivitas

Menurut

Daryanto

belajar siswa dan hasil belajar siswa

(2011:183) Prosedur dalam penelitian

setelah penerapan model pembelajaran

ini terdapat beberapa siklus, dan

Numbered Heads Together dengan

setiap siklusnya terdiri dari empat

Pendekatan

tahapan kegiatan yaitu perencanaan

Saintifik

di

kelas

XI

Pemasaran 3 SMK Negeri 1 Sukoharjo.

tindakan,

Data sekunder dalam penelitian

observasi

ini

pelaksanaan
atau

tindakan,

interpretasi,

dan

adalah dokumen atau arsip sekolah

analisis atau refleksi.

mengenai

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), silabus dan daftar
nilai hasil ulangan siswa.
Teknik

Penelitian tindakan kelas ini
bertujuan untuk meningkatkan aktivitas

pengumpulan

data

dan

hasil

belajar

siswa

melalui

yang akan digunakan adalah observasi,

penerapan

wawancara,

dokumentasi.

Numbered Heads Together dengan

menggunakan

pendekatan

tes

dan

model

pembelajaran

Validitas

datanya

triangulasi

teknik dan sumber data.

pelajaran Pemasaran Barang dan Jasa

Analisis

yang

digunakan adalah

di kelas XI Pemasaran 3 SMK Negeri

analisis desriptif komparatif analisis

1 Sukoharjo tahun ajaran 2014/2015.

data

Pelaksanaan

kuantitatif

dan

analisis

data

kualitatif.
Indikator

Saintifik

tindakan

pada

melalui

mata

dua

siklus yang dilaksanakan selama tiga
keberhasilan

kali pertemuan untuk tiap siklusnya,

penelitian ini adalah 75% siswa aktif

pertemuan pertama dan kedua adalah

dalam

masing

penerapan model dalam pembelajaran,

masing aspek, yaitu Visual activities,

kemudian pemberian soal tes pada tiap

pembelajaran

dari

pada siklus II. Untuk oral activities

akhir siklus.
Peneliti menggunakan lembar

yaitu 44,11% pada pratindakan, 79,41%

observasi untuk mengukur aktivitas

pada siklus I dan mencapai 85,29%

belajar siswa selama pembelajaran dan

pada siklus

soal tes untuk mengetahui hasil belajar

listening activities yaitu 41,17% pada

siswa. Pengamatan aktivitas belajar

pratindakan, 67,65% pada siklus I dan

siswa

mencapai

79,41%

pada

Kemudian

untuk

writing

dilakukan

pembelajaran
mengamati

pada

berlangsung
kegiatan

belajar

saat
dengan
siswa

yaitu

II.

Selanjutnya untuk

58,83%

pada

siklus

II.

activities

pratindakan,

dengan berpedoman pada indikator

83,35% pada siklus I dan mencapai

ketercapaian yang telah ditentukan,

91,18% pada siklus II. Dari paparan

sedangkan hasil belajar siswa diukur

tersebut dapat diketahui aktivitas siswa

dengan menggunakan soal tes yang

selalu

telah

siklus I dan siklus II.

dipersiapkan

sesuai

dengan

Pada

materi yang telah disampaikan pada
saat pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan,

meningkat

dari

pratindakan,

I

peningkatan

siklus

aktivitas siswa terjadi pada semua
aspek,

namun

pada

aspek

visual

terjadi peningkatan aktivitas dan hasil

activities dan listening activities belum

belajar siswa dari pratindakan, siklus I

mencapai

dan siklus II. Peningkatan aktivitas

sebesar

belajar siswa telah mencapai target

tindakan siklus II, aktivitas siswa untuk

apabila masing-masing aktivitas belajar

tiap aspek telah mencapai target yang

siswa diperoleh persentase 75% dari

diharapkan. Pada siklus II aktivitas

keseluruhan jumlah siswa termasuk

siswa untuk visual activities mencapai

dalam kriteria baik dan sangat baik.

88,24%, 85,29% untuk oral activities,

Aktivtas siswa untuk visual activities

79,41% untuk listening activitiesdan

yaitu 52,95% pada pratindakan, 73,53%

91,18%

pada siklus I dan mencapai 88,24%

Meskipun pelaksanaan siklus I belum

indikator
75%.

untuk

Setelah

writing

ketercapaian
pelaksanaan

activities.

optimal, namun dari hasil pengamatan

menunjukkan bahwa penerapan model
Numbered

pembelajaran

Heads

memperbaiki

tindakan

dilaksanakan

siklus

siklus
II

I

yang

Together meningkatkan aktivitas belajar

menghasilkan

siswa. Dapat diketahui data pengamatan

88,24%. Maka target yang ingin dicapai

pada siklus II, aktivitas belajar siswa

untuk hasil belajar telah terlampaui,

dapat mencapai bahkan melebihi target

yaitu

indikator ketercapaian yaitu 75% untuk

memperoleh nilai ≥ 75.

tiap aktivitas dalam aspek aktivitas

Model

30

persentase

dari

34

ketuntasan

siswa

telah

pembelajaran

siswa. Dengan demikian penerapan

Numbered

Heads

Together

model pembelajaran Numbered Heads

dengan

Together dapat mendorong siswa untuk

meningkatkan

aktif dalam pembelajarn dab

turut

belajar siswa terlihat dari peningkatan

berpartisipasi aktif dalam kelompok

aktivitas yang diamati setiap siklus serta

diskusi.

hasil belajar yang dilaksanakan setiap

pendekatan

(NHT)

saintifik

dapat

aktivitas dan hasil

Selanjutnya peningkatan hasil

akhir siklus. Hal ini terbukti pada

belajar terjadi pada tiap pelaksanaan

peningkatan aktivitas belajar serta hasil

tindakan.

Jumlah

mendapatkan

nilai

siswa

yang

belajar

siswa

tuntas

atau

pembelajaran

selama

proses

menggunakan

model

memperoleh nilai ≥ 75 yaitu 19 siswa

pebelajaran Numbered Heads Together

dengan

dengan

persentase

pratindakan,

26

55,88%
siswa

pada
dengan

persentase 76,47% pada siklus I dan 30

pendekatan

saintifik,

yaitu

sebagai berikut:
1.

Siswa lebih aktif dalam proses

siswa dengan persentase 88,24% pada

pembelajaran baik dalam diskusi

siklus II. Meskipun hasil belajar pada

kelompok, memperhatikan materi

siklus I terjadi peningkatan mencapai

yang

76,47% dan capaian tersebut sudah

pendapat, diskusi, mendengarkan

mencapai

materi,

target

80%

siswa

memperoleh nilai atau batas KKM ≥
75.

Untuk

memantapkan

dan

dibahas,

mencatat

laporan hasil diskusi.

mnegeluarkan

dan

membat

2.

3.

Susasana

belajar

yang

tidak

belajar

siswa,

maka

dapat

monoton menjadikan siswa lebih

disimpulkan bahwa penerapan model

anusias dalam mengkuti proses

pembelajaran kooperatif tipe Numbered

pembelajaran

dengan

Heads Together dengan pendeklatan

menggunakan model pembelajaran

Saintifik dapat meningkatkan aktivitas

number heads together dengan

dan hasil belajar

pendekatan saintifik.

Pemasaran 3 SMK Negeri 1 Sukoharjo

Adanya diskusi kelompok dan

tahun ajaran 2014/2015.

adanya

tanggung

jawab

untuk

mempelajari hasil diskusi bersama
kelompok, sehingga pengetahuan
siswa dapat berkembang.
4.

hasil

Penerapan

model pembelajaran

number heads together dengan
pendekatan

saintifik

dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa. Hal ini dapat dilihat
padahasil pengamatan di setiap
siklus bahwa terdapat kenaikan
setiap aspek dari setiap siklusnya.
Aktivitas dan hasil belajar siswa
juga telah mencapai target yang
ditentukan dalam penelitian ini
yaitu 75% siswa memenuhi KKM
dan 75% siswa aktif pada masingmasing aspek aktivitas belajar yang
diamati.
Berdasarkan

data

yang

menunjukkan peningkatan aktivitas dan

siswa kelas XI

SIMPULAN
Simpulan
1. Aktivitas Belajar Siswa
Penerapan

model

Numbered

pembelajaran
Together

dengan

Saintifik

dapat

Heads

pendekatan
meningkatkan

aktivitas siswa yang ditunjukkan dari
hasil penelitian yang mengalami
peningkatan

setelah

dilakukan

tindakan siklus I dan siklus II.
Aktivitas siswa untuk aspek visual
activities
yaitu

mengalami

52,95%

pada

peningkatan
pratindakan,

73,53% pada siklus I dan mencapai
88,24% pada siklus II. Untuk aspek
oral activities yaitu 44,11% pada
pratindakan, 79,41% pada siklus I
dan mencapai 85,29% pada siklus
II. Selanjutnya untuk aspek listening

activities

yaitu

41,17%

pada

pratindakan, 67,65% pada siklus I

IMPLIKASI
Implikasi Teoritis
Secara

dan mencapai 79,41% pada siklus II.
Kemudian

untuk

activities

yaitu 58,83%

writing

aspek

pada

teoritis, implikasi

dari hasil penelitian ini adalah
penerapan

model

pembelajaran

pratindakan, 83,35% pada siklus I

kooperatif tipe Numbered Heads

dan mencapai 91,18% pada siklus II.

Together
saintifik

2. Hasil Belajar Siswa
Peningkatan hasil belajar
juga

dapat

penerapan

dengan

ditingkatkan
model

melalui

pembelajaran

pendekatan

dapat

meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa.
Pembelajaran

kooperatif

tipe

Numbered Heads Together dengan

Numbered Heads Together dengan

pendekatan

pendekatan

Sebelum

mendorong siswa untuk lebih aktif

pembelajaran

mengeluarkan pendapat, bertanya,

Numbered

mencari informasi dan berdiskusi

penerapan
model

Saintifik.
model

pembelajaran

saintifik

Heads Together dengan pendekatan

dalam

Saintifik nilai rata- rata kelas 74,17

persoalan

dari

dengan

menjawab

persoalan

persentase

ketuntasan

menjawab/

dapat

memecahkan
guru.
dari

Untuk
guru

sebanyak 55,88% atau 19 siswa.

masing- masing anggota kelompok

Pada siklus I mengalami peningkatan

mencari materi atau jawabannya dan

rata-

kemudian

rata

dengan

kelas

menjadi

presentase

77,35

ketuntasan

didiskusikan

berkelompok

untuk

secara

mendapatkan

76,47% atau sebanyak 26 siswa.

jawaban yang paling baik. Aktivitas

Kemudain pada siklus II rata- rata

yang

kelas

menjadikan siswa menjadi lebih aktif

mengalami

peningkatan

terjalin

dalam

antara

kelas, sehingga

siswa

menjadi 83,11 dengan presentase

di

ketutasan 88,24% atau sebanyak 30

meningkatkan pemahaman materi

siswa.

dan berdampak pada peningkatan
hasil belajar siswa

akan

Oleh karena itu, model

Penerapan

model

pembelajaran

pembelajaran tipe Numbered Heads

kooperatif tipe Numbered Heads

Together

Together

dengan

pendekatan

juga dipadukan dengan

saintifik diharapkan dapat dijadikan

pendekatan saintifik yang menuntut

pertimbangan

untuk

siswa untuk selalu aktif dalam

digunakan sebagai salah satu solusi

pembelajaran dengan menggunakan

untuk meningkatkan aktivitas dan

model

hasil

menanya,

oleh

belajar

kualitas

serta

dalam

guru

memperbaiki

pembelajaran

di

5M

yaitu

mengamati,

mengeksplorasi,

mengasosiasi

dan

kelas.

mengkomunikasikan. Maka dari itu,

Implikasi Praktis

model pembelajaran kooperatif tipe

Secara

praktis,

implikasi

Numbered Heads Together dengan

dari hasil penelitian ini yaitu model

pendekatan

pembelajaran

tipe

meningkatkan aktivitas dan hasil

Numbered Heads Together dengan

belajar siswa kelas XI Pemasaran 3

pendekatan

SMK Negeri 1 Sukoharjo tahun

kooperatif

dapat

meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa.
Pembelajaran

kooperatif

tipe

siap

menjawab

menyampaikan

hasil

atau
diskusi

dapat

ajaran 2014/2015.
Saran

Numbered Heads Together siswa
dituntut

saintifik

Berdasarkan hasil penelitian,
maka peneliti dapat mengajukan saran
sebagai

tindak

lanjut

terkait

kelompoknya apabila nomer yang

penelitian yang telah dilaksanakan,

didapatnya

guru.

diantaranya sebagai berikut:

harus

1. Bagi Siswa

Sehingga

ditunjuk
semua

mempersiapkan

oleh
siswa

diri

agar

dapat

a. Siswa lebih aktif dalam proses

menjawab atau menyampaikan hasil

pembelajaran

diskusi dari kelompoknya dengan

diskusi

selalu

bertukar pikiran.

aktif

selama

proses

pembelajaran dan diskusi kelompok.

melalui

kelompok

dan

kegiatan
saling

b. Siswa tidak menjadikan guru
sebagai satu- satunya sumber
informasi, sehingga siswa dapat
memperoleh

informasi

dari

mudah menerima materi yang
disampaikan.
b. Guru dapat menerapkan model
pembelajaran

inovatif

seperti

berbagai sumber seperti internet,

model pembelajaran kooperatif

buku paket, modul, dll.

yang dapat diterapkan pada setiap

c. Siswa dapat meningkatkan hasil
belajar melaui partisipasi aktif
saat

proses

pembelajaran

berlangsung.
d. Siswa

pembelajaran

dan

disesuaikan

dengan kondisi siswa.
c. Guru

hendaknya

memberikan

motivasi kepada siswa saat proses

hendaknya

memahami

pembelajaran berlangsung, seperti

pentingnya

aktif

dalam

menunjukkan gambar, video atau

pembelajaran

serta

interaksi

media- media pembelajaran lain

dengan

siswa

lain

kelompok,
menumbuhkan

dalam

berkaitan

dengan

sehingga

pembelajaran. Dengan demikian

dalm

siswa akan merasa tertarik untuk

sikap

menyampaikan

yang

pendapat,

mengikuti

pembelajaran

serta

jawaban atau pertanyaan dan

membangkitkan rasa ingin tahu

secara tidak langsung akan dapat

siswa

membantu

mengajukan pertanyaan maupun

menyelesaiakn

permasalahan

selama

proses

pembelajaran berlangsung.

mengembangkan
metode

selelu

model

pembelajaran

untuk

memebrikan pendapat.

a. Sekolah
hendaknya

berani

3. Bagi Sekolah

2. Bagi Guru
a. Guru

sehingga

dan

pelatihan

dapat

memberikan

kepada

guru

berhubungan

dengan

yang
strategi

untuk

pembelajaran yang baik seperti

diterapkan dalam menyampaikan

pelelatihan menggunakan model

materi,

pembelajaran inovatif yang dapat

sehingga

merangsang

ssswa untuk aktif dan lebih

mendukung

meningkatnya

kualitas pembelajaran di sekolah.
b. Sekolah

memotivasi

memfasilitasi

mengucapkan
Ketua

karena
terima

Program

itu

penulis

kasih

kepada

Studi

Pendidikan

Ekonomi FKIP UNS, Ketua BKK

memberikan pembelajaran yang

Pendidikan Tata Niaga FKIP UNS,

berkualitas kepada siswa. Seperti

Pembimbing I dan Pembimbing II, serta

kelengkapan media pembelajaran,

jajaran

kenyamanan ruang kelas dan

Ekonomi FKIP UNS.

memfasilitasi

DAFTAR PUSTAKA

guru

untuk

pelatahan

yang

berhubungan dengan penerapan
model pembelajaran inovatif yang
juga akan menoingkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah.
4. Bagi penelitian selanjutnya
a. Penelitian selanjtnya diharapkan
mampu

menyempurnakan

kekurangan yang ada di dalam
penelitian ini. Disarankan untuk
menggunakan tema yang sama
dan diterapkan pada materi yang
berbeda

serta

dapat

menambahkan variable aktivitas
yang lain agar lebih bervariatif
dan inovatif.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terselesaikannya artikel ilmiah
ini

Oleh

untuk

mengikuti

guru

dan

pihak.

tidak

terlepas

arahan, dan bantuan

dari

bimbingan,

dari

berbagai

redaksi

Jurnal

Pendidikan

Agung. I. (2012) Penelitian Tindakan
Kelas Bagi Guru. Jakarta Timur:
Bestari Buana Murni.
Aqib, Zainal. (2013). Model-Model,
Media,
dan
Strategi
Pembelajaran
Konstektual.
Bandung : Yrama Widya
Atsnan (2013). Penerapan Pendekatan
Scientific Dalam Pembelajaran
Matematika Smp Kelas Vii
Materi Bilangan (Pecahan).
ISBN : 978 – 979 – 16353 – 9 –
4. Diperoleh tanggal 28 Februari
2015.
Aunurrahman. (2010). Belajar dan
Pembelajaran.
Bandung:
Alfabeta.
Budiyono. (2009). Statistika Untuk
Penelitian. Surakarta: UNS Press.
Dalyono,
M.
(2005).
Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.

Darsono, M (2005). Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Daryanto & Muljo Raharjo. (2012).
Model Pembelajaran Inovatif.
Yogyakarta: Gava Media.
Daryanto.
(2013).
Pendekatan
Pembelajaran
Saintifik
Kurikulum 2013. Yogyakarta:
Gava Media
Eko,

P.(2009). Evaluasi Program
Pembelajaran.
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Frank Aligrah & Annisa Ratna Sari
(2014). The Implementation Of
Numbered
Head
Together
Model To Improve Students’
Accounting Learning Activity.
Jurnal Pendidikan Akuntansi
Indonesia, Vol. XII, No. 1.
Diperoleh tanggal 20 Januari
2015
Hamalik. O. (2009). Perencanaan
Pengajaran
Berdasarkan
Pendekatan Sistem. Jakarta:
Bumi Aksara.
Hamdani (2011). Strategi Belajar
Mengajar.
Bandung:
CV.
Pustaka Setia.
Handoko, M.D. The Effectiveness of
Numbered Heads Together in
Teaching reading viewed from
students locus of control.
Pedagogy Vol. 1, 2013.
Diperoleh tanggal 6 Februari
2015.

Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik
dan
Kontekstual
dalam
Pembelajaran Abad 21. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Isjoni.

(2011).
Pembelajaran
Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Karyadi, dkk
(2012). Keefektifan
Metode
Pembelajaran
Numbered Heads Together
(Nht) Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada
Kompetensi
Dasar
Mendeskripsikan
Fungsi
Konsumsi
Dan
Fungsi
Tabungan. Economic Education
Analysis Journal, ISSN 22526544. Diperoleh tanggal 20
januari 2015
Lie.

A. (2008). Mempraktikkan
Cooperative Learning di RuangRuang Kelas. Jakarta: PT.
Grasindo.

Majid. A. (2013). Strategi Pembelajran.
Jakarta: Rosda.
Marwan
Hamid. (2012)
Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Materi Kegiatan
Ekonomi Masyarakat Di Kelas
Vii Smp Swasta Nujumush
Shaghirah Aceh Utara Dengan
Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe NHT (Numbered-HeadsTogether). Vol 2. Diperoleh 20
Januari 2015
Misu, L. 2014. Mathematical Problem
Solving Of Student By Approach
Behavior Learning Theory.

International
Journal
Of
Education And Research. Vol.
2, No. 10. ISSM: 2201-6333.
Diperoleh tanggal 6 Februari
2015
Muraya, D.J. & Kimamo G. (2011).
Effects of cooperative learning
approach on biology mean
achievement scores of secondary
school students in Machakos
District, Kenya. Educational
Research and Reviews Vol
6(12). ISSN 1990-3839©2011
Academic Journal. Diperoleh
tanggal 6 Februari 2015.
Musfiqon.
(2012).
Metodologi
Penelitian Pendidikan. Jakarta:
Pustaka Prestasi.
Purwanto, M. N. ( 2013). Psikologi
Pendidikan. . Bandung: PT
Remaja Rosdakatya.
Sanjaya,
W.
(2006).
Strategi
Pmbelajaran. Jakarta: Prenada
Media Group.
Sardiman. ( 2011).
Interaksi &
Motivasi Belajar Mengajar,
Jakarta: Raja Grafindo Persada
Slameto. (2010). Belajar dan FaktorFaktor
yang
Mempengaruhinya Jakarta:
Rineka Cipta.
Slameto. 2003. Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.\
Slavin, R. E. (2005). Cooperative
Learning Theory Research and
Practice. Terjemahan Nurulita

Yusron. Bandung:
Nusa Dua.

Penerbit

Sudjana N (2009). Penilaian Hasil
Proses
Belajar
Mengajar.
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakatya.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Pendidikan
(Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D). Bandung : Alfabeta.
Suharsimi Arikunto, dkk. 2007.
Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta : PT Bumi Aksara.
Sumadayo. (2013). Penelitian Tindakan
Kelas. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Prenada
Media Group.
Thursan, H (2005). Belajar Secara
Efektif. Jakarta: Puspa Suara.
Trianto.
(2007).
Model-model
Pembelajaran
Inovatif
Berorientasi
Konstruktivistik.
Jakarta: Perpustakaan Nasional
KDT.
Widoyoko, S. E. P (2010). Evaluasi
Prgram
Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Winaputra. (2001). Model- model
Pembelajaran Inovatif. Jakarta:
PAU-PPAI

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (Numbered Heads Together) DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA “EMPAT LIMA” PACET-MOJOKERTO

0 22 1

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Efektifitas pembelajaran kooperatif metode numbered heads together (NHT) terhadap hasil belajar pendidikan Agama Islam di SMP Islam al-Fajar Kedaung Pamulang

0 10 20

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 6 33

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) POKOK BAHASAN BILANGAN PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 45

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA AKUNTANSI KELAS X AKUNTANSI 2 DI SMK NEGERI 1 BANTUL TAHUN AJARAN.

0 2 126

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AKUNTANSI 1 SMK NEGERI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014.

4 80 195

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN ROUNDTABLE

0 1 10

PENERAPAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PENGANTAR EKONOMI DAN BISNIS

0 0 16