Gambaran Perilaku Kepuasan Peserta BPJS dalam Pemanfaatan Layanan Kesehatan Di Puskesmas Singkil Utara Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2016 Chapter III IV

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1

Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survey bersifat deskriptifmenggunakan

metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk menggambarkan secara
kuantitatif mengenai variabel-variabel yang diteliti untuk mengetahui gambaran
perilaku kepuasan peserta BPJS dalam pemanfaatan layanan kesehatan di Puskesmas
Singkil Utara Kecamatan Singkil Utara Kab. Aceh Singkil tahun 2016 dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi.
3.2

Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Singkil Utara Kecamatan Singkil Utara
Kabupaten Aceh Singkil.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada


rentang waktu April

– Juli 2016.

Universitas Sumatera Utara

3.3

Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang menjadi
peserta BPJS Kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Singkil Utara Kecamatan
Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil dari bulan Januari-Maret 2016 yang
berjumlah 2.435 orang baik itu peserta BPJS dalam kategori Penerima Bantuan
Iuran (PBI) maupun yang bukan Penerima Bantuan Iuran (PBI) .
3.3.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah masyarakat yang menjadi peserta BPJS
Kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Singkil Utara dengan kriteria bersedia

diwawancarai langsung oleh penulis untuk mengisi kuisioner yang telah disusun
oleh penulis dalam penelitian. Jumlah responden yang akan dijadikan sampel
dalam penelitian ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus besar sampel
sebagai berikut
�=


� + �(�� )

Keterangan :
n

= Jumlah sampel

N

= Jumlah populasi

d


= Tingkat signifikan (10% = 0,1)

Universitas Sumatera Utara

Perhitungan Besar Sampel :
�=
=

N
1 + N(d2 )

2435
1 + 2435 (0,12 )
�=

2435
25,35

n = 90,05
n = 90 Responden


Jumlah besar sampel dalam penelitian ialah sebanyak 90 orang responden.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metodeAccidental Sampling. Pengambilan sampel secara aksidental merupakan
cara penarikan sampel yang dilakukan dengan menemui subjek berdasarkan
kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti dan dilakukan dengan mengambil
responden sesuai dengan jumlah sampel yang sudah ditentukan yang ada atau
tersedia di lokasi penelitian sesuai dengan konteks penelitian, menanyakan
kebersediaan menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan, apabila
bersedia maka orang tersebut dapat dijadikan sebagai sampel atau responden
dalam penelitian (Sugiyono, 2008).
Kriteria responden dalam penelitian ini ialah responden merupakan peserta
BPJS kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Singkil Utara Kecamatan Singkil
Utara Kabupaten Aceh Singkil serta responden bersedia untuk diwawancarai
langsung oleh penulis untuk mengisi kuisioner yang telah disusun sesuai dengan
rumusan permasalahan yang diteliti.

Universitas Sumatera Utara

3.4


Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer
Untuk memperoleh data primer yang diperlukan, teknik yang digunakan
adalah pengisian kuesioner melalui wawancara. Kuesioner adalah suatu cara
pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden
secara langsung dengan harapan responden akan memberi respon jawaban yang
sebenar-benarnya atas pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner.
3.4.2 Data Sekunder
Pengumpulan sumber data sekunder berasal dari studi kepustakaan dan
studi literatur yang terkait dengan rumusan permasalahan yang sedang diteliti
dalam penelitian yang sedang dilaksanakan.
3.5

Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional

1. Umur yaitu Jumlah tahun yang dihitung mulai lahir sampai ulang tahun
terakhir responden.
2. Jenis kelamin, yaitu karateistik seksual responden yang dibedakan dalam

kategori-laki-laki dan perempuan.
3. Pendidikan, yaitu jenis pendidikan formal yang terakhir diselesaikan oleh
responden.
4. Pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan yang sedang dijalankan oleh responden.
5. Pendapatan, yaitu jumlah pendapatan yang dimiliki atau didapatkan
responden dalam setiap bulan.

Universitas Sumatera Utara

6. Lama memiliki kartu BPJS, yaitu rentang waktu dari responden pertama kali
memiliki ksrtu BPJS Kesehatan sampai saat ini.
7. Jenis kartu BPJS yang dimiliki, yaitu jenis kartu BPJS Kesehatan yang
dimiliki oleh responden, yang dibedakan menjadi 2 (dua) kategori yaitu
BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan BPJS bukan Penerima Bantuan
Iuran (Non PBI)
8. Pengetahuan, yaitu tingkat pengetahuan responden mengenai manfaat BPJS
kesehatan untuk memperoleh layanan kesehatan di Puskesmas Singkil
Utara.
9. Sikap, yaitu pendapat atau pertanyaan responden mengenai manfaat BPJS
kesehatan untuk memperoleh layanan kesehatan di Puskesmas Singkil

Utara.
10. Tindakan, yaitu perbuatan nyata responden dalam memanfaatkan BPJS
kesehatan untuk memperoleh layanan kesehatan di Puskesmas Singkil
Utara.
11. Kepuasan peserta, yaitu penilaian peserta BPJS terhadap kualitas pelayanan
kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas kepada responden yang
merupakan peserta BPJS Kesehatan di wilayah kerja Puskesmas tersebut
3.6

Apek Pengukuran
Aspek pengukuran dalam penelitian ini berdasarkan pada jawaban

responden terhadap pertanyaan yang telah disediakan pada kuisioner yang
disesuaikan dengan permasalahan yang diteliti. Aspek pengukuran yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :

Universitas Sumatera Utara

1. Pengetahuan
Pengetahuan responden dinilai berdasarkan hasil yang diperoleh dari

jawaban kuisioner mengenai tingkat pengetahuan responden dengan jumlah 10
(sepuluh) pertanyaan pilihan berganda. Setiap jawaban responden yang benar
akan memperoleh nilai 1 dan jawaban yang salah diberi nilai 0, kemudian
dijumlah untuk memperoleh nilai total setiap responden (Suprapto, 2001).
Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh, maka pengetahuan responden
dapat dikategorikan sebagai berikut (Arikunto, 2006) :
1) Baik

: Jika skor yang diperoleh responden ≥ 75% atau 8-10.

2) Cukup Baik

: Jika skor yang diperoleh responden antara 51%-74% atau

5-7.
3) Kurang Baik : Jika skor yang diperoleh responden ≤ 50% atau 0-4.
2. Sikap
Sikap responden dinilai berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh dari
jawaban kuisioner mengenai sikap responden dengan jumlah 20 (sepuluh)
pertanyaan yang dibedakan dengan 10 (sepuluh) pertanyaan untuk sikap positif

dan 10 (pertanyaan) pertanyaan untuk sikap negatif. Untuk penilaian sikap positif
responden didasarkan pada 4 (empat) pilihan jawaban dari skala Likert , yaitu :
SS (Sangat Setuju) dengan bobot nilai 3, S (Setuju) dengan bobot nilai 2, TS
(Tidak Setuju) dengan bobot nilai 1, dan STS (Sangat Tidak Setuju) dengan

Universitas Sumatera Utara

bobot nilai 0. Untuk penilaian sikap negatif responden juga didasarkan pada 4
(empat) pilihan jawaban dari skala Likert , yaitu : SS (Sangat Setuju) dengan
bobot nilai 0, S (Setuju) dengan bobot nilai 1, TS (Tidak Setuju) dengan bobot
nilai 2, dan STS (Sangat Tidak Setuju) dengan bobot nilai 3. Sehingga didapatkan
jumlah nilai maksimal yang dapat diperoleh dari penilaian sikap responden ialah
sebanyak 60.
Berdasarkan jawaban tersebut, sikap responden kemudian dikategorikan
dalam 3 (tiga) kategori, yaitu sebagai berikut (Arikunto, 2006) :
1) Baik

: Jika skor yang diperoleh responden ≥ 75% atau 45 -60.

2) Cukup Baik


: Jika skor yang diperoleh responden antara 51%-74% atau

31-44.
3) Kurang Baik : Jika skor yang diperoleh responden ≤ 50% atau 0-30.
3. Tindakan
Tindakan responden dinilai berdasarkan hasil yang diperoleh dari jawaban
kuisioner mengenai tindakan responden dengan jumlah 5 (lima) pertanyaan
dengan pilihan “YA” dengan bobot nilai 1 dan “TIDAK” dengan bobot nilai 0,
kemudian dijumlah untuk memperoleh nilai total setiap responden (Sugiyono,
2008). Nilai maksimal yang diperoleh responden dalam penilaian tindakan ialah 5.
Berdasarkan

jawaban

tersebut,

tindakan

responden


kemudian

dikategorikan dalam 3 (tiga) kategori, yaitu sebagai berikut (Arikunto, 2006) :
1) Baik

: Jika skor yang diperoleh responden ≥ 75% atau 4-5.

Universitas Sumatera Utara

2) Cukup Baik

: Jika skor yang diperoleh responden antara 51%-74% atau

4-5.
3) Kurang Baik : Jika skor yang diperoleh responden ≤ 50% atau 0-4.

4. Tingkat Kepuasan Responden
Tingkat kepuasan responden terhadap mutu pelayanan kesehatan di
Puskesmas bagi peserta BPJS Kesehatan dinilai berdasarkan hasil yang diperoleh
dari jawaban kuisioner mengenai tingkat kepuasan responden dengan jumlah 10
(spuluh) pertanyaan dengan pilihan “YA” dengan bobot nilai 1 dan “TIDAK”
dengan bobot nilai 0, kemudian dijumlah untuk memperoleh nilai total setiap
responden (Sugiyono, 2008). Nilai maksimal yang diperoleh responden dalam
penilaian tindakan ialah 10.
Berdasarkan jawaban tersebut, tingkat kepuasan responden kemudian
dikategorikan dalam 3 (tiga) kategori, yaitu sebagai berikut (Arikunto, 2006) :
1) Puas

: Jika skor yang diperoleh responden ≥ 75% atau 8-10

2) Cukup Puas

: Jika skor yang diperoleh responden antara 51%-74% atau

5-7.
3) Kurang Puas : Jika skor yang diperoleh responden ≤ 50% atau 0-4.
3.7

Metode Pengolahan dan Analisa Data

3.7.1 Metode Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan tahapan sebagai
berikut :

Universitas Sumatera Utara

1. Editing (Pemeriksaan Data)
Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan jawaban
atas pertanyaan yang diajukan. Apabila terdapat jawaban yang belum lengkap
atau terdapat keluhan maka data harus dilengkapi dengan cara wawancara atau
menanyakan kembali jawaban pengisian kuisioner kepada responden.
2. Coding (Pemberian Kode)
Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya
kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual.
3. Entry (Memasukkan Data)
Data yang akan dimasukkan yakni jawaban-jawaban dari masing-masing
pertanyaan yang diajukan pada responden dalam bentuk “kode” (angka atau
huruf) yang dimasukkan dalam program atau software statistik komputer. Dalam
penelitian ini program statisitik komputer yang dipakai ialah program SPSS
(Statistical Product Service Solution.
4. Cleaning (Pembersihan Data)
Cleaning atau pembersihan data yang artinya semua data dari setiap
sumber data atau respon yang telah selesai dimasukkan, perlu diperiksa kembali
untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan
dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi kembali.
5. Scoring (Pemberian Skors)
Scoring atau pemberian skors ialah pemberian nilai yang dilakukan oleh
peneliti terhadap isian kuisinoner yang diisi oleh responden, pemberian skors

Universitas Sumatera Utara

terhadap isian kuisioner dilakukan untuk menyesuiakan dengan statistik uji yang
akan dipakai dalam penelitian.

3.7.2 Metode Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan analisa univariat, yaitu analisis yang
menggambarkan secara tunggal variabel-variabel penelitian yang disajikan dalam
bentuk distribusi frekuensi dan hitungan persentasenya. Analisa data dilakukan
dengan menggunakan aplikasi statistik komputer yaitu SPSS (Statistic Program
System Solution) untuk menggambarkan variabel penelitian yang diteliti untuk
mengetahui gambaran perilaku peserta BPJS dalam pemanfaatan layanan
kesehatan di Puskesmas Singkil Utara Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh
Singkil.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1

Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Singkil Utara terletak di jalan Singkil – Rimo Kecamatan

Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil. Puskesmas Singkil Utara menjadi salah
satu fasilitas layanan kesehatan tingkat dasar bagi peserta BPJS PBI dan Non PBI
di wilayah kecamatan Singkil Utara. Adapun batas wilayah kecamatan Singkil
Utara ialah :
Adapun batas-batas Kecamatan Singkil adalah sebagai berikut :


Sebelah Utara

: Kecamatan Kuala baru



Sebelah Selatan

: Samudera Indonesia



Sebelah Timur

: Kecamatan Singkil



Sebelah Barat

: Kecamatan Pulau Banyak

Jumlah peserta JKN yang menggunakan BPJS Kesehatan baik itu PBI dan
Non PBI di Puskesmas Singkil Utara Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh
Singkil pada bulan Desember 2014 sebanyak 2.435 peserta namun persentase
peserta BPJS dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan di puskesmas tergolong
rendah yaitu 337 orang (3,57%) atau tidak sampai 50%. Pada tahun 2015 (bulan
Juli 2015) jumlah peserta JKN di Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh
Singkil sebanyak 14.373 orang, terdiri dari peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI)
sebanyak 12.139 orang (84,5%), dan peserta non PBI sebanyak 2.234 orang
(15,5%). Jumlah yang memanfaatkan pelayanan puskesmas pada bulan tersebut
sebanyak 892 orang (6,20%).

Universitas Sumatera Utara

4.2

Gambaran Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini ialah masyarakat yang menjadi peserta

BPJS Kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Singkil Utara yang memiliki
karakteristik tertentu baik dari segi karakteristik demografis yang berupa umur,
jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan tingkat pendapatan,
serta karakteristik kepemilikan BPJS kesehatan yang berupa lama menjadi peserta
BPJS, jenis kartu BPJS yang dimilki dan pemanfaatan layanan kesehatan di
Puskesmas sebagai Peserta BPJS dengan jumlah sampel sebanyak 90 orang.
Tabel 4.1

Gambaran Umum Karakteristik Responden

Karakteristik
Responden
Umur
Dibawah 20 Tahun
21 - 25 Tahun
26 – 30 Tahun
31 – 35 Tahun
36 – 40 Tahun
26 - 30 Tahun
Total
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
Tingkat Pendidikan
Tidak tamat SD
SD /Sederajat
SMP/Sederajat
SMA/Sederajat
Perguruan Tinggi
Total
Jenis Pekerjaan
Pelajar/Mahasiswa
Pegawai Negeri Sipil
Wiraswasta
Pegawai/Buruh
Total

Jumlah (n)

Persentase (%)

12
21
25
16
7
9
90

13,3
23,3
27,8
17,8
7,8
10
100

44
46
90

48,9
10
100

2
6
27
31
24
90

2,2
6,7
30
34,4
26,7
100,0

12
31
16
31

13,3
34,4
17,8
34,4

90

100

Universitas Sumatera Utara

Tingkat Pendapatan
Dibawah Rp. 1.000.000 ,Rp.1.000.000.- s.d
Rp. 3.000.000,Diatas Rp.3.000.000.Total
Lama Menggunakan
BPJS
Dibawah 6 bulan
6 bulan s.d 1 tahun
1 tahun s.d 3 tahun
Diatas 3 tahun
Total
Jenis BPJS yang
Dimiliki
Penerima Bantuan Iuran
(PBI)
Bukan Penerima Bantuan
Iuran (Bukan PBI)
Total
Pemanfaatan Layanan
Kesehatan di Puskesmas
sebagai Peserta BPJS
Kurang dari 5 kali
15 – 10 kali
Lebih dari 10 kali
Total

14
35

15,6
38,9

41
90

45,6
100

21
20
31
18

23,3
22,2
34,4
20

90

100

51

56,7

39

43,3

90

100

23
36
31
90

25,6
40
34,4
100

Berdasarkan tabel 4.1 diatas diketahui bahwa karakteristik responden
berdasarkan umur sebagian besar responden berada pada rentang usia 26 - 30
tahun yakni sebanyak 25 orang (27,8%), pada rentang usia 21 – 25 tahun
sebanyak 121 orang (23,3%), pada rentang usia 31 – 35 tahun yakni sebanyak 16
orang (17,8%), pada rentang usia dibawah 20 tahun yakni sebanyak 12 orang
(13,3%), kemudian pada rentang usia diatas 40 tahun yakni sebanyak 9 orang
(10%), dan pada rentang usia 36 – 40 tahun yakni sebanyak 7 orang (7,8%).
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dikatehui memiliki jumlah
yang hampir sama, yaitu responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak

Universitas Sumatera Utara

46 orang (51,1%), dan responden yang berjenis kelamin laki-laki, yaitu berjumlah
44 orang (48,9%).
Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan sebagian besar responden
telah menyelesaikan pendidikan pada jenjang SMA/Sederajat yakni sebanyak 31
orang (34,4%), responden yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan di tingkat
SMP/Sederajat yaitu sebanyak 27 orang (30%), responden yang telah
menyelesaikan jenjang pendidikan di perguruan tinggi yakni sebanyak 24 orang
(26,7%), kemudian responden yang hanya menyelesaikan jenjang pendidikan di
tingkat SD/Sederajat yaitu sebanyk 6 orang (6,7%), dan responden yang tidak
tamat SD sebanyak 2 orang (2,2%). Karakteristik responden berdasarkan jenis
pekerjaan sebagian besar responden telah bekerja sebagai pegawai negeri sipil
(PNS) dan pegawai/buruh dengan jumlah masing-masing yakni sebanyak 31
orang (34,4%), kemudian responden yang bekerja sebagai wiraswasta yakni
sebanyak 16 orang (17,8%), dan responden yang masih berstatus sebagai pelajar
atau mahasiswa sebanyak 12 orang (13,3%).
Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendapatan sebagian besar
responden memiliki pendapatan diatas Rp.3.000.000,- setiap bulannya yakni
sebanyak 41 orang (45,6%), kemudian resonden yang memiliki tingka pendapatan
antara Rp. 1000.000,- sampai dengan Rp. 3.000.000,- setiap bulannya yakni
sebanyal 35 orang (38,9%), dan responden yang memiliki tingkat pendapatan
dibawah Rp.1000.000,- yakni sebanyak 14 orang (15,6%). Karakteristik
responden berdasarkan lama menggunakan BPJS kesehatan, sebagian besar
responden telah menggunakan BPJS antara rentang waktu 1 tahun sampai dengan
3 tahun yakni sebanyak 31 orang (34,4%), responden yang telah menggunakan

Universitas Sumatera Utara

BPJS selama kurang dari 6 bulan yakni sebanyak 21 orang (23,3%), kemudian
responden yang telah menggunakan BPJS antara 6 bulan sampai dengan 1 tahun
yakni sebanyak 20 orang (22,2%), dan responden yang telah menggunakan BPJS
lebih dari 3 tahun yakni sebanyal 18 orang (20%).
Karakteristik responden berdasarkan jenis BPJS yang dimiliki sebagian
besar responden menjadi peserta BPJS dengan status sebagai penerima bantuan
iuran (PBI) yakni sebanyak 51 orang (56,7%), dan responden yang menjadi
peserta BPJS dengan status bukan penerima bantuan iuran yakni sebanyak 39
orang (43,3%). Karakteristik responden berdasarkan pemanfaatan layanan
kesehatan di Puskesmas sebagai peserta BPJS, sebagian besar responden telah
memanfaatkan layanan kesehatan di Puskesmas sebagai peserta BPJS sebanyak 5
sampai dengan 10 kali yakni sebanyak 36 orang (40%), kemudian responden yang
telah memanfaatkan layanan kesehatan di Puskesmas sebagai peserta BPJS lebih
dari 10 kali yakni sebanyak 31 orang (34,4%), dan responden yang telah
memanfaatkan layanan kesehatan di Puskesmas sebagai peserta BPJS kurang dari
5 kali yakni sebanyak 23 orang (25,6%).
4.3

Gambaran Pengetahuan Responden terhadap Pemanfaatan BPJS
Kesehatan
Pengetahuan responden terhadap BPJS kesehatan dapat dilihat pada tabel

4.2 berikut ini :

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.2

No.

Gambaran Pengetahuan Responden terhadap BPJS Kesehatan

Pengetahuan Responden Mengenai
BPJS Kesehatan

Jawaban
Benar
Salah
n
%
n
%

Kepanjangan dari BPJS adalah Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial

49

Total
n

%

54,4 41

45,6 90

100

46

51,1 44

48,9 90

100

47

52,2 43

47,8 90

100

51

56,7 39

43,3 90

100

32

35,6 58

64,4 90

100

58

64,4 32

35,6 90

100

7

Layanan
kesehatan
yang
bisa
menggunakan kartu BPJS kesehatan
ialah periksa kehamilan, berobat jalan,
dan kasus sakit gawat darurat

53

58,9 37

41,1 90

100

8

Pelayanan kesehatan yang dibatasi
oleh BPJS ialah layanan Fisioterapi
Pemberian alat bantu dengar danan
alat bantu gerak di rumah sakit negeri

33

36,7 57

63,3 90

100

9

Pelayanan kesehatan yang tidak
dijamin oleh BPJS ialah tindakan
untuk
tujuan
kecantikan
dan
pelayanan kesehatan pada kegiatan
bakti sosial

36

1

2

3

4

5

6

Tujuan program dari BPJS adalah
untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dengan mempermudah
akses layanan kesehatan
Peserta BPJS yang berhak menjadi
Penerima Bantuan Iuran (PBI) adalah
fakir miskin dan orang tak mampu
Peserta BPJS yang bukan Penerima
Bantuan Iuran (PBI) atau mandiri
adalah PNS, TNI/ Polri, Karyawan
perusahaan swasta, dan wiraswasta
Pengobatan (pelayanan kesehatan
tingkat pertama/dasar untuk kasus
sakit yang bukan gawat darurat adalah
Puskesmas dan Klinik Praktek
Dokter/Bidan yang bekerja sama
dengan BPJS
Pelayanan
kesehatan
tingkat
dua/lanjutan menurut BPJS Kesehatan
adalah rumah sakit

40

54

64

90

100

Universitas Sumatera Utara

10

Peserta BPJS bisa memanfaatkan
layanan kesehatan yang bekerjasama
dengan BPJS kapan saja ketika
merasakan sakit atau gangguan
kesehatan

19

21,1 71

78,9 90

100

Berdasarkan tabel 4.2 diatas diketahui bahwa pengetahuan responden
mengenai BPJS yang sudah dianggap baik yaitu mayoritas responden yakni
sebanyak

58 orang responden (64,4%) sudah mengetahui bahwa pelayanan

kesehatan tingkat dua/lanjutan menurut BPJS Kesehatan adalah rumah sakit, dan
53 orang responden (58,9%) sudah mengetahui bahwa layanan kesehatan yang
bisa menggunakan kartu BPJS kesehatan ialah periksa kehamilan, berobat jalan,
dan kasus sakit gawat darurat.
Sedangkan pengetahuan responden mengenai BPJS yang masih dianggap
kurang baik yaitu bahwa mayoritas responden yakni sebanyak 71 orang responden
(78,9%) belum mengetahui bahwa peserta BPJS bisa memanfaatkan layanan
kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS kapan saja ketika merasakan sakit atau
gangguan kesehatan, dan 58 orang responden (64,4%) belum mengetahui bahwa
Pengobatan (pelayanan kesehatan tingkat pertama/dasar untuk kasus sakit yang
bukan gawat darurat adalah Puskesmas dan Klinik Praktek Dokter/Bidan yang
bekerja sama dengan BPJS.
Berdasarkan hasil pengolahan data terhadap pengukuran pengetahuan
responden terhadap pemanfaatan BPJS kesehatan, maka kategori pengetahuan
responden dappat dilihat pada tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3

Kategori Pengetahuan Responden terhadap Pemanfaatan
BPJS Kesehatan

Kategori Pengetahuan

Jumlah (n)

Persentase (%)

Universitas Sumatera Utara

Responden
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Total

23
56
11

25,6
62,2
12,2

90

100

Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui bahwa sebagian besar responden
yakni sebanyak 56 orang responden (62,2%) memiliki pengetahuan mengenai
pemanfaatan BPJS kesehatan dalam kategori yang cukup baik, kemudian 23 orang
responden (25,6%) memiliki pengetahuan mengenai pemanfaatan BPJS kesehatan
dalam kategori yang baik, dan 11 orang responden (12,2%) memiliki pengetahuan
mengenai pemanfaatan BPJS kesehatan dalam kategori yang kurang baik.
4.4

Gambaran Sikap Responden terhadap Pemanfaatan BPJS Kesehatan

4.4.1 Gambaran Sikap Positif Responden terhadap Pemanfaatan BPJS
Kesehatan
Gambaran sikap positif responden terhadap pemanfaatan BPJS kesehatan ddpat
dilihat pada tabel 4.4 berikut :
Tabel 4.4

Gambaran Sikap Positif Responden terhadap Pemanfaatan
BPJS Kesehatan
Jawaban

Sikap Positif Responden
No. terhadap Pemanfaatan BPJS
Kesehatan

1

2

3

Sangat
Setuju

Setuju

Tidak
Setuju

Sangat
Tidak
Setuju
n
%

n
%
n
% n
%
Pernyataan Sikap Positif
Setiap masyarakat
Indonesia
seharusnya menjadi peserta BPJS 29 32,2 35 38,9 12 13,3 14 15,6
Kesehatan
Setiap peserta BPJS Kesehatan
harus menyimpan dan menjaga 46 51,1 41 45,6 1 1,1 2 2,2
kartu BPJS Kesehatan
Setiap peserta BPJS Kesehatan
seharusnya menggunakan pelayanan
33 36,7 27
kesehatan
yang
menggunakan
fasilitas BPJS Kesehatan

30

20 22,2 10 11,1

Universitas Sumatera Utara

4

Peserta BPJS Kesehatan memiliki
keuntungan ketika menggunakan 33 36,7 28 31,1 20 22,2
pelayanan kesehatan

9

10

5

Peserta BPJS Kesehatan
lebih
murah jika melakukan pengobatan 33 36,7 28 31,1 23 25,6
alternatif/ tradisional

6

6,7

6

Setiap peserta BPJS Kesehatan
akan mendapatkan biaya yang jauh
lebih murah jika menggunakan 47 52,2 30 33,3 11 12,2
pelayanan kesehatan dibandingkan
dengan tidak menggunakan BPJS

2

2,2

7

Derajat kesehatan masyarakat yang
kurang mampu dapat meningkat 45
dengan adanya BPJS Kesehatan

1

1,1

8

Setiap peserta BPJS Kesehatan
sebaiknya segera pergi ke pelayanan
58 64,4 18
kesehatan jika mengalami gejala
sakit

12 13,3

2

2,2

9

Program BPJS telah berhasil
meningkatkan derajat kesehatan 41 45,6 22 24,4 21 23,3
masyarakat

6

6,7

10

Penyelenggara
BPJS
telah
melakukan sosialisasi yang baik
untuk
menginformasikan 52 57,8 31 34,4
pemanfaatan
BPJS
untuk
memperoleh layanan kesehatan

5

5,6

50

31 34,4 13 14,4

20

2

2,2

Berdasarkan tabel 4.4 diatas diketahui bahwa sikap postif responden yang
paling dominan ialah sebanyak 58 orang responden (64,4%) menyatakan sangat
setuju bahwa setiap peserta BPJS Kesehatan sebaiknya segera pergi ke pelayanan
kesehatan jika mengalami gejala sakit, dan 52 orang responden (57,8%) yang
menyatakan sangat setuju bahwa penyelenggara BPJS telah melakukan sosialisasi
yang baik untuk menginformasikan pemanfaatan BPJS untuk memperoleh
layanan kesehatan. Sedangkan sikap positif responden yang perlu ditingkatkan

Universitas Sumatera Utara

terhadap pemanfaatan BPJS kesehatan ialah diketahui sebanyak 14 orang
responden (15,6%) menyatakan sangat tidak setuju jika setiap masyarakat
Indonesia seharusnya menjadi peserta BPJS Kesehatan, dan 10 orang responden
(11,1%) yang menyatakan sangat tidak setuju jika setiap peserta BPJS Kesehatan
seharusnya menggunakan pelayanan kesehatan yang menggunakan fasilitas BPJS
Kesehatan.
4.4.2 Gambaran Sikap Negatif Responden terhadap Pemanfaatan BPJS
Kesehatan
Gambaran sikap negatif responden terhadap pemanfaatan BPJS kesehatan
ddpat dilihat pada tabel 4.5 berikut :
Tabel 4.5
Gambaran
Sikap
Pemanfaatan
BPJS Kesehatan

Negatif

Responden

terhadap

Jawaban
Sikap Negatif Responden
No. terhadap Pemanfaatan BPJS
Kesehatan

1

2

Sangat
Setuju

Setuju

Tidak
Setuju

Sangat
Tidak
Setuju
n
%

n
%
n
% n
%
Pernyataan Sikap Negatif
Setiap peserta BPJS Kesehatan
akan
mendapatkan
pelayanan
kesehatan yang berbeda dengan 7 7,8 18 20 27 30 38 42,2
yang tidak menggunakan BPJS
Kesehatan
Setiap peserta BPJS Kesehatan
tidak akan mendapatkan pelayanan 17 18,9 30 33,3 16 17,8 27 30
kesehatan yang optimal

3

Pengobatan tradisional (dukun,
tabib)
dinilai
lebih
baik
10 11,1 22 24,4 28 31,1 30 33,3
dibandingkan dengan pengobatan
medis dengan menggunakan BPJS

4

Program BPJS Kesehatan hanya
akan membuat orang yang tidak 11 12,2 27
mampu menjadi terpinggirkan

30

17 18,9 35 38,9

Universitas Sumatera Utara

5

Pasien BPJS akan dikucilkan ketika
berobat ke fasilitas kesehatan

5

5,6

20

6

Petugas kesehatan tidak melayani
dengan optimal apabila pasien yang
datang merupakan peserta BPJS
Kesehatan

8

8,9

28 31,1 21 23,3 33 36,7

7

Sangat repot mengurusi persyaratan
untuk
memperoleh
layanan 12 13,3 26 28,9 19 21,1 33 36,7
kesehatan melalui BPJS Kesehatan

8

Tidak wajib menggunakan BPJS
apabila
kita
masih
mampu
12 13,3 31 34,4 16 17,8 31 34,4
menggunakan uang pribadi untuk
berobat

9

Barulah
mengurus
atau
menggunakan BPJS
kesehatan
apabila penyakit yang diderita sudah
parah

5

5,6

15 16,7 26 28,9 44 48,9

10

Tetap saja memerlukan biaya yang
cukup tinggi untuk memperoleh
layanan kesehatan, meskipun sudah
menjadi peserta BPJS Kesehatan

5

5,6

19 21,1 24 26,7 42 46,7

22,2 26 28,9 39 43,3

Berdasarkan tabel 4.5 diatas diketahui bahwa sikap negatif responden
terhadap pemanfaatan BPJS Kesehatan yang paling dominan ialah sebanyak 17
orang responden (18,9%) menyatakan sangat setuju bahwa setiap peserta BPJS
Kesehatan tidak akan mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal, dan 12
orang responden (13,3%) menyatakan bahwa sangat repot mengurusi persyaratan
untuk memperoleh layanan kesehatan melalui BPJS Kesehatan dan tidak wajib
menggunakan BPJS apabila kita masih mampu menggunakan uang pribadi untuk
berobat.

Universitas Sumatera Utara

Sedangkan sikap negatif responden terhadap pemanfaatan BPJS Kesehatan
yang dinilai sudah baik dan mengarah ke sikap positif ialah diketahui bahwa 44
orang responden (48,9%) menyatakan sangat setuju jika barulah mengurus atau
menggunakan BPJS kesehatan apabila penyakit yang diderita sudah parah, dan 42
orang responden (46,7%) yang menyatakan sangat tidak setuju jika tetap saja
memerlukan biaya yang cukup tinggi untuk memperoleh layanan kesehatan,
meskipun sudah menjadi peserta BPJS Kesehatan.
Berdasarkan hasil pengolahan data terhadap pengukuran sikap responden
terhadap pemanfaatan BPJS kesehatan, maka kategori sikap responden dapat
dilihat pada tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6

Kategori Sikap Responden terhadap Pemanfaatan BPJS
Kesehatan

Kategori Sikap
Responden
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Total

Jumlah (n)

Persentase (%)

32
43
15

35,6
47,8
16,7

90

100

Berdasarkan tabel 4.6 diatas diketahui bahwa sebagian besar responden
yakni sebanyak 53 orang responden (47,8%) memiliki sikap terhadap
pemanfaatan BPJS kesehatan dalam kategori yang cukup baik, kemudian 32 orang
responden (35,6%) memiliki sikap terhadap pemanfaatan BPJS kesehatan dalam
kategori yang baik, dan 15 orang responden (16,7%) memiliki sikap mengenai
pemanfaatan BPJS kesehatan dalam kategori yang kurang baik.
4.5

Gambaran Tindakan Responden terhadap Pemanfaatan BPJS
Kesehatan di Puskesmas Singkil Utara

Universitas Sumatera Utara

Gambaran tindakan responden terhadap pemanfaaran BPJS Kesehatan di
Puskesmas Singkil Utara dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut :

Tabel 4.7

Gambaran Tindakan Responden terhadap Pemanfaatan BPJS
Kesehatan di Puskesmas Singkil Utara

Gambaran Tindakan Responden
No. terhadap
Pemanfaatan BPJS
Kesehatan

Jawaban
Ya
Tidak
n
%
n
%

Total
n

%

1

Segera pergi ke Puskesmas apabila
merasakan
gangguan
kesehatan
dengan menggunakan BPJS Kesehatan

69

76,7 21

23,3 90

100

2

Lebih memilih layanan kesehatan di
Puskesmas dibandingkan dengan
pengobatan alternatif (dukun, tabib)

51

56,7 39

43,3 90

100

3

Memanfaatkan layanan kesehatan
menggunakan BPJS Kesehatan secara
rutin

56

62,2 34

37,8 90

100

4

Memanfaatkan layanan kesehatan
melalui BPJS untuk meminta rujukan
medik di Puskesmas untuk pengobatan
lanjut di rumah sakit

67

74,4 23

25,6 90

100

5

Memanfaatkan layanan kesehatan di
rumah sakit melalui BPJS apabila
terjadi kasus kejadian sakit yang
gawat darurat

54

60

36

40

90

100

Berdasarkan tabel 4.7 diatas diketahui bahwa responden yang memiliki
tindakan terhadap pemanfaatan BPJS Kesehatan untuk mendapatkan layanan
kesehatan di Puskesmas Singkil Utara yang dianggap sudah baik ialah bahwa
sebanyak 69 orang responden (76,7%) segera pergi ke Puskesmas apabila
merasakan gangguan kesehatan dengan menggunakan BPJS Kesehatan, dan 67

Universitas Sumatera Utara

orang responden (74,4%) memanfaatkan layanan kesehatan melalui BPJS untuk
meminta rujukan medik di Puskesmas untuk pengobatan lanjut di rumah sakit.
Sedangkan tindakan terhadap pemanfaatan BPJS Kesehatan untuk
mendapatkan layanan kesehatan di Puskesmas yang perlu ditingkatkan ialah
bahwa sebanyak 39 orang responden (43,3%) tidak menggunakan layanan
kesehatan dengan menggunakan BPJS kesehatan dan lebih memilih pengobatan
tradisional (dukun, tabib), kemudian sebanyak 36 orang responden (40%) tidak
memanfaatkan layanan kesehatan di rumah sakit melalui BPJS apabila terjadi
kasus kejadian sakit yang gawat darurat, dan 34 orang responden (37,8%) tidak
memanfaatkan layanan kesehatan menggunakan BPJS Kesehatan secara rutin
untuk mendapatkan layanan kesehatan di fasilitas kesehatan seperti Puskesmas
dan rumah sakit.
Berdasarkan hasil pengolahan data terhadap pengukuran tindakan
responden terhadap pemanfaatan BPJS kesehatan di Puskesmas Singkil Utara,
maka kategori tindakan responden dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut :
Tabel 4.8

Kategori Tindakan Responden terhadap Pemanfaatan BPJS
Kesehatan di Puskesmas Singkil Utara

Kategori Tindakan
Responden
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Total

Jumlah (n)

Persentase (%)

27
45
18

30
50
20

90

100

Berdasarkan tabel 4.8 diatas diketahui bahwa sebagian besar responden
yakni sebanyak 45 orang responden (50%) memiliki tindakan terhadap
pemanfaatan BPJS kesehatan di Puskesmas Singkil Utara dalam kategori yang

Universitas Sumatera Utara

cukup baik, kemudian 27 orang responden (30%) memiliki tindakan terhadap
pemanfaatan BPJS kesehatan dalam kategori yang baik, dan 18 orang responden
(20%) memiliki tindakan mengenai pemanfaatan BPJS kesehatan dalam kategori
yang kurang baik.

4.6

Gambaran Kepuasan Responden terhadap Pemanfaatan BPJS
Kesehatan di Puskesmas Singkil Utara
Gambaran kepuasan responden terhadap pemanfaatan BPJS Kesehatan

untuk mendapatkan layanan kesehatan di Puskesmas Singkil Utara dapat dilihat
pada tabel 4.9 berikut :
Tabel. 4.9

Gambaran Kepuasan Responden terhadap Pemanfaatan BPJS
Kesehatan di Puskesmas Singkil Utara

Kepuasan Responden terhadap
No.
Pemanfaatan BPJS Kesehatan

Jawaban
Benar
Salah
n
%
n
%

Total
n

%

1

Fasilitas Puskesmas secara fisik telah
memadai untuk memberikan layanan
kesehatan yang optimal bagi peserta
BPJS Kesehatan

62

68,9 28

31,1 90

100

2

Petugas kesehatan di Puskesmas bisa
diandalkan untuk memberikan layanan
kesehatan yang baik bagi peserta BPJS
Kesehatan

61

67,8 29

23,2 90

100

3

Petugas kesehatan di Puskesmas
menunjukkan respon yang baik untuk
memberikan layanan kesehatan yang
baik bagi peserta BPJS Kesehatan

68

75,6 22

24,4 90

100

4

Pelaksanaan
layanan
BPJS
di
Puskesmas telah menjamin peserta
BPJS untuk mendapatkan layanan
kesehatan yang optimal

59

65,6 31

34,4 90

100

Universitas Sumatera Utara

5

6

7

8

9

10

Petugas kesehatan di Puskesmas
menunjukkan rasa empati atau
perhatian
yang
baik
untuk
memberikan layanan kesehatan yang
optimal bagi peserta BPJS Kesehatan
Komunikasi antara petugas kesehatan
dengan pasien yang merupakan
peserta BPJS berjalan dengan baik,
serta petugas kesehatan dengan baik
mampu mendengarkan apa yang
dikeluhkan pasiean sebagai peserta
BPJS
Layanan BPJS di Puskesmas dapat
dipercaya
secara penuh untuk
memberikan layanan kesehatan yang
optimal bagi peserta BPJS Kesehatan
Petugas kesehatan di Puskesmas sudah
kompeten
secara
baik
untuk
memberikan layanan kesehatan yang
optimal bagi peserta BPJS Kesehatan
tanpa membeda-bedakan pasien
Petugas kesehatan di Puskesmas
bersikap sopan dan santun untuk
memberikan layanan kesehatan yang
optimal bagi peserta BPJS Kesehatan
Akses atau tacara untuk menggunakan
layanan
BPJS
Kesehatan
di
Puskesmas terbilang mudah dan tidak
merepotkan

64

71,1 26

28,9 90

100

66

73,3 24

26,7 90

100

64

71,1 26

28,9 90

100

65

72,2 25

27,8 90

100

66

73,3 24

26,7 90

100

66

73,3 24

26,7 90

100

Berdasarkan tabel 4.9 diatas diketahui bahwa gambaran kepuasan
responden yang terhadap pemanfaatan BPJS Kesehatan untuk mendapatkan
layanan kesehatan di Puskesmas Singkil Utara yang paling dominan dan dianggap
sudah baik ialah sebanyak 68 oang responden (75,6%) menilai bahwa petugas
kesehatan di Puskesmas menunjukkan respon yang baik untuk memberikan
layanan kesehatan yang baik bagi peserta BPJS Kesehatan, dan 66 orang
responden (73,3%) menilai bahwa komunikasi antara petugas kesehatan dengan

Universitas Sumatera Utara

pasien yang merupakan peserta BPJS berjalan dengan baik, serta petugas
kesehatan dengan baik mampu mendengarkan apa yang dikeluhkan pasiean
sebagai peserta BPJS, kemudian petugas kesehatan di Puskesmas bersikap sopan
dan santun untuk memberikan layanan kesehatan yang optimal bagi peserta BPJS
Kesehatan, serta akses atau tacara untuk menggunakan layanan BPJS Kesehatan
di Puskesmas terbilang mudah dan tidak merepotkan.
Sedangkan gambaran kepuasan responden yang terhadap pemanfaatan
BPJS Kesehatan untuk mendapatkan layanan kesehatan di Puskesmas Singkil
Utara yang dianggap belum baik dan perlu ditingkatkan ialah bahwa sebanyak 31
orang responden menilai bahwa pelaksanaan layanan BPJS di Puskesmas tidak
menjamin peserta BPJS untuk mendapatkan layanan kesehatan yang optimal, dan
29 orang responden (23,2%) menilai bahwa petugas kesehatan di Puskesmas tidak
bisa diandalkan untuk memberikan layanan kesehatan yang baik bagi peserta
BPJS Kesehatan.
Berdasarkan hasil pengolahan data terhadap pengukuran kepuasan responden
responden terhadap pemanfaatan BPJS kesehatan untuk mendapatkan layanan
kesehatan di Puskesmas Singkil Utara, maka kategori kepuasan responden dapat
dilihat pada tabel 4.10 berikut :
Tabel 4.10

Kategori Kepuasan Responden terhadap Pemanfaatan BPJS
Kesehatan di Puskesmas Singkil Utara

Kategori Kepuasan
Responden
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Total

Jumlah (n)

Persentase (%)

23
55
12

25,6
61,1
13,3

90

100

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan tabel 4.8 diatas diketahui bahwa sebagian besar responden
yakni sebanyak 55 orang responden (61,1%) memiliki kepuasan terhadap
pemanfaatan BPJS kesehatan untuk mendapatkan layanan kesehatan di Puskesmas
Singkil Utara dalam kategori yang cukup baik, kemudian 23 orang responden
(25,6%) memiliki kepuasan terhadap pemanfaatan BPJS kesehatan dalam kategori
yang baik, dan 12 orang responden (13,3%) memiliki kepuasan mengenai
pemanfaatan BPJS kesehatan dalam kategori yang kurang baik.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

BAB V
PEMBAHASAN
5.1

Gambaran Pengetahuan Responden terhadap Pemanfaatan BPJS
Kesehatan di Puskesmas Singkil Utara
Pengetahuan itu adalah sesuatu yang ada secara niscaya pada diri manusia.

Keberadaannya diawali dari kecenderungan psikis manusia sebagai bawaan kodrat
manusia, yaitu dorongan ingin tahu yang bersumber dari kehendak atau kemauan.
Sedangkan kehendak adalah salah satu unsur kekuatan kejiwaan. Adapun unsur
lainnya adalah akal pikiran (ratio) dan perasaan (emotion). Ketiganya berada
dalam satu kesatuan, dan secara terbuka bekerja saling pengaruh mempengaruhi
menurut situasi dan keadaan. Artinya, dalam keadaan tertentu yang berbeda-beda,
pikiran atau perasaan atau keinginan biasa lebih dominan. Pengetahuan seseorang
bisa menjadi faktor yang memengaruhi dalam menentukan perilaku individu
termasuk perilaku dalam memanfaatkan layanan kesehatan menggunakan BPJS
kesehatan.
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar
responden sudah mengetahui bahwa pelayanan kesehatan tingkat dua/lanjutan
menurut BPJS Kesehatan adalah rumah sakit, dan sebagian besar responden juga
sudah mengetahui bahwa layanan kesehatan yang bisa menggunakan kartu BPJS
kesehatan ialah periksa kehamilan, berobat jalan, dan kasus sakit gawat darurat.
Sedangkan masih ada sebagian responden yang belum mengetahui bahwa peserta
BPJS bisa memanfaatkan layanan kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS
kapan saja ketika merasakan sakit atau gangguan kesehatan, dan sebagian besar
juga belum mengetahui bahwa pengobatan (pelayanan kesehatan tingkat

Universitas Sumatera Utara

pertama/dasar untuk kasus sakit yang bukan gawat darurat adalah Puskesmas dan
Klinik Praktek Dokter/Bidan yang bekerja sama dengan BPJS.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan hasil penelitian juga diketahui bahwa sebagian besar
responden yakni memiliki pengetahuan mengenai pemanfaatan BPJS kesehatan
dalam kategori yang cukup baik, kemudian sebagian lagi memiliki pengetahuan
mengenai pemanfaatan BPJS kesehatan dalam kategori yang baik, dan hanya
beberapa responden saja yang memiliki memiliki pengetahuan mengenai
pemanfaatan BPJS kesehatan dalam kategori yang kurang baik.
Terdapat beberapa hal yang memengaruhi pengetahuan individu terhadap
sesuatu hal seperti sumber informasi yang didapatkan, intensitas pemberian
informasi dan tingkat pendidikan. Menurut Irmayati (2013), tingkat pendidikan
dapat memengaruhi pengetahuan seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang akan berpengaruh terhadap pola pikir dan daya nalar dalam menghadapi
suatu masalah (Hutasoit, 2006). Redding et al (2010) yang dikutip oleh Anggraeni
(2010) menyatakan faktor pengubah seperti tingkat pendidikan dipercayai
mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap perilaku dengan cara memengaruhi
persepsi individu. Individu dengan pendidikan tinggi, cenderung memiliki
perhatian yang besar terhadap kesehatannya sehingga jika individu tersebut
mengalami gangguan kesehatan maka ia akan segera mencari pelayanan
kesehatan.
Hal ini didukung oleh Notoatmodjo (2010), yang menyatakan bahwa
seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi tidak sama
pemahamannya dengan orang yang memiliki tingkat pendidikan rendah. Semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin mudah pula bagi mereka untuk
menerima informasi dan pada akhirnya semakin banyak pengetahuan yang mereka
miliki. Secara umum, pengetahuan yang baik akan memunculkan sikap yang baik

Universitas Sumatera Utara

dan mengaplikasikannya dalam tindakan. Semakin tinggi pengetahuan seseorang
terhadap kesehatan, semakin tinggi kesadaran orang tersebut dalam menjaga
kesehatannya.
Kepuasan peserta BPJS pada dimensi ini memang disebabkan karena
kemampuan dan pengetahuan petugas kesehatan di setiap loket untuk menjawab
setiap pertanyaan peserta sehingga dapat

memberikan pelayanan yang

menimbulkan rasa aman dan percaya. Hal ini tentu sangat membantu peserta,
mengingat masih banyaknya peserta yang tampak bingung atau tidak paham
dengan prosedur pendaftaran maupun kebijakan mengenai kepesertaan. Adapun
responden yang tidak puas menyatakan bahwa informasi yang mereka terima dari
petugas kadang tidak sama antara petugas yang satu dengan petugas lainnya,
sehingga membingungkan peserta. Sedangkan untuk kepuasan terendah terdapat
pada kesopanan dan keramahan petugas loket pengambilan nomor urut antrian.
Kesopanan dan keramahan petugas dalam melayani juga ikut mempengaruhi
kepuasan peserta. Hal yang juga menentukan dalam kualitas pelayanan kesehatan
adalah service excellent, yaitu sikap atau cara petugas dalam melayani serta
memuaskan pelanggan. Petugas harus memiliki kemampuan atau keterampilan
tertentu, berpenampilan baik dan rapi, bersikap ramah dan sopan serta mampu
berkomunikasi dengan baik dan memiliki kemampuan menangani keluhan
pelanggan secara profesional.
Hail penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh
Rahman (2015) yang menyatakan bahwa intensitas pemberian informasi yang
mencukupi mengenai akses serta proses pelayanan jaminan kesehatan dengan
BPJS memiliki hubungan yang signifikan dengan kemauan dan kemampuan

Universitas Sumatera Utara

pasien untuk menggunakan BPJS dalam memperolah layanan kesehatan. Semakin
baik informasi yang diberikan kepada pasien maka pasien cenderung akan mau
datang berobat secara berulang menggunakan BPJS.
Hal serupa juga disampaikan oleh hasil penelitian yang dilaksanakan oleh
oleh Girma dkk (2014) mengenai pemanfaatan layanan BPJS di Puskesmas Paniki
Bawah Kecamatan Mapanget Kota Manado menunjukkan bahwa pada bahwa
52,8% responden yang menjadi subyek penelitian sebenarnya memiliki tingkat
pendidikan yang tinggi sehingga menjadi faktor yang menguntungkan untuk
diberikan pengetahuan tentang manfaat dan layanan BPJS, namun ternyata masih
terdapat 65% responden yang tidak memanfaatkan layanan kesehatan dengan
BPJS di Puskesmas. Pengetahuan atau informasi yang telah didapat diharapkan
akan memberikan motivasi untuk dapat menentukan layanan kesehatan dan
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia.
5.2

Gambaran Sikap Responden terhadap Pemanfaatan BPJS Kesehatan
di Puskesmas Singkil Utara
Secara umum sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan untuk

merespon (secara positif atau negatif) terhadap orang, objek atau situasi tertentu.
Sikap mengandung suatu penelitian emosional/afektif (senang, benci, sedih, dan
sebagainya). Selain bersifat positif dan negatif, sikap memiliki tingkat kedalaman
yang berbeda-beda (sangat benci, agak benci, dan sebagainya). Sikap itu tidaklah
sama dengan perilaku dan perilaku tidaklah selalu mencerminkan sikap seseorang.
Sebab sering kali terjadi bahwa seseorang dapat berubah dengan memperlihatkan
tindakan yang bertentangan dengan sikapnya. Sikap seseorang dapat berubah
dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek tersebut melalui persuasi
serta tekanan dari kelompok sosialnya. Sikap seseorang bisa menjadi faktor yang

Universitas Sumatera Utara

memengaruhi dalam menentukan perilaku individu termasuk perilaku dalam
memanfaatkan layanan kesehatan menggunakan BPJS kesehatan.
Hasil

penelitian

menunjukkan

bahwa

sebagian

besar

responden

menyatakan sangat setuju bahwa setiap peserta BPJS Kesehatan sebaiknya segera
pergi ke pelayanan kesehatan jika mengalami gejala sakit, dan sebagian besar
responden juga menyatakan sangat setuju bahwa penyelenggara BPJS telah
melakukan sosialisasi yang baik untuk menginformasikan pemanfaatan BPJS
untuk memperoleh layanan kesehatan. Sedangkan beberapa responde masih
menyatakan sangat tidak setuju jika setiap masyarakat Indonesia seharusnya
menjadi peserta BPJS Kesehatan, dan sebagian yang lain juga menyatakan sangat
tidak setuju jika setiap peserta BPJS Kesehatan seharusnya menggunakan
pelayanan kesehatan yang menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan.
Berdasarkan hasil penelitian juga diketahui bahwa beberapa responden
menyatakan sangat setuju bahwa setiap peserta BPJS Kesehatan

tidak akan

mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal, sebagian responden lain juga
menyatakan bahwa sangat repot mengurusi persyaratan untuk memperoleh
layanan kesehatan melalui BPJS Kesehatan dan tidak wajib menggunakan BPJS
apabila kita masih mampu menggunakan uang pribadi untuk berobat. Sedangkan
sebagian responden juga menyatakan sangat setuju jika barulah mengurus atau
menggunakan BPJS kesehatan apabila penyakit yang diderita sudah parah, dan
sebagian yang lain juga menyatakan sangat tidak setuju jika tetap saja
memerlukan biaya yang cukup tinggi untuk memperoleh layanan kesehatan,
meskipun sudah menjadi peserta BPJS Kesehatan.

Universitas Sumatera Utara

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar
responden memiliki sikap terhadap pemanfaatan BPJS kesehatan dalam kategori
yang cukup baik, kemudian beberapa responden memiliki sikap terhadap
pemanfaatan BPJS kesehatan dalam kategori yang baik, dan hanya beberap orang
responden yang memiliki sikap mengenai pemanfaatan BPJS kesehatan dalam
kategori yang kurang baik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh
Simangunsong (2015)yang

menjelaskan

bahwa salah satu

faktor yang

mempengaruhi efektifitas perilaku kesehatan adalah sikap individu. Jika individu
setuju dengan bagian bagian isi stimulis yang diberikan, maka individu akan
melaksanakan dengan senang hati tetapi jika pandangan individu berbeda dengan
stimulus yang di respon oleh individu maka upaya untuj membentuk suatu
tindakan yang diinginkan tidak akan bisa tercapai, Sikap penerimaan terlihat dari
pendapat para informan mengenai program BPJS ini, hal ini merupakan salah satu
hal positifdari suatu program yang

harapannya dapat

berjalan secara

berkelanjutan.
Hal yang sama juga disampaikan dalam hasil penelitian yang dilaksanakan
oleh Rumengan (2015) yang menjelaskan bahwa berarti ada hubungan yang
bermakna antarasikap responden tentang BPJS dengan pemanfaatan pelayanan
kesehatan di Puskesmas. Dilihat dari nilai Odds Ratio (OR) menunjukkan bahwa
responden dengan persepsi yang baik mempunyai kemungkinan 3,1 kali lebih
besar untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas.
5.3
Gambaran Tindakan
Responden
BPJS
Kesehatan di Puskesmas Singkil Utara

terhadap

Pemanfaatan

Universitas Sumatera Utara

Layanan kesehatan yang bermutu adalah suatu layanan kesehatan yang
dibutuhkan, dalam hal ini akan ditentukan oleh profesi layanan kesehatan, dan
sekaligus diinginkan baik oleh pasien/konsumen ataupun masyarakat serta
terjangkau oleh daya beli masyarakat. Pada penjelasan terdahulu disebutkan
bahwa mutu barang atau jasa itu bersifat multidimensi, demikian pula dengan
mutu pelayanan kesehatan. Mutu pelayanan kesehatan bersifat multi dimensional
yaitu mutu menurut pemakai pelayanan kesehatan dan menurut penyelenggara
pelayanan kesehatan yang pada dasarnya ialah mengutamakan kepuasan pasien.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian responden menyatakanakan
segera pergi ke Puskesmas apabila merasakan gangguan kesehatan dengan
menggunakan BPJS Kesehatan, dan sebagain besar responden juga memanfaatkan
layanan kesehatan melalui BPJS untuk meminta rujukan medik di Puskesmas
untuk pengobatan lanjut di rumah sakit. Sedangkan sebagian responden lain tidak
menggunakan layanan kesehatan dengan menggunakan BPJS kesehatan dan lebih
memilih pengobatan tradisional (dukun, tabib), kemudian beberapa responden
juga tidak memanfaatkan layanan kesehatan di rumah sakit melalui BPJS apabila
terjadi kasus kejadian sakit yang gawat darurat, dan sebagain responden tidak
memanfaatkan layanan kesehatan menggunakan BPJS Kesehatan secara rutin
untuk mendapatkan layanan kesehatan di fasilitas kesehatan seperti Puskesmas
dan rumah sakit.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki tindakan terhadap pemanfaatan BPJS kesehatan di Puskesmas Singkil
Utara dalam kategori yang cukup baik, kemudian beberapa responden memiliki
tindakan terhadap pemanfaatan BPJS kesehatan dalam kategori yang baik, dan

Universitas Sumatera Utara

hanya sebagian kecil responden yang memiliki tindakan mengenai pemanfaatan
BPJS kesehatan dalam kategori yang kurang baik.
Tindakan peserta BPJS dalam memanfaatkan layanan kesehatan
dipengaruhi oleh motivasi responden untuk memanfaatkan layanan kesehatan
tersebut. Motivasi yang tinggi disebabkan oleh adanya dorongan yang kuat dalam
diri seseorang, dalam hal ini dorongan untuk mendapatkan jaminan kesehatan.
Motivasi seseorang tinggi karena ia bisa mendapatkan keringanan biaya pelayanan
kesehatan saat berobat dengan menjadi peserta BPJS Kesehatan. Disamping itu
iuran tiap bulan yang terjangkau tentu memberikan keuntungan tersendiri bagi
peserta jika dibanding dengan biaya yang harus dikeluarkan saat sakit jika tidak
menjadi peserta BPJS Kesehatan.Menurut penulis responden yang memiliki
motivasi tinggi cenderung untuk puas karena mereka merasa membutuhkan
produk dari pelayanan yang mereka dapat, dalam hal ini menjadi peserta BPJS
Kesehatan, sehingga mereka cenderung untuk menerima dan pasrah dengan
pelayanan yang mereka terima.
Tindakan individu dalam memanfaatkan layanan kesehatan dipengaruhi
oleh beberapa hal, seperti pengetahuan, sikap, norma, nilai-nilai yang dipegang,
dan sebagainya. Penelitian Rahman (2015) menjelaskan bahwa respondrn akan
bertindak karena adanya maksud, tujuan dan alasan tertentu untuk melakukan
suatu tindakan.
5.4
Gambaran Kepuasan
Responden
BPJS
Kesehatan di Puskesmas Singkil Utara

terhadap

Pemanfaatan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai
bahwa petugas kesehatan di Puskesmas menunjukkan respon yang baik untuk

Universitas Sumatera Utara

memberikan layanan kesehatan yang baik bagi peserta BPJS Kesehatan, dan
sebagian besar responden juga menilai b