Peran Komite Medik dalam Upaya Pencapaian Mutu Pelayanan Kesehatan pada Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2015 Chapter III VI
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi
implementasi kebijakan. Penelitian ini berusaha untuk mengeksplorasi peran komite
medik dalam upaya pencapaian mutu pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit Umum
Haji Medan tahun 2015.
Menurut Creswell, penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk
mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok
orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian
kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting seperti mengajukan pertanyaanpertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para
partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke
tema-tema yang umum, dan menafsirkan makna data. Laporan akhir untuk penelitian
ini memiliki struktur atau kerangka yang fleksibel. Siapa pun yang terlibat dalam
bentuk penelitianini harus menerapkan cara pandang penelitian yang bergaya
induktif, berfokus terhadap makna individual, dan menerjemahkan kompleksitas
suatu persoalan (Creswell, 2007).
Universitas Sumatera Utara
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Haji Medan. Pemilihan
lokasi ini didasarkan atas pertimbangan bahwa Rumah Sakit Umum Haji Medan
belum pernah dilakukan penelitian tentang peran komite medik dalam upaya
pencapaian mutu pelayanan kesehatan. Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan
rumah sakit dapat menerapkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 755/Menkes/Per/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah
Sakit untuk mewujudkan mutu pelayanan kesehatan yang baik.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dengan survey awal sampai seminar hasil penelitian,
direncanakan mulai bulan Agustus sampai dengan November tahun 2015.
3.3 Sumber Informasi
Pemilihan informan penelitian dilakukan secara purposive sampling yaitu
pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu dari peneliti dengan kriteria :
1. Subjek penelitian memiliki peran yang berkaitan dengan tujuan penelitian.
2. Subjek penelitian mempunyai waktu untuk mengikuti rangkaian kegiatan
penelitian.
3. Subjek penelitian dapat memberikan informasi yang sebanyak-banyaknya sesuai
dengan kebutuhan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan kriteria tersebut di atas maka informan penelitian adalah ketua
komite medik, wakil ketua komite medik rumah sakit, sekretaris komite medik, wakil
sekretaris komite medik dan anggota komite medik rumah sakit.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
wawancara mendalam (indepth interview) kepada subyek penelitian yang
berpedoman pada kuesioner terstruktur yang dilengkapi dengan probing. Probing
adalah suatu kegiatan wawancara untuk memperoleh keterangan lebih lanjut,
sehingga diperoleh data atau informasi lebih jelas dan mendalam dari responden.
Hasil wawancara mendalam direkam melalui tape recorderdan didokumentasikan
menggunakan kamera. Untuk melengkapi hasil wawancara mendalam, peneliti juga
mengumpulkan data sekunder melalui observasi terhadap laporan-laporan dan
dokumen-dokumen yang terkait dengan komite medik yang diperoleh dari
administrasi rumah sakit dan artikel ilmiah yang mendukung dalam pembahasan
penelitian.
3.5 Terminologi Penelitian
Terminologi masing-masing variabel penelitian ialah sebagai berikut :
1. Tata laksana kredensial adalah upaya perbaikan mutu pelayanan klinis melalui
perlindungan keselamatan pasien dengan memastikan bahwa staf medis yang
akan melakukan pelayanan medis di rumah sakit kredibel. Variabel tata laksana
kredensial dieksplorasi dengan menggunakan wawancara mendalam.
Universitas Sumatera Utara
2. Tata laksana pemeliharaan mutu profesi medis adalah upaya perbaikan mutu
pelayanan klinis melalui pemantauan dan pengendalian mutu profesi staf medis.
Variabel tata laksana pemeliharaan mutu profesi medis dieksplorasi dengan
menggunakan wawancara mendalam.
3. Tata laksana penjagaan disiplin, etika dan perilaku profesi medis adalah upaya
perbaikan mutu pelayanan klinis melalui pendisiplinan berperilaku professional
staf medis di lingkungan rumah sakit. Variabel tata laksana penjagaan disiplin,
etika dan perilaku profesi medis dieksplorasi dengan menggunakan wawancara
mendalam.
3.6 Instrumen Penelitian
Pedoman wawancara terdiri dari pertanyaan yang terkait dengan peran komite
medik dalam upaya pencapaian mutu pelayanan kesehatan yang memuat tata laksana
kredensial, tata laksana pemeliharaan mutu profesi medis tata laksana penjagaan
disiplin, etika dan perilaku profesi medis.
3.7 Metode Analisis Data
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian karena
dari analisis akan diperoleh temuan, baik temuan substantif maupun formal. Miles
dan Huberman (2009) mengemukakan tiga tahapan yang harus dikerjakan dalam
menganalisis data kualitatif yaitu : (1) reduksi data (data reduction); (2) paparan data
(data
display);
(3)
penarikan
kesimpulan
dan
verifikasi
(conclusions
drawing/verifying). Analisis data kualitatif dilakukan secara bersamaan dengan proses
Universitas Sumatera Utara
pengumpulan data berlangsung, artinya kegiatan – kegiatan tersebut dilakukan juga
selama dan sesudah pengumpulan data.
1.
Mereduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal penting, dan mencari tema dan polanya. Data yang
telah di reduksi akan memberikan gambaran lebih jelas dan memudahkan untuk
melakukan pengumpulan data.
2.
Data yang telah direduksi maka dilakukan pemaparan data. Pemaparan data
sebagai kumpulan data informasi tersusun, dan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan.
3.
Penarikan kesimpulan merupakan hasil penelitian yang menjawab fokus
penelitian berdasarkan hasil analisa data. Kesimpulan disajikan dalam bentuk
deskriptif objek penelitian dengan berpedoman pada kajian penelitian (Miles dan
Huberman, 2009).
Untuk mendapatkan data yang benar – benar absah digunakan pendekatan
metode ganda. Triangulasi data, merupakan data dikumpulkan melalui beragam
sumber agar hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dapat dianalisa seutuhnya.
Mentriangulasi merupakan sumber-sumber data yang berbeda dengan memeriksa
bukti-bukti yang berasal dari sumber-sumber tersebut dan menggunakannya untuk
membangun justifikasi tema-tema secara koheren. Tema yang dibangun berdasarkan
sejumlah sumber data dari partisipan yang akan menambah validitas penelitian
(Creswell, 2010).
Universitas Sumatera Utara
Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Triangulasi sumber adalah menggali kebenaran informasi tertentu melalui
berbagai sumber memperoleh data. Misalnya membandingkan hasil pengamatan
dengan wawancara, membandingkan apa yang dikatakan umum dengan yang
dikatakan secara pribadi, membandingkan hasil wawancara dengan dokumen
yang ada.
2. Triangulasi metode adalah usaha mengecek keabsahan data atau mengecek
keabsahan temuan penelitian. Triangulasi metode ini dilakukan dengan cara
membandingkan informasi atau data dengan cara yang berbeda. Misalnya peneliti
tidak hanya menggunakan satu metode saja melainkan dengan menggunakan
teknik observasi atau menganalisa dokumen (Sugiyono, 2010).
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Rumah Sakit Umum Haji Medan
Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) baru di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang diatur dalam peraturan
Gubernur Sumatera Utara Nomor 25 Tahun 2012 tentang pembentukan organisasi,
tugas fungsi, uraian tugas dan tata kerja Rumah Sakit Umum Haji Medan akan terus
dilakukan sehingga akan berdampak positif kepada pelayanan kesehatan yang
diberikan, pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) rumah sakit yang telah
dikeluarkan oleh pemerintah. Rumah Sakit Umum Haji Medan sebagai rumah sakit
kelas B diproyeksikan sebagai rumah sakit rujukan kesehatan. Lokasi Rumah Sakit
Umum Haji Medan Pemprovsu berada di Kabupaten Deli Serdang dan berada di
perlintasan perbatasan kota Medan.
Bidang pelayanan medis terdiri dari pelayanan Rawat Jalan (16 poliklinik dan
1 Instalasi Gawat Darurat), pelayanan rawat inap, pelayanan perawatan intensif,
pelayanan bedah sentral, pelayanan hemodialisa, pelayanan kesehatan jamkesmas
(Jaminan Kesehatan Masyarakat). Seperti yang telah diketahui bahwa peran
penunjang medis pada sebuah rumah sakit adalah penting, karena tanpa pelayanan
penunjang medis, proses perawatan dapat jadi terhambat. Peran seperti bidang
Farmasi, Laboratorium, Rehabilitasi Medis dan Radiologi menjadi sangat penting
disamping peranan Unit Gizi, Instalasi binatu, Cleaning Service dan yang lain.
Universitas Sumatera Utara
4.2. Pedoman Pengorganisasian Staf Medis Fungsional dan Komite Medis
Rumah Sakit Umum Haji Medan
Dalam rangka memenuhi harapan dan keinginan pasien akan pelayanan yang
berkualitas di Rumah Sakit Umum Haji Medan, khusunya pelayanan medik, maka
peran Staf Medis dalam memberikan pelayanan sangatlah penting. Sejalan dengan itu
perlu dilakukan pengorganisasian staf medis kedalam wadah non struktural di Rumah
Sakit Umum Haji Medan atau yang lebih dikenal dengan Staf Medis Fungsional dan
Komite Medis.
Dengan demikian Komite Medis adalah wadah Non Struktural yang
keangotaannya terdiri dari Ketua Staf Medis Fungsional (SMF) atau yang mewakili
SMF yang ada dirumah sakit.
4.2.1. Staf Medis Fungsional (SMF)
Penempatan dokter kedalam kelompok SMF ditetapkan dengan Surat
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Haji Medan termasuk dokter paruh waktu
ataupun dokter umum. Kelompok SMF dipimpin oleh seorang Ketua yang diangkat
oleh seorang Direktur. Ketua kelompok SMF adalah dokter spesialis tetap rumah
sakit, bila belum ada dokter tetap maka untuk sementara diangkat PJS. Ketua SMF
dari dokter tamu. Bila hanya ada satu dokter untuk disiplin ilmu tertentu, maka yang
bersangkutan bergabung dengan kelompok SMF yang terkait.
Universitas Sumatera Utara
Tugas kelompok SMF antara lain :
1.
Menyusun urai tugas, wewenang dan tata kerja masing-masing SMF.
2.
Menyusun SOP pelayanan medis administrasi dan SOP pelayanan bidang
keilmuan profesi. SOP pelayanan medis administrasi meliputi :
a. Pengaturan tugas rawat jalan
b. Pengaturan tugas rawat inap
c. Pengaturan tugas visite
d. Pengaturan tugas pertemuan klinik
e. Pengaturan presentasi kasus
f. Pengaturan pertemuan standar teknis profesi.
4.2.2. Komite Medik
Komite medik memegang peran utama dalam menegakkan profesionalisme
staf medis yang bekerja dirumah sakit. Pera tersebut meliputi rekomendasi pemberian
izin melakukan pelayanan medis dirumah sakit (clinical appointment) termasuk
rinciannya (delineation of clinical privilege), memelihara kompetensi dan etika
profesi, serta menegakkan disiplin profesi. Untuk itu kepla/ direktur rumah sakit
berkewajiban agar komite medis senantiasa memiliki akses informasi terinci tentang
masalah keprofesian setiap staf medis dirumah sakit.
Ketua dan Wakil Ketua Komite Medis harus dijabat oleh dokter tetap Rumah
Sakit Haji Medan yang menjadi anggota SMF Sekretaris Komite. Sekretaris Komite
Medis juga dijabat oleh seorang dokter merangkap sebagai anggota SMF. Anggota
Universitas Sumatera Utara
Komite Medis adalah para ketua SMF dilingkungan rumah sakit, baik sebagai dokter
tetap maupun dokter paruh waktu atau dokter umum (Pjs Kepala SMF).
Tata kerja komite medis yaitu :
1.
Administrasi :
a. Rapat rutin komite medis dilakukan minimal 1 kali dalam 3 bulan
b. Rapat darurat, diselenggarakan untuk membahas masalah pendek
c. Menetapkan tugas dan kewajiban panitia, termasuk termasuk pertanggung
jawabannya terhadap suatu program.
2.
Teknis :
a. Mengaitkan perjanjian kerja dokter di rumah sakit dengan kewenangan
Komite Medik.
b. Menjabarkan hubungan antara Komite Medis sebagai penilai kompetensi dan
etika profesi dengan manajemen rumah sakit sebagai pemegang kewenangan
pengelolaan rumah sakit.
c.
Koordinasi antara Komite Medis dengan pengelola rumah sakit dalam
menangani masalah staf dokter serta pengaturan penyampaian informasi
kepada pihak luar seperti perkumpulan profesi dan pihak lain non profesi
seperti kepolisian dan jajaran hukum.
Tugas komite medik adalah :
1.
Membantu direktur Rumah Sakit Umum Haji Medan menyusun standar
pelayanan medis dan memantau pelaksanaannya.
2.
Memantau dan membina pelaksanaan tugas tenaga medis.
Universitas Sumatera Utara
3.
Meningkatkan program pelayanan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan
pengembangan dalam bidang medis.
Fungsi komite medis antara lain :
1.
Memberikan saran kepada pemimpin
2.
Mengkordinasikan kegiatan pelayanan medis
3.
Menangani hal-hal yang berkaitan dengan etika kedokteran dalam hal ini dibantu
Sub Komite/ Panitia tersendiri diluar Komite Medik.
4.
Menyusun prosedur pelayanan medis sebagai standar yang harus dilaksanakan
oleh semua Staf Medis di Rumah Sakit Umum Haji Medan.
4.3. Implementasi Tata Laksana Kredensial oleh Komite Medik Rumah Sakit
Umum Haji Medan Tahun 2015
Salah satu upaya rumah sakit dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya untuk menjaga keselamatan pasiennya adalah dengan menjaga standar dan
kompetensi para staf medis yang akan berhadapan langsung dengan para pasien
dirumah sakit. Upaya ini dilakukan dengan cara mengatur agar setiap pelayanan
medis yang dilakukan terhadap pasien hanya dilakukan oleh staf medis yang benarbenar kompeten. Kompetensi ini meliputi dua aspek, kompetensi profesi medis yang
terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan perilaku profesional, serta kompetensi
fisik dan mental.
Universitas Sumatera Utara
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
755/MENKES/PER/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik dirumah sakit,
dalam tata laksana kredensial oleh komite medik dilakukan wawancara kepada
beberapa sumber informasi di Rumah Sakit Umum Haji Medan.
a.
Ketua Komite Medik
Penjelasan akan tata laksana kredensial menurut Ketua Komite Medik di
Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah sebagai berikut:
“ Ya penyelesaiannya dari direktur baru ke komite medik. Proses biasanya dari
direktur ke komite medik baru dikirim surat dan tim kredensial yang
mengarahkan. Di proses dari kredensial baru ke SMF” (Ketua Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan
tugas kredensial oleh komite medik dalam proses dari direktur ke komite medik,
kemudian ke tim kredensial dan terakhir ke SMF.
Hasil wawancara tentangpenyususunan daftar kewenangan klinis yang sesuai
dengan masukan dari kelompok staf medis adalah sebagai berikut :
“Sekarang pelayanan medik ada dua macam. Terdiri dari yang baru dan yang
lama. Kalau dari yang baru langsung membuat kewenangan mediknya dari
SMF, baru ke komite medik dan setelah itu baru diserahkan ke direktur” (Ketua
Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penyusunan
daftar kewenangan klinis pelayanan medik ada dua macam, terdiri dari yang baru dan
yang lama. Untuk peraturan lama berasal dari Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 631/Menkes/SK/IV/2005 tentang Pedoman Peraturan
Internal Staf Medis (Medical Staff By Laws) di rumah sakit, untuk peraturan yang
Universitas Sumatera Utara
baru berasal dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
755/Menkes/Per/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik di rumah sakit.
Hasil wawancara tentang pemeriksaan kesehatan fisik, mental, perilaku, etika
dan profesi adalah sebagai berikut :
“Untuk pemeriksaan dokter mau masuk.Untuk itu tidak kita lakukan. Kita
hanya melihat dari surat sehat yang dia berikan” (Ketua Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa belum
dilakukan pemeriksaan kesehatan fisik, mental, perilaku, etika dan profesi.
Hasil wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis adalah sebagai berikut:
“Dilakukan dengan wawancara. Biasanya dia melamar dan kita kembalikan ke
SMFnya. Jadi SMFnya yang menilai” (Ketua Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa sudah
dilakukan wawancara dan pihak SMF yang menilai.
Hasil wawancara untuk proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku
surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik adalah sebagai
berikut :
“Seharusnya memang dilakukan. Jadi kompetensi yang dimilikinya harus
dinilai oleh komite medik. Karena tidak semua pelayanan medik bisa
dilakukannya. Kewenangan medik yang diberikan ke komite medik itu harus
dinilai oleh komite medik. Tetapi secara bertahap nanti tidak tahu berapa lama
dinilai lagi apa masih memungkinkan kewenangan mediknya apa tidak. Kalau
tidak ya dikurangi kewenangan mediknya. Tetapi itu tergantung dari peer
groupnya. Karena itu semua pergroup yang menilainya. Peer group yang
mengeluarkan sampai sebatas mana dia sanggup mengerjakannya” (Ketua
Komite Medik).
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara untuk proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku
surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik sudah dilakukan dan
penilaian itu dinilai oleh peer groupnya.
b.
Wakil Ketua Komite Medik
Kemudian dilakukan juga wawancara kepada Wakil Ketua Komite Medik
tentang tata laksana kredensial oleh komite medik di Rumah Sakit Umum Haji
Medan adalah sebagai berikut:
“Kelompok SMF untuk komite medic membawahi semua SMF. Apa masalah
SMF kenapa pelayanan tidak maju melapor ke komite medik. Komite medik
melapor ke direktur” (Wakil Ketua Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan
tugas kredensial oleh komite medik dalam proses kelompok SMF untuk komite
medik membawahi semua SMF.
Hasil wawancara tentang penyususunan daftar kewenangan klinis yang sesuai
dengan masukan dari kelompok staf medis adalah sebagai berikut :
“Membantu direktur menyusun standar pelayanan medis dan memantau dan
membina tenaga medis termasuk pendidikan dan pelatihan. Seperti ada
pendidikan dokter, ditawarin dan ditanya didiklit ada dana atau tidak baru
ditanya kedirektur.Kemudian rumah sakit komite medik yang bisa
memutuskan. Hak komite medik membantu direktur untuk memajukan tenaga
kerja untuk memajukan rumah sakit. Etika dalam komite medik meningkat.
Untuk menerima tenaga medis ke rumah sakit harus di survey. Harus dapat
rekomendasi dari komite medik”. (Wakil Ketua Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penyususunan
daftar kewenangan klinis pelayanan medik yaitu membantu direktur menyusun
Universitas Sumatera Utara
standar pelayanan medis dan memantau dan membina tenaga medis termasuk
pendidikan dan pelatihan.
Hasil wawancara tentang pemeriksaan kesehatan fisik, mental, perilaku, etika
dan profesi adalah sebagai berikut :
“Untuk pemeriksaan pengkajian kompetensi kesehatan fisik dan mental bukan
perkara komite medik, bukan penerimaan pegawai. Jadi direkomendasikan
kekomite medik baru kedirektur bahwa dia tidak potensial lagi bekerja karena
sudah tua dan sakit. Untuk CV dokter ke rumah sakit, rumah sakit tidak
menerima sembarangan” (Wakil Ketua Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa belum
dilakukan pemeriksaan kesehatan fisik, mental, perilaku, etika dan profesi.
Hasil
wawancara untuk proses dilakukan wawancara terhadap pemohon
kewenangan klinis adalah sebagai berikut :
“Tidak dilakukan wawancara klinis. Kalau peraturan memang seperti itu. Itu
kenyataannya tidak ada. Bukan komite medik yang menceritakan tapi
direkomendasikan dari SMF. Dari SMF baru direkomendasikan. Misalnya
pekerja dia dari SMF, dari kulit atau THT atau kebidanan, kalau banyak
diterima misalnya dia baik ya bisa” (Wakil Ketua Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa belum
dilakukan wawancara klinis oleh pihak komite medis, tetapi pihak SMF yang
melakukannya.
Hasil
wawancara untukpenilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang
adekuat adalah sebagai berikut :
“Untuk penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat itu pasti kita
lakukan” (Wakil Ketua Komite Medik).
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penilaian dan
pemutusan kewenangan klinis yang adekuat sudah dilakukan oleh pihak komite
medis.
Hasil wawancara untuk proses dilakukan kredensial pada saat berakhirnya
masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik adalah
sebagai berikut :
“Tugas komite medik membantu pekerjaan direktur dalam pelayanan medik.
Jadi direktur tidak memikirkan lagi soal tenaga kerja.” (Wakil Ketua Komite
Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa proses
dilakukan pelaporan hasil penilaian kredensial dan penyampaian rekomendasi
kewenangan klinis kepada komite medik sudah dilakukan oleh pihak komite medis.
Hasil wawancara terhadap proses rekredensial pada saat berakhirnya masa
berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik adalah
sebagai berikut:
“Kalau misalnya dari kantor tahu habis masa izin praktek, bagaimana
personalia tanya kepada dokter. Misal: dokter ini surat izin habis dan sudah
keluar. Kalau memang bagus pekerjaannya maka direktur memperpanjang dan
rumah sakit yang mengurus surat izin praktek. Jadi dokter yang menentukan
rekredensial. Bagus pelayanan, tata laksana dan sugestinya ada. Itu yang
dinilai” (Wakil Ketua Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa proses
rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya
permintaan dari komite medik bahwa dokter bisa memperpanjang masa tugasnya.
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara untuk rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat
penugasan klinis adalah sebagai berikut :
“Rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis, iya itu
kita lakukan disini” (Wakil Ketua Komite Medik).
Hasil wawancara untuk rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat
penugasan klinis sudah dilakukan.
c.
Sekretaris Komite Medik
Kemudian dilakukan juga wawancara kepada Sekretaris Ketua Komite Medik
tentang tata laksana kredensial oleh komite medik di Rumah Sakit Umum Haji
Medan adalah sebagai berikut:
“Tugas kredensial diRSU Haji Medan memantau jalannya prodesur masuknya
dokter ke RSU Haji Medan melalui pelamaran. Dari RS lamaran dari dokter
bersangkutan lalu dimasukkan kedirektur, dari direktur baru ke komite medis
untuk disposisikan dan dari komite medis dibicarakan dalam suatu konferensi
atau pertemuan kredensial, dari pertemuan tersebut didapat bagian dokter
tersebut bisa masuk sebagai pegawai ke RSU Haji Medan berdasarkan tingkat
pendidikan, attitude dan keilmuan” (Sekretaris Ketua Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan
tugas kredensial oleh komite medik memantau jalannya prodesur masuknya dokter ke
RSU Haji Medan melalui pelamaran.
Hasil wawancara tentang penyususunan daftar kewenangan klinis yang sesuai
dengan masukan dari kelompok staf medis adalah sebagai berikut :
“Iya. Setiap dokter yang masuk kerumah sakit harus mengikuti SOP yang
berlaku di SMF masing-masing” (Sekretaris Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penyusunan
daftar kewenangan klinis bahwa setiap dokter harus mengikuti SOP.
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara tentang pemeriksaan klinis adalah sebagai berikut :
“Tidak dilakukan, pemeriksaan klinis selama ini tidak pernah dilakukan.”
(Sekretaris Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pemeriksaan
klinis belum pernah dilakukan.
Hasil
wawancara tentang dilakukan evaluasi data pendidikan profesional
kedokteran/ kedokteran gigi berkelanjutan adalah sebagai berikut :
“Data evaluasi pasti kita lakukan disini seperti yang dibicarakan dalam tim
kredensial” (Sekretaris Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penyusunan
daftar kewenangan klinis pelayanan medik sudah dilakukan.
Hasil wawancara tentang dilakukan dilakukan wawancara terhadap pemohon
kewenangan klinis adalah sebagai berikut :
“Dibicarakan, wawancara tersebut dilakukan pada saat dokter tersebut ingin
melamar keRSU Haji Medan dan diwawancara oleh tim khusus yaitu tim
kredensial berdasarkan izin ketua tim komite medis” (Sekretaris Komite
Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penyususunan
daftar kewenangan klinis pelayanan medik sudah dilakukan wawancara pada saat
dokter melamar kerumah sakit.
Hasil
wawancara tentang dilakukan dilakukan wawancara terhadap untuk
penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat adalah sebagai berikut :
“Untuk penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat iya
dilakukan” (Sekretaris Komite Medik).
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa untuk penilaian
dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat iya dilakukan.
Hasil wawancara untuk proses dilakukan pelaporan hasil penilaian kredensial
dan penyampaian rekomendasi kewenangan klinis kepada komite medik adalah
sebagai berikut :
“Pasti, itu sudah dapat dari tim kredensial maka dibuatlah suatu jabaran tersebut
mengenai kewenangan dari dokter yang akan masuk tadi kemudian ditunjukkan
keketua komite medis, dari ketua komite medis baru ditanda tangani
persetujuan untuk dokter tersebut masuk kemari, baru dikirimkan lagi secara
tertulis kepada direktur, setelah dari direktur maka dibuatlah balasan dari yang
bersangkutan” (SekretarisKomite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa proses
dilakukan pelaporan hasil penilaian kredensial dan penyampaian rekomendasi
kewenangan klinis kepada komite medik sudah dilakukan oleh pihak komite medik.
Hasil wawancara proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat
penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik adalah sebagai berikut:
“Dalam bentuk SK direktur. Kalau dari izin menggunakan SIP dari Dinkes.
Tujuan kredensial untuk mengetahui SIP. Apakah SIP masih berlaku atau tidak.
Tugas kredensial untuk memeriksa SIP tersebut”(Sekretaris Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa sudah
dilakukan proses rekredensial dalam bentuk SK direktur.
Hasil wawancara untuk rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat
penugasan klinis adalah sebagai berikut :
“Iya. Itu rekomendasi kewenangan klinis berasal dari dinas kesehatan provinsi
dengan terbentuknya SIP, surat izin praktek” (Sekretaris Komite Medik).
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara untuk rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat
penugasan klinis sudah dilakukan dan dalam bentuk SIP.
d.
Panitia Kredensial
Kemudian dilakukan juga wawancara kepada Panitia Kredensial tentang tata
laksana kredensial oleh komite medik di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah
sebagai berikut:
“Kalau persyaratan misalnya ijazah untuk uji kompetensi dan yang lainnya
memastikan apakah ini ijazah asli atau palsu untuk menghindari dokter palsu.
Itu yang pertama lalu kita suratin ketempat dimana yang mengeluarkan ijazah
tadi, benar tidak itu izasah asli. Yang kedua kredensialnya itu tentang
kompetensinya. Yang paling penting itu.Kalau itu memang sudah valid, sudah
dapat di uji lagi dirapat pleno lagi memang benar tidak dia kompetensinya
seperti itu. Kalau kita disini ada tim pengujinya dan jika tim penguji tidak
mampu maka kita undang dari luar untuk menguji dia dan dilakukan secara
periodik untuk yang bersangkutan.jadi kalau dia memang sudah ikut koas dia
harus kirimkan misalnya penambahan kompetensinya karena kompetensi bisa
berkurang atau bertambah. Makanya nanti dari kita tim komite medis dibuat la
surat rekomendasi kedirektur untuk dibuat SPnya, surat penugasannya. Clinical
Privilege namanya. Jadi si dokter A misalnya, dokter spesialis penyakit dalam
dia mampu untuk melakukan endoskopi, dan lain-lain sesuai Kemenkes 755”
(Panitia Kredensial).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan
tugas kredensial oleh komite medik memantau jalannya prodesur masuknya dokter ke
RSU Haji Medan melalui pelamaran.
Hasil wawancara tentang penyusunan daftar kewenangan klinis yang sesuai
dengan masukan dari kelompok staf medis adalah sebagai berikut :
“Itu tadi saya bilang. Jadi dia isi dan juga ada fakta integritas wewenang ya
kan” (Panitia Kredensial).
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penyusunan
daftar kewenangan klinis pelayanan medik sudah dilakukan.
Hasil wawancara tentang pemeriksaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan
fisik dan mental, perilaku, etika dan profesi adalah sebagai berikut :
“Untuk pemeriksaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan fisik dan mental,
perilaku, etika dan profesi itu tidak kita lakukan disini” (Panitia Kredensial).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pemeriksaan
dan pengkajian kompetensi, kesehatan fisik dan mental, perilaku, etika dan profesi
belum dilakukan.
Hasil
wawancara
tentang
evaluasi
data
pendidikan
profesional
kedokteran/kedokteran gigi berkelanjutan adalah sebagai berikut :
“Untuk evaluasi data pendidikan profesional kedokteran/kedokteran gigi
berkelanjutan, jika ada dokter secara etikaprofesi melanggar atau berbuat
kesalahan jadi kita kembalikan ke profesinya untuk melakukan pembinaan.
Kalau profesi lebih luas lagi ke IDI” (Panitia Kredensial).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa evaluasi data
pendidikan profesional kedokteran/kedokteran gigi berkelanjutan jika dilakukan
pelanggaran maka diberikan pembinaan.
Hasil
wawancara tentang dilakukan wawancara terhadap pemohon
kewenangan klinis adalah sebagai berikut :
“Dilakukan dengan wawancara. SMFnya yang menilai. Bisa dari internal atau
eksternal. Kalau eksternal bisa dari etika selama pendidikan. Kalau tidak layak
mungkin dari segi etika dia pernah melanggar etika dipertimbangkan. Jadi tetap
kita berikan kewenangan penuh pada SMF sendiri. Staf medis fungsional
sendiri untuk menilai dokter itu dari segi etikanya dan tingkat kompetensi kita
hanya memfasilitasi” (Panitia Kredensial).
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa wawancara
terhadap pemohon kewenangan klinis sudah dilakukan dengan wawancara.
Hasil wawancara terhadap penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang
adekuat adalah sebagai berikut:
“Dilakukan penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat”.(Panitia
Kredensial).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penilaian dan
pemutusan kewenangan klinis yang adekuat sudah dilakukan.
Hasil
wawancara untuk proses pelaporan hasil penilaian kredensial dan
penyampaian rekomendasi kewenangan klinis kepada komite medik adalah sebagai
berikut :
“itulah dibuat dari SMF hasilnya itu baru direkomendasikan ke Direktur
namanya Clinical Privilege” (Panitia Kredensial).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaporan hasil
penilaian kredensial dan penyampaian rekomendasi kewenangan klinis kepada
komite medik dibuat dari SMF.
Hasil wawancara untukproses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku
surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medic adalah sebagai
berikut :
“Selalu kita lakukan. Kita lakukan evaluasi. Dimana rekredensial tersebut
berfungsi untuk yang sudah dikredensial tersebut yang pertama kalau memenag
ada pelanggaran dari etika profesi, yang kedua kalau memenag ada pelanggaran
dari segi kompetensi atau habis masa berlaku surat dan yang ketiga untuk
menambah kemampuan. Bisa dengan pendidikan dan sertifikat. Kemudian
pihak kredensial melakukan rekredensial kembali untuk menguji sertifikat yang
Universitas Sumatera Utara
dibawa tersebut. Dan menanyakan ketempat yang mengeluarkan sertifikat
tersebut tentang keabsahan sertifikat tersebut” (Panitia Kredensial).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa proses
rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya
permintaan dari komite medik selalu dilakukan evaluasi.
Hasil wawancara untuk rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat
penugasan klinis adalah sebagai berikut :
“Untuk rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis
iya kita lakukan” (Panitia Kredensial).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa rekomendasi
kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis sudah dilakukan.
e.
Panitia Rekam Medis
Kemudian dilakukan juga wawancara kepada Panitia Kredensial tentang tata
laksana kredensial oleh komite medik di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah
sebagai berikut:
“SMF kirim surat kekomite medik, bahwa dokter tersebut benar atau boleh atau
tidak dikirim. Setelah itu dari pihak komite medik menyetujui ke direktur,
seperti itu prosesnya. Nanti direktur lagi yang memutuskan. Baru komite medik
yang memberitahukan” (Panitia Rekam Medis).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan
tugas kredensial oleh komite medik yaitu dari SMF baru ke komite medik.
Hasil wawancara tentang penyususunan daftar kewenangan klinis yang sesuai
dengan masukan dari kelompok staf medis adalah sebagai berikut :
“Kewenangan medis mulai dari komite medis yang membuat kewenangan
medis sesuai apa yang kita dapat dari kompetensi yang di dapat. Lalu ditanda
Universitas Sumatera Utara
tangani oleh dokter tersebuat lalu diajukan ke bagian atas, kemudian masuk
kedirektur baru ke komite medik dan dilihat sejauh mana kompetensi dari
dokter tersebut. Setelah itu kembali lagi keDirektur bahwa ini sesuai dengan
wewenang baru Direktur mengeluarkan pernyataan dengan cara mengesahkan”
(Panitia Rekam Medis).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penyusunan
daftar kewenangan klinis pelayanan medik sudah dilakukan.
Hasil wawancara tentang pemeriksaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan
fisik dan mental, perilaku, etika dan profesi adalah sebagai berikut :
“Untuk pemeriksaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan fisik dan mental,
perilaku, etika dan profesiitu tidak kita lakukan” (Panitia Rekam Medis).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pemeriksaan
dan pengkajian kompetensi, kesehatan fisik dan mental, perilaku, etika dan profesi
sudah dilakukan.
Hasil
wawancara tentang dilakukan evaluasi data pendidikan profesional
kedokteran/ kedokteran gigi berkelanjutan adalah sebagai berikut :
“Tapi kalau dalam evaluasi dokter ada melakukan kesalahan, kesalahan itu oleh
pihak komite medik akan dievaluasi dan akan dibawa kerapat dan kembali lagi
ke SMFnya itu sendiri ya peergroup. Peergroup itu nanti terdiri dari SMF
senior, konsultan dan yang lainnya dan itu semua di nilai ke dokter tersebut.
Kalau waktu penilaian memang kompetensinya kita ambil untuk satu
berhubungan dengan komite medik nyambung” (Panitia Rekam Medis).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan
evaluasi data pendidikan profesional kedokteran/ kedokteran gigi berkelanjutan
adalah dilakukan oleh pihak komite medik akan dievaluasi dan akan dibawa kerapat
dan kembali lagi ke SMFnya itu sendiri ya peer group.
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa belum
dilakukan pemeriksaan kesehatan fisik, mental, perilaku, etika dan profesi.
Hasil wawancara penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat
adalah sebagai berikut:
“Untuk penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat iya itu pasti
kita lakukan”(Panitia Rekam Medis).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa Untuk
penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat iya itu pasti kita lakukan.
Hasil wawancara untukprosesproses rekredensial pada saat berakhirnya masa
berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik adalah
sebagai berikut :
“Untuk proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan
klinis dan adanya permintaan dari komite medic selalu dilakukan dan evaluasi”
(Panitia Rekam Medis).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa proses
rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya
permintaan dari komite medik sudah dilakukan dan dalam bentuk evaluasi.
f.
Anggota Komite Medik 1
Kemudian dilakukan juga wawancara kepada Sekretaris Ketua Komite Medik
tentang tata laksana kredensial oleh komite medik di Rumah Sakit Umum Haji
Medan adalah sebagai berikut:
“Tugas kredensial diRSU Haji Medan memantau jalannya prodesur masuknya
dokter ke RSU Haji Medan melalui pelamaran. Dari RS lamaran dari dokter
bersangkutan lalu dimasukkan kedirektur, dari direktur baru ke komite medis
Universitas Sumatera Utara
untuk disposisikan dan dari komite medis dibicarakan dalam suatu konferensi
atau pertemuan kredensial, dari pertemuan tersebut didapat bagian dokter
tersebut bisa masuk sebagai pegawai ke RSU Haji Medan berdasarkan tingkat
pendidikan, attitude dan keilmuan” (Anggota Komite Medik 1).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan
tugas kredensial oleh komite medik memantau jalannya prodesur masuknya dokter ke
RSU Haji Medan melalui pelamaran.
Hasil wawancara tentang penyususunan daftar kewenangan klinis yang sesuai
dengan masukan dari kelompok staf medis adalah sebagai berikut :
“Untuk penyusunan daftar kewenangan klinis yang sesuai dengan masukan dari
kelompok staf medis setiap dokter dirumah sakit harus mengikuti SOP”
(Anggota Komite Medik 1).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penyususunan
daftar kewenangan klinis pelayanan medik mengikuti SOP.
Hasil wawancara tentangPemeriksaan klinis yang sesuai dengan masukan dari
adalah sebagai berikut :
“Pemeriksaan klinis biasanya tidak pernah dilakukan” (Anggota Komite Medik
1).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pemeriksaan
klinis belum dilakukan.
Hasil
wawancara tentang dilakukan evaluasi data pendidikan profesional
kedokteran/ kedokteran gigi berkelanjutan adalah sebagai berikut :
“Data evaluasi pasti dilakukan seperti dalam tim kredensial” (Anggota Komite
Medik 1).
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penyususunan
daftar kewenangan klinis pelayanan medik sudah dilakukan.
Hasil wawancara tentangdilakukan dilakukan wawancara terhadap pemohon
kewenangan klinis adalah sebagai berikut :
“Wawancara itu dilakukan oleh tim khusus berasal dari izin ketua tim komite
medis” (Anggota Komite Medik 1).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penyusunan
daftar kewenangan klinis pelayanan medik sudah dilakukan wawancara pada saat
dokter melamar kerumah sakit.
Hasil wawancara tentang penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang
adekuat adalah sebagai berikut :
“Dilakukan penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat”
(Anggota Komite Medik 1).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penilaian dan
pemutusan kewenangan klinis yang adekuat sudah dilakukan.
Hasil wawancara untukprosesdilakukan pelaporan hasil penilaian kredensial
dan penyampaian rekomendasi kewenangan klinis kepada komite medik adalah
sebagai berikut :
“Iya. Jadi dari hasil penelitian kredensial ini dikirim lagi dalam bentuk
pernyataan kepada ketua komite medik. Misalnya datang lamaran keketua
kredensial komite medik, dicek dari fakultas kemudian baru meminta
rekomendasi ke dokter senior apakah dokter tersebut pantas melakukan praktek
disini. Setelah mendapat semua data-data dan telah dipenuhi semua persyaratan,
baru diketik dan di tanda tangani dan diserahkan ke komite medik” (Anggota
Komite Medik 1).
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa proses
dilakukan pelaporan hasil penilaian kredensial dan penyampaian rekomendasi
kewenangan klinis kepada komite medik sudah dilakukan oleh pihak komite medis.
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa belum
dilakukan pemeriksaan kesehatan fisik, mental, perilaku, etika dan profesi.
Hasil wawancara proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat
penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik adalah sebagai berikut:
“Proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis
dan adanya permintaan dari komite medik dalam bentuk SK direktur yang
menggunakan SIP dari Dinkes”(Anggota Komite Medik 1).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa proses
rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya
permintaan dari komite medik dalam bentuk SK direktur yang menggunakan SIP dari
Dinkes.
g.
Anggota Komite Medik 2
Kemudian dilakukan juga wawancara kepada Sekretaris Ketua Komite Medik
tentang tata laksana kredensial oleh komite medik di Rumah Sakit Umum Haji
Medan adalah sebagai berikut:
“Lamaran masuk kedirektur bari didisposisikan direktur ke komite medis,
komite medis yang membicarakan ke kepla bagian, dari kepala bagian SMF
maksudnya masih mau diterima apa tidak. Jadi nanti dari keputusan ke SMF
sama komite medis dilaporkan ke Ibu direktur balik” (Anggota Komite Medik
2).
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan
tugas kredensial oleh komite medik memantau jalannya prodesur masuknya dokter ke
RSU Haji Medan melalui pelamaran.
Hasil wawancara tentang penyususunan daftar kewenangan klinis yang sesuai
dengan masukan dari kelompok staf medis adalah sebagai berikut :
“Untuk penyusunan daftar kewenangan klinis yang sesuai dengan masukan dari
kelompok staf medis setiap dokter yang masuk kerumah sakit harus mengikuti
SOP” (Anggota Komite Medik 2).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penyusunan
daftar kewenangan klinis pelayanan medik sesuai SOP.
Hasil wawancara tentangpemeriksaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan
fisik dan mental, perilaku, etika dan profesi adalah sebagai berikut :
“Untuk pemeriksaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan fisik dan mental,
perilaku, etika dan profesi biasanya tidak pernah dilakukan” (Anggota Komite
Medik 2).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pemeriksaan
dan pengkajian kompetensi, kesehatan fisik dan mental, perilaku, etika dan profesi
belum dilakukan.
Hasil
wawancara tentang dilakukan evaluasi data pendidikan profesional
kedokteran/ kedokteran gigi berkelanjutan adalah sebagai berikut :
“Untuk evaluasi data pendidikan profesional kedokteran/ kedokteran gigi
berkelanjutan dilakukan seperti dalam tim kredensial” (Anggota Komite Medik
2).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penyusunan
daftar kewenangan klinis pelayanan medik sudah dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara tentangdilakukan dilakukan wawancara terhadap pemohon
kewenangan klinis adalah sebagai berikut :
“Wawancara oleh tim khusus berasal dari izin ketua tim komite medis”
(Anggota Komite Medik 2).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penyusunan
daftar kewenangan klinis pelayanan medik sudah dilakukan wawancara pada saat
dokter melamar kerumah sakit.
Hasil wawancara untuk proses penilaian dan pemutusan kewenangan klinis
yang adekuat adalah sebagai berikut :
“Iya, dilakukan penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat”
(Anggota Komite Medik 2).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa proses
dilakukan penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat sudah dilakukan.
Hasil wawancara untuk proses dilakukan pelaporan hasil penilaian kredensial
dan penyampaian rekomendasi kewenangan klinis kepada komite medik adalah
sebagai berikut :
“Ya. Dari tim kredensial dibuat penjabaran dari tim ketua komite medis lalu
ditanda tangani lalu kedirektur” (Anggota Komite Medik 2).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa proses
dilakukan pelaporan hasil penilaian kredensial dan penyampaian rekomendasi
kewenangan klinis kepada komite medik sudah dilakukan oleh pihak komite medis.
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara untuk proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku
surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik adalah sebagai
berikut :
“Ya dibuat dalam bentuk SK direktur dan setelah ada izin baru digunakan SIP”
(Anggota Komite Medik 2).
Hasil wawancara untukproses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku
surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik sudah dilakukan dan
dalam bentuk SK direktur.
Dari hasil wawancara pada seluruh sumber informasi bahwa penyelenggaraan
Komite Medik dirumah sakit dalam tata laksana kredensial oleh komite medik
dilakukan di Rumah Sakit Umum Haji Medan. Mulai dari pelaksanaan tugas
kredensial, evaluasi data pendidikan profesional kedokteran/ kedokteran gigi
berkelanjutan, wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis, pelaporan hasil
penilaian kredensial, penyampaian rekomendasi kewenangan klinis kepada komite
medik dan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan
klinis, adanya permintaan dari komite medic dan penyusunan daftar kewenangan
klinis yang sesuai dengan masukan dari kelompok staf medis sudah dilakukan.
Sedangkan untuk
pemeriksaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan fisik dan
mental, perilaku, etika dan profesi belum dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
4.4. Implementasi Tata Laksana Pemeliharaan Mutu Profesi Medik di Rumah
Sakit Umum Haji Medan Tahun 2015
Kualitas pelayanan medis yang diberikan oleh staf medis sangat ditentukan oleh
semua aspek kompetensi staf medis dalam melakukan penatalaksanaan asuhan medis
(medical care management). Mutu suatu penatalaksanaan asuhan medis tergantung
pada upaya staf medis memelihara kompetensi seoptimal mungkin.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
755/MENKES/PER/IV/2011 tentang penyelenggaraan komite medik dirumah sakit,
dalam implementasi tata laksana pemeliharaan mutu profesi medis dilakukan
wawancara kepada beberapa sumber informasi di Rumah Sakit Umum Haji Medan.
a.
Ketua Komite Medik
Penjelasan akan tata laksana pemeliharaan mutu profesi medis menurut Ketua
Komite Medik di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah sebagai berikut:
“Kalau ada kesalahan kita panggil dan buat teguran dulu. Kita panggil dulu dan
kita tanya kenapa. Kalau memang salah baru kita buat teguran.. Lihat tingkat
kesalahannya” (Ketua Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan
tugas memelihara mutu profesi staf medis oleh komite medik sudah dilakukan oleh
komite medik dengan cara membuat teguran kepada dokter yang bersalah.
Hasil wawancara tentang dilakukan Audit medis adalah sebagai berikut :
“Audit medis masih jarang dilakukan”. (Ketua Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa audit medis
masih jarang dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara tentangdilakukan rekomendasi pertemuan ilmiah internal
dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis adalah sebagai berikut :
“Pada umumnya kalau kita tidak terima maka mereka akan beritahu dan
memberi masukan. Dan yang melakukan kegiatan internal yang berkelanjutan
itu dari bagian SMF. Mereka hanya minta rekomendasi dari komite medik.
Bukan komite medik yang mengadakan” (Ketua Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan
rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi
staf medis.
Hasil
wawancara tentang dilakukan rekomendasi kegiatan eksternal dalam
rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis adalah sebagai berikut :
“Karena untuk pendidikan berkelanjutan itu masing-masing bagian punya
pendidikan berkelanjutan. Kalau kita tingkat nasional pun ada seperti kemarin.
Kalau tingkat nasional maka mereka akan kemasing-masing bagian. Kalau
dilingkungan rumah sakit komite medik hanya rekomendasi saja. Kalau mereka
ad kegiatan itu baru kita yang rekomendasikan” (Ketua Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan
rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf
medis.
Hasil
wawancara tentang dilakukan rekomendasi proses pendampingan
(proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan adalah sebagai berikut :
“Dilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis
yang membutuhkan” (Ketua Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan
rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
b.
Wakil Ketua Komite Medik
Kemudian penjelasan akan pemeliharaan mutu profesi medis menurut Wakil
Ketua Komite Medik di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah sebagai berikut:
“Kalau untuk pembinaan kalau sekiranya bermasalah kita lakukan. Kalau ada
permasalahan kita tangani. Artinya mau etika dia, misal dokter menikah tapi
masih mengganggu yang lain ya ditegur, dibina dan tidak dilepas. Etika yang
dinilai. Misal selalu mengganggu suster, dokter itu kerjanya pakai narkoba,
maka kita bina dan kita keluarkan. Karena sudah bekerja baru kita tahu
kerjanya dokter itu” (Wakil Ketua Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan
tugas memelihara mutu profesi staf medis oleh komite medik sudah dilakukan oleh
komite medik dengan cara memberikan pembinaan.
Hasil wawancara tentangdilakukan Audit medis adalah sebagai berikut :
“Audit medis masih jarang dilakukan” (Wakil Ketua Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa audit medis
masih jarang dilakukan.
Hasil wawancara tentang dilakukan rekomendasi pertemuan ilmiah internal
dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis adalah sebagai berikut :
“Direkomendasikan, misal mau sekolah, kalau mau sekolah maka kesempatan
ini diinformasikan. Misal ada dua orang dokter baru yang habis kerja, makanya
ditanya mau sekolah apa tidak. Maka kita rekomendasikan biar sekol
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi
implementasi kebijakan. Penelitian ini berusaha untuk mengeksplorasi peran komite
medik dalam upaya pencapaian mutu pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit Umum
Haji Medan tahun 2015.
Menurut Creswell, penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk
mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok
orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian
kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting seperti mengajukan pertanyaanpertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para
partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke
tema-tema yang umum, dan menafsirkan makna data. Laporan akhir untuk penelitian
ini memiliki struktur atau kerangka yang fleksibel. Siapa pun yang terlibat dalam
bentuk penelitianini harus menerapkan cara pandang penelitian yang bergaya
induktif, berfokus terhadap makna individual, dan menerjemahkan kompleksitas
suatu persoalan (Creswell, 2007).
Universitas Sumatera Utara
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Haji Medan. Pemilihan
lokasi ini didasarkan atas pertimbangan bahwa Rumah Sakit Umum Haji Medan
belum pernah dilakukan penelitian tentang peran komite medik dalam upaya
pencapaian mutu pelayanan kesehatan. Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan
rumah sakit dapat menerapkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 755/Menkes/Per/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah
Sakit untuk mewujudkan mutu pelayanan kesehatan yang baik.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dengan survey awal sampai seminar hasil penelitian,
direncanakan mulai bulan Agustus sampai dengan November tahun 2015.
3.3 Sumber Informasi
Pemilihan informan penelitian dilakukan secara purposive sampling yaitu
pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu dari peneliti dengan kriteria :
1. Subjek penelitian memiliki peran yang berkaitan dengan tujuan penelitian.
2. Subjek penelitian mempunyai waktu untuk mengikuti rangkaian kegiatan
penelitian.
3. Subjek penelitian dapat memberikan informasi yang sebanyak-banyaknya sesuai
dengan kebutuhan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan kriteria tersebut di atas maka informan penelitian adalah ketua
komite medik, wakil ketua komite medik rumah sakit, sekretaris komite medik, wakil
sekretaris komite medik dan anggota komite medik rumah sakit.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
wawancara mendalam (indepth interview) kepada subyek penelitian yang
berpedoman pada kuesioner terstruktur yang dilengkapi dengan probing. Probing
adalah suatu kegiatan wawancara untuk memperoleh keterangan lebih lanjut,
sehingga diperoleh data atau informasi lebih jelas dan mendalam dari responden.
Hasil wawancara mendalam direkam melalui tape recorderdan didokumentasikan
menggunakan kamera. Untuk melengkapi hasil wawancara mendalam, peneliti juga
mengumpulkan data sekunder melalui observasi terhadap laporan-laporan dan
dokumen-dokumen yang terkait dengan komite medik yang diperoleh dari
administrasi rumah sakit dan artikel ilmiah yang mendukung dalam pembahasan
penelitian.
3.5 Terminologi Penelitian
Terminologi masing-masing variabel penelitian ialah sebagai berikut :
1. Tata laksana kredensial adalah upaya perbaikan mutu pelayanan klinis melalui
perlindungan keselamatan pasien dengan memastikan bahwa staf medis yang
akan melakukan pelayanan medis di rumah sakit kredibel. Variabel tata laksana
kredensial dieksplorasi dengan menggunakan wawancara mendalam.
Universitas Sumatera Utara
2. Tata laksana pemeliharaan mutu profesi medis adalah upaya perbaikan mutu
pelayanan klinis melalui pemantauan dan pengendalian mutu profesi staf medis.
Variabel tata laksana pemeliharaan mutu profesi medis dieksplorasi dengan
menggunakan wawancara mendalam.
3. Tata laksana penjagaan disiplin, etika dan perilaku profesi medis adalah upaya
perbaikan mutu pelayanan klinis melalui pendisiplinan berperilaku professional
staf medis di lingkungan rumah sakit. Variabel tata laksana penjagaan disiplin,
etika dan perilaku profesi medis dieksplorasi dengan menggunakan wawancara
mendalam.
3.6 Instrumen Penelitian
Pedoman wawancara terdiri dari pertanyaan yang terkait dengan peran komite
medik dalam upaya pencapaian mutu pelayanan kesehatan yang memuat tata laksana
kredensial, tata laksana pemeliharaan mutu profesi medis tata laksana penjagaan
disiplin, etika dan perilaku profesi medis.
3.7 Metode Analisis Data
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian karena
dari analisis akan diperoleh temuan, baik temuan substantif maupun formal. Miles
dan Huberman (2009) mengemukakan tiga tahapan yang harus dikerjakan dalam
menganalisis data kualitatif yaitu : (1) reduksi data (data reduction); (2) paparan data
(data
display);
(3)
penarikan
kesimpulan
dan
verifikasi
(conclusions
drawing/verifying). Analisis data kualitatif dilakukan secara bersamaan dengan proses
Universitas Sumatera Utara
pengumpulan data berlangsung, artinya kegiatan – kegiatan tersebut dilakukan juga
selama dan sesudah pengumpulan data.
1.
Mereduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal penting, dan mencari tema dan polanya. Data yang
telah di reduksi akan memberikan gambaran lebih jelas dan memudahkan untuk
melakukan pengumpulan data.
2.
Data yang telah direduksi maka dilakukan pemaparan data. Pemaparan data
sebagai kumpulan data informasi tersusun, dan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan.
3.
Penarikan kesimpulan merupakan hasil penelitian yang menjawab fokus
penelitian berdasarkan hasil analisa data. Kesimpulan disajikan dalam bentuk
deskriptif objek penelitian dengan berpedoman pada kajian penelitian (Miles dan
Huberman, 2009).
Untuk mendapatkan data yang benar – benar absah digunakan pendekatan
metode ganda. Triangulasi data, merupakan data dikumpulkan melalui beragam
sumber agar hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dapat dianalisa seutuhnya.
Mentriangulasi merupakan sumber-sumber data yang berbeda dengan memeriksa
bukti-bukti yang berasal dari sumber-sumber tersebut dan menggunakannya untuk
membangun justifikasi tema-tema secara koheren. Tema yang dibangun berdasarkan
sejumlah sumber data dari partisipan yang akan menambah validitas penelitian
(Creswell, 2010).
Universitas Sumatera Utara
Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Triangulasi sumber adalah menggali kebenaran informasi tertentu melalui
berbagai sumber memperoleh data. Misalnya membandingkan hasil pengamatan
dengan wawancara, membandingkan apa yang dikatakan umum dengan yang
dikatakan secara pribadi, membandingkan hasil wawancara dengan dokumen
yang ada.
2. Triangulasi metode adalah usaha mengecek keabsahan data atau mengecek
keabsahan temuan penelitian. Triangulasi metode ini dilakukan dengan cara
membandingkan informasi atau data dengan cara yang berbeda. Misalnya peneliti
tidak hanya menggunakan satu metode saja melainkan dengan menggunakan
teknik observasi atau menganalisa dokumen (Sugiyono, 2010).
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Rumah Sakit Umum Haji Medan
Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) baru di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang diatur dalam peraturan
Gubernur Sumatera Utara Nomor 25 Tahun 2012 tentang pembentukan organisasi,
tugas fungsi, uraian tugas dan tata kerja Rumah Sakit Umum Haji Medan akan terus
dilakukan sehingga akan berdampak positif kepada pelayanan kesehatan yang
diberikan, pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) rumah sakit yang telah
dikeluarkan oleh pemerintah. Rumah Sakit Umum Haji Medan sebagai rumah sakit
kelas B diproyeksikan sebagai rumah sakit rujukan kesehatan. Lokasi Rumah Sakit
Umum Haji Medan Pemprovsu berada di Kabupaten Deli Serdang dan berada di
perlintasan perbatasan kota Medan.
Bidang pelayanan medis terdiri dari pelayanan Rawat Jalan (16 poliklinik dan
1 Instalasi Gawat Darurat), pelayanan rawat inap, pelayanan perawatan intensif,
pelayanan bedah sentral, pelayanan hemodialisa, pelayanan kesehatan jamkesmas
(Jaminan Kesehatan Masyarakat). Seperti yang telah diketahui bahwa peran
penunjang medis pada sebuah rumah sakit adalah penting, karena tanpa pelayanan
penunjang medis, proses perawatan dapat jadi terhambat. Peran seperti bidang
Farmasi, Laboratorium, Rehabilitasi Medis dan Radiologi menjadi sangat penting
disamping peranan Unit Gizi, Instalasi binatu, Cleaning Service dan yang lain.
Universitas Sumatera Utara
4.2. Pedoman Pengorganisasian Staf Medis Fungsional dan Komite Medis
Rumah Sakit Umum Haji Medan
Dalam rangka memenuhi harapan dan keinginan pasien akan pelayanan yang
berkualitas di Rumah Sakit Umum Haji Medan, khusunya pelayanan medik, maka
peran Staf Medis dalam memberikan pelayanan sangatlah penting. Sejalan dengan itu
perlu dilakukan pengorganisasian staf medis kedalam wadah non struktural di Rumah
Sakit Umum Haji Medan atau yang lebih dikenal dengan Staf Medis Fungsional dan
Komite Medis.
Dengan demikian Komite Medis adalah wadah Non Struktural yang
keangotaannya terdiri dari Ketua Staf Medis Fungsional (SMF) atau yang mewakili
SMF yang ada dirumah sakit.
4.2.1. Staf Medis Fungsional (SMF)
Penempatan dokter kedalam kelompok SMF ditetapkan dengan Surat
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Haji Medan termasuk dokter paruh waktu
ataupun dokter umum. Kelompok SMF dipimpin oleh seorang Ketua yang diangkat
oleh seorang Direktur. Ketua kelompok SMF adalah dokter spesialis tetap rumah
sakit, bila belum ada dokter tetap maka untuk sementara diangkat PJS. Ketua SMF
dari dokter tamu. Bila hanya ada satu dokter untuk disiplin ilmu tertentu, maka yang
bersangkutan bergabung dengan kelompok SMF yang terkait.
Universitas Sumatera Utara
Tugas kelompok SMF antara lain :
1.
Menyusun urai tugas, wewenang dan tata kerja masing-masing SMF.
2.
Menyusun SOP pelayanan medis administrasi dan SOP pelayanan bidang
keilmuan profesi. SOP pelayanan medis administrasi meliputi :
a. Pengaturan tugas rawat jalan
b. Pengaturan tugas rawat inap
c. Pengaturan tugas visite
d. Pengaturan tugas pertemuan klinik
e. Pengaturan presentasi kasus
f. Pengaturan pertemuan standar teknis profesi.
4.2.2. Komite Medik
Komite medik memegang peran utama dalam menegakkan profesionalisme
staf medis yang bekerja dirumah sakit. Pera tersebut meliputi rekomendasi pemberian
izin melakukan pelayanan medis dirumah sakit (clinical appointment) termasuk
rinciannya (delineation of clinical privilege), memelihara kompetensi dan etika
profesi, serta menegakkan disiplin profesi. Untuk itu kepla/ direktur rumah sakit
berkewajiban agar komite medis senantiasa memiliki akses informasi terinci tentang
masalah keprofesian setiap staf medis dirumah sakit.
Ketua dan Wakil Ketua Komite Medis harus dijabat oleh dokter tetap Rumah
Sakit Haji Medan yang menjadi anggota SMF Sekretaris Komite. Sekretaris Komite
Medis juga dijabat oleh seorang dokter merangkap sebagai anggota SMF. Anggota
Universitas Sumatera Utara
Komite Medis adalah para ketua SMF dilingkungan rumah sakit, baik sebagai dokter
tetap maupun dokter paruh waktu atau dokter umum (Pjs Kepala SMF).
Tata kerja komite medis yaitu :
1.
Administrasi :
a. Rapat rutin komite medis dilakukan minimal 1 kali dalam 3 bulan
b. Rapat darurat, diselenggarakan untuk membahas masalah pendek
c. Menetapkan tugas dan kewajiban panitia, termasuk termasuk pertanggung
jawabannya terhadap suatu program.
2.
Teknis :
a. Mengaitkan perjanjian kerja dokter di rumah sakit dengan kewenangan
Komite Medik.
b. Menjabarkan hubungan antara Komite Medis sebagai penilai kompetensi dan
etika profesi dengan manajemen rumah sakit sebagai pemegang kewenangan
pengelolaan rumah sakit.
c.
Koordinasi antara Komite Medis dengan pengelola rumah sakit dalam
menangani masalah staf dokter serta pengaturan penyampaian informasi
kepada pihak luar seperti perkumpulan profesi dan pihak lain non profesi
seperti kepolisian dan jajaran hukum.
Tugas komite medik adalah :
1.
Membantu direktur Rumah Sakit Umum Haji Medan menyusun standar
pelayanan medis dan memantau pelaksanaannya.
2.
Memantau dan membina pelaksanaan tugas tenaga medis.
Universitas Sumatera Utara
3.
Meningkatkan program pelayanan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan
pengembangan dalam bidang medis.
Fungsi komite medis antara lain :
1.
Memberikan saran kepada pemimpin
2.
Mengkordinasikan kegiatan pelayanan medis
3.
Menangani hal-hal yang berkaitan dengan etika kedokteran dalam hal ini dibantu
Sub Komite/ Panitia tersendiri diluar Komite Medik.
4.
Menyusun prosedur pelayanan medis sebagai standar yang harus dilaksanakan
oleh semua Staf Medis di Rumah Sakit Umum Haji Medan.
4.3. Implementasi Tata Laksana Kredensial oleh Komite Medik Rumah Sakit
Umum Haji Medan Tahun 2015
Salah satu upaya rumah sakit dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya untuk menjaga keselamatan pasiennya adalah dengan menjaga standar dan
kompetensi para staf medis yang akan berhadapan langsung dengan para pasien
dirumah sakit. Upaya ini dilakukan dengan cara mengatur agar setiap pelayanan
medis yang dilakukan terhadap pasien hanya dilakukan oleh staf medis yang benarbenar kompeten. Kompetensi ini meliputi dua aspek, kompetensi profesi medis yang
terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan perilaku profesional, serta kompetensi
fisik dan mental.
Universitas Sumatera Utara
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
755/MENKES/PER/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik dirumah sakit,
dalam tata laksana kredensial oleh komite medik dilakukan wawancara kepada
beberapa sumber informasi di Rumah Sakit Umum Haji Medan.
a.
Ketua Komite Medik
Penjelasan akan tata laksana kredensial menurut Ketua Komite Medik di
Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah sebagai berikut:
“ Ya penyelesaiannya dari direktur baru ke komite medik. Proses biasanya dari
direktur ke komite medik baru dikirim surat dan tim kredensial yang
mengarahkan. Di proses dari kredensial baru ke SMF” (Ketua Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan
tugas kredensial oleh komite medik dalam proses dari direktur ke komite medik,
kemudian ke tim kredensial dan terakhir ke SMF.
Hasil wawancara tentangpenyususunan daftar kewenangan klinis yang sesuai
dengan masukan dari kelompok staf medis adalah sebagai berikut :
“Sekarang pelayanan medik ada dua macam. Terdiri dari yang baru dan yang
lama. Kalau dari yang baru langsung membuat kewenangan mediknya dari
SMF, baru ke komite medik dan setelah itu baru diserahkan ke direktur” (Ketua
Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penyusunan
daftar kewenangan klinis pelayanan medik ada dua macam, terdiri dari yang baru dan
yang lama. Untuk peraturan lama berasal dari Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 631/Menkes/SK/IV/2005 tentang Pedoman Peraturan
Internal Staf Medis (Medical Staff By Laws) di rumah sakit, untuk peraturan yang
Universitas Sumatera Utara
baru berasal dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
755/Menkes/Per/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik di rumah sakit.
Hasil wawancara tentang pemeriksaan kesehatan fisik, mental, perilaku, etika
dan profesi adalah sebagai berikut :
“Untuk pemeriksaan dokter mau masuk.Untuk itu tidak kita lakukan. Kita
hanya melihat dari surat sehat yang dia berikan” (Ketua Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa belum
dilakukan pemeriksaan kesehatan fisik, mental, perilaku, etika dan profesi.
Hasil wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis adalah sebagai berikut:
“Dilakukan dengan wawancara. Biasanya dia melamar dan kita kembalikan ke
SMFnya. Jadi SMFnya yang menilai” (Ketua Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa sudah
dilakukan wawancara dan pihak SMF yang menilai.
Hasil wawancara untuk proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku
surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik adalah sebagai
berikut :
“Seharusnya memang dilakukan. Jadi kompetensi yang dimilikinya harus
dinilai oleh komite medik. Karena tidak semua pelayanan medik bisa
dilakukannya. Kewenangan medik yang diberikan ke komite medik itu harus
dinilai oleh komite medik. Tetapi secara bertahap nanti tidak tahu berapa lama
dinilai lagi apa masih memungkinkan kewenangan mediknya apa tidak. Kalau
tidak ya dikurangi kewenangan mediknya. Tetapi itu tergantung dari peer
groupnya. Karena itu semua pergroup yang menilainya. Peer group yang
mengeluarkan sampai sebatas mana dia sanggup mengerjakannya” (Ketua
Komite Medik).
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara untuk proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku
surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik sudah dilakukan dan
penilaian itu dinilai oleh peer groupnya.
b.
Wakil Ketua Komite Medik
Kemudian dilakukan juga wawancara kepada Wakil Ketua Komite Medik
tentang tata laksana kredensial oleh komite medik di Rumah Sakit Umum Haji
Medan adalah sebagai berikut:
“Kelompok SMF untuk komite medic membawahi semua SMF. Apa masalah
SMF kenapa pelayanan tidak maju melapor ke komite medik. Komite medik
melapor ke direktur” (Wakil Ketua Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan
tugas kredensial oleh komite medik dalam proses kelompok SMF untuk komite
medik membawahi semua SMF.
Hasil wawancara tentang penyususunan daftar kewenangan klinis yang sesuai
dengan masukan dari kelompok staf medis adalah sebagai berikut :
“Membantu direktur menyusun standar pelayanan medis dan memantau dan
membina tenaga medis termasuk pendidikan dan pelatihan. Seperti ada
pendidikan dokter, ditawarin dan ditanya didiklit ada dana atau tidak baru
ditanya kedirektur.Kemudian rumah sakit komite medik yang bisa
memutuskan. Hak komite medik membantu direktur untuk memajukan tenaga
kerja untuk memajukan rumah sakit. Etika dalam komite medik meningkat.
Untuk menerima tenaga medis ke rumah sakit harus di survey. Harus dapat
rekomendasi dari komite medik”. (Wakil Ketua Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penyususunan
daftar kewenangan klinis pelayanan medik yaitu membantu direktur menyusun
Universitas Sumatera Utara
standar pelayanan medis dan memantau dan membina tenaga medis termasuk
pendidikan dan pelatihan.
Hasil wawancara tentang pemeriksaan kesehatan fisik, mental, perilaku, etika
dan profesi adalah sebagai berikut :
“Untuk pemeriksaan pengkajian kompetensi kesehatan fisik dan mental bukan
perkara komite medik, bukan penerimaan pegawai. Jadi direkomendasikan
kekomite medik baru kedirektur bahwa dia tidak potensial lagi bekerja karena
sudah tua dan sakit. Untuk CV dokter ke rumah sakit, rumah sakit tidak
menerima sembarangan” (Wakil Ketua Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa belum
dilakukan pemeriksaan kesehatan fisik, mental, perilaku, etika dan profesi.
Hasil
wawancara untuk proses dilakukan wawancara terhadap pemohon
kewenangan klinis adalah sebagai berikut :
“Tidak dilakukan wawancara klinis. Kalau peraturan memang seperti itu. Itu
kenyataannya tidak ada. Bukan komite medik yang menceritakan tapi
direkomendasikan dari SMF. Dari SMF baru direkomendasikan. Misalnya
pekerja dia dari SMF, dari kulit atau THT atau kebidanan, kalau banyak
diterima misalnya dia baik ya bisa” (Wakil Ketua Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa belum
dilakukan wawancara klinis oleh pihak komite medis, tetapi pihak SMF yang
melakukannya.
Hasil
wawancara untukpenilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang
adekuat adalah sebagai berikut :
“Untuk penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat itu pasti kita
lakukan” (Wakil Ketua Komite Medik).
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penilaian dan
pemutusan kewenangan klinis yang adekuat sudah dilakukan oleh pihak komite
medis.
Hasil wawancara untuk proses dilakukan kredensial pada saat berakhirnya
masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik adalah
sebagai berikut :
“Tugas komite medik membantu pekerjaan direktur dalam pelayanan medik.
Jadi direktur tidak memikirkan lagi soal tenaga kerja.” (Wakil Ketua Komite
Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa proses
dilakukan pelaporan hasil penilaian kredensial dan penyampaian rekomendasi
kewenangan klinis kepada komite medik sudah dilakukan oleh pihak komite medis.
Hasil wawancara terhadap proses rekredensial pada saat berakhirnya masa
berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik adalah
sebagai berikut:
“Kalau misalnya dari kantor tahu habis masa izin praktek, bagaimana
personalia tanya kepada dokter. Misal: dokter ini surat izin habis dan sudah
keluar. Kalau memang bagus pekerjaannya maka direktur memperpanjang dan
rumah sakit yang mengurus surat izin praktek. Jadi dokter yang menentukan
rekredensial. Bagus pelayanan, tata laksana dan sugestinya ada. Itu yang
dinilai” (Wakil Ketua Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa proses
rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya
permintaan dari komite medik bahwa dokter bisa memperpanjang masa tugasnya.
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara untuk rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat
penugasan klinis adalah sebagai berikut :
“Rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis, iya itu
kita lakukan disini” (Wakil Ketua Komite Medik).
Hasil wawancara untuk rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat
penugasan klinis sudah dilakukan.
c.
Sekretaris Komite Medik
Kemudian dilakukan juga wawancara kepada Sekretaris Ketua Komite Medik
tentang tata laksana kredensial oleh komite medik di Rumah Sakit Umum Haji
Medan adalah sebagai berikut:
“Tugas kredensial diRSU Haji Medan memantau jalannya prodesur masuknya
dokter ke RSU Haji Medan melalui pelamaran. Dari RS lamaran dari dokter
bersangkutan lalu dimasukkan kedirektur, dari direktur baru ke komite medis
untuk disposisikan dan dari komite medis dibicarakan dalam suatu konferensi
atau pertemuan kredensial, dari pertemuan tersebut didapat bagian dokter
tersebut bisa masuk sebagai pegawai ke RSU Haji Medan berdasarkan tingkat
pendidikan, attitude dan keilmuan” (Sekretaris Ketua Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan
tugas kredensial oleh komite medik memantau jalannya prodesur masuknya dokter ke
RSU Haji Medan melalui pelamaran.
Hasil wawancara tentang penyususunan daftar kewenangan klinis yang sesuai
dengan masukan dari kelompok staf medis adalah sebagai berikut :
“Iya. Setiap dokter yang masuk kerumah sakit harus mengikuti SOP yang
berlaku di SMF masing-masing” (Sekretaris Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penyusunan
daftar kewenangan klinis bahwa setiap dokter harus mengikuti SOP.
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara tentang pemeriksaan klinis adalah sebagai berikut :
“Tidak dilakukan, pemeriksaan klinis selama ini tidak pernah dilakukan.”
(Sekretaris Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pemeriksaan
klinis belum pernah dilakukan.
Hasil
wawancara tentang dilakukan evaluasi data pendidikan profesional
kedokteran/ kedokteran gigi berkelanjutan adalah sebagai berikut :
“Data evaluasi pasti kita lakukan disini seperti yang dibicarakan dalam tim
kredensial” (Sekretaris Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penyusunan
daftar kewenangan klinis pelayanan medik sudah dilakukan.
Hasil wawancara tentang dilakukan dilakukan wawancara terhadap pemohon
kewenangan klinis adalah sebagai berikut :
“Dibicarakan, wawancara tersebut dilakukan pada saat dokter tersebut ingin
melamar keRSU Haji Medan dan diwawancara oleh tim khusus yaitu tim
kredensial berdasarkan izin ketua tim komite medis” (Sekretaris Komite
Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penyususunan
daftar kewenangan klinis pelayanan medik sudah dilakukan wawancara pada saat
dokter melamar kerumah sakit.
Hasil
wawancara tentang dilakukan dilakukan wawancara terhadap untuk
penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat adalah sebagai berikut :
“Untuk penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat iya
dilakukan” (Sekretaris Komite Medik).
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa untuk penilaian
dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat iya dilakukan.
Hasil wawancara untuk proses dilakukan pelaporan hasil penilaian kredensial
dan penyampaian rekomendasi kewenangan klinis kepada komite medik adalah
sebagai berikut :
“Pasti, itu sudah dapat dari tim kredensial maka dibuatlah suatu jabaran tersebut
mengenai kewenangan dari dokter yang akan masuk tadi kemudian ditunjukkan
keketua komite medis, dari ketua komite medis baru ditanda tangani
persetujuan untuk dokter tersebut masuk kemari, baru dikirimkan lagi secara
tertulis kepada direktur, setelah dari direktur maka dibuatlah balasan dari yang
bersangkutan” (SekretarisKomite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa proses
dilakukan pelaporan hasil penilaian kredensial dan penyampaian rekomendasi
kewenangan klinis kepada komite medik sudah dilakukan oleh pihak komite medik.
Hasil wawancara proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat
penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik adalah sebagai berikut:
“Dalam bentuk SK direktur. Kalau dari izin menggunakan SIP dari Dinkes.
Tujuan kredensial untuk mengetahui SIP. Apakah SIP masih berlaku atau tidak.
Tugas kredensial untuk memeriksa SIP tersebut”(Sekretaris Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa sudah
dilakukan proses rekredensial dalam bentuk SK direktur.
Hasil wawancara untuk rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat
penugasan klinis adalah sebagai berikut :
“Iya. Itu rekomendasi kewenangan klinis berasal dari dinas kesehatan provinsi
dengan terbentuknya SIP, surat izin praktek” (Sekretaris Komite Medik).
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara untuk rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat
penugasan klinis sudah dilakukan dan dalam bentuk SIP.
d.
Panitia Kredensial
Kemudian dilakukan juga wawancara kepada Panitia Kredensial tentang tata
laksana kredensial oleh komite medik di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah
sebagai berikut:
“Kalau persyaratan misalnya ijazah untuk uji kompetensi dan yang lainnya
memastikan apakah ini ijazah asli atau palsu untuk menghindari dokter palsu.
Itu yang pertama lalu kita suratin ketempat dimana yang mengeluarkan ijazah
tadi, benar tidak itu izasah asli. Yang kedua kredensialnya itu tentang
kompetensinya. Yang paling penting itu.Kalau itu memang sudah valid, sudah
dapat di uji lagi dirapat pleno lagi memang benar tidak dia kompetensinya
seperti itu. Kalau kita disini ada tim pengujinya dan jika tim penguji tidak
mampu maka kita undang dari luar untuk menguji dia dan dilakukan secara
periodik untuk yang bersangkutan.jadi kalau dia memang sudah ikut koas dia
harus kirimkan misalnya penambahan kompetensinya karena kompetensi bisa
berkurang atau bertambah. Makanya nanti dari kita tim komite medis dibuat la
surat rekomendasi kedirektur untuk dibuat SPnya, surat penugasannya. Clinical
Privilege namanya. Jadi si dokter A misalnya, dokter spesialis penyakit dalam
dia mampu untuk melakukan endoskopi, dan lain-lain sesuai Kemenkes 755”
(Panitia Kredensial).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan
tugas kredensial oleh komite medik memantau jalannya prodesur masuknya dokter ke
RSU Haji Medan melalui pelamaran.
Hasil wawancara tentang penyusunan daftar kewenangan klinis yang sesuai
dengan masukan dari kelompok staf medis adalah sebagai berikut :
“Itu tadi saya bilang. Jadi dia isi dan juga ada fakta integritas wewenang ya
kan” (Panitia Kredensial).
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penyusunan
daftar kewenangan klinis pelayanan medik sudah dilakukan.
Hasil wawancara tentang pemeriksaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan
fisik dan mental, perilaku, etika dan profesi adalah sebagai berikut :
“Untuk pemeriksaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan fisik dan mental,
perilaku, etika dan profesi itu tidak kita lakukan disini” (Panitia Kredensial).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pemeriksaan
dan pengkajian kompetensi, kesehatan fisik dan mental, perilaku, etika dan profesi
belum dilakukan.
Hasil
wawancara
tentang
evaluasi
data
pendidikan
profesional
kedokteran/kedokteran gigi berkelanjutan adalah sebagai berikut :
“Untuk evaluasi data pendidikan profesional kedokteran/kedokteran gigi
berkelanjutan, jika ada dokter secara etikaprofesi melanggar atau berbuat
kesalahan jadi kita kembalikan ke profesinya untuk melakukan pembinaan.
Kalau profesi lebih luas lagi ke IDI” (Panitia Kredensial).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa evaluasi data
pendidikan profesional kedokteran/kedokteran gigi berkelanjutan jika dilakukan
pelanggaran maka diberikan pembinaan.
Hasil
wawancara tentang dilakukan wawancara terhadap pemohon
kewenangan klinis adalah sebagai berikut :
“Dilakukan dengan wawancara. SMFnya yang menilai. Bisa dari internal atau
eksternal. Kalau eksternal bisa dari etika selama pendidikan. Kalau tidak layak
mungkin dari segi etika dia pernah melanggar etika dipertimbangkan. Jadi tetap
kita berikan kewenangan penuh pada SMF sendiri. Staf medis fungsional
sendiri untuk menilai dokter itu dari segi etikanya dan tingkat kompetensi kita
hanya memfasilitasi” (Panitia Kredensial).
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa wawancara
terhadap pemohon kewenangan klinis sudah dilakukan dengan wawancara.
Hasil wawancara terhadap penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang
adekuat adalah sebagai berikut:
“Dilakukan penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat”.(Panitia
Kredensial).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penilaian dan
pemutusan kewenangan klinis yang adekuat sudah dilakukan.
Hasil
wawancara untuk proses pelaporan hasil penilaian kredensial dan
penyampaian rekomendasi kewenangan klinis kepada komite medik adalah sebagai
berikut :
“itulah dibuat dari SMF hasilnya itu baru direkomendasikan ke Direktur
namanya Clinical Privilege” (Panitia Kredensial).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaporan hasil
penilaian kredensial dan penyampaian rekomendasi kewenangan klinis kepada
komite medik dibuat dari SMF.
Hasil wawancara untukproses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku
surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medic adalah sebagai
berikut :
“Selalu kita lakukan. Kita lakukan evaluasi. Dimana rekredensial tersebut
berfungsi untuk yang sudah dikredensial tersebut yang pertama kalau memenag
ada pelanggaran dari etika profesi, yang kedua kalau memenag ada pelanggaran
dari segi kompetensi atau habis masa berlaku surat dan yang ketiga untuk
menambah kemampuan. Bisa dengan pendidikan dan sertifikat. Kemudian
pihak kredensial melakukan rekredensial kembali untuk menguji sertifikat yang
Universitas Sumatera Utara
dibawa tersebut. Dan menanyakan ketempat yang mengeluarkan sertifikat
tersebut tentang keabsahan sertifikat tersebut” (Panitia Kredensial).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa proses
rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya
permintaan dari komite medik selalu dilakukan evaluasi.
Hasil wawancara untuk rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat
penugasan klinis adalah sebagai berikut :
“Untuk rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis
iya kita lakukan” (Panitia Kredensial).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa rekomendasi
kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis sudah dilakukan.
e.
Panitia Rekam Medis
Kemudian dilakukan juga wawancara kepada Panitia Kredensial tentang tata
laksana kredensial oleh komite medik di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah
sebagai berikut:
“SMF kirim surat kekomite medik, bahwa dokter tersebut benar atau boleh atau
tidak dikirim. Setelah itu dari pihak komite medik menyetujui ke direktur,
seperti itu prosesnya. Nanti direktur lagi yang memutuskan. Baru komite medik
yang memberitahukan” (Panitia Rekam Medis).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan
tugas kredensial oleh komite medik yaitu dari SMF baru ke komite medik.
Hasil wawancara tentang penyususunan daftar kewenangan klinis yang sesuai
dengan masukan dari kelompok staf medis adalah sebagai berikut :
“Kewenangan medis mulai dari komite medis yang membuat kewenangan
medis sesuai apa yang kita dapat dari kompetensi yang di dapat. Lalu ditanda
Universitas Sumatera Utara
tangani oleh dokter tersebuat lalu diajukan ke bagian atas, kemudian masuk
kedirektur baru ke komite medik dan dilihat sejauh mana kompetensi dari
dokter tersebut. Setelah itu kembali lagi keDirektur bahwa ini sesuai dengan
wewenang baru Direktur mengeluarkan pernyataan dengan cara mengesahkan”
(Panitia Rekam Medis).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penyusunan
daftar kewenangan klinis pelayanan medik sudah dilakukan.
Hasil wawancara tentang pemeriksaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan
fisik dan mental, perilaku, etika dan profesi adalah sebagai berikut :
“Untuk pemeriksaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan fisik dan mental,
perilaku, etika dan profesiitu tidak kita lakukan” (Panitia Rekam Medis).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pemeriksaan
dan pengkajian kompetensi, kesehatan fisik dan mental, perilaku, etika dan profesi
sudah dilakukan.
Hasil
wawancara tentang dilakukan evaluasi data pendidikan profesional
kedokteran/ kedokteran gigi berkelanjutan adalah sebagai berikut :
“Tapi kalau dalam evaluasi dokter ada melakukan kesalahan, kesalahan itu oleh
pihak komite medik akan dievaluasi dan akan dibawa kerapat dan kembali lagi
ke SMFnya itu sendiri ya peergroup. Peergroup itu nanti terdiri dari SMF
senior, konsultan dan yang lainnya dan itu semua di nilai ke dokter tersebut.
Kalau waktu penilaian memang kompetensinya kita ambil untuk satu
berhubungan dengan komite medik nyambung” (Panitia Rekam Medis).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan
evaluasi data pendidikan profesional kedokteran/ kedokteran gigi berkelanjutan
adalah dilakukan oleh pihak komite medik akan dievaluasi dan akan dibawa kerapat
dan kembali lagi ke SMFnya itu sendiri ya peer group.
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa belum
dilakukan pemeriksaan kesehatan fisik, mental, perilaku, etika dan profesi.
Hasil wawancara penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat
adalah sebagai berikut:
“Untuk penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat iya itu pasti
kita lakukan”(Panitia Rekam Medis).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa Untuk
penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat iya itu pasti kita lakukan.
Hasil wawancara untukprosesproses rekredensial pada saat berakhirnya masa
berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik adalah
sebagai berikut :
“Untuk proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan
klinis dan adanya permintaan dari komite medic selalu dilakukan dan evaluasi”
(Panitia Rekam Medis).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa proses
rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya
permintaan dari komite medik sudah dilakukan dan dalam bentuk evaluasi.
f.
Anggota Komite Medik 1
Kemudian dilakukan juga wawancara kepada Sekretaris Ketua Komite Medik
tentang tata laksana kredensial oleh komite medik di Rumah Sakit Umum Haji
Medan adalah sebagai berikut:
“Tugas kredensial diRSU Haji Medan memantau jalannya prodesur masuknya
dokter ke RSU Haji Medan melalui pelamaran. Dari RS lamaran dari dokter
bersangkutan lalu dimasukkan kedirektur, dari direktur baru ke komite medis
Universitas Sumatera Utara
untuk disposisikan dan dari komite medis dibicarakan dalam suatu konferensi
atau pertemuan kredensial, dari pertemuan tersebut didapat bagian dokter
tersebut bisa masuk sebagai pegawai ke RSU Haji Medan berdasarkan tingkat
pendidikan, attitude dan keilmuan” (Anggota Komite Medik 1).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan
tugas kredensial oleh komite medik memantau jalannya prodesur masuknya dokter ke
RSU Haji Medan melalui pelamaran.
Hasil wawancara tentang penyususunan daftar kewenangan klinis yang sesuai
dengan masukan dari kelompok staf medis adalah sebagai berikut :
“Untuk penyusunan daftar kewenangan klinis yang sesuai dengan masukan dari
kelompok staf medis setiap dokter dirumah sakit harus mengikuti SOP”
(Anggota Komite Medik 1).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penyususunan
daftar kewenangan klinis pelayanan medik mengikuti SOP.
Hasil wawancara tentangPemeriksaan klinis yang sesuai dengan masukan dari
adalah sebagai berikut :
“Pemeriksaan klinis biasanya tidak pernah dilakukan” (Anggota Komite Medik
1).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pemeriksaan
klinis belum dilakukan.
Hasil
wawancara tentang dilakukan evaluasi data pendidikan profesional
kedokteran/ kedokteran gigi berkelanjutan adalah sebagai berikut :
“Data evaluasi pasti dilakukan seperti dalam tim kredensial” (Anggota Komite
Medik 1).
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penyususunan
daftar kewenangan klinis pelayanan medik sudah dilakukan.
Hasil wawancara tentangdilakukan dilakukan wawancara terhadap pemohon
kewenangan klinis adalah sebagai berikut :
“Wawancara itu dilakukan oleh tim khusus berasal dari izin ketua tim komite
medis” (Anggota Komite Medik 1).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penyusunan
daftar kewenangan klinis pelayanan medik sudah dilakukan wawancara pada saat
dokter melamar kerumah sakit.
Hasil wawancara tentang penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang
adekuat adalah sebagai berikut :
“Dilakukan penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat”
(Anggota Komite Medik 1).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penilaian dan
pemutusan kewenangan klinis yang adekuat sudah dilakukan.
Hasil wawancara untukprosesdilakukan pelaporan hasil penilaian kredensial
dan penyampaian rekomendasi kewenangan klinis kepada komite medik adalah
sebagai berikut :
“Iya. Jadi dari hasil penelitian kredensial ini dikirim lagi dalam bentuk
pernyataan kepada ketua komite medik. Misalnya datang lamaran keketua
kredensial komite medik, dicek dari fakultas kemudian baru meminta
rekomendasi ke dokter senior apakah dokter tersebut pantas melakukan praktek
disini. Setelah mendapat semua data-data dan telah dipenuhi semua persyaratan,
baru diketik dan di tanda tangani dan diserahkan ke komite medik” (Anggota
Komite Medik 1).
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa proses
dilakukan pelaporan hasil penilaian kredensial dan penyampaian rekomendasi
kewenangan klinis kepada komite medik sudah dilakukan oleh pihak komite medis.
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa belum
dilakukan pemeriksaan kesehatan fisik, mental, perilaku, etika dan profesi.
Hasil wawancara proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat
penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik adalah sebagai berikut:
“Proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis
dan adanya permintaan dari komite medik dalam bentuk SK direktur yang
menggunakan SIP dari Dinkes”(Anggota Komite Medik 1).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa proses
rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya
permintaan dari komite medik dalam bentuk SK direktur yang menggunakan SIP dari
Dinkes.
g.
Anggota Komite Medik 2
Kemudian dilakukan juga wawancara kepada Sekretaris Ketua Komite Medik
tentang tata laksana kredensial oleh komite medik di Rumah Sakit Umum Haji
Medan adalah sebagai berikut:
“Lamaran masuk kedirektur bari didisposisikan direktur ke komite medis,
komite medis yang membicarakan ke kepla bagian, dari kepala bagian SMF
maksudnya masih mau diterima apa tidak. Jadi nanti dari keputusan ke SMF
sama komite medis dilaporkan ke Ibu direktur balik” (Anggota Komite Medik
2).
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan
tugas kredensial oleh komite medik memantau jalannya prodesur masuknya dokter ke
RSU Haji Medan melalui pelamaran.
Hasil wawancara tentang penyususunan daftar kewenangan klinis yang sesuai
dengan masukan dari kelompok staf medis adalah sebagai berikut :
“Untuk penyusunan daftar kewenangan klinis yang sesuai dengan masukan dari
kelompok staf medis setiap dokter yang masuk kerumah sakit harus mengikuti
SOP” (Anggota Komite Medik 2).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penyusunan
daftar kewenangan klinis pelayanan medik sesuai SOP.
Hasil wawancara tentangpemeriksaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan
fisik dan mental, perilaku, etika dan profesi adalah sebagai berikut :
“Untuk pemeriksaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan fisik dan mental,
perilaku, etika dan profesi biasanya tidak pernah dilakukan” (Anggota Komite
Medik 2).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pemeriksaan
dan pengkajian kompetensi, kesehatan fisik dan mental, perilaku, etika dan profesi
belum dilakukan.
Hasil
wawancara tentang dilakukan evaluasi data pendidikan profesional
kedokteran/ kedokteran gigi berkelanjutan adalah sebagai berikut :
“Untuk evaluasi data pendidikan profesional kedokteran/ kedokteran gigi
berkelanjutan dilakukan seperti dalam tim kredensial” (Anggota Komite Medik
2).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penyusunan
daftar kewenangan klinis pelayanan medik sudah dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara tentangdilakukan dilakukan wawancara terhadap pemohon
kewenangan klinis adalah sebagai berikut :
“Wawancara oleh tim khusus berasal dari izin ketua tim komite medis”
(Anggota Komite Medik 2).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa penyusunan
daftar kewenangan klinis pelayanan medik sudah dilakukan wawancara pada saat
dokter melamar kerumah sakit.
Hasil wawancara untuk proses penilaian dan pemutusan kewenangan klinis
yang adekuat adalah sebagai berikut :
“Iya, dilakukan penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat”
(Anggota Komite Medik 2).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa proses
dilakukan penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat sudah dilakukan.
Hasil wawancara untuk proses dilakukan pelaporan hasil penilaian kredensial
dan penyampaian rekomendasi kewenangan klinis kepada komite medik adalah
sebagai berikut :
“Ya. Dari tim kredensial dibuat penjabaran dari tim ketua komite medis lalu
ditanda tangani lalu kedirektur” (Anggota Komite Medik 2).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa proses
dilakukan pelaporan hasil penilaian kredensial dan penyampaian rekomendasi
kewenangan klinis kepada komite medik sudah dilakukan oleh pihak komite medis.
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara untuk proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku
surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik adalah sebagai
berikut :
“Ya dibuat dalam bentuk SK direktur dan setelah ada izin baru digunakan SIP”
(Anggota Komite Medik 2).
Hasil wawancara untukproses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku
surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik sudah dilakukan dan
dalam bentuk SK direktur.
Dari hasil wawancara pada seluruh sumber informasi bahwa penyelenggaraan
Komite Medik dirumah sakit dalam tata laksana kredensial oleh komite medik
dilakukan di Rumah Sakit Umum Haji Medan. Mulai dari pelaksanaan tugas
kredensial, evaluasi data pendidikan profesional kedokteran/ kedokteran gigi
berkelanjutan, wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis, pelaporan hasil
penilaian kredensial, penyampaian rekomendasi kewenangan klinis kepada komite
medik dan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan
klinis, adanya permintaan dari komite medic dan penyusunan daftar kewenangan
klinis yang sesuai dengan masukan dari kelompok staf medis sudah dilakukan.
Sedangkan untuk
pemeriksaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan fisik dan
mental, perilaku, etika dan profesi belum dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
4.4. Implementasi Tata Laksana Pemeliharaan Mutu Profesi Medik di Rumah
Sakit Umum Haji Medan Tahun 2015
Kualitas pelayanan medis yang diberikan oleh staf medis sangat ditentukan oleh
semua aspek kompetensi staf medis dalam melakukan penatalaksanaan asuhan medis
(medical care management). Mutu suatu penatalaksanaan asuhan medis tergantung
pada upaya staf medis memelihara kompetensi seoptimal mungkin.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
755/MENKES/PER/IV/2011 tentang penyelenggaraan komite medik dirumah sakit,
dalam implementasi tata laksana pemeliharaan mutu profesi medis dilakukan
wawancara kepada beberapa sumber informasi di Rumah Sakit Umum Haji Medan.
a.
Ketua Komite Medik
Penjelasan akan tata laksana pemeliharaan mutu profesi medis menurut Ketua
Komite Medik di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah sebagai berikut:
“Kalau ada kesalahan kita panggil dan buat teguran dulu. Kita panggil dulu dan
kita tanya kenapa. Kalau memang salah baru kita buat teguran.. Lihat tingkat
kesalahannya” (Ketua Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan
tugas memelihara mutu profesi staf medis oleh komite medik sudah dilakukan oleh
komite medik dengan cara membuat teguran kepada dokter yang bersalah.
Hasil wawancara tentang dilakukan Audit medis adalah sebagai berikut :
“Audit medis masih jarang dilakukan”. (Ketua Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa audit medis
masih jarang dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara tentangdilakukan rekomendasi pertemuan ilmiah internal
dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis adalah sebagai berikut :
“Pada umumnya kalau kita tidak terima maka mereka akan beritahu dan
memberi masukan. Dan yang melakukan kegiatan internal yang berkelanjutan
itu dari bagian SMF. Mereka hanya minta rekomendasi dari komite medik.
Bukan komite medik yang mengadakan” (Ketua Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan
rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi
staf medis.
Hasil
wawancara tentang dilakukan rekomendasi kegiatan eksternal dalam
rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis adalah sebagai berikut :
“Karena untuk pendidikan berkelanjutan itu masing-masing bagian punya
pendidikan berkelanjutan. Kalau kita tingkat nasional pun ada seperti kemarin.
Kalau tingkat nasional maka mereka akan kemasing-masing bagian. Kalau
dilingkungan rumah sakit komite medik hanya rekomendasi saja. Kalau mereka
ad kegiatan itu baru kita yang rekomendasikan” (Ketua Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan
rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf
medis.
Hasil
wawancara tentang dilakukan rekomendasi proses pendampingan
(proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan adalah sebagai berikut :
“Dilakukan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis
yang membutuhkan” (Ketua Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa dilakukan
rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
b.
Wakil Ketua Komite Medik
Kemudian penjelasan akan pemeliharaan mutu profesi medis menurut Wakil
Ketua Komite Medik di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah sebagai berikut:
“Kalau untuk pembinaan kalau sekiranya bermasalah kita lakukan. Kalau ada
permasalahan kita tangani. Artinya mau etika dia, misal dokter menikah tapi
masih mengganggu yang lain ya ditegur, dibina dan tidak dilepas. Etika yang
dinilai. Misal selalu mengganggu suster, dokter itu kerjanya pakai narkoba,
maka kita bina dan kita keluarkan. Karena sudah bekerja baru kita tahu
kerjanya dokter itu” (Wakil Ketua Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa pelaksanaan
tugas memelihara mutu profesi staf medis oleh komite medik sudah dilakukan oleh
komite medik dengan cara memberikan pembinaan.
Hasil wawancara tentangdilakukan Audit medis adalah sebagai berikut :
“Audit medis masih jarang dilakukan” (Wakil Ketua Komite Medik).
Hasil wawancara yang dilakukan pada sumber informasi bahwa audit medis
masih jarang dilakukan.
Hasil wawancara tentang dilakukan rekomendasi pertemuan ilmiah internal
dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis adalah sebagai berikut :
“Direkomendasikan, misal mau sekolah, kalau mau sekolah maka kesempatan
ini diinformasikan. Misal ada dua orang dokter baru yang habis kerja, makanya
ditanya mau sekolah apa tidak. Maka kita rekomendasikan biar sekol