Evaluasi Pengelolaan Dana DesaBerdasarkan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Studi Kasus Desa Halaban Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat) Cover III IV

BAB III
PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Bantuan Langsung Alokasi Dana Desa atau disingkat dengan ADD adalah
dana bantuan langsung yang dialokasikan kepada Pemerintah Desa digunakan
untuk meningkatkan sarana pelayanan masyarakat, kelembagaan dan prasarana
desa yang diperlukan serta diprioritaskan oleh masyarakat, yang pemanfaatan dan
administrasi pengelolaannya dilakukan dan dipertanggung jawabkan oleh Kepala
Desa.
Bantuan Langsung Alokasi Dana Desa (ADD) dimaksudkan sebagai
bantuan stimulant atau dana perangsang untuk mendorong dalam membiayai
program pemerintah desa yang ditunjang dengan partisipasi swadaya gotong
royong

masyarakat

dalam

melaksanakan

kegiatan


pemerintahan

dan

pemberdayaan. Salah satunya adalah pegembangan desa di Desa Halaban
Kabupaten Langkat.
Untuk itu sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab II tentang profil
lokasi penelitian, maka pada bab III ini peneliti akan mencoba menjelaskan
jawaban dari rumusan pertanyaan yang ada pada bab I yaitu menegenai
Bagaimana Implementasi Penyerapan dana desa berdasarkan UU NO 6 Tahun

73
Universitas Sumatera Utara

2014 Tentang Desa dengan studi kasus di Desa Halaban Kecamatan Besitang
Kabupaten Langkat. Peneliti akan membagi bab III ke dalam tiga sub-bab.
Sub-bab

pertama


akan

membahas

tentang

pendeskripsian

alur

pengalokasian dana desa sesuai berdasarkan UU No 6 Tahun 2014. Sub-bab
kedua,

akan

mencoba

memaparkan


bagaimana

bentuk

implementasi

pengalokasian dana Desa di Desa Halaban sesuai dengan hasil penemuan peneliti
di lokasi penelitan, dan pada sub-bab ketiga, peneliti akan menganalisis faktor apa
saja yang menghambat dan capaian implementasi penyerapan dana desa di Desa
Halaban.
3.1. Alur Pengalokasian Dana Desa Berdasarkan UU No 6 Tahun 2014
Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang desa adalah upaya
pemerintahan dalam mengatur kemandirian desa agar dapat membantu
pembangunan negara dalam mensejahterakan masyarakat secara khusus bagi
pembangunan desa yang nota bene adalah tulang punggung pembangunan negara.
Mewujudkan

kemandirian

desa


ditengah

globalisasi

merupakan

sebuah

keniscayaan dalam pembangunan sebuah negara yang mayoritas masyarakatnya
hidup di pedesaan seperti Indonesia.
Melalui kucuran dana finansial yang berikan oleh pemerintahan pusat yang
diharapkan dimanfaatkan oleh pemerintahan desa dalam pembangunan desa.
Pembangunan ini baik bersifat di lini pendidikan, ekonomi, dan kesehatan
masyarakat desa. Maka dengan digunakannya dana desa sebaik mungkin lambat

74
Universitas Sumatera Utara

laun akan meningkatkan sumber daya masyarakat desa dalam menciptakan

kemandirian desa. Secara umum undang-undang desa telah menjabarkan secara
sistematis dan mampu memberikan hak-hak pada setiap desa di Indonesia untuk
meciptakan pengembangan potensi yang ada didesa.
Undang-undang desa menjadi dasar hukum yang sangat berarti bagi setiap
desa.

Sebab

undang-undang

desa

adalah

pijakan

dalam

menjalankan


pembangunan di desa. Sehingga dalam menjalankan kebijakan undang-undang
desa ini baik dimulai dari perencanaan, pengolahan dan evaluasi haruslah
mendapatkan perhatian dari pemerintahan pusat secara khusus bagi pemerintahan
tingkatan kabupaten/kota. Agar tujuan awal untuk pengembangan desa dapat
segera di stimulus dengan dana desa tersebut.
Dalam menyesuaikan perkembangan pengolahan dana desa, pemerintah
mengeluarkan peraturan untuk mengatur tata cara pengalokasian, penyaluran
penggunaan, pemantauan, dan evaluasi dana desa sesuai dengan Peraturan
Menteri Keuangan No 247/PMK.07/2015. Sesuai dengan ini Direktorat Jendral
Perimbangan Keuangan melakukan perhitungan rincian dana desa untuk setiap
kabupaten kota secara berkeadilan yang berdasarkan pada dua jenis alokasi. Yang
pertama adalah alokasi dasar sebesar 90 persen dan kedua adalah alokasi yang

75
Universitas Sumatera Utara

dihitung berdasarkan jumlah penduduk desa, angka kemiskinan, luas wilayah, dan
tingkat geografis desa setiap kabupaten kota sebesar 10 persen. 31
Penggunaan dana desa disamakan dengan sumber lain pemasukan desa
dengan tujuan pembangunan desa. Pemegang kekuasaan tertinggi adalah kepala

desa sebagai kepala pemerintahan dan sebagai pemegang kekuasaan keuangan
desa mewakili pemerintahan desa dalam kepemilikan kekayaan desa. Dalam
prinsipnya dalam pengolahan dana desa kepala desa dibantu oleh pelaksana teknis
pengolahan keuangan desa (PTPKD) yang ditunjuk langsung oleh kepala desa.
Sedangkan sekretaris desa berperan sebagai kordinator pelaksana pengolahan
keuangan desa dalam pelakasanaan penggunaan anggaran desa.
Diberikannya dana desa kepada setiap desa di Kabupaten/Kota di
Indonesia mempunyai tujuan antara lain meliputi:
a. Untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan desa dalam melaksanakan
pelayanan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakat sesuai dengan
kewenangannya.
b. Meningkatkan kemampuan lembaga kemasyarakatan di desa dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan serta partisipatif sesuai
dengan potensi yang dimiliki.

31

PMK No 247/PMK.07/2015 Tentang Tata Cara Pengalokasian, penyaluran, penggunaan dan
Evaluasi Dana Desa


76
Universitas Sumatera Utara

c. Meningkatkan pemerataan pendapatan, kesempatan kerja dan kesempatan
berusaha bagi masyarakat desa dalam rangka pengembangan sosial ekonomi
masyarakat.
d. Menorong peningkatan partisipasi swadaya gotong royong masyarakat.
Rata-rata dana desa setiap provinsi sebagaimana dialokasikan berdasarkan
jumlah desa dalam setiap provinsi yang bersangkutan serta jumlah penduduk
kabupaten/kota, luas wilayah, angka kemiskinan serta tingkat kesulitan geografis.
Anggaran dana desa merupakan bagian dari belanja pusat non kementerian atau
lembaga sebagai pos cadangan dana desa. Penyusunan pagu anggaran cadangan
dana desa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dibidang
penyusunan rencana dana pengeluraan bendahara umum negara.
Anggaran cadangan dana desa diajukan oleh pemerintah untuk disetujui
oleh dewan perwakilan rakyat untuk disetujui menjadi dana desa. Dana desa yang
sudah disepaki oleh dewan perwakilan rakyat kemudian dimasukan dalam bagian
anggaran transfer ke daerah dan desa. Dalam hal ini terdapat perubahan APBN,
anggaran dana desa yang telah ditetapkan diubah. Besaran dana desa yang
diserahkan ke setiap kabupaten/ kota ditetapkan berdasarkan peraturan menteri

keuangan berdasarkan besaran dana desa hasil rujukan dari bupati/wali kota di
setiap wilayah.
Tata cara pembagian dan penetapan besaran dana desa setiap desa
ditetapkan dengan peraturan bupati/wali kota sebagaimana dimaksud kepada

77
Universitas Sumatera Utara

menteri keuangan dangan tembusan gubernur. Pengolahan dana desa berdasarkan
APBD kabupaten/kota dilaksanakan sesuai dengan ketentuan undang-undang
bidang pengolahan keuangan daerah. Pengolahan dana desa dalam APB Desa
dilaksanakan sesuang dengan perundang-undangan bidang pengolahan keuangan
desa.
Penyaluran dana desa dilakukan dengan cara pemindahbukan dari rekening
kas negara kepada rekening kas daerah dan selanjutanya dipindahkan ke rekening
kas desa. Dalam mekanismenya penyalurannya dilakukan secara tiga tahap. Pada
tahapan awal dilakukan penyaluran sebesar 40% tahapan kedua disalurkan 40%
dan tahapan ketiga sebesar 20%.
Untuk memastikan bahwa dana yang disalurkan dari RKUD ke RKD
sesuai dengan ketentuan undang-undang maka pemerintah memantau penyaluran.

Jika tidak sesuai dengan penyelengaraan dana desa maka menteri keuangan
berhak memberikan teguran kepada bupati/wali kota. Selanjutnya bupati/wali kota
wajib menyalurkan dana desa sesuai dengan ketentuan. Adapun mekanisme secara
umum penyaluran dapat dilakukan melalui tahapan:
1. Penyaluran dana desa dilakukan secara bertahap pada tahun anggaran
berjalan dengan ketentuan:
a. Tahapan I pada bulan April sebesar 40%
b. Tahapan II pada bulan Agustus sebesar 40%

78
Universitas Sumatera Utara

c. Tahapan III pada bulan November sebesar 20%
2. Dana desa disalurkan oleh pemerintahan kepada kabupaten/kota.
Penyaluran dana desa tersebut dilakukan dengan cara pemindahbukuan dari
RKUN ke RKUD. Penyaluran dana desa diserahkan paling lambat pada minggu
kedua setiap periodenya.
3. Dana desa sebagaimana dimaksud pada nomor 1 disalurkan oleh
kabupaten/kota kepada desa. Penyaluran dana desa tersebut dilakukan dengan cara
pemindahbukan dari RKUK ke rekening kas Desa. Penyaluran paling lambat

dilakukan tujuh hari sejak diterima di kas daerah.
Biaya Operasional Pemerintah Desa, dan Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) sebagaimana diatur dalam peraturan bupati hasil dari turunan UU No 6
tahun 2014 yakni Perbup No.20 Tahun 2015 Tentang Pengalokasian Alokasi
Dana Desa Di Kabupaten Langkat Sendiri setiap Desa mendapatkan dana transfer
dari tiga sumber yaitu bersumber dari APBN sebesar Rp. 105,94 Miliar, Alokasi
Dana Desa (ADD) sebesar Rp. 131,985 Miliar dan hasil dari pajak daerah dan
retribusi sebesar Rp.30,527 Miliar. Sesuai dengan peraturan bupati ketiga dana ini
digunakan untuk
a. Belanja pegawai pada belanja tidak langsung terdiri dari :
- tunjangan Kepala Desa
- tunjangan Sekertaris Desa

79
Universitas Sumatera Utara

- tunjangan Kepala Urusan
- tunjangan Kepala Dusun
- tunjangan Ketua BPD
- tunjangan Wakil Ketua BPD
- tunjangan Sekertaris BPD
- tunjangan Anggota BPD
b. Belanja pegawai berupa honorarium pelaksana program dan kegiatan
pemerintahan desa terdiri dari;
- honor panitia
- honor pelaksana pengelola keuangan desa
- honor imam desa
- honor imam masjid
- honor RT/RW
c. Belanja barang dan jasa terdiri dari :
- perjalan dinas Pemerintah Desa dan BPD
- belanja ATK

80
Universitas Sumatera Utara

- belanja pemeliharaan kendaraan dinas
- belanja pemeliharaan peralatan/perlengakapan kantor
- pendataan profil desa
- pengadaan buku administrasi desa dan buku profil desa
d. Belanja Modal terdiri dari :
- belanja modal tanah
- belanja modal komputer
- belanja modal peralatan/perlengkapan kantor
Biaya kegiatan dalam rangka pemberdayaan masyarakat adalah biaya yang
timbul dalam melaksanakan program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan
kegiatan pembangunan infrastruktur pedesaan, diantaranya digunakan untuk:
- perbaikan sarana publik dalam skala kecil
- kegiatan penanggulangan kemiskinan
- peningkatan kesehatan masyarakat
- pengadaan infrastruktur pedesaan seperti prasarana perhubungan, prasarana
produksi, prasarana pemasaran, dan prasarana kesehatan, pendidikan
termasuk prasarana Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

81
Universitas Sumatera Utara

- teknologi tepat guna
- penyertaan modal usaha masyarakat melalui bumdes
- pengadaan ketahanan pangan.
Pengelolaan Bantuan Langsung Alokasi Dana Desa (ADD) harus
berpedoman pada prinsip-prinsip pengelolaan, yang meliputi:
a. Penyaluran dana harus langsung ditujukan kepada pengelola/penerima.
b. Rencana kegiatan dilakukan dengan tertib dan harus dapat diketahui oleh
seluruh lapisan masyarakat dengan mudah dan terbuka.
c. Seluruh kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan baik secara teknis
maupun administrasi.
d. Pelaksanaan ADD harus sudah selesai pada akhir bulan Desember tahun
anggaran yang sedang berjalan.
e. Apabila sampai akhir bulan Desember belum dapat selesai atau belum
mencapai 100 % dan terdapat sisa dana, maka sisa dana tersebut dikembalikan
ke Kas Daerah.
f. Hasil kegiatan/proyek yang dibangun menjadi milik desa dan dapat
dilestarikan serta dikembangkan oleh pemerintah desa dan masyarakat.

82
Universitas Sumatera Utara

Pengelola Bantuan Langsung Alokasi Dana Desa (ADD) adalah
dilaksanakan oleh Tim Pelaksana Bantuan Langsung ADD, terdiri dari:
a. Tim Fasilitasi Tingkat Kabupaten
b. Tim Pendamping Tingkat Kecamatan
c. Tim Pelaksana Tingkat Desa
Tim Pendamping Tingkat Kecamatan di bentuk di Kecamatan dan
ditetapkan dengan keputusan camat, jumlah pendamping tingkat kecamatan
sebanyak 3 sampai 5 orang, dimana susunan tim Pendamping Tingkat Kecamatan
terdiri dari :
a. Ketua : Camat
b. Sekertaris : Sekertaris Kecamatan
c. Anggota : Unsur perangkat Kecamatan dan unsur lain yang dianggap
berkompeten
Tugas Tim Pendamping Tingkat Kecamatan adalah :
a. memfasilitasi bimbingan teknik perencanaan kepada Tim Pelaksana Tingkat
Desa;
b. memfasilitasi pelaksanaan pelatihan/orientasi kepada Tim Pelaksana Tingkat
Desa;

83
Universitas Sumatera Utara

c. memberikan bimbingan dan asistensi penyusunan, pengelolaan dan
pemanfaatan ADD kepada Pelaksana Tingkat Desa;
d. melakukan kegiatan pembinaan, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan ADD
dalam setiap proses tahapan kegiatan;
e. melakukan fasilitasi pemecahan masalah berdasarkan pengaduan masyarakat
serta pihak lainnya dan melaporkan kapada Tim Fasilitasi Tingkat Kabupaten;
f. memberikan laporan kemajuan penggunaan ADD kepada Bupati melalui Tim
Fasilitasi Tingkat Kabupaten.
Ditingkat
penanggungjawab

Desa
adalah

dibetuk

Tim Pelaksana

Kepala

Desa,

dalam

Tingkat

Desa

pelaksanaan

dengan
kegiatan

penanggungjawab (Kepala Desa) membentuk Pelaksana Teknis Pengelolaan
Keuangan Desa (PTPKD) yang terdiri dari :
a. kegiatan rehabilitasi/pembangunan infrastruktur pedesaan dalam skala kecil;
b. kegiatan belanja aparatur dan operasional Pemerintah Desa;
c. kegiatan belanja operasional BPD.
Dalam hal pembelanjaan aparatur dan operasional Pemerintah Desa,
Kepala Desa menetapkan salah satu perangkat Desa sebagai PTPKD. sedangkan
dalam hal rehabilitasi/pembangunan infrastruktur pedesaan, kepala desa
membentuk tim pelaksana kegiatan melalui musyawarah Desa. Dimana sesuai

84
Universitas Sumatera Utara

Perbup No.20 Tahun 2015 Tentang Pengalokasian Alokasi Dana Desa
menetapkan tim pelaksana kegiatan yang terdiri dari :
a. Kepala Desa bertindak sebagai penanggung jawab pengolahan dan
pelaksaaan ADD
b. Sekretaris Desa bertindak sebagai koordinator pelaksana teknis pengolahan
teknis keuangan dan aset desa (PTPTAD)
c. Satu orang Kepala Urusan atau Kepala Dusun sebagai Ketua
d. Satu orang Kepala Urusan atau Kepala Dusun sebagai Sekretaris
e. Satu orang Kepala Urusan atau Kepala Dusun sebagai Bendahara
f. Dua orang anggota biasa yang bisa berasal dari unsur kepala urusan, kepala
dusun, unsur LPMD atau sebutan lain, unsur lembaga kemasyarakatan Desa
dan lainnya, KPMD atau tokoh masyarakat.
Tim pelakasa ADD memiliki tugas:
1. Menyusun rencana kegiatan pelaksanaan ADD yang melibatkan BPD,
LPMD lembaga kemasyarakatan lainnya dan KPMD untuk membahas
masukan dan usulan kegiatan untuk dituangkan dalam Rencana Peraturan
Desa tentang APB Desa
2. Menyusun rencana kerja dan anggaran (RKA) ADD

85
Universitas Sumatera Utara

3. Mengirimkan dokumen pengajuan pencairan ADD beserta berkas
kelengkapan prasyaratannya dan dokumen pertanggungjawaban Teknis
Pengolahan Kegiatan ADD melalui Camat selaku Ketua Tim Pembina
dan Pengawas Tingkat Kecamatan.
4. Melaksanakan kegiatan ADD sesuai dengan rencana kegiatan yang
telah diterapkan
5. Melaporkan pelaksanaan ADD baik fisik maupun keuangan kepada
Camat selaku ketua Tim Pembina dan Pengawas Tingkat Kecamatan.
Sedangkan kewajiban tim pelaksana desa dalam hal ini adalah perangkat
desa memiliki kewajiban:
1. melaksanakan kegiatan ADD dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
2. mempertanggungjawabkan pengeluaran dan penggunaan keuangan
atas pelaksanaan kegiatan ADD
3. memepertanggungjawabkan hasil akhir pelaksanaan kegiatan ADD
Sesuai dengan

fungsinya

BPD secara kelembagaan

melakukan

pengawasan dan evaluawsi terhadap keseluruhan pelaksanaan kegiatan ADD baik
pada tahapan perencanaan, pelaksanaan maupun pelaporan hasil kegiatan.

86
Universitas Sumatera Utara

Tahapan pelaksanaan pengalokasian ADD di Desa Kabupaten Langkat secara
khusus Desa Halaban harus melalui tiga tahapan, dimulai dari
1. Tahapan Persiapan
Tahapan persiapan yang dimaksud dalam hal ini adalah dimulai dari
pelengkapan administrasi dan pelengkapan dokumen termaksud didalamanya
perangkat desa harus menyampaikan informasi rencana anggaran dana desa.
Selanjutnya perangkat desa menjalankan sosialisasi ditingkatan kabupaten yang
diwakili oleh SKPD dari tingkatan kabupaten dan kecamatan. Ditingkatan
kecamatan peserta berasal dari unsur pengolah ADD di tingkat desa. Tujuannya
agar tercipta komunikasi dan informatif kebijakan kepada pemerintahan tingkatan
atasan baik dalam hak maksud, tujuan, prinsip dan pelaksanaan ADD. Agar
memberikan pemahaman dalam hal pengolahan dan pelaksanaan ADD kepada
seluruh perangkat ADD.
2. Tahapan Perencanaan
Mekanisme penyusunan rencana penggunaan dan pelaksanaan ADD pada
prinsipnya mengikuti mekanisme perencanaan dari bawah dan metode
perencanaan partisipatif yaitu sebagai berikut:
a. Musrembangdes: Musrembangdes dilaksanakan dalam rangka menggali
gagasan seluruh warga masyarakat mengenai perencanaan kegiatan pembangunan
dan juga menetapkan kegiatan yang dibiayai dari ADD dengan mengacu pada

87
Universitas Sumatera Utara

program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam RPJMDes. Dalam forum
musrembang tersebut juga sekaligus membentuk tim pelaksana ADD Desa.
Dalam forum musrembangdes forum dipimpin oleh kepala desa dengan dihadiri
oleh camat atau unsur kecamatan, anggota LPMD, lembaga kemasyarakat, tokoh
masyarakat dan BPD. Hasil dari musrembang inilah yang menjadi matrik rencana
kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan.
b. Penyusunan Rencana Kerja Anggaran
Dari hasil musrembangdes maka desa penerima ADD diharuskan menyusun RKA
ADD dan RKA yang sudah disusun marupakan hasil final yang tidak dapat
diganti kecuali dalam kondisi mendesak seperti bencana alam.
3. Tahapan Pelaksanaan
a. Pencairan ADD: Pencairan ADD dilaksanakan secara bertahap melalui dua
tahap dan diatur sebagai berikut:
1. Tahapan pertama besaran yang dicarikan adalah sebesar 60% dari jumlah ADD
yang diterima desa.
2. Tahapan kedua besaran yang dicarikan adalah sebesar 40% dari jumlah ADD
yang diterima desa. Namun yang menjadi catatan dalam pencairan tahapan kedua
hanya akan diberikan apabila penggunaan dan penyerapan atas pelaksanaan pada
tahapan pertama telah sesuai dengan rencana penggunaan dan penyerapan dana
atas pelaksanaan kegiatan telah mencapai sekurang-kurangnya 90%

88
Universitas Sumatera Utara

Setelah melaksanakan pencairan dana, hal yang perlu diperhatikan adalah
pertanggungjawaban pelaksanaan ADD terintegrasi dengan pertanggungjawaban
APB Desa, sehingga bentuk pertanggungjawaban adalah pertangungjawaban APB
Desa dalam hal ini adalah pertanggungjawaban Kepala Desa. Karena pada
dasarnya kepala Desa bertanggungjawab kepada rakyatnya namun dalam hal ini
pertanggungjawaban disampaikan kepada Bupati melalui perwakilan Camat.
Kepala desa wajib memberikan keterangan laporan pertanggungjawaban kepada
BPD. Disamping itu juga itu kewajiban bagi kepala desa untuk menyampaikan
informasi pokok-pokok pertanggungjawaban kepada masyatakat desa.
Sedangkan untuk laporan pertanggungjawaban ADD selain laporan
penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa, setiap pengeluaran dan
penggunaan dana ADD harus dipertanggungjawabkan oleh tim pelaksana ADD.
Pelaporan pengolahan dan pelaksanaan ADD, dilaporakan meliputi laporan
berkala yang berisi tentang pengolahan dan pelaksanaan ADD yang berisi secara
rutin setiap semester atau setiap 6 bulan sekali serta laporan akhir dari pengolahan
dan pelaksanaan ADD yang berisi perkembangan, pelaksanaan dan penyerapan
dana.
Penyampaian laporan ini dilakukan secara berkala dan berjenjang yaitu
dari tim pelaksana kepada kepala desa, selanjutnya dari kepala desa kepada tim
pembina dan pengawas tingkat kecamatan, dan selanjutnya tim pembina dan
pengawas tingkat kecamatan membuat laporan atau rekapitulasi laporan desa dari

89
Universitas Sumatera Utara

setiap

wilayahnya

dan

terakhir

laporan

kepada

bupati

melalui

pertanggungjawaban teknis pengolahan kegiatan ADD.

3.2. Implementasi Dana Desa Di Desa Halaban Kabupaten Langkat
Pelaksaanaan program Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Halaban telah
berjalan dengan baik meskipun masih ada kendala yang ditemui dalam
pelaksanaannya. Sebagaimana dengan aturan hukum yang berlaku terkhusus
Rancangan Peraturan Daerah tentang Alokasi Dana Desa dan Peraturan Bupati,
ADD bertujuan untuk pemerataan pembangunan dan meningkatkan partisipasi,
kesejahteraan serta pelayanan masyarakat desa melalui pembangunan dalam skala
desa.
Demi optimalnya kegiatan ADD, Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat
telah

mengeluarkan Peraturan Bupati Nomor 20 tahun 2015

tentang

Pengalokasian Dana Desa di Kabupaten Langkat untuk ditindak lanjuti dan
dijadikan pedoman aparat terkait yang terlibat langsung dalam pengalokasian
ADD di Kabupaten Langkat terlebih di Kecamatan Besitang Desa Halaban.
Dalam hal perencanaan pelaksanaan ADD di Desa Besitang, berdasarkan
wawancara dengan Amien Pinem selaku Sekertaris Desa yang mewakili Kepala
Desa di Desa Halaban, menyatakan :

90
Universitas Sumatera Utara

“Kami memandang positif alokasi dana desa, peraturan pemerintah
tentang dana desa telah mendapatkan perhatian lebih bagi peningkatan
angagaran desa, namum memang masih terdapat kekurangan dalam
menjalankan pengolahan dana desa. Namun secara persiapan atau
perancanaan kami selalu melakukan musrembangdes setiap kali akan
membahas anggaran desa setiap tahunnya, apalagi kalau sudah ada dana
desa, otomatis ini akan menjadi modal awal bagi kami untuk
mengembangkan desa” (wawancara tanggal 17 Januari 2017)

Hal demikian diungkapkan pula oleh, Samsir Muis (Ketua BPD)
mengungkapkan :
“ Kami bersama-sama dengan Kepala Desa, BPD, Sekdes, LKMD serta
perangkat desa lain dan tokoh masyarakat lainnya, awalnya telah
mengadakan musyawarah untuk pembentukan RAPBDes untuk anggaran
satu tahun. Rancangan tersebut akan disesuaikan dengan luas dan potensi
wilayah desa sehingga RAPBDes dapat disahkan ditandatangani oleh
BPD kemudian akan diajukan ke Kabupaten, sehingga dana desa dapat
ditransfer ke kas desa” (wawancara tanggal 17 Januari 2017)

Dari tingkatan pemerintahan tingkatan dusun, Kepala Dusun 2 , Saiful
Amri mengatakan, mengatakan :
“ Kemarin itu, telah diadakan musyawarah bersama semua elemen
masyarakat, Ketua BPD, kepala Dusun dan jajaran perangkat Desa dalam
hal membicarakan pembuatan APBDes dalam hal penyelenggaraan
pengalokasian dana ADD”. (wawancara tanggal 18 Januari 2017)

Mewakili

tokoh

masyarakat,

Supriadi

(Mantan

Kepala

Desa)

mengatakan:

91
Universitas Sumatera Utara

“ Di Desa Halaban ini sudah diadakan musyawarah bersama dengan para
tokoh masyarakat, perangkat desa, kadus serta telah terbit APBDes untuk
Desa (wawancara tanggal 18 Januari 2017)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dari berbagai narasumber dapat
ditarik kesimpulan bahwa Perangkat Desa di Desa Halaban telah melaksanakan
rancangan pengelolaan ADD di dalam APBDes selanjutnya di tetapkan menjadi
Perdes sebagaimana diatur dalam Peraturan Bupati Nomor 20 Tahun 2015,
APBDes yang disusun berdasarkan RKP Desa dan ditetapkan dengan Peraturan
Desa.
Wawancara diatas menunjukkan pula bahwa pelaksanaan Perda Nomor
20 Tahun 2008 tentang Alokasi Dana Desa telah berjalan optimal, pemerintahan
Desa Halaban telah menjalankan tugasnya dimana Kepala Desa telah
mengkordinasikan musyawarah antara Pemerintah Desa, BPD, dan Elemen Desa
mengenai rencana penggunaan ADD dan menyusun rencana Peraturan Desa
tentang APBDesa setelah disetujui bersama oleh BPD dan Kepala Desa dan
ditetapkan menjadi Peraturan Desa (Perdes) sebagaimana tertuang dalam
Pedoman Pengolahan dan Pelaksanaan Anggaran Dana Desa.
Perencanaan pelaksanaan ADD di Desa Halaban telah berjalan sesuai
dengan Peraturan perundang-undangan akan tetapi saat ini belum terlihat
maksimal program ADD yang telah disusun belum seluruhnya terlaksana,
sebagaimana diungkapakan Sekretaris Desa:

92
Universitas Sumatera Utara

“Saat ini pasca diberikannya dana desa, Desa Halaban telah membangun
sarana dan prasarana seperti pembangunan sarana pendidikan,
pengerasan jalan, serta membangun sejumlah jembatan penghubung
antara dusun, karena sarana dan prasarana dianggap mampu
meningkatkan perekonomian warga. Walaupun memang program ini
masih terbilang lambat dalam pengerjaannya. Belum semua dusun
tersentuh pembangunan dari dana desa. Ini menjadi hasil evaluasi di
tahun lalu”

ADD berperang penting dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
ADD merupakan sumber Pendapatan Desa terbesar dari sumber pendapatan desa
lainnya, hal ini dipengaruhi karena kurangnya Pendapatan Asli Desa (PAD).
Untuk Desa Halaban sendiri tanpa adanya ADD Pemerintahan Desa mungkin
sulit menjalankan tugasnya secara optimal, oleh karena itu ADD sangat berperang
dalam penyelenggaran Pemerintahan Desa di Desa Halaban, hal ini diutarakan
pula oleh Tamaruddin,S.Ag, Kepala Desa Halaban yang mengatakan:
“Dengan adanya ADD kegiatan Pemerintahan Desa dapat berjalan baik,
ADD juga bereperan sebagai pendorong peningkatan PAD. Karena ADD
jauh lebih banyak dari jumlah PAD di Desa Halaban”

Berdasarkan pendapat dari Kepala Desa diatas, dapat kita simpulkan
bahwa ADD menempatkan diri pada urutan terdepan dalam mendukung
pelaksanaan Pemerintahan Desa, oleh karena itu Pemerintah Desa diusahakan
mampu mengelola ADD sesuai dengan pedoman pelaksanaan ADD dan
menempatkan dana ADD sesuai dengan tujuan pelaksanaannya.

93
Universitas Sumatera Utara

Akan tetapi diharapkan Pemerintah Desa tidak bergantung sepenuhnya
pada ADD karena ADD bukanlah satu-satunya sumber pendapatan Desa karena
masih banyak pendapatan Desa lainnya sebagaimana dalam Undang-undang 72
Tahun 2005 tentang Desa dimana Pendapatan Desa yakni:
- Pendapatan Asli Desa (PAD)
- Bagi Hasil Pajak
- Bagi hasil retribusi
- ADD
- Bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/kota dan Desa lainnya
- Dana Hibah
- Sumbangan pihak ketiga
Oleh karena itu, ADD sebagai penyokong dana terbesar dari pendapatan
Desa Halaban diharapkan mampu menjadi pendorong peningkatan pendapatan
desa lainnya terutamanya PAD, Pemerintah Desa diharapkan mampu mengelola
ADD sebagai perangsang PAD agar nantinya Desa dapat lebih mandiri tanpa
mengharapkan ADD sehingga dana ADD dapat dipergunakan sepenuhnya untuk
kebutuhan pembangunan Desa.

94
Universitas Sumatera Utara

Tujuannya Anggaran Dana Desa, haruslah menjadi stimulus atau modal
awal dalam membangun desa. Desa boleh bergantung pada dana dari
pemerintahan pusat. Akan tetapi ini hanya sementara, tujuan awal dari undangundang dana desa sebenarnya untuk menjadikan desa mandiri tidak lagi memiliki
persoalan ekonomi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat desa.
Dalam hal pelaksanaan Alokasi Dana Desa menentukan bahwa 30% dana
ADD digunakan untuk biaya operasional pemerintahan Desa dan 70% dana ADD
digunakan untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu desa
halaban telah mebuat APBDes yang memuat peruntukan dana ADD, dalam hal
pelaksanaan aturan tersebut Desa Halaban telah membuat anggaran pendapatan
dan belanja desa tahun anggaran 2016 sebagai berikut:
1. ADD

Rp. 1.506.295.368

2. Belanja Desa
a. Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

Rp. 593.358.938

b. Bidang Pembangunan

Rp. 651.818.900

c. Bidang Pembinaan Masyarakat

Rp 127.207.030

d. Biaya tak terduga

Rp.

Jumlah Belanja

0

Rp. 1.418.938.318

95
Universitas Sumatera Utara

Surplus/Defisit

Rp. 87.357.050

3. Pembiayaan Desa
a. Penerimaan Pembiyaan

Rp. 1.506.295.368

- SILPA

Rp. 2.642.950

b. Pengeluaran Pembiayaan

Rp. 1.418.938.318

- Penyertaan Modal BUMDes

Rp. 90.000.000

Selisih Pembiayaan (a-b)

Rp. 0

Berdasarakan wawancara dengan keseluruhan narasumber, penulis dapat
menyimpulkan bahwa pelaksaanaan Peraturan Bupati Nomor 20 Tahun 2015
tentang Alokasi Dana Desa penerapannya dapat terlaksanakan di Desa Halaban
jika kita melihat dari program yang disusun dalam APBDes. Ini juga sesuai
dengan roses pembinaan, perencanaan, perananan dan pembagian ADD yang
dilakakukan instansi terkait dalam pelakasanaa ADD di Desa Halaban. Peran aktif
Pemerintahan Kecamatan sampai pemerintahan kabupaten sudah mampu
menjalankan tahapan pelaksanaan ADD, walaupun implementasi dari program itu
belum dapat kita lihat secara maksimal.

96
Universitas Sumatera Utara

3.3. Hambatan dan Capaian Pelaksanaan Pengalokasian Dana Desa
3.3.1. Hambatan Pelaksanaan Pengalokasian Dana Desa
Secara umum pelaksanaan Alokasi Dana Desa (ADD) telah berjalan
dengan baik sebagaimana aturan perundang-undangan. Namun demikian
pelaksanaan kebijakan ADD di Desa Halaban masih terdapat kendala. Hal
tersebut dapat diketahui melalui berbagai pendapat yang dikemukankan oleh
beberapa narasumber. Sekretaris Desa Halaban mengatakan:
“Kurangnya pemahaman perangkat desa tentang tehnologi terbaru
sehingga sangat menyulitkan dalam menjalankan aplikasi sistem
keuangan, menjadi harapan bagi kami membutuhkan pendamping desa
sehingga kedepannya kami bisa memaksimalkan dana desa untuk langsung
berkenaan dengan kebutuhan masyarakat”
Selain itu menurut pandangan masyarakat Desa Halaban, salah seorang
masyarakat Dusun 2 yang bernama M. Fahmi mengatakan:
“Uang dari dana desa sebenarnya banyak, tapi masih belum begitu terasa
bagi kami masyarakat kecil. Memang dibeberapa dusun sudah mulai
diperbaiki jalan, tapi didusun ini perbaikan jalan memang ada, tetapi
masih belum semua. Harapannya bisa diperhatikan perbaikan jalan di
desa ini. Saya rasa semua masyarakat desa halaban keluhannya juga pasti
persoalan jalan”

Hal serupa juga dirasakan oleh masyarakat dari dusun 4 , Sugi Yusman.
“Kalau ditanya soal hambatan dari pelaksanaan pembangunan di dusun
ini saya rasa terletak pada kurang seriusnya pembangunan jalan disini.
Sudah 20 tahun kami tidak pernah mendapatkan jatah pengerasan jalan
apalagi pengaspalan jalan. Bahkan titi yang selalu dipakai masyarakat
untuk menyeberang sudah rusak parah, tidak pernah diperbaiki. Apalagi
dibangun secara permanen. Ya kalau boleh dengan adanya dana desa ini

97
Universitas Sumatera Utara

pemerintahan desa semakin serius. Memang keluhan selama ini desa kita
selalu kekurangan dana setiap kali ingin melakukan pembangunan”

Jika dikaji dari hasil wawancara dan observasi peneliti, dapat peneliti
simpulkan hambatan yang terjadi dalam pembangunan di Desa Halaban:
1. Rendahnya Kualitas Sumber Daya Manusia Di Desa Halaban
Kualitas Sumber Daya Manusia yang ada di Desa Halaban sebagai faktor
internal yang pada umumnya tergolong rendah. Penyebabnya dilatar belakangi
oleh pendidikan dari aparatur pemerintah desa yang ada ditingkat desa masih
kurang, tetapi sebenarnya masalah ini dapat diatasi dengan memberikan
bimbingan dan kesempatan untuk mendapatkan pelatihan. Kurangnya kemampuan
yang dimliki oleh perangkat desa menyebabkan munculnya suatu masalah bahkan
untuk mendiskusikan suatu masalah pemerintah desa Halaban mengalami
kesulitan. Hal ini juga berakibat pada pengoperasian komputer.
Dalam

hal

ini kepala Desa Halaban,

mengeluhkan

minimnya

pengetahuan perangkat desa tentang IPTEK ditambah akses untuk mendapatkan
informasi soal IPTEK sangat sulit. Wajar ketika masyarakat juga terhambat dan
lambat dalam mengenal kemajuan. Dampaknya jalanya penyelenggaraan
pemerintahan di desa Halaban yang berhubungan dengan administrasi masyarakat
akan terhambat pula. Perlu adanya perhatian dari pemerintah kecamatan atau
kabupaten untuk menyelesaikan kendala atau hambatan yang rendahnya
pemahaman birokrasi tentang IPTEK.

98
Universitas Sumatera Utara

Memaksimalkan pendamping desa dalam mendampingi pemerintahan
desa halaban adalah strategi untuk bisa memaksimalkan kinerja pembangunan
desa halaban. Secara finansial dana desa harus mampu mengembangkan desa.
Pendampingan dan perhatian dari pemerintahan atasan adalah point penting untuk
mensukseskan pembangunan di desa halaban.
Selain itu pelaksanaan pelatihan tentang penggunaan IPTEK dalam
pelaksanaan pemerintahan desa harus menjadi prioritas bagi pemerintahan desa.
Pengembangan sarana pendidikan juga adalah salah satu jalan keluar dari
rendahnya pengetahuan IPTEK dikalangan masyarakat. Dalam program APBDes
Desa Halaban program pembangunan sekolah adalah program utama. Mengingat
di desa ini hanya memiliki sekolah yang sedikit. Pembangunan akses internet
dikantor-kantor, di tempat umum dan perkampungan warga adalah cara untuk
mempercepat pembangunan pemahaman tentang IPTEK.
2. Pemikiran Masyarakat Desa Yang Kurang Peduli
Upaya pemerintah desa atau kepala desa memberikan pembinaan kepada
masyarakat desa Halaban baik melalui kata-kata dan peraturan yang dibuat oleh
aparat desa cukup terhambat dengan pola pikir masyarakat yang cendrung tidak
tahu dan kesadaran masyarakat yang rendah akan kebijakan hukum yang telah
dibuat. Lemahnya Sumber Daya Manusia tidak lepas dari sisi faktor penunjang
seperti sarana dan prsarana yang memadai sehingga aspek tersebut perlu
ditingkatkan sesuai dengan tingkat kebutuhan saat ini. Dalam artian singkat

99
Universitas Sumatera Utara

kesadaran dari masyarakat terhadap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah desa
perlu perhatian khusus agar masyarakat terlibat dalam penyelenggaraan kegiatankegiatan yang diadakan oleh pemerintah desa.
Kita perlu ketahui bahwa Desa sebagai ujung tombak pemerintahan
dalam hirarki susunan pemerintahan di negara Indonesia juga mengemban amanat
otononomi sebagai konsekuensi pelaksanaan otonomi daerah yang mulai
diberlakukan

semenjak

Tahun

1999.

Dalam

upaya

peningkatan

peran

pemerintahan desa dalam memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat dan
pemberdayaan masyarakat maka pemerintahan desa perlu didukung dana dalam
melaksanakan tugas-tugasnya baik di bidang pemerintahan maupun bidang
pembangunan.
Desa mempunyai hak untuk memperoleh Alokasi Dana Desa (ADD)
yang dusalurkan melalui kas desa. Pemberian ADD merupakan wujud pemenuhan
hak desa untuk menyelenggarakan otonominya agar tumbuh dan berkembang
berdasarkan keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan
pemberdayaan masyarakat itu sendiri.
3.3.2. Capaian Pengolahan Dana Desa
Pengolahan dana desa secara umum sudah dapat dinikmati oleh masyarakat di
Desa Halaban. Beberapa masyarakat mulai merasa ada perubahan dan
pembangunan pasca dana desa dipergunakan untuk kepentingan masyarakat. Hal

100
Universitas Sumatera Utara

tersebut dapat diketahui melalui berbagai pendapat yang dikemukankan oleh
beberapa narasumber. M. Sajali, salah satu warga mengatakan:
“Sebelum ada dana desa, pembangunan desa kami tergolong sangat
lambat. Dulu jalanan ini sangat jelek, kalau sudah hujan becek. Jadi
warga pun sulit untuk bisa melewatinya. Sekarang jalannya sudah di
perkeras, sudah lumayanlah. Masyarakat juga terbantu dengan dana desa
ini”

Hal serupa juga disampaikan oleh warga lain, secara umum persoalan
warga desa halaban lebih membutuhkan pembangunan fisik dalam bentuk
pengerasan jalan dan pembangunan sarana pendidikan. Secara umum inilah
menjadi perhatian khusus dari warga. Hal ini juga sejalan dengan program yang
dijalankan oleh perangkat desa di desa halaban, hal ini disampaikan oleh kepala
desa:
“Kita sebagai perangkat desa memang selalu melakukan musyawarah
ketika akan menjalankan sebuah kegiatan. Misalnya kayak membuat
kebijakan pengerasan jalan di dusun ini, kebijakan itu lahir karena ini
hasil dari penjaringan aspirasi masyarakat. dana kita sudah ada dari dana
desa. Makanya kita butuh kerja sama antara warga dan perangkat desa”

Sebagaiama APBDes yang telah disepakati bersama, telah ada
pembagian dimana dana ADD sebesar 30% untuk gaji aparat desa dan 70% untuk
kegiatan fisik yakni berupa perintisan dan perbaikan jalan Desa Halaban. Program
ini berpacu pada pendistribusian 70% dana tersebut.

101
Universitas Sumatera Utara

Adapun rincian dari hasil pengamatan dan hasil wawancara dengan
beberapa narasumber, implementasi dari dana desa telah berhasil membangun
beberapa fasilitas dan bantuan kepada sejumlah organisasi dan lembaga
masyarakat dari hasil pembagian 70% dari ADD , berupa:
- Bantuan kepada panitia hari raya
- Bantuan generasi muda
- Perintisan dan pengerasan jalan
- Perbaikan jalan desa dan jalan dusun
- Perbaikan jembatan
- Pengadaan pompa air untuk kelompok tani
- Pemeliharaan kantor desa
- Bantuan pembinaan PKK
- Penyusunan Sistem Data Base Desa
- Perbaikan sekolah dasar
Berdasarkan paparan narasumber diatas menunjukkan jawaban yang
relatif sama dimana telah mengadakan peruntukan dana ADD jadi dapat
disimpulkan bahwa Desa Halaban telah menempatkan fungsi dan pembagian dana
ADD sesuai pada tempatnya berdasarkan aturan yang berlaku.

102
Universitas Sumatera Utara

Berdasarakan wawancara dengan keseluruhan narasumber, saya dapat
menyimpulkan bahwa pelaksaanaan Alokasi Dana Desa dan penerapannya dapat
terlaksana di Desa Halaban jika dilihat dari proses pembinaan, perencanaan,
perananan dan pembagian ADD yang dilakakukan instansi terkait dalam
pelakasanaa ADD yakni dari Pemerintah Kecamatan selaku Tim Pendamping
Kecamatan dan pemerintah Desa selaku Tim Pelaksana Tingkat Desa.

103
Universitas Sumatera Utara

BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada fokus penelitian yang
penulis temukan, maka dapat disimpulkan bahwa Pengelolaan Alokasi Dana Desa
di Desa Halaban adalah sebagai berikut:
1. Implementasi Kebijakan Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Halaban
berjalan cukup lancar. Hal ini dapat terlihat dari tahap persiapan berupa
penyusunan Daftar Usulan Rencana kegiatan (DURK), penyelesaian setiap
kegiatan sampai dengan tahap penyusunan pertanggungjawaban. Namun
demikian pencapaian tujuan Alokasi Dana Desa belum optimal. Hal ini
dapat dilihat dari pencapaian tujuan Alokasi Dana Desa (ADD), meliputi
tahapan persiapan, perencanaan dan pelaksanaan program Alokasi Dana
Desa.
2. Hambatan dalam pengalokasian dana desa terhambat oleh faktor
rendahnya sumber daya manusia di Desa Halaban, hal ini dikarenakan akses
pendidikan yang sangat rendah untuk bisa dikecap oleh masyarakat. Alhasil
kondisi ini menciptakan minimnya pengetahuan tentang IPTEK dalam
menjalankan roda pemerintahan desa di Desa halaban. Selain itu persoalan
tentang

rendahnya

partisipasi

masyarkat

menciptakan

lambatnya

104
Universitas Sumatera Utara

pembangunan. Rendahnya partisipasi masyarakat dikarenakan masih
minimnya pengtahuan masyarkat tentang program pembangunan.
4.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dikemukakan di
atas, maka dapat diberikan saran-saran yang nantinya diharapkan dapat
memperbaiki ataupun menyempurnakan pelaksanaan ADD di Desa Halaban
dimaksud adalah :
1. Sosialisasi terhadap kebijakan ADD diberikan kepada masyarakat luas
sehingga setelah memahami kebijakan ADD, masyarakat juga akan lebih
mudah untuk diajak berpartisipasi dalam pelaksanaan ADD, ikut
melestarikan hasil pelaksanaan ADD serta ikut mengawasi jalannya ADD
sesuai dengan ketentuan yang ada.
2. Para pelaksana ADD diberikan peningkatan pengetahuan melalui
pendidikan dan latihan, khususnya yang menyangkut pengelolaan IPTEK
dan pengolahan keuangan. Agar persoalan administrasi dapat berjalan
dengan lancar dan persoalan keuangan dapat di inventarisir dengan benar.
3. Sedangkan untuk mempercepat kinerja pemerintahan kordinasi antara
masyarakat dan pemerintahan harus terus dilakukan. Agar pembangunan
dengan dana miliaran tersebut dapat tepat sasaran. Serta mengurangi
kesalahan dalam pembangunan.

105
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

0 4 17

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA MENGENAI PENGELOLAAN SUMBER DANA DESA DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN DESA BERKELANJUTAN (STUDI DESA SUKOSARI KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR).

0 0 15

KEBIJAKAN PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN DANA DESA PASCA UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA UNTUK MENCIPTAKAN GOOD GOVERNMENT (Studi Kasus Desa Bogem Kecamatan Japah Kabupaten Blora).

0 0 14

Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa

0 0 103

Evaluasi Pengelolaan Dana DesaBerdasarkan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Studi Kasus Desa Halaban Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat)

0 0 15

Evaluasi Pengelolaan Dana DesaBerdasarkan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Studi Kasus Desa Halaban Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat)

0 0 2

Evaluasi Pengelolaan Dana DesaBerdasarkan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Studi Kasus Desa Halaban Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat)

0 0 32

Evaluasi Pengelolaan Dana DesaBerdasarkan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Studi Kasus Desa Halaban Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat)

0 0 26

Evaluasi Pengelolaan Dana DesaBerdasarkan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Studi Kasus Desa Halaban Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat)

0 0 2

Evaluasi Pengelolaan Dana DesaBerdasarkan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Studi Kasus Desa Halaban Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat)

0 0 5