Pengaruh Komunikasi dari Mulut Ke Mulut dan Tipe Kepribadian terhadap Intensi Perpindahan Merek Kosmetik Wardah ke Merek Kosmetik Lain Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang hal-hal yang berhubungan dengan metode
penelitian yang meliputi identifikasi variabel penelitian, definisi operasional
variabel penelitian, subjek penelitian yang mencakup populasi dan sampel
penelitian, metode pengambilan data, uji validitas, uji reliabilitas, dan metode
analisa data.

A. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Variabel tergantung

: intensi perpindahan merek (Y)

2. Variabel bebas

: komunikasi dari mulut kemulut (X1) dan

tipe kepribadian (X2)


B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Intensi Perpindahan Merek
Intensi perpindahan merek adalah keinginan seseorang untuk
membeli merek yang berbeda dari sebelumnya atau biasanya dibeli namun
dengan produk yang tetap sama yang dapat diwujudkan pada waktu dan
kesempatan yang tepat disertai upaya untuk melakukannya.
Intensi perpindahan merek akan diukur dengan menggunakan skala
intensi perpindahan merek yang disusun berdasarkan aspek yang
dikemukakan oleh Ajzen dan Fishbein (1975) yaitu

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.1
Definisi Operasional Aspek Intensi Perpindahan Merek
No
Aspek
1
Perilaku (behavior)
2


Sasaran (target)

3

Situasi (situation)

4

Waktu (time)

Definisi Operasional
Tindakan yang akan dilakukan untuk
mewujudkan perpindahan merek
Objek
yang
menjadi
sasaran
perpindahan merek
Situasi yang mendukung terjadinya
perpindahan merek

Waktu terjadinya perpindahan merek

Skor intensi perpindaahan merek diperoleh dari total skor seluruh
aspek dari skala intensi perpindahan merek. Semakin tinggi total skor yang
diperoleh, maka semakin tinggi pula intensi perpindahan merek pada
subjek. Sebaliknya, semakin rendah total skor yang diperoleh, maka
semakin rendah pula intensi perpindahan merek pada subjek.

2. Komunikasi dari Mulut ke Mulut
Komunikasi dari mulut ke mulut adalah kegiatan komunikasi yang
terjadi ketika konsumen berbagi informasi kepada konsumen lainnya
mengenai suatu produk namun tak satupun dari mereka merupakan sumber
pemasaran.
Komunikasi dari mulut ke mulut akan diukur menggunakan skala
komunikasi dari mulut ke mulut yang disusun berdasarkan aspek-aspek
yang dikemukakan oleh Harrison-Walker (2001) yaitu

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.2

Definisi Operasional Aspek Komunikasi dari Mulut ke Mulut
No
1

Aspek
Antusiasme
(Enthusiasm)

2

Detail (Detail)

3

Pujian (Praise)

Definisi Operasional
Seberapa sering individu terlibat dalam
komunikasi dari mulut kemulut dan berapa
banyak orang yang mengajaknya terlibat

dalam komunikasi dari mulut ke mulut
Seberapa banyak yang dikatakan atau
jumlah informasi yang diberikan
komunikasi dari mulut kemulut yang
bersifat
positif
(pengalaman
yang
menyenangkan, rekomendasi, dan lain
sebagainya).

Skor komunikasi dari mulut ke mulut diperoleh dari total skor
seluruh aspek dari skala komunikasi dari mulut ke mulut. Semakin tinggi
total skor yang diperoleh, maka semakin efektif komunikasi dari mulut ke
mulut yang diterima subjek. Sebaliknya, semakin rendah total skor yang
diperoleh, maka semakin tidak efektif komunikasi dari mulut ke mulut
yang diterima subjek.

3. Tipe kepribadian
Tipe kepribadian ekstrovert adalah tipe kepribadian yang

dipengaruhi oleh dunia yang ada di luar dirinya serta orientasinya tertuju
keluar, seperti suka bergaul, tanggap terhadap lingkungan, memiliki mood
yang berubah-ubah, impulsif dalam bertindak, suka kegiatan, suka
perubahan, dan beradaptasi dengan mudah.
Tipe

kepribadian

introvert

adalah

tipe

kepribadian

yang

dipengaruhi oleh dunia yang ada didalam dirinya sendiri serta orientasinya


Universitas Sumatera Utara

tertuju keadalam, seperti suka melamun, menghindari kontak sosial,
tenang, tidak terlalu emosional, berpikir dahulu sebelum bertindak, suka
termenung, tidak menyukai perubahan dan tidak mudah beradaptasi.
Tipe

kepribadian

ekstrovert

dan

introvert

akan

diukur

menggunakan indikator-indikator yang berasal dari tipologi Jung (Baron &

Wagele, 1994). Tipe ekstrovert terdiri dari beberapa indikator yaitu
Tabel 3.3
Definisi Operasional Indikator Tipe Kepribadian
Tipe
Ekstrovert

Indikator
Suka bergaul, aktif, dan
cenderung nyaman bersama
orang
Memperoleh semangat dari
luar

Tertarik dengan pengalaman
yang luas

Menemukan apa yang mereka
pikirkan dan rasakan dengan
berbicara dan bertindak


Bertindak dulu, lalu mungkin
memikirkannya

Introvert

Tidak banyak bicara, suka
merenung,
dan
berkomunikasi satu lawan
satu

Definisi Operasional
Individu yang senang bergaul,
senang berpergian dan berpesta
serta memiliki banyak teman.
Bersosialisasi menjadikan individu
bersemangat dan terinspirasi serta
mendapatkan energi dari interaksi
tersebut.
Individu yang suka pergi ke

lingkungan baru, mengenal orang
baru, dan belajar hal baru karena
memiliki rasa penasaran yang
tinggi terhadap sekitarnya.
Individu yang lebih mudah
mengungkapkan perasaan melalui
kata-kata, lebih senang bercerita
daripada mendengarkan, dan lebih
suka berdiskusi ketika dihadapkan
pada masalah
Individu
yang
mempunyai
kecendrungan bertindak dulu dan
kemudian
baru
memikirkan
konsekuensinya.
Individu yang tidak suka basa basi
dan hanya berbicara sesuatu yang

ingin mereka katakan serta merasa
lebih nyaman untuk mengobrol
secara empat mata.

Universitas Sumatera Utara

Mendapat energi
menyendiri

dengan Individu
yang
memulihkan
semangat dengan meluangkan
waktu sendirian.
Tertarik pada pengalaman Individu yang suka merenung
yang mendalam
dengan pikiran yang berkelana
kemana-mana
Menemukan apa yang mereka Individu
yang
lebih
suka
pikirkan dan rasakan dengan menganalisa,
menciptakan
dan
memikirkan
mengolah informasi secara imajinasi,
internal
tentang gagasan di dalam benak
mereka sendiri.
Berpikir dulu, baru mungkin Individu yang berhati-hati dalam
berbicara dan akan berpikir serta
bertindak
menghindari
menyampaikan
sesuatu yang sia-sia.

Skor tipe kepribadian diperoleh dari total skor seluruh indikator
dari skala tipe kepribadian. Semakin tinggi total skor yang diperoleh, maka
seseorang cenderung memiliki tipe kepribadian ekstrovert. Sebaliknya,
semakin rendah total skor yang diperoleh, maka seseorang cenderung
memiliki tipe kepribadian introvert.

C. Populasi dan Metode Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan unit analisis/hasil pengukuran
yang dibatasi oleh suatu kriteria tertentu (Rochaety, Tresnati, & Madjid
Latief, 2007). Meliza dan Fachrudin (2014) juga menyatakan bahwa
populasi merupakan seluruh karakteristik yang menjadi objek penelitian,
dimana karakteristik tersebut berkaitan dengan seluruh kelompok orang,
peristiwa atau benda yang menjadi pusat perhatian bagi peneliti.

Universitas Sumatera Utara

Rochaety, et al. (2007) menyatakan bahwa jika jumlah populasi
sangat besar maka penelitian dilakukan terhadap sebagian elemen-elemen
populasi atau yang disebut dengan penelitian sampel. Sugiyono (2010)
menyatakan bahwa sampel merupakan bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Soewadji (2012) juga
menyatakan bahwa sampel adalah sebahagian saja dari seluruh jumlah
populasi dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat dianggap
mewakiliki seluruh anggota populasi.
Bila jumlah populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua populasi, karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi harus betul-betul representatif (mewakili) (Sugiyono, 2010).
Suyabrata (2014) juga menyatakan bahwa penelitian ilmiah boleh
dikatakan hampir selalu hanya dilakukan terhadap sebagian saja dari halhal yang sebenarnya mau diteliti. Jadi penelitian hanya dilakukan
terhadap sampel, tidak terhadap populasi. Namun kesimpulankesimpulan penelitian mengenai sampel itu akan dikenakan atau
digeneralisasikan terhadap populasi.
Soewadji (2012) menyatakan bahwa sejauh ini tidak ada ketentuan
atau peraturan yang menetapkan berapa jumlah atau berapa persen dari
jumlah populasi, yaitu sampel yang harus diambil agar dianggap dapat

Universitas Sumatera Utara

mewakili seluruh anggota populasi. Namun pada dasarnya lebih besar
atau lebih banyak sampel yang dapat diambil dari populasi tertentunya
adalah lebih baik atau lebih dapat mewakili. Berdasarkan tabel sampel
Krejcie dan Morgan (dalam Sekaran, 2006), jika jumlah populasi tak
terhingga maka jumlah sampel yang diperlukan adalah 384 orang. Oleh
karena itu peneliti menggunakan sampel sebanyak 384 orang. Adapun
karakteristik populasi yang akan diteliti adalah:
a. Wanita. Wanita dipilih karena pengguna produk kosmetik
mayoritasnya adalah wanita.
b. Pengguna produk kosmetik merek Wardah

2. Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel adalah proses memilih sejumlah
elemen secukupnya dari populasi sehingga penelitian terhadap sampel
dan pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya akan membuat kita
dapat mengeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada elemen
populasi (Sarjono & Julianita, 2013). Alma (2010) juga menyatakan
bahwa metode pengambilan sampel adalah suatu cara mengambil sampel
yang representatif dari populasi. Metode pengambilan sampel penelitian
ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan
sampel nonprobabilitas yang sampelnya dipilih berdasarkan pada
karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan
karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Umar, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Meliza dan Fachrudin (2014) juga menyatakan bahwa pemilihan
purvosive sampling dilakukan karena peneliti telah memahami bahwa
informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dari satu kelompok sasaran
tertentu yang mampu memberikan informasi yang dikehendaki karena
mereka memang memiliki informasi seperti itu dan mereka memenuhi
kriteria yang ditentukan oleh peneliti.

D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah metode skala. Sebagai alat ukur, skala psikologi memiliki karakteristik
khusus yang membedakannya dari berbagai bentuk instrumen data yang lain.
Berikut beberapa karakteristik skala sebagai alat ukur psikologi yaitu (Azwar,
2012):
1. Stimulus atau aitem dalam skala psikologi berupa pernyataan atau
pertanyaan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur
melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan.
Meskipun subjek dapat dengan mudah memahami isi aitemnya namun
tidak mengetahui arah jawaban yang dikehendaki oleh aitem yang
diajukan sehingga jawaban yang diberikan subjek akan banyak tergantung
pada interpretasinya terhadap isi aitem. Karena itu jawaban yang diberikan
atau dipilih subjek lebih bersifat proyeksi diri dan perasaannya.
2. Dikarenakan atribut psikologi diungkap secara tidak langsung, maka skala
psikologi selalu berisi banyak aitem. Jawaban subjek terhadap satu aitem

Universitas Sumatera Utara

baru merupakan sebagian dari banyak indikasi mengenai atribut yang
diukur, sedangkan kesimpulan akhir sebagai suatu diagnosis diperoleh
berdasar respon terhadap semua aitem.
3. Respon subjek tidak diklafisikasikan sebagai jawaban “benar” atau
“salah”. Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur
dan sungguh-sungguh.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan tiga skala, yaitu: skala
intensi perpindahan merek, komunikasi dari mulut ke mulut dan tipe kepribadian.
1. Skala Intensi Perpindahan Merek
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala intensi
perpindahan merek yang disusun menggunakan aspek intensi perpindahan merek
yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen (1975) yaitu perilaku, sasaran, situasi
dan waktu.
Skala ini dikembangkan dengan menggunakan model likert. Aitem-aitem
dalam skala ini menggunakan pernyataan dengan lima pilihan jawaban, yaitu :
sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Skala disajikan
dalam bentuk pernyataan mendukung (favorable) dan tidak mendukung
(unfavorable). Nilai yang diberikan bergerak dari 1 sampai 5. Bobot penilaian
untuk pernyataan yang mendukung (favorable), yaitu sangat setuju = 5, setuju =
4, netral =3, tidak setuju = 2, sangat tidak setuju = 1, sedangkan untuk pernyataan
yang tidak mendukung (unfavorable), yaitu sangat setuju = 1, setuju = 2, netral
=3, tidak setuju = 4, sangat tidak setuju = 5. Skor yang diperoleh merupakan total

Universitas Sumatera Utara

skor dari seluruh aspek intensi perpindahan merek. Berikut adalah blue print yang
menyajikan distribusi aitem-aitem skala intensi perpindahan merek :
Tabel 3.4
Blue Print Skala Intensi Perpindahan Merek Sebelum Uji Coba
No
1
2
3
4

Aspek
Perilaku
Sasaran
Situasi
Waktu
Total

Aitem
Favorable
Unfavorable
7, 8
3,4
1,2
5,6
9,12
13,14
10,11
15,16
8
8

Total
4
4
4
4
16

2. Skala Komunikasi dari Mulut ke Mulut
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala komunikasi dari
mulut ke mulut yang disusun menggunakan aspek-aspek komunikasi dari mulut
ke mulut yang dikemukakan oleh Harrison-Walker (2001) yaitu antusiasme
(enthusiasm), detail (detail), pujian (praise).
Skala ini dikembangkan dengan menggunakan model likert. Aitem-aitem
dalam skala ini menggunakan pernyataan dengan lima pilihan jawaban, yaitu :
sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Skala disajikan
dalam bentuk pernyataan mendukung (favorable) dan tidak mendukung
(unfavorable). Nilai yang diberikan bergerak dari 1 sampai 5. Bobot penilaian
untuk pernyataan yang mendukung (favorable), yaitu sangat setuju = 5, setuju =
4, netral =3, tidak setuju = 2, sangat tidak setuju = 1, sedangkan untuk pernyataan
yang tidak mendukung (unfavorable), yaitu sangat setuju = 1, setuju = 2, netral
=3, tidak setuju = 4, sangat tidak setuju = 5. Skor yang diperoleh merupakan total

Universitas Sumatera Utara

skor dari seluruh aspek komunikasi dari mulut ke mulut. Berikut adalah blue print
yang menyajikan distribusi aitem-aitem skala komunikasi dari mulut ke mulut :
Tabel 3.5
Blue Print Skala Komunikasi dari Mulut ke Mulut Sebelum Uji Coba
No
1
2
3

3.

Aspek
Antusiasme
Detail
Praise
Total

Favorable
1,2,5
6,9,10
15,16,17
9

Aitem
Unfavorable
3,4,7
8,11,12
13,14,18
9

Total
6
6
6
18

Skala Tipe Kepribadian
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala tipe kepribadian

yang disusun menggunakan indikator-indikator ekstrovert dan introvert yang
berasal dari tipologi Jung (Baron & Wagele, 1994). Skala ini dikembangkan
dengan menggunakan model likert. Aitem-aitem dalam skala ini menggunakan
pernyataan dengan lima pilihan jawaban, yaitu : sangat setuju, setuju, netral, tidak
setuju dan sangat tidak setuju. Skala disajikan dalam bentuk pernyataan
mendukung (favorable) dan tidak mendukung (unfavorable).

Nilai yang

diberikan bergerak dari 1 sampai 5. Bobot penilaian untuk pernyataan yang
mendukung (favorable), yaitu sangat setuju = 5, setuju = 4, netral =3, tidak setuju
= 2, sangat tidak setuju = 1, sedangkan untuk pernyataan yang tidak mendukung
(unfavorable), yaitu sangat setuju = 1, setuju = 2, netral =3, tidak setuju = 4,
sangat tidak setuju = 5. Skor yang diperoleh merupakan total skor dari seluruh
indikator tipe kepribadian. Berikut adalah blue print yang menyajikan distribusi
aitem-aitem skala tipe kepribadian :

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.6
Blue Print Skala Tipe Kepribadian Sebelum Uji Coba
Indikator
a. Suka bergaul, aktif, dan cenderung
nyaman bersama orang
b. Tidak
banyak
bicara,
suka
merenung, dan berkomunikasi satu
lawan satu
a. Memperoleh semangat dari luar
b. Mendapat energi dengan menyendiri
a. Tertarik dengan pengalaman yang
luas
b. Tertarik pada pengalaman yang
mendalam
a. Menemukan apa yang mereka
pikirkan dan rasakan dengan
berbicara dan bertindak
b. Menemukan apa yang mereka
pikirkan dan rasakan dengan
mengolah informasi secara internal
a. Bertindak dulu, lalu mungkin
memikirkannya
b. Berpikir dulu, baru mungkin
bertindak
Total

Aitem
Favorable Unfavorable

Total

1,2,3

4,5,6

6

7,8,9

10,11,12

6

13,14,15

16,17,18

6

19,20,21

22,23,24

6

25,26,27

28,29,30

6

15

15

30

E. Validitas Dan Reliabilitas Alat Ukur
Sebuah alat ukur yang baik haruslah memiliki validitas dan reliabilitas
yang juga sama baiknya. Sebelum dilakukan analisis statistik, butir-butir
pertanyaan mutlak perlu diuji reliabilitas dan validitasnya (Sufren & Natanael,
2013).
1. Uji Validitas
Menurut Erlina (2011), untuk mengetahui apakah skala psikologi
mampu menghasilkan data yang tepat sesuai dengan tujuan ukurnya, maka
diperlukan suatu pengujian validitas. Suatu skala atau instrumen

Universitas Sumatera Utara

pengukuran dapat dikatakan valid bila skala tersebut mengukur apa yang
seharusnya diukur. Hal ini juga dinyatakan oleh Sufren dan Natanael
(2013) bahwasanya validitas terkait dengan keabsahan, apakah butir-butir
pertanyaan alat ukur secara tepat mengukur apa yang hendak kita ukur.
Validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas isi
dan konstruk. Validitas isi merupakan relevansi aitem dengan indikator
keperilakuan dan dengan tujuan ukur yang sebenarnya sudah dapat
dievaluasi lewat nalar dan akal sehat yang mampu menilai apakah isi skala
memang sudah mendukung konstrak teoritis yang diukur (Azwar, 2012).
Hartono (2010) juga menyatakan bahwa validitas isi menunjukkan tingkat
seberapa besar item-item di instrumen mewakili konsep yang diukur.
Keputusan mengenai keselarasan atau relevansi aitem dengan
tujuan skala memerlukan kesepakatan penilaian dari beberapa penilai yang
kompeten (expert judgment) (Azwar, 2012). Dalam hal ini yang bertindak
sebagai expert judgement

adalah dosen pembimbing. Hal ini sejalan

dengan pendapat Widiyoko (2012), bahwa penelitian dalam rangka tugas
akhir perkuliahan seperti tesis, maka tenaga ahlinya (expert judgment)
adalah dosen pembimbing. Expert judgment akan menilai aspek yang
digunakan oleh peneliti yaitu aspek intensi perpindahan merek, aspek
komunikasi dari mulut ke mulut, dan indikator tipe kepribadian.
Validitas konstruk menunjukkan seberapa baik hasil-hasil yang
diperoleh dari penggunaan suatu pengukur sesuai dengan teori-teori yang
digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruk (Hartono, 2010). Di sisi

Universitas Sumatera Utara

lain, Widiyoko (2012) menyatakan bahwa validitas konstruk mengacu
pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori, yaitu
yang menjadi dasar penyusunan instrumen. Sugiyono (2010) menyatakan
bahwa setelah pengujian validitas isi dari ahli selesai, maka dilakukan
pengujian validitas konstruksi dengan analisis faktor, yaitu dengan
mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam suatu faktor, dan
mengkorelasikan skor faktor dengan skor total.
Dasar pikiran penerapan analisis faktor untuk menegakkan
validitas konstruk yaitu karena perilaku individu sangat beragam, tetapi
perilaku yang sangat beragam itu diteorikan dan didasari oleh sejumlah
kecil faktor saja. Faktor-faktor ini yang sering disebut dimensi atau
komponen itu sudah tercermin dalam spesifikasi instrumen yang disusun
pada tahap awal pengembangan instrumen. Melalui analisis faktor
diperiksa ulang atau dikonfirmasikan apakah data yang diambil memang
mengandung faktor-faktor atau dimensi-dimensi yang diteorikan itu. oleh
karena itu, analisis faktor yang dilakukan adalah analisis faktor
konfirmatori (Suryabrata, 2014).
2. Daya Diskriminasi Aitem
Daya diskriminasi aitem adalah sejauh mana aitem mampu
membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan
yang tidak memiliki atribut yang diukur. Pengujian daya diskriminasi
aitem dilakukan dengan formula koefisien korelasi product moment
pearson yang menghasilakn koefisien korelasi aitem total (rix). Sebagai

Universitas Sumatera Utara

kriteria pemilihan aitem, biasanya digunakan batasan r ix ≥ 0.30. Semua
aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0.30, daya bedanya
dianggap memuaskan. Aitem yang memiliki koefisien korelasi kurang
dari 0.30 dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya beda
rendah (Azwar, 2012).
3. Uji Reliabilitas
Relilabilitas mengacu pada keterpercayaan atau konsistensi hasil
ukur, yang mengandung seberapa tinggi kecermatan pengukuran (Azwar,
2012). Hal ini juga dinyatakan oleh Sufren dan Natanael (2013)
bahwasanya reliabilitas terkait dengan keandalan alat ukur, yaitu seberapa
jauh alat ukur dapat menghasilkan hasil yang kurang-lebih sama ketika
diterapkan pada sampel yang sama.
Pendekatan reliabilitas yang prosedurnya lebih praktis dan dapat
mengatasi beberapa problem yang ditemui pada pendekatan tes-ulang
adalah pendekatan single trial administration yang menghasilkan estimasi
reliabilitas konsistensi internal (internal consistency). Salah satu formula
konsistensi internal yaitu formula koefisien alpha (Cronbach’s Alpha)
(Azwar, 2012).
Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan dengan koefisien
reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai 1.00, jika
koefisien reliabilitas mendekati angka 1 berarti semakin tinggi reliabilitas
dan jika koefisien mendekati angka 0 berarti semakin rendah
reliabilitasnya (Azwar, 2012). Sekaran (2006) berpendapat bahwa secara

Universitas Sumatera Utara

umum, keandalan kurang dari 0.60 dianggap buruk, keandalan dalam
kisaran 0.70 bisa diterima, dan lebih dari 0.8 adalah baik.

F. Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas
Alat ukur ini pada penelitian ini terdiri dari 3 skala yaitu skala intensi
perpindahan merek, komunikasi dari mulut kemulut dan tipe kepribadian. Semua
skala diujicobakan pada 100 orang wanita pengguna produk kosmetik merek
wardah dengan hasil sebagai berikut.
1. Skala Intensi Perpindahan Merek
Hasil analisis skala intensi perpindahan merek menunjukkan bahwa
seluruh aitem memiliki daya beda diatas 0.30. Koefisien korelasi aitem
total yang memenuhi kriteria bergerak dari 0.365 sampai dengan 0.793.
Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan Cronbach Alpha adalah rxx =
0.920. Hal ini berarti reliabilitas berada dalam kategori baik.
Selanjutnya dilakukan analisis faktor pada setiap aspek dengan
melihat nilai KMO, nilai MSA dan nilai loading factor. Pada aspek
perilaku (behavior), dari 4 aitem yang telah memiliki daya beda yang baik,
tidak terdapat aitem yang gugur karena nilai loading factor-nya di atas 0.5
sehingga tetap diperoleh 4 aitem dengan nilai KMO sebesar 0.813, nilai
MSA bergerak dari 0.765 sampai dengan 0.868 dan nilai loading factor
bergerak dari 0.817 sampai dengan 0.899. Aitem-aitem tersebut adalah
nomor 3,4,7,dan 8.

Universitas Sumatera Utara

Pada aspek sasaran (target), dari 4 aitem yang telah memiliki daya
beda yang baik, tidak terdapat aitem yang gugur karena nilai loading
factor-nya di atas 0.5 sehingga tetap diperoleh 4 aitem dengan nilai KMO
sebesar 0.743, nilai MSA bergerak dari 0.690 sampai dengan 0.842 dan
nilai loading factor bergerak dari 0.680 sampai dengan 0.846. Aitem-aitem
tersebut adalah nomor 1,2,5,dan 6.
Pada aspek situasi (situation), dari 4 aitem yang telah memiliki
daya beda yang baik, tidak terdapat aitem yang gugur karena nilai loading
factor-nya di atas 0.5 sehingga tetap diperoleh 4 aitem dengan nilai KMO
sebesar 0.621, nilai MSA bergerak dari 0.567 sampai dengan 0.709 dan
nilai loading factor bergerak dari 0.630 sampai dengan 0.806. Aitem-aitem
tersebut adalah nomor 9,12,13, dan 14.
Pada aspek waktu (time), dari 4 aitem yang telah memiliki daya
beda yang baik, tidak terdapat aitem yang gugur karena nilai loading
factor-nya di atas 0.5 sehingga tetap diperoleh 4 aitem dengan nilai KMO
sebesar 0.752, nilai MSA bergerak dari 0.720 sampai dengan 0.816 dan
nilai loading factor bergerak dari 0.664 sampai dengan 0.860. Aitem-aitem
tersebut adalah nomor 10,11,15 dan 16.
Tabel 3.7
Blue Print Skala Intensi Perpindahan Merek Sesudah Uji Coba
No
1
2
3
4

Aspek
Perilaku
Sasaran
Situasi
Waktu
Total

Favorable
7, 8
1,2
9,12
10,11
8

Aitem
Unfavorable
3,4
5,6
13,14
15,16
8

Total
4
4
4
4
16

Universitas Sumatera Utara

2. Skala Komunikasi dari Mulut ke Mulut
Hasil analisis skala komunikasi dari mulut ke mulut menunjukkan
bahwa seluruh aitem memiliki daya beda diatas 0.30. Koefisien korelasi
aitem total yang memenuhi kriteria bergerak dari 0.375 sampai dengan
0.779. Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan Cronbach Alpha adalah
rxx = 0.896. Hal ini berarti reliabilitas berada dalam kategori baik.
Selanjutnya dilakukan analisis faktor pada setiap aspek dengan
melihat nilai KMO, nilai MSA dan nilai loading factor. Pada aspek
antusiasme (Enthusiasm), dari 6 aitem yang telah memiliki daya beda yang
baik, tidak terdapat aitem yang gugur karena nilai loading factor-nya di
atas 0.5 sehingga tetap diperoleh 6 aitem dengan nilai KMO sebesar 0.825,
nilai MSA bergerak dari 0.778 sampai dengan 0.885 dan nilai loading
factor bergerak dari 0.694 sampai dengan 0.801. Aitem-aitem tersebut
adalah nomor 1,2,3,4,5, dan 7.
Pada aspek detail (detail), dari 6 aitem yang telah memiliki daya
beda yang baik, tidak terdapat aitem yang gugur karena nilai loading
factor-nya di atas 0.5 sehingga tetap diperoleh 6 aitem dengan nilai KMO
sebesar 0.766, nilai MSA bergerak dari 0.746 sampai dengan 0.783 dan
nilai loading factor bergerak dari 0.592 sampai dengan 0.787. Aitem-aitem
tersebut adalah nomor 6,8,9,10,11 dan 12.
Pada aspek pujian (praise), dari 6 aitem yang telah memiliki daya
beda yang baik, terdapat 3 aitem yang gugur karena nilai loading factornya di bawah 0.5, yaitu aitem nomor 14,17 dan 18 sehingga diperoleh 3

Universitas Sumatera Utara

aitem dengan nilai KMO sebesar 0.664, nilai MSA bergerak dari 0.554
sampai dengan 0.790 dan nilai loading factor bergerak dari 0.551 sampai
dengan 0.875. Aitem-aitem tersebut adalah nomor 13,15 dan 16.

Tabel 3.8
Blue Print Skala Komunikasi dari Mulut ke Mulut Sesudah Uji Coba
No

Aspek

1
2
3

Antusiasme
Detail
Pujian
Total

Favorable
1,2,5
6,9,10
15,16,17
8

Aitem
Unfavorable
3,4,7
8,11,12
13,14,18
7

Total
6
6
3
15

3. Skala Tipe Kepribadian
Hasil analisis skala tipe kepribadian menunjukkan bahwa dari 30
aitem, terdapat 28 aitem yang memiliki daya beda diatas 0.30. Ada 2
aitem yang gugur (daya beda dibawah 0.30), yaitu aitem nomor 14 dan 22.
Koefisien korelasi aitem total yang memenuhi kriteria bergerak dari 0.310
sampai dengan 0.626. Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan Cronbach
Alpha adalah rxx = 0.883. Hal ini berarti tingkat reliabilitas sangat tinggi.
Selanjutnya dilakukan analisis faktor pada setiap aspek dengan
melihat nilai KMO, nilai MSA dan nilai loading factor. Pada indikator
suka bergaul, aktif, dan cenderung nyaman bersama orang vs tidak banyak
bicara, suka merenung, dan berkomunikasi satu lawan satu, dari 6 aitem
yang telah memiliki daya beda yang baik, tidak terdapat aitem yang gugur
karena nilai loading factor-nya di atas 0.5 sehingga tetap diperoleh 6 aitem
dengan nilai KMO sebesar 0.762, nilai MSA bergerak dari 0.735 sampai

Universitas Sumatera Utara

dengan 0.875 dan nilai loading factor bergerak dari 0.500 sampai dengan
0.806. Aitem-aitem tersebut adalah nomor 1, 2,3,4,5, dan 6.
Pada indikator memperoleh semangat dari luar vs mendapat energi
dengan menyendiri, dari 6 aitem yang telah memiliki daya beda yang baik,
terdapat 3 aitem yang gugur karena nilai loading factor-nya di bawah 0.5,
yaitu aitem nomor 10,11, dan 12 sehingga diperoleh 3 aitem dengan nilai
KMO sebesar 0722, nilai MSA bergerak dari 0.655 sampai dengan 0.829
dan nilai loading factor bergerak dari 0.836 sampai dengan 0.896. Aitemaitem tersebut adalah nomor 7,8, dan 9.
Pada indikator tertarik dengan pengalaman yang luas vs tertarik
pada pengalaman yang mendalam, dari 5 aitem yang telah memiliki daya
beda yang baik, terdapat 2 aitem yang gugur karena nilai loading factornya di bawah 0.5, yaitu aitem nomor 13 dan 15 sehingga diperoleh 3 aitem
dengan nilai KMO sebesar 0.591, nilai MSA bergerak dari 0.630 sampai
dengan 0.716 dan nilai loading factor bergerak dari 0.822 sampai dengan
0.834. Aitem-aitem tersebut adalah nomor 16,17, dan 18.
Pada indikator menemukan apa yang mereka pikirkan dan rasakan
dengan berbicara dan bertindak vs menemukan apa yang mereka pikirkan
dan rasakan dengan mengolah informasi secara internal, dari 5 aitem yang
telah memiliki daya beda yang baik, terdapat 2 aitem yang gugur karena
nilai loading factor-nya di bawah 0.5, yaitu aitem nomor 23 dan 24
sehingga diperoleh 3 aitem dengan nilai KMO sebesar 0.569, nilai MSA
bergerak dari 0.502 sampai dengan 0.667 dan nilai loading factor bergerak

Universitas Sumatera Utara

dari 0.771 sampai dengan 0.799. Aitem-aitem tersebut adalah nomor
19,20, dan 21.
Pada indikator bertindak dulu, lalu mungkin memikirkannya vs
berpikir dulu, baru mungkin bertindak, dari 6 aitem yang telah memiliki
daya beda yang baik, terdapat 3 aitem yang gugur karena nilai loading
factor-nya di bawah 0.5, yaitu aitem nomor 25,26, dan 27 sehingga
diperoleh 3 aitem dengan nilai KMO sebesar 0.750, nilai MSA bergerak
dari 0.667 sampai dengan 0.841 dan nilai loading factor bergerak dari
0.764 sampai dengan 0.904. Aitem-aitem tersebut adalah nomor 28,29 dan
30.
Tabel 3.9
Blue Print Skala Tipe Kepribadian Sesudah Uji Coba
No

Indikator

1

Suka bergaul, aktif, dan cenderung
nyaman bersama orang vs tidak banyak
bicara,
suka
merenung,
dan
berkomunikasi satu lawan satu
Memperoleh semangat dari luar vs
mendapat energi dengan menyendiri
Tertarik dengan pengalaman yang luas
vs tertarik pada pengalaman yang
mendalam
Menemukan apa yang mereka pikirkan
dan rasakan dengan berbicara dan
bertindak vs menemukan apa yang
mereka pikirkan dan rasakan dengan
mengolah informasi secara internal
Bertindak
dulu,
lalu
mungkin
memikirkannya vs berpikir dulu, baru
mungkin bertindak
Total

2
3

4

5

Aitem
Favorable
Unfavorable

Total

1,2,3

4,5,6

3

7,8,9

10,11,12

3

13,14,15

16,17,18

3

19,20,21

22,23,24

3

25,26,27

28,29,30

3

9

9

18

Universitas Sumatera Utara

G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari 3 tahap. Ketiga tahap tersebut
adalah tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengolahan data.
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, peneliti merancang sendiri alat ukur yang
terdiri dari tiga skala yaitu skala intensi perpindahan merek, komunikasi
dari mulut ke mulut, dan tipe kepribadian yang dibuat berdasarkan teori
yang telah diuraikan pada bab II. Dalam merancang semua alat ukur,
peneliti dibantu oleh dosen pembimbing yang berperan sebagai
professional judgment. Masing-masing skala tersebut ditelaah oleh dosen
pembimbing untuk melihat kesesuaian antara item yang dibuat dengan
aspek yang hendak diukur. Peneliti membuat jumlah aitem yang
bervariasi pada masing-masing skala dimana skala intensi perpindahan
merek memiliki jumlah aitem sebanyak 16, komunikasi dari mulut ke
mulut sebanyak 18, dan tipe kepribadian sebanyak 30 item. Skala-skala
tersebut dibuat dalam bentuk booklet.
Setelah alat ukur selesai dibuat, peneliti mengujicobakannya
kepada 100 orang wanita pengguna produk kosmetik merek Wardah pada
tanggal 2 April s.d. 8 April 2016. Subjek diminta untuk memberikan
respon pada skala intensi perpindahan merek, komunikasi dari mulut ke
mulut, dan tipe kepribadian. Sebelumnya peneliti meminta kesediaan
subjek untuk mengisi alat ukur tersebut. Setelah melakukan uji coba alat
ukur maka peneliti melanjutkan dengan pengujian reliabilitas dan

Universitas Sumatera Utara

validitas alat ukur dengan menggunakan program SPSS for windows 16
version.

2. Tahap Pelaksanaan
Peneliti kemudian melanjutkan pengambilan data di Kota Medan.
Subjek dalam penelitian ini adalah wanita pengguna produk kosmetik
merek Wardah. Peneliti memberikan alat ukur berupa skala intensi
perpindahan merek, komunikasi dari mulut ke mulut dan tipe kepribadian
kepada 384 orang subjek. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 14
April s.d. 23 April 2016. Subjek memberikan respon setelah terlebih
dahulu dimintai kesediaannya untuk mengisi alat ukur tersebut.

3. Tahap Pengolahan Data
Setelah diperoleh data dari masing-masing subjek penelitian, maka
untuk pengolahan data selanjutnya, diolah dengan menggunakan bantuan
program komputer SPSS for windows 16 version.

H. Kategorisasi Tipe Kepribadian
Berikut rumus perhitungan kategorisasi tipe kepribadian :
Se = SD (1 – rtt)

Keterangan :

= 0.4881-0.841

SE = eror standar dalam pengukuran

= 0.698 x 0.398

SD = standar deviasi

= 0.277804

rtt = koefisien reliabilitas

Universitas Sumatera Utara

58

Me = ½ (imax + imin) ∑

Keterangan :
Me = Mean empirik

= ½ (5+1) 18 = 54

imax = skor maksimal item
imin = skor minimal item
∑ = jumlah item

Dengan demikian estimasi fluktuasi skor skala yaitu :



Me - z(/2)Se

Me + z(/2)Se

54 - z( .05/2)(0.277804)

54 + z( .05/2)(0.277804)

54 - z ( .025) (0.277804)

54 + z ( .025) (0.277804)

54 – 1.960 (0.277804)

54 + 1.960 (0.277804)

54 – 0.54449584

54 + 0.54449584

53.4555

54.54449584

Introvert
52 kebawah

Ekstrovert
53 dan 54

55 keatas

Keterangan :
Dari 298 subjek penelitian, dihasilkan kategorisasi tipe kepribadian sebagai
berikut :
Tipe kepribadian ektrovert

= 158

Tipe kepribadian introvert

= 105

Tidak terklasifikasikan

= 35

Universitas Sumatera Utara

58

I. Metode Analisis Data
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode analisa
statistika, yaitu anakova. Sebelum pengujian hipotesis, dilakukan uji asumsi klasik
terlebih dahulu, yaitu uji normalitas, homogenitas, dan linearitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data dimaksudkan untuk memastikan bahwa data
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal (Sumanto, 2014).
Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan
normalitas harus terpenuhi yaitu data berasal dari distribusi yang normal
(Priyatno, 2008). Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan uji one-sample kolmogorov-smirnov dan dengan bantuan
program komputer SPSS versi 16.0 for windows. Jika signifikansi yang
diperoleh lebih besar dari .05, maka sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal (Sumanto, 2014).
2. Uji linearitas
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel secara
signifikan mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan
(Priyatno, 2008). Sarjono dan Julianita (2013) juga menyatakan bahwa
pengujian linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang kita
miliki sesuai dengan garis linear atau tidak (apakah hubungan antar
variabel yang hendak dianalisis mengikuti garis lurus atau tidak). Jadi
peningkatan atau penurunan kuantitas di salah satu variabel akan diikuti
secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas di variabel lainnya

Universitas Sumatera Utara

Pengujian pada SPSS dengan menggunakan test for linearity
dengan taraf signifikansi

.05. Dua variabel dikatakan mempunyai

hubungan yang linear bila nilai signifikansi pada linearity kurang dari .05
(Priyatno, 2008).
3. Uji homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa
kelompok atau lebih data sampel berasal dari populasi yang memiliki
variansi yang sama (Sumanto, 2014). Priyatno (2008) juga menyatakan
bahwa uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa
varian populasi adalah sama atau tidak. Pengukuran homogenitas
dilakukan melalui Levene’s Test dengan bantuan SPSS for windows 16
version. Sebagai kriteria pengujian, Jika nilai signifikansi yang diperoleh
lebih dari .05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih
kelompok adalah sama.

4. Uji homogeneity of regression sloves
Uji homogeneity of regression sloves dimaksudkan untuk
memperlihatkan bahwa tidak ada interaksi antara kovariat dan variabel
independen. Jika pengujian interaksi tidak signifikan (nilai signifikansi
yang diperoleh lebih dari .05) maka penggunaan anakova dapat dilanjutkan
dengan melakukan analisis ulang tanpa masuk ke model.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas keseluruhan hasil penelitian. Pembahasan dimulai
dengan memberikan gambaran umum sampel penelitian. Selain itu, ada hasil
penelitian, analisis dan interpretasi data penelitian serta pembahasan.
A. Gambaran Umum Subjek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah wanita yang menggunakan produk
kosmetik merek Wardah. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 263 orang
yang telah memenuhi karakteristik populasi penelitian. Dari subjek penelitian
tersebut didapatkan gambaran berdasarkan usia, status pekerjaan, pendidikan
terakhir, penghasilan/uang saku, dan masa pemakaian kosmetik Wardah.

1. Gambaran Subyek Berdasarkan Usia
Papalia, Old, dan Feldman (2007) menyatakan bahwa kategori usia dibagi
atas tiga yaitu remaja (11-19 tahun), dewasa awal (20-40 tahun), dan dewasa
tengah (41-65 tahun). Berdasarkan usianya, maka diperoleh gambaran penyebaran
subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel 4.1.
Tabel 4.1.
Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia
Usia
11-19
20-40
41-65
Total

Jumlah (N)
17
224
22
263

Persentase (%)
6.4
85.2
8.4
100%

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan tabel 4.1. dapat dilihat bahwa subjek penelitian yang berada
pada rentang usia 11-19 tahun adalah sebanyak 17 orang (6.4%), sementara itu
subjek penelitian yang berada pada rentang usia 20-40 tahun adalah sebanyak 224
orang (85.2%), dan subjek penelitian yang berusia 41-65 tahun adalah sebanyak
22 orang (8.4%).

2. Gambaran Subyek Berdasarkan Aktivitas
Berdasarkan aktivitas, maka diperoleh gambaran penyebaran subjek
penelitian seperti yang tertera pada tabel 4.2.
Tabel 4.2.
Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Aktivitas
Aktivitas
Jumlah (N)
Persentase (%)
Jobseeker
8
3.0%
Ibu rumah tangga
41
15.6%
Pelajar/Mahasiswi
88
33.4%
Bekerja
126
48%
Total
263
100%

Berdasarkan tabel 4.2. dapat dilihat bahwa subjek penelitian yang Jobseeker
adalah sebanyak 8 orang (3.0%), ibu rumah tangga sebanyak 41 orang (15.6%),
pelajar/mahasiswi sebanyak 88 orang (33.4%%), dan yang bekerja sebanyak 126
orang (48%).

3. Gambaran Subyek Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Berdasarkan tingkat pendidikannya, maka diperoleh gambaran penyebaran
subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel 4.3.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.3.
Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan
Jumlah (N)
Persentase (%)
SMP
11
4.2%
SMA
94
35.7%
Diploma
20
7.6%
S1
131
49.8%
S2
7
2.7%
Total
263
100%

Berdasarkan tabel 4.3. dapat dilihat bahwa subjek penelitian yang
pendidikan terakhirnya SMP sebanyak 11 orang (4.2%), SMA sebanyak 94 orang
(35.7%%), Diploma sebanyak 20 orang (7.6%), S1 sebanyak 131 orang (49.8%),
dan S2 sebanyak 7 orang (2.7%).

4. Gambaran Subyek Berdasarkan Penghasilan atau Uang Saku
Berdasarkan Penghasilan atau uang saku, maka diperoleh gambaran
penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel 4.4.
Tabel 4.4.
Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Penghasilan atau Uang Saku
Penghasilan/Uang Saku
Jumlah (N)
Persentase
< Rp. 1.000.000/bulan
82
31.2%
Rp. 1.000.000 – Rp. 3.000.000/bulan
117
44.5%
Rp. 3.000.000 – Rp. 5.000.000/bulan
42
16.0%
> Rp.5.000.000/bulan
22
8.4%
Total
263
100%
Berdasarkan tabel 4.4. dapat dilihat bahwa subjek penelitian yang memiliki
penghasilan/uang saku sebesar < Rp. 1.000.000/bulan adalah sebanyak 82 orang
(31.2%), subjek yang memiliki penghasilan/uang saku sebesar Rp. 1.000.000 –
Rp. 3.000.000/bulan adalah sebanyak 117 orang (44.5%), subjek yang memiliki

Universitas Sumatera Utara

penghasilan/uang saku sebesar Rp. 3.000.000 – Rp. 5.000.000/bulan adalah
sebanyak 42 (16.0%), dan subjek yang memiliki penghasilan/uang saku sebesar >
Rp.5.000.000/bulan adalah sebanyak 22 orang (8.4%).

5. Gambaran Subyek berdasarkan Masa Pemakaian
Berdasarkan masa pemakaian, maka diperoleh gambaran penyebaran subjek
penelitian seperti yang tertera pada tabel 4.5.
Tabel 4.5.
Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Masa Pemakaian
Masa Pemakaian
Jumlah (N)
Persentase
< 1 tahun
32
12.2%
1 - 3 tahun
117
44.5%
3 - 5 tahun
65
24.7%
> 5 tahun
49
18.6%
Total
263
100%

Berdasarkan tabel 4.5. dapat dilihat masa pemakaian pada subjek dengan
jangka waktu < 1 tahun sebanyak 32 orang (12.2%), 1-3 tahun sebanyak 117
orang (44.5%), 3-5 tahun sebanyak 65 orang (24.7%), dan > 5 tahun sebanyak 49
orang (18.6%).

B. Hasil Penelitian
1. Hasil Uji Asumsi
Sebelum analisa data dilakukan, ada beberapa syarat yang harus dilakukan
terlebih dahulu, yaitu uji asumsi normalitas sebaran, linieritas, homogenitas dan
uji homogeneity of regression sloves. Keempat uji ini akan menentukan metode

Universitas Sumatera Utara

analisis selanjutnya, yakni menggunakan pendekatan statistika parametrik atau
statistika nonparametrik. Uji asumsi tersebut dilakukan dengan bantuan SPSS
version 16.0 for Windows.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa sampel
diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas sebaran
menggunakan uji one-sample Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji normalitas
dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6.
Hasil Uji one-sample Kolmogorov-Smirnov
Variabel

p

Keterangan

Intensi Perpindahan Merek

.188

Normal

Komunikasi dari mulut ke mulut

.150

Normal

Berdasarkan tabel 4.6. dapat diketahui bahwa variabel intensi
perpindahan merek p> .05, artinya populasi data intensi perpindahan
merek terdistribusi normal dan pada variabel komunikasi dari mulut ke
mulut p> .05 yang artinya populasi data komunikasi dari mulut ke mulut
juga terdistribusi normal. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa
populasi data intensi perpindahan merek dan komunikasi dari mulut ke
mulut berdistribusi normal. Selain dengan uji statistik, uji normalitas dapat
juga diketahui dengan analisis grafik yaitu P-P plot. Hasil analisis grafik
dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Universitas Sumatera Utara

Hasil output di atas menunjukkan bahwa scatter plot mengikuti garis
linear, sehingga dapat dikatakan bahwa data variabel intensi perpindahan
merek dan komunikasi dari mulut ke mulut berdistribusi normal

Universitas Sumatera Utara

b. Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel secara
signifikan mempunyai hubungan yang linier atau tidak. Dalam penelitian
ini, Hasil uji linearitas dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7.
Hasil Uji Test For Linearity
Model
komunikasi dari mulut ke
mulut*Intensi perpindahan
merek

p

Keterangan

.000

Hubungan linier

Berdasarkan tabel 4.7. dapat diketahui nilai signifikansi sebesar
.000. Hal ini berarti bahwa ada hubungan yang linier antara komunikasi
dari mulut ke mulut dengan intensi perpindahan merek. Pernyataan ini
mengindikasikan bahwa asumsi anakova telah terpenuhi.

c. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa
kelompok atau lebih data sampel berasal dari populasi yang memiliki
variansi yang sama. Pengukuran homogenitas dilakukan melalui levene’s
test. Dalam penelitian ini, Hasil uji homogentias dapat dilihat pada tabel
4.8. berikut:
Tabel 4.8.
Hasil Uji Levene’s Test
F
df1
2.737
1

df2
261

p
.099

Keterangan
Homogen

Universitas Sumatera Utara

Dari tabel 4.8. dapat diketahui nilai signifikansi sebesar .099. Hal ini
berarti bahwa tipe kepribadian introvert dan tipe kepribadian ekstrovert
memiliki varians yang berbeda atau dapat dikatakan sampel penelitian ini
homogen.
d. Uji Homogeneity of Regression Sloves
Uji homogeneity of regression sloves dimaksudkan untuk
memperlihatkan bahwa tidak ada interaksi antara kovariat dan variabel
independen.
Tabel 4.9.
Hasil Uji Homogeneity of Regression Sloves
Variabel
tipekepri*
wom

Type III Sum
of Squares
.585

df

MS

F

p

1

.585

.007

.932

Dari tabel 4.9. dapat diketahui nilai signifikansi sebesar .932. Hal ini
berarti tidak ada interaksi antara variabel tipe kepribadian dan komunikasi
dari mulut ke mulut sehingga penggunaan anakova dapat dilanjutkan
dengan melakukan analisis ulang tanpa masuk ke model.

2. Hasil Utama Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai pengaruh komunikasi dari mulut
ke mulut terhadap intensi perpindahan merek, pengaruh tipe kepribadian terhadap
intensi perpindahan merek, pengaruh komunikasi dari mulut ke mulut dan tipe
kepribadian terhadap intensi perpindahan merek dengan menggunakan analisis

Universitas Sumatera Utara

kovarian (anakova). Selain itu, akan diuraikan juga mengenai gambaran intensi
perpindahan merek dan gambaran komunikasi dari mulut ke mulut.

a. Pengaruh Komunikasi dari Mulut ke Mulut terhadap Intensi
Perpindahan Merek
Hipotesis pertama pada penelitian ini adalah ada pengaruh komunikasi dari
mulut ke mulut terhadap intensi perpindahan merek. Dari hasil uji anakova
diperoleh hasil seperti tabel 4.10. di bawah ini:
Tabel 4.10.
Hasil Uji Anakova Komunikasi dari Mulut Kemulut dan Intensi Perpindahan
Merek
Variabel
Komunikasi dari
mulut kemulut

Type III Sum
of Squares

df

9308.143

1

MS

F

9308.143 115.152

p

Partial Eta
Squared

.000

.307

Berdasarkan Tabel 4.10. terlihat bahwa angka signifikansi untuk variabel
komunikasi dari mulut ke mulut adalah .000. Karena nilainya di bawah .05 maka
H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh komunikasi dari
mulut ke mulut terhadap intensi perpindahan merek. Sumbangan komunikasi dari
mulut ke mulut terhadap intensi pepindahan merek adalah sebesar 30.7 persen.

b. Pengaruh Tipe Kepribadian terhadap Intensi Perpindahan Merek

Universitas Sumatera Utara

Hipotesis kedua pada penelitian ini adalah ada pengaruh tipe kepribadian
terhadap intensi perpindahan merek. Dari hasil uji anakova diperoleh hasil seperti
tabel 4.11. di bawah ini:
Tabel 4.11.
Hasil Uji Anakova Tipe Kepribadian dan Intensi Perpindahan Merek
Variabel
Tipe kepribadian

Type III Sum
of Squares
467.671

df

MS

F

p

1

467.671

5.786

.017

Partial Eta
Squared
.022

Berdasarkan Tabel 4.11. terlihat bahwa angka signifikansi untuk variabel
tipe kepribadian adalah .017, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
tipe kepribadian terhadap intensi perpindahan merek.
Tabel 4.12.
Tabel Deskriptif Tipe Kepribadian
Tipe kepribadian

M

SD

N

Introvert

46.2571

10.49545

105

Ekstrovert

45.9684

10.96283

158

Total

46.0837

10.75937

263

Berdasarkan tabel 4.12. rerata intensi perpindahan merek pada tipe
kepribadian introvert (M=46.2571; SD=10.49545) lebih tinggi dibandingkan
dengan tipe kepribadian ekstrovert (M=45.9684; SD=10.96283). Oleh karena itu
dapat disimpulkan bahwa tipe kepribadian introvert lebih berpengaruh terhadap
intensi perpindahan merek dibanding tipe kepribadian ekstrovert. Sumbangan

Universitas Sumatera Utara

efektif tipe kepribadian terhadap intensi perpindahan merek adalah sebesar 2.2
persen.
c. Pengaruh Komunikasi dari Mulut ke Mulut dan Tipe Kepribadian
terhadap Intensi Perpindahan Merek
Hipotesis ketiga pada penelitian ini adalah ada pengaruh komunikasi dari
mulut ke mulut dan tipe kepribadian terhadap intensi perpindahan merek. Dari
hasil uji anakova diperoleh hasil seperti tabel 4.13. di bawah ini:
Tabel 4.13.
Hasil Uji Anakova Komunikasi dari Mulut ke Mulut dan Tipe Kepribadian
terhadap Intensi Perpindahan Merek
Source

Type III Sum of
Squares

Df

MS

F

p

Partial Eta
Squared

Corrected Model

9313.404a

2

4656.702

57.608

.000

.307

Intercept

307.075

1

307.075

3.799

.052

.014

Wom

9308.143

1

9308.143

115.152

.000

.307

Tipekepri

467.671

1

467.671

5.786

.017

.022

Error

21016.756

260

80.834

Total

588864.000

263

Corrected Total

30330.160

262

a. R Squared = .307 (Adjusted R Squared = .302)

Untuk mengetahui pengaruh komunikasi dari mulut ke mulut dan tipe
kepribadian terhadap intensi perpindahan merek secara simultan dapat dilihat dari

Universitas Sumatera Utara

angka signifikansi pada tabel 4.13. dibagian Corrected Model. Terlihat bahwa
angka signifikansinya adalah sebesar .000. Karena nilai signifikansi jauh di bawah
.05 maka H0 ditolak. Sehingga pada tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan
bahwa secara simultan komunikasi dari mulut ke mulut dan tipe kepribadian
berpengaruh terhadap intensi perpindahan merek. Sumbangan efektif komunikasi
dari mulut ke mulut dan tipe kepribadian terhadap intensi perpindahan merek
adalah sebesar 30.7 persen.
Tabel 4.14.
Tabel Deskriptif Tipe Kepribadian dan Komunikasi dari Mulut ke Mulut
Efektif
Tidak efektif

Intro
Rerata 49.51
Rerata 39.07
Rerata = 44.29

Ekstro
Rerata 48.67
Rerata 37.86
Rerata = 43.265

Berdasarkan tabel 4.14. rerata intensi perpindahan merek pada tipe
kepribadian introvert dengan komunikasi dari mulut ke mulut yang efektif
(M=49.51) lebih tinggi dibandingkan dengan tipe kepribadian ekstrovert dengan
komunikasi dari mulut ke mulut yang efektif (M=48.67). Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa tipe kepribadian introvert dengan komunikasi dari mulut ke
mulut yang efektif lebih berpengaruh terhadap intensi perpindahan merek
dibanding tipe kepribadian ekstrovert dengan komunikasi dari mulut ke mulut
yang efektif.

Universitas Sumatera Utara

d. Gambaran Intensi Perpindahan Merek
Gambaran intensi perpindahan merek dilihat berdasarkan nilai mean,
minimum dan maksimum dari subjek penelitian. Nilai tersebut dapat dilihat dalam
tabel 4.15. berikut :
Tabel 4.15.
Gambaran Umum Skor Intensi Perpindahan Merek Berdasarkan Mean Empirik
Intensi perpindahan
merek
Valid N (listwise)

N
263

Minimum
21.00

Maximum
72.00

M
46.08

SD
10.75937

263

Berdasarkan tabel 4.15. diperoleh nilai mean empirik untuk skor intensi
perpindahan merek adalah 46.0837 dengan nilai minimum adalah 21 dan nilai
maksimum adalah 72. Selain itu, juga dilihat mean hipotetik yang memperoleh
nilai mean, minimum dan maksimum berdasarkan skala intensi perpindahan
merek. Nilai tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.16. berikut :
Tabel 4.16.
Gambaran Umum Skor Intensi Perpindahan Merek Berdasarkan Mean Hipotetik
Intensi perpindahan
merek

N

Minimum

Maximum

M

SD

263

16

80

48

10.7

Berdasarkan tabel 4.16. diperoleh nilai mean untuk skor intensi perpindahan
merek adalah 48 dengan nilai minimum adalah 16 dan nilai maksimum adalah 80.
Nilai ini digunakan untuk norma kategorisasi sebagai dasar dalam pengelompokan
tingkat intensi perpindahan merek.

Universitas Sumatera Utara

Perbandingan nilai mean empirik dan mean hipote