MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI docx

MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI
Konsep Dasar Manajemen Proyek
Pengertian Manajemen Proyek









Menurut Koontz dan Cyril O’donnel Manajemen adalah usaha untuk
mencapai/menggapai tujuan tertentu melalui kegiatan/usaha orang lain.
Menurut R.Terry Manajemen adalah suatu proses unik dan khas yang terdiri atas
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, serta penggerakan dan
pengendalian yang dilakukan guna menentukan arah serta mencapai tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya melalui pemanfaatan SDM serta sumber daya lain.
Adapun kata proyek menurut ahli Husen (2009:4), proyek adalah gabungan dari
sumber-sumber daya seperti manusia material, peralatan, dan modal/ biaya yang
dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai sasaran dan

tujuan.
Menurut Larson (2006:3), Proyek adalah usaha yang kompleks, tidak rutin, yang
dibatasi oleh waktu, anggaran, sumber daya, dan spesifikasi kinerja yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Sehingga manajemen proyek adalah sebagai proses kegiatan untuk melakukan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian atas sumber daya
organisasi. Sebuah sistem informasi manajemen proyek (PMIS) dapat menjadi
kerangka kerja untuk memandu kemajuan proyek dan membantu untuk
meningkatkan tingkat keberhasilannya.

Definisi dan Pengertian Manajemen Proyek
Definisi Manajemen Proyek









Menurut PMBOK, Manajemen Proyek adalah aplikasi dari pengetahuan,
keahlian, alat dan teknik untuk melaksanakan aktivitas sesuai dengan kebutuhan
proyek
Menurut Budi santoso (2003;3), Manajemen Proyek adalah kegiatan
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan sumber
daya organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu
dengan sumber daya tertentu. Manajemen proyek mempergunakan personel
perusahaan untuk ditempatkan pada tugas tertentu dalam proyek.
menurut Ervianto (2005:21), Manajemen Proyek adalah semua perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan)
hingga berakhirnya proyek untuk menjamin pelaksanaan proyek secara tepat
waktu, tepat biaya dan tepat mutu.
menurut Nicholas (2001;9), Manajemen Proyek adalah manajemen yang lebih
sederhana, yang operasi-operasinya berulang dimana pasar dan teknologinya

dapat diprediksi, ada kepastian tentang antisipasi hasil, lebih sedikit organisasi
yang dilibatkan.

Karakteristik Proyek
Sebuah proyek bukanlah sebuah aktivitas rutin atau aktivitas sehari-hari yang dilakukan

oleh organisasi, melainkan aktivitas tidak rutin dengan rentang waktu tertentu yang dapat
memberikan dampak pada kelangsungan hidup bisnis organisasi yang bersangkutan
dalam jangka panjang. Pada umumnya, sebuah proyek memiliki karakteristik sebagai
berikut :


Waktu (Timeline) : Proyek memiliki timeline atau garis waktu yang pasti dengan
titik awal dan titik akhir yang terukur.



Sumber Daya (Resource) : Sebuah proyek memiliki sumber daya modal dan
tenaga kerja yang terbatas.



Alat (Tools) : Menggunakan alat-alat (tools) dan teknik khusus digunakan untuk
manajamen proyek, contohnya Gantt Chart.




Tim (Team) : Manajemen Proyek memerlukan tim yang beragam dari berbagai
departemen dan fungsi.

Segitiga Manajemen Proyek dan Tahapan Manajemen Proyek

Segitiga Manajemen Proyek atau Project Management Trianglesuatu model
Manajemen Proyek yang digunakan oleh para Manajer Proyek untuk menganalisis
dan memahami kesulitan yang mungkin akan terjadi pada saat penerapan dan
pelaksanaan proyek. Boleh dikatakan bahwa hampir semua proyek bakal akan
mengalami kendala-kendala dalam pelaksanaannya, baik itu kendala yang berskala

besar maupun yang kecil. Namun kendala-kendala tersebut tidak boleh dijadikan
penghambat dalam menyukseskan pelaksanaan proyek. Semua kendala harus
diatasi dan dicari cara untuk menyelesaikannya. Pada umumnya, terdapat Tiga
Kendala Utama yang saling berketergantungan dalam suatu proyek yaitu Waktu,
Biaya dan Lingkup. Ketiga Kendala Utama atau Constraint tersebut juga dikenal
dengan Segitiga Manajemen Proyek. Keseimbangan ketiganya sangat menentukan
kualitas proyek yang dilaksanakan.


Waktu (Time)
Waktu merupakan salah satu faktor terpenting dalam menangani suatu proyek. Setiap
proyek memiliki batas waktu dalam penyelesaiannya, ada yang memerlukan waktu
panjang, ada juga memerlukan waktu pendek. Waktu penyelesaian tugas dalam suatu
proyek sangat tergantung pada jumlah orang dan pengalaman serta keterampilan orangorang tersebut dalam mengerjakan tugas-tugasnya.
Kegagalan dalam memenuhi batas waktu penyelesaian proyek akan berakibat buruk
terhadap organisasi, misalnya terjadi teguran dari pelanggan, denda akibat keterlambatan,
mengurangi kepercayaan pelanggan terhadap organisasi dan biaya-biaya lainnya. Salah
satu penyebab ataupun alasan terjadinya kegagalan dalam memenuhi batas waktu
penyelesaian proyek dalam suatu organisasi adalah kurangnya sumber daya yang
dimilikinya.
Menurut Buku “Project Management Body of Knowledge (PMBOK)”, proses penanganan
waktu dalam manajemen proyek terdiri dari :
1. Plan Schedule Management (Manajemen Perencanaan Jadwal)
2. Define Activities (Pendefinisian Kegiatan)
3. Sequence Activities (Urutan Kegiatan)
4. Estimate Activity Resources (Estimasi Sumber daya Kegiatan)
5. Estimate Activity Durations (Estimasi Durasi atau Jangka Waktu Kegiatan)
6. Develop Schedule (Pengembangan Jadwal)
7. Control Schedule (Pengendalian Jadwal)


Biaya (Cost)
Setiap proyek memerlukan Biaya dalam pelaksanaannya. Biaya-biaya tersebut
diantaranya seperti biaya tenaga kerja, biaya peralatan dan biaya-biaya sumber daya
lainnya. Oleh karena itu, penganggaran (Budgeting) atau perkiraan biaya merupakan
suatu hal yang sangat penting untuk memastikan proyek yang dijalankan tersebut
dibawah biaya tertentu.

Kadang-kadang Manager Proyek harus mengalokasikan sumber daya tambahan untuk
mencapai batas waktu yang ditentukan sehingga memerlukan biaya tambahan dan juga
kemungkinan munculnya biaya penalti akibat keterlambatan dalam penyelesaian proyek.

Beberapa proses dalam penanganan Biaya dalam Manajemen Proyek diantaranya seperti :
1. Cost Estimating, Estimasi Biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.
2. Cost Budgeting, Penganggaran biaya yang menggabungkan estimasi biaya sumber daya
yang dibutuhkan, paket pekerjaan dan biaya-biaya kegiatan lainnya sehingga membentuk
suatu rencana biaya yang sistematis.
3. Cost Control (Pengendalian Biaya). Faktor-faktor yang mengakibatkan fluktuasinya biaya
dapat dikendalikan dengan beberapa alat manajemen biaya.


Lingkup (Scope)
Lingkup atau Scope yang dimaksud disini adalah hasil akhir yang ingin dicapai oleh
pelaksanaan proyek itu sendiri. Hasil akhir tersebut harus didefinisikan secara spesfik dan
dikomunikasi ke semua anggota tim yang melaksanakan tugas-tugas dalam proyek. Pada
umumnya, komponen utama dalam lingkup adalah kualitas produk akhir. Seorang
Manajer Proyek harus mengetahui cara untuk mengelola lingkup atau scope suatu proyek
termasuk perubahannya yang akan berdampak pada waktu dan biaya.

Enam Tahapan Manajemen Proyek
Setiap Proyek akan mengalami enam tahapan seperti dibawah ini :
1. Project Definition (Pendefinisian Proyek), yaitu mendefinisikan tujuan proyek dan faktorfaktor yang harus dipertimbangkan agar proyek yang dilaksanakan tersebut berhasil
dengan kualitas yang diinginkan.
2. Project Initiation (Inisialisasi Proyek), yaitu perencanaan awal terhadap sumber daya
yang akan digunakan sebelum suatu proyek dimulai.
3. Project Planning (Perencanaan Proyek), yaitu menguraikan dengan jelas bagaimana
sebuah proyek harus dijalankan. Pada Project Planning ini, akan terlihat dengan jelas
pentingnya Segitiga Manajemen Proyek yaitu Waktu, Biaya dan Ruang Lingkup suatu
Proyek.

4. Project Execution (Pelaksanaan Proyek), yaitu melakukan pekerjaan agar proyek yang

dimaksud tersebut berhasil sesuai dengan keinginan.
5. Project Monitoring & Control (Pemantauan dan Pengendalian Proyek), yaitu
pengambilan langkah-langkah yang diperlukan sehingga pengoperasian proyek berjalan
dengan lancar.
6. Project Closure (Penutupan Proyek), yaitu menerima hasil akhir dari proyek dan
menghentikan semua penggunaan sumber daya.

Manfaat Manajemen Proyek
Penerapan manajemen pada proyek bermanfaat untuk :
1. Efisiensi, baik dari sisi biaya, sumber daya maupun waktu
2. Meningkatkan kualitas
3. Meningkatkan produktifitas

Fungsi Manajemen Proyek
Berikut ini beberapa ulasan singkat mengenai fungsi manajemen proyek yaitu:


Pelingkupan “Scooping” yang menjelaskan mengenai batas-batas dari sebuah proyek.




Perencanaan ” Planning” menidentifikasi tugas apa saja yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan sebuah proyek.



Perkiraan “Estimating” setiap tugas yang dibutuhkan dalam penyelesaian sebuah proyek
harus diperkirakan.



Penjadwalan ” Scheduling” seorang manajer proyek harus bertanggung jawab atas
penjadwalan seluruh kegiatan suatu proyek.



Pengorganisasian “Organizing” seorang manajer proyek memastikan bahwa seluruh
anggota tim dari sebuah proyek mengetahui peran serta tanggung jawab masing-masing
dan hubungan laporan mereka kepada manajer proyek.




Pengarahan “Directing” mengarahkan seluruh kegiatan-kegiatan tim dalam proyek.



Pengontrolan “Controlling” fungsi pengontrolan atau pengendalian ini mungkin saja
merupakan fungsi tersulit dan juga terpenting bagi seorang manajer apakah proyek akan
berjalan semestinya ataukah tidak.



Penutupan “Closing” manajer proyek hendaknya selalu menilai keberhasilan atau
kegagalan pada kesimpulan dari sebuah proyek yang dijalani.

Tujuan Manajemen Proyek
Proyek ialah serangkaian rencana kegiatan terkait untuk mencapai tertentu tujuan bisnis.
Proyek sistem informasi termasuk pengembangan sistem informasi baru, peningkatan
sistem yang ada atau upgrade atau penggantian teknologi informasi perusahaan “TI”
infrastruktur. Manajemen proyek mengacu pada penerapan pengetahuan, keterampilan,

peralatan dan teknik untuk mencapai target tertentu dalam anggaran dan waktu yang
ditentukan kendala. Kegiatan manajemen proyek termasuk perencanaan pekerjaan,
menilai risiko, memperkirakan sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan, pengorganisasian pekerjaan, memperoleh sumber daya manusia dan material,
menetapkan tugas, kegiatan mengarahkan, mengendalikan pelaksanaan proyek,
melaporkan kemajuan dan menganalisis hasil. Sebagai di daerah lain bisnis, manajemen
proyek untuk sistem informasi harus berurusan dengan lima variabel utama: ruang
lingkup, waktu, biaya, kualitas dan risiko.

Ruang Lingkup Proyek
Adapun ruang lingkup proyek yang diantaranya yaitu:


Menentukan waktu dimulai proyek.



Membuat perencanaan lingkup dari proyek yang akan dikerjakan.



Penjabaran dari ruang lingkup proyek.



Pengecekan proyek dan mengendalikan atas perubahan yang mungkin terjadi ketika
proyek tersebut dimulai.

Contoh Manajemen Proyek
Adapun contoh manajemen proyek yang diantaranya yaitu:


Proyek konstruksi yaitu menghasilkan pembangunan gedung, jembatan, jalan raya, jalan
tol dan lain sebagainya.



Proyek penelitian dan pembangunan yaitu menghasilkan suatu produk tertentu dengan
maksud untuk memperbaiki maupun meningkatkan kualitas suatu produk, layanan dan
lain sebagainya.



Proyek industri manufaktur yaitu suatu bentuk kegiatan yang diawali dengan merancang
sampai terciptanya sebuah produk baru.

Pentingnya Manajemen Proyek
Ada beberapa alasan yang menguatkan pentingnya manajemen proyek yakni :
1. Kompetisi Global
2. Faktor Pada Pelanggan
3. Kompresi Daur Hidup Proyek
Manajemen Proyek sangat cocok untuk suatu lingkungan bisnis yag menuntut kemampuan
akutansi, fleksibilitas, inovasi, kecepatan dan perbaikan yang berkelanjutan.

TIGA GARIS BESAR MANAJEMEN PROYEK
Secara umum pada proses manajemen ada tiga bagian yang selalu ada tidak terkecuali
manajemen proyek, yaitu perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian proyek :
1. Perencanaan
Sebuah proyek harus memiliki proyek perencanaan yang harus bener-bener matang.
Mulai dari administrasi hingga program teknis agar setiap step pengerjaan proyek
dapat diimplementasikan dengan baik.

2. Penjadwalan
Kita harus merincikan informasi tentang waktu pelaksanaan proyek dan perkiraan
kemajuan proyek . bagian ini meliputi progres dari waktu ke waktu, durasi pekerjaan ,
dan sumber daya baik tenaga kerja, peralatan, biaya dan material.
3. Pengendalian Proyek
Mencegah dan meminimalisir penyimpangan yang mungkin terjadi selama
berlansungnya proyek.

Proses Dasar Manajemen Proyek
serangkaian tindakan dan aktivitas yang saling terkait untuk membuat suatu spesifikasi produk,
layanan, atau hasil. Manajemen Proyek terdapat sejumlah proses yang saling berkaitan. Masingmasing proses mencerminkan suatu aktivitas mulai dari proyek dimulai sampai dengan proyek
berakhir. Proses Manajemen Proyek ini memberikan pedoman dan kriteria untuk menyesuaikan
proses organisasi dengan kebutuhan spesifik proyek. Menurut PMBOK proses yang terjadi
dalam aktivitas proyek dibagi menjadi lima tahapan utama atau yang dikenal dengan istilah
Project Management Process Groups (Process Groups).

1. Initiating
Tahap permulaan ketika sponsor memberikan mandat kerja kepada PM.
2. Planning
Tahap perencanaan yang berisi Project Scope dan pendefinisian aktivitas untuk
menyelesaikan suatu proyek.
3. Execution
Tahap pelaksanaan proyek dimana pengendalian jadwal, anggaran, dan pengawasan
mutu menjadi tugas utama yang harus dilakukan oleh manajer proyek.
4. Monitoring & Controlling
Tahap pengendalian sejak tahap perencanaan hingga proses eksekusi selesai
dilaksanakan.
5. Closing
Tahap untuk mengakhiri sebuah proyek dimana Project Manager secara resmi
mendokumentasikan seluruh arsip proyek dan catatan hasil pembelajaran proyek
(lessons learned).

Initiation
Sebuah proyek dikatakan memasuki tahap ini jika sudah mendapatkan beberapa dokumen seperti
SPK (Surat Perintah Kerja), Agreement, Statement of Work (SOW), Purchase Order atau bentuk
kesepakatan lainnya. Proses dari tahap ini menghasilkan dua dokumen penting, yaitu
1. Project Charter, berisi kebutuhan proyek, seperti:

Project Manager

Latar belakang kebutuhan organisasi terkait pelaksanaan suatu proyek
(Background)

Target yang ingin dicapai (Goal)

Penjelasan mengenai solusi atau produk yang akan diimplementasikan (Product
Description)

Kriteria sukses suatu proyek (Project Success Criteria)

Kendala-kendala yang akan dihadapi (Risk)

Tanggung jawab dan aktivitas baik dari pelaksana proyek maupun dari Customer
(Responsibility)

Anggaran dan durasi (Project Budget and Duration).
2. Stakeholder, Penyusunan daftar-daftar pemangku kepentingan yang terlibat dalam suatu
proyek. Data mengenai stakeholder ini sangat penting untuk mendapatkan masukkan
pada tahap perencanaan. Beberapa hal yang perlu dicatat mengenai stakeholder antara
lain: identitas diri, posisi di dalam organisasi, tingkat kekuasaan (power), tingkat
kepentingan (interest), ekspektasi, strategi penanganan. Klasifikasi stakeholder akan
memengaruhi strategi penanganan mereka.

Power Rendah, Interest Rendah: cukup melakukan pemantauan (monitoring). Co:
pegawai baru.

Power Tinggi, Interest Rendah: pembuatan laporan secara berkala. Co: pengambil
kebijakan.

Power Rendah, Interest Tinggi: informasi perkembangan proyek secara rutin. Co:
anggota proyek.

Power Tinggi, Interest Tinggi: penanganan secara intensif baik hubungan formal
maupun informal. Co: project owner


Walaupun Project Charter dibuat dalam fase ini, terdapat hal-hal lain yang masuk ke dalam
batasan proyek (Project Boundaries) seperti Business Case Assessment, persetujuan Stakeholder
dan pembiayaan proyek. Batasan proyek ini didefinisikan sebagai suatu titik waktu dimana
proyek atau fase proyek dikatakan sudah selesai dengan lengkap. Tujuan utama dari proses ini
adalah untuk manangani ekspektasi stakeholder dan memberikan gambaran kepada mereka
mengenai scope dan objetive suatu proyek.

Project Boundaries

Planning

Target utama dari tahap ini adalah menghasilkan dokumen perencanaan proyek atau Project
Management Plan. Proses utama terkait kegiatan perencanaan dan pembuatan Project
Management Plan adalah:








Merangkum kebutuhan dan keinginan klien, memastikan batasan pekerjaan, serta
membuat uraian pekerjaan.
Merinci unit-unit pekerjaan, menentukan urutan pekerjaan, estimasi sumber daya,
estimasi durasi, dan finalisasi jadwal proyek.
Estimasi biaya untuk masing-masing kegiatan.
Menentukan proses yang baik (quality assurance) dan standar mutu yang disepakati
(quality control).
Perencanaan sumber daya manusia.
Perencanaan komunikasi antara stakeholder.
Perencanaan manajemen risiko.

Execution
Tugas pengelola proyek dalam tahap ini adalah memfasilitasi dan mengawasi tim agar dapat
bekerja sesuai dokumen perencanaan terutama mengawal tim agar tidak behind schedule maupun
over budget. Apabila terdapat perubahan atau perbedaan antara perencanaan dan pelaksanaan,
maka disarankan untuk melakukan analisis dampak terhadap biaya, waktu, mutu dan risiko,
sebelum perubahan diterapkan dalam bentuk baseline (patokan) baru.
Proses utama dalam tahap ini adalah mengarahkan dan mengelola pelaksanaan proyek ke arah
penyelesaian, sesuai dokumen perencanaan. Seorang Manajer Proyek cukup mengarahkan,
menjelaskan dan memotivasi tim agar proyek dapat berjalan dengan baik dan lancar. Beberapa
tugas Manajer Proyek dalam tahap ini antara lain:






Mengevaluasi jalannya proses pelaksanaan kegiatan.
Meningkatkan kinerja tim dan mengelola tim.
Melaksanakan proses pembelian dan pengadaan barang dan jasa.
Distribusi informasi dan laporan kepada stakeholder.
Melakukan tindakan-tindakan untuk mengelola ekspektasi stakeholder.

Monitoring and Control
Selain melakukan perencanaan, mengawasi dan memotivasi tim, tugas seorang Manajer Proyek
adalah melakukan pengawasan dan pemantauan. Tujuan utama dalam tahap pengawasan adalah

memastikan agar pelaksanaan proyek tidak jauh menyimpang dari rencana. Terutama dari sisi
waktu, biaya, mutu, dan ruang lingkup pekerjaan. Manfaat utama dari proses ini adalah bahwa
kinerja proyek diukur dan dianalisis secara berkala. Beberapa poin penting proses Monitoring
dan Controlling:




Mengontrol perubahan dan merekomendasikan tindakan perbaikan atau pencegahan
untuk mengantisipasi kemungkinan masalah.
Pemantauan kegiatan proyek yang sedang berlangsung terhadap rencana manajemen
proyek
Mempengaruhi faktor-faktor yang bisa menggagalkan kontrol terhadap perubahan, jadi
hanya perubahan yang disetujui yang dapat diimplementasikan.

Beberapa proses kunci dalam tahap ini adalah:








Pelaporan dan pemantauan rutin. Konsep penting dalam melaporkan progress pekerjaan
disebut dengan Earned Value Management (EVM).
Prosentasi penyelesaian pekerjaan perlu selalu dilaporkan dan dibandingkan dengan
target pencapaian.
Nilai Earned Value (EV) tersebut kemudian dibandingkan dengan Actual Cost (AC)
untuk melihat apakah pada suatu masa pelaporan kemajuan proyek, biaya aktualnya
melebihi, sesuai, atau lebih rendah dari nilai progres yang dilaporkan. Apabila terdapat
selisih (over budget) atau hasil yang negatif dari perhitungan EV-AC, maka diperlukan
langkah-langkah perbaikan (corrective actions). Sehingga selisih tidak semakin besar dan
bahkan dapat dikembalikan ke posisi yang lebih baik.
Dari sisi penjadwalan. EV dapat dibandingkan dengan Planned Value (PV). Apabila hasil
perhitungan EV-PV bernilai negatif, maka dapat dikatakan progress pekerjaan telah
mengalami keterlambatan. Dan sebaliknya, apabila hasilnya positif maka progress
pekerjaan lebih cepat dari jadwal.
Deliverable yang diserahkan oleh tim proyek memerlukan verifikasi bersama dengan
klien. Apabila terdapat hal yang belum disepakati klien atau pengguna maka pekerjaan
akan kembali masuk dalam proses eksekusi.

Closing
Berikut beberapa aktivitas yang penting dilakukan dalam tahap closing:






Memastikan persetujuan resmi dari sponsor atau klien terkait penyelesaian pekerjaan.
Mengadakan evaluasi akhir proyek (lessons learned).
Mengkaji apakah metodologi manajemen proyek perlu diperbaiki.
Merapikan arsip dan dokumentasi proyek.
Memberi masukan kepada manajemen perusahaan terkait hal-hal yang dirasakan
bermanfaat selama proyek dijalankan.



Menyelesaikan kewajiban dengan pihak-pihak, terutama pihak pemasok (supplier/
vendor), outsourcing dan sebagainya.

Teknik dan Metode Manajemen Proyek
Berikut ini adalah beberapa metode manajemen proyek
PERT Charts adalah suatu bagan yang menampilkan setiap tugas atau kegiatan dalam bentuk
kotak-kotak. Untuk lama waktu dari setiap kegiatan akan bergantung pada panjang dari kotakkotak yang mewakili setiap kegiatan.
MetodePERT
Merupakan sebuah program yang menggambarkan suatu kegiatan menggunakan jaring simpul
dan arah panah yang kemudian dievaluasi untuk kemudian menentukan kegiatan terpenting dari
keseluruhan sebuah proyek.
Gantt Charts adalah suatu bagan yang menampilkan setiap tugas atau kegiatan dalam bentuk
kotak-kotak. Untuk lama waktu dari setiap kegiatan akan bergantung pada panjang dari kotakkotak yang mewakili setiap kegiatan.

MetodeGantt
Merupakan alat bantu visual yang sangat berguna dalam pembebanan dan penjadwalan. Secara
umum penjadwalan bertujuan untuk meminimalkan waktu proses, waktu tunggu langganan, dan
tingkat persediaan serta penggunaan yang efisien dari fasilitas, tenaga kerja dan peralatan.
Event Chain Diagram adalah visualisasi dari hubungan antara event dan tasks [tugas] dan
menunjukkan bagaimana event saling berhubungan satu sama lain.
Itulah metode-metode yang paling banyak digunakan PERT Charts dan Gantt Charts.
Manajemen proyek terfokus pada 4P, yaitu :
1.People
Elemen terpenting dalam keberhasilan suatu proyek
2.Product
Perangkat lunak yang dihasilkan
3.Process
Sekelompok aktivitas kerangka kerja dalam merekayasa perangkat lunak
4.Project
Seluruh proses yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk