Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa J
Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Jerman Interaktif
G-lernen Berbasis Flash pada Matakuliah ZiDS-Vorbereitung Jurusan Sastra Jerman
Universitas Negeri Malang
oleh Mega Karisma Verina, Dra Rosyidah, M.Pd., dan M. Kharis, S.Pd, M. Hum.
Universitas Negeri Malang
E-mail: [email protected]
Abstrak: Pengembangan G-lernen berbasis flash bertujuan untuk
menghasilkan produk media pembelajaran mengenai Sprachbaustein berupa
kuis interaktif yang dikemas secara menarik untuk dipelajari di dalam kelas
maupun secara mandiri. Prosedur pengembangan ini dilakukan melalui tujuh
langkah. Data diperoleh melalui angket dari 36 subjek uji. Data angket
dianalisis dengan teknik presentase dan diuraikan menggunakan metode
deskriptif kualitatif. Hasil pengembangan menunjukkan bahwa media Glernen berbasis flash dapat memotivasi mahasiswa untuk mempelajari
Sprachbaustein. Dengan demikian, media pembelajaran G-lernen berbasis
flash sangat layak digunakan sebagai alternatif media pembelajaran pada
matakuliah ZiDS-Vorbereitung.
Kata Kunci: media pembelajaran, G-lernen, Sprachbaustein, ZidsVorbereitung
Abstract: The objectives of G-lernen development is to provide an
interesting learning media about Sprachbaustein in the form of interactive
quiz for the learners to learn independently. The study conducted by using
seven steps and obtained from questionnaires of 36 samples. The research is
classified in descriptive qualitative and the data obtained were analyzed using
percentage technique. The results of the analysis show that flash basic Glernen is able to motivate the learners to learn about Sprachbaustein.
Therefore, G-lernen learning media is appropriate as an alternative media in
the teaching of ZiDS-Vorbereitung.
Keywords: learning media, G-lernen, Sprachbaustein, Zids-Vorbereitung
Pembelajar bahasa diharapkan memiliki kemampuan berbahasa yang dibedakan menjadi dua,
yaitu kompetensi berbahasa dan ketrampilan berbahasa. Kompetensi berbahasa bersifat
abstrak,tidak dapat dilihat, didengar, dan dibaca. Ketrampilan berbahasa yang dicapai bersifat
konkret, dapat didengar dalam bentuk lisan dan dapat dibaca dalam bentuk tulisan. Kemampuan
berbahasa meliputi empat kemampuan yang harus dicapai dalam pembelajaran, yaitu 1)
kemampuan menyimak, 2) kemampuan membaca, 3) kemampuan menulis, dan 4) kemampuan
berbicara. (Djiwandono, 1996:4). Bagi pembelajar bahasa Jerman, Jurusan Sastra Jerman
Universitas Negeri Malang menyajikan beberapa matakuliah ketrampilan berbahasa Jerman yang
dapat mengembangkan kemampuan berbahasa mahasiswa.
Untuk mengukur tingkat penguasaan ketrampilan berbahasa mahasiswa, perlu dilakukan
sebuah pengujian atau tes kemampuan berbahasa yang komprehensif. Salah satunya adalah ujian
ZiDS yang merupakan ujian kemampuan Bahasa Jerman tingkat nasional. Sebelum menempuh
ujian tersebut, mahasiswa Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang pada semester empat
wajib menempuh matakuliah ZiDS-Vorbereitung. Matakuliah berbobot 4 (empat) SKS tersebut
dapat ditempuh, jika mahasiswa sudah lulus matakuliah Deutsch III, Konversation II, dan SW III
(Struktur und Wortschatz). Oleh karena itu, matakuliah tersebut seharusnya bisa menjadikan
mahasiswa menguasai kemampuan bahasa Jerman tingkat B1 sehingga mahasiswa bisa lulus
dalam ujian ZiDS. Ujian ZiDS yang dilakukan oleh Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri
Malang pada tahun 2011 dan 2012 menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Berdasarkan
data yang diperoleh dari rekapitulasi nilai ujian ZiDS Jurusan Sastra Jerman pada tahun 2011,
mahasiswa yang tidak lulus berjumlah 10 orang dari 61 mahasiswa yang mengikuti ujian atau
sebanyak 16,39%. Mahasiswa yang tidak lulus pada tahun 2012 sebanyak 17 orang dari 74
mahasiswa yang mengikuti ujian atau 22,97%. Dari tahun 2011 ke tahun 2012 jumlah mahasiswa
yang tidak lulus (nicht bestanden ) ujian ZiDS meningkat 6,58%. Kegagalan mahasiswa
disebabkan oleh nilai pada tahap pertama (schriftliche Prüfung) yang tidak mencapai skor
minimal 135. Dari data rekapitulasi nilai ujian ZiDS pada tahun 2011, dari 61 peserta ada 11
orang yang mencapai skor maksimal 30. Apabila dirata-rata, nilai keseluruhan Sprachbaustein
adalah 24,18. Pada tahun 2012, dari 74 mahasiswa tidak ada satu orangpun yang mencapai skor
30 dan rata-rata keseluruhan untuk Sprachbaustein adalah 20,06. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa salah satu permasalahan mahasiswa yang tidak lulus ujian ZiDS disebabkan
oleh kurangnya pemahaman Grammatik.
Hasil wawancara yang dilakukan terhadap beberapa mahasiswa angkatan 2009 dan
mahasiswa angkatan 2010 yang tidak lulus ujian ZiDS menunjukkan bahwa salah satu faktor
kesulitan menghadapi ujian ZiDS adalah tidak ada variasi dalam pembelajaran. Oleh karena itu,
dikembangkan media pembelajaran mengenai Sprachbaustein yang berupa kuis interaktif dan
dibuat menggunakan program Wondershare Quiz Creator versi 4.2.0, serta dikemas secara
menarik untuk dipelajari di dalam kelas maupun secara mandiri. Mahasiswa dapat
menggunakanya secara offline tanpa terlebih dahulu terkoneksi dengan internet, sehingga
memudahkan mahasiswa untuk menggunakannya di manapun dan kapanpun. Tujuan dari
pengembangan produk ini menghasilkan produk media pembelajaran G-lernen berbasis flash
pada matakuliah ZiDS-Vorbereitung.
Sadiman dan kawan-kawan (2010:14) menyebutkan media pendidikan sebagai salah satu
sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan. Dengan demikian, media pembelajaran adalah alat
yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
instruksionalnya. Melalui media, sesuatu yang terjadi, tetapi terbatas ruang dan waktu, serta
materi yang abstrak dapat tersampaikan (Gerlach & Ely, 1971). Media pembelajaran bermanfaat
untuk menumbuhkan motivasi siswa, memudahkan siswa untuk memahami materi, dan siswa
lebih banyak melakukan aktivitas dalam kegiatan belajar serta menjadikan metode pengajaran
lebih bervariasi (Sudjana & Rivai, 2010:2). Pengembangan media pembelajaran G-lernen
berbasis flash menggunakan program aplikasi kuis (Wondershare Quiz Creator) dan program
aplikasi flash (Autoplay Studio Media) yang kemudian dijalankan dengan gabungan CD-ROM
dan perangkat keras. Media G-lernen berbasis flash juga berbasis multimedia, karena media ini
merupakan gabungan antara program aplikasi (software) dan perangkat keras (hardware).
METODE
Penelitian pengembangan ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan mengadaptasi
model desain Sugiyono (2006). Prosedur yang dilakukan ada 7 (tujuh) langkah, yaitu potensi dan
masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk, dan
revisi produk. Sumber data dari uji kelayakan produk adalah ahli media, ahli materi, dan
mahasiswa angkatan 2011 yang sedang menempuh matakuliah ZiDS-Vorbereitung. Uji coba
produk dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu 1) uji coba satu lawan satu (one-to-one) pada
tiga mahasiswa 2), uji coba kelompok kecil pada sepuluh mahasiswa, dan 2) uji coba
kelompok besar pada 24 mahasiswa Offering A. Instrumen yang digunakan dalam
pengembangan ini adalah angket terbuka dan tertutup yang menggunakan skala likert. Data
angket dianalisis dengan menggunakan teknik persentase.
PENYAJIAN DATA
G-lernen berbasis flash diujicobakan kepada
da ti
tiga pihak, yakni
Media pembelajaran G
mahasiswa angkatan 2011 Offering A, B, dann A
AA yang sedang
ahli media, ahli materi, dann ma
S-Vorbereitung dengan cara menyebarkan angke
gket.
menempuh matakuliah ZiDS-V
dasi de
desain, media G-lernen berbasis flash dinilai
nilai oleh ahli media
Pada tahap uji validasi
memberikan penilaian terhadap media sebesar
ar 79,68%
79,68%. Hal
dan ahli materi. Ahli media me
inyatakan cukup
tersebut menunjukkan mediaa ppembelajaran G-lernen berbasis flash dapat diny
kelayakan materi didapatkan presentase sebesar 86
86,46% dan media
valid. Selanjutnya, hasil uji kela
dinyatakan sangat valid. Tahap
hap bberikutnya yang dilakukan, yaitu uji kelayakan
kan produk tterhadap
mahasiswa. Tahap pertama,, pad
pada uji produk one to one diberikan angket terbuka
rbuka kepada 3 (tiga)
mahasiswa. Ketiga mahasiswaa m
memberikan penilaian yang meliputi tanggapan
pan m
mengenai
kesalahan penulisan dan kata-ka
-kata atau kalimat yang sulit dipahami. Salah satu
atu mahasiswa yang
menjadi subjek uji menemukan
ukan ke
kesalahan penulisan kata “nähmlich” pada Mode
Modellsatz ke-2 yang
seharusnya tertulis nämlich.. Ma
Mahasiswa lainnya juga menyatakan pendapatnya
nya bahwa bahasa
yang digunakan dalam media G
G-lernen berbasis flash sudah sesuai dengann pem
pembelajar bahasa
Jerman tingkat B1. Pada uji kel
kelompok kecil dengan 10 orang diketahui bahw
hwa media G-lernen
berbasis flash mendapat perole
olehan presentase sebesar 74,09%. Hasil tersebut
sebut menunjukkan
bahwa media G-lernen berbasi
basis flash cukup valid untuk digunakan. Tahapp tterakhir dilakukan
da 24 m
mahasiswa dan didapatkan hasil sebesar 80
uji coba kelompok besar pada
80,78% sehingga
ash termasuk dalam kriteria kualifikasi sangat va
valid.
media G-lernen berbasis flash
kumpul diperoleh data hasil uji coba. Hasil uji ccoba tersebut
Dari angket yang terkum
ebagai berikut.
tersaji dalam tabel validasi seba
Tingkat Validitas Uji Produk
Presentase
79.68%
86.46%
74.09%
Ahli
Media
Ahli
Materi
Kelompok
Kecil
80.78%
Kelompok
Besar
PEMBAHASAN DAN ANALI
LISIS DATA
Pembahasan dan Analisis Data
ata A
Ahli Media
ahui bahwa ahli
Dari hasil uji kelayakan
kan produk G-lernen berbasis flash, dapat diketahu
dari jumlah
media memberi nilai sangat baik (skor empat) pada 5 (lima) butir pertanyaann da
ngan 11) kemudahan
keseluruhan 16 butir pertanyaan.
aan. L
Lima butir pertanyaan tersebut terkait dengan
warna, 4) penggunaan
gunaan navigasi, 3) komposisi dan kombinasi wa
menggunakan media, 2) pengguna
butir pertanyaan
kualitas desain tampilan (screen design). Kelima but
gambar dan grafis, dan 5) kualit
pertanyaan dimaksud
tersebut mendapat tingkat validi
liditas 100%. Dengan demikian, kelima butirr perta
ifikasi sangat valid.
termasuk dalam kriteria kualifika
lai ba
baik (skor tiga).
Terdapat 10 butir pertany
tanyaan yang dinilai oleh ahli media dengan nilai
konsistensi tombol,
Adapun butir pertanyaan tersebut
ebut, yaitu 1) kejelasan petunjuk penggunaan, 2) kons
gunaan jenis dan
sesuai dengan kecepatan berpikirnya, 4) pengguna
3) dapat dikontrol mahasiswa se
gunaan narasi, 8)
animasi, 6) penggunaan sound effects, 7) pengguna
ukuran huruf, 5) penggunaann ani
membantu pemahaman materi, 9) membangkitkan motivasi mahasiswa, dan 10) umpan balik
terhadap respon mahasiswa. Kesepuluh butir pertanyaan di atas mendapatkan nilai validitas
masing-masing 75%. Dengan demikian, 10 butir pertanyaan tersebut termasuk dalam kriteria
kualifikasi cukup valid.
Berdasarkan penilaian ahli media, kekurangan media G-lernen berbasis flash adalah tidak
adanya dukungan musik. Hal ini ditunjukkan dengan pemberian nilai pada butir pertanyaan
tentang pemberian dukungan musik yang mendapatkan skor satu dengan presentase 25%. Dengan
demikian, butir pertanyaan tersebut mendapat kriteria kualifikasi sangat tidak valid. Oleh karena
itu, ahli media memberikan saran agar pengembang memberi dukungan musik pada tampilan
awal (intro). Musik yang disarankan cukup berdurasi pendek yang diputar atau diperdengarkan di
awal dan musik berhenti ketika menu lain dijalankan. Mengingat media G-lernen berbasis flash
menggunakan format Shock Wave Flash (swf), maka tampilan kuis interaktif membutuhkan
installer Adobe Flash Player. Oleh karena itu, ahli media juga menyarankan untuk menambahkan
tombol instal Adobe Flash Player. Dengan demikian, pengguna dapat menjalankan media Glernen berbasis flash dengan maksimal.
Berdasarkan hasil analisis ahli media tersebut, dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran bahasa Jerman interaktif G-lernen berbasis flash pada matakuliah ZiDSVorbereitung cukup valid untuk digunakan sebagai media pembelajaran dengan perolehan
presentase secara keseluruhan sebesar 79,68%. Selanjutnya, revisi dilakukan sebagaimana yang
telah disarankan ahli media, yaitu dengan menambahkan musik di awal program dan tombol
instal Adobe Flash Player.
Pembahasan dan Analisis Data Ahli Materi
Ahli materi memberikan penilaian terhadap 23 butir pertanyaan yang meliupti dua aspek
penilaian, yaitu aspek pembelajaran dan aspek materi. Sesuai hasil analisis aspek pembelajaran,
dari 15 butir pertanyaan ada tujuh butir pertanyaan mendapatkan penilaian sangat baik (skor
empat). Tujur butir pertanyaan tersebut adalah1) kejelasan kelompok sasaran program, 2)
penyampaian materi menggunakan langkah-langkah yang logis, 3) kegiatan belajar dapat
memotivasi mahasiswa, 4) pemberian tes/evaluasi untuk mengukur kemampuan mahasiswa, 5)
pemberian umpan balik, 6) kejelasan petunjuk belajar, dan 7) memberi kesempatan mahasiswa
untuk belajar mandiri. Perolehan P (presentase data keseluruhan) sebesar 100% menunjukkan
kriteria kualifikasi sangat valid. Sementara itu, ahli materi berpendapat bahwa terdapat lima butir
pertanyaan dengan penilaian baik (skor tiga). Adapun kelima butir tersebut yaitu 1) penyampaian
materi mengikuti prinsip-prinsip pembelajaran, 2) pemberian latihan untuk pemahaman konsep,
3) penyampaian materi yang menarik, 4) respon terhadap jawaban benar, dan 5) respon terhadap
jawaban salah. Kelima butir pertanyaan di atas masing-masing mendapat presentase sebesar 75%,
sehingga media termasuk kriteria kualifikasi cukup valid. Namun demikian, dari kelima butir
pertanyaan di atas khususnya untuk butir pertanyaan respon terhadap jawaban benar dan salah
diketahui bahwa feedback tidak langsung muncul saat pengguna media mengklik jawaban.
Pemilihan model kuis once at all sengaja dilakukan agar pengguna mendapat respon jawaban
benar atau salah setelah keseluruhan kuis selesai dikerjakan, dengan harapan pengguna media
mengerjakan seluruh kuis terlebih dahulu dan baru melihat kunci jawaban di akhir kuis. Oleh
karena itu, media G-lernen berbasis flash ini menyajikan soal-soal yang dapat dijalankan maju
mundur (weiter-zurück).
Ahli materi memberikan penilaian cukup pada dua butir pertanyaan, yaitu pembelajaran
memperhatikan perbedaan kemampuan tiap-tiap individu dan membantu mengingat kemampuan
sebelumnya masing-masing dengan skor dua. Kedua butir pertanyaan tersebut mendapat
perolehan presentase sebesar 50% (termasuk kriteria kualifikasi kurang valid). Selanjutnya, ahli
media memberikan penilaian kurang baik pada butir pertanyaan tentang pemberian contoh-contoh
dalam penyajian (skor satu) dengan presentase 25%. Penyebabnya adalah belum adanya model
contoh pengerjaan Modellsatz pada media G-lernen berbasis flash ini. Oleh karena itu, ahli materi
menyarankan untuk menambahkan contoh pengerjaan Modellsatz pada laman pertama sebelum
memulai kuis.
Pada aspek materi, dari sembilan butir pertanyaan ada delapan butir pertanyaan yang
mendapat penilaian sangat baik (skor delapan). Kedelapan butir pertanyaan terkait tentang 1)
kebenaran materi, 2) kedalaman materi, 3) pentingnya materi, 4) kemenarikan materi, 5)
materinya mudah dipahami, 6) konsep yang diberikan dapat dilogika dengan jelas, 7) kesesuaian
materi dengan situasi mahasiswa, dan 8) tingkat kesulitan soal. Presentase dari masing-masing
butir pertanyaan tersebut adalah 100%, termasuk kriteria kualifikasi sangat valid. Sementara itu,
ahli materi memberikan penilaian baik ( skor tiga), yaitu penggunaan bahasa yang tepat dengan
presentase 75%. Butir pertanyaan tersebut termasuk dalam kriteria kualifikasi cukup valid.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa media G-lernen berbasis
flash, dari aspek pembelajaran dan aspek materi memperoleh presentase 86,46% dan dinyatakan
sangat valid. Namun demikian, ahli media menyarankan beberapa revisi yang terkait dengan
penggunaan bahasa, dan kesalahan penulisan. Misalnya pada kata “vertehen“ pada Modellsatz ke10 yang seharusnya tertulis verstehen. Juga ada kesalahan penulisan pada Hinweis seperti
“Modellsätzen“, “Teile“, dan mit Übung yang seharusnya ditulis Modellsätze, Teilen, dan mit
Übungen. Ahli media juga menyarankan agar pengembang berkonsultasi kepada Praktikantin
yang sedang menjalankan tugas di Jurusan Sastra Jerman terkait kata-kata atau kalimat yang
digunakan pada media G-lernen berbasis flash, demi kesempurnaan media G-lernen berbasis
flash. Validator yang secara seksama menguji materi juga turut memperhatikan penggunaan
bahasa yang digunakan dalam media G-lernen berbasis flash. Setelah berkonsultasi dengan
Praktikantin, diperoleh diksi-diski yang lebih tepat, yaitu 1) Arbeitshinweis sebagai pengganti
kata Arbeitsanweisung, 2) Restzeit sebagai pengganti kata Ablaufzeit, 3) Überblick sebagai
pengganti kata Kurzfassung, dan 4) Rückmeldung sebagai pengganti kata Note sehen.
Pembahasan dan Analisis Data Hasil Uji Coba terhadap Mahasiswa
Analisis data hasil uji coba terhadap mahasiswa meliputi data hasil uji coba perseorangan
(one to one), hasil uji coba kelompok kecil, dan hasil uji coba kelompok besar. Uraian
selengkapnya adalah sebagai berikut.
Pembahasan dan Analisis Data Uji Coba Perseorangan (One to One)
Berdasarkan hasil angket terbuka yang diberikan kepada tiga mahasiswa angkatan 2011
yang sedang menempuh matakuliah ZiDS-Vorbereitung, diperoleh tanggapan tentang kesalahan
penulisan dan kata-kata atau kalimat yang sulit dipahami. Salah satu mahasiswa yang menjadi
subjek uji menemukan kesalahan penulisan kata “nähmlich” pada Modellsatz ke-2 yang
seharusnya tertulis nämlich. Mahasiswa lainnya juga menyatakan pendapatnya bahwa bahasa
yang digunakan dalam media G-lernen berbasis flash sudah sesuai dengan level mereka, yaitu B1.
Selain mengisi angket terbuka, ketiga mahasiswa juga memberikan komentar, yaitu 1) beberapa
materi pada Modellsatz pernah dipelajari, 2) tampilan layar kurang lebar, 3) kurang variasi pada
tampilan media, dan 4) kurang variasi soal-soal latihan. Selain itu, subjek uji coba menyarankan
untuk menambah atau mengganti materi-materi yang sudah dipelajari di kelas, agar tidak
membosankan. Tampilan layar juga sebaiknya lebih diperlebar, variasi gambar, warna, dan soalsoal latihan ditambah. Subjek uji coba juga menyarankan agar Modellsatz yang disajikan tidak
terlalu banyak. Terkait dengan tampilan layar yang sebelumnya berukuran 950 x 750 pixel telah
diubah menjadi 1200 x 700 pixel. Perubahan resolusi ini diharapkan dapat membuat tampilan
media G-lernen berbasis flash terbaca pada perangkat komputer dan laptop. Namun tampilan ini
masih terlalu besar untuk netbook. Terkait dengan variasi gambar dan soal-soal latihan, telah
ditambahkan variasi, gambar, dan soal-soal latihan dibuat lebih beragam. Selain itu, ada
mahasiswa yang menyarankan untuk mengurangi jumlah Modellsatz. Namun demikian, jumlah
Modellsatz yang disajikan tidak diubah mengingat jumlah Modellsatz yang ditampilkan telah
sesuai dengan jumlah pertemuan pada pembelajaran Sprachbaustein matakuliah ZiDSVorbereitung dalam Rancangan Perkuliahan Semester (RPS).
Pembahasan dan Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil
Analisis data uji kelompok kecil meliputi aspek media, aspek pembelajaran, dan aspek
materi. Aspek media terdiri dari 15 butir pertanyaan, aspek pembelajaran terdiri dari 12 butir
pertanyaan, dan aspek media terdiri dari sembilan butir pertanyaan. Berdasarkan hasil analisis
kelompok kecil, secara umum ada lima butir pertanyaan yang mendapatkan presentase antara
80%-100%, termasuk kriteria kualifikasi sangat valid. Ketiga butir pertanyaan tersebut adalah 1)
konsistensi tombol (85%), 2) penggunaan gambar dan grafis (80%), dan 3) kualitas tampilan
(screen design) (87,5%). Selain itu, 12 butir pertanyaan mendapatkan presentase antara 60%79%, termasuk kriteria kualifikasi cukup valid dengan revisi kecil. Keduabelas butir pertanyaan
tersebut terkait dengan 1) kejelasan petunjuk penggunaan (70%), 2) kemudahan menggunakan
media (77,5%), 3) penggunaan navigasi (72,5%), 4) kemudahan mahasiswa mengontrol sesuai
dengan kecepatan berfikirnya (75%), 5) penggunaan jenis dan ukuran huruf (75%), 6) komposisi
dan kombinasi warna (75%), 7) penggunaan sound effects (57,5%), 8) penggunaan narasi (75%),
9) pemberian dukungan musik (57,5%), 10) membantu pemahaman materi (77,5%), 11)
membangkitkan motivasi mahasiswa (72,5%), dan 12) umpan balik terhadap respon mahasiswa
(70%).
Terkait aspek pembelajaran, pada uji kelompok kecil terdapat dua butir pertanyaan
presentase antara 80% - 100% atau kategori sangat valid tanpa revisi. Dua butir pertanyaan
tersebut meliputi kejelasan kelompok sasaran program (82,5%) dan kejelasan petunjuk belajar
(80%). Sementara itu, ada sembilan butir pertanyaan yang mendapatkan presentase antara 60% 79% dengan kriteria validitas cukup valid. Kesembilan butir pertanyaan tersebut terkait dengan 1)
penyampaian materi menggunakan langkah-langkah yang logis (72,5%), 2) penyampaian materi
mengikuti prinsip-prinsip pembelajaran (72,5%), 3) pemberian latihan untuk pemberian konsep
(70%), 4) pemberian umpan balik (65%), 5) memberikan kesempatan mahasiwa untuk belajar
mandiri (77,5%), 6) penyampaian materi yang menarik (77,5%), 7) pemberian contoh-contoh
dalam penyajian (72,5%), 8) respon terhadap jawaban benar (72,5%), dan 9) respon terhadap
jawaban salah (72,5%).
Berdasarkan analisis data aspek materi pada uji coba kelompok kecil dapat diketahui
bahwa ada satu butir pertanyaan yang mencapai presentase antara 80%-100% atau dalam kategori
sangat valid. Butir pertanyaan tersebut mengenai pentingnya materi (80%). Selanjutnya, ada
delapan butir pertanyaan yang mendapatkan presentase antara 60%-79% dan termasuk kriteria
kualifikasi cukup valid. Kedelapan butir pertanyaan tersebut, yaitu 1) kebenaran materi (77,5%),
2) kedalaman materi (70%), 3) kemenarikan materi (75%), 4) materinya mudah dipahami
(72,5%), 5) penggunaan bahasa yang tepat dan konsisten (77,5%), 6) konsep yang diberikan
dapat dilogika dengan jelas (65%), 7) kesesuaian materi dengan situasi mahasiswa (75%), dan 8)
tingkat kesulitan soal (75%). Dari hasil analisis materi pada uji coba kelompok kecil, dapat
disimpulkan bahwa presentase mencapai 74, 16% dan termasuk kriteria kualifikasi cukup valid.
Hasil analisis uji coba kelompok kecil yang meliputi aspek media, pembelajaran, dan materi
dapat disimpulkan bahwa media G-lernen berbasis flash termasuk dalam kriteria kualifikasi
cukup valid. Hal ini mengingat presentase yang diperoleh sebesar 74,09%. Pada analisis uji coba
kelompok kecil kesepuluh mahasiswa juga memberikan saran agar tampilan layar diperlebar serta
penambahan animasi pada media G-lernen berbasis flash agar lebih menarik. Selain itu,
mahasiswa juga mengoreksi bahwa ada beberapa kunci jawaban yang salah. Selanjutnya,
mahasiswa juga memberikan komentar terkait dengan jumlah Modellsatz yang dinilai terlalu
banyak sehingga membosankan. Namun demikian, ada enam mahasiswa yang menginginkan agar
media G-lernen berbasis flash ini dipublikasikan kepada semua mahasiswa Jurusan Sastra Jerman
dan diposting ke laman internet, karena produk ini dinilai menarik dan kreatif. Berdasarkan saran
dan komentar tersebut, perbaikan yang dilakukan terkait dengan tampilan layar yang semula 950
x 750 pixel menjadi 1200 x 700 pixel, penambahan animasi, dan koreksi kunci jawaban yang
salah.
Pembahasan dan Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar
Uji coba kelompok besar dilakukan terhadap 24 mahasiswa angkatan 2011 yang sedang
menempuh matakuliah ZiDS-Vorbereitung. Data uji coba yang diberikan meliputi tiga aspek
penilaian, yaitu aspek media, aspek pembelajaran, dan aspek materi, dengan jumlah keseluruhan
pertanyaan sebanyak 36 butir.
Berdasarkan hasil analisis data uji kelompok besar secara keseluruhan, diketahui bahwa
11 butir pertanyaan mendapatkan presentase antara 80%-100% atau termasuk kriteria kualifikasi
sangat valid. Sebelas butir pertanyaan tersebut adalah 1) kemudahan menggunakan media
(84,4%), 2) konsistensi penggunaan tombol (80,2%), 3) kemudahan mahasiswa mengontrol
media (80,2%), 4) penggunaan jenis dan ukuran huruf (82,5%), 5) komposisi dan kombinasi
warna (83,3%), 6) penggunaan gambar dan grafis (86,4%), 7) penggunaan sound effects (81,2%),
8) pemberian dukungan musik (81,2%), 9) membantu pemahaman materi (83,3%), 10)
membangkitkan motivasi mahasiswa (87,5%), dan 11) umpan balik terhadap respon mahasiswa
(83,3%). Selanjutnya, ada empat butir pertanyaan yang mendapatkan presentase antara 60%-79%
dan termasuk kriteria kualifikasi cukup valid, yaitu 1) kejelasan petunjuk penggunaan (79,2%), 2)
penggunaan navigasi (79,2%), 3) pengggunaan narasi (77,1%), dan 4) kualitas tampilan (screen
design) (79,2%). Dari uraian di atas, aspek media hasil uji kelompok besar memperoleh
presentase sebesar 81,73% dan dinyatakan sangat valid.
Dari hasil analisis uji coba kelompok besar diketahui bahwa dari tujuh butir pertanyaan
yang diajukan mendapatkan presentase antara 80%-100% atau termasuk kategori sangat valid.
Ketujuh butir pertanyaan tersebut adalah 1) kejelasan kelompok sasaran program (82,3%), 2)
kegiatan belajar dapat memotivasi mahasiswa (81,2%), 3) pemberian latihan untuk pemahaman
konsep (86,4%), 4) kejelasan petunjuk belajar (81,2%), 5) memberi kesempatan mahasiswa untuk
belajar mandiri (87,5%), 6) penyampaian materi yang menarik (86,4%), dan 7) pemberian
contoh-contoh dalam penyajian (81,2%). Ada lima butir pertanyaan yang mendapatkan skor
antara 60%-79%, yaitu 1) penyampaian materi menggunakan langkah-langkah yang tepat
(78,1%), 2) penyampaian materi mengikuti prinsip-prinsip pembelajaran (79,2%), 3) pemberian
umpan balik (76%), 4) respon terhadap jawaban benar (79,2%), dan 5) respon terhadap jawaban
salah (77,1%). Dengan demikian, jumlah presentase keseluruhan butir pertanyaan pada aspek
pembelajaran uji kelompok besar sebesar 81,33% termasuk kriteria kualifikasi sangat valid.
Berdasarkan hasil analisis data aspek materi pada uji coba kelompok besar, terdapat tiga butir
pertanyaan yang memiliki presentase antara 80%-100% atau dalam kategori sangat valid. Ketiga
butir tersebut yaitu 1) kebenaran materi (81,2%), 2) pentingnya materi (85,4%), dan 3)
kemenarikan materi (81,2%). Sementara itu, ada enam butir pertanyaan yang mendapatkan
presentase antara 60%-79% dan termasuk kriteria kualifikasi cukup valid. Adapun keenam butir
pertanyaan tersebut meliputi 1) kedalaman materi (79,2%), 2) materinya mudah dipahami (75%),
3) penggunaan bahasa yang tepat dan konsisten (76%), 4) konsep yang diberikan dapat dilogika
dengan jelas (73,9%), 5) kesesuaian materi dengan situasi mahasiswa (78,1%), dan 6) tingkat
kesulitan soal (76%). Dari data keseluruhan butir pertanyaan aspek materi pada uji kelompok
besar diperoleh presentase sebesar 78,47% dan dapat dinyatakan cukup valid.
Dari hasil analisis uji kelompok besar secara keseluruhan yang meliputi aspek media,
aspek pembelajaran, dan aspek materi diperoleh angka presentase sebesar 80,78% dan termasuk
kriteria kualifikasi sangat valid. Berdasarkan hasil analisis uji kelompok besar, subjek uji juga
memberikan saran dan komentar. Dari jumlah subjek uji terdapat 16 orang yang menyatakan
bahwa media G-lernen berbasis flash secara keseluruhan sangat menarik. Sembilan orang subjek
uji berpendapat bahwa media G-lernen berbasis flash dapat membantu mahasiswa dalam
mempelajari Sprachbaustein sebagai persiapan ujian ZiDS. Terkait dengan penyempurnaan
produk, para mahasiswa menyarankan agar ditambah tombol minimize, sehingga pengguna dapat
menjalankan program lainnya. Untuk pengembangan selanjutnya, subjek uji mengharapkan agar
media G-lernen berbasis flash diperbarui versinya dengan menambah materi-materi yang baru.
Secara singkat hasil analisis pengembangan produk G-lernen berbasis flash dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Uji Coba
Produk
%
Media
Validitas
Aspek
Pembelajaran
%
Validitas
%
Materi
Validitas
Ahli Media
79,68%
Cukup valid
-
-
-
-
Ahli Materi
-
-
86,66%
Sangat valid
97,22%
Sangat valid
Kelompok
73,83% Cukup valid 74,37% Cukup valid 74,16% Cukup valid
Kecil
Kelompok
81,73% Sangat valid 81,33% Sangat valid 78,47% Sangat valid
Besar
Tabel di atas menjelaskan hasil validitas yang dilakukan pada tahap validasi desain oleh ahli
media dan ahli materi dan pada tahap uji produk oleh mahasiswa.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil pengembangan ini adalah bahwa media G-lernen berbasis flash
layak digunakan sebagai alternatif pembelajaran Sprachbaustein pada matakuliah ZiDSVorbereitung. Hal ini berdasarkan rata-rata perolehan angka presentase dari angket uji coba
produk sebesar 80,25%. Meskipun demikian, media G-lernen berbasis flash memerlukan sedikit
revisi agar media lebih sempurna dan dapat digunakan dengan nyaman dan baik oleh pengguna.
Saran
Berdasarkan hasil pengembangan ini, pengajar disarankan untuk menggunakan media Glernen berbasis flash sebagai alternatif media pembelajaran pada matakuliah ZiDS-Vorbereitung,
khususnya dalam pembelajaran Sprachbaustein. Selain itu, mahasiswa dapat memperoleh media
ini di Mediothek, sehingga mereka dapat menggunakannya secara mandiri di luar jam
perkuliahan.
DAFTAR RUJUKAN
Akbar, Sa’dun., Sriwijaya, Hadi. 2010. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Ilmu
pengetahuan Sosial (IPS). Yogyakarta: Cipta Medika.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Keenam). Jakarta : PT
Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Djiwandono, S. M. 1996. Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: Penerbit ITB.
Musfiqon, HM. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT Prestasi
Pustakaraya.
Sadiman, A.S, Rahardjo, R. Haryono, A., Rahardjito. 2010. Media Pendidikan: Pengertian,
Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sudjana, Nana., Rivai, Ahmad. 2010. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif, dan R&D. Bandung : CV Alfabeta.
G-lernen Berbasis Flash pada Matakuliah ZiDS-Vorbereitung Jurusan Sastra Jerman
Universitas Negeri Malang
oleh Mega Karisma Verina, Dra Rosyidah, M.Pd., dan M. Kharis, S.Pd, M. Hum.
Universitas Negeri Malang
E-mail: [email protected]
Abstrak: Pengembangan G-lernen berbasis flash bertujuan untuk
menghasilkan produk media pembelajaran mengenai Sprachbaustein berupa
kuis interaktif yang dikemas secara menarik untuk dipelajari di dalam kelas
maupun secara mandiri. Prosedur pengembangan ini dilakukan melalui tujuh
langkah. Data diperoleh melalui angket dari 36 subjek uji. Data angket
dianalisis dengan teknik presentase dan diuraikan menggunakan metode
deskriptif kualitatif. Hasil pengembangan menunjukkan bahwa media Glernen berbasis flash dapat memotivasi mahasiswa untuk mempelajari
Sprachbaustein. Dengan demikian, media pembelajaran G-lernen berbasis
flash sangat layak digunakan sebagai alternatif media pembelajaran pada
matakuliah ZiDS-Vorbereitung.
Kata Kunci: media pembelajaran, G-lernen, Sprachbaustein, ZidsVorbereitung
Abstract: The objectives of G-lernen development is to provide an
interesting learning media about Sprachbaustein in the form of interactive
quiz for the learners to learn independently. The study conducted by using
seven steps and obtained from questionnaires of 36 samples. The research is
classified in descriptive qualitative and the data obtained were analyzed using
percentage technique. The results of the analysis show that flash basic Glernen is able to motivate the learners to learn about Sprachbaustein.
Therefore, G-lernen learning media is appropriate as an alternative media in
the teaching of ZiDS-Vorbereitung.
Keywords: learning media, G-lernen, Sprachbaustein, Zids-Vorbereitung
Pembelajar bahasa diharapkan memiliki kemampuan berbahasa yang dibedakan menjadi dua,
yaitu kompetensi berbahasa dan ketrampilan berbahasa. Kompetensi berbahasa bersifat
abstrak,tidak dapat dilihat, didengar, dan dibaca. Ketrampilan berbahasa yang dicapai bersifat
konkret, dapat didengar dalam bentuk lisan dan dapat dibaca dalam bentuk tulisan. Kemampuan
berbahasa meliputi empat kemampuan yang harus dicapai dalam pembelajaran, yaitu 1)
kemampuan menyimak, 2) kemampuan membaca, 3) kemampuan menulis, dan 4) kemampuan
berbicara. (Djiwandono, 1996:4). Bagi pembelajar bahasa Jerman, Jurusan Sastra Jerman
Universitas Negeri Malang menyajikan beberapa matakuliah ketrampilan berbahasa Jerman yang
dapat mengembangkan kemampuan berbahasa mahasiswa.
Untuk mengukur tingkat penguasaan ketrampilan berbahasa mahasiswa, perlu dilakukan
sebuah pengujian atau tes kemampuan berbahasa yang komprehensif. Salah satunya adalah ujian
ZiDS yang merupakan ujian kemampuan Bahasa Jerman tingkat nasional. Sebelum menempuh
ujian tersebut, mahasiswa Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang pada semester empat
wajib menempuh matakuliah ZiDS-Vorbereitung. Matakuliah berbobot 4 (empat) SKS tersebut
dapat ditempuh, jika mahasiswa sudah lulus matakuliah Deutsch III, Konversation II, dan SW III
(Struktur und Wortschatz). Oleh karena itu, matakuliah tersebut seharusnya bisa menjadikan
mahasiswa menguasai kemampuan bahasa Jerman tingkat B1 sehingga mahasiswa bisa lulus
dalam ujian ZiDS. Ujian ZiDS yang dilakukan oleh Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri
Malang pada tahun 2011 dan 2012 menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Berdasarkan
data yang diperoleh dari rekapitulasi nilai ujian ZiDS Jurusan Sastra Jerman pada tahun 2011,
mahasiswa yang tidak lulus berjumlah 10 orang dari 61 mahasiswa yang mengikuti ujian atau
sebanyak 16,39%. Mahasiswa yang tidak lulus pada tahun 2012 sebanyak 17 orang dari 74
mahasiswa yang mengikuti ujian atau 22,97%. Dari tahun 2011 ke tahun 2012 jumlah mahasiswa
yang tidak lulus (nicht bestanden ) ujian ZiDS meningkat 6,58%. Kegagalan mahasiswa
disebabkan oleh nilai pada tahap pertama (schriftliche Prüfung) yang tidak mencapai skor
minimal 135. Dari data rekapitulasi nilai ujian ZiDS pada tahun 2011, dari 61 peserta ada 11
orang yang mencapai skor maksimal 30. Apabila dirata-rata, nilai keseluruhan Sprachbaustein
adalah 24,18. Pada tahun 2012, dari 74 mahasiswa tidak ada satu orangpun yang mencapai skor
30 dan rata-rata keseluruhan untuk Sprachbaustein adalah 20,06. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa salah satu permasalahan mahasiswa yang tidak lulus ujian ZiDS disebabkan
oleh kurangnya pemahaman Grammatik.
Hasil wawancara yang dilakukan terhadap beberapa mahasiswa angkatan 2009 dan
mahasiswa angkatan 2010 yang tidak lulus ujian ZiDS menunjukkan bahwa salah satu faktor
kesulitan menghadapi ujian ZiDS adalah tidak ada variasi dalam pembelajaran. Oleh karena itu,
dikembangkan media pembelajaran mengenai Sprachbaustein yang berupa kuis interaktif dan
dibuat menggunakan program Wondershare Quiz Creator versi 4.2.0, serta dikemas secara
menarik untuk dipelajari di dalam kelas maupun secara mandiri. Mahasiswa dapat
menggunakanya secara offline tanpa terlebih dahulu terkoneksi dengan internet, sehingga
memudahkan mahasiswa untuk menggunakannya di manapun dan kapanpun. Tujuan dari
pengembangan produk ini menghasilkan produk media pembelajaran G-lernen berbasis flash
pada matakuliah ZiDS-Vorbereitung.
Sadiman dan kawan-kawan (2010:14) menyebutkan media pendidikan sebagai salah satu
sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan. Dengan demikian, media pembelajaran adalah alat
yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
instruksionalnya. Melalui media, sesuatu yang terjadi, tetapi terbatas ruang dan waktu, serta
materi yang abstrak dapat tersampaikan (Gerlach & Ely, 1971). Media pembelajaran bermanfaat
untuk menumbuhkan motivasi siswa, memudahkan siswa untuk memahami materi, dan siswa
lebih banyak melakukan aktivitas dalam kegiatan belajar serta menjadikan metode pengajaran
lebih bervariasi (Sudjana & Rivai, 2010:2). Pengembangan media pembelajaran G-lernen
berbasis flash menggunakan program aplikasi kuis (Wondershare Quiz Creator) dan program
aplikasi flash (Autoplay Studio Media) yang kemudian dijalankan dengan gabungan CD-ROM
dan perangkat keras. Media G-lernen berbasis flash juga berbasis multimedia, karena media ini
merupakan gabungan antara program aplikasi (software) dan perangkat keras (hardware).
METODE
Penelitian pengembangan ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan mengadaptasi
model desain Sugiyono (2006). Prosedur yang dilakukan ada 7 (tujuh) langkah, yaitu potensi dan
masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk, dan
revisi produk. Sumber data dari uji kelayakan produk adalah ahli media, ahli materi, dan
mahasiswa angkatan 2011 yang sedang menempuh matakuliah ZiDS-Vorbereitung. Uji coba
produk dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu 1) uji coba satu lawan satu (one-to-one) pada
tiga mahasiswa 2), uji coba kelompok kecil pada sepuluh mahasiswa, dan 2) uji coba
kelompok besar pada 24 mahasiswa Offering A. Instrumen yang digunakan dalam
pengembangan ini adalah angket terbuka dan tertutup yang menggunakan skala likert. Data
angket dianalisis dengan menggunakan teknik persentase.
PENYAJIAN DATA
G-lernen berbasis flash diujicobakan kepada
da ti
tiga pihak, yakni
Media pembelajaran G
mahasiswa angkatan 2011 Offering A, B, dann A
AA yang sedang
ahli media, ahli materi, dann ma
S-Vorbereitung dengan cara menyebarkan angke
gket.
menempuh matakuliah ZiDS-V
dasi de
desain, media G-lernen berbasis flash dinilai
nilai oleh ahli media
Pada tahap uji validasi
memberikan penilaian terhadap media sebesar
ar 79,68%
79,68%. Hal
dan ahli materi. Ahli media me
inyatakan cukup
tersebut menunjukkan mediaa ppembelajaran G-lernen berbasis flash dapat diny
kelayakan materi didapatkan presentase sebesar 86
86,46% dan media
valid. Selanjutnya, hasil uji kela
dinyatakan sangat valid. Tahap
hap bberikutnya yang dilakukan, yaitu uji kelayakan
kan produk tterhadap
mahasiswa. Tahap pertama,, pad
pada uji produk one to one diberikan angket terbuka
rbuka kepada 3 (tiga)
mahasiswa. Ketiga mahasiswaa m
memberikan penilaian yang meliputi tanggapan
pan m
mengenai
kesalahan penulisan dan kata-ka
-kata atau kalimat yang sulit dipahami. Salah satu
atu mahasiswa yang
menjadi subjek uji menemukan
ukan ke
kesalahan penulisan kata “nähmlich” pada Mode
Modellsatz ke-2 yang
seharusnya tertulis nämlich.. Ma
Mahasiswa lainnya juga menyatakan pendapatnya
nya bahwa bahasa
yang digunakan dalam media G
G-lernen berbasis flash sudah sesuai dengann pem
pembelajar bahasa
Jerman tingkat B1. Pada uji kel
kelompok kecil dengan 10 orang diketahui bahw
hwa media G-lernen
berbasis flash mendapat perole
olehan presentase sebesar 74,09%. Hasil tersebut
sebut menunjukkan
bahwa media G-lernen berbasi
basis flash cukup valid untuk digunakan. Tahapp tterakhir dilakukan
da 24 m
mahasiswa dan didapatkan hasil sebesar 80
uji coba kelompok besar pada
80,78% sehingga
ash termasuk dalam kriteria kualifikasi sangat va
valid.
media G-lernen berbasis flash
kumpul diperoleh data hasil uji coba. Hasil uji ccoba tersebut
Dari angket yang terkum
ebagai berikut.
tersaji dalam tabel validasi seba
Tingkat Validitas Uji Produk
Presentase
79.68%
86.46%
74.09%
Ahli
Media
Ahli
Materi
Kelompok
Kecil
80.78%
Kelompok
Besar
PEMBAHASAN DAN ANALI
LISIS DATA
Pembahasan dan Analisis Data
ata A
Ahli Media
ahui bahwa ahli
Dari hasil uji kelayakan
kan produk G-lernen berbasis flash, dapat diketahu
dari jumlah
media memberi nilai sangat baik (skor empat) pada 5 (lima) butir pertanyaann da
ngan 11) kemudahan
keseluruhan 16 butir pertanyaan.
aan. L
Lima butir pertanyaan tersebut terkait dengan
warna, 4) penggunaan
gunaan navigasi, 3) komposisi dan kombinasi wa
menggunakan media, 2) pengguna
butir pertanyaan
kualitas desain tampilan (screen design). Kelima but
gambar dan grafis, dan 5) kualit
pertanyaan dimaksud
tersebut mendapat tingkat validi
liditas 100%. Dengan demikian, kelima butirr perta
ifikasi sangat valid.
termasuk dalam kriteria kualifika
lai ba
baik (skor tiga).
Terdapat 10 butir pertany
tanyaan yang dinilai oleh ahli media dengan nilai
konsistensi tombol,
Adapun butir pertanyaan tersebut
ebut, yaitu 1) kejelasan petunjuk penggunaan, 2) kons
gunaan jenis dan
sesuai dengan kecepatan berpikirnya, 4) pengguna
3) dapat dikontrol mahasiswa se
gunaan narasi, 8)
animasi, 6) penggunaan sound effects, 7) pengguna
ukuran huruf, 5) penggunaann ani
membantu pemahaman materi, 9) membangkitkan motivasi mahasiswa, dan 10) umpan balik
terhadap respon mahasiswa. Kesepuluh butir pertanyaan di atas mendapatkan nilai validitas
masing-masing 75%. Dengan demikian, 10 butir pertanyaan tersebut termasuk dalam kriteria
kualifikasi cukup valid.
Berdasarkan penilaian ahli media, kekurangan media G-lernen berbasis flash adalah tidak
adanya dukungan musik. Hal ini ditunjukkan dengan pemberian nilai pada butir pertanyaan
tentang pemberian dukungan musik yang mendapatkan skor satu dengan presentase 25%. Dengan
demikian, butir pertanyaan tersebut mendapat kriteria kualifikasi sangat tidak valid. Oleh karena
itu, ahli media memberikan saran agar pengembang memberi dukungan musik pada tampilan
awal (intro). Musik yang disarankan cukup berdurasi pendek yang diputar atau diperdengarkan di
awal dan musik berhenti ketika menu lain dijalankan. Mengingat media G-lernen berbasis flash
menggunakan format Shock Wave Flash (swf), maka tampilan kuis interaktif membutuhkan
installer Adobe Flash Player. Oleh karena itu, ahli media juga menyarankan untuk menambahkan
tombol instal Adobe Flash Player. Dengan demikian, pengguna dapat menjalankan media Glernen berbasis flash dengan maksimal.
Berdasarkan hasil analisis ahli media tersebut, dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran bahasa Jerman interaktif G-lernen berbasis flash pada matakuliah ZiDSVorbereitung cukup valid untuk digunakan sebagai media pembelajaran dengan perolehan
presentase secara keseluruhan sebesar 79,68%. Selanjutnya, revisi dilakukan sebagaimana yang
telah disarankan ahli media, yaitu dengan menambahkan musik di awal program dan tombol
instal Adobe Flash Player.
Pembahasan dan Analisis Data Ahli Materi
Ahli materi memberikan penilaian terhadap 23 butir pertanyaan yang meliupti dua aspek
penilaian, yaitu aspek pembelajaran dan aspek materi. Sesuai hasil analisis aspek pembelajaran,
dari 15 butir pertanyaan ada tujuh butir pertanyaan mendapatkan penilaian sangat baik (skor
empat). Tujur butir pertanyaan tersebut adalah1) kejelasan kelompok sasaran program, 2)
penyampaian materi menggunakan langkah-langkah yang logis, 3) kegiatan belajar dapat
memotivasi mahasiswa, 4) pemberian tes/evaluasi untuk mengukur kemampuan mahasiswa, 5)
pemberian umpan balik, 6) kejelasan petunjuk belajar, dan 7) memberi kesempatan mahasiswa
untuk belajar mandiri. Perolehan P (presentase data keseluruhan) sebesar 100% menunjukkan
kriteria kualifikasi sangat valid. Sementara itu, ahli materi berpendapat bahwa terdapat lima butir
pertanyaan dengan penilaian baik (skor tiga). Adapun kelima butir tersebut yaitu 1) penyampaian
materi mengikuti prinsip-prinsip pembelajaran, 2) pemberian latihan untuk pemahaman konsep,
3) penyampaian materi yang menarik, 4) respon terhadap jawaban benar, dan 5) respon terhadap
jawaban salah. Kelima butir pertanyaan di atas masing-masing mendapat presentase sebesar 75%,
sehingga media termasuk kriteria kualifikasi cukup valid. Namun demikian, dari kelima butir
pertanyaan di atas khususnya untuk butir pertanyaan respon terhadap jawaban benar dan salah
diketahui bahwa feedback tidak langsung muncul saat pengguna media mengklik jawaban.
Pemilihan model kuis once at all sengaja dilakukan agar pengguna mendapat respon jawaban
benar atau salah setelah keseluruhan kuis selesai dikerjakan, dengan harapan pengguna media
mengerjakan seluruh kuis terlebih dahulu dan baru melihat kunci jawaban di akhir kuis. Oleh
karena itu, media G-lernen berbasis flash ini menyajikan soal-soal yang dapat dijalankan maju
mundur (weiter-zurück).
Ahli materi memberikan penilaian cukup pada dua butir pertanyaan, yaitu pembelajaran
memperhatikan perbedaan kemampuan tiap-tiap individu dan membantu mengingat kemampuan
sebelumnya masing-masing dengan skor dua. Kedua butir pertanyaan tersebut mendapat
perolehan presentase sebesar 50% (termasuk kriteria kualifikasi kurang valid). Selanjutnya, ahli
media memberikan penilaian kurang baik pada butir pertanyaan tentang pemberian contoh-contoh
dalam penyajian (skor satu) dengan presentase 25%. Penyebabnya adalah belum adanya model
contoh pengerjaan Modellsatz pada media G-lernen berbasis flash ini. Oleh karena itu, ahli materi
menyarankan untuk menambahkan contoh pengerjaan Modellsatz pada laman pertama sebelum
memulai kuis.
Pada aspek materi, dari sembilan butir pertanyaan ada delapan butir pertanyaan yang
mendapat penilaian sangat baik (skor delapan). Kedelapan butir pertanyaan terkait tentang 1)
kebenaran materi, 2) kedalaman materi, 3) pentingnya materi, 4) kemenarikan materi, 5)
materinya mudah dipahami, 6) konsep yang diberikan dapat dilogika dengan jelas, 7) kesesuaian
materi dengan situasi mahasiswa, dan 8) tingkat kesulitan soal. Presentase dari masing-masing
butir pertanyaan tersebut adalah 100%, termasuk kriteria kualifikasi sangat valid. Sementara itu,
ahli materi memberikan penilaian baik ( skor tiga), yaitu penggunaan bahasa yang tepat dengan
presentase 75%. Butir pertanyaan tersebut termasuk dalam kriteria kualifikasi cukup valid.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa media G-lernen berbasis
flash, dari aspek pembelajaran dan aspek materi memperoleh presentase 86,46% dan dinyatakan
sangat valid. Namun demikian, ahli media menyarankan beberapa revisi yang terkait dengan
penggunaan bahasa, dan kesalahan penulisan. Misalnya pada kata “vertehen“ pada Modellsatz ke10 yang seharusnya tertulis verstehen. Juga ada kesalahan penulisan pada Hinweis seperti
“Modellsätzen“, “Teile“, dan mit Übung yang seharusnya ditulis Modellsätze, Teilen, dan mit
Übungen. Ahli media juga menyarankan agar pengembang berkonsultasi kepada Praktikantin
yang sedang menjalankan tugas di Jurusan Sastra Jerman terkait kata-kata atau kalimat yang
digunakan pada media G-lernen berbasis flash, demi kesempurnaan media G-lernen berbasis
flash. Validator yang secara seksama menguji materi juga turut memperhatikan penggunaan
bahasa yang digunakan dalam media G-lernen berbasis flash. Setelah berkonsultasi dengan
Praktikantin, diperoleh diksi-diski yang lebih tepat, yaitu 1) Arbeitshinweis sebagai pengganti
kata Arbeitsanweisung, 2) Restzeit sebagai pengganti kata Ablaufzeit, 3) Überblick sebagai
pengganti kata Kurzfassung, dan 4) Rückmeldung sebagai pengganti kata Note sehen.
Pembahasan dan Analisis Data Hasil Uji Coba terhadap Mahasiswa
Analisis data hasil uji coba terhadap mahasiswa meliputi data hasil uji coba perseorangan
(one to one), hasil uji coba kelompok kecil, dan hasil uji coba kelompok besar. Uraian
selengkapnya adalah sebagai berikut.
Pembahasan dan Analisis Data Uji Coba Perseorangan (One to One)
Berdasarkan hasil angket terbuka yang diberikan kepada tiga mahasiswa angkatan 2011
yang sedang menempuh matakuliah ZiDS-Vorbereitung, diperoleh tanggapan tentang kesalahan
penulisan dan kata-kata atau kalimat yang sulit dipahami. Salah satu mahasiswa yang menjadi
subjek uji menemukan kesalahan penulisan kata “nähmlich” pada Modellsatz ke-2 yang
seharusnya tertulis nämlich. Mahasiswa lainnya juga menyatakan pendapatnya bahwa bahasa
yang digunakan dalam media G-lernen berbasis flash sudah sesuai dengan level mereka, yaitu B1.
Selain mengisi angket terbuka, ketiga mahasiswa juga memberikan komentar, yaitu 1) beberapa
materi pada Modellsatz pernah dipelajari, 2) tampilan layar kurang lebar, 3) kurang variasi pada
tampilan media, dan 4) kurang variasi soal-soal latihan. Selain itu, subjek uji coba menyarankan
untuk menambah atau mengganti materi-materi yang sudah dipelajari di kelas, agar tidak
membosankan. Tampilan layar juga sebaiknya lebih diperlebar, variasi gambar, warna, dan soalsoal latihan ditambah. Subjek uji coba juga menyarankan agar Modellsatz yang disajikan tidak
terlalu banyak. Terkait dengan tampilan layar yang sebelumnya berukuran 950 x 750 pixel telah
diubah menjadi 1200 x 700 pixel. Perubahan resolusi ini diharapkan dapat membuat tampilan
media G-lernen berbasis flash terbaca pada perangkat komputer dan laptop. Namun tampilan ini
masih terlalu besar untuk netbook. Terkait dengan variasi gambar dan soal-soal latihan, telah
ditambahkan variasi, gambar, dan soal-soal latihan dibuat lebih beragam. Selain itu, ada
mahasiswa yang menyarankan untuk mengurangi jumlah Modellsatz. Namun demikian, jumlah
Modellsatz yang disajikan tidak diubah mengingat jumlah Modellsatz yang ditampilkan telah
sesuai dengan jumlah pertemuan pada pembelajaran Sprachbaustein matakuliah ZiDSVorbereitung dalam Rancangan Perkuliahan Semester (RPS).
Pembahasan dan Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil
Analisis data uji kelompok kecil meliputi aspek media, aspek pembelajaran, dan aspek
materi. Aspek media terdiri dari 15 butir pertanyaan, aspek pembelajaran terdiri dari 12 butir
pertanyaan, dan aspek media terdiri dari sembilan butir pertanyaan. Berdasarkan hasil analisis
kelompok kecil, secara umum ada lima butir pertanyaan yang mendapatkan presentase antara
80%-100%, termasuk kriteria kualifikasi sangat valid. Ketiga butir pertanyaan tersebut adalah 1)
konsistensi tombol (85%), 2) penggunaan gambar dan grafis (80%), dan 3) kualitas tampilan
(screen design) (87,5%). Selain itu, 12 butir pertanyaan mendapatkan presentase antara 60%79%, termasuk kriteria kualifikasi cukup valid dengan revisi kecil. Keduabelas butir pertanyaan
tersebut terkait dengan 1) kejelasan petunjuk penggunaan (70%), 2) kemudahan menggunakan
media (77,5%), 3) penggunaan navigasi (72,5%), 4) kemudahan mahasiswa mengontrol sesuai
dengan kecepatan berfikirnya (75%), 5) penggunaan jenis dan ukuran huruf (75%), 6) komposisi
dan kombinasi warna (75%), 7) penggunaan sound effects (57,5%), 8) penggunaan narasi (75%),
9) pemberian dukungan musik (57,5%), 10) membantu pemahaman materi (77,5%), 11)
membangkitkan motivasi mahasiswa (72,5%), dan 12) umpan balik terhadap respon mahasiswa
(70%).
Terkait aspek pembelajaran, pada uji kelompok kecil terdapat dua butir pertanyaan
presentase antara 80% - 100% atau kategori sangat valid tanpa revisi. Dua butir pertanyaan
tersebut meliputi kejelasan kelompok sasaran program (82,5%) dan kejelasan petunjuk belajar
(80%). Sementara itu, ada sembilan butir pertanyaan yang mendapatkan presentase antara 60% 79% dengan kriteria validitas cukup valid. Kesembilan butir pertanyaan tersebut terkait dengan 1)
penyampaian materi menggunakan langkah-langkah yang logis (72,5%), 2) penyampaian materi
mengikuti prinsip-prinsip pembelajaran (72,5%), 3) pemberian latihan untuk pemberian konsep
(70%), 4) pemberian umpan balik (65%), 5) memberikan kesempatan mahasiwa untuk belajar
mandiri (77,5%), 6) penyampaian materi yang menarik (77,5%), 7) pemberian contoh-contoh
dalam penyajian (72,5%), 8) respon terhadap jawaban benar (72,5%), dan 9) respon terhadap
jawaban salah (72,5%).
Berdasarkan analisis data aspek materi pada uji coba kelompok kecil dapat diketahui
bahwa ada satu butir pertanyaan yang mencapai presentase antara 80%-100% atau dalam kategori
sangat valid. Butir pertanyaan tersebut mengenai pentingnya materi (80%). Selanjutnya, ada
delapan butir pertanyaan yang mendapatkan presentase antara 60%-79% dan termasuk kriteria
kualifikasi cukup valid. Kedelapan butir pertanyaan tersebut, yaitu 1) kebenaran materi (77,5%),
2) kedalaman materi (70%), 3) kemenarikan materi (75%), 4) materinya mudah dipahami
(72,5%), 5) penggunaan bahasa yang tepat dan konsisten (77,5%), 6) konsep yang diberikan
dapat dilogika dengan jelas (65%), 7) kesesuaian materi dengan situasi mahasiswa (75%), dan 8)
tingkat kesulitan soal (75%). Dari hasil analisis materi pada uji coba kelompok kecil, dapat
disimpulkan bahwa presentase mencapai 74, 16% dan termasuk kriteria kualifikasi cukup valid.
Hasil analisis uji coba kelompok kecil yang meliputi aspek media, pembelajaran, dan materi
dapat disimpulkan bahwa media G-lernen berbasis flash termasuk dalam kriteria kualifikasi
cukup valid. Hal ini mengingat presentase yang diperoleh sebesar 74,09%. Pada analisis uji coba
kelompok kecil kesepuluh mahasiswa juga memberikan saran agar tampilan layar diperlebar serta
penambahan animasi pada media G-lernen berbasis flash agar lebih menarik. Selain itu,
mahasiswa juga mengoreksi bahwa ada beberapa kunci jawaban yang salah. Selanjutnya,
mahasiswa juga memberikan komentar terkait dengan jumlah Modellsatz yang dinilai terlalu
banyak sehingga membosankan. Namun demikian, ada enam mahasiswa yang menginginkan agar
media G-lernen berbasis flash ini dipublikasikan kepada semua mahasiswa Jurusan Sastra Jerman
dan diposting ke laman internet, karena produk ini dinilai menarik dan kreatif. Berdasarkan saran
dan komentar tersebut, perbaikan yang dilakukan terkait dengan tampilan layar yang semula 950
x 750 pixel menjadi 1200 x 700 pixel, penambahan animasi, dan koreksi kunci jawaban yang
salah.
Pembahasan dan Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar
Uji coba kelompok besar dilakukan terhadap 24 mahasiswa angkatan 2011 yang sedang
menempuh matakuliah ZiDS-Vorbereitung. Data uji coba yang diberikan meliputi tiga aspek
penilaian, yaitu aspek media, aspek pembelajaran, dan aspek materi, dengan jumlah keseluruhan
pertanyaan sebanyak 36 butir.
Berdasarkan hasil analisis data uji kelompok besar secara keseluruhan, diketahui bahwa
11 butir pertanyaan mendapatkan presentase antara 80%-100% atau termasuk kriteria kualifikasi
sangat valid. Sebelas butir pertanyaan tersebut adalah 1) kemudahan menggunakan media
(84,4%), 2) konsistensi penggunaan tombol (80,2%), 3) kemudahan mahasiswa mengontrol
media (80,2%), 4) penggunaan jenis dan ukuran huruf (82,5%), 5) komposisi dan kombinasi
warna (83,3%), 6) penggunaan gambar dan grafis (86,4%), 7) penggunaan sound effects (81,2%),
8) pemberian dukungan musik (81,2%), 9) membantu pemahaman materi (83,3%), 10)
membangkitkan motivasi mahasiswa (87,5%), dan 11) umpan balik terhadap respon mahasiswa
(83,3%). Selanjutnya, ada empat butir pertanyaan yang mendapatkan presentase antara 60%-79%
dan termasuk kriteria kualifikasi cukup valid, yaitu 1) kejelasan petunjuk penggunaan (79,2%), 2)
penggunaan navigasi (79,2%), 3) pengggunaan narasi (77,1%), dan 4) kualitas tampilan (screen
design) (79,2%). Dari uraian di atas, aspek media hasil uji kelompok besar memperoleh
presentase sebesar 81,73% dan dinyatakan sangat valid.
Dari hasil analisis uji coba kelompok besar diketahui bahwa dari tujuh butir pertanyaan
yang diajukan mendapatkan presentase antara 80%-100% atau termasuk kategori sangat valid.
Ketujuh butir pertanyaan tersebut adalah 1) kejelasan kelompok sasaran program (82,3%), 2)
kegiatan belajar dapat memotivasi mahasiswa (81,2%), 3) pemberian latihan untuk pemahaman
konsep (86,4%), 4) kejelasan petunjuk belajar (81,2%), 5) memberi kesempatan mahasiswa untuk
belajar mandiri (87,5%), 6) penyampaian materi yang menarik (86,4%), dan 7) pemberian
contoh-contoh dalam penyajian (81,2%). Ada lima butir pertanyaan yang mendapatkan skor
antara 60%-79%, yaitu 1) penyampaian materi menggunakan langkah-langkah yang tepat
(78,1%), 2) penyampaian materi mengikuti prinsip-prinsip pembelajaran (79,2%), 3) pemberian
umpan balik (76%), 4) respon terhadap jawaban benar (79,2%), dan 5) respon terhadap jawaban
salah (77,1%). Dengan demikian, jumlah presentase keseluruhan butir pertanyaan pada aspek
pembelajaran uji kelompok besar sebesar 81,33% termasuk kriteria kualifikasi sangat valid.
Berdasarkan hasil analisis data aspek materi pada uji coba kelompok besar, terdapat tiga butir
pertanyaan yang memiliki presentase antara 80%-100% atau dalam kategori sangat valid. Ketiga
butir tersebut yaitu 1) kebenaran materi (81,2%), 2) pentingnya materi (85,4%), dan 3)
kemenarikan materi (81,2%). Sementara itu, ada enam butir pertanyaan yang mendapatkan
presentase antara 60%-79% dan termasuk kriteria kualifikasi cukup valid. Adapun keenam butir
pertanyaan tersebut meliputi 1) kedalaman materi (79,2%), 2) materinya mudah dipahami (75%),
3) penggunaan bahasa yang tepat dan konsisten (76%), 4) konsep yang diberikan dapat dilogika
dengan jelas (73,9%), 5) kesesuaian materi dengan situasi mahasiswa (78,1%), dan 6) tingkat
kesulitan soal (76%). Dari data keseluruhan butir pertanyaan aspek materi pada uji kelompok
besar diperoleh presentase sebesar 78,47% dan dapat dinyatakan cukup valid.
Dari hasil analisis uji kelompok besar secara keseluruhan yang meliputi aspek media,
aspek pembelajaran, dan aspek materi diperoleh angka presentase sebesar 80,78% dan termasuk
kriteria kualifikasi sangat valid. Berdasarkan hasil analisis uji kelompok besar, subjek uji juga
memberikan saran dan komentar. Dari jumlah subjek uji terdapat 16 orang yang menyatakan
bahwa media G-lernen berbasis flash secara keseluruhan sangat menarik. Sembilan orang subjek
uji berpendapat bahwa media G-lernen berbasis flash dapat membantu mahasiswa dalam
mempelajari Sprachbaustein sebagai persiapan ujian ZiDS. Terkait dengan penyempurnaan
produk, para mahasiswa menyarankan agar ditambah tombol minimize, sehingga pengguna dapat
menjalankan program lainnya. Untuk pengembangan selanjutnya, subjek uji mengharapkan agar
media G-lernen berbasis flash diperbarui versinya dengan menambah materi-materi yang baru.
Secara singkat hasil analisis pengembangan produk G-lernen berbasis flash dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Uji Coba
Produk
%
Media
Validitas
Aspek
Pembelajaran
%
Validitas
%
Materi
Validitas
Ahli Media
79,68%
Cukup valid
-
-
-
-
Ahli Materi
-
-
86,66%
Sangat valid
97,22%
Sangat valid
Kelompok
73,83% Cukup valid 74,37% Cukup valid 74,16% Cukup valid
Kecil
Kelompok
81,73% Sangat valid 81,33% Sangat valid 78,47% Sangat valid
Besar
Tabel di atas menjelaskan hasil validitas yang dilakukan pada tahap validasi desain oleh ahli
media dan ahli materi dan pada tahap uji produk oleh mahasiswa.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil pengembangan ini adalah bahwa media G-lernen berbasis flash
layak digunakan sebagai alternatif pembelajaran Sprachbaustein pada matakuliah ZiDSVorbereitung. Hal ini berdasarkan rata-rata perolehan angka presentase dari angket uji coba
produk sebesar 80,25%. Meskipun demikian, media G-lernen berbasis flash memerlukan sedikit
revisi agar media lebih sempurna dan dapat digunakan dengan nyaman dan baik oleh pengguna.
Saran
Berdasarkan hasil pengembangan ini, pengajar disarankan untuk menggunakan media Glernen berbasis flash sebagai alternatif media pembelajaran pada matakuliah ZiDS-Vorbereitung,
khususnya dalam pembelajaran Sprachbaustein. Selain itu, mahasiswa dapat memperoleh media
ini di Mediothek, sehingga mereka dapat menggunakannya secara mandiri di luar jam
perkuliahan.
DAFTAR RUJUKAN
Akbar, Sa’dun., Sriwijaya, Hadi. 2010. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Ilmu
pengetahuan Sosial (IPS). Yogyakarta: Cipta Medika.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Keenam). Jakarta : PT
Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Djiwandono, S. M. 1996. Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: Penerbit ITB.
Musfiqon, HM. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT Prestasi
Pustakaraya.
Sadiman, A.S, Rahardjo, R. Haryono, A., Rahardjito. 2010. Media Pendidikan: Pengertian,
Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sudjana, Nana., Rivai, Ahmad. 2010. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif, dan R&D. Bandung : CV Alfabeta.