Sistem Pemotongan Dan Penghitingan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Sebagaimana kita ketahui ,peranan pajak semakin besar dan penting dalam
menyumbang

penerimaan

Negara

dalam

rangka

kemandirian

pelaksanaan

pembangunan Nasional. Untuk itu perlu adanya peningkatan kesadaran dan
kepedulian masyarakat untuk membayar pajak .Salah satu wujud kesadaran dan

kepedulian masyarakat untuk membayar pajak adalah mendaftarkan diri menjadi
wajib pajak dan membayar pajak penghasilan sesuai ketentuan perpajakan yang ada
apabila penerimaan atau memperoleh penghasilan.
Sesuai ketentuan perpajakan yang ada, sistem pemungutan pajak yang dianut
di Indonesia adalah self assessment yaitu masyarakat mendaftarkan sendiri sebagai
wajib pajak selanjutnya menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak
penghasilan terutang.Sedangkan salah satu fungsi Direktorat jendral Pajak menurut
ketentuan undang-undang perpajakan adalah melakukan pengawasan terhadap
masyarakat atas pelaksanaan system self assessment sehingga diberikan wewenang
dibidang perpajakan antara lain pengukuhan sebagai wajib pajak, penetapan besarnya
pajak yang terutang apabila masyarakat tidak membayar pajak sesuai ketentuan
undang-undang perpajakan. (Cyrus Sihaloho,2008:15)
Adapun resiko apabila masyarakat wajib pajak tidak mengetahui hak dan
kewajiban perpajakanya adalah : adanya kerugian negara dalam hal kualitas dan

Universitas Sumatera Utara

kuantitas dalam penerimaan negara yang berasal dari sektor penerimaan fiskal dalam
negeri. Agar hal ini tidak terjadi, pemerintah selalu berupaya melakukan perbaikan –
perbaikan dalam bidang perpajakan, contohnya modernisasi perpajakan yang

bertujuan merubah paradigma mesyarakat mengenai aparat pajak dan juga pelayananpelayanan yang bertaraf internasional seperti e-registration dan e-filling yang
memudahkan calon wajib pajak dan wajib pajak meng akses informasi secara online
untuk mendaftar dan memperoleh NPWP dan membayar pajak dengan melampirkan
dokument yang berkaitan seperti laporan laba rugi dalam format digital ( CD,
flashdisk, dan lain-lain)
ketentuan mengenai pajak penghasilan (PPh) diuraikan dalam undang-undang
perpajakan

sebagaimana

telah

diubah

terakhir,yaitu

undang-undang

pajak


penghasilan (PPh) No.36 tahun 2008. Adanya pajak penghasilan (PPh) pasal 21
sabagaimana tertuang dalam undang-undang tersebut sangat menentukan peningkatan
penerimaan pajak karena dianggap memiliki peranan yang sangat penting.
Kantor pelayanan pajak dalam peranannya sebagai salah satu pemasok
pendapatan negara dari sektor pajak berperan sebagai pemotong pajak penghasilan
(PPh) pasal 21 yang membayar gaji,upah,tunjangan,honorarium atau pembayaran lain
sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan,jasa,atau kegiatan. instansi pemerintah
juga harus mengikuti syarat-syarat pengurangan serta pemotongan penghasilan sesuai
dengan yang tercantum dalam Undang-Undang pajak penghasilan (PPh) pasal 21
PKLM yang dilaksanakan di KPP dimaksudkan agar dapat mengetahui
bagaimana proses pemotongan dan perhitungan pajak penghasilan (PPh) pasal 21

Universitas Sumatera Utara

dilakukan oleh Bendaharawan pemerintah pada lingkungan instasnsi pemerintah yang
sebenarnya dalam hal ini adalah Kantor Pelayanan Pajak. Selain itu, adanya kendalakendala yang masih muncul terutama akibat informasi yang yang diberikan dalam
bentuk buku panduan perpajakan dan wajib pajak tidak selamanya mengerti, dimana
pihak instansi pemerintah dalam hal ini bendaharawan pemerintah yang disebut juga
sebagai pemotong pajak penghasilan pasal 21 kadang masih salah dalam melakukan
perhitungan sehingga tidak jarang para pegawai merasa dirugikan. Berdasarkan

masalah diatas, maka penulis tertarik untuk membahas tentang Sistem Pemotongan
Dan Penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil
(PNS) Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

B. Tujuan dan Manfaat Praktik kerja Lapangan Mandiri
1. TujuanPraktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun tujuan PKLM yang dilakukan adalah merupakan salah satu
persyaratan

wajib

dilaksanakan

oleh

Mahasiswa

perpajakan

dalam


menyelesaikan pendidikan program studi diploma III Administrasi perpajakan
pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
Secara spesifik tujuan penulis melakukan PKLM antara lain :

Universitas Sumatera Utara

1.1 Untuk mengetahui sistem pemotongan dan penghitungan Pajak Penghasilan
(PPh) pasal 21 atas gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Prataman Medan Polonia.
1.2 Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh Bendaharawan
dalam pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21 atas gaji Pegawai
negeri sipil (PNS) pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan
Polonia.
1.3 Untuk mengetahui besarnya Pajak penghasilan ( PPh ) pasal 21 yang
dipotong atas gaji Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) Pada Kantor Pelayanan
pajak (KPP) Pratama Medan Polonia untuk tahun pajak 2012

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri
2.1 Bagi Mahasiswa

a. Mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan.
b. Menciptakan dan menumbuhkan sikap profesionalisme,integritas,bertanggung
jawab, inovatif, etos kerja yang tinggi serta kedisiplinan yang nantinya hal-hal
tersebut sangat dibutuhkan ketika memasuki dunia kerja yang sebenarnya.
c. Memotivasi mahasiswa untuk beraktifitas secara efektif dan efesien dalam
melakukan pekerjaan
d. Menambah wawasan dan pengetahuan dibidang perpajakan khususnya
pelaksanaan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21 Pegawai Negeri Sipil (PNS)
yang dilakukan oleh Bendaharawan Pemerintah.

Universitas Sumatera Utara

2.2 Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia
a. Sarana perwujudan tanggung jawab sosial (social responsibilty) kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia terhadap masyarakat
khususnya dibidang pendidikan.
b. Sarana bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia utntuk
menerima saran maupun kritikan yang bersifat membangun yang menjadi
sumber masukan (input) untuk meningkatkan kinerja organisasi pada masa
yang akan datang


c. sarana menciptakan hubungan positif antara Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Medan Polonia dengan lembaga pendidikan khusnya program studi
Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP Universitas Sumatera Utara.

2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
a. Sarana menjalin hubungan baik antara pihak Universitas dengan pihak kantor
Pelayanan Pajak (KPP) pratama Medan Polonia.
b. Menjadi masukan penyempurnaan kurikulum dan sistem pendidikan untuk
masa yang akan datang.

Universitas Sumatera Utara

C. Uraian Teoritis
1. Pengertian Pajak
Mr. Dr. N. J. Feldmann,dalam bukunya De Overheidsmiddelen van
Indonesia, Leiden, 1949, mengatakan: “Pajak adalah prestasi yang dipaksakan
sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkan
secara umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk
menutup pengeluaran-pengeluaran umum(Suandy Erly, 2008:9)

Prof. Dr. M. J. H. Smeets, dalam bukunya De Economische Betekenis der
Belastingen, 1951, mengatakan: “Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang
terutang melalui norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa ada kalanya
kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual; maksudnya adalah
untuk membiayai pengeluaran pemerintah (idem)
Prof. Dr. RochmatSoemitro, S.H. dalam bukunya Dasar-Dasar Hukum
Pajak dan Pajak Pendapatan adalah : “Pajak adalah iuran kepada kas Negara berdasar
kan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal
(kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar
pengeluaran umum (SuandyErly, 2008:10)
Dr. SoeparmanSoemahamidjaja, dalam bukunya Pajak Atas Gotong
Royong, Universitas Padjadjaran, Bandung, 1964, mengatakan: “Pajak adalah iuran
wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan normanorma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif
dalam mencapai kesejahteraan umum (SuandyErly, 2008:9)

Universitas Sumatera Utara

2. FungsiPajak
2.1 Fungsi Budgetair
Yaitu memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke kas negara, dengan tujuan

untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara.
2.2 Fungsi Regulerend
Yaitu pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur masyarakat baik di bidang
ekonomi, sosial, maupun politik dengan tujuan tertentu.
Pajak digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu dapat dilihat dalam
contoh sebagai berikut:
a. Pemberian insentif pajak (misalnya: tax holiday, penyusutan dipercepat) dalam
rangka meningkatkan investasi baik dalam negeri maupun investasi asing.
b. Pengenaan pajak ekspor untuk produk-produk tertentu dalam rangka memenuhi
kebutuhan dalam negeri.
c. Pengenaan Bea Masuk dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah untuk produkproduk impor tertentu dalam rangka melindungi produk-produk dalam negeri.

2.3 Jenis Pajak Berdasarkan Wewenang Pemungutannya
a. Pajak Pusat
Pajak Pusat adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada pada pemerintah
pusat yang pelaksanaannya dilakukan oleh Departemen Keuangan melalui
Direktorat Jenderal Pajak.

Universitas Sumatera Utara


b. Pajak Daerah
Pajak Daerah adalah pajak yang wewenang pemungutannya dari pada
Pemerintah Daerah yang pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas Pendapatan
Daerah.
Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Pasal (4) tentang Pajak
Penghasilan, Penghasilan adalah setiap tambahan ekonomis yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan
Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun. Pajak
Penghasilan Pasal 21 merupakan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang menjadi
Subjek Pajak adalah Orang Pribadi, Warisan yang belum

D.

Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan mandiri
Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam Praktik Kerja lapangan Mandiri
(PKLM) yang dilaksanakan pada Kantor Pelayanan pajak (KPP) Pratama
Medan Polonia adalah: Prosedur pengenaan pajak penghasilan khususnya
Pajak penghasilan (PPh) pasal 21 atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
dilakukan oleh Bendaharawan pemerintah menurut UU No.36 tahun 2008

meliputi pemotongan dan penghitungan pajak terutangnya.

Universitas Sumatera Utara

E.

Metode Praktik Kerja Lapangan

1.

Tahap Persiapan
tahap ini, penulis menentukan tempat pelaksanaan (obyek) Praktik Kerja

Lapangan mandiri (PKLM). kemudian dilanjutkan pembuatan proposal dan surat
pengantar Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), serta konsultasi dengan
dosen pembimbing.
2.

Studi Literatur
Pengumpulan data yang menyangkut masalah yang akan dibahas melalui

buku-buku ilmiah atau sumber-sumber bacaan lainya, UU Perpajakan, keputusan
Menteri Keuangan, Keputusan Dirjen Pajak dan bahan-bahan lainya yang
berhubungan dengan objek pembahasan pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Medan Polonia.

3.

Observasi Lapangan
Pengamatan yang dilakukan secara langsung untuk memperoleh data-data

yang ada pada Kantor Pelayanan pajak (KPP) Pratama Medan Polonia yang
bersangkutan mengenai sistem pemotongan dan penghitungan Pajak Penghasilan
(PPh) pasal 21 atas Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Universitas Sumatera Utara

4.

Pengumpulan Data
Penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan mengenai sistem

pemotongan dan penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21 atas Pegawai
Negeri Sipil (PNS) melalui :
a) Penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu dengan melakukan
penelitian terhadap berbagai sumber bacaan, mengenai sistem pemotongan
dan penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21 atas Pegawai Negeri
Sipil (PNS)
b) Penelitian lapangan (Field Research), yaitu dengan melakukan penelitian
langsung ke lapangan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan
Polonia

5.

Analisis Data Dan Evaluasi
Analisis data adalah uraian tentang data-data yang dikumpulkan, teknik
analisis dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif yaitu teknik analisis
yang berlandaskan pada pemikiran atau teori yang telah ada serta
menjelaskannya dengan kata-kata yang sistematis sehingga permasalahan
dalam penlitian terungkap dengan jelas dan objektik.

Universitas Sumatera Utara

F.

Metode Pengumpulan Data

1.

Metode Observasi (Observation Guide)
Mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk
mendapatkan data dan informasi yang akurat serta pencatatan terhadap
hasil pengamatan.

2.

Metode Wawancara ( Interview Guide)
Melakukan tanya jawab langsung yang melibatkan Bendaharawan dan
pegawai (key informan) pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Medan Polonia yang berhubungan dengan objek bahasan yang dianggap
mampu memberikan masukan berupa data dan informasi bagi penyusunan
laporan ini.

3.

Metode Dokumentasi (optional)
Mengumpulkan data-data berupa dokumen-dokumen yang berhubungan
dengan pemotongan dan penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21
atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Medan Polonia

Universitas Sumatera Utara

G.

BAB I

Sistematika Penulisan laporan.

PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang yang menjadi
dasar penulisan, Tujuan dan manfaat praktik kerja lapangan mandiri
(PKLM), Uraian Teoritis Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan
mandiri (PKLM), Metode Pengumpulan data, sistematika penulisan.

BAB II

GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PKLM
Pada bab ini akan diuraikan gambaran umum dari Kantor Pelayanan
pajak (KPP) Pratama Medan Polonia, meliputi sejarah singkat
berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia,
struktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi dan gambaran
pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan polonia.

BAB III

GAMABARAN DATA PAJAK PENGHASILAN PASAL 21
Dalam bab ini akan dibahas tentang pengegertian, dasar hukum,
ketentuan, objek

dan subjek Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21,

sistem pemotongan dan penghitungan pajak penghasilan (PPh) pasal
21 atas gaji pegawai yang dilakukan oleh bendaharawan pemerintah.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI DATA
Pada bab ini dibahas tentang analisa dan evalusi dari setiap data
yang diperoleh sebelumnya meliputi sistem pemotongan dan
penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21 atas gaji pegawai
yang dilakukan oleh Bendaharawan pemerintah di Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan kesimpulan dari uraian-uraian dalam bab-bab
sebelumnya serta saran-saran dari penulis

yang merupakan

sumbangan pemikiran yang diharapkan dapat memberikan manfaat
pada pihak-pihak yang memerlukan.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Sistem Perhitungan dan Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas Gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam Tahun 2011

2 67 78

Tata Cara Penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas Pegawai Tetap Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

2 100 97

Prosedur Pengawasan Dan Penatausahaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

1 33 49

Prosedur Pemotongan, Penyetoran Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

1 37 75

Sistem Pemotongan dan Perhitungan PPh Pasal 21 atas Gaji PNS Pada KPP Pratama Medan Polonia

4 86 87

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 75 63

Sistem Pemotongan Dan Penghitingan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

1 6 61

Sistem Pemotongan Dan Penghitingan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

0 0 8

Sistem Pemotongan Dan Penghitingan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

0 0 10

Sistem Pemotongan Dan Penghitingan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

0 0 1