Mortalitas Penderita Cedera Kepala Berat yang di Rawat di Unit Perawatan Intensif RSUP Haji Adam Malik Medan Periode Juli 2012 – Juni 2013

BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Cedera kepala merupakan suatu kegawatan yang paling sering dijumpai di unit gawat
darurat suatu rumah sakit. Menurut Hippocrates, bahwa tidak ada cedera kepala yang perlu
dikhawatirkan serius yang bisa membuat kita putus hara pan dan tidak ada juga keluhan yang
dapat kita abaikan. Setiap tahun di Amerika Serikat mencatat 1,7 juta kasus cedera kepala,
52.000 pasien meninggal dan selebihnya di rawat inap. Cedera kepala juga merupakan penyebab
kematian ketiga dari semua jenis cede ra yang dikaitkan dengan kematian (CDC, 2011).
Mortalitas cedera kepala akibat terjatuh lebih tinggi pada laki -laki dibanding perempuan
yaitu sebanyak 28,8 per100.000 dan 41,3 per100.000. Bagi lansia pada usia 65 tahun ke atas,
kematian akibat cedera kepal a mencatat 52.000 kematian dari 1,7 juta lansia di Amerika yang
mangalami cedera kepala akibat terjatuh (CDC, 2005).
Penyebab utama cedera kepala adalah kecelakaan lalu lintas, kekerasan dan terjatuh.
Pejalan kaki yang mengalami tabrakan kendaraan bermoto r merupakan penyebab cedera kepala
terhadap pasien anak-anak bila dibandingkan dengan pasien dewasa (NINDS, 2013).
Pasien cedera kepala berat meninggal sebelum tiba di Rumah Sakit, dan kira -kira 90%
kematian pra rumah sakit karena menderita cedera kepala. Kurang lebih 70% cedera otak
memerlukan penatalaksanaan medik dikategorikan sebagai cedera kepala ringan, 15% sebagai
cedera kepala sedang, dan 15% cedera kepala berat (ATLS , 2008). Pada cedera kepala berat

penurunan kesadaran berlangsung lebih dari 24 j am dan dihubungkan dengan angka mortalitas
yang lebih tinggi pula (Indarwati, 2004).
Cedera kepala secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu cedera kepala primer dan
cedera kepala sekunder. Cedera kepala primer diakibatkan oleh cedera benturan atau pene trasi
langsung pada jaringan saraf. Cedera kepala sekunder merupakan rangkaian cedera kepala
primer yang dapat memperburuk outcome. Cedera kepala sekunder itu diakibatkan oleh
hipotensi, hipoksia dan kenaikan tekanan intrakranial (Indarwati, 2004). Glasgow coma scale
(GCS), merupakan instrumen standar yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesadaran

Universitas Sumatera Utara

pasien cedera kepala. Selain mudah dilakukan, GCS juga memiliki peranan penting dalam
memprediksi risiko kematian di awal trauma. Dari GCS dapat diperoleh informasi yang efektif
mengenai pasien cedera kepala (IKABI, 2004).
Di Indonesia jumlah kecelakaan lalu lintas meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data
Kantor Kepolisian Republik Indonesia (1992 -2009) tahun 2007 terdapat 49553 orang dengan
korban meninggal 16955 orang, luka berat 20181, luka ringan 46827. Tahun 2008 jumlah
kecelakaan 59164, korban meninggal 20188, luka berat 23440 yang menderita luka ringan 55731
orang. Tahun 2009 jumlah kecelakaan 62960, korban meninggal 19979, luka berat 23469, dan
luka ringan 62936, (Badan Pusat Statistik Republik Indonesia) Angka kejadian kecelakaan di

Jawa Tengah pada bulan November 2010 yang bertempat di Semarang (ANTARA news) yang
dicatat oleh Direktorat Lalu Lintas Kepolisian daerah Jawa Tengah 603 orang pengguna jalan
raya tewas akibat berbagai kecelakaan yang terjadi selama semester pertama 2010. Selama
semester pertama 2010 tercatat 4438 kejadian kecelakaan, penderita yang dirujuk di rumah sakit
dr. Kariadi dan dirawat inap diruang bedah saraf mencapai 576 oran g.
Dari latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui mortalitas penderita
cedera kepala berat yang dirawat di Unit Perawatan Intensif Rumah Sakit Umum Pendidikan
Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan periode Juli 2012 -Juni 2013 karena dari penelit ian
sebelumnya tampak kejadian cedera kepala terus meningkat dan berakibat fatal, oleh karena itu
penelitian ini penting dilakukan untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan
koreksi penatalaksanaan cedera kepala untuk menurunkan mortalitas.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan pada penelitian ini
adalah: Bagaimana gambaran mortalitas penderita cedera kepala berat yang di rawat di Unit
Perawatan Intensif Rumah Sakit Umum Pendidikan Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan
Periode Juli 2012 – Juni 2013?

1.3. Tujuan Penelitian


Universitas Sumatera Utara

1.3.1. Tujuan Umum
Agar peneliti mengetahui mortalitas cedera kepala berat yang di rawat di Unit Perawatan
Intensif Rumah Sakit Umum Pendidikan Haji Adam Malik Medan periode juli 2012 – juni 2013.

1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Peneliti dapat mengetahui angka kejadian penderita cedera kepala berat berdasarkan
karakteristik yang di rawat di Unit Perawatan Intensif Rumah Sakit Umum Pendidikan
Haji Adam Malik Medan.
2. Mengetahui distribusi penyakit yang menyebabkan cedera kepala berat berdasarkan
karakteristik yang di rawat di Unit Perawatan Intensif Rumah Sakit Umum Pendidikan
Haji Adam Malik Medan.

1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :
1. Bagi institusi rumah sakit, penelitian ini dapat bermanfaat untuk evaluasi menyelu ruh
penatalaksanaan intensif penderita cedera kepala berat yang


dirawat di Unit Perawatan

Intensif.
2. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai salah satu referensi angka kejadian
dan mortalitas pasien cedera kepala berat di Unit Pera watan Intensif Rumah Sakit Umum
Pendidikan Haji Adam Malik Medan.
3. Bagi peneliti, penelitian ini dapat bermanfaat untuk:
a. Menambah wawasan tentang cedera kepala berat.
b. Menambah wawasan tentang penatalaksanaan pada penderita cedera kepala berat di Unit
Perawatan Intensif.

Universitas Sumatera Utara