Dukungan Keluarga Terhadap Pasien yang Dirawat di Unit Perawatan Intensif RSUP H. Adam Malik Medan

(1)

i

DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PASIEN YANG

DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN INTENSIF

RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

SKRIPSI

Oleh

AZZAHRATUL KAMALIAH

121121088

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Azzahratul Kamaliah NIM : 121121088

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ Dukungan keluarga terhadap pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif RSUP H. Adam malik Medan” adalah benar hasil karya saya sendiri, kecuali jika dalam pengutipan substansi disebutkan sumbernya dan belum pernah diajukan kepada institusi manapun serta bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan kaidah ilmiah yang harus dijunjung tinggi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya tekanan dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika ternyata dikemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Medan, Februari 2014 Yang membuat pernyataan,


(3)

(4)

PRAKATA

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dalam waktu yang telah direncanakan yang berjudul: “Dukungan Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif RSUP H. Adam Malik Medan”.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Ikram selaku Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan masukan dan arahan selama pembuatan skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M. Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Erniyati, S. Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3. Evi Karota Bukit, S. Kp, MNS selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

4. Ikhsanuddin Ahmad Harahap, S. Kp, MNS selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

5. Nunung Febrianty Sitepu, S. Kep, MNS selaku penguji I

6. Rosina Tarigan, S. Kep, Ns, M. Kep, Sp. KMB selaku penguji II 7. Mula Tarigan, S. Kp, M. BioMed selaku pembimbing akademik

8. Seluruh staf pengajar dan pegawai Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.


(5)

v

9. Teristimewa orang tua penulis Ayahanda Abdul Kadir dan Ibunda Qamariyah yang telah memberikan kasih sayang serta menjadi motivasi dalam hidup dan memberi dukungan baik secara moral maupun material kepada penulis terutama dalam menyelesaikan penelitian ini. Tak lupa pula kepada Adinda penulis Sabilar Rasyad yang juga telah memberi motivasi kepada penulis

10.Marvira Sari, Ridla Hanum serta Al- Ikhwani yang selalu setia menemani penulis dan memberikan dukungan terbesarnya kepada penulis untuk tetap bersemangat menyelesaikan skripsi ini

11.Sahabat-sahabatku, Anni Asriani dan Nur Halimah Lubis, terima kasih atas kritik, saran dan dukungannya yang membuat peneliti lebih baik dalam menyelesaikan skripsi penelitian ini

12.Rekan-rekan seperjuangan Program S-1 Ekstensi 2012. Semoga perjuangan kita akan menuai hasil yang baik

Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati penulis berharap masukan yang berharga dari semua pihak untuk kebaikan dimasa yang akan datang. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita terutama bagi pendidikan keperawatan, pelayanan kesehatan, dan penelitian keperawatan.

Medan, Januari 2014


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PRAKATA ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR SKEMA ... x

ABSTRAK ... xi

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang ... 1

1.2. Pertanyaan Penelitian ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1. Tujuan Umum ... 5

1.3.2. Tujuan Khusus ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1. Bagi Pendidikan Keperawatan ... 6

1.4.2. Bagi Pelayanan Keperawatan ... 6

1.4.3. Penelitian Keperawatan ... 6

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Keluarga... 7

2.1.1. Definisi Keluarga ... 7

2.1.2. Peran Keluarga ... 8

2.1.3. Fungsi Keluarga ... 9

2.1.4. Dukungan Keluarga ... 11

2.1.5.Dukungan keluarga pada pasien yang dirawat di Unit perawatan Intensif ... 14

2.2. Konsep Unit Perawatan Intensif ... 15

2.2.1. Definisi Unit Perawatan Intensif ... 15

2.2.2. Pembagian Unit Perawatan Intensif ... 16

2.2.3. Ruang Lingkup Pelayanan Unit Perawatan Intensif .... 17

2.2.4. Perawat Unit Perawatan Intensif ... 18

BAB 3 : KERANGKA KONSEPTUAL 3.1. Kerangka Konseptual ... 19

3.2. Definisi Operasional ... 20

BAB 4 : METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian ... 22

4.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 22

4.2.1. Populasi ... 22

4.2.2. Sampel ... 22

4.2.3. Tehnik Sampling ... 23


(7)

vii

4.4. Pertimbangan Etik ... 24

4.5. Instrumen Penelitian ... 25

4.6. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 27

4.6.1. Uji Validitas ... 27

4.6.2. Uji Reliabilitas ... 27

4.7. Pengumpulan Data ... 27

4.7.1. Persiapan Pengambilan Data ... 28

4.7.2. Pelaksanaan Pengambilan Data ... 28

4.8. Analisa Data ... 30

BAB 5 : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. HasilPenelitian ... 31

5.1.1. Data Demografi ... 31

5.1.2. Dukungan Emosional Keluarga terhadap Pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif ... 33

5.1.3. Dukungan Informasi Keluarga terhadap Pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif ... 34

5.1.4. Dukungan Nyata Keluarga terhadap Pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif ... 35

5.1.5. Dukungan Pengharapan Keluarga terhadap Pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif ... 35

5.1.6. Dukungan Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif ... 36

5.2. Pembahasan ... 36

5.2.1. Data Demografi ... 36

5.2.2. Dukungan Emosional Keluarga terhadap Pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif ... 37

5.2.3. Dukungan Informasi Keluarga terhadap Pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif ... 38

5.2.4. Dukungan Nyata Keluarga terhadap Pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif ... 39

5.2.5. Dukungan Pengharapan Keluarga terhadap Pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif ... 40

5.2.6. Dukungan Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif ... 41

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 43

6.2. Saran ... 44

6.2.1. Untuk Keluarga Pasien ... 44

6.2.2. Untuk Praktek Keperawatan ... 44

6.2.3. Untuk Penelitian selanjutnya ... 44

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

2. Instrumen Penelitian

3. Surat Survey Awal Penelitian 4. Surat Izin Penelitian

5. Surat Etika Penelitian 6. Daftar Riwayat Hidup


(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Distibusi frekuensi dan persentase karakteristik responden keluarga pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif

Tabel 5.2. Distribusi frekuensi dan persentase dukungan emosional keluarga terhadap pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif

Tabel 5.3. Tabel 5.4. Distribusi frekuensi dan persentase dukungan informasi keluarga terhadap pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif

Tabel 5.4. Distribusi frekuensi dan persentase dukungan nyata keluarga terhadap pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif

Tabel 5.5. Distribusi frekuensi dan persentase dukungan pengharapan keluarga terhadap pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif

Tabel 5.6. Distribusi frekuensi dan persentase dukungan keluarga terhadap pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif


(10)

DAFTAR SKEMA

Skema 3.1. Kerangka penelitian dukungan keluarga terhadap pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif di RSUP H. Adam Malik Medan


(11)

xi

Judul : Dukungan Keluarga Terhadap Pasien yang Dirawat di Unit Perawatan Intensif RSUP H. Adam Malik Medan

Peneliti : Azzahratul Kamaliah

NIM : 121121088

Jurusan : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan USU Tahun Akademik : 2013/2014

ABSTRAK

Dukungan keluarga adalah proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosialnya. Hal ini bermanfaat bagi individu sehingga seseorang akan tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan mencintainya, terutama pada pasien dalam perawatan kritis. Dukungan keluarga merupakan hal yang terpenting dalam proses penyembuhan pasien. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk mengidentifikasi dukungan keluarga terhadap pasien yang dirawat di unit perawatan intensif. Tekhnik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan probability sampling berjumlah 32 responden yang memiliki kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan dukungan keluarga yang diberikan oleh responden secara baik berjumlah 26 responden (81,25%). Berdasarkan dukungan emosional 26 responden (81,25%) memberikan secara baik, dukungan informasi 26 responden (81,25%) memberikan secara baik, dukungan nyata 26 responden (81,25%) memberikan secara baik dan dukungan pengharapan 26 responden (81,25%) memberikan secara baik. Diharapkan kepada keluarga untuk selalu memberikan dukungan kepada pasien meskipun keadaan pasien tidaklah sadar karena dukungan keluarga merupakan hal yang penting dalam mempercepat kesembuhan pasien dan kepada pihak praktek keperawatan agar selalu melibatkan keluarga dalam prosea perawatan pasien untuk mencapai derajat kesembuhan yang optimal.


(12)

Title : The Family Supports to the Patients Treated in Intensive CareUnit of Central General Hospital of H. Adam Malik Medan

Name of Student : Azzahratul Kamaliah Student Number : 121121088

Department : Nursing Science Faculty of Nursing University of North Sumatra

Year : 2013/2014

ABSTRACT

Family support is a relation process between family and social environment. It is useful for individuals so they will know there are others who care, appreciate and love them especially patients in critical treatments. Family supports are the most important things in patient recovery process. This is a descriptive research that aims at identifying family supports towards patients treated in intensive care unit. Sampling technique used in this research is probability sampling with 32 respondents which have inclusion criteria. The research showed that respondents who get good family supports are as many as 26 people (81.25%).There are 26 respondents (81.26%) get good emotional supports, 26 respondents (81.25%) for good information supports, 26 (81.25%) respondents for good true supports, and 26 respondents (81.25%) for good expectation supports. It is expected to the family to give supports to the patients continuously although the patients are in unconscious conditions because family supports are the most important things to fasten the patients recovery and to the nursing practitioners always involve the family in the patients treatment processes in order to achieve a maximum recovery.


(13)

xi

Judul : Dukungan Keluarga Terhadap Pasien yang Dirawat di Unit Perawatan Intensif RSUP H. Adam Malik Medan

Peneliti : Azzahratul Kamaliah

NIM : 121121088

Jurusan : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan USU Tahun Akademik : 2013/2014

ABSTRAK

Dukungan keluarga adalah proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosialnya. Hal ini bermanfaat bagi individu sehingga seseorang akan tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan mencintainya, terutama pada pasien dalam perawatan kritis. Dukungan keluarga merupakan hal yang terpenting dalam proses penyembuhan pasien. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk mengidentifikasi dukungan keluarga terhadap pasien yang dirawat di unit perawatan intensif. Tekhnik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan probability sampling berjumlah 32 responden yang memiliki kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan dukungan keluarga yang diberikan oleh responden secara baik berjumlah 26 responden (81,25%). Berdasarkan dukungan emosional 26 responden (81,25%) memberikan secara baik, dukungan informasi 26 responden (81,25%) memberikan secara baik, dukungan nyata 26 responden (81,25%) memberikan secara baik dan dukungan pengharapan 26 responden (81,25%) memberikan secara baik. Diharapkan kepada keluarga untuk selalu memberikan dukungan kepada pasien meskipun keadaan pasien tidaklah sadar karena dukungan keluarga merupakan hal yang penting dalam mempercepat kesembuhan pasien dan kepada pihak praktek keperawatan agar selalu melibatkan keluarga dalam prosea perawatan pasien untuk mencapai derajat kesembuhan yang optimal.


(14)

Title : The Family Supports to the Patients Treated in Intensive CareUnit of Central General Hospital of H. Adam Malik Medan

Name of Student : Azzahratul Kamaliah Student Number : 121121088

Department : Nursing Science Faculty of Nursing University of North Sumatra

Year : 2013/2014

ABSTRACT

Family support is a relation process between family and social environment. It is useful for individuals so they will know there are others who care, appreciate and love them especially patients in critical treatments. Family supports are the most important things in patient recovery process. This is a descriptive research that aims at identifying family supports towards patients treated in intensive care unit. Sampling technique used in this research is probability sampling with 32 respondents which have inclusion criteria. The research showed that respondents who get good family supports are as many as 26 people (81.25%).There are 26 respondents (81.26%) get good emotional supports, 26 respondents (81.25%) for good information supports, 26 (81.25%) respondents for good true supports, and 26 respondents (81.25%) for good expectation supports. It is expected to the family to give supports to the patients continuously although the patients are in unconscious conditions because family supports are the most important things to fasten the patients recovery and to the nursing practitioners always involve the family in the patients treatment processes in order to achieve a maximum recovery.


(15)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sakit kritis adalah kejadian tiba-tiba dan tidak diharapkan serta membahayakan hidup bagi pasien dan keluarga yang mengancam keadaan stabil dari ekuibrium internal yang biasanya terpelihara dalam unit keluarga tersebut (Morton dkk, 2011). Pasien kritis erat kaitannya dengan dengan perawatan intensif karena memerlukan pencatatan medis yang berkesinambungan dan monitoring serta dengan cepat dapat dipantau perubahan fisiologis yang terjadi atau akibat dari penurunan fungsi organ-organ tubuh lainnya. Unit perawatan intensif (Intensive Care Unit) merupakan salah satu ruang perawatan yang tepat untuk pasien kritis tersebut karena dilengkapi dengan staf dan peralatan khusus untuk merawat dan mengobati pasien dengan perubahan fisiologi yang cepat memburuk yang mempunyai intensitas defek fisiologi satu organ ataupun mempengaruhi organ lainnya sehingga merupakan keadaan kritis yang dapat menyebabkan kematian (Rab, 2007). Hal ini sesuai dengan Comprehensive Critical Care Department of Health-Inggris yang merekomendasikan untuk memberikan perawatan kritis sesuai filosofi perawatan kritis tanpa batas (critical care without wall), yaitu kebutuhan pasien kritis harus dipenuhi di manapun pasien tersebut secara fisik berada di dalam rumah sakit (Jevon dan Ewens, 2009).

Pasien yang diterima di ruang perawatan intensif akan merasakan mendapat ancaman kehidupan dan kesejahteraan. Mereka merasa bahwa akan tiba


(16)

kematian. Hal ini disebabkan oleh pengalaman mereka sendiri ataupun orang lain. Adanya ancaman ketidakberdayaan, kehilangan kendali, perasaan kehilangan fungsi dan harga diri, kegagalan membentuk pertahanan, perasaan terisolasi dan takut meninggal dunia dapat menyebabkan ansietas pada pasien. Perilaku koping seperti mengingkari, marah, pasif, atau agresif, umum dijumpai pada pasien. Jika perilaku koping efektif, maka akan berpengaruh pada proses penyembuhan, namun sebaliknya jika koping yang dimiliki pasien tersebut tidak efektif, maka keadaan stress meningkat (Hudak & Gallo, 1997). Pada kondisi ini dukungan keluarga menjadi kepentingan utama. Pengaruh keluarga dalam keikutsertaannya menentukan kebijakan dan keputusan dalam penggunaan layanan keperawatan membuat hubungan dengan keluarga menjadi penting. Keluarga sangatlah berperan dalam proses penyembuhan dan pemulihan. Apabila dukungan keluarga tidak diterima pasien, maka keberhasilan penyembuhan dan proses pemulihan sangat berkurang (Mundakir, 2006).

Meskipun perawatan fokus pada pasien telah menjadi bagian dari tugas perawat sejak tahun 1970, namun menghadirkan peran keluarga dalam pemberian dukungan pada pasien kritis baru saja diterima sebagai peraturan penting. Dukungan keluarga tersebut sangat berguna sebagai pendekatan untuk menetapkan intervensi, menyampaikan informasi serta sebagai evaluasi dari perawatan kesehatan. Dukungan keluarga tersebut diperlukan untuk semua jenis usia dan menjadi bagian dalam susunan asuhan keperawatan. Banyak penelitian yang telah dilakukan pada kebutuhan keluarga yang memiliki pasien kritis. Keluarga tersebut membutuhkan informasi, ketenangan dan kedekatan dengan


(17)

3

pasien. Kedekatan tersebut memberikan ketenangan kepada anggota keluarga pasien (Mitchell, 2009).

Dukungan keluarga tersebut tidak hanya diperlukan pada pasien dewasa, akan tetapi terlebih pada pasien neonatal di unit perawatan intensif neonatal (Neonatal Intensive Care Unit) merupakan hal yang sangat penting dari asuhan keperawatan bayi baru lahir, terutama dalam pemberian informasi (Mundy, 2010).

Bagi keluarga pasien yang mendapatkan perawatan intensif dalam kenyataannya memiliki stress emosional yang tinggi. Mendapatkan informasi tentang kondisi medis dan hubungan dengan petugas pemberi pelayanan merupakan prioritas utama yang diharapkan dan diperlukan oleh pasien (Azizahkh, 2010). Stress yang dialami kelurga pasien juga timbul akibat lingkungan rumah sakit, dokter dan perawat yang merupakan bagian asing, bahasa medis yang sulit untuk dipahami dan terpisahnya dari anggota keluarga dengan pasien. Untuk itu pelayanan keperawatan perlu memberikan perhatian untuk memenuhi kebutuhan keluarga selain itu pelayanan keperawatan juga perlu memahami kepercayaan, nilai-nilai keluarga, menghormati struktur, fungsi, dan dukungan keluarga. Pelayanan keperawatan dapat mengusahakan sumber dukungan yang kuat bagi pasien yang dapat diperoleh dari dukungan keluarga (Potter & Perry, 2009).

Dukungan keluarga dapat memperkuat setiap individu, pasien, menciptakan kekuatan keluarga, memperbesar penghargaan terhadap diri sendiri, mempunyai potensi sebagai strategi pencegahan utama bagi seluruh keluarga dalam menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari serta mempunyai relevansi


(18)

dalam masyarakat yang berada dalam lingkungan yang penuh tekanan (Ambari, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Baumhover & Hughes (2009) diperoleh hasil bahwa sekitar 58% perawat dan 34% dokter serta asisten dokter sangat menyetujui kehadiran keluarga pasien sebagai hak keluarga pasien. Hal ini dikarenakan kehadiran keluarga tersebut dapat menyebabkan pasien merasa nyaman karena mereka merasa masih diterima serta membuat pasien merasa bahwa mereka memiliki dukungan yang sangat kuat terutama dukungan emosional dan membuat pasien merasa bahwa mereka tidak sendiri.

Akan tetapi pemanfaatan dan penetapan waktu berkunjung yang terbatas dapat menimbulkan kesalahpahaman antara perawat dan keluarga. Jam kunjungan di Unit Perawatan Kritis di batasi dengan rasional bahwa istirahat, ketenangan, dan lingkungan yang tidak terganggu adalah intervensi keperawatan yang terapeutik. Keluarga sering kali menafsirkan batasan ini sebagai penolakan akses orang yang mereka sayangi (Morton, dkk, 2011). Teori ini sesuai dengan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 23 Mei 2013 terhadap tiga orang keluarga dari pasien yang dirawat di ruang Unit Perawatan Intensif (Intensive Care Unit) RSUP H. Adam Malik Medan, mereka menyatakan bahwa dukungan yang diberikan tidaklah cukup maksimal karena keterbatasan waktu berkunjung.

Melihat pentingnya dukungan keluarga bagi pasien yang mendapatkan perawatan intensif maka peneliti ingin mengetahui bagaimana dukungan yang diberikan keluarga pada pasien sehingga menciptakan lingkungan yang saling


(19)

5

mendukung untuk kesembuhan dan pemulihan kesehatan pasien. Sehingga peneliti tertarik untuk mengambil penelitian tentang “Dukungan Keluarga terhadap Pasien yang Di Rawat Di Unit Perawatan Intensif RSUP. H. Adam Malik Medan”.

1.2. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana dukungan keluarga terhadap pasien yang di rawat di Unit Perawatan Intensif RSUP H. Adam Malik Medan.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Mengidentifikasi dukungan keluarga terhadap pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif RSUP H. Adam Malik Medan

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi dukungan emosional terhadap pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif RSUP H. Adam Malik Medan.

b. Mengidentifikasi dukungan informasi terhadap pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif RSUP H. Adam Malik Medan.

c. Mengidentifikasi dukungan nyata terhadap pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif RSUP H. Adam Malik Medan.

d. Mengidentifikasi dukungan pengharapan terhadap pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif RSUP H. Adam Malik Medan.


(20)

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi mahasiswa keperawatan tentang pentingnya dukungan keluarga pada pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif.

1.4.2. Praktek Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan masukan bagi perawat bahwa keluarga sangat berperan penting dalam pemberian intervensi keperawatan khususnya pada pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif, karena keluarga merupakan support system bagi penyembuhan dan pemulihan pasien.

1.4.3. Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan masukan ataupun data tambahan untuk pengembangan penelitian selanjutnya dalam lingkup yang sama.


(21)

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Keluarga

2.1.1. Defenisi Keluarga

Banyak ahli yang mendefenisiskan tentang keluarga berdasarkan perkembangan sosial di masyarakat. Hal ini bergantung pada orientasi yang digunakan dan orang yang mendefenisiskan. Menurut Friedman (1998), keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterkaitan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.

Pakar konseling keluarga dari Yogyakarta, Sayekti (1994) menulis bahwa keluarga adalah suatu ikatan/persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau anak adopsi, dan tingggal dalam sebuah rumah tangga.

Menurut UU No. 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami- istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Ketiga pengertian tersebut mempunyai persamaan bahwa dalam keluarga terdapat ikatan perkawinan dan hubungan darah yang tinggal bersama dalam satu atap (serumah) dengan peran masing-masing serta keterikatan emosional (Suprajitno, 2004).


(22)

Istilah keluarga akan menghadirkan gambaran adanya individu dewasa dan anak yang hidup bersama secara harmonis dan memuaskan. Bagi lainnya, istilah ini memiliki arti yang berlawanan. Keluarga bukan sekedar gabungan dari beberapa individu (Astedt Kurki, et al.,2001). Keluarga memiliki keragaman seperti anggota individunya dan seorang pasien memiliki nilai-nilai tersendiri mengenai keluarganya (Potter & Perry, 2009).

Kamus Inggris Oxford mendefinisikan keluarga sebagai sekelompok orang yang terdiri atas orang tua dan anak-anaknya baik yang tinggal bersama atau tidak, dalam arti yang lebih luas, kesatuan yang terbentuk oleh mereka yang mempunyai hubungan dekat melalui darah dan keturunan. Morton, dkk (2011) mendefenisikan keluarga sebagai setiap orang yang dekat dan melakukan rutinitas harian bersama dengan pasien perawatan kritis. Siapapun yang merupakan bagian penting dari gaya hidup normal pasien dianggap sebagai anggota keluarga. Istilah keluarga menggambarkan orang-orang yang homeostasis social dan kesejahteraannya dipengaruhi oleh masuknya pasien ke arena sakit kritis atau cedera (Morton, dkk, 2011).

2.1.2. Peran Keluarga

Peran adalah sesuatu yang di harapkan secara normatif dari seorang dalam situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan. Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga. Jadi peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi


(23)

9

dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Dalam UU Kesehatan nomor 23 tahun 1992 pasal 5 menyebutkan " Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, dan lingkungan". Dari pasal di atas jelas bahwa keluarga berkewajiban meningkatkan dan memelihara kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat derajat kesehatan yang optimal.

Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing, antara lain ayah, dimana ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung / penganyom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu. Kemudian ada ibu yang berperan sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak, pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu. Lalu ada anak yang berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual (Setiadi, 2008).

2.1.3. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarga. Terdapat beberapa fungsi menurut Friedman (1998) dalam Setiawati & Dermawan (2005), yaitu:


(24)

a. Fungsi afektif

Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan pemeliharaan kepribadian dari anggota keluarga. Merupakan respon keluarga terhadap kondisi dan situasi yang dialami tiap anggota keluarga baik senang maupun sedih, dengan melihat bagaimana cara keluarga mengekspresikan kasih sayang.

b. Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. Bagaimana keluarga produktif terhadap social dan bagaimana keluarga memperkenalkan anak dengan dunia luar dengan belajar disiplin, mengenal budaya dan norma melalui hubungan interaksi dalam keluarga sehingga mampu berperan dalam masyarakat.

c. Fungsi perawatan kesehatan

Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental dan spiritual, dengan cara memelihara dan merawat anggota keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga

d. Fungsi ekonomi

Fungsi ekonomi, untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber dana keluarga.


(25)

11

Mencari sumber penghasilan guna memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penghasilan keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

e. Fungsi biologi

Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskan keturunan tetapi untuk memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan generasi berikutnya.

f. Fungsi psikologis

Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih saying dan rasa aman, memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga dan memberikan identitas keluarga.

g. Fungsi pendidikan

Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan pengetahuan, ketrampilan, membentuk prilaku anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa, mendidik anak sesuai dengan tingkatan perkembangannya (Achjar, 2010).

2.1.4. Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga merupakan suatu proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosialnya (Friedman, 1998). Dukungan sosial adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga seseorang akan tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan mencintainya (Cohen & Syme, 1996 dalam


(26)

Setiadi, 2008). Anggota keluarga sangat membutuhkan dukungan dari keluarganya karena hal ini akan membuat individu tersebut merasa dihargai dan anggota keluarga siap memberikan dukungan untuk menyediakan bantuan dan tujuan hidup yang ingin dicapai individu (Friedman, 1988).

Menurut Cohen dan Mc Kay, (1984) dalam Niven, (2000) bahwa komponen-komponen dukungan keluarga adalah sebagai berikut :

1. Dukungan Emosional

Dukungan emosional memberikan pasien perasaan nyaman, merasa dicintai meskipun saat mengalami suatu masalah, bantuan dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya, perhatian sehingga individu yang menerimanya merasa berharga. Pada dukungan emosional ini keluarga menyediakan tempat istirahat dan memberikan semangat kepada pasien yang dirawat di rumah atau rumah sakit jiwa. Jenis dukungan bersifat emosional atau menjaga keadaan emosi atau ekspresi. Yang termasuk dukungan emosional ini adalah ekspresi dari empati, kepedulian, dan perhatian kepada individu. Memberikan individu perasaan yang nyaman, jaminan rasa memiliki, dan merasa dicintai saat mengalami masalah, bantuan dalam bentuk semangat, kehangatan personal, cinta, dan emosi. Jika stres mengurangi perasaan seseorang akan hal yang dimiliki dan dicintai maka dukungan dapat menggantikannya sehingga akan dapat menguatkan kembali perasaan dicintai tersebut. Apabila dibiarkan terus menerus dan tidak terkontrol maka akan berakibat hilangnya harga diri.


(27)

13

2. Dukungan Informasi.

Dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab bersama, termasuk didalamnya memberikan solusi dari masalah yang dihadapi pasien di rumah atau rumah sakit jiwa, memberikan nasehat, pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh seseorang. Keluarga dapat menyediakan informasi dengan menyarankan tempat, dokter, dan terapi yang baik bagi dirinya dan tindakan spesifik bagi individu untuk melawan stressor. Pada dukungan informasi keluarga sebagai penghimpun informasi dan pemberi informasi.

3. Dukungan Nyata

Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah seperti pelayanan, bantuan finansial dengan menyediakan dana untuk biaya pengobatan, dan material berupa bantuan nyata (Instrumental Support/ Material Support), suatu kondisi dimana benda atau jasa akan membantu memecahkan masalah kritis, termasuk didalamnya bantuan langsung seperti saat seseorang membantu pekerjaan sehari-hari, menyediakan informasi dan fasilitas, menjaga dan merawat saat sakit serta dapat membantu menyelesaikan masalah. Pada dukungan nyata, keluarga sebagai sumber untuk mencapai tujuan praktis. Meskipun sebenarnya, setiap orang dengan sumber-sumber yang tercukupi dapat memberi dukungan dalam bentuk uang atau perhatian yang bertujuan untuk proses pengobatan. Akan tetapi, dukungan nyata akan lebih efektif bila dihargai oleh penerima dengan tepat.


(28)

Pemberian dukungan nyata yang berakibat pada perasaan ketidakadekuatan dan perasaan berhutang, malah akan menambah stress individu.

4. Dukungan Pengharapan

Dukungan pengharapan merupakan dukungan berupa dorongan dan motivasi yang diberikan keluarga kepada pasien. Dukungan ini merupakan dukungan yang terjadi bila ada ekspresi penilaian yang positif terhadap individu. Pasien mempunyai seseorang yang dapat diajak bicara tentang masalah mereka, terjadi melalui ekspresi penghargaan positif keluarga kepada pasien, penyemangat, persetujuan terhadap ide-ide atau perasaan pasien. Dukungan keluarga ini dapat membantu meningkatkan strategi koping pasien dengan strategi-strategi alternatif berdasarkan pengalaman yang berfokus pada aspek-aspek positif. Dalam dukungan pengharapan, kelompok dukungan dapat mempengaruhi persepsi pasien akan ancaman. Dukungan keluarga dapat membantu pasien mengatasi masalah dan mendefinisikan kembali situasi tersebut sebagai ancaman kecil dan keluarga bertindak sebagai pembimbing dengan memberikan umpan balik dan mampu membangun harga diri pasien.

2.1.5. Dukungan Keluarga Pada Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensive (Intensive Care Unit)

Keluarga pasien yang sakit kritis adalah pengaruh utama di Lingkungan Unit Perawatan Intensive. Kebutuhan pasien dan keluarga tetap stabil selama beberapa dekade sejak ditemukannya Unit Perawatan Intensive (Intensive Care Unit), dengan kedekatan keluarga terhadap pasien sangatlah dihargai.


(29)

15

mengatur kunjungan berdasarkan kebutuhan pasien dan keluarga memberikan kesempatan yang lebih baik bagi kepuasan pasien, keluarga dan perawat.

Kehadiran keluarga mengurangi kerapuhan pasien dan meningkatkan rasa aman dan kenyamanan. Menurut Kirchhoff, memperluas fleksibilitas kunjungan keluarga ini sampai akhir hayat adalah penting karena hal ini mungkin merupakan “kunjungan terakhir” (Morton dkk, 2011).

Keberhasilan pelayanan keperawatan bagi pasien tidak dapat dilepaskan dari peran keluarga. Pengaruh keluarga dalam keikutsertaannya menentukan kebijakan dan keputusan dalam penggunaan layanan keperawatan membuat hubungan dengan keluarga menjadi penting. Namun dalam pelaksanaannya hubungan ini sering mengalami hambatan, antara lain kesempatan kontak relatif terbatas (Mundakir, 2006).

Memberikan kehangatan, rasa cinta, perhatian dan komunikasi adalah hal yang bermakna dan penting dalam memenuhi kebutuhan psikososial pasien. Bahkan pada pasien tuli, tidak mampu berbicara, atau tidak mampu memahami bahasa, atau tidak mungkin berkomunikasi verbal karena intubasi atau sakit fisik lainnya juga memerlukan dukungan keluarga untuk memberikan kehangatan, rasa cinta, perhatian dan komunikasi yang mungkin dilakukan dengan menggunakan sentuhan (Hudak & Gallo, 1997).

2.2. Konsep Unit Perawatan Intensive (Intensive Care Unit) 2.2.1. Defenisi Unit Perawatan Intensive

Unit Perawatan Intensive adalah ruang rawat di rumah sakit yang dilengkapi dengan staf dan peralatan khusus untuk merawat dan mengobati


(30)

pasien dengan perubahan fisiologi yang cepat memburuk yang mempunyai intensitas defek fisiologi satu organ ataupun mempengaruhi organ lainnya sehingga merupakan keadaan kritis yang dapat menyebabkan kematian. Tiap pasien kritis erat kaitannya dengan perawatan intensif oleh karena memerlukan pencatatan medis yang berkesinambungan dan monitoring serta dengan cepat dapat dipantau perubahan fisiologis yang terjadi atau akibat dari penurunan fungsi organ-organ tubuh lainnya (Rab,2007).

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1778/MENKES/SK/XII/2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan ICU di Rumah sakit, ICU adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri (instalasi di bawah direktur pelayanan), dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang di tujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit,cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia.

2.2.2. Pembagian Unit Perawatan Intensif berdasarkan kelengkapan

Berdasarkan kelengkapan, maka Unit Perawatan Intensif dibagi atas 3 tingkatan, yaitu:

a. Unit Perawatan Intensif tingkat I yakni Unit Perawatan Intensif yang terdapat di rumah sakit kecil yang dilengkapi dengan perawat, ruangan observasi, monitor, resusitasi dan ventilator jangka pendek yang tidak


(31)

17

lebih dari 24 jam. Unit Perawatan Intensif ini sangat bergantung kepada Unit Perawatan Intensif yang lebih besar

b. Unit Perawatan Intensif tingkat II yang terdapat pada rumah sakit umum yang lebih besar dimana dapat dilakukan ventilator yang lebih lama yang dilengkapi dengan dokter tetap, alat diagnose yang lebih lengkap, laboratorium patologi dan fisioterapi.

c. Unit Perawatan Intensif tingkat III yang merupakan Unit Perawatan Intensif yang terdapat di rumah sakit rujukan dimana terdapat alat yang lebih lengkap antara lain hemofiltrasi, monitor invansif termasuk kateterisasi dan monitor intracranial. Unit Perawatan Intensif ini dilengkapi oleh dokter spesialis dan perawat yang lebih terlatih dan konsultan dengan berbagai latar belakang keahlian.

2.2.3. Ruang Lingkup Pelayanan Unit Perawatan Intensif

Berdasarkan keputusan Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1778/MENKES/SK/XII/2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan ICU di Rumah sakit, ruang lingkup yang diberikan dalam Unit Perawatan Intensif adalah:

1. Diagnosis dan penatalaksanaan spesifik penyakit-penyakit akut yang mengancam nyawa dan dapat menimbulkan kematian dalam beberapa menit sampai beberapa hari.

2. Memberikan bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus melakukan pelaksanaan spesifik problema dasar


(32)

3. Pemantauan fungsi vital tubuh dan pelaksanaan terhadap komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit atau iatrogenic

4. Memberikan bantuan psikologis pada pasien yang kehidupannya sangat tergantung pada alat/mesin dan orang lain.

2.2.4. Perawat Unit Perawatan Intensif

Seorang perawat yang bertugas di Unit Perawatan Intensif melaksanakan 3 tugas utama yakni life support, memonitor keadaan pasien dan perubahan keadaan akibat pengobatan dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. Oleh karena itu diperlukan perawat yang professional, terlatih dalam tim kerja. diperlukan satu perawat untuk setiap pasien dengan pipa endotrakeal baik dengan menggunakan ventilator maupun yang tidak. Perbandingan antara pasien dan perawat ini dinyatakan dalam ekuivalen jumlah perawat yang bertugas penuh (Number of full time equivalent). Di Australia diklasifikasikan 4 kriteria:

1. Perawat Unit Perawatan Intensif yang telah mendapatkan latihan lebih dari 12 bulan

2. Perawat yang telahmendapatkan latihan sampai 12 bulan

3. Perawat dengan mendapat sertifikat pengobatan kritis (critical care certificate)


(33)

19

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

3.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep penelitian merupakan hasil identifikasi yang sistematis terhadap teori-teori yang ada dikaitkan dengan masalah penelitian yang diangkat (Hermanto, 2010).

Kerangka penelitian ini menggambarkan bagaimana dukungan keluarga yang terdiri dari dukungan emosional, dukungan informasi, dukungan nyata, dan dukungan pengharapan yang diberikan keluarga kepada pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif. Secara sistematis kerangka konsep penelitian ini adalah;

Skema 3.1. : Kerangka penelitian dukungan keluarga terhadap pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif di RSUP H. Adam Malik Medan.

Dukungan Keluarga: - Dukungan emosional - Dukungan informasi - Dukungan nyata - Dukungan pengharapan

- Baik

- Kurang baik Keluarga

pasien yang dirawat di Unit

Perawatan Intensif


(34)

3.2. Defenisi Operasional

NO VARIABEL DEFENISI

OPERASIONAL ALAT UKUR HASIL UKUR SKALA 1. Keluarga

pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif Seseorang yang mempunyai tanggung jawab dengan orang sakit yang dirawat di ruangan intensif

Observasi Identitas Responden

Nominal

2. Dukungan keluarga

Motivasi yang bersumber dari penanggung

jawab pasien

Observasi Kategori penilaian terbagi 2, yaitu dukungan baik, jika nilai yang diperoleh: 25-48 Dukungan kurang baik, jika nilai yang diperoleh: 0-24 Ordinal

3. Dukungan emosional

Dorongan

perasaan dari keluarga pasien agar pasien selalu merasa aman dan nyaman

Observasi Kategori penilaian terbagi 2, yaitu dukungan baik, jika nilai yang diperoleh: 7-12 Dukungan kurang baik, jika nilai yang diperoleh: 0-6 Ordinal

4. Dukungan informasi

Pemberitahuan

dari pihak keluarga pasien

Observasi Kategori penilaian terbagi 2,


(35)

21 kepada tim medis tentang pasien yaitu dukungan baik, jika nilai yang diperoleh: 7-12 Dukungan kurang baik, jika nilai yang diperoleh: 0-6 5. Dukungan

nyata Bantuan yang berupa material ataupun hal-hal yang mampu memecahkan masalah kritis pasien misalnya menjaga, merawat pasien.

Observasi Kategori penilaian terbagi 2, yaitu dukungan baik, jika nilai yang diperoleh: 7-12 Dukungan kurang baik, jika nilai yang diperoleh: 0-6 Ordinal

6. Dukungan pengharapan

Motivasi yang berupa

pemberian

semangat yang diberikan

keluarga kepada pasien

Observasi Kategori penilaian terbagi 2, yaitu dukungan baik, jika nilai yang diperoleh: 7-12 Dukungan kurang baik, jika nilai yang diperoleh: 0-6 Ordinal


(36)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian (Setiadi, 2007). Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif murni, yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana dukungan keluarga terhadap pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif RSUP H. Adam Malik Medan.

4.2. Populasi dan Sampel Penelitian 4.2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Subjek tersebut berupa benda yang memiliki sifat, ciri yang dapat diteliti (Machfoedz, 2009). Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah keluarga dari pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif RSUP H. Adam Malik Medan. Berdasarkan hasil survey awal yang didapat peneliti melalui rekammedik, jumlah pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif pada bulan Januari s/d bulan Mei 2013 adalah sebanyak 121 orang. Sehingga keluarga yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 121 orang.

4.2.2. Sampel

Sampel adalah sebagian unsur populasi untuk dijadikan objek penelitian atau sumber data (Arnita, 2013). Pengukuran sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus Slovin, dengan batas kesalahan yang ditolerir (e) adalah 15%. Alasan peneliti menggunakan rumus ini karena jumlah populasi


(37)

23

dari bulan Januari-Mei 2013 sudah diketahui. Maka sampel pada penelitian ini adalah:

(dibulatkan menjadi 32).

Jadi sampel dalam penelitian ini adalah 32 orang.

4.2.3. Tekhnik Sampling

Tekhnik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya (Margono, 2009). Tekhnik sampling yang akan digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposeful sampling/judgemental sampling, yaitu sampel yang berdasarkan pertimbangan pada tujuan penelitian (Arnita, 2013).

Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:

a. Keluarga penanggung jawab pasien atau keluarga yang hadir pada saat jam berkunjung

b. Keluarga dari pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif Pasca Bedah c. Keluarga bersedia menjadi responden

d. Lama rawat pasien ≥24 jam dan dirawat selama minimal 3 hari Sedangkan kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah:

a. Keluarga dari pasien yang meninggal pada saat dilakukan penelitian

4.3.Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RSUP H. Adam Malik Medan. Peneliti memilih rumah sakit ini sebagai lokasi penelitian karena rumah sakit ini


(38)

merupakan rumah sakit pusat rujukan dari rumah sakit lainnya serta merupakan rumah sakit pendidikan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober sampai dengan 11 Desember 2013.

4.4. Pertimbangan Etik

Prinsip etika penelitian keperawatan adalah prinsip menghormati manusia, dimana manusia memiliki hak dan merupakan makhluk mulia yang harus dihormati, karena manusia berhak untuk menentukan pilihan antara mau dan tidak untuk diikutsertakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini akan menggunakan prinsip etik Informed Consent yaitu bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembaran persetujuan (Hidayat, 2007). Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti memberikan penjelasan kepada responden mengenai manfaat dan tujuan penelitian, selanjutnya peneliti meminta responden untuk menjadi sampel dalam penelitian ini dan membaca serta memahami isi surat persetujuan tersebut. Responden dimohon untuk menandatangani surat persetujuan tersebut sebagai bukti kesediaan menjadi responden. Dalam hal ini responden sukarela dan tidak ada paksaan dari pihak lain. Semua responden akan dilindungi dari semua kemungkinan dan berbagai resiko yang timbul dari penelitian ini. Peneliti akan merahasiakan identitas pribadi responden, serta tidak mencampuri hal-hal yang bersifat pribadi dari responden.


(39)

25

4.5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang dipakai pada waktu penelitian (Arikunto, 2006). Instrumen yang pertama digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi yang berjumlah 16 buah pernyataan dengan menggunakan pernyataan yang memiliki jawaban ya atau tidak. Untuk pernyataan yang bermakna positif (pernyataan no. 2, 3, 4, 6, 7, 9, 10, 12, 13, 14, dan 16) maka nilai untuk masing-masing jawaban adalah ya bernilai 1 sedangkan tidak bernilai 0. Untuk pernyataan yang bermakna negatif (pernyataan no. 1, 5, 8, 11, dan 15) menggunakan skor untuk masing-masing pilihan adalah ya bernilai 0 sedangkan tidak bernilai 1. Instrumen ini digunakan ketika proses pengobservasian berlangsung yaitu selama 6 kali maka jumlah keseluruhan nilai untuk setiap pernyataan pada pernyataan positif adalah ya berjumlah 6 dan tidak berjumlah 0. Sedangkan untuk pernyataan negatif adalah ya berjumlah 0 dan tidak berjumlah 6. Hasil penelitian ini dikelompokkan berdasarkan jawaban frekuensi waktu untuk setiap pernyataan yaitu selalu, sering, kadang-kadang dan tidak pernah. Penentuan interval dalam pengelompokkan tersebut menggunakan rumus Sudjana (2009) dimana P adalah panjang kelas (interval) dalam menentukan kategori penilaian. Skor tertinggi adalah 6 sedangkan skor terendah adalah 0 dan kategori penilaian adalah 4, maka:

Panjang interval untuk kriteria penilaian adalah 4 sehingga: a. Jika skor yang didapat adalah 5-6 maka frekuensi waktu selalu b. Jika skor yang didapat adalah 3-4 maka frekuensi waktu sering


(40)

c. Jika skor yang didapat adalah 1-2 maka frekuensi waktu kadang-kadang d. Jika skor yang didapat adalah 0 maka frekuansi waktu tidak pernah

Setelah didapatkan hasil dari pengelompokkan tersebut maka nilai dari hasil tersebut dikategorikan kembali untuk mendapatkan hasil akhir baik atau kurang baik dengan menggunakan rating-scale (skala bertingkat) mulai dari selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah untuk pilihan jawaban dari setiap pernyataan tersebut. Untuk pernyataan yang bermakna positif (pernyataan no. 2, 3, 4, 6, 7, 9, 10, 12, 13, 14, dan 16) maka skor untuk masing-masing pilihan tersebut adalah selalu (3), sering (2), kadang-kadang (1), tidak pernah (0), sedangkan untuk pernyataan yang bermakna negatif (pernyataan no. 1, 5, 8, 11, dan 15) menggunakan skor untuk masing-masing pilihan adalah selalu (0), sering (1), kadang-kadang (2) dan tidakpernah (3). Penentuan interval untuk kriteria penilaian pada penelitian ini dengan rumus Sudjana (2009) dimana P adalah panjang kelas (interval) dalam menentukan kategori penilaian. Skor tertinggi pada penelitian ini adalah 48 sedangkan skor terendah adalah 0 dan kategori penilaian adalah 3, maka:

Panjang interval untuk kriteria penilaian adalah 24 sehingga: e. Jika skor yang didapat adalah 25-48 maka dukungan baik f. Jika skor yang didapat adalah 0-24 maka dukungan kurang baik

Pernyataan terbagi dalam empat sub bagian dari dukungan keluarga, yaitu dukungan emosional (pernyataan no 1-4), dukungan informasi (pernyataan no


(41)

5-27

no 13-16). Penentuan interval untuk kriteria penilaian pada sub bagian ini dengan menggunakan rumus Sudjana (2009) dimana P adalah panjang kelas (interval) dalam menentukan kategori penilaian. Skor tertinggi adalah 12 sedangkan skor terendah adalah 0 dan kategori penilaian adalah 2, maka:

Panjang interval untuk kriteria penilaian adalah 6 sehingga: a. Jika skor yang didapat adalah 7-12 maka dukungan baik b. Jika skor yang didapat adalah 0-6 maka dukungan kurang baik

4.6. Uji Instrumen 4.6.1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument (Arikunto, 2010). Pada penelitian ini instrumen penelitian dilakukan uji validitas oleh dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sumatara Utara (Siti Zahara Nasution, S. Kp, MNS) selaku dosen Keperawatan Keluarga.

4.6.2. Uji Reliabilitas

Pada penelitian ini, tidak dilakukan uji reliabilitas karena peneliti menggunakan lembar observasi sebagai instrumen penelitian.

4.7. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengobservasi responden menggunakan lembar observasi yang berisikan 16 pernyataan tentang dukungan keluarga terhadap pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif


(42)

RSUP H. Adam Malik Medan. Observasi tersebut dilakukan 2 kali dalam sehari yaitu ketika jam berkunjung pasien selama 3 hari berturut-turut.

4.7.1. Persiapan pengambilan data

Sebelum melakukan pengambilan data, peneliti mengajukan surat permohonan izin untuk survey pendahuluan pada institusi pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU), dan menyerahkan surat permohonan izin tersebut kepada pihak RSUP H. Adam Malik Medan. Setelah mendapat izin dari pihak rumah sakit kemudian peneliti melakukan studi pendahuluan dengan mencari instrument-instrumen yang dapat dijadikan sebagai alat untuk melakukan pengambilan data. Setelah menyusun sebuah instrument yang berbentuk lembar observasi peneliti melakukan uji instrument yaitu uji validitas instrument. Instrument tersebut digunakan sebagai alat pengumpul data setelah mendapatkan izin dari pihak pendidikan.

4.7.2. Pelaksanaan Pengambilan Data

Setelah sidang proposal peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada pihak Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan menyerahkan surat tersebut kepada pihak Rumah Sakit H. Adam Malik Medan. Kemudian peneliti melakukan penelitian setelah mendapatkan surat izin penelitian di ruangan Unit Perawatan Intensif Pasca Bedah RSUP H. Adam Malik Medan selama 2 bulan mulai tanggal 11 Oktober 2013 – 11 Desember 2013. Pertama peneliti meminta responden untuk menanda-tangani surat informed consent dari peneliti sebagai tanda kesediaan keluarga untuk menjadi responden pada penelitian ini tanpa ada unsur keterpaksaan. Sebelum


(43)

29

melakukan observasi peneliti melakukan wawancara kepada 32 responden tentang dukungan apa saja yang telah diberikan kepada pasien. Setelah mendapatkan jawaban dari responden peneliti melakukan observasi sebanyak 2 kali dalam sehari yaitu ketika jam berkunjung pasien selama 3 hari berturut-turut dengan menggunakan lembar observasi yang berisikan 16 pernyataan dengan jawaban ya atau tidak. Pernyataan yang bermakna positif yaitu pada no. 2, 3, 4, 6, 7, 9, 10, 12, 13, 14, dan 16 sedangkan pernyataan bermakna negatif adalah no 1, 5, 8, 11, dan 15. Peneliti melakukan observasi kepada keluarga pasien yang selalu hadir disamping pasien pada saat jam berkunjung. Untuk dukungan emosional penilaian peneliti terhadap dukungan yang diberikan melalui sikap yang diberikan keluarga pada pasien, yaitu pada saat keluarga memberikan sentuhan kasih sayang kepada pasien, sikap penerimaan keluarga terhadap pasien yang ditunjukkan keluarga dengan tetap tegar mendampingi pasien, serta motivasi yang terus-menerus diberikan oleh keluarga kepada pasien. Penilaian dukungan informasi oleh peneliti terhadap keluarga pasien dilakukan dengan menanyakan kepada para perawat ruangan tentang sikap keluarga ketika berdiskusi dengan tim medis tentang proses pengobatan yang dilakukan untuk pasien. Peneliti melakukan observasi tentang dukungan nyata yang diberikan oleh keluarga dengan cara melihat perlengkapan personal hyigene yang dipersiapkan oleh keluarga. Selain itu juga peneliti menanyakan tentang bagaimana keluarga menanggulangi masalah pembiayaan pasien selama proses pengobatan. Sedangkan dukungan pengharapan dapat terlihat oleh peneliti ketika keluarga merasa yakin bahwa


(44)

pasien dapat sembuh secara optimal selain itu juga keluarga melakukan ibadah (berdo’a) ketika berada disamping pasien pada saat jam berkunjung. Setelah mendapatkan hasil maka peneliti mengelompokkan hasil tersebut kedalam jawaban frekuensi waktu yaitu sering, selalu, kadang-kadang, tidak pernah. Setelah mendapatkan hasil maka peneliti menerima surat dari pihak RSUP H. Adam Malik Medan sebagai tanda bukti telah melakukan penelitian.

4.8. Analisa Data

Setelah data terkumpul maka peneliti mengolah data tersebut melalui proses komputerisasi dengan empat tahapan, yaitu:

a. Editing, yaitu pengecekan kuesioner apakah data dan pernyataan sudah diisi dengan lengkap.

b. Coding, yaitu kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi angka untuk mempermudah peneliti dalam melakukan tabulasi data pada saat analisis dan entry data.

c. Processing, yaitu entry data kedalam program komputer.

d. Cleaning, yaitu pengecekan kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak.

Setelah data terkumpul semua maka peneliti melakukan analisa data dengan menggunakan analisa univariat, yaitu dilakukan dengan mendeskripsikan besarnya persentase pada seluruh variable penelitian dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.


(45)

31

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai dukungan keluarga terhadap pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif RSUP H. Adam Malik Medan. Setelah melakukan pengumpulan data pada tanggal 11 Oktober sampai dengan 11 Desember 2013 dengan jumlah responden 32 orang.

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Data Demografi

Tabel 5.1 berikut ini menunjukkan hasil data demografi keluarga dari pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif Pasca Bedah RSUP H. Adam Malik Medan. Mayoritas reponden berusia antara 18-40 tahun yaitu berjumlah 20 responden (62,5%) dan 12 responden (37,5%) berusia antara 41-60 tahun. Mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 25 responden (78,1%) dan 7 responden (21,9%) berjenis kelamin laki-laki. Jumlah suku terbesar responden adalah batak yaitu sebanyak 20 responden (62,5%) dan minoritas adalah suku melayu dan mandailing yaitu masing-masing sebanyak 1 responden (3,1%). Hubungan responden dengan pasien yang paling dominan adalah istri yaitu sebanyak 21 responden (66,6%) sedangkan yang paling sedikit adalah orang tua dan keponakan yaitu masing-masing 1 responden (3,1%). Pendidikan responden mayoritas adalah SMA yaitu sebanyak 15 responden (46,(%) dan minoritas adalah Perguruan Tinggi (PT) yaitu sebanyak 2 orang (6,3%). Mayoritas responden memiliki


(46)

pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) yaitu sebanyak 13 responden (40,6%) dan minoritas adalah petani yaitu sebanyak 4 responden (12,5%). Penghasilan per bulan responden terbesar adalah <Rp.1.305.000.000 yaitu sebanyak 26 responden (81,3%) dan 6 responden (18,8%) memiliki penghasilan per bulan ≥Rp. 1.305.000. Lama rawat keluarga responden yang menjadi pasien adalah ≥24 Jam secara keseluruhan serta mayoritas menggunakan asuransi sebagai pembayaran administrasi pengobatan yaitu sebanyak 30 responden (93,8%) dan 2 responden (6,3%) tidak menggunakan asuransi sebagai pembayaran. Tabel tersebut dapat dilihat di halaman belakang ini:


(47)

33

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden Keluarga Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif

No Karakteristik Responden

Frekuensi Persentase(%)

1 Umur - 18-40 - 41-60 20 12 62,5 37,5 2 Jenis Kelamin

- Laki-laki - Perempuan 7 25 21,9 78,1 3 Suku - Batak - Jawa - Melayu - Minang - Mandailing 20 7 1 3 1 62,5 21,9 3,1 9,4 3,1 4 Hub. dengan pasien

- Suami - Istri - Anak - Orang Tua - Keponakan 4 21 5 1 1 12,5 65,6 15,6 3,1 3,1 5 Pendidikan - SD - SMP - SMA - PT 6 9 15 2 18,8 28,1 46,9 6,3 6 Pekerjaan - PNS - Wiraswasta - Petani - IRT 7 8 4 13 21,9 25,0 12,5 40,6 7 Penghasilan

- < Rp.

1.305.000.000

- ≥ Rp.

1.305.000.000

26 6

81,3 18,8

8 Lama Rawat Pasien

- ≥ 24 Jam 32 100

9 Peserta Asuransi (Askes/Jamkesmas) - Ya - Tidak 30 2 93,8 6,3


(48)

5.1.2. Dukungan Emosional Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif

Berdasarkan hasil penelitian yang ditelah dilakukan diperoleh data, mayoritas responden memberikan dukungan emosional secara baik kepada pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif Pasca Bedah RSUP H. Adam Malik Medan yaitu 26 responden (81,25%) sedangkan 6 responden (18,75%) memberikan dukungan emosional kurang baik (Tabel 5.2).

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Emosional Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif

Kategori Dukungan Emosional Frekuensi Persentase (%)

Baik 26 81,25%

Kurang Baik 6 18,75%

5.1.3. Dukungan Informasi Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif

Tabel di bawah ini (Tabel 5.3) menunjukkan data dari hasil penelitian tentang dukungan keluarga terhadap pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif berdasarkan dukungan informasi, mayoritas responden memberikan dukungan informasi secara baik kepada tim medis, yaitu 32 responden (100%), tidak ada yang menyembunyikan informasi kepada tim medis jika diminta keterangan tentang masalah kesehatan pasien.


(49)

35

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Informasi Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif

Kategori Dukungan Informasi Frekuensi Persentase (%)

Baik 32 100%

Kurang Baik - -

5.1.4. Dukungan Nyata Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data, mayoritas reponden memberikan dukungan pengharapan secara baik yaitu sebanyak 26 responden (81,25%), sedangkan 6 responden (18,75%) memberikan dukungan pengharapan kurang baik. Hal ini ditunjukkan pada tabel di bawah ini (Tabel 5.4)

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Nyata Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif

Kategori Dukungan Nyata Frekuensi Persentase (%)

Baik 26 81,25%

Kurang Baik 6 18,75%

5.1.5. Dukungan Pengharapan Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif

Tabel di bawah ini (Tabel 5.5) menunjukkan data yang diperoleh dari hasil penelitian tentang dukungan pengharapan yang diberikan responden kepada pasien mayoritas adalah baik yaitu sebanyak 26 responden (81,25%) dan 6 responden (18,75%) memberikan dukungan masih kurang baik.

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Pengharapan Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif

Kategori Dukungan Pengharapan

Frekuensi Persentase (%)

Baik 26 81,25%


(50)

5.1.6. Dukungan Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif

Tabel di bawah ini (Tabel 5.5) menunjukkan data yang diperoleh dari hasil penelitian tentang dukungan keluarga yang diberikan responden kepada pasien mayoritas adalah baik yaitu sebanyak 26 responden (81,25%) dan 6 responden (18,75%) memberikan dukungan masih kurang baik.

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif

Kategori Dukungan Keluarga Frekuensi Persentase (%)

Baik 26 81,25%

Kurang Baik 6 18,75%

5.2. Pembahasan

5.2.1. Data Demografi

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data usia responden yang terbesar jumlahnya adalah antara usia 18-40 tahun yaitu berjumlah 20 responden (62,5%). Mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 25 responden (78,1%). Jumlah suku terbesar adalah batak yaitu sebanyak 20 responden (62,5%). Menurut asumsi peneliti hal ini disebabkan oleh mayoritas penduduk di Sumatera Utara adalah suku Batak. Hal ini sesuai dengan data Badan Pusat Statistik yang menyatakan bahwa jumlah suku terbesar adalah batak untuk daerah kota medan yaitu sebesar 4,5 juta jiwa (35%).

Mayoritas responden memiliki hubungan dengan pasien adalah sebagai istri pasien yaitu sebanyak 21 responden (65,6%). Menurut asumsi peneliti hal ini disebabkan karena istri merupakan hubungan keluarga


(51)

37

terdekat dari pasien. Dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan sosial keluarga internal, seperti dukungan dari suami atau istri serta dukungan dari saudara kandung (Friedman, 2010). Selain itu juga agar terbentuk fungsi keluarga yang baik, yaitu fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental dan spiritual, dengan cara memelihara dan merawat anggota keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga (Achjar 2010).

Pendidikan responden yang terbesar adalah SMA yaitu sebanyak 15 responden (46,9%) dan mayoritas responden adalah Ibu Rumah Tangga (IRT) yaitu sebanyak 13 responden (40,6%). Mayoritas responden berpenghasilan <Rp.1.305.000 per bulan yaitu sebanyak 26 responden (81,3%), lama rawat pasien adalah ≥24 jam secara keseluruhan dan mayoritas responden menggunakan asuransi sebagai pembayaran administrasi pengobatan yaitu sebanyak 30 responden (93,8%).

5.2.2. Dukungan Emosional Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data 26 responden (81,25%) yang memberikan dukungan emosional keluarga secara baik terhadap pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif Pasca Bedah. Hal ini ditunjukkan responden ketika menjenguk pasien pada saat jam berkunjung. Mayoritas keluarga pasien selalu berada disamping pasien selam jam berkunjung yaitu sebanyak 26 responden (81,3%) . Mereka tampak semangat memberikan dukungan kepada pasien. Mereka yakin dan percaya bahwa dengan


(52)

memberikan semangat serta dukungan kepada pasien maka akan dapat membantu mempercepat proses penyembuhan sesuai dengan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti selama 6 kali pengamatan kepada keluarga pasien pada saat berkunjung.

Berdasarkan teori yang ada bahwa pada dukungan emosional ini keluarga menyediakan tempat istirahat dan memberikan semangat kepada pasien yang dirawat di rumah atau rumah sakit, memberikan pasien perasaan nyaman, merasa dicintai meskipun saat mengalami suatu masalah, bantuan dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya, perhatian sehingga individu yang menerimanya merasa berharga (Niven 2000).

5.2.3. Dukungan Informasi Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data mayoritas responden memberikan dukungan informasi secara baik yaitu sebanyak 32 responden (100%). Hal ini ditunjukkan responden ketika mereka memberikan informasi kepada pihak medis tentang proses pengobatan pasien. Sebanyak 26 responden (81,3%) tidak pernah acuh tak acuh dengan petugas kesehatan, seluruh keluarga (100%) berperan aktif dalam setiap diskusi perawatan pasien, 28 responden (87,5%) sangat komunikatif dengan petugas kesehatan dan sebanyak 32 responden (100%) keluarga tidak pernah mengutarakan masalah yang biasa saja dan menyembunyikan masalah yang harus diselesaikan dengan petugas kesehatan.


(53)

39

memberikan solusi dari masalah yang dihadapi pasien di rumah atau rumah sakit, memberikan nasehat, pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh seseorang atau pasien. Keluarga dapat menyediakan informasi dengan menyarankan tempat, dokter, dan terapi yang baik bagi dirinya atau pasien (Niven, 2000).

Memberikan informasi yang jelas kepada petugas kesehatan juga dapat mengurangi stress keluarga. Karena manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu (Friedman, 2010). Selain itu juga hal tersebut dapat memberikan proses pengobatan yang sesuai dengan keadaan pasien sehingga pasien dapat sembuh secara optimal, sesuai dengan pendapat Ryan dan Austin bahwa secara lebih spesifik, keberadaan dukungan keluarga yang adekuat terbukti berhubungan dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh darisakit (Friedman, 2010).

5.2.4. Dukungan Nyata Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data, mayoritas reponden memberikan dukungan nyata secara baik yaitu sebanyak 26 responden (81,25%). Hai ini ditunjukkan oleh responden ketika menyediakan semua kebutuhan pasien selama proses pengobatan di rumah sakit. Sebanyak 23 responden (71,9%) tidak pernah menyiapkan fasilitas seadanya saja untuk pengobatan pasien misalnya kebutuhan personal pasien, 25 responden (78,1%) tidak pernah merasa jenuh dalam merawat dan menjaga pasien, 13 responden (40,6%) tidak pernah merasa berat dengan pembiayaan selama


(54)

masa perawatan pasien, 26 responden (81,3%) selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk pasien.

Salah satu bentuk dukungan nyata yang diberikan keluarga adalah dalam bentuk finansial. Keluarga meyakini bahwa kebutuhan finansial sangatlah membantu proses pengobatan meskipun mayoritas responden menggunakan asuransi sebagai pembayaran namun bukan berarti responden tidak lagi perlu memberikan dukungan nyata tersebut sebab kebutuhan pribadi pasien seperti kebutuhan personal hygiene tidaklah menjadi tanggungan dari asuransi tersebut. Sehingga keluarga berupaya memberikan dukungan nyata ini secara maksimal.

Menurut Cohen dan Mc Kay (1984), dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah seperti pelayanan, bantuan finansial dengan menyediakan dana untuk biaya pengobatan dan material (Niven, 2000).

5.2.5. Dukungan Pengharapan Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian tentang dukungan pengharapan yang diberikan responden kepada pasien mayoritas adalah baik yaitu sebanyak 26 responden (81,25%). Hai ini ditunjukkan responden pada saat mendampingi pasien ketika jam berkunjung 24 responden (75,0%) selalu berdo’a demi kesembuhan pasien pada saat jam berkunjung, 26 responden (81,3%) selalu yakin pasien dapat sembuh secara optimal, 26 responden (81,3%) tidak pernah tidak memberikan semangat kepada pasien, 26 responden (81,3%) selalu percaya pasien akan sembuh jika


(55)

41

Menurut Setiadi (2008) keluarga akan merasakan kehilangan anggota keluarga ketika salah satu anggota menderita sakit karena setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing. misalnya ayah, dimana ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung / penganyom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu. Kemudian ada ibu yang berperan sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak, pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu. Lalu ada anak yang berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual, sehingga ketika salah satu diantaranya mengalami sakit maka peran anggota keluarga tersebut akan terganggu.

5.2.6. Dukungan Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian maka diperoleh bahwa dukungan keluarga yang diberikan kepada pasien yang sedang menjalani perawatan diruang intensif adalah baik yaitu senayak 26 responden (81,3%).

Menurut Suprajitno (2004) keluarga terdapat ikatan perkawinan dan hubungan darah yang tinggal bersama dalam satu atap (serumah) dengan peran masing-masing serta keterikatan emosional

Selain itu menurut peneliti keluarga pasien tersebut masih menyadari akan fungsi keluarga tersebut dimana keluarga haruslah saling membantu


(56)

memenuhi kebutuhan personal, memberikan kasih sayang serta membantu dalam hal pemenuhan ekonomi, Menurut Friedman (2010) tentang fungsi-fungsi keluarga yaitu, fungsi-fungsi afektif, fungsi-fungsi perawatan kesehatan, fungsi-fungsi ekonomi, fungsi biologis dan fungsi psikologis.


(57)

43

BAB 6

SIMPULAN DAN SARAN 6.1. Simpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dukungan Keluarga terhadap pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif mayoritas adalah baik yaitu sebanyak 26 responden (81,25%). 2. Dukungan Emosional Keluarga terhadap pasien yang dirawat di Unit

Perawatan Intensif mayoritas adalah baik yaitu sebanyak 26 responden (81,25%).

3. Dukungan Informasi Keluarga terhadap pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif mayoritas adalah baik yaitu sebanyak 26 responden (81,25%).

4. Dukungan Nyata Keluarga terhadap pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif mayoritas adalah baik yaitu sebanyak 26 responden (81,25%).

5. Dukungan Pengharapan Keluarga terhadap pasien yang dirawat di Unit Perawatan Intensif mayoritas adalah baik yaitu sebanyak 26 responden (81,25%).


(58)

6.2. Saran

6.2.1. Untuk keluarga pasien

Sebagai pedoman bagi keluarga pasien untuk memberi dukungan keluarga meskipun pasien dalam keadaan tidak sadar karena dukungan keluarga merupakan hal yang penting dalam mempercepat kesembuhan pasien.

6.2.2. Untuk praktek keperawatan

Memberi gambaran bagi keperawatan agar selalu melibatkan keluarga dalam perawatan pasien terutama pasien kritis untuk mencapai derajat kesembuhan yang optimal.

6.2.3. Untuk penelitian selanjutnya

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu peneliti hanya meneliti satu ruangan perawatan intensif saja, sehingga pada penelitian selanjutnya perlu dilakukan penelitian tentang:

a. Dukungan keluarga yang diberikan pada seluruh pasien yang mendapatkan perawatan intensif.

b. Dukungan keluarga terhadap pasien berdasarkan perspektif budaya. c. Perbedaan dukungan keluarga pasien dewasa dengan pasien pediatrik


(59)

45

DAFTAR PUSTAKA

Achjar, Komang A. H. (2010). Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Cetakan I. Jakarta: CV Sagung Seto

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 2010. Jakarta: Rineka Cipta

Arnita. (2013). Pengantar Statistika. Cetakan Pertama. Bandung: Cipustaka Media Perintis

Friedman, M. (1998). Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktek. Jakarta: EGC Friedman, M. (2010). Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktek. Edisi Revisi

2010. Jakarta: EGC

Hidayat, Aziz A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika

Hudak & Gallo. (1997). Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik Volume I. Edisi VI. Jakarta: EGC

Jevon & Ewens. (2009). Pemantauan Pasien Kritis. Edisi 2. Jakarta: Erlangga Machfoedz, Ircham. (2009). Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan

Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran. Cetakan VI. Yogyakarta: Penerbit Fitramaya

Margona, S. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Cetakan VI. Jakarta: Rineka Cipta

Morton, dkk. (2011). Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Holistik Volume I. Edisi 8. Jakarta: EGC

Mundakir. (2006). Komunikasi Keperawatan Aplikasi dalam Pelayanan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Niven, N. (2000). Psikologi Kesehatan: Pengantar Untuk Perawat dan Profesional Kesehatan Lain. Jakarta: EGC

Potter & Perry. (2009). Fundamental Keperawatan 1. Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika


(60)

Urden & Stacy. (2000). Priority in Critical Care Nursing. 3rd Edition. United States of America: Mosby, Inc

Rab, T. (2007). Agenda Gawat Darurat (Critical Care) Jilid I. Edisi 2. Bandung: PT Alumni

Setiadi. (2007). Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu

Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu

Setiawati & Dermawan. (2005). Asuhan Keperawatan Keluarga. Edisi 2. Jakarta: Trans Info Media

Saryono. (2008). Metodologi Penelitian kesehatan: penuntun Praktis Bagi pemula. Cetakan Pertama. Jogjakarta: Mitra Cendikia Offset

Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek. Jakarta: EGC

Baumhover, Nancy & Huges, Linda. (2009). Spirituality and Support for Famili Presence During Invasive Procedures and Resuscitations in Adult. American Journal of Critical Care. Diunduh dari ajcc.accnjournals.org pada 01 Mei 2011

Mitchell. (2009). Positive Effects of A Nursing Intervention on Family Centered Care in Adult Critical Care. Diunduh dari ajcc.accnjournals.org pada 01 Mei 2011

Azizakh. (2010). Family Focus Center. Diambil pada tanggal 21Mei 2013 dari

Amabari, (2010). Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Keberfungsian Sosial pada Pasien Skizofrenia Pasca Perawatan di Rumah Sakit. Diambil

tanggal 21 Mei 2013 dari eprints.undip.ac.id/10956/1/RINGKASAN_skripsi.pdf

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1778/MENKES/SK/XII/2010 tentang pedoman penyelenggaraan pelayanan Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit. Diambil pada

tanggal 21 Mei 2013 dari


(61)

47

Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Alamat : Telp/Hp :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Dukungan Keluarga terhadap Pasien yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif RSUP. H. Adam Malik Medan”, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2013


(62)

Lampiran 2

INSTRUMEN PENELITIAN

LEMBAR OBSERVASI DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PASIEN YANG DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN INTENSIF

RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

1. IDENTITAS RESPONDEN

No. Responden :

Umur :

Jenis Kelamin :

Suku :

Hub. dengan pasien :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Penghasilan /bulan : < Rp. 1.305.000 Rp.

1.305.000

Lama dirawat di ICU :

Peserta Asuransi : Ya Tidak


(63)

49

2. DUKUNGAN KELUARGA

NO PERNYATAAN JAWABAN

S SR K TP DUKUNGAN EMOSIONAL

1 Keluarga memberikan perhatian

sepenuhnya kepada pasien

2 Keluarga mendampingi pasien pada saat jam berkunjung

3 Keluarga menerima keadaan pasien

4 Keluarga tetap bersemangat mendukung usaha perawatan pasien

DUKUNGAN INFORMASI

5 Keluarga acuh tak acuh dengan petugas kesehatan

6 Keluarga berperan aktif dalam setiap diskusi tentang perawatan pasien

7 Keluarga sangat komunikatif dengan petugas kesehatan

8 Keluarga mengutarakan masalah yang biasa saja dan menyembunyikan maslah yang harus diselesaikan dengan petugas kesehatan

DUKUNGAN NYATA

9 Keluarga menyiapkan fasilitas seadanya untuk pengobatan pasien misalnya kebutuhan personal pasien.

10 Keluarga jenuh dalam merawat dan menjaga pasien

11 Keluarga merasa berat dengan pembiayaan selama masa perawatan pasien

12 Keluarga berusaha memberikan yang terbaik untuk pasien

DUKUNGAN PENGHARAPAN

13 Keluarga berdo’a demi kesembuhan pasien pada saat jam berkunjung

14 Keluarga yakin pasien dapat sembuh secara optimal

15 Keluarga tidak memberikan semangat kepada pasien

16 Keluarga percaya pasien akan sembuh jika diberikan semangat secara terus menerus


(64)

3. DUKUNGAN KELUARGA

NO PERNYATAAN JAWABAN

YA TIDAK DUKUNGAN EMOSIONAL

1 Keluarga memberikan perhatian sepenuhnya kepada pasien

2 Keluarga mendampingi pasien pada saat jam berkunjung 3 Keluarga menerima keadaan pasien

4 Keluarga tetap bersemangat mendukung usaha perawatan pasien

DUKUNGAN INFORMASI

5 Keluarga acuh tak acuh dengan petugas kesehatan

6 Keluarga berperan aktif dalam setiap diskusi tentang perawatan pasien

7 Keluarga sangat komunikatif dengan petugas kesehatan 8 Keluarga mengutarakan masalah yang biasa saja dan

menyembunyikan maslah yang harus diselesaikan dengan petugas kesehatan

DUKUNGAN NYATA

9 Keluarga menyiapkan fasilitas seadanya untuk pengobatan pasien misalnya kebutuhan personal pasien. 10 Keluarga jenuh dalam merawat dan menjaga pasien 11 Keluarga merasa berat dengan pembiayaan selama masa

perawatan pasien

12 Keluarga berusaha memberikan yang terbaik untuk pasien

DUKUNGAN PENGHARAPAN

13 Keluarga berdo’a demi kesembuhan pasien pada saat jam berkunjung

14 Keluarga yakin pasien dapat sembuh secara optimal 15 Keluarga tidak memberikan semangat kepada pasien 16 Keluarga percaya pasien akan sembuh jika diberikan


(65)

51


(66)

(67)

(68)

(69)

(70)

(71)

57


(72)

(73)

(74)

Lampiran 6 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Azzahratul Kamaliah

NIM : 121121088

Tempat/Tanggal Lahir : Tanjung Pura/ 24 Nopember 1992 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Tanjung Pura Gg. Sederhana Pelawi Utara No. 5, Pangkalan Berandan, Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat

Riwayat Pendidikan

1. 1997-2003 : SD Negeri No 056640 P. Berandan

2. 2003-2006 : Madrasah Tsanawiyah Negeri Tanjung Pura 3. 2006-2009 : Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura

4. 2009-2012 : Akademi Keperawatan Pemerintah Kab. Langkat 5. 2012 sampai sekarang : S-1 Keperawatan Universitas Sumatera Utara


(1)

55


(2)

(3)

57

Lampiran 5


(4)

(5)

59


(6)

Lampiran 6 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Azzahratul Kamaliah

NIM : 121121088

Tempat/Tanggal Lahir : Tanjung Pura/ 24 Nopember 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Tanjung Pura Gg. Sederhana Pelawi Utara No. 5, Pangkalan Berandan, Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat

Riwayat Pendidikan

1. 1997-2003 : SD Negeri No 056640 P. Berandan

2. 2003-2006 : Madrasah Tsanawiyah Negeri Tanjung Pura 3. 2006-2009 : Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura

4. 2009-2012 : Akademi Keperawatan Pemerintah Kab. Langkat 5. 2012 sampai sekarang : S-1 Keperawatan Universitas Sumatera Utara