Analisis Kinerja keuangan dengan rasio e

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN

RASIO, ECONOMIC VALUE ADDED (EVA), DAN MARKET

VALUE ADDED (MVA) (Studi Kasus Pada PT Kalbe Farma Tbk)

Disusun oleh: MIRNA RUSTYA WINATA 0310220098

SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih

Derajat Sarjana Ekonomi JURUSAN MANAJEMEN KONSENTRASI BIDANG KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2007

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: Mirna Rustya Winata

Tempat Tanggal Lahir

: Malang, 12 Nopember 1985

Jenis Kelamin

: Jalan Kalpataru No. 7 Malang

No. Telp

: 0341- 414837 / 0818389813

Riwayat Pendidikan Tahun 1991-1997 : SDN Lowokwaru 02 Malang Tahun 1997-2000 : SLTPN 5 Malang Tahun 2000-2003 : SMUN 07 Malang Tahun 2003-2007 : Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas

Brawijaya Malang

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur yang sedalam-dalamnya penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: " Analisis Kinerja Keuangan Dengan

Rasio Keuangan, Economic Value Added (EVA), Dan Market Value Added (MVA) (Studi Kasus Pada PT Kalbe Farma Tbk)".

Adapun tujuan dari penulisan Skripsi adalah untuk memenuhi syarat dalam mencapai derajat Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Konsentrasi Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang.

Sehubungan dengan selesainya karya akhir tersebut, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Sumiati, SE.,MSi sebagai dosen pembimbing 2. Bapak Prof. Drs. M. S. Idrus, M.Ec, Ph.D. selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang.

3. Bapak Dekan Fakultas Ekonomi Prof.DR. Bambang Subroto, SE.,MM,Ak.

4. Bapak Soemarsono, SE, MM, selaku dosen penguji I

5. Bapak Dr. Djumahir, SE, MM, selaku dosen penguji II

6. Kedua Orang Tua, Drs Rusman Effendi, M.Si dan Sotya Rini, S.Pd, terima kasih atas segala dukungan dan kasih sayangnya, buat adik-adikku, Citra dan Refi, makasih buat semangatnya.

7. Sobat-sobatku, Irsha, Irna, Didi, Andin, Anshor, Ika, atas segala bantuannya.

8. Teman-teman Manajemen Angkatan 2003. Penulis menyadari penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran serta kritik yang membangun sangat kami harapkan. Semoga karya akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Malang, Desember 2007

Penulis

Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis Rasio, Economic Value Added (EVA), dan Market Value Added (MVA) (Studi kasus pada PT Kalbe Farma Tbk)

Disusun Oleh : Mirna Rustya Winata

Dosen Pembimbing : Sumiati, SE, MSi ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk menginterpretasikan kinerja keuangan perusahaan serta mengetahui nilai tambah ekonomis yang mampu dihasilkan oleh perusahaan dengan kinerja yang dihasilkan dan mengetahui akseptasi pasar terhadap perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan diukur dengan menggunakan analisa rasio keuangan, Economic Value Added (EVA), dan Market Value Added (MVA).

Obyek penelitian ini adalah salah satu perusahaan farmasi di Indonesia yaitu PT Kalbe Farma Tbk, dengan periode penelitian 2001-2005. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan tentang kondisi perusahaan yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data. Penelitian ini tidak digunakan suatu hipotesis karena penelitian ini hanya untuk menggambarkan, menerangkan hubungan sebab akibat, membuat prediksi serta mendapatkan hasil dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan dalam hal ini adalah bagaimana perkembangan kinerja keuangan perusahaan selama periode penelitian. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan.

Hasil penelitian menunjukkan secara umum kinerja keuangan PT Kalbe Farma Tbk memiliki tergolong baik dan memenuhi rata-rata industri. Nilai EVA PT Kalbe Farma pada periode 2001-2005 sebagian besar menunjukkan nilai yang positif, kecuali pada tahun 2004, nilai EVA menunjukkan nilai yang negatif. Pengukuran kinerja dengan menggunakan EVA dan MVA dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi investor yang ingin menanamkan modalnya. Pada pendekatan EVA, jumlah laba yang tinggi dan biaya modal yang rendah mengindikasikan bahwa para penyandang dana akan mendapatkan nilai lebih dari apa yang diinvestasikan. Sedangkan pada MVA, nilai MVA positif menunjukkan bahwa pasar menghargai perusahaan melebihi modal yang diinvestasikan. Sehingga semakin tinggi pasar menghargai perusahaan maka akan semakin banyak pula investor yang melirik perusahaan tersebut.

Kata kunci: Rasio, Biaya Modal, EVA, MVA, Kinerja Keuangan

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Semakin terbukanya pasar dunia dalam memasuki era globalisasi menghadapkan industri Indonesia pada ajang persaingan yang semakin luas dan berat. Ketidakmampuan dalam meningkatkan daya saing baik produk maupun industri nasional akan membuat Indonesia tersisih dalam persaingan tersebut. Tantangan industri Indonesia di era globalisasi adalah persaingan yang sangat ketat, maka Industri Indonesia perlu mempertahankan dan meningkatkan keunggulan kompetitif yang dimiliki dan berusaha untuk memperbaiki kelemahan yang sedang menjadi masalah dalam perusahaan.

Salah satu cara pemerintah untuk meningkatkan daya saing perindustrian di Indonesia adalah dengan menggalakkan program penanaman modal asing disamping penjaringan modal dari kalangan domestik. Diharapkan dengan masuknya modal asing di Indonesia akan menambah sumber dana yang dibutuhkan oleh sektor industri untuk meningkatkan kegiatan usahanya.

Menurut data, industri kimia dan farmasi menempati peringkat pertama bagi penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA) sepanjang 2004. Laporan akhir tahun Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan, investasi yang ditanamkan di sektor industri kimia dan farmasi mencapai Rp 4,3 miliar atau 28,2 persen dari total investasi PMDN yang masuk. Sedangkan investasi asing yang masuk ke Indonesia untuk industri ini mencapai US$ 632,1 juta atau 13,8 persen dari total investasi PMA. Beberapa hal Menurut data, industri kimia dan farmasi menempati peringkat pertama bagi penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA) sepanjang 2004. Laporan akhir tahun Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan, investasi yang ditanamkan di sektor industri kimia dan farmasi mencapai Rp 4,3 miliar atau 28,2 persen dari total investasi PMDN yang masuk. Sedangkan investasi asing yang masuk ke Indonesia untuk industri ini mencapai US$ 632,1 juta atau 13,8 persen dari total investasi PMA. Beberapa hal

Berdasarkan keterangan di atas, penelitian kali ini akan dibahas mengenai analisis kinerja keuangan perusahaan yang bergerak di bidang farmasi sehingga dapat diperoleh gambaran bahwa perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang bagaimanakah yang mampu menarik minat investor untuk menanamkan modalnya. Dengan mengadakan analisis laporan keuangan, akan dapat diketahui keadaan dan perkembangan keuangan perusahaan untuk diketahui hasil-hasil keuangan yang telah dicapai, serta dapat diketahui kelemahan-kelemahan dari perusahan serta hasil-hasil yang telah dianggap cukup baik. Hasil analisa historis tersebut sangat penting artinya bagi perbaikan penyusunan rencana yang akan dilakukan diwaktu yang akan datang. Dengan mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki, diusahakan agar dalam penyusunan rencana untuk tahun-tahun yang akan datang, kelemahan-kelemahan tersebut dapat diperbaiki. Hasil-hasil yang dianggap sudah cukup baik diwaktu-waktu yang lampau harus dipertahankan untuk waktu-waktu mendatang.

Untuk menilai prestasi dan kondisi keuangan suatu perusahaan, seorang analis keuangan memerlukan ukuran-ukuran tertentu. Ukuran yang seringkali dipergunakan adalah rasio, atau indeks, yang menunjukkan hubungan antara dua data keuangan dengan jalan membagi satu data dengan data lainnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah rasio yang umum digunakan dalam menginterpretasikan laporan keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Tehnik yang digunakan sebagai pembanding adalah menggunakan analisa trend, common size, dan standar industri.

Selanjutnya, jika dilihat dari sudut pandang investor tentunya berharap bahwa modal yang ditanamkan di perusahaan akan memiliki nilai tambah, sehingga untuk mengetahui ada tidaknya nilai tambah pada suatu perusahaan digunakan analisis Economic Value Added (EVA). Jika EVA > 0 maka perusahaan telah berhasil menciptakan nilai tambah, tetapi jika sebaliknya atau EVA < 0 maka perusahaan tersebut gagal dalam menciptakan nilai tambah. Sebagai lanjutan dari EVA, maka pada penelitian ini ditambahkan perhitungan MVA yang menggambarkan selisih nilai pasar perusahaan dengan modal yang diinvestasikan. EVA dan MVA digunakan untuk mengukur kinerja keuangan sebagai salah satu upaya untuk dapat menghubungkan antara kepentingan manajemen perusahaan dengan investor, atau pemegang saham perusahaan.

Perusahaan farmasi yang dipilih dikhususkan pada PT. Kalbe Farma Tbk karena perusahaan ini berperan dalam menyumbang angka investasi di sektor industri farmasi, serta merupakan perusahaan yang memiliki pangsa pasar yang dominan di kalangan perusahaan farmasi lainnya. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka penelitian kali ini mengambil judul ‘ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO KEUANGAN, ECONOMIC VALUE ADDED (EVA), DAN MARKET VALUE ADDED (MVA) PADA PT KALBE FARMA TBK’.

1.2. Rumusan Masalah

a. Bagaimanakah kinerja keuangan PT Kalbe Farma Tbk bila dibandingkan dengan perusahaan yang sejenis?

b. Adakah nilai tambah ekonomis (EVA dan MVA) yang mampu diciptakan oleh PT Kalbe Farma Tbk?

1.3. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui kinerja keuangan PT. Kalbe Farma Tbk, serta mengetahui posisi keuangannya bila dibandingkan dengan perusahaan sejenis.

b. Mengetahui ada tidaknya nilai tambah ekonomis (EVA dan MVA) yang mampu diciptakan oleh PT Kalbe Farma Tbk.

1.4. Manfaat Penelitian

Bagi penulis Untuk menambah wawasan mengenai penerapan analisis rasio keuangan dan menginterpretasikan kinerja keuangan perusahaan melalui laporan keuangan perusahaan.

Bagi perusahaan Sebagai masukan dan bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan manajemen

Bagi pihak lain Dapat dijadikan sebagai salah satu tambahan pengetahuan dan bahan penelitian untuk penyempurnaan lebih lanjut.

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu

Lenny Dewi Irianti (2002) meneliti tentang analisis laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan (studi kasus pada perusahaan farmasi yang go publik di Bursa Efek Jakarta tahun 1998-2000), menerangkan bahwa berdasarkan evaluasi penerapan analisis rasio keuangan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan baik secara time series maupun cross section pada beberapa perusahaan farmasi yang go publik di Bursa Efek Jakarta, dengan menggunakan analisis laporan keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, dan juga rasio profitabilitas dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan farmasi yang didukung oleh analisis Z-score menunjukkan bahwa kinerja keuangan dapat melakukan tindakan guna mengadakan peningkatan untuk kinerja keuangan perusahaan yang lebih baik.

Pristono (2003) meneliti tentang analisis rasio keuangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah terjadi krisis ekonomi di Indonesia ( studi kasus pada PT Sari Husada Indonesia, Tbk). Penelitian ini menggunakan analisis rasio keuangan perusahaan dan uji statistik dengan T test paired two sample for means. Berdasarkan hasil penelitian hipotesis terhadap rasio keuangan PT Sari Husada bahwa dilihat dari likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas menunjukkan tidak ada perbedaan antara sebelum dan setelah krisis ekonomi. Tetapi dilihat dari rasio pertumbuhan melalui kenaikan penjualan, laba bersih, menunjukkan adanya perubahan. Secara umum, kinerja dari PT Sari Husada baik, akan tetapi apabila kinerja tersebut tidak disertai oleh inovasi- Pristono (2003) meneliti tentang analisis rasio keuangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah terjadi krisis ekonomi di Indonesia ( studi kasus pada PT Sari Husada Indonesia, Tbk). Penelitian ini menggunakan analisis rasio keuangan perusahaan dan uji statistik dengan T test paired two sample for means. Berdasarkan hasil penelitian hipotesis terhadap rasio keuangan PT Sari Husada bahwa dilihat dari likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas menunjukkan tidak ada perbedaan antara sebelum dan setelah krisis ekonomi. Tetapi dilihat dari rasio pertumbuhan melalui kenaikan penjualan, laba bersih, menunjukkan adanya perubahan. Secara umum, kinerja dari PT Sari Husada baik, akan tetapi apabila kinerja tersebut tidak disertai oleh inovasi-

Penelitian yang dilakukan oleh Hakim (2002) mengenai kinerja keuangan perusahaan dengan analisis rasio keuangan dan metode radar menggunakan rasio profitabilitas, rasio utilisasi, rasio produktivitas, rasio stabilitas, dan rasio potensi pertumbuhan dalam menilai kinerja perusahaan tersebut. Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa kinerja ketiga perusahaan plastik yang diteliti tersebut dipengaruhi oleh krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia.

Pada tesis Irianto (2002) mengenai Analisis Rasio Keuangan Dan Economic Value Added (EVA) pada perusahaan rokok yang go public yaitu HM Sampoerna, Bentoel, Gudang Garam, di Bursa Efek Jakarta dengan periode penelitian 5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah go public, analisis rasio keuangan yang digunakan mencakup rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kondisi kinerja keuangan perusahaan sesudah melakukan go public lebih baik dari pada 5 tahun sebelumnya.

Menurut Dyah Puspitasari (1999) yang meneliti analisis rasio keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan bahwa analisis rasio keuangan dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur kinerja keuangan yang meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas pada perusahaan setir dan aksesoris mobil M.W. Sport Line Pasuruan. Dengan menghitung rasio keuangan akan diperoleh informasi bagi pimpinan perusahaan mengenai kelemahan apa yang sekarang dihadapi dan kekuatan apa yang dimiliki oleh perusahaan di bidang finansial sehingga dapat ditentukan cara mengatasi Menurut Dyah Puspitasari (1999) yang meneliti analisis rasio keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan bahwa analisis rasio keuangan dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur kinerja keuangan yang meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas pada perusahaan setir dan aksesoris mobil M.W. Sport Line Pasuruan. Dengan menghitung rasio keuangan akan diperoleh informasi bagi pimpinan perusahaan mengenai kelemahan apa yang sekarang dihadapi dan kekuatan apa yang dimiliki oleh perusahaan di bidang finansial sehingga dapat ditentukan cara mengatasi

Ika Diana Vitria (2004) meneliti tentang analisis rasio keuangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan rokok (studi kasus pada PT Gudang Garam Tbk dan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk). Penelitian ini menggunakan laporan keuangan berupa neraca dan laba rugi dan gunakan rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, yang mana dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan antara PT Gudang Garam Tbk dan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.

2.2 Pengertian Laporan Keuangan

Akuntansi adalah seni daripada pencatatan, penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat keuangan dengan cara setepat-tepatnya dan dengan menunjuk atau dinyatakan dalam uang, serta penafsiran terhadap hal-hal yang timbul daripadanya.

Dari definisi akuntansi tersebut diketahui bahwa peringkasan dalam hal ini dimaksudkan adalah pelaporan dari peristiwa-peristiwa keuangan perusahaan yang dapat diartikan sebagai laporan keuangan, menurut Myer dalam bukunya Financial Statement Analysis mengatakan bahwa yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah:

Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahakan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan. Pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan rugi laba serta laporan perubahan modal, di mana neraca menunjukkan/ menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, dan laporan perubahan modal menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan. Tetapi dalam praktiknya sering diikutsertakan kelompok lain yang sifatnya membantu untuk memperoleh penjelasan lebih lanjut, misalnya laporan perubahan modal kerja, laporan sumber dan penggunaan kas atau laporan arus kas, laporan sebab-sebab perubahan laba kotor, laporan biaya produksi serta daftar-daftar lainnya.

Dalam prinsip-prinsip akuntansi Indonesia dikatakan bahwa laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi laba serta segala keterangan- keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara lain laporan sumber dan pengunaan dana. Untuk perusahaan besar yang banyak pemegang sahamnya, maka disamping laporan keuangan termaksud di atas, sebaiknya ditambah keterangan-keterangan tentang:

Kondisi dan faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi Usaha-usaha yang lalu, sekarang maupun yang akan datang Luasnya produksi Kebijakan-kebijakan perusahaan

Penelitian dan pengembangan Marketing dan advertising Rencana-rencana dalam belanja modal dan pembelanjaan di masa yang akan datang Kebijaksanaan mengenai dividen dan sebagainya

2.3 Sifat laporan keuangan

Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan. Jadi laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dari suatu progres report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara:

1. fakta yang telah dicatat

2. prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi

3. pendapat pribadi Fakta-fakta yang telah dicatat : berarti bahwa laporan keuangan ini dibuat atas dasar fakta dari catatan akuntansi, seperti jumlah uang kas yang tersedia dalam perusahaan maupun aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Pencatatan dari pos-pos ini berdasarkan catatan historis dari peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di masa lampau, dan jumlah-jumlah yang tercatat dalam pos-pos itu dinyatakan dalam harga-harga pada waktu terjadinya peristiwa tersebut (at original cost). Kita tidak mencoba menaksir berapa jumlah yang harus dikorbankan jika kita akan menggantikan aktiva tersebut atau dengan kata lain kita tidak mencoba untuk menaksir nilai realisasi atau nilai ganti aktiva tersebut.

Dengan sifat yang demikian itu maka laporan keuangan tidak dapat mencerminkan posisi keuangan dari suatu perusahaan dalam kondisi perekonomian yang paling akhir, karena segala sesuatunya sifatnya historis. Sehingga mungkin terdapat beberapa hal yang dapat membawa akibat terhadap posisi keuangan perusahaan tidak dicatat dalam pencatatan akuntansi atau tidak dapt dipenuhi, berbagai kontak pembelian/penjualan yang telah disetujui dan adanya hak-hak paten yang masih dalam pengurusan.

Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan dalam akuntansi, berarti data yang dicatat itu didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim, hal ini dilakukan dengan tujuan memudahkan pencatatan atau untuk keseragaman. Misalnya cara mengalokasikan biaya untuk persediaan alat tulis menulis, apakah harus dinilai menurut harga belinya atau menurut nilai pasar pada tanggal penyusunan laporan keuangan. Menurut laporan yang konvensionil pos semacam ini dinilai menurut harga belinya. Untuk penentuan piutang, menurut metode atau peraturan yang konvensionil adalah berdasarkan jumlah yang akan direalisir.

Disamping itu, di dalam akuntansi juga digunakan prinsip atau anggapan- anggapan yang melengkapi konvensi-kovensi atau kebiasaan yang digunakan antara lain:

a. Bahwa perusahaan akan tetap berjalan sebagai suatu yang going concern atau kontinuitas usaha, konsep ini menganggap bahwa perusahaan akan berjalan terus; konsekuensinya bahwa jumlah-jumlah yang tercantum dalam laporan merupakan nilai-nilai untuk perusahaan yang masih berjalan yang didasarkan pada nilai atau harga pada saat terjadinya peristiwa itu. Jadi a. Bahwa perusahaan akan tetap berjalan sebagai suatu yang going concern atau kontinuitas usaha, konsep ini menganggap bahwa perusahaan akan berjalan terus; konsekuensinya bahwa jumlah-jumlah yang tercantum dalam laporan merupakan nilai-nilai untuk perusahaan yang masih berjalan yang didasarkan pada nilai atau harga pada saat terjadinya peristiwa itu. Jadi

b. Daya beli dari uang dianggap tetap, stabil atau konstan, walaupun hal ini bertentangan dengan kenyataan namun akuntansi mencatat semua transaksi atau peristiwa dalam jumlah uangnya dan tidak mengadakan perbedaan antara niali-nilai dari berbagai tahun. Anggapan, prinsip atau konsep-konsep lain yang pada dasarnya untuk ekspedisi atau mempermudah pelaksanaan pencatatan akuntansi misalnya konsep konservatif, konsep biaya unit pengukur, konsistensi dan lain sebagainya. Pendapat pribadi , dimaksudkan bahwa walaupun pencatatan transaksi telah

diatur oleh konvensi-konvensi atau dalil-dalil dasar yang sudah ditetapkan yang sudah menjadi standar praktik pembukuan, namun penggunaan dari konvensi- konvensi dan dalil tersebut tergantung daripada akuntan atau manajemen perusahaan yang bersangkutan. Judgement atau pendapat ini tergantung pada kemampuan atau integritas pembuatnya yang dikombinasikan dengan fakta yang tercatat dan kebiasaan serta dalil-dalil dasar akuntansi yang telah disetujui akan digunakan di dalam beberapa hal. Misalnya cara atau metode untuk menaksir piutang yang tidak dapat ditagih, dan penentuan beban penyusutan serta penentuan umur dari suatu aktiva tetap akan sangat bergantung pada pendapat pribadi manajemennya dan berdasarkan pada pengalaman masa lalu. Juga misalnya dalam menentukan nilai persediaan, pada prinsipnya dinilai berdasarkan harga pokoknya, namun manajemen atau akuntan penyusun laporan itu dapat memilih atau menentukan harga pokok yang mana yang akan dipakai, apakah berdasarkan first in first out di mana barang yang masuk pertama dianggap diatur oleh konvensi-konvensi atau dalil-dalil dasar yang sudah ditetapkan yang sudah menjadi standar praktik pembukuan, namun penggunaan dari konvensi- konvensi dan dalil tersebut tergantung daripada akuntan atau manajemen perusahaan yang bersangkutan. Judgement atau pendapat ini tergantung pada kemampuan atau integritas pembuatnya yang dikombinasikan dengan fakta yang tercatat dan kebiasaan serta dalil-dalil dasar akuntansi yang telah disetujui akan digunakan di dalam beberapa hal. Misalnya cara atau metode untuk menaksir piutang yang tidak dapat ditagih, dan penentuan beban penyusutan serta penentuan umur dari suatu aktiva tetap akan sangat bergantung pada pendapat pribadi manajemennya dan berdasarkan pada pengalaman masa lalu. Juga misalnya dalam menentukan nilai persediaan, pada prinsipnya dinilai berdasarkan harga pokoknya, namun manajemen atau akuntan penyusun laporan itu dapat memilih atau menentukan harga pokok yang mana yang akan dipakai, apakah berdasarkan first in first out di mana barang yang masuk pertama dianggap

Suatu hal yang penting yaitu bahwa baik prosedur, anggapan-anggapan, kebiasaan-kebiasaan maupun pendapat pribadi yang telah digunakan haruslah dipertahankan secara terus-menerus atau secara konsisten dari tahun ke tahun. Namun hal ini tidak berarti bahwa prosedur, kebiasaan maupun pendapat pribadi yang digunakan tidak boleh berubah, tetapi kalau suatu ketika manajemen ingin merubah prosedur, kebiasaan atau pendapat pribadi yang telah dipakai, harus dijelaskan di dalam laporan keuangannya sehingga mereka yang membaca laporan keuangan itu dapat mengetahui dengan jelas dasar mana yang sesungguhnya digunakan dalam laporan keuangan yang bersangkutan, dan laporan keuangan yang dibuat secara periodik itu dapat diperbandingkan. Karena kalau dasar yang digunakan sudah berlainan tanpa sepengetahuan yang akan menganalisa dan menginterpretasikan maka kesimpulan yang diperoleh akan keliru.

Sebelum menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan seorang penganalisa harus mempunyai pengertian yang mendalam tentang bentuk maupun prinsip penyusunan laporan keuangan serta masalah yang mungkin timbul dalam penyusunan laporan tersebut

2.4 Arti Neraca

Adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu di mana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut sebagai balance sheet.

Dengan demikian neraca terdiri dari tiga bagian utama yaitu aktiva, hutang, dan modal.

a. Pengertian aktiva Dalam pengertian aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang

berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva yang tidak berwujud lainnya, misalnya goodwill, hal patent, hak penerbitan dan sebagainya. Pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar.

Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai paling lama satu tahun. Penyajian pos-pos aktiva lancar di dalam neraca didasarkan pada urutan likuiditasnya, sehingga penyajiannya dimulai dari aktiva yang paling likuid sampai dengan aktiva yang paling tidak likuid. Yang termasuk aktiva lancar adalah:

Kas, atau uang tunai yang digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Uang tunai yang dimiliki oleh perusahaan tetapi sudah ditentukan penggunaannya tidak dapat dimasukkan dalam pos kas. Termasuk dalam pengertian kas adalah cek yang diterima dari para langganan dan simpanan perusahaan di Bank dalam bentuk giro atau demand deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali setiap saat diperlukan oleh perusahaan. Investasi jangka pendek adalah investasi yang sifatnya sementara dengan maksud untuk memanfaatkan uang kas yang untuk sementara belum Kas, atau uang tunai yang digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Uang tunai yang dimiliki oleh perusahaan tetapi sudah ditentukan penggunaannya tidak dapat dimasukkan dalam pos kas. Termasuk dalam pengertian kas adalah cek yang diterima dari para langganan dan simpanan perusahaan di Bank dalam bentuk giro atau demand deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali setiap saat diperlukan oleh perusahaan. Investasi jangka pendek adalah investasi yang sifatnya sementara dengan maksud untuk memanfaatkan uang kas yang untuk sementara belum

atau didiskontokan. Dengan didiskontokannya piutang wesel tersebut timbulah contingent liability, yaitu hutang yang mungkin akan terjadi di masa datang pada saat jatuh tempo wesel yang bersangkutan karena pembuat wesel tersebut tidak mampu membayar wesel yag bersangkutan. Piutang dagang, adalah tagihan kepada pihak lain sebagai akibat adanya penjualan barang dagangan secara kredit. Pada dasarnya piutang bisa timbul tidak hanya karena penjualan barang dagangan secara kredit, tetapi dapat karena hal-hal lain, misalnya piutang kepada pegawai, piutang karena penjualan aktiva tetap secara kredit, piutang karena adanya penjualan saham secara angsuran dan lain-lain. Persediaan, untuk perusahaan perdaganan yang dimaksud dengan persediaan adalah semua barang-barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal neraca masih terdapat di gudang atau belum laku terjual. Untuk perusahaan menufakturing maka persediaan yang dimiliki meliputi: (1) persediaan atau didiskontokan. Dengan didiskontokannya piutang wesel tersebut timbulah contingent liability, yaitu hutang yang mungkin akan terjadi di masa datang pada saat jatuh tempo wesel yang bersangkutan karena pembuat wesel tersebut tidak mampu membayar wesel yag bersangkutan. Piutang dagang, adalah tagihan kepada pihak lain sebagai akibat adanya penjualan barang dagangan secara kredit. Pada dasarnya piutang bisa timbul tidak hanya karena penjualan barang dagangan secara kredit, tetapi dapat karena hal-hal lain, misalnya piutang kepada pegawai, piutang karena penjualan aktiva tetap secara kredit, piutang karena adanya penjualan saham secara angsuran dan lain-lain. Persediaan, untuk perusahaan perdaganan yang dimaksud dengan persediaan adalah semua barang-barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal neraca masih terdapat di gudang atau belum laku terjual. Untuk perusahaan menufakturing maka persediaan yang dimiliki meliputi: (1) persediaan

Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau jangka panjang. Yang termasuk dalam aktiva tidak lancar adalah:

Investasi jangka panjang. Bagi perusahaan yang cukup besar dalam arti mempunyai kekayaan atau modal yang cukup atau sering melebihi dari yang dibutuhkan, maka perusahaan ini dapat menanamkan modalnya dalam investsi jangka panjang di luar usaha pokoknya. Investasi jangka panjang dapat berupa: (1) saham dari perusahaan lain, obligasi atau pinjaman kepada perusahaan lain; (2) aktiva tetap yang tidak ada hubungannya dengan usaha perusahaan, atau (3) dalam bentuk dana-dana yang sudah mempunyai tujuan tertentu. Aktiva tetap, adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang fisiknya nampak. Syarat lain untuk dapat diklasifikasikan sebagai aktiva tetap selain aktiva itu dimiliki oleh perusahaan, juga harus digunakan dalam operasi yang bersifat permanen.

Aktiva tetap tidak berwujud, adalah kekayaan perusahaan yang secara fisik tidak tampak, tetapi merupakan suatu hak yang mempunyai nilai dan dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan. Beban yang ditangguhkan, adalah menunjukkan adanya pengeluaran atau biaya yang mempunyai manfaat jangka panjang, atau suatu pengeluaran yang akan dibebankan juga pada periode-periode berikutnya. Aktiva lain-lain, adalah menunjukkan kekayaan atau aktiva perusahaan yang tidak dapat atau belum dapat dimasukkan dalam klasifikasi-klasifikasi sebelumnya, misalnya gedung dalam proses, tanah dalam penyelesaian, piutang jangka panjang dan sebagainya.

b. Pengertian Hutang Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain

yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan ke dalam hutang lancar dan hutang jangka panjang.

Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Hutang lancar meliputi antara lain:

Hutang dagang, adalah hutang yang timbul karena adanya pembelian barang dagangan secara kredit. Hutang wesel, adalah hutang yang disertai dengan janji tertulis untuk melakukan pembayaran sejumlah tertentu di masa yang akan datang.

Hutang pajak, baik pajak untuk perusahaan yang bersangkutan maupun pajak pendapatan karyawan yang belum disetorkan ke kas negara. Biaya yang masih harus dibayar, adalah biaya-biaya yang sudah terjadi tetapi belum dilakukan pembayarannya. Hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, adalah sebagian hutang jangka panjang yang sudah menjadi hutang jangka pendek karena harus segera dilakukan pembayaran. Penghasilan yang diterima di muka, adalah penerimaan uang untuk penjualan barang/jasa yang belum terealisir. Hutang jangka panjang, adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu

pembayarannya masih jangka panjang, yang meliputi: Hutang obligasi Hutang hipotik, adalah hutang yang dijamin dengan aktiva tetap tertentu. Hutang jangka panjang yang lain.

Kreditor suatu perusahaan pada dasarnya dapat dikategorikan atau diklasifikasikan menjadi 3 golongan yaitu:

1. Kreditor yang terjamin, yaitu kreditor yang dijamin dengan suatu aktiva tertentu sebagai pembayarannya, dan besar jaminan ini sama atau lebih besar dari jumlah pinjamannya.

2. Kreditor yang terjamin sebagian, yaitu kreditor yang dijamin dengan suatu aktiva tertentu sebagai pembayarannya, tetapi besarnya jaminan lebih rendah dari jumlah pinjamannya.

3. Kreditor tanpa suatu jaminan apapun dalam pembayarannya, kreditor ini terbagi dalam kreditor yang mendapat prioritas dalam pembayarannya dan 3. Kreditor tanpa suatu jaminan apapun dalam pembayarannya, kreditor ini terbagi dalam kreditor yang mendapat prioritas dalam pembayarannya dan

c. Pengertian Modal Adalah merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan

yang ditunjukkan dalam pos modal, surplus dan laba yang ditahan. Atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya.

Dalam praktik kadang-kadang nampak adanya suatu klasifikasi dalam neraca yang pada umumnya membingungkan pembaca dengan nama Reserve. Seharusnya cadangan ini diklasifikasikan sesuai dengan klasifikasi neraca yaitu aktiva, hutang dan milik sendiri sehingga cadangan pada prinsipnya juga terdiri dari 3 golongan yaitu:

Cadangan sebagai pengurang aktiva. Misalnya cadangan penyusutan, cadangan ini merupakan pengurangan terhadap aktiva yang disusut, sehingga dalam neraca nampak di sebelah debet mengurangi aktiva yang bersangkutan Cadangan sebagai hutang, misalnya reserve for taxes, merupakan suatu hutang yang dicatat sebagai cadangan, ini tidak benar, seharusnya cadangan untuk pajak ini dimasukkan dalam hutang lancar, yaitu yutang pajak atau taksiran hutang pajak. Cadangan yang merupakan surplus, yang betul-betul merupakan hak para pemilik perusahaan, misalnya adalah merupakan pemisahan segabian dari laba yang ditahan, dan dalam neraca masuk dalam klasifikasi modal.

2.5 Pengertian Laporan rugi laba

Seperti diketahui laporan rugi laba merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Prinsip-prinsip yang umumnya diterapkan adalah sebagai berikut:

Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan diikuti dengan harga pokok dari barang/jasa yang dijual sehingga diperoleh laba kotor. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya penjualan dan biaya umum/administrasi. Bagian ketiga menunjukkan hasil yang diperoleh di luar operasi pokok perusahaan, yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi di luar usaha pokok perusahaan. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan. Bentuk laporan keuangan yang manapun yang digunakan oleh suatu

perusahaan tidak menjadi masalah, tetapi menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam norma-norma pemeriksaan akuntan mengatakan bahwa untuk memenuhi maksud ekstern maka laporan keuangan harus disusun sedemikian rupa sehingga memenuhi keperluan untuk:

Memberikan informasi keuangan secara kuantitatif mengenai perusahaan tertentu, guna memenuhi keperluan para pemakai dalam mengambil keputusan-keputusan ekonomi.

Menyajikan informasi yang dapat dipercaya mengenai posisi keuangan dan perubahan-perubahan kekayaan bersih perusahaan. Menyajikan informasi keuangan yang dapat membantu para pemakai dalam menaksir kemampuan memperoleh laba dari perusahaan. Menyajikan informasi lain-lain yang diperlukan mengenai perubahan- perubahan dalam harta dan kewajiban, serta mengungkapkan informasi lain- lain yang sesuai dengan keperluan para pemakai.

Laporan keuangan diharapkan juga mencapai mutu sebagai berikut: Relevan Jelas dan dapat dimengerti Dapat diuji kebenarannya Mencerminkan keadaan perusahaan menurut waktunya secara tepat. Dapat diperbandingkan Lengkap dan netral

Untuk dapat memenuhi keperluan dan mencapai mutu seperti tersebut di atas, maka proses akuntansi dan penyusunan laporan keuangan harus dilaksanakan secara seksama berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku secara umum.

2.6 Hubungan neraca dengan laporan rugi laba

Bagi seseorang biasanya atau pada mulanya mengenggap bahwa laporan perhitungan rugi laba lebih penting daripada neraca, tetapi sebenarnya keduanya sangat diperlukan oleh seorang penganalisa karena kedua laporan itu mempunyai hubungan satu sama lain, bukannya berdiri sendiri-sendiri.

Untuk mengetahui tendensi atau trend bertambahnya modal atau kekayaan perusahaan, ini hanya akan diketahui dari neraca, tetapi untuk mengetahui Untuk mengetahui tendensi atau trend bertambahnya modal atau kekayaan perusahaan, ini hanya akan diketahui dari neraca, tetapi untuk mengetahui

Bagi calon kreditor untuk mengetahui jaminan yang disediakan oleh perusahaan atas semua hutang-hutangnya akan dapat dilihat dalam neraca, tetapi untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk membayar bunga modal yang dipinjamnya sangat tergantung pada keuntungan di masa mendatang, hal ini akan diketahui dari laporan rugi laba yang dibuat oleh perusahaan yang bersangkutan, dan hanya perusahaan yang mempu memperoleh keuntungan dari modal yang dipinjamnyalah yang merupakan jaminan yang baik bagi para kreditor.

Mengadakan analisa hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan adalah merupakan dasar untuk dapat menginterpretasikan kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Dengan menggunakan laporan yang diperbandingkan, termasuk data tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam jumlah rupiah, penganalisa menyadari bahwa beberapa rasio secara individu akan membantu dalam menganalisa dan menginterpretasikan posisi keuangan suatu perusahaan.

2.7 Rasio Keuangan

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada analisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standart.

Analisis rasio memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan teknik analisis lainnya, yaitu:

1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang rinci dan rumit.

3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri yang lain.

4. Sangat bermanfaat untuk mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi.

5. Menstandisir size perusahaan.

6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau kita dapat melihat perkembangan secara periodik.

7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. Analisa rasio seperti halnya alat analisa yang lain adalah “future oriented”,

oleh karena itu penganalisa harus mampu untuk menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu ini dengan faktor-faktor di masa yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan.

2.7.1 Dasar pembanding angka rasio

Telah diuraikan sebelumnya bahwa laporan keuangan merupakan hasil kombinasi daripada fakta yang tercatat, anggapan atau kebiasaan dalam akuntansi serta pendapat pribadi, sehingga penentuan standar rasio sebagai pembanding tidak dapat disamakan bagi seluruh perusahaan.

Perbedaan-perbedaan dalam data keuangan dan hasil operasi dari berbagai perusahaan sejenis mungkin disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut: Perbedaan letak perusahaan dengan tingkat harga dan biaya operasi yang berbeda. Demikian juga antara perusahaan yang besar dengan yang kecil, walaupun terletak dalam suatu daerah karena tingkat operasinya berbeda maka rasio tertentu dari dua perusahaan itu akan berbeda. Jumlah aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan yang digunakan dalam operasi mungkin berbeda dengan perusahaan yang lain, ada yang aktivanya atau alat-alat yang digunakan untuk operasi hanya menyewa sehingga operating assetnya kecil. Adanya perbedaan umur kekayaan yang dimiliki di antara perusahaan- perusahaan tersebut. Perbedaan kebijaksanaan yang dilakukan untuk masing-masing perusahaan baik dalam menaksir umur kegunaan suatu aktiva tetap, metode depresiasi dan metode penilaiannya. Perbedaan struktur permodalan yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan, ada perusahaan yang modalnya sebagian besar merupakan modal sendiri dan ada perusahaan yang modalnya sebagian besar dari modal asing sehingga beban bunga yang ditanggung cukup besar. Perbedaan sistem dan prosedur akuntansi yang digunakan termasuk perbedaan dalam klasifikasi biaya, klasifikasi rekening dalam penyajian laporan keuangan serta periode akuntansi. Karena adanya perbedaan angka rasio yang dihitung dengan angka rasio

yang digunakan sebagai standar yang disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, yang digunakan sebagai standar yang disebabkan oleh faktor-faktor tersebut,

Pengumpulan laporan keuangan dari perusahaan yang dapat diperbandingkan dalam industri Menghitung angka rasio yang dipilih untuk tiap-tiap perusahaan dalam industri Menyusun rasio-rasio tersebut dari yang tertinggi sampai yag terendah dan menghapuskan rasio yang ekstrim Menghitung rata-rata hitungnya atau menentukan mediannya.

Penjelasan dari masing-masing rasio adalah sebagai berikut:

1) Likuiditas

Tingkat kemampuan suatu perusahaan untuk dapat membayar hutang-hutang jangka pendeknya sering disebut sebagai likuiditas. Terdapat tiga rasio yang sering dipergunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan, yaitu:

a. Current Ratio Adalah perbandingan antara total current asset perusahaan dengan total

current liabilities. Current ratio banyak dipergunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan dalam jangka pendek karena rasio ini menunjukkan sampai dimana tuntutan-tuntutan kreditur jangka pendek ditutup oleh aktiva yang dapat dikonversikan ke dalam uang tunai dalam jangka waktu yang hampir bersamaan.

Current Asset Current Ratio = Current Liabilitie s Current Asset Current Ratio = Current Liabilitie s

sebagai salah satu komponen aktiva lancar harus dikeluarkan karena persediaan merupakan komponen aktiva lancar yang paling tidak likuid. Jadi rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya tanpa mengandalkan penjualan persediaan.

Current Asset − Inventory

Quick Ratio =

Current Liabilitie s

c. Cash Ratio Adalah tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-

kewajiban perusahaan yang harus segera dibayar dengan kas yang tersedia dalam perusahaan, dan efek yang dapat segera diuangkan.

Cash + efek Cash Ratio =

Current Liabilitie s

2) Aktivitas

Rasio aktivitas adalah tingkat efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Rasio yang dapat digunakan untuk mengukur aktivitas adalah:

a. Working Capital Turnover (WCTO) Merupakan kemampuan modal kerja netto untuk berputar dalam satu

periode siklus kas perusahaan sekaligus menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan (dalam rupiah) untuk tiap rupiah modal kerja.

Net Sales

WCTO = Current Asset − Current Liabilitie s WCTO = Current Asset − Current Liabilitie s

mengukur apakah cukup tersedia barang untuk dijual dibandingkan dengan penjualan.

Cost of good sold ITO =

Average Inventory

c. Total Asset Turnover (TATO) Merupakan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan

dalam menghasilkan tingkat penjualan tertentu, dengan kata lain mengukur tingkat kemampuan seluruh asset yang dimiliki perusahaan dalam suatu periode tertentu untuk menghasilkan pendapatan.

Sales TATO = Total Assets

d. Account Receivable Turnover (ARTO) Adalah perbandingan antara penjualan netto dengan rata-rata piutang.

Semakin tinggi rasio ini menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya jika rasio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut.

ARTO =

Penjualan netto

Rata − rata piu tan g

3) Profitabilitas

Profitabilitas adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan dari keseluruhan harta yang dimiliki perusahaan.

a. Profitabilitas terhadap Penjualan

- Gross Profit Margin Merupakan laba kotor yang dapat dicapai setiap rupiah penjualan, atau bila

rasio ini dikurangkan terhadap angka 100% maka akan menunjukkan jumlah yang tersisa untuk menutup biaya operasi dan laba bersih.

Penjualan netto − HPP GPM = Penjualan netto

- Operating Profit Margin Adalah jumlah murni keuntungan yang diterima perusahaan atas setiap

rupiah penjualan yang dilakukan perusahaan mengabaikan kewajiban-kewajiban finansialnya seperti bunga dan pajak.

OPM =

Laba Operasi

Penjualan

- Net Profit Margin Adalah rasio antara laba bersih dibandingkan dengan penjualan. NPM juga

menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan yang dinilai melalui laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan.

NPM =

Keuntungan netto setelah pajak

Penjualan netto

b. Profitabilitas terhadap Investasi

- ROI (Tingkat Laba terhadap Total Harta) Merupakan kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan

keuntungan dengan jumlah keseluruhan dari total aktiva yang tersedia dalam perusahaan.

ROI =

Laba Bersih Setelah Pajak

Total Aktiva

- ROE (Tingkat Laba terhadap Modal Sendiri) Adalah perbandingan antara laba bersih dengan modal sendiri. Rasio ini

mengukur pengembalian nilai buku kepada pemilik perusahaan.

ROE =

Laba Bersih Setelah Pajak

Modal Sendiri

4) Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas ini mengukur kapasitas penuh perusahaan untuk memenuhi kewajiban, baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. (Agus, 1996:122).

a. Rasio Total Hutang terhadap Total Aktiva (debt to asset ratio) Rasio ini mengukur seberapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh

hutang dari kreditur. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin besar risiko yang dihadapi perusahaan, dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi karena dana yang dipakai untuk menghasilkan laba juga semakin besar. Menurut Helfert (1991:73) rasio ini dapat dihitung sebagai berikut:

Debt to asset ratio =

total debt

total asset

b. Rasio Total Hutang terhadap Total Ekuitas (debt to equity ratio) Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman jangka panjang

yang diberikan oleh kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Semakin kecil rasio ini maka semakin baik karena risiko yang dihadapi oleh perusahaan semakin kecil.

Menurut Helfert (1991:74) rasio ini dapat dihitung sebagai berikut:

Debt to equity ratio = × 100 %

total debt

total equity

c. Rasio Modal dengan Total Aktiva Rasio ini menunjukkan pentingnya dari sumber modal pinjaman (relative

importance of borrowed fund ), dan margin of protection atau tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditur.

Rasio Modal dengan Aktiva = × 100 %

Total Modal

Total Aktiva

d. Rasio Modal dengan Aktiva Tetap Rasio antara hak pemilik atau modal sendiri dengan aktiva tetap ini

ditentukan atau dihitung dengan cara membagi total hak pemilik-pemilik perusahaan (owner’s equity) dengan nilai buku dari aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.

Total Modal Rasio Modal dengan Aktiva Tetap = Aktiva Tetap

e. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang Suatu rasio yang merupakan ukuran tentang tingkat keamanan yang dimiliki

oleh kreditur jangka panjang, apalagi kalau hutang jangka panjang itu dinyatakan secara khusus untuk dijamin dengan aktiva tetap tertentu (fixed asset coverage).

Rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang = Aktiva tetap

Hutang jangka panjang

Dalam penghitungan analisa rasio keuangan, perlu dilakukan perbandingan agar dapt diketahui posisi keuangan perusahaan yang diteliti. Maka dalam penelitian kali ini digunakan tiga macam pembanding, yaitu:

1. Trend Tehnik analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan laporan

keuangan perusahaan dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga akan dapat diketahui kenaikan atau penurunan yang terjadi pada masing-masing pos yang diperbandingkan. Untuk dapat menghitung trend yang dinyatakan dalam prosentase ini diperlukan dasar pengukurnya atau tahun dasarnya. Biasanya data atau laporan keuangan dari tahun yang paling awal dalam deretan laporan keuangan yang dianalisa tersebut dianggap sebagai tahun dasar. Pemilihan tahun yang paling awal sebagai tahun dasar ini bukan merupakan suatu keharusan, karena tahun yang paling awal tersebut belum tentu menunjukkan keadaan yang normal atau representitatif. Sedapat mungkin periode atau laporan keuangan yang digunakan sebagai tahun dasar adalah tahun yang paling normal di antara tahun- tahun yang dianalisa tersebut.

2. Common Size Tehnik ini menganalisis per komponen yang terdapat di dalam laporan

keuangan yang dinyatakan dalam bentuk prosen. Caranya adalah dengan menghitung rasio dari tiap-tiap pos atau komponen dalam laporan tersebut dengan cara membagi jumlah rupiah dari masing-masing pos aktiva dengan total aktivanya, jumlah rupiah masing-masing pos pasiva dengan total pasivanya dan masing-masing pos rugi laba dengan total penjualan nettonya, dikalikan 100%. Laporan dengan cara ini juga menunjukkan distribusi daripada hutang dan modal, keuangan yang dinyatakan dalam bentuk prosen. Caranya adalah dengan menghitung rasio dari tiap-tiap pos atau komponen dalam laporan tersebut dengan cara membagi jumlah rupiah dari masing-masing pos aktiva dengan total aktivanya, jumlah rupiah masing-masing pos pasiva dengan total pasivanya dan masing-masing pos rugi laba dengan total penjualan nettonya, dikalikan 100%. Laporan dengan cara ini juga menunjukkan distribusi daripada hutang dan modal,

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Berburu dengan anjing terlatih_1

0 46 1

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5