Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Untuk Berwirausaha Di Kota Medan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Faktor-Faktor Produksi
Produksi adalah setiap proses yang menciptakan nilai atau
memperbesar nilai sesuatu barang, atau dengan mudah dikatakan bahwa
produksi adalah setiap usaha yang menciptakan atau memperbesar daya
guna barang. Terkait dengan hal itu, sesuatu bangsa harus berproduksi
untuk menjamin kelangsungan hidupnya. Produksi harus dilakukan dalam
keadaan apapun, oleh pemerintah maupun oleh swasta. Akan tetapi,
produksi tentu saja tidak dapat dilakukan kalau tiada bahan-bahan yang
memungkinkan dilakukan nya proses produksi itu sendiri. Untuk bisa
melakukan produksi orang memerlukan tenaga manusia, sumber-sumber
alam, modal dalam segala bentuknya, serta kecakapan. Semua unsur-unsur
itu disebut faktor-faktor produksi. Jadi, semua unsur yang menopang
usaha penciptaan nilai atau usaha memperbesar nilai barang disebut
sebagai faktor-faktor produksi (Suherman Rosyid, 2009:55).
2.1.1


Tanah
Hal yang dimaksud dengan istilah land atau tanah disini
bukanlah sekedar tanah untuk ditanami atau untuk ditinggali saja,
tetapi termasuk pula di dalamnya segala sumber daya alam
(natural resources). Itulah sebabnya faktor produksi yang pertama

Universitas Sumatera Utara

ini sering kali disebut dengan sebutan natural resources di
samping itu juga sering disebut land. Dengan demikian, istilah
tanah atau

land maksudnya adalah segala sesuatu yang

bisa

menjadi faktor produksi dan berasal atau tersedia di ala mini tanpa
usaha manusia, yang antara lain meliputi :
a.


tenaga penumbuh yang ada di dalam tanah, baik untuk
pertanian, perikanan maupun pertambangan.

b.

tenaga air, baik untuk pengairan, pengaraman, maupun
pelayaran, misalnya air dipakai sebagai bahan pokok oleh
perusahaan air minum.

c.

ikan

dan

mineral,

baik

ikan


dan

mineral

darat

(sungai,danau,tambak) maupun ikan dan mineral laut.
d.

tanah yang di atasnya didirikan bangunan.

e.

living stock, seperti ternak dan binatang-binatang lain yang
bukan ternak.
Pendek kata, yang dimaksud dengan istilah tanah (land)
maupun sumber daya alam (natural resources) disini adalah
segala sumber asli yang tidak berasal dari kegiatan manusia
dan bisa diperjual belikan. Syarat terakhir itu perlu disebutkan

agar kita tidak menyebut bahwa mega atau embun adalah
faktor produksi (Suherman Rosyid, 2009:55).

Universitas Sumatera Utara

2.1.2

Tenaga Kerja (labor)
Di dalam ilmu ekonomi, yang dimaksud dengan istilah
tenaga kerja manusia (labor) bukanlah semata-mata kekuatan
manusia untuk mencangkul, menggergaji, bertukang, dan segala
kegiatan fisik lainnya. Hal yang dimaksud disini memang bukanlah
sekedar labor atau tenaga kerja saja, tetapi yang lebih luas yaitu
human resources (sumber daya manusia).
Istilah tersebut lebih luas artinya daripada hanya sekedar
labor saja. Di dalam istilah human resources atau sumber daya
manusia mencakup tidak saja tenaga fisik atau tenaga jasmani
manusia tetapi juga kemampuan mental atau kemampuan non fisik,
tidak saja tenaga terdidik tetapi juga tenaga yang tidak terdidik.
Pendek kata, di dalam istilah atau pengertian human

resources itu terkumpullah semua atribut atau kemampuan
manusiawi yang dapat disumbangkan untuk memungkinkan
dilakukannya proses produksi barang dan jasa (Suherman Rosyid,
2009:56).

Universitas Sumatera Utara

2.1.3

Modal (Capital)
Faktor produksi yang ketiga adalah modal (capital) atau
sebutan bagi faktor produksi yang ketiga ini adalah real capital
goods (barang-barang modal riil), yang meliputi semua jenis
barang yang dibuat untuk menunjang kegiatan produksi barangbarang lain serta jasa misalnya, mesin, pabrik, jalan raya,
pembangkit tenaga listrik serta semua peralatannya.
Pengertian capital atau modal, sebenarnya hanyalah
merupakan salah satu dari pengertian modal, sebagaimana yang
sering dipergunakan oleh para ahli ekonomi. Sebab modal juga
mencakup arti uang yang tersedia di dalam perusahaan untuk
membeli mesin serta faktor produksi lainnya.

Orang hanya dapat menggunakan uang untuk mendapatkan
faktor produksi untuk kemudian dilakukan proses produksi. Oleh
karena itu, pentinglah kiranya untuk membedakan perbedaan
antara barang-barang modal riil (real capital goods) dan modal
uang (money capital)
( Suherman Rosyid, 2009:56-57).

Universitas Sumatera Utara

2.1.4

Enterpreneur
Ketiga faktor produksi yang telah disebutkan di atas adalah
faktor-faktor produksi “tangible” (dapat diraba). Ketiganya yakni,
land, labor, capital dapat dilihat dan diraba, disamping itu pula
dapat dihitung. Akan tetapi faktor produksi ini tidak bisa diraba
atau intangible.
Seorang entrepreneur mengorganisir ketiga faktor produksi
lainnya agar dapat dicapai hasil yang terbaik. Ia pun menanggung
resiko untuk setiap jatuh bangun usahanya. Faktor produksi yang

keempat ini adalah yang terpenting di antara semua faktor produksi
karena ia adalah intangible factor of production. Entrepreneurship
amat

penting

peranannya

sehubungan

dengan

hasil yang

diproduksinya. Dengan demikian, entrepreneur merupakan faktor
produksi yang justru paling menentukan di dalam perkembangan
perekonomian masyarakat ( Suherman Rosyid, 2009:57).
Menurut (Suryana 2006:10) entrepreneur adalah mereka
yang melakukan usaha-usaha kreatif dan inovatif dengan jalan
mengembangkan ide dan menjalankan sumber daya untuk

menemukan peluang dan perbaikan hidup.

Universitas Sumatera Utara

Ada 2 fungsi dan peran wirausahaan perekonomian, yaitu secara
makro dan mikro.
1. Fungsi Makro
Secara makro, wirausahaan berperan dalam ekonomi nasional
sebagai penggerak dan pemacu perekonomian suatu bangsa.
2. Fungsi Mikro
Secara mikro, wirausahaan adalah menanggung resiko dan
ketidakpastian, mengkombinasikan sumber-sumber ke dalam
cara yang baru dan berbeda, menciptakan nilai tambah,
menciptakan usaha-usaha baru dan menciptakan peluangpeluang yang baru (Suryana, 2006:60).
2.1.5

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Enterpreneurship
1.

Opportunity Cost

Merupakan pengorbanan yang diberikan sebagai
alternatif terbaik untuk memperoleh sesuatu hasil atau
manfaat. Ide Opportunity Cost adalah suatu ide yang
penting dalam ilmu ekonomi karena setiap waktu seseorang
pastilah dipaksa oleh kelangkaan sumbernya untuk
menentukan pilihan (Suherman Rosyid, 2009:73).

Universitas Sumatera Utara

2.

Selera
Merupakan

kemauan

dan

dilengkapi


dengan

kemampuan untuk mendapatkan sesuatu. Contohnya,
seorang pemilik kios yang memiliki kemauan untuk
berjualan kebutuhan sehari-hari, tetapi tidak memiliki
kemampuan untuk mengembangkannya, maka kios yang
dimilikinya tidak akan berkembang (Suryana, 2006:109).
3.

Kemampuan/ Keahlian
Merupakan teknis yang dimiliki seorang untuk
mampu menangani pekerjaan yang dipercayakan. Makin
tinggi jabatan seseorang kemampuan yang dibutuhkan
semakin tinggi pula (Prathama Rahardja, 2004:292).

2.2

Penawaran Dan Permintaan Tenaga Kerja
Dalam suatu pekerjaan dimana terdapat penawaran tenaga kerja
yang cukup besar tetapi tidak banyak permintaannya, upah cenderung

rendah sebaliknya di dalam suatu pekerjaan dimana terdapat penawaran
tenaga kerja yang terbatas, tetapi permintaannya sangat besar, upah
cenderung untuk mencapai tingkat yang tinggi (Sadono,2013:90).

Universitas Sumatera Utara

2.2.1

Penawaran Tenaga Kerja
Penawaran tenaga kerja adalah total jumlah keinginan kerja
(jam kerja) yang diberikan oleh seluruh individu yang ingin
bekerja (dalam angkatan kerja) yang ada dalam pasar. Hal ini
analogis dengan penjumlahan output yang ingin ditawarkan
perusahaan dalam industri. Keputusan seseorang individu untuk
bekerja berkaitan dengan sejauh mana dia ingin mengalokasikan
waktu untuk bekerja dan tidak bekerja. Biaya ekonomi dari bekerja
adalah kehilangan waktu untuk tidak bekerja yang dapat digunakan
untuk berbagai kegiatan yang menambah utilitas hidup. Sebaliknya
biaya kesempatan dari tidak bekerja adalah kehilangan pendapatan.
Makin besar upah, makin besar biaya ekonomi untuk tidak bekerja.
Pada awalnya peningkatan upah untuk menambah alokasi
waktu untuk bekerja, karena biaya kesempatan dari tidak bekerja
semakin mahal. Penawaran tenaga kerja pun meningkat tetapi
sampai tingkat upah tertentu, seseorang merasakan waktu nilai
hidupnya telah menurun karena hampir seluruh waktu digunakan
untuk bekerja. Akhirnya dia merasa biaya kesempatan dari bekerja
amat mahal, lalu dia memutuskan untuk mengurangi jam bekerja.
Jika upah semakin rendah penawaran tenaga kerja semakin
meningkat (Prathama Rahardja, 2004:242).

Universitas Sumatera Utara

2.2.2

Permintaan Tenga Kerja
Permintaan tenaga kerja dalam suatu faktor produksi

mengasumsikan hanya tenaga kerja yang dapat diubah-ubah
jumlah penggunaannya. Keputusan penggunaan tenaga kerja oleh
perusahaan ditentukan dengan membandingkan biaya marginal dari
penambahan penggunaan satu tenaga kerja adalah upah tenaga
kerja karena posisi perusahaan adalah penerima harga. Penerimaan
marginal tenaga kerja adalah produksi marginal dikalikan harga
jual output.
Dalam

pasar

tenaga

kerja

persaingan

sempurna,

perusahaaan akan mencapai keseimbangan bila marginal revinue
product of labour (MRP� ) sama dengan upah tenaga kerja. Jika

permintan tenaga kerja naik, perusahaan lebih selektif dalam
menggunakan tenaga kerja. Hanya yang produktivitasnya yang
lebih tinggi dari kondisi awal yang dipekerjakan. Akibatnya
kesempatan bekerja berkurang. Jika upah turun perusahaan mau
menggunakan pekerja yang produktivitasnya lebih rendah sehingga
kesempatan bekerja meningkat.

Universitas Sumatera Utara

Permintaan industri terhadap tenaga kerja adalah total
permintaan perusahaan-perusahaan yang ada dalam industri. Hal
ini juga analogis dengan permintaan output dalam analisis perilaku
konsumen ((Prathama Rahardja, 2004:245).
2.3

Kerangka Konseptual
Berdasarkan batasan penelitian dan beberapa variabel yang
mendorong minat masyarakat untuk berwirausaha di Kota Medan, maka
kerangka konseptual skripsi ini adalah :
Opportunity Cost
Selera

Minat Berwirausaha

Kemampuan

Universitas Sumatera Utara

2.4

Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Kumpulan Penelitian Terdahulu

No

Judul

Peneliti

Hasil

1

Entrepreneurial
Interest of
University
Students
in Singapore

Clament K dan
Poh-Kam
Wong
(2004)

Pengetahuan bisnis didorong dengan
adanya faktor latar belakang keluarga.
Latar belakang keluarga cenderung
Meningkatkan pengetahuan bisnis dan
minat berwirausaha

2

Identifying
Supporting
Factors
of Students
Entrepreneurhip
Intention

Sari

3

Factors Affecting
Entrepreneural
Intensions Among
MARA
Professional
Collage Students

Dr Mumtaz
Begam Bt
Abdul Kadir,
Pn Munirah Bt
Salim,
Halimahton Bt
Kamarudin
(2012)

Adanya hubungan yang signifikan antara
faktor sikap, faktor perilaku, dan dukungan
pendidikan terhadap niat berwirausaha

4.

Faktor yang
mempengaruhi
minat
berwirausaha
(studi kasus
Mahasiswa
Fakultas Ekonomi
dan BisnisUNDIP
Semarang)

Paulus Patria
(2014)

Terdapat Pengaruh Positif Ekspetasi
Pendapatan Terhadap Minat Berwirausaha

Lestari Variabel lingkungan sosial secara
signifikan berpengaruh positif terhadap
(2004)
intensitas kewirausahaan siswa dan
variabel percaya diri secara signifikan
berpengaruh positif terhadap intensitas
kewirausahaan siswa.

Universitas Sumatera Utara