Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Untuk Berwirausaha Di Kota Medan Chapter III V

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif merupakan suatu jenis metode penelitian yang
menggambarkan dan menginterprestasikan objek sesuai dengan apa adanya.
Tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku (Sugiono, 2012;206).
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Daerah penelitian dilaksanakan di Kota Medan yang terdiri dari 21
Kecamatan, yaitu: Kecamatan Medan Amplas, Medan Area, Medan Barat,
Medan Baru, Medan Belawan Kota, Medan Deli, Medan Denai, Medan
Helvetia, Medan Johor, Medan Kota, Medan Labuhan, Medan Maimun,
Medan Marelan, Medan Perjuangan, Medan Petisah, Medan Polonia, Medan
Selayang, Medan Sunggal, Medan Tembung, Medan Timur, Medan
Tuntungan. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai penelitian
selesai.
3.3. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini ,variable yang digunakan sebagai objek
penelitian meliputi:
1.


Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di

Universitas Sumatera Utara

luar dirinya. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka semakin
besar minatnya.
2.

Wirausaha atau entrepreneur adalah orang yang mampu menciptakan
bisnis baru, dan orang yang biasanya langsung berhadapan dengan
resiko mampu mengindetifikasikan dalam mencapai keberhasilan.

3.4. Skala Pengukuran Variabel
Instrumen dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan
skala Likert. Di mana dalam skala Likert, responden akan diberikan
pertanyaan-pertanyaan dengan beberapa alternatif jawaban yang dianggap
oleh responden sangat tepat. Skala Likert ini berhubungan dengan

pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju–tidak
setuju, senang–tidak senang, dan baik-tidak baik. (Sugiono 2015, 132)
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor,
misalnya :
1. Sangat Setuju diberi skor

5

2. Setuju diberi skor

4

3. Ragu-Ragu diberi skor

3

4. Tidak Setuju dibri skor

2


5. Sangat Tidak Setuju diberi skor

1

3.5. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generealisasi yang terdiri atas objek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh penelliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiono,2012;115). Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah wirausaha
atau pengusaha yang berada di Kota Medan sebesar 198.000 orang.

Universitas Sumatera Utara

Sampel merupakan bagian atau sejumlah cuplikan tertentu yang
diambil dari suatu populasi dan diteliti secara rinci (Muhammad, 2008:162).
Sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Slovin
dengan rumus :
n=




(1+� �� 2 )

dimana :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
E = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang dapat ditolerir atau diinginkan.
Maka jumlah sampel yang diperoleh adalah :
n=

198.000
(1+198.000 � 0,12 )

n = 99,94

n = 100 orang
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode non
probability sampling dengan menggunakan teknik Insidental Sampling yaitu
teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara

kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai
sumber data (Sugiyono, 2012:122). Sampel dalam penelitian ini adalah 100
orang pengusaha atau wirausaha.

Universitas Sumatera Utara

3.6

Jenis dan Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan di dalam penelitian ini dibagi menjadi
2 jenis, yaitu :
1. Data Primer
Data Primer diperoleh secraa langsung dengan cara melakukan
dan memberikan kuesioner yang berupa daftar pertanyaan tertulis kepada
responden.
2. Data Sekunder
Merupakan data-data yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan
baik oleh pihak pengumpulan atau pihak lainnya yang ada di perusahaan.
Diantaranya literature, catatan historis, dan buku- buku yang berhubungan

dengan data tersebut serta laporan atau bukti yang telah tersusun dalam data
yang dipublikasikan atau pun tidak dipublikasikan.
Metode pengumpuln data yang digunakan adalah dengan cara
memberikan kuesioner kepada wirausaha atau pengusaha di Kota Medan.

3.7

Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dilakukan untuk menguji kuesioner valid atau tidak
dalam instrument penelitian. Valid berarti instrument tersebut dapat
menjawab tujuan dari penelitian ini. Pengujian validitas instrument
dilakukan dengan menggunakan program SPSS.
1. Jika hasilnya valid, r hitung > r tabel
2. Jika hasilnya tidak valid r hitung < r tabel

Universitas Sumatera Utara

Reliabilitas merupakan instrument yang digunakan beberapa kali untuk
mengukur obyek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama
(Sugiono, 2013;173). Apabila data yang diuji sudah valid maka akan diuji

reliabilitasnya dengan program SPSS.
1. Jika hasilnya reliabel r alpha positif > r tabel
2. Jika hasilnya tidak reliabel r alpha negative < r tabel
3.8

Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan program komputer SPSS
(Statistic Product and Service Solution). Metode analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan metode deskriptif, dimana data yang
diperoleh

dianalisis

sehingga

diperoleh

berbagai

gambaran


yang

menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat untuk
berwirausaha. Disamping itu dilakukan pula dengan bentuk analisis lain
seperti : grafik tabulasi silang (cross tab), dan gambar (grafik).

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.

Gambaran Umum Kota Medan
4.1.1. Sejarah Kota Medan
Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara,
Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar di Pulau Sumatera.
Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian
barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk

menuju objek wisata Berastagi di daerah dataran tinggi Karo, objek
wisata Orangutan di Bukit Lawang, Danau Toba.
Medan didirikan oleh Guru Patimpus Sembiring Pelawi
pada tahun 1590. John Anderson, orang Eropa yang pertama
mengunjungi Deli pada tahun 1833 menemukan sebuah kampung
yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk 200 orang dan
seorang pemimpin bernama Tuanku Pulau Berayan sudah sejak
beberapa tahun bermukim disana untuk menarik pajak dari
sampan-sampan pengangkut lada yang menuruni sungai. Pada
tahun 1886, Medan secara resmi memperoleh status sebagai kota,
dan tahun berikutnya residen Pesisir Timur serta Sultan Deli
pindah ke Medan. Tahun 1909, Medan menjadi kota yang penting
di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka
perusahaan perkebunan secara besar-besaran. Dewan kota yang

Universitas Sumatera Utara

pertama terdiri dari 12 anggota orang Eropa, dua orang bumiputra,
dan seorang Tionghoa. Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20
terdapat dua gelombang migrasi besar ke Medan. Gelombang

pertama berupa kedatangan orang Tionghoa dan Jawa sebagai kuli
kontrak perkebunan. Tetapi setelah tahun 1880 perusahaan
perkebunan berhenti mendatangkan orang Tionghoa, karena
sebagian besar dari mereka lari meninggalkan kebun dan sering
melakukan

kerusuhan.

Perusahaan

kemudian

sepenuhnya

mendatangkan orang Jawa sebagai kuli perkebunan. Orang-orang
Tionghoa bekas buruh perkebunan kemudian didorong untuk
mengembangkan sektor perdagangan.
Gelombang kedua ialah kedatangan orang Minangkabau,
Mandailing dan Aceh. Mereka datang ke Medan bukan untuk
bekerja sebagai buruh perkebunan, tetapi untuk berdagang,

menjadi guru dan ulama. Sejak tahun 1950, Medan telah beberapa
kali melakukan perluasan areal, dari 1.853 ha menjadi 26.510 ha di
tahun 1974. Dengan demikian dalam tempo 25 tahun setelah
penyerahan kedaulatan, kota Medan telah bertambah luas hampir
delapan belas kali lipat.
(repository.usu.ac.id/bitstream/.../3/Chapter%20II.pdf)

Universitas Sumatera Utara

4.1.2. Keadaan Geografis Kota Medan
Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau
3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian,
dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas
wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif
besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43'
Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu
topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada
ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut.
Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah
administrasi

Kota

Medan

telah

melalui

beberapa

kali

perkembangan. Pada Tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan
Maklumat Nomor 21 tanggal 29 September 1951, yang
menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha, meliputi 4
Kecamatan dengan 59 Kelurahan. Maklumat Walikota Medan
dikeluarkan menyusul keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera
Utara Nomor 66/III/PSU tanggal 21 September 1951, agar daerah
Kota Medan diperluas menjadi tiga kali lipat.
Perkembangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan
Gubernur

KDH

140.22/2772.K/1996

Tingkat
tanggal

I
30

Sumatera
September

Utara

Nomor

1996

tentang

pendefitipan 7 Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35
tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di
Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, secara administrasi Kota
Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang
mencakup 151 Kelurahan, yakni :
1. Medan Tuntungan dengan 9 Kelurahan
2. Medan Johor dengan 6 Kelurahan
3. Medan Amplas dengan 8 Kelurahan
4. Medan Denai dengan 5 Kelurahan
5. Medan Area dengan 12 Kelurahan
6. Medan Kota dengan 12 Kelurahan
7. Medan Maimun dengan 6 Kelurahan
8. Medan Polonia dengan 5 Kelurahan
9. Medan Baru dengan 6 Kelurahan
10. Medan Selayang dengan 6 Kelurahan
11. Medan Sunggal dengan 6 Kelurahan
12. Medan Helvetia dengan 7 Kelurahan
13. Medan Petisah dengan 7 Kelurahan
14. Medan Barat dengan 6 Kelurahan
15. Medan Timur dengan 11 Kelurahan
16. Medan Perjuangan dengan 9 Kelurahan
17. Medan Tembung dengan 7 Kelurahan

Universitas Sumatera Utara

18. Medan Deli dengan 6 Kelurahan
19. Medan Labuhan dengan 7 Kelurahan
20. Medan Marelan dengan 4 Kelurahan
21. Medan Belawan dengan 6 Kelurahan
(repository.usu.ac.id/bitstream/.../Chapter%20III-VI.pd..)

4.1.3. Keadaan Kota Medan Secara Ekonomi
Pembangunan ekonomi daerah dalam periode jangka
panjang (mengikuti pertumbuhan PDRB), membawa perubahan
mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi tradisional ke
ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor non primer,
khususnya industri pengolahan dengan increasing retunrn to scale
(relasi positif antara pertumbuhan output dan pertumbuhan
produktivitas) yang dinamis sebagai mesin utama pertumbuhan
ekonomi. Ada kecenderungan, bahwa semakin tinggi laju
pertumbuhan ekonomi membuat semakin cepat proses peningkatan
pendapatan masyarakat per kapita, dan semakin cepat pula
perubahan struktur ekonomi, dengan asumsi bahwa faktor-faktor
penentu lain mendukung proses tersebut, seperti tenaga kerja,
bahan baku, dan teknologi relatif tetap.
Perubahan struktur ekonomi umumnya disebut transformasi
struktural dan didefinisikan sebagai rangkaian perubahan yang

Universitas Sumatera Utara

saling terkait satu dengan lainnya dalam komposisi permintaan
agregat (produksi dan pengangguran faktor-faktor

produksi,

seperti tenaga kerja dan modal) yang diperlukan guna mendukung
proses

pembangunan

dan

pertumbuhan

ekonomi

yang

berkelanjutan. Berdasarkan perbandingan peranan dan kontribusi
antar lapangan usaha terhadap PDRB pada kondisi harga berlaku
tahun 2010-2012 menunjukkan, pada tahun 2012 sektor tertier
memberikan sumbangan sebesar 70,03 persen, sektor sekunder
sebesar 26,91 persen dan sektor primer sebesar 3,06 persen.
Lapangan usaha dominan yaitu perdagangan, hotel dan restoran
menyumbang sebesar 26,34 persen, sub sektor transportasi dan
telekomunikasi sebesar 18,65 persen dan sub sektor industri
pengolahan sebesar 16,58 persen.
Kontribusi tersebut tidak mengalami perubahan berarti bila
dibandingkan

dengan

kondisi

tahun

2006.

Sektor

tertier

memberikan sumbangan sebesar 68,70 persen, sekunder sebesar
28,37 persen dan primer sebesar 2,93 persen. Masing-masing
lapangan usaha yang dominan yaitu perdagangan, hotel dan
restoran

sebesar

25,98

persen,

sektor

transportasi

dan

telekomunikasi sebesar 18,65 persen, industri jasa pengolahan
sebesar 16,58 persen dan jasa keuangan 13,41 persen.

Universitas Sumatera Utara

Pertumbuhan

Ekonomi

Kota

Medan

tahun

2010

berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar
harga konstan terjadi peningkatan sebesar 6,56 persen terhadap
tahun

2009.

Pertumbuhan

tertinggi

dicapai

oleh

sektor

pengangkutan dan komunikasi 9,22 persen. Disusul oleh sektor
perdagangan, hotel, dan restoran 8,47 persen, sektor bangunan 8,22
persen, sektor jasa-jasa 7,42 persen, sektor listrik ,gas dan air
bersih 5,06 persen, sektor pertanian 4,18 persen, sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan tumbuh sebesar 2,94 persen, sektor
industri 1,71 persen, dan penggalian tumbuh 0,46 persen. Besaran
PDRB Kota Medan pada tahun 2010 atas dasar harga berlaku
tercapai sebesar Rp.72,67 triliun, sedangkan atas dasar harga
konstan 2000 sebesar Rp. 33,43 triliun.
Terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Medan tahun 2012
sebesar 6,56 persen, sektor perdagangan, hotel, dan restoran
menyumbang perumbuhan sebesar 2,20 persen Disusul oleh sektor
pengangkutan dan komunikasi 1,85 persen, sektor bangunan 0,91
persen, sektor jasa-jasa 0,76 persen, sektor keuangan, persewaan
dan jasa perusahaan 0,43 persen, sektor industri 0,25 persen, sektor
pertanian 0,10 persen, sektor listrik ,gas dan air bersih0,07 persen
dan

sektor

pertambangan

dan

penggalian

menyumbang

pertumbuhan 0,90 persen.
(http://www.pemkomedan.go.id/perekonomian_struktur.php)

Universitas Sumatera Utara

4.2. Profil Responden
Yang dimaksud dengan profil responden disini adalah keterangan –
keterangan pribadi mengenai responden. Responden dalam penelitian ini
merupakan masyarakat yang berwirausaha di Kota Medan. Penulis
memperoleh profil responden dengan cara melakukan observasi langsung ke
masyarakat yang berwirausaha di Kota Medan, kemudian penulis
memberikan beberapa pertanyaan delam bentuk kuesioner kepada pengusaha
yang dijadikan responden. Jawaban dari pertanyaan tersebut akan disajikan
dalam bentuk tabel, grafik, frekuensi, dan tabulasi silang (cross tab).
4.2.1. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Perbandingan jenis kelamin pengusaha dapat dilihat dari hasil
kuesioner yang telah disebar. Perbandingan jenis kelamin ini dapat
digunakan untuk mengetahui minat masyarakat untuk berwirausaha di
Kota Medan. Dari jumlah responden yang telah ditentukan sebagai
sampel penelitian, yaitu sebanyak 100 orang, maka diperoleh hasil
sebagai berikut.
Tabel 4.1
Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin

Frekuensi

Persentase

Laki-laki

62

62,0

Perempuan

38

38,0

Total

100

100,0

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa dari hasil
penelitian yang dilakukan terhadap 100 responden, dapat diketahui
bahwa jumlah masyarakat yang berwirausaha di Kota Medan
dimana laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Dilihat dari
frekuensi dan persentasenya, maka jumlah masyarakat laki-laki
yang berwirausaha di Kota Medan sebanyak 62 orang dari total
jumlah responden yang ada. Sedangkan untuk perempuan sebanyak
38 orang dengan dari total jumlah responden yang ada.

Data Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin
70
60
50
40
30
20
10
0
Laki-Laki

perempuan

Gambar 4.1
Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Universitas Sumatera Utara

4.2.2. Data Responden Berdasarkan Pendidikan
Setiap masyarakat yang ditentukan sebagai responden pasti
memiliki tingkat pendidikan yang berbeda- beda. Pada tabel 4.2
akan disajikan dan di uraikan data responden berdasarkan tingkat
pendidikannya.
Tabel 4.2
Data Responden Berdasarkan Jenis Pendidikan
Tingkat

Frekuensi

Persentase

Sarjana

21

21,0

Diploma

13

13,0

SMA/SMK

60

60,0

SMP

6

6,0

Total

100

100,0

Pendidikan

Dari tabel 4.2 tersebut dapat diketehui bahwa
masyarakat yang berwirausaha di Kota Medan didominasi oleh
masyarakat yang pendidikannya SMA/SMK yaitu sebanyak 60
orang dari total jumlah responden. Kemudian tingkat pendidikan
Sarjana sebanyak 21 orang sedangkan untuk tingkat Diploma
sebanyak 13 orang dan SMP sebanyak 6 orang dari total
responden.

Universitas Sumatera Utara

Data Responden Berdasarkan Pendidikan
70
60
50
40
30
20
10
0
sarjana

diploma

SMA/SMK

SMP

Gambar 4.2
Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
4.2.3. Data Responden berdasarkan Umur
Karakteristik berdasarkan umur dapat dilihat dari tabel
berikut ini :
Tabel 4.3
Data Responden Berdasarkan Umur
Umur

Lk

Pr

Frekuensi

20-25

4

4

8,0

26-30

19

20

39,0

31-35

12

3

15,0

36-40

7

2

9,0

Universitas Sumatera Utara

41-45

6

3

9,0

46-50

6

5

11,0

51-55

6

1

7,0

56-60

2

-

2,0

Total

62

38

100,0

Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa masyarakat yang
berwirusaha di Kota Medan didominasi pada tingkat umur 26-30
tahun dengan total responden 39 orang, responden dengan tingkat
umur 20-25 tahun sebanyak 8 orang, responden dengan tingkat
umur 31-35 sebanyak 15 orang , responden dengan tingkat umur
36-40 tahun sebanyak 9 orang, sedangkan dengan tingkat umur
41-45 tahun sebanyak 9 orang, tingkat umur 46-50 sebanyak 11
orang, 51-55 sebanyak 7 orang dan 56-60 tahun sebanyak 2 orang.

Universitas Sumatera Utara

Data Responden Berdasarkan Tingkat
Umur
25
20
15
Laki-laki
10

perempuan

5
0
20-25

26-30

31-35

36-40

41-45

46-50

Gambar 4.3
Data Responden Berdasarkan Tingkat Umur

4.3.

Penyajian Data dan Analisis Deskriptif Data
Dalam penelitian

ini pendorong

minat

masyarakat

untuk

berwirausaha di Kota Medan yaitu faktor Opportunity Cost, Selera, dan
juga faktor Kemampuan. Untuk menjelaskan hal- hal tersebut data
kuesioner akan diolah dengan menggunakan program computer SPSS 22,0
dan Microsoft Excel dengan descriptive analyze yang akan disajikan
dalam bentuk tabel, frekuensi, tabulasi silang (cross tab) dan gambar.

Universitas Sumatera Utara

4.3.1. Opportunity Cost
Tabel 4.4
Tanggapan Responden Terhadap Opportunity Cost
Kategori

Total

Keterangan
SS
Wirausaha lebih menjanjikan
daripada sebagai karyawan
Berwirausaha
pasti
akan
mendapat untung yang besar
Wirausaha dapat menjamin
kehidupan dihari esok
Total

S

KS

TS

STS

Responden

36

58

6

430

29

59

12

417

17

64

19

398

82

181

37

415

Berdasarkan data yang diperoleh dan selanjutnya dilakukan
pengolahan untuk keseluruhan pernyataan variabel Opportunity
Cost untuk poin ”Wirausaha Lebih Menjanjikan daripada Sebagai
Karyawan”, 36 responden menjawab sangat setuju, 58 responden
menjawab setuju dan 6 responden menjawab kurang setuju dari total
responden. Pada poin ”Berwirausaha Pasti akan Mendapat Untung
yang Besar”, 29 responden menjawab sangat setuju, 59 responden
menjawab setuju, 12 responden menjawab kurang setuju dari total
responden. Pada poin “Wirausaha dapat Menjamin Kehidupan
Dihari Esok”, 17 responden menjawab sangat setuju, 64 responden
menjawab setuju, 19 responden menjawab kurang setuju dari total
responden.

Universitas Sumatera Utara

70
60

Wirausaha lebih menjanjikan
daripada karyawan

50
40

Berwirausaha pasti akan
mendapat untung

30
20

Wirausaha dapat menjamin
kehidupan dihari esok

10
0
SS

S

KS

Gambar 4.4
Tanggapan Responden Terhadap Opportunity Cost

4.3.2 Selera
Tabel 4.5
Tanggapan Responden Terhadap Selera
Kategori

Total

Keterangan
SS
Bekerja sendiri tanpa adanya 52
tekanan dari orang lain
Bangga jika mempunyai usaha 45
sendiri
Wirausaha
dapat
memberi 43
contoh kerja keras

S

KS

TS

STS

Responden

45

3

449

51

4

441

55

2

441

Universitas Sumatera Utara

Wirausaha dapat mendukung 36
majunya perekonomian
Ingin
memasarkan
produk 17
sendiri
Total
193

58

6

430

66

17

400

275

32

432

Berdasarkan data yang diperoleh dan selanjutnya dilakukan
pengolahan untuk keseluruhan pernyataan variabel Selera untuk
poin. “Bekerja Sendiri tanpa Adanya Tekanan dari Orang Lain”, 52
responden menjawab sangat setuju, 45 responden menjawab setuju
dan 3 responden menjawab kurang setuju dari total responden. Pada
poin “Bangga Jika Mempunyai Usaha Sendiri”, 45 responden
menjawab sangat setuju, 51 responden menjawab setuju, 4 responden
menjawab kurang setuju dari total responden. Pada poin “Wirausaha
dapat Memberi Contoh Kerja Keras”, 43 responden menjawab sangat
setuju, 55 responden menjawab setuju, 2 responden menjawab
kurang setuju dari total responden. Pada poin “Wirausaha dapat
Mendukung Majunya Perekonomian”, 36 responden menjawab
sangat setuju, 58 responden menjawab setuju dan 6 responden
menjawab kurang setuju, sedangkan pada poin “Ingin Memasarkan
Produk Sendiri”, 17 responden menjawab sangat setuju, 66
responden menjawab setuju dan 17 responden menjawab kurang
setuju dari total responden.

Universitas Sumatera Utara

70

Bekerja sendiri tanpa
adanya tekanan dari
orang lain
Bangga jika mempunyai
usaha sendiri

60
50
40

Wirausaha dapat
memberi contoh kerja
keras
Wirausaha dapat
mendukung majunya
perekonomian
Ingin memasarkan
produk sendiri

30
20
10
0
SS

S

KS

Gambar 4.5
Tanggapan Responden Terhadap Selera
4.3.3 Kemampuan
Tabel 4.6
Tanggapan Responden Terhadap Kemampuan
Kategori

Total

Keterangan
SS

S

KS

TS

STS

Responden

Memiliki modal yang cukup

29

59

12

417

Memiliki tempat yang strategis
untuk berwirausaha
B
Tingkat
pendidikan
yang
semakin
e tinggi
Majunya teknologi sehingga
memudahkan
untuk mencari
r
peluang usaha
Internetd sangat mendukung
aktivitas
Total

45

51

4

441

26

56

18

408

41

56

3

438

52

45

3

449

193

267

40

431

Universitas Sumatera Utara

asarkan data yang diperoleh dan selanjutnya dilakukan pengolahan
untuk keseluruhan pernyataan variabel kemampuan untuk poin
“Memiliki Modal yang Cukup”, 29 responden menjawab sangat
setuju, 59 responden menjawab setuju dan 12 responden menjawab
kurang setuju dari total responden. Pada poin “Memiliki Tempat
yang Strategis untuk Berwirausaha”, 45 responden menjawab
sangat setuju, 51 responden menjawab setuju, 4 responden
menjawab kurang setuju dari total responden. Pada poin “Tingkat
Pendidikan yang Semakin Tinggi”, 26 responden menjawab sangat
setuju, 56 responden menjawab setuju, 18 responden menjawab
kurang setuju dari total responden. Pada poin “Majunya Teknologi
Sehingga Memudahkan untuk Mencari Peluang Usaha”, 41
responden menjawab sangat setuju, 56 responden menjawab setuju
dan 3 responden menjawab kurang setuju, sedangkan pada poin
“Internet Sangat Mendukung Aktivitas”, 52 responden menjawab
sangat setuju, 45 responden menjawab setuju dan 3 responden
menjawab kurang setuju dari total responden.

Universitas Sumatera Utara

70

Memiliki modal yang
cukup

60

Memiliki tempat yang
strategis untuk
berwirausaha

50
40

Tingkat pendidikan yang
semakin tinggi

30
20

Majunya teknologi
sehingga memudahkan
untuk mencari peluang
usaha
Internet sangat mendukung
aktivitas

10
0
SS

S

KS

Gambar 4.6
Tanggapan Responden Terhadap Kemampuan

Universitas Sumatera Utara

Jadi, faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat untuk
berwirusaha di Kota Medan ada 3, yaitu: Opportunity Cost sebesar 415, Selera
sebesar 432, sedangkan Kemampuan sebesar 431. Dapat digambarkan pada
gambar dibawah ini :

435
430
425
420
415
410
405
Opportunity Cost

Selera

Kemampuan

Gambar 4.7
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Untuk Berwirausaha

Universitas Sumatera Utara

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Kesimpulan
1.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi minat masyarakat untuk
berwirausaha di Kota Medan, ada tiga faktor yaitu: faktor
Opportunity Cost, faktor Selera, dan faktor Kemampuan.

2.

Faktor yang lebih mempengaruhi minat untuk berwirausaha di
Kota Medan adalah faktor Selera. Dimana skor tertinggi terletak
pada 432, sedangkan pada faktor Opportunity Cost hanya sebesar
415 dan faktor Kemampuan sebesar 431.

5.2.

Saran
1.

Pemerintah perlu mendukung dan membantu masyarakat Kota
Medan yang ingin berwirausaha dimana dari penelitian ini minat
masyarakat untuk berwirausaha di Kota Medan tinggi.

2.

Perlu ditingkatkan pengusaha dari kaum perempuan dimana
pengusaha di Kota Medan didominasi oleh kaum laki-laki.

Universitas Sumatera Utara