Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas laporan Keuangan SKPD Pemerintah Kabupaten Deli Serdang Dengan Kualitas Sumber Daya Manusia Sebagai Variabel Moderating”

29

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Landasan Teori

2.1.1 Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
2.1.1.1 Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi suatu entitas pada suatu
periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja entitas
tersebut. Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi
keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan.
Laporan keuangan dapat dikatakan sebagai data juga dapat dikatakan sebagai
informasi. Bastian (2005) menyebutkan "Laporan keuangan pemerintah daerah
merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan dalam pemerintah daerah yang
mempresentasikan secara terstruktur posisi keuangan dari transaksi yang dilakukan
oleh suatu entitas pemerintah daerah". Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD) pada prinsipnya merupakan hasil gabungan atau konsolidasi dari laporan
keuangan SKPD.


Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai
posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas
pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi
keputusan mengenai alokasi sumber daya. Secara spesifik, tujuan pelaporan
keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk
pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan
atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Universitas Sumatera Utara

30

2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah berbasis akrual menyebutkan bahwa pelaporan keuangan
pemerintah memiliki tujuan, sebagai berikut:
1. Menyediakan informasi tentang sumber, alokasi, dan penggunaaan sumber
daya keuangan.
2. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode untuk

membiayai seluruh pengeluaran.
3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang
digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai.
4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai
seluruh kegiatannya dalam mencukupi kebutuhan kasnya.
5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas
pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaan, baik jangka pendek
maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan
pinjaman.
6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisis keuangan entitas
pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat
kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
Bagi organisasi pemerintahan, tujuan umum akuntansi dan laporan
keuangan menurut Mardiasmo (2002) adalah:
1. Untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan keputusan
ekonomi, sosial, dan politik serta berbagai bukti pertangungjawaban
(accountability) dan pengelolaan (stewardship)

Universitas Sumatera Utara


31

2. Untuk memberikan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja
material dan organisasional.
2.1.1.3 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Menurut Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual menyatakan “karakteristik kualitatif
laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam
informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya”. Keempat karakteristik
berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan dalam menyusun
laporan keuangan, yaitu:
1. Relevan
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di
dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa
depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
Dengan

demikian,


informasi

laporan

keuangan

yang

relevan

dapat

dihubungkan dengan maksud penggunaannya. Informasi yang relevan:
a. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value).
Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi
ekspektasi mereka di masa lalu.
b. Memiliki manfaat prediktif (predictive value).
Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan
datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.


Universitas Sumatera Utara

32

c. Tepat waktu (Timeliness)
Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna
dalam pengambilan keputusan.
d. Lengkap
Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin,
mencakup

semua

informasi

akuntansi

yang

dapat


mempengaruhi

pengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala yang ada. Informasi
yang melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat dalam
laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam
penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.
2. Andal
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan
dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat
diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya
tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial
dapat menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi karakteristik:
a. Penyajian jujur
Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya
yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk
disajikan.
b. Dapat diverifikasi (verifiability)
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila
pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya

tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.

Universitas Sumatera Utara

33

c. Netralitas
Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada
kebutuhan pihak tertentu.
3. Dapat dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat
dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan
keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan
secara internal dan eksternal, Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila
suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun.
perbandingan

secara

eksternal


dapat

dilakukan

bila

entitas

yang

diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas
pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada
kebijakan

akuntansi

yang

sekarang


diterapkan,

perubahan

tersebut

diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.
4. Dapat dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh
pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan
batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki
pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas
pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang
dimaksud.

Universitas Sumatera Utara

34


2.1.1.4 Komponen Laporan Keuangan
Menurut Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah berbasis akrual menyatakan bahwa komponen laporan
keuangan pemerintahan daerah meliputi:
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (laporan perubahan SAL)
3. Neraca
4. Laporan Operasional.
5. Laporan Arus Kas
6. Laporan Perubahan Ekuitas
7. Catatan Atas Laporan Keuangan.
2.1.1.5 Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) merupakan fase terakhir
dari proses akuntansi pemerintah daerah. "Laporan keuangan pemerintah pada
hakekatnya merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban pemerintah kepada
rakyat atas pengelolaan dana publik baik dari pajak, retribusi atau transaksi
lainnya" (Silviana : 2013).
Kualitas Laporan Keuangan adalah laporan keuangan yang dapat menjelaskan
empat karakteristik kualitatif laporan keuangan (andal relevan, dapat dipahami dan
dapat dibandingkan). Ukuran-ukuran normatif tersebut perlu diwujudkan dalam

penyajian informasi akuntansi, sehingga dapat memenuhi tujuannya. Atau laporan
keuangan yang memenuhi persyaratan normatif dalam penyajian laporan keuangan
pemerintah daerah, sehingga dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki

Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 1 paragraf 9
sebagaimana terdapat di Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang

Universitas Sumatera Utara

35

Standar

Akuntansi

Pemerintahan

menyatakan

bahwa

laporan

keuangan

merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksitransaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Tujuan umum laporan
keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi
anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat
bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai
alokasi sumber daya. Pada dasarnya laporan keuangan pemerintah adalah asersi
dari pihak manajemen pemerintah yang menyajikan informasi yang berguna untuk
pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan
atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Laporan keuangan terutama digunakan untuk membandingkan realisasi
pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dengan anggaran yang telah
ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu
entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan
perundang-undangan. Menurut Mardiasmo (2002) secara umum, tujuan dan
fungsi laporan keuangan sektor publik adalah: "1) kepatuhan dan pengelolaan
(compliance and stewardship); 2) akuntabilitas dan pelaporan retrospektif
(accountability and restrospective reporting); 3) perencanaan dan informasi
otorisasi (planning and authorization information); 4) kelangsungan organisasi
(viability); 5) hubungan masyarakat (public relation); dan 6) sumber fakta dan
gambaran (source of facts and figures)". Laporan keuangan memainkan peran
penting untuk memenuhi kewajiban pemerintah kepada publiknya dalam
masyarakat yang demokratis.

Universitas Sumatera Utara

36

2.1.2 Pemahaman Akuntansi
Paham menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) mempunyai
pengertian pandai dan mengerti benar, sedangkan pemahaman adalah proses, cara
perbuatan memahami atau memahamkan. Pemahaman seseorang antara satu
dengan yang lain tidak mungkin sama secara keseluruhan. Sebab, dalam
memahami sesuatu seseorang akan dipengaruhi oleh pengalaman, ilmu dan
kemampuannya.
pengklasifikasian,

Akuntansi

adalah

pengikhtisaran

proses

transaksi

pencatatan,
dan

pengukuran,

kejadian

keuangan,

pengintrepretasian atas hasilnya serta penyajian laporan (Riahi, 2011).
Orang yang memiliki pemahaman akuntansi adalah orang yang mampu
dan mengerti benar tentang akuntansi. Seseorang dikatakan paham terhadap
akuntansi adalah mengerti dan pandai bagaimana proses akuntansi itu dilakukan
sampai menjadi suatu laporan keuangan dengan berpedoman pada prinsip dan
standar penyusunan laporan keuangan yang diterapkan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Dalam mengukur pemahaman seseorang menurut Aniftahuddin (2016)
dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu :
1. Pendidikan, pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sedemikian rupa supaya
peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif supaya
memiliki pengendalian diri, kecerdasan, keterampilan dalam bermasyarakat,
kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian serta akhlak mulia.
2. Pelatihan, pelatihan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan mutu
sumber daya manusia dalam dunia kerja. Karyawan, baik yang baru ataupun

Universitas Sumatera Utara

37

yang sudah bekerja perlu mengikuti pelatihan karena adanya tuntutan
pekerjaan yang dapat berubah akibat perubahan lingkungan kerja, strategi, dan
lain sebagainya
3. Tingkat pengalaman, pengalaman dapat diartikan juga sebagai memori
episodik, yaitu memori yang menerima dan menyimpan peristiwa-peristiwa
yang terjadi atau dialami individu pada waktu dan tempat tertentu, yang
berfungsi sebagai referensi. Pengalaman merupakan kemampuan seseorang
yang didapat pada masa lalu sehingga menjadi keterampilan dalam
mengerjakan tugasnya tanpa merasa ragu dan canggung.
Untuk dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas maka
kualitas orang-orang yang melaksanakan tugas dalam menyusun laporan
keuangan harus menjadi perhatian utama yaitu para pegawai yang terlibat dalam
aktivitas tersebut harus mengerti dan memahami bagaimana proses dan
pelaksanaan akuntansi itu dijalankan dengan berpedoman pada ketentuan yang
berlaku. Dengan adanya fasilitas jaringan sistem informasi akuntansi yang
dirancang khusus untuk proses penyusunan laporan keuangan mulai dari
pencatatan jurnal, buku besar sampai kepada laporan keuangan semua telah
tersistem dengan menggunakan komputerisasi akan mengurangi tingkat kesalahan
dalam perhitungan dan menghemat waktu dalam proses penyusunannya. Dengan
demikian diharapkan laporan keuangan yang dihasilkan dapat memenuhi
informasi yang diharapkan dan mampu meningkatkan kualitas hasil dan
tersedianya laporan keuangan yang tepat waktu.

Universitas Sumatera Utara

38

2.1.3 Teknologi Informasi
2.1.3.1 Pemanfaatan Teknologi Informasi
Teknologi informasi selain berfungsi sebagai teknologi komputer untuk
pemrosesan dan penyimpanan informasi, juga memiliki fungsi sebagai teknologi
komunikasi untuk penyampaian dan penyebaran informasi. Menurut Trisaputa
(2013) "Teknologi informasi berperan dalam menyediakan informasi yang
bermanfaat bagi para pengambil keputusan di dalam organisasi termasuk dalam
hal pelaporan sehingga mendukung proses pengambilan keputusan dengan lebih
efektif".
Kewajiban pemanfaatan teknologi informasi oleh pemerintah dan
pemerintah daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005
tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah. Dengan adanya teknologi informasi
diharapkan dapat membantu dalam proses pelaporan keuangan sehingga dapat
menghasilkan laporan keuangan yang handal dan tepat waktu. Pemerintah daerah
berkewajiban untuk mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan teknologi
informasi untuk meningkatkan kemampuan mengelola keuangan daerah, dan
menyalurkan informasi keuangan daerah kepada pelayanan publik. Dengan
kemajuan teknologi informasi yang pesat serta potensi pemanfaatannya secara
luas, maka dapat membuka peluang bagi berbagai pihak untuk mengakses,
mengelola, dan mendayagunakan informasi keuangan daerah secara cepat dan
akurat.
Safitri (2011 ) menjelaskan manfaat dari penerapan sistem teknologi
informasi yaitu dapat memberikan pengolahan data yang konsisten dibandingkan
dengan sistem manual karena terdapat keanekaragaman pengolahan transaksi

Universitas Sumatera Utara

39

dengan sistem pengendalian yang sama dan pelaporan akuntansi yang
menggunkan komputer dapat meningkatkan efektivitas manajemen perusahaan
dalam

menganalisis,

mensupervisi,

dan

mereview

kegiatan

operasional

perusahaan.
2.1.3.2 Jenis Teknologi Informasi Yang Digunakan
Teknologi informasi yang digunakan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kabupaten Deli Serdang yaitu sistem informasi manajemen daerah (SIMDA).
Sistem informasi manajemen daerah (SIMDA), adalah salah satu upaya dalam
rangka memenuhi kebutuhan informasi secara cepat, tepat, lengkap, akurat dan
terpadu

untuk

menunjang

proses

administrasi

pemerintahan,

pelayanan

masyarakat, dan memfasilitasi partisipasi dan dialog publik di dalam perumusan
kebijakan.
Tujuan SIMDA sebagai berikut :
1. Tersedianya informasi pemerintahan yang faktual, akurat, mudah
diakses dan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Terwujudnya SIMDA yang terintegrasi, komprehensif dan berkelanjutan.
3. Terwujudnya

integrasi

data

penyelenggaraan

pemerintah

daerah

dari seluruh SKPD/UKPD dalam rangka pemberian pelayanan data
dan informasi pemerintah daerah.
Fungsi utama pengimplementasian sistem informasi manajemen daerah
(SIMDA) adalah :
1. Membantu pemerintah daerah dalam melaksanakan pengelolaan keuangan
daerah (penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban).
2. Menyusun laporan keuangan lebih efesien dan akurat

Universitas Sumatera Utara

40

3. Menyimpan data keuangan untuk keperluan manajemen lainnya.
4. Menyajikan informasi yang akurat secera efektif dan efesien yang
digunakan oleh pengguna laporan.
5. Mempermudah proses audit bagi auditor dengan merubah tata cara audit
manual menjadi electronic data processing (EDP) audit.
Tujuan pengembangan program aplikasi sistem informasi manajemen
daerah ini adalah:
1. Menyediakan database mengenai kondisi di daerah yang terpadu baik dari
aspek keuangan, aset daerah, kepegawaian/aparatur daerah maupun
pelayanan publik yang dapat digunakan untuk penilaian kinerja instansi
pemerintah daerah.
2. Menghasilkan informasi yang komprehensif, tepat dan akurat kepada
manajemen pemerintah daerah. Informasi ini dapat digunakan sebagai
bahan untuk mengambil keputusan.
3. Mempersiapkan aparat daerah untuk mencapai tingkat penguasaan dan
pendayagunaan teknologi informasi yang lebih baik.
4. Memperkuat basis pemerintah daerah dalam melaksanakan otonomi
daerah.
Widarwanto dari BPKP dalam (www.medan tribunnews.com, 09 Februari
2016)

mengatakan "pengaplikasian SIMDA bagi pemerintah daerah untuk

mendorong terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik, meningkatnya
pelayanan publik, serta terwujudnya iklim yang mencegah KKN". Pemerintah
mewajibkan pemerintah daerah menggunakan SIMDA keuangan. Output aplikasi
SIMDA keuangan ini antara lain penganggaran, meliputi rencana kerja anggaran

Universitas Sumatera Utara

41

(RKA), R-APBD dan rancangan penjabaran APBD, APBD dan penjabaran APBD
beserta perubahannya dan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA). Deputi
pengawasan bidang penyelenggaraan keuangan daerah telah menetapkan
pengembangan sistem informasi manajemen daerah sebagai kegiatan untuk
mendukung capaian indikator kinerja ”meningkatnya tingkat opini BPK terhadap
LKPD”.
2.1.4 Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
2.1.4.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.60 Tahun 2008 sistem
pengendalian intern pemerintah adalah proses yang integral pada tindakan dan
kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai
untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui
kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan
aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. sistem
pengendalian intern pemerintah, yang selanjutnya disingkat SPIP, adalah sistem
pengendalian intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan
pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Dari defenisi diatas, maka sistem pengendalian intern pemerintah
merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber
daya suatu organisasi, serta berperan penting dalam pencegahan dan pendeteksian
penggelapan (fraud). Pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang
digunakan dalam mencapai sasaran dan menjamin atau menyediakan informasi
keuangan yang andal, serta menjamin ditaatinya hukum dan peraturan yang
berlaku.

Universitas Sumatera Utara

42

Organisasi yang semakin besar dan kompleks serta perkembangan pesat
teknologi informasi yang pada satu sisi memberikan keuntungan tetapi pada sisi
lain juga meningkatkan risiko pengendalian dan keamanan sehingga mutlak
diperlukan sistem pengendalian yang andal.
Pengendalian intern diharapkan mampu mencegah atau mendeteksi
terjadinya

kesalahan

dalam

proses

akuntansi

serta

dapat

memberikan

perlindungan bagi data organisasi dari adanya ancaman penyelewengan atau
sabotase sistem. Pengendalian intern disusun agar pelaporan keuangan dapat
memenuhi asas ketertiban yang merupakan cerminan ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan. Perwujudan dari asas ketertiban tersebut adalah dengan
penyampaian pelaporan keuangan secara tepat waktu.
Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008, SPIP terdiri dari lima unsur,
yaitu:
1. Lingkungan pengendalian
Lingkungan pengendalian adalah kondisi dalam Instansi Pemerintah yang
memengaruhi efektivitas pengendalian intern. Unsur ini menekankan bahwa
Pimpinan Instansi Pemerintah dan seluruh pegawai harus menciptakan dan
memelihara keseluruhan lingkungan organisasi, sehingga dapat menimbulkan
perilaku positif dan mendukung pengendalian intern dan manajemen yang sehat.
Lingkungan pengendalian dapat diwujudkan melalui:
1. Penegakan integritas dan nilai etika;
2. Komitmen terhadap kompetensi;
3. Kepemimpinan yang kondusif;
4. Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan;

Universitas Sumatera Utara

43

5. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat;
6. Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber
daya manusia;
7. Perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif;
8. Hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait
2. Penilaian risiko
Penilaian risiko adalah kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yang
mengancam pencapaian tujuan dan sasaran Instansi Pemerintah. Unsur ini
memberikan penekanan bahwa pengendalian intern harus memberikan penilaian
atas risiko yang dihadapi unit organisasi baik dari luar maupun dari dalam.
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melakukan penilaian risiko dengan
cara mengidentifikasi dan menganalisis resiko. Identifikasi risiko sekurangkurangnya dilaksanakan dengan menggunakan metodologi yang sesuai untuk
tujuan Instansi Pemerintah dan tujuan pada tingkatan kegiatan secara
komprehensif, menggunakan mekanisme yang memadai untuk mengenali risiko
dari faktor eksternal dan faktor internal serta menilai faktor lain yang dapat
meningkatkan risiko. Sedangkan analisis resiko dilaksanakan untuk menentukan
dampak dari risiko yang telah diidentifikasi terhadap pencapaian tujuan Instansi
Pemerintah dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian.
Dalam rangka penilaian risiko pimpinan Instansi Pemerintah perlu
menetapkan tujuan Instansi Pemerintah dan tujuan pada tingkatan kegiatan dengan
berpedoman pada peraturan perundang-undangan. Tujuan Instansi Pemerintah
memuat pernyataan dan arahan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis, dan
terikat waktu. Tujuan Instansi Pemerintah tersebut wajib dikomunikasikan kepada

Universitas Sumatera Utara

44

seluruh pegawai, sehingga untuk mencapainya pimpinan Instansi Pemerintah
perlu menetapkan strategi operasional yang konsisten dan strategi manajemen
yang terintegrasi dengan rencana penilaian risiko.
Begitupula dengan tujuan pada tingkatan kegiatan, sekurangkurangnya
dilakukan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
1. Berdasarkan pada tujuan dan rencana strategis Instansi Pemerintah;
2. Saling melengkapi, saling menunjang, dan tidak bertentangan satu dengan
lainnya;
3. Relevan dengan seluruh kegiatan utama Instansi Pemerintah;
4. Mengandung unsur kriteria pengukuran;
5. Didukung sumber daya Instansi Pemerintah yang cukup; dan
6. Melibatkan seluruh tingkat pejabat dalam proses penetapannya.
3. Kegiatan pengendalian
Kegiatan pengendalian adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasi
risiko serta penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk memastikan
bahwa tindakan mengatasi risiko telah dilaksanakan secara efektif. Unsur ini
menekankan bahwa Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menyelenggarakan
kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas
dan fungsi Instansi Pemerintah yang bersangkutan.
Penyelenggaraan kegiatan pengendalian diutamakan pada kegiatan pokok
Instansi Pemerintah, seperti:
1. Reviu atas kinerja Instansi Pemerintah yang bersangkutan;
2. Pembinaan sumber daya manusia/Pegawai Pemerintahan;
3. Pengendalian atas pengelolaan sistem informasi;

Universitas Sumatera Utara

45

4. Pengendalian fisik atas aset;
5. Penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja;
6. Pemisahan fungsi;
7. Otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting;
8. Pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian;
9. Pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya;
10. Akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya; dan
11. Dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian Intern serta transaksi
dan kejadian penting.
Selain itu, kegiatan pengendalian harus dikaitkan dengan proses penilaian
risiko dan disesuaikan dengan sifat khusus Instansi Pemerintah. Kebijakan dan
prosedur dalam kegiatan pengendalian harus ditetapkan secara tertulis dan
dilaksanakan sesuai dengan yang ditetapkan tersebut, sehingga untuk menjamin
kegiatan pengendalian masih sesuai dan berfungsi seperti yang diharapkan maka
harus dievaluasi secara teratur.
4. Informasi dan komunikasi
Informasi adalah data yang telah diolah yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi
Pemerintah. Sedangkan komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau
informasi dengan menggunakan simbol atau lambang tertentu baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan umpan balik.
Dalam hal ini pimpinan Instansi Pemerintah wajib mengidentifikasi,
mencatat, dan mengkomunikasikan informasi dalam bentuk dan waktu yang tepat.

Universitas Sumatera Utara

46

Berkaitan dengan pengkomunikasian informasi, wajib diselenggarakan secara
efektif, dengan cara sebagai berikut:
1. Menyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk dan sarana komunikasi;
dan
2. Mengelola, mengembangkan, dan memperbarui sistem informasi secara
terus menerus.
5. Pemantauan Pengendalian Intern
Pemantauan pengendalian intern pada dasarnya adalah untuk memastikan
apakah sistem pengendalian intern pada suatu instansi pemerintah telah berjalan
sebagaimana yang diharapkan dan apakah perbaikan-perbaikan yang perlu
dilakukan telah dilaksanakan sesuai dengan perkembangan. Unsur ini mencakup
penilaian desain dan operasi pengendalian serta pelaksanaan tindakan perbaikan
yang diperlukan.
Pimpinan instansi harus menaruh perhatian serius terhadap kegiatan
pemantauan atas pengendalian intern dan perkembangan misi organisasi.
Pengendalian yang tidak dipantau dengan baik cenderung memberikan pengaruh
yang buruk dalam jangka waktu tertentu. Oleh karena itu, agar kegiatan
pemantauan menjadi lebih efektif, seluruh pegawai perlu mengerti misi organisasi,
tujuan, tingkat toleransi risiko dan tanggung jawab rnasing-masing.
Dalam menerapkan unsur SPIP, setiap pimpinan Instansi Pemerintah
bertanggung jawab untuk mengembangkan kebijakan, prosedur dan praktik detail
untuk menyesuaikan dengan kegiatan Instansi Pemerintah dan untuk memastikan
bahwa unsur tersebut telah menyatu dan menjadi bagian integral dari kegiatan
Instansi Pemerintah.

Universitas Sumatera Utara

47

2.1.4.2 Tujuan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Tujuan dibangunnya sistem pengendalian intern adalah untuk melindungi
aset negara baik berupa fisik maupun data, memelihara catatan dan dokumen,
mengahsilkan informasi keuangan yang akurat, relevan dan handal, menjamin
bahwa laporan keuangan telah sesuai dengan SAP dan meningkatkan efsien dan
efektivitas organisasi.
SPIP merupakan suatu langkah nyata pemerintah dalam memberikan
acuan serta pijakan bagi pemerintah daerah agar pengelolaan keuangan dapat
dilaksanakan secara akuntabel dan transparan. Nurillah (2014) menyebutkan sub
komponen dari aktivitas pengendalian yang berhubungan dengan pelaporan
keuangan adalah " (1) perancangan yang memadai dan penggunaan dokumendokumen dan catatan-catatan bernomor; (2) pemisahan tugas; (3) otorisasi yang
memadai atas transaksi-transaksi; (4) pemeriksaan independen atas kinerja; dan
(5) penilaian yang sesuai/tepat atas jumlah yang dicatat.
2.1.5 Komitmen Organisasi
2.1.5.1 Pengertian Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh individu
dengan adanya identifikasi, keterlibatan serta loyalitas terhadap organisasi serta
adanya keinginan untuk tetap berada dalam organisasi dan tidak bersedia untuk
meninggalkan organisasinya dengan alasan apapun.
Komitmen organisasi akan mempertahankan kepatuhan dalam penyajian
laporan keuangan pemerintah yang reliable sesuai dengan SAP. Komitmen
organisasi mengandung pengertian sebagai suatu hal yang lebih dari sekedar
kesetiaan yang pasif terhadap organisasi, dengan kata lain komitmen organisasi

Universitas Sumatera Utara

48

menyiratkan hubungan karyawan dengan organisasi secara aktif karena karyawan
yang menunjukkan komitmen tinggi memiliki keinginan untuk memberikan
tenaga dan tanggung jawab yang lebih dalam kesejahteraan dan keberhasilan
organisasi tempatnya bekerja
2.1.5.2 Karakteristik Komitmen Organisasi
Komitmen dalam organisasi menggambarkan relatif kuatnya identifikasi
individu dan keterlibatan didalam organisasi. Komitmen organisasi terdiri dari
tiga komponen utama yaitu :
1.

Kepercayaan seseorang yang kuat dan menerima tujuan organisasi

2.

Kesediaan seseorang mengupayakan sekuat tenaga untuk menjadi
bagian dari organisasi

3.

Keinginan seseorang untuk memelihara anggotanya.

2.1.6 Kualitas Sumber Daya Manusia
2.1.6.1 Pengertian Kualitas Sumber Daya Manusia
Husna (2013) menyebutkan bahwa “Kualitas sumber daya manusia
adalah kemampuan sumber daya manusia untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya dengan bekal pendidikan, pelatihan,
dan pengalaman yang cukup memadai.”.
Marwoto (2012) menyatakan bahwa konteks kualitas sumber daya
aparatur di era otonomi adalah kemampuan profesional dan keterampilan teknis
para pegawai yang termasuk kepada unsur staf dan pelaksana di lingkungan
pemerintah daerah. Hal ini sangat diperlukan agar manajemen pemerintah dalam
otonomi daerah berlangsung secara efektif dan efisien. Yang diperlukan tidak
hanya jumlahnya yang cukup, tetapi kualitas para pegawai yang harus di ukur

Universitas Sumatera Utara

49

dengan melihat latar belakang pendidikan, keterampilan, pengalaman kerja,
jenjang kepangkatan latar belakang dan status pegawai.
Dari defenisi di atas maka sumber daya manusia merupakan faktor
keberhasilan pada tujuan organisasi yang efektif dan efisien. Tanpa adanya
sumber daya manusia yang berkualitas maka tujuan-tujuan organisasi tersebut
sulit untuk dicapai. Sumber daya dikatakan berkualitas apabila memiliki
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja. Hal ini membantu organisasi dalam
mencapai tujuannya. sumber daya manusia yang memiliki pendidikan, pelatihan
dan pengalaman kerja yang kualitasnya rendah terhadap tugas dan fungsinya, akan
menimbulkan hambatan dalam pengolahan data juga akan berdampak pada
penyajian laporan keuangan, Sehingga akan mengakibatkan keterlambatan atau
ketidaktepatwaktuan penyajian laporan keuangan dan laporan keuangan tersebut
tidak relevan. Maka sumber daya manusia yang berkualitas sangat berdampak
pada pencapaian tujuan organisasi.
2.1.6.2 Pendidikan dan Pelatihan
Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka
pendidikan dan pelatihan sangat diperlukan, karena dengan adanya pendidikan
dan pelatihan memperoleh pengetahuan yang diharapkan dapat memenuhi syaratsyarat yang dituntut oleh suatu pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
dengan cepat dan tepat.
Pendidikan

(formal)

di

dalam

suatu

organisasi

adalah

proses

pengembangan kemampuan ke arah yang diinginkan oleh organisasi yang
bersangkutan. Menurut Hasbullah (2008) pendidikan adalah bimbingan atau

Universitas Sumatera Utara

50

pimpinan secara sadar oleh si pendidik menuju terbentuknya kepribadian yang
utama.
Pelatihan adalah bagian dari suatu proses pendidikan, yang tujuannya
untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan khusus seseorang atau
kelompok orang. Menurut Gomes (2003) pelatihan tidak menggantikan kriteria
seleksi yang tidak memadai, ketidaktepatan rancangan pekerjaan, atau imbalan
organisasi yang tidak memadai. Pelatihan sebagai sarana yang ditujukan pada
upaya untuk lebih mengaktifkan kerja para anggota organisasi yang kurang
efektif, mengurangi dampak-dampak negatif yang dikarenakan kurangnya
pendidikan, pengalaman yang terbatas, atau kurangnya kepercayaan diri dari
anggota atau kelompok anggota tertentu.
Menurut

Notoadmojo

(2005)

menyebutkan

pentingnya

program

pendidikan dan pelatihan bagi suatu organisasi antara lain sebagai berikut:
1. Sumber daya manusia atau karyawan yang menduduki suatu jabatan tertentu
dalam organisasi, belum tentu mempunyai kemampuan yang sesuai dengan
persyaratan yang diperlukan dalam jabatan tertentu. Hal ini terjadi karean
sering seseorang mendidik jabatan tertentu bukan karena kemampuannya,
melainkan karena tersedianya formasi. Oleh sebab itu karyawan atau staf baru
perlu penambahan kemampuan yang mereka perlukan.
2. Dengan adanya kemajuan teknologi, jelas akan mempengaruhi suatu
organisasi/ instansi. Oleh sebab itu jabatan-jabatan yang dulu belum
diperlukan, sekarang diperlukan kemampuan orang yang akan menempati
jabatan kadang-kadang tidak ada. Dengan demikian, maka diperlukan

Universitas Sumatera Utara

51

penambahan atau peningkatan kemampuan yang diperlukan oleh jabatan
tersebut.
3. Promosi dalam suatu organisasi/ institusi adalah suatu keharusan apabila
organisasi itu mau berkembang. Adanya ganjaran dan perangsang yang berupa
promosi dapat meningkatkan produktivitas kerja bagi seseorang karyawan.
Kadang-kadang kemampuan seseorang karyawan yang akan dipromosikan
untuk menduduki jabatan tertentu ini masih belum cukup. Untuk itulah maka
diperlukan pendidikan atau pelatihan tambahan.
4. Di dalam masa pembangunan ini organisasi-organisasi atau instansi-instansi,
baik pemerintah maupun swasta merasa terpanggil untuk menyelenggarakan
pelatihan-pelatihan bagi para karyawannnya agar diperoleh efektivitas dan
efisiensi kerja sesuai dengan masa pembangunan.
Pentingya pendidikan dan pelatihan seperti diuraikan di atas, bukan hanya
bermanfaat bagi karyawannnya atau pegawai yang bersangkutan, tetapi juga
keuntungan bagi organisasi. Dengan adanya pendidikan dan pelatihan bagi para
karyawan atau pegawainya maka meningkatkan kemampuan atau keterampilan
para karyawan, sehingga menjadikan karyawan atau pegawai yang berkualitas.
Karyawan atau pegawai yang berkualitas dapat memberikan keuntungan bagi
organisasi yang bersangkutan. Salah satu keuntungan bagi organisasi adalah
menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu.
Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah
suatu proses perkembangan kemampuan yang dimilikinya untuk mewujudkan
kepribadian yang berkualitas sesuai tujuan yang ingin dicapai suatu organisasi.
Adanya pendidikan untuk sumber daya manusia terutama untuk bidang akuntansi,

Universitas Sumatera Utara

52

memberikan pengalaman bagi sumber daya manusia tersebut. Sumber daya
manusia

yang

memiliki

pendidikan,

diharapkan

dapat

menyelesaikan

permasalahan yang timbul dengan cepat, sehingga dalam laporan keuangan dapat
disampaikan dengan tepat waktu.
Selain itu, diadakannya pelatihan ini dapat meningkatkan kemampuan dan
keterampilan sumber daya manusia dalam pelaksanaan tugas dan fungsi.
Kemudian, dengan diadakannya pelatihan, sumber daya manusia lebih banyak
mendapatkan pengalamannya. Sumber daya manusia dapat memperbaiki kinerja
yang selama ini dilakukan.
2.1.6.3 Pengalaman Kerja
Pengalaman adalah sesuatu atau kemampuan yang dimiliki oleh para
karyawan

dalam

menjalankan

tugas-tugas

yang

dibebankan

kepadanya

(Rofi:2012). Menurut Trijoko (1980) dengan www.google.com (09 Februari
2016) bahwa pengalaman kerja adalah pengetahuan atau keterampilan yang telah
diketahui dan dikuasai seseorang yang akibat dari perbuatan atau pekerjaan yang
telah dilakukan selama beberapa waktu tertentu.
Dari uraian beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
pengalaman kerja adalah tingkat peguasaan pengetahuan serta keterampilan
seseorang yang dapat diukur dari masa kerja seorang. Selain itu, karyawan
tersebut akan lebih cepat dalam bekerja dan tidak harus beradaptasi dengan tugas
yang dijalankan karena sudah memiliki pengalaman. Sehingga organisasi akan
lebih mudah mencapai tujuan organisasi karena didukung oleh para karyawan
yang sudah berpengalaman di bidangnya masing-masing.

Universitas Sumatera Utara

53

2.2

Review Peneliti Terdahulu
Penelitian yang dilakukan Yuliani, dkk (2010) membahas tentang

pengaruh pemahaman akuntansi, pemanfaatan sistem informasi akuntansi
keuangan daerah dan peran internal audit terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah pada kota Banda Aceh. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Yuliani, dkk adalah Pemahaman akuntansi, pemanfaatan sistem akuntansi
keuangan daerah dan peran internal audit secara simultan berpengaruh terhadap
kualitas laporan keuangan pemerintah Kota Banda Aceh.
Herawati (2014) melakukan penelitian mengenai pengaruh sistem
pengendalian intern terhadap kualitas laporan keuangan pada organisasi perangkat
daerah Pemerintah Daerah Cianjur. Hasil penelitian Herawati menunjukkan
terdapat pengaruh signifikan antara lingkungan pengendalian, penilaian resiko,
kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan terhadap
kualitas laporan keuangan secara simultan. secara parsial, terdapat pengaruh
signifikan antara lingkungan pengendalian, penilaian resiko, dan informasi dan
komunikasi terhadap kualitas laporan keuangan. secara parsial, terdapat pengaruh
tidak signifikan antara kegiatan pengendalian dan pemantauan terhadap kualitas
laporan keuangan.
Silviana (2013) meneliti mengenai hubungan penerapan sistem informasi
akuntansi terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada 9 kota di
provinsi jawa barat. Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Silviana adalah
Penerapan SIA berhubungan terhadap kualitas LKPD. Berdasarkan jawaban
responden dari entitas yang diteliti, variabel penerapan SIA memberikan
kontribusi terhadap kualitas LKPD.

Universitas Sumatera Utara

54

Selanjutnya Daniel dan Suharjo (2013) melakukan penelitian mengenai
pengaruh penerapan standar akuntansi pemerintahan dan kualitas aparatur
pemerintah daerah terhadap kualitas laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan
oleh Daniel dan Suharjo memberikan hasil bahwa penerapan standar akuntansi
pemerintahan berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, kualitas
aparatur pemerintah daerah berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan, dan tidak ada hubungan moderasi antara penerapan standar akuntansi
pemerintahan dengan kualitas aparatur pemerintah daerah dalam pengaruhnya
terhadap kualitas laporan keuangan.
Juwita (2013) melakukan penelitian mengenai pengaruh implementasi
standar akuntansi pemerintahan dan sistem informasi akuntansi terhadap kualitas
laporan keuangan. Hasil penelitian Juwita menunjukkan bahwa implementasi
standar akuntansi pemerintahan berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan, penelitian ini juga menyimpulkan bahwa
penerapan standar akuntansi pemerintahan dan penerapan sistem informasi
akuntansi berpengaruh secara simultan terhadap kualitas laporan keuangan.
Mahaputra dan Putra (2014) meneliti tentang analisis faktor-faktor yang
memengaruhi kualitas informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah yang
variabel indpendennya terdiri dari Kualitas SDM, pemanfaat teknologi informasi,
pengedalian intern dan standar akuntansi pemerintahan. Hasil dari penelitian ini
adalah variabel kapasitas sumber daya manusia, sistem informasi keuangan
daerah, sistem pengendalian intern dan implementasi standar akuntansi
pemerintah berpengaruh positif dan signifikan pada kualitas informasi akuntansi

Universitas Sumatera Utara

55

pada kualitas informasi pelaporan keuangan di Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) Kabupaten Gianyar.
Ridwan dan Ratifah (2012) melakukan penelitian mengenai komitmen
organisasi memoderasi pengaruh sistem akuntansi keuangan daerah terhadap
kualitas laporan keuangan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ridwan dan
Ratifah menunjukkan bahwa sistem akuntansi keuangan daerah yang dilaksanakan
oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang termasuk kategori efektif dan
kualitas informasi laporan keuangan yang dihasilkan termasuk kategori baik.
Laporan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang telah memenuhi
karakteristik kualitastif dari sebuah informasi yaitu relevan, andal, dapat
diperbandingkan dan dapat dipahami. Penelitian ini menginformasikan bahwa
sistem akuntansi keuangan daerah yang berjalan efektif akan menghasilkan
informasi laporan keuangan yang berkualitas. Begitu pula dalam pelaksanaan
sistem akuntansi keuangan daerah ini, memerlukan komitmen organisasi dari
Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang untuk menciptakan laporan keuangan
yang berkualitas.
Basukianto dan Pradono (2015) melakukan penelitian mengenai kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah: faktor yang mempengaruhi dan implikasi
kebijakan, dengan variabel independen yang terdiri dari teknologi informasi,
peran PPK SKPD, rekonsiliasi, sistem pengedalian intern. Hasil Penelitian
Basukianto ini menyimpulkan bahwa teknologi informasi keuangan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, pejabat pembuat
komitmen mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan, rekonsiliasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas

Universitas Sumatera Utara

56

laporan keuangan, dan satuan pengawas internal mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
Suwanda (2015) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas laporan keuangan pemerintah daerah untuk memperoleh opini wajar tanpa
pengecualian dari BPK. Varibael independen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah standar akuntansi pemerintah, sumber daya manusia, pelaksanaan sistem
pengendalian intern, komitmen organisasi, dan pemanfaatan teknologi informasi.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suwanda adalah secara simultan standar
akuntansi pemerintah, sumber daya manusia, pelaksanaan sistem pengendalian
intern, komitmen organisasi, dan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh
terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
Nuryanto dan Afiah (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh
kompetensi pegawai, pemanfaatan teknologi informasi dan intrernal kontrol
terhadap kualitas laporan keuangan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Nuryanto dan Afiah menunjukkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang
signifikan antara kompetensi pegawai, pemanfaatan teknologi informasi dan
intrernal kontrol dengan kualitas laporan keuangan, sedangkan secara parsial
masing variabel kompetensi pegawai dan pemanfaatan teknologi informasi
berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, dan secara
parsial tidak ada pengaruh yang signifikan antara internal kontrol dengan kualitas
laporan keuangan.

Universitas Sumatera Utara

57

Tabel 2.1
Review Peneliti Terdahulu
No

1

2

3

Nama
Peneliti
Safrida
Yuliani,
Nadirsyah
dan Usman
Bakar (2010)

Tuti Herawati
(2014)

Silviana
(2013)

Judul Penelitian

Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

Pengaruh
Pemahaman
Akuntansi,Pemanfaat
an Sistem Informasi
Akuntansi Keuangan
Daerah Dan Peran
Internal Audit
Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah
(Studi Pada
Pemerintah Kota
Banda Aceh)

Independen
Pemahaman
Akuntansi,
Pemanfaatan Sistem
Informasi Akuntansi
Keuangan Daerah
Dan Peran Internal
Audit

Pemahaman akuntansi,
pemanfaatan sistem akuntansi
keuangan daerah dan peran
internal audit secara simultan
berpengaruh terhadap kualitas
laporan keuangan pemerintah
Kota Banda Aceh

Pengaruh Sistem
Pengendalian Intern
Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan
(Survei Pada
Organisasi Perangkat
Daerah Pemda
Cianjur)

Independen
Sistem Pengendalian
Intern

Hubungan Penerapan
Sistem Informasi
Akuntansi Terhadap
Kualitas Laporan
Keuangan
Pemerintah Daerah
(Survey Pada 9 Kota
Di Provinsi Jawa
Barat)

Independen
Penerapan Sistem
Informasi Akuntansi

Dependen
Kualitas Laporan
Keuangan
Pemerintah Daerah

Dependen
Kualitas Laporan
Keuangan

Dependen
Kualitas Laporan
Keuangan
Pemerintah Daerah

1.Terdapat pengaruh
signifikan antara
Lingkungan Pengendalian,
Penilaian Resiko, Kegiatan
Pengendalian, Informasi dan
Komunikasi, dan Pemantauan
terhadap Kualitas Laporan
Keuangan secara simultan;
2. Secara parsial, Terdapat
pengaruh signifikan antara
Lingkungan Pengendalian,
Penilaian Resiko, dan
Informasi dan Komunikasi
terhadap Kualitas Laporan
Keuangan.
3. Secara parsial, Terdapat
pengaruh tidak signifikan
antara Kegiatan Pengendalian
dan Pemantauan terhadap
Kualitas Laporan Keuangan.

Penerapan SIA berhubungan
terhadap kualitas LKPD.
Berdasarkan jawaban
responden dari entitas yang
diteliti, variabel penerapan
SIA memberikan kontribusi
terhadap kualitas LKPD.

Universitas Sumatera Utara

58

4

5

6

Daniel Kartika
Adhi dan
Yohanes
Suhardjo
(2013)

Rukmi Juwita
(2013)

I Putu
Upabayu
Rama
Mahaputra
dan
I Wayan Putra
(2014)

Pengaruh Penerapan
Standar Akuntansi
Pemerintahan Dan
Kualitas Aparatur
Pemerintah Daerah
Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan
(Studi Kasus Pada
Pemerintah Kota
Tual)

Independen
Penerapan Standar
Akuntansi
Pemerintahan
Dan Kualitas
Aparatur Pemerintah
Daerah

Pengaruh
Implementasi Standar
Akuntansi
Pemerintahan Dan
Sistem Informasi
Akuntansi Terhadap
Kualitas Laporan
Keuangan

Independen
Implementasi Standar
Akuntansi
Pemerintahan Dan
Sistem Informasi
Akuntansi

Analisis FaktorFaktor Yang
Memengaruhi
Kualitas Informasi
Pelaporan Keuangan
Pemerintah Daerah

Independen
Kualitas SDM,
Pemnafaat Teknologi
Informasi,
Pengedalian Intern
dan Standar
Akuntansi
Pemerintahan

Dependen
Kualitas Laporan
Keuangan

Dependen
Kualitas Laporan
Keuangan

Dependen
Kualitas Informasi
Pelaporan Keuangan
Pemerintah Daerah

7

Muhammad
Ridwan dan
Ifa Ratifah
(2012)

Komitmen Organisasi
Memoderasi
Pengaruh Sistem
Akuntansi Keuangan
Daerah terhadap
Kualitas Laporan
Keuangan

Independen
Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah
Dependen
Kualitas Laporan
Keuangan
Moderasi
Komitmen Organisasi

1. Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan
berpengaruh signifikan
terhadap Kualitas Laporan
Keuangan.;
2. Kualitas Aparatur
Pemerintah Daerah
berpengaruh signifikan
terhadap Kualitas Laporan
Keuangan.; dan
3. Tidak ada hubungan
moderasi antara Penerapan
Standar Akuntansi
Pemerintahan dengan Kualitas
Aparatur Pemerintah Daerah
dalam pengaruhnya terhadap
Kualitas Laporan Keuangan.
1.implementasi standar
akuntansi pemerintahan
berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan
2. Penelitian ini juga
menyimpulkan bahwa
penerapan standar akuntansi
pemerintahan dan penerapan
sistem informasi akuntansi
berpengaruh secara simultan
terhadap kualitas laporan
keuangan.
variabel kapasitas sumber
daya manusia, sistem
informasi keuangan daerah,
sistem pengendalian intern
dan implementasi standar
akuntansi pemerintah
berpengaruh positif dan
signifikan pada kualitas
informasi akuntansi pada
kualitas informasi pelaporan
keuangan di Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD)
Kabupaten Gianyar.
Sistem akuntansi keuangan
daerah yang dilaksanakan
oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten
Karawang termasuk kategori
efektif dan Kualitas informasi
laporan keuangan yang
dihasilkan termasuk kategori
baik.

Universitas Sumatera Utara

59

8

Febrian Cahyo
Pradono dan
Basukianto
(2015)

Kualitas Laporan
Keuangan
Pemerintah Daerah:
Faktor Yang
Mempengaruhi Dan
Implikasi Kebijakan

Independen
Teknologi Informasi,
Peran PPK SKPD,
Rekonsiliasi, Sistem
Pengedalian Intern
Dependen
Kualitas Laporan
Keuangan SKPD

9

Danang
Suwanda
(2015)

Factors Affecting
Quality of Local
Government
Financial Statements
to Get Unqualified
Opinion (WTP) of
Audit Board of the
Republic of Indonesia
(BPK)

10

Muhamad
Nuryanto dan
Nunuy Nur
Afiah (2013)

The Impact of
Apparatus
Competence,
Information
Technology
Utilization and
Internal Control on
Financial Statement
Quality (Study on
Local Government of
Jakarta Province Indonesia)

Independen
Governmental
Accounting
Standards, Human
Resources,
Implementation of
Internal Control
System,
Organizational
Commitment, and
Utilization of
Information
Technology
Dependen
Quality of Local
Government
Finance Report
Independen
The Impact of
Apparatus
Competence,
Information
Technology
Utilization and
Internal Control
Dependen
Financial Statement
Quality (Study on
Local Government of
Jakarta Province Indonesia)

1. TIF berpengaruh positif dan
signifikan terhadap KLK.
2. PPK mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap
KLK.
3. RKN berpengaruh positif
dan signifikan terhadap KLK.
4. SPI mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap
KLK
The results simultaneously
showed Application
Government Accounting
Standards (SAP) (X1), Quality
of Human Resources (HR)
(X2), Implementation of
Internal Control System (SPI)
(X3), Organizational
Commitment (X4) and
Utilization of Information
Technology (X5) has a
positive influence on the
quality of local government
financial reports

Simultaneously, there are
positive and significant
influences of competence
apparatus, information
technology utilization and
internal controls on financial
reporting quality Partially,
there is a positive and
significant influence of
apparatus competence on the
quality of financial statements
Partially, there is a positive
and significant influence of
information technology
utilization on quality of
financial statements Partially,
there is a positive but not
significant effect of the
internal control on the quality
of financial reporting

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas laporan Keuangan SKPD Pemerintah Kabupaten Deli Serdang Dengan Kualitas Sumber Daya Manusia Sebagai Variabel Moderating”

1 1 16

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas laporan Keuangan SKPD Pemerintah Kabupaten Deli Serdang Dengan Kualitas Sumber Daya Manusia Sebagai Variabel Moderating”

0 0 2

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas laporan Keuangan SKPD Pemerintah Kabupaten Deli Serdang Dengan Kualitas Sumber Daya Manusia Sebagai Variabel Moderating”

0 0 12

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas laporan Keuangan SKPD Pemerintah Kabupaten Deli Serdang Dengan Kualitas Sumber Daya Manusia Sebagai Variabel Moderating” Chapter III VI

0 0 49

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas laporan Keuangan SKPD Pemerintah Kabupaten Deli Serdang Dengan Kualitas Sumber Daya Manusia Sebagai Variabel Moderating”

0 0 4

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas laporan Keuangan SKPD Pemerintah Kabupaten Deli Serdang Dengan Kualitas Sumber Daya Manusia Sebagai Variabel Moderating”

0 1 20

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan pada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dengan Komitmen Pengguna Anggaran sebagai Variabel Moderating

0 0 16

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan pada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dengan Komitmen Pengguna Anggaran sebagai Variabel Moderating

0 0 2

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan pada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dengan Komitmen Pengguna Anggaran sebagai Variabel Moderating

0 0 10

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan pada Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dengan Komitmen Pengguna Anggaran sebagai Variabel Moderating

0 0 19