Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang Perilaku Hidup Sehat Di Panti Asuhan Evangeline Booth Dan Asrama Madani
BAB 1
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Perilaku hidup sehat merupakan perilaku-perilaku yang berkaitan dengan
upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatannya. Becker (dikutip dalam Notoatmodjo, 2007) menyatakan bahwa
perilaku hidup sehat termasuk salah satu dari bagian perilaku kesehatan selain
termasuk perilaku sakit (illness behaviour) dan perilaku peran sakit (the sick role
behaviour). Menurut Becker (dikutip dalam Notoatmodjo, 2007) perilaku hidup
sehat terdiri dari mencakup makan dengan menu seimbang (appropriate diet),
olahraga yang teratur, tidak merokok, tidak minum minuman keras dan narkoba,
istirahat yang cukup, mengendalikan stres, dan perilaku atau gaya hidup lain yang
positif bagi kesehatan seperti rekreasi dan menjaga kebersihan lingkungan.
Perilaku tiap-tiap orang berbeda walaupun stimulus yang diberikan kepada
mereka sama. Faktor-faktor yang membedakan adalah faktor internal dan
eksternal. Benyamin Bloom (dikutip dalam Notoatmodjo, 2007) membagi
perilaku manusia yang digunakan untuk hasil pengukuran pendidikan kesehatan
yaitu pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan praktik atau tindakan
(practice). Perilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang
positif akan bersifat tahan lama (long lasting) daripada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan berdasarkan pengalaman dan penelitian yang sudah
terbukti (Notoatmodjo, 2007).
Universitas Sumatera Utara
Banyak pola perilaku yang dimulai sejak masa kanak-kanak, tetapi
perilaku baru lainnya dimulai saat masa remaja atau biasa disebut masa cobacoba. Selama periode ini, remaja rentan membangun perilaku yang tidak baik
seperti penyalahgunaan alkohol dan/atau tembakau serta obat-obatan lain,
berkelahi, dan membawa senjata (Kotecki, Mckenzie dan Pinger, 2007). Hal ini
dapat dilihat dari kenyataannya bahwa perilaku hidup sehat pada remaja
umumnya belum baik yang dapat dilihat dari hasil status gizi mereka berdasarkan
Index Masa Tubuh remaja dan Umur (IMT/U) dari penelitian Susilowati (2010)
yang dapat disimpulkan bahwa masih banyak didapati remaja yang mengalami
gizi yang buruk dan juga kegemukan serta memiliki tubuh yang pendek. Dan
penelitian lainnya oleh Sucahya dkk (2010) menyebutkan jumlah pengguna rokok
dan narkoba sebagian besar didapati berpendidikan SMA. Kebanyakan mereka
mulai memakai narkoba dan merokok di umur 12 tahun. Setelah beranjak usia 1516 tahun, mereka mulai mengkonsumsi obat-obatan terlarang lainnya. Remaja
juga rentan memiliki kepribadian yang masih labil. Hal ini dapat mempengaruhi
dalam kegiatan mereka sehari-hari selain aktivitas di sekolah. Terkadang mereka
memiliki pola istirahat yang tidak baik yaitu tidurnya sampai larut malam karena
bermain game online, minum minuman keras dan beralkohol, membuka situs
terlarang dan sebagainya.
Pembangunan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia adalah
tercapainya bangsa yang maju dan mandiri, sejahtera lahir dan batin. Salah satu
ciri bangsa yang maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena
derajat kesehatan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas
Universitas Sumatera Utara
sumber daya manusia. Hanya dengan sumber daya yang sehat akan lebih
produktif dan meningkatkan daya saing bangsa (DepKes, 2005). Agar tercapai
pembangunan yang diinginkan Indonesia yaitu memiliki derajat kesehatan yang
tinggi maka salah satu sumber daya manusia yang perlu ditingkatkan kualitas
derajat kesehatannya melalui perilaku hidup sehat mereka yaitu para remaja
termasuk remaja yang tinggal di panti asuhan maupun asrama.
Kotecki, Mckenzie dan Pinger (2007) menyatakan kesehatan masyarakat
dipengaruhi oleh empat faktor utama, yaitu faktor fisik, pengaturan masyarakat,
perilaku individu, dan faktor sosial serta kultural. Ada dua faktor yang perlu
mendapat perhatian khusus saat berhadapan dengan masalah kesehatan remaja
yaitu faktor sosial budaya dan faktor pengaturan masyarakat termasuk juga
dengan remaja panti asuhan Evangeline Booth dan asrama Madani. Faktor-faktor
yang didapati adalah faktor sosial budaya dan pola asuh di tempat mereka tinggal
selama ini.
Pengetahuan dan sikap perilaku hidup sehat yang dimiliki oleh remaja
yang tinggal di panti asuhan Evangeline Booth dan asrama Madani berasal dari
banyak sumber termasuk pendidikan kesehatan yang telah mereka terima baik dari
sekolah ataupun di tempat mereka tinggal. Di tempat mereka tinggal para
pengasuhlah yang berperan dalam pemberian pendidikan kesehatan kepada
mereka karena para pengasuh sebagai ganti orangtua mereka. Sebab jika mereka
tinggal di dalam sebuah keluarga maka yang berperan penting dalam pendidikan
kesehatan bagi anggota keluarganya yaitu ibu yang dibantu oleh ayah (Friedman,
1998).
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil survei awal didapati beberapa kegiatan yang dilakukan
oleh remaja panti asuhan Evangeline Booth dan asrama Madani dalam bentuk
perilaku hidup sehat yaitu salah satunya adalah dengan melakukan piket
kebersihan setiap hari serta berolahraga. Kegiatan-kegiatan tersebut didasari oleh
aturan yang berlaku disana dan disiplin yang sangat tinggi.
Sosial budaya, peraturan yang berlaku dan kedisplinan di panti asuhan
Evangeline Booth maupun di asrama Madani seperti yang dijelaskan di atas
diduga tidak dapat menimbulkan perbedaan pengetahuan dan sikap tentang
perilaku hidup sehat di dua tempat berbeda tersebut. Oleh karena itu, peneliti
tertarik untuk mengidentifikasi perbedaan pengetahuan dan sikap remaja yang
tinggal di panti asuhan Evangeline Booth dan asrama Madani.
2. Pertanyaan Penelitian
Apakah ada perbedaan pengetahuan dan sikap tentang perilaku hidup sehat
di panti asuhan Evangeline Booth dan asrama Madani?
3. Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi pengetahuan dan sikap remaja tentang perilaku kesehatan
yang tinggal di panti asuhan Evangeline Booth.
2. Mengidentifikasi pengetahuan dan sikap remaja tentang perilaku kesehatan
yang tinggal di asrama Madani.
3. Mengidentifikasi perbedaan pengetahuan dan sikap remaja tentang perilaku
kesehatan yang tinggal di panti asuhan Evangeline Booth dan asrama Madani
Universitas Sumatera Utara
4.
Manfaat Penelitian
4.1.
Bagi Praktek Keperawatan
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi tentang
pengetahuan dan sikap remaja terhadap perilaku hidup sehat yang tinggal di panti
asuhan dan asrama. Khususnya untuk praktek keperawatan komunitas mampu
memberikan pelayanan dan pendidikan kesehatan kepada remaja yang tinggal di
panti asuhan maupun di asrama.
4.2.
Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
wawasan tentang penyuluhan kesehatan kepada remaja yang tinggal di panti
asuhan dan asrama.
4.3.
Bagi Penelitian Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi dan referensi
untuk penelitian berikutnya yang berhubungan dengan pengetahuan dan sikap
remaja tentang perilaku hidup sehat yang tinggal di panti asuhan dan asrama.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Perilaku hidup sehat merupakan perilaku-perilaku yang berkaitan dengan
upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatannya. Becker (dikutip dalam Notoatmodjo, 2007) menyatakan bahwa
perilaku hidup sehat termasuk salah satu dari bagian perilaku kesehatan selain
termasuk perilaku sakit (illness behaviour) dan perilaku peran sakit (the sick role
behaviour). Menurut Becker (dikutip dalam Notoatmodjo, 2007) perilaku hidup
sehat terdiri dari mencakup makan dengan menu seimbang (appropriate diet),
olahraga yang teratur, tidak merokok, tidak minum minuman keras dan narkoba,
istirahat yang cukup, mengendalikan stres, dan perilaku atau gaya hidup lain yang
positif bagi kesehatan seperti rekreasi dan menjaga kebersihan lingkungan.
Perilaku tiap-tiap orang berbeda walaupun stimulus yang diberikan kepada
mereka sama. Faktor-faktor yang membedakan adalah faktor internal dan
eksternal. Benyamin Bloom (dikutip dalam Notoatmodjo, 2007) membagi
perilaku manusia yang digunakan untuk hasil pengukuran pendidikan kesehatan
yaitu pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan praktik atau tindakan
(practice). Perilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang
positif akan bersifat tahan lama (long lasting) daripada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan berdasarkan pengalaman dan penelitian yang sudah
terbukti (Notoatmodjo, 2007).
Universitas Sumatera Utara
Banyak pola perilaku yang dimulai sejak masa kanak-kanak, tetapi
perilaku baru lainnya dimulai saat masa remaja atau biasa disebut masa cobacoba. Selama periode ini, remaja rentan membangun perilaku yang tidak baik
seperti penyalahgunaan alkohol dan/atau tembakau serta obat-obatan lain,
berkelahi, dan membawa senjata (Kotecki, Mckenzie dan Pinger, 2007). Hal ini
dapat dilihat dari kenyataannya bahwa perilaku hidup sehat pada remaja
umumnya belum baik yang dapat dilihat dari hasil status gizi mereka berdasarkan
Index Masa Tubuh remaja dan Umur (IMT/U) dari penelitian Susilowati (2010)
yang dapat disimpulkan bahwa masih banyak didapati remaja yang mengalami
gizi yang buruk dan juga kegemukan serta memiliki tubuh yang pendek. Dan
penelitian lainnya oleh Sucahya dkk (2010) menyebutkan jumlah pengguna rokok
dan narkoba sebagian besar didapati berpendidikan SMA. Kebanyakan mereka
mulai memakai narkoba dan merokok di umur 12 tahun. Setelah beranjak usia 1516 tahun, mereka mulai mengkonsumsi obat-obatan terlarang lainnya. Remaja
juga rentan memiliki kepribadian yang masih labil. Hal ini dapat mempengaruhi
dalam kegiatan mereka sehari-hari selain aktivitas di sekolah. Terkadang mereka
memiliki pola istirahat yang tidak baik yaitu tidurnya sampai larut malam karena
bermain game online, minum minuman keras dan beralkohol, membuka situs
terlarang dan sebagainya.
Pembangunan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia adalah
tercapainya bangsa yang maju dan mandiri, sejahtera lahir dan batin. Salah satu
ciri bangsa yang maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena
derajat kesehatan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas
Universitas Sumatera Utara
sumber daya manusia. Hanya dengan sumber daya yang sehat akan lebih
produktif dan meningkatkan daya saing bangsa (DepKes, 2005). Agar tercapai
pembangunan yang diinginkan Indonesia yaitu memiliki derajat kesehatan yang
tinggi maka salah satu sumber daya manusia yang perlu ditingkatkan kualitas
derajat kesehatannya melalui perilaku hidup sehat mereka yaitu para remaja
termasuk remaja yang tinggal di panti asuhan maupun asrama.
Kotecki, Mckenzie dan Pinger (2007) menyatakan kesehatan masyarakat
dipengaruhi oleh empat faktor utama, yaitu faktor fisik, pengaturan masyarakat,
perilaku individu, dan faktor sosial serta kultural. Ada dua faktor yang perlu
mendapat perhatian khusus saat berhadapan dengan masalah kesehatan remaja
yaitu faktor sosial budaya dan faktor pengaturan masyarakat termasuk juga
dengan remaja panti asuhan Evangeline Booth dan asrama Madani. Faktor-faktor
yang didapati adalah faktor sosial budaya dan pola asuh di tempat mereka tinggal
selama ini.
Pengetahuan dan sikap perilaku hidup sehat yang dimiliki oleh remaja
yang tinggal di panti asuhan Evangeline Booth dan asrama Madani berasal dari
banyak sumber termasuk pendidikan kesehatan yang telah mereka terima baik dari
sekolah ataupun di tempat mereka tinggal. Di tempat mereka tinggal para
pengasuhlah yang berperan dalam pemberian pendidikan kesehatan kepada
mereka karena para pengasuh sebagai ganti orangtua mereka. Sebab jika mereka
tinggal di dalam sebuah keluarga maka yang berperan penting dalam pendidikan
kesehatan bagi anggota keluarganya yaitu ibu yang dibantu oleh ayah (Friedman,
1998).
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil survei awal didapati beberapa kegiatan yang dilakukan
oleh remaja panti asuhan Evangeline Booth dan asrama Madani dalam bentuk
perilaku hidup sehat yaitu salah satunya adalah dengan melakukan piket
kebersihan setiap hari serta berolahraga. Kegiatan-kegiatan tersebut didasari oleh
aturan yang berlaku disana dan disiplin yang sangat tinggi.
Sosial budaya, peraturan yang berlaku dan kedisplinan di panti asuhan
Evangeline Booth maupun di asrama Madani seperti yang dijelaskan di atas
diduga tidak dapat menimbulkan perbedaan pengetahuan dan sikap tentang
perilaku hidup sehat di dua tempat berbeda tersebut. Oleh karena itu, peneliti
tertarik untuk mengidentifikasi perbedaan pengetahuan dan sikap remaja yang
tinggal di panti asuhan Evangeline Booth dan asrama Madani.
2. Pertanyaan Penelitian
Apakah ada perbedaan pengetahuan dan sikap tentang perilaku hidup sehat
di panti asuhan Evangeline Booth dan asrama Madani?
3. Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi pengetahuan dan sikap remaja tentang perilaku kesehatan
yang tinggal di panti asuhan Evangeline Booth.
2. Mengidentifikasi pengetahuan dan sikap remaja tentang perilaku kesehatan
yang tinggal di asrama Madani.
3. Mengidentifikasi perbedaan pengetahuan dan sikap remaja tentang perilaku
kesehatan yang tinggal di panti asuhan Evangeline Booth dan asrama Madani
Universitas Sumatera Utara
4.
Manfaat Penelitian
4.1.
Bagi Praktek Keperawatan
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi tentang
pengetahuan dan sikap remaja terhadap perilaku hidup sehat yang tinggal di panti
asuhan dan asrama. Khususnya untuk praktek keperawatan komunitas mampu
memberikan pelayanan dan pendidikan kesehatan kepada remaja yang tinggal di
panti asuhan maupun di asrama.
4.2.
Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
wawasan tentang penyuluhan kesehatan kepada remaja yang tinggal di panti
asuhan dan asrama.
4.3.
Bagi Penelitian Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi dan referensi
untuk penelitian berikutnya yang berhubungan dengan pengetahuan dan sikap
remaja tentang perilaku hidup sehat yang tinggal di panti asuhan dan asrama.
Universitas Sumatera Utara