Pengetahuan Dan Sikap Orangtua Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga Di Kelurahan Tomuan Kecamatan Siantar Timur Tahun 2012

(1)

PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANGTUA TENTANG

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

RUMAH TANGGA DI KELURAHAN TOMUAN

KECAMATAN SIANTAR TIMUR

TAHUN 2012

SKRIPSI

Oleh

Elly Tetty Purba 111121115

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2013


(2)

(3)

Judul :Pengetahuan dan Sikap Orangtua Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga di Kelurahan Tomuan Kecamatan Siantar Timur Tahun 2012

Peneliti : Elly Tetty Purba Nim : 111121115

Jurusan : Program Studi Sarjana Keperawatan

Abstrak

PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar/ menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalan komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan

(advokasi), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment). Perilaku hidup bersih dan sehat tidak terlepas dari peran orangtua. Agar dapat memberikan pengetahuan dasar tentang perilaku hidup bersih dan sehat kepada anggota keluarga lainnya diperlukan pengetahuan yang

memadai dari orangtua. Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini

terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sikap adalah merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Desain penelitian deskriptif , dengan jumlah populasi 1260 dengan sampel 126 orang, menggunakan teknik random sampling, dengan menggunakan kuisioner sebagai instrumen penelitian yang berjumlah 20 pertanyaan pengetahuan dan sikap. Hasil peneilitian menunjukkan bahwa dari 126 responden yang diteliti mayoritas berusia 38-50 tahun (82,5%), pendidikan SMA (81,7%), dengan mayoritas pengetahuan baik 120 orang (95,2%) dan sikap positif 95 orang (75,4%). Diharapkan untuk penelitian selanjutnya agar meneliti mengenai perilaku PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dan memperdalam mengenai karakteristik responden yang mempengaruhi penegetahuan dan sikap.


(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul : Pengetahuan dan Sikap Orangtua terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Kelurahan Tomuan Kecamatan Siantar Timur

Pematangsiantar”. Skripsi ini adalah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

di Fakulatas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini, sebagai berikut : orangtua saya tercinta (J.Purba dan R.br Siahaan), serta kakak dan adik saya ( Kakak Hotmian, Kakak Renita, Grace dan Michael) serta semua keluargaku yang telah memberikan dorongan kepada penulis baik moril, maupun material serta semngat dan doa dalam penyusunan skripsi ini. Begitu juga dengan Ibu Siti Zahara Nasution, S.Kp, MNS, selaku dosen pembimbing skripsi ini yang telah penuh dengan kesabaran dan rela meluangkan waktunya untuk membimbing saya dan juga memberikan dorongan moral dan masukan yang berharga dalam penyelesaian skripsi ini, dr. Dedi Ardinata ,M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU, Bpaka Hotner Manik, selaku lurah di Kelurahan Tomuan Kecamatan Sintar Timur, juga Bapak Iwan Rusdi, S.Kp,MNS dan bapak Ismayadi,S.Kep, NS selaku dosen penguji skripsi, dan kepada Ibu Yesi Ariyani, S.Kep, NS, M.Kep. Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman sekaligus sebagai saudara dalam suka maupun duka (Yulia Tarigan, Ingrid M, Elpiana Munthe, Anggriani, dan


(5)

Asriani Naibaho) dan juga kepada teman satu bimbingan saya (Kak Yulia Devyna, Amiruddin P, Khairani Rambe, dan Nova). Begitu juga dengan ketiga kakak tersayang yang selalu kompak ( kakak Krissan, Ika, dan Cut), dan semua teman-teman yang berada di angkatan 2011 ekstensi sore.

Demikianlah skripsi ini dibuat oleh peneliti, kiranya dapat berguna kepada semua pihak yang terkait

Medan, 2013 Peneliti


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK

UCAPAN TERIMA KASIH ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR SKEMA ... v

DAFTAR TABEL ... vi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ... 7

2.1.1. Pengertian PHBS ... 7

2.1.2. Tujuan PHBS ... 8

2.1.3. Manfaat PHBS ... 8

2.1.4. Sasaran PHBS ... 9

2.1.5. Indikator PHBS Keluarga ... 9

2.1.6. Kriteria Runah Sehat ... 12

2.2. Pengetahuan 2.2.1. Pengertian ... 14

2.2.2. Tingkat Pengetahuan ... 14

2.2.3. Cara Memperoleh Pengetahuan ... 15

2.3. Sikap 2.3.1. Tingkatan Sikap ... 16

BAB 3 KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Konsep ... 17

3.2. Defenisi Operasional ... 18

3.2.1. Pengetahuan ... 18

3.2.2. Sikap ... 18

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian ... 19 4.2. Populasi dan Sampel


(7)

a. Populasi Penelitian ... 19

b. Sampel Penelitian ... 19

4.3. Waktu Penelitian ... 19

4.4. Pertimbangan Etik Penelitian ... 26

4.5 . Instrumen Penelitian ... 26

4.6. Uji Validitas dan Reliabelitas ... 28

4.7. Pengumpulan Data ... 29

4.8. Analisa Data ... 29

BAB 5 PEMBAHASAN 5.1. Hasil Peneltian ... 30

5.2. Pembahasan... 32

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 38

6.2. Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Kerangka Penelitian ... 22


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden ... 30 Tabel 2. Distrinusi Frekuensi dan Presentase Pengetahuan Orangtua tentang

PHBS ( Perilaku Hidup Bersih Sehat) ... 31 Tabel 3. Distrinusi Frekuensi dan Presentase Sikap Orangtua tentang PHBS


(10)

Judul :Pengetahuan dan Sikap Orangtua Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga di Kelurahan Tomuan Kecamatan Siantar Timur Tahun 2012

Peneliti : Elly Tetty Purba Nim : 111121115

Jurusan : Program Studi Sarjana Keperawatan

Abstrak

PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar/ menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalan komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan

(advokasi), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment). Perilaku hidup bersih dan sehat tidak terlepas dari peran orangtua. Agar dapat memberikan pengetahuan dasar tentang perilaku hidup bersih dan sehat kepada anggota keluarga lainnya diperlukan pengetahuan yang

memadai dari orangtua. Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini

terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sikap adalah merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Desain penelitian deskriptif , dengan jumlah populasi 1260 dengan sampel 126 orang, menggunakan teknik random sampling, dengan menggunakan kuisioner sebagai instrumen penelitian yang berjumlah 20 pertanyaan pengetahuan dan sikap. Hasil peneilitian menunjukkan bahwa dari 126 responden yang diteliti mayoritas berusia 38-50 tahun (82,5%), pendidikan SMA (81,7%), dengan mayoritas pengetahuan baik 120 orang (95,2%) dan sikap positif 95 orang (75,4%). Diharapkan untuk penelitian selanjutnya agar meneliti mengenai perilaku PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dan memperdalam mengenai karakteristik responden yang mempengaruhi penegetahuan dan sikap.


(11)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Sehat merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri, karena kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan bermutu adil dan merata juga merupakan tiga pilar utama dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

Visi pembangunan kesehatan saat ini adalah Indonesia sehat 2014 untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri dan berkeadilan. Visi ini dituangkan kedalam empat misi salah satunya adalah meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani (Depkes RI, 2009). Misi pembangunan kesehatan tersebut diwujudkan dengan menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Perilaku hidup bersih dan sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran atas hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat (Dinkes, 2009). Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dilakukan melalui pendekatan tatanan yaitu: PHBS di rumah tangga, PHBS di sekolah, PHBS di tempat kerja, PHBS di institusi kesehatan dan PHBS di tempat umum.

Pola Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS) tersebut harus dimulai dari tatanan rumah tangga, karena rumah tangga yang sehat merupakan aset modal pembangunan dimasa depan yang perlu dijaga. Beberapa anggota rumah tangga


(12)

mempunyai masa rawan terkena penyakit infeksi dan non infeksi. Oleh karena itu untuk mencegahnya anggota rumah tangga perlu melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) ( Depkes RI, 2009 ).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tersebut harus dimulai dari tatanan rumah tangga, karena rumah tangga yang sehat merupakan aset modal pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Beberapa anggota rumah tangga mempunyai masa rawan terkena penyakit infeksi dan non infeksi, oleh karena itu untuk mencegahnya anggota rumah tangga perlu diberdayakan untuk melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) (Depkes RI, 2009).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga merupakan salah satu upaya strategis untuk menggerakan dan memberdayakan keluarga atau anggota rumah tangga untuk hidup bersih dan sehat. Melalui ini setiap anggota rumah tangga diberdayakan agar tahu, mau dan mampu menolong diri sendiri dibidang kesehatan dengan mengupayakan lingkungan yang sehat, mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi, serta memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada. Setiap rumah tangga juga digerakkan untuk berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat (Depkes RI, 2006).

Pemberdayaan keluarga atau anggota rumah tangga untuk melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat tidak terlepas dari peran orangtua, karena orangtua akan menjadi panutan dan teladan bagi anggota keluarga lainnya sehingga pemberian informasi kesehatan akan lebih efektif apabila disampaikan oleh


(13)

orangtua pada anggota keluarga yang lain (Dermawan dan Setiawan, 2008). Orangtua juga memiliki fungsi afektif untuk memberikan pengetahuan dasar kepada anggota keluarga yang lain (Friedman, 1998). Agar dapat memberikan pengetahuan dasar tentang perilaku hidup bersih dan sehat kepada anggota keluarga lainnya diperlukan pengetahuan yang memadai dari orangtua.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas dasar kesadaran sehingga anggota keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat (Depkes RI, 2008). Pembinaan PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mewujudkan Rumah Tangga sehat. Rumah Tangga sehat adalah rumah tangga yang memenuhi 10 indikator yaitu:

1). Memberi ASI Eksklusif, 2). Menimbang balita setiap bulan, 3). Menggunakan air bersih, 4). Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, 5). Menggunakan jamban sehat, 6). Makan buah dan sayur tiap hari, 7). Melakukan aktivitas fisik setiap hari, 8). Tidak merokok dalam rumah, 9). Memberantas jentik nyamuk rumah, 10). Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan. Dengan berhasilnya PHBS maka kesehatan masyarakat semakin meningkat.

Namun pada kenyataannya menurut direktur jendral Bina Kesehatan Masyarakat Budihardja (2006) yang berdasarkan beberapa survei di Dinas Kesehatan, masyarakat yang berperilaku sehat masih kurang dari 10% kurangnya perilaku hidup sehat itu mengundang munculnya kebiasaan-kebiasaan tidak sehat di masyarakat. Kebiasaan-kebiasaan itu cenderung mengabaikan keselamatan diri dan lingkungan sehingga memudahkan terjadinya penularan penyakit.


(14)

Berdasarkan hasil Riskesdas (Riset Dasar Kesehatan) tahun 2007 di tingkat provinsi, persentase nasional Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah 38,7%, sebanyak 22 Provinsi mempunyai prevalensi Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat di bawah persentase nasional.

Berdasarkan data dari profil kesehatan Provinsi Sumut 2010, persentase Rumah Tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat di Sumatera Utara baru mencapai 55,32%. Kabupaten/kota yang tertinggi rumah tangganya berperilaku hidup bersih dan sehat adalah kota Binjai (96,28%) sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Langkat (7,8%). Bila dibandingkan pencapaian Sumatera Utara dengan target yaitu 65 % maka pencapaian sampai tahun 2010 masih dibawah target, untuk mencapai itu maka diperlukan lagi upaya peningkatan PHBS yaitu melalui pendekatan pimpinan (advocasy), bina suasana (social suport) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) sehingga dengan terciptanya perilaku yang bersih dan sehat pada masyarakat akan memberikan daya ungkit dalam penurunan angka kesakitan maupun kematian penduduk di propinsi Sumatera Utara.

Program promosi kesehatan di Kota Pematangsiantar belum mencapai target yaitu PHBS 65% tahun 2010. Pencapaian target Program Promosi Kesehatan tahun 2008 yaitu PHBS pada tatanan Rumah Tangga menunjukkan bahwa dari 210 rumah yang dipantau hanya 52 (25%) yang berperilaku sehat. Jumlah bayi yang mendapat ASI Eksklusif hanya 22% dari 5539 bayi (Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar, 2010).


(15)

Hasil survei sementara pada 15 orangtua di kelurahan Tomuan kecamatan siantar Timur, 5 orang mengetahui tentang PHBS, sedangkan 10 orang lainnya tidak mengetahui PHBS dan manfaat dari PHBS, didukung juga dengan survey awal bahwa ada kurang lebih 50 KK masih menggunakan air sungai untuk kebutuhan hidupnya (mencuci pakaian alat rumah tangga lainnya) walaupun di setiap rumah KK tersebut sudah menggunakan sumber air bersih. Begitu juga dengan kebiasaan membuang kotorannya, masyarakat di Kelurahan Tomuan Kecamatan Siantar Timur memiliki kebiasaan untuk membuang kotoran di sungai atau bahkan di selokan rumah mereka masing-masing. Begitu juga dengan lingkungan di sekitar Kelurahan Tomuan banyak ditemukan sampah baik di selokan dan di sungai yang dapat mengundang banyak nyamuk.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti merasa penting untuk meneliti

tentang ’’Pengetahuan OrangTua Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga Kelurahan Tomuan Kecamatan Siantar Timur.

1.2. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah pengetahuan dan sikap orangtua tentang Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah tangga Kelurahan

Tomuan Kecamatan Siantar Timur” .

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui Pengetahuan dan Sikap orangtua tentang PHBS di Kelurahan Tomuan Kecamatan Siantar Timur Tahun 2012.


(16)

1.4. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi masyarakat

Sebagai bahan masukan dan informasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat sehingga dapat dijadikan masukan untuk perubahan perilaku hidup bersih dan sehat dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setempat.

2. Bagi tenaga kesehatan

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan untuk merubah perilaku masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat.

3. Bagi peneliti

Sebagai pengalaman pertama dan menambah pengetahuan dalam melakukan penelitian tentang perlunya perilaku hidup bersih dan sehat.

4. Bagi dinas kesehatan setempat

Sebagai masukan bagi dinas kesehatan setempat dalam pembuatan program-program upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.


(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) 2.1.1. Pengertian

PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar/ menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalan komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan

(advokasi), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat (Dinkes, 2006). Sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenai dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Dinkes Lampung, 2003).

PHBS yang baik dapat memberikan dampak yang bermakna terhadap kesehatan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam peningkatan derajat kesehatan, status pola gizi dan pemanfaatan sarana kesehatan lingkungan agar tercapai derajat kesehatan yang optimal. Masalah kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari akibat masih rendahnya tingkat pendidikan penduduk, masih terikat eratnya masyarakat Indonesia dengan adat istiadat kebiasaan, kepercayaan dan lain sebagainya yang tidak sejalan dengan konsep kesehatan (Azwar, 1981). Menurut pusat promosi kesehatan, PHBS dapat mencegah


(18)

terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit. Dampak PHBS yang tidak baik dapat menimbulkan suatu penyakit diantaranya adalah mencret, muntaber, desentri, typus, dan DBD (Dinkes Metro, 2005).

Penyebab yang mempengaruhi PHBS adalah faktor perilaku dan non perilku fisik, sosial ekonomi dan sebagainya, oleh sebab itu penanggulangan masalah kesehatan masyarakat juga dapat ditunjukkan pada kedua faktor utama tersebut (Notoadmojo, 2005). Banyak hal yang menjadi penyebab PHBS menurun yaitu selain faktor teknis juga faktor-faktor geografi, ekonomi dan sosial (Depkes RI, 2003).

2.1.2. Tujuan PHBS

Tujuan PHBS adalah: meningkatkan rumah tangga sehat diseluruh masyarakat Indonesia, meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemauan masyarakat agar hidup sehat, meningkatkan peran aktif masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha, dalam upaya mewujudkan derajat hidup yang optimal (Dinkes, 2006).

2.1.3. Manfaat PHBS

1. Bagi rumah tangga: semua anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit, anak tumbuh sehat dan cerdas dan pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.

2. Bagi masyarakat: masyarakat mampu mengupayakan lingkungan yang sehat, masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan dan masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber


(19)

Masyarakat (UBKM) seperti Posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban, ambulan desa dan lain-lain (Depkes RI, 2008).

2.1.4. Sasaran PHBS

Tatanan Rumah Tangga, sasaran PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga secara keseluruhan dan terbagi dalam:

1. Sasaran primer adalah sasaran utama dalam rumah tangga yang akan dirubah perilakunya atau anggota keluarga yang bermasalah (individu dalam keluarga yang bermasalah).

2. Sasaran sekunder adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam keluarga yang bermasalah misalnya, kepala keluarga, ibu, orang tua, tokoh keluarga, kader tokoh agama, tokoh masyarakat, petugas kesehatan, dan lintas sektor terkait, PKK3.

3. Sasaran tersier adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS misalnya, kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas, guru, tokoh masyarakat dan lain-lain.

2.1.5. Indikator PHBS di Rumah Tangga

PHBS di Rumah Tangga adalah upaya memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan dimasyarakat.


(20)

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

Adalah persalinan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis lainnya). Meningkatnya proporsi ibu bersalin dengan bantuan tenaga kesehatan yang terlatih, adalah langkah awal terpenting untuk mengurangi kematian ibu dan kematian neonatal dini. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.

2. Memberi ASI Eksklusif

Adalah bayi pada usia 0 – 6 bulan hanya diberi ASI sejak lahir sampai usia 6 bulan, tidak diberi makanan tambahan dan minuman lain kecuali pemberian air putih untuk minum obat saat bayi sakit. Asi banyak mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Zat gizi dalam ASI sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan. ASI mengandung zat kekebalan sehingga mampu melindungi bayi dari alergi.

Berdasarkan waktu produksinya, ASI digolongkan dalam tiga kelompok yakni:

1. Kolostrum

Kolostrum ( susu awal ) adalah ASI yang keluar pada hari pertama. Setelah kelahiran bayi, berwarna kekuningan dan lebih kental, karena mengandung banyak vitamin A, protein dan zat kekebalan yang penting untuk melindungi bayi dari penyakit infeksi. Kolostrum mengandung vitamin A, E dan K serta beberapa mineral seperti natrium dan Zn.


(21)

2. ASI transisi/ peralihan

ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum menjadi matang. Biasanya diproduksi pada hari k2 4 – 10 setelah kelahiran. Kandungan volume protein akam semakin rendahsedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi dibandingkan pada kolosrum, juga volume akan makin meningkat.

3. Asi matang/ matur

ASI matang adalah ASI yang dikeluarkan pada sekitar pada hari ke -14 dan seterusnya komposisi relatif tetap. Merupakan suatu cairan berwarna putihkekuningan yang diakibatkan warna dari gambar c-casenat riboflavin, dan karoten yang terdapat di dalamnya. Pada ibu yang sehat dimana produksi ASI cukup. ASI ini merupakan makanan satu – satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai berumur 6 bulan. Selama 6 bulan pertama, volume ASI sekurang – kurangnya sekitar 500-700 ml/hari, bulan kedua sekitar 400 – 600 ml/hari setelah bayi berusia satu tahun.

Keuntungan menyusui bagi bayi: 1. Ditinjau dari aspek gizi

Kandungan gizi lengkap dan sesuai dengan kebutuhan bayi untuk tumbuh kembang yang optimal. Mudah diserap dan dicerna.


(22)

2. Ditinjau dari aspek imunologi

Bayi tidak sering sakit. ASI mengandung kekebalan antara lain imunitas seluler yaitu leukosit sekitar 4000/ml, misal IgA- enzim pada ASI yang mempunyai efek antibakteri misalnya lisozim, katalase dan peroksidase. 3. Ditinjau dari aspek psikologis

Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengang. Pemberian ASI mendekatkan hubungan ibu dan bayi menimbulkan perasaan aman bagi bayi , yang penting untuk mengembangkan dasar kepercayaan dengan mulai mempercayai orang lain /ibu dan akhirnya mempunyai kepercayaan pada diri sendiri

3. Menimbang bayi dan balita setiap bulan

Adalah menimbang bayi dan balita mulai dari umur 0 sampai 59 bulan setiap bulan dan dicatat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) berturut-turut dalam 3 bulan terakhir. Penimbangan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan balita setiap bulan dan mengetahui apakah balita berada pada kondisi gizi kurang atau gizi buruk. Setelah balita ditimbang di buku KIA atau KMS maka akan terlihat berat badannya naik atau tidak turun. Naik apabila garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna di atasnya. Tidak naik bila garis pertumbuhannya mendatar dan garis pertumbuhannya naik tetapi warna yang lebih muda. Bila balita mengalami gizi kurang maka akan dijumpai tanda – tanda:

1. Berat badan tidak naik selama 3 bulan berturut – turut, badannya kurus 2. Mudah sakit


(23)

3. Tampak lesu dan lemah 4. Mudah menagis dan rewel

4. Mencuci tangan dengan air dan sabun

Adalah tindakan membersihkan tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun untuk membersihkan kotoran/ membunuh kuman serta mencegah penularan penyakit. Misalnya: mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan dan minuman, mencuci tangan sesudah buang air besar dengan sabun, karena sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman akan masih tertinggal.

Waktu yang tepat untuk mencuci tangan :

1. Setia kali tangan kita kotor ( setelah memegang uang , binatang dan berkebun )

2. Setelah buang air besar

3. Setelah membersihkan kotoran bayi 4. Sebelum memegang makanan

5. Sebelum makan dan menyuapi makanan 6. Sebelum menyusui bayi

7. Sebelum menyuapi anak

8. Setelah bersin, batuk dan membuang ingus Cara mencuci tangan yang benar adalah sebagai berikut:

1. Cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun khusus anti bakteri


(24)

3. Bersihkan bagian pergelangan tangan, punggung tangan, sela – sela jari dan kuku

4. Basuh tangan sampai bersih dengan air mengalir 5. Keringkan dengan handuk bersih dan alat pengering

6. Gunakan tisu atau handuk sebagai penghalang ketika mematikan kran air. 5. Menggunakan air bersih

Air adalah sangat peting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan. Di dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air, untuk anank – anak sekitar 65%, dan untuk bayi sekitar 80%. Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci ( bermacam – macam cucian ).

Air yang kita pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, membersihkan bahan makanan haruslah bersih agar tidak terkena penyakit atau terhindar dari penyakit. Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa, dicium dan diraba). Meski terlihat bersih, air belum tentu bebas kuman penyakit. Kuman penyakit dalam air mati pada suhu 100 derajat C (saat mendidih).

Syarat – syarat air minum yang sehat agar air inum itu tidak menyebabkan penyakit, maka air itu hendaknya memenuhi persyaratan kesehatan sebagai berikut:


(25)

a. Syarat fisik

Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening ( tidak berwarna ), tidak berasa, suhu di bawah suhu udara di luarnya, cara mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar.

b. Syarat bakteriologis

Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri. Terutama bakteri pathogen. Cara ini untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri pathogen, adalah dengan memeriksa sampel air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E. Coli maka air tersebut sudahmemenuhi kesehatan

c. Syarat kimia

Air minum yang sehat harus mengandung zat – zat tertentu dalam jumlah yang tertentu pula.

6. Menggunakan jamban sehat

Adalah rumah tangga atau keluarga yang menggunakan jamban/ WC dengan tangki septic atau lubang penampung kotoran sebagai pembuangan akhir. Misalnya buang air besar di jamban dan membuang tinja bayi secara benar. Penggunaan jamban akan bermanfaat untuk menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau. Jamban mencegah pecemaran sumber air yang ada disekitarnya. Jamban yang sehat juga memiliki syarat seperti tidak mencemari sumber air, tidak berbau, mudah dibersihkan dan penerangan dan ventilasi yang cukup.


(26)

7. Rumah bebas jentik

Adalah melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk dirumah satu kali seminggu agar tidak terdapat jentik nyamuk pada tempat-tempat penampungan air, vas bunga, pot bunga/ alas pot bunga, wadah penampungan air dispenser, wadah pembuangan air kulkas dan barang-barang bekas/ tempat-tempat yang bisa menampung air. Pemberantasan sarang nyamuk dengan cara 3M (menguras. Menutup dan mengubur plus menghindari gigitan nyamuk) 8. Makan buah dan sayur setiap hari

Pilihan buah dan sayur yang bebas peptisida dan zat berbahaya lainnya. Biasanya cirri-ciri sayur dan buah yang baik ada sedikit lubang bekas dimakan ulat dan tetap segar. Adalah anggota keluarga umur 10 tahun keatas yang mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari.

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari

Adalah anggota rumah tangga umur 10 tahun keatas melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari misalnya jalan, lari, senam dan sebagainya. Aktifitas fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30 menit dalam sehari , sehingga dapat menyehatkan jantung, paru-paru alat tubuh lainnya. Lakukan aktifitas fisik sebelum makan atau 2 jam sesudah makan.

10.Tidak merokok di dalam rumah

Adalah anggota rumah tangga tidak merokok di dalam rumah. Tidak boleh merokok di dalam rumah dimaksudkan agar tidak menjadikan anggota keluarga lainnya sebagai perokok pasif yang berbahaya bagi kesehatan.


(27)

Karena dalam satu batang rokok yang dihisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya seperti nikotin, tar dan carbonmonoksida (CO).

2.1.6 Kriteria Rumah Sehat

Menjaga lingkungan rumah selalu bersih dan sehat berdampak positif bagi kualitas hidup seluruh anggota keluarga. Sebuah perubahan kecil akan membawa dampak besar bagi kesehatan keluarga. Lingkungan sangat erat kaitannya dengan rumah singgahan. Untuk itu perhatikan tentang rumah sehat dan keluarga. Rumah sehat akan berpengaruh besar terhadap kesehatan lingkungan penghuninya. Memiliki rumah sehat tentunya akan memberikan rasa nyaman bagi penghuninya. Salah satu ciri rumah sehat adalah memiliki sistem sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik. Sistem sirkulasi udara dapat diciptakan dengan menggunakan lubang angin atau ventilasi udara.

Ada beberapa hal yang memenuhi syarat untuk rumah sehat, yakni:

1. Jendela berfungsi dengan baik dengan ukuran yang memadai. Jendela ada dua sisi yang berbeda, sehingga bisa menjadi jalannya udara yang baru. Pada setiap rungan sebaiknya dibuatkan jendela kaca yang berhubungan dengan ruang luar. Dalam menentukan letak jendela, harus diperhatikan untuk mengarah ke matahari. Cahaya matahari yang terlalu panas, gunakan kanopi jendela untuk menaungi jendela dari cahaya matahari langsung.

2. Ventilasi udara adalah lubang penghawaan pada ruangan agar sirkulasi udara dalam ruangan menjadi baik. Minimal ventilasi udara berukuran lebih 10 % dari luas lantai.


(28)

3. Pencahayaan ruangan dengan standar mata normal bisa membaca tanpa sinar lampu tambahan

4. Lubang asap dapur lebih besar 10% dari luas tanah lantai.

5. Lingkungan tidak padat penghuni luas lantai rumah per penghuni lebih besar 10 m2

6. Kandang hewan harus terpisah dengan rumah. Misalkan anda mempunyai ternak maka kandangnya harus terpisah dari rumah.

7. Konstruksi rumah, bangunan permanen dengan tembok, bata plesteran, serta papan kedap air

8. Sanitasi yang benar

Sarana sanitasi yang benar yakni :

a. Sarana air milik sendiri, memenuhi syarat kesehatan b. Jamban leher angsa atau septic tank

c. Terdapat sarana pembuangan air limbah yakni dapat diserap dan tidak mencemari sumber air (jarak dengan sumber air lebih dari 10 m ) dialirkan ke selokan tertutup (saluran kota) untuk diolah lebih lanjut.

d. Tempat sampah yang kedap air tertutup

Rumah sehat juga dipengaruhi oleh kebiasaan penghuninya. Kebiasaan yang dilakukan sehari-hari dapat mempengaruhi terjadinya penularan berbagai penyakit. Agar tidak terjadi maka seharusnya perilaku penghuni memperhatikan beberapa hal :

1. Membersihkan tempat jentik berkembang agar rumah bebas jentik nyamuk tidak lebih dari 5 %


(29)

2. Bersihkan dari hal-hal yang mempengaruhi tikus datang ke rumah. Pastikan rumah bebas tikus

3. Membersihkan rumah dan halaman rumah setiap hari

4. Memanfaatkan pekarangan, misalnya dengan menanami bunga, sehingga ada upaya penghijauan

5. Membuang tinja bayi atau balita ke jamban, jangan meremehkan tinja bayi dan dibuang sembarangan karena tinja bayi sama halnya dengan tinja orang dewasa

6. Membung sampah pada tempat sampah, sampah hendaknya dibuang setiap hari pada sampah besar yang akan dibawa oleh petugas sampah (Nur Ilmiah)

2.2. PENGETAHUAN 2.2.1. Pengertian

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitf merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya sikap seseorang.

2.2.2. Tingkatan Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), tingkat pengetahuan antara lain : Tahu (Know) yaitu mengingat suatu materi telah dipelajari sebelumnya, memahami (comprehension) yaitu sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan kembali, Aplikasi (application) yaitu sebagai kemampuan untuk menggunakan materi


(30)

yang telah dipelajari pada situasi, kondisi sebenarnya dapat menggunakan metode, rumus dan prinsip-prinsip, analisa (analysis) yaitu analisa untuk menjabarkan materi atau objek kedalam suatu komponen. Tetapi masih dalam struktur organisasi dan masih berkaitan satu sama lain, Sintesis (Synthesis) yaitu suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, evaluasi (evaluation) yaitu evaluasi kemampuan melakukan penilaian atau justifikasi terhadap suatu materi atau objek.

2.2.3. Cara untuk memperoleh pengetahuan 1). Cara tradisional

a. Cara coba (trial and error)

Cara ini dlakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memencahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil dicoba kemungkinan lain.

b. Cara kebiasaan otoritas

Sumber pengetahuan dapat berupa pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, dan pemegang pemerintah.

c. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan dan cara mengulangi kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang lain yang dapat digunakan cara tersebut.


(31)

Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikir baik melalui jalan induksi maupun jalan deduksi.

e. Cara Modern

Merupakan cara penggambungan antara proses berfikir deduktif-induktif yang dijadikan dasar untuk mengembangkan metode penelitian yang lebih praktis 2.3. Sikap

Sikap adalah merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni: a) Menerima

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

b) Merespon

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

c) Menghargai

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

d) Bertanggung jawab

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.


(32)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konseptual

B. Defenisi Operasional

Variable Defenisi Indikator Alat ukur Hasil ukur Skala ukur Pengetahuan Adalah

segala

sesuatu yang diketahui orangtua mengenai PHBS di Kelurahan Tomuan

1. Persalinan ditolong oleh tenaga

kesehatan 2. Pemberi asi

eksklusif

3. Menimbang balita setiap bulan 4. Menggunakan air

bersih

5. Mencuci tangan 6. Jamban sehat 7. Berantas jentik

dirumah 1x seminggu 8. Makan buah dan

sayuran 9. Melakukan

aktifitas fisik 10.Tidak merokok

Kuisioner a. baik (14-21) b. cukup (7-13) c. kurang (0-6) Ordinal Pengetahuan - Baik - Cukup - Kurang Sikap - Positif - Negative

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS):

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

2. Pemberi asi eksklusif

3. Menimbang balita setiap bulan 4. Menggunakan air bersih 5. Mencuci tangan

6. Jamban sehat

7. Berantas jentik dirumah 1x seminggu

8. Makan buah dan sayuran 9. Melakukan aktifitas fisik 10.Tidak merokok


(33)

Kecamatan Siantar Timur. Sikap Adalah

segala respon dan wujud dari segala sesuatu yang di ketahui orangtua mengenai PHBS di Kelurahan Tomuan Kecamatan Siantar Timur 1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 2. Pemberi asi

eksklusif 3. Menimbang balita setiap bulan 4. Menggunakan air bersih 5. Mencuci tangan 6. Jamban sehat 7. Berantas jentik

dirumah 1x seminggu 8. Makan buah

dan sayuran 9. Melakukan

aktifitas fisik 10.Tidak merokok

Kuisioner a. Positif

( 31-60) b. Negative

(0-30)


(34)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang menggambarkan Pengetahuan dan Sikap Orangtua terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah semua orangtua yang berada di Kelurahan Tomuan Kecamatan Siantar Timur Pematangsiantar. Menurut data dari kelurahan Tomuan terdapat 1260 Kepala keluarga.

4.2.2 Sampel Penelitian

Menurut Arikunto (2006) jika sampel lebih dari 100 orang dapat diambil sampel sebanyak 10-15 % atau 20-25% atau tergantung kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana serta sempit luasnya wilayah pengamatan. Disini peneliti mengambil sampel sebanyak 10% yaitu 126 sampel. Pengambilan sampel dalam penelitan ini dengan cara random sampling yaitu pengambilan sampel diantara populasi sesuai yang dikhendaki peneliti dan sesuai tujuan penelitian. Tekhnik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan

systematic random sampling, yaitu dengan pengundian pada setiap responden. Adapun responden pada penelitian ini adalah ibu rumah tangga Karena ibu rumah tangga lebih dianggap mengetahui keadaan di rumah tangga dari pada anggota keluarga lainnya.


(35)

Waktu penelitian ini direncanakan akan dilakukan pada bulan September s/d Oktober 2012.

4.4 Pertimbangan Etik Penelitian

Prosedur penelitian akan dilakukan setelah mendapt izin penelitian , kemudian dilakukan dengan pengumpulan data , menganalisa data dan menajikan data penelitian yang hanya dilakukan untuk kepentingan penelitian. Jika responden bersedia diteliti maka lebih dahulu menandatangani lembar prsetujuan (informed consent). Jika responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak responden. Untuk menjaga kerahasiaan responden pada lembar pengumpulan data yang akan diajukan pada responden, lembar tersebut hanya diberi inisial nama responden. Kerahasiaan informasi yang diberikan di jamin kerahasiaan oleh peneliti (Nursalam, 2001).

4. 5 Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa kuisioner dengan model pertanyaan closed ended

(pertanyaan tertutup). Kuisioner terdiri dari tiga bagian : pertama kuisioner data demografi responden, kedua kuisioner pengetahuan orangtua terhadap Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan yang ketiga kuisioner sikap orangtua terhadap perilaku Hidup Bersih Dan sehat (PHBS).

4.5.1 Pengetahuan

Kuisioner terdiri dari 20 pernyataan dengan pilihan jawaban benar dan salah. Pernyataan yang benar diberi nilai 1 dan pernyataan yang salah diberi nilai


(36)

0. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 20 dan terendah 0. Berdasarkan rumus statistic menurut sudjana (1992)

P= �� ��

�� �

Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang sebesar 20 (selisih nilai tertinggi dan nilai terendah) dan banyak kelas 3 (pengetahuan baik, cukup, kurang) maka didapatkan panjang kelas sebesar 6,67 (6). Menggunakan p=7 dan nilai terendah 0 sebagai batas bawah kelas interval pertama, data pengetahuan orangtua terhadap PHBS dikategorikan atas interval sebagai berikut:

14-21 = pengetahuan baik 7-13 = pengetahuan cukup 0-6 = pengetahuan kurang

4.5.2 Sikap

Kuisioner terdiri dari 20 pernyataan dengan pilihan jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Masing-masing jawaban dari responden seperti : sangat tidak setuju =0; tidak setuju = 1; setuju = 2; sangat setuju = 3; maka berdasarkan rumus statistik menurut sudjana (1992)

P= �� ��

�� �

Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang sebesar 30 (selisih nilai tertinggi dan nilai terendah) dan banyak kelas 2 (positif dan negatif) maka didapatkan panjang kelas sebesar 30. Menggunakan p=30 dan nilai terendah 0 sebagai batas bawah kelas interval pertama, data sikap orangtua terhadap PHBS dikategorikan atas interval sebagai berikut:


(37)

31-60= sikap positif

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas 4.6.1 Validitas Instrumen

Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variable yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukan sejauh mana data yang di kumpulkan menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Pada penelitian ini , uji validitas instrument ini akan di konsultasikan kepada dosen Keperawatan di Universitas Sumatera Utara yang menyatakan bahwa pernyataan kuisioner oleh peneliti adalah valid dengan adanya beberapa pernyataan yang perlu untuk direvisi.

4.6.2 Reliabilitas Instrumen

Untuk mengetahui kepercayaan (reliabilitas) instrument dilakukan uji reliabilitas sehingga dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar derajat atau kemampuan alat ukur untuk mengukur secara konsisten sasaran yang akan di ukur.

Uji reliabilitas akan dilakukan terhadap 30 orangtua di kelurahan Tomuan. Hasil yang didapat dianalisa melalui program statistic dengian menggunakan

Cronbach Alpha pada setiap kuisioner pengetahuan dan sikap orangtua tentang PHBS. Hasil reliabilitas terhadap 30 orang responden dikatakan reliabilitas yang nilai r hasil yang didapat 0,750 untuk nilai reliabilitas pengetahuan dan 0,896 untuk hasil sikap, dimana untuk nilai standard reliabititas 0,632 (Setiadi, 2007). 4.7 Pengumpulan Data


(38)

Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuisioner kepada responden. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Mengajukan permohonan ijin pelaksanaan penelitian pada pendidikan

(Program studi Ilmu Keperawatan )

2. Mengirim surat ijin penelitian dari fakultas ke tempat penelitian (Kelurahan Tomuan kecamatan Siantar Timur)

3. Setelah mendapat persetujuan dari Kepala Lurah Tomuan peneliti menjelaskan tentang prosedur , manfaat penelitian dan cara pengisian kepada responden dimana kuisioner ini dilakukan selama 1 bulan dengan 4 responden perharinya kemudian peneliti akan langsung memeriksa kelengkapan data yang diisi oleh responden saat itu juga.

4.8 Analisa Data

Pada penelitian ini menggunakan analisa Univariat . Setelah data terkumpul, maka data di analisa melalui beberapa tahap , pertama adalah melalui tahap

editing yaitu mengecek kelengkapan identitas dan data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk, koding yaitu dengan pemberian kode atau angka tertentu pada quisioner waktu mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa. Analisa data dilakukan melalui pengolahan data secara komputerisasi dengan menggunakan komputer untuk mengetahui pengetahuan dan sikap orangtua tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


(39)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan setelah dilakukan analisa data pengetahuan dan sikap orangtua tentang PHBS di rumah tangga Kelurahan Tomuan Kecamatan Siantar Timur tahun 2012

5.1 Hasil Penelitian

Dalam paragraf ini di deskripsikan tentang karakteristik responden dan gambaran pengetahuan dan sikap orangtua tentang PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di Kelurahan Tomuan Kecamatan Siantar Timur.

5.1.1 Deskripsikan Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada penelitian ini mencakup umur, pendidikan dan pekerjaan. Pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa responden rata-rata pada usia 38-50 sebanyak 82,5%, memiliki pendidikan mayoritas 81,7% SMA. Untuk lebih jelasnya dapat dilihata pada tabel 5.1.

Tabel 5.1 Distribusi frekwensi karakteristik responden (N=126)

Karakteristik Frekuensi Persentase

Umur

- 25-37 tahun - 38-50 tahun - 51-60 tahun Pendidikan

- SD - SMP - SMA

- Perguruan Tinggi

6 104 16 3 6 103 14 4,8 82,5 12,7 2,4 4,8 81,7 11,1

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan orangtua tentang PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) (N=126)


(40)

Pengetahuan Frekuensi Persentase Kurang Cukup Baik 0 6 120 0 4,8 95,2

Berdasarkan tabel 5.2 diuraikan distribusi frekuensi dan persentasi pernyataan pengetahuan orangtua tentang PHBS di rumah tangga Kelurahan Tomuan Kecamatan Siantar Timur tahun 2012 bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik (95,2%) sebanyak 120 orang.

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentase sikap orangtua tentang PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) (N=126)

Sikap Frekuensi Persentase

Negative Positif 31 95 24,6 75,4

Berdasarkan tabel 5.3 diuraikan distribusi frekuensi dan persentasi pernyataan sikap orangtua tentang PHBS di rumah tangga Kelurahan Tomuan Kecamatan Siantar Timur tahun 2012 bahwa mayoritas responden memiliki sikap yang positif (75,4%) sebanyak 95 orang.

5.2 Pembahasan 1. Pendidikan

Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin tinggi juga tingkat pengetahuannya (Notoatmodjo, 2002). Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi akan dapat menerima informasi dan memahami dengan baik dibandingkan dengan seseorang yang memiliki pendidikan yang lebih


(41)

rendah. Seperti pada hasil penelitian terdapat pendidikan SD (2,4%) sebanyak 3 orang, SMP (4,8%) sebanyak 6 orang dan SMA (81,7%) sebanyak 103 dan Perguruan Tinggi (11,1%) sebanyak 14 orang, maka pada penelitian ini mayoritas terdapat 103 orang yang berpendidikan SMA dan dengan mayoritasnya berpendidikan SMA maka di dapatkan sudah dapat menerima informasi dan memahami mengenai PHBS sudah lebih baik dari yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah.

2. Pengetahuan Responden

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, penginderaan, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitf merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya seseorang (Notoadmodjo, 2003)

Berdasarkan hasil penelitian bahwa pengetahuan orangtua tentang PHBS rumah tangga di Kelurahan Tomuan Kecamatan Siantar Timur secara keseluruhan adalah baik (95,2%). Peneliti berasumsi bahwa orangtua memiliki pengetahuan yang baik dimana mereka mampu menjawab 10 indikator tentang PHBS rumah tangga dari pernyataan pada kuisioner karena didukung pendidikan yang tinggi juga. Hal ini sesuai dengan pernyataan sunaryo (2004) bahwa tahu (know), artinya dapat mengingat kembali suatu materi yang telah dipelajarinya sebelumnya, yang termasuk ke dalam tingkat pengetahuan ini adalah mengingat kembali terhadap hal-hal yang dipelajarinya atau rangsangan yang telah diterima, kata kerja untuk


(42)

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya.

Walaupun secara keseluruhan pengetahuan orangtua berada dalam kategori yang baik namun bila dilihat dari pengetahuan orangtua secara rinci untuk setiap pernyataan ada beberapa pernyataan yang sifatnya mendasar yang seharusnya dimiliki oleh orangtua dalam indikator PHBS masih banyak yang menjawab salah antara lain pernyataan yang dengan indikator 2,3 dan 4.

Pernyataan dengan indicator yang ke 2 dinyatakan mengenai memberi asi eksklusif 0-6 bulan. Pada usia 0-6 bulan hanya diberi ASI sampai usia 6 bulan, tidak diberi makanan tambahan dan minuman lain kecuali pemberian air putih untuk minum obat saat bayi sakit (Dinkes, 2006). Peneliti berasumsi bahwa mengenai pemberian asi eksklusif pada usia 0-6 bulan seharusnya sudah diketahui oleh orangtua karena pada keluarga kesehatan anggota keluarga merupakan salah satu tugas keluarga dimana yang bertangguang jawab adalah orangtua. Dimana pemberian asi ekslusif memiliki banyak manfaat terutama asi itu sendiri banyak mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan dan juga zat kekebalan yang dapat melindungi bayi dari alergi. Dilihat dari pernyataan responden yang didapatkan disamping dari pernyataan kuisioner tersebut didapatkan pernyataan bahwa banyak orangtua yang mempercayai bahwa sudah banyak sekarang susu formula yang mempunyai nilai nutrisinya yang baik dan menganggap bahwa asi yang dimilikinya tidak cukup untuk diberikan kepada anaknya, seperti yang diteliti oleh Kun Sri Budiasih (2006) mengenai ibu menyusui yang mengatakan


(43)

beberapa alasan ibu tidak memberikan asi ekslusif yaitu ibu yang khawatir mengenai asinya tidak mencukupi dan tidak membuat bayi kenyang, tidak ingin susah ketika ingin menyapih anaknya.

Untuk indicator pernyataan nomor 3 dikatakan mengenai menimbang bayi dan balita setiap bulan. Penimbangan bayi setiap bulan dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan balita setiap bulan dan mengetahui apakah balita berada pada kondisi gizi kurang atau gizi buruk sampai pada usia 5 tahun (Dinkes,2006). Peneliti berasumsi bahwa masih adanya orangtua yang belum memahami mengenai penimbangan bayi dan balitanya sampai usia 5 tahun karena orangtua hanya mengetahui bahwa membawa anaknya menimbang sampai batas usia 1 tahun yakni batas akhir pemberian imunisasi pada anak dan untuk selanjutnya pada usia 2-5 tahun orangtua akan jarang membawa anaknya kecuali ketika anaknya dalam keadaan sakit.

Selanjutnya untuk indicator pernyataan nomor 4 dikatakan mengenai Menggunakan air bersih. Air yang digunakan untuk dipergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci pakaian, membersihkan bahan makanan haruslah bersih agar tidak terkena penyakit (Notoatmodjo, 2002). Sedangkan pada penelitian ini, peneliti berasasumsi bahwa pengetahuan yang dimiliki oleh orangtua mengenai penggunaan air bersih ini dipengaruhi oleh kebiasaan atau pengalaman yang dimiliki oleh orangtua yang memrupakan factor yang mempengaruhi pengetahuan melalui pendidikan informal (Notoatmodjo, 2002).


(44)

Pengetahuan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat haruslah dimiliki oleh setiap orangtua karena PHBS dapat memberikan dampak yang bermakna terhadap kesehatan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam peningkatan derajat kesehatan, status pola gizi dan pemanfaatan sarana kesehatan lingkungan agar tercapai derajat kesehatan yang optimal. Masalah kesehatan merupakan salah satu akibat rendahnya pengetahuan dan juga masih terikat eratnya masyarakat dengan adat istiadat kebiasaan, kepercayaan dan lain sebagainya yang tidak sejalan dengan konsep kesehatan (Azwar,1981).

Pengetahuan yang baik tentang PHBS pada orang tua di kelurahan Tomuan Kecamatan Siantar Timur dikarenakan juga dengan pendidikan orangtua yang sudah tinggi yang dapat dikatakan dapat memahami dan menerima informasi lebih baik dari yang pendidikanny rendah sejalan juga dengan penelitian Marni (2005) mengenai pengetahuan dan sikap orangtua tentang pemberian antibiotic dimana dengan adanya pendidikan yang tinggi mayoritas SMA memiliki pengetahuan yang baik.

C. Sikap

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa sikap orangtua tentang PHBS di rumah tangga Kelurahan Tomuan Kecamatan Siantar Timur secara keseluruhan maka didapatkan hasil yang mayoritas orangtua memiliki sifat yang Positif (75,4%). Sikap positif ini perlu dikembangkan karena sikap positif ini akan berpengaruh terhadap perubahan sikap yang lebih baik melalui pengamatan dan penilaian tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, sehingga sikap positif yang diterapkan akan memberikan manfaat bagi semuannya.


(45)

Dilihat secara rinci dari hasil penelitian ini masih ada sikap orangtua yang tidak setuju atau bahkan sangat tidak setuju melalui pernyataan beberapa indicator yaitu pernyataan yang berkaitan dengan indicator PHBS memberikan asi eksklusif, menimbang balita setiap bulan dan tidak merokok dimana pernyataan responden tersebut merupakan pernyataan yang nilainya negatif. Peneliti berasumsi bahwa pernyataan mengenai beberapa indicator diatas sangat berpengaruh bagi derajat kesehatan terutama kesehatan anggota keluarga,

terutama pada indicator PHBS mengenai “tidak merokok”. Keadaan dengan

kebiasaan merokok merupakan tantangan berat bagi upaya peningkatan derajat kesehatan berdasarkan WHO.

Berdasarkan uraian di atas, jelas terlihat bahwa sikap orangtua tentang PHBS telah positif, dan sikap ini mengacu kepada pendapat Azwar (205) sikap tidak terlepas dari sosialisasi keluarga, pendidikan sekolah atau di luar sekolah serta pengetahuan di dalam masyarakat. Peranan pendidikan tidak dapat diabaikan, sebab pendidikan dilakukan hampir seumur hidup, baik melalui pendidikan formal maupun informal. Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selau terwujud dalam suatu tindakan nyata. Hal ini disebabkan antara lain : sikap akan terwujud di dalam suatu tindakan yang mengacu kepada pengalaman orang lain atau berdasarkan pada banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang, dan nilai yang berlaku di dalam masyarakat yang menjadi pegangan setiap orang (Notoatmodjo, 2003)


(46)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Sebagai kesimpulan dan saran pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 6.1. Kesimpulan

Hampir 100% orangtua telah memiliki pengetahuan yang baik (95,2%) tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) rumah tangga di Kelurahan Tomuan Kecamatan Siantar Timur tahun 2012. Mayoritas orangtua di Kelurahan Tomuan Kecamatan Siantara Timur telah memiliki sikapa yang positif (75,4%) dalam Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) .

Pada penelitian ini juga disimpulkan bahwa dari pengetahuan orangtua yang hamper 100% baik dan sikap yang mayoritas positif , masih didapatkan 3 indikator yang pengetahuan dan sikap orangtua dapat dikatakan negative karena berdasarkan frekuensi pernyataan yang dijawab lebih dari 50% orangtua menjawab salah, yakni indicator pemberian asi eksklusif, menimbang balita dari usia 0-59 bulan dan menggunakan air bersih.

6.2. Saran

6.2.1. Pendidikan Keperawatan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada orangtua di Kelurahan Tomuan Kecamatan Siantar Timur yang telah memiliki pengetahuan yang baik dan sikap yang positif dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat namun hal ini belum menjamin orangtua akan bertindak sesuai dengan yang diharapkan. Maka dari hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan informasi bagi pendidikan keperawatan khususnya pembelajaran keperawatan komunitas di masyarakat agar dapat memberikan informasi tentang PHBS secara lengkap dan dapat


(47)

mengaplikasikannya nanti apabila nanti berada di masyarakat terutama pada setiap rumah tangga khususnya pada indicator PHBS yaitu menimbang balita, pemberian asi eksklusif dan penggunaan air bersih.

6.2.2. Penelitian Selanjutnya

Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa pengetahuan dan sikap orangtua tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah baik dan positif. Namun dari penelitian ini belum diketahui tentang tindakan orangtua tentang Perilaku Hidup Bersih dan sehat karena pada survey awal ditemukan orangtua yang menggunakan air sungai dalam kehidupan sehari-hari maka diharapkan pada peneliti selanjutnya untuk meneliti tentang perilaku tentang PHBS di Kelurahan Tomuan Kecamatan Siantar Timur dan mengenai karakteristik responden tentang PHBS yang mendukung pengetahuan dan sikap.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT.Rineka cipta Azwar, F. 2005. Sikap Manusia dan Pengaturanny aedisi ke 2. Yogyakarta:

Pustaka Keluarga

Budiasih, K. 2008. Ibu menyusui. Bandung : PT. karya kita

Depkes RI. 2006. Pedoman Pelatihan Pembinaan PHBS di Rumah Tangga. Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI. Jakarta.

________. 2008. Pedoman Pengelolaan Promosi Kesehatan : Dalam Pencapaian PHBS. Jakarta.

________. 1999. Tim PKK. 2008. Pedoman Pelatihan Pembinaan PHBS DI Rumah Tangga. EMS. Jakarta.

_________. 2009. Panduan Manajemen PHBS Menuju Kabupaten/Kota Sehat,

(online) http://www.depkes. go. id. diakses tanggal 17 Juli 2009 .

Dinkes. 2006. Profil Kesehatan Sumatera Utara. http://www.depkes. go. id. diakses tanggal 15 Mei 2008.

_________. 2010. Kriteria Rumah Sehat, (online) http://www.depkes. go. id. diakses tanggal 20 Mei 2010.

Dinkes Kota Pematangsiantar, 2010. Profil Dinas Kesehatan Pematangsiantar

Dinkes Lampung. 2003. Pengembangan PHBS di 5 tatanan. Lampung. http://dinkes-lampung.go.id/blogspot.com.diakses tanggal 29 mei 2009

Dinkes Makassar. 2006. Program pengembanagn kabupaten/ kota percontohan program perilaku hidup bersih dan sehat (phbs). Makasaar.http://dinkes-sulsel.go.id.diakses tanggal 2 februari 2011

Friedman, 1998.Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3, Jakarta :EGC Kamisah. 2009. PHBS Tatanan Rumah Tangga.

html/2009/06/phbs-tatanan-rumah-tangga. Misae.blogspot.com

Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Notoatmodjo. 2010. Promosi Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.


(49)

. 2007.Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Rineka Cipta. Jakarta

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika. Surabaya.

Proverawati, A. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Yogyakarta : Nuha Medika

Setiawati. 2008. Pendidikan Kesehatan. Trans Info Media. Jakarta. Sudjana. 2005. Metode Statistika Edisi 6. Bandung : Tarsito


(50)

Lampiran 1

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Nama saya adalah Elly Tetty Purba / 111121115, mahasisiwi di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Medan. Saat ini saya sedang

melakukan penelitian tentang “Pengetahuan dan Sikap orangtua terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di kelurahan Tomuan Kecamatan Siantar Timur”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut, saya mengharapkan kesediaan orangtua untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dimana penelitian ini tidak akan memberi dampak yang membahayakan. Jika Ibu bersedia, saya mohon kesediaan Ibu untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan Ibu.

Partisipasi Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga Ibu bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Semua informasi yang Ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan dalam penelitian ini.

Terima kasih atas partisipasi anda dalam penelitian ini.

Medan, Juni 2012

Peneliti Responden


(51)

(52)

Lampiran 3

Kuisioner Penelitian

Pengetahuan dan Sikap Orangtua Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Kelurahan Tomuan Kecamatan Siantar Timur Pematang Siantar

Tahun 2012 A. Data Demografi

1. Nama (inisial) : 2. Umur : 3. Pendidikan :

B. PENGETAHUAN TENTANG PHBS

Berikut dibawah ini terdapat pernyataan pengetahuan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dimana pada pernyataan sudah mencakup 10 indikator PHBS. Anda dapat memilih satu diantara dua jawaban yang tersedia sesuai dengan yang anda ketahui.

Keterangan : B = Benar S = Salah

Pernyataan B S

1. Petugas yang harus melakukan tindakan penolong persalinan adalah Petugas kesehatan (dokter, bidan dan perawat)

2. Proses persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan

menggunakan peralatan yang bersih sehingga mampu mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.

3. Usia pemberian asi eksklusif dimulai sejak usia 0-6 bulan karena Asi banyak mengandung nutrisi cukup yang dibutuhkan oleh tubuh dan mengandung zat kekebalan

4. Susu formula tidak diberikan pada anak yang berusia di bawah 6 bulan

5. Kegunaan menimbang balita setiap bulan untuk memantau pertumbuhan balita setiap bulan

6. Penimbangan balita di lakukan setiap bulan dari umur 1 tahun sampai 5 tahun


(53)

tidak keruh, tidak berasa dan tidak berbau

8. Air bersih bermanfaat bagi tubuh supaya terhindar dari gangguan penyakit diare, kolera, disentri,dll.

9. Kegunaan mencuci tangan sesudah dan sebelum melakukan pekerjaan yaitu untuk mencegah tangan dari mikroorganisme dan kuman yang dapat menyebabkan penyakit.

10.Cuci tangan pakai sabun merupakan cara yg sehat karena sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman

11.Syarat jamban yang sehat yang akan digunkan di rumah tidak mencemari sumber air minum (10 meter), penerangan yang baik dan mudah dibersihkan

12.Perilaku anak BAB tidak di jamban atau di sembarang tempat dapat menyebabkan pencemaran tanah dan lingkungan

13.Kegunaan pemeriksaan rumah dari jentik yaitu dapat melihat tempat-tempat pembiakan nyamuk

14.Rumah bebas jentik sangat bermanfaat karena populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit dengan

perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi

15.Syarat sayur dan buah yang baik untuk dikonsumsi yaitu sayur dengan adanya sedikit lubang bekas dimakan ulat dan tetap segar

16.Pada sayuran dan buah banyak mengandung fitokimia yang zat aktif yang dapat membantu melindungi tubuh dari serangan berbagai macam penyakit

17.Melakukan aktifitas fisik yang benar dilakukan selama 30 menit secara bertahap dimana aktifitas fisik sebelum makan dan 2 jam sesudah makan

18.Aktifitas fisik penting bagi tubuh untuk pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari

19.Yang dapat menderita karena adanya yang merokok yakni perokok itu sendiri dan yang menghirup asap rokoknya( sekitarnya)

20.Dalam satu batang rokok yang dihisap akan mengeluarkan 4.000 bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh manusia.

C. Kuisioner Sikap tentang PHBS

Berikut ini adalah beberapa pernyataan mengenai pengetahuan tentang PHBS. Anda dapat memilih satu diantara empat jawaban yang tersedia sesuai dengan yang anda yakini.

Pernyataan STS TS S SS

1. Melakukan persalinan pada petugas kesehatan (dokter/bidan/perawat)


(54)

2. Bila ada salah satu tanda persalinan tersebut yang harus dilakukan adalah segera menghubungi tenaga kesehatan

3. Hanya memberikan asi pada usia 0-6 bulan 4. Akan menggunakan PASI saat usia anak sudah lebih dari 6 bulan.

5. Menimbang balita sekali dalam sebulan 6. Melakukan penimbangan balita dari 1 tahun sampai 5 tahun

7. Mempergunakan air bersih untuk diminum yang selalu dimasak hingga mendidih.

8. Mengkonsumsi air bersih yang memiliki ciri tidak bewarna, tidak berasa dan tidak berbau untuk kebutuhan hidup sehari-hari

9. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan

10. Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan

11. Jamban yg digunakan tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau, mudah dibersihkan, ventilasi yang cukup

12. Selalu menggunakan jamban saat membuang BAB

13. Melakukan pemberantasan jentik yang dilakukan sekali dalam seminggu

14. Sayur harus dimakan 2 porsi sehari dan buah-buahan 2-3 kali sehari

15. Mengkonsumsi sayur dan buah lebih baik dengan mengkonsumsi dengan mentah atau kukus 16. Melakukan aktifitas fisik minimal 30 menit dalam sehari

17. Aktifitas fisik dapat meningkatkan fungsi kerja jantung, paru dan pembuluh darah

18. Setiap keluarga menggunakan cara 3M untuk pemberantasan sarang nyamuk

19. Merokok bukan hanya merusak diri sendiri tetapi juga orang lain yang menghirup asap rokok tersebut dan lingkungan sekitar


(55)

Reliability Pengetahuan

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.750 21

Reliability Sikap

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items


(56)

RIWAYAT HIDUP PENULIS Data Pribadi

Nama : Elly Tetty Purba

Tempat /Tanggal lahir : P.Siantar, 04 April 1990 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Narumonda Bawah, Pematangsiantar Riwayat Pendidikan

Tahun 1996-2002 : SD Budi Mulia Pematangsiantar Tahun 2002-2005 : SMP N03 Pematangsiantar Tahun 2005-2008 : SMA N03 Pematangsiantar

Tahun 2008-2011 : Kemenkes Poltekkes Jurusan Keperawatan Medan


(57)

(58)

(59)

(60)

(61)

(62)

(63)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Mahasiswi Akademi Kesehatan Pemerintah Kabupaten Langkat Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tahun 2015

3 119 115

Perbandingan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Murid tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah Dasar yang Memiliki dan yang Tidak Memiliki Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Kecamatan Medan Baru Tahun 2013

10 151 130

Pengetahuan Dan Sikap Orangtua Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Keluarga di Dusun III Desa Pantai Gemi Kec. Stabat Kab. Langkat Tahun 2012

1 37 111

Pengaruh Pengetahuan dan Sarana Sanitasi Lingkungan Terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga Di Kecamatan Teupah Barat Kabupaten Simeuleu

2 47 144

Hubungan Pengetahuan dan Sikap siswa Sekolah Dasar (SD) tentang Sanitasi Dasar dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas Kota Medan Tahun 2011

13 117 114

Hubungan Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga Dengan Perilaku Hidup Bersih Sehat Pada Keluarga Di Desa Simalingkar Kecamatan Pancurbatu

3 49 85

Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Anak-anak Di Yayasan Panti Asuhan Rapha-El Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2009

4 47 107

Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang

5 109 108

Hubungan Pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang

7 84 63

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KLASIFIKASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TATANAN RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SANGKRAH SURAKARTA.

0 0 13