Estimasi Jarak Genetik dan Faktor Peubah Pembeda Antara Kambing Kacang, Muara dan Samosir Melalui Analisis Kraniometri Chapter III V
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan ialah :
1.
Kambing Kacang di desa Paya Bakung, desa Hamparan Perak dan desa
Klambir Lima Kampung, kecamatan Hamparan Perak, kabupaten Deli
Serdang.
2.
Kambing Muara di desa Batu Binumbun, desa Aritonang dan desa Huta
Ginjang, kecamatan Muara, kabupaten Tapanuli Utara.
3.
Kambing Samosir di desa Parbaba Dolok, desa Siopat Sosor dan desa
Sinabulan di kecamatan Pangururan dan desa Ronggur Nihuta, desa Sitonggitonggi di kecamtan Ronggur Nihuta, kabupaten Samosir.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016.
Bahan dan Alat
Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kambing
Kacang 100 ekor dengan jumlah jantan 34 dan betina 66 ekor, kambing Muara
100 ekor jumlah jantan 39 dan betina 61 ekor dan kambing Samosir 100 ekor
dengan jumlah jantan 37 dan betina 63 kor yang sudah dewasa kelamin dan
dewasa tubuh. Penentuan sampel dilakukan secara sensus dan pemilihan sampel
dilakukan secara acak.
Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah pita ukur atau penggaris
dalam satuan (cm) dan jangka sorong dalam satuan (mm) sebagai alat pengukur
bagian kepala dari kambing, buku data sebagai wadah penulisan hasil
Universitas Sumatera Utara
pengukuran, alat tulis untuk menuliskan hasil pengukuran dan kamera
untuk mendokumentasikan proses pengukuran, perangkat lunak SAS (Statistical
Analysis System), SPSS (Statistict Product and Service Solution) dan MEGA
digunakan untuk menganalisis data.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah sensus. Teknik pengambilan
sampel dilakukan secara acak dengan cara mengambil subyek kambing Kacang,
Muara dan Samosir dengan batasan umur setelah dewasa tubuh dan dewasa
kelamin. Parameter yang diukur berupa panjang tengkorak, lebar tengkorak,
panjang tanduk, lingkar pangkal tanduk dan jarak antar tanduk menggunakan pita
ukur satuan (cm) dan jangka sorong satuan (mm). Penetapan lokasi penelitian
dilakukan
secara terpilih yaitu di kecamatan Hamparan Perak, kecamatan
Muara dan kabupaten Samosir.
Parameter Penelitian
Parameter dalam penelitian ini adalah:
1. Panjang Tengkorak (PTe)
Panjang tengkorak diukur dari pangkal mulut bagian atas sampai pada
bagian ujung tengkorak bagian atas (X1).
2. Lebar Tengkorak (LTe)
Lebar tengkorak diukur dari tulang pipi kiri ke tulang pipi kanan (X2).
3. Panjang Tanduk (PT)
Panjang tanduk kambing diukur dari pangkal sampai ujung tanduk (X3).
4. Lingkar Pangkal Tanduk (LPT)
Universitas Sumatera Utara
Lingkar pangkal tanduk kambing diukur dengan melingkari meteran pada
pangkal tanduk (X4).
5. Jarak Antar Tanduk (JAT)
Jarak antar tanduk kambing diukur horizontal dari pangkal tanduk kanan
ke pangkal tanduk kiri (X5).
PT
LPT
JAT
LTe
PTe
Gambar 4. Parameter yang diukur
Pengukuran dilakukan menggunakan pita ukur dengan satuan (cm) dan
dengan jangka sorong satuan (mm).
Analisa Data
Adapun metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut.
Sifat Kuantitatif
Analisis statistik deskriptif ditunjukkan untuk memperoleh karakterisasi
ukuran-ukuran tubuh pada kambing. Analisis ini dilakukan dengan menghitung
nilai rataan (X), simpangan baku (s) dan koefisien keragaman (KK) dengan
prosedur statistik sebagai berikut menurut Sibagariang (2015).
Universitas Sumatera Utara
=
S=
kk= (100 %)
n
Keterangan
X
S
X
n
KK
: Rata-rata
: Simpangan baku
: Ukuran ke-i dari peubah X
: Jumlah sampel yang diambil dari populasi
: Koefisien keragaman
Jarak Genetik
Jarak genetik Mahalanobis sebagai ukuran jarak kuadrat genetik minimum
yang digunakan sesuai petunjuk Nei (1987) adalah sebagai berikut :
D2( i, j ) = (
i
-
j)
C-1(
i
-
j)
Keterangan :
D2( i, j )
= Nilai statistik Mahanolobis sebagai ukuran jarak kuadrat genetik
antar kelompok kambing ke-i dan kelompok kambing ke-j .
C-1
i
= Kebalikan matrik gabungan ragam peragam antar peubah
= Vektor nilai rataan pengamatan dari kelompok kambing ke-i pada
masing-masing peubah kuantitatif, dan
= Vektor nilai rataan pengamatan dari kelompok kambing ke-j pada
masing-masing peubah kuantitatif.
Analisi Kanonikal
Analisis korelasi kanonik adalah salah satu teknik analisis statistik, yang
digunakan untuk melihat hubungan antara segugus variabel dependen (Y1, Y2, …,
Yp) dengan segugus variabel independen (X1, X2, …, Xq). Analisis ini dapat
Universitas Sumatera Utara
mengukur tingkat keeratan hubungan antara segugus variabel dependen dengan
segugus variabel independen.
Analisis kanonikal dilakukan untuk menentukan peta penyebaran dan
nilai kesamaan dan campuran didalam dan diantara kelompok ternak
(Herrera et al., 1996).
Analisis Diskriminan Kanonik digunakan untuk menentukan beberapa
vaiabel yang bagus untuk digunakan sebagai variable pembeda/variable penciri
atau variabel diskriminator dalam penyebaran bangsa ternak tersebut berdasarkan
nilai struktur kanonik atau korelasi kanonikal. Analisis ini juga dipergunakan
untuk memperkirakan jarak genetik antar bangsa ternak melalui statistik jarak
mahalanobis dan menggambarkan hubungan diantara bangsa ternak pada dua
dimensi berdasarkan rasio komulatif kontribusi dari variat kanonik.
Analisis Diskriminan
Bila hasil pengujian terhadap kedua nilai rata-rata dari sifat yang
digunakan berbeda maka fungsi diskriminan Fisher yang digunakan untuk
mengkaji perbedaan sifat-sifat yang ditemukan diantara kelompok kambing.
Fungsi diskriminan Fisher menurut Gazpers (1992) dirumuskan sebagai berikut:
Y = a′ X = (X1 – X2)′SG-1 X
Keterangan:
a
= vektor koefisien pembobot fungsi diskriminan
X
= vektor variabel acak yang diidentifikasi dalam model fungsi diskriminan
X1
= vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok pertama
X2
= vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok kedua
Universitas Sumatera Utara
SG-1 = invers matriks peragam gabungan (invers dari matriks SG)
Analisis Komponen Utama
Persamaan ukuran dan bentuk diturunkan dari matriks kovarian. Analisis
Komponen Utama (AKU) yang digunakan berdasarkan Gazpers (1992). Model
persamaan ukuran adalah sebagai berikut:
Y1 = a11X1 + a21X2 + a31X3 +……+ a101X 10
Keterangan:
-
Y1
: komponen utama pertama (ukuran)
-
a 11 – a101 : vektor eigen untuk persamaan ukuran
Pohon Filogenik
Metode yang umum digunakan untuk merancang pohon filogenetik adalah
dengan menggunakan matriks jarak genetik dan maksimum parsimony methods.
Kontruksi pohon filogenetik dengan metode matriks jarak genetik dapat dilakukan
dengan lebih sebab jarak genetik dapat diperoleh dengan melakukan pengamatan
dan beberapa parameter. Metode maximum parsimony pada umumnya lebih
terbatas penggunaanya dalam kontruksi pohon filogenetik sebab menggunakan
data sekuen asam amino atau nukleotida (Nei, 1987).
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perbandingan Kraniometrik Kambing
Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman ukuran kraniometri
kambing Kacang, Muara dan Samosir disajikan pada Tabel 1, 2 dan 3.
Tabel 1. Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman peubah antar kambing
Kacang (dewasa tubuh).
Jantan
Betina
Peubah
Ratan±SD
KK (%) N
Ratan±SD
KK (%) N
LTe
15.58± 0.66
0.44
34
13.86± 0.68
0.47
66
PTe
12.41±0.05
1.11
34
10.61±0.92
0.84
66
PT
13.77±2.82
7.98
34
9.30±3.16
9.98
66
LPT
13.09±1.41
2.00
34
9.46±1.58
2.52
66
JAT
2.52±0.59
0.35
34
2.73±0.58
0.34
66
Ket.
LTe : Lebar Tengkorak
PTe : Panjang Tengkorak
PT : Panjang Tanduk
LPT : Lingkar Pangkal Tanduk
JAT : Jarak Antar Tanduk
Dari hasil ukuran kraniometri kambing Kacang pada Table 1 dapat dilihat
rataan dan koefisien keragaman antar kambing jantan dan betina. Rataan kambing
Kacang yang tertinggi terdapat pada kambing Kacang jantan dengan rataan
(15.58± 0.66) dari peubah lebar tengkorak dan yang terendah juga terdapat pada
kambing kacang jantan dengan rataan (2.52±0.59).
Nilai koefisien keragaman ternak kambing Kacang tertinggi dan terendah
terdapat pada kambing betina dengan KK (9.98) dan (0.34). Saparto (2004)
menyatakan perbedaan komposisi tubuh diantara bangsa ternak terutama
Universitas Sumatera Utara
disebabkan oleh perbedaan ukuran tubuh dewasa. Faktor lingkungan dan genetik
mempunyai hubungan yang erat untuk mengekspresikan kapasitas genetik
individu dan diperlukan kondisi lingkungan yang ideal.
Tabel 2. Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman peubah antar kambing
Muara (dewasa tubuh).
Jantan
Betina
Peubah
Ratan±SD
KK (%) N
Ratan±SD
KK (%)
LTe
17.56±1.24
1.54
PTe
11.43±2.06
PT
N
39
14.98± 1.27
1.62
4.27
39
10.15±0.74
0.55
61
9.72±2.04
4.20
39
7.56±2.62
6.88
61
LPT
9.16±1.49
2.22
39
7.31± 1.65
2.75
JAT
3.70±0.29
0.08
39
3.31±0.50
0.25
61
61
61
Ket.
LTe : Lebar Tengkorak
PTe : Panjang Tengkorak
PT : Panjang Tanduk
LPT : Lingkar Pangkal Tanduk
JAT : Jarak Antar Tanduk
Nilai rataan dari ukuran kraniometri kambing Muara yang terdapat pada
Tabel 2 dapat terlihat untuk rataan yang tertinggi terdapat pada kambing Muara
jantan yaitu (17.56±1.24) dari peubah lebar tengkorak dan untuk yang terendah
terdapat pada kambing Muara betina dengan nilai rataan (3.31±0.50) dari peubah
jarak antar tanduk.
Koefisien keragaman tertinggi pada kambing Muara terdapat pada
kambing Muara betina dengan KK (6.88) dari peubah panjang tanduk dan yang
terendah terdapat pada kambing jantan yaitu (0.08) dari peubah jarak antar tanduk.
Universitas Sumatera Utara
Ukuran tubuh yang seragam menyatakan tingginya kesamaan kraniometri
suatu bangsa atau kelompok tersebut dan rendahnya variasi ukuran-ukuran
suatu bangsa atau kelompok tertentu menyatakan adanya ketidakseragaman
(Banjarnahor, 2014).
Tabel 3. Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman peubah antar kambing
Samosir (dewasa tubuh).
Jantan
Betina
Peubah
Ratan±SD
KK (%) N
Ratan±SD
LTe
14.12±0.73
0.54
37
13.10±0.69
0.48
63
PTe
11.56±1.11
1.24
37
10.10±0.62
0.39
63
PT
9.85± 0.47
2.18
37
7.06±2.97
8.84
63
LPT
10.62±1.33
1.77
37
8.83±1.96
3.87
63
JAT
3.20±0.52
0.27
37
3.15± 0.54
KK (%)
0.29
N
63
Ket.
LTe : Lebar Tengkorak
PTe : Panjang Tengkorak
PT : Panjang Tanduk
LPT : Lingkar Pangkal Tanduk
JAT : Jarak Antar Tanduk
Pada Tabel 3, rataan tertinggi kambing Samosir terdapat pada kambing
jantan yaitu (14.12±0.73) dari lebar tengkorak dan yang terendah pada kambing
betina (3.15± 0.54) dari peubah jarak antar tanduk. Nilai koefisien keragaman
tertingi ukuran kraniometri kambing Samosir diatas terdapat pada kambing
Samosir betina yaitu (8.84) dari peubah panjang tanduk dan terendah terdapat
pada kambing jantan dari peubah jarak antar tanduk yaitu (0.27).
Tinggi rendahnya persentase keseragaman dari tiap bangsa kambing
timbul diduga akibat manajemen, pakan, kesehatan dan kemurnian genetik bangsa
Universitas Sumatera Utara
tersebut, keragaman timbul akibat interaksi faktor lingkungan dan faktor genetik
Noor (1995).
Tabel 4. Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman peubah antar bangsa
kambing (dewasa tubuh).
Jenis Kambing
Peubah yang
Kacang
Muara
Samosir
Panjang Tengkorak
14.45±1.06
15.80±1.58
13.40±0.78
Ratan±SD, KK (%)
1.12
2.50
0.61
Lebar Tengkorak
11.22±1.28
10.55±1.34
10.63±1.08
Ratan±SD, KK (%)
1.65
1.81
1.16
Panjang Tanduk
10.82±3.70
8.36±2.59
8.09±2.85
Ratan±SD, KK (%)
13.75
6.72
8.16
Lingkar Pangkal Tanduk
10.69±2.30
8.00±1.80
9.33±1.79
Ratan±SD, KK (%)
5.31
3.24
3.22
Jarak Antar Tanduk
2.66±0.59
3.46±0.47
3.17±0.53
Ratan±SD, KK (%)
0.35
0.22
0.28
Jumlah (N)
100
100
100
diamati
Ket : SD : Standar Deviasi
KK : Koefisen keragaman
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa rataan tertinggi dari ketiga bangsa
kambing adalah rataan kambing Muara dengan parameter panjang tengkorak yaitu
(15.80±1.58) dengan KK (2.50%) dan yang terendah adalah rataan kambing
Kacang dari peubah jarak antar tanduk dengan nilai (2.66±0.59) dan KK (0.35%).
Perbedaan komposisi tubuh diantara
ternak terutama disebabkan oleh
perbedaan ukuran tubuh dewasa. Faktor lingkungan dan genetik mempunyai
Universitas Sumatera Utara
hubungan yang erat untuk mengekspresikan kapasitas genetik individu dan
diperlukan kondisi lingkungan yang ideal (Banjarnahor, 2014).
Peubah Pembeda Bangsa Kambing
Tabel 5. Struktur peubah bangsa kambing
Variabel Ukuran Tubuh
Faktor 1
Faktor 2
Panjang Tengkorak
0.492
0.720
Lebar Tengkorak
0.797
0.253
Panjang Tanduk
0.878
-0.002
Lingkar Pangkal Tanduk
0.856
-0.271
Jarak Antar Tanduk
-0.403
0.798
Dari hasil Analisis Komponen Utama diatas dapat diketahui peubahpeubah ukuran tubuh yang memiliki pengaruh kuat yang membedakan bangsa
kambing, dan peubah yang paling membedakan adalah panjang tanduk (0.878)
dan lingkar pangkal tanduk (0.856). Pendugaan tersebut didasarkan pada
tingginya nilai eigen dari panjang tanduk dan lingkar pangkal tanduk bangsa
kambing tersebut. Hayashi et. al. (1989), menyatakan ukuran variabel fenotipik
berbeda antara jenis ternak yang satu dengan jenis ternak yang lain.
Vektor eigen memperlihatkan kontribusi dari variabel-variabel tertentu
sebagai faktor pembeda ukuran-ukuran tubuh maupun bentuk tubuh. Vektor eigen
tertinggi merupakan penciri pada ukuran maupun bentuk tubuh, Prasetia (2011).
Universitas Sumatera Utara
Analisis Gerombol Bangsa Kambing
Hasil analisis pada Gambar 5 dibawah memperlihatkan bahwa jenis
kambing Kacang menyebar pada sumbu X berkerumun dengan kambing Samosir
sedangkan kambing Muara berkelompok sendiri pada sisi sumbu Y. Pada analisis
gerombol kambing diatas dapat dilihat hubungan yang terdekat adalah Kacang
dan Samosir sedangkan yang paling jauh adalah Muara dengan Samosir.
Gambar 5. Analisis Gerombol bangsa kambing
Afifi dan Clark (1996) menyatakan bahwa plot data hasil analisis
diskriminan dapat digunakan untuk menggambarkan pemisahan maksimum yang
mungkin terjadi antar kelompok yang diuji.
Universitas Sumatera Utara
Analisis Gerombol Bangsa Kambing Jantan
Gambar 6. Analisis Gerombol bangsa kambing Jantan
Dari
hasil
analisis
diskriminan
diatas
dapat
dilihat
bagaimana
pengelompokan kambing jantan (Kacang, Muara dan Samosir) yang tersedia
pada gambar 6. Kambing Kacang dan Samosir berkelompok pada sumbu Y
sedangkan kambing Muara jantan menyebar sendiri ke sumbu X. Dapat terlihat
pada gambar bahwa kambing Kacang dan kambing Samosir berbaur sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa penyebaran Kacang dan Samosir memiliki
kedekatan, sedangkan kambing Muara jantan mengelompok sendiri.
Menurut Noor (2008) pada dasarnya keragaman fenotip merupakan
keragaman yang dapat diamati disebabkan oleh adanya keragaman genetik dan
keragaman lingkungan. Sumber keragaman lainnya adalah keragaman yang
timbul akibat interaksi antar faktor genetik dengan faktor lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
Analisis Gerombol Bangsa Kambing Betina
Gambar 7. Analisis Gerombol bangsa kambing Betina
Dari hasil analisis diskriminan kambing betina (Kacang, Muara dan
Samosir) betina menunjukkan bahwa jarak terjauh penyebaran dari ketiga bangsa
kambing adalah kambing Samosir dan Muara. Dengan hasil ini dapat disimpulkan
bahwa jarak genetik kambing betina Samosir dengan kambing betina Muara
memiliki hugungan yang jauh.
Analisis Diskriminan
Analisis diskriminan digunakan pada kasus dimana variable bebas
berupa
data
metrik
(interval)
dan
variabel
terikat
berupa
data
non
metrik. Analisis diskriminan adalah salah satu metode yang dapat digunakan
untuk mengetahui variable mana yang membedakan kelompok dengan
kelompok lain dalam suatu populasi. Analisis diskriminan juga dapat digunakan
untuk mengklasifikasikan data berdasarkan perbedaan karakteristik data tersebut
Salako (2002).
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6. Analisis Diskriminan
Jenis
Parameter
Kacang
Muara
Samosir
Panjang Tengkorak
9.595
11.814
8.839
Lebar Tengkorak
4.970
4.556
5.038
Panjang Tanduk
-1.899
-2.030
-2.091
Lingkar Pangkal Tanduk
0.432
-0.588
0.642
Jarak Antar Tanduk
6.833
8.172
8.715
-98.386
-120.739
-94.387
Y
Berdasarkan Tabel 6 ini menunjukkan bahwa nilai keseluruhan dari
peubah yang diamati memiliki perbandingan antar jenis kambing. Nilai
perbandingan/variasi yang terjauh adalah nilai kambing Muara yaitu (-120.739)
dengan kambing Samosir (-94.387). Nilai perbandingan tertinggi dari ketiga jenis
kambing terdapat pada kambing Muara yaitu (11.814) dari peubah panjang
tengkorak dan yang terendah terdapat pada kambing Samosir yaitu (-2.091) dari
parameter panjang tengkorak. Menurut Hamdani (2005) variasi ukuran terjadi
diantara spesies yang berbeda, bahkan pada spesies yang sama. Beberapa faktor
yang membatasi ukuran dan bentuk pada hewan, diantaranya adalah keadaan
genetik, suplai zat makanan, toksisitas, perbandingan luas permukaan terhadap
volume, dan faktor pembatas struktural.
Faktor lain yang mampu menyebabkan terjadinya keragaman dan ketidakseragaman menurut Falconer dan Mackay (1996) adalah keragaman genetik
dapat terjadi karena adanya proses mutasi akibat seleksi, perkawinan silang atau
bencana alam yang dapat berakibat hilang atau hanyutnya gen.
Universitas Sumatera Utara
Penentuan Estimasi Jarak Genetik Dan Dendogram Antar Bangsa Kambing
Nilai matriks jarak antar masing-masing bangsa kambing dapat
dilihat pada Tabel 6 dibawah ini.
Tabel 7. Matriks jarak genetik bangsa kambing
Kambing
Kacang
Muara
Kacang
.000
Muara
7.417
.000
Samosir
1.937
8.671
Samosir
.000
Dari hasil pada Tabel ini dapat dilihat bahwa nilai jarak genetik tertinggi
atau paling jauh adalah jenis kambing Muara dengan kambing Samosir dengan
nilai (8.671), dari hasil ini dapat dinyatakan bahwa kambing Muara dan kambing
Samosir dimungkinkan belum adanya persilangan luar antar kambing tersebut.
Dan jarak genetik terendah adalah jenis kambing Samosir dengan Kacang yaitu
(1.937) sedangkan nilai jarak genetik kambing Kacang dengan Muara adalah
(7.417).
Gambar 8. Analisis Dendogram
Dari hasil Tabel dan gambar analisis dendogram menyatakan bahwa nilai
jarak terendah terdapat pada kambing Kacang dengan Samosir yaitu
(0.968) berdasarkan nilai ini persilangan antar kedua kambing tersebut tidak
akan
memberikan
kemajuan
kuantitatif
yang
signifikan,
apabila
tidak
Universitas Sumatera Utara
disertai dengan seleksi secara ketat, hal ini dimungkinkan karena kecilnya peluang
terjadinya heterosis (pengukuran kuantitatif rataan keunggulan anak terhadap
rataan tetuanya) pada hasil persilangan antar keduanya kedepan. Kambing yang
memiliki hubungan kekerabatan terjauh adalah kambing Muara dan kambing
Samosir dan diperkirakan persilangan antar kedua bangsa kambing ini akan
memberikan perkembangan kuantitatif yang signifikan, hal ini dimungkinkan
karena lebih besar peluang terjadinya heterosis pada hasil persilangan antar
keduanya kedepan.
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Rataan tertinggi dari hasil penelitian ketiga bangsa kambing diatas
terdapat pada kambing Muara dengan nilai (15.80±1.58) dari peubah panjang
tengkorak dan yang terendah pada bangsa kambing Kacang (2.66±0.59) dari
peubah jarak antar tanduk dan untuk koefisien keragaman tertinggi terdapat pada
kambing Kacang yaitu (13.75%) dari peubah panjang tanduk dan yang terendah
pada kambing Muara (0.22%) dari peubah jarak antar tanduk.
Dari hasil analisis komponen utama dapat diketahui peubah-peubah
ukuran tubuh yang memiliki pengaruh kuat yang membedakan bangsa kambing
dan peubah yang paling membedakan adalah panjang tanduk (0.878) dan lingkar
pangkal tanduk (0.856).
Nilai jarak genetik tertinggi atau paling jauh dari ketiga bangsa kambing
yang diteliti adalah jenis kambing Muara dengan kambing Samosir yaitu (8.671),
dari hasil ini dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk mendapatkan hasil
persilangan yang unggul sebaiknya dilakukan persilangan antar kedua bangsa
kambing ini karena dengan nilai jarak genetik yang paling jauh akan memiliki
peluang lebih besar terjadinya heterosis pada hasil persilangannya.
Saran
Dalam pemuliaan sebaiknya dilakukan persilangan dan seleksi yang ketat
agar mendapatkan keturunan yang baik dan kemurnian kambing Muara dan
Samosir harus diperbaiki dan dipertahankan agar dapat menjadi plasma nutfah
yang baik untuk daerah Sumatera Utara dan dalam melaksanakan penelitian ini
Universitas Sumatera Utara
diharapkan pengukuran sampel dilakukan secara cermat dan teliti untuk
mendapatkan data yang akurat dan tepat.
Universitas Sumatera Utara
Tempat dan Waktu Penelitian
Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan ialah :
1.
Kambing Kacang di desa Paya Bakung, desa Hamparan Perak dan desa
Klambir Lima Kampung, kecamatan Hamparan Perak, kabupaten Deli
Serdang.
2.
Kambing Muara di desa Batu Binumbun, desa Aritonang dan desa Huta
Ginjang, kecamatan Muara, kabupaten Tapanuli Utara.
3.
Kambing Samosir di desa Parbaba Dolok, desa Siopat Sosor dan desa
Sinabulan di kecamatan Pangururan dan desa Ronggur Nihuta, desa Sitonggitonggi di kecamtan Ronggur Nihuta, kabupaten Samosir.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016.
Bahan dan Alat
Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kambing
Kacang 100 ekor dengan jumlah jantan 34 dan betina 66 ekor, kambing Muara
100 ekor jumlah jantan 39 dan betina 61 ekor dan kambing Samosir 100 ekor
dengan jumlah jantan 37 dan betina 63 kor yang sudah dewasa kelamin dan
dewasa tubuh. Penentuan sampel dilakukan secara sensus dan pemilihan sampel
dilakukan secara acak.
Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah pita ukur atau penggaris
dalam satuan (cm) dan jangka sorong dalam satuan (mm) sebagai alat pengukur
bagian kepala dari kambing, buku data sebagai wadah penulisan hasil
Universitas Sumatera Utara
pengukuran, alat tulis untuk menuliskan hasil pengukuran dan kamera
untuk mendokumentasikan proses pengukuran, perangkat lunak SAS (Statistical
Analysis System), SPSS (Statistict Product and Service Solution) dan MEGA
digunakan untuk menganalisis data.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah sensus. Teknik pengambilan
sampel dilakukan secara acak dengan cara mengambil subyek kambing Kacang,
Muara dan Samosir dengan batasan umur setelah dewasa tubuh dan dewasa
kelamin. Parameter yang diukur berupa panjang tengkorak, lebar tengkorak,
panjang tanduk, lingkar pangkal tanduk dan jarak antar tanduk menggunakan pita
ukur satuan (cm) dan jangka sorong satuan (mm). Penetapan lokasi penelitian
dilakukan
secara terpilih yaitu di kecamatan Hamparan Perak, kecamatan
Muara dan kabupaten Samosir.
Parameter Penelitian
Parameter dalam penelitian ini adalah:
1. Panjang Tengkorak (PTe)
Panjang tengkorak diukur dari pangkal mulut bagian atas sampai pada
bagian ujung tengkorak bagian atas (X1).
2. Lebar Tengkorak (LTe)
Lebar tengkorak diukur dari tulang pipi kiri ke tulang pipi kanan (X2).
3. Panjang Tanduk (PT)
Panjang tanduk kambing diukur dari pangkal sampai ujung tanduk (X3).
4. Lingkar Pangkal Tanduk (LPT)
Universitas Sumatera Utara
Lingkar pangkal tanduk kambing diukur dengan melingkari meteran pada
pangkal tanduk (X4).
5. Jarak Antar Tanduk (JAT)
Jarak antar tanduk kambing diukur horizontal dari pangkal tanduk kanan
ke pangkal tanduk kiri (X5).
PT
LPT
JAT
LTe
PTe
Gambar 4. Parameter yang diukur
Pengukuran dilakukan menggunakan pita ukur dengan satuan (cm) dan
dengan jangka sorong satuan (mm).
Analisa Data
Adapun metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut.
Sifat Kuantitatif
Analisis statistik deskriptif ditunjukkan untuk memperoleh karakterisasi
ukuran-ukuran tubuh pada kambing. Analisis ini dilakukan dengan menghitung
nilai rataan (X), simpangan baku (s) dan koefisien keragaman (KK) dengan
prosedur statistik sebagai berikut menurut Sibagariang (2015).
Universitas Sumatera Utara
=
S=
kk= (100 %)
n
Keterangan
X
S
X
n
KK
: Rata-rata
: Simpangan baku
: Ukuran ke-i dari peubah X
: Jumlah sampel yang diambil dari populasi
: Koefisien keragaman
Jarak Genetik
Jarak genetik Mahalanobis sebagai ukuran jarak kuadrat genetik minimum
yang digunakan sesuai petunjuk Nei (1987) adalah sebagai berikut :
D2( i, j ) = (
i
-
j)
C-1(
i
-
j)
Keterangan :
D2( i, j )
= Nilai statistik Mahanolobis sebagai ukuran jarak kuadrat genetik
antar kelompok kambing ke-i dan kelompok kambing ke-j .
C-1
i
= Kebalikan matrik gabungan ragam peragam antar peubah
= Vektor nilai rataan pengamatan dari kelompok kambing ke-i pada
masing-masing peubah kuantitatif, dan
= Vektor nilai rataan pengamatan dari kelompok kambing ke-j pada
masing-masing peubah kuantitatif.
Analisi Kanonikal
Analisis korelasi kanonik adalah salah satu teknik analisis statistik, yang
digunakan untuk melihat hubungan antara segugus variabel dependen (Y1, Y2, …,
Yp) dengan segugus variabel independen (X1, X2, …, Xq). Analisis ini dapat
Universitas Sumatera Utara
mengukur tingkat keeratan hubungan antara segugus variabel dependen dengan
segugus variabel independen.
Analisis kanonikal dilakukan untuk menentukan peta penyebaran dan
nilai kesamaan dan campuran didalam dan diantara kelompok ternak
(Herrera et al., 1996).
Analisis Diskriminan Kanonik digunakan untuk menentukan beberapa
vaiabel yang bagus untuk digunakan sebagai variable pembeda/variable penciri
atau variabel diskriminator dalam penyebaran bangsa ternak tersebut berdasarkan
nilai struktur kanonik atau korelasi kanonikal. Analisis ini juga dipergunakan
untuk memperkirakan jarak genetik antar bangsa ternak melalui statistik jarak
mahalanobis dan menggambarkan hubungan diantara bangsa ternak pada dua
dimensi berdasarkan rasio komulatif kontribusi dari variat kanonik.
Analisis Diskriminan
Bila hasil pengujian terhadap kedua nilai rata-rata dari sifat yang
digunakan berbeda maka fungsi diskriminan Fisher yang digunakan untuk
mengkaji perbedaan sifat-sifat yang ditemukan diantara kelompok kambing.
Fungsi diskriminan Fisher menurut Gazpers (1992) dirumuskan sebagai berikut:
Y = a′ X = (X1 – X2)′SG-1 X
Keterangan:
a
= vektor koefisien pembobot fungsi diskriminan
X
= vektor variabel acak yang diidentifikasi dalam model fungsi diskriminan
X1
= vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok pertama
X2
= vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok kedua
Universitas Sumatera Utara
SG-1 = invers matriks peragam gabungan (invers dari matriks SG)
Analisis Komponen Utama
Persamaan ukuran dan bentuk diturunkan dari matriks kovarian. Analisis
Komponen Utama (AKU) yang digunakan berdasarkan Gazpers (1992). Model
persamaan ukuran adalah sebagai berikut:
Y1 = a11X1 + a21X2 + a31X3 +……+ a101X 10
Keterangan:
-
Y1
: komponen utama pertama (ukuran)
-
a 11 – a101 : vektor eigen untuk persamaan ukuran
Pohon Filogenik
Metode yang umum digunakan untuk merancang pohon filogenetik adalah
dengan menggunakan matriks jarak genetik dan maksimum parsimony methods.
Kontruksi pohon filogenetik dengan metode matriks jarak genetik dapat dilakukan
dengan lebih sebab jarak genetik dapat diperoleh dengan melakukan pengamatan
dan beberapa parameter. Metode maximum parsimony pada umumnya lebih
terbatas penggunaanya dalam kontruksi pohon filogenetik sebab menggunakan
data sekuen asam amino atau nukleotida (Nei, 1987).
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perbandingan Kraniometrik Kambing
Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman ukuran kraniometri
kambing Kacang, Muara dan Samosir disajikan pada Tabel 1, 2 dan 3.
Tabel 1. Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman peubah antar kambing
Kacang (dewasa tubuh).
Jantan
Betina
Peubah
Ratan±SD
KK (%) N
Ratan±SD
KK (%) N
LTe
15.58± 0.66
0.44
34
13.86± 0.68
0.47
66
PTe
12.41±0.05
1.11
34
10.61±0.92
0.84
66
PT
13.77±2.82
7.98
34
9.30±3.16
9.98
66
LPT
13.09±1.41
2.00
34
9.46±1.58
2.52
66
JAT
2.52±0.59
0.35
34
2.73±0.58
0.34
66
Ket.
LTe : Lebar Tengkorak
PTe : Panjang Tengkorak
PT : Panjang Tanduk
LPT : Lingkar Pangkal Tanduk
JAT : Jarak Antar Tanduk
Dari hasil ukuran kraniometri kambing Kacang pada Table 1 dapat dilihat
rataan dan koefisien keragaman antar kambing jantan dan betina. Rataan kambing
Kacang yang tertinggi terdapat pada kambing Kacang jantan dengan rataan
(15.58± 0.66) dari peubah lebar tengkorak dan yang terendah juga terdapat pada
kambing kacang jantan dengan rataan (2.52±0.59).
Nilai koefisien keragaman ternak kambing Kacang tertinggi dan terendah
terdapat pada kambing betina dengan KK (9.98) dan (0.34). Saparto (2004)
menyatakan perbedaan komposisi tubuh diantara bangsa ternak terutama
Universitas Sumatera Utara
disebabkan oleh perbedaan ukuran tubuh dewasa. Faktor lingkungan dan genetik
mempunyai hubungan yang erat untuk mengekspresikan kapasitas genetik
individu dan diperlukan kondisi lingkungan yang ideal.
Tabel 2. Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman peubah antar kambing
Muara (dewasa tubuh).
Jantan
Betina
Peubah
Ratan±SD
KK (%) N
Ratan±SD
KK (%)
LTe
17.56±1.24
1.54
PTe
11.43±2.06
PT
N
39
14.98± 1.27
1.62
4.27
39
10.15±0.74
0.55
61
9.72±2.04
4.20
39
7.56±2.62
6.88
61
LPT
9.16±1.49
2.22
39
7.31± 1.65
2.75
JAT
3.70±0.29
0.08
39
3.31±0.50
0.25
61
61
61
Ket.
LTe : Lebar Tengkorak
PTe : Panjang Tengkorak
PT : Panjang Tanduk
LPT : Lingkar Pangkal Tanduk
JAT : Jarak Antar Tanduk
Nilai rataan dari ukuran kraniometri kambing Muara yang terdapat pada
Tabel 2 dapat terlihat untuk rataan yang tertinggi terdapat pada kambing Muara
jantan yaitu (17.56±1.24) dari peubah lebar tengkorak dan untuk yang terendah
terdapat pada kambing Muara betina dengan nilai rataan (3.31±0.50) dari peubah
jarak antar tanduk.
Koefisien keragaman tertinggi pada kambing Muara terdapat pada
kambing Muara betina dengan KK (6.88) dari peubah panjang tanduk dan yang
terendah terdapat pada kambing jantan yaitu (0.08) dari peubah jarak antar tanduk.
Universitas Sumatera Utara
Ukuran tubuh yang seragam menyatakan tingginya kesamaan kraniometri
suatu bangsa atau kelompok tersebut dan rendahnya variasi ukuran-ukuran
suatu bangsa atau kelompok tertentu menyatakan adanya ketidakseragaman
(Banjarnahor, 2014).
Tabel 3. Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman peubah antar kambing
Samosir (dewasa tubuh).
Jantan
Betina
Peubah
Ratan±SD
KK (%) N
Ratan±SD
LTe
14.12±0.73
0.54
37
13.10±0.69
0.48
63
PTe
11.56±1.11
1.24
37
10.10±0.62
0.39
63
PT
9.85± 0.47
2.18
37
7.06±2.97
8.84
63
LPT
10.62±1.33
1.77
37
8.83±1.96
3.87
63
JAT
3.20±0.52
0.27
37
3.15± 0.54
KK (%)
0.29
N
63
Ket.
LTe : Lebar Tengkorak
PTe : Panjang Tengkorak
PT : Panjang Tanduk
LPT : Lingkar Pangkal Tanduk
JAT : Jarak Antar Tanduk
Pada Tabel 3, rataan tertinggi kambing Samosir terdapat pada kambing
jantan yaitu (14.12±0.73) dari lebar tengkorak dan yang terendah pada kambing
betina (3.15± 0.54) dari peubah jarak antar tanduk. Nilai koefisien keragaman
tertingi ukuran kraniometri kambing Samosir diatas terdapat pada kambing
Samosir betina yaitu (8.84) dari peubah panjang tanduk dan terendah terdapat
pada kambing jantan dari peubah jarak antar tanduk yaitu (0.27).
Tinggi rendahnya persentase keseragaman dari tiap bangsa kambing
timbul diduga akibat manajemen, pakan, kesehatan dan kemurnian genetik bangsa
Universitas Sumatera Utara
tersebut, keragaman timbul akibat interaksi faktor lingkungan dan faktor genetik
Noor (1995).
Tabel 4. Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman peubah antar bangsa
kambing (dewasa tubuh).
Jenis Kambing
Peubah yang
Kacang
Muara
Samosir
Panjang Tengkorak
14.45±1.06
15.80±1.58
13.40±0.78
Ratan±SD, KK (%)
1.12
2.50
0.61
Lebar Tengkorak
11.22±1.28
10.55±1.34
10.63±1.08
Ratan±SD, KK (%)
1.65
1.81
1.16
Panjang Tanduk
10.82±3.70
8.36±2.59
8.09±2.85
Ratan±SD, KK (%)
13.75
6.72
8.16
Lingkar Pangkal Tanduk
10.69±2.30
8.00±1.80
9.33±1.79
Ratan±SD, KK (%)
5.31
3.24
3.22
Jarak Antar Tanduk
2.66±0.59
3.46±0.47
3.17±0.53
Ratan±SD, KK (%)
0.35
0.22
0.28
Jumlah (N)
100
100
100
diamati
Ket : SD : Standar Deviasi
KK : Koefisen keragaman
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa rataan tertinggi dari ketiga bangsa
kambing adalah rataan kambing Muara dengan parameter panjang tengkorak yaitu
(15.80±1.58) dengan KK (2.50%) dan yang terendah adalah rataan kambing
Kacang dari peubah jarak antar tanduk dengan nilai (2.66±0.59) dan KK (0.35%).
Perbedaan komposisi tubuh diantara
ternak terutama disebabkan oleh
perbedaan ukuran tubuh dewasa. Faktor lingkungan dan genetik mempunyai
Universitas Sumatera Utara
hubungan yang erat untuk mengekspresikan kapasitas genetik individu dan
diperlukan kondisi lingkungan yang ideal (Banjarnahor, 2014).
Peubah Pembeda Bangsa Kambing
Tabel 5. Struktur peubah bangsa kambing
Variabel Ukuran Tubuh
Faktor 1
Faktor 2
Panjang Tengkorak
0.492
0.720
Lebar Tengkorak
0.797
0.253
Panjang Tanduk
0.878
-0.002
Lingkar Pangkal Tanduk
0.856
-0.271
Jarak Antar Tanduk
-0.403
0.798
Dari hasil Analisis Komponen Utama diatas dapat diketahui peubahpeubah ukuran tubuh yang memiliki pengaruh kuat yang membedakan bangsa
kambing, dan peubah yang paling membedakan adalah panjang tanduk (0.878)
dan lingkar pangkal tanduk (0.856). Pendugaan tersebut didasarkan pada
tingginya nilai eigen dari panjang tanduk dan lingkar pangkal tanduk bangsa
kambing tersebut. Hayashi et. al. (1989), menyatakan ukuran variabel fenotipik
berbeda antara jenis ternak yang satu dengan jenis ternak yang lain.
Vektor eigen memperlihatkan kontribusi dari variabel-variabel tertentu
sebagai faktor pembeda ukuran-ukuran tubuh maupun bentuk tubuh. Vektor eigen
tertinggi merupakan penciri pada ukuran maupun bentuk tubuh, Prasetia (2011).
Universitas Sumatera Utara
Analisis Gerombol Bangsa Kambing
Hasil analisis pada Gambar 5 dibawah memperlihatkan bahwa jenis
kambing Kacang menyebar pada sumbu X berkerumun dengan kambing Samosir
sedangkan kambing Muara berkelompok sendiri pada sisi sumbu Y. Pada analisis
gerombol kambing diatas dapat dilihat hubungan yang terdekat adalah Kacang
dan Samosir sedangkan yang paling jauh adalah Muara dengan Samosir.
Gambar 5. Analisis Gerombol bangsa kambing
Afifi dan Clark (1996) menyatakan bahwa plot data hasil analisis
diskriminan dapat digunakan untuk menggambarkan pemisahan maksimum yang
mungkin terjadi antar kelompok yang diuji.
Universitas Sumatera Utara
Analisis Gerombol Bangsa Kambing Jantan
Gambar 6. Analisis Gerombol bangsa kambing Jantan
Dari
hasil
analisis
diskriminan
diatas
dapat
dilihat
bagaimana
pengelompokan kambing jantan (Kacang, Muara dan Samosir) yang tersedia
pada gambar 6. Kambing Kacang dan Samosir berkelompok pada sumbu Y
sedangkan kambing Muara jantan menyebar sendiri ke sumbu X. Dapat terlihat
pada gambar bahwa kambing Kacang dan kambing Samosir berbaur sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa penyebaran Kacang dan Samosir memiliki
kedekatan, sedangkan kambing Muara jantan mengelompok sendiri.
Menurut Noor (2008) pada dasarnya keragaman fenotip merupakan
keragaman yang dapat diamati disebabkan oleh adanya keragaman genetik dan
keragaman lingkungan. Sumber keragaman lainnya adalah keragaman yang
timbul akibat interaksi antar faktor genetik dengan faktor lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
Analisis Gerombol Bangsa Kambing Betina
Gambar 7. Analisis Gerombol bangsa kambing Betina
Dari hasil analisis diskriminan kambing betina (Kacang, Muara dan
Samosir) betina menunjukkan bahwa jarak terjauh penyebaran dari ketiga bangsa
kambing adalah kambing Samosir dan Muara. Dengan hasil ini dapat disimpulkan
bahwa jarak genetik kambing betina Samosir dengan kambing betina Muara
memiliki hugungan yang jauh.
Analisis Diskriminan
Analisis diskriminan digunakan pada kasus dimana variable bebas
berupa
data
metrik
(interval)
dan
variabel
terikat
berupa
data
non
metrik. Analisis diskriminan adalah salah satu metode yang dapat digunakan
untuk mengetahui variable mana yang membedakan kelompok dengan
kelompok lain dalam suatu populasi. Analisis diskriminan juga dapat digunakan
untuk mengklasifikasikan data berdasarkan perbedaan karakteristik data tersebut
Salako (2002).
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6. Analisis Diskriminan
Jenis
Parameter
Kacang
Muara
Samosir
Panjang Tengkorak
9.595
11.814
8.839
Lebar Tengkorak
4.970
4.556
5.038
Panjang Tanduk
-1.899
-2.030
-2.091
Lingkar Pangkal Tanduk
0.432
-0.588
0.642
Jarak Antar Tanduk
6.833
8.172
8.715
-98.386
-120.739
-94.387
Y
Berdasarkan Tabel 6 ini menunjukkan bahwa nilai keseluruhan dari
peubah yang diamati memiliki perbandingan antar jenis kambing. Nilai
perbandingan/variasi yang terjauh adalah nilai kambing Muara yaitu (-120.739)
dengan kambing Samosir (-94.387). Nilai perbandingan tertinggi dari ketiga jenis
kambing terdapat pada kambing Muara yaitu (11.814) dari peubah panjang
tengkorak dan yang terendah terdapat pada kambing Samosir yaitu (-2.091) dari
parameter panjang tengkorak. Menurut Hamdani (2005) variasi ukuran terjadi
diantara spesies yang berbeda, bahkan pada spesies yang sama. Beberapa faktor
yang membatasi ukuran dan bentuk pada hewan, diantaranya adalah keadaan
genetik, suplai zat makanan, toksisitas, perbandingan luas permukaan terhadap
volume, dan faktor pembatas struktural.
Faktor lain yang mampu menyebabkan terjadinya keragaman dan ketidakseragaman menurut Falconer dan Mackay (1996) adalah keragaman genetik
dapat terjadi karena adanya proses mutasi akibat seleksi, perkawinan silang atau
bencana alam yang dapat berakibat hilang atau hanyutnya gen.
Universitas Sumatera Utara
Penentuan Estimasi Jarak Genetik Dan Dendogram Antar Bangsa Kambing
Nilai matriks jarak antar masing-masing bangsa kambing dapat
dilihat pada Tabel 6 dibawah ini.
Tabel 7. Matriks jarak genetik bangsa kambing
Kambing
Kacang
Muara
Kacang
.000
Muara
7.417
.000
Samosir
1.937
8.671
Samosir
.000
Dari hasil pada Tabel ini dapat dilihat bahwa nilai jarak genetik tertinggi
atau paling jauh adalah jenis kambing Muara dengan kambing Samosir dengan
nilai (8.671), dari hasil ini dapat dinyatakan bahwa kambing Muara dan kambing
Samosir dimungkinkan belum adanya persilangan luar antar kambing tersebut.
Dan jarak genetik terendah adalah jenis kambing Samosir dengan Kacang yaitu
(1.937) sedangkan nilai jarak genetik kambing Kacang dengan Muara adalah
(7.417).
Gambar 8. Analisis Dendogram
Dari hasil Tabel dan gambar analisis dendogram menyatakan bahwa nilai
jarak terendah terdapat pada kambing Kacang dengan Samosir yaitu
(0.968) berdasarkan nilai ini persilangan antar kedua kambing tersebut tidak
akan
memberikan
kemajuan
kuantitatif
yang
signifikan,
apabila
tidak
Universitas Sumatera Utara
disertai dengan seleksi secara ketat, hal ini dimungkinkan karena kecilnya peluang
terjadinya heterosis (pengukuran kuantitatif rataan keunggulan anak terhadap
rataan tetuanya) pada hasil persilangan antar keduanya kedepan. Kambing yang
memiliki hubungan kekerabatan terjauh adalah kambing Muara dan kambing
Samosir dan diperkirakan persilangan antar kedua bangsa kambing ini akan
memberikan perkembangan kuantitatif yang signifikan, hal ini dimungkinkan
karena lebih besar peluang terjadinya heterosis pada hasil persilangan antar
keduanya kedepan.
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Rataan tertinggi dari hasil penelitian ketiga bangsa kambing diatas
terdapat pada kambing Muara dengan nilai (15.80±1.58) dari peubah panjang
tengkorak dan yang terendah pada bangsa kambing Kacang (2.66±0.59) dari
peubah jarak antar tanduk dan untuk koefisien keragaman tertinggi terdapat pada
kambing Kacang yaitu (13.75%) dari peubah panjang tanduk dan yang terendah
pada kambing Muara (0.22%) dari peubah jarak antar tanduk.
Dari hasil analisis komponen utama dapat diketahui peubah-peubah
ukuran tubuh yang memiliki pengaruh kuat yang membedakan bangsa kambing
dan peubah yang paling membedakan adalah panjang tanduk (0.878) dan lingkar
pangkal tanduk (0.856).
Nilai jarak genetik tertinggi atau paling jauh dari ketiga bangsa kambing
yang diteliti adalah jenis kambing Muara dengan kambing Samosir yaitu (8.671),
dari hasil ini dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk mendapatkan hasil
persilangan yang unggul sebaiknya dilakukan persilangan antar kedua bangsa
kambing ini karena dengan nilai jarak genetik yang paling jauh akan memiliki
peluang lebih besar terjadinya heterosis pada hasil persilangannya.
Saran
Dalam pemuliaan sebaiknya dilakukan persilangan dan seleksi yang ketat
agar mendapatkan keturunan yang baik dan kemurnian kambing Muara dan
Samosir harus diperbaiki dan dipertahankan agar dapat menjadi plasma nutfah
yang baik untuk daerah Sumatera Utara dan dalam melaksanakan penelitian ini
Universitas Sumatera Utara
diharapkan pengukuran sampel dilakukan secara cermat dan teliti untuk
mendapatkan data yang akurat dan tepat.
Universitas Sumatera Utara