Korelasi Paparan Sulfur Dioksida Dengan Kadar Protein C-Reaktif, Nilai VEP1, KVP, Rasio VEP1 KVP Dan AEP 25-75% Pada Pekerja SPBU Di Kecamatan Medan Amplas Kota Medan

Lampiran 1

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 2

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 3

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 4

Uji Kadar Sulfur Dioksida (SO 2 )
Uji kadar sulfur dioksida dengan menggunakan acuan metode SNI 197119.7-2005. Lingkup pengujian meliputi (SNI, 2005):
1. Cara pengambilan contoh uji gas sulfur dioksida dengan menggunakan
larutan penyerap.
2. Cara penghitungan volum contoh uji gas yang diserap.
3. Cara penentuan gas sulfur dioksida di udara ambient dengan metoda
pararosanilin menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang

550 nm dengan kisaran konsentrasi 0,01 ppm sampai 0,4 ppm udara
atau 25 g/m3 sampai 1000μg/m3.
4. Acuan normatif mengacu kepada ASTM D2914-1995, Test method for
fulfur dioxide content of the atmosphere ( West-Gaeke Method).
Istilah dalam pengujian ini meliputi (SNI, 2005):
1. Udara ambient, udara bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfir yang
dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, mahluk hidup dan unsure
lingkungan hidup lainnya.
2. μg/Nm3, satuan ini dibaca sebagi microgram per normal meter kubik, notasi N
menunjukkan satuan volum hisap udara kering di koreksi pada kondisi normal
(250C,760 mmHg).
3. Midget impringer, botol tempat penyerap contoh uji yang dilengkapi dengan
ujung silinder gelas yang berada di dasar labu dengan maksimum diameter
dalam 1 mm.

Universitas Sumatera Utara

4. Larutan induk, larutan dasar konsentrasi tinggi yang digunakan untuk
membuat larutan standar konsentrasi lebih rendah.
5. Larutan standar, larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui untuk

digunakan sebagai pembanding di dalam pengujian.
6. Kurva kalibrasi, grafik yang menyatakann hubungan antara konsentrasi larutan
standar dengan hasil pembacaan serapan dan merupakan suatu garis lurus.
7. Larutan penyerap, larutan yang dapat menyerap analat.
8. Blanko laboratorium, larutan penyerap yang diperlakukan sebagai control
kontaminasi selama preparasi dan penentuan contoh uji di laboratorium.
9. Blanko lapangan, larutan penyerap yang diperlakukan sebagai control
kontaminasi selama pengambilan contoh uji.
10. Pengendalian mutu, kegiatan yang bertujuan untuk memantau kesalahan
analisis, baik berupa kesalahan metode, kesalahan manusia, kontaminasi,
maupun kesalahan pengambilan contoh uji dan perjalanan laboratorium.
1. Cara Uji
• Bahan
Bahan yang digunakan dalam uji konsentrasi sulfur dioksida terdiri dari :
( lampiran )
1. Larutan penyerap tetrakloromerkurat ( TCM ) 0,04 M
2. Larutan induk natrium metabisulfit (Na 2 S 2 O 5 )
3.Larutan standar natrium metabisulfit ( Na 2 S 2 O 5 ).
4. Larutan induk iod (I 2 ) 0,1 N
5. Larutan iod 0,01 N

8. Larutan induk natrium tio sulfat (Na 2 S 2 O 3 ) 0,1 N.

Universitas Sumatera Utara

9. Larutan Na 2 S 2 O 3 0,01N
10. Larutan asam klorida ( HCL ) 1 M
12. Larutan asam fosfat (H 3 PO 4 ) 3 M
13. Larutan induk pararosanilin hidroklorida (C 19 H 17 N 3 .HCL) 0,2%
14. Penentuan kemurnian pararosanilin
15. Larutan kerja pararosanilin
16. Larutan formaldehida (HHO) 0,2% v/v
17. Larutan penyangga asetat 1 M (pH = 4,74 )

• Peralatan
Peralatan terdiri dari :
1.

Labu ukur 50 mL; 100 ml; 250 mL; 1000 mL

2.


Pipet volumetric 1 mL; 2 mL; 5 mL; 50 mL

3.

Gelas ukur 100 mL

4.

Gelas piala 100 mL; 250 mL; 500 mL; 1000 mL

5.

Tabung uji 25 mL

6.

Spektrofotometer UV - Vis dilengkapi dengan kuvet

7.


Timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 mg

8.

Buret 50 mL

9.

Labu Erlenmeyer asah bertutup 250 mL

10. Oven
11. Kaca arloji
12. Thermometer
13. Baro eter

Universitas Sumatera Utara

14. Pengaduk
15. Botol pereaksi

2. Pengambilan contoh uji
Pengambilan contoh uji terdiri dari pengambilan contoh uji 1 jam, 2 jam
dan 24 jam. Pengambilan contoh ini tergantung dari jenis alat yang tersedia. Dari
data laboratorium Biro Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara bahwa alat
yang tersedia adalah untuk pengambilan contoh uji selama 2 jam. Peralatan ini
telah menjadi standarisasi Badan Standarisasi Nasional Indonesia (BLH, 2011).
Langkah – langkah pengambilan contoh uji adalah sebagi berikut (SNI,2005):
a.

Masukkan larutan penyerap SO 2 sebanyak 10 ml ke masing – masing botol
penyerap. Atur botol penyerap agar terlindung dari hujan dan senar matahari
langsung.

b.

Hidupkan pompa penghisap udara dan atur kecepatan alir 0,5 L/menit
sampai 1 L/menit, setelah stabil catat laju alir awal F 1 ( L/menit).

c.


Lakukan pengambilan contoh uji selama 1 sampai 2 jam dan catat
temperatur dan tekanan udara.

d.

Setelah 2 jam, catat laju alir akhir F 2 ( L/menit ) dan kemudian matikan
pompa penghisap.

e.

Diamkan selama 20 menit setelah pengambilan contoh uji untuk
menghilangkan pengganggu

Universitas Sumatera Utara

Contoh alat dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

3.Persiapan Pengujian
1.Standarisasi larutan natrium tiosulfat 0.01N
a. Panaskan kalium iodat (KIO 3 ) pada suhu 1800C selama 2 jam dan

didinginkan dalam desikator.
b. Larutkan 0,09 g kalium iodat (KIO 3 ) ke dalam labu ukur 250 mL dan
tambahkan air suling sampai tanda tera, lalu homogenkan.
c. Pipet 25 mL Larutan kalium iodat ke dalam labu Erlenmeyer asah 250
mL.
d. Tambahkan 1 g KL dan 10 mL HCL (1+10) ke dalam labu Erlenmeyer
tersebut.

Universitas Sumatera Utara

e. Tutup labu Erlenmeyer dan tunggu 5 menit, titrasi larutan dalam
Erlenmeyer dengan larutan tiosulfat 0,1N sampai warna larutan kuning
muda.
f. Tambahkan 5 mL indicator kanju, dan lanjutkan titrasi sampai titk akhir
(warna biru tepat hilang), catat volum larutan penitar yang diperlukan.
g. Hitung normalitas larutan natrium tio sulfat tersebut dengan rumor
sebagai berikut:

N = b x 1000 x V 1
35,67 x 250 x V 2


Dengan pengertian :
N

: konsentrasi larutan natrium tio sulfat dalam grek/L (N):

B

: bobot KIO 3 dalam 250 mL air suling (g):

V1

: volum KIO 3 yang digunakan dalam titrasi (mL)

V2

: volum larutan natrium tiosulfat hasil titrasi (mL);

35,67 : bobot ekivalen KIO 3 (KIO 3 /6)
1000 : volum larutan KIO 3 yang dibuat dalam labu ukur 250 mL

1000 : konversi liter (L) ke mL
2. Penentuan Konsentrasi SO 2 dalam larutan induk Na 2 S 2 O 5
a) Pipet 25 ml larutan induk Na 2 S 2 O 5 pada langkah 4.2.2 ke dalam labu
Erlenmeyer asah dan pipet 50ml larutan iod 0,01 N ke dalam labu dan
simpan dalam ruangan tertutup selama 5 menit
b) Titrasi larutan dalam Erlenmeyer dengan larutan tio 0,01 N sampai
warna larutan kuning muda
c) Tambahkan 5 ml indicator kanji,dan lanjutkan titrasi sampai titik akhir
(warna biru tepat hilang), catat volum larutan penitar yang diperlukan
(V c ).

Universitas Sumatera Utara

d) Pipet 25 ml air suling sebagai blanko ke dalam Erlenmeyer asah dan
lakukan langkah-langkah diatas (V b ).
e) Hitung konsentrasi SO 2 dalam larutan induk tersebut dengan rumus
sebagai berikut :
C=(V b -V c ) x N x 32,03 x 1000
Va
Dengan pengertian :

C

adalah konsentrasi SO 2 dalam larutan induk Na 2 S 2 O 5 (ug/mL)

Vb

adalah volum natrium tio sulfat hasil titrasi blanko (mL)

Vc

adalah volum natrium tio sulfat hasil titrasi larutan induk Na 2 S 2 O 5 (mL)

N

adalah normalitas larutan natrium tio sulfat 0,01 N (N)

Va

adalah volum larutan induk Na 2 S 2 O 5 yang dipipet (mL)

1000

adalah konversi gram ke ug;

32,03 adalah berat ekivalen SO 2 (BM SO 2 /2)
Melalui rumus diatas dapat diketahui jumlah (ug) S)2 tiap mL larutan induk
Na 2 S 2 O 5 , sedangkan jumlah (ug) SO 2 untuk tiap mL larutan standar dihitung
dengan memperhatikan faktor pengenceran.
3.

Pembuatan Kurva Kalibrasi
a) Optimalkan alat spektrofotometer sesuai petunjuk penggunaan alat
b) Masukkan masing-masing 0,0 mL; 1,0 mL; 2,0 mL;3,0 mL dan 4,0 mL
larutan standar Na 2 S 2 O 5 pada langkah 4.2.3 kedalam tabung uji 25 mL
dengan menggunakan pipet volum atau buret mikro.
c) Tambahkan larutan penjerap sampai volum 10 mL

Universitas Sumatera Utara

d) Tambahkan 1 mL larutan asam sulfamat 0,6% dan tunggu sampai 10 menit
e) Tambahkan 2,0 mL larutan formaldehida 0,2%
f) Tambahkan 5,0 mL larutan pararosanilin
g) Tepatkan dengan air suling sampai volum 25 mL, lalu homogenkan dan
tunggu sampai 30-60 menit
h) Ukur Serapan masing-masing larutan standar dengan spektrofotometer
pada panjang gelombang 550 nm.
i) Buat kurva kalibrasi antara serapan dengan jumlah SO 2 (ug)
1. Pengujian Contoh Uji
1. Pengujian contoh uji untuk pengambilan contoh uji selama 1 jam
a.pindahkan larutan contoh uji kedalam tabung uji 25 mL dan tambahkan 5 mL
air suling untuk membilas.
b. lakukan langkah-langkah pada 4.5.3 butir d sampai h.
c. baca serapan contoh uji kemudian hitung konsentrasi dengan menggunakan
kurva kalibrasi
d.lakukan langkah-langkah diatas untuk pengujian blanko dengan
menggunakan 10 mL larutan penyerap.

2. Pengujian contoh uji untuk pengambilan contoh uji selama 24 jam
a. pindahkan larutan contoh uji ke dalam labu ukuran 50 mL, bilas dan
tepatkan dengan larutan penjerap lalu homogenkan
b. pipet 5 mL larutan diatas masukkan ke dalam tabung uji 25 mL dan
tambahkan 5 mL larutan penjerap.

Universitas Sumatera Utara

c.lakukan langkah-langkah pada 4.5.3 butir d) sampai h)
d. baca serapan contoh uji kemudian hitung konsentrasi dengan menggunakan
kurva kalibrasi
e. lakukan langkah-langkah diatas untuk pengujian blanko dengan
menggunakan 10 mL larutan penyerap.
3. Volum contoh uji udara yang diambil
Volum contoh uji udara yang diambil dikoreksi pada kondisi normal (25oC,
760 mmHg) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
V=F 1 +F 2 x t x P a x 298
2
T a 760
dengan pengertian:
V

: volum udara yang dihisap (L);

F1

: laju alir awal (L/menit);

F2

: laju alir akhir (L/menit);

T

: durasi pengambilan contoh uji (menit);

Pa

: tekanan barometer rata-rata selama pengambilan contoh uji
(mmHg);

Ta

: temperatur

rata-rata selama pengambilan contoh uji (K);

298 : temperatur pada kondisi normal 25oC (K);
760 : tekanan pada kondisi normal 1 atm (mmHg)

Universitas Sumatera Utara

4. Konsentrasi sultur dioksida (SO 2 ) di udara ambient
a.

Konsentrasi SO 2 dalam contoh uji untuk pengambilan contoh uji
selama 1 jam dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
C= a x 1000
v
dengan pengertian:
C

: konsentrasi SO 2 di udara(ug/Nm3)

a

: jumlah SO 2 dari contoh uji dengan melihat kurva
kalibrasi (ug)

v

: volum udara pada kondisi normal (L)
1000:adalah konversi liter (L) ke m3

b.

Konsentrasi SO 2 dalam contoh uji untuk pengambilan contoh uji
selama 24 jam dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
C = a x 1000 x 50
v
5

dengan pengertian:
C : konsentrasi SO 2 di udara (ug/Nm3)
a : jumlah SO 2 dari contoh uji dengan melihat kurva
kalibrasi (ug);
v : volum udara kondisi normal (L);
50 : jumlah total larutan penjerap yang dipakai untuk
pengambilan contoh uji 24 jam;
5 : volum yang dipipet untuk dianalisis dengan
Spektrofotometer.

Universitas Sumatera Utara

2. Jaminan mutu dan pengendalian mutu
1. Jaminan mutu
a.gunakan thermometer dan barometer yang terkalibrasi
b.gunakan alat ukur laju alir (flow meter) yang terkalibrasi.
c. hindari terjadinya penguapan yang berlebihan dari larutan penjerap dalam
botol penjerap, gunakan aluminium foil atau box pendingin sebagai
pelindung terhadap matahari.
d. pertahankan suhu larutan penjerap dibawah 25oC selama pengangkutan ke
laboratorium dan penyimpanan sebelum analisa, untuk menghindari
kehilangan SO 2
e. hindari pengambilan contoh uji pada saat hujan
2. Pengendalian mutu


Uji blanko
a. Uji blanko laboratorium
Menggunakan larutan penjerap sebagai contoh uji (blanko) dan
dikerjakan sesuai dengan penentuan contoh uji untuk mengetahui
kontamonasi, baik terhadap pereaksi yang digunakan maupun terhadap
tahap-tahap selama penentuan di laboratorium.

b. Uji blanko lapangan
Menggunakan larutan penjerap sebagai contoh uji (blanko) dan
dikerjakan sesuai dengan penentuan contoh uji untuk mengetahui

Universitas Sumatera Utara

kontaminasi, baik terhadap pereaksi yang digunakan maupun terhadap
tahap-tahap selama penentuan di lapangan


Linieritas kurva kalibrasi
Koefisian korelasi (r) lebih besar atau sama dengan 0,998 (atau sesuai
dengan kemampuan laboratorium yang bersangkutan) dengan intersepsi
lebih kecil atau sama dengan batas deteksi. Jaminan dan pengendalian
mutu dilakukan sesuai dengan kebijaksanaan laboratorium yang
bersangkutan.

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 5
Pemeriksaan C-Reactive Protein Metoda ELISA (Quantikine ELISA R & D
System)
1. Peralatan
1.

Microplate reader yang mampu mengukur absorban pada 450 nm dengan
koreksi gelombang pada 540nm atau 570nm

2.

Pipet dan pipet tips

3.

Air destilasi

4.

Squirt bottle, manifold dispenser atau automated microplate washer

5.

100 mL, 500 mL graduated cylinders

6.

Polypropylene test tubes untuk larutan standard an sampel

7.

Human CRP Control.

8.

Serum, sampel disentrifugasi selama 15 menit dengan 1000xg, simpan
dalam temperature < - 200C

9.

Reagen CRP standar

2. Cara Kerja
1.

Siapkan reagen, larutan standar, dan sampel

2.

Ambil micropalte strips dari plate frame

3.

Tambahkan 100μL Assay diluents RD1F kedalam setiap sumur.

4.

Tambahkan 50μL standar. Tutup dengan perekat dan diinkubasi selama 2
jam dalam temperature kamar.

Universitas Sumatera Utara

5.

Aspirat dari setiap sumur dan cuci, ulangi proses sebanyak 3 sampai 4
kali pencucian. Cuci dengan memasukkan Wash buffer (400μL)
menggunakan squirt bottle

6.

Tambahkan 200 μL CRP Conjugate kedalam setiap sumur, tutup dengan
strip baru , inkubasi selama 2 jam pada temperature kamar.

7.

Ulangi aspirat dan pencucian sepertk dalam langkah 5.

8.

Tambahkan 200μL Stop Solution ke setiap sumur. Inkubasi selama 30
menit pada temperature kamar. Hindari cahaya.

9.

Tambahkan 50μL Stop Solution kedalam setiap sumur. Perhatikan warna
perubahan biru ke warna kuning.

10. Lakukan penjelasan densitas optic setiap sumur dalam waktu 30 menit
dengan microplate reader.

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 6
Uji Spirometri
1.Peralatan
Alat yang digunakan adalah Alpha Spirometer produksi Vitalograph, Ireland.

Spirometri Vitalograph,Ireland

2. Cara Kerja:
a. Letakkan alat spirometer pada tempat permukaan rata
b. Pasangkan tube dengan lengkap
c. Hubungkan alat dan pasangkan kabel arus pada tempatnya
d. Responden / sampel dalam posisi berdiri tegak, bila tidak memungkinkan
responden untuk berdiri, maka diperbolehkan dalam posisi duduk.
e. Ukur tinggi badan responden.

Universitas Sumatera Utara

f. Tentukan besar nilai dugaan nilai standar paru Pneumobile Project
Indonesia
g. Nyalakan alat spirometer.
h. Lakukan kalibrasi dengan menggunakan alat kalibrasi
i. Masukkan data sesuai yang tertera pada alat spirometer ( identitas, tanggal
lahir, tinggi badan, jenis kelamin dan ras )
j. Responden menarik napas secara maksimal
k. Masukkan tube filter ( mouthpiece ) ke dalam rongga mulut responden
l. Lakukan ekspirasi ( meniup ) secara perlahan-lahan dengan usaha yang
merata sampai mencapai titik ekspirasi maksimal untuk memperoleh
Kapasitas Vital
m. Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali
n. Kembalikan tube mouthpiece ketempatnya.
o. Cetak data setelah dilakukan pengujian fungsi paru
p. Bersihkan tube dan dikembalikan ke tempat semula
q. Penandatanganan oleh responden pada lembar data yang telah dicetak oleh
alat spirometri untuk keaslian data pemeriksaan.
3.

Pengukuran dan Nilai
Tabel 3.2. Derajat Gangguan Fungsi Paru
Keparahan

Persen Prediksi VEP1

Ringan

> 70%

Sedang

60-69%

Sedang Berat

50-59%

Berat

35-49%

Universitas Sumatera Utara

Sangat Berat

< 35%

Lampiran 7

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 8

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 9

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 10

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 11

Universitas Sumatera Utara

Lampiran I2

Universitas Sumatera Utara

Alat Absorpsi S02

Alat Uji Spiometri

C. Proses Pengambilan Absorpsi SO 2 di SPBU

Universitas Sumatera Utara

D. Proses Pemeriksaan Serum CRP di Laboratorium

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 13.b
Jenis Kelamin

Universitas Sumatera Utara

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Valid

Laki-Laki

37

62.7

62.7

62.7

Perempuan

22

37.3

37.3

100.0

Total

59

100.0

100.0

Kategori Lama Kerja
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Valid

< 5 tahun

30

50.8

50.8

50.8

>= 5 tahun

29

49.2

49.2

100.0

Total

59

100.0

100.0

Interpretasi Spirometri
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Normal

22

37.3

37.3

37.3

Restriksi

33

55.9

55.9

93.2

4

6.8

6.8

100.0

59

100.0

100.0

Valid
Restriksi + Obstruksi
Total

Lokasi SPBU
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

14.201.127

17

28.8

28.8

28.8

14.202.126

10

16.9

16.9

45.8

14.202.141

10

16.9

16.9

62.7

14.202.185

13

22.0

22.0

84.7

14.202.162

9

15.3

15.3

100.0

59

100.0

100.0

Valid

Total

Correlations

Universitas Sumatera Utara

Kadar SO2 10

Jumlah

Jam

Kendaraan

Pearson Correlation
Kadar SO2 10 Jam

.469**

1

Sig. (2-tailed)

.000

N
Pearson Correlation
Jumlah Kendaraan

59

59

**

1

.469

Sig. (2-tailed)

.000

N

59

59

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Paired Samples Test
Paired Differences
Mean

t

df

Sig.

Std.

Std. Error

95% Confidence

(2-

Deviation

Mean

Interval of the

tailed

Difference

)

Lower

Upper

Kadar
SO2 10

-

Pai Jam r1

918.98757

Jumlah
Kendaraa

297.36953 38.71421

6

5

6

-

-

-

996.48249 841.49265

23.73

9

3

8

5
8

.000

n

Kategori Lama Kerja * Interpretasi Spirometri Crosstabulation
Count
Interpretasi Spirometri
Normal

Restriksi

Total

Restriksi +
Obstruksi

< 5 tahun

11

17

2

30

>= 5 tahun

11

16

2

29

22

33

4

59

Kategori Lama Kerja
Total

Universitas Sumatera Utara

Jenis Kelamin * Interpretasi Spirometri Crosstabulation
Count
Interpretasi Spirometri
Normal

Restriksi

Total

Restriksi +
Obstruksi

Laki-Laki

11

23

3

37

Perempuan

11

10

1

22

22

33

4

59

Jenis Kelamin
Total

Descriptives
Kategori Lama Kerja

Statistic

Mean

236.32447

95% Confidence Interval for

Lower Bound

232.20980

Mean

Upper Bound

240.43913

5% Trimmed Mean

236.47535

Median

238.33350

Variance
< 5 tahun

Kadar SO2 10 Jam

Std. Error
2.011834

121.424

Std. Deviation

11.019267

Minimum

216.533

Maximum

253.400

Range

36.867

Interquartile Range

11.000

Skewness

-.498

.427

Kurtosis

-.120

.833

237.75859

2.462909

Mean
95% Confidence Interval for

Lower Bound

232.71355

Mean

Upper Bound

242.80363

5% Trimmed Mean

238.06882

Median

241.40000

Variance

175.912

>= 5 tahun
Std. Deviation

13.263173

Minimum

216.533

Maximum

253.400

Range

36.867

Interquartile Range

23.000

Skewness

-.261

Universitas Sumatera Utara

.434

Kurtosis
Mean

Mean

Upper Bound

.0837858

5% Trimmed Mean

.0624581

Median

.0456950
.003

Std. Deviation

.05017814

Minimum

.00694

Maximum

.16953

Range

.16259

Interquartile Range

.07122

Mean

.219

.833

.0606514

.00709894

.0461099

Mean

Upper Bound

.0751929

5% Trimmed Mean

.0585597

Median

.0602300
.001

Std. Deviation

.03822895

Minimum

.00822

Maximum

.16953

Range

.16131

Interquartile Range

.06482

Skewness

.684

.434

Kurtosis

.593

.845

90.33

2.145

95% Confidence Interval for

Lower Bound

85.95

Mean

Upper Bound

94.72

5% Trimmed Mean

91.96

Median

95.00

Variance
Std. Deviation

138.092
11.751

Minimum

47

Maximum

101

Range

54

Interquartile Range

10

Skewness

>= 5 tahun

.427

Lower Bound

Mean

< 5 tahun

1.128

95% Confidence Interval for

Variance

Nilai VEP1/KVP

.00916123

.0463122

Kurtosis

>= 5 tahun

.0650490
Lower Bound

Skewness
Nilai h-CRP

.845

95% Confidence Interval for

Variance
< 5 tahun

-1.097

-2.537

.427

Kurtosis

7.095

.833

Mean

87.69

1.403

Universitas Sumatera Utara

95% Confidence Interval for

Lower Bound

84.82

Mean

Upper Bound

90.56

5% Trimmed Mean

88.35

Median

88.00

Variance

57.079

Std. Deviation

7.555

Minimum

63

Maximum

98

Range

35

Interquartile Range

7

Skewness

-1.434

.434

Kurtosis

3.421

.845

Mean

86.10

4.432

95% Confidence Interval for

Lower Bound

77.04

Mean

Upper Bound

95.16

5% Trimmed Mean

85.56

Median

83.50

Variance
< 5 tahun

589.197

Std. Deviation

24.273

Minimum

25

Maximum

155

Range

130

Interquartile Range

24

Skewness
Nilai VEP1 Pred (%)

.540

.427

Kurtosis

2.130

.833

Mean

77.03

2.731

95% Confidence Interval for

Lower Bound

71.44

Mean

Upper Bound

82.63

5% Trimmed Mean

77.72

Median

78.00

Variance
>= 5 tahun

Nilai KVP Pred (%)

< 5 tahun

216.249

Std. Deviation

14.705

Minimum

36

Maximum

102

Range

66

Interquartile Range

21

Skewness

-.655

.434

Kurtosis

1.062

.845

Mean

82.90

4.811

95% Confidence Interval for

Lower Bound

73.06

Mean

Upper Bound

92.74

Universitas Sumatera Utara

5% Trimmed Mean

80.93

Median

77.00

Variance

694.369

Std. Deviation

26.351

Minimum

35

Maximum

167

Range

132

Interquartile Range

22

Skewness

1.540

.427

Kurtosis

3.632

.833

Mean

72.38

2.358

95% Confidence Interval for

Lower Bound

67.55

Mean

Upper Bound

77.21

5% Trimmed Mean

72.49

Median

74.00

Variance
>= 5 tahun

161.244

Std. Deviation

12.698

Minimum

45

Maximum

95

Range

50

Interquartile Range

20

Skewness

-.134

.434

Kurtosis

-.537

.845

101.53

7.585

Mean
95% Confidence Interval for

Lower Bound

86.02

Mean

Upper Bound

117.05

5% Trimmed Mean

100.22

Median

105.50

Variance
< 5 tahun

1726.051

Std. Deviation

41.546

Minimum

12

Maximum

219

Range

207

Nilai FEF 25-75 %

Interquartile Range

48

Skewness

>= 5 tahun

.612

.427

Kurtosis

1.340

.833

Mean

89.52

4.672

95% Confidence Interval for

Lower Bound

79.95

Mean

Upper Bound

99.09

Universitas Sumatera Utara

5% Trimmed Mean

90.31

Median

87.00

Variance

633.044

Std. Deviation

25.160

Minimum

19

Maximum

142

Range

123

Interquartile Range

27

Skewness

-.520

.434

Kurtosis

1.812

.845

Tests of Normality
Kategori Lama Kerja

Kolmogorov-Smirnova
Statistic

df

Shapiro-Wilk

Sig.

Statistic

df

S

< 5 tahun

.195

30

.005

.873

30

>= 5 tahun

.191

29

.008

.868

29

< 5 tahun

.184

30

.011

.840

30

*

Kadar SO2 10 Jam

Nilai h-CRP

Nilai VEP1/KVP

Nilai VEP1 Pred (%)

Nilai KVP Pred (%)

>= 5 tahun

.128

29

.200

.934

29

< 5 tahun

.223

30

.001

.700

30

>= 5 tahun

.170

29

.031

.886

29

< 5 tahun

.152

30

.073

.940

30

*

>= 5 tahun

.089

29

.200

.964

29

< 5 tahun

.192

30

.006

.865

30

29

*

.981

29

*

>= 5 tahun

.080

.200

< 5 tahun

.098

30

.200

.965

30

>= 5 tahun

.138

29

.164

.947

29

Nilai FEF 25-75 %
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic

Kadar SO2 10 Jam

df1

df2

Sig.

Based on Mean

2.647

1

57

.109

Based on Median

1.998

1

57

.163

1.998

1

56.765

.163

2.617

1

57

.111

Based on Median and with
adjusted df
Based on trimmed mean

Universitas Sumatera Utara

Based on Mean

1.577

1

57

.214

.469

1

57

.496

.469

1

44.344

.497

Based on trimmed mean

1.323

1

57

.255

Based on Mean

1.948

1

57

.168

.616

1

57

.436

.616

1

42.915

.437

Based on trimmed mean

1.142

1

57

.290

Based on Mean

2.959

1

57

.091

Based on Median

2.592

1

57

.113

2.592

1

44.841

.114

Based on trimmed mean

2.875

1

57

.095

Based on Mean

4.267

1

57

.043

Based on Median

2.549

1

57

.116

2.549

1

36.104

.119

Based on trimmed mean

3.437

1

57

.069

Based on Mean

5.229

1

57

.026

Based on Median

4.937

1

57

.030

4.937

1

48.942

.031

5.266

1

57

.025

Based on Median
Nilai h-CRP

Based on Median and with
adjusted df

Based on Median
Nilai VEP1/KVP

Based on Median and with
adjusted df

Nilai VEP1 Pred (%)

Based on Median and with
adjusted df

Nilai KVP Pred (%)

Based on Median and with
adjusted df

Nilai FEF 25-75 %

Based on Median and with
adjusted df
Based on trimmed mean

Correlations

Universitas Sumatera Utara

Correlation
Kategori

Coefficient

Lama

Sig. (2-

Kerja

tailed)
N
Correlation
Coefficient

Nilai hCRP

Sig. (2tailed)
N
Correlation
Coefficient

Nilai
VEP1/KVP

Sig. (2tailed)

Spearman's

N

rho

Correlation
Coefficient
Nilai VEP1
Pred (%)

Sig. (2tailed)
N
Correlation
Coefficient

Nilai KVP
Pred (%)

Sig. (2tailed)
N
Correlation
Coefficient

Nilai FEF
25-75 %

Sig. (2tailed)
N

Kategori

Nilai

Nilai

Nilai

Nilai

Nilai

Lama

h-

VEP1/KVP

VEP1

KVP

FEF

Kerja

CRP

Pred

Pred

25-75

(%)

(%)

%

1.000

.010

-.304*

-.191

-.212

-.123

.

.940

.019

.147

.107

.351

59

59

59

59

59

59

.010

1.000

-.081

-.158

-.138

-.099

.940

.

.541

.232

.298

.457

59

59

59

59

59

59

-.304*

-.081

1.000

.309*

.111

.599**

.019

.541

.

.017

.404

.000

59

59

59

59

59

59

-.191

-.158

.309*

1.000

.948**

.705**

.147

.232

.017

.

.000

.000

59

59

59

59

59

59

-.212

-.138

.111

.948**

1.000

.527**

.107

.298

.404

.000

.

.000

59

59

59

59

59

59

-.123

-.099

.599**

.705**

.527**

1.000

.351

.457

.000

.000

.000

.

59

59

59

59

59

59

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan Berat Badan Lahir Rendah dengan NIlai Faal Paru VEP1 dan KVP

0 57 91

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian KVP pada Operator SPBU di Kecamatan Ciputat Tahun 2014

1 14 141

PERBEDAAN NILAI RERATA VEP1 Perbedaan Nilai Rerata Vep1 % Prediksi Dan Vep1/ Kvp% Antara Orang Dengan Indeks Massa Tubuh Normal Dan Di Atas Normal Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 2 16

PERBEDAAN NILAI RERATA VEP1 Perbedaan Nilai Rerata Vep1 % Prediksi Dan Vep1/ Kvp% Antara Orang Dengan Indeks Massa Tubuh Normal Dan Di Atas Normal Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 4 12

Korelasi Paparan Sulfur Dioksida Dengan Kadar Protein C-Reaktif, Nilai VEP1, KVP, Rasio VEP1 KVP Dan AEP 25-75% Pada Pekerja SPBU Di Kecamatan Medan Amplas Kota Medan

0 0 20

Korelasi Paparan Sulfur Dioksida Dengan Kadar Protein C-Reaktif, Nilai VEP1, KVP, Rasio VEP1 KVP Dan AEP 25-75% Pada Pekerja SPBU Di Kecamatan Medan Amplas Kota Medan

0 0 2

Korelasi Paparan Sulfur Dioksida Dengan Kadar Protein C-Reaktif, Nilai VEP1, KVP, Rasio VEP1 KVP Dan AEP 25-75% Pada Pekerja SPBU Di Kecamatan Medan Amplas Kota Medan

0 0 9

Korelasi Paparan Sulfur Dioksida Dengan Kadar Protein C-Reaktif, Nilai VEP1, KVP, Rasio VEP1 KVP Dan AEP 25-75% Pada Pekerja SPBU Di Kecamatan Medan Amplas Kota Medan

0 5 37

Korelasi Paparan Sulfur Dioksida Dengan Kadar Protein C-Reaktif, Nilai VEP1, KVP, Rasio VEP1 KVP Dan AEP 25-75% Pada Pekerja SPBU Di Kecamatan Medan Amplas Kota Medan Chapter III V

0 0 31

Korelasi Paparan Sulfur Dioksida Dengan Kadar Protein C-Reaktif, Nilai VEP1, KVP, Rasio VEP1 KVP Dan AEP 25-75% Pada Pekerja SPBU Di Kecamatan Medan Amplas Kota Medan

0 2 9