Laporan Tahunan (2010) SEKRETARIAT NASIONAL

Memperluas Jangkauan,
Memperluas Manfaat

LAPORAN TAHUNAN (2010) SEKRETARIAT NASIONAL

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA KELUARGA
(PEKKA)
Dur e n S a wi t As r i K a v .I N o. 2 A, J l. La p a ng a n 1 , J ak - T im 134 4 0 , J ak a rta - In d o nes i a
T el.( + 6 22 1) 8 6 60 37 8 7 86 0 9 3 25 , F ax .( +6 2 2 1) 8 66 0 3 7 87
e- m ai l: p ek k a@c b n. n et .i d we b. ww w. p ek k a.or .i d

laporanAkhir2010|PEKKA

0

Daftar isi
LAPORAN TAHUNAN SEKRETARIAT NASIONAL
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA KELUARGA (PEKKA)

I.


PENDAHULUAN ...................................................................................................................................... 5
1. AWAL SEBUAH INISIATIF ..................................................................................................................... 5
2. PROFIL PEREMPUAN KEPALA KELUARGA ........................................................................................... 6
3. MEMBANGUN CITA-CITA BERSAMA PEKKA ........................................................................................ 7
4. WILAYAH KERJA................................................................................................................................. 10

II. PERKEMBANGAN DAN PENCAPAIAN PEKKA SECARA KOMPREHENSIF ............................................. 11
1. Pencapaian Tujuan (Misi) .................................................................................................................. 11
2. Eksistensi dan Kontribusi .................................................................................................................. 18
III. PERKEMBANGAN DAN PENCAPAIAN PEKKA DALAM KERANGKA PROYEK ........................................ 22
1. TF 55749 – IND JSDF Support for Fe ale Headed Households duri g A eh ‘e o stru tio

....... 23

2. TF 055900 – IND, JSDF. Edu atio for Very Poor Childre . .......................................................... 30
3. TF 91171 – IND, JSDF.

Pro erty ‘edu tio a d Wo e ’s Leadership; The P‘IME ..................... 35

4. TF 095058 – IND. JSDF. Sustai i g Wo e ’s Leadership Proje t. ................................................... 40

5. TF 96440 – IND Buildi g Pu li De a d for Legal a d Judi ial ‘efor , Wo e ’s Legal
E po er e t ................................................................................................................................. 42
IV. REFLEKSI DAN PELAJARAN PENTING ................................................................................................... 48
1. Kekuatan berbasis di akar rumput .................................................................................................... 48
2. Kesetiaan pada proses yang diyakini bersama ................................................................................. 49
3. Pentingnya investasi pengembangan sumberdaya manusia pemimpin di tingkat lokal .................. 49
4. Yang terbaik untuk sang ujung tombak ............................................................................................ 50
5. Kemewahan dukungan proyek ......................................................................................................... 50
6. Kekuatan berbagi sumberdaya berbagi pengetahuan dengan masyarakat lainnya......................... 50
7. Kekuatan kelembagaan sebagai pendamping dan pembangun kapasitas ....................................... 51
V. TANTANGAN DAN STRATEGI TAHUN 2011 ......................................................................................... 52
1. Desentralisasi untuk memperkuat kelembagaan lokal dan mengurangi ketergantungan pada pusat
.......................................................................................................................................................... 52
2. Memperkuat keberadaan Serikat Pekka sebagai kekuatan sosial politik yang otonom .................. 53
3. Memperluas wilayah kerja dan pengembangan Serikat Pekka ........................................................ 53

laporanAkhir2010|PEKKA

1


LAPORAN TAHUNAN SEKRETARIAT NASIONAL
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA KELUARGA (PEKKA)

Memperluas Jangkauan, Memperluas Manfaat
2010

PETRONELA PENI LOLI

Memimpin Desa Nisanulan ala PEKKA
Walaupun aku
sudah
cukup
lama mengenal
ibu Nela – begitu
beliau dipanggil,
namun
perjalanan
bersamanya ke
Washington DC,
memberiku

peluang untuk
mengenal
bu
Nela secara lebih
dalam. Bu Nela lahir di Dusun Walang, Desa Nisa Nulan pada 9 Oktober 1968. Dia
sekolah SD di desa Nisa Nulan, kemudian melanjutkan SMP di kota kecamatan
Waiwerang, menumpang di rumah saudaranya. Setamat SMA dia berkesempatan
melanjutkan SMA swasta di kota Kabupaten, Larantuka dan tinggal di asrama putri di
sana. Dari kampungnya ada 11 yang melanjutkan ke SMA di saat itu dan 8 di antaranya
perempuan.
Sesungguhnya Ibu Nela dibesarkan oleh seorang janda. Ayahnya yang seorang petani
meninggal dunia saat dia masih berusia 5 tahun. Dan sejak itu ibunya menjanda dengan
membesarkan 6 orang anak seorang diri sebagai petani. Keluarganya termasuk miskin
dan di masyarakatnya jika tidak memiliki suami maka akan sulit dipercaya oleh
masyarakat ketika membutuhkan pinjaman uang untuk kebutuhan sehari-hari dan
sekolah. Mereka juga tidak bisa pinjam dari bank karena tidak ada jaminan. Ibu Nela
adalah anak bungsu dari 6 bersaudara; 5 perempuan dan 1 laki-laki. Dua kakak
perempuan Ibu Nela membantu ibunya mencari nafkah untuk biaya sekolah adikadiknya. Dari 6 bersaudara, 4 anak sekolah sampai lulus SMA dibiayai kedua kakak
perempuannya tersebut.


laporanAkhir2010|PEKKA

2

Ibu Nela menikah di Larantuka pada
tahun 1996, dan dikaruniai seorang
anak lelaki yang saat ini berusia 14
tahun. Kehidupan yang dijalani dengan
tenang bersama suami tercinta – yang
menurutnya sangat gagah, besar tinggi,
harus berubah secara drastis ketika
sang suami dibunuh dengan kejam oleh
sekelompok orang yang hingga hari ini
tidak pernah berhasil diungkap oleh
Polisi. Hari itu saya, sua i, da apak
Mertua, seperti biasanya kerja kebun di
ladang. Siang hari saya pulang ke
rumah untuk ambil makanan. Ketika kembali suami dan Bapak Mertua sudah dibunuh.
Mayat mereka penuh luka seperti di potong-potong. Leher suami saya putus. Kepala
Bapa Mertua terpisah h jauh dari ada ya Bu Nela e era ang lirih mengingat

ke ali kejadia hari aas itu. Sudah pasti pe u uh ya tidak se diri kare a sua i
da Bapak Mertua saya gagah ora g ya, kalau Cu a se diri pasti isa la a , la jut ya
de ga getir. Saya juga e aya gka kalau saya tidak ke ru ah ambil nasi itu, pasti
saya juga ikut e jadi kor a kata ya lagi, asih tersisa ke geria ya g dia rasaka .
Hingga saat ini Bu Nela tidak pernah tau apa penyebab suaminya terbunuh. Namun dia
memang mendengar bahwa mertuanya memiliki musuh di kampung itu. Saya tidak
ingin balas dendam, karena saya ingin melanjutkan hidup saya. Biarlah Tuhan yang
e alas se ua ya de ga seti pal . Begitu u ap ya de ga
ijak. Bu Nela
kemudian meninggalkan desa suaminya, kembali ke desanya dengan membawa serta
anaknya. Sejak itu dia menjadi janda.
Bu Nela mulai bergabung dengan Pekka tahun 2006, dan menjadi kader Pekka yang
potensial. Beberapa pelatihan tingkat nasional yang diadakan seknas PEKKA pernah
diikutinya, membuat dia berkembang secara wawasan dan pengetahuan. Dia terlihat
tenang dan berhati-hati dalam bicara dan terkesan pendiam. Namun aku menangkap
semangat juang yang kuat dan juga jiwa kepemimpinan yang semakin berkembang.
Suatu hari, dia terlibat dalam pembicaraan dengan masyarakat desanya tentang kepala
desa yang berkasus dengan anak gadis di situ yang menyebabkan sang kepala desa harus
di lengserkan oleh para tetua dan masyarakat. Agar kepemimpinan desa tidak vakum,
maka akan diadakan pemilihan kepala desa lagi. Mendengar ini, bu Nela berpikir,

apakah mungkin dia mengamalkan pengetahuan dan pengalamannya di PEKKA untuk
memimpin desa. Hal ini di ungkapannya kepada Dete, pendamping Pekka untuk wilayah
Klubagolit. Dete mendukung secara penuh dan ikut memotivasi Bu Nela untuk
mendaftar menjadi calon. Meskipun belum pernah ada dalam sejarah mereka kepala
desa perempuan, apa lagi janda; tak ada salahnya mencoba – begitu pikir Dete dan juga
Bu Nela.

laporanAkhir2010|PEKKA

3

Lalu
ulailah dia
e persiapka
e daftar se agai alo . Wah.. bunda,
persyaratannya sangat banyak. Mulai dari bukti pendidikan, surat sehat, kelakuan baik,
ds . Urai ya sa il terse yu . Saya juga la pirka se ua sertifikat pelatihan PEKKA
tingkat Nasional yang pernah saya ikuti itu. Dan ini ternyata cukup menguatkan.
Pe alo a saya diteri a kata ya de ga ahagia. Ada tiga ka didat aktu itu, ya g
dua-nya laki-laki tentu saja. Mulailah Bu Nela mempersiapkan kampanyenya, dengan

duku ga dari ko u itas Pekka da pe da pi g di ilayah itu. Dala
erka pa ye
saya tidak pernah menjanjikan apapun bunda. Saya hanya bilang ke masyarakat untuk
membangun visi dan misi bersama lalu, bersama pula mengusahakan mencapainya.
Semua masyarakat harus terlibat untuk mencapai mimpi kita bersama. Hanya itu yang
saya kataka u da , Bu Nela er erita de ga a tusias. Se etul ya dia tidak terlalu
yakin akan menang karena dia perempuan dan janda.
Namun,
betapa
terkejutnya
dia
ketika
hasil
perhitungan
suara
di
pemilihan itu,
Bu
Nela
mendapatkan

suara sekitar
260
sedangkan
lawannya
sekitar 60-an
suara
dari
320-an
pemilih.
Wah..,
kemenangan
yang cukup
mutlak dan
menunjukkan
bahwa
pemilih
beliau tidak
hanya
perempuan
dan Pekka,

namun juga
laki-laki. Tentu saja ini sebuah perubahan yang sangat besar di komunitas ini. Setelah
dilantik, mulailah Bu Nela memimpin desanya. Seperti yang dialaminya di Pekka, tahap
pertama adalah mengajak seluruh masyarakat membangun visi bersama. Berbagai
pertemuan tingkat kampung dan desa di lakukan untuk membangun visi dan misi,
mengeksplorasi sumberdaya dan membuat rencana. Desa Nisanulan merupakan salah
satu desa yang tertinggal di wilayah ini. Tidak ada listrik, tidak ada sumber air bersih
yang memadai dan tidak ada pelayanan kesehatan. Selain itu penduduk umumnya
miskin karena tidak ada sumber penghasilan. Bu Nela punya PR besar dan ini menjadi
tantangan tersendiri.
Desa ini berhasil mendapatkan dana pembangunan dan PNPM (Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat) sebesar 400 juta-an rupiah. Mereka mencoba
merencanakannya dengan cermat. Prioritas utama membuat pengerasan jalan dan
membangun Pos Ya du u tuk pelaya a kesehata . Jala sepa ja g 900 da dua
buah Pos Yandu berhasil di bikin, dan masih tersisa uang sekitar 50 juta yang sebetulnya
u tuk alokasi upah pekerja ya. Ceirta u Nela. Dia lalu e gu da g seluruh
masyarakat dan mengajak mereka merundingkan penggunaan dana upah tersebut.
Desa kita belum ada listrik meskipun sudah 65 tahun merdeka. Apakah kalian mau jika

laporanAkhir2010|PEKKA


4

dana upah ini tidak dibagikan namun kita himpun jadi dana bersama untuk memasukkan
listrik ke desa kita i i Bu Nela e oti asi asyarakat ya. Da ter yata asyarakat
bersetuju. Akhirnya dipergunakanlah dana itu untuk memasukkan listrik ke desanya.
Sekarang desa ini sudah terang karena masuk listrik. Masyarakat semua berbahagia, dan
merasa mendapatkan manfaat maksimal dari dana 400 juta ini. Tidak itu saja, bu Nela
juga berhasil membawa masuk air bersih melalui akses pembangunan pemerintah
daerahnya.
Saya hera u da ke apa ora g ere ut u tuk jadi kepala desa. Pe gala a saya
selama ini tidaklah mudah jadi kepala desa apalagi desa miskin seperti kami. Tidak ada
uang berlebih. Gaji juga hanya diterima setiap empat bulan. Saya kesulitan sekali,
padahal masyarakat sering datang, dan kalau datang pasti harus dikasih aka . Bu
Nela sedikit curhat, namun juga tertawa geli. Aku menjelaskan ke Bu Nela, bahwa
banyak kepala desa memanfaatkan dana pembangunan untuk kepentingan pribadinya,
makanya bisa kaya. Karena bu Nela mengelola dana dengan transparan – dan itu
memang seharusnya – dan semua untuk kepentingan masyarakat, maka bu Nela gak
punya apa-apa. Iya ya u da.., tapi saya aka terus elakuka i i. Kare a saya i gi
jadi kepala desa memang karena saya ingin berbuat sesuatu untuk desa dan wilayah
saya. Pengetahuan dan pengalaman saya di Pekka ingin saya praktekkan di masyarakat
agar da pak ya le ih luas . Ujar ya de ga pe uh keyaki a .
Petronela Peni Loli, hanyalah
seorang kepala desa miskin
dan
terpencil.
Namun
kisahnya
kurasa
sangat
menginspirasi. Ibu Sri Mulyani,
mantan Menteri Keuangan
Indonesia
yang
sekarang
menjadi Managing Direktur di
Bank Dunia, menyatakan
kekagumannya pada Bu Nela.
Iya u, kita e a g harus
punya
visi
untuk
menyejahterakan masyarakat
seberapapun besarnya uang
publik yang kita kelola. Ibu Nela mengelola 400 juta, saya pernah mengelola 1000
triliun, namun, cara harus tetap sama, transparan dan untuk kepentingan orang banyak.
Namun tentu saja ini tidak mudah. Akan banyak pihak yang tidak menyenangi kita
terutama yang jadi tidak bisa u tu g kare a itu , i ilah kata-kata Sri Mulyani ketika
berkesempatan berbincang selama 40 menit dengan aku dan bu Nela di ruang kerjanya
di Washington Januari 2011 yang lalu, yang pastinya terus akan diingat oleh ibu Nela.
Jika saja banyak pemimpin di berbagai level mulai dari tingkat desa hingga nasional,
memiliki keinginan yang sama dengan Bu Nela dan Sri Mulyani, aku yakin negara ini akan
segera terbebas dari kemiskinan.

laporanAkhir2010|PEKKA

I.

5

PENDAHULUAN

1. AWAL SEBUAH INISIATIF

PEKKA mulai digagas pada akhir tahun 2000 dari
rencana awal KOMNAS PEREMPUAN yang ingin
mendokumentasikan kehidupan janda di wilayah konflik
dan keinginan Bank Dunia melalui Program
Pengembangan
Kecamatan
(PPK)
merespons
permintaan janda korban konflik di Aceh
untuk
memperoleh akses sumberdaya agar dapat mengatasi
persoalan ekonomi dan trauma mereka. Semula upaya
i i di eri a a Wido s Proje t ya g sepe uh ya
didukung dana hibah dari Japan Social Development
Fund (JSDF) melalui Trust Fund Bank Dunia. KOMNAS
PEREMPUAN kemudian bekerjasama dengan Pusat
Pengembangan
Sumberdaya
Wanita
(PPSW),
membentuk Seknas PEKKA untuk mengembangkan
gagasan awal ini.
Melalui proses refleksi dan diskusi intensif dengan
berbagai pihak, kedua gagasan ini kemudian
diintegrasikan ke dalam sebuah upaya pemberdayaan
ya g le ih ko prehe sif. U tuk itu Wido s Proje t
atau Proyek u tuk Ja da diu ah te a da judul ya
menjadi lebih provokatif dan ideologis, yaitu dengan
menempatkan janda lebih pada kedudukan, peran, dan
tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga. Selain itu,
upaya ini diharapkan mampu pula membuat perubahan
sosial dengan mengangkat martabat janda dalam
masyarakat yang selama ini terlanjur mempunyai
Stereotype negatif. Judul Program Pemberdayaan
Perempuan Kepala Keluarga atau disingkat Program
PEKKA kemudian ditetapkan dan disepakati untuk
menamai inisiatif baru ini. Selanjutnya kata Pekka
juga dipergunakan untuk menyebut secara singkat
istilah Perempuan Kepala Keluarga.
Data Susenas Indonesia tahun 2007 menunjukkan bahwa
jumlah rumah tangga yang dikepalai perempuan mencapai 13.60% atau sekitar 6 juta rumah
tangga yang mencakup lebih dari 30 juta penduduk. Dan pada tahun 2010 Badan Pusat
Statistik (BPS) memperkirakan 14% atau sekitar 9 juta rumah tangga di Indonesia di kepalai
oleh Perempuan. Jika dibandingkan data tahun 2001 ketika Seknas PEKKA pertama digagas

laporanAkhir2010|PEKKA

6

yang kurang dari 13%, data ini menunjukkan kecenderungan peningkatan rumah tangga
yang dikepalai perempuan rata-rata 0.1% per tahun.
Berdasarkan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 tahun 1974, dalam kehidupan sosial
politik dan kemasyarakatan di Indonesia, kepala keluarga adalah suami atau laki-laki. Selain
itu, nilai sosial budaya umumnya juga masih menempatkan perempuan dalam posisi
subordinat. Oleh karena itu keberadaan perempuan sebagai kepala keluarga tidak
sepenuhnya diakui baik dalam sistem hukum yang berlaku maupun dalam kehidupan sosial
masyarakat. Sebagai akibatnya perempuan kepala keluarga menghadapi diskriminasi hak
dalam kehidupan sosial politiknya.
2. PROFIL PEREMPUAN KEPALA KELUARGA
Seknas PEKKA
mendampingi
Perempuan
miskin yang
melaksanakan
peran
dan
tanggung
jawab sebagai
pencari
nafkah,
pengelola
rumah tangga,
dan pengambil keputusan dalam keluarga yang mencakup:






Perempuan yang ditinggal/dicerai hidup
Perempuan yang suaminya meninggal dunia
Perempuan yang membujang atau tidak menikah
Perempuan bersuami, tetapi oleh karena suatu hal, suaminya tidak dapat menjalankan
fungsinya sebagai kepala keluarga
Perempuan bersuami, tetapi tidak mendapatkan nafkah lahir dan batin karena suaminya
bepergian lebih dari satu tahun.

Rumah tangga yang dikepalai perempuan umumnya miskin dan merupakan kelompok
termiskin dalam strata sosial ekonomi di Indonesia. Hal ini sangat terkait dengan kualitas
sumberdaya perempuan kepala keluarga (Pekka) yang rendah. Data dasar Sekretariat
Nasional PEKKA di 8 provinsi menunjukkan bahwa Pekka umumnya berusia antara 20 – 60
tahun, lebih dari 38.8% buta huruf dan
tidak
pernah
duduk di bangku sekolah dasar
sekalipun. Mereka menghidupi antara
1-6 orang tanggungan, bekerja sebagai

laporanAkhir2010|PEKKA

7

buruh tani dan sektor informal dengan pendapatan rata-rata kurang dari Rp 10,000 per hari.
Riset Seknas PEKKA tahun 2009 menunjukkan bahwa 55% Pekka hidup di bawah garis
kemiskinan Indonesia dan sepertiga komunitas Pekka tidak bisa mendapatkan akses
jamkesmas dan BLT. Paling tidak 78% Pekka yang bercerai mengalami kekerasan dalam
rumah tangga dan kurang dari 50% Pekka sesungguhnya mencatatkan perkawinannya.

Buta Huruf 44,4 %
Tanggungan 2-5

Petani dan Pedagang 56%

3. MEMBANGUN CITA-CITA BERSAMA PEKKA
Seknas PEKKA mempunyai visi untuk pemberdayaan perempuan kepala keluarga dalam
rangka ikut berkontribusi membangun tatanan masyarakat yang sejahtera, adil gender, dan
bermartabat.
Untuk mewujudkan visi tersebut, Seknas PEKKA mengemban misi untuk:
 Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan Perempuan Kepala Keluarga
 Membuka akses perempuan kepala keluarga terhadap berbagai sumberdaya
 Membangun kesadaran kritis Perempuan Kepala Keluarga baik terhadap kesetaraan
peran, posisi, dan status mereka, maupun terhadap kehidupan sosial politiknya.
 Meningkatkan partisipasi perempuan kepala keluarga dalam berbagai proses kehidupan
sosial, ekonomi, politik dan budaya
 Meningkatkan kontrol perempuan terhadap proses pengambilan keputusan mulai di
tingkat rumah tangga hingga negara.
Untuk mencapai cita-cita ini Seknas PEKKA mengembangkan strategi Empat Pilar
Pemberdayaan Pekka.
 Membangun Visi; pada dasarnya membangun kesadaran kritis Pekka terhadap hak
sebagai manusia, perempuan dan warga negara, menumbuhkan motivasi untuk
memperbaiki kehidupan, dan pada akhirnya memfasilitasi mereka untuk membangun
visi dan misi kehidupan. Visi dan Misi menjadi landasan utama Pekka untuk bergerak
selanjutnya.

laporanAkhir2010|PEKKA







8

Peningkatan kemampuan; meningkatkan kapasitas Pekka untuk mengatasi berbagai
persoalan kehidupan melalui pendampingan intensif, berbagai pelatihan dan lokakarya
terkait dengan membangun kepercayaan diri, meningkatkan keterampilan teknis dan
manajerial. Melatih dan mengembangkan pemimpin dan fasilitator masyarakat dari
kalangan Pekka.
Pengembangan Organisasi dan Jaringan; melalui penumbuhan, pengembangan dan
penguatan kelompok berbasis di masyarakat yang diberi nama Kelompok Perempuan
Kepala Keluarga (Kelompok Pekka) di seluruh wilayah program. Kelompok-kelompok ini
kemudian difasilitasi untuk mengembangkan organisasinya menjadi Serikat Pekka yang
mandiri dan berjaringan mulai dari tingkat kecamatan hingga nasional, serta berjaringan
dengan lembaga lain yang dapat mendukung kerja-kerja mereka.
Advokasi untuk Perubahan; Fokus pada akses terhadap informasi, sumberdaya
kehidupan dan pengambilan keputusan serta akses terhadap keadilan hukum.
Perubahan tata nilai negatif terhadap perempuan dan perempuan kepala keluarga
melalui kampanye dan pendidikan pada masyarakat luas.

Strategi Seknas PEKKA di operasionalkan ke dalam program-program PEKKA yang
dikembangkan berdasarkan kebutuhan, kondisi dan sumberdaya yang tersedia.

a. Pemberdayaan Ekonomi
 Pengembangan sumberdaya keuangan bersama Pekka melalui kegiatan simpan pinjam
dengan sistem koperasi
 Peningkatan sumber pendapatan keluarga Pekka melalui pengembangan usaha individu
dan usaha bersama
b. Pendidikan Sepanjang Hayat
 Pemberantasan buta huruf dan angka bagi keluarga Pekka melalui kelas keaksaraan
fungsional dan akses program Penyetaraan Pendidikan
 Akses pendidikan yang murah dan berkualitas termasuk akses beasiswa bagi anak-anak
Pekka yang putus sekolah 9 tahun
 Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini, Mengorganisir Kelas Belajar anak-anak
Pekka.
c. Pemberdayaan Hukum
 Kegiatan penyadaran tentang hak dan perlindungan hukum bagi Pekka
 Melatih kader Pekka menjadi Kader Hukum agar mampu mendampingi akses proses
hukum yang adil bagi Pekka dan keluarganya dalam penyelesaian kasus kekerasan dalam
rumah tangga
 Advokasi reformasi hukum dan proses hukum yang adil gender

laporanAkhir2010|PEKKA

9

d. Pemberdayaan Politik
 Penyadaran kritis akan hak politik Pekka
 Mengorganisir Pekka untuk terlibat dan mengawasi proses pengambilan keputusan di
berbagai tingkatan dan terlibat dalam proses politik di berbagai tingkatan

e. Hak Kesehatan Sepanjang Masa
 Gerakan hidup sehat dan berkualitas melalui kegiatan penyadaran kritis akan hak dan
kesehatan khususnya kesehatan reproduksi
 Mengembangkan kader-kader kesehatan dari kalangan Pekka agar dapat mengorganisir
akses pelayanan kesehatan yang murah dan berkualitas
 Advokasi kebijakan terkait hak pelayanan kesehatan yang mudah, murah dan berkualitas
bagi masyarakat miskin
f. Media Komunitas
 Sistem pendukung kegiatan pengorganisasian Pekka dan memperjuangkan hak akses
teknologi informasi bagi masyarakat miskin
 Melatih dan mengembangkan kader-kader pengelola dan pengembang media rakyat
termasuk radio komunitas, video komunitas, fotografi, dan penulisan
 Mengembangkan penggunaan media komunitas untuk kegiatan pendidikan bagi rakyat,
kampanye perubahan sosial, dan advokasi kebijakan
GAMBAR KERANGKA KERJA PEKKA

laporanAkhir2010|PEKKA

10

4. WILAYAH KERJA
Kerja Seknas Pekka di awali di empat wilayah yaitu:
 Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) : Aceh Bireun, Aceh Barat Daya, Aceh Besar, Pidie,
Aceh Timur, Aceh Jaya, Singkil, Aceh Selatan, Nagan Raya
 Jawa Barat (JABAR) : Cianjur, Subang, Sukabumi, Karawang
 Nusa Tenggara Timur (NTT) : Flores Timur
 Sulawesi Tenggara (SULTRA) : Buton
Kemudian berkembang ke 4 provinsi berikutnya yaitu:
 Kalimantan Barat (KALBAR) : Kodya Pontianak, Kubu Raya
 Jawa Tengah (JATENG) : Batang, Pemalang, Brebes
 Nusa Tenggara Barat (NTB) : Lombok Barat, Lombok Tengah
 Maluku Utara - (MALUT) : Halmahera Utara
Pada akhir tahun 2010, Seknas PEKKA memperluas wilayah kerja ke 6 provinsi lagi yaitu:
 Sumatra Utara (SUMUT) : Asahan
 Sumatra Selatan (SUMSEL) : Ogan Komering Ilir
 Jawa Timur (JATIM) : Bangkalan
 Sulawesi Selatan (SULSEL) : Bone
 Sulawesi Utara (SULUT) : Bolaang Mongondow
 Bali

laporanAkhir2010|PEKKA

II.

11

PERKEMBANGAN DAN PENCAPAIAN PEKKA SECARA KOMPREHENSIF

Dalam kurun waktu 9 tahun perjalanannya, PEKKA memiliki rekam jejak yang dapat
dijadikan acuan untuk melihat sejauh mana keberadaan Seknas PEKKA ikut berkontribusi
pada upaya pemberdayaan masyarakat miskin khususnya perempuan kepala keluarga
(Pekka) di Indonesia. Untuk memudahkan melihat rekam jejaknya, maka dapat dilihat dari
perubahan yang terjadi terkait dengan pencapaian misi, eksistensi dan kontribusi
keberadaan Pekka dalam gerakan perempuan serta gerakan sosial politik masyarakat sipil.
1. Pencapaian Tujuan (Misi)
Misi Seknas PEKKA untuk memberdayakan perempuan kepala keluarga, dikembangkan
dengan mempergunakan kerangka pemberdayaan perempuan Sarah Longwe yaitu fokus
pada li a aspek kehidupa ya g harus eru ah ketika seora g pere pua
erdaya .
A. Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan perempuan kepala keluarga

Sembilan tahun Seknas PEKKA bekerja di lapangan tentu saja belum mampu menjawab
masalah kemiskinan yang dihadapi oleh perempuan kepala keluarga karena persoalan
kemiskinan merupakan persoalan struktural yang tidak serta-merta selesai dengan sebuah
proyek. Seknas PEKKA juga tidak memiliki kemampuan untuk melakukan sebuah riset untuk
menyajikan data kuantitatif terkait hal ini karena lemahnya data dasar yang dimiliki oleh
Seknas PEKKA. Oleh karena itu, Seknas PEKKA melihat pencapaian tujuan yang pertama ini
dari tiga sumber data yang cukup kuat dimiliki yaitu data simpanan dan data pinjaman
anggota Pekka, serta akumulasi aset dana di Lembaga Keuangan Mikro Koperasi yang
dikembangkan dan dimiliki oleh Serikat PEKKA di lapangan.
Hingga akhir Desember 2010, kemampuan menabung anggota Pekka cukup stabil.
Walaupun dalam perjalanannya terjadi fluktuasi, namun secara umum tabungan Pekka dari
tahun ke tahun cenderung meningkat rata-rata 50%. Hingga saat ini total dana yang mampu
di mobilisir oleh Serikat Pekka dalam bentuk tabungan secara bersama mencapai
Rp.3.793.980.895,-. Dan Pada tahun 2010, tabungan kumulatif seorang anggota Pekka
yang tertinggi mencapai Rp.10.456.000,- dengan rata-rata simpanan setiap anggota selama
setahun mencapai Rp.900,000,- Kemampuan menabung merupakan salah satu indikator
positif dari meningkatnya taraf hidup anggota Pekka. Selain itu, kemampuan menabung juga

laporanAkhir2010|PEKKA

12

merupakan salah satu perubahan perilaku yang dapat membantu menuju ke arah
kesejahteraan anggota.

TABEL DAN GRAFIK DATA SIMPANAN PEKKA
PERKEMBANGAN SIMPANAN 2002 – 2010
No

Wilayah

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

1

NAD

7.998.700

22.113.100

38.561.400

58.295.200

75.109.650

86.296.400

254.887.542

375.780.430

489.878.280

2

JABAR

7.200.500

84.687.000

50.040.550

100.102.750

61.354.900

76.538.050

107.772.650

129.874.250

926.545.440

3

JATENG

-

3.785.500

12.258.300

21.156.050

19.007.250

37.057.350

68.159.750

64.647.200

124.097.000

4

KALBAR

-

191.000

19.151.600

22.728.000

50.830.600

38.232.450

38.232.450

97.578.600

120.313.775

5

NTB

-

3.763.800

10.251.750

22.961.450

27.717.550

24.628.100

38.791.200

76.013.750

90.121.600

6

NTT

23.439.300

61.191.225

105.202.835

188.846.735

376.832.040

577.840.359

901.763.580

1.387.958.888

1.806.595.800

7

SULTRA

7.625.450

19.568.400

51.566.450

61.512.450

87.323.725

124.704.525

148.240.475

168.856.225

187.798.500

8

MALUT

-

5.293.000

23.416.500

38.510.500

6.854.012

41.036.500

48.541.500

47.295.000

48.630.500

46.263.950 200.593.025

310.449.385

514.113.135

705.029.727

1.006.333.734 1.606.389.147

2.348.004.343

3.793.980.895

334%

55%

66%

37%

46%

62%

Jumlah
Prosentase
Peningkatan

4.000.000.000

43%

60%

Simpanan

3.500.000.000
3.000.000.000
2.500.000.000
2.000.000.000
Simpanan
1.500.000.000
1.000.000.000
500.000.000
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010







Simpanan tertinggi tahun 2010 adalah Maria Abon Boli dari Klubagolit NTT dengan jumlah Simpanan Rp.
10.456.000,-. Pada tahun 2009 simpanan Maria Abon Boli Rp. 30.050.000,Rata-rata simpanan per anggota Rp. 900.000,SHU 2010 tertinggi adalah Maria Abon Boli dari Klubagolit – NTT Rp. 2.345.071
Pinjaman tertinggi di NTT sebesar Rp. 25.000.000,Rata-rata pinjaman per anggota Rp. 2.500.000,-

laporanAkhir2010|PEKKA

13

Indikator lain yang juga cukup signifikan adalah
meningkatnya pinjaman anggota di LKM Koperasi
mereka. Sebagian besar anggota Pekka meminjam
untuk keperluan pengembangan usaha ekonomi
produktif, meskipun tidak tertutup kemungkinan
pinjaman juga dipergunakan untuk kepentingan
mendesak lainnya seperti pendidikan, kesehatan bahkan
konsumsi. Secara kumulatif jumlah pinjaman anggota Pekka
meningkat rata-rata 20% pertahun dengan pinjaman seorang anggota Pekka yang tertinggi
dapat mencapai Rp.25,000,000,- dengan rata-rata pinjaman per anggota mencapai
Rp.1,500,000,- per tahun. Pada tahun 2010, tercatat akumulasi perputaran pinjaman
anggota Pekka secara kolektif mencapai Rp.27,869,858,370,Secara kolektif, perubahan juga dapat dilihat dari berkembangnya aset LKM Koperasi serikat
Pekka. Hingga akhir tahun 2010 ada 35 LKM milik PEKKA yang tersebar di 8 provinsi dengan
total aset mencapai Rp.11.353.326.970,- (sebelas miliar tiga ratus lima puluh tiga juta tiga
ratus dua puluh enam ribu rupiah). Setiap akhir tahun sebagian LKM ini melakukan rapat
tahunan dan menghitung dana
sisa hasil usaha (SHU) yang
sebagiannya dibagikan pula
kepada anggota. Hingga saat
ini, SHU tertinggi yang
diberikan kepada seorang
anggota
bisa
mencapai
Rp.2.345.071,- yaitu yang
diterima oleh seorang orang
anggota di Flores Timur.

laporanAkhir2010|PEKKA

14

laporanAkhir2010|PEKKA

15

B. Membuka akses perempuan kepala keluarga terhadap berbagai sumberdaya

Akses Pekka terhadap berbagai sumberdaya tidak hanya bersifat materi, namun juga
informasi, keadilan dan perlindungan merupakan salah satu indikator penting untuk melihat
pencapaian pemberdayaan yang dilakukan. Akses sumber daya terbesar yang diterima oleh
kelompok Pekka selama ini tentu saja dari Japan Social Development Funds (JSDF) melalui
proyek-proyek yang dikelola oleh Seknas PEKKA. Dalam tahun 2010 kelompok-kelompok
Pekka memperoleh dana bantuan langsung sejumlah Rp.6,560,000,000 yang telah
dipergunakan untuk berbagai kegiatan pendidikan dan pembelajaran di kalangan Pekka dan
masyarakat lainnya. Selain itu, tidak kurang dari Rp.161,000,000 telah pula di terima secara
langsung oleh kelompok-kelompok Pekka dari pihak lain termasuk pemerintah daerah,
lembaga donor, dan sumbangan individu yang tidak mengikat, yang secara langsung
memberi manfaat pada 2,131 anggota serikat Pekka. Selain dalam bentuk uang tunai,
kelompok Pekka juga mendapatkan akses sumberdaya ekonomi lainnya dalam bentuk in
kind seperti peralatan dan bahan-bahan produksi.
Akses peningkatan kapasitas melalui berbagai pelatihan yang digelar oleh lembaga-lembaga
pemerintah, LSM dan lembaga pelatihan di luar Seknas PEKKA juga telah terbuka bagi
Serikat Pekka. Selama tahun 2010 ada 34 jenis kegiatan peningkatan kapasitas yang
diselenggarakan oleh pihak ketiga yang di ikuti oleh 358 anggota serikat Pekka.

laporanAkhir2010|PEKKA

16

Akses keadilan melalui proses peradilan juga menjadi salah satu indikator perkembangan
PEKKA. Melalui program pemberdayaan hukum, anggota Pekka dan masyarakat miskin lain
di sekitarnya telah mampu mengakses proses peradilan untuk mendapatkan dokumendokumen negara yang mereka butuhkan untuk sebagai hak dasar mereka sebagai
perempuan dan anak-anaknya. Selama kurun waktu 2010 ada 24 kasus gugat cerai dan 252
kasus Itsbat nikah telah diakses melalui fasilitas sidang keliling dan prodeo yang difasilitasi
oleh pengurus Serikat Pekka. Selain itu ada 1,689 akte kelahiran telah didapatkan oleh anakanak Pekka dan keluarga miskin lainnya pada tahun 2010 ini.

C. Membangun kesadaran kritis Perempuan Kepala Keluarga baik terhadap
kesetaraan peran, posisi, dan status mereka, maupun terhadap kehidupan sosial
politiknya.

Kesadaran kritis Pekka dibangun melalui proses pembelajaran bersama baik dalam bentuk
pelatihan dalam kelas, diskusi kelompok terfokus maupun diskusi non formal yang dilakukan
dalam pertemuan-pertemuan mereka serta pendampingan intensif yang dilakukan selama
ini. Salah satu perubahan yang dapat dilihat dari terbangunnya kesadaran kritis ini adalah
berkembangnya wawasan anggota Pekka terhadap berbagai bidang aspek kehidupan yang
pada akhirnya berpengaruh dalam cara mereka menghadapi persoalan kehidupan yang
dihadapi.
Pada tahun 2010 ini ada 25 jenis pelatihan yang diberikan pada anggota Pekka termasuk
membangun visi dan misi yang mencakup analisa sosial, motivasi bekerja dalam kelompok
yang mencakup prinsip kerja sama dan keswadayaan, kepemimpinan transformatif,
manajemen kelompok, pembukuan kelompok dan akuntabilitas, lembaga keuangan mikro
filosofis dan manajemennya, dan berbagai keterampilan usaha. Selain itu berbagai materi
seperti hak kesehatan reproduksi, hukum dan hak perempuan, gender budget, advokasi,
kesadaran gender, ke-asertifan, perilaku efektif, dan topik lain yang terkait dengan
pengembangan diri telah pula diberikan baik dalam pertemuan rutin maupun dalam

laporanAkhir2010|PEKKA

17

kunjungan individu. Jumlah anggota Pekka yang ikut dalam pelatihan selama tahun 2010
adalah 2,907 orang.
Pengakuan keberadaan Serikat Pekka telah cukup merata di dalam masyarakat di wilayah
mereka berada. Dengan pengakuan ini, para pemimpin dan kader Serikat Pekka terbuka
peluang dan kesempatan yang lebih luas untuk ikut berpartisipasi dalam berbagai proses
kehidupan di dalam masyarakat baik sebagai pemimpin maupun sebagai anggota
masyarakat yang setara dengan lainnya. Dibanding tahun 2009, pada tahun 2010 ini terlihat
peningkatan yang cukup berarti dari keterlibatan pemimpin dan kader Pekka dalam kegiatan
di publik. Selama tahun 2010, paling tidak ada 553 orang kader, pemimpin dan anggota
serikat Pekka memimpin di berbagai aktivitas publik, sosial kemasyarakatan termasuk
sebagai pengurus ormas, pengelola program pembangunan seperti PNPM, pengurus RT/RW,
staf di kantor pemerintahan desa, pengurus PKK dan kegiatan sosial dan keagamaan lainnya.

D. Meningkatkan kontrol perempuan terhadap proses pengambilan keputusan mulai
di tingkat rumah tangga hingga negara.

Kontrol perempuan kepala keluarga dilihat dari keaktifan sekitar 2,997 orang anggota, kader
dan pemimpin serikat Pekka yang terlibat secara aktif dalam berbagai proses di tingkat
masyarakat termasuk dalam musrenbang hingga ke tingkat kabupaten dan dialog-dialog
dengan pemerintah lokal membahas berbagai persoalan sosial ekonomi masyarakat.
Kontrol Pekka juga dapat dilihat dari tumbuh dan berkembangnya kelompok kepentingan
yang dirintis Pekka di dalam masyarakat. Selama tahun 2010 ada 8 jenis kelompok
kepentingan yang telah dikembangkan di seluruh wilayah Pekka termasuk kelompok sadar
hukum, kelompok pengembangan pendidikan, kelompok pendidikan politik, dan kelompok
peduli Pekka. Kelompok kepentingan ini memerankan peranan cukup efektif dalam
masyarakat baik dalam mengontrol proses sosial kemasyarakatan maupun
mengampanyekan pesan-pesan untuk perbaikan dalam masyarakat terkait dengan fokus
kepentingannya. Misalnya kelompok sadar
hukum mengampanyekan kesadaran
hukum dalam masyarakat dan
seterusnya.
Kontrol dalam masyarakat juga
ditunjukkan dengan adanya kasus
yang diadukan ke pengurus serikat
Pekka dan kemudian difasilitasi
penyelesaiannya oleh kader serikat
Pekka. Dalam tahun 2010, Pekka
memfasilitasi penyelesaian 4 kasus

laporanAkhir2010|PEKKA

18

yang terjadi dalam masyarakat. Kasus-kasus ini umumnya terkait dengan tindak kekerasan
dalam rumah tangga.
2. Eksistensi dan Kontribusi
Eksistensi dan kontribusi Pekka dalam proses sosial politik di masyarakat dapat dilihat dari
beberapa indikator seperti perkembangan kelembagaan atau organisasi dan
kepemimpinannya, perluasan manfaat dan jangkauan, serta penyebaran informasi dan
pembelajaran.
A. Pengembangan kelembagaan dan Kepemimpinan
Hingga akhir tahun 2010, telah ditumbuh kembangkan 497 kelompok Pekka dengan 12,028
anggota di 351 desa, 77 kecamatan dan 23 kabupaten. Dari seluruh kelompok yang telah
terbentuk, sebagian besar telah tergabung dalam Serikat Pekka yang merupakan organisasi
pengembangan kelompok-kelompok Pekka sebagai organisasi masyarakat sipil yang
mandiri. Ada 473 Kelompok Pekka dengan keanggotaan aktif mencapai 10,008 orang yang
telah tergabung dalam 8 Serikat Pekka di 8 Provinsi yaitu NAD, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Kalbar, NTB, NTT, Sultra dan Malut.

Dalam rangka menjaga kesinambungan perkembangan Serikat Pekka, maka pada tahun
2010, telah pula dilakukan perluasaan wilayah kerja Seknas PEKKA melalui kegiatan survei
dan penumbuhan kelompok-kelompok Pekka. Ada 6 Provinsi baru termasuk Sumatera
Utara, Sumatera Selatan, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara yang telah
di survei oleh Seknas PEKKA meliputi 83 desa, 20 Kecamatan dan 5 Kabupaten. Melalui
survei ini telah pula dilakukan penumbuhan kelompok Pekka di wilayah ini yang berjumlah
39 kelompok dengan anggota 684 orang tersebar di 28 desa, 12 Kecamatan dan 5
kabupaten. Kelompok-kelompok ini ke depannya akan berproses mengembangkan serikat
Pekka di wilayahnya masing-masing.
Berkembangnya kepemimpinan dari kalangan Pekka merupakan salah satu pencapaian
penting lainnya mengingat rendahnya status dan kedudukan perempuan kepala keluarga di
dalam masyarakat selama ini. Meskipun telah ribuan kader dan pemimpin Pekka yang
dilatih Seknas PEKKA selama ini tidak semuanya bisa bertahan, pada tahun 2010 ini jumlah
kader dan pemimpin Pekka yang aktif dalam kegiatan Pekka cukup banyak yaitu 1,275
Orang meningkat 4% dibandingkan dari tahun sebelumnya.

laporanAkhir2010|PEKKA

19

B. Perluasan manfaat dan jangkauan
Selain fokus pada pengembangan Serikat Pekka, melalui sumberdaya yang ada Seknas
PEKKA juga menjangkau kelompok-kelompok masyarakat lainnya khususnya kelompok
perempuan miskin yang berada di wilayah pengembangan Pekka. Mereka juga di organisir
ke dalam kelompok swadaya yang diberi nama Kelompok Non Pekka. Hingga akhir tahun
2010, ada 57 kelompok non Pekka dengan anggota 1,602 perempuan miskin yang tersebar
di 25 Desa, 10 Kecamatan dan 6 Kabupaten di Indonesia. Kelompok-kelompok Non Pekka
ini telah menerima pendampingan secara intensif dari kader-kader Pekka dan mengakses
berbagai kegiatan dan informasi yang dikembangkan oleh Seknas PEKKA.
Selain melalui pengembangan kelompok non Pekka, perluasan manfaat juga dilakukan oleh
Seknas PEKKA dengan memberikan akses peningkatan kapasitas dan pengembangan
program bagi kelompok perempuan lain yang telah ditumbuhkan dan didampingi oleh
lembaga mitra Seknas PEKKA seperti PPSW. Dalam tahun 2010, Seknas PEKKA melalui
program-program yang dikembangkan memberikan manfaat pada 234 kelompok
perempuan basis dampingan PPSW dengan jumlah anggota 4,749 orang yang tersebar di
93 desa dan kelurahan, 24 kecamatan dan 7 Kabupaten di 4 Provinsi termasuk Banten,
Jakarta, Jawa Barat, dan Kalimantan Barat.
Pengembangan pusat-pusat belajar dilakukan Seknas PEKKA sebagai bagian dari upaya
memperluas manfaat. Hingga akhir tahun 2010, telah ada 88 buah pusat-pusat kegiatan
atau Center dengan berbagai ukuran dan kapasitas yang tersebar di tingkat desa dan
kecamatan di wilayah Pekka. Di Center - Center inilah berbagai kegiatan pembelajaran
secara reguler dan terbuka untuk anggota Pekka dan anggota masyarakat lainnya telah
dikembangkan. Beberapa subyek pembelajaran antara lain ekonomi, komputer, politik,
hukum, PAUD (pendidikan anak usia dini), Kelompok Belajar Anak, Kesehatan dan
Pengasuhan (parenting). Selama tahun 2010, secara total kelas-kelas pembelajaran ini
diikuti oleh tidak kurang dari 6,680 orang yang 10%-nya adalah laki-laki.
Sebagai kontribusi untuk mencerdaskan masyarakat, di Center ini juga dikembangkan taman
bacaan Pekka yang mengoleksi berbagai buku dan bahan bacaan yang dapat diakses oleh
masyarakat secara luas. Hingga tahun 2010 ada 26 taman bacaan Pekka dengan jumlah
koleksi buku mencapai 4,288 buah yang telah dikembangkan di wilayah Pekka.
C. Penyebaran informasi dan pembelajaran
Kontribusi Seknas PEKKA lainnya adalah
dalam
penyebaran
informasi
dan
pembelajaran kepada berbagai kalangan
dan masyarakat luas. Hal ini dilakukan
melalui
berbagai
upaya
termasuk
pengembangan media komunitas seperti
radio, video, dan foto memproduksi video
dokumentasi,
penerbitan
buku,

laporanAkhir2010|PEKKA

20

pengembangan panduan dan manual, peliputan berita di media massa, dan sebagainya.
Pengembangan media-media komunitas yang dikelola oleh para kader dan pemimpin Pekka,
merupakan upaya Seknas PEKKA untuk memperluas penyebaran informasi dan
pembelajaran di tingkat masyarakat. Ada dua macam media komunitas yang dikembangkan
di Center Pekka yaitu video komunitas dan radio komunitas. Hingga tahun 2010 telah
dikembangkan 9 stasiun radio komunitas di 5 provinsi. Dari ( stasiun radio tersebut, yang
sangat aktif mengembangkan programnya di tahun 2010 ada 6 stasiun dengan durasi
penyiaran perhari rata-rata 8.5 jam dan jangkauan pendengar setia mencapai tidak kurang
dari 7,700 orang. Stasiun radio ini menyiarkan informasi yang mengandung pengetahuan,
hiburan dan juga berita dalam masyarakat.

Selain itu, hingga tahun 2010 telah dikembangkan 7 studio video komunitas yang dikelola
oleh Kader Pekka. Tim video komunitas Pekka sangat aktif membuat film dokumenter dan
dokumentasi kehidupan sosial masyarakat. Hasil produksi mereka kemudian dijadikan alat
pemicu diskusi terfokus bersama masyarakat luas untuk melihat secara kritis kondisi
kehidupan mereka dan menggali lebih jauh gagasan untuk meningkatkan kehidupan sosial
kemasyarakatannya. Pada tahun 2010, ada 20 video dokumenter yang diproduksi oleh 7
stasiun ini dan telah disaksikan dan didiskusikan secara luas di masyarakatnya.
Seknas PEKKA juga melatih kader-kader menjadi fotografer lokal untuk merekam berbagai
informasi di masyarakat dalam bentuk foto. Ada 10 kader foto yang selama tahun 2010
cukup aktif melaksanakan perannya membuat foto-foto yang dapat dijadikan bahan diskusi
dalam masyarakat terkait kondisi dan persoalan sosial kemasyarakatannya. Tidak kurang
dari 2,378 foto telah dibuat oleh kader foto dan sebagian telah dipamerkan di tingkat lokal
dan juga ada yang telah dipublikasikan dalam bentuk buku.
Produksi video juga dilakukan oleh Seknas PEKKA selama tahun 2010 meskipun tidak
seintensif tahun-tahun sebelumnya yaitu hanya 3 buah video saja sehingga menambah
koleksi produksi Seknas selama 7 tahun terakhir menjadi 59 buah. Pengalihan kapasitas
produksi video dan dokumentasi kepada tim Pekka di tingkat wilayah, menuntut supervisi
yang penuh sehingga hampir seluruh alokasi waktu dan sumberdaya manusia di divisi
Pubdok Seknas PEKKA difokuskan untuk mensupervisi di lapangan. Hal ini tentu saja sangat
positif sebagai indikator proses pemberdayaan yang berjalan baik.
Penyebaran informasi dan pembelajaran juga dilakukan Seknas PEKKA dengan menerbitkan
buku dan buletin. Pada tahun 2010 telah di terbitkan satu buah buku foto berjudul Dari
Balik Le sa merupakan hasil kerja sama dengan PSF Bank Dunia untuk PNPM Mandiri, dan
satu buah buletin dengan tema Kendala Biaya Sebabkan Perempuan Kepala Keluarga Sulit
Akses Keadila yang berisi kumpulan tulisan staf dan kader
Pekka.
Liputan media massa
cetak dan elektronik
tentang
Pekka,

laporanAkhir2010|PEKKA

21

merupakan salah satu kesempatan baik bagi Seknas PEKKA untuk menyebarkan informasi
dan pembelajaran secara luas dan di ranah yang mainstream publik. Selama tahun 2010
tidak kurang dari 26 liputan berita tentang dan terkait Pekka telah dimuat di berbagai media
massa Nasional. Fokus liputan umumnya menyangkut perkembangan Pekka, profil dan
cerita-cerita realitas dari lapangan. Melalui pemberitaan ini, Seknas PEKKA mendapatkan
banyak umpan balik dan dukungan dari berbagai kalangan, termasuk keinginan dari
masyarakat lain untuk didampingi dan diberdayakan melalui PEKKA.

laporanAkhir2010|PEKKA

III.

22

PERKEMBANGAN DAN PENCAPAIAN PEKKA DALAM KERANGKA
PROYEK

Pencapaian Seknas PEKKA yang telah diuraikan di atas tidak terlepas dari alat dan pintu
masuk proyek-proyek yang dilaksanakan selama ini. Seknas PEKKA memang
mengembangkan program-program yang dalam implementasinya dilaksanakan melalui
dukungan pendanaan proyek terkait pemberdayaan perempuan kepala keluarga. Selama
tahun 2010, ada beberapa proyek yang dilaksanakan oleh Seknas PEKKA dari beberapa
sumber pendanaan, yang umumnya diperoleh dari Trust Fund Bank Dunia. Meskipun
demikian, pada tahun ini telah mulai dirintis beberapa kerjasama terbatas dengan sumber
pendanaan baru khususnya melalui program bantuan Australia untuk Indonesia.
Selama tahun 2010, Seknas PEKKA melaksanakan lima proyek yang saling berkaitan dan
mendukung pencapaian komprehensif Seknas di lapangan. Proyek tersebut adalah:
1. Proyek Dukungan bagi Perempuan Kepala Keluarga selama Rekonstruksi Aceh atau
Support for Fe ale Headed Households duri g A eh ‘e o stru tio . Proyek i i
merupakan Trust Fund Bank Dunia dengan nomor TF 55749 – IND, hibah dari Japan
Social Development (JSDF). Proyek ini telah berjalan sejak 27 September 2005 dan
berakhir 31 Desember 2010.
2. Proyek Pendidikan untuk Anak-anak Paling Miskin atau Education for Very Poor
Childre . Proyek i i di erika
elalui Pusat Pe ge a ga Su erdaya Wa ita
(PPSW) lembaga induk Seknas PEKKA oleh Trust Fund Bank Dunia dengan nomor TF
055900 – IND, dari Japan Social Development (JSDF). Proyek ini telah berjalan sejak
tahun 2006 dan akan berakhir pertengahan 2011.
3. Proyek Pengurangan Kemiskinan dan Pengembangan Kepemimpinan Perempuan
atau Pro erty ‘edu tio a d Wo e ’s Leadership; The P‘IME . Proyek i i
merupakan Trust Fund Bank Dunia dengan nomor TF 91171 – IND, hibah dari Japan
Social Development (JSDF). Proyek ini telah berjalan sejak 5 Juni 2008 dan akan
berakhir pada 5 Juni 2012.
4. Proyek Pengembangan Kepemimpinan Perempuan secara Berkesinambungan atau
Sustai i g Wo e ’s Leadership Proje t. Proyek i i erupaka Trust Fu d Ba k
Dunia dengan nomor TF 095058 – IND, hibah dari Japan Social Development (JSDF).
Proyek ini telah berjalan sejak 26 April 2010 dan akan berakhir pada 26 April 2014.
5. Proyek Membangun Kepentingan Publik untuk Reformasi Hukum dan Peradilan,
Pe erdayaa Huku
agi Pere pua , atau Buildi g Pu li De a d for Legal a d
Judi ial ‘efor , Wo e ’s Legal E po er e t . Proyek i i erupaka Trust Fu d
Bank Dunia dengan nomor TF 96440 – IND, hibah dari Pemerintah Belanda. Proyek
ini telah berjalan sejak 17 Mei 2010 dan akan berakhir pada 30 Juni 2011.
Meskipun semua proyek sesungguhnya saling melengkapi dan merupakan bagian yang tak
terpisahkan dalam strategi Seknas PEKKA di lapangan, ada baiknya pula untuk melihat

laporanAkhir2010|PEKKA

23

perkembangan setiap proyek mengingat perbedaan fokus yang khusus dari setiap proyek di
Seknas PEKKA. Berikut ini uraian perkembangan setiap proyek yang dikelola Seknas PEKKA.
1. TF 55749 – IND J“DF
Re o stru tio

“upport for Fe ale Headed Households during Aceh

Proyek ini merupakan Dukungan bagi Perempuan Kepala Keluarga selama Rekonstruksi
Aceh pasca bencana Tsunami di akhir tahun 2004 yang lalu. Proyek ini telah berjalan sejak
27 September 2005 dan berakhir 31 Desember 2010.
A. Latar belakang proyek
Program Pekka di Aceh dimulai awal tahun 2002, dan pada akhir tahun 2004 telah ada 55
kelompok Pekka di 53 Desa di 8 kecamatan, dan lima kabupaten di Aceh dengan anggota
mencapai. Saat 1264 rumah tangga dengan lebih dari 6,000 jiwa penerima manfaat
program. Pada tanggai 26 Desember 2004, provinsi Aceh dilanda gempa dan Tsumani yang
menghancurkan sebagian wilayah tersebut, lebih dari 300,000 orang meninggal dan hilang.
Ada tiga Kabupaten wilayah Pekka yang terkena dampak langsung Tsunami cukup buruk
yaitu Kabupaten Aceh Timur (Kecamatan Idi Rayeuk), Kabupaten Bireun (Kecamatan Jeunib,
Pelimbangan, Samalanga) dan Kabupaten Pidie (Mutiara Timur, Kembang Tanjong).
Sedangkan wilayah Kabupaten Aceh Selatan dan Aceh Besar tidak langsung terkena
Tsunami, namun ada di antara mereka yang menjadi korban karena mencari nafkah di
Banda Aceh. Namun demikian, buruknya situasi kehidupan ekonomi di Aceh, secara tidak
langsung juga mempengaruhi seluruh wilayah terutama bagi mereka yang memang miskin.
Mereka kehilangan jiwa, anggota keluarga, rumah tinggal dan kehilangan sumber mata
pencaharian. Mereka saat itu harus mendiami camp-camp pengungsi sementara yang
tersebar di kawasan tersebut, atau di rumah-rumah keluarganya. Sebagian kembali ke
rumah pada siang hari dan tidur di tempat orang lain pada malam harinya karena masih
trauma dan takut.

laporanAkhir2010|PEKKA

24

Lima belas orang anggota Pekka meninggal dalam musibah ini dan seorang tidak diketahui
nasibnya. Lebih dari seratus anggota kehilangan rumah dan tempat usahanya, serta ratusan
anggota rumahnya mengalami rusak berat. Sebagian besar mengalami kesulitan ekonomi
karena efek domino musibah ini. Sebagian mereka juga mengalami kehilangan anggota
keluarga besarnya, serta didera perasaan takut akan musibah susulan. Selain anggota Pekka,
di wilayah - wilayah ini banyak korban lainnya yang juga dalam kondisi sama
memprihatinkannya. Lebih jauh lagi, desa lain dan kecamatan lain di sekitar wilayah ini yang
sebelumnya sudah diidentifikasi untuk pengembangan wilayah Pekka termasuk yang
terkena dampak kedahsyatan bencana ini dengan korban jiwa dan harta yang tidak sedikit.
Pasca Tsunami, anggota Pekka menghadapi berbagai masalah seperti kehilangan rumah
tinggal, Kerusakan berat rumah tinggal, Kehilangan sumber pendapatan (warung, perahu,
lahan garam,hewan peliharaan), berkurangnya pendapatan dan menurunnya daya beli,
kehilangan anggota keluarga, trauma dan perasaan tidak aman, kesedihan yang mendalam
kebingungan dalam kesendirian, ketidakpastian kehidupan selanjutnya, proses belajar
mengajar yang terganggu bahkan tidak dapat diselenggarakan bagi anak-anak sekolah serta
kesehatan dan gizi buruk.
Tentu saja saat itu cukup banyak bantuan tanggap darurat yang datang dari berbagai pihak
guna meringankan beban mereka termasuk pengadaan tempat pengungsian sementara di
sekolah, masjid, rumah keluarga, pos keamanan, dan kantor kecamatan; menyediakan
bahan-bahan makanan pokok seperti beras, mie instan, dan telur untuk konsumsi dapur
umum; pakaian layak pakai, obat-obatan, makanan dsb; pengobatan keliling oleh paramedis
dan dokter dan lain-lain. Namun demikian, Seknas PEKKA pada saat itu telah

laporanAkhir2010|PEKKA

25

mengidentifikasi potensi masalah yang akan muncul selanjutnya dalam jangka lebih
panjang. Dari sekian banyak potensi masalah tersebut, Seknas PEKKA mengidentifikasi
beberapa hal yang khusus dihadapi oleh ibu-ibu Pekka antara lain:
 Penumbuhan kembali kegiatan ekonomi produktif yang menjadi sumber penghidupan
keluarga Pekka
 Pengadaan kebutuhan perumahan yang memadai bagi anggota Pekka yang kehilangan
rumah ti