Pengaruh Inovasi dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Nasi Timbel dan Sop Buah Hj. Nunung di Jalan. Setia Budi No. 41 Medan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Uraian Teoritis

2.1.1. Inovasi
2.1.1.1. Pengertian Inovasi
Menurut Suryana at al. (2008:32) “ inovasi adalah kreativitas yang
diterjemahkan menjadi sesuatu yang dapat diimplementasikan dan memberikan
nilai tambah atas sumber daya yang dimiliki”. Inovasi sebagai “proses” atau
“hasil” pengembangan atau pemanfaatan mobiliasi pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang/jasa) yang
memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan, dan inovasi dapat bersifat
baru bagi perusahaan, bagi pasar, negara atau daerah, bahkan bagi dunia.
Inovasi menurut Kiniciki dan Williams (dalam harilhazlan.com berinovasi
adalah pemacu untuk kejayaan, 2010) :
1.

Inovasi adalah kaedah mencari jalan untuk menghasilkan produk baru yang

lebih baik.

2.

Organisasi tidak akan membenarkan perusahaan berpuas hati dengan apa
yang ada (complacent).

3.

Terutama sekali apabila pesaing akan menghasilkan ide yang kreatif.
Inovasi dapat diciptakan nilai tambah, baik pada organisasi, pemegang

saham, maupun masyarakat luas. Definisi dari inovasi meliputi pengembangan
dan implementasi sesuatu yang baru.

6
Universitas Sumatera Utara

Ruang lingkup inovasi organisasi, bergerak mulai dari pengembangan dan
implementasi ide baru yang mempunyai dampak pada teori, praktek, produk, atau

skala yang lebih rendah yaitu perbaikan proses kerja sehari-hari dan desain saja.
Oleh karenanya, penelitian inovasi dalam orgaisasi dapat dilakukan dalam 3 level,
yaitu inovasi level individu, kelompok dan organisasi. (De jong & Den Hartog,
dalam ilearning.com inovasi, kreativitas dan perilaku inovatif yang ditulis oleh
Jessica Magdalena 2012).
Menurut De jong & Den Hartog (ilearning.com inovasi, kreativitas dan
perilaku inovatif yang ditulis oleh Jessica Magdalena 2012) menguraikan bahwa
inovasi terlihat pada sektor kerja berikut ini :
1.

Knowledge-intensive service (KIS) Yakni usahanya meliputi pengembangan

ekonomi sebagai contoh konsultan akutansi, administrasi, R&D service,
teknik, komputer dan manajemen. Sumber utama inovasi dari kemampuan
mereka untuk memberikan hasil desain yang sesuai untuk pengguna layanan
mereka. Inovasi mereka hadirkan setiap kali dan tidak terstruktur.
2.

Supplier-dominated services meliputi perdagangan retail, batik, pelayanan


pribadi, hotel, dan restoran. Macam inovasi berdasarkan fungsi ada dua,
yaitu inovasi teknologi dapat berupa produk, pelayanan, atau proses
produksi dan inovasi administrasi dapat bersifat organisasional, struktural,
dan inovasi sosial.
2.1.1.2 Proses Inovasi
Inovasi merupakan hasil pencarian suatu kesempatan yang dilakukan
dengan sepenuh hati. Proses ini dimulai dengan analisis sumber daya kesempatan

7
Universitas Sumatera Utara

yang menjadi objek. Inovasi bersifat konseptual dan perseptual, dapat dipahami
dan dilihat dari innovator harus melihat, bertanya dan mendengar orang lain
dalam mencari inovasi. Mereka berfikir dengan segenap kemampuan otaknya,
mereka melakukan perhitungan dengan cermat dan mendengarkan pendapat orang
lain, serta memperhatikan potensi pengguna inovasi yang dicarinya untuk
memenuhi harapan dan nilai kebutuhan.
2.1.1.3 Strategi Inovasi
Inovasi adalah aktivitas konseptualisasi serta ide menyelesaikan masalah
dengan membawa nilai ekonomis bagi perusahaan dan nilai sosial bagi

masyarakat. Inovasi adalah suatu yang sudah ada sebelumnya, kemudian diberi
nilai tambah. Inovasi bermula dari hal yang tampak sepele dengan membuka mata
dan telinga mendengarkan aspirasi atau keluhan konsumen, karyawan, lingkungan
dan masyarakat. Penerapan inovasi sendiri bisa individu, kelompok atau
perusahaan, artinya bisa terjadi dalam perusahaan ada individu atau kelompok
yang sangat briliant dan inovatif. Dan ideal adalah perusahaan menjadi tempat
terlembagakan bagi orang-orang yang terkumpul untuk mengeksploitasi ide baru
(Myers dan Marquis, dalam Soleh, Strategi Inovasi dan Dampaknya Terhadap
Kinerja Perusahaan, Tesis UNDIP 2008:17).
Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menghasilkan produk yang
inovatif menurut Kotler (2008:156) yaitu dengan:
1. Mengembangkan atribut produk baru
a. Adaptasi (gagasan lain atau pengembangan produk)
b. Modifikasi (mengubah warna, gerakan, suara, bau, bentuk dan rupa).

8
Universitas Sumatera Utara

c. Memperbesar (lebih kuat, lebih panjang, lebih luas).
d. Memperkecil (Lebih ramping, lebih ringan, lebih kecil).

e. Subtitusi (bahan lain, sumber tenaga, proses).
f. Penataan kembali (pola lain, tata letak, komponen).
g. Membalik (luar menjadi dalam).
h. Kombinasi (mencampur, meramu, asortasi, rakitan, unit gabungan,
kegunaan, daya pikat, dan gagasan).
2. Mengembangkan beragam tingkat mutu.
3. Mengembangkan model dan ukuran produk.
2.1.2. Kualitas Pelayanan
Kegiatan pelayanan adalah kegiatan sadar yang dilakukan oleh seseorang
dalam memenuhi kebutuhan orang lain dengan cara yang terbaik, melayani adalah
kesediaan seseorang untuk memberikan layanan pada orang lain, kesediaan
memberi haruslah muncul dari sebuah kesadaran dalam diri seseorang tanpa
adanya paksaan dari pihak manapun, Agar seseorang mau melakukan secara sadar
dan ikhlas dalam melakukan sesuatu.
Menurut Tjiptono (2011), “Kualitas jasa atau kualitas pelayanan adalah
aktivitas, mafaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual dengan cara
membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang mereka terima
dengan pelayanan yang mereka harapkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu
perusahaan”.
Menurut Hasibuan (2010:72), pelayanan adalah: “kegiatan yang dapat

diidentifikasikan dan tidak berwujud dan merupakan tujuan penting dari suatu

9
Universitas Sumatera Utara

rencana transaksi, guna memberikan kepuasan kepada konsumen, pelayanan yang
baik adalah pelayanan yang dilakukan secara ramah tamah, adil, cepat, tepat
dengan etika yang baik memenuhi kebutuhan dan kepuasan bagi yang
menerimanya”.
Layanan yang baik menjadi salah satu syarat kesuksesan suatu produk
dalam perusahaan. Kualitas layanan sering diartikan sebagai perbandingan antara
layanan yang diharapkan dengan layanan yang diterima secara nyata oleh
konsumen. Tjipto (2007:37) mendefinisikan kualitas jasa pelayanan sebagai
ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sebagai ekspektasi
pelayanan. Sedangkan menurut Moenir (2008:16) “pelayanan adalah sebuah
proses pemenuhan kebutuhan melalui aktifitas orang yang menyangkut segala
usaha yang dilakukan orang lain dalam rangka mencapai tujuannya”.
Menurut 4 pakar diatas tentang pelayanan ada beberapa definisi di atas
dapat dipahami bahwa pelayanan merupakan tindakan tak berwujud (intangible)
yang bertujuan untuk memberikan pengharapan untuk memuaskan konsumen

dengan ramah tamah, adil, cepat, tepat dengan etika yang baik. Ketika konsumen
merasakan kepuasannya terpenuhi, maka pangsa pasar (market share) sebuah
perusahaan dapat tumbuh dan berkembang.
2.1.1.2. Faktor Kualitas Pelayanan
Kata kunci dalam pelayanan adalah kualitas, dimana pelayanan yang
diberikan dapat memuaskan orang lain. Dalam persfektif dunia usaha kualitas

10
Universitas Sumatera Utara

pelayanan ditujukan untuk memuaskan konsumen dalam memenuhi ekspektasi
dalam mengkonsumsi barang dan jasa yang ditawarkan.
Kata kualitas memiliki banyak defenisi yang berbeda dan bervariasi mulai
dari yang konvesional hingga yang lebih strategis. Pengertian secara konvensional
dari pelayanan adalah menggambarkan karakteristik suatu produk seperti : kinerja
(performance), keandalan (rebiality), mudah dalam penggunaan (easy of use),
estetika (esthetics), dan sebagainya. Kualitas dari persfektif strategis disebutkan
kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi kebutuhan pelanggan
(meeting the needs of costumers).
Parasuraman et al. dalam Zeithamil dan Bitner (2003:118) menyebutkan

bahwa konsumen dalam melakukan penilaian terhadap kualitas jasa ada lima
dimensi yang diperhatikan:
(1) Tangible, yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana
komunikasi
(2) Emphaty, yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan
komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memenuhi kebutuhan para
pelanggan
(3) Responsiveness, yaitu keinginan para staf untuk membantu para
pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
(4) Reliability, yaitu kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan
dengan segera, akurat, kehandalan, dan memuaskan.

11
Universitas Sumatera Utara

(5) Assurance, yaitu mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan
sifat yang dapat dipercaya yang dimiliki oleh para staf (bebas dari bahaya,
resiko dan keragu-raguan)
Parasuraman et al. (2002:43), menyatakan ada 2 faktor utama yang
mempengaruhi kualitas jasa, yaitu expective service (pelayanan yang diharapkan),

dan perceived service (pelayanan yang diterima). Kualitas pelayanan berpusat
pada upaya pemenuhan dari keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaian
untuk mengimbangi harapan pelanggan.
Dalam persfektif pelanggan, pelayanan adalah menyesuaikan diri dengan
spesifikasi yang dituntut pelanggan. Pelanggan memutuskan bagaimana kualitas
yang dimaksud dan apa yang dianggap penting. Pelanggan mempertimbangkan
suatu kualitas pelayanan pada persoalan bentuk, sehingga dapat ditemukan:
1. Kualitas pelayanan merupakan bentuk dari sebuah janji.
2. Kualitas adalah tercapainya sebuah harapan dan kenyataan sesuai
komitmen yang telah ditetapkan sebelumnya.
3. Kualitas dan integerasi merupakan sesuatu yang tak terpisahkan.
Menurut Tjiptono (2007:61), menyimpulkan bahwa “citra kualitas layanan
yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang/persepsi penyedia jasa, melainkan
berdasarkan sudut pandang/persepsi konsumen”. Hal ini disebabkan karena
konsumenlah yang mengkonsumsi serta yang menikmati jasa layanan, sehingga
merekalah yang menentukan kualitas jasa. Persepsi konsumen terhadap kualitas
jasa merupakan penilaian yang menyeluruh terhadap keunggulan suatu jasa
layanan.

12

Universitas Sumatera Utara

Dalam penelitian ini aspek pelayanan ditentukan dengan 5 dimensi,
sebagaimana menurut Parasuraman et al. dalam Zeithamil dan Bitner (2003:118),
yakni :
1. Tangible, yaitu meliputi fasilitas fisik
a. Lokasi tempat penjualan dan parkir kenderaan
b. Tampilan tempat berjualan
c. Kebersihan peralatan
d. Penampilan fisik karyawan
2. Emphaty :
e. Kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik
f. Memiliki perhatian pribadi kepada pelanggan
g. Memenuhi kebutuhan para pelanggan
3. Responsiveness, yaitu
h. Menyapa pelanggan ketika sampai
i. Menwarkan menu yang tersedia
4. Reliability, yaitu
j. Pesanan tepat waktu
k. Mendahulukan pemesan pertama

l. Sesuai pesanan dengan yang disajikan
5. Assurance, yaitu
m. Memahami produk ditawarkan
n. Sopan-santun kepada pelanggan

13
Universitas Sumatera Utara

2.1.3. Kepuasan Pelanggan
2.1.3.1. Pengertian Kepuasan Pelanggan
Dunia bisnis saat ini cenderung mengutamakan kepuasan yang ditujukan
bagi pelanggan dibandingkan faktor lainnya, seperti harga, komunikasi, promosi
maupun lainnya. Agar mendapatkan kepuasan pelanggan tentu tidaklah mudah
seperti yang dibayangkan, sehingga hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi
setiap perusahaan yang mengutamakan kepuasan pelanggan. Berbagai upaya
dilakukan oleh manajemen perusahaan mulai dari hal kecil seperti membina
hubungan komunikasi yang baik dilakukan secara rutin sampai dengan hal besar
seperti memberikan pelayanan yang optimal semuanya ditujukan untuk
memperoleh kepuasan pelanggan.
Kepuasan pelanggan cenderung mengalami perubahan baik sifatnya naik
atau penurunan yang sulit ditentukan batas lama waktunya, sehingga untuk dapat
mempertahankan kepuasan pelanggan bukanlah hal yang dapat dilakukan dan
diselesaikan dalam waktu relatif singkat.
Menurut Assauri (2012:11), “Kepuasan pelanggan merupakan suatu
indikator ke depan akan keberhasilan bisnis perusahaan, yang mengukur
bagaimana baiknya tanggapan pelangg

an terhadap masa depan bisnis usaha”.

Menurut Tjiptono et al, (2011:292), kepuasan pelanggan ada tiga
komponen utama yaitu :
1.

Kepuasan pelanggan merupakan respon (emosional atau kognitif).

2.

Respon

tersebut

menyangkut

fokus

tertentu

(ekspektasi,

produk,

pengalaman konsumsi dan seterusnya).

14
Universitas Sumatera Utara

3.

Respon terjadi pada waktu tertentu (setelah konsumsi, setelah pemilihan
produk/jasa, berdasarkan pengalaman akumulatif, dan lain-lain)”.
Berdasarkan pengertian kepuasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

kepuasan pelanggan merupakan respon penting terhadap suatu produk atau jasa
yang telah dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari dengan cara menggunakan
respon berupa emosional. Produk berupa barang atau jasa yang lebih diminati
dapat mempunyai daya saing yang tinggi di pasaran, bila perusahaan mampu
memberikan kepuasan pada pelanggan melalui berbagai aktivitas pemasaran yang
efektif dan efisien serta menjadi penentu bagi keberhasilan bisnis perusahaan di
masa mendatang.
2.1.3.2. Strategi dan Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Pada persaingan saat ini sebagian besar perusahaan baik skala besar dan
menengah berlomba-lomba untuk memberikan yang terbaik bagi pemenuhan
kebutuhan pelanggan yang terus meningkat dari waktu ke waktu, sehingga
perusahaan dapat bertahan dan merebut pangsa pasar. Salah satu cara yang dapat
dilakukan oleh manajemen perusahaan yaitu membuat strategi yang tujuan untuk
menumbuhkan dan mempertahankan kepuasan pelanggan dalam mengkonsumsi
produk atau jasa yang ditawarkan. Dengan adanya strategi kepuasan pelanggan
yang tepat sasaran ini, maka diharapkan diperoleh kepuasan pelanggan meskipun
masih ada beberapa bagian kecil yang terlewatkan yang menyangkut kepuasan
pelanggan yang perlu diperbaiki kedepannya.

15
Universitas Sumatera Utara

Hal-hal yang mempengaruhi perubahan kepuasan pelanggan yang sifatnya
menurun dan merugikan bagi perusahaan haruslah diantisipasi seoptimal mungkin
masa mendatang.
Strategi kepuasan pelanggan yang sebaiknya terus dilakukan secara
berkesinambungan sehingga dapat memberikan manfaat dan keuntungan lebih dan
sifatnya jangka panjang bagi kemajuan kegiatan usaha. Strategi kepuasan
pelanggan dapat diwujudkan dengan terus menerus melakukan perbaikan maupun
peningkatan kepuasan pelanggan. Sebagain besar perusahaan dapat menerapkan
bisnis kombinasi antara strategi ofensif dan defensif. Pada umumnya, pada
strategi ofensif ditujukan untuk meraih atau mendapatkan pelanggan baru.
Dengan

menggunakan

strategi

ini

perusahaan

berharap

dapat

meningkatkan pangsa pasar seperti yang ditargetkan, penjualan dan jumlah
pelanggannya. Sementara itu, pada strategi defensif mencakup usaha untuk
mengurangi kemungkinan pelanggan yang berpindah atau beralih kepada pemasar
lain.
Menurut Assauri (2011:327), ada lima strategi utama dalam relationship
marketing & management (RM) yaitu :

1. Strategi pelayanan utama, yaitu merancang dan memasarkan jasa inti yang
bisa mendasari bertumbuhnya relasi pelanggan. Jasa ini lebih ditujukan pada
kebutuhan pokok untuk pasar sasaran, dan bukan kebutuhan sampingan.
2. Hubungan dengan konsumen, yaitu mengadaptasi jasa atau layanan yang
ditawarkan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan spesifik pelanggan
secara individual.

16
Universitas Sumatera Utara

3. Pelayanan tambahan, yakni menambahkan layanan-layanan ekstra pada jasa
utama untuk mendiferensiasikan produk perusahaan dari penawaran para
pesaing.
4. Hubungan dengan harga, yaitu menggunakan harga sebagai insentif untuk
menjalin relasi jangka panjang.
5. Pemasaran dari dalam, yaitu menciptakan iklim organisasi yang bisa
memastikan bahwa staf layanan yang tepat menyampaikan jasa secara tepat.
Menurut Tjiptono et al, (2011:314-319), ada empat metode untuk
mengukur kepuasan pelanggan yaitu :
1. Sistem keluhan dan saran
Pada kondisi seperti ini, kegiatan perusahaan cenderung berorientasi pada
pelanggan perlu menyediakan kesempatan dan akses yang mudah serta
memberikan kenyamanan bagi pelanggan untuk dapat menyampaikan saran,
kritik, pendapat, dan keluhan dan media yang biasa digunakan dapat berupa
kotak saran yang ditempatkan dilokasi strategis.
2. Suka berbelanja
Pada kondisi ini, cara yang tepat memperoleh gambaran mengenai kepuasan
pelanggan yaitu dengan memperkerjakan beberapa orang ghost shoppers
untuk berpura-pura menjadi pelanggan potensial dalam membeli produk
perusahaan pesaing.
3. Analisa konsumen yang hilang
Pada kondisi ini, perusahaan haruslah berupaya secara optimal untuk
menghubungi pelanggan yang telah berhenti membeli produk atau jasa dengan

17
Universitas Sumatera Utara

telah pindah kepada pesaingnya. Hal ini perlu dilakukan agar dapat
memahami mengapa hal tersebut dapat terjadi dan perusahaan agar dapat
mengambil kebijakan untuk perbaikan atau penyempurnaan yang lebih baik di
masa mendatang.
4. Survei kepuasan pelanggan
Pada kondisi ini, perusahaan melakukan riset kepuasan pelanggan dengan
menggunakan metode survei baik melalui pos, telepon, e-mail, websites,
maupun wawancara secara langsung dengan pelanggan. Pengukuran kepuasan
pelanggan melalui metode ini dilakukan melalui beberapa cara yaitu :
a. Melaporkan kepuasan secara langsung
Pengukuran

dilakukan

dengan

meggunakan

item

spesifik

yang

menanyakan tingkat kepuasan yang dirasakan pelanggan.
b. Berasal dari kepuasan
Pertanyaan yang diajukan menyangkut dua hal yaitu (1) tingkat harapan
atau ekspektasi pelanggan terhadap kinerja produk atau perusahaan pada
atribut relevan, (2) persepsi pelanggan terhadap kinerja actual produk atau
perusahaan bersangkutan.
c. Analisa masalah
Pada teknik ini, responden diminta untuk mengungkapkan masalah yang
dihadapinya berkaitan dengan produk atau jasa perusahaan dan saran
perbaikan. Kemudian akan dilakukan analisis konten terhadap semua
permasalahan yang ada dan saran perbaikan guna dapat mengidentifikasi
bidang utama yang membutuhkan perhatian dan tindak lanjut segera.

18
Universitas Sumatera Utara

d. Analisa pentingnya penampilan/ bentuk
Pada teknik ini, responden diminta untuk menilai tingkat kepentingan pada
berbagai atribut yang relevan dan tingkat kinerja perusahaan pada masingmasing atribut tersebut. Kemudian nilai rata-rata tingkat kepentingaan
atribut dan kinerja perusahaan akan dianalisis di importance-performance
matrix.

2.2

Penelitian Terdahulu
Berikut ini disajikan beberapa beberapa penelitian terdahulu yang

mempunyai relevansi dengan penelitian yang dilakukan dapat disajikan dalam
Tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
1.

Nama
Peneliti
Ni Putu
Sawitri,
Ni
Nyoman
Kerti
Yasa,
Abdullah
Jawas
(2013)

Judul
Penelitian
Pengaruh
Kualitas
Pelayanan
Terhadap
Kepuasan dan
Loyalitas
Pelanggan Tegal
Sari
Accomadation
di Ubud

Variabel
Penelitian
Variabel
Independen :
Pengaruh
Kualitas
Pelayanan
terhadap
Kepuasan
Variabel
Dependen :
Loyalitas
Pelanggan

Teknik
Analisis
Analisis
Regresi
Linear
Berganda

Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang
dilakukan,
kualitas
pelayanan
berpengaruh
signifikan
terhadap
kepuasan, kepuasan
berpengaruh
signifikan
terhadap
loyalitas,
kualitas
pelayanan
berpengaruh
signifikan
terhadap
loyalitas pelanggan
Tegal
Sari
Accommodation
Ubud.

19
Universitas Sumatera Utara

Tabel Lanjutan 2.1
2.
Erlangga
Tahta
Kusumane
gara
(2012)

3.

Tan,
Erwin
Rediono
(2011)

4

Khanfar
(2011)

Analisis
pengaruh harga,
keragaman
produk,dan
kualitas
pelayanan
terhadap
kepuasan
konsumen dalam
melakukan
pembelian
di
Baskin Robbins
Ice Cream Mal
Ciputra
Semarang.

Variabel
Independen:
harga,
keragaman
produk,
dan
kualitas
pelayanan.
Variabel
Dependen:
Kepuasan
Konsumen.

Analisis
Regresi
Linear
Berganda

Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa
variabel
harga,
variable keragaman
produk, dan variabel
kualitas
pelayanan
berpengaruh positif
signifikan terhadap
kepuasan konsumen.

Pengaruh Faktor
Harga, Promosi,
dan Pelayanan
Terhadap
Keputusan
Konsumen
Untuk Belanja
Di
Alfamart
Surabaya
Impact
of
Training
on
Improving
Hotelling Service
Quality

Harga, Promosi
Penjualan,
Pelayanan,
Keputusan
konsumen

Analisis
Regresi
Linear
Berganda

Training, Hotel
Service,
and
Total Quality
Management

Reliability
method,
correlation,
and
regression

Harga
Promosi
Penjualan
dan
Pelayanan
Mempunyai pengaruh
serempak
dan
signifikan terhadap
keputusan konsumen
untuk berbelanja di
Alfamart Surabaya
Quality of training is
the best guarantee to
develop of hotelling
service.
Training
leads to improving
performance,
minimizing mistakes
and running work
flawlessness. At the
end, this will help to
reduce the cost which
is much wanted result
to
the
hotel
administration. The
importance
of
training quality stems
from adopting any
changes to contribute
developing
quality
since training
is
mainly focusing on
developing abilities
and
skills
of
humanitarian
elements. Choosing
the
total
quality
management
will
transfer the hotel to

20
Universitas Sumatera Utara

Tabel Lanjutan 2.1

5.

Aryani
dan
Febriana
(2010)

Pengaruh
Kualitas
Layanan
terhadap
Kepuasan
Pelanggan dalam
membentuk
Loyalitas
Pelanggan PT.
Human Resource
Development
Institute.

Variabel
Independen:
Kualitas
Layanan.
Variabel
Independen:
Kepuasan
Konsumen

Analisis
Regresi
Linier
Berganda

6.

Naik et al.
(2010)

Service Quality
(Servqual) and
its Effect on
Customer
Satisfaction
in
Retailing

Service Quality
(Servqual)
Dimensions,
Customer
Satisfaction

Reliability
method,
correlation,
and
regression

2.3

be
well-developed
institution that offers
high quality service.
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwas
kelima
dimensi
pembentuk kualitas
layanan
terbukti
berpengaruh secara
signifikan terhadap
kualitas
layanan.
Dimensi
terkuat
dalam menjelaskan
kualitas
layanan
berturut-turut adalah
reliability,
responsiveness,
assurance, empathy,
dan tangibility. Selain
itu, hasil penelitian
menunjukkan
terdapat
pengaruh
yang kuat dan positif
antara
variabel
kualitas layanan KFC
terhadap
kepuasan
pelanggan
pada
mahasiswa FISIP UI
Result of research
showed that services
offered by retail units
have positive impact
and are signicant in
building
customer
satisfaction.

Kerangka Konseptual
Menurut Rogers at al. (2011) “Inovasi adalah suatu gagasan, praktek, atau

benda yang dianggap/dirasa baru oleh individu atau kelompok masyarakat,
sehingga dengan begitu karyawan dapat menciptakan gagasan yang baru untuk
pengembangan usaha dan keberhasilan usaha yang sedang berjalan”. Inovasi juga
merupakan salah satu penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang
sudah dikenal sebelumnya.

21
Universitas Sumatera Utara

Menurut Lupiyoadi et al, (2009:75), “Kualitas pelayanan dalam
hubungannya dengan pemasaran jasa, maka „orang‟ yang berfungsi sebagai
penyedia jasa sangat memengaruhi kualitas jasa yang diberikan”. Bisnis usaha
kuliner adalah bisnis pemasaran jasa, yang mana selain menjual produk makanan
dan minuman, juga menawarkan jasa dan pelayanan kepada pelanggan, sebagai
salah satu keunggulan kompetitif dibanding pesaing. Keputusan dalam „orang‟ ini
berarti berhubungan dengan seleksi, pelatihan, motivasi dan manajemen sumber
daya manusia. Kualitas pelayanan ini berarti bagaimana suatu pelayanan jasa itu
diberikan kepada pelanggan
Menurut Tjiptono (2011), “Kualitas jasa atau kualitas pelayanan adalah
aktivitas, mafaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual dengan cara
membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang mereka terima
dengan pelayanan yang mereka harapkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu
perusahaan”.
Menurut Kotler et al. (2003) “ kepuasan pelanggan adalah perasaan
konsumen, baik itu berupa kesenangan atau kekecewaan yang timbul dari
membandingkan penampilan sebuah produk dihubungkan dengan harapan
konsumen atas produk tersebut”. Sebagai bisnis atau usaha yang menjual
makanan dan minuman, tentu saja kepuasan pelanggan adalah salah satu hal
utama yang harus diperhatikan. Apabila penampilan produk yang diharapkan oleh
konsumen tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, maka dapat di pastikan
konsumen akan merasa tidak puas dan apabila penampilan produk sesuai atau

22
Universitas Sumatera Utara

lebih baik dari yang diharapkan konsumen, maka kepuasan atau kesenangan akan
dirasakan konsumen.
Berdasarkan uraian landasan teori yang telah dipaparkan diatas, maka
digambarkan dalam kerangaka teoritis yang disusun sebagai berikut :

INOVASI
(X1)

KEPUASAN
PELANGGAN

KUALITAS
PELAYANAN

(Y)

(X2)
Sumber: Rogers (2011), Lupiyoadi (2009:75), Tjiptono dan Chandra (2011:162)
Kotler dan Keller (2003).
Gambar 2.1 Kerangka Konseptua3

2.4

Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap penelitian yang

dilakukan, sehingga untuk membuktikan kebenarannya dari hipotesis tersebut
dibutukan pengujian lebih lanjut secara empiris. Berdasarkan uraian teoritis dan
kerangka konseptual diatas, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam
penelitian ini adalah kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan pelanggan nasi timbel dan sop buah Hj. Nunung jalan setia
budi no. 41 Medan.

23
Universitas Sumatera Utara