Analisis Pengaruh Kebijakan Dividen dan Struktur Modal Terhadap Harga Saham dan Beta Saham Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta ISLAMIC Index Periode 2011-2014

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Saham
2.1.1 Pengertian Saham
Menurut Fakhruddin (2008: 175) saham adalah bukti penyertaan modal di
suatu perusahaan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan.
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang
atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah
selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik
perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut.
Selanjutnya menurut Menurut Riyanto (2010: 240) mendefinisikan saham
adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu PT (Perseroan
Terbatas). Bagi perusahaan yang bersangkutan, yang diterima dari hasil penjualan
sahamnya akan tetap tertanam di dalam perusahaan selama hidupnya, meskipun
bagi pemegang saham sendiri itu bukanlah penanaman yang permanen, karena
setiap waktu pemegang saham dapat menjual sahamnya.“
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa saham adalah bukti
tanda kepemilikan modal pada suatu perusahaan, dimana pemilik tersebut akan
mendapatkan keuntungan dari saham yang dimilikinya sesuai dengan proporsi
saham yang dimilikinya dalam perusahaan atau biasa disebut dengan dividen.


Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Harga Saham
Menurut Hartono (2011: 143) mendefinisikan harga saham merupakan
harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu dan harga saham tersebut
ditentukan oleh pelaku pasar. Tinggi rendahnya harga saham ini ditentukan oleh
permintaan dan penawaran saham tersebut di pasar modal. Sedangkan menurut
Sartono (2008 : 41) mendefinisikan harga saham sebagai nilai sekarang atau
present value dari aliran kas yang diharapkan akan diterima.
Kemudian, Anoraga dan Parakti (2006: 59) mengemukakan bahwa harga
per lembar saham (Market Price Per share) merupakan harga pada pasar rill dan
merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari
suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah ditutup,
maka harga pasar adalah harga penutupnya (Closing Price).
Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2004: 151) harga saham adalah
merupakan nilai sekarang (Present Value) dari penghasilan yang akan diterima
oleh pemodal dan diterima oleh pemodal di masa akan yang akan datang.
Sedangkan menurut Jogiyanto (2008: 143) harga saham merupakan harga yang
terjadi di pasar bursa pada saat tertentu dan harga saham tersebut ditentukan oleh

pelaku pasar. Tinggi rendahnya harga saham ini ditentukan oleh permintaan dan
penawaran saham tersebut di pasar modal.
Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa harga saham adalah
harga selembar saham yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham
yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu.

Universitas Sumatera Utara

2.1.3 Jenis-Jenis Saham dan Harga Saham
Menurut Martono dan Harjito (2007: 367), saham dapat dibedakan
menjadi:
1.

Berdasarkan cara pengalihannya
a. Saham atas unjuk (Bearer stock)
Saham atas unjuk, seorang pemilik sangat mudah untuk mengalihkan atau
memindahkannya kepada orang lain karena sifatnya mirip uang. Pemilik
saham atas unjuk ini harus berhati-hati membawa dan menyimpannya.
Karena jika saham tersebut hilang, maka pemilik tidak dapat meminta
gantinya.

b. Saham atas nama (Registered stock)
Di sertifikat saham dituliskan nama pemiliknya. Cara peralihan dengan
dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku
perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham. Jika
saham tersebut hilang, pemilik dapat meminta gantinya.

2.

Berdasarkan manfaatnya
a. Saham biasa
Saham biasa selalu ada dalam struktur modal saham. Jenis-jenis saham
biasa antara lain: saham unggulan, saham biasa yang tumbuh, saham biasa
yang stabil, dan lain-lain.
b. Saham preferen (Prefered stock)
Saham preferen terdiri beberapa jenis, antara lain; saham prefer kumulatif,
saham preferen bukan kumulatif, dan lain-lain.

Universitas Sumatera Utara

Sedangkan harga saham menurut Sawidji Widoatmojo (2012:91) harga

saham dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.

Harga Nominal
Harga nominal adalah harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang
ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan.

2.

Harga Perdana
Harga perdana adalah harga yang didapatkan pada waktu harga saham
tersebut dicatat di bursa efek.

3.

Harga Pasar
Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang
lain.

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi fluktuasi harga saham
di pasar modal, hal ini terjadi karena harga saham dapat dipengaruhi oleh faktor
eksternal dari perusahaan maupun faktor internal perusahaan. Menurut Brigham
dan Houston (2006: 33) harga saham dipengaruhi oleh beberapa faktor utama
yaitu faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Faktor internal perusahaan
yang mempengaruhi harga saham yaitu:
1.

Seluruh aset keuangan perusahaan, termasuk saham dalam menghasilkan arus
kas.

2.

Kapan arus kas terjadi, yang berarti penerimaan uang atau laba untuk
diinvestasikan kembali untuk meningkatkan tambahan laba.

Universitas Sumatera Utara

3.


Tingkat risiko arus kas yang diterima. Sedangkan faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi harga saham adalah batasan hukum, tingkat umum aktivitas
ekonomi, undang-undang pajak, tingkat suku bunga dan kondisi bursa saham.

2.2 Risiko Saham
Dalam pasar modal, terdapat dua risiko yang dihadapi oleh investor yaitu
risiko sistematis dan risiko non-sistematis (Jogiyanto, 2010:278). Kedua risiko
tersebut memiliki karakteristik dan perlakuan yang berbeda. Risiko sistematis
merupakan risiko yang timbul dari pergolakan pasar dan perekonomian secara
global sehingga kuat pengaruhnya, sedangkan risiko non-sistematis merupakan
risiko yang muncul dari internal dan melekat pada sekuritas itu sendiri sehingga
dapat direduksi melalui manajemen portofolio.
Risiko sistematis juga merupakan risiko yang selalu ada dan tidak bisa
dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini di
pengaruhi oleh faktor-faktor makro yang mempengaruhi pasar secara keseluruhan.
Sedangkan risiko non-sistematis merupakan risiko yang bisa dihilangkan dengan
diversifikasi, karena risiko ini hanya ada di dalam satu perusahaan atau industri
tertentu.
Menurut Husnan (2005: 199) risiko sistematis ini merupakan risiko yang
dalam dunia investasi akan berpengaruh besar terhadap seluruh sekuritas serta

sifatnya yang tidak dapat didiversifikasi melalui manajemen portofolio. Risiko
inilah yang dianggap relevan untuk dibahas dalam analisis investasi karena
kaitannya dengan risiko pasar. Risiko ini juga sering disebut dengan istilah risiko
umum dan risiko yang tidak terdiversifikasi. Risiko sistematis sangatlah
bergantung pada berbagai faktor seperti perubahan ekonomi dan politik yang kuat

Universitas Sumatera Utara

pengaruhnya. Risiko sistematis suatu sekuritas investasi dengan sekuritas lain
sangatlah kuat berkorelasi, karena pengaruh dari risiko sistematis sangatlah besar,
mencakup hampir seluruh sekuritas yang ada di pasar. Contoh dari risiko
sistematis adalah risiko inflasi, resesi, dan risiko lain yang berasal dari eksternal
perusahaan.
Investasi memiliki dua sisi yang saling bertolak belakang yaitu return dan
risk (Hidayat, 2010:85). Terlebih khusus pada pasar modal yang merupakan pasar
untuk berbagai instrumen keuangan yang biasa diperdagangkan. Saham sebagai
salah satu instrumen investasi yang ada di pasar modal tidak hanya bisa
memberikan return atau keuntungan, tetapi juga bisa memberikan kerugian.
Investor yang melakukan investasi dalam pasar modal khususnya dalam
saham akan selalu dihadapkan pada dua masalah tersebut. Dimana Return

merupakan hasil yang diperoleh dari investasi, dapat berupa return realisasi yang
sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi diharapkan terjadi
dimasa mendatang, sedangkan Risiko adalah penyimpangan atas pengembalian
yang diperkirakan (Keown, 2005: 204). Dalam dunia investasi dikenal adanya
hubungan kuat antara risk dan return, yaitu jika risiko tinggi maka return juga
akan tinggi begitu pula sebaliknya jika return rendah maka risiko juga akan
rendah (Fahmi, 2012: 190).

Universitas Sumatera Utara

2.2.1 Beta Saham
Risiko sistematis disebut juga dengan risiko pasar karena mempengaruhi
seluruh perusahaan. Risiko ini dapat berupa tingkat bunga, keadaan pasar, ataupun
tingkat inflasi. Ukuran dari risiko sistematis itu sendiri adalah Beta. Secara
definisi Beta merupakan risiko relatif yang mencerminkan risiko relatif saham
individual terhadap portofolio pasar secara keseluruhan (Tandelilin, 2010: 522).
Semakin besar beta suatu sekuritas, semakin tinggi risiko sistematis dari
sekuritas tersebut. Portofolio yang terdiri dari saham-saham beta tinggi memiliki
risiko tidak sistematis yang lebih besar dibandingkan dengan saham-saham yang
mempunyai beta rendah (Murwani, 1998).

Beta merupakan suatu ukuran risiko yang berasal dari hubungan antara
tingkat keuntungan suatu saham dengan pasar. Risiko ini berasal dari beberapa
faktor fundamental perusahaan dan faktor karakteristik pasar tentang saham
perusahaan tersebut. Beta ini digunakan untuk mengukur risiko yang tidak dapat
dihilangkan dengan diversifikasi. Menurut Gumanti (2011:50) beta merupakan
risiko sistematik atau risiko pasar yang mencerminkan seberapa sensitif tingkat
perubahan pasar mempengaruhi perubahan dalam saham individual, dimana beta
pasar adalah satu. Artinya, jika suatu perusahaan memiliki Beta lebih besar dari
satu, maka dapat disimpulkan perusahaan itu memiliki sensitifitas yang tinggi,
demikian juga sebaliknya.
Beta suatu saham dapat diukur dengan analisis estimasi menggunakan data
historis. Beta yang diukur dengan data historis ini kemudian berguna untuk
mengestimasi beta masa datang. Beta historis tersebut dapat dihitung dengan
menggunakan data pasar (return sekuritas dengan return pasar), data akuntansi

Universitas Sumatera Utara

(laba perusahaan dengan laba indeks pasar), dan data fundamental (menggunakan
variabel-variabel fundamental).
Beta dalam dunia keuangan fundamental merupakan suatu pengukur

volatilitas return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar
(Jogiyanto dalam Tarsisius, 2011). Volatisitas tersebut merupakan fluktuasi dari
return suatu sekuritas dalam suatu periode tertentu. Nilai dari beta dapat dinilai
sama dengan satu, kurang dari satu, atau bahkan lebih besar daripada satu.
Menurut Husnan (2005: 204-205) penilaian terhadap beta (β ) sendiri dapat
dikategorikan ke dalam tiga kondisi yaitu:
a.

Apabila β = 1, berarti tingkat keuntungan saham i berubah secara proporsional
dengan tingkat keuntungan pasar. Ini menandakan bahwa risiko sistematis saham
i sama dengan risiko sistematis pasar.

b.

Apabila β > 1, berarti tingkat keuntungan saham i meningkat lebih besar
dibandingkan dengan tingkat keuntungan keseluruhan saham di pasar. Ini
menandakan bahwa risiko sistematis saham i lebih besar dibandingkan dengan
risiko sistematis pasar, saham jenis ini sering juga disebut sebagai saham agresif.

c.


Apabila β < 1, berarti tingkat keuntungan saham i meningkat lebih kecil
dibandingkan dengan tingkat keuntungan keseluruhan saham di pasar. Ini
menandakan bahwa risiko sistematis saham i lebih kecil dibandingkan dengan
risiko sistematis pasar, saham jenis ini sering juga disebut sebagai saham
defensif.

Universitas Sumatera Utara

Kelebihan Pengembalian
atas Saham

β >1
β =1

β

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Kebijakan Dividen dan Struktur Modal Terhadap Harga Saham dan Beta Saham Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta ISLAMIC Index Periode 2011-2014

0 5 131

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM SYARIAH DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIODE 2012- Analisis Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2012-2014.

0 2 16

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2012-2014.

0 3 9

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM SYARIAH DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIODE 2012- Analisis Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2012-2014.

0 2 15

Analisis Pengaruh Kebijakan Dividen dan Struktur Modal Terhadap Harga Saham dan Beta Saham Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta ISLAMIC Index Periode 2011-2014

0 0 11

Analisis Pengaruh Kebijakan Dividen dan Struktur Modal Terhadap Harga Saham dan Beta Saham Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta ISLAMIC Index Periode 2011-2014

0 0 2

Analisis Pengaruh Kebijakan Dividen dan Struktur Modal Terhadap Harga Saham dan Beta Saham Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta ISLAMIC Index Periode 2011-2014

0 0 12

Analisis Pengaruh Kebijakan Dividen dan Struktur Modal Terhadap Harga Saham dan Beta Saham Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta ISLAMIC Index Periode 2011-2014

0 0 3

Analisis Pengaruh Kebijakan Dividen dan Struktur Modal Terhadap Harga Saham dan Beta Saham Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta ISLAMIC Index Periode 2011-2014

0 0 17

PENGARUH PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL DAN KEBIJAKAN DIVIDEN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIODE 2010-2014

0 0 18