Analisis ekosistem digital pada Repository Institusional USU.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perpustakaan Digital
2.1.1 Pengertian Perpustakaan Digital
Jika berbicara mengenai perpustakaan digital, maka terdapat dua
terminologi untuk menyatakan perpustakaan digital. Terminologi lain yang sering
dipakai untuk maksud yang sama adalah electronic library atau digital library.
Penyebutan terminologi itu sebenarnya bermula dari munculnya bahan – bahan
perpustakaan yang berbeda dengan bahan perpustakaan yang tersedia di
perpustakaan sebelumnya (Jonner, 2010: 182). Hal yang sama diungkapkan oleh
Siregar (2008: 1), bahwa pertumbuhan pesat di bidang produksi bahan – bahan
berbasis digital telah melahirkan ungkapan digital library. Namun istilah
perpustakaan

digital

pertama

kali


diperkenalkan

lewat

proyek

NSF/DARPA/NASA: Digital Libraries Initiative pada tahun 1994. Banyak
perusahaan yang mencoba mengangkat tema ‘Digital Library’ atau Perpustakaan
Digital sebagai bagian dari sistem terbaru layanan pengguna dalam mengatisipasi
globalisasi informasi.Hal ini sejalan dengan pendapat Sismanto dalam Subrata
(2009: 3) yang menyatakan perpustakaan digital adalah sebuah sistem yang
memiliki berbagai layanan dan obyek informasi yang mendukung akses obyek
informasi tesebut melalui perangkat digital.
Sedangkan menurut Siregar (2008: 1), perpustakaan digital adalah suatu
lingkungan perpustakaan dimana berbagai objek informasi (dokumen, images,
suara dan video-clips) disimpan dan diakses dalam bentuk digital.
Dalam perspektif organisasi, Digital Library Federation di Amerika
Serikat menyatakan bahwa, perpustakaan digital adalah berbagai organisasi yang
menyediakan sumberdaya, termasuk pegawai yang terlatih khusus, untuk
memilih, mengatur menawarkan akses, memahami, menyebarkan, menjaga

integritas, dan memastikan keutuhan karya digital, sedemikian rupa sehingga
koleksi tersedia dan terjangkau secara ekonomis oleh sebuah atau sekumpulan
komunitas yang membutuhkannya. Defenisi ini menegaskan bahwa perpustakaan

Universitas Sumatera Utara

digital sesungguhnya merupakan upaya yang terorganisir dalam memanfaatkan
teknologi yang ada bagi keperluan masyarakat penggunanya.
Sebagaimana diulas Tedd dan Large dalam Jonner (2009: 191), National
Science Foundation mendaftar tiga karakteristik utama perpustakaan digital yaitu
:
1. Memakai teknologi yang mengintegrasikan kemampuan menciptakan,
mencari, dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk di dalam sebuah
jaringan digital yang tersebar luas. (Digital libraries are a set of electronic
resources and associated technical capabilities for creating, searching, and
using information. In this sense they are an extension and enhancement of
information storage and retrieval systems that manipulate digital data in any
medium (text, images, sounds) and exist in distributed networks).
2. Memiliki koleksi yang mencakup data dan metadata yang saling mengaitkan
berbagai data, baik di lingkungan internal maupun eksternal. (The content of

digital libraries includes data, metadata that describes various aspects of the
data, and metadata that consists of links or relaionships to other metadata,
whether internal of external to digital library).
3. Merupakan kegiatan mengoleksi dan mengatur sumberdaya digital yang
dikembangkan bersama-sama komunitas pemakai jasa untuk memenuhi
kebutuhan informasi komunitas tersebut. Oleh sebab itu, perpustakaan digital
merupakan integrasi berbagi institusi, seperti perpustakaan, museum, arsip,
dan sekolah yang memilih, mengoleksi, mengelola, merawat dan menyediakan
informasi secara meluas ke berbagai komunitas. (Digital Library are
constructed –collected and organized by (and for) a community of users and
their functional capabilities to support the information nedds and uses of that
community. In this sense they are an extension, enhancemet, and integration
of a variety of information institutions as physical places where resources are
selected, collected, organized, preserved, and accessed in support of a user
community. These information institutions includes, among others, libraries,
museums, archives and schools, but digital libraries also extend and serve
other community settings, including classrooms, offices, laboratories, homes,
and public spaces).
Dari uraian di atas maka penulis menyimpulkan, perpustakaan digital
merupakan organisasi yang menyediakanlayanan dan objek informasi dapat

diakses dalam bentuk sumber daya digital dengan akses informasi yang
melibatkan penggunaan teknologi informasi untuk dapat kebutuhan informasi
penggunanya secara luas dalam komunitas.

Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Infrastruktur Perpustakaan Digital
Kebutuhan dalam perpustakaan digital adalah perangkat keras, perangkat
lunak, dan jaringan komputer sebagai elemen-elemen penting infrastruktur sebuah
perpustakaan digital.Perangkat utama yang diperlukan dalam perpustakaan digital
adalah computer personal (PC), internet (inter-networking), dan world wide web
(WWW), ketiga hal tersebut memungkinkan adanya perpustakaan digital.
Perpustakaan digital juga memerlukan sistem informasi.Sucahyo dan
Ruldeviyani dalam Subrata (2009: 9) mengungkapkan bahwa ada tiga elemen
penting yang diperlukan dalam pengembangan sistem informasi, yaitu perangkat
keras (hardware), perangkat lunak (software), dan manusia (brainware).
Secara lengkap Hartinah (2009: 13) menyebutkan dalam sistem
perpustakaan digital terdapat empat elemen meliputi:
a. Sumber –sumber digital (digital resources)
Perpustakaan digital berisi sumber informasi. Koleksi dalam perpustakaan

digital dalam bentuk digital atau form elektronik. Oleh karena itu perpustakaan
digital berisi obyek digital yang sangat bervariasi meliputi teks, grafik, gambar,
audio-video, program-program komputer dll.
b. Teknologi infrastruktur (technological infrastructure)
Perpustakaan digital mengintegrasikan kegiatan komputasi, penyimpanan
dan teknologi komunikasi secara bersama-sama dengan alat lain dan teknik-teknik
untuk mengoperasikan dan memelihara jaringan sistem informasi digital.
c. Pengalaman (experience) dan petugas yang ahli (expertise)
Faktor manusia juga memberikan prioritas dalam mendesain, membangun,
mengorganisir, mengelola dan mengoperasikan sistem perpustakaan digital.
Pengalaman dan keahlian yang dibutuhkan dalam perpustakaan digital meliputi
pengetahuan, ketrampilan, kompetensi dan kapabilitas petugas perpustakaan dan
sumberdaya manusia lain yang berhubungan dengan sumber-sumber digital,
teknologi digital dan desain sistem serta promosi pelayanan.
d. Pelayanan perpustakaan digital (Digital Library services)
Sistem perpustakaan digital, manusia, proses dan teknologi bekerja
bersama-sama memberikan kepuasan kepada kebutuhan pengguna dimana saja
dan setiap saat. Perpustakaan digital berinteraksi dengan sumber-sumber digital,
sistem organisasi pengetahuan dan pengguna.
Pelayanan perpustakaan digital meliputi: akses yang terintegrasi kepada

sumber-sumber informasi online; pengambilan informasi secara online meliputi:
akses, browsing, dan fasilitas-fasilitas pencarian; akses secara elektronik ke
database bibliometrik (di dalam dan di luar perpustakaan); akses elektronik pada
jurnal dan buku secara full-text; pelayanan referens secara elektronik; pelayanan
inter-library loan meliputi: permintaan secara online terhadap dokumen-

Universitas Sumatera Utara

dokumen; sharing jaringan dan sumber pustaka; publikasi elektronik; pelatihan
pengguna menggunakan perpustakaan digital, dll.
Karakter-karakter perpustakaan digital mencakup:
a) Dapat menyimpan sumber-sumber informasi.
b) Sumber-sumber informasi dalam media yang beragam.
c) Dapat melakukan akses melalui transmisi jaringan dari sumber - sumber
informasi.
d) Mendistribusikan sumber-sumber informasi yang sudah dikelola dengan cepat
e) Dapat melakukan share sumber-sumber informasi tingkat tinggi.
f) Dapat dilaksanakan kegiatan intelijen teknologi temu kembali informasi.
g) Layanan informasi tanpa batasan tempat dan waktu.
Sehingga dapat disimpulkan infrastruktur perpustakaan digital tidak hanya

pada penerapan teknologi komputerisasi namun adanya layanan dan akses pada
sumber informasi yang dapat diberikan kepada pengguna.

2.1.3 Koleksi Digital
Perpustakaan digital tentu saja tidak dapat terlepas dengan koleksi digital.
Menurut African Digital Library (2002: 1), yang dimaksud dengan koleksi digital
(digital collections) adalah:
This is an electronic Internet based collection of information that is
normally found in hard copy, but converted to a computer compatible
format. Digital books seemed somewhat slow to gain popularity, possible
because of the quality of many computer screens and the relatively short
'life' of the Internet. This seemingly slow start to the use of eBooks should
be seen in the context of the hundreds, if not thousands of years it took to
move from the verbal to the written - initially on rock, clay tablets, animal
skins, papyrus scrolls and finally, to modern paper.
Pengertian ini sejalan dengan yang tercantum dalam Dictionary for
Library and Information Science (2004: 1) yang mendefenisikan koleksi digital
sebagai :
A collection of library or archival materials converted to machinereadableformat for preservation or to provide electronic access.. Also,
library materials produced in electronic formats, including e-zines, ejournals, e-books, reference works publishedonline and on CD-ROM,

bibliographic databases, and other Web-based resources…..

Universitas Sumatera Utara

Artinya, koleksi digital adalah koleksi perpustakaan atau arsip yang
dikonversikan ke dalam format yang terbaca oleh mesin untuk tujuan pelestarian
atau penyediaan akses elektronik.
Dari dua defenisi koleksi digital di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi
digital adalah materi yang diproduksi dalam bentuk elektronik, mencakup e-zines,
e-journals, e-books dan karya referensi yang dipublikasikan secara online dalam
CD-ROM, database, bibliografi, dan sumber –sumber berbasis web lainnya.
Secara garis besar koleksi digital dapat dibedakan menjadi dua kelompok
yaitu koleksi hasil digitalisasi yang merupakan hasil konversi ke dalam media
elektronik atau digital dan koleksi yang “lahir” dalam bentuk digital.Koleksi
digital terdiri dari koleksi yang merupakan hasil digitalisasi, dan koleksi digital
yang ditambahkan melalui pembelian (umumnya dalam bentuk CD-ROM), serta
koleksi yang hak aksesnya dimiliki perpustakaan, tetapi sistemnya berada di luar
pengawasan perpustakaan dan dapat diakses melalui jaringan global.
Berdasarkan sifat media sumber informasi dan isinya, menurut Pendit (2007:
70) koleksi digital dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya:

1. Bahan dan sumber daya full-text, termasuk e-journal, koleksi digital yang
bersifat terbuka (open access), e-books, e-newspapers, dan tesis serta disertasi
digital.
2. Sumber daya metadata, termasuk perangkat lunak digital berbentuk katalog,
indeks, dan abstrak atau sumber daya yang menyediakan informasi tentang
informasi lainnya.
3. Bahan – bahan multimedia digital.
4. Aneka situs di Internet.
2.1.4 Pustakawan Digital
Berhadapan dengan perkembangan pada perpustakaan digital, pustakawan
dituntut untuk responsif terhadap perubahan yang terjadi dengan berupaya
mencari cara – cara yang efektif dan inovatif dalam memenuhi harapan pengguna.
Hal ini penting jika perpustakaan ingin terus tumbuh dan berkembang, bahkan
survive dalam lingkungannya yang terus berubah. Tantangan bagi para
pustakawan adalah untuk memahami dan menentukan kembali posisi di dalam
proses tersebut dan beralih dari pemikiran ‘perpustakaan sebagai ruang fisik’
semata ke suatu kenyataan baru ‘perpustakaan sebagai suatu organisasi’ yang

Universitas Sumatera Utara


harus mengembangkan dan menyediakan berbagai jenis pelayanan termasuk
diantaranya layanan digital.
Menurut Siregar (2008: 2), perpustakaan digital memerlukan pustakawan
digital. Koleksi digital harus diseleksi, diperoleh, diorganisasikan, dibuat tersedia,
dan diperlihara.Pelayanan digital harus direncanakan, diimplementasikan, dan
didukung.Walaupun komputer merupakan perkakas utama yang diperlukan dalam
perpustakaan digital, tetapi sumberdaya manusia merupakan yang terpenting
untuk mengembangkan dan membuatnya berkerja.
Pustakawan dituntut memiliki kemampuan untuk melihat dengan jelas apa
sesungguhnya yang berubah dan apa yang tetap sama. Berkaitan dengan misi
perpustakaan untuk mengumpulkan, mengorganisasikan dan menyediakan akses
terhadap sumberdaya informasi tetap relevan, maka teknologi dan cara untuk
melakukannya juga mengalami perubahan. Penyediaan sumberdaya informasi
berbasis cetak tidak lagi cukup memadai tetapi harus dilengkapi dengan
sumberdaya berbasis elekronik yang jumlah dan kecepatan penyebarannya terus
meningkat.Maka pustakawan harus menerima tanggung jawab dan berintegrasi
dengan lingkungan jaringan informasi.
Di sisi lain, Internet menawarkan suatu cara baru untuk berkomunikasi dan
untuk memperoleh akses terhadap berbagai jenis informasi, membuka tantangan
baru bagi pustakawan untuk mengeksplorasi dan memanfaatkannya untuk

kepentingan

pengguna.

Pustakawan

harus

mengambil

inisiatif

untuk

mengorganisasikan dan mengakses lebih baik apa yang terdapat atau yang dapat
diperoleh melalui Internet. Katalog online harus dikembangkan dan selanjutnya
dimuat dalam jaringan lokal dan Internet.Layanan referensi interaktif dan
pengiriman dokumen secara elektronik juga sudah saatnya dikembangkan. Pada
tahap selanjutnya, pustakawan harus melibatkan diri dalam pengembangan bahan
– bahan elektronik, jika perlu bekerjasama dengan pihak – pihak lain.
Pustakawan harus mengubah visi, menambah pengetahuan dan mengubah
sudut pandang dan tingkah laku dengan menerjemahkan nilai – nilai tradisional ke
dalam jaringan informasi elektonik masa depan untuk dapat menghadapi
perubahan yang terjadi di lingkungan perpustakaan dewasa ini dan dunia jaringan

Universitas Sumatera Utara

informasi. Organisasi perpustakaan dapat direstrukturisasi untuk guna mencapai
visi dan peran baru sesuai dengan tantangan dan peluang yang timbul dari
lingkungan jaringan informasi elektronik.
2.2 Ekologi Repository
2.2.1 Ekologi dan Sistem Informasi
Defenisi ekologi menurut Robertson (2008: 9) adalah sebagai berikut :
Ecology may be defined as “the branch of biology dealing with the
relations and interactions between organisms and their environment,
including other organisms”. As such, it considers incredibly complex
systems (often very selectively)…It takes account of many different types of
interaction…
Dengan kata lain, ekologi adalah hubungan ataupun interaksi antara
sesama organisme maupun dengan lingkungannya.Ekologi sebagai bagian dari
ekosistem

merupakan

analogi

yang

digunakan

untuk

memahami

dan

mengartikulasikan interaksi antara pengguna, repository dan layanan dalam
lingkungan informasi.Repository adalah istilah yang digunakan oleh Henry dan
Paul dalam Roberts (2008: 1) dengan memandang repository sebagai komitmen
suatu kelompok (institusi) untuk mendukung anggota maupun pengguna dengan
menyediakan layanan.
Secara konteks, repository dan layanan memiliki hubungan parralel antara
sistem informasi dan ekologi, sehingga secara keseluruhan pendekatan ekologis
dapat diterapkan dan difungsikan.
Robertson (2008: 16) mengungkapkan :
“Both ecosystems and information systems are complex networks
involving many components. They exist in a dynamic changing
environment and the interactions of the entities and the processes they
create are much more significant than the isolated individual entities
could be… An ecological approach to repository and service interactions
allows a variety of types of information to be expressed”
Dengan kata lain, ekosistem dan sistem informasi adalah keseluruhan
jaringan yang melibatkan banyak komponen. Ekosistem dan sistem informasi
berada dalam lingkungan yang secara dinamis yang dapat berubah sehingga
proses interaksi dari entitas yang turut serta sangat berarti sehingga pendekatan

Universitas Sumatera Utara

ekologi dalam repositori dan interaksi layanan akan menghasilkan berbagai jenis
informasi yang dapat disampaikan.
Penggunaan konsep ekologi berhubungan dengan konteks sistem
informasi ataupun interaksi antara manusia dengan ICT (Information Technology
and Telecommunications).Interaksi antara manusia dengan ICT (Information
Technology and Telecommunications) merupakan penerapan ekologi informasi
seperti yang disebutkan oleh Nardi (1999: 1) :
“We define an information ecology to be a system of people, practices,
values, and technologies in a particular local environment. In information
ecologies, the spotlight is not on technology, but on human activities that
are served by technology.”
Dalam arti informasi ekologi tidak menitik beratkan pada teknologi namun
aktivitas manusia yang didukung oleh penggunaan teknologi. Hal ini juga
didukung oleh pendapat Roberts (2008: 16) yang menyatakan sebagai berikut :
Ecology as a metaphor or analogy for thinking about how people relate
(especially through technology) crops up occasionally as people struggle
to express the interactions of a group of people, the dynamics of that
group, a location, and the ‘tools’ that enhance that interaction (be they
chat software…
Dengan kata lain, ekologi sebagai metapora dan anologi untuk dapat
menggambarkan bagaimana manusia saling berhubungan melalui penggunaan
teknologi serta dapat mengartikan interaksi dalam suatu kelompok, lokasi serta
alat yang digunakan untuk meningkatkan interaksi.
Dengan demikian dapat disimpulkan cakupan ekologi luas tidak hanya
menggambarkan hubungan antara sesama individu, namun juga mulai dari
pendefenisian interaksi hingga alat yang digunakan untuk meningkatkan interaksi
dalam suatu kelompok.

2.2.2 Konsep EkologiRepository
Konsep dasar dalam pendekatan ecology, yaitu skala, entitas, spesies,
interaksi, sumber daya yang berfungsi untuk mendukung dan memberikan
pembahasan umum tentang kerangka acuan dalam menggunakan pendekatan

Universitas Sumatera Utara

ecologis.Konsep dasar ditujukan sebagai deskriptif dari bentuk metafora
ekologi.Konsep tersebut sebagai berikut :
1. Skala
Suatu prinsip dasar ekologi adalah bahwa skala atau granularity of the
ecosystem (interaksi atau proses tertentu terjadi pada ekosistem). Sehubungan
dengan skala Roberts (2008: 19) berpendapat :
Within the context of an ecology of repositories and services a comparable
range ‘Organism’ to ‘Ecosystem’ may be the most useful parallel. Such a
parallel may be mapped in different ways…different scales that an
ecologically –influenced model might usefully distinguish.
Dalam pengertian, ekologi repository dan layanan adalah range dari organism
menuju ekosistem yang dapat dipetakan dalam berbagai cara yang berfungsi pada
skala berbeda.
TabTa

Interaction Scala
Individual users interacting with each
other, a particular system, and assets
within it. This is like a consideration of
organisms.
Groups of users interact with different
systems (local and external) which may
also interact with each other. This is
like a consideration of a population.
Insitutions deploy repositories and
services which they use and which
interact with each other. This is like a
consideration of a community.
Large-scale communities create and
operate information environments to
support collaboration. This is like a
consideration of an ecosystem.

Organism

Population

Community

Ecosystem

Tabel 1.Skala Interaksi Individu dan Repository (Roberts 2008: 21)

Diagram

diatas

merupakan

skala

hirarki

(tingkat)

dalam

suatu

lingkungan.Ekologi merupakan rentang dari organism ke ekosistem. Pandangan
mengenai interaksi yang sedang berlangsung dalam lingkungan informasi akan
dipengaruhi oleh interaksi yang terjadi.

Universitas Sumatera Utara

2. Entitas dan Spesies
Entitas merupakan karakter yang terdapat pada digital repository. Jenis yang
paling umum dari entitas adalah: pengguna (user); repository; layanan (service);
objek (obyek); catatan metadata (metadata record).
Dalam biologi dan ekologi, spesies adalah istilah kolektif untuk suatu jenis
entitas.

Dalam

kelompok

ekologi

repository

dapat

berupa:institutional

repositories, aggregator services, library catalogues, blogs, students, teachers,
system administrators.
Deskripsi ekologi atau representasi dari repository ekosistem berfokus pada
entitas tertentu, namun deskripsi tersebut dapat berupa kombinasi entitas dan
spesies, seperti siswa dapat diidentifikasikan sebagai entitas dan contoh dari
spesies. Berhubungan dengan identifikasi spesies, Robert (2008: 23) berpendapat
sebagai berikut :
The identification of the species, in this way, allows what is known about the
behaviour of the species in general to be used to help understand the
particular entity. As in biology or ecology, the observed characteristics of the
entity are paramount but more general attributes of the species may illuminate
the characteristics of the entity.
Dengan pengertian lain, identifikasi spesies memungkinkan untuk mengetahui
perilaku spesies secara umum yang digunakan untuk membantu memahami
entitas tertentu dan spesies dapat mewakili karakteristik dari entitas.
3. Repository
Dalam pandangan ekologi, repository adalah sebuah entitas yang mendukung
beberapa fungsi dan untuk memenuhi kebutuhan pengguna tertentu yang
berkaitan dengan pengelolaan dan manajemen koleksi digital.Repository juga
dapat didefenisikan sebagai penyimpanan data dengan adanya layanan yang saling
berhubungan meliputi layanan web formal, layanan infomal berbasis web ataupun
layanan lokal. Menurut Robert (2008: 22) repository sebagai entitas yang hidup
dalam ekosistem dengan pendefenisian sebagai berikut :
In my view, a university-based institutional repository is a set of services that
a university offers to the members of its community for the management and
dissemination of digital materials created by the institution and its community
members. It is most essentially an organizational commitment to the

Universitas Sumatera Utara

stewardship of these digital materials, including long-term preservation where
appropriate, as well as organization and access or distribution. While
operational responsibility for these services may reasonably be situated in
different organizational units at different universities, an effective institutional
repository of necessity represents a collaboration among librarians,
information technologists, archives and records mangers, faculty, and
university administrators and policymakers. At any given point in time, an
institutional repository will be supported by a set of information technologies,
but a key part of the services that comprise an institutional repository is the
management of technological changes, and the migration of digital content
from one set of technologies to the next as part of the organizational
commitment to providing repository services. An institutional repository is not
simply a fixed set of software and hardware.
Dengan kata lain, repository institusional universitas adalah sekumpulan
layanan yang ditujukan pada anggota dalam komunitas untuk dapat memanajemen
dan menyebarkan koleksi digital yang diciptakan oleh institusi maupun anggota
komunitas sendiri. Adanya akses serta distribusi bahan digital yang didukung oleh
seperangkat teknologi informasi untuk tetap dapat menyediakan layanan
repository.
4. Layanan
Layanan adalah entitas yang membangun maupun berinteraksi dengan
repository untuk menawarkan nilai tambah bagi partisipan dalam lingkungan
informasi.Layanan tidak harus mendukung interaksi secara teknis.Berdasarkan
penerapan

ekologi,

layanan

dapat

direkomendasikan

sebagai

forum

komunitas.Layanan dapat berupa The Information Envionment Service Registry
(IESR), Ethos Servise dan sebagainya.
5. Interaksi
Interaksi adalah koneksi, hubungan atau link antara dua maupun lebih entitas
atau spesies dalam suatu populasi, komunitas maupun ekosistem.Dalam ekologi,
interaksi dapat bersifat interaksi mesin ke mesin, interaksi antara dua orang,
interaksi antara orang dan sistem.Interaksi juga dapat antara entitas, interaksi
antara entitas dan spesies, ataupun interaksi antara spesies dan spesies.Sehingga
menggambarkan terdapat berbagai bentuk interaksi ataupun interaksi antara dua
entitas/spesies yang penting bagi ekosistem.

Universitas Sumatera Utara

Pendefenisian interaksi menunjukkan dengan cara atau bagaimana interaksi
terjadi, sebagai contoh, interaksi dapat termasuk:talks to, e-mail,subscribes to rss
feed from; edits objects; selects; searching dan lain sebagainya.

Gambar.1 Interaksi Thesis (Roberts 2008: 24)

Pada gambar 2, interaksi (A) antara mahasiswa dan supervisor tidak
ditentukan karena mewakili banyak skala representasi.Interaksi (B) untuk
menunjukkan interaksi antara repositori kelembagaan dan pengawas (supervisor
menyetujui deposito tesis siswa). Interaksi (C) memiliki sumber daya serta
tindakan yang terlibat. Dalam penggunaan konsep ini akan mempertimbangkan
pendekatan dari B atau C, secara signifikan lebih berguna.
6.

Sumber Daya
Sumber daya adalah sesuatu yang disalurkan dari satu entitas ke entitas yang

lain sebagai bagian ataupun bentuk dari interaksi antara keduanya. Sumber daya
menjadi sesuatu yang sangat penting untuk kesejahteraan dari entitas penerima
dan sumber daya dapat disebutkan sebagai nutrisi.
2.2.3 Fitur Ekologi
Ekologi ditandai dengan adanya jenis keystone yang berperan dalam
menjalankan hubungan ekologi. Menurut Robert (2008: 26), spesies maupun
entitas dapat ditentukan sebagai keystone. Suatu jenis spesies atau entitas tertentu
sangat penting bagi pertumbuhan dan kelangsungan suatu komunitas atau
ekosistem. Robert (2008: 26) menambahkan

“…institutional repositories are

Universitas Sumatera Utara

essential to the vision of an ecosystem.”Dalam arti repository institusional
merupakan salah satu visi yang penting dalam ekosistem.
Pengenalan konsep yang mendukung pertimbangan dari spesies dan
interaksi apa dalam ekosistem sangat penting untuk pencapaian keberhasilan
sebuah ekosistem.

Selain

keystone,

sistem ekologi juga

menampilkan

keanekaragaman hayati yaitu konsep yang tidak hanya menekankan pada spesies,
repository ataupun jasa tetapi sehubungan dengan tumpang tindih antara
spesies.Manfaat ini dapat dilihat bahwa tidak ada ketergantungan hanya pada satu
layanan pencarian.

2.2.4 Struktur Penggunaan Konsep Ekologi
Secara metafora konsep ekologi menawarkan penggunaan ketika ingin
mengartikulasikan interaksi yang terjadi sekitar repository dan layanan. Dengan
menerapkan sistem teknis, individu dan organisasi sebagai entitas dalam
lingkungan

yang

sama

memberi

kemungkinan

secara

selektif

untuk

mengartikulasikan interaksi, depensi, dan pengaruh yang terjadi. Bagi user,
manager, pelaksaan atau pengembang, akan membantu dalam berkomunikasi,
menawarkan cara alternatif untuk menganalisis dan mengembangkan layanan.
Dalam ekologi terdapat dua metode yang dapat digunakan dan diterapkan yaitu
habitat mapping dan resource tracking.

2.3.4.1 Habitat Mapping
Habitat

mapping

merupakan

metode

yang

diterapkan

dalam

mengartikulasikan interaksi yang terjadi. Robertson (2008: 28) menyatakan :
Habitat or population mapping asks questions about the characteristics
and nature of where things live. These questions can begin with a simple
attempt to describe the setting a given entity finds themselves in, what
other entities they interact with, what environmental factors they are
exposed to, and what resources they have available. The detail of any
attempt to fully describe either a ‘real’ ecology or a repository ecosystem
can reach an unmanageable level of complexity quite quickly so it is
crucial to consider the habitat and selectively present the key participants
and factors.

Universitas Sumatera Utara

Dengan kata lain, habitat atau populasi mapping menjelaskan karakteristik
dan

lingkungan.

Dalam

penerapan

habitat

mapping

dimulai

dengan

menggambarkan entitas apa yang terdapat, entitas apa yang saling berinteraksi,
faktor lingkungan apa yang mempengaruhi serta sumber daya apa yang dimiliki
oleh entitas.
Tujuan pendekatan habitat mapping tidak hanya mendiskripsikan tetapi
juga menganalisis dan memprediksi.Gagasan tertulis dari representatis visual dari
sistem habitat mapping dapat mendukung analisis yang berhubungan erat pada
gagasan yang menggunakan pendekatan ekologi untuk tujuan komunikasi.Pada
pandangan seperti habitat terpusat, kemungkinan untuk menentukan entitas kunci,
interaksi dan faktor lingkungan yang mempengaruhi titik tertentu yang dapat
berupa titik Repository Institusional, dosen serta metadata.

2.3.4.2 Resource Tracking
Dalam ekologi,resource tracking (penjajakan sumber daya) bertujuan
untuk meneliti aliran energi atau aliran nutrisi dalam suatu komunitas atau
ekosistem.Resource tracking meneliti bagaimana setiap bagian dari sumber daya
mengalir ataupun dikomsumsi.Kesehatan atau pertumbuhan ekosistem tercermin
daripemasukan

dan

suplai

dalamnya.Dibandingkandengan

nutrisi
habitat

pada

entitas

mapping,

yang

terdapat

pendekatan

di

resource

trackingjauhlebih terfokus padasumber daya tertentuatau serangkaianprosesyang
mempengaruhisumber daya yangdiberikan.Resource tracking mengembangkan
pandangan luas pada sumber daya ataupun proses sumber daya.
Dalam konteks repository digital dan jasa, penerapan recource tracking
berkaitan dengan pertimbangan distribusi keahlian ataupun informasi.Penerapan
metafora resourcetracking dapat digunakan untuk mempertimbangkan pergerakan
objek digital sebagai sumber daya yang diproses sistem.Selain itu, penerapan
resource trackingjuga dapat digunakan ketika mempertimbangkan pergerakan
metadata yang dialirkan diantara entitas yang berbeda dalam suatu sistem.

2.3 Ekosistem Digital

Universitas Sumatera Utara

2.3.1 Pengertian Ekosistem Digital
Pada dasarnya ekosistem digital adaptasi dari ekosistem.Sebuah ekosistem
merupakan kebebasan bergabung dengan lingkungan yang didalamnya terdapat
spesies yang proaktif terhadap informasi.Dalam ekosistem dua bagian yang saling
melengkapi, pertama multi spesiesyang saling berinteraksi untuk menjaga
keseimbangan dengan yang lain serta adanya lingkungan yang mendukung
kebutuhan

spesies

sehingga

dapat

mempertahankan

kehidupannya

dan

berkembang.
Konsep ini menggambarkan ekosistem digital yang merupakan adaptasi
dari ekosistem secara ekologi, Boley (2007: 2) menyatakan :
….such biological ecosystems, that a digital ecosystem be defined as an
open, loosely coupled, domain clustered, demand-driven, self-organising,
agent environment, where each agent of each species is proactive and
responsive regarding its own benefit/profit but is also responsible to its
system.
Yang dimaksud open adalah lingkungan virtual yang transparan, ‘loosely
coupled’ mengacu pada kebebasan bergabung, hubungan terbuka antara agen atau
spesies dalam komunitas maya, ‘domain clustered’ adalah karakteristikkoloniatau
bidang (domain) dimana spesies berbagi dalam kepentingan bersama, ‘demanddriven’ didefenisikan sebagai motivasi pendukung untukbergabung dengan
komunitas berkaitan dengan adanya pertimbangan akan manfaat atau keuntungan
yang didapatkan dari berkolaborasi maupun bergabung sebagai anggota, ‘selforganising' mengacu pada agen yang mampu bertindak secara mandiri, pengambil
keputusan serta penganggung jawab.
“Agen environtment" didefenisikan sebagai individual, layanan informasi
sebagai jaringan interaksi dan alat berbagi pengetahuan dengan sumber daya yang
membantu menjaga sinergi antara manusia maupun organisasi.‘Agent’adalah
entitas yang bergabung dalam lingkungan atau suatu komunitas berdasarkan
kepentingan mereka sendiri.‘Species’ adalah jenis dari agen.“Proactive”
digambarkan

sebagai

entitas

secara

antuisme

berpartisipasi

dalam

komunitas."Responsive" secara signifikan adalah agen menunjukkan kesediaan

Universitas Sumatera Utara

dan bertanggung jawab atas tindakannya."Benefit" mengacu pada manfaat yang
agen dapatkan tanpa adanya resiko, sedangkan profit yaitu keuntungan.
Setelah perkembangan dari Teknologi dan Informasi serta kehadiran web
menjadikan

masyarakat hidup dalam dua lingkungan yaitu ekologi dan

lingkungan digital. Individu maupun organisasi beradaptasi dari tradisional
menjadi bersifat terbuka, dinamis, dan berada pada lingkungan kolaborasi
jaringan yang dikenal sebagai ekosistem digital. Sehubungan dengan hal tersebut,
Boley (2007: 2) menambahkan :
Digital ecosystem is an open, self-organizing agent environment
containing human individuals, information services as well as network
interaction and knowledge sharing tools along with resources that help
maintain synergy among human beings or organizations.….
Dengan kata lain ekosistem digital adalah komunitas terbuka, kebebasan
bergabung bagi siapapun, mencakup individual, layanan informasi serta interaksi
jaringan dan alat berbagi pengetahuan untuk dapat menyebarkan sumber daya
yang menjaga sinergi antara individu ataupun organisasi.
Lebih jauh Hadzic (2007: 7) menambahkan :
A Digital Ecosystem is the dynamic and synergetic complex of digital
communities consisting of interconnected, interrelated andinterdependent
Digital Species situated in a Digital Environment that interact as a
functional unit and are linked together through actions, information and
transaction flows.
Dalam arti lain ekosistem digital terdiri dari komunitas digital yang saling
terhubung dengan spesies digital dalam lingkungan digital yang berinteraksi
sebagai unit fungsional dan dihubungkan melalui tindakan dan aliran informasi.
Dengan demikian ekosistem digital

merupakan suatu

komunitas

terbukadalam lingkungandigital yang mencakup individual, layanan informasi
serta alat berbagi pengetahuan untuk dapat menyebarkan sumberdaya bagi
individu ataupun organisasi.
Dalam ekosistem digital terdapat dua elemen utama.Menurut Chang
(2006: 3) elemen yang membentuk ekosistem digital yaitu spesies dan teknologi
serta layanan yang mendukung ekosistem digital.Spesies biologis terdiri dari
manusia/individual yang ikut serta dalam ekosistem atas dasar inisiatif

Universitas Sumatera Utara

sendiri.Diantara multi spesies terdapat interaksi, keseimbangan serta tindakan
untuk

memelihara

lingkungan

agar

mendapatkan

keuntungan

ataupun

manfaat.Sedangkan spesies digital dapat meliputi komputer, perangkat lunak dan
aplikasi.Spesies digital dalam ekosistem dihubungkan melalui jaringan dan
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai manfaat dan tujuan dengan adanya
data sebagai input dan menghasilkan output berupa informasi, laporan, maupun
data.
Berkaitan dengan interaksi Boley (2007: 3) menambahkan tidak ada
struktur kendali terpusat dan interaksi antara agen/spesies ditentukan oleh
pengaruh global. Dalam berkolaborasi pada ekosistem digital Boley (2007: 4)
menambahkan :
…individual or (sub)system can be part of multiple overlapping
ecosystems, hence interact with individuals in any one of them (perhaps at
different times)..Social ecosystems typically overlap more freely in various
ways such as groups formed around, say, family, profession, and hobby...
Dengan kata lain, individu dapat menjadi bagian dari multi ekosistem yang
saling tumpang tindih dengan individu lain yang saling berinteraksi pada
ekosistem yang sama. Dan dalam ekosistem sosial, tumpang tindih didasarkan
pada group yang sama seperti profesi dan hobbi.
Sehubungan dengan spesies, Chang (2006: 8) menyebutkan :
1. Spesies berasal dari domain yang sama seperti domain pendidikan. (Species in
an ecosystem come from the same domain (or background, such as ..education
domain etc).
2. Berpartisipasi dalam komunitas didasarkan inisiatif (Species in an ecosystem
are autonomous agents. They participate in the community of their own
initiative).
3. Terdiri dari spesies heterogen dengan hubungan kebebasan bergabung dalam
ekosistem. (Species are heterogeneous and encompass loosely coupled
relationships within an ecosystem).
4. Spesies berkomunikasi dengan cara berbagi pengetahuan. (Species share
commonly agreed vocabulary and they communicate knowledge through
commonly shared ontology).
5. Spesies dapat memberikan layanan dan membutuhkan layanan dalam
berkolaborasi. (Species can be a client (need services) or a server (provide
services) in a collaborative environment)
6. Spesies bergabung atas keinginan sendiri. (Species come to an ecosystem of
their own demand.)

Universitas Sumatera Utara

7. Spesies digital yaitu software intelejensi yang dirancang oleh
manusia/individu. (Digital species are human designed intelligent software
agents. They are designed to work together and communicate with each
other).
Hadzic (2007: 7) menyebutkan infrastruktur suatu ekosistem digital adalah
lingkungan digital yang dihuni spesies digital yang dianalogikan sebagai spesies
secara biologi membentuk komunitas.Spesies digital yaitu hardware dan software
maupun aplikasi.Perangkat keras (hardware) dianalogikan sebagai tubuh spesies
secara biologi dan perangkat lunak (software) dianalogikan sebagai hidup spesies,
serta lingkungan digital sebagai lingkungan secara biologi.
Lingkungan digital adalah lingkungan dimana para spesies berada dan di
mana mereka hidup serta berfungsi.Ekosistem digital dikarakteristikkan dengan
adanya aktivitas yang saling menguntungkan antara spesies digital yang
berpartisipasi dan memperoleh manfaat. Tidak hanya itu, juga terdapat proses
terkait dan saling terkait yang terjadi pada saat bersamaan dalam ekosistem
digital. Sebagian besar proses ini didasarkan pada berbagi pengetahuan dan
kerjasama. Ekosistem digital, spesies digital, dan lingkungan digital merupakan
satu kesatuan sistem.
Aliran informasi berupa ide yang diekspresikan secara formal (bahasa
alam), didigitalisasikan dan dikirimkan dalam ekosistem digital yang diproses
oleh komputer atau manusia.
Selain dari jenis spesies biologis, digital maupun lingkungan digital yang
membentuk ekosistem digital, terdapat teknologi dan layanan yang dibutuhkan
untuk mendukung ekosistem digital. Chang (2006: 8) mengatakan:
The underlying technology for digital ecosystems is composed of extended
web services architecture, self-organising intelligent agents, ontologybased knowledge sharing and a swarm intelligent-based recommendation
system. These technologies provide services that are required for digital
ecosystems.
Dengan arti teknologi yang membentuk ekosistem digital yaitu layanan
web, agen intelejensi, maupun berbagi pengetahuan.
Chang (2006: 8) menambahkan, teknologidan layananbagi ekosistemdigital
meliputi:

Universitas Sumatera Utara

1. Sebuah infrastruktur informasi. (A strong information infrastructure that
extends beyond traditional human reach or the original closed individual
organization).
2. Sebuah komunitasinteraktifyang mengarahkanspesiesyang sama. (An
interactive community that directs similar species to a domain-oriented
cluster).
3. Sumber daya informasi dan data. (A rich data and information resource that
offers cost-effective and value added agent services).
4. Interaksielektronik,penyediaan jasadigital danpenggunaan layanan. (A new
form of electronic interaction, provision of digital services and use of
services).
5. Pemanfaatan informasi melalui elektronik dan konektifitas. (A high
connectivity and electronic handling of information of all sorts).
6. Lingkungan yang mendukung pemenuhan kebutuhan yang berbeda. (An
environment for cross fertilisation and nourishing each other and supporting
different needs within the digital ecosystem and between different digital
ecosystems).
7. Interaksi dan keterlibatan bagi produktivitas, kesejahteraan dan pertumbuhan.
(A cross-disciplinary interaction and engagement for productivity, prosperity
and growth).
8. Pengetahuan dasar untuk mendukung pemberian informasi dalam
berkomunikasi yang memungkinkan adanya pemahaman akan konsep
bersama. (An underlying knowledge base through ontologies to support
information communication that enables shared understanding of concepts).
9. Adanya pengorganisasian diri, persiapan diri dan pengorganisasian diri yang
bertujuan untuk menciptakan lingkungan berkelanjutan bagi jaringan
organisasi. (Provision of self-organising, self-empowered, self-prepared, selfsurvival, self-coordination, aimed at creating a sustainable environment for
networked organisations or agents).
2.3.2 Aspek Ekosistem Digital
Selain adanya multi spesies maupun layanan, terdapat aspek utama yang
membentuk ekosistem digital, Boley & Chang (2007: 1) menyebutkan aspek
tersebut meliputi :
1. Interaction and engagement
Adanya interaksi antara spesies yang berbeda dalam komunitas untuk
mencapai kesejahteraan sosial dan adanya keterlibatan satu dengan yang lain
untuk menemukan ketertarikan dalam bidang yang sama serta untuk berbagai
sumber daya dari keseluruhan ekosistem.
2. Balance
Menggambarkan adanya harmoni, stabilitas dan keberlanjutan dalam
ekosistem.Keseimbangan yang diarahkan pada kebutuhan yang terpenting dan
secara alami dipertahankan individu dalam spesies. Jika beberapa spesies atau
bagian dari ekosistem terancam maka keseluruhan ekosistem juga akan terancam.

Universitas Sumatera Utara

3. Domain clustered and loosely coupled
Dalam lingkungan ekologi, spesies yang bergabung dalam ekosistem
adalah atas pilihan sendiri.Adanya hubungan bebas antara agen atau spesies dalam
komunitas virtual.Anggota membentuk kelompok untuk berbagi kepentingan dan
tujuan bersama.Setiap spesies mempertahankan lingkungan secara proaktif dan
responsive untuk kepentingan sendiri, hidup bersama dan saling mendukung.
4. Self-organisation
Menggambarkan bahwa setiap spesiesberdiri sendiri untuk dapat
mempertahankan diri.Individu diberi wewenang untuk mengkoordinasikan diri
dalam mengambil tindakan yang diperlukan dalam situasi tertentu.
2.3.3 Interaksi Digital
Jika berbicara mengenai interaksi digital maka terdapat dua istilah yang memiliki
defenisi sendiri yaitu interaksi dan digital.
Menurut Wikipedia interaksi adalah suatu jenis tindakan atau aksi yang
terjadi antara dua atau lebih objek saling mempengaruhi atau memiliki efek satu
sama lain.Sedangkan Merriam (2003: 651)menggambarkan interaksi lebih luas
dan dalam sebagai berikut :
Interaction is mutual or reciprocal active; involving the action or input of
a user; of relating to, (…a computer) that involves a user’s orders (as for
information..) or responses..
Dengan kata lain, interaksi adalah hubungan timbal balik, terdapat
tindakan ataupun input dari pengguna, terdapat hubungan pengguna dengan
komputer untuk mendapatkan informasi ataupun memberikan tanggapan.
Sedangkan defenisi digital, secara lebih terperinci Merriam (2003: 349)
menggambarkan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

relating to the fingers or toes
done with a finger
relating to, or using calculation by numerical methods or by discrete units
relating to, or being data in the form of especially binary digits ; especially : of, relating to, or employing digital
communications signals
5. providing a readout in numerical digits
6. relating to an audio recording method in which sound waves are represented
digitally (as on magnetic tape) so that in the recording wow and flutter are
eliminated and background noise is reduced electronic ;
also : characterized by electronic and especially computerized technology
.

Universitas Sumatera Utara

Dengan kata lain, dalam digital berhubungan dengan data dalam
bentuksinyal komunikasi digital, teknologi informasi, elektronik hingga teknologi
komputer, sehingga telah terdapat media digital dan sistem digital. Wikipedia
menjelaskanmedia digital adalah suatu bentuk media elektronik dimana data
disimpan dalam bentuk digital.
Media digital dapat berupa :
1. Berbagai penyimpanan data digital. Data komputer merupakan data digital.
(Any storage device that holds digital data. All data generated in a computer
are digital)
2. Berbagai jenis informasi yang terdapat dalam perangkat komputer, termasuk
data, suara maupun video. (Any type of information stored in the computer,
including data, voice and video.
3. Berita dari jaringan televisi, surat kabar ataupun majalah yang ditampilkan
dalam sebuah web site ataupun blog. (The news from a TV network,
newspaper or magazine that is presented on a Web site or blog)
Media digital diaplikasikan melalui sistem digital. Sistem digital
digunakan untuk menampilkan kembali informasi yang merupakan bagian dari
input, proses, transmisi, penyimpanan dan lain sebagainya.
Dari beberapa konsep di atas maka interaksi digital adalah hubungan timbal
balik, terdapat tindakan dan input dari pengguna, terdapat hubungan dengan
pemanfaatan media digital untuk mendapatkan informasi ataupun memberikan
tanggapan dengan menggunakan sinyal komunikasi secara digital ataupun sistem
digital melalui koneksi jaringan.
Kiousis dalam Roda (2003: 1) menjelaskan dalam interaksi digital terdapat
interaktivitas yang menjadikan terdapat tingkatan dalam komunikasi digital
sebagai

mediasi

dalam

lingkungan

dimana

para

partisipan

dapat

berkomunikasi.Adanya komunikasi merupakan salah satu bentuk interaksi. Pola
komunikasi ini menjadikan interaksi dapat terjadi secara beragam, meliputi :
1. Partisipan dapat berkomunikasi satu ke satu (one-to-one);
2. Partisipan dapat berkomunikasi satu ke banyak (one-to-many); dan
3. Partisipan dapat berkomunikasi banyak ke banyak (many-to-many).

Universitas Sumatera Utara

Dalam interaksi tersebut terdapat hubungan saling ketergantungan,
berpartisipasi dalam pertukaran pesan dan hubungan timbal balik.Pola komunikasi
ini dapat dilakukan oleh para partisipan secara bersamaan dari berbagai tempat.
Berkaitan dengan interaktivitas, Kiousis (2002: 379) juga menambahkan :
Operationally, interactivity is established by three factors: technological
structure of the media used (e.g. speed, range, timing flexibility, and
sensory complexity), characteristics of communication settings (e.g. thirdorder dependency and social presence), and individuals’ perceptions (e.g.
proximity, perceived speed, sensory activation, and telepresence.)
Dengan demikian interaktivitas dalam interaksi digital ditentukan oleh tiga
faktor pendukung yaitu adanya individu, karakterisik komunikasi seperti
ketergantungan dan hubungan sosial, serta struktur teknologi dari media yang
digunakan.
Istilah interaksi digital tentu hadir dari hasil perkembangan teknologi
digital.Teknologi digital memungkinkan terciptanya aplikasi-aplikasi yang tidak
saja membantu manusia mengambil dan mengirim informasi secara cepat dan dari
jauh, tetapi juga memberi kesempatan manusia untuk saling bertukar informasi
dan berdialog dengan leluasa.
Perkembangan ICT(Information Technology and Telecommunications)
memungkinkan manusia berinteraksi dengan manusia lain maupun dengan mesin
secara lebih efektif dan efisien. Sehingga perkembangan teknologi menciptakan
interaksi tidak hanya dengan sesama manusia, namun adanya interaksi manusia
dengan mesin (Human-Computer Interaction)(Pendit, 2008: 2). Hal yang sama
juga diungkapkan oleh Roberts (2008: 48), yang mengatakan interaksi dapat
bersifat interaksi mesin ke mesin, interaksi antara dua orang, interaksi antara
orang dan sistem.Sehingga dapat disimpulkan interaksi adalah koneksi, hubungan
atau

link

dengan

memanfaatkan

ICT

(Information

Technology

and

Telecommunications).

2.4 Jejaring Sosial
2.4.1 Pengertian Jejaring Sosial

Universitas Sumatera Utara

Jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpulsimpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang dijalin dengan satu
atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dan lainnya.
Jejaring sosial terdiri dari satu set node dan satu set hubungan mewakili
beberapa hubungan antara node. Node dalam jaringan sosial adalah individu,
organisasi, atau masyarakat, dan hubungan sering mewakili kolaborasi sebagai
jenis khusus dari hubungan antara node (Rohani, 2010).
Jejaring sosial salah satu bentuk umum dari sebuah media sosial.Media
sosial adalah sebuah media online.Menurut Mayfield (2006: 5) media online
memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Adanya partisipasi
Media sosial mendorong kontribusi dan umpan balik dari setiap orang yang
tertarik
2. Keterbukaan
Media sosial adalah layanan terbuka untuk berpartisipasi dan memberikan
umpan balik meliputi voting, komentar, dan berbagi informasi
3. Komunikasi
Media sosial merupakan alat komunikasi dua arah
4. Komunitas
Media sosial memungkinkan masyarakat untuk berkomunikasi secara
efektif.Komunitas bertujuan untuk berbagi kepentingan bersama.
5. Keterhubungan
Sebagian besar jenis media sosial berkembang dari hubungan yang terjalin,
pemanfaatan link pada situs, sumber daya dan individu.
Media sosial diperuntukkan bagai semua kalangan untuk berpertisipasi
dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta
membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.

2.4.2 Situs Jejaring Sosial

Universitas Sumatera Utara

Situs jejaring sosial (sosial networking sites) adalah sebuah platform
berbasis web yang menyediakan tempat bagi pengguna internet untuk bergabung
dan membentuk komunitas online. Dengan menggunakan situs jejaring sosial
maka jejaring sosial dapat berfungsi. Menurut Mayfield (2006: 6), jejaring sosial
merupakan situs yang memungkinkan orang untuk membangun halaman web
pribadi dan kemudian terhubung dengan teman untuk komunikasi dan berbagi
konten.
Lebih jauh Won Kim dalam Rohani (2010: 43) menjelaskan bahwa situs
jejaring sosial merupakan website sosial yang memberikan kemungkinan bagi
individu untuk membentuk komunitas sosial, dan berbagi User- Created Contens
(UCCs). Website sosial adalah situs jaringan sosial dan situs media sosial. Situs
jejaring sosial adalah sebuah situs web yang memungkinkan orang – orang agar
tetap terhubung dengan yang lainnya dalam komunitas online. Beberapa situ