Laporan Praktikum Kimia Dasar Koloid

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II
SISTEM KOLOID
11 NOVEMBER 2014

Disusun Oleh:
SYLVIA ERIANI
11140162000062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014

SISTEM KOLOID

Page 1

Abstrak
Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan suspensi.

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan koloid, Untuk
mengetahui sifat- sifat dari koloid, dan Untuk mengetahui cara pembuatan kue bolu dan
eskrim. Praktikan menggunakan beberapa bahan instan yang praktikan gunakan untuk
membuat kue dan ice cream, selain bahan – bahan instan praktikan juga menambahkan telur,
mentega dan cokelat ke dalam adonan kue yang praktikan buat. Proses langkah percobaan
pertama untuk membuat kue dan ice cream adalah mengaduk adonan mentah tersebut
menggunakan mixer sampai adonan tersebut mengembang, setelah itu adonan ice cream
dimasukkan ke dalam lemari es dan adonan kue dimasukkan ke dalam oven bersuhu 180 o C,
selama 45 menit.
Kata Kunci: Koloid, Tujuan Percobaan, Langkah Percobaan.
I.

Pendahuluan

Koloid disebut juga dispersi
koloid atau suspensi koloid adalah
campuran yang berada antara larutan sejati
dan suspensi. Misalnya adalah susu segar,
yang terdiri dari butir-butr halus dari
lemak mentega yang terdispersi dalam fase

cair yang juga mengandung kasein (suatu
protein) dan beberapa zat lainnya. Dalam
koloid seperti susu, partikel zat terlarutnya
lebih besar daripada partikel larutan, tetapi
lebih kecil dari partikel yang mengapung
pada suspense. Oleh karena bentuk ukuran
partikelnya yang mempunyai daya tarik (
perekat ) satu sama lain , zat ini disebut
koloid ( bahasa Yunani: cola = perekat )
(Syukri,1999:453).
Campuran koloid mengandung
partikel-partikel yang ukurannya berada di
antara partikel zat terlarut dalam larutan
murni
dan
campuran
heterogen
(Petrucci,1987:87).
Keadaan koloid adalah suatu
keadaan antara larutan dan suspensi. Suatu

kumpulan dari beberapa ratus atau
beberapa ribu partikel yang membentuk
partikel lebih besar dengan ukuran sekitar
10 Å sampai 2 000 Å dikatakan berada
dalam keadaan koloid. Dalam suatu sistem
koloid, partikel-partikel koloid terdispersi
(tersebar) dalam medium pendispersinya.
Zat
terdispersi
maupun
medium
pendispersi koloid dapat berupa zat padat,
SISTEM KOLOID

dari partikel koloid dibandingkan dengan
ukuran medium di mana partikel itu
tersebar, maka disini tidak digunakan
istilah zat terlarut dan pelarut melainkan
fase terdispersi dan medium pendispersi
(James E. Brady,1992:597).

Campuran yang bersifat homogeny
disebut larutan, sementara yang bersifat
heterogen adalah koloid. Campuran yang
lambat berdifusi di sebabkan oleh
cair, atau gas. Terdapat 8 tipe sistem
koloid, yaitu busa (gas dalam cair), busa
padat (gas dalam padat), aerosol padat
(cair dalam gas), emulsi (cair dalam cair),
emulsi padat (cair dalam padat), aerosol
padat (padat dalam gas), sol (padat dalam
cair), dan sol padat (padat dalam padat)
(romdhonistaffgunadharma.ac.id).
Sistem dispersi adalah sistem
dimana suatu zat terbagi halus atau
terdispersi dalam zat lain, koloid
merupakan suatu sistem dispersi, karena
terdiri dari dua fasa, yaitu fasa terdispersi
(fasa yang tersebar halus) dan fasa
pendispersi. Fase terdispersi umumnya
memiliki jumlah yang lebih kecil atau

mirip dengan zat terlarut dan fasa
pendispersi jumlahnya lebih besar atau
mirip pelarut dalam suatu larutan. Zat yang
terdispersi tersebut berjarak ukuran antara
dimensi partikel – partikel atomic dan
Page 2

molekular sampai partikel – partikel yang
berukuran milimeter, ukurannya dapat
diklasifikasikan baik yang sebagai
membentuk dispersi molekular maupun
disperse koloidal. Beberapa suspensi dan
emulsi dapat mengandung suatu jarak
ukuran partikel sedemikian sehingga
partikel – partikel nya yang kecil masuk
dalam jarak koloidal,sedangkan yang besar
– besar dapat diklasifikasikan sebagai
partikel – partikel kasar (usu.ac.id).
Berdasarkan perbedaan ukuran zat
yang didispersikan, system dispersi

dibedakan atas disperse kasar, disperse
halus, dan disperse molekuler (Damin
Sumardjo,2008:535).
Penggolongan Koloid:
Dipandang dari kelarutannya, koloid
dibagi atas dispresi dan koloid asosiasi.
1. Koloid dispresi, yaitu koloid yang
partikelnya tidak larut secara
individu dalam medium. Yang
terjadi hanyalah penyebaran (
dipresi ) partikel tersebut.
2. Koloid asosiasi yaitu koloid yang
terbentuk dari gabungan ( asosiasi )
partikel kecil.
2. Sifat Koligatif
Suatu koloid dalam medium cair
juga mempunyai sifat koligaif. Sifat ini
hanya bergantung jumlah partikel
koloid bukan pada jenisnya. Sifat-sifat
koligatif koloid umumnya lebih rendah

3. Sifat Optis
Walaupun secara definisi partikel
koloid terlalu kecil untuk dapat dilihat
oleh mikroskop biasa mereka dapat
dideteksi secara optikal. Ketika cahaya
dilewatkan
melalui medium yang mengandung
partikel yang tidak lebih besar daripada
10-9 m, berkas cahaya tersebut tidak
dapat dideteksi dan medium tersebut
disebut optically clear . Ketika partikel
koloid hadir, bagaimanapun, sebagian
cahaya akan dihamburkan, dan
sebagian lagi akan diteruskan dalam
intensitas yang rendah. Penghamburan
SISTEM KOLOID

Ditinjau dari interaksi fasa terdispresi
dengan fasa pendispresi, koloid dapat pula
di bagi atas koloid liofil dan liofob(

Syukri,1999:455).
1. Koloid liofil, yaitu koloid yang
suka berkaitan dengan mediumnya
sehingga sulit dipisahkan atau
sangat labil.
2. Koloid liofob, yaitu koloid yang
tidak
menyukai
mediumnya
sehingga cenderung memisah,
akibatnya tidak stabil.
Sifat Koloid
1. Sifat Fisika
Sifat fisika koloid berbeda-beda
tergantung jenis koloidnya. Pada
koloid hidrofob sifat-sifat seperti
rapatan, tegangan permukaan dan
viskositasnya hampir sama dengan
medium pendispersinya. Pada
koloid hidrofil karena terjadi

hidrasi, sifat-sifat fisikanya sangat
berbeda
dengan
mediumnya.
Viskositasnya lebih besar dan
tegangan permukaannya lebih
kecil.
daripada lautan sejati dengan jumlah
partikel yang sama Ini disebabkan
karena butir-butir koloid terdiri atas
beribu-ribu
molekul,sedangkan
pengaruh terhadap sifat koligatif hanya
ditentukan oleh jumlah molekul.
ini dikenal dengan nama efek Tyndall
Efek Tyndall dapat digunakan untuk
mengamati partikel-partikel koloid
dengan menggunakan mikroskop.
Karena intensitas hamburan cahaya
bergantung

pada ukuran partikel, maka efek
Tyndall juga dapat digunakan untuk
memperkirakan berat molekul koloid.
Partikel-partikel
koloid
yang
mempunyai ukuran kecil, cendrung
untuk menghamburkan cahaya dengan
panjang
gelombang
pendek.
Sebaliknya partikel-partikel koloid
yang mempunyai ukuran besar
Page 3

cendrung
untuk
menghamburkan
cahaya dengan panjang gelombang
yang lebih panjang.

4. Sifat kinetik
a. Gerak Brown
Partikel koloid bila diamati
dibawah mikroskop ultra akan nampak
sebagai bitik-bintik bercahaya yang
selalu bergerak secara acak dengan
jalan berliku-liku. Gerakan acak
partikel koloid dalam suatu medium
pendispersinya disebut gerak Brown.
Terjadinya gerakan ini disebabkan oleh
banyaknya tabrakan molekul molekul
medium pendispersi tidak sama (tidak
setimbang)
b. Pengendapan (sedimentasi)
Partikel-partikel koloid mempunyai
kecendrungan
untuk
mengendap
karena pengaruh gravitasi bumi. Hal
tersebut bergantung pada rapat massa
partikel terhadap mediumnya. Jika
rapat massa partikel lebih besar dari
medium pendispersinya, maka partikel
tersebut akan mengendap. Sebaliknya
bila rapat massanya lebih kecil akan
mengapung. Koagulasi endapan koloid

dapat dipercepat oleh suhu tinggi dan
pengadukan serta dengan penambahan
elektrolit tertentu. Dengan suhu tinggi
berarti akan menurunkan viskositas
dan menaikkan selisih rapatan. Namun
faktor-faktor inipengaruhnya relatif
kecil terhadap kecepatan pengendapan
c. Difusi
Partikel zat terlarut akan mendifusi
dari larutan yang konsentrasinya tinggi
ke daerah yang konsentrasinya lebih
rendah. Difusi erat kaitannya dengan
gerak Brown, sehingga dapat dianggap
molekul-molekul atau partikel-partikel
koloid mendifusi karena adanya gerak
Brown. Kecendrungan dari zat untuk
berdifusi dinyatakan dengan koefisien
difusi. Menurut Graham, butir-butir
koloid berdifusi sangat lambat karena
ukuran partikelnya relatif besar
5. Sifat Listrik
Permukaan partikel koloid mempunyai
muatan listrik karena terjadinya
ionisasi atau penyerapan ion-ion dalam

larutan. Akibatnya partikel koloid
dapat bergerak dalam medan listrik.
Bila partikel koloid yang bermuatan
ditempatkan pada medan listrik, maka
nama elektroforesis. Laju gerakan
partikel (cm/det) dalam medan listrik
dengan gradien potensial (volt/cm)
dikenal sebagai mobilitas partikel
tersebut.
Pembuatan Koloid:
1. Dispresi
Gumpalan materi suspensi kasar
dapat diubah menjadi lebih kecil
sehingga tersebar dan berukuran
koloid. Membuat koloid dengan
memecah
gumpalan
disebut
dispresi (penyebaran), yaitu dengan
cara sebagai berikut.

partikel tadi akan bergerak ke arah
salah satu elektroda bergantung pada
muatannya. Proses ini dikenal dengan

SISTEM KOLOID

a) Cara
mekanik,
yaitu
menggerus
(menggiling)
partikel
kasar
sampai
berukuran kecil.
b) Cara
elektronik,
yaitu
membuat koloid dengan
mencelupkan dua elktroda
ke dalam air
c) Cara
peptisiasi,
yaitu
membuat koloid dengan
menanbahkan suatu cairan
kepada
partikel
kasar
(endapan) sehingga pecah
menjadi
koloid
(Syukri,1999:459).
Page 4

II.

Metodologi
A. Alat dan Bahan
Alat
- Alumunim Foil
- Loyang
- Baskom
- Spatula
- Mixer
- Plastik
- Gunting
Bahan
- Pondan
- Telur
- Mentega
- Air mineral

yang berisi bubuk es krim
instan tersebut.
3) Mengaduk bubuk es krim
instan dan air mineral
tersebut menggunakan mixer,
Melakukan terus menerus
hingga bubuk es krim
tersebut mengental.
4) Memasukkan es krim yang
sudah mengental terebut ke
dalam plastik.
5) Memasukkan plastik yang
berisi es krim ke dalam
lemari es.

: 30 cm
: 2 buah
: 2 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 3 buah
: 1 buah

: 6 butir
: 150 gram
: 150 ml

Pembuatan Kue Bolu
1) Memecahkan enam butir telur
ayam ke dalam tempat yang
telah di sediakan.
2) Mengoleskan loyang yang
akan
dipakai
untuk
memanggang kue dengan
mentega.
lelehkan ke dalam adonan
kue tersebut secara perlahan
sampai merata
7) Memasukkan adonan kue ke
dalam loyang yang sudah di
lapisi
mentega,
Lalu
memasukkan adonan kue ke
dalam oven bersuhu 180 o C,
selama 45 menit.

B. Langkah Kerja
Pembuatan Es Krim
1) Menuangkan bubuk es krim
instan ke dalam tempat yang
sudah disediakan.
2) Memasukkan 150 ml air
mineral ke dalam tempat
3) Di lain tempat memanaskan
wajan dan memasukkan
mentega hingga menjadi cair.
4) Mengaduk telur yang sudah
di pecahkan tadi dengan
meggunakan mixer sampai
mengembang dan sampai
warna pada telur tersebut
putih.
5) Setelah beberapa saat telur
mengembang memasukkan
tepung pondan sponge ke
dalam telur yang sudah
mengembang, tetap di aduk
dengan mixer tapi dengan
kecepatan yang lambat agar
tepungnya
tidak
berterbangan.
6) Setelah semua di masukkan
ke dalam telur, memasukkan
mentega yang sudah di
SISTEM KOLOID

III.

Pembahasan

Koloid ialah campuran dari dua
zat atau lebih zat yang salah satu fasanya
tersuspensi sebagai sejumlah besar partikel
yang sangat kecil dalam fasa kedua. Zat
yang
terdispersi
dan
medium
penyangganya dapat berupa kombinasi
gas,
cairan,
atau
padatan
(Oxtoby,2001:178).
Metode yang digunakan dalam
pembuatan kue dan es krim pada
Page 5

percobaan ini adalah metode disperse. Dari
tidak tahu apakah cair atau padat karena
percobaan pembuatan kue, diketahui
jika kita sebutkan cair, namun tekstur
bahwa kue merupakan sistem koloid
kuning dan putih telur sendiri adalah
dengan wujud koloid berupa emulsi padat.
kental. Kesulitan juga terjadi untuk
Hal ini dapat disimpulkan dari hasil
mengidentifikasi mana yang berperan
pengamatan, yaitu adonan sebelum
sebagai zat terdispersi dan mana yang
dipanggang berwujud cair, namun setelah
medium pendispersi
dipanggang, adonan berubah wujud
Percobaan
kedua
dilakukan
menjadi padat (zat terdispersi cair dan
dengan
membuat
es
krim.
Ketika
bubuk es
medium pendispersi padat). Sistem koloid
krim dicampur dengan air terjadilah sistem
yang terjadi pada kue ini merupakan
koloid dengan wujud sol. Hal ini
sistem koloid liofil. Hal ini dapat dilihat
dikarenakan bubuk es krim yang berwujud
dari adonan kue yang dibuat. Bahan seperti
padat berperan sebagai zat terdispersi dan
telur, bubuk adonan dan margarine cair
air yang tentunya berwujud cair berperan
yang dicampur menjadi satu, sulit untuk
sebagai medium pendispersi (padat dalam
dipisahkan antara satu dengan yang
cair). Campuran bubuk es krim dengan air
lainnya setelah mejadi adonan, dan tentu
merupakan sistem koloid reversible karena
saja setelah menjadi kue. Jika dilihat dari
jika adonan ini didiamkan dalam jangka
bahan, margarine sendiri merupakan
waktu tertentu, akan timbul endapan
sistem koloid dengan wujud emulsi padat,
(bukan koloid), namun jika dikocok
seperti halnya adonan kue dalam kue.
kembali bubuk es krim dan air menyatu
Dalam pembuatan kue, sebenarnya sangat
kembali (koloid). Pada pengocokan bubuk
kompleks untuk mengamati sistem koloid
es krim dan air dengan menggunakan
yang terjadi di dalamnya, karena wujud
mixer
terjadi
sedikit
gelembung.
bahan yang digunakan cukup sulit untuk
Gelembung ini juga merupakan sistem
diidentifikasi, seperti halnya telur, kita
koloid dengan wujud busa (zat terdispersi gas dan medium pendispersi cair). Setelah adonan
es krim dibekukan, adonan berubah wujud dari cair menjadi padat. Dapat disimpulkan bahwa
es krim merupakan sistem koloid dengan wujud sol padat (zat terdispersi cair dan medium
pendispersi padat).
IV.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa:
1. Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan
suspensi.
2. Metode yang digunakan pada pembuatan kue bolu dan es krim yaitu cara dispersi.

V.

Daftar Pustaka
Anonim.Koloid. http://repository.usu.ac.id (Diakses pada tanggal 29 Oktober 2014
pukul 20:14).
Anonim. Koloid. http://romdhonis.staff.gunadarma.ac.id. (Diakses pada tanggal 29
Oktober 2014 pukul 20:45).
Brady,J.E.Kimia Universitas Jilid 1.Jakarta:Bina Rupa Aksara.1992.
Petrucci, R.H.Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid
2.Jakarta:Erlangga.1987.

SISTEM KOLOID

Page 6

Sumardjo, Damin. Pengantar Kimia . Jakarta:EGC.2008.
Syukri. Kimia Dasar . Bandung:ITB.1999.
Oxtoby, David W, dkk. Kimia Modern. Jakarta: Erlangga. 2001

VI. Lampiran
1.) Alat dan bahan

Telur ayam negeri

SISTEM KOLOID

Haan Ice Cream Mix Vanilla

Air

Page 7

Pondan Sponge Cake Pandan

Margarin

Loyang

Baskom

Gunting

Spatula

Mixer
2.) Langkah Kerja
a.) Pembuatan Sponge Cake

SISTEM KOLOID

Page 8

Loyang diolesi dengan
margarin

Memasukkan putih dan
kuning telur kedalam baskom

Pondan Sponge Cake
dimasukkan setelah telur
mengembang

Melelehkan margarine
menggunakan kompor dan
wajan

Telur dikocok dengan
menggunakan mixer

Margain cair dimasukkan ke
dalam wadah terpisah.
Tunggu hingga dingin

Margarin cair yang telah
dingin dimasukkan kedalam
adonan Pondan Sponge Cake
+ Telur, kemudian diaduk.
Adonan yang telah jadi
dituang kedalam Loyang.
Adonan kemudian dipangang
dalam oven selama 30-45
menit dengan suhu 180oC
b.) Pembuatan Es Krim
SISTEM KOLOID

Page 9

Haan Ice Cream Mix Vanilla
dimasukkan kedalam baskom

150ml air dimasukkan
kedalam baskom yang berisi
adonan es krim

Adonan es krim yang telah
jadi dituang ke dalam loyang

Adonan es krim dimasukkan
ke dalam lemari es selama
kurang lebih 5 jam hingga es
benar-benar beku

SISTEM KOLOID

Adonan eskim yang
telah diberi air dimixer
hingga
mengembang

Page 10