LAPORAN SI 4098 KERJA PRAKTEK PROYEK PEM (1)

LAPORAN SI-4098 KERJA PRAKTEK

  “PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN DAGO SUITE”

  Disusun sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah SI-4098 Kerja Praktek

  Dosen Pembimbing: Ir. Titi Liliani Soedirdjo, M.Sc.

  Disusun oleh: Siti Aminah 15007160

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2013

  LEMBAR PENGESAHAN

  LAPORAN SI-4098 KERJA PRAKTEK

  “Proyek Bendungan Apartemen Dago Suite”

  Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan Mata Kuliah SI-4098

  Kerja Praktek

  Disusun oleh:

  Siti Aminah 15007160

  Telah disetujui dan disahkan oleh:

  Bandung, Juli 2013

  Dosen Pembimbing

  Ir. Titi Liliani Soedirdjo M.Sc

  NIP. 131128691

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas berkat karunia dan rahmat-Nya, laporan SI-4098 Kerja Praktek ini dapat diselesaikan.

  Dalam kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Ir. Titi Liani Soedirdjo M.Sc selaku dosen pembimbing kerja praktek, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan bagi penyusun dalam melaksanakan dan menyelesaikan laporan kerja praktek. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada para pembimbing di lapangan, terutama pihak PT. Bandung Artha Mas sebagai owner dan PT WIKA Bangunan Gedung selaku kontraktor proyek, yang telah senantiasa memberikan arahan dan ilmu- ilmu selama kerja praktek.

  Penyusun menyadari bahwa laporan ini pasti tidak lepas dari banyak kekurangan. Koreksi serta saran tentunya sangat diharapkan demi pertambahan ilmu bagi penyusun. Semoga laporan pelaksanaan kerja praktek ini dapat memberikan manfaat dan memperluas wawasan.

  Bandung, Juli 2013

  Penyusun

  i

  ii

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

  Pembekalan bagi seorang calon sarjana teknik sipil tidak cukup dengan pembekalan teori di bangku kuliah saja. Ada berbagai pengetahuan penting lain yang hanya bisa didapat dari pengamatan visual di lapangan secara langsung, seperti pemahaman yang lebih mendalam mengenai proses dan tahapan dalam kegiatan konstruksi, keterampilan berkomunikasi, dan bekerja sama.

  Kerja praktek adalah suatu kegiatan dimana mahasiswa memiliki kesempatan untuk mengamati kegiatan konstruksi secara langsung serta mengasah kemampuan interpersonal. Diharapkan, mahasiswa dapat lebih siap untuk menjadi calon sarjana teknik sipil yang tidak hanya memiliki kemampuan teoritis, namun juga pemahaman dan kemampuan praktis sebagai bekal memasuki dunia kerja kelak.

  Oleh karena itu, Program Studi Teknik Sipil ITB bekerja sama dengan perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi, pada kesempatan kali ini dipilih PT. Bandung Artha Mas sebagai owner dan PT WIKA Bangunan Gedung selaku kontraktor, yang sedang melakukan konstruksi Proyek Pembangunan Apartment Dago Suites Bandung yang berlokasi di Jalan Sangkuriang, Bandung, Jawa Barat.

I.2 Tujuan

  Tujuan dari Mata Kuliah SI-4098 Kerja Praktek antara lain:

  (1) Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman mengenai kegiatan

  konstruksi beserta berbagai aspeknya melalui pengamatan secara langsung di lapangan.

  (2) Mengasah keterampilan dan kemampuan mahasiswa, terutama kerja

  sama, komunikasi lisan dan tulisan melalui keterlibatan langsung di lapangan.

  (3) Mendapatkan pengalaman bagaimana cara menyelesaikan masalah-

  masalah yang muncul di lapangan baik yang berkaitan dengan masalah teknis maupun non teknis.

  (4) Menjelaskan secara rinci dan detail mengenai proses-proses yang

  terjadi dalam suatu proyek, diantaranya proses perencanaan, proses pembangunan, manajemen proyek, dan pengadaan jasa konstruksi.

I.3 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek

  Kerja praktek dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2013 hingga 11 Juli 2013 dan bertempat di site office Proyek Pembangunan Apartemen Dago Suite, Jalan Sangkuriang no 7, Kecamatan Coblong, Bandung, serta lokasi proyek pembangunan Apartemen Dago Suite, Jalan Sangkuriang no 13, Kecamatan Coblong, Bandung.

I.4 Sistematika

  Laporan kerja praktek ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

  Berisi latar belakang kerja praktek, tujuan kerja praktek, waktu dan tempat pelaksanaan kerja praktek, dan sistematika penulisan laporan kerja praktek

BAB II INFORMASI PROYEK

  Berisi informasi dasar mengenai Proyek Pembangunan Apartemen Dago Suite, mencakup latar belakang proyek, lokasi proyek, lingkup pekerjaan dan pendanaan.

BAB III PROSES PERENCANAAN

  Berisi informasi proses perencanaan Proyek Pembangunan Apartemen Dago Suite meliputi: konsep perencanaan struktur bawah, basement dan struktur atas.

BAB IV PROSES PELAKSANAAN

  Berisi informasi proses pelaksanaan pekerjaan yang diamati, yakni mengenai alat dan bahan, pekerjaan galian dan urugan, pekerjaan dinding penahan tanah, pekerjaan pondasi, pekerjaan kolom, serta pekerjaan balok dan pelat lantai.

BAB V MANAJEMEN PROYEK

  Berisi informasi manajemen Proyek Pembangunan Apartemen Dago Suite Bandung, meliputi organisasi proyek, ruang lingkup pekerjaan berdasarkan dokumen kontrak, cara menentukan macam, volume, dan harga satuan pekerjaan, pengendalian jadwal pekerjaan, prosedur pengadaan bahan, peralatan, dan tenaga kerja, prosedur pembayaran, serta prosedur perubahan lingkup pekerjaan.

BAB VI PENGADAAN JASA KONSTRUKSI

  Berisi informasi pengadaan jasa Proyek Pembangunan Apartemen Dago Suites Bandung, meliputi prosedur pengadaan, organisasi pengadaan, dan tata cara pengambilan keputusan.

BAB II GAMBARAN PROYEK

II.1 Latar Belakang Pembangunan

  Kawasan Bandung utara telah lama menjadi salah satu kawasan padat penduduk di Kota Bandung. Banyaknya pusat-pusat perbelanjaan dan universitas tinggi ternama negeri maupun swasta, telah menjadikan kawasan ini sebagai kawasan yang menarik pendatang, baik sebagai mahasiswa, penghuni tetap, maupun pengunjung yang berwisata.

  Jalan Sangkuriang, yang terletak di Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, merupakan salah satu kawasan pemukiman yang berlokasi sangat strategis di wilayah Bandung Utara. Lokasi ini terletak tidak jauh dari pusat perbelanjaan dan perkantoran di Jalan Ir. H. Djuanda, serta kawasan perguruan tinggi di Jalan Dipati Ukur dan Jalan Ganesha. Hal ini juga didukung oleh sarana dan prasarana transportasi seperti angkutan umum, yang dapat menghubungkan Jalan Sangkuriang menuju lokasi-lokasi tersebut.

  Besarnya potensi permintaan akan permukiman serta padatnya kawasan Sangkuriang, telah menarik pengembang untuk mengembangkan hunian vertikal di kawasan ini. PT Bandung Artha Mas, saat ini sedang melakukan pembangunan dua buah apartemen yakni Beverly Dago Residence dan Dago Suite di Jalan Sangkuriang, Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong Bandung.

II.2 Lokasi Proyek

  Proyek Pembangunan Apartemen Dago Suite berlokasi di Jalan Sangkuriang No.13, Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat.

  Sumber: Dok umen PT. Wik a Bangunan Gedung

  Gambar II.1 Lokasi Proyek

II.3 Lingkup Pekerjaan Proyek

  Pekerjaan yang terdapat di Proyek Pembangunan Apartment Dago Suites meliputi:

  1. Persiapan, mobilisasi demobilisasi

  2. Pekerjaan bored pile

  3. Pekerjaan raft foundation

  4. Pekerjaan struktur dinding penahan tanah

  5. Pekerjaan struktur atas, meliputi kolom, balok, dinding, dan pelat lantai

  6. Pekerjaan waterproofing dinding penahan tanah

  7. Pekerjaan floor hardener area parkir basement dan area tangga

  8. Pekerjaan urugan tanah sisi dinding penahan tanah

  Adapun lingkup pekerjaan yang diamati selama kerja praktek berlangsung di antaranya:

  1. Pekerjaan galian dan urugan

  2. Pekerjaan raft foundation dan bore pile

  3. Pekerjaan struktur beton kolom lantai 1

  4. Pekerjaan struktur beton balok 1

  5. Pekerjaan struktur beton pelat lantai 1

  6. Pekerjaan struktur dinding penahan tanah

II.4 Pendanaan Proyek

  Sumber dana proyek berasal dari PT. Bandung Artha Mas sebagai pemilik dari proyek tersebut. Uang muka yang dibayarkan terhadap kontraktor sebesar 20 dengan retensi 5. Uang muka dibayarkan setelah kontraktor menyerahkan uang jaminan sebesar 20. Pembayaran dilakukan setiap bulan disesuaikan dengan progrres pekerjaan bulanan sesuai permintaan kontraktor, dikurangi dengan retensi 5. Waktu pelaksanaan pengerjaan struktur selama 11 bulan dengan masa pemeliharaan 180 hari kalender. Jika terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan proyek, maka kontraktor dikenai denda keterlambatan 0,1 per hari dari nilai kontrak dengan maksimal denda 5.

BAB III PROSES PERENCANAAN

  Perencanaan struktur proyek Apartemen Dago Suites Bandung mengacu pada peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia, diantaranya:

  1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI-03-2847-2002

  2. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983

  3. Standar Perencanaan Ketahanan untuk Rumah dan Gedung, SNI-03-1726-2002

  4. Baja Tulangan Beton, SNI-07-2052-2002

  5. ASTM Standar in Building Codes

  6. Japanese Architectural Standard Specification, Steel Structure Work (JASS 6)

  7. Japanese Standard Association (JISS)

III.1 Perancangan Struktur Bawah

  Perancangan struktur bawah meliputi perancangan pondasi, dan perancangan soldier pile.

III.1.1 Perancangan Pondasi

  Berdasarkan hasil penyelidikan kondisi tanah, disimpulkan bahwa jenis pondasi yang cocok sesuai dengan kondisi daya dukung lapisan atas yang rendah dan kedalaman tanah keras adalah pondasi raft (rakit) dan bored pile.

  Raft foundation merupakan solusi dari adanya tanah lunak yang terdapat pada kedalaman yang dangkal. Selain itu, pondasi ini juga berguna untuk mendukung kolom-kolom yang jaraknya terlalu berdekatan sehingga tidak memungkinkan untuk dipasangi telapak satu persatu.

  Sumber: Dok umen PT. Wik a Bangunan Gedung

  Gambar III.1 Denah Perkuatan Raft

  Siti Aminah 150 07 160 III-1

  Pondasi rakit merupakan jenis pondasi yang umum digunakan pada bangunan gedung bertingkat tinggi, dengan basement yang dalam. Pada proyek ini, pondasi rakit berfungsi sebagai lantai kerja yang menyalurkan beban ke tanah dan sebagai pemberat bangunan. Pondasi rakit pada proyek ini merupakan pelat setebal 0.8 meter, dengan menggunakan beton K-350 dan tulangan U-50. Pondasi rakit juga berfungsi sebagai pelat lantai terendah yaitu basement 4.

  Bored pile atau sumuran merupakan pondasi untuk kedalaman tanah keras 2-6 meter dibawah permukaan tanah. Tipe pondasi sumuran yang digunakan adalah dengan diameter 1,2 m dengan kedalaman 2,5 m dengan mutu K-225.

  Dari hasil penyelidikan lapangan dan laboratorium, direkomendasikan penggunaan jenis pondasi dalam dengan metode bored pile yang dicor di tempat. Kelebihan pondasi bored pile adalah dapat menembus lapisan lempung tufaan yang keras sehingga mempunyai tahanan horizontal yang besar. Tahanan horizontal ini diperlukan pada bangunan yang dibangun di daerah berlereng karena dapat membantu meningkatkan faktor keamanan stabilitas lereng.

III.1.2 Perancangan Soldier Pile

  Soldier pile adalah pondasi yang berfungsi sebagai penahan tanah dan menahan desakan air tanah yang biasa digunakan pada saat pembangunan basement. Pada proyek ini soldier pile digunakan sebagai perkuatan tanah agar bangunan yang berada di samping proyek tidak amblas. Pekerjaan ini dilakukan sebelum pekerjaan galian. Mutu beton yang digunakan adalah K-225.

III.2 Perancangan Basement

  Basement pada bangunan Apartemen Dago Suites berfungsi sebagai tempat parkir serta pengolahan air kotor pada basement terbawah. Secara umum, struktur basement hampir sama dengan struktur atas, yakni terdiri dari kolom, Basement pada bangunan Apartemen Dago Suites berfungsi sebagai tempat parkir serta pengolahan air kotor pada basement terbawah. Secara umum, struktur basement hampir sama dengan struktur atas, yakni terdiri dari kolom,

  

III.2.1 Perancangan Ramp

  Ramp merupakan sarana yang menghubungkan lantai basement ke area parkir luar. Ramp dirancang menggunakan mutu beton fc’=25 MPa serta mutu tulangan yang digunakan U-50 untuk tulangan ulir dengan diameter kurang dari

  12 mm.

  Sumber: Dokumen PT. Wika Bangunan Gedung

  Gambar III.2 Detail Bored Pile

  Sumber: Dokumen PT. Wika Bangunan Gedung

  Gambar III.3 Detail Bored Pile (Potongan Alternatif)

III.2.2 Perancangan Retaining Wall

  Retaining wall merupakan dinding penahan tanah yang berfungsi menahan tekanan tanah aktif, pasif, dan tekanan air tanah yang ditimbulkan akibat adanya tanah galian maupun tekanan air yang menekan dinding basement. Retaining wall sekaligus merupakan dinding terluar basement, yang memiliki ketebalan semakin besar untuk lantai basement dengan posisi semakin di bawah. Mutu beton yang digunakan k-350 dengan tulangan U-50.

III.3 Perancangan Struktur Atas

  Struktur atas terdiri dari kolom, balok, dinding, tangga, dan pelat lantai. Struktur atas merupakan struktur yang meneruskan basement.

III.3.1 Perancangan Kolom

  Kolom merupakan struktur utama dari bangunan portal yang berfungsi memikul beban vertikal, beban horizontal, maupun beban momen yang berasal dari beban tetap maupun sementara. Dimensi kolom sebanding dengan beban yang dipikul, sehingga kolom di lantai struktur dengan elevasi rendah memiliki ukuran lebih besar karena memikul beban yang lebih berat.

  Kolom yang digunakan adalah kolom bulat berdiamater 1000 mm atau 1200 mm dan kolom persegi panjang, dengan mutu beton K-350 dan tulangan U-50 untuk tulangan ulir dengan diameter lebih dari 12 mm.

III.3.2 Shear Wall

  Shear wall merupakan elemen struktural yang digunakan untuk menahan gaya lateralhorizontal. Terdapat tiga dinding shear wall yang terletak pada sudut- sudut bangunan. Mutu beton yang digunakan K-450, nilai slump 12 cm, dan diameter tulangan D10, D13, D16, dengan mutu U50.

III.3.3 Perancangan Balok

  Balok berfungsi memikul beban dan meneruskannya ke kolom. Konsep perancangan balok menggunakan metode envelope yakni membagi beban pada pelat lantai menjadi segmen-segmen sehingga balok menerima beban dari luas pelat yang dipikulnya.

  Balok yang digunakan bervariasi mulai dari 200x300 mm 2 hingga 300x600 mm 2 , dengan mutu beton K-350 dan tulangan U-50 untuk tulangan ulir dengan diameter lebih dari 12 mm.

  Sumber: Dokumen PT. Wika Bangunan Gedung

  Gambar III.4 Dimensi dan Penulangan Kolom

III.3.4 Perancangan Pelat Lantai

  Pelat lantai merupakan elemen konstruksi yang menumpang pada balok. Pelat lantai dibuat monolit sehingga diasumsikan terjepit di keempat sisinya. Pelat dirancang sanggup memikul beban saat konstruksi dan beroperasi.

  Tebal pelat lantai bervariasi dari 160 hingga 250 mm, dengan mutu beton K - 350 dan tulangan U-50 untuk tulangan ulir dengan diameter lebih dari 12 mm.

  Sumber: Dok umen PT. Wik a Bangunan Gedung

  Gambar III.5 Dimensi dan Penulangan Balok Lantai 1-9

  Siti Aminah 150 07 160 III-1

  Sumber: Dok umen PT. Wik a Bangunan Gedung

  Gambar III.6 Dimensi dan Penulangan Balok Lantai 10-Atap

  Siti Aminah 150 07 160 III-2

  Sumber: Dok umen PT. Wik a Bangunan Gedung

  Gambar III.7 Dimensi dan Penulangan Balok Lift

  Siti Aminah 150 07 160 III-3

BAB IV PROSES PELAKSANAAN

  Selama kerja praktek berlangsung, pengamatan di lapangan dilakukan beberapa kali. Pengamatan di lapangan ini berguna untuk menambah wawasan mengenai praktek pelaksanaan konstruksi di lapangan. Dari hasil pengamatan tersebut, dapat dipelajari beberapa proses pelaksanaan konstruksi dan material pendukungnya.

  Pada subbab berikut akan dijelaskan mengenai pelaksanaan pekerjaan yang diamati selama kerja praktek.

IV.1 Alat dan Bahan

  Material pokok yang digunakan saat konstruksi antara lain:

  1. Beton ready mix Beton ready mix adalah beton siap pakai yang biasanya disediakan oleh subkontraktor. Penggunaan beton ready mix memudahkan pelaksanaan di lapangan karena kontraktor tidak perlu menyediakan pekerja dan menyimpan bahan dan material di lapangan.

  2. Kawat bajakawat bendrat Kawat baja berfungsi untuk mengikat tulangan sehingga kedudukan tulangan dalam beton tidak berubah. Kawat baja biasanya berbentuk gulungan yang harus dipotong sebelum penggunaan.

  3. Hollow Hollow adalah balok kayu memanjang yang gunakan untuk bekisting. Hollow digunakan untuk melapisi multipleks sehingga menjadi lebih kokoh.

  4. Kayu multipleks (Plywood) Multipleks merupakan bahan bekisting yang berfungsi untuk membentuk permukaan struktur yang akan dicor.

  5. Kayu

  Kayu yang digunakan merupakan balok dan papan yang digunakan untuk pekerjaan cetakan dan perancah.

  6. Bentonit Bentonit merupakan mineral lempung yang mampu menyerap air dan mengembang. Bentonit digunakan untuk penahan longsor tanah saat dilakukan pengeboran pada pekerjaan bored pile.

  7. Additive Additive yang digunakan adalah integral dan retarder. Integral berfungsi untuk menjadikan beton kedap air. Penambahan integral dilakukan untuk beton yang akan digunakan pada dinding penahan tanah dan instalasi sanitasi air. Sedangkan retarder digunakan pada beton ready mix, untuk memperlambat pengerasan beton.

  Untuk membantu proses konstruksi di lapangan dibutuhkan beberapa peralatan antara lain:

  1. Mobile crane

  Mobile crane diperlukan untuk proses pemasangan tower crane. Mobile crane yang digunakan berkapasitas 50 T.

  2. Tower crane

  Tower crane yang digunakan berkapasitas maksimum 2.6 T dengan panjang boom 55 m.

  3. Back hoe

  4. Mesin Bor

  Mesin bor digunakan untuk membuat lubang galian tanah pada pekerjaan soldier pile.

  5. Truk

  6. Bucket Cor

  Bucket cor adalah wadah yang digunakan untuk membawa adukan beton ke lokasi pengecoran dengan diangkut oleh tower crane

  7. Trame

  Pipa memanjang dari besi yang digunakan untuk memasukkan adukan beton ke soldier pile.

  8. Concrete pump car

  Alat ini digunakan untuk memompa beton dari mixing truck ke lokasi pengecoran.

  9. Compressor

  10. Vibrator Digunakan saat pengecoran untuk meratakan adukan beton sehingga lebih padat dan tercampur dengan baik sehingga tidak berongga saat sudah mengeras.

  11. Theodolite Alat ini digunakan oleh surveyor untuk memastikan letakkedudukan suatu elemen struktur.

  12. Waterpass Alat ini digunakan oleh surveyor untuk memastikan letakkedudukan serta kerataan permukaan struktur.

  13. Perancah (scaffolding) Perancah yaitu konstruksi pipa besi yang digunakan untuk menopang bekisting.

  14. Bekisting Bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

  15. Bending Machine Alat untuk melengkungan tulangan sesuai bentuk rencana.

  16. Per cutter Alat untuk memotong tulangan

IV.1.1 Pengangkutan dan Penyimpanan

  Pengangkutan material umumnya menggunakan truk. Material lalu disimpan di tempat penyimpanan baik secara manual oleh pekerja, maupun dengan bantuan tower crane. Material yang disimpan di lokasi proyek antara lain besi tulangan, wiremesh untuk pelat lantai, kayu untuk bekisting dan perancah,serta sebagian tanah galian yang akan digunakan untuk timbunan. Beberapa material disimpan di dalam gudang, seperti minyak bekisting,.

  Sumber: Dokumen Pribadi

  Gambar IV.1 Penyimpanan Material di Area konstruksi

  Beton yang digunakan dalam proses pengecoran struktur adalah beton ready mix. Dalam hal ini, pihak kontraktor bekerja sama dengan supplier beton ready mix yaitu PT. Pioneer Beton dan PT. Adhimix. Beton ready mix dipesan jika akan dilakukan proses pengecoran, sehingga tidak ada penyimpanan material beton di lokasi proyek.

IV.1.2 Pabrikasi

  Di proyek ini, terdapat dua macam pabrikasi yang dikerjakan, yaitu:

  a. Bekisting balok dan pelat lantai Bekisting balok dan pelat lantai menggunakan bahan multiplex dengan tebal 12 mm. Kayu yang digunakan untuk bekisting ini adalah jenis kayu Plywood. Di lokasi ini, papan multipleks dipotong-potong sesuai kebutuhan desain elemen struktur dan dipasagkan dengan hollow sebagai penopang multiplex. Bekisting untuk pelat lantai dibuat dua sisi sehingga dapat digunakan hingga 7-8 kali.

  Sumber: Dok umen Pribadi

  Gambar IV.2 Pabrikasi Bekisting Kayu

  b. Tulangan Terdapat berbagai macam diameter tulangan yang digunakan dalam proyek ini. Tulangan biasanya dijual dalam panjang tertentu. Proses pabrikasi yang dilakukan adalah pembengkokan dan pemotongan tulangan kemudian dirakit sesuai desain yang dibutuhkan. Proses ini dilakukan dengan bantuan per cutter, bending machine, dan rolan.

  Di lokasi ini dibuat berbagai jenis tulangan, yakni sengkang, cakar ayam, rangkaian tulangan kolom, dan rangkaian tulangan balok.

  Sumber: Dok umen Pribadi

  Gambar IV.3 Pekerja Melengkungan Tulangan dengan Bending Machine

  Sumber: Dok umen Pribadi

  Gambar IV.4 Alat Pemotong Tulangan (Per Cutter)

  Sumber: Dok umen Pribadi

  Gambar IV.5 Rolan untuk Membuat Tulangan Kolom Bundar

  Sumber: Dok umen Pribadi

  Gambar IV.6 Proses Pabrikasi Tulangan Kolom

  Sumber: Dok umen Pribadi

  Gambar IV.7 Pengangkutan Tulangan dengan Tower Crane

IV.2 Pekerjaan Galian dan Urugan

  Pekerjaan tanah yang diamati adalah proses galian, serta urugan. Pada mulanya penggalian tanah dilakukan oleh owner. Karena proses penggalian tanah belum selesai saat proses konstruksi akan dimulai oleh kontraktor, akhirnya pekerjaan tanah yang belum selesai dikerjakan oleh kontraktor. Pekerjaan galian tanah lalu dilakukan paralel dengan proses pengerjaan struktur atas dan bawah, sehingga saat pengerjaan sebagian struktur sudah mencapai beberapa lantai, pekerjaan galian tanah terutama di areal depan bangunan rencana belum selesai.

  Galian tanah dilakukan dengan menggunakan back hoe untuk kemudian dibuang menggunakan truk dan secara manual oleh pekerja dengan bantuan Galian tanah dilakukan dengan menggunakan back hoe untuk kemudian dibuang menggunakan truk dan secara manual oleh pekerja dengan bantuan

  12 hingga 6 buah truk yang disesuaikan dengan kebutuhan.

  Pelaksanaan pengurugan dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan material lepas 15 cm. Urugan dilakukan dengan ketebalan maksimum 10 cm (toleransi

  10 mm) yang dilakukan dengan mesin stamper. Agar pemadatan optimal, bahan di test di laboratorium untuk mendapat nilai standar proctor dan dilakukan Field Density Test.

  Pekerjaan timbunan dilakukan untuk mengisi bagian galian diluar dinding penahan tanah. Tanah yang digunakan sebagian merupakan tanah dari hasil galian dan sebagian lain dibeli. Material tanah yang akan digunakan harus bebas lumpur, kotoran, dan sampah.

  Sumber: Dok umen Pribadi

  Gambar IV.8 Penggalian Tanah dengan Back hoe

  Sumber: Dok umen Pribadi

  Gambar IV.9 Pembersihan Tanah Manual oleh Pekerja

IV.3 Pekerjaan Pondasi Raft dan Bored Pile

  Belum selesainya pekerjaan galian menyebabkan pekerjaan pondasi dan bored pile dikerjakan secara parsial tiap segmen tertentu. Pada pekerjaan pondasi raft dan bored pile, secara umum tahapan yang dilakukan adalah persiapan, pembesian, dan pengecoran. Pekerjaan pondasi raft, terutama penulangan dan pengecoran dilakukan setelah pekerjaan bored pile pada area tersebut selesai.

  Pada tahap ini tidaksedikit sekali digunakan bekisting karena yang menjadi lantai kerja adalah lapisan tanah. Karena tanah cukup kuat maka bekisting tidak diperlukan terkecuali pekerjaan di segmen tepi luar bangunan.

IV.3.1 Persiapan

  Setelah penggalian tanah selesai kemudian dibuat marking leveling lahan untuk pembuatan pondasi sumuran sesuai dengan gambar kerja. Lubang- lubang untuk bored pile kemudian dibuat sejumlah 111 titik. Pekerjaan galian dilakukan manual oleh 2-3 orang pekerja. Untuk penulangan bored pile diberi overstek 40D untuk sambungan menerus kolom.

  Proses selanjutnya adalah membuat lapisan pasir yang dipadatkan setebal 100 mm (compacted sand). Diatas lapisan compacted sand kemudian dibuat lapisan lean concrete setebal 50 mm, yang berguna sebagai lantai kerja dari pondasi raft.

  Sumber: Dokumen Pribadi

  Gambar IV.10 Penggalian Bored Pile

  Sumber: Dokumen Pribadi

  Gambar IV.11 Pekerjaan Compacted Sand

  Sumber: Dokumen Pribadi

  Gambar IV.12 Tulangan Terpasang pada Bored Pile

IV.3.2 Pembesian

  Pada pembesian bored pile, tulangan yang sudah disusun di tempat pabrikasi tulangan diangkut menggunakan tower crane. Pekerja dengan bantuan tower crane lalu menempatkan susunan tulangan ke bored pile.

  Pada pondasi raft, perangkaian tulangan dilakukan di lokasi tulangan terpasang. Tulangan disusun sesuai rencana kemudian disatukan menggunakan kawat baja atau di las.

  Sebagai dudukan tulangan, dipasang beton decking. Beton deckingtahu beton juga berfungsi untuk menopang tulangan sehingga tulangan tidak bergesermelendut sehingga mengurangi tebal selimut beton. Untuk menjaga ketebalan plat dan jarak antara tulangan atas dan bawah, maka digunakan cakar ayam, yaitu tulangan ulir yang dibengkokan dan dipasang diantara tulangan atas dan bawah yang berfungsi menjaga ketebalan pelat sesuai rencana.

  Karena proses pengecoran dilakukan tiap segmen tertentu, maka dipasang stop cor. Stop cor merupakan kawat yang dipasang pada bagian tepi segmen yang akan dicor yang nanti akan disambung oleh pengecoran berikutnya sehingga beton tertahan oleh stop cor tersebut.

IV.3.3 Pengecoran

  Sebelum dilakukan pengecoran, dilakukan pengecekan tulangan, meliputi diameter tulangan, serta jarak antar tulangan serta pemasangan beton decking. Lokasi pengecoran dibersihkan menggunakan compressor.

  Pengecoran dilakukan pertama kali pada bored pile dengan menggunakan concrete pump car dan pipa tremie. Saat dilakukan pengecoran, digunakan vibrator agar beton teraduk rata.

  Pengecoran pondasi raft dilakukan kemudian setelah semua pekerjaan bored piled pada area yang akan dicor selesai. Untuk pengecoran sambungan pelat lantai, stop cor terlebih dahulu disiram menggunakan kalbon yang berfungsi sebagai perekat. Pengecoran dilakukan dengan dua cara, menggunakan pipa dengan bantuan concrete pump car atau menggunakan bucket cor yang diangkut oleh tower crane. Saat dilakukan pengecoran, pekerja meratakan campuran beton dengan menggunakan vibrator. Penggunaan vibrator ditujukan agar adukan beton merata sehingga mengurangi terciptanya rongga saat beton mongering. Pemakai vibrator harus diperhatikan, yakni harus tegak lurus permukaan beton dan tidak boleh terlalu lama, karena akan mengakibatkan bleeding, yaitu terpisahnya air dari adukan beton, dan material yang lebih berat seperti aggregate terkumpul dibawah adukan. Setelah selesai dicor, pekerja meratakan permukaan beton dan mengecek kerataan permukaan menggunakan waterpass.

  Sumber: Dokumen Pribadi

  Gambar IV.13 Stop cor yang Telah Terpasang

  Proses perawatan dilakukan dengan menggenangi permukaan pelat lantai dengan air.

  Ditiap sambungan pelat diberi water stop utuk mencegah adanya rembesan air dari celah pada sambungan.

IV.4 Pekerjaan Dinding Penahan Tanah

  Pada pekerjaan dinding penahan tanah, tahapan pekerjaan secara umum adalah pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran, pelepasan bekisting dan perawatan.

IV.4.1 Pembesian

  Proses pembesian hampir sama dengan pembesian pada pelat lantai basementpondasi raft. Tulangan yang telah dipotong kemudian dirakit pada lokasi dinding penahan tanah yang akan dicor. Pengikatan antar tulangan, sengkang dan sambungan dilakukan menggunakan kawat baja.

IV.4.2 Pemasangan Bekisting

  Bekisting yang telah dibuat di lokasi pabrikasi di angkut menggunakan tower crane. Bekisting kemudian dipasangkan dan diberi perkuatan dengan pipa-pipa besi sebagai penopang bekisting.

  Pada pekerjaan dinding penahan tanah digunakan sparing yang berfungsi menutup bukaan untuk mechanicalelectrical dan bukaan untuk pertemuan balok dan lantai. Bahan yang digunakan adalah styrofoam.

  Sumber: Dokumen Pribadi

  Gambar IV.14 Pemasangan Bekisting DPT

  Sumber: Dokumen Pribadi

  Gambar IV.15 Contoh Penggunaan S paring (pada pelat lantai)

IV.4.3 Pengecoran

  Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete bucket dan pipa tremie. Pengecoran dilakukan menerus, dan digunakan vibrator untuk memadatkan adukan beton. Selain itu untuk membantu pemadatan, bekisting dipukul dengan palu kayu.

  Penuangan beton harus dilakukan sedekat-dekatnya dengan maksimum tinggi jatuh 1.5 m. Penuangan dengan tinggi jatuh lebih dari 1.5 m akan menyebabkan bahan-bahan yang lebih berat jatuh terlebih dahulu dan menimbulkan segregasi.

IV.4.4 Pembongkaran Bekisting dan Perawatan

  Pembongkaran bekisting dilakukan 8 jam setelah pengecoran selesai. Pipa-pipa penopang bekisting dilepas sehingga otomatis bekisting terlepas dari beton. Bekisting kemudian dipindahkan oleh tower crane.

  Perawatan beton menggunakan bahan liquid membrane forming coumpounds yang disiramkan pada permukaan kolom setelah bekisting dilepaskan untuk mencegah penguapan sampai beton berusia 28 hari.

IV.5 Pekerjaan Struktur Balok, Kolom dan Pelat Lantai

IV.5.1 Pembesian

  Tulangan yang telah dipabrikasi akan dirakit oleh pekerja untuk menjadi tulangan bagi kolom, balok, dan pelat. Perakitan tulangan untuk kolom dan balok sebagian besar dilakukan di tempat pabrikasi, sedangkan sisanya terutama pembesian pelat lantai basement dilakukan langsung di tempat tulangan akan dipasang. Untuk lantai 1 ke atas, penulangan pelat lantai menggunakan wiremesh.

  Perakitan tulangan dilakukan secara manual dengan merangkai tulangan utama dengan tulangan bagi. Kedua tulangan tersebut dikaitkan dengan menggunakan kawat besi. Perakitan tulangan dilakukan per segmen, yang selanjutnya disambung dengan segmen lainnya, sesuai dengan gambar konstruksi. Salah satu bagian ujung segmen yang akan disambung harus dibengkokkan terlebih dahulu (necking), agar terjadi overlap dengan bagian ujung segmen yang lain. Selanjutnya, overlap kedua segmen ini akan dihubungkan dengan kawat besi, untuk menjadi satuan yang utuh.

  Pada lantai 1 dan lantai-lantai diatasnya, pekerja memotong wiremesh sesuai dengan spesifikasi dan luas area, serta panjang sambungan yang diperlukan.

  Pekerja kemudian menghamparkan wiremesh di lokasi dan mengikatnya dengan hamparan tulangan yang lain menggunakan kawat baja.

  Untuk menjaga tulangan pada tempatnya dan jarak selimut beton sesuai rencana, dipasang beton decking. Beton deckingtahu beton berfungsi untuk menopang tulangan sehingga tulangan tidak melendut dan mengurangi tebal selimut beton. Pada pelat lantai, digunakan cakar ayam, yaitu tulangan ulir yang dibengkokan dan dipasang diantara tulangan atas dan bawah yang berfungsi menjaga ketebalan pelat lantai sesuai rencana. Pemasangan cakar ayam dilakukan dengan alat las.

  Sumber: Dok umen Pribadi

  Gambar IV.16 Penghamparan Wiremesh

  Sumber: Dok umen Pribadi

  Gambar IV.17 Pemasangan Cakar Ayam

  Sumber: Dok umen Pribadi

  Gambar IV.18 Memasang Tulangan dengan Kawat Baja

  Sumber: Dok umen Pribadi

  Gambar IV.19 Memasang Beton decking

IV.5.2 Pemasangan Bekisting

  Setelah tulangan dipasang pada elemen struktur, bekisting dipasang dengan jarak tertentu (sebesar selimut beton) sesuai dengan gambar konstruksi. Pemasangan bekisting dibedakan ke dalam:

  a. Kolom Bekisting kolom yang digunakan adalah bekisting baja yang dapat dipergunakan berulang kali. Pemasangan bekisting kolom dilakukan

  oleh pekerja spesialisasi bekisting baja. Bekisting kolom terdiri dari 4 bagian, yang dapat diatur dimensinya sesuai dengan ukuran kolom yang direncanakan. Tiap 2 bagian bekisting didirikan dengan bantuan tower crane, lalu disatukan dengan baut di salah satu sudutnya. Bagian dalam bekisting tersebut dilumuri dengan menggunakan minyak bekisting untuk memudahkan dalam pelepasan bekisting setelah kolom dicor. Kedua pasang bagian bekisting yang telah disatukan diangkat dengan tower crane menuju kolom yang akan dicor. Masing-masing bagian bekisting dihadapkan pada sisi-sisi kolom yang sejajar. Kemudian kedua pasang bagian tersebut disatukan kembali dengan baut, sesuai dengan ukuran kolom tersebut.

  Sumber: Dok umen Pribadi

  Gambar IV.20 Pekerja Memasang Bekisting untuk Pelat Lantai

  b. Balok Pada balok lantai, bekisting yang digunakan adalah bekisting multiplex yang telah dipabrikasi sesuai dengan ukuran balok, kemudian diangkut dengan menggunakan tower crane menuju balok tersebut. Bekisting tersebut dirangkai sesuai dengan dimensi balok kemudian ditopang menggunakan pipa-pipa besi. Bekisting multiplex yang telah digunakan dapat dipergunakan kembali sebanyak 3-4 kali.

  c. Pelat Pemasangan bekisting untuk pelat diawali dengan memasang perancah, disusul dengan pemasangan kayu sebagai alaspenahan bagi multiplex. Setelah multiplex dipasang, surveyor kemudian akan melakukan pengukuran menggunakan theodolith untuk memastikan pelat rata dan sesuai elevasi yang direncanakan. Pengukuran dilakukan pada setiap segmen untuk memastikan elevasi yang rata. Jika elevasi tidak sesuai, maka pekerja akan menyesuaikan tinggi dengan memukul U-Head yang berfungsi sebagai ulir dalam mengatur elevasi scaffolding.

  Sumber: Dok umen Pribadi

  Gambar IV.21 Perancah yang S udah Disusun

  Sumber: Dok umen Pribadi

  Gambar IV.22 Kayu S iap Disusun untuk Menopang Multiplex

  Sumber: Dok umen Pribadi

  Gambar IV.23 Pekerja Memegang Mistar untuk Keperluan Pengukuran dengan Theodolith

  Sumber: Dok umen Pribadi

  Gambar IV.24 Menentukan Elevasi dengan Theodolith

  Sumber: Dok umen Pribadi

  Gambar IV.25 Pekerja Memasang Bekisting untuk Pelat Lantai

IV.5.3 Pengecoran Kolom, Balok, dan Pelat

  Sebelum pengecoran dilakukan, terlebih dahulu lokasi pengecoran harus dibersihkan dari kotoran. Pembersihan dilakukan dengan compressor maupun manual oleh pekerja dengan memungutinya.

  Sumber: Dok umen Pribadi

  Gambar IV.26 Pembersihan Lokasi dengan Compressor

  a. Pengecoran kolom Pengecoran menggunakan beton ready mix yang menggunakan bucket dan pipa tremie. Beton dari truk ready mix dialirkan ke bucket melalui corong pada truk. Bucket yang telah terisi penuh dengan beton diangkat dan diarahkan dengan tower crane menuju kolom yang akan dicor. Selanjutnya, operator akan menyesuaikan posisi pipa tremie agar beton dapat dialirkan dengan tepat di kolom. Penuangan beton harus dilakukan sedekat-dekatnya dengan maksimum tinggi jatuh 1.5 m. Penuangan dengan tinggi jatuh lebih dari 1.5 m akan menyebabkan bahan-bahan yang lebih berat jatuh terlebih dahulu dan menimbulkan segregasi. Ketika beton dialirkan, pekerja meratakan beton dengan menggunakan vibrator.

  b. Pengecoran Balok dan Pelat Beton ready mix yang didatangkan dialirkan dengan menggunakan bucket dengan bantuan tower crane serta atau menggunakan pipa menggunakan bantuan concrete pump. Digunakan vibrator untuk meratakan beton yang telah dialirkan. Penggunaan vibrator tidak boleh terlalu lama untuk menghindari terjadinya bleeding. Biasanya penggunaan vibrator tidak lebih dari 30 detik.

  Sumber: Dok umen Pribadi

  Gambar IV.27 Pengecoran pelat dengan Bucket Cor

  Sumber: Dokumen Pribadi

  Gambar IV.28 Pengecoran Pelat dengan Concrete Pump dan Pipa

IV.5.4 Pembongkaran Bekisting dan Perawatan Beton

  a. Kolom

  Pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah 6 jam.

  Pembongkaran dilakukan dengan melepas balok penopang lalu melepaskan baut-baut. Pembongkaran bekisting dilakukan dengan bantuan tower crane, setelah bekisting berhasil dilepas tower crane memindahkan bekisting ke tempat menyimpan sementara atau ke lokasi kolom lain yang akan dipasang bekisting. Perawatan beton menggunakan bahan liquid membrane forming coumpounds yang disiramkan pada permukaan kolom setelah bekisting dilepaskan untuk mencegah penguapan sampai beton berusia 28 hari.

  b. Balok dan Pelat Pada sisi tepi balok, bekisting dapat dibongkar setelah umur minimal 3 hari dan pada sisi bawah bisa dibongkar setelah 14 hari. Sedangkan b. Balok dan Pelat Pada sisi tepi balok, bekisting dapat dibongkar setelah umur minimal 3 hari dan pada sisi bawah bisa dibongkar setelah 14 hari. Sedangkan

  Sumber: Dokumen Pribadi

  Gambar IV.29 Penopangan terhadap Elemen S truktur

  Setelah bekisting dilepas, masih dilakukan penopangan terhadap elemen- elemen struktur hingga beton berumur 28 hari.

IV.6 Quality Control

  Pengendalian mutu bahan mengacu pada peraturan-peraturan yang berlaku, diantaranya:

  1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI- 03-2897-2002

  2. Baja Tulangan Beton, SNI 07-2052-2002

  3. Tata Cara Perencanaan Bangunan Baja untuk Gedung SNI 1729-1989- FTTCPBB 1987

  4. SII, PBI, PPBBI, PKKI, PUIL (General Building Standards Facilities)

  5. American Concrete Institute (ACI)

  6. American Standard for Testing Material (ASTM)

  Pengendalian mutu bahan dilakukan dengan melakukan pengujian. Beton ready mix yang tiba di lapangan akan diuji menggunakan kerucut abrams untuk mendapatkan nilai slump. Beton yang tidak layak tidak diizinkan untuk digunakan. Beton juga akan diambil sampel untuk dicetak dalam cetakan silinder dan persegi untuk pengujian kekuatan di laboratorium. Pengambilan sampel dilakukan secara acak, sebanyak 3 kali dari setiap 10 truck beton.

  Pemeriksaan tulangan dilakukan secara visual dan menggunakan jangka sorong untuk mengetahui diameter serta luas efektif. Pengujian kuat tarik dilakukan

  pada beberapa sampel tulangan. Pengujian beton dan baja dilakukan di laboratorium struktur.

  Pengendalian mutu pekerjaan dilakukan dengan pengwasan selama pekerjaan berlangsung. Beberapa hal-hal yang selalu diperhatikan antara lain, ketepatan cara penggunaan vibrator saat pengecoran, kebersihan lokasi pengecoran, kerataan permukaan, serta pengecekan tulangan.

  Sumber: Dok umen Pribadi

  Gambar IV.30 Slump Test

  Sumber: Dok umen Pribadi

  Gambar IV.31 Pembuatan Benda Uji Beton

  Sumber: Dok umen Pribadi

  Gambar IV.32 Pengukuran Jarak Antar Tulangan

  Sumber: Dokumen Pribadi

  Gambar IV.33 Pengawasan Pekerjaan di Lapangan

IV.7 Kesehatan, Keamanan Kerja, dan Lingkungan (K3L)

  PT. Wika Bangunan Gedung berkomitmen terhadap kesehatan, keamanan kerja dan lingkungan dengan menerapkan hal-hal berikut:

  1. Pemantauan penggunaan Alat Pengaman Diri (APD), bagi setiap orang yang memasuki lingkungan proyek termasuk tamu dan pekerja, meliputi helm, sepatu bot dan rompi.

  2. Pemantauan kedisipilinan bekerja, pekerja tidak diizinkan merokok selama bekerja untuk menghindari kelalaian akibat terpecahnya konsentrasi.

  3. Pembuatan safety plan, berupa prosedur preventif dan reaktif. Preventif meliputi identifikasi wilayah atau titik berbahaya dan pencegahannya dengan pemasangan alat pengaman maupun plang peringatan. Reaktif meliputi penangananpenyelamatan yang harus dilakukan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan misalnya, kebakaran, kecelakaan, maupun bencana alam. Sehingga dampak dari kejadian-kejadian tersebut dapat dikurangi.

  4. Pembuatan security plan, meliputi prosedur keluar masuk bahan dan alat berat, serta prosedur komunikasi di lapangan.

  5. Pengaturan kerapihan alat dan material serta pengaturan pembuangan sampah organic dan anorganik.

  6. Safety morning talk yang diadakan 2 minggu sekali.

  Tujuan yang ingin dicapai yakni zero accidents, keamanan alat dan bahan, serta dampak lingkungan yang minimal.

  Sumber: Dok umen PT. Wik a Bangunan Gedung

  Gambar IV.34 Safety Morning Talk

  Sumber: Dok umen PT. Wik a Bangunan Gedung

  Gambar IV.35 Papan K3L

BAB V ASPEK MANAJEMEN PROYEK

V.1 Organisasi Proyek

  Pembangunan Apartemen Dago Suites Bandung melibatkan empat pihak, yaitu owner, konsultan perencanaan, konsultan pengawas, dan kontraktor pelaksana. Yang bertindak sebagai owner adalah PT. Bandung Artha Mas, sedangkan konsultan perencanaan dibagi menjadi tiga pihak, yaitu PT. Ketira Engineering Consultants sebagai perencana struktur, PT. Bina Enarcon Engineering sebagai perencana arsitektur, dan PT. Metakom Pranata sebagai perencana mechanicalelectrical. Konsultan pengawasan berasal dari in-house PT. Bandung Artha Mas sendiri, dan PT. Wika Bangunan Gedung bertindak sebagai kontraktor pelaksana.

  Berikut ini adalah struktur umum dari bagan kerjasama keempat pihak tersebut:

  Pemilik Proyek

  PT. Bandung Artha Mas

  Konsultan Perencana

  Struktur

  Engineering Pengawas

  PT. Ketira Engineering

  (verifikasi)

  Consultants

  Konsultan Pengawas

  Kontraktor

  Arsitek

  PT. Bandung Artha Mas

  PT. Wika Bangunan Gedung

  PT. Bina Enarcon Engineering

  Sub Kontraktor

  Garis Koordinasi Garis Instruksi

  Sumber: Dok umen Pribadi

  Gambar V.1 Bagan Kerja S ama Pihak yang Terlibat Dalam Proyek

V.2 Owner

  Owner adalah seorang atau badan usaha pemerintahswasta ataupun pihak tertentu yang mempunyai gagasan, dana, dan menghendaki suatu pekerjaan Owner adalah seorang atau badan usaha pemerintahswasta ataupun pihak tertentu yang mempunyai gagasan, dana, dan menghendaki suatu pekerjaan

  1. Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek

  2. Memproses tagihan dan membayar biaya pelaksanaan sesuai dengan yang tertera pada kontrak.

  3. Memberikan tugas kepada kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan proyek.

  4. Membantu kontraktor untuk mendapat rekomendasi izin yang diperlukan.

  5. Membantu kontraktor untuk berkoordinasi antar berbagai pihak yang terlibat dalam konstruksi.

  6. Meminta pertanggungjawaban kepada konsultan pengawas.

  Sedangkan hak yang diperoleh oleh owner adalah sebagai berikut:

  1. Membuat Surat Perintah Kerja (SPK)

  2. Memperoleh hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis desain yang telah disetujui

  3. Menolak hasil pekerjaan yg diserahkan kontraktor apabila tidak sesuai dengan spesifikasi teknis dokumen penawaran

  4. Menerima as built drawing saat serah terima pekerjaan

  5. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan

  6. Meminta pertanggungjawaban kepada kontraktor atas hasil pekerjaan konstruksi

  7. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak kontraktor yang tidak dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan isi surat perjanjian kontrak

V.3 Konsultan

  Pihak konsultan dalam proyek ini dibedakan menjadi konsultan perencana dan konsultan pengawas. Konsultan perencana adalah pihak yang dipilih oleh owner untuk membantu desain konstruksi sampai dengan menghitung volume kebutuhan yang tertuang dalam BoQ (Bill of Quantity). Adapun kewajiban dari konsultan perencana adalah :

  1. Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan owner

  2. Membuat gambar kerja pelaksanaan

  3. Membuat rencana kerja dan syarat-syarat pelaksanaan konstruksi (RKS) sebagai pedoman pelaksanaan

  4. Membuat rencana anggaran biaya konstruksi

  5. Memproyeksikan keinginan atau ide owner ke dalam desain

  6. Melakukan perubahan desain jika terjadi penyimpangan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

  7. Bertanggung jawab atas desain dan perhitungan struktur jika terjadi kegagalan konstruksi

  Sedangan untuk hak dari konsultan perencana adalah:

  1. Mempertahankan desain jika terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan konstruksi yang tidak sesuai dengan rencana

  2. Menentukan warna dan jenis material yang akan digunakan dalam pelaksanaan konstruksi

  Konsultan pengawas adalah pihak yang bertanggung jawab mengawasi pekerjaan konstruksi yang dilakukan oleh kontraktor agar sesuai dengan desain yang ditetapkan. Pada proyek ini, konsultan pengawas berasal dari in-house PT. Bandung Artha Mas sendiri. Adapun kewajiban dari konsultan pengawas adalah:

  1. Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak kerja

  2. Melaksanakan pengawasan secara rutin selama masa pelaksanaan konstruksi

  3. Membuat laporan progres pekerjaan kepada owner

  4. Memberikan saran atau pertimbangan kepada owner maupun kontraktor dalam pelaksanaan konstruksi

  5. Mengoreksi dan menyetujui shop drawing yang diajukan kontraktor sebagai pedoman pelaksanaan konstruksi

  6. Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merek material yang diusulkan oleh kontraktor

  Selain itu, hak dari konsultan pengawas sebagai berikut:

  1. Menegur pihak kontraktor jika terjadi penyimpangan terhadap kontrak kerja

  2. Menghentikan pelaksanaan

  pekerjaan jika kontraktor tidak

  memperhatikan peringatan yang diberikan

  3. Memberikan tanggapan atas usul pihak kontraktor

  4. Memeriksa shop drawing dari kontraktor

  5. Melakukan perubahan dengan membuat berita acara perubahan (site instruction)

V.4 Kontraktor

  Kontraktor adalah pihak yang dipilih oleh owner untuk membangun konstruksi sesuai dengan ketentuan dalam dokumen kontrak dan bertanggung jawab akan pelaksanaannya agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kewajiban yang harus dikerjakan oleh PT. Wika Bangunan Gedung selaku kontraktor adalah sebagai berikut:

  1. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan spesifikasi yang telah direncanakan dan ditetapkan dalam kontrak perjanjian pemborongan

  2. Memberikan laporan progress proyek yang meliputi laporan harian, mingguan, serta bulanan kepada owner

  3. Menyediakan tenaga kerja, bahan material, peralatan, dan alat pendukung lain yang digunakan mengacu dari spesifikasi dan gambar yang telah ditentukan dengan memperhatikan waktu, biaya, kualitas, dan keamanan pekerjaan

  4. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati

  5. Melindungi semua peralatan dan bahan dari kehilangan dan kerusakan sampai pada penyerahan pekerjaan

  6. Menjamin keselamatan dan keamanan pekerja di lapangan

  Sedangkan hak yang didapatkan kontraktor adalah:

  1. Mendapat kepastian pekerjaan konstruksi dari owner

  2. Mendapat kepastian pembayaran setelah pelaksanaan konstruksi sesuai dengan kontrak

  3. Mendapat jaminan asuransi untuk tenaga kerja yang melaksanakan konstruksi

  Berikut ini adalah struktur organisasi pihak kontraktor proyek:

  Manajer Group

  Bobby Parluhutan

  Manajer Proyek Manajer Proyek

  Eky Novritama Eky Novritama

  Safety, Health, Environment

  Sutardi Yanto

  Site Engineer

  Kasie Keuangan

  Pelaksana Utama

  Teddy Eka Putra

  ADM

  Dwinanda Ys

  Engineering

  Keungan

  Pelaksana Struktur

  AMIRULLAH CHOIRIL

  Akutansi

  Dalimo

  Trihadi Purnomo

  Gunawan

  Pelaksana Besi (TBA)

  Slamet Ali Muaziz

  Personalia

  Pelaksana MEPStoring

  Umum

  M. Arifin

  Komersial

  Marsya Mustikasari

  Ali Barkah

  TEDDY EKA PUTRA

  Amirul Mukminin

  QS (TBA)

  Gudang ADM

  SAMANGUN

  Quality Assurance

  Administrasi (TBA)

  DWINANDA YS

  QS (TBA)

  Rumah Tangga

  DANLAT

  Mirza

  Teddy Eka Putra Abdurrahman Abbas

  Yusnita Putri

  Driver

  Zarkasih

  Keamanan Humas

  Asep

  Sumber: Dok umen PT. Wik a Bangunan Gedung

  Gambar 5.1 S truktur Organisasi Kontraktor

V.5 Ruang Lingkup Pekerjaan