perencanaan kontruksi 1 teknik mesin
TUGAS PERENCANAAN
KONTRUKSI MESIN I
Dwie Rhamadhanie
112110035
Teknik Mesin
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
SERPONG
2014
TEORI DASAR
2.1. Sistem Lift Electric.
Peralatan dan bagian - bagian utama dalam sebuah instalasi lift terdiri dari kabin, tali,
mesin lift, bobot imbang, peralatan kontrol, lorongan, rel penuntun, kamar untuk mesin (motor),
dan ruang bawah untuk penyangga (buffer). Untuk instalasi khusus akan ada sedikit perubahan
sesuai dengan kegunaannya. Perlengkapan keselamatan dan kenyamanan pada kabin adalah hal
yang paling penting terutama untuk lift barang.
Pemberian energi listrik pada lift harus berasal dari cabang tersendiri, mulai dari pemutus
hubung bagi utama atau dari panel utama dengan diberi tanda yang jelas dan terang. Motor
listrik yang digunakan adalah motor listrik 3 phasa 50 Hz.
2.2. Klasifkasi Lift
Secara garis besar, lift dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
Lift penumpang.
Lift barang.
Dump Waiter.
Ketiga lift ini dapat dioperasikan dengan menggunakan tali ataupun hidrolik sesuai dengan
kebutuhannya. Pada umumnya lift hidrolik digunakan untuk transportasi barang - barang berat
atau penumpang dengan jarak yang pendek
PERENCANAAN ELEVATOR
3.1. Diagram Alir
PERENCANAAN ELEVATOR
3.2. Mekanisme Kerja Elevator
Gambar 3.1. Sketsa elevator traksi/bertali
Hal ini untuk mengurangi beban kerja mesin traksi, karena pada saat kabin diisi dengan beban
maksimum, maka mesin traksi hanya berupaya untuk mengangkat atau menaikkan setengah
dari beban maksimumnya. Sebaliknya, jika kabin sedang kosong maka mesin traksi hanya
berupaya mengangkat atau menaikkan setengah dari beban maksimum yang berlebih pada
counterweight. Kabin elevator tergantung diruang luncur oleh beberapa steel hoist ropes,
biasanya menggunakan dua buah puli katrol, dan sebuah bobot pengimbang (counterweight).
Bobot kabin dan counterweight menghasilkan traksi yang memadai antara puli katrol dan hoist
ropes sehingga puli katrol dapat menggenggam hoist ropes dan bergerak serta menahan kabin
tanpa slip berlebihan. Kabin dan counterweight bergerak sepanjang rel yang vertikal agar
mereka tidak berayun-ayun.
Gambar 3.2. Bagian-bagian dari elevator traksi/bertali
PERHITUNGAN
Data Yang Digunakan
Direncanakan sebuah lift barang untuk kendaraan dengan data - data sebagai berikut :
Kapasitas angkut
: 1 unit kendaraan
Berat maksimum kendaraan (Q)
: 3000 (Kg/unit) = 30000 (N/unit)
Kecepatan angkat
: 1,5 m/s
Jumlah lantai
: 3 lantai
Percepatan atau perlambatan max [5]
: 1,15 m/s2 ........... (Ref.1, hal.360)
Diameter drum dari mesin tarik
: 1000 mm
Luas lantai (F)
: 5 (m) x 2,2 (m) = 11 (m2)
Luas area kendaraan
: 4.585 mm x 1.775 mm
Tinggi kabin
: 2500 mm
Panjang kabin
: 5000 mm
Lebar kabin
: 2200 mm
Jumlah tali kawat baja pulley
: 4 kawat baja
Jumlah lantai
: 3 lantai
Tinggi tiap lantai
: 3500 mm
Tebal lantai
: 500 mm
Jarak puncak
: 2500 mm
Tempat mesin
: 3000 mm
Tempat buffer
: 2500 mm
Jarak pondasi
: 500 mm
Tinggi pemakaian lift
: h = (3500 mm x 3) + (500 mm x 3) = 12000 mm = 12 m
Konstruksi kawat baja
Gambar 3.3. Kopling flens poros motor – poros motor
Gambar 3.4 Nama bagian-bagian roda gigi cacing
KONTRUKSI MESIN I
Dwie Rhamadhanie
112110035
Teknik Mesin
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
SERPONG
2014
TEORI DASAR
2.1. Sistem Lift Electric.
Peralatan dan bagian - bagian utama dalam sebuah instalasi lift terdiri dari kabin, tali,
mesin lift, bobot imbang, peralatan kontrol, lorongan, rel penuntun, kamar untuk mesin (motor),
dan ruang bawah untuk penyangga (buffer). Untuk instalasi khusus akan ada sedikit perubahan
sesuai dengan kegunaannya. Perlengkapan keselamatan dan kenyamanan pada kabin adalah hal
yang paling penting terutama untuk lift barang.
Pemberian energi listrik pada lift harus berasal dari cabang tersendiri, mulai dari pemutus
hubung bagi utama atau dari panel utama dengan diberi tanda yang jelas dan terang. Motor
listrik yang digunakan adalah motor listrik 3 phasa 50 Hz.
2.2. Klasifkasi Lift
Secara garis besar, lift dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
Lift penumpang.
Lift barang.
Dump Waiter.
Ketiga lift ini dapat dioperasikan dengan menggunakan tali ataupun hidrolik sesuai dengan
kebutuhannya. Pada umumnya lift hidrolik digunakan untuk transportasi barang - barang berat
atau penumpang dengan jarak yang pendek
PERENCANAAN ELEVATOR
3.1. Diagram Alir
PERENCANAAN ELEVATOR
3.2. Mekanisme Kerja Elevator
Gambar 3.1. Sketsa elevator traksi/bertali
Hal ini untuk mengurangi beban kerja mesin traksi, karena pada saat kabin diisi dengan beban
maksimum, maka mesin traksi hanya berupaya untuk mengangkat atau menaikkan setengah
dari beban maksimumnya. Sebaliknya, jika kabin sedang kosong maka mesin traksi hanya
berupaya mengangkat atau menaikkan setengah dari beban maksimum yang berlebih pada
counterweight. Kabin elevator tergantung diruang luncur oleh beberapa steel hoist ropes,
biasanya menggunakan dua buah puli katrol, dan sebuah bobot pengimbang (counterweight).
Bobot kabin dan counterweight menghasilkan traksi yang memadai antara puli katrol dan hoist
ropes sehingga puli katrol dapat menggenggam hoist ropes dan bergerak serta menahan kabin
tanpa slip berlebihan. Kabin dan counterweight bergerak sepanjang rel yang vertikal agar
mereka tidak berayun-ayun.
Gambar 3.2. Bagian-bagian dari elevator traksi/bertali
PERHITUNGAN
Data Yang Digunakan
Direncanakan sebuah lift barang untuk kendaraan dengan data - data sebagai berikut :
Kapasitas angkut
: 1 unit kendaraan
Berat maksimum kendaraan (Q)
: 3000 (Kg/unit) = 30000 (N/unit)
Kecepatan angkat
: 1,5 m/s
Jumlah lantai
: 3 lantai
Percepatan atau perlambatan max [5]
: 1,15 m/s2 ........... (Ref.1, hal.360)
Diameter drum dari mesin tarik
: 1000 mm
Luas lantai (F)
: 5 (m) x 2,2 (m) = 11 (m2)
Luas area kendaraan
: 4.585 mm x 1.775 mm
Tinggi kabin
: 2500 mm
Panjang kabin
: 5000 mm
Lebar kabin
: 2200 mm
Jumlah tali kawat baja pulley
: 4 kawat baja
Jumlah lantai
: 3 lantai
Tinggi tiap lantai
: 3500 mm
Tebal lantai
: 500 mm
Jarak puncak
: 2500 mm
Tempat mesin
: 3000 mm
Tempat buffer
: 2500 mm
Jarak pondasi
: 500 mm
Tinggi pemakaian lift
: h = (3500 mm x 3) + (500 mm x 3) = 12000 mm = 12 m
Konstruksi kawat baja
Gambar 3.3. Kopling flens poros motor – poros motor
Gambar 3.4 Nama bagian-bagian roda gigi cacing